DEC 2014 - JAN 2015 DOUBLE ISSUE
MARKETEER OF THEYEAR 2014 INDONESIA MARKETING CHAMPIONS 2014
IGNASIU JONAN S
INDONESIA RP.80.000,-
DEC 2014 - JAN 2015 DOUBLE ISSUE
cover.indd 1
JAHJA SETIAATMADJA JODJANA JODY HENDRISMAN RAHIM SUDIRMAN MAMAN RUSDI JOHARI ZEIN SEPTIKA NOEGRAHENI AZRUL ANANDA WILLIAM TANUJAYA NURHAYATI SUBAKAT DR. TERAWAN AGUS PUTRANTO JOHNNY ANDREAN STEVANUS RIDWAN RICKY AFRIANTO FRANS KESUMA ADITYAWARMAN BAMBANG TRIWIBOWO AZWAR ANAS
MARKETING IN INDONESIA 2015: PRODUCTIVITY & CREATIVITY
12/2/14 3:29 PM
5
9.4
9.0
8.5
8.1 7.1 6.0
7.8
7.5
6.8 5.9
RESULT (AVERAGE): Brand A 8.5 Brand B
A1 AWARE
A2 APPEAL
A3 ASK
A4 ACT
A5 ADVOCATE
CLARITY OF COMMUNICATION
FAVORABILITY OF BRAND
ACCESIBILITY OF INFORMATION & CHANNEL
SUITABILITY OF OFFERING
QUALITY OF SERVICE
brand tersebut tidak lagi memiliki daya tarik di pasar. Atau, brand tersebut gagal menonjolkan diferensiasi unik dibandingkan kebanyakan brand lain di pasaran. Atau juga, justru keunikan yang dimiliki tidak cocok untuk pasar yang hendak dituju. Dengan demikian, permasalahan biasanya berakar pada Positioning – Differentiation – Brand (PDB) dari merek tersebut. Bisa jadi PDB yang dimiliki tidak cukup menarik untuk menjadi target pasar. Perlu diingat di sini bahwa pasar bersifat dinamis. Untuk itu, pemasar harus selalu meninjau ulang apakah PDB yang dimiliki masih memiliki daya tarik untuk target pasar yang hendak dituju. ACCESSIBILITY OF INFORMATION & CHANNEL Pemasar perlu menyadari adanya permasalahan bila banyak konsumen yang sudah tertarik pada suatu brand, namun tidak berupaya bertanya atau mencari informasi lebih lanjut. Dalam dunia praktis, konsumen terkadang menemukan brand yang cukup menarik tetapi bingung ketika hendak mendapatkan informasi lebih lanjut. Maka tidak heran, banyak konsumen yang sudah tertarik namun justru membeli brand lain. 116
6.7
// SPECIAL EDITION // THE-MARKETEERS.COM
Untuk mengatasi permasalahan ini, pemasar perlu memperbaiki tiga unsur, yaitu promotion, place, dan pendekatan penjualan. Fokus utama pada akses informasi karena pada tahap inilah konsumen mulai menimbang secara serius pemilihan terhadap suatu brand. Percuma saja bila konsumen sudah sangat tertarik, namun ternyata tidak dapat menemukan informasi atau saluran penjualan yang mudah dihubungi. SUITABILITY OF OFFERING Permasalahan yang ada pada tahapan ini adalah ketika konsumen telah mendapatkan informasi yang telah mencukupi. Namun pada keputusan akhir pembelian, konsumen justru memilih brand lain. Padahal mungkin sebelumnya konsumen telah menetapkan pemilihan. Biasanya permasalahan ada pada perbandingan ene dan harga yang ditawarkan. Perlu diingat di sini bahwa dalam melakukan pembelian, konsumen mempertimbangkan value yang didapat. Berapa besar ene yang diterima dan berapa besar cost yang dikeluarkan dalam proses pembelian. ene tidak selalu secara fungsional, tetapi juga pengaruh pada sisi emosional konsumen. Demikian juga dengan
AHA OK
cost yang tidak selalu terpaku pada jumlah uang yang dikeluarkan, tetapi juga semua pengorbanan dari konsumen. Untuk memperbaiki ini, pemasar sebaiknya memperbaiki value dari penawaran kepada konsumen. Ada dua hal yang terkait, yaitu produk yang bebas dari cacat produksi dan harga yang ditawarkan. Sedapat mungkin pemasar perlu memberikan kesan bahwa konsumen tidak akan menyesal setelah melakukan pembelian. QUALITY OF SERVICE Rasanya banyak sekali pemasar yang bingung pada tahap terakhir ini. Ini adalah masa banyak konsumen yang melakukan pembelian, tapi sangat sedikit yang merekomendasikan pilihannya pada komunitas. Dalam kondisi ini biasanya ada ‘ganjalan’ ketika berinteraksi dengan pemasar sehingga mereka tidak berani memberikan rekomendasi. Bahkan dalam beberapa kasus, konsumen seakan ‘terpaksa’ membeli suatu produk karena tidak ada pilihan lain yang lebih baik. Untuk memperbaiki tingkat advokasi, pemasar perlu memfokuskan diri untuk memperbaiki sisi proses dan pelayanan
kepada konsumen. Ada banyak sekali pemasar yang memiliki produk yang sangat unggul dibandingkan pesaing, tetapi masih kedodoran dalam penyampaiannya. Contohnya seperti antrian yang panjang atau mungkin kewalahan melayani permintaan sehingga tidak dapat memberi pelayanan maksimal. Keberhasilan dalam memperbaiki tahapan akhir ini akan mendorong tingkat advokasi dari seorang konsumen.
WOW CREATIVITY CHAMPIONS
Merealisasikan ide kreatif memang tidak mudah. Ada saja tantangan besar yang dihadapi pemasar dalam realitasnya. Namun bila dilakukan dengan baik, manuver dari pemasar dapat menjadi gebrakan besar dalam industri. Pada bagian ini, kita akan ‘mengintip’ sedikit manuver 18 Marketeer Champions dalam membuat gebrakan kreatif dalam industrinya masing-masing. Semoga dapat menjadi inspirasi bagi kita semua. COMMERCIAL BANKING Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Tidak dapat dipungkiri lagi, PT Bank Central Asia Tbk atau BCA adalah salah satu pemain besar dalam industri perbankan nasional. Rasanya hampir semua masyarakat urban mengakui reputasi besar BCA terutama dari segi layanan. Hal ini menjadi modal utama transformasi bisnis BCA dari pemain besar menjadi perusahaan n n i e i e yang terintegrasi. Namun, menjadi besar tidak membuat Jahja Setiaatmadja puas begitu saja. Buktinya,ia terus mendorong BCA untuk terus melakukan inovasi. Hal ini dapat dilihat dari upaya BCA dalam ‘melahirkan’ produk baru secara konsisten. Selama beberapa tahun belakangan BCA pun berupaya memperbaiki akses layanan informasi dan channel. Di dunia online, BCA terus memperkokoh layanan informasi pada situs web dan klikbca. Sedangkan di dunia offline BCA menambah jumlah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan cabang yang kini berjumlah lebih dari 1.000 di berbagai lokasi strategis. Dengan upaya itu, tidak heran bila BCA telah berhasil menjadi bank dengan
A3
ASK
WOW
A4
ACT
WOW
A5
ADVOCATE
tingkat pertumbuhan kinerja dan kapitalisasi pasar tertinggi pada tahun ini.
A1
AWARE
A2
APPEAL
A3
ASK
A4
ACT
A5
ADVOCATE
CLARITY OF COMMUNICATION
FAVORABILITY OF BRAND
ACCESSIBILITY OF INFORMATION & CHANNEL
SUITABILITY OF OFFERING
QUALITY OF SERVICE
WOW AHA WOW
MULTI FINANCE Jodjana Jody Chief Executive Officer Astra Credit Companies (ACC) Merek yang satu ini sudah banyak dikenal masyarakat terutama karena reputasi pelayanannya. Selain itu, Astra Credit Companies atau ACC dikenal sebagai perusahaan yang selalu berinovasi dalam menawarkan paket pembiayaan enarik an eksibel sesuai engan kebutuhan dan kemampuan pelanggan. Agar dapat lebih mudah dijangkau konsumen, ACC pun telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 7.500 diler. Dalam menjalankan kegiatan operasional, ACC selalu berupaya mewujudkan misi “To Promote Credit for a Better Living”. Dengan demikian, Jodjana Jody selalu mendorong seluruh staf ACC untuk benar-benar peduli pada pelanggan. ACC selalu berupaya meningkatkan pelayanan yang cepat dan eksibel sesuai engan kon isi pelanggan. Namun di sisi lain, ACC pun tidak segan untuk menolak permintaan nasabah yang diperkirakan akan sulit disanggupinya. Bukan dengan maksud buruk, tetapi justru sebagai sikap peduli pada pelanggan. Jangan sampai program kredit justru menjadi beban besar pada kehidupan pelanggannya.
A1 A2
AWARE
CLARITY OF COMMUNICATION
APPEAL
FAVORABILITY OF BRAND
AHA
ACCESSIBILITY OF INFORMATION & CHANNEL
SUITABILITY OF OFFERING
QUALITY OF SERVICE
AHA WOW WOW
INSURANCE Hendrisman Rahim Presiden Direktur PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Sebelumnya kita telah mengetahui bahwa PT Asuransi Jiwasraya (Persero) memiliki kondisi keuangan yang sangat tidak sehat, sampai-sampai pernah memiliki hutang sebesar Rp 6 trilliun. Namun berkat kegigihan Hendrisman Rahim, Jiwasraya secara bertahap bisa memperbaiki kinerja perusahaan sampai akhirnya berhasil melunasi seluruh hutangnya. Marketing Champion yang satu ini adalah bukti nyata bagaimana seorang pemasar dapat meningkatkan efektivitas sekaligus melakukan berbagai langkah efisiensi. Dalam upaya perbaikan kinerja, Jiwasraya telah berhasil melakukan kolaborasi dengan berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Selain itu, dia juga melakukan skema reasuransi hingga ke Amerika Serikat. Untuk meningkatkan citra, Jiwasraya pun melakukan co-branding dengan Manchester City. Memang Jiwasraya masih melakukan pembenahan di berbagai aspek. Tapi kegigihan perusahaan ini dalam melakukan transformasi bisnis layak diacungi jempol.
A1
AWARE
A2
APPEAL
A3
ASK
A4
ACT
A5
ADVOCATE
CLARITY OF COMMUNICATION
FAVORABILITY OF BRAND
ACCESSIBILITY OF INFORMATION & CHANNEL
SUITABILITY OF OFFERING
QUALITY OF SERVICE
AHA AHA AHA AHA AHA
WOW
THE-MARKETEERS.COM // SPECIAL EDITION //
117
ANIFESTO ANIFESTO
MENAKAR EFEKTIVITAS TOKO ONLINE UNTUKPRODUK OTOMOTIF
Oleh Melati Arum Ekasari, Program Development Consultant MarkPlus Institute
Tren belanja online semakin besar. Ada tiga faktor utama orang melakukan belanja online, yakni willingness to spend, flexiblity, dan availability. Namun, efektifkah model ini untuk produk otomotif?
THE-MARKETEERS.COM // SPECIAL EDITION //
139
ANIFESTO ANIFESTO Pernahkah Anda berbelanja online? Ketika pertanyaan ini diajukan kepada masyarakat Indonesia lima tahun yang lalu, hanya sekitar 3% yang menjawab pernah. Namun, pada tahun 2013, angka itu naik mencapai 23%. Pada tahun ini, diprediksi akan terjadi peningkatan penjualan e-commerce hingga mencapai 40%. Peningkatan transaksi melalui online ini tentunya didukung oleh peningkatan jumlah pengguna Internet di Indonesia. Pada tahun lalu, tercatat ada 74,6 juta pengguna Internet di Indonesia dan diprediksi akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2017. Orang semakin mudah terekspos dengan Internet kapan pun dan di mana pun berkat ponsel pintar yang 24 jam terhubung dengan Internet. Selain itu, semakin membanjirnya toko online yang beredar di Indonesia serta banyaknya penawaran yang diberikan mampu menarik minat masyarakat yang tadinya cukup skeptis untuk berbelanja online menjadi tergiur untuk mencoba.
“Oleh karena itu, penggunaan media online masih kurang tepat jika ditujukan untuk melakukan transaksi jual beli kendaraan,” Daya tarik utamanya terletak pada harga yang ditawarkan karena jauh lebih murah keti bang e beli i toko fisik, ita bah lagi dengan seringnya diskon. Selain itu, di tengah kesibukan masyarakat dalam beraktivitas, mereka tidak perlu meluangkan waktu untuk pergi ke lokasi tertentu untuk berbelanja. Cukup membuka situs toko online atau melalui aplikasi di ponsel pintar mereka. Namun, membeli barang secara online memiliki banyak risiko. Salah satunya adalah ketika ada pemilik toko yang ‘nakal’ atau ketika barang yang telah sampai ternyata tidak sesuai ekspektasi. Oleh karena itu, konsumen yang melakukan transaksi online umumnya didorong oleh tiga faktor, yaitu i in ne o en fle i i serta availability. Willingness to spend Dari survei yang dilaksanakan oleh MarkPlus Insight, rata-rata orang yang
140
berbelanja online mengeluarkan uang Rp 200.000 per transaksi. Dengan kata lain, keinginan untuk bertransaksi online bisa muncul jika ada iklan dari toko online yang menjual barang-barang dengan harga di bawah Rp 200.000.Yang tadinya tidak tertarik untuk membeli secara online, bisa iseng bertransaksi ketika melihat ada barang yang murah dan lucu. Oleh karena itu, mayoritas pembelian online umumnya terjadi untuk produk fesyen serta aksesori. Flexibility Pada zaman dulu, ketika orang hendak membeli tiket untuk melakukan perjalanan atau memesan hotel, orang selalu harus berhubungan langsung dengan penyedia jasa transportasi atau hotel yang bersangkutan. Terbatasnya kesempatan untuk berkomunikasi maupun bertatap muka membuat proses perencanaan perjalanan en a i kurang eksibel. Sekarang, dengan bertebarannya situs untuk melakukan pemesanan tiket maupun hotel secara online, proses perencanaan per alanan en a i eksibel. Saat ini, sebelum membeli, orang sudah tahu kapan saja jadwal penerbangan yang tersedia, ketersediaan ruang untuk tiap hotel di seluruh dunia, total biaya yang harus dibayar, an sebagain a. ahkan, engan eksibel mereka dengan gampang mengubah rencana perjalanan dengan mudah tanpa harus bolakbalik mengontak customer service penyedia jasa bersangkutan. Availability Salah satu alasan kuat melakukan pembelian secara online adalah barang yang dicari tidak tersedia di toko terdekat atau bahkan di negara tempat pembeli tersebut berada. Mau tidak mau dalam kasus ini, orang harus memesannya langsung ke pihak yang memiliki akses terhadap barang-barang tersebut. Misalnya, membeli satu judul buku tertentu, hardware atau software yang tidak dijual di Indonesia, atau obat yang tidak dijual di jaringan apotek Indonesia. Bagaimana untuk produk otomotif? Saat ini, walaupun sudah banyak pihak yang menjual mobil atau motor secara online, transaksi baru akan terjadi ketika penjual dan pembeli sudah bertatap muka sehingga apat enilai kon isi fisik barang ang dijual secara langsung. Penjualan kendaraan melalui situs-situs marketplace masih belum bisa mengungguli diler-diler yang bertebaran di seluruh penjuru Indonesia. Hal ini disebabkan oleh ketiga faktor tadi –
// SPECIAL EDITION // THE-MARKETEERS.COM
i in ne o en fle i i i , dan availability – masih belum mendukung terciptanya pembelian secara online. Sepeda motor apalagi mobil yang minimal harganya Rp 10 juta tidak bisa dikatakan barang murah. Tidak ada orang yang membeli kendaraan atas dasar iseng. Pasti dari jauh-jauh hari, orang sudah memiliki perencanaan untuk membeli kendaraan dan baru bisa tercipta pembelian. Selain itu, dengan masih tingginya risiko penjual ‘nakal’, tentunya risiko tersebut tidak sebanding karena lebih baik membeli kendaraan di diler yang sudah pasti orang akan mendapatkan barangnya dan jika ada masalah mereka tahu ke mana harus mengurusnya. Selain itu, walaupun segala informasi mengenai produk tersedia di Internet, peran tenaga penjual di diler masih dirasa penting karena untuk membeli barang mahal banyak hal yang perlu dijelaskan secara lisan. ustru eksibilitas akan ti bul ketika orang datang langsung ke diler dan engklarifikasi berbagai hal engan tenaga penjual. Dari sisi availability, diler juga masih unggul. Sangat mudah menemukan diler di berbagai kota di Indonesia. Oleh karena itu, penggunaan media online masih kurang tepat jika ditujukan untuk melakukan transaksi jual beli kendaraan. Lebih tepat jika media online menjadi tempat untuk menjalin percakapan dengan calon-calon pembeli dalam meyakinkan mereka untuk membeli suatu merek tertentu, serta menjadi penyedia solusi jika terjadi permasalahan terkait kendaraan yang dimiliki. Biarlah transaksi jual beli tetap terjadi di diler sehingga keamanan transaksi tetap terjamin. Ataukah Anda memiliki pandangan lain?
Fast Facts: 40% PREDIKSI KENAIKAN ANGKA PENJUALAN E-COMMERCE PADA TAHUN 2014 76,4 JUTA JUMLAH PENGGUNA INTERNET PADA TAHUN 2013
ARK ARK YOUR YOUR STYLE STYLE
TRAVEL - FASHION - PRODUCT - MUSIC - INSIDE - MOVIES - BOOKS - HEALTH - FOOD - MANNERS
PHILIPS SHAVER S9151
BERCUKUR DENGAN SENTUHAN TEKNOLOGI Biasanya bercukur jenggot dan kumis cukup hanya menggunakan pisau cukur biasa, tidak mahal dan simpel tanpa perlu bermacam-macam teknologi. Namun, tidak ada salahnya mencoba Philips Shaver S9151, sebuah alat cukur yang dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih. Oleh Jaka Perdana Pisau cukur elektrik yang satu ini tidak hanya memiliki mata pisau untuk memotong jenggot atau kumis alias pemangkas dalam berbagai ukuran. Sebaliknya, produk ini juga memiliki pencukur khusus untuk menghaluskan sisa-sisa jenggot atau disebut juga penata jenggot. Kecanggihan Shaver S9151 sudah terasa dalam genggaman karena terdapat digital user interface dalam
156
// SPECIAL EDITION // THE-MARKETEERS.COM
pegangannya untuk menunjukan parameter pengisian baterai. Pengisian pun tidak membutuhkan baterai konvensional, tetapi menggunakan charger. Baik pemangkas atau penata ini dapat diganti sesuai kebutuhan. Pemangkas ini juga dilengkapi kemampuan untuk memotong jenggot dalam beberapa ukuran yang bisa disesuaikan menggunakan tuas mini di belakang kepala pemangkas. Sementara kemampuan penata memiliki tiga kepala eksibel, ang ketika encukur apat menyesuaikan kontur muka. Fleksibilitas penata ini mengakibatkan proses mencukur tidak terasa kasar dan tetap lembut di kulit. Bagi mereka yang suka menggunakan gel saat mencukur, jangan khawatir. Sebab, pencukur elektrik ini tahan air, sehingga tiga kepala ini bisa dicuci dengan air biasa, tentu setelah dilepas dari gagangnya. Keunikan lain dari pencukur ini adalah alat pencuci khusus dalam satu paket pembelian yang disebut Smart Clean. Air pencucinya pun tidak sembarangan karena Philips menyediakan cairan khusus pencuci mesin pencukur sehingga tetap bersih dan higienis. Tinggal pasang gagang pencukur ke mesin pencuci, masukan cairan, lalu klik saja tombol pencuci yang juga digital. Cairan khusus mesin pencuci tersebut layaknya sistem tinta dalam printer. Setelah lama digunakan dan kotor akibat pencucian, cairan harus dibuang untuk kemudian diisi ulang. Hebatnya, tidak hanya pencuci, sistem Smart Clean ini juga dilengkapi juga alat pengering. Untuk mencuci dan proses pengeringan tersebut, Anda cukup memerlukan 14 menit saja dan mesin akan mati dengan sendirinya ketika semuanya selesai. Pencukur high tech ini dijual di Indonesia sekitar Rp 4 juta. Sebuah produk premium dengan kelengkapan dan kualitas yang mewah pula.