Marketeers march 2016

Page 1

www.marketeers.com www.marketeers.com/radio

MAR 2016

WOW

BRAND WOW BRAND 300

BRAND-X IS HUMAN Maestro: P. 083

Businesses to Be More Heart-Centric? Compassion and empathy in leaders a way forward

16997801_MARKETEERS ED MART 2016_C-1.pdf 1

Prima: P. 093

Kesegaran ala Pasuruan Sumber daya alam yang segar menjadi branding Pasuruan menarik wisatawan

Pesona Indonesia: P. 101

10 Destinasi Demi 12 Juta Kementerian Pariwisata menetapkan 10 destinasi prioritas pada tahun 2016

Indonesia Rp.50.000,-

16997801_MARKETEERS ED MART 2016_C-1+4.PDF 1

MARCH 2016

Halo BCA 1500888 / www.bca.co.id BCA terdaftar dan diawasi oleh OJK

2/24/2016 7:22:07 3:06:24 PM 2/23/2016


E E

T

028

rus pamit. Kita tentu ingat saat Kelompok Kompas Gramedia (KKG) menutup sembilan medianya, baik itu koran, majalah, serta tabloid sejak akhir tahun 2014. Kebanyakan dari media yang tutup itu adalah media berlisensi asing. Begitu juga dengan harian Sinar Harapan yang harus tutup pada akhir Desember lalu. Hal yang sama juga terjadi pada koran berbahasa Inggris milik Berita Satu Group, Jakarta Globe, yang tutup dan memilih beralih ke digital. Nasib serupa juga terjadi pada Harian Jurnas Nasional, Bloomberg Businessweek Indonesia, Harian Bola, Reader Digest, serta media-media lokal/daerah, seperti Koran Celebes, Koran Inilah Sulsel, Harian Jambi, dan masih banyak yang nampaknya segera menyusul. Bahkan, media besar macam Tempo pun harus menghapus edisi Minggunya demi penghematan. Begitu juga Republika yang memperkecil jumlah halaman korannya. Data The Nielsen Company, lembaga yang memantau industri media merinci jumlah media yang berguguran sepanjang tahun 2015. Dari 117 surat kabar yang dipantau, 16 unit media telah gulung tikar. Sementara untuk majalah dari 170 kini me­ nyisakan 132 majalah.

Meramal Masa Depan Media Cetak Oleh Saviq Bachdar & Septi Wijayani

Satu-persatu media cetak di dunia dan Indonesia tumbang. Benarkah bahwa industri media telah berakhir? Simak pendapat Youth, Women dan Netizen Indonesia terkait industri media cetak di Indonesia.

edia cetak sebenarnya media tertua di antara media lain. Bahkan, media cetak sudah ada sejak zaman Romawi Kuno. Pada zaman kemerdekaan bangsa ini, media cetak punya pengaruh besar dalam menghimpun suara dan aksi masyarakat. Jika harus mundur sepuluh tahun lalu, kita harus berterima kasih kepada semangat reformasi yang membuat kebebasan pers “meledak-ledak” di Indonesia. Bisa dibilang, untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki kebebasan pers yang luar biasa. Bahkan, ada yang menilai bahwa UU Pers tahun 1999 terlalu liberal. Sebab, semua orang boleh membuat media massanya sendiri. Seiring berjalannya waktu, media massa malah berada pada titik jenuh kebebasan pers. Media menjadi lemas karena “kue” iklan tidak lagi sanggup menanggung atau berbagi dengan ratusan media cetak yang masih hidup. Belum lagi media cetak harus melawan dominasi puluhan televisi swasta, baik nasional dan lokal, yang selama ini menguasai pasar belanja iklan di Tanah Air. Jika kita melihat apa yang terjadi pada dua tahun terakhir, sudah banyak media cetak yang ha-

16997801_MARKETEERS ED MART 2016_T-028_R1.PDF 1

Media yang telah dan terancam tumbang di AS

1. Tribune Co

2. Newsweek

Surat kabar ini mengalami masalah keuangan dan mengajukan perlindungan pailit pada Desember 2008. Akibat menurunnya pemasukan iklan, Tribune memilih untuk fokus di berita online.

Setelah 80 tahun menyebarkan berita di Amerika Serikat, Newsweek meng­ akhiri edisi cetaknya pada penghujung akhir tahun 2012. Pihak Newsweek memilih untuk terbit dalam format online, dengan nama Newsweek Global.

2/23/2016 10:14:14 PM


E E

T

029

Berdasarkan cuitan resmi akun @KompasGramedia pada November 2014 silam, mereka menyebut dua biang keladi yang menjadi faktor sembilan media miliknya ditutup. Pertama, tekanan dunia digital terhadap bisnis media cetak yang semakin besar. Kedua, persaingan sesama media cetak yang kian ketat. “Banyak majalah terpuruk, tirasnya tergerus dan perolehan iklannya turun. Kondisi ini juga me­ nimpa kelompok majalah Gramedia,” cuit akun ­@­KompasGramedia. Online Mematikan Offline Apakah benar masa depan media ada di online? Kita hanya menunggu waktu untuk membuktikannya. Akan tetapi, setidaknya, media cetak di Amerika Serikat sudah mengakui bahwa online telah mengacak-ngacak laju bisnis media cetak. The New York Times, media cetak dengan oplah terbesar di dunia pun harus mengakui bahwa oplahnya terus terkikis. Kabar terakhir, surat kabar itu harus menyewakan sebagian kantornya agar bisa bertahan hidup. Kini The New York Times juga ikut beralih ke jalur online untuk memperkuat eksistensinya. The New York Times adalah satu contoh yang

membuktikan bahwa online telah mematikan bisnis cetak. Di ranah regional, Serikat Perusahaan Pers (SPS) menyebut banyak surat kabar di Asia Tenggara telah mengurangi oplah hingga 20%-30%. Padahal, pada tahun lalu, pertumbuhan oplah media nasional hanya 0,25%. Selain bersaing dengan media online, tutupnya media cetak juga disebabkan oleh lemahnya pertumbuhan ekonomi. Hal ini berimbas pada bujet promosi para pengiklan yang semakin terbatas. Sehingga, pengiklan menjadi lebih selektif dalam beriklan. Menurut Nielsen Advertising Spending Growth 2015, media cetak, seperti koran menguasai 26% dari total belanja iklan tahun lalu atau setara Rp 30,8 triliun. Majalah dan tabloid bahkan lebih kecil lagi, yaitu Rp 1,9 triliun dengan pangsa pasar 3%. Yang tertinggi dan terus mengalami pertumbuhan tahun ke tahun adalah televisi. Media audiovisual ini menguasai 72% pangsa belanja iklan nasional atau senilai Rp 84,7 triliun. Di tengah gelombang surut media cetak, bagaimana Youth Women Netizen mengonsumsi media saat ini? Apakah mereka masih membaca media cetak? Jika tidak, mengapa? Simak komentar ketiga YWN kami berikut ini.

3. Reader’s Digest

4. Rocky Mountain News

5. The Washington Post

6. i-D

Perjuangan perusahaan RDA Holding selama 91 tahun untuk menyebarkan berita positif melalui majalah Reader’s Digest akhirnya harus berakhir pada pertengahan Februari 2013 lalu.

Pada 27 Februari 2009, surat kabar yang berdiri tahun 1859 ini resmi ditutup. Sebelumnya, pada tahun 2008, E.W. Scripps & Co, pemilik harian ini, memilih untuk menjualnya. Namun, tak ada yang membeli.

Jika The New York Times mampu bertahan dengan menyewakan ruang di gedungnya, The Washington Post harus menjual medianya karena masalah finansial.

Majalah gaya hidup dan fesyen terkemuka Amerika Serikat, harus mengurangi edisinya dari dua belas edisi setahun menjadi enam edisi. Demi bertahan hidup, i-D diakuisisi oleh Vice Media Inc yang konsen menggarap pasar online dan aplikasi mobile dari i-D.

FACTS 567 - Jumlah media cetak di Indonesia (312 media cetak harian, 173 media cetak mingguan dan 82 media cetak bulanan) (Sumber: Data Dewan Pers tahun 2015)

16997801_MARKETEERS ED MART 2016_T-029_R1.PDF 1

2/23/2016 10:14:15 PM


A

I

N S T O

R Y

WOW Brand 300 036

Brand-X is Human! Are You In? Oleh Hermawan Kartajaya

16997801_MARKETEERS ED MART 2016_T-036_R1.PDF 1

2/23/2016 10:52:33 PM


A

I

N S T O

R Y

WOW Brand 300 037

PROLOG:

1

ni adalah sebuah pernyataan jelas disusul sebuah pertanyaan tentang kesiapan Anda. Di The 10th MarkPlus Conference tanggal 10 Desember 2015 di Pacific Place Jakarta, saya mengatakan dengan jelas bahwa ONline (+OFFline), STYLE (with SUBSTANCE) dan H2H (via M2M) are winning keys in Indonesia 2016. (lihat grafik 1) Artinya, cara untuk bisa sukses pada Marketing di Indonesia 2016 adalah mengombinasikan Online dengan Offline, Style dengan Substance dan menggunakan Machine-to-Machine atau IOT/Internet of things untuk mencapai Human-to-Human. Ujungnya ada di hubungan antar Manusia, di antara Marketeer dan Customer-nya. Karena itulah Brand harus jadi Manusia agar bisa sukses ketika mau berhubungan dengan Customernya yang pasti Manusia! WHY: U want to be a Leader ? Dus, jika ingin menjadi Brand Leader, haruslah punya Leadership yang kuat. Dan di era Internet yang horisontal, inklusif dan sosial ini, kami di MarkPlus, Inc. punya model WOW Leadership yang memiliki spirit 3.0 Bukan sebuah Kepemimpinan 1.0 yang berdasarkan Keturunan. Juga bukan Kepemimpinan 2.0 berdasarkan Jabatan. Tapi Kepemimpinan 3.0 yang dicreate dari diri sendiri. Jadi sebuah Brand tidak hanya tergantung pada legenda yang sudah dibangun dalam waktu lama (1.0) atau tergantung pada ‘posisi’ nya di suatu ne­ gara atau korporasi (2.0). Tapi sebuah Brand harus bisa membangun kepemimpinannya sendiri! (lihat grafik 2) Pada dasarnya, ada elemen Physical yang paling kasat mata dan merupakan pintu masuk bagi elemen lain. Lantas elemen Intelektual yang menunjukkan seberapa dalam dan update pengetahuan seseorang dalam sesuatu bidang. Setelahnya, bagaimana seseorang bisa me-manage emosi dan pandai berkawan. Akhirnya, yang paling penting adalah bagaimana seseorang bisa berperilaku berdasarkan moralitas yang baik dan selalu ingat misi dan visi pribadinya. WHAT: WOW Leadership for Brand? Ya, kalau sebuah Brand mau punya Brand Leadership, tidak peduli berapa besar market share-nya, jalan pintasnya, ya menggunakan framework di atas. Dengan demikian, Brand akan benar benar dianggap Human karena bisa punya kepemimpinan ala manusia. (lihat grafik 3) Empat syarat yaitu: good-looking, quick-witted, emotional-socially, and personal-morality. Artinya? Sebuah Brand harus simpel tapi cantik dan relevan dengan zaman. Baik dalam shape, color and content dari sebuah identitas di berbagai aplikasinya. Sebuah Brand juga harus cerdas, updated dan knowledgeable dalam industrinya. Hal itu harus tampak di conversation di antara

16997801_MARKETEERS ED MART 2016_T-037_R1.PDF 1

GRAPHIC

ONLINE

Grafik 1. ONLINE-Offline, STYLE – Substance, H2H-M2M

OffLine

Substance

STYLE

H 2H

M2M

Grafik 2. WOW Leadership Grafik 3. Brand-X is Human

2

PQ PHYSICALITY

IQ

INTELLECTUALITY

SOCIABILITY

EMOTIONALITY

EQ

PERSONABILITY

MORAL ABILITY

SQ

Sumber: Buku WOW Leadership 3

STY

LE

GoodLooking

-S

ub

sta

nce

PHYSICALITY

INTELLECTUALITY

QuickWitted

SOCIABILITY

EMOTIONALITY

PERSONABILITY

MORAL ABILITY

EmotionalSocially PersonalMorality

H2H & M2M

2/23/2016 10:52:33 PM


A

I

N S T O

R Y

WOW Brand 300 038 1

Brand tersebut dengan customernya. Lantas, sebuah Brand harus bersikap ‘dewasa’ dalam menghadapi segala macam persaingan dan permintaan pelanggan. Selain itu, Brand harus bisa berkawan dengan pelanggan dengan penempatan diri secara proporsional. Akhirnya, sebuah Brand harus punya karakter kuat dengan misi maupun visi yang jelas. Itulah yang disebut WOW Brand Leadership. HOW: Brand for Good ? Salah satu contoh dari Brand X adalah Tesla. Walaupun baru ada di Amerika Serikat dan bukan Market Leader, tapi Tesla adalah sebuah Brand 3.0! Sebuah Brand with WOW Leadership. Sebuah Brand for Good! Jadi mengapa Tesla dikatakan sebagai Brand for Good? Mari kita coba perhatikan menggunakan kerangka yang telah dibahas sebelumnya.

2

GRAPHIC Gambar 1. Tesla Model S

Sumber: https://www.teslamotors.com

Gambar 2. Aplikasi Eve for Tesla

Sumber: https://timedotcom. files.wordpress.com

Gambar 3. Fitur Auto Pilot Tesla

Sumber: http://media4.snbcnews.com

3

Physicality: Premium Electric Vehicles with a Gorgeous Design Aspek Physicality adalah aspek yang langsung dapat terlihat ketika pertama kali berhubungan de­ ngan suatu Brand. Biasanya berkaitan erat dengan panca indera manusia dan menjadi salah satu daya tarik utama untuk menarik perhatian pelanggan. Tesla pun menyadari akan hal ini sehingga dalam setiap produknya dengan tampilan menarik. Pendekatan ini pun diterapkan perusahaan sejak pada tahun 2012 saat Tesla meluncurkan Model S yang merupakan mobil listrik premium pertama di dunia. Sampai dengan saat ini, seri Model S menjadi andalan Tesla dalam memperkenalkan mobil listrik dengan desain yang sangat menarik. (lihat gambar 1) Tidak berhenti hanya di produk mobil listrik saja, Tesla pun berupaya untuk memberikan solusi untuk berbagai aspek dalam keseharian pelanggan. Sehingga mereka juga mengembangkan berbagai produk lainnya yang salah satunya adalah aplikasi Eve for Tesla. Pada dasarnya, aplikasi ini menghubungkan mobil Tesla dengan perangkat lain (M2M). Dengan aplikasi ini, pengemudi dapat mengatur pencahaya­ an lampu, mengunci pintu rumah dan garasi, mematikan lampu, menyalakan AC begitu meninggalkan rumah. (lihat gambar 2) Aplikasi ini pun dapat digunakan untuk mendapatkan informasi seperti cuaca, mengakses email, dan sebagai alat navigasi. Sehingga ada begitu banyak hal yang dapat dilakukan melalui sentuhan jari pada layar dashboard mobil atau smartphone pengemudi kendaraan. Kenyamanan yang dihadirkan aplikasi ini menjadi salah satu daya tarik utama dari Tesla. Intellectuality: Endless Innovation without Compromise Nama Tesla diinspirasi dari nama penemu terkenal: Nikola Tesla. Sehingga, dari pertama kali didirikan, Tesla memang bertekad untuk terus melakukan inovasi tiada henti. Tidak hanya teknologi yang memberi kepraktisan kepada pelanggan tetapi teknologi yang benar-benar dapat menjadikan dunia lebih baik lagi. (lihat gambar 3) Salah satu pengembangan terakhir yang dilakukan

16997801_MARKETEERS ED MART 2016_T-038_R1.PDF 1

2/23/2016 10:52:34 PM


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.