Marketeers February 2015

Page 1

FEBRUARY 2015

trust worthiness

independenc y

2

1

creative

citizenship

REVOLUSI MENTAL

ct mutual respe

3

collabo ration

REVOLUSI MENTAL: MAKING INDONESIA WOW!

INDONESIA RP.50.000,-

FEBRUARY 2015

cover fix.indd 1

INDONESIA INDUSTRY OUTLOOK 2015 MAKINGHERMAWAN MARKETEERS WOW! KARTAJAYA

2/3/15 12:54 AM


OVEMENT OVEMENT

AUTOMOTIVE - FINANCIAL INDUSTRY - TOURISM - TRANSPORTATION IT & ELECTRONIC - CONSUMER & PROPERTY - GOVERNMENT & RESOURCES

DIBAYANGI SENTIMEN NEGATIF, PERBANKAN HARUS EKSTRA HATI-HATI Oleh Hendra Soeprajitno

Tahun 2015 bukanlah tahun yang mudah bagi industri perbankan. Likuiditas yang ketat, suku bunga yang tinggi, dan kondisi makro yang tengah mencari titik keseimbangan baru menjadi sentimen yang harus diantisipasi dengan sangat hati-hati. Tahun 2014 telah berakhir, hingar bingar politik pun telah terlewati. Namun, rupanya banyak pelaku industri yang harus berhati-hati dalam menghadapi tahun 2015. Salah satunya adalah industri perbankan. Semua itu tidak terlepas dari kondisi bahwa perekonomian dalam negeri bakal dibayangi oleh berbagai faktor negatif, setidaknya hingga paruh pertama 2015. Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) memperkirakan, industri perbankan masih dibayangi oleh sentimen ketatnya likuiditas di pasaran. Semua itu tidak terlepas dari kebijakan tapering off yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Asal tahu saja, dengan melakukan tapering off, maka The Fed mulai mengurangi stimulus berupa pembelian obligasi di pasar. Selanjutnya, bukan hal yang mustahil jika

024

The Fed akan segera menaikkan suku bunga acuannya demi merespons membaiknya perekonomian AS. Namun, kondisi itu justru berdampak negatif terhadap negara yang kerap menjadi tujuan investasi para investor, khususnya negara berkembang. Kenaikan suku bunga di AS kerap membuat hot money keluar dari emerging market sehingga membuat nilai tukar negara tersebut melemah. Hal ini pula yang terjadi di Indonesia. “Nilai tukar rupiah pada semester pertama 2015 sangat rentan. Saya memprediksi nilai tukar bisa berkisar di angka Rp 12.000-Rp 12.700 per dollar AS hingga semester satu,” kata Aviliani, Ketua Bidang dan Pengkajian Penelitian Perbanas. Seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, maka Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga di dalam negeri

untuk mengimbangi kenaikan suku bunga di AS. Aviliani memprediksi, BI rate berpeluang naik hingga 75 basis poin menjadi 8,5% pada semester pertama. Jika kondisi itu benar terjadi, maka harapan masyarakat untuk suku bunga kredit yang terjangkau akan sulit terwujud pada tahun depan. “Semua itu tentunya tergantung kondisi di AS. Jika kenaikan suku bunga di AS terjadi pada semester pertama, maka ruang BI Rate turun hanya bisa terjadi pada semester kedua,” kata Ekonom Indef itu. Harus diakui bahwa melemahnya harga minyak dunia memang memiliki dampak positif bagi perekonomian dalam negeri, apalagi mengingat posisi Indonesia sebagai net importir komoditas minyak. Sayangnya, sentimen apik itu menjadi tidak berlaku seiring melemahnya nilai tukar rupiah. Apalagi, Indonesia masih banyak

// FEB 2015 // MARKETEERS.COM

movement feb.indd 24

2/3/15 1:31 AM


tergantung dengan barang impor, misalnya saja produk konsumsi –seperti makanan, produk elektronik, dan lainnya-. Seharusnya pelemahan nilai tukar rupiah bisa menjadi momen yang tepat bagi eksportir untuk memperluas pasar, semisal pemain di sektor komoditas. Sayangnya, aturan pemerintah yang melarang ekspor barang mentah plus melambatnya perekonomian tujuan ekspor, semisal China menjadikan pelemahan rupiah itu tidak serta merta bisa dirasakan oleh para eksportir. Selain itu, melemahnya nilai tukar rupiah tentu menjadi momok yang mengerikan bagi pemerintah dan perusahaan di Indonesia yang memiliki banyak utang dalam bentuk dollar AS. Ketika rupiah melemah, praktis biaya untuk membayar utang jatuh tempo akan semakin mahal. “Di Indonesia, hanya 13% perusahaan yang telah melakukan hedging (lindung nilai). Sedangkan kebanyakan belum,” kata Aviliani. Harus diakui bahwa keputusan Pemerintah Jokowi-JK menaikkan BBM bersubsidi adalah sebuah keputusan yang tepat. Memang, banyak polemik

infrastruktur. Tapi, ketika rupiah melemah, pembangunan pun menjadi mahal,” katanya. Dengan melihat kondisi itu, Aviliani pun memprediksi, perekonomian Indonesia hanya bisa tumbuh di kisaran 5,5% pada tahun 2015 ini. Dengan kondisi yang tak pasti itu, tentunya sektor perbankan sebagai motor perekonomian sebuah negara harus berhati-hati. Di tengah era suku bunga yang terbilang tinggi, tentunya bukan hal yang mudah bagi pihak perbankan untuk menyalurkan kredit. Prinsip kehati-hatian pun harus menjadi hal mutlak yang harus diperhatikan. Sebab, penyaluran kredit yang jor-joran bisa menaikkan risiko tingkat kredit macet atau non-performing loan (NPL). “Saya rasa, pertumbuhan kredit hanya berkisar di angka 15%. Tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan pada tahun 2014,” katanya. Dan, di tengah likuiditas yang ketat, tentunya bukan hal yang mudah bagi pihak perbankan untuk menghimpun dana pihak ketiga (DPK). “Untuk konsumen ritel mungkin tidak terlalu berpengaruh, namun lain halnya dengan nasabah korporat,”

“DENGAN SUKU BUNGA YANG NAIK, DANA ASING YANG MASUK KE INDONESIA AKAN BERLANJUT. APALAGI, JIKA PEMERINTAH MEMANG BERKOMITMEN UNTUK MENGGENJOT SEKTOR INFRASTRUKTUR. SEMUA ITU AKAN BERDAMPAK POSITIF DI MATA INVESTOR,” Aviliani, Ketua Bidang dan Pengkajian Penelitian Perbanas

di masyarakat bahwa kenaikan BBM seharusnya tidak dilakukan ketika harga minyak dunia turun. Namun, satu hal yang harus diingat, nilai tukar rupiah sedang melemah sehingga membuat harga untuk mengimpor tetaplah mahal. Aviliani pun berharap, kenaikan harga BBM bersubsidi itu bisa digunakan sebaikbaiknya oleh pemerintah untuk menggenjot belanja mereka. Namun, sayangnya, Indonesia masih banyak bergantung dengan produk impor. “Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7% pada tahun 2015. Satu-satunya cara untuk melakukan itu adalah menggenjot belanja pemerintah, misalnya di sektor

katanya. Alhasil, Avilani memprediksi pertumbuhan DPK hanya berkisar di angka 15% pada tahun 2015 mendatang. Sebagai salah solusi, Aviliani pun berharap, pihak perbankan bisa menggenjot penetrasinya di kalangan masyarakat Indonesia. Maklum, penetrasi sektor perbankan di Indonesia masih berkisar di angka 30% pada tahun 2014 lalu. Artinya, ruang untuk menghimpun dana nasabah masih terbuka lebar selama pihak perbankan di Indonesia bisa melahirkan kepercayaan di kalangan mereka. Berdasarkan hasil riset yang dirilis MarkPlus Insight bertajuk Indonesia Market in 2015, nasabah di Indonesia membutuhkan layanan perbankan yang terintegrasi dan bisa memudahkan kehidupan mereka. Dengan memperhatikan semua itu, tentunya ini bisa menjadi sebuah peluang bagi industri perbankan dalam negeri untuk menggenjot penetrasi. Nah, di tengah kenaikan suku bunga acuan, Aviliani pun berharap, keluarnya hot money dari Indonesia tidak akan berlangsung lama. Maklum, suku bunga di Indonesia di Indonesia yang bertengger di angka 7,75% -dan masih berpeluang naikmasih menjadi tempat berinvestasi yang menarik di mata investor dunia karena memberikan imbal hasil yang baik. “Dengan suku bunga yang naik, dana asing yang masuk ke Indonesia akan berlanjut. Apalagi, jika pemerintah memang berkomitmen untuk menggenjot sektor infrastruktur. Semua itu akan berdampak positif di mata investor,” kata Aviliani. Nah, melihat berbagai sentimen positif dan negatif yang membayangi Indonesia, apakah Anda siap menjalani tahun 2015 ini?

7,75%

15%

RP 5.445 TRILIUN

Suku bunga acuan Bank Indonesia per Desember 2014. Perbanas memprediksi, BI Rate bisa naik sebanyak 75 basis poin pada tahun 2015 mendatang.

Prediksi pertumbuhan penyaluran kredit oleh pihak perbankan pada tahun 2015.

Nilai total aset perbankan umum per Oktober 2014.

MARKETEERS.COM // FEB 2015 //

movement feb.indd 25

025

2/3/15 1:31 AM


ENAM NILAI REVOLUSI MENTAL 066

// FEB 2015 // MARKETEERS.COM


mendukung warga untuk berkembang. Di sini, kebijakan pemerintah tidak menyentuh sosiologi masyarakat, tetapi hanya soal struktur fisik tanpa e bangun kehi upan sosial masyarakat lewat sentuhan budaya,” kata Daisy.

DISKUSI SOSIAL DI RUMAH

Paulus mencoba memberi gambaran kilas balik bagaimana gagasan Revolusi Mental tersebut akhirnya dilontarkan oleh Jokowi. Menurut Paulus, isi tulisan Jokowi di Kompas mengingatkan dirinya pada beberapa kejadian atau perjumpaan dengan Jokowi di masa lalu. Salah satunya, ketika Paulus melakukan penelitian tentang “Pembangunan Sosial” di Kota Solo saat Jokowi masih menjadi walikotanya. “Inti dan dasar dari suatu pembangunan bukanlah fisik aupun ek n i, tetapi “kualitas Kehidupan Sosial-Budaya”. Jokowi tampak sangat tertarik dengan persoalan sosial budaya tersebut,” kata Paulus mengenang. Pertemuan berikutnya terjadi pada perayaan ulang tahun Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) ke-48 pada Mei 2013. Saat itu, Paulus memberikan orasi ilmiah berjudul “Konsep Pembangunan Sosial: Sudut Pandang Sosiologi.” Saat orasi, Jokowi yang saat itu menjabat Gubernur DKI Jakarta hadir.Yang mengherankan Paulus, Jokowi duduk mendengarkan sampai orasi Paulus selesai. Jokowi di mata Paulus berbeda dari pejabat lainnya. Biasanya, begitu seremoni selesai, pejabat akan pergi dari tempat acara. Saat Jokowi diresmikan sebagai capres PDIP, Paulus merasa sangsi bisa bertemu dirinya untuk mendiskusikan lebih lanjut soal pembangunan sosial tersebut. Tetapi, Paulus kaget saat Jokowi ingin bertemu dengannya untuk berdiskusi. Saat itu, Jokowi pernah mengundang Paulus untuk bertemu di sebuah resto. Sayangnya, mungkin karena kesibukanya sebagai capres, pertemuan itu sempat batal beberapa kali. “Saya pikir, pertemuan itu tidak akan terjadi. Tetapi, ada kabar lagi, Pak Jokowi ingin bertemu saya. Dan, tidak tanggung-tanggung, Jokowi ingin bertemu di rumah saya. Benar, Jokowi akhirnya datang dan kami berdikusi lagi soal pembangunan sosial,” kata Paulus. Tidak lama setelah kunjungan tersebut, Jokowi kemudian menulis opini bertema Revolusi Mental di Kompas.

PARTISIPASI PUBLIK

Dalam rangka menggalang partisipasi publik, tim pokja Revolusi Mental di awal kinerjanya, melakukan focus group discussion

. ini ilakukan i tiga k ta terpilih, yakni Jakarta, Aceh, dan Jayapura dalam periode 3-10 September 2014. i asing asing k ta, elibatkan responden dari sepuluh elemen masyarakat, antara lain budayawan, seniman, perempuan, netizen, anak muda, pengusaha, birokrat, tokoh agama/adat, akademisi, dan LSM. r ses ini elibatkan beberapa lembaga, seperti Aceh Research Center Universitas Syah Kuala, Departemen Sosiologi Universitas Cendrawasih, Departemen Sosiologi UI, LPPM Jakarta, dan MarkPlus, Inc. tersebut ene ukan beberapa insight-insight yang layak ditindaklanjuti. Krisis karakter, misalnya, menjadi temuan yang menjadi alasan utama mengapa Revolusi Mental tersebut harus segera dilakukan. Seorang responden menyatakan, adanya sistem nilai yang salah di masyarakat. Responden lain menyatakan telah terjadi krisis sosial yang ditandai dengan tren kekerasan, diskriminasi, dan maraknya praktik intoleransi. Selain itu, pemerintah juga dikritik dengan ungkapan pemerintah ada, tetapi tidak hadir untuk warganya, khususnya ketika dibutuhkan. Pemerintah juga dikritik lamban dalam merespons masyarakat, termasuk memberi impunitas bagi para pelaku kekerasan. Pada taraf tertentu, masyarakat merasa telah kehilangan kepercayaan pada pengelola pemerintahan. Lalu, ada warga yang merasa rakyat masih diposisikan sebagai objek pembangunan. Kalangan aktivis menilai, perempuan masih diposisikan sebagai warga negara kelas dua. ”Krisis mental harus diubah dengan cepat, bahwa kita sedang dalam kekacauan nilainilai,” kata seorang responden dari kalangan akademisi di Aceh. Melihat keprihatinan sosial tadi, Paulus optimistis Jokowi merupakan seorang pemimpin yang peduli pada persoalan sosial budaya. Kepedulian tersebut, lanjut Paulus, bukanlah basa-basi. Berbeda dengan presiden-presiden sebelumnya yang mengatakan peduli pada sosial budaya, tetapi tidak serta merta serius pada masalah tersebut. Mereka menganggap kehidupan sosial budaya akan berubah secara otomatis bila terjadi pembangunan ekonomi. Jadi, sebenarnya yang menjadi fokus mereka adalah ekonomi. “Jokowi serius dengan soal sosial budaya. Bukan sebagai dampak dari ekonomi, tapi harus ada pembangunan khusus sosial budaya. Apalagi pembangunan sosial budaya ini justru akan berdampak pada ekonomi. Sosial budaya ini menjadi kekuatan basis yang memberi pengaruh besar pada seluruh lini kehidupan,” ujar Paulus.

Paulus melihat Jokowi mengkaitkan pembangunan sosial budaya dengan sikap mental. Sosial budaya akan memengaruhi sikap mental. Sikap mental yang buruk akan mengganggu lini kehidupan lain, seperti ekonomi, politik, dan sebagainya. Pembangunan ekonomi boleh berjalan dengan gedung-gedung pencakar langit di mana-mana. Tetapi, kata Paulus, apakah di balik pembangunan itu, ada peningkatan kualitas kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia atau tidak. Paulus memberikan sebuah indikator soal kualitas tersebut. Menurutnya, bila relasi kekuasaan antarkelompok memiliki kesenjangan, dipastikan kualitas sosial budayanya jelek. Kesenjangan terjadi bila ada kelompok yang tidak memiliki kuasa apa-apa. Karena tidak memiliki kekuasaan, mereka juga tidak memiliki apa-apa dan tak bisa berbuat apa-apa. Sementara, ada kelompok yang berkuasa, memiliki uang tidak terbatas, dan bebas berbuat apa-apa. Pada kenyataannya, kelompok yang rentan tidak bisa apa-apa tersebut jauh lebih besar atau mayoritas. Sementara, minoritas mengusai banyak hal, dari pengusaaan tanah, pulau, gedung, dan sumber-sumber lainnya. Sebab itu, pembangunan yang baik harus bisa mengikis kesenjangan tersebut. Hanya omong kosong bila pembangunan ekonomi maju, tetapi kesenjangan tersebut makin menganga. Di negara maju, Paulus menambahkan, kesenjangan yang kaya dan miskin biasanya tidak terlalu ekstrem.Yang ideal, kelas menengah di negara tersebut tergolong besar, seperti Belanda, Swiss, maupun Singapura. “Intinya, jangan hanya melihat kemajuan negara dari ekonomi saja. Tetapi, juga dilihat kesenjangan tersebut. Bisa jadi, negara kita kelihatan kaya, padahal hanya dinikmnati sekelompok kecil orang saja” kata Paulus. Menurut Paulus, selama sepuluh tahun terakhir pemerintahan SBY, data menunjukkan perkembangan ekonomi di Indonesia cukup baik. Angka-angkanya terbilang bagus. Tetapi, bila dilihat dari gini ratio atau kesenjangannya, kondisinya terbilang cukup memprihatinkan dan bahkan sampai pada titik kritis secara sosial. Sebab itu, pembangunan sosial budaya penting dan Revolusi Mental menjadi cara menuju ke sana.

GERAKAN BERSAMA DAN STRUKTURAL

Di tengah kondisi carut marut situasi sosial budaya, Revolusi Mental harus bisa iaplikasikan se ara e ekti an efisien. Menurut Paulus, cara pertama agar Revolusi Mental tersebut bisa terwujud adalah cara MARKETEERS.COM // FEB 2015 //

067


ARK ARK YOUR YOUR STYLE STYLE

TRAVEL - FASHION - PRODUCT - MUSIC - MOVIES - BOOKS - HEALTH - FOOD - MANNERS

BALIKPAPAN THE HEART OF BORNEO Oleh Tinus Kusuma DOME (Balikpapan Sport & Convention Centre)

Ballroom - Novotel Hotel Salah satu ballroom terbaik di Balikpapan dengan pilihan lokasi strategis di jantung kota Balikpapan. Adalah Borneo Room, ballroom seluas 960 m2 dengan kapasitas 1.000 orang. www.accorhotels.com/id Ballroom - Swiss bel Hotel Menyediakan fasilitas ballroom terbesar di Kalimantan Timur dengan kapasitas hingga 2.000 orang untuk resepsi berdiri atau 1.500 orang untuk tata ruang theatre. swiss-belhotel.com/id Open House, Hidden Paradise

Meskipun statusnya bukan sebagai ibukota sebuah provinsi, namun keberadaan Balikpapan di Kalimantan Timur mempunyai arti yang sangat penting. Lokasinya yang terletak di bibir pantai menjadikan kota ini sebagai Kota Pelabuhan. Apalagi tahun lalu, Balikpapan baru saja memiliki sebuah bandar udara internasional berkonsep Airport City. Bandara dengan investasi Rp 2 triliun ini memiliki luas 110.000 m2 dan mampu menampung 10 juta penumpang per tahun. Dari segi kebersihan, Balikpapan tak perlu diragukan lagi. Sebab, kota ini pernah menyabet Piala Adipura dan berhasil dinobatkan sebagai “Kota Terbersih seAsia Tenggara”. Perpaduan budaya lokal Kalimantan dengan modernitas kaum pendatang menjadi modal utama kota Balikpapan menjadi surga MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) di daratan Borneo. Pertanyaannya, ketika Anda akan melaksanakan miting, menggelar pameran, atau lainnya, tempat mana saja yang layak Anda kunjungi? Dan, ketika ingin ber-hangout ria, tempat mana yang harus masuk dalam agenda Anda?

Karenanya, Marketeers menghadirkan rubrik anyar bertajuk Marketeers MICE. Rubrik ini tak hanya memuat rekomendasi venue mana saja yang layak Anda jadikan sebagai tempat MICE, melainkan sejumlah tempat hangout yang wajib Anda kunjungi ketika berkunjung ke sebuah kota. Berikut sejumlah rekomendasi bagi Anda ketika mengunjungi Kota Balikpapan.

VENUE

Ballroom - Grand Jatra Hotel Balikpapan Ballroom hotel ini mampu mengakomodasi acara hingga mencapai kapasitas 1.200 orang. Lokasinya strategis dekat dengan mal E-Walk Balikpapan Superblock. www.jatrahotelbalikpapan.com

FOOD AND DRINK “Hidden Paradise” Lokasi “Hidden Paradise” berada di puncak bukit di tengah Kota Balikpapan, memungkinkan tamu untuk menikmati panorama kota dari titik teratas, baik di

DOME (Balikpapan Sport & Convention Centre) Mulai beroperasi sejak tahun 2006, DOME didirikan oleh pemerintah kota Balikpapan sebagai salah satu destinasi MICE di nusantara. Bangunan multifungsi ini banyak dipergunakan sebagai aktivitas beberapa kegiatan olahraga, di antaranya voli, basket, dan futsal. Beberapa konser bertaraf Internasional pun pernah di gelar di sini.Yang paling anyar adalah konser musik vionis dunia Kenny G dan band legendaris Westlife. Ballroom Swiss-Bellhotel

154

// FEB 2015 // MARKETEERS.COM

154-155 travel MICE.indd 1

2/3/15 1:39 AM


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.