puisi
Kisah Sedih Menjadi yang Tersisih
Aku lelah. Perasaan melayang hampa, merutuki diriku yang mudah percaya Badanku tersungkur menapak garis tanah kerig dibawah langit sore bersemburat jingga Menyumpahi tuanku yang mengatakan “aku akan selalu ada” Aku meyerah. Tubuhku tak lagi mampu menopang, hancur harapan tak lagi ada kesempatan Bagai terguncang oleh semesta yang kini mencari tuan Karena dulu ia pernah berbicara tentang kepastian Dengan lantang meyakinkan “aku tak akan pernah meninggalkan” Sudah terserah Aku mengaku kalah, sayang Karena jarak akan menumbuhkan kecemasan Dari cemburu yang selalu diremehkan Sayang mungkin kau tidak ingat Pesanmu yang mengatakan “dia hanya sekedar teman” Sudah. Kau telah menjadi saksi Aku mati rasa lagi
22
Oleh : Fayza Atia Mahendri - XII A1