Euforia AEC Masih Kurang Terasa
A
SEAN Economic Community (AEC) menjadi salah satu topik hangat di tahun 2015. Namun setelah AEC dimulai akhir 2015 lalu, apakah dampak yang dihasilkan kepada bangsa ini cukup signifikan? Apakah sudah ada perubahan kepada kita sebagai mahasiswa? Dan apa yang telah dilakukan ITS untuk memicu perubahan tersebut? Menurut Muh. Wahyu Islami, staff International Office ITS, walaupun AEC telah berjalan sejak Desember kemarin, pergerakannya belum terlihat jelas dan belum ada perubahan signifikan pada masyarakat maupun mahasiswa. Ini disebabkan karena informasi seputar AEC belum tersebar secara merata ke lapisan masyarakat. Mahasiswa pun masih banyak yang kurang peduli pada event yang menentukan laju ekonomi di Asean ini. Wahyu menekankan, tantangan yang dihadapi mahasiswa adalah kurangnya awareness dan mindset. Kesadaran akan AEC seharusnya sudah ditanamkan sejak awal masuk masa perkuliahan. Sehingga awareness seputar pengglobalan diri dapat ditingkatkan sejak menjadi mahasiswa baru. Mahasiswa bisa mulai dari hal yang sederhana, seperti membiasakan diri untuk berbahasa Inggris di lingkungan kampus. Wahyu memberikan saran agar himpunan dapat membentuk program berbahasa inggris
yang bersifat sistem, bukan respon. Dengan program yang bersistem, kontinuitas akan terjadi sehingga akan berdampak besar kedepannya. Kurangnya mindset mahasiswa terhadap AEC juga berpengaruh terhadap perkembangan AEC di Indonesia. Masih banyak yang berpikir, “Jika AEC, lalu kenapa? Toh akan sama saja kan�. Inilah yang membuat Indonesia belum siap untuk menghadapi AEC kedepannya. Mungkin memang sekarang belum terasa, namun nantinya akan berdampak saat mahasiswa memasuki dunia kerja. Akan banyaknya perkerja kantoran yang berasal dari negara lain, dan menuntut kita untuk dapat berinteraksi dengan mereka. Bicara tentang keuntungan dan kerugian Indonesia seputar AEC, dapat ditanyakan kembali kepada diri sendiri. Apakah kita sudah siap bersaing dengan negara lain? Walaupun keadaan Indonesia sekarang dapat dibilang sebagai negara konsumtif, Wahyu menjelaskan bahwa seharusnya AEC menjadi pendorong masyarakat di masing-masing bidang keprofesiannya, untuk lebih kreatif dan inovatif agar mampu mencuri ketertarikan konsumen dari negara lain. Untuk lingkup Himpunan, AEC seharusnya dapat menjadi tantangan bagi mahasiswa untuk membuat program yang berhubungan dengan AEC. Misal untuk depar-
temen pengembangan profesi dapat membuat seminar lingkup internasional, departemen kesejahteraan mahasiswa dapat membuka beasiswa yang bekerja sama dengan universitas luar, begitu juga dengan departemen-departemen lainnya. Dari ITS dan IO (International Office) telah cukup banyak melakukan usaha untuk mencerdaskan mahasiswa ITS ke ranah global. Contohnya yaitu dibentuknya English Medium Class yang memberi pengetahuan lebih tentang AUN dan materi tambahan pada LKMM yang membahas seputar perkembangan AEC. Dengan ini, diharap- kan awareness dan mindset mahasiswa dapat dibentuk untuk menghadapi AEC kedepannya. (rar/ata/bsy)
TCALENDAR MARET 2016 5 / Kunjungan Medfo ke ITS TV 6 / Road to Forum Mahasiswa Informatika se-Jatim 12 / Kunjungan Medfo ke ITS Online 20 / TCode 22 / Posko Kesehatan 8-13 / LKMM-TD XXIII HMTC 19-20 / Syukuran Wisuda 113 18/25 / HMTC Explore KM ITS Tiap Senin & Rabu / English Day
Ketua Aldo C1E Reporter Dita & Rara C1E -- Editor Basyar C1E Desain Bimo, Resha, & Wira C1E -- Produksi Shafly C1E /HMTCFTIf
@hmtc_its
BluePress HMTC
@YCP2851V