Everblue #4

Page 1

sumbangsih bagi kemajuan alumni ITS, Kampus ITS dan masyarakat, termasuk untuk pembangunan bangsa dan Negara. IKA ITS sebagai salah satu organisasi alumni perguruan tinggi tek nologi terbesar di Indonesia, terus berusaha untuk meningkatkan peran dan kontribusi dalam pembangunan nasional. Sebagai kaum intelektual, IKA ITS juga mesti ikut dalam berpartisipasi aktif dan menghasilkan pemikiran maupun gagasan untuk menjadi sebuah kebijakan nasional. Kebijakan Master Plan Percepatan dan Pe r l u a s a n Pe m b a n g u n a n E k o n o m i Indonesia (MP3EI) yang sudah ditetapkan pemerintah merupakan kebijakan yang memerlukan dukungan semua pihak termasuk oleh Alumni ITS. Harapannya, dengan adanya MP3EI ini menjadikan Alumni I TS lebih bersemangat dan bergairah dalam berkontribusi nyata bagi pembangunan bangsa dan Negara. Hingga tahun 2025, proyek-proyek MP3EI senilai Rp. 853,3 triliun yang tersebar di 6 koridor ekonomi, 8 program utama dan 18 aktivitas utama yang diperkirakan akan membutuhkan 6.610.551 tenaga kerja, termasuk 1 juta insinyur didalamnya. Tentunya hal ini akan menjadi kesempatan emas bagi alumni ITS untuk turut berperan aktif dalam percepatan dan perluasan pembangunan nasional. Hal ini sekaligus menjadi tantangan bagi I T S untuk senantiasa menghasilkan sarjana atau alumni yang inovatif, visoner dan memiliki pandangan yang jauh ke depan serta

berpikiran terbuka (open minded). Bukan hanya berpikir engineering, tapi juga berpikir tentang bangsa. Perkembangan dunia teknologi berjalan begitu cepat, seperti yang diungk apk an oleh Gordon Moore, seorang insinyur elektrik dan pendiri Intel Company, perusahaan chip computer t e r b e s a r, p a d a t a h u n 1 9 6 0 - a n menyampaikan : setiap 18 bulan (1,5 tahun) kecepatan prosesor akan bertambah dua kali lipat, dengan biaya yang relative sama . Pernyataan ini ternyata mempunyai mak na yang memberikan implikasi yang sangat luar biasa. Ketika tahun 1960-an, komputer hanya terdiri dari 2 transistor saja. Namun sekarang, pada tahun 2000-an atau selama 40 tahun berkembang (berarti 1,5 tahun x 30), maka kecepatannya sudah 2 pangkat 30. Berarti kecepatannya sudah meningkat ratusan juta kali. Filosofinya bahwa pada abad 21 ini, yang menjadi kunci adalah kecepatan. Para Alumni ITS pada akhirnya memang akan dihadapkan pada tantangan yang bersumber pada kecepatan pengunaan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu setiap produk teknologi harus memiliki filosofi atau ide dasar sesuai dengan tuntutan zaman dan berdaya saing global sehingga bisa turut andil dalam mempercepat pembangunan menuju kemandirian bangsa. Editor : Friska

Ketua Friska C1B Editor Ruri C1B -- Layouter Uswah C1B Produksi Wilik C1B -- Produksi Arun C1B Demi EverBlue yang lebih baik, kami mengharapkan saran, kritik serta topik unik yang sekiranya dapat di bahas oleh EverBlue. Kami juga menerima tulisan Anda yang akan kami pertimbangkan untuk dimuat di EverBlue edisi berikutnya. Kirimkan saran, kritik serta tulisan Anda ke everbluehmtc@gmail.com dengan subject EverBlue. Terimakasih :)

4 | halaman

#4 DESEMBER 2012

WAHAI PRESIDEN KAMI YANG BARU

..

PEMILU PRESBEM. Sebuah kegiatan rutin tahunan yang pasti diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (BEM ITS) sebagai 'prosesi' pemilihan Presiden BEM yang baru. Pada minggu-minggu pemilu, hampir di sudut kampus menjadi 'heboh serta gegap-gempita'. Seolah-olah kampus ini menjadi sebuah miniatur Negara Indonesia yang sedang heboh menyambut pesta demokrasi. Para Tim Sukses Kampanye berkeliaran, menempel poster disana sini, berkonsolidasi dengan siapapun yang bisa diajak kompromi. Para Calon Presiden BEM (capresBEM) berkoar-koar tiada henti, menawarkan visi dan misi yang seolah-olah bisa menjadi solusi. Tak luput juga dengan para anggota KPU, PPU, Panwaslu yang pastinya juga sibuk, menjaga pelaksanaan PEMILU agar lancar dan bisa menjaring semua inspirasi.

S

atu persatu Jurusan mulai didatangi. Entah atas prakarsa KPU, ataukah atas inisiatif dari capresBEM itu sendiri. Tujuannya satu, menjaring aspirasi atau bisa juga dikatakan 'menjaring suara'. Kenapa saya katakan menjaring suara ? Tentunya karena kegiatan 'mendatangi untuk menjaring aspirasi' ini hanya dilakukan pada saat minggu-minggu PEMILU. Pada saat minggu-minggu biasa? Jangan harap. Seingat saya selama saya kuliah disini, baru sekali saya ditanya soal aspirasi saya oleh salah satu capresBEM. Dan menurut saya itu adalah sebuah hal yang patut disyukuri, karena tidak semua mahasiswa bisa beruntung ditanyai aspirasinya oleh capres BEM kecuali mungkin capres BEM-nya nganggur dia bisa melakukan hal gila dengan keliling ITS dan menanyai apsirasi semua mahasiswa ITS satu persatu. Apa hal yang menarik disini? Tentunya kita semua sudah bisa menarik kesimpulan sementara dari uraian saya diatas, yang intinya adalah kegiatan menjaring aspirasi ini hanya dilakukan semata-mata untuk syarat mendapat dukungan, mendapat suara. Tidak lebih dan tidak kurang. Tidak

pernah saya lihat, tidak pernah saya rasakan orang-orang yang mengatakan ingin 'mewakili' ITS di kursi BEM itu menanyakan tentang aspirasi saya. Boroboro soal aspirasi, mereka saja berkeinginan untuk mengenal orangorang yang bak al merek a jalank an aspirasinya saja tidak. Jadi, wajarkah jika jumlah suara golput di TC banyak. Bagi saya ya wajar saja. Karena orang-orang yang mengaku capresBEM itu tidak mampu membuktikan bahwa dirinya layak untuk dipilih oleh warga. Lantas, jika mereka itu tidak layak untuk dipilih, apakah mereka itu tidak berkompeten? Wah, kalau soal itu saya tidak dapat berkomentar. Saya yakin mereka-mereka yang katakanlah'nekat' maju sebagai capresBEM pastilah bukan orang sembarangan. Mereka adalah orang-orang yang rela menyia-nyiakan waktunya yang berharga untuk mengurus hubungan keorganisasian Mahasiswa selingkup ITS. Jadi tidak mungkin mereka itu tidak berkompeten. Lantas? Masalahnya apa kalau begitu? Sabar dulu. Pertanyaan saya tentang 'Masalahnya apa?' ini sudah saya halaman | 1


Abdurrazak Baihaqi Administrator Laboratorium Arsitektur dan Jaringan Komputer, Administrator magang ITSNet, serta warga TC yng beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. sampaikan ke si capresBEM yang katakanlah beruntung berkesempatan bertemu dengan saya . Sayang sekali jawaban yang dia berikan adalah jawaban yang sifatnya diplomatis. Padahal jawaban yang saya minta adalah jawaban yang jelas. Lebih lanjutnya ini kutipan tanya jawab antara saya dan si capres BEM itu: Saya : 'Sebenarnya BEM itu ngapain sih, untuk apa BEM itu ada? Toh nggak usah ada BEM juga HMJ saya masih bisa hidup dan bernafas Salah satu capres BEM : 'Begini , saya sudah kampanye di semua jurusan mulai dari sabang sampai merauke, dan sudah menanyai mahasiswa mulai dari yang anak konglemoerat sampai anak orang melarat, dan rata-rata, mereka itu menanyakan hal yang sama. BEM itu buat apa mas? Jadi begini , untuk melihat masalah ini kita harus melihat dari dua sisi. Satu sisi kita lihat dari mahasiswa non BEM, dan sisi lain kita juga harus melihat dari sisi mahasiswa yang berkecimpung di BEM. Bagi mahasiswa yang non BEM, bisa jadi sama sekali tidak merasakan keberadaan BEM. Namun dari sisi mahasiswa yang berkecimpung di BEM, pastinya mereka juga tidak rela jika dianggap tidak menunjukkan kinerjanya, karena kegiatan di BEM sendiri sangatlah padat. tahukah kalau tempo hari pada tanggal sekian jam sekian di tempat antah berantah BEM sudah melakukan kegiatan Bla bla bla yang merupakan bla bla bla? (singkatnya seperti itu)'. Adakah yang sudah menemukan titik temu dari uraian di atas? Sudah ada? Wah hebat sekali anda. Soalnya saya sendiri yakin bahwa argumen retorika dan diplomatis dari si capresBEM yang baik tersebut sama sekali tidak menunjukkan solusi konkrit. Jangankan solusi, argument itu bahkan tidak mampu menunjukkan

2 | halaman

letak akar masalahnya sendiri dimana. Kemudian dari uraian saya yang panjang lebar ini, bisakah anda menarik konklusi tentang masalah yang sebenarnya terjadi? Tidak bisa ya? Baiklah sepertinya sekali lagi harus saya yang harus menjabarkan masalah ini kepada anda,. Permasalahan ini terletak pada frasa kalimat saya yang berbunyi : sebenarnya BEM itu ngapain sih? Penggalan kalimat itu bukan saya utarakan karena saya terlalu apatis. Bukan pula diutarakan untuk menguji 'iman dan takwa' dari si capresBEM. Pertanyaan itu muncul karena memang saya merasa bahwa BEM itu nggak kerasa 'sentuhannya' ke saya selaku mahasiswa di kasta 'rakyat jelata'. Sehingga tidak bisa anda menyalahkan saya jika Badan Eksekutif Mahasiswa itu saya artikan menjadi Badan Eksklusif Mahasiswa. Soalnya kesan yang ditunjukkan memang seperti itu, mau bagaimana lagi? Iya saya tahu bahwa sebagai mahasiswa kita harus berperan pro aktif, dan menghayati mengenai peran dan fungsi mahasiswa Iron Stock, Agent of Change, Social Control, dan Moral Force. Tetapi apakah untuk menjalankan dan mengamalkan peran dan fungsi mahasiswa kita harus menjadi organisatoris, atau menjadi aktivis, atau hiperaktif (mudah-mudahan yang terakhir ini nggak ya :D)? Tentu tidak. Kalau semua mahasiswa jadi aktivis, terus siapa yang kebagian tugas jadi peneliti? Siapa yang kebagian tugas berenterpreneur? Oleh sebab itu, sebagai mahasiswa tentunya anda mengerti bahwa mahasiswa bisa berperan maksimal di bidang yang menjadi keahliannya, tidak harus menjadi aktivis atau organisatoris. Nah disinilah perannya BEM itu menurut saya. BEM harus mampu memberdayakan rakyatnya. Bukan kerjanya menuntut diperhatikan terus. Bukan kerjanya malah tenggelam dalam sebuah kegiatan-kegiatan yang terlihat eksis, tapi tidak mempu menyentuh kalbu dan sanubari rakyatnya. Setidaknya kalau belum mampu membuat proker seperti itu, maka buatlah kami ini tahu tentang kegiatan anda. Sering-seringlah turun ke

jurusan. Berilah kami kabar tentang perkembangan kegiatan BEM, sekaligus mendengar keluh kesah kami selaku rakyat anda. Kami tahu anda itu orang-orang hebat. Anda calon pemimpin masa depan. Tetapi jangan karena saking hebatnya anda, anda melihat terlalu jauh ke langit, tetapi anda melupakan bumi dimana kaki anda berpijak. Karena di bumi itu ada kami, orang-orang yang harusnya anda akomodasi aspirasinya. Anda mahasiswa, kami juga mahasiswa. Jangan karena kami kurang tahu soal kegiatan BEM anda menilai kami mahasiswa yang kurang peduli, tapi coba renungi diri anda mungkin anda kurang mempu memberikan kami cukup informasi. Anda harus tahu bahwa di Indonesia sangat banyak sekali orang pintar, dan berita buruknya adalah orang yang merasa pintar itu lebih banyak lagi. Oleh sebab itu, saya sampaikan kepada anda sebuah nasehat, pitutur sakral dari orang jawa. Ojo rumongso biso, nanging bisoo rumongso. Pitutur yang singkat namun maknanya

mendalam. Orang orang yang pintar yang duduk di kursi birokrasi (atau yang merasa pintar) di negeri ini kurang peduli dengan keadaan rakyatnya. Karena pintar saja itu tidak cukup kalau tidak dilengkapi dengan kepedulian. Hal yang sama bisa saja saat ini sedang terjadi di ITS, yang katanya 'miniatur' sebuah Negara. Diperlukan kepedulian dari anda semua, dan upaya lebih dari anda untuk mengetahui apa yang terjadi di lingkungan rakyat anda. Jangan dibalik dengan memaksa kami yang merupakan rakyat jelata ini mendatangi istana anda. Perbaiki penyebaran informasi anda, karena sebanyak apapun kegiatan anda, tetapi jika informasinya tidak sampai kepada kita, maka tetap saja upaya anda yang melelahkan itu terlihat sia-sia. Semoga uraian panjang lebar saya ini bisa memberik an pencerahan bagi siapapun yang membaca, dan semoga ITS tetap selalu menjadi yang terbaik. VIVAT TC! Hidup TC Hidup TC Hidup TC! VIVAT! Hidup ITS Hidup ITS Hidup ITS! Editor : Friska

ITS untuk Bangsa, ITS untuk Dunia. Tidak hanya berpikir engineering, tapi juga berpikir tentang bangsa.

Ika Astutik Ketua Departemen MEDFO HMTC 2012/2013

Institut Teknologi Sepuluh Nopember merupakan perguruan tinggi negeri yang mempunyai prestasi dan peran penting dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, berdedikasi, serta mempunyai kontribusi yang besar bagi pengembangan industri nasional dan kemajuan bangsa. Hal ini tercemin dari para alumni ITS yang menempati posisi penting di bidangnya. Baik di bidang pemerintahan, BUMN, perusahaan swasta, atau entrepreneur. Posisi yang ditempati sangat bervariatif dari mulai karyawan sampai dengan posisi CEO. Perusahaan tersebut bisa dari sektor keuangan, sektor konstruksi, sektor oil & gas, mining, manufaktur, industri dan lain sebagainya. Jumlah Alumni ITS, hingga saat ini mencapai 72.000 orang, yang mayoritas tersebar di seluruh Indonesia. Para alumni ini tergabung dalam sebuah organisasi yang bernama Ikatan Alumni ITS (IKA ITS). IKA ITS yang didirikan pada tahun 1970, merupakan wadah bagi alumni untuk berpartisipasi, bersilatuhrahmi, dan memberikan halaman | 3


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.