memahami
GLOBALISASI untuk petani
Komik ini ingin berdiskusi Apakah globalisasi itu? Bagaimana globalisasi terjadi? Bagaimana dampaknya? Baik dampaknya bagi ekonomi kita secara Nasional maupun dampak secara khusus bagi petani dan keluarga petani Indonesia. Selain itu, komik ini mengajak Kita semua mengumpulkan segenap tenaga untuk tetap mandiri dan lepas dari Ketergantungan, apalagi keterjajahan di era globalisasi.
Diterbitkan oleh : Yayasan Duta Awam Jl. Adi Sucipto no.184i SOLO (0271) 710816 - Fax. (0271) 729176 dutaawam@dutaawam.org
Yayasan Duta Awam
Kesaksian Petani
Prolog
Globalisasi itu jelas merugikan saya. Di bidang pertanian pasar bebas ini berakibat buruk, yaitu tersainginya produk hasil panen kami. Saya baca koran, sebenarnya Indonesia bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi mengapa banyak produk dari luar negeri masuk. (Sugiatno, petani asal Blumbang Tawangmangu, Karanganyar Jateng)
Kata Globalisasi berasal dari kata global yang artinya “bersifat mendunia”. Maka secara arti kata dia bermakna gejala yang (bersifat) mendunia. Dalam perkembangan sekarang, dan kuatnya ideologi ekonomi liberal (berhubungan dengan kebebasan berusaha dan bersaing) maka globalisasi lebih banyak dikaitkan dengan permasalahan ekonomi. Jadi globalisasi terkait erat dengan era liberalisasi (pembebasan) perdagangan yang menekankan pada (persaingan) bebas sebagai dasar utama pertumbuhan ekonomi.
Pasar bebas silakan saja. Tapi mengapa pemerintah mau membantu pengusaha gede yang kreditnya macet, tetapi tidak cukup serius dalam membantu petani yang hidupnya macet. (Nur Wardoyo, petani asal Polokarto, Sukoharjo Jateng)
Puncak globalisasi ekonomi sekarang ditandai dengan lahirnya peraturan global mengenai tatacara perdagangan yang mewujud pada sebuah lembaga “di atas Negara-negara” bernama Word Trade Organization (WTO) atau organisasi perdagangan dunia. Lembaga ini bertindak jadi wasit atau polisi dalam menciptakan pasar bebas bagi negara-negara. Sayangnya pembuatan keputusan di lembaga ini sangat dipengaruhi beberapa Negara kaya dan kuat saja.
Ketika saya panen, kok tahu-tahu ada beras impor yang harganya sangat murah dan itu mematikan harga beras petani (Paino, petani asal Tawangmangu, Karanganyar Jateng)
Beberapa bidang yang diatur oleh WTO, antara lain mengenai tarif (bea impor) yang ditekan seminimal mungkin. Kemudian, bidang pertanian (dalam Agreement on Agriculture -AoA) yang mengatur tatacara perdagangan hasil pertanian antar negara. AoA tidak membolehkan negara menutup pasar nasionalnya, AoA juga melarang negara memberikan subsidi pertanian dan subsidi ekspor produk pertanian, walau dengan alasan membantu petani miskin.
Pemerintah belum serius berpihak pada petani. Contohnya soal benih, yang kurang ada pengawasan. Banyak sekali benih asing masuk, entah legal atau ilegal. Juga Penyelundupan beras yang tidak ditindak tegas menunjukkan kita belum siap ber-globalisasi (Rashid, petani asal Soroteleng, Selo, Boyolali Jateng)
Epilog
Dengan segala aturan pasar bebas inilah, maka beberapa perusahaan (dari negara maju) telah lahir menjadi “perusahaan raksasa” tingkat dunia. Perusahaan-perusahaan yang disebut MNC (multi national corporation) atau perusaaan lintas negara ini, jumlah kekayaannya dapat melebihi jumlah kekayaan seluruh negara kita. Apalagi negara kita memang sedang jatuh miskin karena salah urus, korupsi dan terjerat utang sejak jaman Orde Baru.
memahami
GLOBALISASI untuk Petani
Cerita : Gideon Sumiyarsa Mediansyah Gambar : bengkel QOMIK
YAYASAN DUTA AWAM Jl. Adi Sucipto no. 184i - SOLO telp. (0271) 710816 - fax. (0271) 729176 dutaawam@dutaawam.org 2003
AYO !!! KITA TUMBUHKAN KEMANDIRIAN, BAIK SEBAGAI INDIVIDU, KELUARGA MAUPUN BERBANGSA !
Pemain di panggung globalisasi yang lain adalah Word Bank (WB) atau Bank Dunia. Lembaga yang sahamnya dikuasai oleh beberapa negara kaya ini, sering memberi pinjaman utang kepada Negara-negara berkembang. Namun utang ini selalu diberikan dengan syarat agar negara pengutang (seperti negara kita) mendukung pasar bebas. Selain kepada WB, negara kita juga berutang kepada ADB (Bank Pembangunan Asia) atau langsung ke beberapa negara kaya. Padahal semua tempat kita berutang itu (lembaga keuangan internasional), menyaratkan pasar bebas atau globalisasi. Ada juga pemain glogalisasi yang bernama IMF (International Monetery Fund) atau dana moneter Internasional. Lembaga ini (dengan berbagai bentuk aturannya) mempengaruhi pemerintah dalam membuat keputusan seperti deregulasi. Deregulasi ialah menghapus aturan dagang yang dianggap mereka sebagai penghambat pasar bebas. Intinya tidak boleh ada aturan negara yang menghalangi bisnis mereka yang menginginkan kebebasan. IMF dan Bank Dunia juga menggiring Negara untuk melakukan privatisasi (menjual perusahaan-perusahaan milik Negara/rakyat. Misalnya Negara kita didorong untuk menjual kepemilikan perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN) termasuk perusahaan yang berpengaruh pada peri-kehidupan rakyat banyak, seperti Telkom, Listrik, perusahaan Kereta Api, Air minum dsb. Karena penguasa negara ini, pernah tergoda untuk membangun dengan cara tidak mandiri, maka kita semua sekarang hidup berat secara ekonomi. Hal-hal inilah yang sedang membelit Republik Indonesia dengan seluruh rakyatnya. Negeri ini juga terbelit utang yang ditinggalkan penguasa-penguasa korup. Bayangkan, dengan utang negara kita sekitar Rp 150 Trilyun ini, menjadikan setiap bayi yang lahir di republik ini harus ikut menanggung utang Rp 7,3 juta. Dam karena harus bayar utang, kesejahteraan rakyat sulit sekali diperjuangkan. Bahkan dengan tekanan IMF, WB dan WTO rakyat kita makin menderita karena jatah dana kesehatan di APBN cuma sekitar 2%, jatah dana pendidikan cuma 8,5%. Sedangkan untuk membayar utang jatahnya 40%. Komik ini, memang tidak mengubah banyak hal. Namun kami ingin mengajak semua pihak untuk BANGKIT!
Kesaksian Petani Saya tidak tahu arti persisnya globalisasi dan pasar bebas, yang pasti saya tahu sekarang banyak produk pertanian impor masuk ke Indonesia sehingga petani lokal rugi. (Darmo Wiyono, petani asal Cendono, Kec Bendosari, Kab Sukoharjo, Jateng)
Bagi saya sebagai petani, pasar bebas itu tidak cocok. Contohnya harga bawang putih yang jatuh akibat masuknya bawang putih murah ke Indonesia. Belum lagi dengan terus naiknya harga pupuk, sehingga harga jual kita tidak sesuai... (Narto, petani asal Desa Blumbang, Tawangmangu, Kab Karanganyar Jateng)
Globalisasi itu ya pasar bebas, yaitu produk atau barang dan treknologi bisa masuk ke Indonesia dari negara manapun. Di daerah kami, misalnya dengan masuknya bibit wortel dari luar negeri. (Sarjono, petani asal Tawangmangu, Kab Karanganyar Jateng)
Banyak produk yang kita mampu memenuhi sendiri, tetapi mengapa harus mendatangkan dari luar negeri. Itukan mematikan pasaran petani. (Sugiyanti, petani asal Bendosari, Sukoharjo Jateng)
Suatu hari di sebuah desa yang permai, tampak para petani bekerja dengan giat di sawah. Mereka tekun mengolah lahannya yang kebetulan baru saja mereka panen minggu lalu.
AYO !!! KITA TUMBUHKAN KEMANDIRIAN, BAIK SEBAGAI INDIVIDU, KELUARGA MAUPUN BERBANGSA !
Tampak Pak Karyo dan istrinya sedang beristirahat di dangau.
Sedang istirahat Pak Karyo ?
Iya nih ! Mampir lho, Pak !
Pak Totok dan Pak Udin pun bergabung, mereka akhirnya mengobrol...
Itu dia ! Hasil panen banyak, tapi hasil jualnya ternyata tidak memuaskan.
Jadi ceritanya kemarin itu... Pas saya jual beras ke pasar...
Bagaimana panen kemarin, Pak ?
24
1
BERAS INDIA POKOK’E
BERAS THAILAND
BERAS MBOJA
BERAS RRC
BERAS VIETNAM
IMPOR
BERAS JEPAN
Jual beras, Pak ? Sekarang harga beras sedang murah, maklum pasokannya banyak. Sekarang kan banyak beras dari luar negeri juga.
Selain itu perhatian pada lingkungan harus kita tingkatkan. Sebab, dengan menjaga kelestarian lingkungan berarti menjaga kelangsungan hidup kita
Caranya dengan menghindari & menjaga perusakan alam serta eksploitasi alam secara sembarangan dan berlebihan.
Walah...kok harga beras jeblok begini ya ?
Lho, kok sudah banyak beras impor ? Terus saya jual beras ke mana ?
Kalo harga beras murah begitu, bagaimana bisa buat modal tanam selanjutnya ?
Bener, Pak ! Belum lagi kebutuhan kita yang lainnya. Kok bisa jadi tidak karuan begini, ya ?
Globalisasi juga menyebabkan hilangnya pengetahuan dan kearifan lokal seperti obat-obatan tradisional. Banyak resep tradisional sudah dikuasai industri besar.
G
L
G
O
B
LO
A SA LI AI S A B S
S
Makanya, kita harus tetap menguasai dan mengembangkan obat tradisional. Karena hal ini juga berarti bagi kemandirian kita.
I
I
TANAMAN OBAT
2
23
Tak heran, banyak beras impor masuk Indonesia. Privatisasi yang didiktekan IMF di bidang perberasan, menggiring BULOG berubah menjadi PERUM dan bukan lagi satu-satunya yang dapat mengimpor beras. Pihak swasta pun mudah mengimpor beras, sehingga pasokan beras dari luar negeri akhirnya melimpah. BERAS IMPOR BERAS IMPOR
Melakukan pertanian ramah lingkungan dan dengan menggunakan sumber daya di sekitar kita, berarti kita melestarikan lingkungan dan secara tidak langsung mengurangi ketergantungan kita terhadap produk impor.
Bahkan pestisidapun juga bisa kita peroleh dari alam.
BERAS IMPOR
Dulu setiap produk yang menyangkut hajat hidup orang banyak, dapat dikenakan bea masuk mahal, juga dapat dibatasi. Sehingga (bila ttg produk pertanian) kepentingan petani terlindungi.
Sekarang dengan adanya pasar bebas, barang-barang luar negeri bebas masuk ke Indonesia dengan bea masuk ringan. Akibatnya barang-barang di pasar dalam negeri melimpah dan harga “amburadul�.
bahan kimia bahan kimia
bahan kimia
n baha kimia
INDONESIA
22
3
Lembaga-lembaga multinasional (IMF, WTO, WB) mengharuskan setiap negara anggotanya (termasuk Indonesia) mengubah aturan perdagangan yang menyebabkan produk-produk luar (barang, jasa dan bahkan tenaga kerja ahli) membanjiri Indonesia.
Untuk menghadapi globalisasi, kemandirian amat diperlukan. Petani perlu mengembangkan sistem pertanian yang mandiri dan berkelanjutan. Lalu apa yang bisa dilakukan untuk menghadapi globalisasi ?
Demikian juga dengan Indonesia. Sejak Orde Baru yang lalu Indonesia menjadi salah satu negara “pengutang yg baik� dari IMF & WB. Kini negara harus bayar utang dan bunganya. Maka subsidi sarana pertanian spt pupuk dicabut. Harga pupuk jadi tak terjangkau.
Padahal untuk bercocok tanam, sarana produksi pertanian harus dipenuhi kan...
Sistem pertanian ini menghilangkan ketergantungan kepada input atau pasokan dari luar.
Lha... Kita dapat apa ???
Kemandirian ini dapat diwujudkan dengan melestarikan bibit kita sendiri.
Padahal, negara maju seperti Amerika dan negara-negara Eropa terbukti masih memberikan subsidi bagi sektor pertanian mereka... SUBSIDI
BIBIT IMPOR
BANTUAN SUBSIDI
BIBIT LOKAL
PEMERINTAH
4
Sedangkan negara berkembang seperti Indonesia diharuskan mencabut subsidi pertaniannya. Produk pertanian dari negara maju pun jadi lebih bersaing.
21
Pengurangan dan penghapusan biaya kesejahteraan rakyat, menyebabkan biaya hidup naik, seperti sektor pendidikan, kesehatan juga transportasi.
Banyak rakyat yang kemudian menjadi semakin tidak mampu menjangkaunya.
I PEND N DIKA
BBM
Petani sekarang memang susah. Bibit misalnya, banyak bibit luar negeri beredar di pasaran. Memang sepertinya menguntungkan, banyak pilihan tetapi...
KESE N HATA
TOKO BENIH IMPORT
Memang... tapi dengan dikuasainya bibit oleh 1-2 perusahaan, kita mulai tidak mandiri.
Apalagi “bibit pabrik” itu sudah direkayasa, sehingga tidak bisa dibenihkan lagi... Kita pun harus selalu beli dan beli lagi...
TRANS I S PORTA
BENIH IMPORT
Kini, sektor pertanian dan petani Indonesia yang makin lemah (beberapa subsidi pertanian seperti pupuk dicabut), seolah dipaksa bertarung dengan produk pertanian dari luar negeri yang terus-menerus menyerbu negeri kita.
beras impor
20
beras lokal
Kalau kita pakai bibit lokal yang dulu kita pakai sebelum ada bibit dari luar negeri bagaimana ?
Selain itu untuk menyuburkan tanah kita perlu pupuk. Padahal pupuk juga harus beli. Seperti dibilang tadi, subsidi pupuk juga dicabut ... Maka harganya makin tak terjangkau
Ya itu, sayangnya... Banyak bibit lokal yang sekarang hilang karena setelah ada “bibit pabrik” bibit asli jadijarang dipakai.
5
Yang saya heran itu, pemakaian pupuk harus terus ditingkatkan dari waktu ke waktu.
Lha terus, bagaimana dampaknya bagi Indonesia ?
Iya, Pak ! Dulu waktu pakai pupuk kandang, tanah lebih subur dan mengolahnya pun lebih mudah.
PRODUK DALAM NEGERI
Iya, seolah semua seperti dipaketkan saja. Benih, pupuk, dan pestisidanya.. Tinggal beli toh ? Di toko-toko kan banyak dijual pestisida. Kok repot...
Gimana ndak repot ? Beli kan pakai duit ! Kalau harga panen turun terus, mau beli pakai apa ?
PRODUK LUAR NEGERI Dengar-dengar, pestisida bukan cuma membunuh hama. Tapi juga binatang dan tanaman lainnya.
6
Sebab, impor dari luar negeri banyak yang disubsidi. Pasar bebas juga menumbuhkan penyelundupan
Dampak globalisasi bagi kita: Perekonomian nasional kita kacau balau, produk kita harganya jatuh! Alam kita dirusak (eksploitasi) habis-habisan. Jumlah orang miskin di negara kita terus meningkat! Sudah banyak perusahaan lokal menjadi bangkrut dan tutup usaha atau diambil alih oleh perusahaan asing.
PERUSAHAAN LOKAL
PRO DAL DUK NEG AM ERI
Harus diakui, semua bahan kimia itu menurunkan kualitas lahan
UK PROD R LUA I R NEGE
Itu karena bibit unggul lebih rakus. Dari hari ke hari makin meningkat pula dosis pemupukan. Belum lagi pestisidanya...
19
Di bidang pertanian, misalnya. Saat ini benih tanaman pangan di seluruh dunia mulai dikuasai hanya oleh beberapa perusahaan yang berpusat di Eropa dan Amerika.
Penguasaan atas benih tanaman pangan ini, semata bertujuan untuk terus menumpuk keuntungan. Uang dan sumber daya alam kita terus-menerus “tersedot� ke luar negeri.
$ $
$
$
$
menghalau hama. Lha sekarang ??
$
Dan hasilnya ...
ORT
IMP PT.
KEUNTUNGAN
24 18
Dulu kita bertani dengan cara bersahabat dengan alam, dan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Kini, kita didorong untuk menanam aneka ragam produk perdagangan dunia
$ $
Keuntungannya mengalir ke kantor pusat perusahaan-perusahaan tersebut.
$
Iya !! Dulu kan Apa itu yang banyak hewan dan dimaksud pestisida merusak lingkungan tanaman yang bisa dipakai untuk yaaa ...
Kini petani cenderung (berorientasi) menanam produk ekspor, dengan pola monokultur (satu jenis tanaman di lahan luas) untuk mengejar jumlah produksi. Padahal harga produk perdagangan dunia sangat labil dan dikuasai pedagang besar.
Sudah belasan tahun ini kita berorientasi ekspor... Baru belakangan ini pemerintah sadar dan membuat program ketahanan pangan, ini pun belum berisi semangat kemandirian.
18
1 7
Akibat orientasi produksi ini, maka pemakaian benih, pemakaian pupuk kimia dan pestisida makin meningkat. Selain kualitas lingkungan kita menurun (rusak), juga berbahaya bagi kesehatan..
Mereka melobi dan mendesak dibukanya pasar, karena mereka yang akan mengambil keuntungan dari situ.
MN
C
MNC
Mereka mempertahankan upah buruh murah di negara berkembang agar mereka terus mendapat keuntungan sebesar-besarnya...
Ya, saya ingat ! Dulu pemerintah menggalakkan bimas dan inmas dengan giat. Program menanam dengan bibit unggul, pemakaian pupuk, pengendali hama dengan pestisida, irigasi teknis dan sebagainya itu...
Itulah program Dan, waktu ngutang pemerintah yang sama IMF, pemetelah berhasil merintah kita jumusnahkan ribuan ga sepakat untuk varietas tanaman membuka pasar lokal kita.. bagi produk luar.
Keuntungan tidak didapat, malah merugikan petani seperti kita ini yaa ...
Yaa... Mau tidak mau harus begitu toh ?
AKSES PASAR
tidak peduli pada hal-hal selain dari mengeruk keuntungan. Maka terjadi kerusakan alam dan pelanggaran hak asasi manusia.
MNC
8
17
Wah, yang untung cuma negara-negara kaya ya ? Kok bisa begitu yaaa ?
Ini semua tak lepas dari campur tangan MNC.
Sebagai lembaga internasional yang memberikan pinjaman jangka pendek terutama bagi negara-negara yang mengalami krisis keuangan, IMF menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Syarat itu ialah “Structural Adjustment Programs” atau Program Penyesuaian Struktural.
Yaitu, Indonesia harus menghapuskan bea masuk dan mengurangi berbagai aturan main perdagangan antar negara. Tentu ini merugikan perdagangan kita. KHUSUS IMPORTIR BERAS ke INDONESIA -BEBAS BEA-
UK
USA
THAI LAND
RRC
JEPANG
SAPs
Yak, benar !!! Tapi tepatnya adalah...
Oh...itu kan perusahaan-perusahaan besar dari negara kaya seperti Amerika dan Eropa itu khan?
MNC (Multi National Coorporation) adalah perusahaan lintas batas negara. Punya modal besar dan mampu mendirikan cabang di berbagai negara. Umumnya perusahaan-perusahaan ini berpusat di Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Mereka ini lah yang paling diuntungkan oleh globalisasi.
syarat IMF
Negara kita telah dipaksa mengurangi berbagai aturan tentang investasi asing, katanya supaya Indonesia jadi wilayah “bebas berdagang”.
I
SUBSID
ATURAN-ATURAN INVESTASI 1. 2.-3.----4.-------5.--------6.------7.----8.---9.-
Pengurangan dan penghapusan berbagai subsidi seperti subsidi pertanian, subsidi pendidikan dan subsidi kesehatan, dll.
16
9
Wah, susah juga... Kita sepertinya terjebak dan susah keluar.
Lho, bukannya IMF yang saya tahu di koran dan TV sudah keluar dari Indonesia ?
Negara tidak punya utang baru, tapi kita masih punya sisa utang & bunganya. Belum lagi utang kita sama Bank Dunia.
Heh ? Bank Dunia ? Buat apa kita hutang sama Bank Dunia ?
W T O
A NEGAR KUASA
Di bawah tekanan WTO, negara-negara sepakat dengan AoA. Yaitu harus mengubah berbagai kebijakan impor, menjadi yang diinginkan WTO. Negara-negara berkembang harus mengurangi bea masuk dan berbagai pajak lainnya atas barang impor. Pembatasan atas jumlah impor produk pertanian pun harus dihapuskan.
Ya...Buat mendanai proyek-proyek pembangunan. Waduk, jalan, jembatan, dll. Dari mana dananya kalau tidak dari utang ?
Lho, katanya negara kita itu kaya-raya. Ko’ membangun dengan utang
AYO ! Serbu !!!
NEGARA BERKEMBANG
Persaingan ekspor ! Inilah alasan penghapusan subsidi ekspor pertanian. Ini akan memudahkan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat untuk menjual kelebihan produksi pertanian mereka ke pasar dunia. Ditambah lagi, negara-negara kaya masih memberikan subsidi pada eksportirnya dan juga dana proteksi (perlindungan) bagi produk negeri mereka.
Sudah terjerat utang, korupsinya juga terdepan di dunia... NEGARA BERKEMBANG
NEGARA
NEGARA
Kelebihan Produksi Negara Maju
MAJU
10
15
Dalam bidang pertanian, WTO (dengan AoA-nya) terus menuntut kepada pemerintah kita untuk mengurangi (atau menghentikan) subsidi kepada produsen (petani).
Misalnya saja, subsidi pupuk yang selama ini diberikan pada petani harus dihapuskan. Akibatnya pupuk jadi mahal. Sehingga biaya produksi petani jadi meningkat.
Sama seperti IMF, Bank Dunia juga menempatkan SAPs dalam syarat memberikan pinjaman. Dengan demikian, struktur ekonomi kita dapat diubah shg mereka dapat berbisnis seluas-luasnya.
Jelas sekali, IMF dan Bank Dunia lebih mengabdi pada kepentingan negara maju dan segelintir pemodal besar.
? ??
SAPs
Namun, negara-negara kuat terbukti curang! Mereka tetap berikan subsidi besar kepada warganya sendiri. Di Eropa misalnya, pemilik sapi dibantu pemerintahnya 2 dolar per-sapi. Di Jepang bahkan 5-6 dolar Amerika.
Kamu orang harus kerja lebih keras. Supaya kamu orang bisa bayar utang ya..
Ternyata kita ini kaya ya ?
a gar Ne asa ku Ber
Iya...tapi kaya utang. Ha...ha...
BUKAN LAUTAN HANYA KOLAM SUSU...
HA... HA... HE...
Yes, Sir..
HI...
14
11
Lha, terus apanya yang menguntungkan buat kita ?
Sejak tahun 1990, Indonesia dengan pola pembangunan yang diterapkan saat itu (hingga kini), menjadi salah satu anggota WTO. Konsekuensinya, Indonesia harus mematuhi aturan-aturan WTO.
WTO mengatur banyak hal dalam bidang perdagangan. Bukan hanya persoalan tarif dan bea masuk barang secara umum, tapi juga perdagangan hasil pertanian, tekstil, jasa, investasi bahkan tentang hak paten.
Kalau perdagangan hasil pertanian itu... Sebenarnya bagaimana ?
Lha ... Kalau ndak ada untungnya kenapa ikut aturan WTO.
WTO dikuasai negara-negara kaya dan berkuasa lho...
O WT
Aturan yang mengatur ini disebut Agreement on Agriculture ( Perjanjian dalam bidang pertanian). Ini mengatur tata cara perdagangan hasil pertanian antar negara. AoA melarang kita dari menutup diri thd masuknya produk luar. Juga melarang subsidi sektor pertanian bahkan subsidi ekspor hasil pertanian.
AOA
Terus bagaimana dampak dari penerapan aturan tersebut ?
Iya ! Siapa yang untung dan siapa yang rugi ?
I DIT MO A KO GAR E N A
Kalau kita keluar dari... Apa itu tadi ? WTO ?
WTO telah menjadi “POLISI�nya perdagangan. Setiap pelanggaran ketentuan dalam aturan WTO akan dikenakan sanksi, misalnya embargo ekonomi (pengucilan).
TI DI MO RA KO EGA N C
12
13
Lha, terus apanya yang menguntungkan buat kita ?
Sejak tahun 1990, Indonesia dengan pola pembangunan yang diterapkan saat itu (hingga kini), menjadi salah satu anggota WTO. Konsekuensinya, Indonesia harus mematuhi aturan-aturan WTO.
WTO mengatur banyak hal dalam bidang perdagangan. Bukan hanya persoalan tarif dan bea masuk barang secara umum, tapi juga perdagangan hasil pertanian, tekstil, jasa, investasi bahkan tentang hak paten.
Kalau perdagangan hasil pertanian itu... Sebenarnya bagaimana ?
Lha ... Kalau ndak ada untungnya kenapa ikut aturan WTO.
WTO dikuasai negara-negara kaya dan berkuasa lho...
O WT
Aturan yang mengatur ini disebut Agreement on Agriculture ( Perjanjian dalam bidang pertanian). Ini mengatur tata cara perdagangan hasil pertanian antar negara. AoA melarang kita dari menutup diri thd masuknya produk luar. Juga melarang subsidi sektor pertanian bahkan subsidi ekspor hasil pertanian.
AOA
Terus bagaimana dampak dari penerapan aturan tersebut ?
Iya ! Siapa yang untung dan siapa yang rugi ?
I DIT MO A KO GAR E N A
Kalau kita keluar dari... Apa itu tadi ? WTO ?
WTO telah menjadi “POLISI�nya perdagangan. Setiap pelanggaran ketentuan dalam aturan WTO akan dikenakan sanksi, misalnya embargo ekonomi (pengucilan).
TI DI MO RA KO EGA N C
12
13
Dalam bidang pertanian, WTO (dengan AoA-nya) terus menuntut kepada pemerintah kita untuk mengurangi (atau menghentikan) subsidi kepada produsen (petani).
Misalnya saja, subsidi pupuk yang selama ini diberikan pada petani harus dihapuskan. Akibatnya pupuk jadi mahal. Sehingga biaya produksi petani jadi meningkat.
Sama seperti IMF, Bank Dunia juga menempatkan SAPs dalam syarat memberikan pinjaman. Dengan demikian, struktur ekonomi kita dapat diubah shg mereka dapat berbisnis seluas-luasnya.
Jelas sekali, IMF dan Bank Dunia lebih mengabdi pada kepentingan negara maju dan segelintir pemodal besar.
? ??
SAPs
Namun, negara-negara kuat terbukti curang! Mereka tetap berikan subsidi besar kepada warganya sendiri. Di Eropa misalnya, pemilik sapi dibantu pemerintahnya 2 dolar per-sapi. Di Jepang bahkan 5-6 dolar Amerika.
Kamu orang harus kerja lebih keras. Supaya kamu orang bisa bayar utang ya..
Ternyata kita ini kaya ya ?
a gar Ne asa ku Ber
Iya...tapi kaya utang. Ha...ha...
BUKAN LAUTAN HANYA KOLAM SUSU...
HA... HA... HE...
Yes, Sir..
HI...
14
11
Wah, susah juga... Kita sepertinya terjebak dan susah keluar.
Lho, bukannya IMF yang saya tahu di koran dan TV sudah keluar dari Indonesia ?
Negara tidak punya utang baru, tapi kita masih punya sisa utang & bunganya. Belum lagi utang kita sama Bank Dunia.
Heh ? Bank Dunia ? Buat apa kita hutang sama Bank Dunia ?
W T O
A NEGAR KUASA
Di bawah tekanan WTO, negara-negara sepakat dengan AoA. Yaitu harus mengubah berbagai kebijakan impor, menjadi yang diinginkan WTO. Negara-negara berkembang harus mengurangi bea masuk dan berbagai pajak lainnya atas barang impor. Pembatasan atas jumlah impor produk pertanian pun harus dihapuskan.
Ya...Buat mendanai proyek-proyek pembangunan. Waduk, jalan, jembatan, dll. Dari mana dananya kalau tidak dari utang ?
Lho, katanya negara kita itu kaya-raya. Ko’ membangun dengan utang
AYO ! Serbu !!!
NEGARA BERKEMBANG
Persaingan ekspor ! Inilah alasan penghapusan subsidi ekspor pertanian. Ini akan memudahkan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat untuk menjual kelebihan produksi pertanian mereka ke pasar dunia. Ditambah lagi, negara-negara kaya masih memberikan subsidi pada eksportirnya dan juga dana proteksi (perlindungan) bagi produk negeri mereka.
Sudah terjerat utang, korupsinya juga terdepan di dunia... NEGARA BERKEMBANG
NEGARA
NEGARA
Kelebihan Produksi Negara Maju
MAJU
10
15
Wah, yang untung cuma negara-negara kaya ya ? Kok bisa begitu yaaa ?
Ini semua tak lepas dari campur tangan MNC.
Sebagai lembaga internasional yang memberikan pinjaman jangka pendek terutama bagi negara-negara yang mengalami krisis keuangan, IMF menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Syarat itu ialah “Structural Adjustment Programs” atau Program Penyesuaian Struktural.
Yaitu, Indonesia harus menghapuskan bea masuk dan mengurangi berbagai aturan main perdagangan antar negara. Tentu ini merugikan perdagangan kita. KHUSUS IMPORTIR BERAS ke INDONESIA -BEBAS BEA-
UK
USA
THAI LAND
RRC
JEPANG
SAPs
Yak, benar !!! Tapi tepatnya adalah...
Oh...itu kan perusahaan-perusahaan besar dari negara kaya seperti Amerika dan Eropa itu khan?
MNC (Multi National Coorporation) adalah perusahaan lintas batas negara. Punya modal besar dan mampu mendirikan cabang di berbagai negara. Umumnya perusahaan-perusahaan ini berpusat di Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Mereka ini lah yang paling diuntungkan oleh globalisasi.
syarat IMF
Negara kita telah dipaksa mengurangi berbagai aturan tentang investasi asing, katanya supaya Indonesia jadi wilayah “bebas berdagang”.
I
SUBSID
ATURAN-ATURAN INVESTASI 1. 2.-3.----4.-------5.--------6.------7.----8.---9.-
Pengurangan dan penghapusan berbagai subsidi seperti subsidi pertanian, subsidi pendidikan dan subsidi kesehatan, dll.
16
9
Akibat orientasi produksi ini, maka pemakaian benih, pemakaian pupuk kimia dan pestisida makin meningkat. Selain kualitas lingkungan kita menurun (rusak), juga berbahaya bagi kesehatan..
Mereka melobi dan mendesak dibukanya pasar, karena mereka yang akan mengambil keuntungan dari situ.
MN
C
MNC
Mereka mempertahankan upah buruh murah di negara berkembang agar mereka terus mendapat keuntungan sebesar-besarnya...
Ya, saya ingat ! Dulu pemerintah menggalakkan bimas dan inmas dengan giat. Program menanam dengan bibit unggul, pemakaian pupuk, pengendali hama dengan pestisida, irigasi teknis dan sebagainya itu...
Itulah program Dan, waktu ngutang pemerintah yang sama IMF, pemetelah berhasil merintah kita jumusnahkan ribuan ga sepakat untuk varietas tanaman membuka pasar lokal kita.. bagi produk luar.
Keuntungan tidak didapat, malah merugikan petani seperti kita ini yaa ...
Yaa... Mau tidak mau harus begitu toh ?
AKSES PASAR
tidak peduli pada hal-hal selain dari mengeruk keuntungan. Maka terjadi kerusakan alam dan pelanggaran hak asasi manusia.
MNC
8
17
Di bidang pertanian, misalnya. Saat ini benih tanaman pangan di seluruh dunia mulai dikuasai hanya oleh beberapa perusahaan yang berpusat di Eropa dan Amerika.
Penguasaan atas benih tanaman pangan ini, semata bertujuan untuk terus menumpuk keuntungan. Uang dan sumber daya alam kita terus-menerus “tersedot� ke luar negeri.
$ $
$
$
$
menghalau hama. Lha sekarang ??
$
Dan hasilnya ...
ORT
IMP PT.
KEUNTUNGAN
24 18
Dulu kita bertani dengan cara bersahabat dengan alam, dan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Kini, kita didorong untuk menanam aneka ragam produk perdagangan dunia
$ $
Keuntungannya mengalir ke kantor pusat perusahaan-perusahaan tersebut.
$
Iya !! Dulu kan Apa itu yang banyak hewan dan dimaksud pestisida merusak lingkungan tanaman yang bisa dipakai untuk yaaa ...
Kini petani cenderung (berorientasi) menanam produk ekspor, dengan pola monokultur (satu jenis tanaman di lahan luas) untuk mengejar jumlah produksi. Padahal harga produk perdagangan dunia sangat labil dan dikuasai pedagang besar.
Sudah belasan tahun ini kita berorientasi ekspor... Baru belakangan ini pemerintah sadar dan membuat program ketahanan pangan, ini pun belum berisi semangat kemandirian.
18
1 7
Yang saya heran itu, pemakaian pupuk harus terus ditingkatkan dari waktu ke waktu.
Lha terus, bagaimana dampaknya bagi Indonesia ?
Iya, Pak ! Dulu waktu pakai pupuk kandang, tanah lebih subur dan mengolahnya pun lebih mudah.
PRODUK DALAM NEGERI
Iya, seolah semua seperti dipaketkan saja. Benih, pupuk, dan pestisidanya.. Tinggal beli toh ? Di toko-toko kan banyak dijual pestisida. Kok repot...
Gimana ndak repot ? Beli kan pakai duit ! Kalau harga panen turun terus, mau beli pakai apa ?
PRODUK LUAR NEGERI Dengar-dengar, pestisida bukan cuma membunuh hama. Tapi juga binatang dan tanaman lainnya.
6
Sebab, impor dari luar negeri banyak yang disubsidi. Pasar bebas juga menumbuhkan penyelundupan
Dampak globalisasi bagi kita: Perekonomian nasional kita kacau balau, produk kita harganya jatuh! Alam kita dirusak (eksploitasi) habis-habisan. Jumlah orang miskin di negara kita terus meningkat! Sudah banyak perusahaan lokal menjadi bangkrut dan tutup usaha atau diambil alih oleh perusahaan asing.
PERUSAHAAN LOKAL
PRO DAL DUK NEG AM ERI
Harus diakui, semua bahan kimia itu menurunkan kualitas lahan
UK PROD R LUA I R NEGE
Itu karena bibit unggul lebih rakus. Dari hari ke hari makin meningkat pula dosis pemupukan. Belum lagi pestisidanya...
19
Pengurangan dan penghapusan biaya kesejahteraan rakyat, menyebabkan biaya hidup naik, seperti sektor pendidikan, kesehatan juga transportasi.
Banyak rakyat yang kemudian menjadi semakin tidak mampu menjangkaunya.
I PEND N DIKA
BBM
Petani sekarang memang susah. Bibit misalnya, banyak bibit luar negeri beredar di pasaran. Memang sepertinya menguntungkan, banyak pilihan tetapi...
KESE N HATA
TOKO BENIH IMPORT
Memang... tapi dengan dikuasainya bibit oleh 1-2 perusahaan, kita mulai tidak mandiri.
Apalagi “bibit pabrik” itu sudah direkayasa, sehingga tidak bisa dibenihkan lagi... Kita pun harus selalu beli dan beli lagi...
TRANS I S PORTA
BENIH IMPORT
Kini, sektor pertanian dan petani Indonesia yang makin lemah (beberapa subsidi pertanian seperti pupuk dicabut), seolah dipaksa bertarung dengan produk pertanian dari luar negeri yang terus-menerus menyerbu negeri kita.
beras impor
20
beras lokal
Kalau kita pakai bibit lokal yang dulu kita pakai sebelum ada bibit dari luar negeri bagaimana ?
Selain itu untuk menyuburkan tanah kita perlu pupuk. Padahal pupuk juga harus beli. Seperti dibilang tadi, subsidi pupuk juga dicabut ... Maka harganya makin tak terjangkau
Ya itu, sayangnya... Banyak bibit lokal yang sekarang hilang karena setelah ada “bibit pabrik” bibit asli jadijarang dipakai.
5
Lembaga-lembaga multinasional (IMF, WTO, WB) mengharuskan setiap negara anggotanya (termasuk Indonesia) mengubah aturan perdagangan yang menyebabkan produk-produk luar (barang, jasa dan bahkan tenaga kerja ahli) membanjiri Indonesia.
Untuk menghadapi globalisasi, kemandirian amat diperlukan. Petani perlu mengembangkan sistem pertanian yang mandiri dan berkelanjutan. Lalu apa yang bisa dilakukan untuk menghadapi globalisasi ?
Demikian juga dengan Indonesia. Sejak Orde Baru yang lalu Indonesia menjadi salah satu negara “pengutang yg baik� dari IMF & WB. Kini negara harus bayar utang dan bunganya. Maka subsidi sarana pertanian spt pupuk dicabut. Harga pupuk jadi tak terjangkau.
Padahal untuk bercocok tanam, sarana produksi pertanian harus dipenuhi kan...
Sistem pertanian ini menghilangkan ketergantungan kepada input atau pasokan dari luar.
Lha... Kita dapat apa ???
Kemandirian ini dapat diwujudkan dengan melestarikan bibit kita sendiri.
Padahal, negara maju seperti Amerika dan negara-negara Eropa terbukti masih memberikan subsidi bagi sektor pertanian mereka... SUBSIDI
BIBIT IMPOR
BANTUAN SUBSIDI
BIBIT LOKAL
PEMERINTAH
4
Sedangkan negara berkembang seperti Indonesia diharuskan mencabut subsidi pertaniannya. Produk pertanian dari negara maju pun jadi lebih bersaing.
21
Tak heran, banyak beras impor masuk Indonesia. Privatisasi yang didiktekan IMF di bidang perberasan, menggiring BULOG berubah menjadi PERUM dan bukan lagi satu-satunya yang dapat mengimpor beras. Pihak swasta pun mudah mengimpor beras, sehingga pasokan beras dari luar negeri akhirnya melimpah. BERAS IMPOR BERAS IMPOR
Melakukan pertanian ramah lingkungan dan dengan menggunakan sumber daya di sekitar kita, berarti kita melestarikan lingkungan dan secara tidak langsung mengurangi ketergantungan kita terhadap produk impor.
Bahkan pestisidapun juga bisa kita peroleh dari alam.
BERAS IMPOR
Dulu setiap produk yang menyangkut hajat hidup orang banyak, dapat dikenakan bea masuk mahal, juga dapat dibatasi. Sehingga (bila ttg produk pertanian) kepentingan petani terlindungi.
Sekarang dengan adanya pasar bebas, barang-barang luar negeri bebas masuk ke Indonesia dengan bea masuk ringan. Akibatnya barang-barang di pasar dalam negeri melimpah dan harga “amburadul�.
bahan kimia bahan kimia
bahan kimia
n baha kimia
INDONESIA
22
3
BERAS INDIA POKOK’E
BERAS THAILAND
BERAS MBOJA
BERAS RRC
BERAS VIETNAM
IMPOR
BERAS JEPAN
Jual beras, Pak ? Sekarang harga beras sedang murah, maklum pasokannya banyak. Sekarang kan banyak beras dari luar negeri juga.
Selain itu perhatian pada lingkungan harus kita tingkatkan. Sebab, dengan menjaga kelestarian lingkungan berarti menjaga kelangsungan hidup kita
Caranya dengan menghindari & menjaga perusakan alam serta eksploitasi alam secara sembarangan dan berlebihan.
Walah...kok harga beras jeblok begini ya ?
Lho, kok sudah banyak beras impor ? Terus saya jual beras ke mana ?
Kalo harga beras murah begitu, bagaimana bisa buat modal tanam selanjutnya ?
Bener, Pak ! Belum lagi kebutuhan kita yang lainnya. Kok bisa jadi tidak karuan begini, ya ?
Globalisasi juga menyebabkan hilangnya pengetahuan dan kearifan lokal seperti obat-obatan tradisional. Banyak resep tradisional sudah dikuasai industri besar.
G
L
G
O
B
LO
A SA LI AI S A B S
S
Makanya, kita harus tetap menguasai dan mengembangkan obat tradisional. Karena hal ini juga berarti bagi kemandirian kita.
I
I
TANAMAN OBAT
2
23
Suatu hari di sebuah desa yang permai, tampak para petani bekerja dengan giat di sawah. Mereka tekun mengolah lahannya yang kebetulan baru saja mereka panen minggu lalu.
AYO !!! KITA TUMBUHKAN KEMANDIRIAN, BAIK SEBAGAI INDIVIDU, KELUARGA MAUPUN BERBANGSA !
Tampak Pak Karyo dan istrinya sedang beristirahat di dangau.
Sedang istirahat Pak Karyo ?
Iya nih ! Mampir lho, Pak !
Pak Totok dan Pak Udin pun bergabung, mereka akhirnya mengobrol...
Itu dia ! Hasil panen banyak, tapi hasil jualnya ternyata tidak memuaskan.
Jadi ceritanya kemarin itu... Pas saya jual beras ke pasar...
Bagaimana panen kemarin, Pak ?
24
1
Pemain di panggung globalisasi yang lain adalah Word Bank (WB) atau Bank Dunia. Lembaga yang sahamnya dikuasai oleh beberapa negara kaya ini, sering memberi pinjaman utang kepada Negara-negara berkembang. Namun utang ini selalu diberikan dengan syarat agar negara pengutang (seperti negara kita) mendukung pasar bebas. Selain kepada WB, negara kita juga berutang kepada ADB (Bank Pembangunan Asia) atau langsung ke beberapa negara kaya. Padahal semua tempat kita berutang itu (lembaga keuangan internasional), menyaratkan pasar bebas atau globalisasi. Ada juga pemain glogalisasi yang bernama IMF (International Monetery Fund) atau dana moneter Internasional. Lembaga ini (dengan berbagai bentuk aturannya) mempengaruhi pemerintah dalam membuat keputusan seperti deregulasi. Deregulasi ialah menghapus aturan dagang yang dianggap mereka sebagai penghambat pasar bebas. Intinya tidak boleh ada aturan negara yang menghalangi bisnis mereka yang menginginkan kebebasan. IMF dan Bank Dunia juga menggiring Negara untuk melakukan privatisasi (menjual perusahaan-perusahaan milik Negara/rakyat. Misalnya Negara kita didorong untuk menjual kepemilikan perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN) termasuk perusahaan yang berpengaruh pada peri-kehidupan rakyat banyak, seperti Telkom, Listrik, perusahaan Kereta Api, Air minum dsb. Karena penguasa negara ini, pernah tergoda untuk membangun dengan cara tidak mandiri, maka kita semua sekarang hidup berat secara ekonomi. Hal-hal inilah yang sedang membelit Republik Indonesia dengan seluruh rakyatnya. Negeri ini juga terbelit utang yang ditinggalkan penguasa-penguasa korup. Bayangkan, dengan utang negara kita sekitar Rp 150 Trilyun ini, menjadikan setiap bayi yang lahir di republik ini harus ikut menanggung utang Rp 7,3 juta. Dam karena harus bayar utang, kesejahteraan rakyat sulit sekali diperjuangkan. Bahkan dengan tekanan IMF, WB dan WTO rakyat kita makin menderita karena jatah dana kesehatan di APBN cuma sekitar 2%, jatah dana pendidikan cuma 8,5%. Sedangkan untuk membayar utang jatahnya 40%. Komik ini, memang tidak mengubah banyak hal. Namun kami ingin mengajak semua pihak untuk BANGKIT!
Kesaksian Petani Saya tidak tahu arti persisnya globalisasi dan pasar bebas, yang pasti saya tahu sekarang banyak produk pertanian impor masuk ke Indonesia sehingga petani lokal rugi. (Darmo Wiyono, petani asal Cendono, Kec Bendosari, Kab Sukoharjo, Jateng)
Bagi saya sebagai petani, pasar bebas itu tidak cocok. Contohnya harga bawang putih yang jatuh akibat masuknya bawang putih murah ke Indonesia. Belum lagi dengan terus naiknya harga pupuk, sehingga harga jual kita tidak sesuai... (Narto, petani asal Desa Blumbang, Tawangmangu, Kab Karanganyar Jateng)
Globalisasi itu ya pasar bebas, yaitu produk atau barang dan treknologi bisa masuk ke Indonesia dari negara manapun. Di daerah kami, misalnya dengan masuknya bibit wortel dari luar negeri. (Sarjono, petani asal Tawangmangu, Kab Karanganyar Jateng)
Banyak produk yang kita mampu memenuhi sendiri, tetapi mengapa harus mendatangkan dari luar negeri. Itukan mematikan pasaran petani. (Sugiyanti, petani asal Bendosari, Sukoharjo Jateng)
memahami
GLOBALISASI untuk Petani
Cerita : Gideon Sumiyarsa Mediansyah Gambar : bengkel QOMIK
YAYASAN DUTA AWAM Jl. Adi Sucipto no. 184i - SOLO telp. (0271) 710816 - fax. (0271) 729176 dutaawam@dutaawam.org 2003
AYO !!! KITA TUMBUHKAN KEMANDIRIAN, BAIK SEBAGAI INDIVIDU, KELUARGA MAUPUN BERBANGSA !
Kesaksian Petani
Prolog
Globalisasi itu jelas merugikan saya. Di bidang pertanian pasar bebas ini berakibat buruk, yaitu tersainginya produk hasil panen kami. Saya baca koran, sebenarnya Indonesia bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi mengapa banyak produk dari luar negeri masuk. (Sugiatno, petani asal Blumbang Tawangmangu, Karanganyar Jateng)
Kata Globalisasi berasal dari kata global yang artinya “bersifat mendunia”. Maka secara arti kata dia bermakna gejala yang (bersifat) mendunia. Dalam perkembangan sekarang, dan kuatnya ideologi ekonomi liberal (berhubungan dengan kebebasan berusaha dan bersaing) maka globalisasi lebih banyak dikaitkan dengan permasalahan ekonomi. Jadi globalisasi terkait erat dengan era liberalisasi (pembebasan) perdagangan yang menekankan pada (persaingan) bebas sebagai dasar utama pertumbuhan ekonomi.
Pasar bebas silakan saja. Tapi mengapa pemerintah mau membantu pengusaha gede yang kreditnya macet, tetapi tidak cukup serius dalam membantu petani yang hidupnya macet. (Nur Wardoyo, petani asal Polokarto, Sukoharjo Jateng)
Puncak globalisasi ekonomi sekarang ditandai dengan lahirnya peraturan global mengenai tatacara perdagangan yang mewujud pada sebuah lembaga “di atas Negara-negara” bernama Word Trade Organization (WTO) atau organisasi perdagangan dunia. Lembaga ini bertindak jadi wasit atau polisi dalam menciptakan pasar bebas bagi negara-negara. Sayangnya pembuatan keputusan di lembaga ini sangat dipengaruhi beberapa Negara kaya dan kuat saja.
Ketika saya panen, kok tahu-tahu ada beras impor yang harganya sangat murah dan itu mematikan harga beras petani (Paino, petani asal Tawangmangu, Karanganyar Jateng)
Beberapa bidang yang diatur oleh WTO, antara lain mengenai tarif (bea impor) yang ditekan seminimal mungkin. Kemudian, bidang pertanian (dalam Agreement on Agriculture -AoA) yang mengatur tatacara perdagangan hasil pertanian antar negara. AoA tidak membolehkan negara menutup pasar nasionalnya, AoA juga melarang negara memberikan subsidi pertanian dan subsidi ekspor produk pertanian, walau dengan alasan membantu petani miskin.
Pemerintah belum serius berpihak pada petani. Contohnya soal benih, yang kurang ada pengawasan. Banyak sekali benih asing masuk, entah legal atau ilegal. Juga Penyelundupan beras yang tidak ditindak tegas menunjukkan kita belum siap ber-globalisasi (Rashid, petani asal Soroteleng, Selo, Boyolali Jateng)
Epilog
Dengan segala aturan pasar bebas inilah, maka beberapa perusahaan (dari negara maju) telah lahir menjadi “perusahaan raksasa” tingkat dunia. Perusahaan-perusahaan yang disebut MNC (multi national corporation) atau perusaaan lintas negara ini, jumlah kekayaannya dapat melebihi jumlah kekayaan seluruh negara kita. Apalagi negara kita memang sedang jatuh miskin karena salah urus, korupsi dan terjerat utang sejak jaman Orde Baru.
memahami
GLOBALISASI untuk petani
Komik ini ingin berdiskusi Apakah globalisasi itu? Bagaimana globalisasi terjadi? Bagaimana dampaknya? Baik dampaknya bagi ekonomi kita secara Nasional maupun dampak secara khusus bagi petani dan keluarga petani Indonesia. Selain itu, komik ini mengajak Kita semua mengumpulkan segenap tenaga untuk tetap mandiri dan lepas dari Ketergantungan, apalagi keterjajahan di era globalisasi.
Diterbitkan oleh : Yayasan Duta Awam Jl. Adi Sucipto no.184i SOLO (0271) 710816 - Fax. (0271) 729176 dutaawam@dutaawam.org
Yayasan Duta Awam