7 minute read
Ketum Nasdem: AHY Lebih dari Pantas Jadi Cawapres Anies Baswedan
JAKARTA - Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh mengatakan bahwa keputusan calon wakil presiden (cawapres) koalisi Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan kewenangan Anies Baswedan. Ia sendiri menilai, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pantas menjadi pasangan Anies.
“Itu adalah pemahaman saya dan mudah-mudahan saya tidak salah, tapi kalau ditanya pantas? Sekali lagi saya katakan, lebih dari pantas,” ujar Surya Paloh di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (22/2).
Advertisement
Ia melihat AHY sebagai sosok yang memiliki fisik dan pemikiran yang tepat untuk menjadi cawapres dari Anies. Namun sekali lagi disampaikannya, keputusannya berada di tangan Anies sebagai bakal capres.
“Dari awal saya katakan, mengenai masalah pasangan cawapres, dari sejak awal deklarasi serahkan kepada capres. Nah ini bagaimana? kalau tanya pada pendapat saya, cocok,” ujar
Surya Paloh. AHY yang berada di kanan Surya Paloh tersenyum dan tak menanggapi penilaian Ketua Umum Partai Nasdem itu. Sebelumnya, Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi (BPOKK) Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan, pihaknya tidak memaksakan AHY menjadi cawapres mendampingi Anies sebagai syarat koalisi. Dia mengeklaim, pembahasan terkait cawapres tetap mengutamakan kesetaraan. “Tidak ada paksa-memaksa, tidak paksamemaksa semuanya dalam kesetaraan, equal partnership prinsip ketiga par-
Anies Bakal Hadir Deklarasi Capres di Markas PKS
JAKARTA - Anies Baswedan memastikan akan hadir dalam momen deklarasi dukungan resmi
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terhadapnya sebagai calon presiden (Capres) di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, hari ini, Kamis (23/2).
Anies Baswedan
“Insya Allah besok (hari ini, red) saya hadir di kantor DPP PKS,” kata Anies di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (22/2). Saat ditanyakan lebih lanjut soal rencana dukungan PKS tersebut, ia hanya menjawab singkat untuk menunggu esok.
“Tunggu besok,” singkat dia.
Di tempat yang sama, Utusan Tim Kecil Anies Baswedan, Sudirman
Said mengatakan Anies sudah bertemu utusan PKS untuk hadiri momen penyerahan dukungan resmi PKS.
“Insya Allah mas Anies akan hadir. Tadi su- dah menerima utusan PKS untuk hadiri,” kata Sudirman. Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid mengatakan PKS akan mendeklarasikan dukungan resmi bagi Anies Baswedan sebagai Capres, Kamis (23/2).
“Insya Allah. Betul,” kata pria yang akrab disapa HNW itu kepada CNNIndonesia.com.
Meski sudah menyatakan dukungan, PKS tak bisa sendirian untuk mengusung Anies maju Pilpres. Mereka harus berkoalisi dengan partai lain mengingat perolehan suara pada Pemilu 2019 lalu belum melampaui ambang batas pencalonan presiden atau presidential treshold. Belakangan ini, PKS intens menjalin komunikasi dengan Demokrat dan NasDem untuk berkoalisi mengusung Anies di Pilpres. (mr/vi)
Meski MK Belum Putuskan tai ini. Sehingga semuanya boleh mengusulkan, boleh mendiskusikan, tidak ada memaksakan,” ujar Herman di Gedung Nusantara
II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (25/1). Komunikasi antara Partai Demokrat dan Partai Nasdem juga sangat solid. Meskipun, kata Herman, Wakil Ketua Umum Nasdem Ahmad Ali pernah mengungkapkan peluang alternatif koalisi un- tuk mengusung Anies sebagai capres. “Saya tidak dalam komentar itu karena tidak dalam konteks itu. Kon- teksnya kan kami sedang membicarakan tiga partai ini untuk menuju Koalisi Perubahan,” ucap Herman. (mr/vi)
Prabowo Bisa Menang Satu Putaran Jika Gandeng Ganjar
JAKARTA - Political Statistics (Polstat) melakukan survei terkait elektabilitas kandidat calon presiden terkini. Survei dilaksanakan pada 10-18 Februari 2023 di 34 provinsi dengan
1.220 responden. Hasil survei menunjukkan ternyata, elektabilitas Prabowo Subianto masih terus menguat.
Peneliti Polstat, Apna Permana mengatakan, mereka menemukan kalau pilpres itu dilakukan hari ini sebanyak 33 persen responden memilih Prabowo Subianto. Hasil ini terbilang sangat berbeda dari survei-survei yang dilakukan sebelumnya.
Pasalnya, temuan lembaga-lembaga survei pada akhir 2022 maupun awal 2023 banyak menemukan elektabilitas Prabowo Subianto selalu menjadi yang kedua atau ketiga. Prabowo Subianto kerap kali kalah dari Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan.
“Dengan demikian jika dibandingkan dengan survei-survei sebelumnya elektabilitas Prabowo menunjukkan tren yang semakin menguat,” kata Apna menerangkan survei yang dilakukan dengan menyajikan 10 nama tokoh-tokoh tersebut, Rabu (22/2), di- lansir republika.co.id. Setelah itu, baru ada nama-nama seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang terus bersaing sangat kuat untuk menduduki posisi kedua. Ganjar Pranowo mendapatkan 20,6 persen, sedangkan Anies Baswedan mendapatkan 19,4 persen. Disusul Ridwan Kamil dengan 6,4 persen, AHY 3,5 persen, Erick Thohir 3,4 persen, Sandiaga Uno 2,6 persen, Puan Maharani 1,9 persen, Airlangga Hartarto 1,2 persen dan Muhaimin Iskandar 0,9 persen. Sedangkan, sebanyak 7,1 persen belum memilih.
“Untuk capres-capres lain elektabilitasnya cenderung mandek, bahkan menurun, mengingat pilihan telah semakin mengkristal kepada Prabowo, Ganjar, dan Anies,” ujar Apna. Hasil yang sama didapatkan ketika pilpres hanya diikuti tiga pasangan calon dan dilaksanakan saat ini. Bahkan, ketika coba dipasangkan dengan cawapres seperti Khofifah Indar Parawansa, Prabowo keluar sebagai pemenang putaran pertama. Prabowo mampu mendapatkan 35,5 persen, disusul Anies Baswedan dan AHY dengan 31,8 persen serta Ganjar Pranowo dan Puan dengan 26,4 persen. Sedangkan, 6,3 persen responden masih menjawab tidak tahu atau tidak memberikan jawaban. Bahkan, ketika pasangan diubah menjadi Ganjar, Prabowo malah mampu memenangkan pilpres secara mutlak dengan raihan 44,3 persen. Disusul Anies Baswedan dan AHY di posisi kedua dengan tingkat keterpilihan mencapai 27,9 persen. “Jika Prabowo berpasangan dengan Ganjar, Pilpres 2024 berpotensi selesai dalam satu putaran,” ucap Apna. (mr/vi)
Bawaslu Pekanbaru Pastikan Proses Pendaftaran Balon DPD RI Sesuai Aturan
atau Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Salah satu badan penyelenggara Pemilu ini siap mengawal untuk memastikan proses pencalonan berjalan sesuai aturan.
Fitri Heriyanti
PEKANBARU - Badan
Pengawas Pemilu (Bawaslu) Pekanbaru akan terus melakukan pengawasan dalam proses pendaftaran bakal calon perseorangan
“Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Bawaslu, kita akan terus melakukan setiap proses tahapan pencalonan DPD RI. Muaranya adalah untuk mencegah potensi pelanggaran di semua tahapan,” ujar Koordinator Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Pekanbaru, Fitri Heriyanti, di ruang kerjanya, Selasa (21/2).
Menurut Fitri, saat proses verifikasi administrasi (vermin) bacalon DPD RI, Bawaslu Pekanbaru yang juga diberi akses untuk masuk ke aplikasi sistem informasi pencalonan (Silon) memantau segala aktivitas yang diupload calon.
“Kendati waktu tahap vermin satu dulu sempat terjadi gangguan server Silon dan kita tidak bisa mengakseskan, tidak membuat kami menghentikan pengawasan. Kami dari Bawaslu Pekanbaru tetap menjalankan fungsi pengawasan yang memang sudah melekat.
Dengan cara turun langsung melihat proses vermin yang dilakukan KPU Pekanbaru,” kata mantan komisioner Bawaslu Riau periode 2012 - 2017 tersebut.
Begitu juga saat sekarang ini yang sudah masuk pada proses verifikasi faktual (verfak) pencalonan DPD RI. Bawaslu Pekanbaru menurunkan tim untuk mendampingi KPU Pekanbaru melakukan verfak di 15 kecamatan di Pekanbaru dengan melibatkan panwascam.
“Tim yang kita turunkan terdiri dari unsur staf Bawaslu, Panwas Kecamatan dan panwaslu kelurahan. Tim diminta untuk mengidentifikasi setiap potensi pelanggaran. Misalnya kebenaran adanya dukungan, dukungan ganda dan sebagainya,” ucap Fitri.
Seperti diketahui, KPU Riau menetapkan 36 bacalon DPD RI telah memenuhi syarat dan bisa melangkah untuk proses verfak pertama yang agendanya dimulai 6 Februari 2023 hingga 26 Februari 2023 mendatang. Dari 36 bacalon tersebut, 33 orang diantara mengambil dukungan dari Kota Pekanbaru. (ivi)
Anggota KPU RI Sebut Tetap Proporsional Terbuka, Pimpinan Partai di Riau Senang
PEKANBARU - Peninjauan terhadap Pemilu sistem proporsional terbuka saat ini tengah disidan- gkan di Mahkamah Konstitusi (MK) dan masih belum diputuskan hasilnya. Meski kabar pertama isu
Pemilu dengan sistem kembali ke proporsional tertutup pada Pemilu 2024 mendatang datang dari Ketua
KPU RI, namun komisioner KPU RI, Idham Holik, memprediksi, sistem Pemilu 2024 bakal tetap dengan proporsional terbuka.
Untuk diketahui, saat ini 8 fraksi DPR RI menolak sistem Pemilu kembali ke sistem proporsional tertutup. Hanya fraksi PDI-P yang mendukung sistem proporsional tertutup. Dengan angin segar yang disebutkan anggota KPU RI tersebut, para petinggi partai politik di Riau yang mendukung Pemilu dengan sistem proporsional terbuka senang. Seperti yang diutarakan Ketua Demokrat Riau, Agung Nugroho, mengatakan, pihaknya saat ini sedang menunggu hasil keputusan MK, namun pernyataan dari Idham Holik tersebut membawa angin segar.
“Terbuka semua masyarakat dan Partai
Demokrat yang sedari awal mendukung sistem Pemilu dengan proporsional terbuka,” kata Agung, kepada wartawan, Rabu (22/2).
Hal yang sama diutarakan Ketua Bapilu Nasdem Riau, Dedi Harianto Lubis. Katanya, pernyataan KPU RI tersebut sesuai dengan apa yang selama ini disuarakan Partai Nasdem bersama partai-partai lainnya, dengan sistem proporsional terbuka.
“Dengan sistem proporsional terbuka ini, akan membuka kesempatan bagi putra-putri terbaik bangsa untuk berkompetisi secara fair. Sistem ini juga merupakan semangat demokrasi di era modern saat ini, tidak membeli kucing dalam karung, karena masyarakat memilih langsung siapa yang akan menjadi saluran aspirasinya di lembaga legislatif,” jelas Dedi. Hal yang sama juga di- syukuri Bendahara DPW PKS Riau, Markarius Anwar. Ia mengatakan, sedari awal PKS memang getol agar sistem Pemilu tidak kembali ke proporsional tertutup. “Alhamdulillah, ini sesuai dengan yang diinginkan PKS akan sistem proprosional terbuka,” katanya. Untuk diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menegaskan penyelengaraan Pemilu 2024 tetap menggunakan sistem proporsional terbuka. Hal tersebut disampaikan Ketua Divisi Teknis KPU, Idham Holik, Selasa (21/2).
Idham Holik mengatakan bahwa sistem proporsional untuk pemilu memang menjadi polemik saat ini. Namun, KPU masih melaksanakan ketentuan Pasal 168 Ayat 2 UndangUndang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. “Di situ disebutkan pemilu legislatif menggu- nakan sistem proporsional terbuka,” ujarnya. “Karena belum ada perubahan dalam undang-undang tentang pemilu, maka ketentuan tersebut masih efektif berlaku.”
Saat ini, KPU tengah merancang peraturan dan sistem informasi untuk sistem proporsional terbuka pada pemilu legislatif 2024. “Kami menyelenggarakan pemilu sesuai dengan aturan berlaku dan salah satu prinsip penyelenggaraan pemilu adalah berkepentingan hukum,” paparnya. Meski peninjauan terhadap sistem proporsional terbuka tengah disidangkan di Mahkamah Konstitusi, KPU masih menjalankan proses pemilu sesuai aturan. “Saya ingat kata-kata filsuf Jurgen Habermas bahwa demokrasi yang baik adalah demokrasi yang memiliki percakapan yang rasional,” ucapnya. (mr/vi)
SPORTAINMENT
Carlos Sainz Pesimis Raih Gelar F1 2023
LOS ANGELES - Pembalap Scuderia Ferrari, Carlos Sainz Jr pesimis bisa meraih gelar Formula One (F1) musim 2023. Ia mengatakan masih belum siap memperebutkan gelar juara jika menggunakan mobil musim 2022 lalu.
Sekadar menginformasikan, Sainz menjadi pembalap Ferrari pada
2021 usai tampil gemilang selama dua musim bersama McLaren. Namun, Sainz sempat kesulitan di musim pertamanya bersama tim asal Italia itu.
Meski kesulitan, Sainz mampu finis di urutan kelima klasemen akhir F1
2021 usai meraih empat podium. Namun pada
2022, Sainz harus mengakui keunggulan rekan setimnya yakni Charles Leclerc yang menjadi pesaing utama sang jawara, Max Verstappen. Hal tersebut menyusul performa mobil F175 yang terbilang cukup bermasalah pada poros belakang. Oleh sebab itu, Sainz mengaku kalau dirinya pesimis bisa mobil tahun lalu, saya belum siap memperebutkan gelar juara. Jika kejuaraan akan dikendarai mungkin dengan mobil 2021, saya akan siap,” kata Sainz, dikutip dari okezone.com, Rabu (22/2).
“Saya membuktikan untuk tahun pertama saya bersama Ferrari. Tetapi tahun lalu saya menemukan diri saya di posisi itu. Itu terjadi,” tambahnya. Sementara itu, Carlos Sainz Jr juga mengakui kalau mobil yang ditungganginya pada 2022 lalu tidak cocok dengan dirinya. Menurutnya, mobil yang ia gunakan di F1 2022 membuatnya kesulitan untuk beradaptasi.
“Ini adalah karir yang panjang dari seorang pembalap F1. Akan selalu ada mobil yang dibuat untuk Anda dan Anda melompat masuk, bahkan tanpa memaksakan diri, Anda melakukan waktu putaran yang luar biasa,” jelas pembalap bernomor 55 itu. “Tapi juga ada mo