Mei 2014 | Edisi 43
GANESHA REVIEW
asean economic community MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
think globalLY act localLY
2015
Apa itu Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) 2015?
Profil Ekonomi ASEAN
Pada dasarnya AEC merupakan bentuk globalisasi pada skala regional yaitu Asia Tenggara.
1
Solusi dan Rekomendasi
Angkatan kerja yang besar dengan biaya tenaga kerja murah
Globalisasi sendiri berarti penyatuan negara berdasarkan sistem produksi bersama
Beberapa negara ASEAN memberikan akses kemudahan bisnis
didasarkan pada kebutuhan negara ASEAN untuk melakukan kompetisi
Sebagaian besar negara ASEAN memiliki permasalahan Infrastruktur
ekonomi pada skala global.
!
GLOBAL MARKET n pa ta ne ga pe har
Permasalahan infrastruktur terus bertambah seiring bertambahnya populasi negara ASEAN
en
1
Kolaborasi dan Integrasi
Berdasarkan Negara
Model integrasi dan kolaborasi yaitu pendekatan yang memungkinkan suatu individu maupun komunitas untuk mengkombinasikan informasi lokal dan global untuk mencapai proses yang multifokus dan eksibel. D’Amours et al (1999) mengemukakan bahwa pendekatan kolaborasi lebih menguntungkan dibandingkan alternatif lain.
Kolaborasi
Integrasi
je m
distributor
m
an a
populasi ASEAN (dalam juta jiwa)
260
290
330
tahun
teknologi manufaktur
st
2 Karakteristik Konsumen
Dalam dunia AEC, model kolaborasi merupakan kegiatan data-sentris dimana masing-masing disiplin memberikan kontribusi informasi data ke disiplin lain untuk diproses untuk mencapai tujuan bersama.
Konsumen didominasi anak muda
an
da
Pasar yang besar untuk sektor barang dan konsumsi
ris
as
Kelas menengah yang meningkat secara signifikan
i
populasi kelas menengah (dalam juta jiwa)
100 suplier
Wintelisme merujuk pada pemisahan kegiatan intensif-inovasi & intensifproduksi inilah yang merombak model produksi di abad ke 21
80
intensif-inovasi
+ nilai tambah tinggi (technology intensive) + menciptakan standard teknik yang diakui pasar + penciptaan dan penetapan harga pasar + produk berbasis penelitian & pengembangan + produksi diserahkan pada intensif-produksi
+ berbasis tenaga kerja (labour intensive) + biaya produksi bergantung harga komoditas global intensif-produksi + antar unit akan membentuk rantai produksi
2
Brazil
Pola Menyukseskan Program Sertifikasi
40 20
3
Sertifikasi dan Peningkatan Kapasitas Diri
Rusia
60
Lahirnya Rantai Produksi Global tahun 1990an yang terinspirasi oleh revolusi IT dan Wintelisme (merujuk pada singkatan Windows-Intel)
ASEAN India
2010
2015
2020
tujuan sertifikasi : tranparansi profesi sebagai insinyur
menahan aliran profesional keinsinyuran negara lain masuk ke Indonesia
insentif dari pemerintah memberikan dorongan bagi insinyur untuk mengambil sertifikasi
Tantangan ASEAN Membantu pembangunan negara terbelakang di ASEAN
inisiatif bagi para calon insinyur untuk melakukan sertifikasi meningkatnya modal SDM menghadapi AEC
Menjaga stabilitas politik dan ekonomi negara
Komoditas Terbesar ASEAN Pada Pasar Global
Model integrasi merupakan model kegiatan pengetahuan- sentris dimana masing-masing disiplin memberikan kontribusi pengetahuan dalam bentuk rantai dimana satu orang/komunitas bisa memegang sebagian besar pengetahuan yang diperlukan untuk tujuan komunitas atau individu tertentu
Rendahnya tenaga terampil serta infrastruktur yang buruk
Komposisi basis ekspor barang dan jasa Indonesia ke ASEAN, 1990-2005 (dalam %)
Product Group
Ranking dan Index Infrastruktur Negara ASEAN
87,5% Minyak Sawit
28,9%
25,6%
23,4%
Beras
Nikel
Timah
1 Singapura 74,2 poin
Komoditas utama ASEAN masih didominasi bahan baku mentah. Seharusnya dalam persaingan pasar global komoditas hasil pengolahan industri-manufaktur yang menjadi komoditas utama. Walaupun demikian potensi bahan baku mentah dapat menjadi modal utama ASEAN mencapai industrialisasi pada skala besar yang disebut dunia sebagai “Global Factory”
2 Malaysia 65,8 poin
3 Brunei-D 60,3 poin
4 Vietnam 39,5 poin
5 Fillipina 36,2 poin
ARI MRI ULI HCI TI Total
Description Agriculture Resource Intensive Mineral Resource Intensive Unskilled Labour Intensive Human Capital Intensive Technology Intensive
1995
2000
2005
2010
34,3 1,9 49,7 9,1 5,1 100
22,1 0,8 54,1 14,1 8,6 100
11,0 1,5 50,8 20,5 16,1 100
9,4 1,7 48,8 22,9 17,2 100
Sumber : UN Comtrade data base
6 Thailand 26,5 poin
7 Indonesia 15,4 poin
8 Laos 10,7 poin
9 Kamboja 4,9 poin
10 Myanmar 1,1 poin
*World Development Indicator, Infrastructure Indicator
Tantangan industri mulai beralih pada teknologi yang lebih maju ditandai dengan meningkatnya technology intensive dan meningkatnya operator skilled labour (human capital intensive) dampaknya adalah buruh sebagai pekerja kasar yang tergolong dalam unskilled labour mengalami tren menurun. Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM dalam negeri tentunya dibutuhkan peningkatan mutu pendidikan dan riset sebagai penunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan perekonomian.
didukung oleh : majalahganesha.com
Majalah Ganesha
@MG_ITB
Pelindung Tuhan Y.M.E | Penasehat Dr. Tisna Sanjaya | Pimpinan Umum Irfan Nasrullah | KS-SEP Okie Fauzi R, Hilman Mulyana, Gilang Perdana P., Kurnia Sandi G., Nur Faizatus Saidah, Fajar Nugroho | Survey dan Data Aditya Ihsan, Abdul Haris W., Muhammad Azka | Redaksi Muhammad Avenzoor, Anggun Pratami, Anindya Rahma O.K., Eljihadi Alfin, Angga Fauzan | Sekretaris Winda Diana | Bendahara Andina Yuni P.
diterbitkan oleh :
Majalah Ganesha I N S T I T U T TE K N O L O G I B A N D U N G
Trend
terima kasih kepada :
sumber : Kim Kyung-Hoon Research Associate, Samsung Economic Research Institute Okie Fauzi Rahman AEC dan Rantai Produksi Global, Diskusi AEC Jilid II, Collaboration ITB Peter Beck Collaboration vs Integration: Implications of a Knowledge-Based Future for the AEC Industry Irfan Nasrullah Menakar Integrasi Ekonomi Asia Tenggara-AEC 2015, Diskusi AEC Jilid I, Collaboration ITB