NERACA AIR Kabupaten Jepara, Jawa Tengah
DAFTAR ISI
5
3
Pendahuluan
5
Gambaran Umum
12 Metode
16 Pembahasan 16 30 Analisis Neraca Fisik & Neracaa Moneter 32 Analisis Keterkaitan Daya Dukung Air 32 34 Penutup
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sumber daya alam merupakan salah satu aspek utama yang perlu diperhatikan dalam upaya perkembangan wilayah. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki peranan penting sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk menunjang keberlanjutan hidup manusia. Menurut sumbernya, air dibagi menjadi dua, yaitu air tanah dan air permukaan. Air tanah ditetapkan sebagai salah satu sumber daya alam yang mampu mendukung perekonomian suatu wilayah. Oleh karena itu, keberadaan air harus tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai.
1.2 Landasan Hukum
Meskipun merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, ketersediaan air sangat peka terhadap degradasi lingkungan. Terjadinya bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, dll. dapat menyebabkan berkurangnya daerah resapan air, sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas air.
a. Mengetahui potensi sumber daya air di Kabupaten Jepara dan tingkat pemanfaatannya b. Mengetahui ketersediaan cadangan sumber daya air bersih di Kabupaten Jepara c. Mengetahui valuasi neraca moneter sumber daya air di Kabupaten Jepara dan kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Jepara d. Menganalisis daya dukung air dan daya dukung lingkungan terhadap sumber daya air di Kabupaten Jepara e. Menyusun rekomendasi dan kebijakan mengenai sumber daya air Kabupaten Jepara
Salah satu cara untuk menjaga kelestarian sumber daya air adalah dengan dilakukan perhitungan Neraca Sumber Daya Alam (NSDA) Air. Neraca sumber daya alam secara umum adalah suatu gambaran umum yang menunjukan jumlah cadangan potensi sumber daya alam dalam bentuk aktiva dan pasiva. Aktiva adalah suatu inventaris kekayaan sumber daya alam suatu wilayah yang dapat di manfaatkan bagi perkembangan dan pembangunan wilayah. Sedangkan pasiva adalah upaya pengorbanan ekonomi suatu wilayah dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan mengetahui NSDA Air, nantinya dapat diperoleh solusi untuk menyeimbangkan antara penggunaan dan ketersediaan air. Sehingga air dapat digunakan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan manusia secara kualitas maupun kuantitas, tidak dieksploitasi secara berlebihan, dan dapat lestari. Secara geografis, Kabupaten Jepara terletak di pesisir pantai utara. Letaknya yang dekat dengan laut menyebabkan Kabupaten Jepara rawan akan krisis air bersih. Selain itu, peningkatan kebutuhan air sebagai konsekuensi laju jumlah penduduk, konsumsi rumah tangga, produksi pertanian dan ladang, serta kegiatan industri, peternakan, dll. juga harus diperhatikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan NSDA Air.
4
Perhitungan Neraca Sumber Daya Alam (NSDA) Air di Kabupaten Jepara berpedoman pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-6728.1-2002 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya-Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial dan SNI 6728.1:2015 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial.
1.3 Tujuan
1.4 Ruang Lingkup Spasial Ruang lingkup spasial dalam analisis NSDA air di Kabupaten Jepara meliputi seluruh wilayah Kabupaten Jepara yang telah terdefinisi melalui batas administratif. Temporal Analisis ini dilakukan pada tahun 20189 dengan menggunakan data sekunder Kabupaten Jepara tahun 2014 – 2018. Substansial Pembahasan pada analisis ini adalah mengenai perhitungan terhadap neraca sumber daya air Kabupaten Jepara yang meliputi supply (air permukaan dan air tanah), demand (domestic dan non domestic), dan cadangan air yang kemudian dikonversi menjadi cadangan fisik dan cadangan moneter, serta perhitungan terhadap daya dukung air dan daya dukung lingkungan terhadap sumber daya air di Kabupaten Jepara.
BAB II GAMBARAN UMUM
2.2 Kondisi Fisik
Ketinggian
2.1 Letak Geografis
Kabupaten Jepara terletak di bagian utara provinsi Jawa Tengah, dengan koordinat Adapun batas batas administrasi wilayah Kabupaten Jepara meliputi: • Sebelah Barat: Laut Jawa • Sebelah Timur: Kabupaten Kudus dan Pati • Sebelah Selatan: Kabupaten Demak • Sebelah Utara: Laut Jawa Jarak dari Kota Semarang ke Jepara adalah 78 km. Luas wilayah yang dimiliki seluas 100.413,189 Ha atau sekitar 1.004,13 km2 yang meliputi 16 Kecamatan, 184 desa,11 kelurahan, 1.015 RW dan 4.766 RT. Sedangkan wilayah laut seluas 2.112,836 km2 dengan panjang garis pantai 72 km. Kecamatan yang terluas adalah Keling yaitu 12.311,588 ha dan kecamatan yang terkecil adalah Kalinyamatan 2.417,910 ha.
6
Kabupaten Jepara memiliki variasi ketinggian antara 0 mdpl s.d 1.301 mdpl. Daerah terendah adalah Kecamatan Kedung (0-2 mdpl) dan daerah yang tertinggi adalah Kecamatan Keling (0-1.30 mdpl).
Kelerengan
Variasi ketinggian menyebabkan Kabupaten Jepara terbagai dalam empat kemiringan lahan, yaitu: • Datar (41.327,060 Ha), • Bergelombang (37.689,917 Ha), • Curam (10.776 Ha) dan • Sangat curam (10.620,212 Ha)
Curah hujan
Curah hujan di Kabupaten Jepara termasuk tinggi dengan rata-rata curah hujan di Kabupaten Jepara adalah 3204.33 mm/tahun.
Jenis batuan
Jenis batuan di Kabupaten Jepara yang paling banyak ditemui di Kabupaten Jepara adalah lava leusit dan alluvium.
Jenis tanah • • • • •
Andosol Coklat, terdapat di perbukitan bagian utara dan puncak Gunung Muria seluas 3.525.469 Ha (3,15%); Regosol, terdapat di bagian Utara seluas 2.700,857 Ha (2,69%), Alluvial, terdapat di sepanjang pantai utara seluas 9.126,433 Ha (9,09%); Asosiasi Mediteran, terdapat di pantai barat seluas 19.400,458 Ha (19,32%) Latosol, jenis tanah paling dominan di Kabupaten Jepara terdapat di perbukitan Gunung Muria seluas
65.659,972 Ha (65,39%).
Tutupan Lahan
Kesesuaian lahan di Kabupaten Jepara didominasi oleh kawasan penyangga diikuti dengan luasan kawasan budidaya kemudian kawasan lindung. Adapun tutupan lahan pada umumnya digunakan untuk: • Pemukiman & industri seluas 29.692,264 Ha (29,57%) • Lahan sawah seluas 26.581,636 Ha (26,47%) • Areal berhutan seluas 17.518,164 Ha (17,45%) • Tegalan seluas 17.758,324 Ha (17,69%) • Padang rumput seluas 8,000 Ha (0,01%) • Rawa yang tidak ditanami seluas 21,000 Ha (0,02%) • Tambak dan Kolam seluas 1.068,589 Ha (1,06%) • Tanah Untuk Tanaman kayu-kayuan seluas 1.295,356 Ha (1,29%) • Perkebunan Negara seluas 3.942,665 Ha (3,93%) • Tanah lainnya seluas 2.527,191 Ha (2,52%)
7
2.3 Kondisi Sosial Kependudukan Jumlah Penduduk
Kabupaten Jepara secara keseluruhan memiliki 1.240.600 penduduk pada tahun 2018. Kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi adalah Kecamatan Tahunan dan kecamatan dengan jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Karimunjawa. Dalam tren 5 tahun terakhir, jumlah penduduk Kabupaten Jepara selalu meningkat. Dilihat dari distribusinya, penduduk Kabupaten Jepara tersebar secara tidak merata. Grafik 2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Jepara Tahun 2018
Rawan Bencana Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka, 2019
Proyeksi Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Jepara selama tahun 2014-2018 adalah sebesar 0,01468‏/tahun. Laju pertumbuhan penduduk tiap tahun Kabupaten Jepara mulai dari tahun 2014 hingga 2018, cenderung mengalami penurunan.
Daerah rawan bencana di Kabupaten Jepara terletak di sebelah timur wilayah dengan luasan yang lebih kecil dibanding dengan daerah tidak rawan dengan bencana yang sering terjadi di Kabupaten Jepara adalah tanah longsor, banjir, dan putting beliung.
8
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka, 2019
Kepadatan Penduduk
Lapangan Pekerjaan Utama Penduduk
Grafik 2.3 Kepadatan Penduduk Kabupaten Jepara Tahun 2018
Lapangan pekerjaan utama di Kabupaten Jepara yang paling banyak menyerap tenaga kerja yaitu Industri Pengolahan dimana mampu menyerap 44% tenaga kerja diikuti dengan perdagangan, hotel dan konstruksi bangunan. Grafik 2.4 Lapangan Pekerjaan Utama Penduduk Kabupaten Jepara Tahun 2018 14%
11%
1%
1%
3%
18%
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka, 2019
Pada tahun 2018, Kabupaten Jepara memiliki kepadatan penduduk 1235 jiwa/km2. Kecamatan dengan kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Jepara, yaitu 3717 jiwa/km2 dan Kecamatan dengan kepadatan terendah adalah Kecamatan Karimunjawa dengan kepadatan 136 jiwa/ km2.
44%
7% 1%
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka, 2019 Pertanian,Kehutanan, Perburuan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bangunan dan Konstruksi Perdagangan, Rumah Makan dan Hotel Angkutan Pergudangan dan Komunikasi Keuangan, Asuransi, Tanah dan Jasa Bangunan Jasa Masyarakat, Sosial dan Perorangan
Proyeksi Penduduk
Tabel 2.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Jepara Tahun 2038
Proyeksi Penduduk
Kecamatan
2018
2023
2028
2033
2038
Kedung
80058
85153
90572
96336
102467
Pecangaan
87538
93584
100047
106956
114343
Kalinyamatan
66590
70828
75335
80129
85228
Welahan
77004
82324
88011
94091
100591
Mayong
93011
98926
105216
111907
119023
Nalumsari
76295
81988
88107
94681
101747
Batealit
88569
93730
99192
104972
111089
Tahunan
118837
123927
129235
134771
140543
Jepara
91688
96548
101665
107053
112727
Mlonggo
89026
92837
96812
100957
105279
Pakis Aji
62661
65981
69477
73158
77034
Bangsri
105453
111045
116933
123133
129662
Kembang
72146
77532
83320
89541
96226
Keling
64250
68688
73432
78504
83926
Donorojo
57825
61502
65412
69572
73995
Karimunjawa
9649
10110
10593
11099
11630
1240600
1314701
1393359
1476860
1565511
TOTAL
Sumber: Olahan Kelompok, 2019
9
2.4 Kondisi Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto Tabel 2.2 PDRB ADHK 2010 Menurut Lapangan Usaha Lapangan Usaha
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) 2014
2015
2016
2017
2018
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2375,083
2446,432
2479,799
2515,714
2575,665
B. Pertambangan dan Penggalian
296,114
300,9
313,941
329,291
339,272
C. Industri Pengolahan
5472,144
5766,336
6033,658
6347,941
6721,322
D. Pengadaan Listrik dan Gas
18,859
18,911
20,377
21,888
23,266
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
12,792
13,031
13,314
14,231
14,821
F. Konstruksi
1050,529
1103,072
1178,919
1266,765
1342,702
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
2932,999
3072,168
3228,480
3419,952
3612,574
H. Transportasi dan Pergudangan
695,081
735,840
784,577
832,670
890,36
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
661,863
715,421
761,74
814,031
882,932
J. Informasi dan Komunikasi
468,28
523,714
567,517
645,486
736,067
K. Jasa Keuangan dan Asuransi
338,880
357,45
390,312
411,580
428,807
L. Real Estate
286,817
305,843
326,825
346,026
364,321
M,N. Jasa Perusahaan
75,579
82,665
91,547
100,018
108,947
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
399,359
417,006
426,884
434,858
447,138
P. Jasa Pendidikan
764,991
803,498
865,263
911,469
984,888
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
146,363
157,931
173,551
188,378
204,722
R,S,T,U. Jasa lainnya
378,981
390,149
423,932
454,242
491,882
16374,715
17210,366
18080,635
19054,541
20169,685
PDRB Sumber: BPS, 2019
Selama lima tahun terakhir (2014 - 2018) struktur perekonomian Jepara didominasi oleh 3 (tiga) kategori lapangan usaha, yaitu: 1. Industri pengolahan; Mencapai 34,87% (meningkat dari 34,08% di tahun 2014) 2. Pertanian, kehutanan, dan perikanan; Sebesar 13,63% (turun dari 15,46% di tahun 2014) 3. Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor.Sebesar 16,68% (turun dari 16,92% di tahun 2014)
10
Analisis Location Quotient Tabel 2.3 Analisis LQ Kabupaten Jepara Tahun 2018 No
Sektor
Tahun 2018 (Juta Rupiah) PDRB Jepara
PDRB Jateng
LQ
2.575.664,84
121.370.041,24
0,99
1.
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2.
Pertambangan dan Penggalian
339.271,58
20.873.488,15
0,76
3.
Industri Pengolahan
6.721.322,3
322.203.738,34
0,97
23.265,99
1.028.917,24
1,06
14.820,5
658.880,40
1,05
4.
Pengadaan Listrik dan Gas
5.
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
6.
Konstruksi
1.342.702,07
98.393.741,01
0,64
7.
Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
3.612.573,62
136.673.489,19
1,23
8.
Transportasi dan Pergudangan
890.359,66
32.121.009,33
1,29
9.
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
882.932,13
30.667.222,18
1,34
10.
Informasi dan Komunikasi
736.067,42
45.500.915,21
0,75
11.
Jasa Keuangan dan Asuransi
428.806,99
25.635.546,80
0,78
12.
Real Estate
364.321,22
17.797.501,70
0,96
Jasa Perusahaan
108.946,68
3.609.297,92
1,41
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
447.138,26
24.337.785,75
0,86
13,14 15. 16.
Jasa Pendidikan
984.888,46
36.286.321,69
1,27
17.
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
204.721,55
8.187.908,8
1,17
491.881,9
15.937.473,33
1,44
20.169.685,2
941.283.278,3
18,19, 20,21
Jasa Lainnya TOTAL
Sumber: BPS, 2019
Sektor yang menjadi basis ekonomi di Kabupaten Jepara (LQ > 1) adalah Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Jasa Perusahaan; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa Lainnya. Tingginya nilai LQ pada sektor-sektor tersebut dikarenakan banyaknya obyek wisata di Kabupaten Jepara, sehingga sektor-sektor tersebut memiliki peranan penting dalam mendukung pariwisata di Kabupaten Jepara.
11
BAB III METODE
3.1 Metode Pengumpulan Data
2. Menghitung kapasitas air permukaan Untuk menghitung kapasitas air permukaan Pengumpulan data yang digunakan untuk dilakukan dengan menghitung kapasites air analisis Neraca Sumber Daya Alam (NSDA) sungai dan mata air. Air Kabupaten Jepara dilakukan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pemerintah Debit x Satuan detik dalam setahun daerah Kabupaten Jepara dan data statistik dari BPS (Kabupaten Jepara dalam Angka tahun 2019). Adapun data sekunder yang diperlukan 3. Menghitung kebutuhan air rumah tangga untuk menganalisis NSDA Air adalah debit sungai Kabupaten Jepara, data mata air, curah Jumlah penduduk x 150 L/O/H hujan, suhu rata-rata yang digunakan untuk menemukan kapasitas air tanah dan kapasitas air permukaan. Kemudian digunakan data 4. Menghitung kebutuhan air perkotaan jumlah penduduk, luas lahan industri, luas lahan pertanian dan jenis pengairannya, jumlah 30% x Kebutuhan air rumah tangga hewan ternak di Kabupaten Jepara, luas tambak dan kolam untuk menemukan kapasitas air permukaan. 5. Menghitung kebutuhan air industri
3.1 Metode Pengolahan Data 1. Menghitung kapasitas air tanah Untuk menghitung kapasitas air tanah, dilakukan menggunakan rumus:
R = (P-ET) x Ai x (1-Cro) Keterangan: R = Volume air yang meresap ke dalam tanah (m3) P = Curah hujan (mm) PET = Evapotranspirasi (mm/th) Ai = Luas lahan (m3) Cro = Koefisien limpasan permukaan
Luas lahan industri x 0,7 L/det/ha 5. Menghitung kebutuhan air ipertanian
A = L x lt x a Keterangan: A = Penggunaan air irigasi dalam L = Luas daerah irigasi (Ha) Lt = Intensitas tanaman dalam persen (%) musim/tahun A = Standar penggunaan air (1 L/det/ha) Atau A = 0,001 m/det/ha x 3600 x 23 x 120 hari/musim
6. Menghitung kebutuhan air peternakan ι = (6,75 x 10-7)I3 – (7,71 x 10-5)I2 – (1,792 x 10-2)I + 0,4923
Menggunakan metode Thornthwaite dan Mather
untuk menemukan nilai evapotranspirasi yang menjadi input dari perhitungan R di atas. Keterangan: PET = Evapotranspirasi potensial (cm/bulan) T = Suhu udara rata-rata = 21,81 N = Jumlah hari dalam sebulan = 30 L = Panjang hari actual = 24 jam I = Akumulasi indeks panas dalam setahun
Qe = (q(1) x P(1) + q(2) x P(2) + q(3) x P(3)) Keterangan: Qe = kebutuhan air untuk ternak (l/hari) q(1) = kebutuhan air untuk sapi, kerbau, dan kuda (l/ ekor/hari) P(1) = jumlah sapi, kerbau, dan kuda (ekor) q(2) = kebutuhan air untuk kambing dan domba (l/ ekor/hari) P(2) = jumlah kambing dan domba (ekor) q(3 = kebutuhan air untuk ayam dan itik (l/ekor/hari) P(3) = jumlah ayam dan itik (ekor)
13
7. Menghitung kebutuhan air peternakan
Qfp =
đ?’’(đ?’‡đ?’‘) đ?&#x;?đ?&#x;Žđ?&#x;Žđ?&#x;Ž
x A(fp) x 10.000
Keterangan: Qfp = kebutuhan air untuk perikanan (m3/hari) q(fp) = kebutuhan air untuk pembilasan (l/hari/ha) A(fp) = luas kolam ikan (ha)
8. Menghitung Cadangan Air Total kapasitas air - total kebutuhan air 9. Menghitung Cadangan Moneter Cadangan air x standar harga
3.3 Kerangka Berpikir INPUT - Data Curah Hujan - Data Rata-Rata Suhu - Data Evapotranspirasi - Luas Tutupan Lahan
Data Sekunder Sumber Air
Penggunaan Air Rumah Tangga
PROCESS
OUTPUT
Analisis Serapan (Air Dalam)
Kapasitas Air Tanah
Analisis Dimensi Sungai dan Mata Air
Kapasitas Air Permukaan
Analisis Kebutuhan Domestik
Total Kapasitas Air (Supply)
Total Kebutuhan Air (Demand)
Penggunaan Air Perkotaan Industri Pertanian
Analisis Kebutuhan Non Domestik
Cadangan Sumber Daya Air
Analisis Neraca Fisik dan Moneter
NSDA Air
Peternakan Perikanan
Cadangan Sumber Daya Air
Analisis Daya Dukung Air Rekomendasi Pengembangan & Kebijakan
15
BAB IV PEMBAHASAN
16
4.1 Activa Kapasitas air (activa) Kabupaten Jepara dibagi menjadi dua, yaitu air bawah permukaan dan air permukaan.
Kapasitas Air Tanah Metode analisis kapasitas air tanah yang digunakan adalah dengan melakukan perhitungan untuk mengetahui volume air yang meresap ke dalam tanah. Hal ini dilakukan berdasarkan dengan pertimbangan bahwa air hujan yang turun sebagian menjadi air permukaan dan sebagian meresap ke dalam tanah. Data yang digunakan dalam perhitungan ini adalah data curah hujan, nilai evapotranspirasi Kabupaten Jepara dalam satu tahun, tutupan lahan, dan luas lahan. Adapun rumus untuk menghitung cadangan air bawah permukaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Perhitungan Evapotranspirasi (PET) Bulan
Untuk menemukan nilai evapotranspirasi dilakukan perhitungan menggunakan metode Thornthwaite dan Mather. Pada metode Thornthwaite dan Mather, digunakan data suhu rata-rata dan indeks panas dalam sebagai input perhitungan. Formulanya adalah sebagai berikut:
α = (6,75 x 10-7)I3 – (7,71 x 10-5)I2 – (1,792 x 10-2)I + 0,4923 Keterangan: PET = Evapotranspirasi potensial (cm/bulan) T = Suhu udara rata-rata = 21,81 N = Jumlah hari dalam sebulan = 30 L = Panjang hari actual = 24 jam I = Akumulasi indeks panas dalam setahun
I
α
PET
Januari
7.144
85.72 -1.18524
0.804667
Februari
7.031
84.38 -1.16314
0.82362
Maret
7.076
84.91 -1.17201
0.815946
April
7.505
90.06 -1.25385
0.749025
Mei
7.347
88.16 -1.22424
0.772455
Juni
7.362
88.34 -1.22709
0.770164
Juli
7.301
87.62 -1.21567
0.779407
Agustus
7.407
88.88
-1.2356
0.763366
86.9 -1.20415
0.788858
7.429
89.15 -1.23983
0.76001
November 7.324
87.89 -1.21996
0.775917
Desember
86.17 -1.19254
0.79852
September 7.241 Oktober
7.181
Total PET
R = (P-ET) x Ai x (1-Cro) Keterangan: R = Volume air yang meresap ke dalam tanah (m3) P = Curah hujan (mm) PET = Evapotranspirasi (mm/th) Ai = Luas lahan (m3) Cro = Koefisien limpasan permukaan
i
9.401954
Sumber: Perhitungan pribadi, 2019
Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai evapotranspirasi (PET) Kabupaten Jepara adalah 9,401954 cm/tahun. Tabel 3.2 Suhu Rata-Rata Kabupaten Jepara Bulan
2018
2017 2016 2015
Rata-Rata
Januari
28
27.5
28
26.4
27.475
Februari
27.5
27
27.5
26.4
27.1
Maret
27.5
27.5
27.5
26.5
27.25
April
28.5
28.5
30.5
27.2
28.675
Mei
28.5
28.5
28.5
27.1
28.15
Juni
28.5
28.5
29
26.8
28.2
Juli
28.5
28.5
28.5
26.5
28
28
28.5
30
26.9
28.35
September
28.5
28.5
26.5
27.7
27.8
Oktober
28.5
28.5
28.5
28.2
28.425
November
28.5
28.5
27.5
27.8
28.075
Desember
27.5
27.5
28.5
26.9
27.6
Agustus
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka, 2019
Data suhu rata-rata setiap bulan di atas digunakan sebagai input dalam perhitungan untuk menemukan volume air yang meresap ke dalam tanah.
17
Tabel 3.3 Curah Hujan Kabupaten Jepara (P) Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah (mm/tahun) Curah Hujan
Peta Curah Hujan Kabupaten Jepara
2015 2016 2018 1122 552 294 929 830 703 398 273 1185 318 145 135 95 122 21 67 91 74 7 21 1 34 20 3 11 110 6 5 216 81 170 218 128 583 343 302 3739 2941 2933 3204.33 mm/tahun
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka, 2019
Peta Tutupan Lahan Kabupaten Jepara
Dari data curah hujan Kabupaten Jepara di atas, diperoleh rata-rata curah hujan Kabupaten Jepara adalah 3204,33 mm/tahun. Dalam cadangan air tanah, curah hujan rata-rata Kabupaten Jepara digunakan sebagai input dalam perhitungan untuk menemukan volume air yang meresap ke dalam tanah.
Peta tutupan lahan diperlukan dalam input perhitungan untuk mengetahui nilai koefisien limpasan permukaan. Hal ini dikarenakan masing-masing tutupan lahan memiliki kemampuan menyerap dan melimpaskan air yang berbeda-beda. Adapun tutupan lahan di Kabupaten Jepara terdiri dari bandara, embung, gudang, hutan, industri, kampus kelautan, kebun, komplek sarana olahraga, lapangan, laut, mangrove, pasir putih, perkebunan jati, perkebunan karet, permukiman,peternakan, PLTU, sawah irigasi, sawah tadah hujan, semak, sungai besar, tambak, tanah kosong, tegalan, dan TPA. Berikut merupakan tabel tutupan lahan beserta koefisien limpasan permukaan dan luas lahannya.
18
Tabel 3.4 Perhitungan Volume Air yang Meresap ke Dalam Tanah (R)
Tutupan Lahan
Bandara Embung Embung Gudang Hutan Hutan Hutan Hutan Industri Industri Industri Kampus Kelautan Kebun Kebun Kebun Kebun Komplek Saran Olah Raga Lapangan Lapangan Lapangan Laut Laut/Pengairan Mangrove Pasir Putih Pasir Putih Perkebunan Jati Perkebunan Jati Perkebunan Karet Perkebunan Karet Perkebunan Karet Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman
Luas
117623.0051 5660.782392 12304.32027 652227.1832 356570.1233 27668658.86 67298131.95 11777742.78 1329236.333 14525.31192 797896.7866
C
0.9 0.35 0.35 0.7 0.05 0.05 0.05 0.05 0.7 0.7 0.7
Curah hujan
Evapotranspirasi
45593.5977
0.6
3204.33
9.401954
58267305.61
272564804.5 443822.8855 144869.7848 197664.3176 158369.5007
0.35 0.35 0.35 0.35
3204.33 3204.33 3204.33 3204.33
0.6
3204.33
9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954
566036209924.51 921688419.80 300851549.98 410490126.75 202391663.74
186393.7324 22595.64648 22495.89117 6698.73521 2703722.871 5001555.107 164629.7027 21745.19158 13699232.41 25525628.54 35823.18883
0.3 0.3 0.3 0.05 0.05 0.15 1 1 0.35 0.35 0.35
3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33
9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954
416860194.18 50534025.27 50310927.53 20331878.15 8206290028.77 13582667382.88 0.00 0.00 28449240183.65 53009155223.86 74394131.94
4293189.505
0.35
3204.33
9.401954
8915680511.44
52243094.32
0.35
3204.33
9.401954
108493402712.45
200108841.5 172725.6271 780.5924217 39424.49284 17997.62457 105487.3523 130551.749 54443.19487 86644.22737 28661.90942
0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65
3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33
9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954
223766672482.97 193146082.56 872877.82 44085446.26 20125390.43 117958575.14 145986205.53 60879731.58 96887725.21 32050458.39
3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33
9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954
R = (P-ET).Ai(1-Cro)
37579703.79 11755765.08 25552421.65 625145675.96 1082255092.83 83979405464.92 204262054750.24 35747588698.57 1274044332.16 13922197.93 764766846.43
19
Tutupan Lahan Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Peternakan Peternakan Peternakan PLTU Sawah Irigasi Sawah Irigasi Sawah Tadah Hujan Semak Semak Semak Sungai Besar Tambak Tambak Tambang Tanah Kosong Tegalan Tegalan Tegalan Tegalan TPA
Luas 99523.84076 11782.29327 22361.82545 18059.08201 11141.38315 58441.45835 6771.58759 8593.388239 8411.987501 18297.86616 3409.488097 92694.81542 2275981.693 223552776.2 1988401.189
C 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.35 0.35 0.35 0.7 0.5 0.5
Curah hujan 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33
Evapotranspirasi 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954
R = (P-ET).Ai(1-Cro) 111290028.54 13175252.73 25005548.15 20194113.66 12458571.12 65350689.02 7572157.29 9609339.98 9406493.18 37999237.76 7080494.94 192499622.57 2181479322.95 357117517152.58 3176399362.85
40778278.13
0.5
3204.33
9.401954
65141832229.53
134725.5619 18488.14658 488312.0391 3025017.469 19611449.91 881995.9651 221271.2333 583545.4386 41247591.18 51021.57426 11320.28877 51108.35851 8319.305443
0.3 0.3 0.3 0.05 0.05 0.05 0.05 1 0.54 0.54 0.54 0.54 0.22 Total
3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33 3204.33
9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954 9.401954
301306933.29 41347808.62 1092085280.22 9181477492.78 59524312763.77 2677017963.03 671598385.58 0.00 60620219505.86 74984718.94 16637053.72 75112262.87 20732074.18 1903927203975.66
Berdasarkan data tutupan lahan dan luas lahannya, koefisien limpasan permukaan, curah hujan, dan nilai evapotranspirasi Kabupaten Jepara, dapat dihitung nilai volume air yang meresap ke dalam tanah. Sehingga diperoleh total volume air yang meresap ke dalam tanah (air tanah) Kabupaten Jepara adalah sebesar
1.903.927.203.975,66 m3/tahun.
20
Tabel 3.5 Perhitungan Volume Air Sungai
Kapasitas Air Permukaan Metode analisis kapasitas air permukaan yang digunakan adalah dengan menggunakan data sekunder debit sungai dan debit mata air yang dihitung dengan asumsi air statis per tahun. Dari data debit tersebut kemudian dihitung untuk menemukan volume air (m3/tahun).
Peta Air Permukaan Kabupaten Jepara
Sungai Gelis Klakah Blitar Wangkong Blobo Wareng Suru Balong Kancilan Banjaran Cobaan Karanggondang Srobyong Mlonggo Kembang Rawi Jeruk Gulung Gung Jengking Jog Wiso Gandu Dowo Mantingan Sirahan Ngeling
Debit (m3/detik) 35 5.6 4.8 9.5 5.5 16 6 15 5 16.5 5.7 4.5 5.8 14 5.5 4.7 15.5 3.8 11 15 8.1 4 7 8.8 3.6
Kedung Bule
11.3
Gawe
4.7
Troso
11.5
Kuncup
Tuk Abol Pecangaan Kaweden Bakalan
10
3.8
22.6 10
Volume air (m3/ tahun) 1103760000 176601600 151372800 299592000 173448000 504576000 189216000 473040000 157680000 520344000 179755200 141912000 182908800 441504000 173448000 148219200 488808000 119836800 346896000 473040000 255441600 126144000 220752000 277516800 113529600 356356800 315360000 148219200 119836800 362664000 712713600 315360000
36
1135296000
Mayong
25
788400000
SWD 1
11
Sengon
Tunggul SWD 2 TOTAL
5
20 45
157680000 630720000 346896000
1419120000
14247964800
Sehingga dapat diketahui bahwa kapasitas air sungai Kabupaten Jepara adalah 14.247.964.800 m3/tahun atau 14.247.964.800.000 L/tahun
21
Tabel 3.6 Perhitungan Volume Mata Air
Debit (L/detik)
Volume air (L/tahun)
Volume air (m3/tahun)
Pohireng
20
630720000
630720
Selang
15
473040000
473040
Jambon
20
630720000
630720
Gowak
20
630720000
630720
Towo
15
473040000
473040
Sublak
20
630720000
630720
Ngelo
10
315360000
315360
Gumuk
25
788400000
788400
Tumang
15
473040000
473040
Wadang
15
473040000
473040
Gintungan
23
725328000
725328
Badean Gecak
15
473040000
473040
Ranu
15
473040000
473040
Grenjengan
10
315360000
315360
Waringin
15
473040000
473040
Ngelo
12
378432000
378432
Jurang Nganten
14
441504000
441504
Sekelor
15
473040000
473040
10
315360000
315360
15
473040000
473040
Sehingga dapat diketahui bahwa total kapasitas air
15
473040000
473040
m3/tahun.
Grenjengan
12
378432000
378432
Sobo
10
315360000
315360
Ploso
15
473040000
473040
Tawar
15
473040000
473040
15
473040000
473040
15
473040000
473040
Mata Air
Sumber Murah Sumber Mosem Sumber Trinsing
Selang (Mintahan Kidul) Selang (Raguklampitan) Total
22
13118976000
13118976
Sehingga dapat diketahui bahwa kapasitas mata air Kabupaten Jepara adalah 13.118.976 m3/tahun atau 13.118.976.000 L/tahun Tabel 3.7 Total Kapasitas Air Permukaan
No 1 2
Jenis Sumber Air Air Permukaan Air Permukaan
Sumber Air Sungai
Kapasitas (m3/tahun) 14247964800
Mata Air
13118976
Total
14261083776
Total kapasitas air permukaan Kabupaten Jepara yang diperoleh dari penjumlahan kapasitas air sungai dan kapasitas mata air adalah sebesar 14.261.083.776 m3/ tahun. Tabel 3.8 Total Kapasitas Air
No 1
2
Jenis Sumber Sumber Air Air Air Sungai Permukaan Mata Air
Kapasitas (m3/tahun) 14247964800 13118976
Air Tanah
1903927203975.66
Total
1918188287751.66
Kabupaten Jepara adalah
1.918.188.287.752
4.2 Pasiva
Kebutuhan air (pasiva) Kabupaten Jepara dibedakan menjadi dua, yaitu domestik dan non domestik. Penggunaan domestik terdiri dari penggunaan air untuk rumah tangga, sedangkan penggunaan air non domestik terdiri dari penggunaan air untuk perkotaan, industri, pertanian, peternakan, dan perikanan.
Kebutuhan Air Rumah Tangga
Metode perhitungan kebutuhan air untuk rumah tangga adalah menggunakan standar yang ditetapkan di dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 6728.1-2015 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya-Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial. Dalam standar tersebut, kebutuhan air untuk rumah tangga (L/O/H) tergantung dengan jumlah penduduk dalam kabupaten. Menurut data sekunder yang digunakan, yaitu Kabupaten Jepara dalam Angka tahun 2019, jumlah penduduk Kabupaten Jepara tahun 2018 adalah lebih dari satu juta jiwa, sehingga Kabupaten Jepara tergolong dalam kategori kota metropolitan dengan standar kebutuhan air Kabupaten Jepara adalah 150 L/O/H. Tabel 4.1 Standar Kebutuhan Air Rumah Tangga
Sumber: Standar Nasional Indonesia (SNI) 6728.1-2015 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya-Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial
Berikut merupakan perhitungan kebutuhan air untuk rumah tangga menurut kecamatan pada tahun 2018 dan proyeksi kebutuhan air rumah tangga pada tahun 2038 yang dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2038. Adapun rumus yang digunakan adalah jumlah penduduk dikali 150 L/O/H dan dikali dengan 365 (jumlah hari dalam setahun). Tabel 4.2 Perhitungan Kebutuhan Air Rumah Tangga Kabupaten Jepara Kecamatan
Jumlah Penduduk 2018
Kebutuhan Air 2018 (L/tahun)
Jumlah Penduduk 2038
Kebutuhan Air 2038 (L/tahun)
Kedung
80058
4383175500
107177.007
16076551
Pecangaan
87538
4792705500
117599.982
17639997
Kalinyamatan
66590
3645802500
90321.6372
13548246
Nalumsari
76295
4177151250
100529.159
15079374
Welahan Mayong
77004 93011
4215969000 5092352250
101107.014 123719.891
15166052 18557984
Batealit
88569
4849152750
119232.096
17884814
Tahunan
118837
6506325750
164656.344
24698452
Mlonggo
89026
4874173500
121174.632
18176195
Bangsri
105453
5773551750
140438.347
21065752
Kembang Keling
72146 64250
3949993500 3517687500
95166.6667 83725.2395
14275000 12558786
528282750
12657.7327
Jepara
Pakis Aji
Donorojo
Karimunjawa Total
91688 62661
57825 9649
1240600
5019918000 3430689750
3165918750
67922850000
125669.289 85011.657
74834.2411 1663020.94
18850393 12751749
11225136
1898659.9
249453140
Sumber: Olahan pribadi, 2019
23
Sehingga dapat diketahui bahwa kebutuhan air rumah tangga Kabupaten Jepara pada tahun 2018 adalah 67.922.850.000 L/tahun atau 67.922.850 m3/tahun.
Kebutuhan Air Perkotaan Metode perhitungan kebutuhan air untuk perkotaan adalah menggunakan standar yang ditetapkan di dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 6728.1-2015 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya-Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial. Dalam standar tersebut, kebutuhan air perkotaan, yaitu untuk komersial dan sosial seperti toko, gudang, bengkel, sekolah, rumah sakit, hotel, dan sebagainya yang diasumsikan sebesar 30% dari total penggunaan air bersih rumah tangga. Berikut merupakan perhitungan kebutuhan air perkotaan menurut kecamatan pada tahun 2018 dan proyeksi kebutuhan air perkotaan pada tahun 2038 yang dihitung berdasarkan proyeksi kebutuhan air rumah tangga pada tahun 2038. Adapun rumus yang digunakan adalah 30% dikali dengan kebutuhan air rumah tangga. Tabel 4.3 Perhitungan Kebutuhan Air Perkotaan Kabupaten Jepara
Sumber: Olahan pribadi, 2019
Sehingga dapat diketahui bahwa kebutuhan air perkotaan Kabupaten Jepara pada tahun 2018 adalah 20.376.855.000 L/tahun atau 20.376.855 m3/tahun.
24
Kebutuhan Air Industri Standar kebutuhan air untuk industri menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-6728.1-2002 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya-Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial adalah 0,7/L/det/ha. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Bappeda Kabupaten Jepara, jumlah luasan lahan industri di Kabupaten Jepara adalah 214,17 ha. Peta Industri Kabupaten Jepara
Berikut merupakan perhitungan kebutuhan air industri Kabupaten Jepara pada tahun 2018 yang dihitung dari jumlah luasan penggunaan lahan industri dikali dengan standar 0,7/L/det/ha. Tabel 4.4 Perhitungan Kebutuhan Industri Kabupaten Jepara Tahun 2018
Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-6728.1-2002 tentang Penyusunan Neraca Sumber DayaBagian 1: Sumber Daya Air Spasial; Data Sekunder Peta Bappeda, 2019
Sehingga dapat diketahui bahwa kebutuhan air industri Kabupaten Jepara pada tahun 2018 adalah 4.727.854.584 L/tahun atau 4.727.845,584 m3/tahun.
25
Kebutuhan Air Irigasi Pertanian Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 196728.1-2002 tentang Penyusunan Neraca Sumber DayaBagian 1: Sumber Daya Air Spasial, standar kebutuhan air untuk pengairan tehnis, pengairan setengah tehnis, pengairan sederhana PU, dan pengairan non PU adalah 1 L/det/ha. Adapun formula yang digunakan untuk mengetahui jumlah kebutuhan air irigasi berdasarkan SNI 19-6728.1-2002 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya-Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial pertanian adalah sebagai berikut:
Peta Irigasi Kabupaten Jepara
A = L x lt x a Keterangan: A = Penggunaan air irigasi dalam L = Luas daerah irigasi (Ha) Lt = Intensitas tanaman dalam persen (%) musim/tahun A = Standar penggunaan air (1 L/det/ha) Atau A = 0,001 m/det/ha x 3600 x 23 x 120 hari/musim Maka dapat dihitung kebutuhan air pertanian total di Kabupaten Jepara sebesar: A = 0,001 m/det/ha x 3600 x 24 x 240 x (4606,342 + 3657,541 + 9187,126 + 3357,465) A = 431.484.516,9 m3/tahun Tabel 4.5 Perhitungan Kebutuhan Air untuk Irigasi menurut Kecamatan Kabupaten Jepara Tahun 2018
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka, 2019
Sehingga, total kebutuhan air untuk irigasi pertanian Kabupaten Jepara adalah 431.484.516,9 m3/ tahun atau 431.484.516.900 L/tahun.
26
Kebutuhan Air Peternakan Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-6728.1-2002 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya-Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial, standar kebutuhan air untuk peternakan adalah berdasarkan jenis ternaknya. Sedangkan jumlah hewan ternak yang ada di Kabupaten Jepara diperoleh dari data Dinas Peternakan Kabupaten Jepara. Adapun formula perhitungan kebutuhan air untuk peternakan dan standar kebutuhan airnya adalah sebagai berikut:
Qe = (q(1) x P(1) + q(2) x P(2) + q(3) x P(3)) Keterangan: Qe = kebutuhan air untuk ternak (l/hari) q(1) = kebutuhan air untuk sapi, kerbau, dan kuda (l/ ekor/hari) P(1) = jumlah sapi, kerbau, dan kuda (ekor) q(2) = kebutuhan air untuk kambing dan domba (l/ ekor/hari) P(2) = jumlah kambing dan domba (ekor) q(3 = kebutuhan air untuk ayam dan itik (l/ekor/hari) P(3) = jumlah ayam dan itik (ekor)
Tabel 4.6 Standar Perhitungan Kebutuhan Air untuk Peternakan
Sumber: SNI 19-6728.1-2002
Tabel 4.7 Perhitungan Kebutuhan Air untuk Peternakan menurut Kecamatan Kabupaten Jepara Tahun 2018
Sumber: Olahan pribadi, 2019
Sehingga, total kebutuhan air untuk peternakan Kabupaten Jepara adalah 1.148.952,402 m3/ tahun atau 1.148.952.402 L/tahunÂ
27
Kebutuhan Air Perikanan
Peta Sebaran Tambak Kabupaten Jepara
Metode perhitungan kebutuhan air untuk perikanan adalah menggunakan standar yang ditetapkan di dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 6728.1-2015 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya-Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial. Sedangkan data luas kolam dan tambak Kabupaten Jepara diperoleh dari data sekunder Kabupaten Jepara dalam Angka tahun 2019. Adapun formula yang digunakan untuk menghitung kebutuhan air peternakan adalah sebagai berikut:
Qfp =
đ?’’(đ?’‡đ?’‘) đ?&#x;?đ?&#x;Žđ?&#x;Žđ?&#x;Ž
x A(fp) x 10.000
Keterangan: Qfp = kebutuhan air untuk perikanan (m3/hari) q(fp) = kebutuhan air untuk pembilasan (l/hari/ha) A(fp) = luas kolam ikan (ha)
*diketahui, q(fp) = 7 mm/ha Tabel 4.8 Perhitungan Kebutuhan Air untuk Perikanan menurut Kecamatan Kabupaten Jepara Tahun 2018
Sumber: Olahan pribadi, 2019
Sehingga, total kebutuhan air untuk peternakan Kabupaten Jepara adalah 27.289.444 m3/tahun atau 27.289.444.000 L/tahun
28
Tabel 4.9 Total Perhitungan Kebutuhan Air Kabupaten Jepara Tahun 2018
No
Jenis Pemanfaatan
Pemanfaatan Air
Kebutuhan (m3/tahun)
1
Domestik
Rumah Tangga
67922850
2
Non Domestik
Perkotaan
20376855
Industri
4727845.584
Perikanan
Total kebutuhan air Kabupaten Jepara 27289444 yang diperoleh dari penjumlahan pemanfaatan air domestik dan 1148952.402 non domestik adalah sebesar
Pertanian
Total
Peternakan
431484516.9
552950463.9 552.950.463,9 m3/tahun.
29
BAB V ANALISIS NERACA FISIK & NERACA MONETER
Tabel 5.1 Valuasi Moneter Kapasitas dan Kebutuhan Air Kabupaten Jepara
Penentuan besaran rupiah didasarkan pada tarif dasar yang ditetapkan oleh PDAM Kabupaten Jepara berdasarkan data dari Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia Cabang Jawa Tengah (DPD Perpamsi Jateng) per tahun 2019, yaitu sebesar Rp3.138,90 m3.
Cadangan Fisik 1.918.188.287.752 - 552.950.464 = 1.917.635.337.288 m3/tahun Cadangan Moneter 1.917.635.337.288 x Rp3.138,90 = Rp6.019.265.560.213.303 Berdasarkan cadangan air per tahun tersebut, kebutuhan air untuk Kabupaten Jepara masih dapat terpenuhi dan cadangan yang tersedia masih cukup banyak. Oleh karena itu, perlu adanya pemanfaatan air secara optimal supaya tidak terjadi kekeringan dan masalah kekurangan air di Kabupaten Jepara.
31
BAB VI ANALISIS DAYA DUKUNG AIR
Daya Dukung Air Daya dukung air merupakan kemampuan sumberdaya air untuk memenuhi suatu kebutuhan dengan meninjau besarnya ketersediaan air. Daya dukung air dihitung berdasarkan perhitungan kebutuhan air dan ketersediaan air. Kedua variabel tersebut dibandingkan sehingga dapat diketahui air yang tersedia dapat mencukupi untuk berbagai kebutuhan. Perhitungan daya dukung air (DDA) didasarkan pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah. Adapun formulanya adalah sebagai berikut:
DDA = SA/DA Keterangan: DDA = Daya dukung Air SA = Ketersediaan air (m3/tahun) DA = Total Kebutuhan Air (m3/tahun) Perhitungan analisis daya dukung air Kabupaten Jepara: Diketahui: DA = 552.950.464 SA = 1.918.188.287.752 DDA = SA/DA DDA = 1.918.188.287.752/ 552.950.464 DDA = 3469 Hal tersebut menunjukkan bahwa Daya Dukung Air dalam kondisi aman dan ketersediaan masih sangat melampaui dari kebutuhan.
33
BAB VII PENUTUP
Kesimpulan • Berdasarkan perhitungan neraca sumber daya air di Kabupaten Jepara, ketersediaan air masih surplus sebesar Rp6.019.265.560.213.303,00. • Berdasarkan analisis daya dukung air, ketersediaan air masih sangat melampaui kebutuhan air yang ada di Kabupaten Jepara. • Kabupaten Jepara memiliki ketersediaan air tanah yang sangat banyak,. Hal ini salah satunya dikarenakan oleh curah hujan di Kabupaten Jepara yang cukup tinggi. Curah hujan yang tinggi belakangan ini menjadi isu bencana di Kabupaten Jepara yang membuat sering terjadinya tanah longsor dan banjir. Oleh karena itu, Kabupaten Jepara pada dasarnya memiliki potensi air yang berlimpah, namun pemanfaatannya harus dilakukan secara tepat supaya tidak menyebabkan bencana alam dan manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Jepara.
Rekomendasi Berdasarkan analisis ketersediaan air di Kabupaten Jepara, perlu adanya pemanfaatan yang tepat akan kapasitas air di Kabupaten Jepara sebagai upaya pencegahan kekeringan dan krisis air bersih pada tahun-tahun selanjutnya. Dengan melihat potensi tingginya curah hujan di Kabupaten Jepara maka dicetuskan rekomendasi berupa Teknologi Penyimpan Cadangan Air. Teknologi ini disarankan berupa alat pemanen hujan (rain harvesting), rain garden, dan bioretention. Dengan adanya teknologi ini diharapkan air yang melimpas di Kabupaten Jepara dapat diminimalisir dan ketersediaannya dapat terus lestari.
Daftar Pustaka • • •
• • • •
Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-6728.1-2002 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya-Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial SNI 6728.1:2015 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah
Laporan Akhir Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan berbasis Ekosistem Kabupaten Jepara 2018 Kabupaten Jepara dalam Angka, 2019 Data sekunder pemerintah daerah Kabupaten Jepara, 2019 Bonita, Rizkita,dkk. (2015). Studi Water Balance Air Tanah di Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. [Online][Diakses pada 16 Oktober 2019] • Delta, Novia., dkk. (2018). ANALISIS NERACA AIR PADA PULAU BENGKALIS. [Online][Diakses pada 16 Oktober 2019]
35
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Tahun 2019