About Me
Hello, i am a fresh graduate majoring in architecture at Universitas Gadjah Mada. I have been passionate at design and drawing since i was in junior high school especially on typography before i choose to focus in architecture.
Being a detail oriented person, i always try to give my best on every situation that come to me. I believe that architecture more than just shaping a building, but also shaping habits, culture, and even the future.
Curriculum Vitae
Educational Background
2023-present
2018-2022
2015-2018
2012-2015
Architecture and Planning Department, Universitas Gadjah Mada, Architecture Professional Program (PPAr) | Yogyakarta
Architecture and Planning Department, Universitas Gadjah Mada, Becholor Degree | Yogyakarta
Senior High School at SMAN 10 | Padang
Junior High School at SMP PI Ar-Risalah | Padang
Working Experiences
2022-present Part-time architect at Research Nature Architecture (RNA)
2021
Lecturer research asistant as journal writer for “Observasi dan Evaluasi pada Rekonstruksi Rumah Panggung Kayu Glugu dengan Metode Bongkar Pasang”
2021 (feb-jul)
2020 (dec-mar)
Lecturer asistant for Building Physics 2
Internship program at Krea Architects | 3 months
Organization and Committee Experiences
Head of Architecture Student Organization Wiswakharman
Event Division of Wiswakharman Expo 2020
Design and Documentation Division of Gadjah Mada Education Roadshow X
Interest and Talent Division of Architecture Organization Wiswakharman
Event Division of Wiswakharman Expo 2019
Design and Documentation Division of Gadjah Mada Education Roadshow IX
Secretary of Jamming Session at Architecture and Planning Department
Software Skills
Autodesk AutoCAD
SketchUp
Enscape | D5 render
Photoshop | Illustrator
Word | Powerpoint | Excel
01 NADI NEGERI MADANI
“Jantung Peradaban Umat”
Team Responsibility
Jundullah Salman Alfaruq
Scientifionisa Pramono
Zeka Oktaviana Putri
Conceptual design, programming, plan drawing, detail drawing, engineering estimate 3D modeling and visualization for interior
Nongsa yang Terkubur Peradaban
Nongsa merupakan sebuah daerah di Utara Kepulauan Riau yang menjadi awal dan saksi perkembangan Batam. Nama Nongsa sendiri berasal dari kata ‘Nong Isa’ atau ‘Raja Isa’ yang pada saat itu memimpin Nongsa sekaligus sebagai orang pertama yang merintis perkembangan Batam. Seiring berjalannya waktu, Nongsa seolah-olah terlupakan dan terkubur peradaban Batam saat ini. Nongsa yang tadinya tempat bersejarah menjadi sangat minim tanda sejarah. Perkembangan serta menjamurnya resort dan fasilitas wisata lainnya seolah-olah memudarkan jati diri nongsa sebagai awal perkembangan Batam.
Nadi Negeri Madani
Semenjak dahulu keberadaan masjid menjadi bukti peradaban umat islam. Tak hanya sebagai tempat ibadah, masjid juga berperan sebagai tempat pendidikan, pusat pengembagan masyarakat, tempat bermusyawarah hingga tempat berkegiatan politik.
Melalui konsep ‘Nadi Negeri Madani’ nilai masjid sebagai jantung peradaban umat inilah yang ingin dibawa kembali. Melalui masjid, cikal bakal masyarakat madani tumbuh, yang tentunya sejalan dengan visi Batam. Tanpa mengabaikan unsur lokal masjid Nongsa akan menjadi ikon baru yang tetap membawa jati diri Nongsa sebagai awal mula peradaban Melayu di Batam.
CONCEPT
SERAMBI FESTIVAL
Masjid menjadi sarana penghambaan kepada Allah SWT dan interaksi dengan sesama, sekaligus menjadi wadah untuk merayakan kehidupan ber-islam.
SumbuKiblat
AXIS
Penentuan sumbu-sumbu pada tapak meliputi sumbu kiblat, sumbu site, serta sumbu lingkar sebagai penyelaras antar keduanya
INTEGRASI LANSEKAP EKOLOGIS
Pendekatan lansekap berkelanjutan yang menjadi motivasi untuk memposisikan lansekap masjid sebagai aset dan sumberdaya yang memberi manfaat positif kepada lingkungan sekitarnya.
ATRAKSI LANDMARK INTERAKTIF
Masjid dan lanskeap sebagai sebuah kesatuan menjadi landmark yang mampu memberikan pengalaman artraktif dan interaktif serta menjadi sarana dialog antara arsitektur, alam dan manusia.
BUILDING
MASSING
Massa utama mengikuti sumbu kiblat, massa pendukung berupa lingkaran sebagai penyelaras dengan bentuk tapak
EXTRUDE
Massa utama ditinggikan, massa lingkaran diteruskan dan dibuat terbuka ke arah depan (plaza depan dan jalan pedestrian)
ADD & SUBSTACT
Bentuk dasar atap masjid berupa limasan, dan atap massa lingkaran dibuat melereng (slope) menuju massa utama
LANDSCAPE
REMINISENSI VISI
Implementasi nilai historis dan kebudayaan Melayu melalui perwujudan fisik untuk memperkuat jadi diri Nongsa dan menggapai visi koleksitf di masa depan.
DEFINE GREEN AREA
Massa dipusatkan di bagian tengah untuk mendapatkan area landscape yang luas
CIRCULATION
Sirkulasi kendaraan diletakkan pada bagian terluar site sehingga landscape terhindar dari intervensi kendaraan
PARKING
Terdapat area parkir utama dan area parkir sekunder sebagai ekstensi, jika tidak digunakan area ekstensi ini menjadi landscape fungsional
GREEN ROOF
Atap massa lingkaran dijadikan sebagai area productive landscape sekaligus sebagai atraksi yang dapat diakses pengunjung
STRETCH
Massa utama ditarik ke atas dan massa pendukung di extend secara horizontal perwujudan hablum minallah dan hablum minannas
GURINDAM XII
Area tapak dibagi menjadi zona-zona tertentu yang bertemakan dan mengimplementasikan pasal-pasal dari gurindam 12
ACCESS
Massa fasilitas pendukung berupa lingkaran dibuka ke empat sisi sebagai akses pengguna ke bangunan dari berbagai arah
Inner Plaza sebagai simpul sekaligus menjadi area ekstensi ibadah yang dapat menampung hingga 1.500 jamaah
KETERANGAN RUANG
DETAILS
KNOCK DOWN FACADE
Secondary skin pada bangunan menggunakan struktur knock down sehingga memudahkan pemeliharaan.
PERMEABLE FACADE
Dengan menggunakan rotan sintetis udara dan cahaya akan tetap mampu menembus fasad sehingga tetap memberikan pencahayaan dan penghawaan alami pada ruang dalam.
ADDING PLANTS THAT INVITE ANIMALS
EMPATHY TOWARDS BIODIVERSITY
Manusia diminta untuk memahami kekuasaan dan kebesaran Tuhan dengan merenungkan segala yang telah diciptakan-Nya, dan melalui alam pula manusia dapat belajar tertang arti kehidupan. Dengan menghadirkan keanekaragaman hayati pada tapak, para pengunjung dapat ‘mentadaburi’ alam dengan saling berinteraksi dan berempati sebagai sesama ciptaan-Nya, sehingga tercipta suatu sistem yang mampu membentuk hubungan ‘mutual’ satu sama lain.
GURINDAM XII
Tapak dibagi menjadi zona-zona tertentu yang bertemakan pasal-pasal Gurindam 12 yang merupakan sebuah syair berisikan nasehat atau petunjuk hidup sesuai Syariat untuk mengangkat kembali semangat keislaman dan mewujudkan ‘masyarakat madani’ yang menjadi visi dari Batam sekaligus menjadi ciri dari masyarakat Melayu.
Playground
Playground sebagai tempat bermain anak dengan teman sebaya mewakili Gurindam pasal 4 (pentingnya budi pekerti sejak dini).
Productive Landscape - Rooftop
Inner Plaza sebagai area ekstensi ibadah mewakili Gurindam pasal 1 & 2 (pentingnya beragama dan mengenal tuhan).
Taman Edukasi - Outdoor Class
Sensory garden yang menstimulasi panca indra mewakili Gurindam pasal 3 (pentingnya pengendalian diri melalui panca indra).
Social Plaza
Taman edukasi sebagai outdoor class mewakili Gurindam pasal 5 & 6 (pentinganya pendidikan dan lingkungan terpelajar).
Main Plaza - Multifungsi
Social Plaza sebagai tempat untuk berinteraksi dan bercengkrama mewakili Gurindam pasal 7 (pentingnya sikap baik dalam pergaulan).
Area Ekstensi Parkir Multifungsi
Productive Lanndscape yang dapat dituai bersama mewakili Gurindam pasal 8 & 12 (pentingnya rasa percaya sesama manusia).
Plaza multi fungsi untuk beragam aktivitas komersil hingga pagelaran mewakili Gurindam pasal 10 (inkulisifitas dan keadilan).
Area terbuka yang mengakomodasi aktivitas kelompok yang lebih privat mewakili Gurindam pasal 11 (gotong royong).
HAPPINESS PLACE
“Provide, empower, and enchance the value of urban green space”
What are People Looking Forward After Pandemic?
Kembali bersosialisasi dengan normal, bersantap, berbelanja, melakukan kegiatan outdoor seperti bermain dan berolahraga merupakan kegiatan yang paling diinginkan banyak orang setelah pandemi berakhir. Melihat kecenderungan tersebut, maka peran sebuah ruang publik menjadi begitu penting. Terlebih lagi, trend pasca pandemi ini kemudian dapat dimaksimalkan melalui pemanfaatan ruang publik sebagai media penggerak perekonomian. Dengan mewadahi kegitan jual beli melalui pemberdayaan sumber daya lokal, ruang publik hendakanya mampu memberi andil dalam upaya pemulihan perekonomian pasca pandemi.
Green Space Degradation
Di lain sisi, setiap pembangunan infrasturktur kota seperti ruang publik tentunya akan berdampak langsung pada pengurangan lahan hijau kota. Oleh sebab itu, melalui pendekatan biofilik hendaknya desain ruang publik ini mampu menekan angka laju penurunan tersebut. Dengan begitu ruang publik yang tercipata merupakan ruang publik yang ‘bermakna’ baik dari
aspek sosial budaya, ekonomi, estetika maupun ekologi. Desain biofilik juga mampu menciptakan ruang-ruang yang asri dan menenangkan sehingga desain yang terbentuk merupakan desain yang relevan terhadap kondisi pasca pandemi.
Site berada pada kawasan pesisir pantai Padang, Sumatera Barat.
Site dikategorikan sebagai lingkungan padat penduduk
RENCANA PENGEMBANAN KAWASAN DI MASA DEPAN A B D
Menjadi wadah bersosialisasi, rekreasi dan interaksi masyarakat sekaligus sebagai wadah pengenalan budaya
ECONOMIC VALUE
Lat: 0°55'19.51"S Lon: 100°21'0.24"E
Menjadi salah satu wadah pengembangan perekonomian daerah dengan pemanfaatan sumber daya dan produk lokal
ECOLOGICAL VALUE
Ramah dan memberikan dampak posisitf bagi lingkungan
A :Permukiman B :Taman Makam Pahlawan C :Ruko P1 P2 P3
HAPPINESS
Dengan mengadopsi ketiga nilai tersebut diharapkan bangunan dapat mendatangkan “kebahagiaan” bagi para pengguna secara spesifik dan masyarakat kota secara luas.
DESIGN TRANSFORMATION
Penyesuaian legalitas tapak berupa KLB, KDB, KDH, GSB dan Garis Sempadan Pantai
DEFINE SITE Pemenuhan program bangunan dan pembagian kelompok program berdasarkan lantai
STACK PROGRAM
ELEVATING GARDEN
Memaksimalkan plot hijau dengan mengelevasikan taman pada atap bangunan
WALKABILITY
Menjadikan taman pada atap menjadi area yang dapat diakses dan saling terhubung pada tiap levelnya
Penyebaran fasilitas untuk membentuk nodes aktivitas pada taman agar bangunan lebih hidup
AMPHITHEATRE STAIRS LAWN TRAIL STAIRS WATER FOUNTAIN
CAFE
ACTIVITY POINT SKATE
PARK
ADDITIONAL GREEN PLOT
SITUATION & VEGETATION DISTRIBUTION
VEGETATION
GROWING MEDIUM
FILTER LAYER
DRAINAGE LAYER
ROOT BARRIER
WATERPROOFING MEMBRANE
RC SLAB 200mm thickness
RAILING
Besi holo 50mm, black coat fin.
VEGETATION
GRAVEL
GROWING MEDIUM
DRAINAGE LAYER
ROOF DECK RC slab, 200mm thickness
OVERFLOW DRAIN PIPE
SECONDARY SKIN
Perforated metal, red coat fin. PERFORATED METAL PANEL Red coat fin.
VEGETATION
GROWING MEDIUM
PLANTER BOX Dinding bata, unfinished
STEEL FRAME Besi holo 40mm, red coat fin.
BRACKET Besi siku, 10mm thk.
OVERFLOW DRAIN PIPE
INTERACTIVE LEARNING SPACE
“Learn trough everything”
DTAP as Creative Campus
Kampus DTAP dicirikan sebagai kampus dengan bidang ilmu yang selalu melibatkan proses kreatif, oleh karena itu mahasiwa dituntut untuk selalu bereksplorasi dalam
mencari gagasan dan ide yang akan dituangkan ke dalam karya mereka. Ide dan gagasan tersebut datang dari apaun yang mereka lihat, temui dan rasakan. Oleh karena itu lingkungan menjadi faktor penting dalam
memicu ide dan gagasan para mahasiswa. Kualitas ruang belajar yang buruk akan menghambat proses berfikir kreatif dan akan berdampak langsung pada kuliatas desain/karya yang dihasilkan mahasiswa. Untuk itu diperlukan sebuah lingkungan yang kreatif pula untuk mendukung sebuah proses kreatif.
Interactive Learning Space
‘Interactive Learning Space’ merupakan sebuah konsep dimana kampus berperan sebagai katalisator proses kreatif melalui pembelajaran interaktif dari berbagai hal.
Lingkungan kampus juga berperan sebagai media penghubung antara pengguna dengan karya, lingkungan dan sesama mereka. Dengan menciptakan ruang-ruang yang fleksibel terhadap berbagai
kemungkinan, dan dilingkupi dengan area yang hijau, kampus DTAP hendaknya menjadi sebuah wujud/objek
‘kreasi’ bagi para ‘kreator’ (mahasiswa) dan wadah pembelajaran yang interaktif, baik itu melalui dosen, karya, dan sesama mereka ataupun melalui lingkungan atau bangunan itu sendiri.
CONCEPT
CULTURE BASED CONCEPT SITE AND ENVIRONTMENT BASED CONCEPT
SPACE AND BUILDING BASED CONCEPT
INTERCONNECTION
Kampus DTAP sebagai ruang yang mampu mengkoneksikan hubungan pengguna dengan karya, lingkungan, dan sesama mereka
FILLED BY GREEN
Kampus DTAP sebagai lingkungan edukasi yang hijau dan selaras sengan lingkungan sekitarnya
FLEXIBLE SPACE
Kampus DTAP sebagai ruang fleksibel yang mampu mewadahi berbagai kebutuhan dan aktivitas kampus dan segala perubahannnya
INTERACTIVE LEARNING SPACE
“Kampus sebagai wujud kreatif dalam membentuk ruang belajar yang intaraktif”
DESIGN TRANSFORMATION
Entrance Parkiran Parkiran Mobil Parkiran Motor Drop Off
Sekretariat KM
Co-Working Space Gallery
Tedjo Suminto
HUMANISM HABITAT
“Bring the landed house experience to the apartment”
Apartment VS Landed House
“Apakah pengalaman yang didapat penghuni apartement mampu menyamai pengalaman yang diperoleh oleh penghuni rumah tapak?”, menjadi suatu pertanyaan yang muncul akibat paradigma miring banyak orang mengenai apartemen. Livabilitas yang rendah, jauh dari lingkungan sosial, hidup di lingkungan ber-AC, serta jauh dari penghijauan menjadi alasan mengapa banyak orang lebih memilih untuk tinggal di rumah tapak dari pada apartemen. ‘Humanis’ adalah kata yang lebih cocok diberikan kepada rumah tapak dan segala pengamalan yang ditawarkannya, namun bagaimana dengan apartemen?.
Humanism Habitat
‘Humanism habitat’ merupakan sebuah ide konsep untuk membawa pengalaman yang didapatkan rumah tapak kepada sebuah apartemen. Melalui pengayaan fungsi-fungsi sosial diharapakan para penghuni dapat merasakan pengalaman bersosialisasi dengan tetangga. Ruang-ruang komunal bersifat oper-air yang diisi dengan penghijauan menghadirkan pengalaman serupa dengan rumah tapak, sekaligus sebagai respon terhadap pandemi yang sedang terjadi. Unit-unit juga dirancang untuk mampu mengoptimalkan pencahayaan dan penghawaan alami, sehingga apartemen tidak hanya ramah terhdap penghuni namun juga ramah terhadap energi dan lingkugan.
PROBLEMS STRATEGY
LIVABILITY
Livabilitas yang rendah dan kurangnya wadah interaksi antar penghuni
LACK OF GREENERY
Populasi dan densitas yang tinggi tanpa diimbangi dengan penghijauan
HIGH ENERGY CONSUMPTION
Tingginya konsumsi energi untuk apartemen terutama untuk beban pendinginan dan pencahayaan
DESIGN TRANSFORMATION
SOCIAL SPACE ENRICHMENT
Pengayaan area-area untuk bersosialisasi dan fasilitas-fasilitas yang mendorong interaksi
PROVIDE GREEN ENVIRONMENT
Penyisipan penghijauan pada apartemen terutama pada area publik
PASSIVE DESIGN
Penggunaan konsep open-air pada area komunal dan optimalisasi penghawaan dan pencahayaan alami pada unit
Massa bangunan menghadap utara-selatan sebagai respons terhadap bentuk tapak dan arah penyinaran matahari.
Perluasan pada lantai podium untuk memaksimalkan luas lantai sebagai area komunal dan pusat fasilitas apartemen.
Menghilangkan dinding pada beberapa bagian lantai podium membentuk area yang bersifat open-air.
Pembagian massa tower untuk mengurangi beban struktur terhadap angin sekaligus membagi zona hunian.
BUILDING FEATURES
LEISURE AREA
Berupa jogging track, gym, dan spa sebagai sarana relaksasi yang dikelilingi dengan lanskap hijau.
PLAZA
Area luas sebagai tempat berkumpul para penghuni dilengkapi dengan panggung dan tenant.
DROP OFF
Sebagai area penerima yang yang dipenuhi dengan jejeran vegetasi untuk memberi kesan nyaman.
Saparuh sisi pada setiap tower di extrude ke arah luar untuk memberi variasi pada unit hunian dan memberi kesan dinamis.
Penambahan lantai refugee sebagai respons terhadap keselamatan sekaligus dimanfaatkan sebagai penambah penghijauan.
COMMUNAL AREA
Berupa area lanskap yang dilengkapi bench sebagai area interaksi para penghuni atau sekedar duduk-duduk.
POOL AREA
Berupa infinity pool bagi dewasa dan anak-anak yang dilengkapi pool deck dengan view ke arah perkotaan.
FOOD COURT
Area open-air yang dikelilingi oleh tenant-tenant makanan sebagai area bersantap yang nyaman bagi para penghuni.
TERRACE HOTEL
“Modern hotel with local touch”
ANALISIS
ANALISIS
MATAHARI
MATAHARI
Yogyakarta, a Special City
“Yogyakarta merupakan sebuah kota dengan budaya yang kuat, sebuah kota seni kontemporer yang kreatif dan unik, sebuah kota yang mistis namun romantis, sebuah kota dengan segala kesederhanaannya tetap istimewa di hari orang yang mengenalnya”. Dengan segala hal yang ditawarkannya, Yogyakarta menjadi kota yang ‘disinggahi’ banyak orang dengan segala motif dan latar belakang. Sejalan dengan hal tersebut dibutuhkan juga sebuah tempat singgah ‘istimewa’ yang tidak hanya nyaman, namun juga mampu menjadi katalisator aktivitas wisata rekreasi maupun bisnis yang tetap modern tanpa meninggalkan konteksnya.
Teras Kota
Secara geografis kota Yogyakarta berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, oleh karena itu sepanjang tahun matahari akan lebih banyak dong ke bagian utara.
Secara berada oleh matahari
Secara geografis berada di sebelah khatulistiwa, oleh karena itu sepanjang matahari akan lebih dong ke bagian
Orientasi barat it menghadap
Orientasi banguan ke arah timur barat agar sisi banguan lebih sedikit menghadap timur dan barat
Orientasi banguan barat agar sisi banguan it menghadap timur
Penggunaan fasad
Penggunaan overhang dan double fasad sebagai shading dan pembentuk citra visual
Penggunaan overhang fasad sebagai shading bentuk citra
Jika sebuah kota dianalogikan sebagai sebuah rumah, dan bangunan transportasi publik seperti bandara dan stasiun dianalogikan sebagai gerbang rumahnya, maka hotel dan sejenisnya dapat dianalogikan sebagai terasnya. ‘Teras Kota’ merupakan sebuah konsep dimana hotel dapat merepresentasikan kotanya, layaknya sebuah teras yang dapat merepresentasikan apa yang
ada di dalam rumah. Dengan konsep ‘Teras Kota’ hotel diharapkan menjadi tempat singgah yang nyaman bagi para wisatawan layaknya sebuah teras yang menjadi ruang ‘penerima’ tamu. Hotel juga diberdayakan sebagai ruang informasi kepada para pengunjung dan wadah pengenalan kota Jogja.
SMerupakan bagian dari Kota Baru yang merupakan kawasan cagar budaya. Berada di lokasi yang strategis dan dekat degan pusat kota.
WSirkulasi lalu lintas yang padat dan adanya akses jalan satu arah menuju site. Banyaknya bangunan dengan tipologi serupa dan menjadi pesaing.
ANALISIS SITE
SITE
ANALISIS SITE
ANALISIS SITE
OMerupakan kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan komerisal. Merupakan kawasan yang ramah terhadap pedestrian.
KEBISINGAN
TAKSESIBILITAS PEDESTRIAN
MATAHARI KEBISINGAN AKSESIBILITAS PEDESTRIAN
MATAHARI KEBISINGAN AKSESIBILITAS PEDESTRIAN
MATAHARI KEBISINGAN AKSESIBILITAS
Tergerusnya citra sejarah Kota Baru dan Yogyakarta. Pembangunan infrastruktur yang belum terkendali.
Terdapat 2 jalan untuk mengakses
Terdapat 2 jalan untuk mengakses
Terdapat 2 jalan untuk mengakses
geografis kota Yogyakarta
kota Yogyakarta
berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, karena itu sepanjang tahun
Yogyakarta tahun
selatan garis khatulistiwa, sepanjang tahun
Secara geografis kota Yogyakarta berada di sebelah selatan garis khatulistiwa,
Karena posisi site yang berada di pertigaan jalan protokol kota yang tergolong padat kendaraan sehingga sumber kebisingan terbear pada site terletak di bagian
lokasi site yaitu :
lokasi site yaitu :
lokasi site yaitu :
Karena posisi site yang berada di pertigaan jalan protokol kota yang tergolong padat kendaraan sehingga sumber kebisingan ter-
Karena posisi site yang berada di pertigaan jalan protokol kota yang tergolong padat kendaraan sehingga sumber kebisingan terbear pada site terletak di bagian
1, Jalan Jendral Sudirman yang
Terdapat 2 jalan untuk mengakses lokasi site yaitu :
merupakan jalan 2 arah
1, Jalan Jendral Sudirman yang merupakan jalan 2 arah
1, Jalan Jendral Sudirman yang merupakan jalan 2 arah
MATAHARI KEBISINGAN AKSESIBILITAS PEDESTRIAN
Karena posisi site yang berada di pertigaan jalan protokol kota yang tergolong padat kendaraan sehingga sumber kebisingan ter-
2, Jalan C Simanjuntak yang merupakan jalan 1 arah
1, Jalan Jendral Sudirman yang merupakan jalan 2 arah
2, Jalan C Simanjuntak yang mer-
2, Jalan C Simanjuntak yang merupakan jalan 1 arah
Secara geografis kota Yogyakarta Posisi tapak berada di pertigaan Terdapat dua akses menuju tapak, Tapak berada pada kawasan ramah
2, Jalan C Simanjuntak yang mer-
Area site merupakan area ramah pedestrian, perancangan lanscape dan perletakan massa banguanan akan mempengaruhi kualitas ruang
Area site merupakan area pedestrian, perancangan dan perletakan massa banguanan
Area site merupakan pedestrian, perancangan dan perletakan akan mempengaruhi
PEDESTRIAN
PEDESTRIAN
merupakan area ramah
ramah
Area site merupakan area ramah
perancangan lanscape
lanscape
massa banguanan
pedestrian, perancangan lanscape
dan perletakan massa banguanan
mempengaruhi kualitas ruang
banguanan ruang
akan mempengaruhi kualitas ruang
pedestrian
jalan pedestrian
bangunan yang
yang
jalan dan untuk
Kerana setback bangunan yang
jauh dari ruang jalan dan untuk
rasa nyaman bagi
untuk bagi yang
bagian site yang
menciptakan rasa nyaman bagi
ruang jalan maka bagian site yang
dengan raung jalan
jalan
dinding masif dan diandinding tanaman
bersinggungan dengan raung jalan
diantanaman
diberi dinding masif dan dianganti dengan dinding tanaman
01 MR. PERI’S HOUSE
02 WONOGIRI RESIDENCE
3D
03 MODERN FARM HOUSE
04 MUSTIKA RESIDENCE
Preparing