“ “
LAPORAN UTAMA
Ada 73 partai politik di Indonesia yang terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), itu menandakan memang banyak ideologi yang berkembang di masyarakat sehingga menyebabkan menjamurnya partai politik di Indonesia.
PARTAI POLITIK SAKIT, HAMBATAN BESAR MENUJU DEMOKRASI BERKUALITAS Reporter : Taufiqulhidayat Khair LPM NOVUM FH UNS
P
artai politik (parpol) memiliki peranan yang sangat vital dalam keberjalanan sistem demokrasi di Indonesia, karena mereka merupakan representasi masyarakat di pemerintahan. Ada 73 partai politik di Indonesia yang terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), itu menandakan memang banyak ideologi yang berkembang di masyarakat sehingga menyebabkan menjamurnya partai politik di Indonesia. Muhammad Nizhar Siagian M.Pol, salah satu dosen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) menjelaskan bahwa itu merupakan hal yang wajar karena partai merupakan wadah dalam demokrasi “Tempat berkumpul orang-orang yang punya ideologi, semua ideologi itu kan teoritis lalu mereka butuh praktikal jadi partai itu menjadi wadah untuk praktikal itu sendiri.” Parpol di Indonesia memiliki konfigurasi yang berbeda-beda. Ada partai ideologis seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP) dengan ideologi nasionalismenya, ada partai ulama seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang didasari syariat-syariat Islam ketika menentukan kebijakannya. Namun, pada hakikatnya semua partai itu tetap memiliki semangat yang sama yaitu mewujudkan Indonesia yang lebih baik, seperti yang diutarakan oleh Mikail Cesario, mahasiswa Fakultas Hukum (FH) UNS angkatan 2016, “Sebenarnya tujuan Partai Politik itu sama kan, bedanya itu dalam menggapai tujuan yaitu menuju Indoensia yang semakin baik, mereka memiliki cara masing-masing.”
Fungsi yang Tidak Berfungsi Sebagai perangkat dalam suatu sistem, partai politik tentu memiliki fungsi-fungsi untuk menciptakan iklim demokrasi yang berkualitas. Jadmiko Anom Husodo, S.H., M.H salah satu dosen Hukum Tata Negara di UNS yang juga
pemerhati politik Indonesia mengungkapkan bahwa yang membedakan partai politik dengan organisasi atau lembaga yang lain adalah partai politik memiliki fungsi. Seperti sarana rekrutmen, pendidikan politik, komunikasi politik, pengendali konflik, dan pemandu kepentingan rakyat. Banyak catatan negatif ketika berbicara tentang realita partai politik dalam menjalankan fungsinya. Beberapa partai dianggap gagal dalam menjalankan fungsinya misalnya fungsi sarana rekrutmen. Jadmiko menjelaskan “Sekarang parpol masih dalam tahap patriarki jadi ketika ada regenerasi tidak jauh dari keluarga-keluarga mereka, contohnya Partai Amanat Nasional (PAN) begitu, Partai Demokrat begitu, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) meskipun masih samar kita bisa lihat menuju kesitu juga ya jadinya tidak jauh dari darah elit-elit politik mereka sendiri.” Sama halnya dengan fungsi untuk memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat pun juga dinilai gagal. “Mereka harus ada program