Majalah NOVUM Edisi 28/XXIX/2018

Page 22

O

P

I

N

I

MEDIA MASSA, MAINAN SEGELINTIR ELIT POLITIK Oleh : Okta Ahmad Faisal LPM NOVUM FH UNS

M

edia massa atau pers merupakan ujung tombak dari keberjalanan sistem politik demokrasi. Pers juga dilabeli sebagai pilar keempat demokrasi, setelah Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Label tersebut diberikan oleh publik karena bisa dikatakan kondisi demokrasi suatu negara bisa dilihat dari kondisi pers di negara tersebut. Pers sejatinya mempunyai peran sebagai penyampai informasi kepada publik, pengawas kebijakan penguasa serta sebagai alat kontrol sosial, maka dari itu pers menjadi indikator kualitas demokrasi di suatu negara. Peran-peran vital yang dimiliki pers membuat posisi pers sangat penting dan berpengaruh. Pers bisa membentuk opini publik melalui produknya. Tidak heran jika pers diperebutkan kepemilikannya karena nilai tawarnya tersebut. Di Indonesia, kita melihat kepemilikan media massa banyak dimiliki oleh orangorang berpengaruh, seperti para pengusaha dan politisi. Fa k t a m e n g a t a k a n b a h w a memang segelintir elit yang memiliki kapital menguasai media-media mainstream. Contohnya saja Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) juga pemilik Perusahaan Media Group yang didalamnya ada stasiun TV berita Metro TV dan Koran Media Indonesia. Harry Tanoesoedibjo sebagai Ketua Umum Par tai Persatuan Indonesia (Perindo) juga pemilik MNC Group yang didalamnya

ada Stasiun TV MNC, Global, RCTI, lalu Koran Seputar Indonesia. Aburizal Bakrie pemilik sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Golongan Karya (Golkar) juga sebagai pemilik media seperti TvOne, ANTV, Viva News, dll. Semuanya pun tergabung dalam koalisi pendukung salah satu capres-cawapres di pemilu mendatang. Tidak hanya itu, sekitar pertengahan bulan September

pengusaha Erick Thohir, pemilik perusahaan media massa Mahaka Group bergabung ke koalisi Jokowi menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN). Mahaka Group sendiri adalah perusahaan media massa yang meliputi Harian Republika, Harian Indonesia, Republika Online, dsb. Merapatnya Erick Thohir menambah daftar pemilik perusahaan media massa yang bergabung ke kubu incumbent.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook

Articles inside

Mengenang Sebuah Kisah Klasik

1min
page 67

Sir Arthur Conan Doyle Sherlock Holmes (Koleksi Kasus 1)

1min
page 66

Mengapa Semua Harus Terjadi?

1min
pages 64-65

Di Balik Seramnya Nusakambangan

1min
pages 62-63

Demokrasi Dibajak Oligarki

1min
pages 60-61

Open Stage Agrobudoyo UNS, Sarana Pengembangan Seni Mahasiswa

1min
pages 58-59

Sosial Media Sarana Depresiasi Kualitas Demokrasi

1min
page 57

Golput Gerakan Alternatif Mewujudkan Demokrasi

1min
page 56

Selayang Pandang Demokrasi dan Dilema Vigilante

1min
pages 52-53

Monumen Pancasila Sakti: Saksi Bisu Pilu Politik di Masa Lalu

1min
pages 50-51

Bung Tomo Bukan Sekadar Orasi

1min
pages 48-49

Pasoepati: Wajib Naik Kasta!

1min
pages 54-55

Demokrasi: Berisik dan Mengusik

1min
pages 46-47

PKPU Kontroversi Menjelang Pemilu

1min
pages 44-45

Bapak Solo Ramah Demokrasi

1min
pages 42-43

Sjafruddin Prawiranegara, Presiden Darurat RI yang Terlupakan

1min
page 41

KOMIK

1min
page 40

Pemilu Ajang Saling Sindir?

1min
pages 38-39

LENSA

1min
pages 36-37

Netralitas Aparatur Sipil Negara dalam Penyelenggaraan Demokrasi di Indonesia

1min
pages 33-35

Kembalinya Hak Politik Eks Tapol PKI

1min
pages 30-32

Pencegahan Politik Uang, Bawaslu Dituntut Tak Hanya "di Belakang Meja"

1min
pages 27-29

Fenomena Artis "Nyalon", Siasat Partai Politik Tingkatkan Elektabilitas

1min
pages 24-26

Media Massa, Mainan Segelintir Elit Politik

1min
pages 22-23

Mewujudkan Demokrasi yang Substansial

1min
pages 18-21

Partai Politik Sakit, Hambatan Besar Menuju Demokrasi Berkualitas

1min
pages 14-17

Demokrasi Indonesia dan Impiannya

1min
pages 10-12
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.