Majalah NOVUM Edisi 28/XXIX/2018

Page 41

Tahukah Kamu

SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA, PRESIDEN DARURAT RI YANG TERLUPAKAN ungkin masih banyak diantara kita yang beranggapan bahwa Indonesia hingga saat ini telah dipimpin oleh tujuh Presiden, yaitu Ir. Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, K.H. Abdurrahman Wa h i d ( G u s D u r ) , M e g a w a t i Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan kini Presiden Ir. Joko Widodo. Anggapan yang selama ini berkembang ternyata keliru menurut catatan sejarah, hingga saat ini sebenarnya sudah dipimpin oleh delapan presiden. Sjafruddin Prawiranegara adalah Presiden Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) ketika Presiden Soekarno dan wakilnya Moh. Hatta ditangkap Belanda pada awal agresi militer kedua tanggal 19 Desember 1948, di Ibukota Negara

M

kala itu Yogyakarta. Tak lama setelah itu Belanda juga menggempur Kota Bukit Tinggi, Sumatera Barat, yang pada saat itu dijadikan Ibukota alternatif jikalau Yogyakarta juga lumpuh. Kondisi itu dianggap darurat maka diadakan Sidang kabinet di Yogyakarta dan menghasilkan dua putusan. Pertama, Soekarno dan Moh. Hatta tetap tinggal di Yogyakarta meski menghadapi risiko penangkapan. Kedua, memberi mandat kepada Menteri Kemakmuran Sjafruddin Prawiranegara yang sedang berada di Sumatera untuk membentuk Pemerintah Republik Darurat. Belanda berhasil menangkap dan menahan Presiden Soekarno, Moh. Hatta, dan para pimpinan Indonesia lainnya tidak lama setelah rapat digelar untuk kemudian akan diasingkan ke Pulau Bangka. Soekarno-Hatta mengirimkan telegram berbunyi, “Kami, Pr e s i d e n Re p u b l i k Indonesia memberitakan bahwa pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 jam 6 pagi Belanda telah mulai serangannja atas Ibu Ko t a J o g j a k a r t a . Djika dalam k e a d a a n pemerintah tidak d a p a t mendjalankan ke w a j i b a n n j a lagi, kami menguasakan k e p a d a M r. Sjafruddin Prawiranegara, M e n t e r i

Oleh Kurnia Larasati

Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintah Darurat di Sumatera.� Akhirnya, pada 22 Desember 1948 Pemerintahan Darurat Repbulik Indonesia (PDRI) diproklamirkan dan Sjafruddin menjadi pemimpinnya. Ia dibantu oleh anggota kabinet diantaranya T.M. Hasan sebagai Wakil Ketua PDRI merangkap sebagai Menteri Dalam Negeri/Menteri PKK/Menteri Agama, Sutan Moh Rasjid sebagai Menteri Keamanan/Menteri Sosial, Pembangunan,Pemuda, Lukman Hakim segabai Menteri Pekerjaan Umum/Menteri Kesehatan, dan Ir. Indracaya sebagai Menteri perhubungan/Menteri Kemakmuran. Sementara Jenderal Sudirman tetap menjadi Panglima Besar Angkatan Pe r a n g . S e t e l a h p e n g u m u m a n tersebut, Sjafruddin dan sebagian besar anggota kabinet berpindahpindah tempat untuk menghindari kejaran pasukan Belanda. PDRI saat itu menjadi musuh yang paling dicari oleh Belanda. Semua tokoh-tokohnya hingga sampai harus bermalam di hutan rimba untuk menghindarkan diri dari serangan Belanda. Demi memperlihatkan bahwa pemerintahan RI masih eksis, pada 23 Desember 1948, Sjafruddin berpidato melalui radio yang ditujukan kepada seluruh rakyat Indonesia dan pasukan TNI. Perjuangan mereka ternyata membuahkan hasil. Pada pertengahan tahun 1949, posisi Belanda semakin terjepit karena agresi besar-besaran yang diluncurkan ke Indonesia mendapat kecaman internasional. Mereka tidak pernah berkuasa penuh, dan akhirnya Belanda memilih berunding dengan utusan SoekarnoHatta yang saat itu masih berstatus tawanan. Akhirnya perundingan menghasilkan Perjanjian Roem-Royen. Setelah perjanjian itu Sjafruddin kemudian mengembalikan pemerintahan kembali kepada Ir Soekarno pada 13 Juli 1949.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook

Articles inside

Mengenang Sebuah Kisah Klasik

1min
page 67

Sir Arthur Conan Doyle Sherlock Holmes (Koleksi Kasus 1)

1min
page 66

Mengapa Semua Harus Terjadi?

1min
pages 64-65

Di Balik Seramnya Nusakambangan

1min
pages 62-63

Demokrasi Dibajak Oligarki

1min
pages 60-61

Open Stage Agrobudoyo UNS, Sarana Pengembangan Seni Mahasiswa

1min
pages 58-59

Sosial Media Sarana Depresiasi Kualitas Demokrasi

1min
page 57

Golput Gerakan Alternatif Mewujudkan Demokrasi

1min
page 56

Selayang Pandang Demokrasi dan Dilema Vigilante

1min
pages 52-53

Monumen Pancasila Sakti: Saksi Bisu Pilu Politik di Masa Lalu

1min
pages 50-51

Bung Tomo Bukan Sekadar Orasi

1min
pages 48-49

Pasoepati: Wajib Naik Kasta!

1min
pages 54-55

Demokrasi: Berisik dan Mengusik

1min
pages 46-47

PKPU Kontroversi Menjelang Pemilu

1min
pages 44-45

Bapak Solo Ramah Demokrasi

1min
pages 42-43

Sjafruddin Prawiranegara, Presiden Darurat RI yang Terlupakan

1min
page 41

KOMIK

1min
page 40

Pemilu Ajang Saling Sindir?

1min
pages 38-39

LENSA

1min
pages 36-37

Netralitas Aparatur Sipil Negara dalam Penyelenggaraan Demokrasi di Indonesia

1min
pages 33-35

Kembalinya Hak Politik Eks Tapol PKI

1min
pages 30-32

Pencegahan Politik Uang, Bawaslu Dituntut Tak Hanya "di Belakang Meja"

1min
pages 27-29

Fenomena Artis "Nyalon", Siasat Partai Politik Tingkatkan Elektabilitas

1min
pages 24-26

Media Massa, Mainan Segelintir Elit Politik

1min
pages 22-23

Mewujudkan Demokrasi yang Substansial

1min
pages 18-21

Partai Politik Sakit, Hambatan Besar Menuju Demokrasi Berkualitas

1min
pages 14-17

Demokrasi Indonesia dan Impiannya

1min
pages 10-12
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.