Majalah NOVUM Edisi 28/XXIX/2018

Page 44

HUKUM KITA

PKPU KONTROVERSI MENJELANG PEMILU Oleh : Amalia Rahma Hafida

Foto Dokumentasi KPU Kota Surakarta LPM NOVUM FH UNS

ketentuan yang lebih tinggi tingkatanya.

Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Namun, PKPU tersebut bertentangan

telah membuat Peraturan Komisi

dengan Undang-Undang dan putusan

C

Putusan MA dalam pasal 240 ayat (1) huruf g Mantan narapidana yang sudah menjalani masa hukuman selama lima tahun atau lebih dapat mencalonkan diri sebagai calon legislatif dengan syarat telah mengakui perbuatannya kepada masyarakat.

calon legislatif yang ditentukan oleh KPU

alon legislatif (Caleg) yang merupakan objek pemilihan dalam pemilu mulai dipertanyakan kreadibilitasnya oleh masyarakat, lantaran banyak mantan narapidana koruptor yang kembali mencalonkan diri sebagai caleg. Tidak ada aturan perundang-undangan atau yang setingkat diatasnya yang melarang narapidana koruptor menjadi calon legislatif. Hal ini menjadi pertanyaan bagi sebagian masyarakat bagaimana seorang narapidana koruptor yang telah banyak merugikan keuangan negara dapat mencalonkan diri sebagai caleg.

namun tidak ada peraturan perundangundangan yang mengaturnya. Hal ini menjadi tanda tanya, apakah benar bahwa kewenangan KPU dalam membentuk peraturan tersebut sudah sesuai dengan tupoksinya sebagai penyelenggara pemilu. Selain itu adanya PKPU sendiri merupakan pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan, sehingga Peraturan KPU tidak boleh bertentangan dengan

Pemilihan Umum Republik Indonesia

Mahkamah Agung (MA) dalam pasal 240

(PKPU) Nomor 20 Tahun 2018. Pada bab

ayat (1) huruf g, yang menjelaskan bahwa

II Pengajuan pasal 4 ayat (3) PKPU Nomor

mantan narapidana yang sudah menjalani

20 Tahun 2018 bagian kesatu tentang

masa hukuman selama lima tahun atau

pengajuan bakal calon: “Dalam seleksi

lebih dapat mencalonkan diri sebagai calon

bakal calon secara demokratis dan terbuka

legislatif dengan syarat telah mengakui

sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

perbuatannya kepada masyarakat.

tidak menyertakan mantan terpidana

Beberapa kalangan setuju akan

bandar narkoba, kejahatan seksual

adanya peraturan ini, akan tetapi

terhadap anak, dan korupsi.�

pencabutan hak-hak tertentu bagi

Di sisi lain terhadap peraturan

masyarakat untuk mendapatkan hak

terkait mantan napi korupsi dilarang

politik yang sama dimana semua

mengajukan diri sebagai bakal calon

masyarakat bebas memilih dan dipilih. Hal

legislatif memang perlu dilakukan sebagai

ini juga menjadi polemik bagi sebagian

antisipasi terhadap pengulangan tindak

masyarakat yang lain karena pencabutan

pidana atau recidive yang berpotensi

hak-hak politik tersebut tentu melanggar

merugikan negara. Selain itu, untuk

hak asasi manusia yang telah dijamin oleh

mempertegas bahwa negara sangat

negara yang tertera pada Undang-Undang

menentang adanya korupsi dan sebagai

Dasar Negara Republik Indonesia tahun

hukuman yang dapat membuat jera bagi

1945 pasal 43 ayat (1) Undang-Undang

pihak-pihak yang melakukan korupsi.

Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi

Muncul per tanyaan apabila

Manusia “Setiap warga negara berhak

peraturan terkait kriteria penentuan bakal

untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook

Articles inside

Mengenang Sebuah Kisah Klasik

1min
page 67

Sir Arthur Conan Doyle Sherlock Holmes (Koleksi Kasus 1)

1min
page 66

Mengapa Semua Harus Terjadi?

1min
pages 64-65

Di Balik Seramnya Nusakambangan

1min
pages 62-63

Demokrasi Dibajak Oligarki

1min
pages 60-61

Open Stage Agrobudoyo UNS, Sarana Pengembangan Seni Mahasiswa

1min
pages 58-59

Sosial Media Sarana Depresiasi Kualitas Demokrasi

1min
page 57

Golput Gerakan Alternatif Mewujudkan Demokrasi

1min
page 56

Selayang Pandang Demokrasi dan Dilema Vigilante

1min
pages 52-53

Monumen Pancasila Sakti: Saksi Bisu Pilu Politik di Masa Lalu

1min
pages 50-51

Bung Tomo Bukan Sekadar Orasi

1min
pages 48-49

Pasoepati: Wajib Naik Kasta!

1min
pages 54-55

Demokrasi: Berisik dan Mengusik

1min
pages 46-47

PKPU Kontroversi Menjelang Pemilu

1min
pages 44-45

Bapak Solo Ramah Demokrasi

1min
pages 42-43

Sjafruddin Prawiranegara, Presiden Darurat RI yang Terlupakan

1min
page 41

KOMIK

1min
page 40

Pemilu Ajang Saling Sindir?

1min
pages 38-39

LENSA

1min
pages 36-37

Netralitas Aparatur Sipil Negara dalam Penyelenggaraan Demokrasi di Indonesia

1min
pages 33-35

Kembalinya Hak Politik Eks Tapol PKI

1min
pages 30-32

Pencegahan Politik Uang, Bawaslu Dituntut Tak Hanya "di Belakang Meja"

1min
pages 27-29

Fenomena Artis "Nyalon", Siasat Partai Politik Tingkatkan Elektabilitas

1min
pages 24-26

Media Massa, Mainan Segelintir Elit Politik

1min
pages 22-23

Mewujudkan Demokrasi yang Substansial

1min
pages 18-21

Partai Politik Sakit, Hambatan Besar Menuju Demokrasi Berkualitas

1min
pages 14-17

Demokrasi Indonesia dan Impiannya

1min
pages 10-12
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.