Majalah NOVUM Edisi 28/XXIX/2018

Page 48

Histori

Oleh : Riwayati

BUNG TOMO BUKAN SEKEDAR ORASI Bung Tomo “ Kita toendjokkan bahwa kita adalah benar-benar orang jang ingin merdeka. Dan oentoek kita, saoedara-saoedara, lebik baik kita hantjur leboer daripada tidak merdeka. Sembojan kita tetap, MERDEKA atau MATI!�

D

emikianlah kalimat yang keluar dari salah satu

pahlawan nasional Indonesia Soetomo atau lebih

dikenal

sebagai

Bung

To m o ,

mampu

membangkitkan darah juang rakyat Surabaya dalam menghadapi penjajah melalui orasi hebatnya kala itu. 10 November 1945 tidak akan dikenang sebagai Hari Pahlawan jika tak ada pertempuran masyarakat Surabaya melawan Kolonialisme, disitulah Bung Tomo muncul dengan katakatanya membangkitkan semangat para pejuang Surabaya. Soetomo lahir di Surabaya, 03 Oktober 1920. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo. Bung Tomo tumbuh dalam keluarga yang menjunjung tinggi pendidikan meskipun berasal dari keluarga menengah. Beliau pernah mengenyam pendidikan di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) dan HBS (Hogere Burger School). Perjalanan pendidikan Bung Tomo tidak semulus itu, karena pada usia 12 tahun beliau terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO. Sebagai gantinya beliau melakukan pekerjaan untuk mengatasi depresi yang melanda dunia saat itu, dengan mengikuti organisasi Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan beberapa kelompok sosial dan politik. Pada masa mudanya Bung Tomo juga disebut pernah bekerja sebagai wartawan pada Harian Soeara Oemoem di Surabaya (1937), Redaktur Mingguan Pembela Rakyat, serta menjadi penulis pojok harian berbahasa Jawa, Ekspres, di Surabaya (1939). Pada tahun 1942 hingga 1945, Bung Tomo juga tercatat bekerja pada kantor berita tentara


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook

Articles inside

Mengenang Sebuah Kisah Klasik

1min
page 67

Sir Arthur Conan Doyle Sherlock Holmes (Koleksi Kasus 1)

1min
page 66

Mengapa Semua Harus Terjadi?

1min
pages 64-65

Di Balik Seramnya Nusakambangan

1min
pages 62-63

Demokrasi Dibajak Oligarki

1min
pages 60-61

Open Stage Agrobudoyo UNS, Sarana Pengembangan Seni Mahasiswa

1min
pages 58-59

Sosial Media Sarana Depresiasi Kualitas Demokrasi

1min
page 57

Golput Gerakan Alternatif Mewujudkan Demokrasi

1min
page 56

Selayang Pandang Demokrasi dan Dilema Vigilante

1min
pages 52-53

Monumen Pancasila Sakti: Saksi Bisu Pilu Politik di Masa Lalu

1min
pages 50-51

Bung Tomo Bukan Sekadar Orasi

1min
pages 48-49

Pasoepati: Wajib Naik Kasta!

1min
pages 54-55

Demokrasi: Berisik dan Mengusik

1min
pages 46-47

PKPU Kontroversi Menjelang Pemilu

1min
pages 44-45

Bapak Solo Ramah Demokrasi

1min
pages 42-43

Sjafruddin Prawiranegara, Presiden Darurat RI yang Terlupakan

1min
page 41

KOMIK

1min
page 40

Pemilu Ajang Saling Sindir?

1min
pages 38-39

LENSA

1min
pages 36-37

Netralitas Aparatur Sipil Negara dalam Penyelenggaraan Demokrasi di Indonesia

1min
pages 33-35

Kembalinya Hak Politik Eks Tapol PKI

1min
pages 30-32

Pencegahan Politik Uang, Bawaslu Dituntut Tak Hanya "di Belakang Meja"

1min
pages 27-29

Fenomena Artis "Nyalon", Siasat Partai Politik Tingkatkan Elektabilitas

1min
pages 24-26

Media Massa, Mainan Segelintir Elit Politik

1min
pages 22-23

Mewujudkan Demokrasi yang Substansial

1min
pages 18-21

Partai Politik Sakit, Hambatan Besar Menuju Demokrasi Berkualitas

1min
pages 14-17

Demokrasi Indonesia dan Impiannya

1min
pages 10-12
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.