Majalah NOVUM Edisi 28/XXIX/2018

Page 57

Riset

Sosial Media Sarana Depresiasi Kualitas Demokrasi Oleh : Litbang LPM NOVUM FH UNS

A

ktivitas bermedia sosial terpaut cukup tinggi, lebih dari 50% responden menyatakan sering dan sangat sering bermedia sosial seperti update dan berkomentar. Selain itu mayoritas responden bermedia sosial untuk menambah relasi dan untuk menujukan eksistensi. Dari berbagaimacam aplikasi bermedia sosial, masyarakat Indonesia paling sering menggunakan Instagram terutama oleh responden dengan rentang usia kuranglebih 20 tahun. Rata-rata masyarakat masih tidak mampu mengambil sikap dari kemunculan komentar negatif atau penyebaran konten negatif di media sosial. Sekitar 54,7% dari 170 responden memilih mengabaikan apabila melihat komentar negatif atau konten negatif di media sosial. 52,4% responden menyatakan bahwa kebebasan berpendapat merupakan aktualisasi dari sistem demokrasi di Indonesia, 35,9% responden masih ragu untuk menjawabdan 11,7% berpendapat bukan aktualisasi dari sistem demokrasi. Selain itu

menyatakan

bahwa

ke b e b a s a n

dari 20,6% responden menyatakan

bahwa pelarangan untuk berkomentar negatif merupakan salah

satu pencideraan terhadap

kebebasan berpendapat, 25,9% masih ragu untuk menjawab,

53,5% menyatakan bahwa hal

tersebut bukan merupakan pencideraan terhadap kebebasan

berpendapat.

Responden

menyatakan bahwa, pemerintah harus lebih berperan aktif

dalam mengawasi aktifitas

bermedia sosial. Sebab masyarakat masih menganggap aktifitas

bermedia

sosial

belum

mencerminkan demokrasiberkualitas. Terkait data di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas sering menggunakan media sosial untuk sekedar update berkomentar. Namun, masyarakat masih tidak mampu sikap dari kemunculan komentar negatif atau an konten negatif di media sosial bahkan masih yang memilih mengabaikannya. Selain itu, banyak

masyarakat a

t

a

u

mengambil penyebar banyak d a r i

mereka yang menyatakan bahwa kebebasan

berpen

dapat merupakan aktualisasi dari sistem

demok

rasi di Indonesia


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook

Articles inside

Mengenang Sebuah Kisah Klasik

1min
page 67

Sir Arthur Conan Doyle Sherlock Holmes (Koleksi Kasus 1)

1min
page 66

Mengapa Semua Harus Terjadi?

1min
pages 64-65

Di Balik Seramnya Nusakambangan

1min
pages 62-63

Demokrasi Dibajak Oligarki

1min
pages 60-61

Open Stage Agrobudoyo UNS, Sarana Pengembangan Seni Mahasiswa

1min
pages 58-59

Sosial Media Sarana Depresiasi Kualitas Demokrasi

1min
page 57

Golput Gerakan Alternatif Mewujudkan Demokrasi

1min
page 56

Selayang Pandang Demokrasi dan Dilema Vigilante

1min
pages 52-53

Monumen Pancasila Sakti: Saksi Bisu Pilu Politik di Masa Lalu

1min
pages 50-51

Bung Tomo Bukan Sekadar Orasi

1min
pages 48-49

Pasoepati: Wajib Naik Kasta!

1min
pages 54-55

Demokrasi: Berisik dan Mengusik

1min
pages 46-47

PKPU Kontroversi Menjelang Pemilu

1min
pages 44-45

Bapak Solo Ramah Demokrasi

1min
pages 42-43

Sjafruddin Prawiranegara, Presiden Darurat RI yang Terlupakan

1min
page 41

KOMIK

1min
page 40

Pemilu Ajang Saling Sindir?

1min
pages 38-39

LENSA

1min
pages 36-37

Netralitas Aparatur Sipil Negara dalam Penyelenggaraan Demokrasi di Indonesia

1min
pages 33-35

Kembalinya Hak Politik Eks Tapol PKI

1min
pages 30-32

Pencegahan Politik Uang, Bawaslu Dituntut Tak Hanya "di Belakang Meja"

1min
pages 27-29

Fenomena Artis "Nyalon", Siasat Partai Politik Tingkatkan Elektabilitas

1min
pages 24-26

Media Massa, Mainan Segelintir Elit Politik

1min
pages 22-23

Mewujudkan Demokrasi yang Substansial

1min
pages 18-21

Partai Politik Sakit, Hambatan Besar Menuju Demokrasi Berkualitas

1min
pages 14-17

Demokrasi Indonesia dan Impiannya

1min
pages 10-12
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.