Majalah NOVUM Edisi 28/XXIX/2018

Page 64

Cerpen

MENGAPA SEMUA HARUS TERJADI? Oleh : Laras Iga Mawarni

“Kring... kring... kringg... “ (suara bel) Suara bel itu membuat jantungku berdetak lebih kencang, yang semula keadaan bising dengan suara orang mengobrol, ketawa, lalu lalang kendaraan masuk seketika sepi. Aku hanya terduduk diam di ruangan yang sangat dingin dengan suhu AC 20 derajat Celcius, mendengarkan ayah ku mengobrol dengan kepala sekolah. Di hari itu juga aku merasakan perasaan yang bercampur aduk cemas dan gelisah. Apakah aku sanggup bertemu dengan orang-orang baru?. Ya, Ini adalah hari pertama ku masuk sekolah yang baru SMAN 2 Long Ikis “Sudah siap untuk belajar hari ini nak?” Pertanyaan awal dari kepala sekolah. “Siap pak.” jawab ku. “Tak usah khawatir pasti di sini kamu dapat teman yang baik seperti teman-temanmu dulu” perkataan ayah itu seolah-olah mengerti hal apa yang aku rasakan saat ini. “Iya yah.” jawab ku “Kalo sudah pulang, langsung ke kantor ayah.” ucap ayah. Ya, kantor baru ayahku kebetulan sangat dekat dengan sekolah. Langkah demi langkah

kujalani menyelusuri lorong yang sepi untuk menuju kelas. Setiap langkahku, saat mendekati kelas yang akan kutempati, tangan ini semakin dingin dan jantungku berdebar lebih kencang, dan akhirnya sampailah aku di depan pintu kelasku yang baru. “Silahkan masuk,” guru yang saat itu sedang mengajar menyuruh ku masuk dan kepala sekolah pun meninggalkanku. Aku duduk di bangku paling depan. Kebetulan jumlah kelas yang aku tempati sekarang berjumlah ganjil, mau tidak mau aku harus duduk sendiri. Pelajaran pun dimulai kembali. Aku mengawali masuk sekolah dengan pelajaran yang aku sukai yaitu matematika. Bel pun berbunyi lagi, menandakan waktu istirahat telah tiba. Tak ada seorang pun yang mengajakku ngobrol, kondisi ini pun terus terjadi setiap harinya. (Hari ke-11 di sekolah) Kebetulan hari ini tak ada pelajaran, karena hari ini adalah hari kartini. Semua murid dan guru memperingati dengan upacara dan melaksanakan berbagai kegiatan lomba. Kebetulan kelasku masuk final lomba basket dan lawannya adalah kelas 10 e. Kelas 10 e adalah kelas Ara teman baruku di sekolah

dan juga di perumahan. Ara memperkenalkanku dengan temanteman sekelasnya mereka sangat baik denganku. Saat lomba dimulai posisiku berada di antara anak-anak 10 e, karena merekalah yang menerima aku sebagai teman, tetapi teman-teman di kelas ku tidak menerima jika aku ada di antara kelas 10 e mereka mengira aku lebih mendukung kelas lain di banding kelas sendiri. Pulang sekolah aku langsung pulang kerumah dan siap-siap untuk berangkat les “Nahwa cepet duduk sini.” ucap Chika. Chika adalah salah satu sahabatku di tempat les. Kami selalu duduk belakang jarang sekali duduk di depan. Iya kami berlima yang beranggotakan Chika, Rania, Saka, Dewa dan aku. Kami membentuk sebuah geng yang bernama A5, nama tersebut kita ambil dari nama belakang kami yang kebetulan berakhiran “A”. Mereka semua anak hits dan satu sekolahan di SMAN 1 Long Ikis, jauh berbeda denganku yang anak pindahan yang selalu di bully teman sekelas. Mereka selalu membela jika temanteman sekelasku mulai membullyku di sini, karena kebutulan teman sekalas ku juga les di tempat yang sama denganku. Apalagi setelah


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook

Articles inside

Mengenang Sebuah Kisah Klasik

1min
page 67

Sir Arthur Conan Doyle Sherlock Holmes (Koleksi Kasus 1)

1min
page 66

Mengapa Semua Harus Terjadi?

1min
pages 64-65

Di Balik Seramnya Nusakambangan

1min
pages 62-63

Demokrasi Dibajak Oligarki

1min
pages 60-61

Open Stage Agrobudoyo UNS, Sarana Pengembangan Seni Mahasiswa

1min
pages 58-59

Sosial Media Sarana Depresiasi Kualitas Demokrasi

1min
page 57

Golput Gerakan Alternatif Mewujudkan Demokrasi

1min
page 56

Selayang Pandang Demokrasi dan Dilema Vigilante

1min
pages 52-53

Monumen Pancasila Sakti: Saksi Bisu Pilu Politik di Masa Lalu

1min
pages 50-51

Bung Tomo Bukan Sekadar Orasi

1min
pages 48-49

Pasoepati: Wajib Naik Kasta!

1min
pages 54-55

Demokrasi: Berisik dan Mengusik

1min
pages 46-47

PKPU Kontroversi Menjelang Pemilu

1min
pages 44-45

Bapak Solo Ramah Demokrasi

1min
pages 42-43

Sjafruddin Prawiranegara, Presiden Darurat RI yang Terlupakan

1min
page 41

KOMIK

1min
page 40

Pemilu Ajang Saling Sindir?

1min
pages 38-39

LENSA

1min
pages 36-37

Netralitas Aparatur Sipil Negara dalam Penyelenggaraan Demokrasi di Indonesia

1min
pages 33-35

Kembalinya Hak Politik Eks Tapol PKI

1min
pages 30-32

Pencegahan Politik Uang, Bawaslu Dituntut Tak Hanya "di Belakang Meja"

1min
pages 27-29

Fenomena Artis "Nyalon", Siasat Partai Politik Tingkatkan Elektabilitas

1min
pages 24-26

Media Massa, Mainan Segelintir Elit Politik

1min
pages 22-23

Mewujudkan Demokrasi yang Substansial

1min
pages 18-21

Partai Politik Sakit, Hambatan Besar Menuju Demokrasi Berkualitas

1min
pages 14-17

Demokrasi Indonesia dan Impiannya

1min
pages 10-12
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.