DUNIA Pameran Tunggal Dede Wahyudin
Dimata seniman Dede Wahyudin, Dunia berisi entitas unik dan aneh tapi sekaligus intim dan hangat. Dimana manusia dan sekitarnya bisa begitu banyak rupa. Bisa seperti dalam dunia ganjil : lingkungan orang-orang gila, orang-orang didalam sirkus, penuh dengan kepedihan dan kesakitan , kadang sedikit horor dan sureal. Tetapi ada juga yang menggambarkan kehidupan sehari-hari orangorang biasa : para petani di desa, para buruh, sopir angkot, pegawai rendahan, atau orang-orang urban sekitar dimana Dede tinggal. Sebagai seorang seniman dan sekaligus guru sekolah menengah, Dede selalu memberi perhatian kepada golongan lemah dan tersingkir. Setidaknya dari akhir tahun 1990-an Dede Wahyudin memulai karya-karya dengan teknik drawing yang menggambarkan dunia yang aneh dengan tema-tema kritikal terhadap berbagai persoalan sosial dalam masyarakat sekitarnya.
Dengan watak yang unik, drawing – drawing Dede diawal mengingatkan kepada cara penggambaran dunia aneh dalam lukisan-lukisan dan drawing dari abad awal renaisan (abad 16) eropa (Belanda) seperti lukisan Pieter Bruegel the Elder, yang diilhami berdasarkan situasi dan kondisi masyarakat pada saat itu, sekaligus sebagai penafsiran alkitab. Dede dengan kemampuan dasar menggambar hitam-putih membangun suatu gambaran dunia penuh simbol-simbol rumit, dimana ketidak-adilan , kemiskinan , kekelaman, kegilaan dan kesusahan menjadi dorongan kuat untuk membicarakan persoalan suatu sisi kehidupan. Menjadi desakan kuat untuk menunjukan bahwa kesenian tidak harus melulu soal rasa keindahan apalagi kebagusan. Tetapi menjadi suatu dunia estetik
yang bisa menghadirkan “komunikasi” kepada para audiensnya. Karya-karyanya menghadirkan suatu “kebenaran diatas kebagusan atau keindahan” yang menjadi salah satu jargon utama realisme S. Soedjojono.
Sejak kecil Dede sudah menyukai gambar , lalu melihat proses sang kakak kandung Tisna Sanjaya ketika berkarya etsa menambah dorongan untuk meneruskan ke perguruan tinggi seni rupa. Ia kemudian masuk jurusan seni rupa di IKIPBandung atau UPI – sekarang. Ia mengakui bahwa ia kurang menyukai penerapan warna, maka ketika lulus ia memilih berkarya realis dengan drawing pensil daripada melukis. Ketika sang kakak pulang belajar dari Jerman, ia dikenali dengan karya -karya seni modern Eropa seperti: Otto Dix, Käthe Kollwitz dan George Grosz melalui buku-buku. Karya-karya Dede kemudian berkembang , sejak 2015 justru cenderung realis tetapi dengan gaya pembagian bidang seperti pada buku komik dan muncul juga drawing pensil warna. Subyeknya pun lebih pada memotret kehidupan sehari-hari dilingkungannya. (Rifky Effendy)
Dede Wahyudin
Tempat/tgl lahir : Bandung 8 Mei 1975 Pendidikan : S1 Seni Rupa UPI
Pekerjaan : Guru Seni Budaya di SMA Pasundan 8
Pameran Tunggal : 1999: “Puncak Budaya Gila” Galeri Barak, Bandung 2000: “Gambar Hitam” di Galeri Lontar Jakarta 2005: “Dibalik gambar hitam” Di Galeri Rumah Teh TBJB Bandung 2023: “ Dunia Dede”. Di Orbital Dago, Bandung
Pameran Bersama : 1995 : Pameran SR “ Bertiga” di Gedung Pentagon UPI 1996 :
• Pameran SR “ Merah” di Gedung YPK Bandung
• Semifinalis Festival lukis antar mahasiswa se Indonesia di Galeri Sumarja ITB 1997 :
• “Titik Balik” di Gedung YPK Bandung
• Merdekaaaaaaaah” di sepanjang Gang Bpk Eni Bandung
• Aksi alternatif untuk perjuangan perubahan Indonesia di kampus UPI 1998 :
• Aksi alternative mahasiswa di sepanjang jalanan kampus UPI
• “Suksesi” di Gd Aula barat UPI
• “Sejawat” di Galeri Barak Bandung
• “Kakakku Kawin” di Sepanjang Gg Bapak Eni Bandung 1999 :
• Finalis Phillip Morris Art Award di Galleri Nasional Jakarta
• Pameran Seni Rupa “SONGO” di TBJB Bandung
2000 : Pameran SR “Sejawat 2” di Galeri Barak Bandung 2001 :
• Pameran SR “Seni Rupa Modern Indonesia” di Galeri Jakarta
• Pameran SR “ Stigma Urban” di Galeri Edwin Jakarta
2002 :
• Pameran SR “Estetika Bandung-Bali” di Galeri Retro Bali
• “Jamoe Tjap Ikip” Di Aula Barat UPI
• “Badminton Art Event” di Niagara Art Space Bandung
• “Carve Diem” di GSPI Bandung
2003 :
• Pameran SR “Jogja-Bandung” di Taman Budaya Surakarta
• Pameran SR “Silaturahmi Seni Rupa Nusantara” Di Galeri Nasional Jakarta
• Pameran SR “Mata Hati Demokrasi” di Taman Budaya Surakarta
• Work Shop dan Pameran SR seni grafis di studio seni Grafis ITB
• “5 Tahun Reformasi” di TIM jakarta
• Pameran Seni Grafis di HBK Braunswaight Jerman
Pameran SR “Khezaut Borozout” Di Galeri Botol Bandung
2004 :
• Solidaritas Seni Untuk Kebebasan Pers di YPK Bandung
• Juara Grafiti di Dago Festival
2005 : “Roman Bandung” di Galeri Kita Bandung
2006 :
• Lima Karya Terbaik di Kompetisi Seni Lukis Jawa Barat di Gd Indonesia Menggugat Bandung
• “Bandung Weekend Art Fair” di Galeri Bandung dan Red Point Bandung
• “Rekonsiliasi Kebangsaan” di Gdg Indonesia Menggugat Bandung
2007 : “Bersama Untuk Bersama” di TBJB Bandung
2008 :
• “Lima karya Terbaik” di Galeri Kita Bandung
• Pameran SR “Manifesto Seni Rupa Indonesia” di Galeri Nasional Jakarta 2010
• “SEA Drawing” di ARK Gallery Jakarta Indonesia
• “Indonesia Art now” di Linda Galeri Singapura
2015 : “Djamu Tjap IKIP” Di Museum Pendidikan Upi
2016 :
• “Kekuatan Seni” Di Omni Space Bandung
• “Binal Seni Rupa” di Rumah Proses Bandung
2017 :
• “Festival drawing” di nuart galeri Bandung
• “Pameran koleksi” tumurun Private museum Solo Indonesia 2019 :
• “Seniman Ngahiji’ Di YPK Bandung
• “Contemporary Drawing Expanded” di galeri Soemardja ITB
• “Pameran pilihan Contemporary Art Bandung connex” di NuArt Galleri Bandung
• “flashmob Drawing” car free day dago indonesia
2020 :
• “pameran seni rupa jilid 1” di Gd YPK Bandung
• “dari seniman untuk seniman” Pameran donasi covid 19 online
“Perang” 200 x 130 cm Drawing diatas Kanvas 2010
“Tidurlah Anak Ku”
Drawing diatas Kanvas 200 x 130 cm 2016