TITIAN TUBIR : Pameran tunggal Lena Guslina
What was to go on canvas was not a picture but an event. (Harold Rosenberg, 1952)
Melukis langsung dari jari-jemari mungkin mengingatkan kita pada cara melukis maestro ekspresionis seni lukis Indonesia Affandi, selain melukis dengan cara “plototan” yang langsung dari tube cat. Atau mengingatkan pada maestro abstrak ekspresionis pelukis dunia, Jackson Pollock yang dikenal dengan cipratan-cipratan dan lelehan-lelehan cat dari kuas ke permukaan kanvasnya atau kelompok seniman Gutai di Jepang. Lena Guslina sebagai penari yang telah dikenal dan malang – melintang dialam dunia seni tari, mampu menciptakan lukisan abstrak dengan cipratan-cipratan melalui jemarinya ,yang diatur sedemikian rupa dan penuh kendali sehingga menghasilkan pola-pola abstrak yang berlapis dan berongga. Cara melukis Lena mungkin dikenal dengan “Gestural Abstraction” yang artinya menggunakan gerak anggota tubuh ketika menciptakan lukisannya dan hal tersebut terekam lewat karya-karyanya. Istilah ini mencuat ketika Pollock melukis abstraknya yang melibatkan gestur tubuhnya untuk menciptakan lukisan-lukisannya.
Pada pameran tunggalnya kedua ini, Lena menghadirkan karya-karya lukisan yang mengeksplorasi teknik lukisannya lebih lanjut. Masih didasari dengan teknik menciprat cat dengan jari tangan – seperti pada yang ditampilkan pada pamerannya pertama di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung. Namun kali ini bukan diatas hamparan bidang kanvas, tetapi diantara jalinan pola dari benang-benang nilon yang diregang pada pigura-pigura kayu. Melalui jemarinya, cipratan-cipratan cat akrilik yang diatur sedemikan rupa , membentuk seperti serat atau benang-benang, menumpuk dan menempel pada pola benang sehingga cat akrilik membentuk pola-pola abstrak dengan permainan warna-warna dan menerawang. Tak berhenti disitu, Lena juga kemudian menggarap bagian sisi dibaliknya, sehingga “lukisan” tersebut bisa dilihat di kedua sisinya.
Mengenai istilah “Gestural Abstraction” diatas mengacu pada bagaimana membuat karya, sebagai sebuah proses, bukan sebuah gerakan seni lukis. Dengan lukisan gestur abstrak, intinya bukanlah apa yang dilukis, tapi adalah bagaimana hal itu dilukis. Daripada mengaplikasikan cat ke permukaan dengan cara yang terkontrol dan terencana, pelukis gestur biasanya mengaplikasikan cat secara intuitif, fisik, dengan menetes, menuangkan, memerciki, menyeka, membuang, menyemprot, atau apa pun. Jenis cat tidak menjadi masalah, dan tidak menjadi masalah apa lagi selain cat yang menempel di permukaan. Hal ini justru bertolak belakang dengan cara Lena yang penuh kendali, mengatur intensitas ketebalan, menerapkan warna-warna ketika mencipratkan catnya.
Menyangkut dengan pamerannya berjudul Titian Tubir, Lena mengungkapkan “ ada Titi diantara tubir (jurang), Titi artinya jembatan, Menyiapkan titi untuk melintasi tubir (jurang) kehidupan. Benang nilon berarti juga realita, warna- warna itu mewakili pikiran dan perasaan untuk menemukan misteri . Tubir itu tebing yang berada dipaling pinggir, seperti rongga dalam karya ini membentuk rongga-rongga yang ringkih dan menerawang “. Lukisan-lukisan Lena menjadi simbolik untuk pemaknaan dirinya dan itu menjadi perbedaan besar dengan abstrak ekspresionis, dimana sebagai suatu metode melukis saja, walaupun pada prosesnya bisa saja melibatkan emosi sang seniman.
Sehingga pada karya-karya Lena ada dua tantangan untuk kemudian bisa diapresiasi, selain kita menghadapi olahan teknis yang kompleks, dimana jalinan serat dari akrilik membentuk pola-pola dengan tum-
Perlintasan Tak Berujung (A) 120 x 120 cm
Acrylic on Nylon Threads, 2024
Perlintasan Tak Berujung (B) 120 x 120 cm
Acrylic on Nylon Threads, 2024
Meniti Mimpi (A) 100 x 100 cm
Acrylic on Nylon Threads 2024.
Meniti Mimpi (B) 100 x 100 cm
Acrylic on Nylon Threads 2024.
Ambang Tubir (A)
100 x 100 cm
Acrylic on Nylon Threads
2024
Ambang Tubir (B)
100 x 100 cm
Acrylic on Nylon Threads
Jingga di ujung Tebing (A) 100 x 100 cm
Acrylic on Nylon Threads 2024
Jingga di ujung Tebing (B) 100 x 100 cm
Acrylic on Nylon Threads 2024
2024
Melangkah Titian (A)
100 x 100 cm
Acrylic on Nylon Threads
Melangkah Titian (B)
100 x 100 cm
Acrylic on Nylon Threads 2024
2024
Menyusuri Bias Senja (A)
120 x 120 cm
Acrylic on Nylon Threads
Menyusuri Bias Senja (B) 120 x 120 cm
Acrylic on Nylon Threads 2024
2024
Warna - Warni Keheningan (A)
150 x 150 cm
Acrylic on Nylon Threads
150
2024
Warna - Warni Keheningan (B)
x 150 cm
Acrylic on Nylon Threads
Menyusuri Orbit (A) 100 x 100 cm
Acrylic on Nylon Threads 2024
Menyusuri Orbit (B) 100 x 100 cm
Acrylic on Nylon Threads 2024
Relung Dalam Senyap (A)
120 x 120 cm
Acrylic on Nylon Threads, 2024
Relung Dalam Senyap (B) 120 x 120 cm
Acrylic on Nylon Threads, 2024
Terik Tak Bertepi (A) 150 x 150 cm
Acrylic on Nylon Threads 2024
Fotografi Adi Rahmatullah (Indonesian Art Documentary
Lena Guslina