Dalam Patahan (In Fault)
Aku persembahkan karya ini untuk menenangkan jiwaku yang gelisah dalam melihat setiap kenyataan hidup yang terjadi yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Bagaimana masyarakat dibiarkan menghadapi kebingungan dan pertempuran yang tidak akan pernah dimenangkannya sendiri. Ketika aku berpikir soal Patahan Lembang, aku berpikir soal manfaat yang bisa diperoleh dari adanya kemungkinan-kemungkinan perubahan yang bisa terjadi. Lalu aku memutuskan untuk mencari hal yang paling mungkin untuk bisa dilakukan. Aku mulai dengan membuka ruang komunikasi dengan berbagai pihak terkait topik Patahan Lembang dan keterhubungannya dengan wacana kegempaan. Aku berpikir bahwa orang yang paling tepat untuk mengkaji persoalan ini adalah para ilmuwan dalam bidang Geografi dan Geologi. Namun aku merasakan bahwa aku tidak mampu memahami apa yang mereka katakan. Maka satusatunya jalan adalah aku mesti terlibat dalam cara mereka memahami hal-hal itu. Kemudian muncullah gagasan untuk menarik mereka dalam ekspedisi Patahan Lembang. Dan beruntungnya, gagasan ini menarik keterlibatan banyak pihak dari kalangan ilmuwan muda seperti ahli Sistem Informasi Geografis, Mitigasi Bencana, Sumberdaya Alam, Geodesi, Sastra, dan Dokumenter. Di sana aku menyaksikan sebuah peristiwa dimana para ahli itu bekerja dalam upaya memahami setiap elemen yang terkait pada gejala Patahan Lembang. Dengan cara itu aku mampu menyerap pemahaman dan sekaligus mampu menyadari bahwa alam itu tidak diam dan manusia berhak untuk meletakkan dirinya sebagai bagian dari alam. Ketika manusia menjadi bagian dari alam, bukan berarti manusia berhak untuk berlaku sewenang-wenang melainkan harus memahami setiap gejala yang mungkin terjadi dan bukan malah menjadi penyebab yang mengarahkan mereka pada kerugian. Perhatian kita pada topik kebencanaan tidak harus membuat kita menciptakan keresahan-keresahan yang berlebihan. Kita bisa melihat bagaimana potret kehidupan masyarakat pedesaan yang tabah dan tegar dalam menjadikan dirinya sebagai bagian dari alam. Mereka sadar betul bahwa mereka menggantungkan hidupnya pada alam, mereka tahu betul bahwa alam bisa mengancam dirinya dengan bencana yang bisa datang kapan saja, namun mereka menjalani itu dengan segenap hati dan perasaannya serta peka terhadap setiap petanda-petanda manakala mereka harus mengambil sikap ketika hal buruk akan terjadi.
Deni Ramdani, 2019