E-katalog Weaving the Colours of the Archipelago

Page 1

Orbital Dago

64 | PERTIWI


Orbital Dago

Weaving The Colours of The Archipelago

by PERTIWI NI KETUT AYU SRI WARDANI GUSTI KETUT OKA ARMINI NI NYOMAN SANI NICK DJATNIKA

PERTIWI |1


Orbital Dago

Weaving the Colours of the Archipelago Pameran Seni Rupa dan Fashion Dari Pertiwi Pertiwi, berawal dari sebuah pameran tahun 2020 yang menghadirkan tiga Ibu perupa asal Bali yaitu; Ni Ketut Ayu Sri Wardani, Gusti Ketut Oka Armini dan Ni Nyoman Sani. Tahun ini mereka berkolaborasi dengan fashion desainer Nick Djatnika, menggelar pameran bertajuk “Weaving the Colours of the Archipelago”. Tema ini memiliki makna berlapis, secara harfiah tematika yang diangkat tercermin secara langsung dalam pemilihan media (kain tenun) dan ikon-ikon visual yang dieksplorasi dalam karya. Sementara secara kiasan dapat dimaknai sebagai upaya untuk kembali memaknai keragaman atau kebhinekaan dalam ranah budaya Nusantara, yang diintrepretasikan secara personal melalui ekpresi karya-karya seni lukis dan rancangan busana. Anggota Pertiwi sama-sama dari Bali, akan tetapi mereka memiliki latar pendidikan yang berbeda. Ni Nyoman Sani yang berlatar pendidikan S1 Seni Lukis di STSI yang sekarang menjadi ISI Denpasar, Gusti Ketut Oka Armini mengenyam pendidikan S1 Seni Grafis di FSRD ISI Yogyakarta; dan Ni Ketut Ayu Sri Wardani menjalani pendidikan S1 Seni Lukis di FSRD ITB Bandung. Latar belakang pendidikan tersebut dapat menjadi anasir yang mendasari proses kreatif mereka, dengan pilihan media dan bahasa ungkap visualnya masing-masing. Serta menentukan media seni rupa yang ditekuni untuk menjadi perupa dengan kekhasan dan keunikan karyanya masing-masing. Disela

2 | PERTIWI


Orbital Dago

kesibukannya masing-masing, mereka tetap merawat kegelisahan kreatifnya pada media ekspresi yang tekuni. Pengalaman sebagai perupa dan sekaligus sebagai Ibu membawa penghayatan karyakarya mereka senantiasa menghadirkan cara pandang yang unik, dalam menangani dan memberlakukan media seni rupa sebagai bahasa ungkapan visual. Karya Ni Nyoman Sani mengolah karakter media cat akrilik melalui subject matter gesture tubuh manusia dan komposisi warna yang khas menggungkapkan penghayatan diri, sebagai perupa dan Ibu. Kecenderungan kuat dalam karya-karyanya ditandai dengan kehadiran bunga dan daun, berkarakter warna yang cerah dan impresif. Sani juga memiliki ketertarikan pada dunia fashion, ia banyak membuat karya-karya seni rupa yang dipentaskan dalam peragaan busana. Berikutnya eksplorasi tersebut terus berlanjut pada karya-karya seni lukis yang mengangkat tema-tema fashion. Gusti Ketut Oka Armini, bergulat dengan guratan garis-garis yang ditorehkan dalam media lino dengan teknik cetak cukil habis (reduction print). Keterbatasan warna cetak tidak membatasi eksplorasi cetak cukil Lino yang dilakoni Oka, justru sebaliknya, karya-karyanya begitu kaya dengan eksplorasi warna-warna yang ‘matang’. Hal ini terjadi, karena karya-karya Oka menerapkan lebih dari sepuluh lapisan warna, menjadikan karyanya terlihat seperti karya dengan media seni lukis. Pencapaian warnanya begitu kaya dan matang dicapai dengan mencampur warna (tinta). Tentu capaian artistik tersebut mensyaratkan penguasaan teknik yang mumpuni dan pertimbangan yang matang sedari gagasan, perwujudan hingga gambaran hasil. Belakangan karya-karya Oka banyak mengangkat tema-tema kain Bali dan kain tenun daerah lainnya dari Nusantara. Ni Ketut Ayu Sri Wardani menuangkan kreativitasnya dalam ekspresi goresan brush stroke cat minyak (oil painting), menggambarkan gejolak batin seorang Ibu yang menghayati

PERTIWI |3


Orbital Dago

dinamika laku kehidupan, termanifestasikan dalam metafor alam Toba. Tema Toba menjadi inspirasi karya-karyanya, tidak hanya sekedar alamnya yang mempesona, “tetapi ada keindahan yang menyatu dengan anugerah cinta” yang mengiringi perjalanan hidup dan kesenimannya. Warnanya pun khas sejuk, namun agak sedikit ‘dingin dan beku’ mungkin mencerminkan suasana batinnya. Termaktub sebuah energi yang kuat, melalui goresan kuas dan karakter cat minyak yang bertekstur dan tebal. Terasa sebuah semangat, optimisme dalam goresan tangan yang terukur dan terkontrol dari seorang Ibu. Pengalaman sebagai Ibu membawa penghayatan karya-karya mereka senantiasa menghadirkan cara pandang yang unik, dalam menangani dan memberlakukan media seni rupa sebagai bahasa ungkapan visual. Pameran ini merupakan serangkaian perjalan kreatif menandai spirit kebangkitan setelah didera pandemic Covid-19, yang justru membuat ide-ide mereka semakin tumbuh subur dalam gelojak energi kreatif. Membawa rasa optimis pada mereka untuk kembali memamerkan gagasan dan karyakaryanya ke medan seni rupa Indonesia, dan merambah ke ranah internasional. Sebuah kesempatan hadir tahun 2021 membawa karya-karya mereka dipamerkan di Perth Australia, difasilitasi oleh Kamar Dagang Indonesia di Australia Barat ICCWA (Indonesian Chamber Of Commerce Western Australia), dan akan berlanjut ke depannya. Kehadiran Nick Djatnika dalam pameran ini menjadi tonggak awal untuk projek kolaborasi yang akan terus digerakkan ke depan bersama berbagai pegiat seni dan pelaku kreatif di Indonesia. Nick Djatnika berlatar pendidikan Teknik Industri ITB Bandung, namun minatnya yang kuat terhadap seni membawanya memasuki ranah kreatif Fashion Desainer. Ketajamannya dalam melihat potensi khasanah budaya visual Indonesia terakomulasi dalam rancangan desain busana garapannya, yang mengangkat keindahan Tenun

4 | PERTIWI


Orbital Dago

Nusantara. Dalam pameran ini Nick mengetengahkan komposisi rancangan tenun Bandoel Kediri dari khasanah budaya Jawa Timur dikembangkan menjadi busana formal yang elegan bernuasan etnik. Tema “Menenun Jalinan Warna Kenusantaraan” (Weaving the Colours of the Archipelago) tidak dimaksudkan mengikat secara lateral, tetapi lebih sebagai frame yang cukup lapang untuk mengungkapkan selayang pandang pemaknaan tentang potensi budaya dan keindahan alam bumi Nusantara, dalam penghayatan personal masing-masing seniman. Sebagaimana karya Nyoman Sani dengan mengangkat keragaman warna-warna tropis, begitu juga penghayatan Ayu Sri Wardani terhadap alam dan kebudayaan Toba sebagai bagian dari projek merajut nusantara. Kemudian terlihat secara konkret dalam eksplorasi keragaman kain-kain etnik Nusantara pada rancangan fashion Nick Djatnika dan dalam eksplorasi karya grafis Oka Armini. Penyematan tema ini menjadi saksi atas penghayatan mereka dalam memaknai potensi keindahan Indonesia dengan alam dan keaneragaman kebudayaan yang begitu kaya. Mengawali serangkaian proyek panjang reintepretasi rupa dalam memaknai keragaman dan kekayaan budaya Indonesia, dengan semangat kolaborasi dan kebersamaan. Sebentuk intepretasi sederhana dari Ibu dan pejuang kreatif yang senantiasa untuk mengeksplorasi kegelisahan dan tanggapannya terhadap fenomena melalui ruangruang pribadi studio masing-masing, dan melalui keintimiannya berjibaku dengan media seni rupa.

Wayan Seriyoga Parta | Kurator

PERTIWI |5


Orbital Dago

NI KETUT AYU SRI WARDANI

6 | PERTIWI


Orbital Dago

Pertiwi adalah bumi tempat kita berpijak ibaratkan ibu yg memberikan kehidupan...alam yang sdh ada dari sejak kita lahir pemberian ilahi. Toba hanyalah setitik kecil dari bagian keindahan bumi ini, tetapi menjadi bagian yang sangat besar dan berharga dalam sejarah hidupku. Toba menjadi inspirasi karyaku dalam pameran ini, bukan hanya sekedar alamnya yang mempesona, tetapi ada keindahan yang menyatu dengan anugerah cinta yang mengiringi perjalanan hidupku. Mengilingi Danau Toba bersama orang yang ku cintai dari tanah batak, semua semua sisi tampak semakin indah...sekalipun kini dia telah menghadap Sang Pencipta jagat raya ini...namun kenangan itu tak akan terlupakan....menjadi sebuah ungkapan hatiku, ekspresi jiwa dan rinduku yang terus tumbuh menjadi sebuah karya seni. Setiap karya yang ku hasilkan tidak luput dari pergumulan, antara senyum dan air mata berjalan seiring...kenangan yang begitu manis, sedih karena menyadari kenangan itu tak kan terulang lagi. Aku hanya dapat mengulangnya melalui imajenasi dalam karya-karyaku, sarana aku meluapkan perasaanku.

PERTIWI |7


Orbital Dago

NI KETUT AYU SRI WARDANI Suatu Senja di Danau Toba 100 x 70 cm Oil on canvas 2021

8 | PERTIWI


Orbital Dago

NI KETUT AYU SRI WARDANI Sudut Indah Tepian Danau Toba 100 x 70 cm Oil on canvas 2021

PERTIWI |9


Orbital Dago

NI KETUT AYU SRI WARDANI Menjelang Senja di Danau Toba 50 x 50 cm Oil on canvas 2021

10 | PERTIWI


Orbital Dago

NI KETUT AYU SRI WARDANI Menunggu Kapal 50 x 50 cm Oil on canvas 2022

PERTIWI |11


Orbital Dago

NI KETUT AYU SRI WARDANI Tari Tortor 115 x 100 cm Oil on canvas 2016,2017,2022

12 | PERTIWI


Orbital Dago

NI KETUT AYU SRI WARDANI Gembala Kerbau di Toba @50 x 50 cm Oil on canvas 2021

PERTIWI |13


Orbital Dago

NI KETUT AYU SRI WARDANI Sebuah Bukit di Toba @50 x 50 cm Oil on canvas 2022

14 | PERTIWI


Orbital Dago

NI KETUT AYU SRI WARDANI Toba @50 x 50 cm Oil on canvas 2021

PERTIWI |15


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI

16 | PERTIWI


Orbital Dago

Saya merasa sangat bersyukur karena terlahir di suatu bangsa yang kaya akan keragaman budaya, adat, suku, agama, sebagai inspirasi dalam proses berkesenian saya. Salah satu produk budaya adi luhung yang masih lestari dan bahkan menjadi salah satu kebanggaan kita adalah BATIK. Batik yang awalnya dikembangkan di Jawa, kini sudah menyebar ke berbagai daerah indonesia bahkan setiap daerah memiliki ragam motif batik yang unik, sehingga memperkaya ragam hias batik di seluruh belahan bumi Nusantara tercinta. Batik merupakan kain khas Indonesia yang sudah digunakan sejak dulu. Biasanya digunakan sebagai pakaian sehari-hari seperti sarung, kamben, yang dikombinasikan dengan kebaya atau pakaian adat lainnya. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan mode dan fashion, batik nusantara sekarang hadir dalam bentuk rok, celana, kemeja, dress dan hingga menghiasi elegannya interior rumah-rumah modern Indonesia. Kebanggaan itu makin marak dengan gemerlapnya busana batik di setiap kesempatan; di kantor-kantor, sekolah, hajatan hingga acara-acara resmi. Batik sebagai salah satu warisan nenek moyang kita, punya nilai sejarah dan sosial tinggi, yang tak lekang tergerus jaman. Masa kecil saya yang tidak pernah jauh dari dunia batik, dimana orang tua saya sebagai pengerajin batik, dari membuat baju hingga proses membatik dengan motif corak gambar barong, cili, dan motif-motif bunga. Saya yang tinggal di Bali, hampir setiap saat masyarakatnya melaksanakan upacara adat dengan mengenakan pakaian bermotif batik, dari udeng, kain kamben, kebaya dan lainnya). Corak, warna serta motif batik pada kain yang dikenakan, semakin menggelitik ketertarikan saya untuk menuangkannya kedalam sebuah karya seni, sebagai pelestarian budaya Nusantara. Saya mengekspresikan ide/gagasan saya lewat seni grafis; teknik cetak tinggi dengan metode (reduction print) cukil habis, suatu metode berlapis untuk menghasilkan cetak berwarna dengan memanfaatkan hanya satu alat sebagai media transfer tinta ke media kertas. Metode ini dilakukan dengan mencukil plat hingga akhirnya habis tercukil, hingga tidak bisa dicetak ulang. Dalam metode ini, ide/gagasan digambar diatas plat kemudian bagian yang tidak digambar dicukil dengan pisau cukil. Sisanya, permukaan yang tidak tercukil akan menonjol diberi tinta dengan dengan alat roller, kemudian kertas diletakkan di atas plat setelah itu kertas digosok-gosok, hingga tinta menempel pada kertas, sebagai media gambar. Dengan teknik ini gambar dapat dilipat-gandakan, tanpa mengurangi originalitas dari setiap karya. Media yang dipakai adalah plat lino sejenis karet yang keras (sebagai media transfer), alat cukil, tinta cetak dan kertas. Dalam mengekspresikan ide saat berkarya dengan unsur-unsur seni : bentuk, ruang, garis dan warna. PERTIWI |17


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Satu Tujuan 25 x 30.5 cm Lino cut reduction print on paper 2022

18 | PERTIWI


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Kerudung Batik 19,5 x 19,5 cm Carborundum, iron oxide print on paper 2022

PERTIWI |19


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Komposisi Motif Batik Jawa 22,5 x 44,5 cm Lino cut reduction print on paper 2021

20 | PERTIWI


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Penari Legong 26 x 32,5 cm Lino cut reduction print on paper 2021

PERTIWI |21


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Batik Modern 31 x 41,5 cm Lino cut reduction print on paper 2022

22 | PERTIWI


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Gadis Tenganan Bali 1 30 x 35 cm Lino cut reduction print on paper 2021

PERTIWI |23


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Selamat Pagi 31 x 41 cm Lino cut reduction print on paper 2022

24 | PERTIWI


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Gadis Tenganan Bali 3 30,5 x 35 cm Lino cut reduction print on paper 2021

PERTIWI |25


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Gadis Tenganan 4 30,5 x 35 cm Lino cut print and hand painted watercolour on paper 2021

26 | PERTIWI


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Manikin 30 x 35 cm Lino cut reduction print on paper 2021

PERTIWI |27


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Pelukan Ibu 30,5 x 35 cm Lino cut reduction print on paper 2021

28 | PERTIWI


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Mengenakan Kain 30 x 35 cm Lino cut on paper 2021

PERTIWI |29


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Batik Pekalongan 29,5 x 35 cm Lino cut print on paper 2021

30 | PERTIWI


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Batik Mega Mendung 30 x 35 cm Lino cut print on paper 2021

PERTIWI |31


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Batik Yogyakarta 31 x 35 cm Lino cut print on paper 2021

32 | PERTIWI


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Dua Model 31 x 35 cm Lino cut print and hand painted watercolour on paper 2021

PERTIWI |33


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Batik Nusantara 31 x 35 cm Lino cut print and hand painted watercolour on paper 2021

34 | PERTIWI


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI 4 Gadis Bali 46 x 46 cm Lino cut print on paper 2021

PERTIWI |35


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Kebaya 30 x35 cm Lino cut print on paper 2021

36 | PERTIWI


Orbital Dago

GUSTI KETUT OKA ARMINI Batik Klasik 30 x 35 cm Lino cut print on paper 2021

PERTIWI |37


Orbital Dago

NI NYOMAN SANI

38 | PERTIWI


Orbital Dago

Karya-karya kali ini memang saya persiapkan untuk pameran Pertiwi. Saya lebih cenderung menampilkan karya dengan energi yang feminim, baik dari unsur unsur medium maupun teknik. Lahir dari pemilihan warna-warna yang lebih cerah dan lembut namun ada juga terkesan keras (hitam). Seperti Ibu yang melahirkan anak anaknya, berbagai unsur karakter dan emosi terekam ditiap karya karya kali ini. Dan ini tak luput dari eksplorasi, maupun pemilihan tema ditiap karya, seperti bunga, daun dan mimik serta gesture perempuannya. Eksplorasi ini cukup menantang buat saya, karena dalam proses ini saya bisa merasakan menjadi lebih kalem dalam berkarya. Sama halnya seperti ketika mulai terlambat datang bulan, merasakan bagaimana ngidam di pagi hari, dan menikmati proses tumbuh kembang janin di dalam rahim. Hingga waktunya dilahirkan ... Karya-karya ini menandakan proses itu.

PERTIWI |39


Orbital Dago

NI NYOMAN SANI Stripes Panel 200 x 70 cm Mix media on canvas 2021

40 | PERTIWI


Orbital Dago

NI NYOMAN SANI Pose Series 1 40 x 30 cm Acrylic on canvas 2022

PERTIWI |41


Orbital Dago

NI NYOMAN SANI Pose Series 2 40 x 30 cm Acrylic on canvas 2022

42 | PERTIWI


Orbital Dago

NI NYOMAN SANI Pose Series 3 40 x 30 cm Acrylic on canvas 2022

PERTIWI |43


Orbital Dago

NI NYOMAN SANI Character Series 1 40 x 30 cm Acrylic on canvas 2018

44 | PERTIWI


Orbital Dago

NI NYOMAN SANI Character Series 2 40 x 30 cm Acrylic on canvas 2018

PERTIWI |45


Orbital Dago

NI NYOMAN SANI Character Series 3 40 x 30 cm Acrylic on canvas 2018

46 | PERTIWI


Orbital Dago

NICK can be .....

PERTIWI |47


Orbital Dago

A piece of beauty tells so many stories..... Graduated majoring Industrial engineering from ITB, he focus on Sea Transportation business handling coal, oil and other product not only in Indonesia but world wide. He then got Master degree in Shipping, Trade and Finance from Bayes Business School, London, United Kingdom. However, his interest is in traditional fabrics, he established fashion brand Soppe Mirre Marrata, which logo representing a traditional vessel, and the name itself has a meaning a beautiful red ship in Bajo tribe language. He creates ready to wear cloth using traditional fabrics, mainly hand woven from all over Indonesia from Sabang to Merauke and from Miangas to Rote island. He believes that wearing traditional cloth is a real great contribution in preserving the culture. Wearing a traditional cloth is in a daily life is not just a fashion, but proudly bring a piece of Indonesian heritage in your daily activities. Wanoja is a particular collection specialy designed to show respect not only to the three strong talented independent ladies: Ni Ketut Ayu Sri Wardani, Gusti Ketut Oka Armini, Ni Nyoman Sani, but also to all beloved beautiful women in the world. Wanoja is taken from Sundanese term for Woman. The collection mainly consists of simple shopisticated elegant silhouette, which represent sporty dynamic independent woman. All the dress and blouse made of Kediri East Java Handwoven, combined with Krapyak Yogyakarta Handwoven Lurik. Nick can be reached: WA +62.816958410 IG @SoppeMirreMarrata email : mirre.marrata@gmail.com

48 | PERTIWI


Orbital Dago

NICK DJATNIKA Wanoja by Soppe Mirre Marrata Kediri East Java Handwoven combined with Krapyak Yokyakarta Lurik Handwoven.

PERTIWI |49


Orbital Dago

NICK DJATNIKA Wanoja by Soppe Mirre Marrata Kediri East Java Handwoven combined with Krapyak Yokyakarta Lurik Handwoven.

50 | PERTIWI


Orbital Dago

NICK DJATNIKA Wanoja by Soppe Mirre Marrata Kediri East Java Handwoven combined with Krapyak Yokyakarta Lurik Handwoven.

PERTIWI |51


Orbital Dago

NICK DJATNIKA Wanoja by Soppe Mirre Marrata Kediri East Java Handwoven combined with Krapyak Yokyakarta Lurik Handwoven.

52 | PERTIWI


Orbital Dago

NICK DJATNIKA Wanoja by Soppe Mirre Marrata Kediri East Java Handwoven combined with Krapyak Yokyakarta Lurik Handwoven.

PERTIWI |53


Orbital Dago

NICK DJATNIKA Wanoja by Soppe Mirre Marrata Kediri East Java Handwoven combined with Krapyak Yokyakarta Lurik Handwoven.

54 | PERTIWI


Orbital Dago

NICK DJATNIKA Wanoja by Soppe Mirre Marrata Kediri East Java Handwoven combined with Krapyak Yokyakarta Lurik Handwoven.

PERTIWI |55


Orbital Dago

NICK DJATNIKA Wanoja by Soppe Mirre Marrata Kediri East Java Handwoven combined with Krapyak Yokyakarta Lurik Handwoven.

56 | PERTIWI


Orbital Dago

Artists’ Biographies

PERTIWI |57


Orbital Dago

Ni Ketut Ayu Sri Wardani Ni Ketut Ayu Sri Wardani is one of a number of Indonesian women artists living in Bali. Since a childhood she was interested to art especially to painting and dance. She was active to create artworks since 1985 and exhibited her artworks in many place in Indonesia and also in other countries: Australia, Singapore, USA, UK, Sweden, and Hong Kong and, Philippines. Her arts was selected and published in the book Christ for All People (2000) with the 100 others’ artists from 60 countries likes Rembrandt, Van Gogh, Soedjojono, Bagong Kussudiarja, etc. She also participated in global environment concern with Asian Artists in an exhibition and workshop in Metro Manila, Philippines. She involved in a woman conference, workshop, and exhibition in Hong Kong. Many of her networks spoke about the deepest suffering in society. Sri Wardani completed her study in the High School of Fine Art in 1986 and in Fine Art Department in Bandung Institute of Technology in 1993. Now, she lives and works in Bandung since his beloved husband Erland Sibuea passed away (2017). She has two daughters Puteri Delphia Esther (1994) and Hannah Debora (1998). Group Exhibition : 2021 FREEDOM 2021, A Global Online Exhibition of Art : Indonesia, India, Thailand, Malaysia, Taiwan, Mauritius, Egypt. 15th-30th August 2021. Pameran Seni Rupa Merajut Rasa Menilik Rupa, DEKRANASDA Bali. 2020 Exhibition ‘PERTIWI’ A Colaboration of 3 Balinese Women Artists at Santrian Galery2021 FREDOM 2021 Global Online Exhibition of Art, A Colalboration of 7 Countries. 2019 Pameran “INTEGRATED ART EXHIBITION” Ikatan Alumni Seni Rupa dan Disain-ITB (Institut Teknologi Bandung), di Gedung Negara, Cirebon, Jawa Barat Pameran “INTEGRATED ART II & Muhibah Budaya” Ikatan Alumni Seni Rupa ITB (Institut Teknologi Bandung), di Gedung Negara Bogor, Eks Kantor Karesidenan I, Jawa Barat Pameran “TO BE OR NOT TO BE ABSTRACT” Ni Ketut Ayu Sri Wardani, Vonny RI, Heny H, Yeyet DK, Bandung Pameran PPB ( Perupa Perempuan Bali), “ SESANANING LUH” di Taman Budaya Propinsi Bali ( Art Centre), Denpasar, Bali 2018 Pameran #BANJIIIIR, Ikatan Alumni Seni Rupa ITB (Institut Teknologi ITB), di Gedung YPK, Bandung. Pameran “Melacak Jejak Menuju Waktu” Ni Ketut Ayu Sri Wardani-Erland Sibuea, di Orbital Galery, Bandung Pameran PPB (Perupa Perempuan Bali) “VIDYADIVA Cahaya Perempuan”, di Taman Budaya Propinsi Bali (Art Centre), Denpasar, Bali. 2016 Pameran Karya Alumni ITB’86, di Aula Timur ITB (Institut Teknologi Bandung), Bandung 2014 Pameran Tunggal “VIADOLOROSA Derita Menuju Kemenangan”. Jakarta Pameran Bersama “Seeing God Through Arts”. Hotel Patrisia, Denpasar 2013 Pameran Bersama “ Seeing God Through Arts”. GBI Rock, Bali 58 | PERTIWI


Orbital Dago

2012

2011

2010

2009 2008 2006

2005 2004

2003

2002

1998 1996 1993 1992

1991

1990

1988 1986 1985

Pameran Seni Kristiani, STT Jakarta Chart: Bound, Crossing Exhibition, Fuller Theological Seminary, California, USA Chart: Boundary Crossing Exhibition, Regent College, Vancouver, Canada Chart: Boundary Crossing Exhibition, Belmont University, Tennessee, USA Chart: Bound, Crossing Exhibition, Dordt College, Iowa, USA Chart: Boundary Crossing Exhibition, Wheaton College, Illnois, USA Chart: Boundary Crossing Exhibition, Wesley Theological Seminary, Washington, USA Pameran “Because of Me” Galen Universitas Kristen Maranatha, Bandung Chart: Boundary Crossing Exhibition, Philadelphia Biblical University, Pennsylvania, USA Chart: Bound, Crossing Exhibition, Columbia Theological Seminary, Georgia, USA Chart: Boundary Crossing Exhibition, Calvin College, Michigan, USA Chart: Bound, Crossing Exhibition, Taylor University, Indiana, USA Exhibition and Workshop: Asia and North American Artists in Jogja – Bali “Dia Sang Kasih” Pameran Seni Spiritual, Galeri Nasional, Jakarta Calon Arang Exhibition, Cemara Gallery, Jakarta Calon Arang Exhibition, Neka Gallery, Ubud JA4C, Galeri Hadiprana, Jakarta Exhibition in Yadhoart, Singapore Christian Art Exhibition, Sweden Laughing and Loving Exhibition in Edinburgh Festival Fringe, Edinburgh, UK Laughing and Loving Exhibition, Perth, Australia Pameran Bersama Lukisan Rohani di Galeri GKI Bali Demonstrasi Lukis Viadolorosa (Kebangkitan Yesus) pada kebaktian Khusus – Paskah di International Church, Bali Beach Hotel. Demonstrasi Lukis Viadolorosa pada Kebaktian Perjamuan Kudus GKI Tanggal 29 September, Denpasar Pameran Bersama Lukisan Rohani, Galeri GKI, Denpasar Pameran Bersama Lukisan Rohani, Hotel Dhyanapura, Denpasar Pameran Bersama Lukisan Rohani, Katedral Roh Kudus, Denpasar Pameran Kristiani ‘Hiram’, Bandung Workshop and Exhibition CCA- Using Art to Communicate Environmental Concerns: *Manila, Philippine Pameran Tugas Akhir, FSRD ITB, Bandung Pameran Desain dan Seni Rupa ‘Nuansa Kemerdekaan’, Jakarta Pameran dan Workshop ‘The First Asian Women Christian Artists Consultation and 15 Countries’, Hong Kong Pameran Lukisan Karya Mahasiswa, Jakarta Pameran Lukisan Pamesrani National Gallery, Jakarta Pameran Pelukis Lima Kota, Sukabumi Pameran “Wahana Kreasi’, Art Center Denpasar Bali Pameran Karya Seni dan Komputer, Bandung Pameran Bina Budaya, Bandung Pameran Seni Kristiani, Bandung Pameran Seni Rupa, FSRD ITB, Bandung Kompetisi Pelukis Muda Indonesia, Art Center Denpasar, Bali Tema Karya Seni Siswa Seluruh Bali, Karangasem, Bali

PERTIWI |59


Orbital Dago

Publication 2014 Lukisan ‘ Thy Will Be Done” dipublikasikan sebagai gambar sampul buku Simanjuntak Julianto, 2014, Alat Peraga di Tangan Tuhan, Pelikan Indonesia 2013 Lukisan “Menuju Golgota” dipublikasikan sebagai gambar cover buku Jalan Salib, Herb Keisman, Akademi Lutheran Indonesia, Pematang Siantar. Lukisan ‘Sudah Selesai’ dipublikasikan dalam sebuah kalender Kijken met andere ogen, Missie Zending Kalender 2013, Den Haag, Netherland 2008 Lukisan ‘There is Always Forgiveness” dipublikasikan dalam buku Selected Reading of Bible Stories, Susan M. Feich. Lukisan “Kemerdekaan yang Terkungkung” dan “Duka Wanita” dalam buku Heraty Toeti 2006 Calon Arang: Story of a Woman Sacrified to Patriarchy, Saritaksu 2004 Lukisan “ Memikul Salib” dipublikasikan sebagai gambar sampul buku Simanjuntak Julianto 2004 Seni Merayakan hidup yang Sulit, Pelikan Indonesia. 2003 Lukisan Jeritan Hati ibu, dimuat dalam majalah Image, publikasi ACAA (Asian Christian Art Assosiation) Volume 95 2002 Lukisan Siap Sedia! dimuat dalam majalah Image, publikasi ACAA (Asian Christian Art Assosiation) Volume 93 Lukisan Siap Dituai dan Rasa Memiliki di dalam brosur Departemen Pengutusan Lintas Budaya The Navigators Indonesia Enam Lukisan di dalam Kalender Tahunan 2002 The Navigators Indonesia 2001 Lukisan Menuju Terang dalam buku “Gereja Memasuki Millenium II” Editor: K. Suyaga Ayub, GKPB Denpasar, Bali Lukisan Viadolorosa III dimuat dalam buku “Christ for All People”, Page 118, Editor Rev, Ron O’Grady, PACE Publishing, Auckland, New Zealand 1999 Ilustrator Buku “Penciptaan Alam Semesta & Langit Baru Bumi Baru”. Pdt Markus Agung, Jakarta. 1997 Lukisan Barren dimuat dalam Majalah IMAGE, Volume 70 1996 Ilustrator buku “ Penelitian Alkitab Secara Visual”, Memperlengkapi Kaum Awam, Yogya 1995 Lukisan Viadolorosa III dimuat dalam buku “Creation and Spirituality – Asian Women Expressing Christian Faith Through An,” oleh Rebecca Lozada dan Alison O’Grady, CCA, Hong Kong 1994 Lukisan Viadolorosa III dimuat dalam Majalah IMAGE volume 61 1993 Tiga Lukisan Viadolorosa buku “Beberapa Wajah Seni Rupa Kristiani Indonesia” Editor, Endang Wulandari, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Jakarta 1990 Ilustrator pada Buletin Para Navigator Ganesha, Bandung, Edisi III Mei/Juni Ilustrator pada lukisan Sistem Hafalan Ayat The Navigators dalam Budaya Jawa. 1989 Ilustrator pada Buku “Studi dan Melayani” The Navigators – Bandung 1987- 1999 Ilustrator transparansi kotbah Badu Situmorang, Direktur The Navigators Asia

60 | PERTIWI


Orbital Dago

Gusti Ketut Oka Armini Born in Denpasar, 14 August 1967 Education: 1989 SMSR ( Art School) Denpasar 1991 ISI Yogyakarta Experience: Art & Craft instructor Garuda School in Bali Art instructor ARTISENI Art Class, Jimbaran, Bali Exhibitions: 1986 Exhibition collaboration with Pelukis muda se-Denpasar at Taman Budaya Art Center Denpasar, Bali 1987 Exhibition with SMSR Denpasar in Singaraja Bali 1990 Exhibition with Yogyakarta Grafis Artists at Taman Budaya Yogyakarta 1991 Exhibition with Embrio at Taman Budaya Surakarta Exhibition Pelukis muda se-Denpasar di Taman Budaya Art Center Denpasar, Bali 2000 Exhibition on “50 tahun Seni Grafis Indonesia” in Jakarta 2002 Exhibition Grafis “Eksplorasi Medium Eksplorasi Gagasan” 2004 Collaboration Exhibition with Sanggar Dewata Group Exhibition “Caring for Children” at Nusa Dua, Bali 2006 Exhibition Galeri Cemara 6 in Jakarta 2017 Collaboration Exhibition with Sanggar Dewata on Charity Event 2018 Collaboration Exhibition with Perupa Perempuan Bali at Art Cente Denpasar 2019 Collaboration Exhibition Sesananing Luh PPB at Art Cente Denpasar 2020 Exhibition ‘PERTIWI’ A Colaboration of 3 Balinese Women Artists at Santrian Galery2021 FREDOM 2021 Global Online Exhibition of Art, A Colalboration of 7 Countries.

PERTIWI |61


Orbital Dago

Ni Nyoman Sani Denpasar, 10 Agustus 1975 Lulusan STSI { ISI } Denpasar 2001 Penghargaan [ Price ] : 2000 100 Finalis Philip Moris , Jkarta Indonesia Residence Art : 2009 Haarlem, Holland, Modena & Italy Book : 2005 The Painting of Ni Nyoman Sani Solo Art 1999 2002 2003 2005 2007 2008 2009 2011 2013

Exhibition : Women, at Amankila Hotel Candidasa Karangasem, Bali All About Women, At Kiri Desa Gallery Singapure The Pleasure of Looking, at Gria Santrian Sanur Bali White at Gria Santian Sanur Bali When Art Meet Fashion, at O House Gallery Jakarta Perempuan at Curiocity of NafaMe Fashion gallery, Singapure Osteria Delle Donne in Modena Italy Reunion at Hans Ju Residence Haarlem, Holland The Adventure of My Soul at Bentara Budaya Bali, Bali Hero Art And Fashion at Gaya Fusion, Ubud, Bali

Group Exhibition : 1995 with Seniwati art by Wimen at The Media Park Subway Station, Cologne Germany 2003 The Uniqueness of Women at Hadiprana Gallery Jakarta 2007 Womens Room at Brehmar Museum Blue Mountain Sidney Australia 2007 Shanghai art fair Guangzhou China 2012 Bali Burra Artist at Burra National Gallery Adelaide Australia 2013 Bali Return Economy, at Fremantle Art Centre Perth Australia 2013 Soul sister at Volvo art lounge Singapure 2016 Artist Camp the Journey, at Paraf at Gallery , Darwin NT Australia 2019 Asian Contemporary Art, Tobian Art Gallery Florence Italy 2020 Pertiwi, at Santrian Gallery Sanur 2021 Galeri Zen 1 Art Moments Jakarta 2021 Freedom at Titik Dua Ubud Bali 2022 Wave women project #1 Zen 1, Second floor coffee Kertalangu tohpati Denpasar Bali 2022 Resurrection artXchange gallery 11th anniversary, Kopi Bali House Sanur Bali 2022 No Boundaries by Duo Jegeg at Titik Dua, Mas Ubud Bali Leading Seniwati of art by women 2012 – 2014 Founder of MotherArt Space 2014 until now Museum Collector 2006 Southeast Asia Dept Museum, Frankfurt Germany 2018 Leiden Museum, Leiden Holland 2019 Jnana Tilem Museum Ubud Bali 62 | PERTIWI


Orbital Dago

CHOLOPON

Weaving The Colours of The Archipelago by PERTIWI NI KETUT AYU SRI WARDANI GUSTI KETUT OKA ARMINI NI NYOMAN SANI NICK DJATNIKA Curator : I Wayan Seriyoga Parta Design Layout & Cover : D’ANSWER Production Photography : Artist Collection

Published by: © 2022 ORBITAL DAGO Jl. Rancakendal No.7, Cigadung, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat 40191, Indonesia Tel : 0821-1586-3413 e : mail.orbitaldago@gmail.com w : orbitaldago.com

All right reserved. No part of this catalogue may be reproduced or transmitted in any formsor means, electronic or mechanical, including any information storage and retrieval system, without the prior permission in writing from the publisher.

PERTIWI |63


Orbital Dago

PERTIWI |65


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.