k Hidup untu
J AL AN J AL AN
k u t n u p u d i H
JALAN JALAN
Oleh Joey Choo
Bagi Silvi, hidup ini untuk jalan-jalan. “Mana ada orang yang tidak suka jalanjalan?” begitu pikirnya. Mengunjungi berbagai tempat bisa memberikan pengalaman unik dan membukakan mata terhadap banyaknya kesenangan yang tersebar di seluruh dunia. Wisata ski di Korea Selatan, misalnya. Silvi yang berasal dari negara tropis sangat antusias melihat salju untuk pertama kalinya. Sambil bertengger di puncak bukit yang landai dikelilingi salju yang melayang turun seperti di negeri dongeng, ia terpukau kegirangan melihat keindahan lembah di bawahnya. “Tunggu apa lagi?” 1
teriak kawannya dengan penuh semangat. “Ayo meluncur, cepat!” Ada juga bunga sakura yang bermekaran di Kyoto, Jepang. Perjalanan itu memang tidak murah: pada musim bunga sakura, harga tiket pesawat dan biaya penginapan melambung tinggi. Namun, berjalan di bawah naungan bunga-bunga merah muda dan putih memberikan kepada Silvi kepuasan tak ternilai, sepadan dengan uang yang dikeluarkan. “Apa salahnya?” ujarnya kepada teman seperjalanan. “Aku masih jomblo, aku punya banyak waktu dan uang. Hidup itu singkat. Nikmati saja!” Kemudian ada perjalanan yang asyik ke Islandia untuk melihat Aurora Borealis, 2
Cahaya Langit Utara. Memandang aneka warna gelombang cahaya berpusar di langit penuh bintang bagaikan mimpi yang jadi kenyataan. Awalnya Silvi sempat ragu untuk mengambil cuti tanpa imbalan, keputusan yang menyebabkan atasannya tidak senang, tetapi sekarang ia tidak menyesal. “Kalaupun aku dipecat,” katanya, “aku masih bisa mencari pekerjaan lain. Akan tetapi, kesempatan untuk melihat Aurora Borealis mungkin tidak akan datang lagi.” Silvi yakin bahwa melihat dan mencoba hal-hal baru memberikan sensasi yang tiada duanya. Bagi dirinya yang tumbuh di kota kecil, kesempatan berjalan-jalan menjadi sangat berarti. Ia menantikan masa liburan dengan penuh semangat
3
sambil memikirkan ke mana lagi ia harus melancong. Dalam lima tahun terakhir, ia telah mengunjungi tak kurang dari dua puluh negara dan mencoba banyak aktivitas menantang yang tidak berani dicoba oleh teman-temannya. Menyelam scuba? Sudah. Naik gunung? Sudah. Terjun payung? Sudah. “Hidup ibarat kanvas yang tak boleh dibiarkan kosong,” katanya. “Kanvas itu harus diisi dengan warna agar hidup kita tidak sia-sia.”
4
Namun, Ada yang Kurang Meski demikian, Silvi masih merasakan
suatu kehampaan dalam hatinya—perasaan yang sulit ia jelaskan dan yang tak bisa diisi oleh liburan yang paling seru sekalipun. Walaupun setiap perjalanan memberinya kebahagiaan dan kepuasan, ia merasa ada yang masih kurang. Sekembalinya kepada kehidupan rutin, ia masih memikirkan kesenangan berlimpah yang dialaminya, tetapi ia tetap tak dapat menghapus kehampaan yang dirasakannya. Hidup terasa tak berarti. 5
Kegembiraan liburan itu tidak pernah berlangsung lama, selalu ada yang terasa hilang. Itu bagaikan makan kenyang, tetapi tak lama kemudian lapar lagi. Silvi mencoba mengisi kekosongan itu dengan merencanakan tamasya selanjutnya. Ia membaca-baca informasi tentang destinasi berikutnya dan merencanakan kegiatan liburan di sana, tetapi rasa hampa itu tak juga hilang. Di saat-saat seperti itu, ia teringat pada Eni. Mereka seumuran dan punya banyak persamaan. Eni juga suka jalan-jalan, tetapi ia tidak bisa. Ibu Eni menyandang disabilitas dan harus selalu didampingi. Eni hanya bisa jalan-jalan singkat pada akhir pekan dan tak akan pernah dapat melihat tempat-tempat yang Silvi kunjungi atau melakukan kegiatan yang dilakukan Silvi. Ia hanya bisa mendengar kisah-kisah dan menikmati foto-foto Silvi tentang petualangan terakhirnya. Sebagai seorang Kristen, Eni biasanya berbicara tentang keajaiban ciptaan Allah setiap kali Silvi menceritakan sesuatu yang mengagumkan. Ketika melihat fotofoto Silvi, Eni bertanya, “Waktu kamu
melihat gunung dan sungai yang indah, Aurora Borealis yang menarinari di langit malam, pernahkah kamu berpikir tentang Allah yang 6
menciptakan semua itu? Seperti waktu kita melihat kastil yang megah, kita tahu bahwa ada arsitek hebat di baliknya!” Pertanyaan-pertanyaan Eni membuat Silvi merenung dan berpikir. “Apakah dunia yang indah ini benar-benar mempunyai Pencipta?” pikirnya sambil bertanya-tanya. Lebih dari itu, ia heran bagaimana kawannya kelihatan begitu bersukacita dan merasa puas meski tidak sering berjalan-jalan dan harus menghabiskan sebagian besar tabungannya untuk biaya pengobatan sang ibu. “Bagaimana ia bisa tahan?” Silvi membatin. “Bukankah dalam hidup ini kita harus bekerja keras lalu menikmati hasil kerja keras itu? Mengapa Eni tetap bahagia padahal ia tidak dapat menikmati uang yang diperolehnya? Bagaimana ia mengisi kehampaan yang kurasakan?”
7
Apakah Anda menerima manfaat dari bacaan ini? Berikan tanggapan dan usul Anda di sini. KOMENTAR
BACA ARTIKEL LAIN
Jika Anda ingin menerima Seri Pengharapan Hidup terbaru secara rutin atau ingin membagikan materi ini kepada orang lain, silakan: Daftar di sini
Mengisi Kehampaan Ada seorang raja di Israel kuno yang
mencari-cari kepuasan dan kesenangan. Ia memakai banyak waktu dan usaha untuk mengejar kesenangan. “Marilah!” katanya, “Makan, minum, dan bersukaria.” 8
Namun, pada akhirnya raja itu sadar bahwa semua kekayaan dan kesenangan dunia tak dapat memuaskannya. Ia sadar bahwa hidup ini bagai hembusan napas yang datang dan pergi, segala sesuatu akan menjadi debu dalam sekejap mata. Semua makanan dan minuman, seluruh kegembiraan, dan segala kerja keras tidak dapat mengisi kehampaan serta memberi kepuasan dan sukacita sejati. 9
Bukankah itu pula yang kita alami? Kita ingin bepergian ke banyak tempat, mengecap sebanyak mungkin pengalaman, dan menikmati hidup dengan maksimal. Hal-hal tersebut memang tidak salah, tetapi kita menyadari bahwa pada akhirnya, pengejaran tersebut tidak dapat memuaskan kita dengan tuntas. Jauh di lubuk hati kita ada kehampaan yang tidak kunjung terisi. Mungkin kita sedang mencari tujuan, arti, atau makna hidup ini. Mungkin kita ingin tahu mengapa kita ada di bumi, dan apa yang harus kita lakukan. Di mana kita dapat menemukan arti dan tujuan hidup? Blaise Pascal, filsuf abad ke-17, pernah mengatakan bahwa ada ruang kosong “sebesar Allah” di dalam hati setiap orang. Ruang kosong itu tidak dapat diisi dengan objek ciptaan atau pengalaman apa pun, termasuk jalanjalan; kekosongan itu hanya dapat diisi oleh Allah Sang Pencipta. Tanpa Dia, kita
takkan dapat menemukan kepuasan yang abadi dalam hidup ini. 10
Seorang raja Israel kuno yang lain memahami kebenaran itu. Ia juga bergelimang harta dan kuasa, tetapi ia menyadari bahwa pada akhirnya, semua itu tidak sanggup memberikannya kepuasan dan rasa aman yang sesungguhnya. Ia juga mengalami masamasa sulit, seperti saat ia berkali-kali dikhianati oleh orang-orang terdekat dan menghabiskan banyak waktu untuk melarikan diri dari musuh-musuhnya. Namun, apa pun keadaannya, ia tahu di mana ia dapat menemukan sukacita dan kepuasan sejati. Seperti seorang anak yang rindu pelukan orangtuanya yang memberikan kelegaan, ia terus mencari Allah dengan keyakinan bahwa hanya hadirat Allah yang sanggup mengenyahkan kegelisahan dan mengisi kehampaan hatinya. Ia pernah berdoa kepada Allah, “Pada-Mu aku mendapat kegembiraan berlimpah dan kebahagiaan untuk selama-lamanya” (Mazmur 16:11 BIS). 11
Pertimbangkan Yesus Jadi, apakah kamu rindu mencari
Allah? Yang ajaib, Allah juga rindu agar kita mengenal Dia secara pribadi. Sekitar 2.000 tahun lalu, Dia datang ke dunia kita dalam rupa manusia bernama Yesus Kristus, untuk menunjukkan kepada kita bahwa hanya Dialah sumber pengharapan dan sukacita sejati. 12
Saat berpaling kepada Allah dan mengikuti Dia, kita akan mulai mendapatkan sudut pandang baru terhadap kehidupan ini, dan menemukan sumber kepuasan dan makna yang sejati. Kita akan mendapati bahwa semua itu tidak berasal dari apa yang kita miliki—pencapaian, harta benda, atau pengalaman—melainkan dari pengenalan akan Allah saja. Karena itulah, Yesus berkata tentang diri-Nya, “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, 13
ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi” (Yohanes 6:35). Pernahkah kamu bergumul dengan perasaan hampa yang tak terpuaskan? Apakah kamu merasa kosong atau tanpa tujuan, meskipun sudah menjalani liburan yang seru atau melakukan hobi yang kamu sukai? Pernahkah kamu bertanya-tanya, “Apakah hidup begini-begini saja? Adakah yang lebih berarti dari ini?” Mulailah mencari Allah Penciptamu. Seperti Eni, kamu akan mendapati bahwa mengenal Allah secara pribadi akan mengubah seluruh sudut pandangmu tentang arti kepuasan dan kebahagiaan sejati. Kamu akan menemukan tujuan hidup yang kuat dan mendalam—yang tidak datang dari pengalaman tamasya yang tiada habisnya, tetapi dari suatu perjalanan hidup yang mengenal Sang Pencipta dan mengetahui alasan kamu ada di dunia ini.
Penerjemah: Yudy Himawan • Editor: Tim ODB Indonesia Kutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan Baru Indonesia, LAI © 1974 © 2019 oleh Our Daily Bread Ministries. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dicetak di Indonesia. Indonesian LAL “I Just Want to Travel!” 14
Berbicaralah dengan seorang sahabat Kristen dan cari tahu lebih jauh tentang Yesus Kristus. Dapatkan juga Kisah tentang Pengharapan, buklet yang akan menjelaskan lebih jauh tentang siapa Yesus. Buklet ini dapat diperoleh tanpa dikenakan biaya. Silakan memindai QR-code ini dengan ponsel untuk membacanya secara online. Kunjungi pula situs santapanrohani.org untuk melihat beragam bahan digital dan cetak lainnya.
Kutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan Baru Indonesia, LAI © 1974 © 2019 Our Daily Bread Ministries. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. 15
ANDA DAPAT MEMBERI DAMPAK YANG BERARTI! Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih dari para pembaca kami. Jika Anda ingin mendukung pelayanan kami, Anda dapat mengirimkan persembahan kasih melalui rekening “Yayasan ODB Indonesia” BCA Green Garden A/C 253-300-2510 BNI Daan Mogot A/C 0000-570-195 Mandiri Taman Semanan A/C 118-000-6070-162 QR Code Standar Pembayaran Nasional
Scan QR code ini untuk donasi dengan aplikasi e-wallet berikut:
Yayasan ODB Indonesia
Silakan konfirmasi persembahan kasih Anda melalui nomor kontak kami di halaman belakang buklet ini. Anda juga dapat mendukung kami dengan meng-klik tautan ini.
Membaca konten WarungSaTeKaMu
LEBIH MUDAH & PRAKTIS Download Aplikasi
www.warungsatekamu.org/mobile
Persembahan kasih seberapa pun dari para pembaca di Indonesia memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orangorang dengan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup. Kami tidak didanai atau berada di bawah kelompok atau denominasi apa pun.
santapanrohani.org 16