Kasih Terbesar

Page 1

TERBESAR 7 Renungan Paskah dari


MARI BERTUMBUH MENGENAL ALLAH Daftarkan diri Anda untuk menerima renungan Santapan Rohani setiap hari.

santapanrohani.org/subscription/id


TERBESAR 7 RENUNGAN PASKAH dari


DESAIN SAMPUL

Hailey Smith GAMBAR SAMPUL

Shutterstock, Getty Images, Unsplash TIM EDITORIAL

Tom Felten, Tim Gustafson, Regie Keller, Alyson Kieda, Becky Knapp, Monica La Rose, Julie Schwab, dan Peggy Willison PENERJEMAH

Yohanes Chandra Rayon, Yudy Himawan REDAKSI BAHASA INDONESIA

Dwiyanto Fadjaray, Andy Liaw Kutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan Baru Indonesia, LAI © 1974 © 2021 Our Daily Bread Ministries® Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dicetak di Indonesia.


Renungan Pembuka KUASA KESEMBUHAN PASKAH

P

ada hari yang suram, langit menjadi gelap, Yesus berteriak dari atas salib dan menghembuskan napas terakhir-Nya. Para pengikut Yesus tenggelam dalam kesedihan. Maria kehilangan anaknya; para murid kehilangan seorang rabi. Kerumunan orang yang biasa mengelilingi Yesus karena mendambakan pertolongan Allah kini undur dalam keputusasaan. Nabi-nabi Israel telah menubuatkan bahwa Mesias akan membawa kesembuhan, bukan saja bagi bangsa Israel, tetapi bagi segala bangsa, bagi seluruh ciptaan, dan bagi segenap umat manusia. Mereka yang haus dan mempercayai Dia akan menerima air hidup. Mereka yang terluka dan patah hati akan dipulihkan. Mereka yang bermusuhan akan didamaikan menjadi sahabat. Singa akan berdampingan dengan domba. Semua yang bengkok dan sesat akan dibuat lurus dan benar kembali. Namun, Yesus telah mati. Harapan pun seakan mati bersama-Nya. Akan tetapi, Yesus tidak selamanya mati. Dia melangkah keluar dari kubur. Yesus bermaksud menyembuhkan penderitaan manusia sampai ke dasarnya: mematikan kematian itu sendiri, dan mengubur kejahatan dengan menumpas kejahatan yang ditanggung-Nya. Kayu salib menunjukkan kasih Yesus yang menakjubkan dan tidak kenal menyerah: Dia rela menjalani kematian demi menyembuhkan kita. Dengan keluar dari kubur, Yesus tegas menyatakan bahwa tidak ada yang dapat menghentikan penggenapan janji Allah. Akankah kita benarbenar disembuhkan? Benarkah musuh akan menjadi kawan? Apakah kasih Yesus benar-benar cukup kuat untuk memulihkan dunia kita yang porak-poranda? Ya! Karena tiada satu hal pun—tidak juga kematian— dapat menghentikan Allah. Dengan kuasa kebangkitan Yesus Kristus, kita pun dapat mengasihi dengan cara-cara yang sebelumnya tampak mustahil. Artikel-artikel khusus berikut akan menolong Anda lebih memahami dahsyatnya kasih ajaib yang telah dicurahkan Yesus Kristus bagi Anda. Winn Collier, penulis Our Daily Bread


o E F E S US 2:5

H A RI

[Allah] menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita.

AKU HIDUP

L

aura Brooks adalah seorang ibu berumur 52 tahun dengan dua orang anak. Awalnya ia tidak tahu namanya termasuk dalam daftar 14.000 orang yang pada tahun 2011 dicatat oleh pemerintah Amerika Serikat sebagai orang yang telah meninggal dunia. Laura mulai curiga ketika ia tidak lagi menerima tunjangan sosial, lalu pembayaran pinjaman dan cek untuk pembayaran sewa tempat tinggalnya ditolak. Laura pun pergi ke bank untuk menjernihkan masalah tersebut, tetapi pihak bank menyampaikan bahwa rekening bank Laura telah ditutup karena ia telah meninggal dunia! Jelaslah mereka telah membuat kesalahan. Di sisi lain, Rasul Paulus tidak salah ketika ia menyatakan bahwa orang-orang percaya di Efesus pernah mati—mati secara rohani. Mereka mati dalam pengertian bahwa mereka telah terpisah dari Allah dan menjadi budak dosa (EFESUS 2:5), serta terhukum di bawah murka Allah. Sungguh keadaan yang mengenaskan! Namun, oleh kemurahan-Nya Allah bertindak untuk membalikkan keadaan tersebut bagi mereka dan bagi kita. Allah yang hidup “yang menghidupkan orang mati” (ROMA 4:17) mencurahkan rahmat-Nya dengan melimpah dan kasih-Nya yang besar dengan jalan mengutus Anak-Nya, Yesus, ke dunia. Melalui kematian dan kebangkitan Kristus, kita dihidupkan (EFESUS 2:4-5). Ketika kita mempercayai kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, kita berpindah dari kematian menuju kehidupan. Sekarang, kita hidup untuk bersukacita dalam kasih dan kebaikan Tuhan! MARVIN WILLIAMS Bagaimana kehidupan baru Anda dalam Kristus menjadi bukti bahwa kehidupan lama Anda telah berlalu? Mengapa kenyataan tersebut sepatutnya mendorong Anda untuk bersukacita dan memuji Allah? Bapa di surga, terima kasih karena Engkau telah menghidupkanku lewat pengorbanan Anak-Mu, Yesus Kristus!


BAC A AN ALKITAB HARI INI

| E F E S US 2:1-10

1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. 2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. 3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. 4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkanNya kepada kita, 5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita—oleh kasih karunia kamu diselamatkan— 6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersamasama dengan Dia di sorga, 7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. 8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.


o M A R KUS 15:21 Seorang yang bernama Simon, orang Kirene, . . . mereka paksa untuk memikul salib Yesus.

H A RI

SIMON ORANG KIRENE

M

ata suram mengintip dari lukisan Simon Orang Kirene karya seniman kontemporer Belanda Egbert Modderman. Simon ditarik keluar dari kerumunan orang yang sedang menonton dan dipaksa untuk menolong Yesus dengan memikul salib-Nya (MARKUS 5:21). Di dalam lukisan itu, mata Simon mengungkapkan beban fisik dan mental yang amat besar dari tanggung jawab itu. Markus menceritakan bahwa Simon berasal dari Kirene, suatu kota besar di Afrika Utara yang banyak dihuni orang Yahudi pada zaman Yesus. Kemungkinan besar Simon datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Meski tanpa disengaja berada di tengah-tengah eksekusi yang tidak adil itu, Simon dapat melakukan suatu tindakan yang sederhana, tetapi sangat berarti, untuk menolong Yesus. Sebelumnya dalam Injil Markus, Yesus mengatakan kepada para pengikut-Nya, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (8:34). Dalam perjalanan ke Golgota, Simon secara harfiah melakukan apa yang secara tersirat diminta Yesus dari murid-murid-Nya: ia menerima salib yang diberikan kepadanya dan memikulnya bagi Yesus. Kita pun mempunyai “salib-salib” untuk dipikul—mungkin berupa penyakit, tugas pelayanan yang sulit, kematian orang yang dikasihi, atau penganiayaan karena iman kita. Ketika kita menanggung beragam penderitaan itu dengan iman, kita menuntun orang-orang kepada penderitaan Yesus dan pengorbanan-Nya di kayu salib. Salib-Nya itulah yang memberi kita damai dengan Allah dan kekuatan bagi perjalanan kita sendiri. LISA M. SAMRA “Salib” apa yang Anda pikul saat ini? Bagaimana Anda memakai pergumulan ini untuk menuntun orang lain kepada Yesus? Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau memahami dan menyelami penderitaan yang kualami ketika aku memikul salibku dan mengikut-Mu. Berikanlah aku keberanian dan kekuatan ketika perjalanan ini terasa semakin sulit.


BAC A AN ALKITAB HARI INI

| M A R KUS 15:16-24

16 Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam

istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. 17 Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. 18 Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya: “Salam, hai raja orang Yahudi!” 19 Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. 20 Sesudah mengolokolokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. 21 Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. 22 Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. 23 Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. 24 Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing.


Lihatlah, betapa besar kasih ini, Kristus yang disiksa dan kita dimuliakan, dengan kutuk ditimpakan pada kepala-Nya dan mahkota pada kepala kita.

Thomas Watson MEMANDANG SALIB RAJAKU Memandang salib Rajaku yang mati untuk dunia, kurasa hancur congkakku dan harta hilang harganya. Tak boleh aku bermegah selain di dalam salib-Mu; kubuang nikmat dunia demi darah-Mu yang kudus. Berpadu kasih dan sedih mengalir dari luka-Mu; mahkota duri yang pedih menjadi keagungan-Mu. Andaikan jagad milikku dan kuserahkan pada-Nya, tak cukup bagi Tuhanku diriku yang diminta-Nya.

Isaac Wat ts (Teks dari Kidung Jemaat No. 169)


AK AN TETAPI ALLAH MENUNJUKKAN KASIH-NYA KEPADA KITA, OLEH KARENA KRISTUS TELAH MATI UNTUK KITA, KETIKA KITA MASIH BERDOSA.

JPLENIO / PIXABAY.COM

Roma 5..8


o 1 P E T RUS 2:21

H A RI

Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

MEMANDANG SALIB

S

aat mengunjungi Katedral Antwerp di Belgia, saya terpesona oleh patung yang diberi nama Laki-Laki yang Membawa Salib. Patung berbahan perunggu polesan itu menggambarkan seorang laki-laki berjas tebal dan berkacamata yang menengadah ke arah salib besar yang sedang diimbangkannya dengan satu tangan. Mula-mula saya berpikiran negatif terhadap patung itu. Laki-laki itu terlihat mengimbangkan salib itu dengan sangat mudah, seperti suatu trik sirkus, sehingga terkesan sembrono dalam memperlakukan simbol iman yang sangat penting. Namun, penelitian lebih lanjut membuat saya melihatnya secara berbeda. Menurut petugas gereja yang meminta pembuatannya, patung itu mewakili apa yang mereka anjurkan kepada setiap pengunjung katedral itu: membawa salib pada tangan mereka dan merenungkannya, supaya mereka dapat menemukan “tujuan dan makna” bagi hidup mereka. Ketika Rasul Petrus menggugah pembacanya untuk menjalani hidup saleh (1 PETRUS 2:1-2), ia juga mengajukan salib sebagai sumber perenungan. Pandanglah salib Yesus, kata Petrus, tempat Dia mati untuk menanggung dosa Anda dan menawarkan kesembuhan dan pengampunan kepada Anda (AY.24). Lihatlah bagaimana Yesus menderita karena berbuat baik, sehingga Anda mengikuti jejak-Nya (AY.20-22). Renungkanlah Dia yang tergantung di kayu salib, Sang Gembala sejati bagi hidup Anda (AY.25). Angkat dan tataplah salib Kristus dengan sungguh-sungguh. Kasih yang dinyatakan oleh salib itulah tujuan kita, dan Dia yang bangkit dari kematian itulah pemberi makna hidup kita. SHERIDAN VOYSEY Bagaimana cara Anda merenungkan kembali kematian Kristus bagi Anda hari ini? Bayangkan seandainya Yesus tidak pernah hidup, mati, dan bangkit. Apa pengaruhnya terhadap hidup Anda? Pengampunan dosa, pemulihan, makna, tujuan hidup, dan kasih abadi. Terima kasih, Tuhan Yesus, untuk karya-Mu di kayu salib. Hidupku ini milik-Mu.


BAC A AN ALKITAB HARI INI

| 1 P E T RUS 2:21-25

21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun

telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. 22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulutNya. 23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. 24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. 25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.


o L U K A S 23:43

H A RI

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”

DI BALIK TABIR MAUT

P

endeta dan penulis Erwin Lutzer menulis: “Semenit setelah Anda melintas ke balik tabir maut, Anda akan melihat Kristus sendiri menyambut Anda atau sebaliknya, melihat kesuraman yang belum pernah Anda ketahui sebelumnya. Apa pun yang terjadi, masa depan Anda sudah tidak mungkin diganti dan tidak dapat diubah selamanya.” Lukas mencatat narasi singkat yang sangat bermakna tentang dua laki-laki yang akan segera masuk ke balik tabir kematian. Ketika Yesus disalibkan, ada dua penjahat disalibkan di sebelah kiri dan kanan-Nya. Menurut Markus, keduanya sama-sama mencela Yesus (MARKUS 15:32). Namun, salah satu dari penyamun tersebut mengalami perubahan hati ketika ia menyadari ketidakbersalahan Yesus, dosanya sendiri, dan nasib akhirnya. Penyamun yang bertobat itu menegur penyamun yang lain, dan meminta Yesus untuk mengingatnya ketika Dia masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Kata-kata itu menjadi tanda pertobatan dan imannya yang sederhana. Yesus menanggapinya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersamasama dengan Aku di dalam Firdaus” (LUKAS 23:43). Penyamun itu langsung diselamatkan. Pada hari itu juga ia tahu tempatnya dalam kekekalan. Karena menyadari bahwa kita adalah orang berdosa dan kemudian mempercayai kematian dan kebangkitan Yesus, ketika kelak kita melintas ke balik tabir maut, kita yakin bahwa kita bisa langsung mengetahui tempat kita di dalam kekekalan yang akan datang. MARVIN WILLIAMS Bagaimana Anda dapat memastikan tempat Anda di surga? Bagaimana kehidupan Anda dipengaruhi oleh keberadaan Anda sebagai pengikut Kristus? Ya Bapa, terima kasih untuk kepastian bahwa karena aku mempercayai Tuhan Yesus untuk menyelamatkanku, aku akan hidup bersama Dia selamanya.


BAC A AN ALKITAB HARI INI

| L U K A S 23:39-43

39 Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia,

katanya: “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami!” 40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? 41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” 42 Lalu ia berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” 43 Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersamasama dengan Aku di dalam Firdaus.”


Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Yohanes 3..16

Juruselamat kita merendahkan diri untuk tinggal di antara kita dan menyamakan diri-Nya dengan manusia. “Walaupun dalam rupa Allah . . . [Dia] telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba” (FILIPI 2:6-7). Kemudian, setelah merasakan pengalaman kita dan menangis bersama kita, Dia mati di kayu salib dan mengorbankan nyawa-Nya untuk menyelamatkan nyawa kita.

Patricia Raybon Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

Efesus 5..1-2

Tiada saat kita berada paling dekat dengan Kristus daripada ketika kita terhanyut dalam kekaguman suci atas kasih-Nya yang tak terkatakan.

John Owen


DIA MENGASIHI KITA BUKAN KARENA KITA LAYAK DIKASIHI, TETAPI KARENA DIALAH KASIH.

..

MERIÇ DAĞLI / UNSPLASH.COM

C S lewis


o K E L UA R A N 12:13 Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu.

H A RI

HIDUP OLEH KEMATIAN

C

arl mengidap kanker dan membutuhkan transplantasi paru ganda. Ia berdoa meminta paru-paru baru, tetapi merasa tidak nyaman saat melakukannya. Ia mengakui bahwa berdoa untuk itu terasa janggal karena “seseorang harus mati agar aku bisa hidup.” Dilema yang dialami Carl menegaskan kebenaran dasar Kitab Suci: Allah memakai kematian untuk membawa kehidupan. Kita melihat contohnya dalam kisah Keluaran. Bangsa Israel lahir dalam perbudakan dan tersiksa di bawah penindasan Mesir. Firaun tidak mau melepaskan cengkeramannya sampai Allah berurusan secara pribadi dengannya. Setiap anak laki-laki sulung akan mati, kecuali bagi keluarga yang menyembelih seekor domba yang tidak bercela dan melumurkan darahnya pada palang pintu rumah mereka (KELUARAN 12:6-7). Pada masa kini, Anda dan saya dilahirkan dalam perbudakan dosa. Iblis tidak akan melepaskan cengkeramannya atas kita sampai Allah berurusan secara pribadi, yakni dengan mengorbankan Anak-Nya yang sempurna di palang kayu salib yang berlumuran darah. Yesus memanggil kita untuk bertemu dengan-Nya di sana. Paulus menjelaskan, “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (GALATIA 2:20). Dengan beriman kepada Anak Domba Allah yang tak bercela, kita berkomitmen untuk mati setiap hari bersama Dia—mati terhadap dosa agar kita bangkit bersama Dia kepada hidup baru (ROMA 6:4-5). Iman ini diungkapkan saat kita dibaptis dan setiap kali kita menolak jerat dosa serta menerima kebebasan dari Kristus. Kita hidup ketika kita mati bersama Yesus. MIKE WITTMER Mengapa kematian adalah satu-satunya jalan menuju kehidupan? Bagaimana Anda dapat menunjukkan bahwa Anda telah menerima kematian Yesus untuk Anda? Tuhan Yesus, terima kasih karena kematian-Mu menghidupkanku. Tolonglah aku mati terhadap dosa hari ini dan menjalani hidupku bersama-Mu.


BAC A AN ALKITAB HARI INI

| K E L UA R A N 12:1-13

1 Berfirmanlah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: 2 “Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu;

itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun. 3 Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. 4 Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk mengambil seekor anak domba, maka ia bersama-sama dengan tetangganya yang terdekat ke rumahnya haruslah mengambil seekor, menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. 5 Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing. 6 Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja. 7 Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya. 8 Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit. 9 Janganlah kamu memakannya mentah atau direbus dalam air; hanya dipanggang di api, lengkap dengan kepalanya dan betisnya dan isi perutnya. 10 Janganlah kamu tinggalkan apa-apa dari daging itu sampai pagi; apa yang tinggal sampai pagi kamu bakarlah habis dengan api. 11 Dan beginilah kamu memakannya: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi Tuhan. 12 Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, Tuhan. 13 Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir.


o YO H A N E S 16:33 Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.

H A RI

MENGUATKAN HATI

C

orrie dan saudara perempuannya, Betsie, sedang mengantri untuk menjalani pemeriksaan medis mereka. Sambil menggigil di lorong yang dingin dan terhina karena harus telanjang di hadapan para penjaga, Corrie teringat akan Yesus yang tergantung telanjang di kayu salib. Ia lalu berbisik kepada Betsie, “Mereka juga mengambil pakaian-Nya.” Betsie tersentak dan menjawab, “Ya, Corrie. Namun aku tidak pernah berterima kasih kepada-Nya.” Dalam kamp konsentrasi Ravensbruck yang mengerikan di Jerman semasa Perang Dunia II, Corrie ten Boom mengingat apa yang Yesus derita—dan itu menguatkan dirinya. Pembuat jam tangan asal Belanda itu, ayahnya yang telah lanjut usia, dan saudara perempuannya telah dikhianati dan dipenjarakan karena menyembunyikan orang-orang Yahudi di rumah mereka. Ayah dan saudara perempuan Corrie meninggal dalam tahanan, tetapi Corrie dibebaskan karena terjadi “kesalahan administrasi”. Setelah bebas, ia pun bersaksi kepada ribuan orang tentang kasih dan pengampunan Allah yang ajaib. Tuhan Yesus dikhianati, dihina, dan didera—lalu mati telanjang di atas kayu salib sementara para serdadu mengundi pakaian-Nya (MARKUS 15:15-25). Dia menanggung semua itu karena Dia mengasihi kita (YOHANES 3:16)! Sebagai murid-murid-Nya, seperti Corrie, kita juga dapat menemukan penghiburan di dalam pencobaan, penganiayaan, dan penderitaan kita. Juruselamat kita yang menderita memahami semua yang kita alami, dan Dia memberikan kepastian: “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (YOHANES 16:33). ALYSON KIEDA Bagaimana kesadaran bahwa Anda tidak sendirian menghadapi penderitaan dapat menghibur hati Anda? Kapan Anda pernah mengalami damai sejahtera di tengah kesusahan yang melanda? Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau rela dihina dan menderita, bahkan sampai mati bagiku. Aku tidak pantas mendapatkannya, tetapi Engkau mengasihiku. Benar-benar mengasihiku!


BAC A AN ALKITAB HARI INI

| YO H A N E S 16:16-18,25-33

16 “Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku lagi dan

tinggal sesaat saja pula dan kamu akan melihat Aku.” 17 Mendengar itu beberapa dari murid-Nya berkata seorang kepada yang lain: “Apakah artinya Ia berkata kepada kita: Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku dan tinggal sesaat saja pula dan kamu akan melihat Aku? Dan: Aku pergi kepada Bapa?” 18 Maka kata mereka: “Apakah artinya Ia berkata: Tinggal sesaat saja? Kita tidak tahu apa maksud-Nya.” 25 Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba

saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. 26 Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, 27 sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. 28 Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.” 29 Kata murid-murid-Nya: “Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. 30 Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah.” 31 Jawab Yesus kepada mereka: “Percayakah kamu sekarang? 32 Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. 33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”


Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.

Markus 10..45

Yesus tidak datang untuk menghadiahi mereka yang layak, tetapi untuk habis-habisan melayani jiwa-jiwa yang berkekurangan.

David garland

Menjadi pengikut Dia yang tersalib berarti, cepat atau lambat, mengalami sendiri salib itu. Dan salib selalu disertai dengan kehilangan.

Elisabet h Elliot Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.

l ukas 9..23-24

Juruselamat yang Pengasih, Engkau rela mati demi menyelamatkan kami dari dosa. Dalam masa peringatan ini, ajarlah kami untuk makin bersyukur atas anugerah-Mu yang luar biasa itu.

Amy Boucher Pye


TIDAK ADA

KASIH YANG LEBIH BESAR DARI PADA K ASIH SEORANG YANG MEMBERIK AN NYAWANYA UNTUK SAHABAT-SAHABATNYA.

JACKSON DAVID / PIXABAY.COM

Yohanes 15..13


o Y E S AYA 53:5 Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita . . . [supaya] kita menjadi sembuh.

H A RI

PENYEMBUHAN YANG MENDALAM

P

ada Paskah 2020, patung Kristus Penebus yang menghadap ke arah kota Rio de Janeiro di Brasil diterangi sedemikian rupa sehingga tampak seperti Yesus mengenakan pakaian dokter. Penggambaran yang mengharukan itu merupakan penghormatan kepada para tenaga kesehatan yang berjuang menangani pandemi COVID-19 di garis depan. Gambaran itu juga mewujudkan sosok Yesus yang sering disebut sebagai Tabib Agung (MARKUS 2:17). Yesus memang menyembuhkan banyak orang dari penderitaan jasmani selama pelayanan-Nya di dunia: Bartimeus yang buta (MARKUS 10:46-52), seorang kusta (LUKAS 5:12-16), dan seorang lumpuh (MATIUS 9:1-8). Kepedulian-Nya terhadap kesehatan orang-orang yang mengikuti-Nya juga ditunjukkan dengan cara melipatgandakan makanan sederhana untuk memberi makan mereka yang kelaparan (YOHANES 6:1-13). Setiap mukjizat itu menyingkapkan kuasa Yesus yang luar biasa dan kasih-Nya yang tulus kepada manusia. Dia juga memperhatikan masalah yang lebih gawat daripada kelemahan tubuh yang pernah disembuhkan-Nya. Penyembuhan terbesar-Nya terjadi melalui kematian dan kebangkitan-Nya, seperti yang dinubuatkan Nabi Yesaya. Oleh bilur-bilur Yesus kita disembuhkan dari penderitaan kita yang terburuk: keterpisahan dari Allah akibat dari dosa-dosa kita (YESAYA 53:5). Meskipun Yesus tidak menyembuhkan kita dari semua masalah jasmani yang kita alami, kita dapat selalu mempercayai penyembuhan dari-Nya bagi kebutuhan kita yang terdalam: pemulihan hubungan kita dengan Allah. KIRSTEN HOLMBERG Bagaimana Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami jamahan Allah yang menyembuhkan? Bagaimana pemulihan hubungan Anda dengan Allah lewat karya Yesus telah menolong Anda bertahan menghadapi penyakit jasmani yang Anda derita? Tuhan Yesus, terima kasih karena pengorbanan-Mu membawa kesembuhan bagi penyakit rohaniku. Tolonglah aku semakin mempercayai-Mu di saat aku bergumul dengan penyakit jasmaniku.


BAC A AN ALKITAB HARI INI

| Y E S AYA 53:4-6

4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. 5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. 6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.


Renungan Penutup BANGKIT MENUJU KEHIDUPAN BARU

L

angit hari Minggu masih gelap ketika Loretta tiba di gereja. Sebagai sukarelawan yang menyiapkan sarapan untuk kelas pembinaan, ia selalu menjadi yang pertama masuk ke gedung gereja dengan sekeranjang makanan. Di dapur gereja ia menyiapkan sarapan lezat yang dibagikan cuma-cuma kepada semua orang—termasuk kepada seorang pria tunawisma yang datang untuk makan dan mengikuti pembinaan. Selama bertahun-tahun, banyak orang mengatakan bahwa sarapan yang dihidangkan Loretta telah mempererat ikatan persekutuan di antara peserta kelas pembinaan tersebut. Suasana kebersamaan kami semakin hangat dengan menyantap roti dan kue-kue lezat yang disiapkannya. Apa yang menggerakkan Loretta untuk terus setia melayani? Ia menjawab singkat: “Karena Tuhan lebih dahulu mengasihi kita.” Kasih ajaib itu juga yang menggerakkan Maria Magdalena pergi ke kubur Yesus sebelum fajar menyingsing pada hari Tuhan bangkit. Dengan membawa rempah-rempah untuk mengurapi tubuh Kristus, ia tiba “pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, . . . dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur” (YOHANES 20:1). Kedatangannya itu sendiri patut mendapat sorotan, karena sebagai wanita, Maria Magdalena tidak memiliki status sosial. Wanita asal desa Magdala itu pernah dibebaskan Yesus dari serangan tujuh roh jahat dan kemudian dikenal sebagai pengikut-Nya. Namun, pada masa itu, wanita tidak bisa masuk ke sinagoga untuk beribadah. Mereka tidak boleh menyentuh Kitab Suci, karena sentuhan mereka akan mencemarkannya. Mereka jarang diajak bicara oleh pria— bahkan oleh suami mereka sendiri. Yang terutama, wanita tidak dapat menjadi saksi di pengadilan. Namun, ketika Maria Magdalena melihat batu penutup kubur telah digulingkan dan kemudian berlari untuk memberi tahu Simon Petrus dan Yohanes, kedua pria itu mendengarkannya.


“Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur” (20:3-4). Adegan itu mengingatkan kita akan apa yang terjadi ketika Yesus berbicara dengan seorang wanita Samaria. Ia juga bukan sosok yang dihormati. Namun, setelah berbicara dengan Yesus, ia berlari masuk ke desanya dan berseru, “Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?” (4:29)—dan penduduk kota pun mendengarkannya. “Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus” (AY.30). Apakah yang ada pada diri Yesus, yang mengubahkan semua yang berjumpa dengan-Nya, yang membuat kita layak untuk didengar karena kita berbicara tentang Dia? Yang memampukan kita untuk melayani dengan anugerah dan kasih sehingga orang lain datang kepada Yesus untuk mengikuti-Nya juga? Paskah tahun ini, saat kita merenungkan kuasa Kristus yang mengubahkan hidup, kiranya kita tergerak untuk meninggalkan dukacita hidup ini untuk berlari kepada sukacita yang diberikan-Nya. Ketika kita melakukannya, kasih-Nya yang menghidupkan, mengubahkan, dan mempersatukan akan memperbarui pelayanan kita, sikap kita, dan sukacita kita. Pelayanan kita—Perhatikanlah Simon Petrus dan rekan-rekannya meninggalkan kehidupan yang lama untuk “menjala manusia” bagi Tuhan mereka yang luar biasa (LUKAS 5:9-11). Sikap kita—Pekerjaan sederhana yang kita lakukan dengan rendah hati dapat membawa sesama kita bertemu dengan Tuhan dan berdamai dengan satu sama lain. Sukacita kita—Menaati Kristus yang telah mengalahkan mau akan membawa sukacita yang melimpah bagi kita (YOHANES 15:10-11). Lewat semua itu dan masih banyak lagi, Kristus Sang kasih memanggil kita untuk bangkit bersama Dia menuju kehidupan baru yang luar biasa, kudus, dan berdampak. Kiranya kita segera menjawab panggilan-Nya dan mengikuti Dia dengan setia. Patricia Raybon, penulis Our Daily Bread


KETIKA KITA MEMPERCAYAI KEMATIAN DAN KEBANGKITAN YESUS KRISTUS, KITA BERPINDAH DARI KEMATIAN MENUJU KEHIDUPAN. SEKARANG, KITA HIDUP UNTUK BERSUKACITA DALAM KASIH DAN KEBAIKAN TUHAN!

DIMITRIS VETSIKAS / PIXABAY.COM

Marvin Williams


ANDA DAPAT MEMBERI DAMPAK YANG BERARTI! Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih dari para pembaca kami. Jika Anda ingin mendukung pelayanan kami, Anda dapat mengirimkan persembahan kasih melalui rekening “Yayasan ODB Indonesia” BCA Green Garden A/C 253-300-2510 BNI Daan Mogot A/C 0000-570-195 Mandiri Taman Semanan A/C 118-000-6070-162 QR Code Standar Pembayaran Nasional

Scan QR code ini untuk donasi dengan aplikasi e-wallet berikut: Yayasan ODB Indonesia

Silakan konfirmasi persembahan kasih Anda melalui: WhatsApp: 0878-7878-9978 E-mail: indonesia@odb.org atau SMS: 0815-8611-1002


Kasih Allah yang Ajaib bagi Anda Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. —Roma 5:8 Masa Paskah menegaskan ungkapan terbesar dari kasih Allah yang tak terbandingkan—Dia melakukan apa yang tidak sanggup kita lakukan bagi diri kita sendiri. Kasih Terbesar: 7 Renungan Paskah dari Santapan Rohani menyoroti kehidupan Yesus yang tak berdosa, kematian-Nya yang membawa pendamaian, dan kemenangan-Nya yang gemilang atas dosa dan maut lewat kebangkitan-Nya. Kami berdoa, lewat buklet ini, Anda akan dimampukan untuk memahami alasan Dia melakukan semua itu bagi Anda, dan Anda pun rindu mengalami kepenuhan hidup bersama-Nya, kini sampai selamanya.

santapanrohani.org

H5305


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.