Resep Kesuksesan
Genggam erat yang kekal; rela melepas yang temporal
Genggam erat yang kekal; rela melepas yang temporal
Kita terobsesi dengan kesuksesan. Kita membaca buku-buku yang ditulis oleh orang-orang sukses tentang cara mencapai kesuksesan. Kita menghadiri seminar demi seminar untuk belajar dari mereka, karena kita ingin sukses. Tak seorang pun ingin gagal. Raja Salomo, yang mungkin merupakan orang tersukses di atas bumi menurut sebagian besar standar yang dipegang oleh manusia, menjabarkan tolok ukur keberhasilan dalam masyarakat Yahudi kuno: kekayaan, kehormatan, harta milik, keluarga yang sangat besar, dan umur panjang. Di masa kini, ada sebagian orang menganggap keluarga yang besar dan umur panjang lebih sebagai beban dan kesulitan daripada sebagai kesuksesan. Akan tetapi, kekayaan, harta, dan kehormatan tentu juga menjadi tolok ukur keberhasilan di masa kini. Meski demikian, Salomo menemukan bahwa semuanya itu tidak serta-merta memberikan sukacita dankepuasan. Ada satu unsur, atau lebih tepatnya, satu Pribadi penting yang terlewatkan.
Renungan-renungan terpilih ini diambil dari buku renungan Santapan Rohani. Jika Anda menikmati renungan ini dan ingin menerimanya secara rutin, Anda dapat menerimanya dalam bentuk buku, e-mail, atau melalui aplikasi ponsel. Silakan membaca halaman terakhir untuk mengetahui caranya. Anda dapat menerima materi-materi yang kami terbitkan tanpa dikenai biaya apa pun. Dukungan dana untuk pelayanan ini berasal dari persembahan kasih para anggota dan para sahabat seperti Anda.
© 2023 Our Daily Bread Ministries. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Kutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan Baru Indonesia, LAI ©1974. Indonesian “Recipe for Success”Yang karena iman . . . telah beroleh kekuatan dalam kelemahan. [ IBRANI 11:33-34 ]
Pada masa berlangsungnya Depresi Hebat (Great Depression), banyak orang di Amerika Serikat tinggal di pemukiman-pemukiman kumuh yang tersusun dari papan tripleks, terpal, dan selimut. Lingkungan hunian yang begitu usang dan dikenal sebagai “Hoovervilles” ini menjadi tempat bernaung bagi orang-orang yang telah terusir dari rumah mereka. Banyak orang menyalahkan Presiden Herbert Hoover atas kekacauan ekonomi yang terjadi saat itu.
Ironisnya, Hoover yang dianggap sebagai seorang pemimpin gagal itu ternyata pernah mempunyai prestasi kerja yang sangat berhasil. Awalnya, keahlian Hoover dalam bidang teknik geologi membuahkan proyek-proyek pertambangan yang sukses di Australia dan China. Ia juga berhasil mempelopori berbagai kegiatan kemanusiaan.
Namun, ketika pasar saham terpuruk di bulan Oktober 1929, Presiden Hoover berada dalam situasi yang ada di luar kendalinya. Akibat dari itu, namanya akan selalu dikaitkan dengan peristiwa depresi ekonomi di tahun 1930-an.
Namun demikian, satu keterpurukan besar tidaklah membuat keseluruhan hidup seseorang menjadi kegagalan. Apa jadinya jika kita mengenang Abraham hanya sebagai seorang penipu (KEJ. 12:10-20), Musa sebagai orang yang tidak taat kepada Allah (BIL. 20:1-13), ataupun Daud sebagai seorang pembunuh? (2Sam. 11). Meski pernah berdosa, para tokoh tersebut dikenang karena ketahanan iman mereka: “yang karena iman . . . telah beroleh kekuatan dalam kelemahan” (IBR. 11:33-34).
Kehidupan kita bukanlah suatu kegagalan, jika kita telah menyesali semua dosa kita. Allah tetap dapat memakai kita untuk melayani-Nya.
DENNIS FISHERSering kali, habis gagal, terbitlah keberhasilan.
Karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang. [ WAHYU 3:17 ]
Salah satu cerita favorit saya adalah tentang seorang peternak Texas yang memberikan konsultasi pertanian kepada seorang petani di Jerman. Ia bertanya kepada petani Jerman itu berapa luas tanah miliknya, yang kemudian dijawab, “Sekitar satu mil persegi.” Ketika petani Jerman itu balik menanyakan hal yang sama, si peternak Texas pun menjelaskan bahwa jika ia menaiki truknya di saat fajar dan mengendarainya sampai matahari terbenam, ia masih berada di dalam tanah peternakannya. Karena tidak mau kalah, petani Jerman itu menjawab, “Dahulu aku juga punya truk tua seperti itu!”
Cerita lucu ini memberikan hikmah tentang betapa pentingnya memiliki sudut pandang yang tepat. Sayangnya, umat Kristen di Laodikia memiliki sudut pandang yang salah tentang kekayaan (WHY. 3:14-22). Secara lahiriah mereka kaya. Mereka memiliki banyak harta duniawi dan mereka pikir mereka tidak membutuhkan apa-apa lagi, bahkan tidak butuh Yesus juga. Namun, Yesus memiliki sudut pandang yang berbeda. Meski mereka bergelimang harta, Dia melihat bahwa mereka itu “celaka, malang, miskin, buta dan telanjang” (AY.17).
Jadi, Yesus mengundang mereka untuk menjadi benar-benar kaya dengan mencari harta sejati yang hanya dapat diberikan oleh-Nya, yakni kemurnian, keluhuran karakter, kebenaran, dan hikmat.
Janganlah kita melakukan kesalahan seperti yang dilakukan jemaat di Laodikia. Sebaliknya, marilah memiliki sudut pandang yang tepat tentang apa artinya menjadi kaya. Kekayaan sejati tidaklah diukur dari apa yang kita miliki, tetapi dari keberadaan kita di dalam Kristus.
Orang yang paling miskin adalah orang yang hanya kaya dengan uang.
JOE STOWELLApakah Anda menerima manfaat
dari bacaan ini? Berikan tanggapan
dan usul Anda di sini.
KOMENTAR
Jika Anda ingin menerima
Seri Pengharapan Hidup terbaru secara rutin
atau ingin membagikan materi ini kepada orang lain, silakan:
Daftar di sini
HARI
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkan-lah itu siang dan malam . . . sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil.
[
YOSUA 1:8
Anggota keluarga saya terkadang tidak yakin dengan rasa masakan saya, terutama ketika saya mencoba suatu resep masakan baru. Baru-baru ini, saya berhasil membuat paduan unik dari makaroni dan keju. Saya mencatat daftar bahannya dan menyimpan resepnya sebagai acuan untuk masa datang. Tanpa resep itu, saya tahu saya tidak akan dapat berhasil memasaknya dengan baik.
Tanpa instruksi Allah, Yosua akan gagal memimpin bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian. Langkah pertama yang harus Yosua tempuh adalah menguatkan dan meneguhkan hatinya (YOS. 1:6). Lalu, ia harus selalu merenungkan kitab Taurat, dan akhirnya, ia harus melakukan segala yang dikatakan oleh kitab itu. Selama Yosua bersedia mengikuti arahan-arahan tersebut, Allah menjanjikan keberhasilan kepadanya (AY.8).
“Resep kesuksesan” dari Allah dapat berlaku bagi kita juga, tetapi gagasan-Nya mengenai kesuksesan tidaklah berkaitan dengan uang, ketenaran, atau bahkan kesehatan yang baik. Dalam bahasa Ibrani, “perjalananmu akan berhasil” memiliki arti “maka engkau akan bertindak bijaksana.” Sebagaimana Allah mendorong Yosua untuk menjalani hidup dengan bijaksana, Dia menginginkan kita untuk memperhatikan “dengan saksama, bagaimana [kita] hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif” (EF. 5:15).
Ketika kita meneguhkan hati di dalam Tuhan, merenungkan firman-Nya, dan mematuhi Dia, kita memiliki resep kesuksesan iman yang jauh lebih baik daripada apa pun yang dapat kita hasilkan sendiri.
JENNIFER BENSON SCHULDT
Ketaatan pada firman Allah merupakan resep mencapai kesuksesan iman.
Kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
[
MATIUS 6:20]
Seorang turis asal Amerika bepergian ke Polandia untuk mengunjungi seorang guru besar agama yang terkenal bijak. Turis ini memperhatikan bahwa di dalam ruangan sang guru tidak terdapat perabotan kecuali sebuah meja, sebuah kursi, dan beberapa buah buku. Tercengang akan kesederhanaan sang guru, ia bertanya: “Di mana perabot Anda?” Namun guru itu menjawab dengan balik bertanya: “Perabot saya? Di mana perabot Anda, sobat?” Orang Amerika itu memprotes: “Perabot? Saya hanya seorang turis yang sekadar lewat.” “Demikian pula saya,” jawab guru itu dengan tenang.
Demikian pula kita.
Karena memang benar kita hanya “sekadar lewat” di dunia ini, kita perlu belajar rela melepaskan genggaman kita akan harta duniawi. Pernyataan Yesus berikut sepatutnya menolong kita: “Hidup [seseorang] tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu” (LUK. 12:15). Daripada mengejar dan menggenggam erat harta duniawi, jauh lebih baik bagi kita untuk menaati bimbingan Yesus ini: “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya” (MAT. 6:19-20).
Jika Anda terlalu mengkhawatirkan tentang mobil, rumah, pakaian, atau rekening bank Anda, mintalah kepada Allah agar Dia menolong Anda memahami artinya mengumpulkan harta di sorga. PHILIP YANCEY
Genggam erat yang kekal; rela melepas yang temporal.
o 1 SAMUEL 13 : 7- 14
HARI KE - 5
Kata Samuel kepada Saul: “Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah Tuhan, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu.” [ 1 SAMUEL 13:13 ]
Tidak ada lagi kota Picher di Oklahoma. Kota yang tadinya ramai dan dihuni 20.000 orang ini bangkrut pada pertengahan tahun 2009. Pada kuartal pertama abad ke-20, Picher adalah kota yang berkembang sangat pesat karena kandungan timah dan sengnya yang melimpah. Para pekerja tambang mendulang bijih timah yang digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi senjata bagi Amerika Serikat selama Perang Dunia I dan II.
Pamor kota Picher memudar ketika kandungan timahnya semakin berkurang. Walaupun bijih timah dan seng membawa kekayaan, yang menjadi masalah besar adalah bahwa keduanya juga menyebabkan polusi. Karena tidak ada yang dilakukan untuk mengatasi polusi itu, Picher lalu menjadi daerah kosong yang beracun, dan pemerintah pun menutup kota tersebut.
Apa yang dialami Picher juga dapat dialami manusia. Kemakmuran dapat membuat kita sulit untuk membayangkan bahwa sesuatu yang buruk dapat terjadi. Ketika kita melakukan tindakan-tindakan yang merusak kesehatan rohani untuk jangka waktu yang panjang, dan masalah itu tidak diperbaiki, kehancuran pasti akan terjadi. Itulah yang dialami oleh Raja Saul. Awalnya ia bertindak selayaknya raja yang baik, tetapi dalam usahanya meraih kesuksesan, ia gagal melihat kerusakan yang sedang diakibatkannya. Ketika Saul mengabaikan perintah-perintah Allah, ia telah bertindak bodoh (1SAM. 13:13) dan kehilangan kerajaannya (AY.14).
Dalam usaha meraih kesuksesan, kita perlu mewaspadai polusi rohani yang muncul ketika kita gagal mengikuti panduan Allah yang jelas tercantum dalam firman-Nya. Hidup yang saleh selalu lebih baik daripada hidup yang beracun.
Kesuksesan sejati tak mungkin diraih tanpa Allah.
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. [ ROMA 3:23 ]
Salah satu tren yang sempat merebak di dekade 1970-an di Amerika adalah aksi lompat dengan sepeda motor. Tren ini mencapai puncak ketenaran (sekaligus kemerosotannya) pada tanggal 8 September 1974. Ribuan penonton berkumpul di sekitar Ngarai Snake River di Idaho untuk melihat apakah Evel Knievel dapat menyeberangi jurang ngarai itu dengan “sepeda motor langit” yang sudah dirancang secara khusus. Sayang, pada akhirnya, aksi itu gagal. Knievel hanya dapat mencapai setengah dari lebar jurang tersebut sebelum ia membuka parasutnya dan mendarat di dasar ngarai. Ada penonton yang bertanya, “Berapa jauh lompatan yang dicapainya?” Namun itu bukan masalahnya. Knievel gagal menyeberangi jurang, jadi ia telah gagal mencapai tujuannya.
Peristiwa ini memberi gambaran yang bagus tentang dosa. Alkitab berbicara tentang dosa di Roma 3:23, ketika Paulus menyatakan, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Tidak ada yang sanggup menjembatani jurang antara Allah dengan kita melalui usaha kita sendiri. Namun demi tujuan itulah Yesus Kristus datang ke dunia untuk melakukannya bagi kita. Dengan sempurna, Kristus memenuhi hukum Allah, lalu memberikan nyawa-Nya di atas kayu salib untuk menebus kita dari segala pelanggaran dan kegagalan kita. Apa yang gagal kita lakukan telah dilakukan Kristus karena kasih-Nya, dan karya-Nya itu telah menggenapi segala sesuatu yang diperlukan bagi keselamatan kita.
Sudah sepantasnya kita menanggapi karya Kristus itu dengan cara mempercayai-Nya dan menerima anugerah keselamatan yang tiada bandingnya ini. BILL CROWDER
Salib Kristus menjembatani jurang pemisah yang tidak mungkin dapat kita seberangi sendiri.
Apakah Anda ingin tahu lebih lanjut tentang Yesus?
Kisah tentang Pengharapan adalah buklet yang dapat menolong Anda semakin mengenal Yesus dan karya-Nya bagi Anda.
Pindai QR Code ini untuk membacanya secara daring, atau hubungi kami untuk mendapatkan edisi cetaknya.
Kunjungi https://santapanrohani.org/sph untuk melihat bacaan-bacaan yang akan membantu Anda menemukan pertolongan terbaik yang ditawarkan Allah melalui
firman-Nya atas beragam pergumulan dan pertanyaan hidup.
Untuk lebih banyak materi cetak dan digital, kunjungi santapanrohani.org
Bacalah firman-Nya
dengan bantuan renungan
Bacalah firman-Nya
dengan bantuan renungan
Santapan Rohani
Santapan Rohani
Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.
Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.
Menerima edisi cetak secara triwulan.
Menerima edisi cetak secara triwulan.
Menerima e-mail secara harian.
Menerima e-mail secara harian.
HUBUNGI KAMI:
Our Daily Bread/ Santapan Rohani di Android & iOS.
Our Daily Bread/ Santapan Rohani di Android & iOS.
+62 21 2902 8950
HUBUNGI KAMI:
+62 815 8611 1002
+62 21 2902 8950
+62 878 7878 9978
+62 815 8611 1002
Santapan.Rohani
+62 878 7878 9978
indonesia@odb.org
santapanrohani.org
Santapan.Rohani
indonesia@odb.org
santapanrohani.org
Materi kami tidak dikenakan biaya.
Materi kami tidak dikenakan biaya.
ourdailybread.org/locations/
Pelayanan kami didukung lewat persembahan kasih dari para pembaca kami.
ourdailybread.org/locations/ santapanrohani.org
Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih dari para pembaca kami.
Materi kami tidak dikenakan biaya.
Pelayanan kami didukung oleh
persembahan kasih dari para pembaca kami.