SERI PENGHARAPAN HIDUP
Terbebas dari
Kecanduan
30
Ingin lebih mengenal Tuhan? Bacalah firman-Nya dengan bantuan renungan Santapan Rohani Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.
CETAK
APLIKASI
Menerima edisi cetak secara triwulan.
Menerima e-mail secara harian.
Our Daily Bread/ Santapan Rohani di Android & iOS.
HUBUNGI KAMI:
+62 21 2902 8950 +62 815 8611 1002 +62 878 7878 9978 Santapan.Rohani indonesia@odb.org santapanrohani.org ourdailybread.org/locations/ Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih dari para pembaca kami.
Terbebas dari
Kecanduan oleh Robert M. Solomon
bulan november 2013, berbagai surat
kabar mewartakan kisah mengenaskan tentang seorang pemuda yang ditemukan tewas di rumahnya di Penang, Malaysia, dalam posisi telungkup di atas papan ketik komputernya. Ia telah bermain game selama 15 jam tanpa henti dan dilaporkan meninggal akibat serangan jantung. Dicurigai bahwa kecanduannya terhadap game telah membuatnya lepas kendali dan membunuhnya. Masalah kecanduan merebak di mana-mana, dan orang bisa kecanduan terhadap berbagai macam hal. Seorang pecandu judi menghancurkan hidupnya dengan menghabiskan semua uang di meja judi; pecandu narkoba kehilangan akal sehat hingga merampok demi membiayai kecanduan mautnya; pecandu alkohol menghancurkan hidup dan keluarganya dengan terus minum minuman keras; dan pecandu pornografi kehilangan sebagian besar waktu serta pola hidupnya yang sehat dan normal. 1
Ketergantungan Emosi atau Kimiawi? sejumlah kecanduan bersifat psikologis. Dalam kasus penyalahgunaan
obat-obatan, rokok, dan miras, orang ketagihan pada bahan kimia. Kecanduan lain mungkin tidak melibatkan zat kimia tertentu. Namun, semua kecanduan memiliki kesamaan, yaitu dimensi emosional dan psikologis yang membuat kecanduan itu begitu kuat. Para ilmuwan menemukan bahwa ketika seseorang melakukan sesuatu yang menyenangkan, otak melepaskan senyawa yang menghasilkan rasa nikmat. Senyawa itu membuat seseorang mengalami luapan emosi melonjak-lonjak. Namun, euforia tersebut tidak bertahan lama. Setelahnya, orang itu akan menginginkan lagi euforia yang sama. Keinginan itu mendorongnya untuk terus berusaha menikmati objek atau perilaku yang sama. Tanpa sadar si pecandu telah diperbudak oleh objek atau pola perilaku tersebut, lalu kehilangan kendali. Penelitian membuktikan bahwa efek yang ditimbulkan oleh bahan kimia—seperti obat, alkohol, dan nikotin—ternyata juga terjadi dalam perilaku kecanduan. Kita akan lebih memahaminya dengan melihat sekilas 2
cara manusia mempelajari, mengingat, dan menyikapi pengalaman yang memberikan rasa senang.
Kesenangan, Ingatan, dan Pembelajaran ketika seseorang mengunggah foto
di media sosial lalu mendapat banyak pujian, ia tentu merasa gembira dan bangga. Otak merekam pengalaman tersebut, dan perasaan senang itu membentuk suatu “sirkuit upah” (reward circuit) di dalam otak. Cara kerjanya, otak merekam sensasi kepuasan beserta objek pendukungnya sehingga di kemudian hari, ketika ingin mendapat kesenangan serupa, ia akan terdorong untuk melakukan hal yang sama—dalam contoh tadi, orang itu akan memajang foto lagi dan lagi, bahkan termotivasi untuk memotret dengan lebih baik. Proses itu sangat berguna untuk mempelajari pola perilaku yang menolong manusia bertahan hidup dan mencapai keberhasilan. Pola perilaku tersebut berpengaruh besar ketika hal itu juga memberikan kepuasan dan kenikmatan. Misalnya, kita makan untuk bertahan hidup, pada saat yang sama, makan juga memberi kenikmatan. Demikianlah cara kerja tubuh manusia. 3
Namun, proses itu bisa saja berjalan tidak semestinya. Pola perilaku yang merusak dapat membajak proses "sirkuit upah" yang bergerak dari kenikmatan, memori, lalu motivasi. Contohnya, bila orang memakai narkoba, obat perangsang yang kuat itu membuat otak merekam sensasi kesenangan. Namun, dampak itu amat cepat berlalu sehingga pemakai obat ingin menikmati perasaan euforia tadi dan terdorong untuk memakai obatobatan lagi. Itulah yang membawanya pada kecanduan. Zat dan perilaku yang menyebabkan kecanduan itu begitu kuat karena sensasi kesenangan yang dihasilkan dalam otak mempunyai kadar sepuluh kali lebih tinggi dari normal dan terjadi dengan cepat setiap kali. Itulah pengaruh dahsyat dari kecanduan. Lama kelamaan, otak beradaptasi dengan pengaruh tersebut sehingga semakin kebal. Akibatnya, pemakai narkoba itu harus meningkatkan jumlah obatnya demi mencapai efek yang sama. Proses yang disebut “toleransi” ini akan memperburuk kecanduan. Ketika zat adiktif dijauhkan dari pecandu, terjadi reaksi kuat yang sangat merugikan di dalam tubuh dan pikiran pecandu, ini disebut “gejala putus obat”. Gejala itu menunjukkan betapa 4
tubuhnya bergantung pada zat tersebut. Seorang pecandu alkohol yang tidak bisa mengkonsumsi miras, misalnya, akan mengalami gangguan fisik dan mental. Itu sebabnya pasien yang menjalani terapi dengan penghentian secara mendadak bisa sangat menderita selama beberapa waktu. Terapi menjauhkan zat adiktif atau menghentikan perilaku candu itu bertujuan untuk memutus siklus kecanduan.
Ketergantungan Psikologis
secara normal, kenikmatan, upah, memori, dan motivasi saling terhubung.
Namun, kecanduan membajak proses tersebut dan menguasainya sedemikian rupa. Seiring dengan meningkatnya jumlah zat adiktif atau perilaku yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek yang sama akibat toleransi, tercipta pula suatu refleks yang sama kuatnya. Misalnya, sekadar melihat jarum suntik dapat menciptakan dorongan dalam diri seorang pecandu heroin untuk memakai obat itu kembali. Botol minuman keras yang terpajang di rak rumah makan dapat menimbulkan reaksi yang kuat dalam diri seorang pecandu alkohol. Demikian juga, melihat sebuah meja taruhan dapat membangkitkan godaan dalam diri seorang pecandu judi. 5
Dorongan yang sangat kuat dapat memicu seorang pecandu bertindak di luar akal sehatnya. Ia bisa terdesak untuk melakukan tindakan nekat, seperti mencuri demi memuaskan kecanduannya, atau bahkan lebih buruk lagi. Terbelenggu dalam kecanduan, ia pun akhirnya diperbudak tanpa berdaya melepaskan diri. Hidupnya terpuruk menuju jalan keputusasaan dan kehancuran, kehidupan sehari-harinya terganggu, keluarga dan interaksi sosialnya kacau-balau.
Apakah Anda Menderita Kecanduan? tiga pertanyaan berikut dapat
membantu Anda menentukan apakah Anda menderita kecanduan: • Apakah Anda menggunakan lebih banyak zat adiktif atau lebih sering melakukan suatu perilaku tertentu dibandingkan sebelumnya? • Apakah Anda menunjukkan gejala putus obat ketika tidak memiliki zat adiktif atau ketika Anda tidak melakukan perilaku tersebut? • Apakah Anda pernah berbohong tentang pemakaian zat adiktif atau batas perilaku kecanduan Anda ? 6
Apakah Anda menerima manfaat dari bacaan ini? Berikan tanggapan dan usul Anda di sini. KOMENTAR
BACA ARTIKEL LAIN
Jika Anda ingin menerima Seri Pengharapan Hidup terbaru secara rutin atau ingin membagikan materi ini kepada orang lain, silakan: Daftar di sini 7
Kecanduan dalam Masyarakat Modern apakah anda ketagihan pada
smartphone atau laptop? Apakah Anda sering memeriksa ponsel untuk membaca pesan, bahkan ketika sedang berlibur atau makan malam bersama keluarga? Dalam sebuah eksperimen pada awal abad ke-20, seorang psikiater Jepang mengisolasi sejumlah pasien dari kehidupan normal dan dari orang lain. Mereka ditempatkan dalam ruang tertutup selama tujuh hari, tanpa buku, surat kabar, atau perangkat komunikasi. Setelah beberapa hari, para pasien sangat mendambakan berbagai hal—bahan bacaan, pergaulan, makanan tertentu, dan sebagainya. Pengisolasian itu Mereka menyingkapkan dikelilingi oleh kecanduan mereka berbagai hal, masing-masing gaya hidup, dan dan membuat mereka menyadari pola perilaku pengaruh yang yang dapat menggerakkan dengan mudah hidup ini— membuat beberapa di orang menjadi antaranya bersifat kecanduan. merusak dan memperbudak. 8
Namun, dewasa ini banyak orang yang hidup tanpa menyadari pengaruh yang memperbudak mereka. Mereka dikelilingi oleh berbagai hal, gaya hidup, dan pola perilaku yang dengan mudah bisa menyebabkan kecanduan. Beberapa di antaranya jelas sangat berbahaya—alkohol dan obat-obatan, judi dan pornografi, nafsu makan yang tak terkendali, atau kebiasaan apa pun yang dapat mengancam hal-hal penting seperti keluarga, kesehatan, atau hubungan dengan Allah. Alkitab berkata, “Kalau orang dikalahkan oleh sesuatu, maka ia hamba dari yang mengalahkannya itu” (2 Petrus. 2:19 BIS). Dalam bukunya The Three Edwards, novelis sejarah Thomas Costain menceritakan kehidupan Raynald III, seorang adipati pada abad ke-14 di suatu kerajaan yang sekarang menjadi negara Belgia. Raynald yang sangat gemuk sering dipanggil dengan julukannya dalam bahasa Latin, Crassus, yang berarti “gemuk”. Setelah suatu pertengkaran hebat, adik Raynald yang bernama Edward memimpin pemberontakan yang akhirnya berhasil menumbangkan Raynald. Edward menangkap Raynald, tetapi tidak membunuhnya. Ia membangun kamar untuk mengurung Raynald di dalam puri Nieuwkerk dan 9
menjanjikan bahwa Raynald dapat menerima kembali jabatan dan seluruh miliknya kalau ia bisa keluar dari sana. Bagi kebanyakan orang, itu bukan hal yang sulit karena kamar tersebut mempunyai sejumlah jendela dan pintu berukuran sedang dan semuanya terbuka. Yang menjadi masalah adalah ukuran badannya. Untuk meraih kebebasan, Raynald yang terlalu gemuk itu perlu mengurangi berat badan. Namun, Edward tahu benar sifat kakaknya, maka ia mengirimkan aneka makanan lezat setiap hari. Alih-alih mengurangi berat badan agar dapat bebas, Raynald justru menjadi makin gemuk. Saat Edward dituduh bertindak kejam, ia bisa menjawab: “Kakakku bukan tahanan. Ia boleh keluar ruangannya kapan saja ia mau.” Raynald tinggal di Banyak orang kamar itu selama sepuluh tahun dan disandera oleh baru dibebaskan keinginannya setelah Edward sendiri, entah gugur dalam suatu itu nafsu, pertempuran. keserakahan, Namun, saat itu, kerakusan, atau kesehatannya sudah sedemikian sesuatu yang buruk dan ia pun lain. wafat setahun 10
kemudian. Ia disandera oleh nafsu makannya sendiri. Seperti Raynald, banyak orang disandera oleh keinginannya sendiri, entah itu nafsu, keserakahan, kerakusan, atau yang lain. Raynald bisa saja meraih kebebasan jika ia menahan nafsu makannya. Namun, nafsunya begitu menguasai dan ia tidak mampu mengendalikan diri sendiri.
Aspek Rohani dari Kecanduan sebagai makhluk rohani, apapun yang
kita alami akan menyentuh aspek rohani kita. Demikian juga kecanduan. Kita hidup di dunia yang abnormal, di mana kita mengalami akibat dari kejatuhan manusia dalam dosa, yaitu pelanggaran Adam dan Hawa. Mereka ditempatkan Allah di taman yang indah dan lengkap, tetapi memilih untuk memakan buah yang dilarang Allah (Kejadian 3). Mereka diberi kebebasan untuk memilih yang baik, tetapi menyalahgunakan kebebasan tersebut untuk memilih yang jahat. Akibatnya, kita sekarang menderita dalam “perbudakan kebinasaan” (Roma 8:20-21), seperti kata Alkitab, “Seluruh umat manusia berada di bawah kekuasaan dosa” (Galatia 3:22 BIS). 11
Rasa terbelenggu oleh pemberontakan terhadap Allah dan oleh nafsu yang melenceng itu terjadi dalam berbagai aspek hidup kita—dalam diri sendiri, keluarga, tempat kerja, juga masyarakat. Kita diciptakan dengan kehampaan jiwa yang hanya bisa dipenuhi dan dipuaskan oleh Allah. Sebelum kita menemukan Allah sebagai satu-satunya yang dapat memuaskan kehausan dan kebutuhan kita yang terdalam, kita cenderung mencari apa saja untuk menggantikan-Nya. Segala sesuatu yang kita tempatkan sebagai pengganti Allah dapat menyiksa, memperbudak, dan menghancurkan hidup kita.
Pengalaman dan Belenggu Dosa
alkitab mencatat perkataan paulus,
seseorang yang menyadari betul ketidakberdayaan rohaninya dan dahsyatnya pengaruh dosa dalam diri. Pada suratnya kepada jemaat di Roma, dengan pedih ia menjelaskan keadaannya yang menyedihkan: “. . . bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci . . . Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu 12
yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku” (Roma 7:15, 18-20). Selanjutnya Paulus meratap: “Jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggotaanggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:21-24). Begitulah orang yang tidak lagi menikmati kebiasaan berdosa, tetapi sadar bahwa ia telah diperbudak oleh kebiasaan itu. Ia berseru minta tolong dan ingin lepas dari perbudakannya. Keadaannya seperti seseorang yang 13
digambarkan di bagian lain dalam Alkitab: “Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya” (2 Petrus 2:22). Tak heran Paulus berseru: “Aku, manusia celaka!” Namun, Paulus mengakui ketidakberdayaannya—itulah awal dari proses pemulihan—dan menemukan jawaban atas pertanyaannya mengenai siapa yang akan melepaskannya. Paulus berkata, “Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (Roma 7:25). Jawaban atas masalah kebiasaan kita yang berdosa, termasuk perilaku kecanduan, tidak akan ditemukan dalam diri kita. Kita sama sekali tidak berdaya mengatasi dosa dan kecanduan dengan kekuatan kita sendiri; kita membutuhkan pertolongan Allah.
Melepaskan Diri dari Kecanduan jalan menuju kebebasan dimulai dengan
pengakuan bahwa kita mempunyai masalah yang nyata dan membutuhkan pertolongan. Penyangkalan sama sekali tidak berguna. Seseorang akan semakin terpuruk dalam kecanduan ketika menganggap bahwa ia masih dapat mengendalikan diri dan menolak 14
untuk mengakui bahwa ia memang bermasalah dengan perilaku kecanduannya tersebut. Inilah yang mungkin dikatakan seorang pecandu judi untuk meyakinkan dirinya. Setelah gembira karena memenangkan sejumlah uang dari mesin jackpot, ia terus memasukkan uang ke dalam mesin tersebut dengan harapan akan menang lebih banyak lagi. Semakin sering ia kalah, semakin ia meyakinkan dirinya bahwa kesempatan berikutnya pasti berbeda. Setelah mengalami kerugian besar, akhirnya ia pun hilang kendali dan terus berjudi, sambil meyakinkan dirinya bahwa ia masih dapat mengendalikan diri dan semuanya akan berakhir bahagia. Apabila ia tidak mengakui bahwa dirinya bermasalah dengan kecanduan judi, ia tidak akan bisa sungguhsungguh ditolong. Itulah sebabnya langkah pertama dari program Dua Belas
Jalan menuju kebebasan dimulai dengan pengakuan bahwa kita memang mempunyai masalah yang nyata dan membutuhkan pertolongan.
15
Langkah yang disusun oleh komunitas Alcoholics Anonymous—perkumpulan yang menolong pencandu miras untuk memulihkan diri—adalah mengakui dengan rendah hati bahwa ia bermasalah dengan kecanduan tidak berdaya menolong dirinya sendiri. Banyak program pemulihan tersedia untuk menolong mereka yang kecanduan terhadap berbagai hal. Program-program itu berkisar pada pendekatan pikiran sampai yang menyentuh perilaku, antara lain: berusaha meyakinkan diri sendiri tentang bahaya yang diakibatkan oleh kecanduan tersebut (contohnya: foto kerusakan organ tubuh yang dicetak pada bungkus rokok); menjauhkan diri dari keadaan atau tempat yang dapat memicu kecanduan; dan mengikuti program yang Banyak menghubungkan perilaku program kecanduan pemulihan dengan tersedia untuk pengalamanmenolong pengalaman orang yang yang tidak kecanduan menyenangkan. Rehabilitasi, terhadap disiplin dan berbagai hal. peraturan ketat, 16
konseling, pengawasan, dan metode lain juga telah memberikan keberhasilan beragam. Pulih dari kecanduan berat memang tidak mudah. Banyak pecandu yang jatuh kembali pada kecanduannya. Namun, upaya pemulihan berbasis rohani akan menolong memberikan hasil yang lebih baik, hal itu tersedia di berbagai lembaga pelayanan Kristen yang dapat menolong para pecandu narkoba, miras, dan judi.
Pendekatan Dua Belas Langkah pendekatan dua belas langkah
berikut ini tidak hanya digunakan oleh perkumpulan Alcoholics Anonymous, tetapi juga oleh kelompok lain yang melayani orang yang terikat pada beragam kecanduan. Dua Belas Langkah itu adalah: 1. Kami mengakui bahwa kami tidak berdaya terhadap alkohol (miras) dan kami tidak lagi dapat mengendalikan hidup kami. 2. Meyakini bahwa suatu Kuasa yang lebih besar dari kami akan dapat memulihkan kesehatan jiwa kami. 3. Berkeputusan untuk menyerahkan keinginan dan kehidupan kami kepada pemeliharaan Allah, sesuai 17
pemahaman kami tentang Dia. 4. Menyelidiki jiwa dan diri kami sendiri dengan jujur, tanpa menutupi apapun. 5. Mengakui kesalahan kami dengan sejujurnya kepada Allah, diri sendiri, dan sesama. 6. Sepenuhnya rela membiarkan Allah membuang sifat kami yang tercela. 7. Dengan rendah hati meminta Dia untuk membuang segala kekurangan diri kami. 8. Menuliskan nama semua orang yang pernah kami lukai atau sakiti, rela mengganti kerugian pada mereka semua. 9. Sebisa mungkin segera mengganti kerugian tersebut, kecuali jika hal itu justru akan melukai mereka atau orang lain. 10. Terus-menerus menyelidiki diri, dan dengan segera mengakui kesalahan yang kami perbuat. 11. Melalui doa dan perenungan, berusaha meningkatkan hubungan pribadi kami dengan Allah, sesuai dengan pemahaman kami tentang Dia, berdoa memohon pemahaman akan kehendak-Nya bagi kami dan kekuatan untuk melaksanakannya. 12. Setelah mengalami kebangunan rohani sebagai hasil dari langkah18
langkah di atas, kami mencoba untuk meneruskan pesan ini kepada pecandu alkohol (miras) lainnya, dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam keseharian kami. Proses pemulihan mulai dengan bertanggung jawab atas masalah, yakni mengakui bahwa dirinya telah kecanduan dan tidak berdaya mengatasinya. Kemudian, pecandu berpaling pada suatu kuasa yang lebih besar, yaitu Tuhan, untuk memohon pertolongan Pemulihan dari-Nya. Dimensi dari masalah rohani membawa kecanduan— ia pada jalan keluar dari dan juga kecanduannya. keberdosaan— Pemulihan dari membutuhkan kecanduan—dan kuasa dari luar keberdosaan— diri kita sendiri. membutuhkan kuasa dari luar diri kita. Kita sama sekali tidak berdaya, tetapi Yesus memberikan kekuatan rohani yang menyelamatkan dan melepaskan kita.
19
Yesus, Keselamatan, dan Pengampunan yesus mengenyahkan kegelapan dari dalam diri kita dengan terang-Nya.
Dalam keadaan semula, kita terasing dari Allah, sesama, dan diri sendiri. Kita bersalah karena berdosa terhadap Allah, tetapi Yesus, yang mati disalib bagi dosa-dosa kita, membawa pengampunan, pemulihan hubungan kita dengan Allah, dan damai dalam batin serta hubungan kita dengan sesama. Yesus menghendaki agar kita mengakui bahwa kita perlu diselamatkan dari dosa dan mempercayai Dia sebagai Juruselamat. Kita melakukannya dengan membuka hati kepada-Nya, mengakui dosa-dosa kita kepada-Nya, dan menyambut Dia masuk ke dalam hati kita. Yesus berkata, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya” (Wahyu 3:20). Ketika Yesus memasuki hidup Anda, sebuah pintu menuju perubahan yang radikal akan terbuka.
20
Yesus, Kelepasan dan Kemenangan yesus memasuki kehidupan kita bukan
sekadar sebagai Juruselamat, tetapi juga sebagai Tuhan. Hidup kita sering diliputi kegelapan dan kekacauan; begitu banyak ketidakteraturan dan segala sesuatu tidak berjalan semestinya. Kita bagaikan negeri tanpa pemerintahan atau negara yang terkoyak oleh perang. Yesus memasuki kehidupan kita guna memulihkan keadaan kita dan menegakkan kekuasaan-Nya. Ketika Dia memerintah kita, ada damai dan sukacita, ketertiban dan keindahan. Alkitab menceritakan pertemuan Yesus dengan seorang yang kerasukan roh jahat dan berkelakuan ganas. Orang yang malang itu diam di pekuburan dan sering dirantai supaya tidak mencelakakan orang lain. Tak seorang pun dapat menjinakkannya. Ia hidup merana sendirian, berteriakteriak dan memukuli dirinya dengan batu (Markus 5:1-5). Yesus melepaskan orang itu dari kuasa jahat yang menyiksanya, memulihkan kesehatannya, dan mengembalikan kehidupannya. Mengundang Yesus ke dalam hidup kita adalah langkah penting yang pertama. Dia membawa kita ke jalan yang benar, dan bagi banyak orang mungkin 21
menjadi suatu jalan panjang menuju pemulihan. Karena akar kecanduan adalah dosa, maka pemulihan pun dimulai dengan cara meminta Yesus melepaskan kita dari dosa. Yesus, yang pernah meneduhkan badai dengan firman-Nya dan menyelamatkan murid-murid-Nya sehingga mereka tidak tenggelam (Markus 4:35-41), telah mengatakan bahwa Dia datang untuk membebaskan tawanan (Lukas 4:19). Ia terus membebaskan orang yang tertawan dalam berbagai macam belenggu, termasuk belenggu kecanduan. Sebagai Tuhan dan Anak Allah, Dia berwenang dan sanggup melakukannya. Alkitab Yesus menyatakan membawa bahwa Allah “memberikan kita ke jalan kepada kita yang benar, kemenangan oleh dan yang Yesus Kristus, mungkin bagi Tuhan kita” banyak orang (1 Korintus menjadi suatu 15:57). Jika Anda meminta-Nya, jalan panjang Dia sungguh akan menuju masuk ke dalam pemulihan. hidup Anda dan 22
memulihkan keadaan Anda dengan membuang kekacauan, keburukan, dan segala yang memalukan, lalu menggantinya dengan keindahan dan damai sejahtera, kesucian dan kesehatan. Perubahan itu mungkin tidak seketika, tetapi transformasi pasti terjadi.
Menerima Secara Pribadi harapan masih terbuka bagi setiap
orang yang terperangkap dalam kebiasaan dan kehidupan berdosa. Yesus menyatakan bahwa meskipun “setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa” (Yohanes 8:34), Dia berkuasa untuk memerdekakan kita. Ketika Dia memerdekakan kita, kita pun benarbenar merdeka (Yohanes 8:36). Saat kita percaya kepada Yesus, kita diberi kuasa dan kemerdekaan yang baru. Ketika kita secara jujur mengakui ketidakberdayaan dan mempercayai karya penyelamatan Yesus, hubungan kita dengan Allah akan dipulihkan. Kami mengajak Anda mengucapkan doa berikut: Ya Tuhan, aku menyesal karena selama ini aku tidak mempercayaiMu. Terima kasih karena Engkau telah mengutus Yesus untuk mati 23
di kayu salib demi menanggung hukuman atas pemberontakanku. Dengan pertolongan-Mu saat ini aku menaruh kepercayaanku kepada-Mu, dan aku mempercayai Yesus sebagai Juruselamatku. Tolonglah aku untuk tidak lagi menjalani hidup menurut jalanku sendiri, dan membiarkan Engkau mengendalikan hidupku. Jika kata-kata itu mengungkapkan kerinduan Anda, Anda telah menjalin hubungan pribadi dengan Allah! Kami menganjurkan Anda untuk beribadah di suatu gereja dan memberitahukan kepada pengurus di gereja itu tentang keputusan Anda. Anda juga dapat meminta kami, Our Daily Bread Ministries, untuk mengirimkan materi rohani yang dapat menolong pertumbuhan iman Anda.
Penerjemah: Bing Selomulyo, Yudy Himawan Editor Terjemahan: Dwiyanto, Natalia Endah Penyelaras Bahasa: Bungaran, Adrian Waery, Emilani Perancang Sampul: Mary Chang Penata Letak: Mary Chang Kutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan Baru Indonesia © LAI 1974 © 2015 Our Daily Bread Ministries. Naskah dilindungi oleh Hak Cipta. Indonesian "Breaking Free from Addictions"
24
Maukah Anda Mengenal Yesus? berbicaralah dengan seorang teman kristen untuk tahu lebih banyak tentang Yesus. Juga tersedia buklet Kisah tentang Pengharapan, yang dapat lebih memperkenalkan tentang Yesus kepada Anda. Buklet ini dapat diperoleh tanpa dikenakan biaya. Untuk mendapatkannya, silakan menghubungi kami (daftar alamat tercantum di balik sampul depan) atau memindai QR-code ini dengan ponsel Anda untuk membaca materinya secara online. Anda juga bisa mengakses santapanrohani.org untuk melihat materi cetak maupun materi digital yang kami terbitkan.
25
Maukah Anda Mengenal Yesus? Kisah tentang Pengharapan adalah buklet yang dapat membawa Anda lebih mengenal pribadi Yesus Kristus. Pindai QR Code ini untuk membacanya secara daring, atau hubungi kami untuk mendapatkan edisi cetaknya tanpa dikenakan biaya. Kunjungi https://santapanrohani.org/sph untuk melihat bacaan-bacaan yang akan membantu Anda menemukan pertolongan yang ditawarkan Allah melalui firman-Nya atas beragam pergumulan dan pertanyaan hidup Anda. Materi terbitan kami lainnya, baik dalam bentuk cetak maupun digital, dapat Anda akses di santapanrohani.org
ANDA DAPAT MEMBERI DAMPAK YANG BERARTI! Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih dari para pembaca kami. Jika Anda ingin mendukung pelayanan kami, Anda dapat mengirimkan persembahan kasih melalui rekening “Yayasan ODB Indonesia” BCA Green Garden A/C 253-300-2510 BNI Daan Mogot A/C 0000-570-195 Mandiri Taman Semanan A/C 118-000-6070-162 QR Code Standar Pembayaran Nasional
Scan QR code ini untuk donasi dengan aplikasi e-wallet berikut:
Yayasan ODB Indonesia
Silakan konfirmasi persembahan kasih Anda melalui nomor kontak kami di halaman belakang buklet ini. Anda juga dapat mendukung kami dengan meng-klik tautan ini.
Persembahan kasih seberapa pun dari para pembaca di Indonesia memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup. Kami tidak didanai atau berada di bawah kelompok atau denominasi apa pun.
santapanrohani.org
29
AA471