Buletin JERAT Papua (Edisi November 2014)

Page 1

EDISI X

www.jeratpapua.org

JERAT PAPUA 2014


EDISI NO VEMBER

JARINGAN KERJA RAKYAT

EDISI X

www.jeratpapua.org

Kura-Kura Moncong Babi Terus Diburu  MMP Gelar Seminar Radikalisasi Agama Versus Gerakan Papua Tanah Damai  16 Hari Kampanye Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, di Awali dengan Bunga  Rumah Bujang, Jati Diri Asmat 

S

epanjang lima tahun terakhir, penyelundupan lebih dari 2.500 ekor kurakura moncong babi lewat Jakarta digagalkan. Reptil air endemis Papua bagian selatan ini sangat digemari sebagai hewan peliharaan ataupun santapan di luar negeri.

S.MANUFANDU Sekretaris Eksekutif E. DIMARA Manager Office ENI RUSMAWATI Manager Keuangan ASMIRAH Keuangan WIRYA.S Manager PSDA & EKOSOB SABATA.RUMADAS Manager PPM ESRA MANDOSIR Manager JKL ANDRIO. NGAMEL Unit Studio MARKUS IMBIRI Unit DIP JERRY OMONA Unit DIP

servasi Dunia (IUCN), kura-kura ini dimasukkan dalam kategori terancam punah (endangered). Artinya, pengambilan kura-kura ini dari alam merupakan bentuk pidana.

Upaya penangkaran kura-kura moncong babi secara komersial, menurut catatan Kementerian Kehutanan, hanya pernah diajukan CV Terraria Indonesia. Namun, Dalam daftar Konvensi Perdagangan In- kurang sukses. ternasional terkait Spesies Terancam Punah dari Tanaman dan Hewan Liar Data Kementerian Kehutanan menunjukkan, tahun 2002 (CITES) 12 Januari 2005, kura-kura -2012 baru berhasil menangkarkan 117 ekor. Tahun dengan bentuk moncong seperti babi ini 2013, mereka mengajukan rencana produksi 25 ekor. diklasifikasikan dalam Apendiks II. Artinya, keberadaan di alam tak terancam punah Di CITES, selain disebut kura-kura moncong babi (pigmeski perdagangannya harus nosed turtle), fauna ini disebut fly river turtle, new guindikendalikan. ea plateless turtle, dan pitted-shell turtle. “Produksi sangat rendah, namun penyelundupan sampai ribuan ekor. Namun, di dalam perundangan konservasi Ini menunjukkan, minat pasar terhadap kura-kura monIndonesia, kura- kura moncong babi cong babi sangat tinggi,” kata Novianto Bambang Wa(Carettochelys insculpta) termasuk satwa wandono, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, dilindungi. Melalui Peraturan Pemerintah Kementerian Kehutanan. Nomor 7 Tahun 1999, turunan dari Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1990 ten- Harga tukik kura-kura moncong babi sekitar Rp 100.000 tang Konservasi Sumber Daya Alam per ekor. Harga kura-kura dewasa berukuran lebih dari Hayati dan Ekosistemnya, satwa ini tidak 35 sentimeter bisa Rp 5 juta per ekor. Tujuan ekspor boleh dimanfaatkan kecuali untuk tujuan gelap biasanya ke Hongkong, Taiwan, dan China. penelitian dan penangkaran. Meski dilindungi, di Indonesia belum ada riset menyeDengan status ini, pemanfaatan kura-kura luruh yang bisa menggambarkan kondisi hewan ini di moncong babi hanya bisa dari pe- alam. Lalu mengapa dimasukkan dalam CITES? Kenangkaran. Tidak ada kuota pengambilan menterian Kehutanan beralasan, perlindungan terhadap dari alam. Apalagi dalam Badan Kon- spesies ini diutamakan meski minim data ilmiah. “Fauna

JERAT NEWSLETTER| EDISI XNOVEMBER 2014

HAL. 2


JARINGAN KERJA RAKYAT www.jeratpapua.org

EDISI X

ini endemis dan eksotis. Hanya ada di Indonesia, Papua labi-labi moncong babi makin cepat punah karena beberapa tahun Nugini, dan sebagian Australia. Karena itu, meski belum terakhir pemanenan dilakukan secara intensif,” kata Richard. diketahui kelimpahannya, kami lindungi dulu daripada tibatiba sudah punah di alam,” kata Bambang. Padahal, kura-kura moncong babi perlu waktu 20 tahun untuk menjadi dewasa atau hampir sama dengan manusia. Bayang-bayang ke arah Sebuah hasil penelitian berupa survei populasi sarang di kepunahan sudah di depan mata. Penyebabnya, beberapa generasi Sungai Vriendschap, Asmat, Papua, yang dilakukan hilang akibat tidak ada penerus yang berkembang di alam sebagai peneliti Balai Penelitian Kehutanan Manokwari di Papua pengganti induk serta hilangnya induk akibat dikonsumsi setiap tahun. Barat, Oktober-November 2009 selama 4 minggu, didapatkan populasi sarang ada 720 buah. Penelitian No- Penyelundupan digagalkan vember 2011 selama 3 minggu menemukan 131 sarang. Penggagalan penyelundupan tertinggi terjadi pada 12 Februari 2009. Pihak berwajib menyita 12.247 tukik dan induk labi-labi moncong babi Salah seorang peneliti, Richard GN Triantoro, menga- dari sebuah kapal yang bertujuan ke Hongkong. Induk labi-labi akan takan, jumlah sarang belum menggambarkan populasi dijual ke sejumlah rumah makan dengan menu kura-kura. secara keseluruhan selama puncak musim peneluran yang berlangsung sepanjang September-November. Pada Januari 2014, 687 kura-kura moncong babi juga berhasil diga“Namun, dari populasi ini dapat digambarkan masih ban- galkan pengirimannya di Bandara Soekarno-Hatta. Usaha ilegal ini yaknya jumlah sarang,” katanya. terkuak setelah paket yang membungkus kura-kura ini pecah. Richard cenderung menyebut kura-kura moncong babi dengan labi-labi moncong babi. Menurut dia, moncong babi memiliki cangkang lunak seperti labi-labi pada umumnya. Adapun cangkang kura-kura keras.

Sebelumnya, pada 2011, 609 kura-kura berhasil dikembalikan pihak bea cukai Hongkong melalui Bandara Soekarno Hatta (BSH). Habitat identik tersebut diamankan bea cukai Hongkong sejak Januari 2011 dan ditaksir bernilai hingga Rp10.89 miliar.

Eksploitasi besar-besaran Pemburu telur moncong babi ilegal terus berkeliaran. Pada 2011, pemburu berhasil memanen telur di 1.327 sarang dengan rentang waktu pemanenan 2 bulan dan paling lama 5 bulan 1 minggu. ”Dapat dibayangkan berapa ribu butir yang dieksploitasi setiap tahun dari alam jika dalam semusim peneluran pencari telur di Sungai Vriendschap mencapai 20 orang lebih,” ujarnya.

Meskipun sukses diamankan, hingga saat ini pemerintah Indonesia masih belum bisa mendapatkan penyelundup hewan langka yang dilindungi undang-undang internasional tersebut. “Kami hanya menerima pengembalian hewan langka ini dari Hongkong. Dan langsung kami kembalikan ke habitatnya di Papua Selatan,” kata Oza Olivia, Kepala Bea Cukai BSH.

Plt Kepala Direktorat Konservasi Keanekaraman Hayati pada Kementerian Kehutanan Nunu Nugraha mengatakan, upaya penyelundupan Ia mengatakan, pemanenan telur biasanya dilakukan pagi kura-kura ini bukan pertama kalinya. Pada Maret 2010, sebanyak 530 hari setelah labi-labi selesai bertelur. Namun, kini dengan kura-kura berhasil pula diamankan sebelum sampai keluar negeri. banyaknya pemburu dari luar dan masyarakat lokal, pemanenan dilakukan dini hari. Tujuannya agar bisa mendapat Kepala BKSDA BSH Musyaffak Fauzi mengatakan, di luar sana, untuk telur lebih dulu. Pemanenan dilakukan mulai pukul 03.30 satu kura-kura diperdagangkan antara 15-20 Dollar Amerika. Dan menggunakan senter sebagai penerang dan tugal (tongkat ditaksir, dengan barang yang langka di habitatnya ini, harga jualnya penusuk pasir) untuk mendeteksi sarang. bisa lebih mahal lagi. “Untuk yang sekarang ini bisa mencapai Rp10.89 miliar kalau dijual. Beruntung, bisa diselamatkan.” Melimpahnya jumlah sarang yang dapat dipanen saat ini membuat para pemburu dan masyarakat lokal berpikir Koordinator Konservasi Satwa Langkah WWF, Choirul Sholeh, bahwa pemanenan tidak akan memengaruhi kelestarian mengatakan upaya penyelundupan satwa langka tersebut tergolong labi-labi moncong babi di alam. Dampaknya, pemanenan modus baru. "Biasanya melalui paket dengan memalsukan dokumen telur dilakukan tanpa memikirkan kelangsungan generasi pengiriman barang," katanya. Berdasarkan catatan WWF, penyelabi-labi moncong babi di masa depan. lundupan satwa langka dari Papua memang cukup banyak. Hewan yang menjadi incaran di antaranya nuri kepala hitam, kakaktua Hasil penelitian menunjukkan, intensitas pemanenan sa- kuning, dan burung Cendrawasih. rang di Sungai Vriendschap mencapai 100 persen. Artinya, seluruh sarang yang ditemukan dipanen tanpa Habitat menyisakan satu pun sarang utuh di alam. Selain telur, Di Papua, kura-kura moncong babi diketahui hidup di beberapa penangkapan induk juga dilakukan untuk konsumsi ma- sungai besar di bagian selatan. Namun, seberapa luas wilayah kanan, terutama selama musim peneluran. ”Dikhawatirkan jangkauannya belum diketahui pasti. Spesies ini mendapat nama JERAT NEWSLETTER| EDISI X NOVEMBER 2014

HAL. 3


JARINGAN KERJA RAKYAT

EDISI X

www.jeratpapua.org

"moncong babi" berkat penempatan lubang hidungnya pada akhir moncong yang mirip sepert batang. Ia memiliki warna abu-abu atau abu-abu agak kecoklatan di bagian atas wajahnya. Dan, putih ke kuning pada bagian bawah wajah. Kayuhannya agak lebar dengan masing-masing dua cakar. Dibanding cangkang kura-kura lain yang agak keras, cangkang kura-kura moncong babi tertutup kulit lembut. Pejantannya tidak pernah meninggalkan air, sedangkan betinanya hanya pergi dari air jika harus bertelur di tepi sungai. Kura-kura di Asia, apa pun jenisnya, terkena dampak dari perdagangan internasional. Di mana mereka diburu untuk dimakan, bahan obat tradisional, dan dijadikan peliharaan yang di saat bersamaan habitat mereka hancur karena polusi. Dikatakan para pakar, meski kura-kura dan penyu sudah bertahan selama 220 juta tahun di Bumi, cangkang kerasnya tidak lagi jadi pelindung yang tepat. "Cangkang bekerja efektif melawan predator alam tapi bukanlah tandingan melawan niat manusia yang ingin memakan mereka," kata Peter Paul van Dijk, Deputi dari Tortoise and Freshwater Turtle Specialist Group (TFTSG). Menurut dia, satwa unik dan memiliki nilai komersial ini perlu dilestari-

kan dan diatur pengelolaannya. Semoga labi-labi eksotik dari Papua ini nantinya tidak hanya dapat dilihat di akuarium kebun binatang, tetapi juga masih dapat ditemui oleh anak cucu kita di masa depan bergerak lincah dan bebas di alam. (JO/dari berbagai sumber)

Majelis Muslim Papua merupakan salah satu organisasi keagamaan di Tanah Papua, yang sejak berdirinya pada April 2007, telah dan terus konsisten mnyerukan dan menyebar benih-benih perdamaian sampai saat ini. Bahkan jauh sebelumnya komunitas muslim di Tanah Papua ini telah banyak berbicara dan bergerak dalam upaya-upaya membangun perdamaian di tanah ini, misalnya melalui wadah gerakan Solidaritas Muslim Papua yang menjadi embrio dari Majelis Muslim Papua(MMP). Sebagai organisasi keagamaan MMP menjalankan nilai-nilai keislaman yang mengedepankan sikap dasar dan platform organisasi yaitu sikap moderat, Toleran, Tegak, Seimbang dan Dialogis yang mendorong MMP bertanggungjawab untuk bergandengan tangan dengan berbagai pihak menegakkan keadilan dan perdamaian bagi semua orang yang hidup di Tanah Papua. Atas dasar itulah, MMP kembali menggelar seminar dengan tema : “Radikalisasi Agama Versus Gerakan Papua Tanah Damai� pada Sabtu, 22 November 2014, bertempat di Aula STM Kotaraja Jayapura.

Dalam sambutannya mengawali seminar tersebut, Ketua Umum MMP H. Aroby A. Aituarauw, SE, MM yang sehari sebelumnya telah melakukan Rapat Kerja Konsultasi Tahunan dan Evaluasi Kerja MMP bersama Pengurus Pusat dan Wilayah, mengatakan, Majelis Muslim Papua melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat dialog tentang bagaimana melihat Papua

JERAT NEWSLETTER| EDISI X NOVEMBER 2014

HAL. 4


JARINGAN KERJA RAKYAT www.jeratpapua.org

hari ini dan ke depan, serta kegiatan-kegiatan resolusi konflik, termasuk seminar ini yang merupakan kelanjutan dari Program MMP.

EDISI X

nal suatu agama maupun antar agama, klaim-klaim kebenaran yang justru menjadi pemicu berbagai sikap radikalisme yang kemudian berbuah konflik.

dangan dengan kesan yang mendalam, bahwa sebenarnya Radikalisasi Agama tidak akan terjadi apabila semua orang sungguhsungguh memahami, menyadari serta Solahudin, sebagai peneliti radikalisme menghayati makna damai yang Beliau berharap melalui seminar ini ada wawaagama beliau juga banyak menyoroti sesungguhnya baik dalam ajaran agasan bersama, ada silaturahim yang terbagun, fahamisme dalam agama yang menjadi ma maupun dalam pandangan moralisehingga bila terjadi masalah-masalah di alasan sikap radikal yang berujung pada tas manusia. Barangkali pandangan masyarakat yang mungkin tidak berkaitan aksi-aksi terorisme di dunia dan terutama inilah yang menjadi catatan untuk dengan agama tapi bisa saja menyerempet di Indonesia. Sedangkan Pastor Jhon Jondiskusi-diskusi dan kerja-kerja selanmasuk ke wilayah agama, maka semua pihak ga dan Thaha M Alhamid menyampaikan jutnya dalam membangun Tanah Pabisa duduk bersama untuk menyelesaikannya. berbagai fakta konflik dalam sejarah masa pua sebagai negri yang aman dan Juga dengan seminar ini dapat diketahui tenlalu agama dan konflik internal agama damai bagi semua orang, tanpa tang apakah benar sudah ada faham-faham yang terjadi di beberapa wilayah di Tanah melihat kepada perbedaan-perbedaan radikalisasi agama yang masuk ke Papua, di Papua. Para narasumber juga memberi yang hanya menjadi sekat bagi anaktitik-titik mana saja, sehingga secara bersamacatatan-catatan yang penting serta haraanak Adam. sama dapat diambil langkah-langkah untuk pan-harapan bagi upaya membangun meminimalisasi kemungkinan terjadinya perdamaian di Tanah Papua. ( Jerat Papua : Endi ) kerusuhan atau konflik yang menjurus kepada Selain itu, dalam memberi pandangan tensara. tang harapan pembangunan perdamaian Selanjutnya dari presentasi masing-masing di Tanah Papua, Fadhal Alhamid ( Wakil narasumber, Ibu Elga Sarapung lebih soroti Ketua I MMP ) menyampaikan suatu panperbedaan-perbedaan dalam agama baik inter-

N A RA E K J T r te PA

T

DA

t Le bsite .org s a ew i We apu N p d i at is jer d . w E ww

JERAT NEWSLETTER| EDISI X NOVEMBER 2014

HAL. 5


JARINGAN KERJA RAKYAT

EDISI EDISI III X

www.jeratpapua.org

Jayapura, 25/11/2014. 16 Days of Activism Against Gender Violence, atau 16 Hati Kampanye Anti Kekerasan terhadap Perempuan adalah hari-hari kampanye anti kekerasan terhadap peristiwaperistiwa penting dunia yang terjadi atas tindak kekerasan, diskriminasi serta pelanggaran hak asasi atas manusia termasuk perempuan. Digagas untuk pertama kali oleh Women’s Global Leadership Institute tahun 1991 yang disponsori oleh Center for Women’s Global Leadership. Kampanye ini bersifat internasional karena merupakan komitmen dunia mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia. Peristiwa penting dunia, diperingati setiap tahun pada tanggal 25 November sebagai Hari Internasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan dan ditutup pada tanggal 10 Desember sebagai Hari HAM Internasional, karena saat itu ditetapkannya dokumen bersejarah, yaitu Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) yang dicetuskan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa tahun 1948. Ini menandakan bahwa semua orang di dunia punya tanggungjawab menjaga agar setiap orang menjalani kehidupan dengan tanpa ada tekanan, kekerasan, intimidasi, diskriminasi, pembunuhan, dan tindak kekerasan lainnya. Dan sebagai negara, kewajiban negara adalah melindungi dan ada kepastian hukum yang adil bagi setiap warga bangsanya.

agenda kegiatan sampai dengan 10 desember nantinya. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, ingat bahwa perempuan kaum yang membuahkan generasi-generasi penerus, oleh karena itu kami dari Provinsi Papua sangat berterima kasih kepada Koalisi yang terus berkampanye dan mengingatkan pemerintah, masyarakat setiap tahunnya untuk isu perdamaian dunia yang dimulai dari rumah tangga” sambutnya. Pembagian bunga adalah kegiatan awal dari sejumlah kegiatan kampanye. Aksi bunga yang dilakukan dengan berjalan kaki melewati jalan percetakan, purasko, mengunjungi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua dan kembali ke BPPA, berlangsung aman dan lancar. Koalisi ini terdiri dari ;

1. Forum Kerja (FOKER) LSM Papua, 2. Tiki’ Jaringan HAM Perempuan Papua, 3. Lembaga Pengkajian Pemberdayaan Perempuan dan Anak Papua (LP3A-P), 4. Jaringan Kerja Rakyat (JERAT) Papua, 5. Pusat Pengembangan Pendidikan Wanita Kristen di Tanah Papua (P3W-GKI), 6. Perkempulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Di Jayapura, 16 Hari Kampanye Anti Kekerasan Terhadap Perempu7. Yayasan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Paan sedianya akan berlangsung 25 November hingga 10 Desember pua (YPKM), 2014. Bertempat di halaman kantor Badan Pemberdayaan Perempu8. Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) Papua an dan Perlindungan Anak Provinsi Papua (BPPA) taman Imbi Jaya9. Yayasan Harapan Ibu (YHI) Papua, pura, sebanyak 15 wadah komunitas, LSM, Perguruan Tinggi mem10. Forum Alumni HMI WATI (Forhati) Papua bentuk 1 Koalisi untuk Kampanye Anti Kekerasan Terhadap Per11. SKPKC Jayapura empuan – Papua, di buka oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Per12. Kelompok Kerja Wanita (KKW) Papua, empuan Anike Rawar. 13. Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) MuhamDalam acara pembukaan kegiatan kampanye, kepala BPPA Provinsi madiyah Jayapura, Papua Anike Rawar mengapresiasi kegiatan Koalisi dengan beberapa 14. KPKP-HAM Universitas Cenderawasih JERAT NEWSLETTER| EDISI X NOVEMBER 2014

HAL. 6


JARINGAN KERJA RAKYAT

EDISI EDISI III X

www.jeratpapua.org

penyadaran akan isu-isu seputar permasalahan AIDS.  2 Desember 1949. Hari Internasional Peristiwa-peristiwa penting yang menjadi untuk Penghapusan Perbudakan. alasan peringatan dan perayaan yang Hari ini merupakan hari diadopsinya Konsifatnya kampanye internasional adalah: vensi PBB mengenai Penindasan terhadap orang-orang yang diperdagangkan dan  25 November 1960. Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan eksploitasi terhadap orang lain (UN Conterhadap Perempuan. Tanggal ini dipilih vention for the Suppression of the traffic in sebagai penghormatan atas meninggal- persons and the Exploitation of other) dalam resolusi Majelis Umum PBB No 317 nya Mirabal bersaudara yang bernama (IV) pada tahun 1949. Konvensi ini meruPatricia Minerva dan Maria Teresa. Pembunuhan keji telah terjadi atas dua pakan salah satu tonggak perjalanan dabersaudara ini pada tanggal 25 Novem- lam upaya memberikan perlindungan bagi ber 1960. Peristiwa pembunuhan ini dil- korban, terutama bagi kelompok rentan akukan oleh Penguasa Diktator Republik seperti perempuan dan anak-anak, atas kejahatan perdagangan manusia. Dominika Rafael Trujillo. Mirabal bersaudara merupakan aktivis politik yang  Desember 1982. Hari Internasional tak henti memperjuangkan demokrasi bagi Penyandang Cacat. dan keadilan, serta menjadi simbol perlaHari ini merupakan peringatan lahirnya wanan terhadap kediktatoran peguasa Program Aksi Sedunia bagi Penyandang Republik Dominika pada waktu itu. Cacat (the World Programme of Action Berkali-kali mereka mendapat tekanan concerning Disabled Persons). Program dan penganiayaan dari penguasa yang aksi ini diadopsi oleh Majelis Umum PBB berakhir pada pembunuhan keji tersebut. pada tahun 1982 untuk meningkatkan Tanggal ini sekaligus juga menandai ada pemahaman publik akan isu mengenai dan diakuinya kekerasan berbasis jender. penyandang cacat dan juga mambangkitTanggal ini dideklarasikan pertama kalikan kesadaran akan manfaat yang dapat nya sebagai Hari Internasional untuk diperoleh, baik oleh masyarakat maupun Penghapusan Kekerasan terhadap Perpenyandang cacat, dengan mengintegrasiempuan pada tahun 1981 dalam Kongres kan keberadaan mereka dalam segala Perempuan Amerika Latin yang pertama. aspek kehidupan masyarakat.  1 Desember 1988. Hari AIDS Sedunia. Hari AIDS Sedunia pertama kali  5 Desember 1985. Hari Internasional dicanangkan dalam konferensi interbagi Sukarelawan. nasional tingkat menteri kesehatan sePada tahun 1985 PBB menetapkan tangdunia pada tahun 1988. Hari ini menan- gal 5 Desember sebagai Hari Internasional dai dimulainya kampanye tahunan dalam bagi Sukarelawan. Pada hari ini, PBB upaya menggalang dukungan publik ser- mengajak organisasi-organisasi dan negata mengembangkan suatu program yang ra-negara di dunia untuk menyelenggaramencakup kegiatan pencegahan penyeb- kan aktivitas bersama sebagai wujud rasa aran HIV/AIDS, dan juga pendidikan dan terima kasih dan sekaligus penghargaan 15. UN Women

REDAKSI Penanggungjawab Pimpinan Redaksi Editor/Redaktur Kontributor Desain/Layout

: : : : :

pt. JERAT Papua Septer Manufandu Jerry Omona Wirya Supriyadi, Engelbert Dimara Markus Imbiri

JERAT NEWSLETTER| EDISI X NOVEMBER 2014

kepada orang-orang yang telah memberikan kontribusi amat berarti bagi masyarakat dengan cara mengabdikan hidupnya sebagai sukarelawan.  6 Desember 1989. Hari Tidak Ada Toleransi bagi Kekerasan terhadap Perempuan Pada hari ini di tahun 1989, terjadi pembunuhan massal di Universitas Montreal Kanada yang menewaskan 14 mahasiswi dan melukai 13 lainnya dengan menggunakan senapan semi otomatis kaliber 223. Pelaku melakukan tindakan tersebut karena percaya bahwa kehadiran para mahasiswi itulah yang menyebabkan dirinya tidak diterima di universitas tersebut. Sebelum pada akhirnya pelaku bunuh diri, lelaki ini meninggalkan sepucuk surat yang berisikan kemarahan amat sangat pada para feminis dan juga daftar 19 perempuan terkemuka yang sangat dibencinya.  10 Desember 1948. Hari HAM Internasional. Hari HAM Internasional bagi organisasiorganisasi di dunia merupakan perayaan akan ditetapkannya dokumen bersejarah, yaitu Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) oleh PBB di tahun 1948, dan sekaligus merupakan momen untuk menyebarluaskan prinsip-prinsip HAM yang secara detil terkandung di dalam deklarasi tersebut. Tema yang diangkat dalam kampanye tahun 2014 ini ialah “Kekerasan terhadap Perempuan adalah Pelanggaran HAM” Sub tema: Stop Kekerasan, Lindungi Perempuan dari Kekerasan”. Agenda kegiatan yang akan dilakukan pada kampanye diantaranya ; Dialog Publik, Konfrensi Pers, Seminar/diskusi terarah (FGD), Pameran Foto, aksi bunga dan pengumpulan 1000 tanda tangan. (Markus Imbiri/Jerat)

Kantor JERAT Papua Jalan : Bosnik Blok.C No. 48 BTN Kamkey Abepura (99351) Kota Jayapura - Papua Email : jeratpapua@gmail.com Telp : (0967) 587836 Website : www.jeratpapua.org

HAL. 7


JARINGAN KERJA RAKYAT

EDISI X

www.jeratpapua.org

Suku Asmat di Papua, dikenal dengan hasil ukirannya yang unik. Populasinya tersebar di pesisir pantai dan pedalaman. Mereka mempunyai cara hidup, struktur sosial dan ritual yang berbeda. Beberapa kelompok menghuni perkampungan antara 100-1000 orang. Setiap kampung mempunyai satu rumah bujang yang dipakai untuk upacara adat, atau upacara keagamaan. Rumah dibangun di daerah kelokan sungai supaya dapat memantau serangan musuh. Rumah bujang, atau biasa disebut Jew adalah sebuah bangunan dari kayu beratapkan daun sagu atau nipah. Bangunan ini luar biasa panjangnya. Bisa mencapai hingga 50-an meter dengan lebar belasan meter. Tidak ada paku atau pasak untuk mengokohkan rumah. Hanya tali rotan dan akar yang saling menghubungkan satu sama lainnya. Di dalamnya ada perapian, senjata tradisional berupa panah, tombak untuk berburu, juga barang yang dianggap keramat dan bertuah; Noken. Yakni benda berbentuk tas dibuat dari anyaman serat tumbuhan. Tidak sembarang orang boleh menyentuh benda ini.

pelajari dan dipahami oleh Orang Asmat sendiri, termasuk syarat membangun Jew. “Dulu, Jew dipakai untuk melakukan rapat dan ritual sebelum berperang, namun dalam perkembangannya, lebih bermanfaat untuk merencanakan pembangunan,� tutur Jhon Ohoiwirin, warga Asmat.

Bangunan Jew yang begitu kokoh menggambarkan persatuan, dan nilai kegotong-royongan masyarakat AsJew selalu didirikan menghadap ke arah mat. Dinding Jew terbuat dari kayu sungai. Sebagai tiang penyangga utama dan sebagian dari anyaman daun sarumah adat, digunakan kayu besi bermo- gu. tif ukiran Asmat. Jumlah pintu Jew sama Tangganya terbuat dari rangkaian dengan tungku api dan patung Mbis kayu bulat, panjangnya sama dengan (patung gambaran leluhur Orang Asukuran rumah. Di depan Jew, terdapat mat). Jumlah pintu ini juga dianggap dayung dan tombak berhiaskan bulu mencerminkan rumpun Suku Asmat Burung Kaka Tua berwarnah putih. yang berdiam di sekitar rumah adat. Benda ini melambangkan kemeSetelah pembangunan Jew selesai, para nangan. Oleh karena itu, Suku Asmat sangat percaya, apapun yang akan pria akan melakukan pesta selama semalaman. Menari dan menyanyi diir- dikerjakan, entah berperang ataupun ingi oleh suara pukulan alat musik tradi- lainnya, jika telah melalui ritual di dalam Jew, pasti berhasil. sional Papua, Tifa. Dengan melakukan atraksi ini, orang Asmat percaya, roh Mereka juga percaya, patung-patung para leluhur akan datang dan menjaga didalam Jew akan menjaga rumah dari rumah mereka. pengaruh jahat. Setelah Jew berdiri, Jew dianggap sakral. Ada sejumlah para lelaki biasanya akan pergi beraturan adat di dalamnya yang harus diburu menggunakan perahu Chi untuk JERAT NEWSLETTER| EDISI X NOVEMBER 2014

memenggal kepala musuh. Animisme Suku Asmat berlatar belakang penganut animisme, sama seperti berbagai suku tradisional di seluruh dunia. Kepercayaan terhadap hal gaib berupa roh leluhur yang menjaga mereka, juga masih ada. Kepercayaan itu dituangkan lewat keahlian membuat ukiran kayu tanpa sketsa. Mereka percaya, roh leluhur akan membimbing mereka untuk menyelesaikan patung ukiran. Nama patung yang menceritakan tentang arwah para leluhur, disebut Mbis. Ukiran bagi Suku Asmat bisa menjadi penghubung antara kehidupan masa kini dengan kehidupan leluhur. Di setiap ukiran bersemayam citra dan penghargaan atas nenek moyang yang sarat dengan kebesaran Suku Asmat. Bagi Orang Asmat, kala mengukir patung, itulah saat di mana mereka berkomunikasi dengan leluhur yang ada di alam lain. Itu dimungkinkan karena mereka mengenal tiga konsep dunia: Amat Ow Capinmi (alam kehidupan sekarang), Dampu Ow Campinmi (alam pesinggahan roh yang sudah meninggal), dan Safar (surga). Pesta patung Mbis Orang Asmat mengenal beberapa pesta adat, salah satunya Pesta patung Mbis. Pesta ini


JARINGAN KERJA RAKYAT www.jeratpapua.org

merupakan salah satu dari tiga pesta besar Suku Asmat yang dilakukan untuk mempertahankan keseimbangan. Pesta Patung Mbis dilakukan 4 tahun sekali setelah tetua adat yang adalah laki-laki bermusyawarah untuk menentukan hari baik.

EDISI X

tidak boleh melebihi tindak kekerasan yang telah dilakukan suami. Ketika hari mulai gelap, maka pembalasan para istri ini dihentikan. Luka-luka suami dibalut, lalu diteruskan dengan pesta di rumah bujang. Pesta akan berlangsung selama kurang lebih tiga bulan.

Pesta dimulai dengan keberangkatan laki-laki ke tengah hutan untuk menebang pohon yang akarnya mencuat keluar. Akar yang mencuat ini merupakan simbol kepala lawan, yang sebelum pengayauan ditiadakan, mereka benar-benar harus memenggal kepala lawan. Pohon-pohon ini akan diukir oleh para pemuda (yang belum menikah). Setelah batang kayu ditebang hingga sore hari, selanjutnya diangkut ke kampung.

Jadi, tiap hari selama tiga bulan itu, mulai petang hingga malam tiba, masyarakat Asmat mengupayakan keseimbangan. Keseimbangan tersebut dipandang tercapai ketika para istri menyiapkan makanan, para suami menebang pohon yang akarnya mencuat, dan para pengukir mengukir di rumah bujang tanpa boleh dilihat oleh siapapun kecuali tetua adat. Keseimbangan itu juga dicapai saat Sementara itu, perempuan mesti memangkur, meramah, dan perempuan membalas kekerasan suaminya selama ini terhadap mengolah sagu dalam jumlah besar untuk dijadikan hidangan mereka. Selain itu, keseimbangan juga dicapai pada puncak pesta pesta. Ketika sore tiba, sebelum kembalinya para suami dari di malam sebelum pesta patung Mbis berakhir. menebang pohon, perempuan sudah bersiap di tepi sungai. Mereka menyambut kedatangan para suami dengan meng- Puncak pesta itu sering disebut sebagai pesta setan, yang dilgenggam senjata tajam seperti pisau, parang, tulang kasuari, akukan setelah patung-patung selesai diukir dan siap ditanam di panah, dan tombak. Hari itu dianggap istimewa untuk mem- muka rumah bujang keesokan harinya. Setan itu merupakan perbalas kekerasan yang telah dilakukan laki-laki dalam rumah wujudan dari roh nenek moyang yang turun dan ikut menari di rutangga. mah bujang semalam suntuk. Roh itu sebenarnya adalah tetua adat Sebelum saling mengejar, pihak laki-laki terlebih dahulu mel- yang mengenakan pakaian setan. Dalam pesta setan, biasanya ontarkan caci maki untuk memancing kemarahan. Setelah itu tetua adat akan menari terus mengikuti irama tabuhan tifa hingga perempuan akan mulai menyerang tanpa laki-laki boleh mengalami kesurupan (trance). (JO/dari berbagai sumber) membalas. Perempuan akan memukul para suami, namun

JERAT NEWSLETTER| EDISI X NOVEMBER 2014

HAL. 9


JERAT PAPUA 2014


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.