SALINAN
BUPATI MANOKWARI PROVINSI PAPUA BARAT KEPUTUSAN BUPATI MANOKWARI NOMOR 6s0/3s0 I Xrr I 2Ot9 TENTANG PENGESAHAN DOKUMEN RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2OI9-2O24
BUPATI MANOKWARI,
Menimbang:
cL.
bahwa untuk menangani permukiman kumuh di Indonesia, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Ralqyat telah merencanakan
b.
c.
Mengingat
:
1.
2.
3.
program penanganan kawasan peffnukiman sebagai bahan target Program 100-0-100 (l00ok air minum, Oo/o kawasan kumuh dan 100%o akses sanitasi); bahwa dalam rangka mendukung program Pemerintah sebagaimana dimaksud huruf a, perlu instrumen utama dalam upaya penanganan permasalahan permukiman kumuh di kawasan perkotaan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud pada huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Bupati; Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 20131 ; Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1960 tentang larangan Pemakaian Tanah Tanpa Izin yang berhak atasu Kuasanya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 21O6J ; Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak atas Tanah dan Benda-benda yang ada di Atasnya (Lembaran Negara Republik indonesia
Tahun 7961 Nomor 288, Tambahan Lembaran
Negara
Republik Indonesia Nomor 232fl; 4.
Undang-Undang Nomor
12 Tahun 7969
tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian barat dan KabupatenKabupaten Otonom di Provinsi Irian Barat (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 29O71;
5. Undang-Undang Nomor 2B Tahun 1999
6.
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); Undang-Undang Nomor L Tahun 2AO4 tentang Perbendaharaan Negara Repubiik Indonesia (Lembaran
Neagara Republik Indonesia Tahun 2AO4 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a355); 7
. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2OA4 tentang Pemeriksaan Pengelola dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44CI0);
8.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2OO4 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 10a); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2AO4 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OA4 Nomor L26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a$8); 10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2}ll Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); 11. Undang-Undang Nomor t2 Tahun 2O1 1 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun ZALL Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
s*fl;
12. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2Al2 tentang Pengadaan Tanah untuk Pembagunan Bagi Kepentingan Umum
13.
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2An Nomor 22,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5280); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2AL4 tentang
Pemerintahan Daerah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2AL4 Nomor 244, Tambahan Iembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1953 tentang Penguasaan Tanah-Tanah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3621; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian tanah dan Pemberian Ganti Kerugian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 280, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2322) Sebagaimana teiah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1964 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun L964 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 27O21;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (l,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a857); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 2A, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 46A9) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aB55) ; 18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2OA7 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten lKota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2AO7 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a7371; 19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaiuasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
20.
21.
a8t7); Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5130); Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2AL4 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Repubiik Indonesia Tahun
2014 Nomor 320, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5615);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2Al7
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL7 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 60a1); 23. Peraturan Presiden Nomor 7l Tahun 2Ol2 Tentang Penyelengaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OI2 Nomor 156); 24. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2Ol4 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a578); 25. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015zOLg (Lembaran Negara Republik Indonesia Rahun 2015 Nomor 3); 26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2Ol1; 27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2O12 tentang Biaya Oprasional dan Biaya Pendukung Penyelengaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Beianja Daerah; 29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor B0 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20i5 Nomor 2O36); 30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2076 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Keda Pemerintah Daerah Tahun 2Ol7 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 518); 31. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2OL6 tentang Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; 32. Peraturan Daerah Kabupaten Manokwari Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat T)aerah {I nrnheren l)aerah Kehrrnefen l\[annl^.,^#;'T^L"-
2014 Nomor 320, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 56i5); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2Ol7 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6OaIl; 23. Peraturan Presiden Nomor 7t Tahun 2012 Tentang Penyelengaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Al2 Nomor 156); 24. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2OI4 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (l,embaran Negara Republik indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
25.
26.
27.
28.
29. 30.
31. 32.
Indonesia Nomor a5781; Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 20152Ol9 (Lembaran Negara Republik Indonesia Rahun 2015 Nomor 3); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2A06 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2AlL; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendaiian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2Ol2 tentang Biaya Oprasional dan Biaya Pendukung Penyelengaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah {Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2A3Q; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2}rc tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2Ql7 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 518); Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rai<yat Nomor 2 Tahun 2OL6 tentang Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Peraturan Daerah Kabupaten Manokwari Nomor B Tahun 2A16 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Manokwari Tahun
2016 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Manokwari Nomor 8).
MEMUTUSKAN
:
Menetapkan
Mengesahkan Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan Kabupaten Manokwari Tahun 2Arc-2A24 sebagaimana
PERTAMA
tersebut dalam Lampiran Keputusan ini. Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan Kabupaten Manokwari
KEDUA
Tahun 2019-2A24 sebagaimana dimaksud PERTAMA, meliputi
:
a. Kajian kebijakan pembangunan b. c.
Diktum
perkotaan; Profil permukiman kumuh kota; Konsep dan strategi pencegahan kualitas permukiman kumuh;
permukiman
dan
peningkatan
d. Rencana aksi program penanganan
permukiman
kumuh perkotaan; dan
e. Desain teknis kawasan penanganan kawasan permukiman kumuh tahun pertama. Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan pada DIPA Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Papua Barat dan/atau sumber lain yang sah. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapanya akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
KETIGA
KEEMPAT
Ditetapkan di Manokwari Pada tanggal 20 Desember 2019 BUPATI MANOKWARI,
cAP/T:rD DEMAS PAULUS MANDACAN
An
Salinan Sesuai Dengan Aslinya KABUPATEN MANOKWARI HUKUM DAN HAM
WANSIBA INA 16 200312 1 006
KATA PENGANTAR Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP) merupakan dokumen rencana aksi penanganan dan
pencegahan permukiman kumuh perkotaan yang disusun oleh Pokja PKP Kabupaten Manokwari yang berisi rumusan strategi, kebutuhan program dan
investasi untuk mewujudkan permukiman yang bebas kumuh. RP2KPKP diperlukan
agar Pemerintah Daerah mampu menyusun dokumen perencanaan yang
komprehensif sebagai acuan dalam pencapaian penanganan permukiman yang bebas kumuh. Dengan adanya Dokumen RP2KPKP diharapkan dapat terciptanya
keterpaduan program dan pembiayaan berbagai pemangku kepentingan sesuai dengan kewenangannya.
Dokumen ini membahas mengenai gambaran proses dan tujuan
penyusunan RP2KPKP, kebijakan pembangunan permukiman kumuh, profil
permukiman kumuh kabupaten manokwari, konsep dan strategi penanganan kumuh, rencana aksi, serta rencana tindak lanjut. Materi perencanaan kegiatan
penanganan kawasan kumuh memiliki lingkup Kelurahan dan kawasan yang bersifat menyeluruh (komprehensif) dan terpadu, tidak hanya berupa rencana
kegiatan penanganan bersifat fisik namun mencakup juga kegiatan-kegiatan yang bersifat nonfisik (peningkatan kapasitas/pemberdayaan, sosial, dan ekonomi).
Terima kasih kami ucapkan kepada berbagai pihak yang telah membantu
memberikan informasi, ide, dan masukan dalam merumuskan Dokumen RP2KPKP ini. Semoga dokumen ini bermanfaat bagi kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan, khususnya di Kabupaten Manokwari.
Manokwari, Desember 2019
Penyusun
Halaman i |
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii DAFTAR TABEL.................................................................................................................. v DAFTAR GAMBAR........................................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................1 1.1 Latar Belakang...............................................................................................................2 1.2 Tujuan Dan Sasaran Pekerjaan......................................................................................4 1.2.1 Tujuan ....................................................................................................................4 1.2.2 Sasaran ..................................................................................................................6 1.3 Ruang Lingkup Penyusunan Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) ..................................................................8 1.3.1 Ruang Lingkup Kegiatan ........................................................................................8 1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah .........................................................................................9 1.4 Kedudukan Dokumen Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)........................................................................................9 1.5 Sistematika Penyajian .................................................................................................12 BAB II KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN... 1 2.1 Kajian Kebijakan Bidang Perumahan Dan Kawasan Permukiman............................... 2 2.1.1. Penanganan Kumuh Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011................. 2 2.1.2. Tipologi Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh....................................... 3 2.1.3. Pengaturan Kewenangan Penanganan Kumuh Dalam Uu No. 23 Tahun 2014... 4 2.2 Kajian Kebijakan Tata Ruang ....................................................................................... 4 2.2.1. Kebijakan Pembangunan Kabupaten Manokwari Dalam Rtrw ........................... 4 2.2.2. Kabupaten Manokwari Dalam Kebijakan Dan Strategi Rpjmd .......................... 32 2.2.3. Kota Manokwari Dalam Kebijakan Dan Strategi Rdtrk 2 ................................... 34 2.3 Kajian Kebijakan Sektoral .......................................................................................... 42 2.3.1 Strategi Penataan Ruang ................................................................................... 42 2.3.2 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) ................... 44 2.4 Kajian Kebijakan Mitigasi Bencana............................................................................ 46 2.5 Kajian Penanganan Dampak Lingkungan Dan Dampak Sosial................................... 49
Halaman ii |
BAB III PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KABUPATEN MANOKWARI........................................................................................ 1 3.1 Gambaran Umum Kabupaten ................................................................................ 2 3.1.1 Kondisi Geografis ............................................................................................... 2 3.1.2 Geologi ................................................................................................................ 5 3.1.3 Demografi ........................................................................................................... 6 3.2 Isu-isu Kekumuhan tingkat Kota........................................................................... 7 3.2.1 Baseline Data Kumuh serta SK Penetapan Lokasi Kumuh.............................. 8 3.2.2 Profil Permukiman Kumuh Kelurahan........................................................... 19 3.3 Penyepakatan Kawasan Permukiman Kumuh dan Delineasinya ..................... 29 3.3.1 Identifikasi dan Analisis Kekumuhan............................................................. 31 3.3.2 Profil Kawasan Permukiman Kumuh ............................................................. 36 BAB IV
KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH ........................................................................ 1 4.1 Konsep Penanganan Permukiman Kumuh........................................................... 2 4.1.1 Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Skala Kota.............................................................................................. 4 4.1.2 Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Skala Kawasan .................................................................................... 10 4.2 Konsep Pengembangan Permukiman................................................................. 31 4.3 Konsep Pencegahan Permukiman Kumuh ......................................................... 37 4.4 Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Sampai Dengan Pencapaian Kota Bebas Kumuh Dalam Skala Kota .............................. 39 4.5 Penetapan Kawasan Prioritas.............................................................................. 45 4.6 Rencana Penangan Kawasan Prioritas ............................................................... 46 4.6.1 Kawasan Teluk Sawaibu.................................................................................. 46 4.6.2 Kawasan Amban............................................................................................... 51 4.6.3 Kawasan Teluk Wosi........................................................................................ 56 BAB V
RENCANA AKSI PROGRAM DAN MEMORANDUM PROGRAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN .................................. 1 5.1 Rencana Aksi Program ......................................................................................................................2 5.2 Konsep Penanganan Permukiman Kumuh ...............................................................................9 5.2.1 Kawasan Teluk Sawaibu.........................................................................................................9 5.2.2 Kawasan Amban...................................................................................................................... 12 5.2.3 Kawasan Teluk Wosi ............................................................................................................. 14 Halaman iii |
BAB VI PENUTUP DAN RENCANA TINDAK LANJUT...................................................................................... 1
Halaman iv |
DAFTAR TABEL
BAB II. Tabel 2.1.Tipologi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh .........................................3 Tabel 2.2 Arahan Kebijakan Pengembangan Sistem Perkotaan berdasarkan Rencana Struktur Ruang Kabupaten Manokwari ........................................................................8 Tabel 2.3 Arahan Kebijakan Pengembangan Kawasan Permukiman berdasarkan Rencana Struktur Ruang Kabupaten Manokwari.......................................... 10 Tabel 2.4 Arahan Kebijakan Pengembangan Sistem Permukiman berdasarkan Pola Ruang Kabupaten Manokwari......................................................................... 15 Tabel 2.5 Ibukota Distrik di Kabupaten Manokwari ..................................................... 18 Tabel 2.6 Wilayah Pengembangan Kabupaten Manokwari .......................................... 20 Tabel 2.7 Rencana Pengembangan Fasilitas Kawasan Perkotaan di Kabupaten Manokwari........................................................................................................ 23 Tabel 2.8 Hirarki Pusat Pelayanan Kabupaten Manokwari .......................................... 43 Tabel 2.9Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis .................................................... 44
BAB III. Tabel 3.1 Luas Wilayah Kabupaten Manokwari Menurut Distrik (Kecamatan), Jumlah Kampung dan Kelurahan................................................................................... 2 Tabel 3.2 Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Distrik di Kabupaten Manokwari Tahun 2018 .................................................................................... 3 Tabel 3.3 Nama Sungai, Danau dan Gunung di Kabupaten Manokwari tahun 2018 .... 6 Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Kabupaten Manokwari Menurut Distrik dan Luas Wilayah ............................................................................................................... 7 Tabel 3.5 Rekap Kajian Sebaran dan Delineasi Permukiman Kumuh Kabupaten Manokwari Tahun 2019 .................................................................................. 11 Tabel 3.6 Kondisi Permukiman Kumuh Berdasarkan Indikator Kumuh ..................... 17 Tabel 3.7 Nilai Rekap Kawasan berdasarkan Indikator dan Kriteria Kekumuhan ..... 32 Tabel 3.8 Hasil Kesepakatan/Penetapan Clustering Kawasan, Sebaran Kelurahan/RT dan Luasan Delineasi ....................................................................................... 34 BAB IV. Tabel 4.1 Konsep Penanganan Permukiman Kumuh Skala Kota.................................... 5 Tabel 4.2 Konsep Penanganan Permukiman Kumuh Skala Kawasan .......................... 11 Tabel 4.3 Konsep Pengembangan Kawasan Permukiman ............................................ 34 Tabel 4.4 Strategi Bebas Kumuh ..................................................................................... 41 Tabel 4.5 Urutan Kawasan Prioritas ............................................................................... 46
Halaman v |
BAB V. Tabel 5.1 Indikasi Program Periode Tahun 2020 hingga Tahun 2024 Kawasan Kumuh Perkotaan Kabupaten Manokwari.................................................................... 3 Tabel 5.2 Rencana Aksi Program Kawasan Prioritas Penanganan Permukiman Kumuh Kawasan Teluk Sawaybu................................................................................. 10 Tabel 5.3 Rencana Aksi Program Kawasan Prioritas Penanganan Permukiman Kumuh Kawasan Amban............................................................................................... 13 Tabel 5.4 Rencana Aksi Program Kawasan Prioritas Penanganan Permukiman Kumuh Kawasan Amban............................................................................................... 15 BAB VI. Tabel 6.1 Rencana Kerja Tindak Lanjut ........................................................................... 3
Halaman vi |
DAFTAR GAMBAR
BAB I. Gambar 1.1 Skema Penyusunan RP2KPKP ......................................................................................8 Gambar 1.2 Skema Kedudukan Dokumen RP2KPKP dalam Rencana Pembangunan....9
BAB II. Gambar 2.1 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Manokwari ............................. 14 Gambar 2.2 Peta Rencana Pola Ruang Ruang Kabupaten Manokwari......................... 16 Gambar 2.3 Peta Arahan Kawasan Perkotaan................................................................ 22 Gambar 2.4 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Manokwari........................................ 31 Gambar 2.5 Peta Rawan Bencana Kabupaten Manokwari ............................................ 48 Gambar 2.6 Hirarki Upaya Mitigasi................................................................................. 49 BAB III. Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Manokwari .................................................. 4 Gambar 3.2 Peta Sebaran Delineasi Permukiman Kumuh Kabupaten Manokwari .... 16 Gambar 3.3 Grafik Tingkat Kekumuhan Kabupaten Manokwari.................................. 18 Gambar 3.4 Peta Sebaran Delineasi Permukiman Kumuh Kabupaten Manokwari .... 33 Gambar 3.5 Peta Sebaran Delineasi Permukiman Kumuh Kabupaten Manokwari .... 35 Gambar 3.6 Grafik Presentase indikator kumuh Kawasan Teluk Sawaibu ................. 36 Gambar 3.7 Peta Kawasan Kumuh Teluk Sawaibu ........................................................ 37 Gambar 3.8 Grafik Presentase Kawasan Teluk Wosi..................................................... 38 Gambar 3.9 Peta Kawasan Kumuh Teluk Wosi .............................................................. 39 Gambar 3.10 Grafik Presentase Kawasan Sarinah......................................................... 40 Gambar 3.11 Peta Administrasi Kawasan Sarinah ........................................................ 41 Gambar 3.12 Grafik Presentase Kawasan Amban.......................................................... 42 Gambar 3.13 Peta Administrasi Kawasan Amban ......................................................... 43 Gambar 3.14 Grafik Presentase Kawasan Tanah Merah Indah .................................... 44 Gambar 3.15 Peta Administrasi Kawasan Tanah Merah Indah .................................... 45 Gambar 3.16 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Manokwari Barat .......................... 46 Gambar 3.17 Peta Eksisting Jaringan Jalan Kecamatan Manokwari Barat .................. 47 Gambar 3.18 Peta Eksisting Jaringan Persampahan Kecamatan Manokwari Barat ... 48 BAB IV. Gambar 4.1 Bagan Perumusan Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan...................................................... 3 Gambar 4.2 Peta Penanganan Skala Kota ......................................................................... 9 Gambar 4.3 Peta Penanganan Skala Kawasan (Teluk Sawaibu)................................... 28 Gambar 4.4 Peta Penanganan Skala Kawasan (Teluk Wosi)......................................... 29 Gambar 4.5 Peta Penanganan Skala Kawasan (Amban)................................................ 30 Halaman vii |
Gambar 4.6 Peta Administrasi Kawasan Teluk Sawaibu............................................... 46 Gambar 4.7 Pembagian Blok Kawasan Teluk Sawaibu ................................................. 47 Gambar 4.8 Visualisasi Kawasan Teluk Sawaibu .......................................................... 50 Gambar 4.9 Peta Administrasi Kawasan Amban............................................................ 51 Gambar 4.10 Pembagian Blok Kawasan Amban ........................................................... 52 Gambar 4.11 Pembagian Blok Kawasan Amban ........................................................... 55 Gambar 4.12 Peta Administrasi Kawasan Teluk Wosi ................................................. 56 Gambar 4.13 Pembagian Blok Kawasan Teluk Wosi .................................................... 57
Halaman viii |
BAB I PENDAHULUAN
Halaman 1 | B A B I
Permukiman kumuh perkotaan sudah menjadi salah satu isu
permasalahan utama, sehingga perlunya pemahaman yang lebih jauh untuk upaya
penanganan dan pencegahan dari waktu ke waktu . Banyaknya muatan â&#x20AC;&#x201C; muatan permasalahan yang kompleks seperti masalah sosial, budaya, ekonomi dan politik
dengan sendirinya akan mengancam kawasan-kawasan permukiman perkotaan
yang nyaris menjadi laten dan hampir tidak selesai ditangani dalam beberapa dekade. Secara khusus dampak permukiman kumuh juga akan menimbulkan
paradigma buruk terhadap penyelenggaraan pemerintah, dengan memberikan dampak citra negatif akan ketidakberdayaan dan ketidakmampuan pemerintah
dalam pengaturan pelayanan kehidupan hidup dan penghidupan warganya. Dilain sisi dibidang tatanan sosial budaya kemasyarakatan, komunitas yang bermukim di
lingkungan permukiman kumuh secara ekonomi pada umumnya termasuk
golongan masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, yang seringkali menjadi alasan penyebab terjadinya degradasi kedisiplinan dan ketidaktertiban dalam berbagai tatanan sosial masyarakat. 1.1
LATAR BELAKANG Kota dan kawasan perkotaan dalam dinamikanya sering kali diajukan
dengan penjelasan teori-teori yang tidak baku. Setiap kota dan kawasan perkotaan memiliki karakteristik, potensi, permasalahan, keunikan dan keanekaragamannya
sendiri. Kota sebagai sebuah realitas dapat dikaji dalam konteks; fisik, sosial, dan ekonomi serta tidak mungkin dihindari dari laju perkembangan zaman, yang terkondisi akibat faktor globalisasi ekonomi, modernisasi perkotaan yang mengkondisikan proses urbanisasi yang berlangsung dari waktu ke waktu.
Perkembangan kawasan perkotaan kaitannya dengan pertumbuhan dan
perkembangan kawasan permukiman pada dasarnya terjadi dalam 2 kategori yaitu; Pertama, kawasan permukiman yang direncanakan dan tertata dengan baik.
Kawasan permukiman ini cenderung berkembang sebagai kawasan kota baru baik yang berkembang dalam kota maupun yang letak lokasinya berada pada kawasan
pinggiran perkotaan. Kedua, kawasan permukiman yang berkembang dengan Halaman 2 | B A B I
sendirinya, keberadaan kawasan permukiman ini biasanya sporadis dan
cenderung berkembang ke arah kawasan permukiman kumuh perkotaan. Kedua, kategorisasi kawasan permukiman ini cenderung berkembang secara bersamaan
dalam dinamika pembangunan perkotaan dan berkoeksistensi dalam satu artikulasi spasial perkotaan antara satu dengan lainnya. Akan tetapi kedua
kawasan permukiman tersebut memiliki perbedaan yang sangat mendasar dari sisi
pelayanan infrastruktur dan ketersediaan sarana dan prasarana permukiman. Kondisi inilah yang memberikan pilihan dalam konteks penetapan skala prioritas
penanganan kawasan permukiman perkotaan. Artinya bahwa dalam perumusan
pembangunan kawasan permukiman perkotaan Kabupaten Manokwari di
fokuskan pada penanganan kawasan permukiman kumuh berbasis community action plan (CAP).
Pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh telah
diamanatkan UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
Selain itu, penanganan permukiman kumuh sudah secara jelas ditargetkan pada RPJMN 2015-2019, dimana target besarnya adalah terciptanya kota bebas kumuh
di tahun 2019. Proses penanganan kumuh telah dimulai tahun 2015 dan target nol persen harus dicapai pada 2019,
Langkah awal dalam mengejar target kota bebas kumuh 2019
sebenarnya telah dimulai oleh Kementerian Pekerjaam Umum melalui Ditjen Cipta Karya sejak tahun 2014 dengan menyusun road map penanganan kumuh serta
pemutakhiran data kumuh yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan kementerian/lembaga yang terkait serta pemerintah daerah di seluruh Indonesia.
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP) diperlukan agar Pemerintah Daerah mampu menyusun dokumen perencanaan yang komprehensif sebagai acuan dalam pencapaian
penanganan permukiman yang bebas kumuh. Dengan adanya Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
diharapkan dapat terciptanya keterpaduan program dan pembiayaan berbagai pemangku kepentingan sesuai dengan kewenangannya. Halaman 3 | B A B I
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP) diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan penigkatan kualitas perumahan dan permukiman kumuh dengan mengintegrasikan skala
lingkungan sampai dengan skala kawasan dan kota. Sedangkan untuk pengelolaan sarana dan prasarana yang terbangun dengan memampukan dan menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk memelihara dan menjaga lingkungan huniannya. 1.2
TUJUAN DAN SASARAN PEKERJAAN
1.2.1
TUJUAN
1.2.1.1 TUJUAN UMUM
Tujuan umum Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Permukiman
adalah sebagai berikut :
Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Manokwari,
Melakukan identifikasi potensi dan akar permasalahan kawasan permukiman
dalam penyajian suatu profil kawasan yang mengacu kepada hasil penetapan SK Bupati Kabupaten Manokwari terkait kawasan permukiman kumuh.
Melakukan
pendampingan
terhadap
penyusunan
Dokumen
Rencana
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan melalui keterpaduan program semua sektor ke-Cipta Karya-an yang di wadahi dalam Pokja PKP, sebagai acuan pelaksanaan penanganan kawasan kumuh perkotaan
bagi seluruh pelaku (stakeholders) yang bersifat menyeluruh, tuntas, dan berkelanjutan (konsep delivery system).
Menyusun strategi penanganan kumuh secara spasial dan tipologi kawasan, indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh seluruh pelaku, dan nota kesepakatan bersama bagi seluruh pelaku dalam pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu berjalan.
Menyusun Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community action plan) sebagai bentuk perkuatan kapasitas Pemerintah Kabupaten Manokwari dengan kelompok masyarakat (komunitas masyarakat BKM/KSM/CBO’s) untuk dapat lebih aktif terlibat dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya. Halaman 4 | B A B I
Menyusun Dokumen Rencana Aksi (Action Plan) , berupa Rencana Aksi Penanganan Kawasan Kumuh dan DED kegiatan tahun pertama, Peta
Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3 dimensi Dokumen Perencanaan.
Tersedianya model penanganan (pilot projek) kawasan permukiman prioritas
untuk kemudian dimatangkan oleh Pemerintah Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat yang menjadi satu kesatuan sistem perencanaan yang memiliki keterkaitan dengan SPPIP/RP2KP, RTRW Kabupaten Manokwari.
Merumuskan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Manokwari sebagai bagian dari
upaya penataan fungsi dan fisik kawasan permukiman, bersama masyarakat
dan semua stakeholder, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal kawasan
permukiman perkotaan Kabupaten Manokwari dengan memperhatikan keserasian dengan alam sekitarnya.
Merumuskan program investasi pembangunan kawasan permukiman kumuh
berdasarkan skala kota dan skala kelurahan sebagai acuan implementasi dari skenario pengembangan kawasan permukiman Kabupaten Manokwari.
1.2.1.2 TUJUAN KHUSUS Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam kegiatan Penyusunan Dokumen
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan adalah sebagai berikut:
Terwujudnya peningkatan kapasitas pemangku kepentingan Kabupaten Manokwari dalam penyusunan RP2KP-KP sebagai dokumen acuan dalam pembangunan Manokwari.
kawasan
permukiman
kumuh perkotaan
di
Kabupaten
Terwujudnya interaksi dan keterlibatan masyarakat dalam proses Rencana
Kawasan Permukiman kumuh melalui community participatory approach (CPA) dan community action plan (CAP).
Halaman 5 | B A B I
Terindentifikasinya kawasan permukiman kumuh dan program strategis pada kawasan permukiman kumuh.
Tersedianya instrumen penanganan persoalan pembangunan yang bersifat
operasional pada kawasan permukiman kumuh yang menjadi acuan oleh seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Manokwari
Tersusunnya rencana detail desain pembangunan kawasan permukiman kumuh untuk penanganan tahun 2019.
Merumuskan penanganan kawasan permukiman kumuh beserta besaran investasi yang akan digunakan dan dimanfaatkan.
Peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan kawasan permukiman kumuh melalui penyiapan infrastruktur kawasan yang lebih memadai kualitasnya sesuai strategi penanganan yang akan dilakukan berdasarkan periode waktu yang ditetapkan. 1.2.2
SASARAN Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Manokwari, adalah sebagai berikut :
a. Tersedianya Dokumen Perencanaan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
sebagai acuan penanganan kawasan kumuh perkotaan bagi seluruh pelaku (stakeholders),
pelaksanaan
penyelenggaraan
penanganan
kawasan
permukiman kumuh perkotaan yang menyeluruh, tuntas, dan berkelanjutan (konsep delivery system).
b. Tersedianya strategi penanganan kumuh secara spatial dan tipologi kawasan,
indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh seluruh pelaku, dan nota kesepakatan bersama bagi seluruh pelaku dalam pengendalian pembangunan bersama.
c. Tersedianya Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community action plan) sebagai bentuk perkuatan kapasitas Pemerintah Kabupaten Manokwari dan kelompok
Halaman 6 | B A B I
masyarakat (komunitas masyarakat/BKM/KSM/CBOâ&#x20AC;&#x2122;s) untuk dapat lebih aktif terlibat dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya.
d. Tersedianya Dokumen Rencana Aksi (Action Plan) dengan kelengkapan Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3 dimensi Dokumen Perencanaan, serta DED rencana penanganan kumuh kegiatan tahun pertama (1:200, 1:100, 1:50) untuk pelaksanaan tahun 2020.
e. Tersusunnya Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Manokwari. sebagai bagian dari upaya peningkatan fungsi dan peningkatan vitalitas kawasan permukiman, yang
dilakukan bersama masyarakat dan semua stakeholder, sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi setempat dengan memperhatikan keserasian dengan alam sekitarnya.
f. Tersusunnya program investasi pembangunan sesuai hasil dokumen RP2KP-KP yang telah disetujui semua pihak yang terkait dan sebagai bagian upaya
peningkatan kualitas ruang dengan menyertakan masyarakat sebagai bagian integral dari upaya pembangunan kawasan permukiman.
g. Menata
kawasan
permukiman
pembangunan sejak dini;
kumuh
untuk
mengarahkan
jalannya
h. Tersedianya instrumen penanganan persoalan pembangunan pada kawasan
permukiman kumuh berbasis kawasan yang dapat diacu oleh seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Manokwari.
i. Tersedianya rencana aksi program penanganan yang bersifat strategis dan berdampak pada penyelesaian pembangunan yang lebih luas, dan
j. Tersedianya acuan bagi Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam mengoptimalkan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan yang
dapat mendukung dan mempercepat penanganan persoalan pembangunan kawasan permukiman kumuh perkotaan di Kabupaten Manokwari.
Halaman 7 | B A B I
1.3
RUANG LINGKUP PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (RP2KPKP)
1.3.1
RUANG LINGKUP KEGIATAN Ruang Lingkup Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaaan( RP2KP-KP) Kabupaten Manokwari dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini :
Gambar 1.1 Skema Penyusunan RP2KPKP
Halaman 8 | B A B I
1.3.2
RUANG LINGKUP WILAYAH Ruang lingkup wilayah perencanaan dalam penyusunan dokumen
RP2KP-KP adalah wilayah administratif Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara
Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Samudera Pasifik
: Berbatasan dengan Kab.Pegunungan Arfak dan Distrik Manokwari selatan.
: Berbatasan dengan Kab. Tambrauw
: Berbatasan dengan Samudera Pasifik
Ruang lingkup wilayah ini dipersempit wilayahnya mengacu kepada
kategori wilayah kumuh berdasarkan SK Permukiman Kumuh Bupati Manokwari tahun 2019
Wilayah yang termasuk dalam kategori wilayah kumuh pada kabupaten
manokwari sesuai SK Bupati No. 653.2/135/VII/2019 Terdapat di Distrik Manokari Barat yang tersebar di 6 Kelurahan, 4 Kampung, 17 Kawasan dan 63 RT. 1.4
KEDUDUKAN DOKUMEN RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (RP2KPKP) Kedudukan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) dalam dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten Manokwari, sebagai berikut :
1. Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) adalah produk Pemerintah Kabupaten Manokwari.
2. Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
(RP2KP-KP) bersumber dari produk hukum yang berlaku di Kabupaten Manokwari.
3. Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) akan bersinergi dengan produk perencanaan, baik skala kota maupun skala kawasan Halaman 9 | B A B I
4. Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
(RP2KP-KP) menjadi acuan perencanaan penanganan perumahan dan
permukiman kumuh perkotaan bagi seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Manokwari.
Disamping itu, Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Manokwari memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai acuan bagi masuknya program-program pembangunan permukiman
kumuh perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program-program pembangunan lainnya yang telah ada;
2. Sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi
pembangunan permukiman kumuh perkotaan yang tersebar pada beberapa dokumen perencanaan lainnya; dan
3. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan permukiman kumuh perkotaan.
Untuk mewujudkan rencana pembangunan permukiman kumuh
perkotaan Kabupaten Manokwari yang terencana, meyeluruh, terpadu dan
berkelanjutan, oleh karena itu dokumen RP2KP-KP yang disusun harus sesuai dengan RTRW Kabupaten Manokwari. Mengacu pada amanah UU No. 26 Tahun
2007 tentang penataan ruang nasional. RTRW Kabupaten Manokwari merupakan acuan spasial dalam perumusan kebijakan pokok, arah pemanfaatan ruang dan sinergitasnya terhadap penyusunan rencana aksi penanganan permukiman kumuh
perkotaan Kabupaten Manokwari. Dalam hal ini zona permukiman akan menjadi
dasar penentuan strategi permukiman dalam lahan yang legal dan illegal. Hasil acuan spasial tersebut menjadi arah pelaksanaan lintas sektor di Kabupaten Manokwari khususnya pembangunan sarana dan prasarana perkotaan.
Halaman 10 | B A B I
Gambar 1.2 Skema Kedudukan Dokumen RP2KPKP dalam Rencana Pembangunan
Gambar. 1.1 Skema Kedudukan Dokumen RP2KP-KP dalam Rencana Pembangunan
Halaman 11 | B A B I
1.5
SISTEMATIKA PENYAJIAN Untuk memudahkan dalam memahami substansi Penyusunan Rencana
Pencegahan
dan
Peningkatan
Kualitas Permukiman
(RP2KPKP) Kabupaten Manokwari, maka laporan (delapan) bagian yaitu :
Kumuh
Perkotaan
ini di bagi menjadi 8
BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang penyusunan Rencana Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP), maksud,
tujuan, sasaran, ruang lingkup, kedudukan dokumen RP2KPKP dan sistematika penyajian
BAB II : KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN Bab ini berisi tentang arah kebijakan, strategi dan program pembangunan dalam
berbagai rencana pembangunan yang terdapat di Kabupaten Manokwari,
meliputi visi misi Kabupaten Manokwari, Rencana Detail Tata Ruang, RPJP,
RPJMD, RP4D, serta SPPIP di Kabupaten Manokwari terkait kebijakan pembangunan permukiman perkotaan di Kabupaten Manokwari. BAB III : PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KOTA Bab ini berisi gambaran umum wilayah Kabupaten Manokwari meliputi kondisi
fisik geografis, kependudukan, guna lahan, perekonomian, permukiman serta profil awal permukiman kumuh di Kabupaten Manokwari
BAB IV : KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH KABUPATEN MANOKWARI Bab ini berisi tentang konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas baik dalam skala kota maupun kegiatan dalam skala kawasan SK kumuh serta pencegahan untuk kawasan non SK kumuh
Halaman 12 | B A B I
BAB V : RENCANA AKSI PROGRAM PROGRAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN Bab ini berisi rencana aksi dan memorandum program penanganan permukiman
kumuh kawasan permukiman kumuh Kabupaten Manokwari yang akan
ditangani dari tahun 2019 – 2021 berdasarkan indikator kawasan permukiman kumuh
BAB VI : PENUTUP DAN TINDAK LANJUT Bab ini berisi rencana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah/Bupati, LAMPIRAN
SK dan Profil Kumuh Perkotaan
Berita Acara Setiap Kesepakatan dan Kajian
Dokumentasi Potensi dan Permasalahan Kumuh
Halaman 13 | B A B I
BAB II KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN
Halaman 1 | B A B I I
2.1
KAJIAN
KEBIJAKAN
BIDANG
PERUMAHAN
DAN
KAWASAN
PERMUKIMAN 2.1.1.
PENANGANAN KUMUH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2011 Undang-undang No 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman khususnya di pasal VII dan VIII menjelaskan berbagai hal tentang pemeliharaan dan perbaikan kawasan permukiman, serta pencegahan dan
peningkatan kualitas perumahan dan permukiman kumuh dengan tiga pola penanganan yaitu pemugaran, peremajaan dan pemukiman kembali.
Wujud/entitas dari Undang-undang Nomor 1 tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman sebagai berikut : 1.
Pencegahan, Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan
kumuh dan permukiman kumuh guna meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni dilakukan untuk mencegah tumbuh dan
berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru serta
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan 2. 3.
permukiman.
Pengawasan dan pengendalian dilakukan atas kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis, dan kelaikan fungsi melalui pemeriksaan secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemberdayaan masyarakat dilakukan terhadap pemangku kepentingan bidang perumahan dan kawasan permukiman melalui pendampingan dan pelayanan informasi.
Peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh didahului dengan penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh dengan pola-pola penanganan: 1.
pemugaran; Perbaikan dan Pembangunan Kembali menjadi Permukiman yang layak huni
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 2 | B A B I I
2. 3.
peremajaan; atau mewujudkann permukiman yang lebih baik guna
melindungi keselamatan masyarakat sekitar dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal bagi masyarakat
pemukiman kembali; pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali / tidak sesuai dengan rencana tata ruang / atau rawan bencana serta menimbulkan bahaya bagi barang ataupun manusia.
2.1.2.
TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan
pengelompokan perumahan kumuh dan permukiman kumuh berdasarkan letak lokasi secara geografis. Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh
terdiri dari perumahan kumuh dan permukiman kumuh di jelaskan pada tabel berikut:
Tabel 2.1. Tipologi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 3 | B A B I I
2.1.3.
PENGATURAN KEWENANGAN PENANGANAN KUMUH DALAM UU NO. 23 TAHUN 2014 UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dalam lampirannya
mengatur pembagian kewenangan pemerintah pusat menangani kawasan permukiman / kawasan kumuh, 1. Pemerintah Pusat ;
Penetapan sistem kawasan permukiman.
Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas 15 (lima belas) ha atau lebih.
2. Daerah Provinsi ;
Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas 10 (sepuluh) ha sampai dengan di bawah 15 (lima belas) ha.
3. Daerah Kabupaten /Kota ;
Penerbitan izin pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman. Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas di bawah 10 (sepuluh) ha.
2.2
KAJIAN KEBIJAKAN TATA RUANG
2.2.1.
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN MANOKWARI DALAM RTRW
2.2.1.1.
VISI DAN MISI PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN MANOKWARI Adapun program pembangunan yang telah dirumuskan dalam RPJM
Kabupaten Manokwari adalah sebagai berikut : AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 4 | B A B I I
Visi : ”Terwujudnya Perekonomian Daerah Yang Mampu Menopang Kehidupan Rakyat Untuk Mandiri, Aman, Rukun, Damai dan Sejahtera”. Misi : Untuk mewujudkan visi tersebut, maka pemerintah daerah merumuskan misi
pembangunan sebagai berikut : 1.
Perwujudan kesejahteraan rakyat;
2.
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia;
3.
Penanganan kesenjangan wilayah distrik dan kampung melalui penerobosan isolasi daerah;
4.
Penguatan kelembagaan dan otonomi daerah;
5.
Perlindungan hak dan martabat kaum perempuan;
6.
Pembinaan bakat dan prestasi generasi muda;
7.
Pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup;
8.
Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana kota yang komparatif dan ramah lingkungan.
9.
Mempertahankan Kabupaten Manokwari dalam kondisi aman, tertib, tentram dan damai dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sesuai dengan visi pembangunan daerah dan arah pembangunan jangka
menengah Kabupaten Manokwari, maka visi penataan ruang wilayah Kabupaten Manokwari adalah sebagai berikut :
Visi :
”Terwujudnya Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari yang berbasis pertanian, perkebunan dan industri yang didukung oleh ketersediaan infrastruktur yang layak dan mampu menciptakan masyarakat yang bebas dari bencana alam”.
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 5 | B A B I I
Misi Dan Misi penataan ruang wilayah Kabupaten Manokwari adalah: 1.
Mewujudkan struktur ruang melalui pembangunan infrastruktur dan kawasan perkotaan guna mendorong pertumbuhan wilayah sekaligus mengurangi kesenjangan antar wilayah;
2.
Mewujudkan keselarasan
pola
ruang
kawasan
yang
lindung
produktif dan
melalui
kawasan
penciptaan
budidaya
secara
berkelanjutan dengan memperhatikan lingkungan hidup; 3.
Mewujudkan penyediaan sarana dan prasarana di perkotaan dan perdesaan untuk peningkatan kualitas SDM yang lebih prduktif dan mandiri serta berdaya-saing tinggi, serta
4.
Mewujudkan terciptanya kepastian hukum dalam kegiatan usaha sesuai rencana tata ruang serta mendorong peluang investasi produktif.
2.2.1.2.
RENCANA STRUKTUR RUANG KABUPATEN MANOKWARI Pembahasan rencana struktur ruang wilayah Kabupaten dibahas
berdasarkan sistem perkotaan wilayah Kabupaten Manokwari meliputi: penetapan
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan diantaranya membahas arahan pengembangan sistem perdesaan dan perkotaan, pusat kegiatan perkotaan membahas hirarki (besaran) perkotaan dan wilayah pengembangan.
Arahan pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten Manokwari
dilihat dari adanya keterkaitan kawasan perkotaan satu dengan lainnya bertujuan
untuk memperkuat kelompok kawasan-kawasan perkotaan yang terdapat di Kabupaten Manokwari. Mengingat kawasan-kawasan perkotaan sangat strategis
peranannya dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan, maka kawasankawasan perkotaan perlu diarahkan ke pertumbuhan dan pengembangannya agar
mampu saling berinteraksi melalui keterkaitannya dan keteraturan fungsi-fungsi pengembangannya.
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 6 | B A B I I
Pengembangan sistem ini diwujudkan melalui pusat-pusat perdesaan
yang diberikan peluang untuk tumbuh dan berkembang secara bersama-sama, sehingga pembangunan perkotaan akan saling mendukung dengan pembangunan
perdesaan. Dalam mendorong pengembangan kawasan-kawasan perkotaan yang demikian ini, maka peran sistem prasarana wilayah dan kawasan perkotaan perlu diarahkan untuk tidak saja memperkuat hubungan keterkaitan antara kota sekitar
dengan kawasan perkotaan induknya, akan tetapi juga dengan kawasan perkotaan sekitarnya
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 7 | B A B I I
No. 1.
2
Rencana Struktur Ruang Sistem Perdesaan
Sistem Perkotaan
Tabel 2.2 Arahan Kebijakan Pengembangan Sistem Perkotaan berdasarkan Rencana Struktur Ruang Kabupaten Manokwari
Wilayah Perencanaan Struktur Ruang
Arahan Perencanaan Struktur Ruang
Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala Kawasan Perkotaan Warkapi di Distrik Tanah Rubuh, antar desa. Senopi di Distrik Senopi, Arfu di Distrik Mubrani, dan Sidey Baru di Distrik Sidey a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kawasan Perkotaan Manokwari yang meliputi Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani Distrik Manokwari Barat, kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.. Kawasan dengan peran PKW ditetapkan dengan kriteria: Manokwari Timur, Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN; sebagian wilayah Distrik Manokwari Selatan, dan Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa yang melayani skala sebagian wilayah Distrik Manokwari Utara. Provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten. merupakan pusat pertumbuhan utama dalam skala regional dan memiliki orientasi nasional. b.
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Perkotaan yang ditetapkan sebagai pusat pelayanan kawasan (PPK) yang mencakup beberapa distrik, PPK ditetapkan Dindey di Distrik Warmare, dengan beberapa kriteria sebagai berikut : Udapi Hilir di Distrik Prafi, dan Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri, perdagangan dan jasa yang melayani Saukorem di Distrik Amberbaken. skala kabupaten atau beberapa distrik, dan/atau; Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa distrik.
c.
Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLP) Pusat Kegiatan Lokal Promosi yang selanjutnya disebut PKLp adalah kawasan perkotaan yang dipromosikan untuk menjadi PKL.
Sumber Boga di Distrik Masni dan Anjai di Distrik Kebar
Sumber : RTRW Kabupaten Manokwari
Halaman 8 | B A B I I
Sebagai konsekuensi dari perkembangan penduduk akan berdampak
pada pemenuhan kebutuhan sistem sarana dan prasarana untuk lingkungan permukiman di Kabupaten Manokwari. Prediksi kebutuhan jaringan sarana dan
prasarana di Kabupaten Manokwari terdiri dari sistem jaringan transportasi,
energi dan migas, telekomunikasi, sumber daya air, dan lingkungan. kaitannya dengan pembentukan struktur ruang wilayah Kabupaten Manokwari yang utuh antara pusat kegiatan dan infrastruktur yang menunjang dan dibutuhkan.
Dalam sistem jaringan prasarana ini, yang dibahas bukan hanya dalam
lingkup kabupaten, namun salah satunya sangat terkait dengan sistem nasional
dan provinsi. Ketersediaan sarana dan prasarana wilayah tersebut merupakan
faktor yang dapat menunjang pembangunan dan salah satu elemen penarik investasi di suatu wilayah. Semakin lengkap sarana dan prasarana yang ada di suatu wilayah serta
ditunjang oleh adanya
potensi
sumberdaya
alam
memungkinkan kesempatan untuk berinvestasi lebih luas. Kondisi tersebut berlaku bagi wilayah yang kurang berkembang maupun yang terbelakang.
Halaman 9 | B A B I I
Tabel 2.3 Arahan Kebijakan Pengembangan Kawasan Permukiman berdasarkan Rencana Struktur Ruang Kabupaten Manokwari No. 1.
Aspek Jaringan Prasarana Utama
Arahan Perencanaan Struktur Ruang a. Sistem Jaringan Transportasi Darat 1) Jaringan Jalan Arteri Primer
2)
Halaman 10 | B A B I I
Wilayah Perencanaan Struktur Ruang
Kabupaten Manokwari dengan Kota Sorong melalui Distrik Warmare, Distrik Prafi, Distrik Masni, Distrik Sidey, Distrik Mubrani, Distrik Kebar dan Distrik Senopi dan Kabupaten Manokwari dengan Kabupaten Teluk Bintuni melalui Distrik Tanah RubuH mengubungkan Distrik Prafi, dan Distrik Mubrani, Distrik Amberbaken dengan Kabupaten Tambrauw Distrik Prafi, Distrik Masni, Distrik Manokwari Menghubungkan Wariori dengan Wairawi di Distrik Masni.
Kolektor primer K1
Kolektor Primer K2 Lokal Primer
Arteri Sekunder
1. Jalan Siliwangi; 2. Jalan Brawijaya; 3. Jalan Sujarwo; 4. Jalan Yos Soedarso; 5. Jalan Pahlawan; 6. Jalan Merdeka; 7. Jalan Tri Kora;dan 8. Jalan Drs. Esau Sesa
Distrik Manokwari Selatan Distrik Manokwari Barat dan Distrik Prafi Distrik Manokwari Utara Distrik Manokwari Selatan
Jaringan Prasarana Lalu Lintas Pengembangan terminal tipe A Pengembangan terminal tipe B Pengembangan terminal tipe C Pengembangan jembatan timbang
Pelabuhan Sowi di Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari – Teluk Wondama – Nabire – Serui – Biak – Numfor dan antar distrik di wilayah pesisir
Pelabuhan Manokwari di Distrik Manokwari Barat Distrik Amberbaken
2) Alur pelayaran Alur Pelayanan Nasional Alur Pelayanan Regional
Jakarta – Surabaya – Makassar – Bitung – Ternate – Ambon – Sorong – Manokwari Amberbaken - Manokwari – Oransbari – Momiwaren
c. Sistem Jaringan Trasnportasi Udara 1) Tatanan kebandarudaraan Bandar udara pengumpul
Bandar Udara Rendani di Distrik Manokwari Selatan
1. Bandar Udara Anggi di Distrik Anggi; 2. Bandar Udara Kebar di Distrik Kebar; 3. Bandar Udara Senopi di Distrik Senopi; 4. Bandar Udara Saukorem di Distrik Amberbaken; 5. Bandar Udara Nekori di Distrik Kebar; 6. Bandar Udara Kebar Timur di Distrik Kebar; 7. Bandar Udara Pubuan di Distrik Kebar; dan 8. Bandar Udara Janderau di Distrik Kebar
Sanggeng, Distrik Manokwari Barat 1. PLTMh Sungai Prafi di Distrik Warmare; 2. PLTMh di Distrik Tanah Rubuh; dan 3. PLTMh di Distrik Kebar
3)
Jaringan Transportasi Penyebrangan Pelabuhan penyebrerangan Lintas Penyeberangan
b. Sistem Jaringan Transportasi Laut 1) Tatanan kepelabuhan Pelabuhan Pengumpul Pelabuhan Pengumpan
2.
Jaringan Energi
Bandar udara pengumpan
a. Pembangkit tenaga listrik; 1) Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 2) Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh)
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 11 | B A B I I
3) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 4) Pembangkit Listrik Tenaga lainnya selain yang disebut pada huruf a, b, dan c dapat dibangun setelah adanya kajian komprehensif dan setelah mendapat rekomendasi dari kementerian atau pejabat yang tugasnya memfasilitasi bidang listrik dan pemanfaatan energi 3.
Jaringan Telekomunikasi
4.
Jaringan Sumber Daya Air
b. Jaringan prasarana energi (Gardu Induk) a. Sistem jaringan kabel b. Sistem jaringan nirkabel a. jaringan sumber daya air lintas kabupaten
Distrik Manokwari Selatan;
di Sanggeng, Distrik Manokwari Barat dan Distrik Warmare. perkotaan Manokwari
setiap distrik Sungai Muturi dan Sungai Isim yang melintasi Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Teluk Bintuni; Sungai Anjai dan Arapi yang melintasi Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Tambrauw; dan Wilayah Sungai Kamundan – Sebya
b. daerah irigasi;
Wariori , Prafi, Sidey dan Aimasi
c.
Sungai Maruni di Distrik Warmare; Sungai Rendani I dan Rendani II di Distrik Manokwari Selatan; Sumber mata air Fanindi di Distrik Manokwari Barat; Sumber mata air Kwawi di Distrik Manokwari Timur; dan Pemanfaatan sungai dan sumber mata air untuk pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat di distrik dan kampung
jaringan air baku untuk air bersih;
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 12 | B A B I I
5.
Prasarana Pengelolaan Lingkungan
d. jaringan air bersih ke kelompok pengguna
Jaringan air bersih ke kelompok pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d yaitu berupa jaringan air bersih ke sarana perdagangan dan jasa, fasilitas umum, permukiman dan industri.
e. sistem pengendalian banjir.
a. sistem jaringan persampahan; 1) TPA 2) Fasilitas Pengolahan Sampah
a. perlindungan daerah tangkapan air; b. normalisasi sungai; c. perbaikan drainase; dan d. pembangunan turap, talud dan tanggul di Sungai Warmare, Sungai Aimasi, Sungai Kasi, Sungai Wairori dan Sungai Muari.
Sowi Gunung, Distrik Manokwari Selatan kawasan perkotaan.
b. sistem jaringan air minum; 1) Sistem sambungan langsung 2) Sistem Hidran
c. sistem pengolahan limbah cair domestik; (septic tank) d. sistem jaringan drainase; 1) drainase mayor 2) drainase buatan f.
kawasan perkotaan Manokwari; dan kawasan perkotaan Manokwari. (4) Sistem pengolahan limbah cair domestik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas : a.
kawasan perkotaan; dan seluruh wilayah perdesaan
sungai Maruni, sungai Aimasi, Sungai Pami; dan kawasan perkotaan dan kawasan rawan genangan.
jalur evakuasi bencana. Sumber : RTRW Kabupaten Manokwari
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 13 | B A B I I
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 14 | B A B I I
Gambar 2.1 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Manokwari
2.2.1.3.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN MANOKWARI Pola ruang wilayah Kabupaten Manokwari mencakup kawasan lindung dan budidaya, dimana kawasan-kawasan yang telah ditetapkan sebagai
kawasan lindung tidak boleh dialihfungsikan untuk kegiatan budidaya, dan kawasan budidaya akan dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal. Kawasan budidaya hutan produksi dan lahan abadi pertanian tanaman pangan harus tetap dipertahankan.
Tabel 2.4 Arahan Kebijakan Pengembangan Sistem Permukiman berdasarkan Pola Ruang Kabupaten Manokwari
No 1.
AspekKawasan Sempadan Sungai
2.
Sempadan Pantai
3.
Sempadan Danau/Waduk
4.
Sekitar Mata Air
5.
Sistem Penyediaan RTH
6
Kawasan Perlindungan Hutan Mangrove
7
Kawasan Rawan Bencana Alam
Arahan Kebijakan Pengembangan a. sempadan sungai untuk sungai besar di luar kawasan permukiman ditetapkan minimum 100 meter; b. sempadan sungai untuk anak sungai ditetapkan minimum 50 meter; dan c. sempadan sungai untuk sungai besar dan anak sungai yang melewati kawasan permukiman dengan kepadatan sedang ditetapkan 50 meter sampai dengan 100 meter a.daratan sepanjang tepian laut dengan jarak minimal 100 meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat; dan b.daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai. a. daratan dengan jarak 50-100 m dari titik pasang air danau / waduk tertinggi; dan b. daratan sepanjang tepian danau/waduk yang proporsional terhadap bentuk waduk. a. daratan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat untuk mempertahankan fungsi mata air; dan b. wilayah dengan jarak paling sedikit 200 m dari mata air. Kawasan ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d yaitu berupa Ruang Terbuka Hijau Perkotaan (RTHP) yang ditetapkan minimal dengan luas 30 % dari luas kawasan terbangun, meliputi 20% RTHP publik dan 10% RTHP privat, berada di PKW dan PKLp Kawasan pantai berhutan bakau sebagaimana dimaksud terdapat di sepanjang pantai utara di Distrik Manokwari Utara Penentuan lokasi dan jalur evakuasi penduduk yang terkena dampak bencana. Pengembangan catchment area sebagai pengganti rawa-rawa yang berfungsi sebagai kantong-kantong penampungan air (catchment area) serta membuat sistem jaringan drainase yang terpadu dan berhirarki Melakukan normalisasi (pengerukan} pada sungai-sungai yang menyebabkan banjir pada kawasan hilirnya akibat mengalami pendangkalan, baik oleh adanya sedimentasi sungai maupun oleh penumpukan sampah. Prioritas perlindungan kawasan terintrusi air laut dengan meningkatkan intensitas tutupan vegetasi. Perluasan ketersediaan ruang terbuka hijau. Sumber : RTRW Kabupaten Manokwari
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 15 | B A B I I
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Gambar 2.2 Peta Rencana Pola Ruang Ruang Kabupaten Manokwari Halaman 16 | B A B I I
2.2.1.4.
RENCANA
SISTEM
PERKOTAAN
WILAYAH
KABUPATEN
MANOKWARI Pembahasan rencana struktur ruang wilayah Kabupaten dibahas
berdasarkan sistem perkotaan wilayah Kabupaten Manokwari meliputi: penetapan
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan diantaranya membahas arahan pengembangan sistem perdesaan dan perkotaan, pusat kegiatan perkotaan
membahas hirarki (besaran) perkotaan dan wilayah pengembangan. Untuk lebih
jelas mengenai pembahasan rencana sistem perkotaan wilayah dapat dilihat pada uraian dibawah ini. A.
Penetapan Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan Penetapan kawasan perkotaan dan pedesaan bertujuan untuk menentukan
delineasi wilayah urban dan rural dalam sebuah konstelasi wilayah regional. Selain
itu penentuan ini juga bermanfaat dalam proses hirarki suatu wilayah terhadap wilayah lainnya yang
nantinya dalam skala yang lebih mikro akan dapat
teridentifikasi wilayah tersebut sebagai kawasan : a) Wilayah perkotaan (urban)
b) Wilayah transisi (potensial berkembang menjadi perkotaan) c) Pedesaan (rural)
Penetapan kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan pada dasarnya
dapat ditetapkan atas dasar penetapan kawasan perkotaan yang berarti sisanya adalah kawasan perdesaan; sedangkan penetapan kawasan perkotaan adalah: a) Jumlah penduduk diatas 50.000 jiwa
b) Kepadatan penduduk diatas 100 jiwa/Ha
c) Luas kawasan terbangun diatas 60% dari area yang telah ditetapkan, d) Penduduk yang bermatapencaharian non pertanian diatas 60%.
Wilayah perkotaan di Kabupaten Manokwari bersifat memusat dan hanya
terdapat pada beberapa distrik saja, karakteristik perkotaan di Kabupaten
Halaman 17 | B A B I I
Manokwari hanya dapat ditemui di Distrik Manokwari Barat, Manokwari Timur, Manokwari Selatan, dan Manokwari Utara. Sementara di Distrik lain wilayah perkotaan hanya bersifat fungsional sebagai Ibukota Distrik Tabel 2.5 Ibukota Distrik di Kabupaten Manokwari No
B.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Distrik
Ibukota Distrik
Warmare Prafi Manokwari Barat Manokwari Timur Manokwari Utara Manokwari Selatan Tanah Rubu Kebar Senopi Amberbaken Mubrani Masni Sidey
Dindey Udapi Hilir Sanggeng Pasir Putih Lebau Anday Warkapi Kebar Tengah/Anjai Senopi Saukorem Arfu Sumber Boga / SP VII Sidey Baru
Sumber : RTRW Kabupaten Manokwari 2012-2032
Arahan Pengembangan Sistem Perkotaan
Arahan pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten Manokwari dilihat
dari adanya keterkaitan kawasan perkotaan satu dengan lainnya bertujuan untuk
memperkuat kelompok kawasan-kawasan perkotaan yang terdapat di Kabupaten
Manokwari. Mengingat kawasan-kawasan perkotaan sangat strategis peranannya dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan, maka kawasan-kawasan perkotaan perlu diarahkan ke pertumbuhan dan pengembangannya agar mampu
saling berinteraksi melalui keterkaitannya dan keteraturan fungsi-fungsi pengembangannya.
Pengembangan sistem ini diwujudkan melalui pusat-pusat perdesaan yang
diberikan peluang untuk tumbuh dan berkembang secara bersama-sama, sehingga pembangunan
perkotaan
akan
saling mendukung
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 18 | B A B I I
dengan
pembangunan
perdesaan. Dalam mendorong pengembangan kawasan-kawasan perkotaan yang demikian ini, maka peran sistem prasarana wilayah dan kawasan perkotaan perlu diarahkan untuk tidak saja memperkuat hubungan keterkaitan antara kota sekitar
dengan kawasan perkotaan induknya, akan tetapi juga dengan kawasan perkotaan sekitarnya.
Sistem perkotaan yanga ada di Kabupaten Manokwari meliputi:
a. Wilayah perkotaan Kabupaten Manokwari yang ditetapkan sebagai pusat
kegiatan wilayah (PKW) dalam rencana tata ruang Provinsi Papua Barat. Kawasan dengan peran PKW ditetapkan dengan kriteria:
-
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
perdagangan dan jasa yang melayani skala Provinsi atau beberapa -
kabupaten; dan/atau
-
transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul merupakan pusat pertumbuhan utama dalam skala regional dan memiliki orientasi nasional.
b. Perkotaan yang ditetapkan sebagai pusat pelayanan kawasan (PPK) yang mencakup beberapa distrik, PPK ditetapkan dengan beberapa kriteria sebagai berikut :
-
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri, perdagangan dan jasa yang melayani skala kabupaten atau -
beberapa distrik, dan/atau;
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa distrik.
Fungsi perkotaan Manokwari sebagai PKW antara lain sebagai berikut : ď&#x201A;§
Pusat jasa, pusat pengolahan dan simpul transportasi yang melayani beberapa kabupaten;
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 19 | B A B I I
Pelayanan jaringan transportasi (udara, darat, sungai) untuk mewujudkan sistem antar kota; serta
Pelayanan jaringan telekomunikasi dan energi yang mendukung pelayanan provinsi;
C.
Pusat Kegiatan Perkotaan Pusat kegiatan perkotaan di Kabupaten Manokwari ditentukan oleh
pelayanan kegiatan perkotaan dalam skala regional dan perkotaan yang secara langsung mempengaruhi sistem perkotaan di Kabupaten Manokwari : 1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) berada di Kota Manokwari
2. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLP) berada di Perkotaan Masni, Kebar,
3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) berada di wilayah Ibukota masing-masing distrik Warmare, Prafi, Tanah Rubu, Senopi, Ambarbaken, Mubrani, dan Sidey. Sesuai
dengan
karakteristik
wilayahnya
serta
didasarkan
pada
kecenderungan yang berlaku dalam struktur kepusatan di Kabupaten Manokwari,
perwilayahan Kabupaten Manokwari dapat dibagi menjadi 5 (lima) Wilayah
Pengembangan yaitu dapat dilihat pada Tabel 2.2. Sistem Pusat Kegiatan di Kabupaten Manokwari.
Tabel 2.6 Wilayah Pengembangan Kabupaten Manokwari Wilayah No. Pengembangan
1.
WP Manokwari
Wilayah Pendukung
Pusat Wilayah Pengembangan
Manokwari Barat Manokwari Timur Manokwari Selatan Manokwari Utara
Perkotaan Manokwari Barat
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 20 | B A B I I
Kampung Kawasan Perkotaan Wosi Sanggeng Padarni Amban Pasir Putih Lebau
Wilayah No. Pengembangan
2.
WP Masni
4.
WP Kebar
Wilayah Pendukung
Pusat Wilayah Pengembangan
Prafi Masni Sidey Warmare Tanah Rubuh
Perkotaan Masni
Kebar Mubrani Ambarbaken Senopi
Perkotaan Kebar
Sumber : RTRW Kabupaten Manokwari 2012 - 2032
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 21 | B A B I I
Kampung Kawasan Perkotaan Udapi Hilir Sumber Boga/SP VII Sidey Baru Dindey Anday Kebar Tengah/Anjai Arfu Saukorem Senopi
Gambar 2.3 Peta Arahan Kawasan Perkotaan
Halaman 22 | B A B I I
Tabel 2.7 Rencana Pengembangan Fasilitas Kawasan Perkotaan di Kabupaten Manokwari
WP (wilayah No Pengem bangan) 1
WP Manokw ari
Distrik Pendukung WP Pusat Pelayanan di Manokwari Barat
Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Perkotaan
Perdagangan
Jasa
Pusat perdagangan skala regional meliputi : pasar regional, pasar grosir atau pasar induk, pusat perbelanjaan, ruko, show room, elektronik, sandang/pakai an, minimarket/su
Pusat jasa skala kabupaten, meliputi Perbankan (kantor cabang), fasilitas bank untuk pengkreditan rakyat (BPR), pengembangan koperasi KUD, bengkel mobil dan sepeda motor, elektronik,
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 23 | B A B I I
Pendidikan Akademi (sekolah kejuruan) dan pendidikan tinggi
Kesehatan
Peribadatan
Pusat kesehatan skala kabupaten: RSUD, RS swasta dengan kemampuan perawatan khusus/spesialis
Pusat peribadatan berupa: Gereja dan masjid jamiâ&#x20AC;&#x2122;,
Rekreasi, Perkantoran Olahraga & Wisata Pusat Pusat olahraga Perkantoran dan kesenian meliputi: regionalPerkantoran nasional, Pemerintah meliputi sport (tingkat center Provinsi dan Kabupaten) dan swasta
Industri dan Potensi Lain Industri dan pertambang an serta perdaganga n dan jasa
permaket, perbengkelan, toko bangunan, toko mebel/interior , restouran atau rumah makan dan sejenisnya
AN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PU Halaman 24 | B A B I I
salon, wartel, foto copy, money changer, pegadaian, jasa pengiriman dan jasa umum lainnya
2.2.1.5.
KAWASAN PERMUKIMAN Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar
kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Kawasan peruntukan permukiman ditetapkan dengan kriteria:
a. Berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana;
b. Memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan; dan/atau c. Memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas pendukung.
Di Kabupaten Manokwari penggunaan lahan untuk pengembangan kawasan
permukiman dibedakan atas tiga jenis, yaitu kawasan permukiman pegunungan,
kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman pedesaan. Adapun luas kawasan pemukiman yang terdapat di Kabupaten Manokwari adalah seluas 6.554 Ha atau (0,74 % dari luas wilayah keseluruhan). 1. Permukiman Pegunungan Pengembangan
kawasan
permukiman
pegunungan
yang
terdapat
di
Kabupaten Manokwari terdapat di beberapa 3 distrik meliputi distrik Prafi, Kebar dan Senopi.
2. Permukiman Perkotaan Pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Manokwari
lebih diarahkan pada penggunaan lahan non produktif dengan arahan kebijakan penataan ruang secara rinci meliputi :
a. Pemenuhan kebutuhan perumahan dengan penambahan luas kawasan
permukiman perkotaan di lahan yang tingkat produktivitasnya rendah, yaitu lahan pertanian kering (tegalan, tambak, dll) dan tidak pada kawasan hutan lindung
b. Tindakan preventif terhadap dampak bencana yang terjadi di kawasan rawan bencana alam.
Halaman 25 | B A B I I
c. Penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan permukiman dengan memperhatikan
proporsi
ketersediaan
ruang
terbuka
hijau
infrastruktur penunjang permukiman terhadap luas total sebesar 40%.
dan
Selain itu perkembangan permukiman perkotaan di arahkan pada lokasilokasi yang disusun dalam perencanaan Ibukota distrik masing-masing wilayah. Tipologi kawasan ini dikembangkan di Distrik Manokwari Barat, Manokwari Timur, Manokwari Selatan, Manokwari Utara dan Tanah Rubuh. 3. Permukiman Pedesaan (Permukiman Pesisir) Untuk pengembangan kawasan
permukiman
pedesaan
Manokwari arahan kebijakan yang ditetapkan mengacu pada :
di
Kabupaten
a. Memperhatikan keberadaan sawah irigasi sebagai kawasan limitasi pengembangan kawasan
b. Memperhitungkan kecenderungan perkembangan dan aksesibilitas
c. Memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk pedesaan baik dari segi kualitas maupun kuantitas
d. Memperhatikan keterkaitan dengan pusat pertumbuhan yang ada seperti
ibu kota Distrik sebagai pusat distribusi dan koleksi di seluruh wilayah Distrik.
Tipologi Kawasan Pesisir terdapat di 5 distrik di Kabupaten Manokwari yaitu distrik Distrik Warmare, Amberbaken, Mubrani, Masni dan Sidey.
Berdasarkan acuan-acuan tersebut di atas, kebijaksanaan penataan ruang untuk kawasan permukiman pedesaan meliputi :
a. Program perbaikan kawasan permukiman dengan pemenuhan persyaratan kualitas fisik rumah
b. Penataan kawasan pedesaan dengan mempertimbangkan keseimbangan
fungsi antara pengembangan permukiman dengan pengembangan fungsi lainnya
c. Penyediaan sarana dan prasarana permukiman, seperti air bersih, drainase, persampahan, listrik, bangunan pendidikan, pasar, dll
Halaman 26 | B A B I I
d. Pemenuhan kebutuhan perumahan dengan memperhatikan daya dukung lingkungan
e. Permukiman lahan perdesaan berdasarkan delineasi rencana kawasan perdesaan meliputi Distrik seluruh Distrik di Kabupaten Manokwari kecuali Distrik Manokwari Barat. 2.2.1.6. A.
DELINEASI KAWASAN STRATEGIS
Kawasan Strategis Untuk Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan stategis ekonomi yang terdapat di Kabupaten Manokwari
terdiri dari kawasan strategis provinsi dan strategis kabupaten, adapun sebagai berikut :
a) Kawasan Strategis ekonomi Provinsi Kabupaten Manokwari termasuk dalam kawasan strategis ekonomi provinsi
Papua Barat yaitu termasuk dalam 2 Kawasan Pengembangan (KP) provinsi Papua Barat, yaitu
1. Termasuk dalam KP IV, dengan cakupan areal Raja Ampat-SorongManokwari. Kawasan ini ditetapkan dengan unsur pengikat sebagai pusat
Pelayanan Transportasi Laut dan komoditas unggulan sejenis, adapun
jenis komoditas unggulan meliputi mineral logam dan Batubara, Ikan, Mutiara, Rumput Laut dan wisata Bahari; potensi pasar diarahkan untuk
kepentingan Domistik dan eksport, dengan potensi kawasan yang berada di jalur utara.
2. Termasuk dalam KP V, dengan cakupan areal Kaimana-Wondama-BintuniManokwari. Kawasan ini dikembangkan sebagai kawasan pusat pelayanan transportasi laut dan keseragaman ekosistem. Komoditas unggulannya berupa Ikan, Udang, Mutiara dan teripang, pengembangan wisata bahari,
dan hasil hutan non kayu. Potensi pasar diarahkan untuk kepentingan
domistik dan eksport dengan potensi kawasan berada di Jalur Pantai Timur.
Halaman 27 | B A B I I
b) Kawasan Strategis Ekonomi Kabupaten Kawasan-kawasan yang dapat meningkatkan perekonomian yang kemudian termasuk dalam kawasan strategis ekonomi kabupaten, meliputi sebagai berikut:
1. Pengembangan Pusat Perdagangan dan Jasa di Distrik Manokwari Barat 2. Arahan pengembangan Pelabuhan di Distrik Manokwari Timur. a. Pengembangan infrastruktur pendukung Pelabuhan Nasional
b. Penyediaan lahan untuk daerah berkembangan disekitar pelabuhan Nasional sebagai kawasan perdagangan
c. Mempersiapkan
Distrik
Manokwari
Timur
sebagai
pertumbuhan karena didukung oleh pengembangan Pelabuhan.
pusat
d. Pengembangan jalur angkutan barang.
e. Pengembangan pariwisata di lokasi pelabuhan.
3. Arahan Pengembangan Kawasan Pertambangan
a. Timah & Emas di Amberbaken (Sungai Waituri & Warsayomi);
Tembaga & Seng di Amberbaken; Timah hitam di Amberbaken & Masni.
b. Pengelolaan Hasil Tambang untuk meningkatkan ekonomi wilayah c. Penyediaan Infrastruktur Pendukung kegiatan Pertambangan d. Pengembalian fungsi kawasan asli bekas area penambangan
e. Pemanfaatan araea bekas tambang sebagai budidaya perikanan darat, embung air, obyek wisata, permukiman, dan hutan lindung
f. Penerapan sistem Upaya pengelolan lingkungan, upaya pemantauan lingkungan terhadap kegiatan pertambangan
g. Rehabilitasi Kawasan Bekas tambang
h. Dilakukan studi kandungan tanah bekas tambang, sehingga dapat i.
ditentukan langkah rehabilitasi yang akan dilakukan.
Mengkaji pemanfaatan kawasan bekas tambang terhadap fungsi wisata, RTH, Perikanan darat, dan fungsi lainnya
Halaman 28 | B A B I I
4. Arahan Pengembangan Kawasan Perkebunan a. Pengembangan Produksi Kelapa Sawit dan Kakao
b. Pengembangan Industri Pengolahan hasil perkebunan
c. Peningkatan nilai ekonomi produksi perkebunan melalui promosi. d. Pengembangan kerjasama dengan pihak terkait
e. Pengembangan sayuran dataran tinggi (holtikultura)
f. Pengembangan Kawasan Agropolitan Di Masni, Prafi, Warmare Dan Sidey
B.
Kawasan Strategis Untuk Kepentingan Sosial â&#x20AC;&#x201C; Budaya Kawasan Strategis social budaya yang terdapat di Kabupaten
Manokwari adalah :
1) Kawasan strategis budaya Di Pulau Mansinam yang merupakan tempat injil pertama masuk di Manokwari yang memiliki potensi sebagai kawasan wisata.
2) Kawasan Strategis Sosial di Kawasan Kebar,
3) Arahan Pengelolaan kawasan strategis sosial budaya, meliputi :
a. Revitalisasi Kawasan Sosial-Budaya baik bentuk bangunan maupun pengembangan kawasan sekitarnya secara terbatas (buffer zone).
b. Melestarikan keberadaan Kawasan Sosial Budaya dan Dilarang Melakukan alih fungsi.
c. Pengembangan fasilitas pendukung obyek wisata seperti hotel, agen wisata taman parkir dan lain
d. Perbaikan agenda pariwisata Kabupaten Manokwari. C.
Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup Kawasan Strategis penyelamatan lingkungan hidup yang terdapat di
Kabupaten Manokwari terdiri dari kawasan strategis penyelamatan lingkungan hidup provinsi dan kawasan strategis lingkungan hidup kabupaten, adapun sebagai berikut :
Halaman 29 | B A B I I
1) Kawasan Strategis lingkungan hidup Provinsi Kawasan strategis penyelmatan lingkungan hidup yang termasuk dalam pengelolaan provinsi, yaitu Perlindungan kawasan Pegunungan Tamrau, dan
2) Kawasan Strategis lingkungan hidup Kabupaten
Adapun kawasan strategis yang termasuk dalam strategis lingkungan hidup di wilayah kabupaten Manokwari adalah :
a. Kawasan Rawan Gempa Bumi (yang melliputi hampir seluruh wilayah Kabupaten), khususnya dengan keberadaan sesar Sorong
b. Kawasan Rawan Tsunami (yang meliputi wilayah pesisir bagian timur dan
selatan, yaitu ; Pada kawasan yang terletak atau berdekatan dengan pantai
seperti di pantai Borarsi, Angrem, Indoki, Fanindi, Arkuki, Wirsi, Imbrairiri, Biryosi, dan Wosi)
c. Arahan pengembangan kawasan Strategis lingkungan hidup
Pengembangan sistem teknologi bangunan tahan gempa
beserta jalur evakuasi
Pengembangan Kawasan untuk Evakuasi Bencana pada tiap Distrik, Pengembangan jenis vegetasi Tahan Gempa.
Penanaman hutan bakau pada kawasan yang potensial; Pengembangan RTH
Penerapan sistem Upaya pengelolan lingkungan, upaya pemantauan lingkungan
Halaman 30 | B A B I I
Gambar 2.4 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Manokwari
Halaman 31 | B A B I I
2.2.2.
KABUPATEN MANOKWARI DALAM KEBIJAKAN DAN STRATEGI RPJMD
A.
Permasalahan Pembangunan Dengan keterbatasan kapasitas keuangan daerah dan karakteristik
alokasi belanja daerah, tidak semua penyelenggaraan urusan dapat diprioritaskan
atau terkait dengan sasaran pokok (RPJPD) dan tujuan serta sasaran pembangunan
daerah (RPJMD) dalam suatu periode. Namun demikian, tidak berarti bahwa
urusan dimaksud tidak diselenggarakan Pemerintah Daerah. Secara operasional, urusan-urusan tersebut tetap harus dilaksanakan untuk menjaga kinerja yang telah dicapai di masa-masa lalu atau memenuhi standar layanan bagi masyarakat.
Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan
pemerintahan antara lain :
1.
Masalah penyediaan Infrastruktur a) Belum terwujudnya sistem dan jaringan transportasi, komunikasi, dan informatika yang mendukung aktifitas ekonomi kerakyatan.
b) Masih terbatasnya infrastruktur pengairan yang mendukung ketahanan pangan
c) Belum optimalnya pemanfaatan sumber energi untuk masyarakat.
d) Masih rendahnya kualitas infrastruktur terutama prasarana jalan dan jembatan,
e) Luasnya wilayah Manokwari yang dihuni oleh penduduk relatif sedikit dan terpencar-pencar menyebabkan pelayanannya menjadi sulit.
2.
Masalah Pengembangan Ekonomi Rakyat a) Pengelolaan pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, serta
kehutanan belum dikelola secara profesional dan sebagian besar masih dikelola secara tradisional.
b) Masih rendahnya produktifitas pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, serta kehutanan.
Halaman 32 | B A B I I
c) Belum terselenggaranya sistem perekonomian kerakyatan yang terpadu.
d) Masih rendahnya kualitas pengembangan pemasaran pariwisata dan pengelolaan destinasi wisata.
e) Masih rendahnya kualitas iklim usaha, promosi dan kerjasama investasi.
f) Terbatasnya akses koperasi dan UMKM kepada sumberdaya produktif (bahan baku, permodalan, teknologi, sarana pemasaran serta informasi pasar).
g) Masih rendahnya produktifitas dan daya saing produk koperasi dan UMKM.
Untuk mendapatkan gambaran awal bagaimana permasalahan daerah
dipecahkan, tiap-tiap permasalahan juga diidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilannya dimasa datang. Faktor-faktor penentu keberhasilan adalah faktor kritis, hasil kinerja, dan faktor-faktor lainnya yang memiliki daya ungkit yang tinggi dalam memecahkan permasalahan pembangunan atau dalam mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan urusan pemerintahan. B.
Isu-isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah Isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan
dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah. Isu-isu strategis antara lain
Urusan Perumahan khususnya di Permukiman Kumuh dan Kepemilikan
Rumah. C.
Visi dan Misi Pembangunan
Visi
Visi Kabupaten Manokwari Tahun 2011 - 2015 adalah "Terwujudnya Manokwari Damai Sejahtera Religius Dan Bermartabat Melalui Pembangunan Adil Dan
Merata". Visi tersebut sejalan dengan Visi Jangka Panjang Kabupaten Manokwari Tahun 2006 â&#x20AC;&#x201C; 2025
Halaman 33 | B A B I I
Misi
Pencapaian Visi Kabupaten Manokwari Tahun 2011 - 2015 dilakukan melalui Misi pembangunan berikut :
1. Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat 2. Peningkatan Pertumbuhan Perekonomian Daerah 3. Peningkatan Pembangunan Daerah
2.2.3.
KOTA MANOKWARI DALAM KEBIJAKAN DAN STRATEGI RDTRK 2
2.2.3.1.
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
DAN
PENGEMBANGAN
KOTA
MANOKWARI Dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Manokwari harus
mendasarkan
pada
pengembangan
pembangunan
perkotaan
fungsi
kawasan
perkotaan.
Arah
pengembangan fungsi kawasan perkotaan ditujukan untuk mendukung kebijakan pengembangan.
Adapun
terutama
visi
untuk
pembangunan
mewujudkan dan
visi
dan
pengembangan
misi
Kota
Manokwari Tahun 2005-2015 adalah “sebagai kota hijau alami, kota terdepan dalam pembangunan perkotaan berwawasan lingkungan dan kota beriman sebagai pusat pekabaran Injil di Kawasan Timur Indonesia”. Motto Kota Manokwari adalah KOTA BERSEJARAH, yaitu kota yang
Bersih, Sehat, Sejahtera, Rapi, Aman dan Harmonis. Motto KOTA BERSEJARAH, ini dipandang dalam 2 (dua) aspek:
Aspek Historis, Kota Manokwari merupakan tempat pertama kali dimulainya penyebaran agama Kristen Protestan di Papua dan juga Kota
Manokwari merupakan kota pemerintahan pertama.
Aspek Pembangunan, yaitu upaya memacu pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.
Sedangkan misi pembangunan Kota Manokwari mencakup :
Halaman 34 | B A B I I
Menyediakan fasilitas perdagangan dan jasa serta sarana penunjangnya yang dilengkapi dengan penyediaan pelayanan perbankan yang memadai,
terutama untuk kegiatan industri kecil dan rumah tangga.
Menyediakan dan membangun infrastruktur seperti jaringan jalan, listrik,
telepon, penyediaan air bersih, peningkatan pelayanan baik transportasi darat, laut, udara dan penyeberangan, guna kelancaran pergerakan arus transportasi barang dan jasa serta produk dari kawasan industri dan
komoditas perdagangan. Penyediaan
fasilitas
umum/publik
berupa
sarana
dan
prasarana
persampahan, toilet umum yang memadai, pemeliharaan kebersihan kota,
serta peningkatan pelayanan masyarakat lainnya.
Menyediakan dan menata ruang permukiman sesuai BWK dan konsep kota yang ramah lingkungan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
berbagai elemen masyarakat di Kota Manokwari.
Peningkatan keamanan dan harmonisasi sendi-sendi kehidupan antara Meningkatkan kualitas pelayanan publik seperti rumah sakit, pendidikan dan pengembangan kapasitas aparatur pemerintahan
2.2.3.2.
KEBIJAKSANAAN DASAR PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN KOTA Kebijaksanaan
dasar
rencana
pengembangan
Kota
Manokwari
merupakan landasan pokok di dalam menyusun konsep rencana. Penetapan kebijaksanaan dasar ini didasarkan atas penjabaran dari kebijaksanaan
pembangunan, pendekatan perencanaan serta dikaitkan dengan hasil analisis
keadaan yang telah dilakukan terhadap tiap-tiap sektor kegiatan kota. Kebijaksanaan pengembangan Kota dan Bagian Wilayah Kota Manokwari akan menjadi landasan penataan pemanfaatan ruang Kota Manokwari.
Halaman 35 | B A B I I
A.
Konsep Umum Pengembangan Kota Manokwari Secara historis, Kota Manokwari telah berkembang dari semula hanya
merupakan desa kecil di tepi pantai Teluk Sawaibu, berkembang menjadi kota
kecil sebagai ibukota Kecamatan Manokwari, kemudian menjadi kota sedang sebagai ibukota Kabupaten Manokwari dan pasca pemekaran Propinsi Papua menjadi ibukota Propinsi Irian Jaya Barat. Dengan berkembangnya fungsi kota
tersebut, konsep umum pengembangan Kota Manokwari diarahkan untuk
memenuhi fungsi sebagai ibukota kabupaten dan sebagai ibukota propinsi. Terkait dengan multifungsi Kota Manokwari sebagai pusat pemerintahan kabupaten dan propinsi serta untuk menunjang perkembangan Kota Manokwari di masa yang
akan datang, maka disusun suatu konsep pengembangan Kota Manokwari yang
merupakan arahan bagi semua program pembangunan kota, rencana struktur ruang kota dan alokasi pengembangan kegiatan kota. B.
Tujuan Pembangunan Kota Manokwari Tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Dalam membangun dan mengembangkan Kota Manokwari, ada dua sasaran pokok, yaitu bagi pengembangan Kota Manokwari sendiri dan pengembangan wilayah yang ada di sekitarnya.
Tujuan pengembangan Kota Manokwari ditinjau dari segi kepentingan
kota, antara lain untuk:
Menciptakan pola tata ruang yang terencana secara optimal Meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat
Memberikan pelayanan umum bagi masyarakat Meningkatkan pendapatan asli daerah/PAD
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan ruang
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyebaran fasilitas dan utilitas secara tepat dan merata sesuai kebutuhan masyarakat
Menjaga kualitas lingkungan untuk mempertahankan keseimbangan lingkungan dan cadangan air bersih
Halaman 36 | B A B I I
ď&#x201A;ˇ
Pengembangan Kota Manokwari dalam upaya melayani kebutuhan penduduk dan memacu pertumbuhan wilayah yang ada di sekitarnya,
2.2.3.3. A.
KEBIJAKAAN DASAR RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA
Konsep Tata Ruang Kota Manokwari Konsep tata ruang Kota Manokwari pada dasarnya bertujuan untuk
memenuhi tujuan pembangunan kota serta fungsi dan peranan kota. Dalam hal ini konsep tata ruang Kota Manokwari dibagi dalam dua kelompok, yaitu konsep makro dan konsep mikro. a)
Konsep Tata Ruang Makro Konsep tata ruang makro ditekankan keterkaitan unsur-unsur Kota
Manokwari dengan wilayah luar kota. Adapun konsep pengembangan tata ruang makro tersebut adalah: i.
Perluasan wilayah perkotaan perlu dilakukan mengingat perkembangan
jumlah penduduk yang terus meningkat bahkan melebihi rata-rata pertumbuhan nasional serta berkembangnya berbagai fungsi perkotaan dan
ii.
meluasnya skala pelayanan.
Pengembangan pelabuhan laut Kota Manokwari sebagai sarana pergantian
moda transport (terutama untuk penumpang dan barang dengan volume besar tetapi dengan waktu perjalanan cukup panjang) dan wilayah pelayanan
Kota Manokwari ke luar dan sebaliknya, sekaligus sebagai pelabuhan eksporiii.
impor.
Pengembangan pelabuhan/bandar udara Kota Manokwari sebagai sarana pergantian moda transport (terutama untuk penumpang dan barang dengan
waktu perjalanan cukup singkat tetapi dengan volume kecil) dan wilayah pelayanan Kota Manokwari keluar dan sebaliknya, maupun dalam wilayah iv.
kabupaten.
Pengembangan transportasi darat yang mampu meningkatkan hubungan Kota Manokwari dengan wilayah yang ada di sekitarnya.
Halaman 37 | B A B I I
v.
Pengembangan pusat perdagangan eceran regional untuk
vi.
Pengembangan kawasan wisata alam dan budaya, sejarah, pendidikan untuk
perdagangan barang-barang kebutuhan sekunder dan tersier.
komoditi
kebutuhan rekreasi dan pendidikan bagi penduduk Kota Manokwari dan daerah sekitarnya serta bagi rekreasi pencinta alam.
b)
Konsep Tata Ruang Mikro Konsep tata ruang mikro ditekankan pada keterkaitan antar unsure
yang ada di dalam wilayah Kota Manokwari. Adapun konsep pengembangan tata ruang mikro tersebut adalah: i.
ii. iii. iv. v. vi.
Pengembangan pusat-pusat Bagian Wilayah Kota (BWK) di luar kawasan pusat kota dengan tujuan menyebarkan dan menjalankan fungsi pelayanan ke bagian wilayah kota
Pengembangan sistem jaringan transportasi untuk menghubungkan pusatpusat BWK
Pengembangan kawasan industri terutama industri kecil/ringan dan industri hasil pertanian ke arah selatan kota serta ke lokasi dekat sumber bahan baku
Pembatasan pertumbuhan industri polutif yang menyebar di kawasan pemukiman dan mengarahkannya ke bagian selatan.
Pengembangan kawasan perumahan secara vertikal di kawasan-kawasan yang layak secara teknis serta peremajaan dan peningkatan kualitas fisik bangunan dan lingkungan
Pengembangan kawasan wisata laut/pantai di Pantai Pasir Putih dan Pantai
Amban, Pulau Mansinam serta pengembangan wisata kawasan air Danau Kabori di wilayah bagian selatan kota.
vii. Pengembangan kawasan pusat pemerintahan, jasa komersial, perdagangan di pusat kota.
viii. Penataan kawasan pantai Teluk Sawaibu untuk mencegah pencemaran dan rusaknya lingkungan.
Halaman 38 | B A B I I
ix.
Penataan kawasan pelabuhan laut di Teluk Sawaibu karena kedudukannya
x.
Pemanfaatan ruang secara optimal dan terencana di kawasan efektif
yang strategis.
pengembangan perkotaan yang diarahkan untuk dapat mengakomodasikan berbagai kegiatan fungsional kota.
B.
Konsep Pembangunan/Pengembangan Kota Untuk mencapai konsep tata ruang tersebut di atas, maka strategi
pembangunan dan pengembangan tata ruang Kota Manokwari meliputi: 1)
Pembangunan jaringan jalan kolektor primer, hal ini bertujuan untuk
meningkatkan aksesibilitas antara pusat kota dengan wilayah-wilayah yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini, interaksi dan pencapaian pergerakan
berbagai kegiatan antar kawasan pusat kota (pusat pelayanan) dengan sub 2)
pusat kota (sub pusat pelayanan) lebih tinggi dan mudah dijangkau.
Untuk pengembangan pusat-pusat pemukiman baru, perlu dilakukan pembangunan jalan-jalan kolektor sekunder dan lokal serta peningkatan fungsi jaringan jalan lainnya sehingga sesuai dengan kebutuhan
pengembangan kawasan pemukiman. Pembangunan ruas-ruas jalan baru
tersebut, utamanya dilakukan pada bagian selatan dan utara kota dimana pada saat ini lahan yang akan diarahkan sebagai kawasan perumahan dan
fungsi kegiatan kota lainnya masih berupa lahan kosong. Sedangkan peningkatan fungsi jalan seperti perkerasan, perbaikan dan pelebaran jalan, 3)
secara umum diarahkan di wilayah pusat kota dan barat Kota Manokwari
Penataan kawasan pemukiman dalam bentuk Kampung Improvement Program (KIP) di kawasan Manokwari Timur, Manokwari Barat dan di kawasan Pusat Kota Manokwari. Penataan ini diprioritaskan pada kawasan kumuh seperti perkampungan nelayan di pesisir pantai Teluk Sawaibu.
Halaman 39 | B A B I I
C.
Kebijakan Kependudukan Sesuai dengan kondisi geografisnya penyebaran jumlah penduduk
terbesar terdapat di kawasan pusat kota Kelurahan Sanggeng dan di Kelurahan
Manokwari Timur (termasuk beberapa kelurahan pemekarannya) yaitu kurang lebih sebesar 75% dari total jumlah penduduk Kota Manokwari. Kepadatan penduduk tertinggi juga terdapat di kedua kelurahan tersebut di atas yaitu 78
jiwa/hektar dan 20 jiwa/hektar. Untuk daerah-daerah tertentu, yaitu kawasan
pinggiran kota, kepadatan penduduknya sangat rendah (1-3 jiwa/hektar), sedangkan kawasan pusat kota kepadatannya relatif tinggi (18 â&#x20AC;&#x201C; 78 jiwa/hektar). D.
Konsepi Pelaksanaan Pembangunan Kota Bertitik tolak pada visi dan misi, maka disusun strategi pembangunan
kota (urban development strategy) yang memuat program pembangunan/kegiatan, baik dalam jangka panjang (20 tahun), maupun dalam program jangka menengah (5 tahun), yaitu sejalan dengan strategi pembangunan yang diarahkan pada
pengembangan fungsi-fungsi perkotaan antara lain: ekonomi, sosial dan budaya, lingkungan hidup, pengembangan prasarana, dan pengembangan kelembagaan. E.
Permasalahan Kota Manokwari merupakan pusat pemerintahan (ibukota Provinsi
Papua Barat dan ibukota Kabupaten), pusat jasa transportasi, yang berada di antara kabupaten-kabupaten di Provinsi Papua Barat. Posisi Kota Manokwari tersebut memiliki arti: 1) 2)
Pengaruh Kota Manokwari tersebut akan mengatasi potensi perkembangan
Kota Manokwari dengan menarik berbagai aspek kehidupan ekonomi seperti tenaga kerja, investasi dan kegiatan perdagangan.
Pengaruh tersebut dapat memberikan pelayanan pada wilayahâ&#x20AC;&#x201C;wilayah
kabupaten di sekitarnya, karena Kota Manokwari telah menyediakan jenis-jenis
pelayanan
berskala
provinsi,
seperti:
pemerintahan
(kantor
gubernur); transportasi (Bandara Rendani, Pelabuhan Manokwari), Halaman 40 | B A B I I
pendidikan tinggi (universitas, sekolah tinggi, akademi); Olahraga (sport centre) dan sebagainya, sehingga kabupaten di sekitarnya hanya perlu 3)
mengembangkan jenis-jenis pelayanan lingkungannya sendiri.
Pengaruh tersebut dapat memberikan pelayanan pada wilayahâ&#x20AC;&#x201C;wilayah
kecamatan di sekitarnya, karena Kota Manokwari telah menyediakan jenis-jenis pelayanan berskala besar, seperti: sosial (seperti RSUD), pendidikan
menengah SLTP-SLTA, pendidikan tinggi (universitas, sekolah tinggi, akademi) dan sebagainya, sehingga kecamatan di sekitarnya hanya perlu 4)
mengembangkan jenis - jenis pelayanan lingkungannya sendiri.
Pengaruh tersebut dapat menarik kegiatan ekonomi di sekitarnya, sehingga
dibutuhkan akomodasi kegiatan ekonomi maupun pendukungnya, seperti
terminal regional, pengembangan bandara dan pemilahan pelabuhan 5)
penumpang dan barang.
Sebagai penyediaan area fasilitas kota dan permukiman bagi perkembangan Kota Manokwari.
Sebagai pusat pengembangan, Kota Manokwari berperan memberikan
pelayanan bagi daerah belakangnya, seperti kesehatan (Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten dan Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi), pendidikan (STLP, SLTA dan Perguruan Tinggi), perdagangan (pasar Sentral, Pasar Wosi dan Pasar
swalayan) dan wisata (obyek, hotel, restaurant). Jenis-jenis pelayanan skala kabupaten dan provinsi juga melayani secara lokal di sekitarnya.
Dengan mempertimbangkan makna kata â&#x20AC;&#x153;pembangunanâ&#x20AC;? yang berarti
upaya untuk melakukan perubahan mengarah ke keadaan yang dinilai lebih baik dan keadaan yang berlaku atau keadaan sekarang, juga berarti upaya untuk
menimbulkan proses sehingga kota menjadi lebih baik, atau mempunyai ciri kekotaan yang kuat, maka persoalan yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah
bagaimana karakteristik dan potensi kota dapat dikenali. Mengingat hal-hal
tersebut, maka salah satu persoalan paling menonjol dalam perencanaan pembangunan kota adalah bagaimana mengatur penggunaan dan pengalokasian Halaman 41 | B A B I I
ruang untuk berbagai kegiatan dan berbagai tuntutan keperluan yang sangat beragam.
Rencana Kota Manokwari harus dipersiapkan untuk membuka
kesempatan bagi peran swasta dan aspirasi masyarakat yang dinamis dan fleksibel serta antisipatif terhadap kemajuan teknologi, namun tetap manusiawi dengan pertimbangan kelestarian lingkungan hidup. 2.3
KAJIAN KEBIJAKAN SEKTORAL
2.3.1 STRATEGI PENATAAN RUANG Arahan pengembangan spasial atau keruangan kota Manokwari dititik
beratkan pada strategi pemerataan pembangunan disetiap bagian wilayah kota
dibagi dalam beberapa Bagian Wilayah Kota (BWK). Pembagian ini berperan untuk :
a. Meningkatkan peranannya sebagai ibukota Provinsi Papua Barat, maka saat ini Kota Manokwari diaarahkan untuk berperan sebagai Pusat Pemerintahan Provinsi Papua Barat. Dengan demikian Kota Manokwari harus dapat diarahkan mencukupi kebutuhan aktivitas dan volume kegiatan yang berskala provinsi.
b. Ditinjau dari konstelasi regional yang lebih luas, kota Manokwari mempunyai
kedudukan dan peranan sebagai titik simpul penerima sekaligus penjalar pertumbuhan dan perkembangan wilayah dibelakangnya.
c. Melihat alur kegiatan yang saat ini berjalan, maka perfanan kota Manokwari sangat
sesuai
sebagai
pusat-pusat
perdagangan
dan
jasa,
industri,
pemerintahan baik itu Pemerintahan Provinsi maupun Pemerintahan Kabupaten.
Dalam pembagian Bagian Wilayah Kota (BWK) juga dipertimbanagkan
aspek kondisi kota, keterkaitan dengan wilayah rencana pengembangan dengan wilayah yang lebih luas sehingga setiap BWK diharapkan berfungsi sebagai berikut :
Halaman 42 | B A B I I
a. Bagian Wilayah Kota A Fungsi utamanya adalah kawasan kegiatan
perdagangan, pelabuhan laut, pelayanan sosial dan perumahan. Pada Kawasan BWK A ini dapat diindentifikasikan sebagai kawasan pusat kota (Central Bussiness Distric atau BCD)
b. Bagian wilayah Kota B Fungsi utamanya sebagai kawasan pendidikan, perguruan tinggi dan kegiatan penelitian dan permukiman.
c. Bagian Wilayah Kota C Fungsi utamanya sebagai kawasan pusaat pelayanan jasa dan perdagangan tingkat regional (Pasar dan TerminalPusat di Wosi), Kawasan Perumahan dan kawasan pertanian/perkebunan terbatas.
d. Bagian wilayah kota D Fungsi utamanya sebagai pusat kegiatan pelayanan regional, pusat perkantoran Pemerintahan Provinsi Papua Barat dan Pemerintahan Kabupaten Manokwari, kawasan perhubungan udara (Bandara Rendani), kawasan industri, Permukiman Baru, TPU dan TPA
e. Bagian Wilayah Kota E Fungsi utamanya sebagai kawasan perumahan, pusat pertanaman hortikultura dan lahan perkebunan terbatas, kawasan rekreasi pertanian, kawasan penyanggah dan konservasi, serta kawasan pendidikan.
Hirarki Pusat Pelayanan Hirarki Pusat pelayanan di Kota Manokwari
dibentuk untuk melayani arus pergerakan orang, jasa dan barang dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan ataupun sebaliknya karena adanya keterkaitan
sistem wilayah dan interaksi serta tarik menarik yang saangat dominan, maka
hirarki pusat pelayanan Kota manokwari berdasarkan jenjang yang terbentuk meliputi 3 (tiga) tingkatan pusat pelayanan, yaitu : Tabel 2.8
Hirarki Pusat Pelayanan Kabupaten Manokwari
Halaman 43 | B A B I I
2.3.2
PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP)
A.
ISU STRATEGIS PENGOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN MANOKWARI Berdasarkan hasil peinjauan terhadap kondisi pengelolaan air limbah
domestik di kabupaten Manokwari secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan
bahwa permasalahan mendesak dan isu strategis di Kabupaten Manokwari
terdapat dalam enam sektor yang meliputi kelembagaan, peraturan daerah, cakupan pelayanan pengelolaan, partsipasi masyarakat, partisipasi dunia usaha dan sektor media komunikasi/sosialisasi.
Dalam hal cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik, isu
strategis berupa masih rendahnya cakupan pelayanan air limbah domestik di Kabupaten Manokwari. Luasnya wilayah Kabupaten Manokwari menuntut adanya
peningkatan dalam pelayanan air limbah domestik. Untuk menuju hal tersebut,
maka diperlukan adanya peningkatan sarana prasarana pelayanan air limbah domestik, baik peningkatan dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas. Selain
dari pada itu, khusus untuk rumah tangga yang telah memiliki septik tank, pada kondisi eksisting pembuangan akhir dari hasil penyedotan tinja yang dilakukan
oleh provider-provider penyedia jasa tidak teridentifikasi terlebih lagi dengan belum tersedianya IPLT saat ini.
Tabel 2.9 Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis
Permasalahan Mendesak Kelembagaan Peraturan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Partisipasi Masyarakat Partisipasi pihak swasta Kegiatan Komunilasi/ Sosialisasi
Isu Strategis Mendesaknya pembentukan Dinas Kebersihan sebagai SKPD terpisah dari Dinas Pekerjaan Umum Belum tersedianya peraturan daerah dalam pengelolaan air limbah domestik. Masih rendahnya cakupan pelayanan air limbah domestik akibat kurangnya infrastruktur pendukung Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola limbah domestik secara berkelanjutan mulai dari pembuangan awal hingga pembuangan akhir serta masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola limbah domestik secara onsite komunal Belum ada kerjasama Secara khusus antara pemerintah daerah dengan pihak swasta dalam hal pengelolaan air limbah domestik Belum optimalnya kegiatan komunikasi/ sosialisasi dalam pengelolaan air limbah domestik
Halaman 44 | B A B I I
B.
KEBIJAKAN
STRATEGI
PENGELOLAAN
PEMBANGUNAN
SANITASI
PERMUKIMAN KABUPATEN MANOKWARI 1)
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem pengelolaan air limbah dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori
sebagai berikut:
a. Sistem setempat. Dalam sistem setempat limbah black water dan grey water diolah langsung secara setempat.
b. Sistem Terpusat. Dalam sistem terpusat, limbah dialirkan melalui perpipaan menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
c. Sistem Hibrida. Sistem ini merupakan gabungan antara sistem pengelolaan air limbah setempat dan sistem pengelolaan air limbah terpusat. Pada sistem ini,
terdapat beberapa instalasi pengolahan air limbah bersifat komunal yang
melayani beberapa rumah. Produk air limbah yang di tampung di instalasi pengolahan air limbah komunal, untuk selanjutnya dialurkan menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pusat. 2) dan
Sistem Pengelolaan Persampahan Aktivitas utama dalam pengelolaan sampah yaitu aktivitas pengumpulan
pemrosesan
akhir.
Sistem
Pelayanan
Minimal
Pekerjaan
Umum
mengklasifikasikan bentuk pengumpulan sampah kedalam tiga kategori yaitu pengumpulan langsung pintu ke pintu, pengumpulan tidak langsung serta
pengumpulan secara hibrida yang merupakan kombinasi dari pengumpulan langsung pintu ke pintu dengan pengumpulan tidak langsung. Dalam hal
pemrosesan akhir, berdasarkan UU 18/ 2008 tentang pengelolaan sampah, telah
ditetapkan bahwa sejak 2012 tempat pemrosesan akhir dengan sistem open dumping sudah tidak diperbolehkan lagi. Bentuk pemrosesan akhir sampah sudah harus mulai bergeser ke bentuk controlled landfill dan sanitary landfill.
Halaman 45 | B A B I I
3)
Sistem Drainase Sistem drainase terdiri dari dua kategori yaitu drainase mikro dan drainase
sekunder. Drainase mikro yaitu drainase yang terdiri dari drainase primer dan sekunder yang umumnya dioperasikan oleh Provinsi atau Balai. Sedangkan drainase makro atau biasa disebut juga drainase tersier yaitu drainase yang
direncanakan, dibangun dan di rawat oleh Pemerintah Kota. Berdasarkan sistemnya, drainase dikelompokkan menjadi tiga kategori sebagai berikut :
a. Sistem Gravitasi, yaitu sistem drainase yang mengalir mengikuti gaya gravitasi
b. Sistem Pemompaan, yaitu sistem drainase yang dilengkapi dengan pompa.
Biasanya digunakan di daerah yang berelevasi rendah sebagai bentuk pencegahan terhadap banjir.
c. Sistem Polder, yaitu sistem drainase yang biasa di gunakan di daerah yang
berelevasi rendah atau dapat pula di bawah permukaan laut dengan luas
permukaan cukup luas. Perbedaan dengan sistem pemompaan, pada sistem polder, pemompaan dilakukan sepanjang tahun. 2.4 KAJIAN KEBIJAKAN MITIGASI BENCANA Kabupaten Manokwari memiliki potensi bencana alam yang sangat
besar, baik itu bencana Tsunami ataupun bencana Gempa Bumi. Untuk itu perlu
dilakukan tindakan preventif, yang salah satunya bisa dilakukan dengan
pengembangan Zona Penyelamatan Evakuasi Bencana beserta jalur evakuasi bencana.
Rencana Pengembangan jalur Evakuasi Bencana di Kabupaten
Manokwari diarahkan pada tiap Distrik. Strategi pengembangan Jalur evakuasi bencana
direncanakan
dengan
menghubungkan
pada
tiap-tiap
kawasan
permukiman dengan zona Evakuasi bencana. Selain pengembangan jalur evakuasi bencana, juga harus disiapkan beberapa hal dalam upaya mitigasi bencana, yaitu : a.
Area Penyelamatan (escape area).
c.
Sabuk Hijau (green belt),
b.
Bukit Penyelamatan (escape hill).
Halaman 46 | B A B I I
d.
Menciptakan Sistem Peringatan Dini (Tsunami Early Warning System /
e.
Pemahaman Masyarakat (Community Awareness).
TEWS).
Elemen penting dalam memberdayakan masyarakat untuk paham dan
peduli akan ancaman bahaya tsunami yaitu: ď&#x201A;ˇ ď&#x201A;ˇ f.
Pedoman/Petunjuk mengenai tsunami dan cara evakuasi.
Sosialisasi kepada seluruh masyarakat pada lokasi rawan bencana tsunami serta pejabat terkait.
Penanda (Signade).
Halaman 47 | B A B I I
Gambar 2.5 Peta Rawan Bencana Kabupaten Manokwari
Halaman 48 | B A B I I
2.5
KAJIAN PENANGANAN DAMPAK LINGKUNGAN DAN DAMPAK SOSIAL Dampak langsung dan tidak langsung terkait proyek dinilai dengan
mengkaji sifat dari dampak potensial terhadap kegiatan proyek yang diusulkan,
dalam konteks rona awal lingkungan dan sosial. Dampak lingkungan dan sosial yang diantisipasi itu dievaluasi sebagai dampak pasca mitigasi, sehingga mewakilkan potensi dampak residual. Dalam rangka menanggulangi dampak residual negatif sedapat mungkin, Proyek ini mengadopsi Hirarki Upaya Mitigasi
untuk mengatasi seluruh potensi dampak lingkungan hidup dan risiko sosial terkait Proyek, dengan urutan prioritas sebagai berikut: (1) Menghindari, (2) Meminimalkan, (3) Menanggulangi, dan (4) Mengompensasi
Gambar 2.6 Hirarki Upaya Mitigasi
Halaman 49 | B A B I I
BAB III PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KABUPATEN MANOKWARI
Halaman 1 | B A B I I I
3.1
Gambaran Umum Kabupaten
3.1.1 Kondisi Geografis A.
Kondisi Umum Wilayah Sejak tahun 2013 Kabupaten Manokwari mengalami pemekaran menjadi
tiga kabupaten yaitu Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan dan
Manokwari Pegunungan Arfak. Selain terjadi pemekaran, terdapat empat distrik
yang bergabung dengan Kabupaten Tambrauw. Oleh karenanya di tahun 2013 jumlah distirk yang semula 29 distrik berkurang menjadi sembilan (9) distrik.
Kabupaten Manokwari memiliki luas wilayah 4.650,32 kilometer persegi dengan wilayah terluas Distrik Masni seluas 1.406,10 kilometer persegi dan wilayah terkecil
Distrik Manokwari Timur dengan luas 154,84 kilometer persegi. Secara administratif, Kabupaten Manokwari dibagi menjadi 9 distrik, 164 kampung dan 9 kelurahan, yang secara rinci disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Luas Wilayah Kabupaten Manokwari Menurut Distrik (Kecamatan), Jumlah Kampung dan Kelurahan No
Distrik
Luas (Km2)
Jumlah Rasio (%)
Kelurahan/ Kampung
1
Warmare
598,14
12.86
31
3
Manokwari Barat
237,24
5.10
10
2 4 5 6 7 8 9
Prafi
Manokwari Timur Manokwari Utara
Manokwari Selatan Tanah Rubu
388,00 154,84
3.33
7
13.39
22
481,19
10.35
24
542,07 1.406,10
Jumlah
4.650,32
219,95
11.66 30.24 4.73
Sumber : BPS Kabupaten Manokwari Tahun 2019
Halaman 2 | B A B I I I
16
622,79
Masni Sidey
8.34
100
18 33 12
173
B.
Administratif Secara geografis Kabupaten Manokwari terletak diantara kepala burung
Pulau Papua pada posisi di bawah garis khatulistiwa antara 132°35´ - 134°45´ Bujur Timur, dan 0°15´ - 3°25´ Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Samudera Pasifik
Sebelah Selatan
: Kabupaten Pegunungan Arfak
Sebelah Timur Sebelah Barat
: Samudera Pasifik
: Kabupaten Tambrauw
Kabupaten Manokwari terletak dalam beberapa ketinggian mulai dari
Manokwari Barat dengan ketinggian DPL 100 m, Prafi dan Tanah Rubu 99 meter, Masni 40
meter, Warmare 37 meter, Manokwari Barat 25 meter, Sidey 15 meter, Manokwari Selatan dan Manokwari Timur 0-5 meter, untuk lebih detail disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.2
Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Distrik di Kabupaten Manokwari Tahun 2018
Sumber: BPS Kabupaten Manokwari 2019 Sumber : BPS Kabupaten Manokwari Tahun 2019
Halaman 3 | B A B I I I
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Manokwari
Halaman 4 | B A B I I I
3.1.2
Geologi Kondisi Geologi terdiri dari batuan sedimen Pratersier berupa batuan
sedimen klastik, karbonat, Plutonik (Granit), batuan Vulkanik berupa Lava, aglomerat, breksi, tufa dan lahar serta batuan metamorfik. Batuan Sedimen tersier terdiri dari
batuan sedimen klastik, vulkanik dan karbonat. Batuan Kuarter terdiri endapan pantai,
endapan sungai, endapan limpas banjir. Endapan sedimen dengan umur Kuarter hanya
muncul di beberapa tempat, sedang endapan sedimen Resen (Qa) hanya mengisi lembahlembah muda di mana saat ini sungai besar dan anak sungainya mengalir.
Jenis tanah di Kabupaten Manokwari terdiri dari tanah alluvial (18,70%),
tanah mediterania (2,44%), tanah podsolid merah kuning (10,41%), pospolid coklat keabuan (7,57%), tanah utama atau complex of soil (49,21%) , tanah latosol (4,49%) dan tanah organosol (7,17). Kedalaman efektif tanah di seluruh wilayah Kabupaten Manokwari adalah rata-rata di atas 25 cm, kecuali wilayah-wilayah pegunungan kapur.
Kemiringan lahan di Kabupaten Manokwari bervariasi mulai dari lahan datar
(0-2%), landai (2-40%) dan terjal (lebih dari 40%). Lahan datar yang ada di Kabupaten
Manokwari adalah 40% dari luas lahan yang ada, lahan dengan kategori landai seluas 50% dari luas wilayah Kabupaten Manokwari dan sisanya adalah lahan terjal. Gambaran
kondisi wilayah yang ada di Kabupaten Manokwari yang terbagi kedalam 2 (dua) tipologi wilayah yaitu pesisir dan pegunungan.
Lamanya penyinaran sinar matahari pada tahun 2012 di Kabupaten
Manokwari berbanding terbalik dengan jumlahnya hari hujan setiap bulannya. BMKG Rendani Kabupaten Manokwari mencatat jumlah hari hujan tertinggi terjadi pada bulan
Maret yaitu mencapai 28 hari dengan lama penyinaran matahari hanya 38%. Dilihat dari
suhu rata-rata Kabupaten Manokwari bisa dikatakan daerah yang panas dengan suhu rata rata terendah sepanjang tahun 2012 mencapai 26,8°C sementara suhu tertinggi bisa mencapai 28°C.
Manokwari memiliki beberapa sungai, danau dan gunung yang tersebar di
beberapa wilayah. Sungai terpanjang adalah sungai Wariori yaitu sepanjang 96 km², Danau Kabori dengan luas 10 Ha dan Gunung Umsini dengan tinggi 2.950 mdpl.
Halaman 5 | B A B I I I
Tabel 3.3 Nama Sungai, Danau dan Gunung di Kabupaten Manokwari tahun 2018
No
Distrik
SUNGAI 1
Manokwari
Nama
Volume
Pami
25 km²
Mandopi
48 km²
Nuni Kesi
23 km² 43 km²
2
Prafi
Aimasi
3
Masni
Wariori
1
Manokwari Selatan
Kabori
10 ha
2
Warmare
Wabederi
7 ha
1
Manokwari
2
Warmare
DANAU
GUNUNG
Sumber BPS tahun 2019
Prafi
Anggresi
10 km² 65 km² 96 km² 3 ha
Itsiwei
2.117 mdpl
Awiwatsi
2.130 mdpl
Togwomeri Umsini
2.680 mdpl 2.950 mdpl
3.1.3 Demografi Kabupaten Manokwari merupakan salah satu wilayah dengan
penduduk terbesar di Provinsi Papua Barat. Pada tahun 2017 jumlah penduduk
mencapai 168.852 jiwa dengan jumlah laki-laki dan perempuan masing-masing sebesar 89.572 jiwa dan 79.280 jiwa. Dengan komnposisi seks rasio penduduk Kabupaten Manokwari adalah 112,98.
Jumlah penduduk tersebut tersebar menurut masing-masing Distrik,
seperti pada Tabel 3.4 Dengan jumlah distrik sebanyak 9 buah pada 164
kampung dan 9 kelurahan yang terhimpun pada 9 distrik. Distrik Manokwari Barat yang merupakan ibu kota Kabupaten Manokwari memiliki penduduk Halaman 6 | B A B I I I
terpadat dengan penduduk 94,054 jiwa atau sekitar 55.70 % dari total penduduk,
dengan kepadatan 396 jiwa / km2. Sebagai distrik yang menjadi pusat kegiatan ekonomi, jasa dan industri di Kabupaten Manokwari, tentunya akan menjadi daya
tarik bagi para imigran untuk tinggal dan menetap di distrik ini. Distrik ke dua dengan penduduk terpadat adalah Distrik Prafi dengan penduduk 16.150 jiwa
atau sekitar 8.34 % dari total penduduk dengan tingkat kepadatan mencapai 24 jiwa/km2. Secara keseluruhan, kepadatan penduduk Kabupaten Manokwari pada
tahun 2018 hanya mencapai 36 jiwa/km2. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.4 Tabel 3.4
Distribusi Penduduk Kabupaten Manokwari Menurut Distrik dan Luas Wilayah No.
Distrik
1 Warmare 2 Prafi
Laki-Laki (jiwa) 4.482
Perempuan (jiwa)
Jumlah (jiwa)
4.339
8.821
Rasio Jenis Kelamin 103,3
8.513
7.940
16.453
107,22
3 Manokwari Barat
51.894
45.030
96.924
115,24
4 Manokwari Timur
5.343
5.058
10.401
105,63
5 Manokwari Utara
1 329
1.228
2.557
108,22
6 Manokwari Selatan
8.178
7.103
15.281
115,13
7 Tanah Rubu
1.125
1.068
2.193
105,34
8 Masni
8.279 2 493
7.363
15.642
112,44
2.255
4.748
110,55
81.384
173.020
9 Sidey Jumlah
87.814
Sumber: BPS Kabupaten Manokwari 2019
3.2
Isu-isu Kekumuhan tingkat Kota Berdasarkan hasil pendataan Baseline Tahun 2015, kawasan kumuh
Kabupaten Manokwari berada di pesisir pantai, sempadan sungai, wilayah
permukiman padat, pasar dan dataran tinggi, dengan isu kekumuhan yang
menyebabkan penurunan fungsi kualitas kota/kawasan. Isu-isu indikator kekumuhan tersebut meliputi isu bangunan gedung (keteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan, persyaratan teknis bangunan gedung), isu jalan
lingkungan (cakupan pelayanan dan kualitas permukaan jalan), isu penyediaan air Halaman 7 | B A B I I I
minum, isu drainase lingkungan, isu pengelolaan persampahan, isu pengelolaan air limbah dan isu proteksi kebakaran. Dari ketujuh indikator kumuh, yang
menjadi entry point dalam menangani permasalahan kumuh atau mengurangi
luasan kumuh di Kabupaten Manokwari adalah isu penataan bangunan, jalan,
drainase, air minum, persampahan dan air limbah, karena kondisi tersebut membutuhkan penanganan krusial.
Secara umum, isu strategis pembangunan permukiman perkotaan di
Kabupaten Manokwari antara lain sebagai berikut: a.
Masih banyak bangunan liar, dan bangunan tidak sesuai standar, dengan pola
b.
Masih tingginya permasalahan persampahan. Pengelolaan belum maksimal
c.
d. e. f.
tidak teratur, dan di lahan illegal/ kawasan lindung (pelayanan skala kota dan lingkungan).
Masih tingginya permasalahan air minum (belum tercukupinya air minum)
Belum teraturnya jaringan drainase kota, banyak drainase rusak dan tersumbat hingga tidak berfungsi optimal,
Sudah terbentuk sistem kota namun untuk pengembangan terkendala terbatasnya ruang jalan.
Masih tingginya permasalahan pengelolaan limbah skala rumah tangga
3.2.1 Baseline Data Kumuh serta SK Penetapan Lokasi Kumuh A.
Baseline Data Kumuh Baseline data kawasan kumuh perkotaan Kabupaten Manokwari pada
dasarnya adalah informasi dasar yang dihimpun sebelum suatu program dimulai. Informasi dasar tersebut diuraiakan berdasarkan hasil rekapan data kumuh Kabupaten Manokwari.. Informasi dasar ini memuat Kawasan Kumuh Perkotaan Kabupaten Manokwari hanya berada di satu Distrik yaitu Distrik Manokwari Barat terdiri dari 21 kawasan dengan jumlah 10 Kelurahan yang terekap dalam bentuk profil kumuh kota sebagai berikut :
Halaman 8 | B A B I I I
B.
SK Penetapan Lokasi Kumuh Kabupaten Manokwari Sebaran dan luasan kawasan permukiman kumuh Kabupaten
Manokwari tahun 2019 yang sudah ditetapkan Sesuai Putusan Bupati Manokwari
SK NOMOR 653.2/135/VII/2019 tentang penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Manokwari adalah hasil dari revisi SK sebelumnya pada tahun 2015 sesuai putusan Bupati Manokwari NOMOR 96 TAHUN 2015 Berdasarkan hasil verifikasi tersebut
terdapat
penambahan luas permukiman kumuh yang sebelumnya pada SK Bupati Nomor Halaman 9 | B A B I I I
96 Tahun 2015 luas total permukiman kumuh adalah 100,08 Ha dan hanya terdapat pada 3 (tiga) Kelurahan yaitu, Kelurahan Manokwari Barat, Manokwari
Timur dan Wosi. Sedangkan untuk Sk hasil revisi yang ditetapkan Sesuai Putusan
Bupati Manokwari SK Nomor 653.2/135/VII/2019 luas total permukiman kumuh adalah 166.81 Ha yang terdapat pada 6 (enam) Kelurahan dan 4 (empat)
Kampung yang termasuk dalam kategori permukiman kumuh, yang tersebar di
Distrik (Kecamatan) Manokwari Barat, meliputi Kelurahan Amban, Kelurahan
Manokwari Barat, Kelurahan Manokwari Timur, Kelurahan Wosi, Kelurahan Sanggeng, Kelurahan Padarni, Kampung Udopi, Kampung Inggramui, Kampung
Soribo dan Kampung Binerauw. Selengkapnya untuk sebaran kawasaan permukiman kumuh hasil verifikasi tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Halaman 10 | B A B I I I
Tabel 3.5 Rekap Kajian Sebaran dan Delineasi Permukiman Kumuh Kabupaten Manokwari Tahun 2019 (Sesuai SK Bupati Manokwari Nomor 653.2/135/ VII/ 2019 tentang penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Manokwari) NO
1.
2.
3.
NAMA LOKASI
Kawasan Kampung Ambon
Kawasan Rodi
Kawasan Borobudur
Halaman 11 | B A B I I I
LUAS (Ha)
18.56
7.37
9.68
RT-RW
LINGKUP ADMINISTRASI LUAS KELURAHAN/ (Ha) DESA
KECAMATAN/ DISTRIK
RT001-RW001
2.60
Manokwari Timur
Manokwari Barat
RT002-RW001
2.83
Manokwari Timur
Manokwari Barat
RT003-RW001
2.43
Manokwari Timur
Manokwari Barat
RT001-RW002
7.24
Manokwari Timur
Manokwari Barat
RT002-RW002
2.37
Manokwari Timur
Manokwari Barat
RT003-RW002
1.09
Manokwari Timur
Manokwari Barat
RT001-RW003
1.55
Manokwari Timur
Manokwari Barat
RT002-RW003
3.56
Manokwari Timur
Manokwari Barat
RT003-RW003
2.26
Manokwari Timur
Manokwari Barat
RT002-RW003
0.30
Padarni
Manokwari Barat
RT003-RW003
0.83
Padarni
Manokwari Barat
TINGKAT KEKUMUHAN
TITIK KOORDINAT
Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Sedang Kumuh Ringan
134° 4' 59.530" E 0° 52' 16.448" S 134° 4' 54.833" E 0° 52' 20.468" S 134° 4' 50.746" E 0° 52' 24.469" S 134° 4' 53.861" E 0° 52' 7.558" S 134° 4' 51.932" E 0° 52' 13.183" S 134° 4' 51.205" E 0° 52' 15.447" S 34° 4' 46.481" E 0° 52' 21.308" S 134° 4' 43.493" E 0° 52' 13.183" S 134° 4' 40.418" E 0° 52' 16.983" S 134° 4' 15.504" E 0° 51' 35.668" S 134° 4' 16.281" E 0° 51' 34.102" S
4.
5.
Kawasan Anggrem
Kawasan Fanindi Pantai
Halaman 12 | B A B I I I
7.73
8.53
RT005-RW003
0.40
Padarni
Manokwari Barat
RT002-RW004
1.21
Padarni
Manokwari Barat
RT003-RW004
1.10
Padarni
Manokwari Barat
RT001-RW005
1.66
Padarni
Manokwari Barat
RT002-RW005
1.10
Padarni
Manokwari Barat
RT003-RW005
0.97
Padarni
Manokwari Barat
RT002-RW006
0.94
Padarni
Manokwari Barat
RT003-RW006
1.17
Padarni
Manokwari Barat
RT001-RW001
1.20
Padarni
Manokwari Barat
RT002-RW001
1.65
Padarni
Manokwari Barat
RT004-RW001
1.19
Padarni
Manokwari Barat
RT001-RW003
1.56
Padarni
Manokwari Barat
RT004-RW003
2.13
Padarni
Manokwari Barat
RT001-RW005
3.62
Manokwari Barat
Manokwari Barat
RT002-RW005
2.47
Manokwari Barat
Manokwari Barat
Kumuh Sedang Kumuh Ringan Kumuh Sedang Kumuh Ringan Kumuh Sedang Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan
134° 4' 15.471" E 0° 51' 36.980" S 134° 4' 15.690" E 0° 51' 32.370" S 134° 4' 13.673" E 0° 51' 31.369" S 134° 4' 13.464" E 0° 51' 28.504" S 134° 4' 10.328" E 0° 51' 29.107" S 134° 4' 9.420" E 0° 51' 26.457" S 134° 4' 8.489" E 0° 51' 20.902" S 134° 4' 11.130" E 0° 51' 24.223" S 134° 4' 17.223" E 0° 51' 50.801" S 134° 4' 17.630" E 0° 51' 48.161" S 134° 4' 17.025" E 0° 51' 53.458" S 134° 4' 46.481" E 0° 52' 21.308" S
Kumuh Sedang
134° 4' 17.090" E 0° 51' 39.633" S
Kumuh Ringan Kumuh Ringan
134° 4' 4.741" E 0° 51' 24.328" S 134° 4' 7.196" E 0° 51' 30.794" S
6.
7.
8.
Kawasan Wirsi
Kawasan Arkuki
Kawasan Dowansiba
Halaman 13 | B A B I I I
6.87
6.81
16.20
RT003-RW005
2.44
Manokwari Barat
Manokwari Barat
RT001-RW006
1.70
Manokwari Barat
Manokwari Barat
RT002-RW006
3.25
Manokwari Barat
Manokwari Barat
RT003-RW006
1.92
Manokwari Barat
Manokwari Barat
RT001-RW007
1.52
Manokwari Barat
Manokwari Barat
RT002-TW007
0.70
Manokwari Barat
Manokwari Barat
RT003-RW007
0.83
Manokwari Barat
Manokwari Barat
RT001-RW008
0.88
Manokwari Barat
Manokwari Barat
RT002-RW008
2.00
Manokwari Barat
Manokwari Barat
RT003-RW008
0.88
Manokwari Barat
Manokwari Barat
RT005-RW001
2.00
Amban
Manokwari Barat
RT006-RW001
2.65
Amban
Manokwari Barat
RT007-RW001
3.50
Amban
Manokwari Barat
RT008-RW001
0.85
Amban
Manokwari Barat
RT001-RW004
5.00
Amban
Manokwari Barat
Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan
134° 4' 2.600" E 0° 51' 29.149" S 134° 3' 59.548" E 0° 51' 36.726" S 134° 4' 2.052" E 0° 51' 33.443" S 134° 4' 2.669" E 0° 51' 39.771" S 134° 3' 59.421" E 0° 51' 44.661" S 134° 4' 3.045" E 0° 51' 43.453" S 134° 4' 2.558" E 0° 51' 45.728" S 134° 3' 59.199" E 0° 51' 50.681" S 134° 4' 2.441" E 0° 51' 49.992" S 134° 4' 0.088" E 0° 51' 54.268" S 134° 3' 51.845" E 0° 49' 48.142" S 134° 3' 54.854" E 0° 49' 48.756" S 134° 3' 57.926" E 0° 49' 55.622" S 134° 3' 57.906" E 0° 49' 46.296" S 134° 3' 45.373" E 0° 49' 57.184" S
9.
Kawasan Mulyono
15.20
10
Kawasan Blagor
6.67
11
Kawasan Pasar Sanggeng
4.20
12.
Kawasan Biryosi
4.91
13.
Kawasan Kali Dingin
2.88
14.
Kawasan Kampung Bugis
3.71
15.
Kawasan Maduraja
16.40
Halaman 14 | B A B I I I
RT002-RW004
2.20
Amban
Manokwari Barat
RT002-RW005
4.70
Amban
Manokwari Barat
RT003-RW005
6.40
Amban
Manokwari Barat
RT003-RW007
4.10
Amban
Manokwari Barat
RT001-RW001
3.36
Sanggeng
Manokwari Barat
RT002-RW001
3.31
Sanggeng
Manokwari Barat
RT003-RW001
1.54
Sanggeng
Manokwari Barat
RT002-RW007
2.66
Sanggeng
Manokwari Barat
RT002-RW008
2.48
Sanggeng
Manokwari Barat
RT003-RW008
2.43
Sanggeng
Manokwari Barat
RT001-RW007
2.88
Wosi
Manokwari Barat
RT004-RW007
1.25
Wosi
Manokwari Barat
RT005-RW007
2.46
Wosi
Manokwari Barat
RT002-RW006
5.38
Wosi
Manokwari Barat
RT003-RW006
2.56
Wosi
Manokwari Barat
Kumuh Ringan
134° 3' 51.474" E 0° 49' 58.730" S
Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh RIngan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan
134° 3' 36.982" E 0° 50' 35.543" S 134° 3' 39.875" E 0° 50' 39.284" S 134° 3' 10.479" E 0° 50' 26.801" S 134° 3' 51.877" E 0° 51' 55.428" S 134° 3' 52.381" E 0° 51' 51.225" S 134° 4' 3.282" E 0° 51' 59.689" S 134° 4' 5.036" E 0° 52' 3.386" S 134° 3' 49.671" E 0° 52' 31.086" S 134° 3' 45.161" E 0° 52' 27.394" S 134° 2' 50.906" E 0° 52' 7.577" S 134° 2' 50.404" E 0° 51' 59.913" S 134° 2' 54.118" E 0° 52' 6.774" S 134° 3' 1.639" E 0° 52' 2.314" S 134° 2' 55.640" E 0° 51' 56.084" S
16.
17.
Kampung Jawa
Kawasan Lembah Hijau
9.00
8.40
RT004-RW006
3.86
Wosi
Manokwari Barat
RT001-RW016
4.60
Wosi
Manokwari Barat
RT001-RW010
3.00
Wosi
Manokwari Barat
RT002-RW010
6.00
Wosi
Manokwari Barat
RT002-RW013
3.03
Wosi
Manokwari Barat
RT003-RW013
4.69
Wosi
Manokwari Barat
RT004-RW013
0.68
Wosi
Manokwari Barat
18.
Kawasan Inggramui
4.39
RT001-RW001
4.39
Inggramui
Manokwari Barat
19.
Kawasan Udopi
2.00
RT001-RW001
2.00
Udopi
Manokwari Barat
20.
Kawasan Soribo
4.30
RT001-RW001
4.30
Soribo
Manokwari Barat
21.
Kawasan Binerauw
3.00
RT001-RW001
3.00
Binerauw
Manokwari Barat
Jumlah
166.81
Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan
Sumber: SK NOMOR 653.2/135/VII/2019 tentang penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Manokwari 2019
Halaman 15 | B A B I I I
134° 2' 57.954" E 0° 52' 4.680" S 134° 2' 57.402" E 0° 52' 12.976" S 134° 3' 16.629" E 0° 52' 1.125" S 134° 3' 10.714" E 0° 52' 0.260" S 134° 2' 36.495" E 0° 51' 36.209" S 134° 2' 41.038" E 0° 51' 25.913" S 134° 2' 40.296" E 0° 51' 32.941" S 134° 2' 23.760" E 0° 51' 19.400" S 134° 2' 22.832" E 0° 51' 5.482" S 134° 2' 23.199" E 0° 52' 28.864" S 134° 1' 58.702" E 0° 52' 1.490" S
Gambar 3.2 Peta Sebaran Delineasi Permukiman Kumuh Kabupaten Manokwari
Halaman 16 | B A B I I I
Tabel 3.6 Kondisi Permukiman Kumuh Berdasarkan Indikator Kumuh
No Kelurahan/Desa
1.
Amban
2.
Manokwari Barat
3.
Manokwari Timur 4. Wosi
5.
Sanggeng
6.
Padarni
7. 8. 9. 10.
Binirauw Soribo Inggramui Udopi
Nama Kawasan
Ketidak Teraturan Bangunan
Jumlah Bangunan tidak memenuhi Persaratan Teknis
Numerik
Numerik
Dowansiba Mulyono Fanindi Pantai Wirsi Arkuki Kampung Ambon Rodi Kali Dingin Kampung Bugis Maduraja Kampung Jawa Lembah Hijau Blagor Pasar Sanggeng Biryosi Borobudur Anggrem
KABUPATEN MANOKWARI
Halaman 17 | B A B I I I
Jumlah KK Panjang jalan Jumlah KK tidak Luas Panjang Panjang Panjang Panjang dengan tidak terpenuhi kawasan saluran akses saluran Kebutuhan Kebutuhan permukaan terakses air kebutuhan Air yang terkena ke sistem drainase tidak Jalan Baru Drainase Baru rusak minum aman Minum genangan kota terpelihara minimalnya
Numerik
Numerik
Numerik
Numerik
Numerik
Numerik
Numerik
Numerik
Panjang saluran drainase rusak
Numerik
Jumlah KK Jumlah KK Jumlah KK dg Jumlah KK dengan dengan Jumlah KK dengan sistem sarpras sarpras tidak terakses sarpras air pengolahan pengolahan sistem air limbah tdk sampah tdk pengolahan sampah yang sampah limbah sesuai sesuai sesuai tdk sesuai tidak standar teknis persyaratan standar persyaratan terpelihara teknis teknis teknis Numerik
Numerik
Numerik
Numerik
Numerik
Jumlah bangunan tidak terlayani prasarana proteksi kebakaran
Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran
Numerik
Numerik
176 4 99 74 126 95 120 0 46 46 47 73 144 34 187 480 208 0 0 11 9
362 59 68 81 100 64 49 0 32 35 14 20 0 12 61 309 79 15 62 40 21
862 352 294 570 350 825 525 320 200 739 230 280 114 200 125 670 160 160 250 175 10,150
1 0 230 180 45 730 379 0 0 45 39 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
61 9 47 60 101 364 139 33 54 125 101 103 117 36 145 496 306 0 140 0 56
361 182 186 100 73 502 58 55 64 208 40 82 70 48 191 403 232 46 140 79 47
0 0 18 6 8 8 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1,400 1,050 566 1,132 1,435 1,991 915 528 438 1,593 410 460 500 600 300 2,119 917 2,320 7,008 928 1,380
450 350 178 260 379 575 286 164 144 488 80 130 150 200 100 633 304 660 2,336 214 460
4,033 2,053 3,184 2,250 1,975 2,518 710 913 2,066 4,705 2,069 3,068 1,087 1,015 434 1,870 818 0 60 1,018 670
329 53 1,356 1,075 1,379 2,518 710 200 386 1,499 497 1,541 0 306 0 70 0 0 60 1 150
19 3 15 54 34 17 32 0 0 0 0 0 0 0 0 457 172 33 126 4 11
36 40 9 79 54 48 73 0 0 0 0 0 0 0 0 516 185 33 0 0 35
0 0 0 23 64 384 77 0 52 0 0 0 0 0 0 0 0 46 140 0 110
354 126 199 142 228 536 185 55 64 285 61 55 187 48 191 598 313 46 140 79 110
179 0 0 66 124 485 167 0 52 107 0 73 187 48 191 529 250 46 140 0 110
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 40 75 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 46 94 0 0
1,979
1,483
17,551
1,649
2,493
3,167
49
27,990
8,541
36,516
12,130
977
1,108
896
4,002
2,754
0
255
Grafik Tingkat Kekumuhan Kabupaten Manokwari Berdasarkan Indikator Kumuh 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
74% 48%
59%
52%
40%
38%
15%
15% 2%
89%
85%
24%
17%
0%
3.1 Profil Permukiman Kumuh Kota
Gambar 3.3 Grafik Tingkat Kekumuhan Kabupaten Manokwari
Halaman 18 | B A B I I I
18%
24% 0%
2%
3.2.2 Profil Permukiman Kumuh Kelurahan A. Kelurahan Manokwari Timur
Halaman 19 | B A B I I I
B. Kelurahan Padarni
Halaman 20 | B A B I I I
C. Kelurahan Manokwari Barat
Halaman 21 | B A B I I I
D. Kelurahan Sanggeng
Halaman 22 | B A B I I I
Halaman 23 | B A B I I I
E. Kelurahan Wosi
Halaman 24 | B A B I I I
Halaman 25 | B A B I I I
F. Kelurahan Amban
Halaman 26 | B A B I I I
G. Kampung Inggramui
Halaman 27 | B A B I I I
H. Kampung Udopi
I.
Kampung Soribo
Halaman 28 | B A B I I I
J.
Kampung Binerauw
3.3 Penyepakatan Kawasan Permukiman Kumuh dan Delineasinya Menetapkan kawasan permukiman kumuh dengan pertimbangan agar
perencanaan penanganan kumuh dapat dilaksanakan lebih komprehensif, terintegrasi dengan sistem atau jaringan infrastruktur kota dan optimal
Kawasan kumuh Kabupaten Manokwari yang tersebar di 63 RT pada 10 kelurahan
dan 1 Distrik (Kecamatan) dengan luas total permukiman kumuh 166.81 Ha. Yang memerlukan penanganan dengan peningkatan kualitas dan pencegahan, baik penanganan skala lingkungan maupun skala kawasan/kota. Untuk skala lingkungan,
dilakukan penanganan di delineasi kumuh sesuai SK Kawasan Permukiman Kumuh
dengan putusan Bupati Manokwari NOMOR 96 TAHUN 2015 yang direvisi melaui
Putusan Bupati Manokwari NOMOR 653.2/135/VII/2019. Sedangkan untuk penanganan skala Kawasan/kota maka dilakukan Penyepakatan Kawasan dan penetapan
delineasi
kawasan
penanganan
permukiman
kumuh
melalui clustering kawasan (mengelompokkan lokasi-lokasi kumuh sesuai SK Halaman 29 | B A B I I I
kumuh). Tujuannya, agar perencanaan penanganan kumuh dapat dilaksanakan lebih komprehensif, terintegrasi dengan sistem infrastruktur kota.
Clustering kawasan tersebut berdasarkan kriteria kawasan yang
disepakati pada saat Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan RP2KPKP Kabupaten Manokwari, yaitu :
Pemetaan Partisipatif
1. Berdasarkan kesamaan tipologi (karakteristik) kekumuhan,
2. Kedekatan lokasi sebaran kumuh, dan konsentrasi kawasan kumuh, 3. Persentase kekumuhan berdasarkan 7 indikator kumuh, 4. Keterkaitan persoalan kumuh antar lokasi kumuh, dan
5. Hasil kajian kebijakan/rencana dan struktur ruang yang mengikat lokasi kumuh, sehingga perlu direncanakan sebagai satu kawasan.
Berdasarkan pertimbangan diatas maka untuk kawasan permukiman kumuh
Kabupaten Manokwari dari 21 Kawasan (sesuai SK Bupati Manokwari Nomor 653.2/135/ VII/ 2019) disepakati menjadi 5 Kawasan yaitu, 1.
Kawasan Teluk Sawaibu Kawasan Teluk Sawaibu yaitu delineasi Kawasan Kumuh dari 3 Kelurahan
yaitu, Kelurahan Padarni (Kawasan Anggrem dan Kawasan Borobudur), Kelurahan Manokwari Barat (Kawasan Fanindi Pantai, Kawasan Wirsi dan Kawasan Arkuki) dan sebagian Kelurahan Sanggeng (Kawasan Blagor dan Kawasan Pasar Sanggeng) sebanyak 31 RT dengan luas kawasan 50,49 Ha. 2.
Kawasan Teluk Wosi Kawasan Teluk Wosi yaitu delineasi Kawasan Kumuh dari 2 Kelurahan yaitu, Kelurahan Wosi (Kawasan Kampung Jawa, Kawasan Maduraja, Kawasan
Kampung Bugis, Kawasan Kali Dingin), dan sebagian Kelurahan Sanggeng (Kawasan Biryosi) sebanyak 11 RT dengan luas kawasan 36.90 Ha.
Halaman 30 | B A B I I I
3.
Kawasan Amban Kawasan Amban yaitu delineasi Kawasan Kumuh yang menggabungkan 2
Kawasan Kumuh dalam satu Kelurahan Amban, yaitu Kawasan Mulyono dan Kawasan Dowansiba sebanyak 9 RT dengan luas kawasan 31.40 Ha. 4.
Kawasan Sarinah Kawasan Sarinah yaitu delineasi Kawasan Kumuh yang menggabungkan 2 Kawasan Kumuh dalam satu Kelurahan Manokwari Timur, yaitu Kawasan
Kampung Ambon dan Kawasan Rodi sebanyak 9 RT dengan luas kawasan 25.93 Ha. 5.
Kawasan Tanah Merah Indah Kawasan Tanah Merah Indah yaitu delineasi Kawasan Kumuh dari 1
Kelurahan yaitu, Kelurahan Wosi (Kawasan Lembah Hijau) dan 4 Kampung
yaitu Kampung Udopi (Kawasan Udopi), Kampung Inggramui (Kawasan
Inggramui), Kampung Soribo (Kawasan Soribo) dan Kampung Binerauw
(Kawasan Binerauw) 7 RT dan empat kampung dengan luas kawasan 22.09 Ha 3.3.1
Identifikasi dan Analisis Kekumuhan Tahap ini akan menjadi saringan awal penilaian lokasi permukiman
kumuhberdasarkan kompleksitas permasalahan yang ada di lokasi permukiman
kumuh telah teridentifikasi pada tahap sebelumnya. Penilaian lokasi dilakukan untuk menilai/mengidentifikasi lokasi terhadap aspek: 1. Kondisi Kekumuhan
Penilaian lokasi berdasarkan aspek permasalahan kekumuhan terdiri atas
klasifikasi: ď&#x201A;ˇ ď&#x201A;ˇ ď&#x201A;ˇ
Kumuh kategori ringan;
Kumuh kategori sedang; dan Kumuh kategori berat.
Halaman 31 | B A B I I I
2. Legalitas Lahan Penilaian lokasi berdasarkan aspek legalitas lahan terdiri atas klasifikasi:
Status lahan legal; dan
Status lahan tidak legal.
3. Pertimbangan Lain Penilaian berdasarkan aspek pertimbangan lain terdiri atas:
Pertimbangan lain kategori rendah;
Pertimbangan lain kategori sedang; dan Pertimbangan lain kategori tinggi
Tabel 3.7 Nilai Rekap Kawasan berdasarkan Indikator dan Kriteria Kekumuhan No.
Kawasan
Luas (Ha)
1. 2. 3. 4. 5.
Kekumuhan Nilai
Teluk Sawaibu
50.49
Amban
31.40
44
Ringan
Sarina
25.93
35
Ringan
Teluk Wosi Tanah Indah
Merah
Total
Hasil Kajian, 2019
36.90 22.09 166.81
Halaman 32 | B A B I I I
45
Tingkat
41 39
Ringan Ringan Ringan
Pertimbangan Lain Nilai 15
Tingkat
Legalitas
Klasifikasi
Lahan
Tinggi
Legal/
Prioritas I
11
Tinggi
Legal
Prioritas I
9
Tinggi
Legal
Prioritas II
9 7
Tinggi Tinggi
Ilegal Legal Legal
Prioritas I
Prioritas II
Gambar 3. 4 Peta Sebaran Delineasi Permukiman Kumuh Kabupaten Manokwari
Halaman 33 | B A B I I I
Tabel 3.8 Hasil Kesepakatan/Penetapan Clustering Kawasan, Sebaran Kelurahan/RT dan Luasan Delineasi NAMA RT/RW DAN LUAS DELINEASINAMA RT/RW DAN LUAS DELINEASI KELURAHAN
KAWASAN
RT/RW
Luas Delineasi (Ha)
RT/RW
Luas Delineasi (Ha)
001-001
3.36
002-001
3.31
003-001
1.54
002-007
2.66
001-005
3.62
002-005
2.47
003-005
2.44
002-006
3.25
003-006
1.92
001-006
1.70
001-007
1.52
002-007
0.70
003-007
0.83
001-008
0.88
002-008
2.00
003-008
0.88
002-006
0.94
003-006
1.17
003-005
0.97
002-005
1.10
001-005
1.66
003-004
1.10
004-003
2.13
001-003
1.56
002-001
1.65
001-001
1.20
004-001
1.19
001-007
2.88
004-007
1.25
005-007
2.46
001-016
4.60
004-006
3.86
002-010
6.00
001-010
3.00
RT/RW
Luas Delineasi (Ha)
RT/RW
Luas Delineasi (Ha)
RT/RW
Luas Delineasi (Ha)
RT/RW
Luas Delineasi (Ha)
RT/RW
Luas Delineasi (Ha)
RT/RW
Luas Delineasi (Ha)
RT/RW
Luas Delineasi (Ha)
RT/RW
LUAS Luas Permukim Luas Luas Permukim an Kumuh Wilayah Delineasi an (Ha) (Ha)
PRIORITAS I KAWASAN TELUK SAWA IBU Sanggeng
50.49
Blagor Pasar Sanggeng Fanindi Pantai Wirsi Arkuki Borobudur Anggrem
Manokwari Barat
Padarni
002-004
1.21
003-003
0.83
002-003
0.30
005-003
0.40
PRIORITAS II KAWASAN TELUK WOSI Wosi
Sanggeng
Kali Dingin Kampung Bugis Maduraja Kampung Jawa Biryosidan Kriteria
003-006
2.56
002-006
5.38
Tabel 3.7
003-008 menurut 2.43 002-008 2.48 Indikator Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor 14 Tahun
Kampung Ambon Rodi
Lembah Hijau Dowansiba Mulyono
Halaman 34 | B A B I I I
2.88 4.00 3.71 4.05 16.40 16.48 9.00 9.00 4.91 4.97 2018
4.28 4.80 19.67 9.00 4.97
001-002
7.24
002-002
2.37
003-002
1.09
001-003
1.55
002-003
3.56
003-003
2.26
18.56 7.37
3.03
2.00 4.39 3.00 4.30 8.40
002-001
2.83
001-001
2.60
003-001
2.43
22.12 7.37
47.98 18.18
2.00 4.39 3.00 4.33 10.18
3284.00 3298.00 302.00 1048.00 25.73
33.00 15.20
115.80 37.82
22.09
004-013
0.68
003-013
4.69
002-013
PRIORITAS V KAWASAN AMBAN Amban
10.64 21.72 25.51 34.38 14.50 9.92 18.47
25.93
PRIORITAS IV KAWASAN TANAH MERAH INDAH Kampung Udopi Kampung Inggramui Kampung Binerauw Kampung Soribo Wosi
9.10 9.58 25.51 22.14 14.50 9.92 18.47
36.90
PRIORITAS III KAWASAN SARINA Manokwari Timur
6.67 4.20 8.53 6.87 6.81 9.68 7.73
31.40 001-004
5.00
002-004
2.20
005-001
2.00
002-005
4.70
003-005
6.40
003-007
4.10
006-001
2.65
007-001
3.50
008-001
0.85
16.20 15.20
Gambar 3. 5 Peta Sebaran Delineasi Permukiman Kumuh Kabupaten Manokwari
Halaman 35 | B A B I I I
3.3.2
Profil Kawasan Permukiman Kumuh
A. Kawasan Teluk Sawaibu
Gambar 3.6 Grafik Presentase indikator kumuh Kawasan Teluk Sawaibu
Halaman 36 | B A B I I I
Gambar 3.7 Peta Kawasan Kumuh Teluk Sawaibu
Halaman 37 | B A B I I I
B. Kawasan Teluk Wosi
KAWASAN WOSI
GRAFIK PERSENTASE SESUAI INDIKATOR KEKUMUHAN KAWASAN 100% 45% 19%14%
80%
74% 61% 1%
0%
27% 10%
20%
40% 0% 0%
10%
Gambar 3.8 Grafik Presentase Kawasan Teluk Wosi
Halaman 38 | B A B I I I
0% 0%
Gambar 3.9 Peta Kawasan Kumuh Teluk Wosi
Halaman 39 | B A B I I I
C. Kawasan Sarinah
KAWASAN SARINAH
GRAFIK PERSENTASE SESUAI INDIKATOR KEKUMUHAN KAWASAN
66%58% 47% 35% 14%15%
93% 73% 48%
0%
34% 34%34% 18% 10% 8%
Gambar 3.10 Grafik Presentase Kawasan Sarinah
Halaman 40 | B A B I I I
0% 0%
Gambar 3.11 Peta Administrasi Kawasan Sarinah
Halaman 41 | B A B I I I
D.
Kawasan Amban
KAWASAN AMBAN
GRAFIK PERSENTASE SESUAI INDIKATOR KEKUMUHAN KAWASAN
69% 19%
12%
100%
93%
0%
16%
71% 31% 0%
9%
6% 3% 12% 0%
Gambar 3.12 Grafik Presentase Kawasan Amban
Halaman 42 | B A B I I I
17%
0% 0%
Gambar 3.13 Peta Administrasi Kawasan Amban
Halaman 43 | B A B I I I
E.
Kawasan Tanah Merah Indah
KAWASAN TANAH MERAH INDAH
GRAFIK PERSENTASE SESUAI INDIKATOR KEKUMUHAN KAWASAN 84% 39% 24% 19%
65%
50% 0%
78%
29% 0%
93% 73% 60%
35%35% 21%
0% 0%
Gambar 3.14 Grafik Presentase Kawasan Tanah Merah Indah
Halaman 44 | B A B I I I
Gambar 3.15 Peta Administrasi Kawasan Tanah Merah Indah
Halaman 45 | B A B I I I
Gambar 3. 16 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Manokwari Barat
Halaman 46 | B A B I I I
Gambar 3. 17 Peta Eksisting Jaringan Jalan Kecamatan Manokwari Barat
Halaman 47 | B A B I I I
Gambar 3. 18 Peta Eksisting Jaringan Persampahan Kecamatan Manokwari Barat
Halaman 48 | B A B I I I
BAB IV KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
Halaman 1 | B A B I V
4.1
Konsep Penanganan Permukiman Kumuh Konsep Penanganan Permukiman Kumuh merupakan proses identifikasi
terhadap konsep serta strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh untuk skala kabupaten/perkotaan dan skala kawasan pada seluruh lokasi permukiman kumuh yang telah diverifikasi.
Adapun tujuan dari perumusan konsep penanganan permukiman kumuh
adalah untuk memperoleh rumusan konsep serta strategi pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh berdasarkan kebutuhan yang telah teridentifikasi pada tahapan sebelumnya, baik itu skala perkotaan maupun skala kawasan pada lokasi permukiman kumuh yang telah diverifikasi.
Secara sistematis, perumusan konsep dan strategi pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan, bisa dilihat pada bagan berikut :
Halaman 2 | B A B I V
Gambar 4.1 Bagan Perumusan Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan Halaman 3 | B A B I V
4.1.1
Konsep
dan
Strategi
Pencegahan
dan
Peningkatan
Kualitas
Permukiman Kumuh Skala Kota Konsep Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Skala
Kota ini diangkat dari kondisi aktual yang ada di kabupaten manokwari disertai
issue-issue strategis apa saja yang berpengaruh dalam pembangunan infrastruktur di wilayah Kabupaten Manokwari, dengan demikian akan diketahui kebutuhan penanganan, konsep penanganan dan strategi penanganan sebagai berikut:
Halaman 4 | B A B I V
Tabel 4.1 Konsep Penanganan Permukiman Kumuh Skala Kota REVIEW KEBIJAKAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
KEBUTUHAN PENANGANAN
KONSEP PENANGANAN
STRATEGI PENANGANAN
NO
KONDISI FAKTUAL
1.
Berkembangnya bangunan dilahan yang tidak sesuai peruntukannya (sempadan sungai atau pantai)
Pengendalian pembangunan permukiman pada daerah sempadan sungai dan pantai Pengendalian terhadap aspek KDB (Koefisien Dasar Bangunan)
Penegakan aturan perijinan Memaksimalkan daya tampung lahan efektif pada kelurahan lain
Permukiman kembali Peremajaan Relokasi
Pengawasan dan pengendalian pembangunan bangunan baru
Permukiman kembali Peremajaan lingkungan permukiman Relokasi
Meningkatkan regulasi pendirian bangunan Mensinkronkan perizinan dengan perencanaan tata ruang
2.
Belum adanya masterplan drainase Belum teraturnya jaringan drainase Kondisi eksisting drainase tidak mampu menampung limpasan air hujan Kecenderungan masyarkat membuang sampah di drainase
Penyusunan Masterplan drainase Arahan pengembangan drainase berupa peningkatan kualitas konstruksi jaringan drainase, dan pembangunan/ perluasan jaringan drainase dengan konstruksi beton Sosialisasi intensif kepada masyarakat disepanjang sungai/drainase Normalisasi dengan melakukan penertiban bangunan-bangunan
Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat Pemeliharaan jaringan drainase yang sudah ada Perlunya dokumen perencanaan drainase skala kota yang singkron dengan perencanaan jalan
Peningkatan konstruksi dan perluasan jaringan drainase dengan konstruksi beton
Pengawasan dan pengendalian Pemberdayaan Masyarakat
Peremajaan infrastruktur drainse
Pembangunan drainase memperhitungkan debit air, spek secara teknis dan terkoneksi dengan drainase sekunder Pelibatan masyarakat dari proses perencanaan pelaksanaan dan
Halaman 5 | B A B I V
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
PENCEGAHAN
PENINGKATAN Penyiapan lahan relokasi permukiman kembali Diarahkan pembangunan secara vertikal seperti RUSUNAWA dan RUSUNAMI (Apabila sudah sesuai dengan peruntukan lahan) Penataan kawasan dengan pengaturan petak bangunan Peningkatan konstruksi dan perluasan jaringan drainase dengan konstruksi beton Pembuatan resapan air yang mampu mengurangi genangan air.
NO
KONDISI FAKTUAL
REVIEW KEBIJAKAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH yang teridentifikasi merubah dimensi drainase/sungai
KEBUTUHAN PENANGANAN PENCEGAHAN
KONSEP PENANGANAN
PENINGKATAN
PENCEGAHAN
STRATEGI PENANGANAN
PENINGKATAN
PENCEGAHAN
dan jaringan air bersih
3.
Sebagian kawasan tidak terlayani oleh kendaraan pengangkut sampah
Halaman 6 | B A B I V
Peningkatan sistim pengelolaan sampah di TPA yang berwawasan lingkungan, mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan Pengelolaan sampah berbasis masyarakat, yaitu sistim pengelolaan yang melibatkan masyarakat secara langsung dalam pengumpulan sampah khususnya pada kawasan permukiman berkepadatan tinggi dan pada kawasan yang tidak terjangkau oleh mobil sampah Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang jumlahnya sesuai kebutuhan yaitu tong sampah pemilihan, TPS/TPST, gerobak sampah, dump truck, amroll, container sampah dan peralatan berat TPA Sosialisasi dan penerapan pengolahan sampah sistim 3R di masyarakat dan sekolah-sekolah, melalui seminar, pamflet, papan pengumuman dan media lainnya
Sosialisasi dan penerapan pengolahan sampah sistim 3R Peningkatan sistem manajemen persampahan
Peningkatan sarana prasarana pengelolaan sampah
dan
Pemberdayaan Masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam sistem pengelolaan persampahan Pengawasan dan Pengendalian
Peremajaan pada sarana dan prasarana pengelolaan sampah
pemeliharaan sehingga tercipta kepedulian dan pemeliharaannya. Membentuk tim terpadu pengawasan bangunan dan drainase kota. Sosialisasi dan penerapan pengolahan sampah sistim 3R di masyarakat dan sekolah-sekolah, melalui seminar, pamflet, papan pengumuman dan media lainnya Pengelolaan sampah berbasis masyarakat Peningkatan sistem manajemen persampahan
PENINGKATAN Pemeliharaan kondisi drainase secara berkala
Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan sampah Meningkatkan Sistem Pengelolaan Persampahan (UPTD)
NO
KONDISI FAKTUAL
REVIEW KEBIJAKAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Peningkatan sistem persampahan
4.
Masih tingginya permasalahan air minum (belum tercukupinya air minum)
Halaman 7 | B A B I V
KEBUTUHAN PENANGANAN
KONSEP PENANGANAN
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
PENCEGAHAN
Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat Perlindungan area tangkapan air
Pengadaan sumber air minum alternatif Pengembangan jaringan distribusi sekunder untuk pelayanan daerah selatan Peningkatan pelayanan melalui penambahan jaringan distribusi dan SR Penertiban jaringan liar Peremajaan jaringan utama Sinkronisasi perencanaan bidang cipta karya Peningkatan pemanfaatan alternatif pendistribusian air minum melalui tengki air
Pemberdayaan Masyarakat Pengawasan dan Pengendalian
PENINGKATAN
STRATEGI PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN
Mengelola sumber air yang ada dengan mengkampanyekan hemat air
Menambah jaringan saluran air bersih ke lingkungan Pengadaan teknologi penyulingan air bersih
manajemen
Melakukan pendataan mengenai jumlah kebutuhan air bersih untuk masyarakat Penyediaan air minum dan peningkatan jaringan distribusi (PDAM) Menambah kapasitas jaringan air baku sesuai kebutuhan Membangun berbagai infrastruktur air bersih Pemanfaatan sumber air lainnya Cakupan layanan air minum
Peremajaan
NO 5.
KONDISI FAKTUAL Kawasan permukiman berada pada daerah rawan bencana
Halaman 8 | B A B I V
REVIEW KEBIJAKAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Membatasi perkembangan pembangunan di wilayah rawan bencana Mengembangkan jalur dan ruang evakuasi bencana pada wilayah yang rawan bencana
KEBUTUHAN PENANGANAN
KONSEP PENANGANAN
STRATEGI PENANGANAN
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
Sosialiasi dan edukasi mengenai aturan dan ketentuan teknis dalam pembangunan permukiman Memperketat pembangunan permukiman pada kelerangan > 25%
Peningkatan rambu-rambu keselamatan dan bangunan pengaman bencana
Pengawasan dan pengendalian Pemberdayaan masyarakat
Peremajaan Permukiman kembali untuk daerah dengan resiko bencana tinggi
Sosialisasi mitigasi rawan bencana, Pemasangan alat peringatan dini bahaya datangnya bencana. Memberdayakan masyarakat setempat sebagai relawan siaga bencana Peningkatan Kapasitas dan Partsipasi Masyarakat dalam menangani kebencanaan
Penyediaan fasilitas penyelamatan pada lokasi yang merupakan kawasan yang terkena bencana Penyediaan APAR
Gambar 4.2 Peta Penanganan Skala Kota
Halaman 9 | B A B I V
4.1.2
Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Skala Kawasan
kondisi
Konsep dan strategi sakala kawasan diperlukan dalam hal menangani permukiman
kumuh
sesuai
dengan
profil
yang
diverifikasi/dimutakhirkan serta teridentifikasi kebutuhan penanganannya
telah
Kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Manokwari terdiri atas
lima kawasan yaitu
1. Kawasan Teluk Sawaibu, 2. Kawasan Teluk Wosi,
3. Kawasan Tanah Merah Indah, 4. Kawasan Sarina dan 5. Kawasan Amban.
Diantara lima kawasan tersebut terdapat kawasan yang memiliki
tipologi dan karakteristik permasalahan yang hampir sama, sehingga dalam upaya perumusan konsep pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
skala kawasan akan disajikan tiap permasalahan di kawasan kumuh tersebut dan nantinya akan dijadikan dasar perumusan program penanganan tiap kawasan kumuh tersebut, berikut konsep pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumu skala kawasan sebagai berikut :
Halaman 10 | B A B I V
Tabel 4.2 Konsep Penanganan Permukiman Kumuh Skala Kawasan KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
KONDISI FAKTUAL
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
KONSEP PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN
STRATEGI PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN Reklamasi pantai untuk menambah garis sempadan pantai Menyiapkan lahan/hunian sementara untuk pemugaran RTLH Melakukan pemugaran dan pembangunan RTLH Relokasi permukiman Melakukan pengelolaan RTH di kelurahan yang memungkinkan Membangun jalan beton untuk jalan titian dengan konstruksi jalan kayu Membangun jalan baru
KAWASAN TELUK SAWAIBU (50.49 Ha)
Bangunan
Jalan
1.165 Unit bangunan tidak teratur 649 Unit ketidak sesuaian dengan persyaratan teknis bangunan
455 meter jalan mengalami kerusakan 2358 Kebutuhan jalan baru
Halaman 11 | B A B I V
Pendataan bangunan yang tidak teratur Pendataan bangunan yang tidak sesuai persyaratan teknis
Sosialisasi dan Pemberdayaan Masyarakat Pendampingan Masyarakat
Rehabilitasi RTLH Relokasi ke Rusunawa
Peningkatan Kualitas jaringan jalan lingkungan Pembangunan Jalan
Pengawasan dan pengendalian melalui penegakan perizinan hunian baru Sosialisasi
Pemugaran RTLH Pembangunan Rusunawa
Melakukan Pemberdayaa n dan Pendekatan pada Pemilik Rumah
Pemberdayaan Masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan
Pemugaran Jalan yang mengalami kerusakan Peremajaan jalan yang belum sesuai dengan
Melakukan pendampinga n dan sosialisasi terhadap masyarakat
KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
KONDISI FAKTUAL
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
KONSEP PENANGANAN PENCEGAHAN
Air Minum
Drainase
1163 KK belum terlayani sumber air minum yang layak
4186 meter drainase tidak Pemeliharaan memenuhi jaringan drainase kualitas memadai yang sudah ada 12199 meter Normalisasi drainase Tidak sungai/kali mati terpelihara Sosialisasi dan 2104 meter Pemberdayaan kebutuhan Masyarakat saluran akses kesistem drainase kota
Halaman 12 | B A B I V
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
standar teknis yang ada
Penyusunan Master Plan Jalan Sosialisasi Air bersih dan layak minum Penyusunan dokumen/master plan air minum (PDAM)
PENINGKATAN
STRATEGI PENANGANAN
Penyediaan jaringan air bersih Perlindungan area tangkapan air Pengembangan jaringan distribusi
Peningkatan kapasitas volume daya tampung Rekonstruksi Jaringan drainase yang rusak Pembangunan drainase baru
Pengawasan dan pengendalian Pemberdayaan masyarakat untuk kampanye hemat air
Pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi Pengawasan dan pengendalian
Peremajaan dengan penambahan instalasi jaringan air
Peremajaan drainase memperbaiki kualitas dan meningkatkan fungsi drainase eksisting
Melakukan pemelihara an jaringan air minum
Melakukan review master plan drainase Kajian rencana drainase terkoneksi dari hulu sampai hilir Membuat turunan perda dan atau aturan bersama terkait pembuangan sampah pada drainase
Melakukan pembangunan jaringan air minum baru
Perbaikan jaringan drainase Peningkatan jaringan drainase Pengangkatan sedimentasi drainase Normalisasi Kali mati Pembangunan drainase baru
KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
Pengelolaan Air Limbah
KONDISI FAKTUAL 732 kk Tidak terakses sistem air limbah sesuai dengan persyaratan teknis 843 kk Sarpras air limbah tidak sesuai dengan persyaratan teknis 1715 kk tidak terjangkau pelayanan pengangkutan sampah min. 2 minggu sekali
Pengelolaan Sampah
Proteksi Kebakaran
Belum tersedia sarana prasana proteksi kebakaran
Halaman 13 | B A B I V
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
Sosialisasi kepada warga
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
STRATEGI PENANGANAN PENCEGAHAN
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai Penyediaan biaya operasional
Pembangunan jamban keluarga Pemberdayaan Pembangunan Melakukan masyrakat melalui septick tank pendampingan Pendampingan dan komunal terhadap penyuluhan kepada masyarakat Penggunaan masyarakat tekhnologi baru, bagi solusi keterbatasan lahan Pemberdayaan TPS Terpadu Sosialisasi dan masyarakat dengan Pengadaan alat penerapan Pendampingan dan pengelolaan operasional Pemberian sampah sistem pengangkut ketrampilan 3R sampah pemanfaatan Peningkatan Pembangunan sampah sistem Bank Sampah manajemen Penyuluhan kepada warga masyarakat persampahan Pembentukan Pembuatan lembaga pengelola turunan aturan sampah perda terkait pembuangan Pengawasan dan sampah pengendalian
Penyediaan jalur mobil pemadam kebakaran
Pemberdayaan Pengidentifikasi masyarakat dengan titik-titik Sosialisasi kepada pembuatan warga hidrant
Sosialisasi hidup sehat Penyediaan sarana Pembangunan septick tank yang memadai komunal Program sanitasi berbasis masyarakat Septick tank plus
Pemberdayaan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam sistem pengelolaan persampahan Pembentukan KSM untuk mengelola dan mengangkut sampah
KONSEP PENANGANAN
Sosialisasi titiktitik rawan kebakaran dan titik-titik
PENINGKATAN Konsolidasi Lahan Melakukan pembangunan septick tank komunal Merehabilitasi kembali septictank komunal Melakukan program septick tank plus Konsolidasi lahan Pengadaan kendaraan motor pengangkut sampah Melakukan pembangunan TPS terpadu Penambahan armada pengangkut sampah
Pembebasan Lahan Penyediaan hidrant Penyediaan APAR
KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
KONDISI FAKTUAL
PENCEGAHAN Pemberian ketrampilan pemadaman api
PENINGKATAN Pembentukan unit pemadam kebakaran skala lingkungan
KONSEP PENANGANAN PENCEGAHAN Pemberian keterampilan pemadaman api
PENINGKATAN Penyediaan kantong-kantong air pemadam kebakaran
STRATEGI PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN
hidrant yang tersedia Sosialisasi bahaya kebakaran
KAWASAN TELUK WOSI (36.90 Ha)
Bangunan
326 Unit bangunan tidak teratur 142 ketidak sesuaian dengan persyaratan teknis bangunan
Halaman 14 | B A B I V
Sosialisasi IMB dan GSB Pendataan bangunan yang tidak sesuai persyaratan teknis
Rehabilitasi RTLH Relokasi ke Rusunawa
Pengawasan dan pengendalian melalui penegakan perizinan hunian baru Sosialisasi
Pemugaran RTLH Peremajaan dan relokasi
Melakukan Pemberdayaa n dan Pendekatan pada Pemilik Rumah Sosialisasi daerah pembangunan terbatas Memasang plank pada daerah yang tidak boleh terbangun sesuai dengan RTRW
Konsolidasi lahan Penyediaan lahan/hunian sementara untuk RTLH terdampak Melakukan pemugaran dan pembangunan RTLH Relokasi permukiman ke Melakukan pengelolaan RTH di kelurahan yang memungkinkan
KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
Jalan
Air Minum
KONDISI FAKTUAL
84 meter jalan mengalami kerusakan
558 KK belum terpenuhi kebutuhan air bersih (60 liter/org/hari)
Drainase
2582 meter drainase tidak memenuhi kualitas memadai
Halaman 15 | B A B I V
PENCEGAHAN
Sosialisasi dan Pemberdayaan Masyarakat Pendampingan Masyarakat
Sosialisasi Air bersih dan layak minum Sinkronisasi perencanaan Pengawasan dan pengendalian
Pemeliharaan jaringan drainase yang sudah ada Normalisasi sungai dan drainase
PENINGKATAN Peningkatan Kualitas jaringan jalan lingkungan Pembangunan Jalan lingkungan
Penyediaan jaringan air bersih Perbaikan jaringan distribusi Perlindungan area tangkapan air
Peningkatan kapasitas volume daya tampung Rekonstruksi Jaringan drainase yang rusak
KONSEP PENANGANAN
STRATEGI PENANGANAN
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
Pemberdayaan Masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan
Pemugaran Jalan yang mengalami kerusakan Peremajaan jalan yang belum sesuai dengan standar teknis yang ada
Melakukan pendampinga n terhadap masyarakat
Konsolidasi lahan Membangun jalan baru Peningkatan kualitas jalan
Melakukan pemeliharaan jaringan air minum Melibatkan masyarakat dalam pemeliharaan jaringan air minum dan sumber mata air
Melakukan pembangunan jaringan air minum baru Membangun sumber air minum baru Perbaikan jaringan utama
Pengawasan dan pengendalian air bawah tanah Pemberdayaan masyarakat untuk kampanye hemat air
Pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi Pengawasan dan pengendalian
Peremajaan dengan penambahan instalasi jaringan air
Peremajaan drainase memperbaiki kualitas dan meningkatkan drainase eksisting
Melakukan review/penyus unan master plan drainase Kajian rencana drainase
Perbaikan jaringan drainase Peningkatan jaringan drainase Pengangkatan sedimentasi drainase
KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
KONDISI FAKTUAL
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
KONSEP PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN
Sosialisasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Pengelolaan Air Limbah
Masih terdapat rumah tangga tidak memiliki akses jamban keluarga
Halaman 16 | B A B I V
Sosialisasi hidup sehat Pembangunan Penyediaan sarana septick tank yang memadai komunal Program sanitasi Septick tank plus berbasis masyarakat
Pembangunan jamban keluarga Pemberdayaan Pembangunan masyarakat melalui septick tank Pendampingan dan komunal penyuluhan kepada Penggunaan masyarakat tekhnologi baru, bagi solusi keterbatasan lahan
STRATEGI PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN
terkoneksi dari Normalisasi Kali mati hulu sampai hilir Pengkajian teknis mikro outlet pembuangan air ke pantai Membuat turunan perda dan atau aturan bersama terkait pembuangan sampah pada drainase Pembebasan lahan Melakukan pembangunan septick Melakukan tank komunal pendampingan terhadap Merehabilitasi kembali masyarakat septictank komunal Melakukan program septick tank plus
KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
KONDISI FAKTUAL
Pengelolaan Sampah
Proteksi Kebakaran
656 KK tidak terjangkau pelayanan pengangkutan sampah min. 2 minggu sekali
Belum tersedia sarana prasana proteksi kebakaran
Halaman 17 | B A B I V
PENCEGAHAN
Pemberdayaan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam sistem pengelolaan persampahan Pembentukan KSM untuk mengelola dan mengangkut sampah skala lingkungan
Sosialisasi kepada warga Pemberian ketrampilan pemadaman api
PENINGKATAN
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai Penyediaan biaya operasional Penambahan Mobil sampah Bank sampah setiap kawasan
KONSEP PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN
Pemberdayaan masyarakat dengan Pendampingan dan Pemberian ketrampilan TPS Terpadu pemanfaatan Pengadaan alat sampah operasional Penyuluhan kepada pengangkut warga masyarakat sampah Pembentukan lembaga pengelola sampah Pengawasan dan pengendalian
Penyediaan jalur Pengidentifikasi Pemberdayaan mobil pemadam titik-titik masyarakat dengan kebakaran pembuatan Sosialisasi kepada hidrant Pembentukan unit warga pemadam Penyediaan Pemberian kebakaran skala kantong-kantong ketrampilan lingkungan dan skala air pemadam pemadaman api kawasan kebakaran
STRATEGI PENANGANAN PENCEGAHAN Sosialisasi dan penerapan pengelolaan sampah sistem 3R Pendampingan pengelolaan sampah dengan sistem 3R Peningkatan sistem manajemen persampahan Pembuatan turunan aturan perda terkait pembuangan sampah Sosialisasi titiktitik rawan kebakaran dan titik-titik hidrant yang tersedia Sosialisasi bahaya kebakaran
PENINGKATAN
Pembebasan lahan Pengadaan kendaraan motor pengangkut sampah Melakukan pembangunan TPS terpadu
Pembebasan Lahan Pembangunan /pembuatan jalur evakuasi bencana Penyediaan hidrant
KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
KONDISI FAKTUAL
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
KONSEP PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN
STRATEGI PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN
Melakukan Pemberdayaa n masyarakat Melakukan Pendekatan kepada pada Pemilik Rumah Melakukan pendampinga n masyarakat
Melakukan pemugaran dan pembangunan RTLH Menyiapkan lahan/hunian sementara RTLH akan dipugar Relokasi ke permukiman yang layak huni
Melakukan pendampinga n terhadap masyarakat
Membangun jalan beton Pembangunan jalan baru yang menghubungkan antar Kawasan Peningkatan kualitas jalan
KAWASAN SARINA (25.93 Ha) Bangunan
Jalan
215 Unit bangunan tidak teratur 113 Unit bangunan yang tidak layak huni Terdapat rumah tangga Berada di daerah kawasan rawan bencana
1075 meter jalan mengalami kerusakan 1350 Kebutuhan jalan baru
Halaman 18 | B A B I V
Pendataan bangunan yang tidak sesuai persyaratan teknis Pendataan bangunan yang berada di daerah resiko bencana tinggi
Sosialisasi dan Pemberdayaan Masyarakat Pendampingan Masyarakat
Rehabilitasi RTLH Relokasi ke RUSUNAWA/rumah deret
Peningkatan Kualitas jaringan jalan lingkungan Pembangunan Jalan lingkungan
Pengawasan dan pengendalian melalui penegakan perizinan hunia baru Sosialisasi dan pendampingan masyarakat
Pemugaran RTLH Pembangunan permukiman yang layak huni
Pemberdayaan Masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan
Pemugaran Jalan yang mengalami kerusakan Peremajaan jalan yang belum sesuai dengan standar teknis yang ada Pembangunan baru jalan
KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
KONDISI FAKTUAL
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
KONSEP PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN
STRATEGI PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN
Melakukan pemeliharaan jaringan air minum
Melakukan pembangunan jaringan air minum baru Perbaikan jaringan distribusi
lingkungan di permukiman
Air Minum
Drainase Lingkungan
Masih terdapat rumah tangga belum terpenuhi kebutuhan air bersih (60 liter/org/hari)
3228 meter drainase tidak memenuhi kualitas minimum
Halaman 19 | B A B I V
Sosialisasi Air bersih dan layak minum Perlindungan area tangkapan air
Pemeliharaan jaringan drainase yang sudah ada Sosialisasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Penyediaan jaringan air bersih
Peningkatan kapasitas volume daya tampung Rekonstruksi Jaringan drainase yang rusak Normalisasi drainase, sungai
Pengawasan dan pengendalian Pemberdayaan masyarakat untuk kampanye hemat air
Pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi Pengawasan dan pengendalian
Peremajaan dengan penambahan instalasi jaringan air baru di permukiman
Peremajaan drainase memperbaiki kualitas dan meningkatkan fungsi drainase eksisting Membangun jaringan drainase baru di permukiman
Melakukan review master plan drainase Kajian rencana drainase terkoneksi dari hulu sampai hilir Membuat turunan perda dan atau aturan bersama terkait pembuangan sampah pada drainase
Perbaikan jaringan drainase Peningkatan jaringan drainase Pengangkatan sedimentasi drainase Normalisasi Pembangunan saluran drainase baru
KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
Pengelolaan Air Limbah
KONDISI FAKTUAL Kondisi deliniasi permukiman kumuh belum memenuhi standar kelayakan sanitasi
Pengelolaan Sampah
721 KK tidak terjangkau pelayanan pengangkutan sampah min. 2 minggu sekali
Proteksi Kebakaran
Belum tersedia sarana prasana proteksi kebakaran
Halaman 20 | B A B I V
PENCEGAHAN
Sosialisasi hidup sehat
Pemberdayaan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam sistem pengelolaan persampahan Pembentukan KSM untuk mengelola dan mengangkut sampah skala lingkungan
Sosialisasi kepada warga Pemberian ketrampilan pemadaman api
PENINGKATAN Pembangunan permukiman khusus dilengkapi dengan sarana sanitasi yang layak
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai Penyediaan biaya operasional
Penyediaan jalur mobil pemadam kebakaran Pembentukan unit pemadam
KONSEP PENANGANAN PENCEGAHAN
Sosialisasi
PENINGKATAN
Pembangunan prasanana sanitasi pada permukiman
Pemberdayaan masyarakat dengan Pendampingan dan Pemberian ketrampilan TPS Terpadu pemanfaatan Pengadaan alat sampah operasional Penyuluhan kepada pengangkut warga masyarakat sampah Pembentukan lembaga pengelola sampah Pengawasan dan pengendalian Pengidentifikasi titik-titik Pemberdayaan pembuatan masyarakat dengan hidrant Sosialisasi kepada warga Penyediaan kantong-kantong
STRATEGI PENANGANAN PENCEGAHAN Melakukan pendampingan terhadap masyarakat
Sosialisasi dan penerapan pengelolaan sampah sistem 3R Peningkatan sistem manajemen persampahan Pembuatan turunan aturan perda terkait pembuangan sampah Sosialisasi titiktitik rawan kebakaran dan titik-titik hidrant yang tersedia
PENINGKATAN Pembangunan jamban keluarga pada permukiman
Pembebasan lahan Pengadaan kendaraan motor pengangkut sampah Melakukan pembangunan TPS
Pembebasan Lahan Pembangunan /pembuatan jalur evakuasi bencana Penyediaan hidrant
KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
KONDISI FAKTUAL
PENCEGAHAN
PENINGKATAN kebakaran skala lingkungan
KONSEP PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN air pemadam kebakaran
Pemberian ketrampilan pemadaman api
STRATEGI PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN
Sosialisasi bahaya kebakaran
KAWASAN TANAH MERAH INDAH (22.09 Ha) Bangunan
Jalan
93 Unit bangunan tidak teratur 158 Unit bangunan yang tidak layak huni Terdapat rumah tangga Berada di daerah kawasan rawan bencana
Masih terdapat jalan mengalami kerusakan 1015 Meter Kebutuhan pembangunan jalan baru
Halaman 21 | B A B I V
Pendataan bangunan yang tidak sesuai persyaratan teknis Pendataan bangunan yang berada di daerah resiko bencana tinggi
Sosialisasi dan Pemberdayaan Masyarakat Pendampingan Masyarakat
Pengawasan dan pengendalian Rehabilitasi RTLH melalui Relokasi ke penegakan RUSUNAWA/rumah perizinan hunia deret baru Sosialisasi dan pendampingan masyarakat
Peningkatan Pemberdayaan Kualitas jaringan Masyarakat dalam jalan lingkungan perencanaan dan Pembangunan Jalan pengawasan lingkungan
Melakukan Pemberdayaa n masyarakat Melakukan Pendekatan kepada pada Pemilik Rumah Melakukan pendampinga n masyarakat
Melakukan pemugaran dan pembangunan RTLH Menyiapkan lahan/hunian sementara RTLH akan dipugar Relokasi ke permukiman yang layak huni
Pemugaran Jalan yang mengalami kerusakan Melakukan Peremajaan jalan pendampingan terhadap yang belum masyarakat sesuai dengan standar teknis yang ada
Membangun jalan beton Pembangunan jalan baru yang menghubungkan antar Kawasan Peningkatan kualitas jalan
Pemugaran RTLH Pembangunan permukiman yang layak huni
KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
KONDISI FAKTUAL
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
KONSEP PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN
STRATEGI PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN
Air Minum
Drainase Lingkungan
Masih terdapat rumah tangga belum terpenuhi kebutuhan air bersih (60 liter/org/hari)
Sosialisasi Air bersih dan layak minum Perlindungan area tangkapan air
Pemeliharaan jaringan drainase 1752 meter yang sudah ada drainase tidak Sosialisasi dan memenuhi Pemberdayaan kualitas minimum Masyarakat
Halaman 22 | B A B I V
Pengawasan dan pengendalian Penyediaan jaringan Pemberdayaan air bersih masyarakat untuk kampanye hemat air
Peningkatan kapasitas volume daya tampung Rekonstruksi Jaringan drainase yang rusak Normalisasi drainase, sungai
Pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi Pengawasan dan pengendalian
Pembangunan baru jalan lingkungan di permukiman Peremajaan dengan penambahan instalasi jaringan air baru di permukiman
Peremajaan drainase memperbaiki kualitas dan meningkatkan fungsi drainase eksisting Membangun jaringan drainase baru di permukiman
Melakukan pemeliharaan jaringan air minum Melakukan review master plan drainase Kajian rencana drainase terkoneksi dari hulu sampai hilir Membuat turunan perda dan atau aturan bersama terkait pembuangan sampah pada drainase
Melakukan pembangunan jaringan air minum baru Perbaikan jaringan distribusi
Perbaikan jaringan drainase Peningkatan jaringan drainase Pengangkatan sedimentasi drainase Normalisasi Pembangunan saluran drainase baru
KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
Pengelolaan Air Limbah
Pengelolaan Sampah
Proteksi Kebakaran
KONDISI FAKTUAL
174 KK Tidak terakses sistem air limbah sesuai standar
PENCEGAHAN Sosialisasi hidup sehat
PENINGKATAN Pembangunan permukiman khusus dilengkapi dengan sarana sanitasi yang layak
430 KK tidak terjangkau pelayanan pengangkutan sampah min. 2 minggu sekali
Pemberdayaan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam sistem pengelolaan persampahan Pembentukan KSM untuk mengelola dan mengangkut sampah skala lingkungan
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai Penyediaan biaya operasional
Belum tersedia sarana prasana proteksi kebakaran
Sosialisasi kepada warga Pemberian ketrampilan pemadaman api
Penyediaan jalur mobil pemadam kebakaran Pembentukan unit pemadam kebakaran skala lingkungan
Halaman 23 | B A B I V
KONSEP PENANGANAN PENCEGAHAN Sosialisasi hidup sehat
Pemberdayaan masyarakat dengan Pendampingan dan Pemberian ketrampilan pemanfaatan sampah Penyuluhan kepada warga masyarakat Pembentukan lembaga pengelola sampah Pengawasan dan pengendalian Pemberdayaan masyarakat dengan Sosialisasi kepada warga Pemberian ketrampilan pemadaman api
PENINGKATAN Pembangunan prasanana sanitasi pada permukiman
STRATEGI PENANGANAN PENCEGAHAN Melakukan pendampingan terhadap masyarakat
PENINGKATAN Pembangunan jamban keluarga pada permukiman
TPS Terpadu Pengadaan alat operasional pengangkut sampah
Sosialisasi dan penerapan pengelolaan sampah sistem Pembebasan lahan 3R Pengadaan kendaraan Peningkatan motor pengangkut sistem sampah manajemen Melakukan persampahan pembangunan TPS Pembuatan turunan aturan perda terkait pembuangan sampah
Pengidentifikasi titik-titik pembuatan hidrant Penyediaan kantong-kantong
Sosialisasi titiktitik rawan kebakaran dan titik-titik hidrant yang tersedia
Pembebasan Lahan Pembangunan /pembuatan jalur evakuasi bencana Penyediaan hidrant
KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
KONDISI FAKTUAL
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
KONSEP PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN air pemadam kebakaran
STRATEGI PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN
Sosialisasi bahaya kebakaran
KAWASAN AMBAN (31.40 Ha)
Bangunan
Jalan
180 Unit bangunan tidak teratur 421 Unit bangunan yang tidak layak huni
Masih terdapat jalan mengalami kerusakan 721 Meter Kebutuhan pembangunan jalan baru
Halaman 24 | B A B I V
Pendataan bangunan yang tidak sesuai persyaratan teknis Pendataan bangunan yang berada di daerah resiko bencana tinggi
Sosialisasi dan Pemberdayaan Masyarakat Pendampingan Masyarakat
Rehabilitasi RTLH Relokasi ke Rusunawa
Peningkatan Kualitas jaringan jalan lingkungan Pembangunan Jalan lingkungan Penyediaan aksesoris jalan Penyediaan penerangan jalan
Pengawasan dan pengendalian melalui penegakan perizinan hunia baru Sosialisasi dan pendampingan masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan
Melakukan Pemberdayaa n masyarakat Melakukan Pendekatan kepada pada Pemilik Rumah Melakukan pendampinga n masyarakat
Melakukan pemugaran dan pembangunan RTLH Menyiapkan lahan/hunian sementara RTLH akan dipugar Relokasi ke permukiman yang layak huni
Pemugaran Jalan yang mengalami kerusakan Melakukan Peremajaan jalan pendampingan terhadap yang belum masyarakat sesuai dengan standar teknis yang ada
Membangun jalan beton Pembangunan jalan baru yang menghubungkan antar Kawasan Peningkatan kualitas jalan
Pemugaran RTLH Pembangunan permukiman yang layak huni
KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
KONDISI FAKTUAL
PENCEGAHAN
PENINGKATAN
KONSEP PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN
Air Minum
Drainase Lingkungan
Masih terdapat 543 KK belum terpenuhi kebutuhan air bersih (60 liter/org/hari)
Sosialisasi Air bersih dan layak minum Perlindungan area tangkapan air
382 meter Pemeliharaan drainase tidak jaringan drainase memenuhi yang sudah ada kualitas minimum Sosialisasi dan 6086 meter Pemberdayaan drainase tidak Masyarakat terpelihara
Halaman 25 | B A B I V
Pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi Pengawasan dan pengendalian
PENCEGAHAN
Peremajaan drainase memperbaiki kualitas dan meningkatkan fungsi drainase eksisting Membangun jaringan drainase baru di permukiman
PENINGKATAN Penyediaan penerangan jalan lingkungan dan rambu
Pembangunan baru jalan lingkungan di permukiman
Penyediaan jaringan Pengawasan dan Peremajaan air bersih pengendalian dengan Pemanfaatan penambahan Pemberdayaan jaringan distribusi instalasi jaringan masyarakat untuk existing yang air baru di kampanye hemat operasional permukiman air
Peningkatan kapasitas volume daya tampung Rekonstruksi Jaringan drainase yang rusak Normalisasi drainase, sungai
STRATEGI PENANGANAN
Melakukan pemeliharaan jaringan air minum Melakukan review master plan drainase Kajian rencana drainase terkoneksi dari hulu sampai hilir Membuat turunan perda dan atau aturan bersama terkait pembuangan sampah pada drainase
Melakukan pembangunan jaringan air minum baru Perbaikan jaringan distribusi
Perbaikan jaringan drainase Peningkatan jaringan drainase Pengangkatan sedimentasi drainase Normalisasi Pembangunan saluran drainase baru
KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
KONDISI FAKTUAL
Pengelolaan Air Limbah
22 KK Tidak terakses sistem air limbah sesuai standar 76 KK Sarpras air limbah tidak sesuai dengan persyaratan teknis
Pengelolaan Sampah
480 KK tidak terjangkau pelayanan pengangkutan sampah min. 2 minggu sekali
Proteksi Kebakaran
Belum tersedia sarana prasana proteksi kebakaran
Halaman 26 | B A B I V
PENCEGAHAN
Sosialisasi hidup sehat
Pemberdayaan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam sistem pengelolaan persampahan Pembentukan KSM untuk mengelola dan mengangkut sampah skala lingkungan
Sosialisasi kepada warga Pemberian ketrampilan pemadaman api
PENINGKATAN
KONSEP PENANGANAN PENCEGAHAN
PENINGKATAN
Pembangunan permukiman khusus dilengkapi dengan sarana sanitasi yang layak
Sosialisasi hidup sehat
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai Penyediaan biaya operasional
Pemberdayaan masyarakat dengan Pendampingan dan Pemberian ketrampilan TPS Terpadu pemanfaatan Pengadaan alat sampah operasional Penyuluhan kepada pengangkut warga masyarakat sampah Pembentukan lembaga pengelola sampah Pengawasan dan pengendalian
Penyediaan jalur mobil pemadam kebakaran Pembentukan unit pemadam
Pemberdayaan Pengidentifikasi masyarakat dengan titik-titik Sosialisasi kepada pembuatan warga hidrant
Pembangunan prasanana sanitasi pada permukiman
STRATEGI PENANGANAN PENCEGAHAN Melakukan pendampingan terhadap masyarakat
PENINGKATAN
Pembangunan jamban keluarga pada permukiman
Sosialisasi dan penerapan pengelolaan sampah sistem Pembebasan lahan 3R Pengadaan kendaraan Peningkatan motor pengangkut sistem sampah manajemen Melakukan persampahan pembangunan TPS Pembuatan turunan aturan perda terkait pembuangan sampah Pembebasan Lahan Sosialisasi titik Pembangunan titik rawan /pembuatan jalur kebakaran dan evakuasi bencana titik-titik Penyediaan hidrant
KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK
KONDISI FAKTUAL
PENCEGAHAN
PENINGKATAN kebakaran skala lingkungan
Halaman 27 | B A B I V
KONSEP PENANGANAN PENCEGAHAN Pemberian ketrampilan pemadaman api
PENINGKATAN Penyediaan kantong-kantong air pemadam kebakaran
STRATEGI PENANGANAN PENCEGAHAN hidrant yang tersedia Sosialisasi bahaya kebakaran
PENINGKATAN
Gambar 4.3 Peta Penanganan Skala Kawasan (Teluk Sawaibu)
Halaman 28 | B A B I V
Gambar 4.4 Peta Penanganan Skala Kawasan (Teluk Wosi)
Halaman 29 | B A B I V
Gambar 4.5 Peta Penanganan Skala Kawasan (Amban)
Halaman 30 | B A B I V
4.2
Konsep Pengembangan Permukiman Permukiman yang layak huni didefinisikan sebagai lingkungan tempat
tinggal sekaligus tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan. Hal ini menjadi urusan wajib Pemerintah Daerah untuk dapat melaksanakan penyelenggaraan pengembangan kawasan permukiman.
Konsep pengembangan yang dimaksud disini merupakan perencanaan
yang telah ada untuk pengembangan kawasan permukiman kumuh yang dapat ditinjau dari beberapa dokumen perencanaan di tingkat kabupaten, kecamatan,
maupun kelurahan. Dengan mengetahui konsep pengembangan tersebut, maka dapat dilakukan sinkronisasi antara konsep penanganan yang dirumuskan sebelumnya dengan konsep pengembangan yang terdapat di beberapa dokumen
perencanaan lainnya. Dengan demikian, adanya sinkronisasi itu diharapkan perencanaan nantinya dapat dijalankan secara Bersama.
Agar penanganan yang dilakukan nantinya dapat merubah wajah
kawasan kumuh dan memperkuat identitas atau visi kota maka perlu dibuat gagasan/konsep
pengembangan
untuk
masing-masing
kawasan
dengan
menentukan tema pengembangan kawasan. Misalkan, kawasan di tepian pantai,
direncanakan dengan konsep Waterfront City, di tepian sungai dengan konsep Riverfront, dan menerapkan konsep-konsep lainnya sesuai karakteristik kawasan.
Beberapa Konsep Umum pengembangan kawasan permukiman kumuh meliputi; a) Konsep peremajaan dan perbaikan kawasan permukiman terutama
pada area permukiman yang mengalami penurunan kualitas hunian dan lingkungannya.
b) Konsep permukiman kembali pada kawasan squatter terutama daerah pesisir dan pada permukiman diatas lahan pemerintah.
c) Konsep Konservasi Lingkungan (kawasan Pesisir dan kawasan penyangga (tepi hutan lindung)
d) Konsep Konektivitas internal dan eksternal Halaman 31 | B A B I V
e) Konsep rekstrukturisasi pola-pola permukiman yang tidak sustain dan terintegrasi
f) Konsep penerapan fungsi mixed-use fasilitas ekonomi serta pengembangan
sktor
ekonomi
(pelaku,
kemitraan) untuk menunjang livelihood.
kelembagaan,
dan
g) Konsep pembangunan lingkungan (neighborhood) dalam kerangka pembangunan kawasan.
h) Konsep wisata kota yang berwawasan lingkungan (eco-city View). Adapun
Prinsip
pengembangan/penataan
permukiman
yang
perlu
diperhatikan adalah : 1. Memperhatikan dimensi lingkungan, sosial dan kultural masyarakat perkotaan, untuk mewujudkan keteraturan kawasan,
2. Mewujudkan prinsip-prinsip keadilan antar dan lintas generasi dalam kawasan permukiman;Kawasan permukiman harus mempunyai â&#x20AC;&#x153;ciriâ&#x20AC;? / â&#x20AC;&#x153;identitasâ&#x20AC;?, sebagai lingkungan hunian yang teratur, bersih dan sehat,
3. Memenuhi kebutuhan pelayanan sarana dan prasarana dasar permukiman 4. Desain
kawasan
yang
kreatif
prilaku/budaya penghuni kawasan
dan
mampu
mendukung
perubahan
5. Terbangunnya Komitmen Pemerintah daerah, masyarakat dan stakeholder lain dalam mewujudkan permukiman perkotaan yang teratur, bersih dan sehat
Kriteria pokok pengembangan kawasan permukiman di kota pantai adalah:
a. Perlu keselarasan pembangunan untuk kepentingan pribadi (private) dan umum.
b. Perlu memperhatikan tata air, budaya lokal serta kepentingan umum.
c. Pengembangan kawasan permukiman dapat dibedakan atas kawasan permukiman penduduk asli dan kawasan permukiman baru.
d. Pada permukiman/perumahan nelayan harus dilakukan upaya penataan dan perbaikan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kawasan. Penempatan
Halaman 32 | B A B I V
perumahan nelayan baru hendaknya disesuaikan dengan potensi sumber daya sekitar dan â&#x20AC;&#x153;marketâ&#x20AC;? hasil budidaya perikanan.
e. Program pemanfaatan kawasan yang dapat diterapkan untuk kawasan
permukiman penduduk asli (lama) antara lain: revitalisasi/penataan bangunan, penyediaan utilitas, penanganan sarana air bersih, air limbah dan persampahan, penyediaan dermaga perahu, serta pemeliharaan drainase.
f. Program pemanfaatan kawasan yang dapat diterapkan untuk kawasan permukiman baru antara lain : penataan bangunan dengan memberi ruang untuk public access ke badan air, pengaturan pengambilan air tanah, reklamasi,
pengaturan batas sempadan dari badan air, program penghijauan sempadan, dan lain-lain.
Sesuai dengan kesepakatan dengan pertimbangan karakteristik tiap
kawasan maka dapat dirumuskan konsep pengembangan Kawasan Permukiman sebagai berikut :
Halaman 33 | B A B I V
Tabel 4.3 Konsep Pengembangan Kawasan Permukiman NO NAMA KAWASAN
LOKASI
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN
TELUK SAWAIBU
1.
Halaman 34 | B A B I V
Kelurahan Sanggeng, Kelurahan Manokwari Barat dan Kelurahan Padarni
Water Front City (berfungsi Mixed Use dan perlindungan kawasan)
ARAH PENGEMBANGAN KAWASAN 1. Penataan Permukiman Pesisir (bangunan dan lingkungan) 2. Penyediaan sarana dan prasarana dasar berstandar 3. Pengembangan Ikon Kawasan 4. Integrasi fasilitas eksisting di Kawasan 5. Sosialisasi dan Pemberdayaan Masyarakat 6. Mitigasi Resiko bencana
KONSEP PENATAAN PERMUKIMAN
Konsep Penataan Kawasan Permukiman diarahkan untuk mendukung konsep pengembangan kawasan antara lain : 1. Penataan dan Rehabilitasi Permukiman di daerah pesisr maupun permukiman diatas air 2. Reklamasi 3. Pembangunan dan peningkatan kualitas infrastruktur pendukung penataan permukiman (talud, jalan lingkungan, drainase, jembatan, jalur pedestrian, Air Bersih, MCK dan sanitasi, jalur dan rambu evakuasi, serta sarana pengelolaan sampah skala lingkungan. 4. Penyediaan Dermaga Kapal 5. Penyediaan dan Perbaikan RTH/RTP Multifungsi (ramah anak, parkir dan event) 6. Penyediaan Fasilitas CafĂŠ/ Toko Sovenir 7. Revitalisasi Kali 8. Penghijauan Kawasan (Penanaman Mangrove/Bakau
TELUK WOSI
2.
Kelurahan Wosi dan Kelurahan Sanggeng
Water Front City (Pendukung Kawasan Pusat Perdagangan, transportasi, dan Pariwisata Terpadu)
Pengembangan Pantai Wosi sebagai Destinasi Wisata Baru Perkotaan Manokwari dengan Kegiatan Ruang terbuka Publik/Taman Keluarga, Sport Center, dan Area Edukasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 1.
3.
SARINA
-
Kelurahan Manokwari Timur
Pengembangan Permukiman Pesisir sebagai kawasan wisata dan Pengembangan Permukiman Pendukung Taman Wisata Alam Gunung Meja
Peningkatan infrastruktur dasar kawasan permukiman sebagai pintu utama Taman Wisata - Peningkatan kawasan permukiman di pesisir sebagai kawasan wisata - Pengembangan fasilitas pendukung Taman Wisata Alam Gunung Meja
2. 3.
4. 5. 6.
Halaman 35 | B A B I V
Reklamasi dan RTP/RTH Rencana Jalan Akses menuji Bandara Ruang Terbuka Publik serbaguna (Plaza) Outdoor Gym Taman Bermain Anak Area Parkir Pujasera Warga Lokal Landmark/ Icon Kawasan Revitalisasi Muara Kali Wosi Pembangunan Jalan Inspeksi sebagai pembatas perkembangan pesisir Revitalisasi Pasar Wosi Revitalisasi kawasan DAS Kali Dingin Penataan Permukiman berbasis kearifan lokal yang diarahkan untuk mendukung kegiatan wisata di Taman Wisata Alam Gunung Meja (aksesibilitas menuju Taman Wisata Alam Gunung Meja) Penataan dan Rehabilitasi Permukiman di daerah pesisr maupun permukiman diatas air Pembangunan dan peningkatan kualitas infrastruktur pendukung penataan permukiman (talud, jalan lingkungan, drainase, jembatan, jalur pedestrian, Air Bersih, MCK dan sanitasi, jalur dan rambu evakuasi, serta sarana pengelolaan sampah skala lingkungan. Penyediaan dan Perbaikan RTH/RTP Multifungsi (ramah anak, parkir dan event) Penyediaan Fasilitas CafĂŠ/ Toko Sovenir Penghijauan Kawasan (Penanaman Mangrove/Bakau
4. Pengembangan infrastruktur Pengembangan ,jalur transportasi Pengembangan obyek wisata (Bumi Perkemahan, Hiking) Permukiman yang hijau untuk menghidupkan suasana hijau dan ramah lingkungan.
TANAH MERAH INDAH
Kampung Udopi, Kampung Inggramui, Kampung Binerauw, Kampung Soribo dan Kelurahan Wosi
Kawasan Wisata Alam
AMBAN
5.
Halaman 36 | B A B I V
Kelurahan Amban
Penataan Kawasan pendukung Pusat Pendidikan berbasir Sumber Daya Lokal
Peningkatan infrastruktur dasar Pengembangan jalur transportasi Permukiman yang hijau untuk menghidupkan suasana hijau dan ramah lingkungan Mendukung pengembangan sport center di UNIPA Mengarahkan penggunaan lahan lokal sebagai pusat penelitian Agriculture dan Peternakan
1. Penataan Permukiman yang diarahkan tanpa menghalangi view/ pemandangan kota, 2. Penataan Permukiman yang diarahkan untuk mewujudkan permukiman yang aman, nyaman ramah lingkungan dan layak huni 3. Pembangunan dan peningkatan kualitas infrastruktur pendukung penataan permukiman (talud, jalan lingkungan, drainase, jembatan, jalur pedestrian, Air Bersih, MCK dan sanitasi, jalur dan rambu evakuasi, serta sarana pengelolaan sampah skala lingkungan. 4. Penyediaan dan Perbaikan RTH/RTP Multifungsi (ramah anak, parkir dan event) 5. Penyediaan Fasilitas Café/ Toko Sovenir 1. Penataan Permukiman yang diarahkan untuk mewujudkan permukiman yang nyaman, aman dan ramah lingkungan dan layak huni 2. Pembangunan dan peningkatan kualitas infrastruktur pendukung penataan permukiman (talud, jalan lingkungan, drainase, jembatan, jalur pedestrian, Air Bersih, MCK dan sanitasi, jalur dan rambu evakuasi, serta sarana pengelolaan sampah skala lingkungan. 3. Penyediaan dan Perbaikan RTH/RTP Multifungsi (ramah anak, parkir dan event) 4. Penghijauan Kawasan
4.3
Konsep Pencegahan Permukiman Kumuh Permukiman yang layak huni didefinisikan sebagai lingkungan Sesuai
dengan UU No 1 Tahun 2011 pasal 95, upaya yang dilakukan untuk mencegah adanya permukiman kumuh dapat dilakukan melalui : A.
Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal)
1.
Tahap Perencanaan Pengawasan dan pengendalian terkait perijinan dimana pengawasan dan
pengendalian dilakukan terhadap rencana pengembangan perumahan dan permukiman, mencakup perijinan terhadap :
Ijin Prinsip Ijin Lokasi
Ijin Penggunaan pemanfaatan tanah
Ijin mendirikan bangunan
2.
Tahap Pembangunan
Ijin lainnya
Pengawasan dan pengendalian terkait kelayakan teknis dalam hal ini
pengawasan dan pengendalian dilakukan terhadap kelayakan teknis pembangunan
8 indikator kumuh yang meliputi pengawasan dan pengendalian kesesuaian terhadap standar teknis. 3.
Tahap Pemanfaatan Pengawasan dan pengendalian terkait kelayakan fungsi untuk menjadikan
suatu kondisi yaitu :
kondisi sistem pelayanan, kuantitas kapasitas dan dimensi serta kualitas bahan atau material yang digunakan masih sesuai dengan fungsinya
kondisi keberfungsian bangunan beserta prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) bangunan beserta PSU tidak mengurangi keberfungsiannya
Halaman 37 | B A B I V
B.
Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan dua hal yaitu
pendampingan dan pelayanan informasi. 1.
Pendampingan Ada 3 hal penting yang harus dilakukan dalam proses pendampingan
diantaranya adalah sebagai beikut : ď&#x201A;ˇ
Penyuluhan
Merupakan
kegiatan
untuk
memberikan
informasi
dalam
meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh ď&#x201A;ˇ
Pembimbingan
Pembimbingan merupakan kegiatan untuk memberikan petunjuk atau penjelasan mengenai cara untuk mengerjakan kegiatan atau larangan aktivitas tertentu terkait
pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh ď&#x201A;ˇ
Bantuan teknis
Bantuan teknis dibagi menjadi 2 yaitu bantuan teknis yang bersifat fisik diarahkan
pada upaya pemeliharaan/perbaikan atau melengkapi komponen fisik yang
menjadi parameter kekumuhan. Sedangkan bantuan teknis yang bersifat non fisik
diarahkan pada kegiatan penyusunan elemen software dan perencanaan meliputi fasilitasi penyusunan perencanaan, norma, standar, prosedur dan kriteria penguatan kapasitas kelembagaan, kerjasama pemerintah dengan swasta. 2.
Pelayanan informasi
Pelayanan informasi yang diberikan meliputi informasi baik melalui media elektronik, cetak maupun secara langsung kepada masyarakat terkait dengan :
Halaman 38 | B A B I V
Rencana tata ruang
Penataan bangunan dan lingkungan Perijinan
Standar perumahan dan permukiman
Pencegahan permukiman kumuh dapat dikatakan berhasil apabila : 1)
Infrastruktur dasar (8 indikator) permukiman memenuhi persyaratan
2)
Permukiman memiliki PSU yang lengkap dan memenuhi kelayakan teknis
3) 4) 5) 6) 7) 8)
kelayakan teknis dan kelayakan fungsi serta kelayakan fungsi
Masyarakat dan aparat kelurahan/desa memiliki pemahaman tentang peraturan perundang-undangan tentang perumahan dan permukiman
Terbangunnya PHBS ( Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Misalnya :
tidak membuang sampah di selokan, tidak melakukan pencemaran terhadap sumber air minum, dll
Tim O & P berjalan optimal
Kawasan permukiman secara visual teratur, tertata dan asri
Terbangunnya kolaborasi untuk mencegah tumbuhnya kawasan kumuh baru
dan lain-lain
Keseluruhan dari kegiatan pencegahan ini adalah kawasan permukiman
tetap terjaga kualitas permukimannya dan tidak berubah menjadi permukiman kumuh baru. 4.4
Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Sampai Dengan Pencapaian Kota Bebas Kumuh Dalam Skala Kota Dalam upaya mencapai terwujudnya program bebas kumuh di tahun
2022 di Kabupaten Manokwari, maka Strategi Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Manokwari yaitu:
Halaman 39 | B A B I V
1. Peningkatan kualitas permukiman kumuh
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur permukiman perkotaan sesuai dengan karakteristiknya.
3. Pemberdayaan Masyarakat dalam pemeliharaan dan pengelolaan infrastruktur permukiman perkotaan.
4. Mengoptimalkan sumber daya alam dan sumber daya buatan
5. Pembangunan kawasan permukiman baru dengan pelayanan infrastruktur yang layak dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
6. Meningkatkan implementasi rencana tata ruang perkotaan dan pengendalian pemanfaatan ruang perkotaan
Terkait dengan hal tersebut dibutuhkan komitmen bersama diantara
stakeholder di Kabupaten Manokwari untuk bersama-sama membangun permukiman dan infrastruktur permukiman di seluruh wilayah Kabupaten Manokwari khusunya di distrik manokwari barat agar tercapai masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera, sehingga setiap tahapan pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman harus jelas arah atau sasaran. Mengingat target
utama penanganan kawasan kumuh ini adalah 0%, maka perlu ada target atau
sasaran yang harus tercapai dalam tiap tahun perencanaanya sehingga apa yang menjadi dari tujuan perencanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur
dapat tercapai sesuai apa yang diharapkan bersama. Adapun target atau sasaran yang hendak di capai dalam program tiga tahunan sebagai berikut : a. Tahun Pertama (2020)
Tersusun keterpaduan penanganan kawasan kumuh yang jelas serta didukung dengan basis data yang akurat dan pendanaan yang jelas
b. Tahun Kedua (2021)
Terpenuhinya kebutuhan dasar dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman di seluruh wilayah Kabupaten Manokwari
c. Tahun Ketiga (2022)
Terwujudnya kawasan permukiman yang layak huni dan bebas kumuh di seluruh wilayah Kabupaten Manokwari
Halaman 40 | B A B I V
Tabel 4.4 Strategi Bebas Kumuh No
Tujuan
Kebijakan
Sasaran
Strategi
a. Meningkatkan pengawasan pembangunan permukiman baru oleh pihak pengembang b. Meningkatkan peran dan fungsi tata ruang dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan c. Meningkatkan anggaran pembangunan infrastruktur
1. Terpadunya pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan dengan rencana tata ruang 2. Tersusunnya arah perencanaan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
a. Meningkatkan kualitas SDM b. Meningkatkan fungsi lembaga/badan pengawas rencana tata ruang c. Meningkatkan koordinasi pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
a. Menciptakan tata kelola pengelolaan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman b. Mewujudkan iklim investasi pembangunan infrastruktur dan permukiman c. Meningkatkan pembangunan infratruktur permukiman di seluruh wilayah perkotaan Kabupaten Manokwari secara komprehensif
1. Terpenuhinya backlog kebutuhan rumah 2. Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur permukiman 3. Terjalinnya kerjasama kemitraan pengelolaan infrastruktur permukiman 4. Tersusunnya regulasi pengaturan dan pengendalian pembangunan permukiman baru
a. Meningkatkan pembangunan rusunawa. b. Meningkatkan pembangunan permukiman baru c. Meningkatkan pelayanan public terhadap pengelolaan air minum dan sampah d. Menyediakan sarana pendukung pengelolaan
Tahun Pertama (2020) I
Tersusun keterpaduan penanganan kawasan kumuh yang jelas serta didukung dengan basis data yang akurat dan pendanaan yang jelas
Tahun Kedua (2021) II
Terpenuhinya kebutuhan dasar dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman di seluruh wilayah perkotaan Kabupaten Manokwari
Halaman 41 | B A B I V
No
Tujuan
Kebijakan d. Meningkatkan peran dan fungsi infrastruktur permukiman secara maksimal e. Meningkatkan pemeliharaan infrastruktur permukiman yang sudah ada. f. Meningkatkan pengendalian perubahan alih fungsi lahan g. Mengembangkan tekhnologi tepat guna dan ramah lingkungan
Sasaran 5. Tersedianya teknologi tepat guna dan ramah lingkungan
Tahun Ketiga (2022) I
Terwujudnya Kawasan Permukiman yang Layak Huni dan Bebas Kumuh di seluruh wilayah Perkotaan Kabupaten Manokwari
Halaman 42 | B A B I V
a. Meningkatkan pembangunan permukiman baru b. Meningkatkan kualitas hunian tidak layak huni c. Meningkatkan daya beli rumah d. Meningkatan penataan kawasan permukiman e. Meningkatkan pembangunan infrastruktur permukiman
1. Terwujudnya pembangunan kawasan baru 2. Terwujudnya penataan kawasan permukiman kumuh di perkotaan 3. Tersedianya rumah layak huni bagi masyarakat MBR
Strategi sampah dan sanitasi yang memadai e. Menyiapkan sumber daya manusia yang handal f. Menyusun regulasi pengaturan dan pengendalian pembangunan permukiman baru g. Mengembangkan alternatif baru pengelolaan sampah dan sanitasi h. Menjalin kerjasama kemitraan dengan pihak swasta pengadaan dan pengelolaan air minum dan sampah a. Menggalakan pembangunan rusunawa. b. Meningkatkan pemerataan pembangunan kawasan permukiman baru c. Menyediakan lingkungan siap bangunan beserta infrastruktur pendukungnya d. Memberikan intensif dan disintensif bagi para pelaku
No
Tujuan
Kebijakan f. Meningkatkan jaringan pelayanan dan distribusi infrastruktur permukiman g. Meningkatkan peran aktif swasta dan peran serta masyarakat h. Meningkatkan kerjasama antar intansi, lembaga dan kementerian
Sasaran 4. Tercukupinya kebutuhan tempat tinggal (rumah) 5. Terlaksananya pembangunan infrastruktur permukiman di kawasan baru dan kawasan permukiman kumuh 6. Terjalinnya kerjasama antar instansi-lembaga dan kementerian dalam upaya menangani kawasan permukiman kumuh 7. Tersusunnya peran serta swasta dalam penanganan kawasan permukiman kumuh dan pembangunan kawasan baru 8. Tersusunnya peran serta masyarakat
Strategi
e. f.
g. h. i. j. k.
l.
Halaman 43 | B A B I V
pembangunan rumah (developer) Meningkatkan pelayanan perizinan pendirian kawasan permukiman baru Meningkatkan penyediaan air minum dan sanitasi di kawasan permukiman kumuh Mengembangkan alternatif baru sumber air minum Meningkatkan pelayanan infrastruktur persampahan dan pengelolaan sampah Mengembangkan alternatif baru pengelolaan sampah dan sanitasi Mengembangkan alternatif baru sumber-sumber air baku Meningkatkan kondisi jaringan jalan dan drainase di kawasan permukiman kumuh Meningkatkan kegiatan rehap rumah tidak layak huni
No
Tujuan
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2019
Halaman 44 | B A B I V
Kebijakan
Sasaran
Strategi m. Menggalakan kegiatan penghijauan di tingkat lingkungan n. Menggalakan pemberdayaan masyarakat kawasan permukiman kumuh o. Menjalin kerjasama dengan swasta p. Menjalin kerjasama antar instansi-lembaga dan kementerian
4.5 Penetapan Kawasan Prioritas Penetapan kawasan prioritas tentunya dengan mempertimbangkan
beberapa hal diantaranya adalah kawasan dengan permasalahan yang paling menonjol sesuai dengan tujuh indikator. Dalam penetapan kawasan prioritas
dilakukan dengan superimposed antara peta-peta tematik (kondisi perumahan, kondisi pelayanan air minum, sanitasi, jalan, drainase, dan pelayanan dasar seperti
kesehatan, pendidikan, transportasi, dsb) Hal tersebut dilakukan melalui proses
diskusi kelompok atau diskusi kelompok terarah dengan menggunakan peta peta hasil penetapan/clustering kawasan. Dari diskusi tersebut menghasilkan lokasi kawasan prioritas yang disepakati secara Bersama oleh Pokja PKP. penilaian pemilihan kawasan prioritas pengembangan, antara lain: 1. 2.
3. 4.
5. 6.
Kriteria
Termasuk dalam kawasan strategis kabupaten manokwari
Kawasan yang memiliki Potensi sumberdaya lokal yang lebih tinggi, apabila
potensi tersebut didayagunakan, diperkirakan dapat menjadi triger (pemicu) perkembangan pembangunan fisik, spasial dan ekonomi kelurahan;
Kawasan yang memiliki persoalan-persoalan pembangunan (social, ekonomi dan lingkungan) yang mendesak untuk ditangani (urgent); Kawasan potensi atau rawan bencana alam.
Terdapat potensi pengembangan kawasan yang dapat menunjang dan berdampak terhadapap wilayah di luar kawasan.
Berdasarkan hal tersebut diatas telah dilakukan Fokus Group Discussion
(FGD), dan pada diskusi tersebut menghasilkan konsep sesuai hasil sinkronisasi dengan kebijakan pembangunan Kabupaten Manokwari, bahwa penanganan
kawasan permukiman kumuh diarahkan untuk penanganan pusat perkotaan sebagai wajah kota. Dengan pertimbangan tersebut telah dirumuskan urutan penanganan prioritas Tahap I sampai dengan tahap IV sebagai berikut :
Halaman 45 | B A B I V
Tabel 4.5 Urutan Kawasan Prioritas NO 1 2 3 4 5
KAWASAN
Teluk Sawaibu Amban Teluk Wosi Sarina Tanah Merah Indah
LUAS KAWASAN
JUMLAH KELURAHAN/KAMPUNG
50,49 Ha 31.40 Ha 36.90 Ha 25.93 Ha 22.09 Ha
3 Kelurahan
URUTAN PRIORITAS I
1 Kelurahan 2 Kelurahan
II
1 Kelurahan
III
1 Kelurahan/4 Kampung
IV
4.6
Rencana Penangan Kawasan Prioritas
4.6.1
Kawasan Teluk Sawaibu Kawasan Teluk Sawaibu yang mana 1 kawasan ini tergabung dalam 3
Kelurahan yakni Kelurahan Padarni, Kelurahan Manokwari Barat dan Kelurahan
Sanggeng. Konsep Penganganan Kawasan Teluk Sawaibu ( Luas 50.49 Ha) yaitu Konsep Water Front City berfungsi Mixed Use dan perlindungan kawasan
Gambar 4.6 Peta Administrasi Kawasan Teluk Sawaibu Halaman 46 | B A B I V
Untuk membantu konsentrasi penyelesaiakan kawasan dibentuk
menjadi 4 blok/ segmen sebagai berikut.
Gambar 4.7 Pembagian Blok Kawasan Teluk Sawaibu
Adapun arah pengembangan kawasannya yaitu :
a) Penataan Permukiman Pesisir (bangunan dan lingkungan) b) Penyediaan sarana dan prasarana dasar berstandar c) Pengembangan Ikon Kawasan
d) Integrasi fasilitas eksisting di Kawasan
e) Sosialisasi dan Pemberdayaan Masyarakat f) Mitigasi Resiko bencana
Halaman 47 | B A B I V
Penataan Blok 1
Penataan Blok 2
Halaman 48 | B A B I V
Penataan Blok 3
Penataan Blok 4
Halaman 49 | B A B I V
Visualisasi Penanganan Kawasan Teluk Sawaibu
Gambar 4.8 Visualisasi Kawasan Teluk Sawaibu
Halaman 50 | B A B I V
4.6.2
Kawasan Amban Kawasan Amban terdiri dari 1 Kelurahan yakni Kelurahan Amban,
Konsep Penganganan Kawasan Amban ( Luas 31,40) yaitu Penataan Kawasan pendukung Pusat Pendidikan berbasir Sumber Daya Lokal.
Gambar 4.9 Peta Administrasi Kawasan Amban
Untuk membantu konsentrasi penyelesaian kawasan dibentuk menjadi 2
blok/ segmen sebagai berikut.
Halaman 51 | B A B I V
Gambar 4.10 Pembagian Blok Kawasan Amban
Adapun arah pengembangan kawasannya yaitu : Peningkatan infrastruktur dasar
Pengembangan jalur transportasi Permukiman yang hijau lingkungan
untuk menghidupkan suasana hijau dan ramah
Mendukung pengembangan sport center di UNIPA
Mengarahkan penggunaan lahan lokal sebagai pusat penelitian Agriculture dan Peternakan
Halaman 52 | B A B I V
Penataan Blok 1 Dowansiba
Penataan Blok 2 Mulyono
Halaman 53 | B A B I V
Halaman 54 | B A B I V
Visualisasi Penanganan Kawasan Amban
Gambar 4.11 Pembagian Blok Kawasan Amban
Halaman 55 | B A B I V
4.6.3
Kawasan Teluk Wosi Kawasan Teluk Wosi terdiri dari 2 Kelurahan yakni Kelurahan Wosi dan
Sanggeng. Konsep Penganganan Kawasan Wosi ( Luas 39,90 Ha) yaitu Water Front City (Kawasan Perdagangan dan Pariwisata Terpadu)
Gambar 4.12 Peta Administrasi Kawasan Teluk Wosi
Halaman 56 | B A B I V
Gambar 4.13 Pembagian Blok Kawasan Teluk Wosi
Adapun arah pengembangan kawasannya yaitu :
Pengembangan Pantai Wosi sebagai Destinasi Wisata Baru Perkotaan Manowkari dengan Kegiatan Taman Keluarga, Sport Center, dan Area Edukasi.
Halaman 57 | B A B I V
Penataan Blok 1
Penataan Blok 2
Halaman 58 | B A B I V
Penataan Blok 3
Penataan Blok 4
Halaman 59 | B A B I V
BAB V RENCANA AKSI PROGRAM DAN MEMORANDUM PROGRAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
Halaman 1 | B A B V
Bab ini menguraikan berbagai rencana aksi dalam peningkatan mencegah
tumbuhnya kawasan kumuh baru dan peningkatan kualitas kawasan kumuh
perkotaan di Kabupaten Manokwari. Rencana pencegahan terhadap tumbuhnya
kawasan kumuh baru harus menjadi perhatian yang besar selain meningkatkan
kualitas kawasan perumahan dan permukiman kumuh yang ada. Hal ini tidak dapat
diabaikan begitu saja karena berfokus pada peningkatan kualitas tanpa berusaha
mencegah munculnya kawasan kumuh baru sama saja dengan menciptakan kawasan kumuh yang baru. Oleh sebab itu, perlu diselidiki setiap aspek dalam kawasan permukiman eksisting yang dapat menjadi potensi munculnya kawasan kumuh baru.
Rencana aksi pencegahan berupaya untuk mengakomodir seluruh
kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan fisik dan non fisik. Bila
kegiatan fisik terkait erat dengan hal-hal yang sangat tampak nyata (tangible) maka kegiatan non fisik terkait dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya membangun pola pikir atau pemberdayaan (empowerment) masyarakat seperti pendampingan atau sosialisasi. Berikut ini rencana aksi pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh baru, yaitu:
5.1 Rencana Aksi Program Merupakan rencana kegiatan pencegahan dan peningkatan permukiman
kumuh yang pada kawasan permukiman kumuh periode tahun 2020 hingga 2024
dalam cakupan skala kelurahan dan kawasan yang meliputi kegiatan pembangunan prasarana sarana dasar permukiman, pengendalian kawasan hingga pemberdayaan masyarakat. Berikut adalah gambaran programnya:
Halaman 2 | B A B V
Tabel 5.1 Indikasi Program Periode Tahun 2020 hingga Tahun 2024 Kawasan Kumuh Perkotaan Kabupaten Manokwari
Halaman 3 | B A B V
Halaman 4 | B A B V
Halaman 5 | B A B V
Halaman 6 | B A B V
Halaman 7 | B A B V
Halaman 8 | B A B V
5.2 Konsep Penanganan Permukiman Kumuh Rencana Aksi Program Kawasan Prioritas Penanganan Permukiman Kumuh
Merupakan rencana aksi pada 3 (tiga) kawasan prioritas terpilih yaitu kawasan teluk Sawaybu, kawasan Teluk
Wosi dan Kawasan Amban. Masing-masing kawasan memiliki konsep pengembangan yang berbeda sesuai dengan karakteristik kawasan, berikut adalah rencana aksi pada masing-masing kawasan. 5.2.1 Kawasan Teluk Sawaibu
Dengan konsep pengembangan Kawasan Permukiman Kumuh yang diarahkan kepada pemanfaatan potensi laut
dalam peningkatan Penghidupan Masyarakat Pesisir untuk Mendukung Rencana pengembangan kawasan Water Front City. Dengan strategi peningkatan kawasan antara lain :
1. Relokasi permukiman pada lahan bukan peruntukkannya. 2. Penataan Kawasan Sempadan Pantai / Bantaran Sungai.
3. Peningkatan Kualitas Permukiman melalui peningkatan dan pemenuhan layanan infrastruktur dasar sesuai SPM. 4. Penataan ruang public dengan penambahan elemen ruang terbuka hijau untuk memperkuat identitas kawasan.
Berikut adalah rencana aksi peningkatan kawasan Teluk Sawaybu:
Halaman 9 | B A B V
Tabel 5.2 Rencana Aksi Program Kawasan Prioritas Penanganan Permukiman Kumuh Kawasan Teluk Sawaybu
Halaman 10 | B A B V
Halaman 11 | B A B V
5.2.2 Kawasan Amban Dengan konsep pengembangan Kawasan Permukiman Kumuh yang diarahkan kepada Pengembangan Kawasan
Permukiman Kumuh yang Mendukung Pusat Pendidikan dan Sport Center, memiliki strategi peningkatan kawasan antara lain :
1. Peningkatan Sarana prasarana dasar permukiman kumuh Dowansiba dan Mulyono 2. Penataan Kawasan Permukiman sekitar pusat pendidikan dan permukiman
3. Peningkatan Kualitas Permukiman melalui peningkatan dan pemenuhan layanan infrastruktur dasar yang terintegrasi dengan sistem kota
4. Penyediaan ruang interaksi masyarakat berupa publik dan ruang terbuka hijau.
Berikut adalah rencana aksi peningkatan kawasan Amban :
Halaman 12 | B A B V
Tabel 5.3 Rencana Aksi Program Kawasan Prioritas Penanganan Permukiman Kumuh Kawasan Amban
Halaman 13 | B A B V
5.2.3 Kawasan Teluk Wosi Dengan konsep pengembangan Kawasan Permukiman Kumuh yang diarahkan kepada upaya mendukung pusat
perdagangan dan pusat transportasi skala kota serta pemanfaatan potensi laut bagi peningkatan Penghidupan Masyarakat
Pesisir guna pengembangan kawasan Water Front City Kabupaten Manokwari. Konsep pengembangan kawasan Teluk Wosi juga berpedoman pada maasterplan penataan ruang publik Pantai Wosi Strategi Peningkatan kawasan antara lain :
1. Merevitalisasi kawasan pasar dan terminal Wosi
2. Memperbaiki kualitas lingkungan DAS kali Dingin, kali Wosi dan pantai Wosi
3. Meningkatkan potensi ekonomi melalui pengembangan kawasan serta perbaikan lingkungan utamanya potensi pusat perdagangan bercitra moderndan Ruang publik yang humanis.
Berikut adalah rencana aksi peningkatan kawasan Teluk Wosi :
Halaman 14 | B A B V
Tabel 5.4 Rencana Aksi Program Kawasan Prioritas Penanganan Permukiman Kumuh Kawasan Amban
Halaman 15 | B A B V
Halaman 16 | B A B V
BAB VI PENUTUP DAN RENCANA TINDAK LANJUT
Halaman 1 | B A B V I
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) diperlukan agar Pemerintah Daerah mampu menyusun dokumen perencanaan yang komprehensif sebagai acuan dalam pencapaian penanganan kawasan perumahan dan permukiman yang bebas kumuh. Dengan adanya Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) diharapkan dapat terciptanya keterpaduan program dan pembiayaan berbagai pemangku kepentingan sesuai dengan kewenangannya. Sebagai tahapan berikutnya diperlukan adanya tindak lanjut berupa rencana kegiatan yang akan dilakukan sebagai panduan dalam kegiatan aksi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan Kabupaten Manokwari khususnya untuk tahun 2020. Berikut adalah rencana kerja tindak lanjut Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan Kabupaten Manokwari.
Halaman 2 | B A B V I
Tabel 6.1 Rencana Kerja Tindak Lanjut PROVINSI
: PAPUA BARAT
KABUPATEN
: MANOKWARI
NO
KEGIATAN
01
TAHUN 2020 JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEPT
OKT
NOV
DES
Penanggung Jawab
PENYIAPAN KAWASAN PRIORITAS 1.1
Penyiapan Kawasan Prioritas 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5
02
Sosialisasi Dokumen RP2KPKP Dukungan Pengadaan Konsultan Penyusun DesainTeknis/DED Dukungan Pengadaan Konsultan Penyusun Dok LARAP Dukungan Rekomendasi Teknis dari SDA dan dinas PU Kabupaten Manokwari Penyelesaian Warga Yang Terkena Terdampak
Pokja PKP Pokja PKP Pokja PKP Pokja PKP Pokja PKP
PENYUSUNAN DOKUMEN PENATAAN KAWASAN Usulan Jadwal Ekspose ke 1 Usulan Lokasi dan Kegiatan
2.1
Skala Kawasan
2.2
Pokja PKP
Desain Kawasan 2.1.1
Profil Kumuh Kawasan
2.1.2
Kebijakan Strategis Kab/Kota
2.1.3
Analisis Kawasan
Halaman 3 | B A B V I
Askot Mandiri/Askot UP/TA UP Askot Mandiri/Askot UP/TA UP Askot Mandiri/Askot UP/TA UP
2.1.4
Desain Kawasan
2.1.5
Timeline Kegiatan (Skenario Pentahapan)
2.3
Penyusunan Dokumen DED
Askot Mandiri/Askot UP/TA UP Askot Mandiri/Askot UP/TA UP
2.3.1
Penyusunan/Review Gambar
Pokja PKP
2.3.2
Penyusunan/Review RAB
Pokja PKP
2.3.3
Finalisasi dokumen RKS
Pokja PKP
2.3.4
Review Justifikasi/Perhitungan Teknis
Pokja PKP
2.3.5
Pengesahan dan legalisasi dokumen DED
Pokja PKP
Usulan Jadwal Ekspose ke 2 Dokumen Teknis Skala
2.4
Kawasan
03
Pokja PKP
PENYIAPAN KEBUTUHAN SAFEGUARD SOSIAL DAN LINGKUNGAN (sesuai kebutuhan) 3.1
Penyusunan UKL-UPL 3.1.1
Sosialisasi dan Persiapan
3.1.2
Pengumpulan Data dan Kajian
3.1.3
Penyusunan draft dokumen UKL-UPL
3.1.4
Ekspose draft UKL-UPL
3.1.5
Rekomendasi Pengelolaan dan Pemantauan
3.1.6
Terbit Ijin Lingkungan
Halaman 4 | B A B V I
Pokja PKP/'Askot Safeguard Pokja PKP/'Askot Safeguard Pokja PKP/'Askot Safeguard Pokja PKP/'Askot Safeguard Pokja PKP/'Askot Safeguard Pokja PKP/'Askot Safeguard