Duta Rimba Edisi 63 - Maret April 2016

Page 1

HUT 55 TH BEKERJA LEBIH PRODUKTIF

PACU GETAH PINUS TEKNOLOGI BAJOS

No. 63 • TAHUN V • MARET - APRIL 2016

PDGT SIAP EKSPOR PRODUK OLAHANNYA

Pasir Putih Pantai Manganti

S U S U H K I EDIS HUN 55 TA NI PERHUTA

Pinus Bocor Getah Tekno Bajos


Kawah Putih PEMANDANGAN ALAM NAN EKSOTIS


salam rimba

Terus Tingkatkan Kualitas

P

embaca yang budiman, Duta Rimba terus melakukan pembenahan guna meningkatkan kualitas. Pembenahan paling anyar dapat dilihat dari penampilan majalah yang ada di tangan pembaca. Ukuran majalah menjadi lebih ramping dan enak untuk ditenteng atau handy. Tidak itu saja, penampilan, tata letak, dan rubrikasinya sedikit disempurnakan agar lebih menarik. Semua itu dilakukan jajaran redaksi semata-mata agar dapat memberikan layanan yang terbaik kepada pembaca semua. Kami berharap para pembaca ketika memegang Duta Rimba akan merasa lebih nyaman membacanya dan lebih pas kalau harus dimasukkan ke dalam tas. Pembenahan ini dilaksanakan seiring dengan peringatan hari ulang tahun ke 55 Perum Perhutani. Pembenahan terus dilakukan karena ini memang merupakan tuntutan zaman. Dalam edisi ulang tahun ini, akan dapat ditemukan sejumlah tulisan menarik di rubrik Rimba Utama, yakni Perhutani Terus Genjot Pendapatan dan Perhutani Kembangkan Kopi di Lahan Hutan. Pada rubrik Sela Rimba, pembaca akan dapat menemukan tulisan bagus yang bertutur tentang upaya Perhutani membantu pemerintah mewujudkan ketahanan pangan di Tanah Air, yakni Perhutani Berkiprah Wujudkan Swasembada Pangan. Tulisan inspiratif juga dapat ditemukan di rubrik Bina Rimba, yang ber-

judul Dwi Utanti Naik Haji Berkat PKBL. Di sini pembaca dapat mengambil semangat dan kerja keras untuk meraih sukses. Bagi pembaca yang senang dengan traveling, di edisi ini dapat ditemukan tulisan menarik di rubrik Wisata Rimba dengan judul, Menikmati Hamparan Pasir Putih di Pantai Menganti. Di sini pembaca dapat menikmati hamparan pasir putih yang dipadukan dengan birunya air laut serta dikelilingi bukit-bukit hijau dan tebing alam yang menjulang tinggi bakal membuat para wisatawan takjub dan betah bermain-main di Pantai Menganti. Ada juga tulisan di rubrik Warisan Rimba, yang berjudul Lestarikan Situs Watu Lumpang Peninggalan Zaman Prasejarah, tulisan di rubrik Flora dan Fauna Rimba, yaitu Usir Nyamuk Aedes Aegypti dengan Selasih dan Air Liur Kutu Lak Kaya Manfat. Tuisan berjudul Anggota Saka Wanabaki Harus Kreatif dapat pembaca temukan dalam rubrik Tunas Rimba. Tulisan menarik lain juga dapat disimak dalam naskah berjudul, KPH Semarang Kembangkan Biomassa, Hijau Lestari Berkiprah 5 tahun Menjadi Mitra CSR Jabar, Nikmatnya Menyantap Udang di Gubuk Mang Engkin, Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin Kembangkan Produk. Dan masih banyak lagi tulisan lain yang tidak kalah menarik. Redaksi.

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

1


semai rimba

18

12

PENGARAH Mustoha Iskandar Direktur Utama Perum Perhutani PENANGGUNG JAWAB John Novarly Sekretaris Perusahaan

1

PEMIMPIN REDAKSI Susetiyaningsih Sastroprawiro Kepala Biro Komunikasi Perusahaan SEKRETARIS REDAKSI Ruddy Purnama REDAKTUR Dadang Kadarsyah • Lusia Diana TATA USAHA M. Agus • Media Indah • Adehika • Guritno Perwakilan Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Timur Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Barat & Banten DEsain & Layout Team Duta Rimba Art Works Alamat Redaksi Biro Komunikasi Perusahaan Perhutani Gd. Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 10 Jl. Gatot Subroto Senayan Jakarta Pusat Telp: 021 - 5721 282, Fax: 021 - 5733 616 E-mail: redaksi@perumperhutani.com www.perumperhutani.com Naskah & Advertensi DUTA RIMBA adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan Perum Perhutani untuk berbagi informasi korporasi kepada internal dan para pihak. Redaksi menerima tulisan, artikel/naskah softcopy dan berhak melakukan editing sesuai dengan kebutuhan penerbitan. Majalah Duta Rimba dapat diakses di : www.perumperhutani.com Perum Perhutani

2

SALAM RIMBA

@PerumPerhutani

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

Terus Tingkatkan Kualitas.

SEMAI RIMBA POS RIMBA FROM CEO

6 Bekerja Lebih Produktif

26

RIMBA UTAMA

8 Perhutani Terus Berbenah. 12 Terus Genjot Pendapatan. 16 Pemenang Perhutani Green Pen Award. SOSOK RIMBA 26 Budi Widodo :

Pacu Getah Pinus Dengan Teknologi Bajos.

BISNIS RIMBA

22 PDGT Pemalang Siap Ekspor Produk Olahannya

LENSA RIMBA RIMBA OPINI

56 Ribetkah PUHH Online ? DANGAU RIMBA POJOK KPH

61 KPH Semarang Kembangkan Biomassa. BINA RIMBA

64 Dwi Sutanti, Naik Haji Berkat PKBL Perum Perhutani.


22

64

76

RIMBA GROUP

68 Hijau Lestari , Kiprah 5 Tahun Menjadi Mitra CSR Jabar. INOVASI RIMBA

70 Perhutani Kembangkan Kopi di Lahan Hutan. WARISAN RIMBA

72 Situs Watu Lumpang, Peninggalan Zaman Prasejarah. RIMBA WISATA

76 Pantai Manganti, Menikmati Hamparan Pasir Putih. FLORA RIMBA

80 Selasih, Usir Nyamuk Aedes Aegypti.

FAUNA RIMBA

84 Air Liur Kutu Lak, Kaya Manfaat. PUSTAKA RIMBA

86 Meretas Kiprah yang Tak Tercatat, Menyingkap Bisnis Kehutanan Indonesia.

RIMBA KULINER

88 Menyantap Udang di Gubug Mang Engking TUNAS RIMBA

UJUNG RIMBA

94 Edi Kamaludin. Profil KRPH Berprestasi dari KPH Cianjur. 95 Yuniadi, Mandor Peraih Penghargaan “Bocor Getah” Yang Rajin Berkunjung. CERITA RIMBA

96 Fragmen Tanah Musim.

92 Anggota Saka Wanabaki, Harus Kreatif.

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

3


pos rimba Sampaikan Kritik, saran pertanyaan seputar perhutani yang ingin ANDA ketahui melalui rubrik ini. Kritik dan saran anda sangat berguna bagi pengembangan majalah ini. Kami akan sangat berterima kasih jika anda berkenan menyampaikan kritik saran dan pertanyaan dengan konstruktif dan bertanggung jawab, jika perlu lengkapilah dengan data-DATA PENDUKUNG.

Yth. Redaksi DR. Lahan Perum Perhutani sangat luas, dan di sela-sela tegakan pohon Jati, masih banyak tanah yang belum digarap. Tanah tersebut adalah tanah yang terawat yang tidak berbelukar liar dan merupakan tanah yang subur, dapatkah diolah oleh masyarakat dengan ditanami tanaman pangan? Bagaimana caranya agar masyarakat dapat memanfaatkan lahan ini agar menghasilkan ? Ririn, Probolinggo Redaksi : Terimakasih ibu Ririn. Masyarakat dapat menanam tanaman sela yang berada di sela hutan jati dalam wadah LMDH dengan membuat kesepakatan terlebih dahulu dengan pihak KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan). Lahan tersebut dapat dapat ditanami jahe, kencur, nanas, tebu, salak dan lain-lain tanaman yang akan ditanam sudah tentu harus dikonsultasikan dengan pihak Perhutani , agar tidak mengganggu tanaman utama. Red. Redaksi Duta Rimba yang saya hormati. Saya mengikuti berita tentang penjualan kayu Jati Perhutani secara online. Saya juga sudah pernah membuka web Perhutani untuk melakukan pembelian kayu Jati secara online. Tetapi bukankah bisa saja terdapat web palsu atau dipalsukan yang dapat menyesatkan pengiriman pembayaran? Bagaimana agar saya yakin bahwa pembayaran saya pasti sampai kepada pihak Perum Perhutani saat saya membeli kayu Jati tersebut ? Banar Sardjoko, Banyumas Redaksi Terimakasih Bapak Banar. Untuk menjamin pengiriman pembayaran akan sampai pada pihak yang dituju sudah tentu membutuhkan sumber pemandu yang dapat dipercaya. Anda bisa mendatangi pihak KPH untuk mendapatkan penjelasan dan panduan, atau bertanya kepada pembeli lain yang pernah melakukan pembelian kayu Perhutani secara online, untuk mengetahui cara pembayaran yang benar dan terjamin, sehingga Anda tidak ragu lagi untuk mentransfer pembayaran. Red

4

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

Yth. Majalah Duta Rimba, Salah satu cara menjaga agar tegakan Jati dapat selamat sampai masa panen diperlukan keamanan. Ada polisi kehutanan yang melakukan patroli tetapi lahan sangat luas apakah petugas setiap hari dapat melakukan pemantauan di lahan kehutanan yang sangat luas itu ? Sudahkah Perhutani menggunakan teknologi, sehingga pengawasan dapat intensif?? Asep, Banten ; Terimakasih Bapak Asep. Benar, lahan sangat luas, ada Polisi hutan yang setiap hari melakukan patroli tidak dapat menjangkau ke seluruh lahan. Namun sekarang Perum Perhutani mendapatkan bantuan dari LAPAN, berupa program untuk mengakses Citra Satelite dengan resolusi tinggi. Hal ini yang memudakan petugas mengawasi hutan melalui monitor dari kantor saja. Bahkan luas lahan hingga berapa banyak pohon yang ada di lahan tersebut dapat dipantau. Red. Redaksi Yth, Saya pernah membaca majalah Duta Rimba, ketika berkunjung di rumah saudara yang kebetulan karyawan Perhutani. Rubriknya variatif, gaya tulisannya enak dibaca, mudah dipahami dan isinya sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan. Apakah orang umum (bukan karyawan Perhutani) bisa mengirimkan naskah? Bagaimana cara mendapatkan majalah Duta Rimba, apakah Duta Rimba dijual umum, di mana saya bisa mendapatkannya? Bayu, Bojonegoro Sdr Bayu, terima kasih atas apresiasinya. Anda bisa mengirim naskah anda melalui email, atau dalam bentuk hardcopy, tujukan ke alamat redaksi. Naskah Anda akan dimuat jika sesuai dengan thema dan selaras dengan visi misi Perhutani, tidak menutup kemungkinan naskah akan diedit tanpa mengurangi substansinya. Hingga saat ini Majalah Duta Rimba masih untuk kalangan sendiri, tidak dijual umum. Red


DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

5


FROM CEO

MUSTOHA ISKANDAR

Bekerja Lebih Produktif

U

sia 55 tahun merupakan umur yang tidak muda lagi. Jika disamakan dengan usia manusia, maka yuswo sekitar 50 tahun merupakan umur yang sudah mulai rentan terhadap ancaman penyakit. Jadi harus benar-benar dirawat dan dijaga dalam banyak hal agar tetap dapat eksis dengan baik. Telah lebih dari setengah abad sejak pemerintah memberikan mandat dan kepercayaannya perusahaan umum (Perum) yang mengelola kehutanan, erhutani masih tetap tegar mengarungi berbagai peristiwa sulit. Banyak sekali perusahaan yang tidak berhasil mencapai usia yang demikian panjang, bahkan suatu perusahaan yang telah mendunia, bisa saja dalam waktu singkat oleh karena terhalang satu kendala langsung menutup usahanya. Salah satu perusahaan telepon selular yang berpusat di Finlandia, mengalami collaps dalam waktu sangat singkat karena suatu kendala. Persaingan untuk mendapatkan kualitas yang meningkat, dibutuhkan masyarakat telah nyata di depan mata. Perhutani jika tidak melakukan perubahan, akan tergilas oleh perubahan. Tidak bisa lagi berlama mempertahankan tinggal di zona yang mapan tanpa mau mengikuti perubahan, sebab hanya perubahan itu saja yang tetap. Pemerintah telah menegaskan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dituntut menjadi instrumen ket-

6

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

ahanan nasional di bidang pangan. Ini sudah dilakukan Perum Perhutani. Pertama, Perhutani menjadi bagian dari ketahanan kedaulatan pangan nasional. Untuk itu telah dilakukan pengembangan ladang jagung di Jawa Tengah yang panennya dihadiri Presiden Joko Widodo. Dilakukan juga pembangunan pabrik sagu di Papua Barat yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bahan makanan pokok berupa sagu di seluruh Papua. Untuk itu, ke depannya Perum Perhutani juga harus dapat menjadi ladang tanaman pangan, yang betul-betul dikelola dengan cara-cara yang lebih produktif. Kedua, Perum Perhutani menjadi bagian dari sumber energi. Untuk itu hutan dengan tanaman-tanaman sumber energi terus dikembangkan sebagai sumber daya baru yang terbarukan, yang akan dilaksanakan dengan mengajak bekerja sama dengan perusahaanperusahaan yang lain. Selain menjadi sumber pangan dan energi, Perum Perhutani juga harus mampu menjadi tiga hal. Pertama, engine of growd, menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Kedua, pelopor yang memberikan keteladanan pengelolaan sumber daya hutan dan tanaman pendukungnya. Ketiga, kebanggaan nasionalsebagai suatu aset kekayaan. Menjadi mesin penggerak yang mempelopori agar membanggakan bangsa bukanlah tanggung jawab yang mudah. Membutuhkan kebersamaan untuk sal-


Perum Perhutani jika tidak melakukan perubahan, akan tergilas oleh perubahan. Untuk itu kita tidak boleh diam atau berjalan di tempat atau menolak terjadinya perubahan, karena lingkungan sekitar kita telah berubah dan kita harus dapat melakukan penyesuaian dengan cepat. Harus bekerja lebih cepat, lebih produktif, lebih efisien dan tentu saja harus lebih profesional.

ing berbagi mengembangkan dalam suatu sistem yang efektif. BUMN yang tidak dapat mengembangkan ketiga fungsi tersebut atau salah satu dari ketiga fungsi tersebut, harus bermetamorfosa. Dalam teori manajemen organization life, ada yang namanya birth, growth, maturity, and declining. Secara alami ada saat-saat atau tahapan seperti itu. Apakah kita akan mengikuti sehingga tiba di fase declining? Setiap tahapan yang dilalui membutuhkan inovasi sesuai fase atau akan melakukan metamorfosa yang berarti menciptakan suatu pertumbuhan baru? Kita tidak mau tergerus oleh perubahan eksternal karena secara internal tidak mau berubah. Perubahan harus dilakukan dari yang konvensional dan birokratik menjadi perusahaan yang menggunakan kaidah dan manajemen yang bersifat modern. Transformasi ini harus menyentuh aspek budaya bangsa, karena tidak mungkin melakukan perubahan apa pun tanpa melakukan perubahan budaya. Transformasi kultural ini diperlukan untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan lama yang sudah tidak sesuai lagi, baik dengan tuntutan eksternal maupun nilai-nilai baru perusahaan. Untuk itu harus dilakukan tiga hal. Pertama, jujur. Jangan biarkan ketidakjujuran berkembang di antara kita. Untuk itu kita menggunakan wisthle blowing system, bersama melawan segala tindakan yang tidak jujur melalui cara pelaporan lang-

sung. Kedua, peduli kepada perusahaan yang kita cintai dengan berpartisipasi positif pada banyak hal yang dapat membangun dan meningkatkan perusahaan kita ini. Ketiga, profesional. Bekerja sesuai dengan bidang keahlian masing-masing secara berkualitas yang dapat bersinergi dengan bagian lain untuk tercapainya suatu pengembangan. Selain semua hal yang terbaik dilakukan kita juga menghadapi tuntutan eksternal yang menghendaki adanya sertifikasi lanjutan di Pulau Jawa, menghendaki pengelolaan hutan dikelola langsung oleh masyarakat. Tuntutan seperti ini harus dijawab dengan cara memberikan perhatian dan pelayanan pada masyarakat sekitar hutan, melalui perbaikan sistem pengelolaan hutan. Harus bekerja lebih cepat, lebih produktif, lebih efisien dan tentu saja harus lebih profesional yang pada akhirnya tentu akan berdampak pada kesejahteraan untuk kita semua. Kita semua tentu ingin bekerja dengan tenang, berkarier dengan jelas, dan masa depan yang cerah. Untuk itu kita tidak boleh diam atau berjalan di tempat atau menolak terjadinya perubahan, karena lingkungan sekitar kita telah berubah dan kita harus dapat melakukan penyesuaian dengan cepat.

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

7


rimba utama

8

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016


Perhutani terus berbenah

Dalam rangka menghadapi perubahan zaman dan aneka tantangan global, Perum Perhutani terus berubah dan berbenah ke arah yang lebih baik. Peningkatan kualitas, baik kelembagaan maupun karyawan Perhutani harus dilakukan seiring dengan makin ketatnya persaingan bisnis di era persaingan bebas sekarang. Kini Perhutani makin memantabkan langkahnya dengan berorientasi pada tercapainya sustainability planet, profit, dan people secara terintegrasi.

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

9


rimba utama Panta rhei kai uden menei (semua terus berubah). Kalimat dari filsuf Herakleitos ini sangat terkenal dalam rangka menjelaskan tentang perubahan. Herakleitos yang berasal dari Efesus, di Asia Kecil hidup sekitar tahun 500 SM ini sudah sangat menyadari bahwa siapa pun dia harus terus menyesuikan diri dengan perkembangan dunia sekitarnya. Kalimat ini sebenarnya berasal dari Diogenes Laertions yang mencoba meringkaskan ajaran Herakleitos. Untuk memudahkan dalam memberi pemahaman, dia menjelaskan bahwa segalanya mengalir bagaikan air sungai. Simbolisme air sungai ini sebenarnya hanya ingin mempertegas pendirian Herakleitos tentang perubahan, di mana segala sesuatu berada dalam arus perubahan yang terus menerus dan tidak ada yang tinggal tetap. Semuanya ada dalam proses menjadi. Proses menjadi dan terus berubah, tentunya ke arah yang lebih baik ini juga dialami Perum Perhutani. Hewan-hewan purba di masa lalu mengalami kepunahan, antara lain karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan arus perubahan zaman. Perhutani, kalau SDM-nya tidak dipelihara dan ditingkatkan kompetensinya, akan segera punah dan semakin mundur. Mau tidak mau, Perhutani harus berubah, baik kualitas SDM maupun bentuk kelembagaannya. Menengok Sejarah Kehadiran Perhutani saat ini, tidak dapat dipisahkan dengan sejarah masa lalunya. Sejarah pengelolaan hutan di Jawa dan Madura, secara modern-institusional dimulai tahun 1897 dengan dikeluarkannya Reglement voor het beheer der bosschen van den Lande op Java en Madoera, Staatsblad 1897 Nomor 10

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

61 (Bosreglement). Selain itu terbit pula Reglement voor den dienst van het Boschwezen op Java en Madoera (Dienst Reglement) yang menetapkan aturan tentang organisasi Jawatan Kehutanan, di mana dibentuk Jawatan Kehutanan dengan Gouvernement Besluit (Keputusan Pemerintah) tanggal 9 Februari 1897 Nomor 21, termuat dalam Bijblad 5164. Hutan-hutan jati di Jawa mulai diurus dengan baik, dengan dimulainya afbakening (pemancangan), pengukuran, pemetaan, dan tata hutan. Pada tahun 1930, pengelolaan hutan jati diserahkan kepada badan Djatibedrijf atau perusahaan hutan jati dari pemerintah (jawatan kehutanan). Perusahaan hutan jati tersebut tidak berdiri lama, karena pada tahun 1938 oleh Direktur Keuangan Pemerintahan Hindia Belanda dinyatakan perusahaan yang bertujuan komersiil sebulatbulatnya harus dihentikan. Pada 1940, pengurusan hutan jati dari Djatibedrijf dikembalikan lagi ke Jawatan Kehutanan. Pada 8 Maret 1942 Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang (Dai Nippon), Jawatan Kehutanannya (i.c. Boschwezen) diberi nama Ringyo Tyuoo Zimusyo (RTZ), berturut-turut organisasi tersebut dimasukkan ke dalam Departemen Sangyobu (urusan ekonomi, Juni 1942 – Oktober 1943), kemudian kedalam Departemen Zoosenkyoku (perkapalan, November 1943 - pertengahan 1945). Setelah itu di bawah Departemen Produksi Kebutuhan Perang, sampai 15 Agustus 1945. Setelah Indonesia mendeka, hak, kewajiban, tanggung jawab dan kewenangan pengelolaan hutan di Jawa dan Madura oleh Jawatan Kehutanan Hindia Belanda dilimpahkan kepada Jawatan Kehutanan Indonesia. Dengan disahkannya Ketetapan MPRS No 11/

MPRS/1960, seperti tersebut dalam Lampiran Buku I, Jilid III, Paragraf 493 dan paragraf 595, industri kehutanan ditetapkan menjadi Proyek B. Pada waktu itu direncanakan untuk mengubah status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara yang bersifat komersial. Tujuannya, agar kehutanan dapat menghasilkan keuntungan bagi kas negara. Kemudian diterbitkan Peraturan Pemerintah/PP Pengganti UU Nomor 19 tahun 1960 tentang Perusahaan Negara. Untuk mewujudkan perubahan status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara, pemerintah mengeluarkan PP Nomor 17 sampai dengan Nomor 30 tahun 1961 tentang Pembentukan Perusahaan-Perusahaan Kehutanan Negara (Perhutani). Pada tahun 1961 tersebut, atas dasar UU Nomor 19 tahun 1960 tentang Perusahaan Negara. Pemerintah mendirikan Perusahaan Umum Kehutanan Negara atau disingkat Perum Perhutani berdasarkan PP Nomor 15 Tahun 1972, yang ditetapkan tanggal 29 Maret 1972. Dengan PP Nomor 2 Tahun 1978, Pemerintah menambah unit produksi Perum Perhutani dengan wilayah kerja yang meliputi seluruh areal hutan di Daerah Tingkat I Jawa Barat dan disebut Unit III Perum Perhutani. Dasar Hukum Perum Perhutani sebagaimana ditetapkan dalam PP Nomor 15 Tahun 1972 juncto PP Nomor 2 Tahun 1978, kemudian disempurnakan / diganti berturutturut dengan PP Nomor 36 Tahun 1986, PP Nomor 53 Tahun 1999, PP Nomor 14 Tahun 2001, dan terakhir dengan PP Nomor 30 Tahun 2003. PP Nomor 72 tahun 2010 dikeluarkan pemerintah sebagai dasar hukum pelaksanaan pengelolaan sumberdaya hutan di Jawa dan Madura oleh Perum Perhutani. Se-


lanjutnya, pemerintah mengeluarkan PP No 73 tahun 2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan Negara. Sejak 2 Oktober 2014 tersebut Perum Perhutani ditunjuk pemerintah selaku pemegang saham sebagai induk Holding BUMN Kehutanan dengan anak perusahaan PT Inhutani I, PT Inhutani II, PT Inhutani III, PT Inhutani IV, PT Inhutani V. Penambahan penyertaan modal negara bagi Perum Perhutani berasal dari pengalihan seluruh saham milik negara pada perusahaan PT Inhutani I (didirikan berdasarkan PP No 21/1972 di Kalimantan Timur), PT Inhutani II (didirikan berdasarkan PP No 32/1974 di Kalimantan Selatan), PT Inhutani III (didirikan berdasarkan PP No 31/1974 di Kalimantan Tengah), PT Inhutani IV (didirikan berdasarkan PP No 22/1991 di Sumatera Utara) dan PT Inhutani V (didirikan berdasarkan PP No 23/1991 di Sumatera Selatan). Kelolaan Hutan Lestari Perubahan ini diwujudkan dengan membangun hutan di Jawa dan Madura, khususnya dan di Indonesia pada umumnya secara lestari dan berkelanjutan. Perhutani harus bisa menjadi perusahaan unggul dalam pengelolaan hutan lestari. Dengan mengusung misi mengelola sumberdaya hutan secara lestari, meningkatkan manfaat pengelolaan sumberdaya hutan bagi seluruh pemangku ke-

pentingan serta menyelanggarakan bisnis kehutanan dengan pirinsip kelola perusahaan yang baik ini untuk menyelamatkan bumi. Tujuan lain dari kehadiran Perhutani adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari sisi pemanfaatan sumberdaya hutan serta melakukan upaya peningkatan pendapatan perusahaan. Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar mengatakan Perhutani telah mengelola kawasan hutan produksi dan hutan lindung di Indonesia, khususnya Pulau Jawa dan Madura sejak tahun 1972. Bisnis perusahaan kehutanan tertua di dunia dalam sejarah ini, berorientasi pada tercapainya sustainability planet, profit, dan people secara terintegrasi di wilayah kerja kawasan hutan negara Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat & Banten. Menurut Mustoha, sustainability forest management atau pengelolaan hutan lestari merupakan komitmen sekaligus best practice Perum Perhutani dalam membangun hutan secara lestari. Tujuannya untuk mengoptimalkan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan secara berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari konsep sustainable development, yaitu pembangunan yang berkesinambungan untuk memenuhi hajat hidup manusia tanpa mengabaikan kebutuhan generasi selanjutnya agar mereka dapat pula menikmati apa yang dinikmati generasi saat ini. DR

Bisnis perusahaan kehutanan tertua di dunia dalam sejarah ini, berorientasi pada tercapainya planet sustainability, profit, dan people secara terintegrasi di wilayah kerja kawasan hutan negara Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat & Banten.

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

11


rimba utama

Perhutani terus genjot pendapatan

Perkembangan teknologi terus terjadi, yang ini pasti akan berpengaruh pada Perum Perhutani. Persoalannya bukan mencegah perubahan, tetapi bagaimana seluruh jajaran karyawan Perhutani dapat mengikuti arus perubahan tersebut sehingga terjadi keselarasan yang konstruktif. Perubahan yang terjadi dapat masuk dalam sistem yang praktis sehingga dapat dijalankan perusahaan dan diterima masyarakat. Ujungnya, Perhutani naik pendapatannya dan masyarakat sekitar hutan bertambah sejahtera.


Perubahan merupakan esensi dan pertanda kehidupan. Perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Dari hal yang terkecil, termudah dan dimulai sekarang juga. Yang menolak perubahan karena telah berada dalam kemapanan mau tidak mau akan dihadapkan pada pilihan, mau berubah atau akan terpaksa diubah oleh pihak lain. Kondisi itu juga dihadapi Perum Perhutani. Sadar akan dinamika perubahan tersebut, sudah sejak lama Perhutani mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Perhutani akan terus melakukan perubahan, mulai dari perencanaan hingga pemasarannya. Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar mengatakan penjualan kayu jati secara online merupakan perubahan transparansi penjualan yang berhasil. Naiknya pendapatan dari sektor non kayu yang kini semakin menggeser kayu gelondong, seperti getah pinus, damar, minyak kayu putih,

tanaman-tanaman energi merupakan peningkatan sektor riil yang harus selalu dikembangkan secara efektif. “Perum Perhutani menjadi bagian dari sumber energi. Untuk itu hutan dengan tanaman-tanaman sumber energi terus dikembangkan sebagai sumber daya baru yang terbarukan,� kata Mustoha pada HUT ke-55 Perum Perhutani, di Manggala Wana Bhakti, Jakarta, Selasa (29/3).

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

13


rimba utama

86 Berikan Bantuan Pada perayaan HUT ini disampaikan bantuan dari Perum Perhutani di seluruh wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) di Jawa dan Madura kepada 5.555 anak yatim. Bantuan secara simbolik diserahkan kepada perwakilan para anak yatim yang mendapatkan bantuan tersebut. Peringatan dilakukan sederhana dan serentak di seluruh wilayah kerja Perum Perhutani. Peringatan hari jadi itu dimulai dengan doa bersama 55 ribu keluarga karyawan Perum Perhutani dan anak yatim bagi keberlangsungan perusahaan, dan bantuan kepada anak yatim senilai sekitar 1,2 miliar rupiah. Satu hari sebelum hari jadi, semua wilayah kerja melakukan bersih-bersih di area kerja dan menanam pohon. Sebagai kado pada hari jadinya, Perum Perhutani dinyatakan sebagai Perusahaan Top Green IT 2015 lalu dalam ajang Top Information Award (TOP IT) dan penghargaan dari Komisi Informasi Pusat sebagai lima BUMN terbaik di bidang Keterbukaan Informasi Badan Publik tahun 2015. Pada kesempatan hari jadi ini juga diluncurkan secara resmi whistle blowing system. Ini merupakan penyediaan ruang pengungkapan oleh anggota organisasi Perum Perhutani, baik yang masih aktif maupun yang telah purna karya jika ada perilaku illegal, tidak bermoral, atau praktik lain yang tidak sah dilakukan oleh anggota organisasi. Dilaporkan kepada pihak yang berwenang agar melakukan koreksi. Sistem ini merupakan bentuk Perum Perhutani untuk mewujudkan pengelolaan perusahaan yang transparan sesuai dengan prinsip good corporate governance (CGC). Demikian juga dalam sistem pemasaran, Perhutani melakukan pemasaran secara online melalui tokoperhutani.com yang dapat diakses langsung oleh para 14

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

pelanggan di mana pun dan kapan pun diinginkan. Ini juga sebagai bentuk untuk transparansi dalam rangka meningkatkan kemudahan bagi pelanggan untuk bertransaksi. Masih dalam rangkaian peringatan ini, Mustoha juga memberikan penghargaan kepada 86 karyawan yang berprestasi. Perum Perhutani juga memberikan piala , piagam, dan hadiah uang tunai kepada generasi muda Indonesia yang memenangkan Lomba Menulis Cerita Pendek Hutan dan Lingkungan (LMCHL), Perhutani Green Award ke-3 tahun 2016. Lebih jauh Mustoha mengatakan dibangunnya pabrik derivat di Pemalang dan pengolahan sagu di Papua Barat diharapkan dapat memberikan kontribusi pada perusahaan melalui sektor hilir. Sebaliknya Perum Perhutani akan menurunkan produk-produk kayu agar hutan di Jawa dan Madura tetap berlanjut lestari dan terus memberikan nafas segar bagi dunia. Citra satelit resolusi tinggi, tambah Mustoha, memungkinkan dapat dilihat secara detail kondisi hutan terkini. Keadaan di lapangan dalam satu lahan tertentu terdapat berapa pohon pun dapat dilihat dari satelit Lapan, sofware-nya telah diterima Perum Perhutani secara gratis. Dengan semua itu, tambah Mustoha, memungkinkan siapa pun dapat melihat keadaan atau kondisi nyata dari hutan dan tumbuhan yang dikelola oleh Perum Perhutani. Masyarakat dapat melihat hutan yang dikelola Perhutani dengan bantuan satelit tanpa harus bersusah payah berjalan kaki mencari-cari dan berkeliling melihat secara nyata keadaan yang sesungguhnya. “Bersama kejujuran, kepedulian, profesionalisme, dan doa, kita semua yakin ke depan Perum Perhutani akan menjadi perusahaan yang mampu dengan gemilang meraih tujuan untuk kesejahteraan kita semua


Karyawan Perhutani Berprestasi

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

kantor pusat Puslitbang Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah Divisi Regional Jawa Timur Divisi Regional Jawa Barat dan Banten Divisi bisnis Wisata dan Agribisnis Divisi GTD dan MKP Divisi Industri Kayu Divisi Komersial Kayu

dan bangsa Indonesia,” Mustoha menyampaikan harapannya. Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani, Hadi Daryanto mengingatkan perkembangan teknologi dan perubahan paradigma yang pasti akan berpengaruh pada Perum Perhutani. Persoalannya sebenarnya bukan mencegah perubahan, tetapi bagaimana dapat mengikuti sesuai arus perubahan sehingga terjadi keselarasan dan suatu sistem yang praktis atau aturan yang dapat dijalankan oleh perusahaan maupun oleh penggunanya. Daryanto pun mengingatkan bisa dibilang tidak terbayang bahwa ada teknologi baru yang tak terduga dapat dalam waktu singkat menggerogoti dan menghancurkan bisnis yang telah lama dijalankannya, yang dapat membuat yang dulu didemo sekarang mendemo. “Kita lihat apa yang terjadi pada perusahaan besar, fenomena corporate, seperti yang terjadi pada perusahaan Sony. Teknologi itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan secara cepat, pada perusahaan ini. Sekarang sedang marak berkembang apa yang disebut sebagai ekonomi berbagi oleh generasi delapan puluhan ke sekarang. Di sini ada dua hal yang perlu diperhatikan,” kata Daryanto. Ekonomi Berbagi Pertama, tambah Daryanto, mau mengadopsi dan beradaptasi terhadap culture ekonomi berbagi. Tidak ada lagi hirarki. Atau memperpendek susunan hirarki. Tidak ada pimpinan dan bawahan, tetapi merupakan tim kerja yang solid. Memberikan flexibilitas untuk pengerjaan segala tugasnya yang tidak terikat ruang dan waktu. Kedua, mengurangi rapat-rapat yang tidak perlu, menyederhanakan segala hal yang dapat ditekan pembiayaannya.

: : : : : : : : :

7 orang 2 orang 22 orang 20 orang 21 orang 3 orang 5 orang 3 orang 3 orang

Lebih mendetail Daryanto memberi contoh nyata. Samsung pertengahan Maret lalu mengadopsi ekonomi berbagi. Yang muda bisa saja tiba-tiba menjadi ketua tim, tidak ada direktur. Tidak ada orang yang paling pinter karena semua sama dalam suatu tim kerja. Bukan lagi struktur yang penting, tetapi kemudian menjadi mementingkan culture. Sistem berinvestasi sebagai core bisnis saja, sedangkan yang lain dibagi dengan berbagai anak anak muda yang dapat mengembangkan. Kreditor dan investor dapat melakukan suatu tim yang dapat saja menyebabkan tidak ada perusahaan bank. Untuk itu, bersama bank-lah dilakukan sistem berbagi. “Tahun ini kita bersyukur online masuk ke dalam Perum Perhutani. Disosialisasikan dengan bawahan untuk mengetahui dan menjalankan sistem baru. Suka nggak suka harus diikuti. Sebab jika itu tidak dapat dilakukan, dalam waktu dekat kita akan ambruk. Lakukan hal-hal yang dapat dilakukan dengan berbagi,” kata Daryanto. Belanja pegawai naik terus kok keuntungan hanya segitu. Culture yang dicanangkan tadi menjadi hal yang dapat mengefisienkan. Sebaliknya sebagus apa pun suatu konsep, jika tidak didukung oleh culture yang sesuai, tidak akan mencapai pada keberhasilan yang diharapkan. Awalnya daripada mobil kosong maka digunakan untuk mengangkut penumpang. Tidak lama kemudian muncul korporasinya. Ada culture yang dilanjutkan dengan korporasi. Daryanto berharap konsep ekonomi berbagi ini dapat memberikan inspirasi. Yang lebih penting lagi, segenap karyawan Perum Perhutani tetap semangat dalam bekerja dan dapat melakukan adaptasi dengan kemajuan. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

15


rimba utama

pemenang

Perhutani Green Pen Award 3 Perum Perhutani untuk ketiga kalinya menyelenggarakan Lomba Menulis Cerita Pendek Hutan dan Lingkungan – Perhutani Green Pen Award 3 Tahun 2016 yang pengumumannya ditetapkan pada Selasa (29/3), bertepatan dengan hari jadi Perum Perhutani Ke-55. Salah satu tujuan penyelenggaraan Perhutani Green Pen Award adalah mencari penulis-penulis muda berbakat. Tujuan lainnya adalah meningkatkan daya imajinasi, empati, simpati, dan kepekaan generasi muda terhadap sumberdaya hutan dan lingkungan melalui sastra tulis. Selain itu, melalui lomba ini dapat meningkatkan rasa cinta dan kesadararan generasi muda pada keles-

tarian hutan dan lingkungan hidup; serta meningkatkan citra perusahaan pada generasi muda Indonesia. Perhutani Green Pen Award mulai diadakan pada tahun 2014. Pada tahun 2016 ini memasuki tahun ketiga. Peserta lomba yang mengirimkan naskah Cerpen lebih kurang 1.500 orang dari seluruh Indonesia bahkan dari mancanegara seperti Malaysia dan Mesir. Naskah-naskah yang masuk diseleksi tiga tahap, yaitu seleksi kelengkapan administrasi, seleksi awal dan seleksi final untuk menentukan para pemenang. Berdasarkan keputusan dewan juri, ditetapkan sebagai pemenang lomba Perhutani Green Pen Award Ke-3 Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

Kategori A (SLTP dan sederajat)

Kategori B (SLTA dan Mahasiswa)

pemenang 1 Judul Cerpen : Khayal Penulis : Mahram Hafiz (Banjarmasin – Kalimantan Selatan)

pemenang 2 Judul Cerpen : Vannantara Penulis : Fauziah Syifa Salsabila (Serpong – Banten)

pemenang 3 Judul Cerpen : Kepompong Raksasa Penulis : Theresna Zahra Sembiring (Bandung – Jawa Barat)

pemenang harapan Judul Cerpen : Di Balik Jendela Biru Penulis : Rane Kiran Anjali (Batam – Kepulauan Riau) Judul Cerpen : Pesan Kecil Untuk Cemara Penulis : Hanifa Nabila Nugraha (Bandung – Jawa Barat) Judul Cerpen : Pohon Besar di Hutan Raya dan Si Belalang Kayu Penulis : Huriyah (Bengkulu – Provinsi Bengkulu) Judul Cerpen : Bangkitnya Sang Pembela Penulis : Nur Abid Fadhllurrohaman (Blitar) – Jawa Timur) Judul Cerpen : Janji Damar Penulis : Sindy Fauziah (Tangerang – Banten)

16

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

pemenang 1 Judul Cerpen : Lelaki Yang Memakan Asap Penulis : Syahirul Alim Ritonga (Yogyakarta – Daerah Istimewa Yogyakarta)

pemenang 2 Judul Cerpen : Laila Mendesis Penulis : Mazroatul Khusni (Lamongan - Jawa Timur)

pemenang 3 Judul Cerpen : Hujan di Paru-Paru Desa Penulis : Wika G. Wulandari (Yogyakarta – Daerah Istimewa Yogyakarta)

pemenang harapan Judul Cerpen : Setangkai Lili Untuk Hutanku Penulis : Sitra Nurul Izzat S. (Makassar – Sulawesi Selatan) Judul Cerpen : Tumbangnya Pohon Bertuah Penulis : Gilar Prasetyo (Sukoharjo - Jawa Tengah) Judul Cerpen : Menebang Iman Penulis : Ramadani Saputra (Bandung – Jawa Barat) Judul Cerpen : Sirkum Penulis : Ilham Vahlevi (Malang – Jawa Timur) Judul Cerpen : Lelaki Berkalung Akar Penulis : Nurul Lailatis Sa’adah (Kudus – Jawa Tengah)


Kategori C

(Umum, Guru, Dosen, Penulis/Pengarang) pemenang 1

Judul Cerpen : Mlangun Penulis : Nur Hadi (Jepara – Jawa Tengah)

pemenang 2

Judul Cerpen : Batang Murka Penulis : Siti Mutiah (Kota Jambi – Jambi)

pemenang 3

Judul Cerpen : Ujung Hutan Penulis : Agung Satriawan (Tangerang – Banten)

pemenang harapan

Judul Cerpen : Lelaki Penjamah Emas Penulis : Saiful Anwar (Demak – Jawa Tengah ) Judul Cerpen : Senarai Luka di Hati Menalo Penulis : Adam Yudhistira (Muara Enim – Sumatera Selatan) Judul Cerpen : Galodo Penulis : Muhammad Hafil (Depok – Jawa Barat)

Judul Cerpen : Setiap Jengkal Adalah Darahku Penulis : Ruliani Indraswati (Cianjur – Jawa Barat) Judul Cerpen : Eling-Eling Penulis : Kuncanawati (Banjarnegara – Jawa Tengah)

Para pemenang akan mendapatkan hadiah berupa piala, piagam, dan uang tunai (pajak hadiah ditanggung pemenang) per kategori, yaitu:

Kategori A (SLTP sederajat) :

• Pemenang 1 : piala, piagam, dan uang tunai Rp 3.000.000 • Pemenang 2 : piagam dan uang tunai Rp 1.500.000 • Pemenang 3 : piagam dan uang tunai Rp 1.000.000 • Lima Pemenang Harapan : piagam dan uang tunai Rp 500.000

Kategori B (SLTA dan Mahasiswa)

• Pemenang 1 : piala, piagam, dan uang tunai Rp 4.000.000 • Pemenang 2 : piagam dan uang tunai Rp 2.000.000 • Pemenang 3 : piagam dan uang tunai Rp 1.500.000 • Lima Pemenang Harapan : piagam dan uang tunai Rp 750.000

Kategori C (Umum, Guru, Dosen, Penulis/Pengarang) • Pemenang 1 : piala, piagam, dan uang tunai Rp 5.000.000 • Pemenang 2 : piagam dan uang tunai Rp 3.000.000 • Pemenang 3 : piagam dan uang tunai Rp 2.000.000 • Lima Pemenang Harapan : piagam dan uang tunai Rp 1.000.000

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

17


bisnis rimba

Perhutani

Berkiprah Wujudkan Swasembada Pangan

18

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016


www.rri.co.id

Konsep Integrated Farming System/ IFS atau yang juga dikenal dengan sistem pertanian terpadu yang diterapkan di lahan hutan Perum Perhutani menunjukkan hasil yang menggembirakan. Fakta-fakta hasil peninjauan di lapangan oleh Presiden Joko Widodo menunjukkan bahwa IFS cukup menjanjikan untuk mendukung swasembada pangan. Program ini diperluas, baik di lahan Perhutani, Inhutani, PTPN, dan swasta. Bahkan dikombinasikan dengan ternak.

Tidak banyak program yang dilakukan Perum Perhutani berhasil membetot perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi). Program yang digelar Perum Perhutani bersama stakeholder-nya, yaitu Integrated Farming System/IFS atau yang juga dikenal dengan sistem pertanian terpadu ini langsung menarik Jokowi untuk melihat ke lapangan. Hasil peninjauan itu langsung dibahas dalam rapat kabinet terbatas dengan melibatkan semua pihak terkait. Tanpa menunggu waktu lama, hanya berselang empat hari sejak kunjungan lapangan Presiden Jokowi ke lokasi IFS di KPH Randublatung pada 7 Maret 2015, Presiden memimpin rapat terbatas kabinet dengan agenda optimalisasi lahan di Perhutani. Rapat dihadiri Wakil Presiden, jajaran kabinet (Menko Perekonomian, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agraria, Menteri LHK), Gubernur Jateng, Direktur Utama Perum Perhutani, dan dekan-dekan Kluster Agro Universitas Gadjah Mada (UGM). DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

19


bisnis rimba Dengan jelas Jokowi menyampaikan selama dua hari sudah melihat fakta-fakta lapangan yang cukup menjanjikan untuk mendukung swasembada pangan. Program penanaman tanaman padi dan jagung di lahan hutan, baik di Jawa Timur dan Jawa Tengah (dengan program IFS) terbukti hasilnya cukup menjanjikan. Oleh karena itu program tersebut harus diperluas, baik di lahan Perhutani, Inhutani, PTPN, maupun lahan swasta. Program pertanaman padi dan jagung dengan tanaman jati, dan nantinya juga dikombinasikan dengan ternak akan sangat mendukung swasembada pangan dan daging.

Perum Perhutani siap mengalokasikan lahan hutan 267.000 ha untuk budi daya tanaman padi dan jagung di seluruh Jawa, dengan perincian budi daya padi seluas 100.000 ha, dan jagung seluas 167.000 ha. Agar berhasil, Pemerintah harus mendukung program

Sesuai instruksi Presiden, Perum Perhutani siap mengalokasikan lahan hutan 267.000 ha untuk budi daya tanaman padi dan jagung di seluruh Jawa, dengan perincian budi daya padi seluas 100.000 ha, dan jagung seluas 167.000 ha.

Beberapa Rekomendasi Dari rapat terbatas tersebut, terdapat beberapa rekomendasi penting tentang perubahan regulasi kehutanan, insentif benih unggul, pendistribusian pupuk, dan hilirisasi program kedaulatan pangan. Pertama, program pembangunan hutan untuk mendukung kedaulatan dan swasembada pangan harus secepatnya diperluas baik di Jawa maupun luar Jawa. Kedua, subsidi pupuk kepada petani hutan harus segera direalisasikan. Ketiga, hilirisasi program IFS, khususnya pengolahan dan pemasaran komoditi pertanian dan peternakan harus segera dilaksanakan. Dalam paparannya, Dirut Perhutani, Mustoha Iskandar menyampaikan Perum Perhutani sejak dahulu sudah melakukan kegiatan agroforestry dalam bentuk tumpangsari, yang hasil nya cukup besar, namun tidak pernah tercatat dalam data BPS. “Sesuai instruksi Presiden, 20

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

ini dengan pemberian pupuk bersubsidi, benih unggul, dan alat-alat mekanisasi untuk pengolahan lahan dan pengolahan hasil pertanian,” ujar Mustoha. Diharapkan dari luasan tersebut dengan hasil padi sekitar 5 ton/ha akan diperoleh tambahan produksi padi sebesar 500 ribu ton. Sedang jagung dengan produktivitas sebesar 6 ton/ha, akan diperoleh tambahan produksi sebesar 1 juta ton. Ke depan di kawasan zona adaptif di sekitar desa-desa hutan, tambah Mustoha, Perhutani akan mengubah jarak tanam baru. Dari jarak yang semula 3 m x 3 m diperluas menjadi 6 m x 2 m dan 8 m x 2 m. Hal ini untuk memperlama jangka waktu penanaman tanaman pertanian bagi petani hutan.

Dengan program ini harapannya pendapatan petani dari lahan tumpangsari akan meningkat menjadi 1,7 juta/bulan. “Sedangkan untuk menampung hasil-hasil pertanian, Perhutani siap untuk berperan sebagai offtaker dan feeder dari Bulog. Hal ini karena Perhutani memiliki jangkauan sampai ke daerah-daerah yang remote yang tidak terjangkau oleh Bulog,” ujar Mustoha. Berikan Pendampingan Menanggapi hal tersebut, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Satyawan Pudyatmoko yang mewakili tim IFS menyatakan UGM siap mendukung pelaksanaan perluasan program IFS. Dukungan diwujudkan dengan pendampingan, bimbingan teknis, dan penyiapan SDM yang kompeten baik untuk pelaksanaan pengelolaan hutan di Jawa maupun di luar Jawa. Untuk itu, UGM mengusulkan pentingnya dibangun trainning center dan Techno Park IFS dan UGM sebagai pengelolanya. “Ibarat Fakultas Kedokteran yang memiliki rumah sakit akademik sebagai laboratorium untuk menemukan solusi di bidang kesehatan, Kluster Agro UGM saat ini hanya punya laboratorium sekelas Puskesmas, sehingga baru sebatas mengobati penyakit-penyakit ringan. Ke depan, jika dapat dibangun Techno Park IFS dan training center, kami akan mampu berkontribusi untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks baik di Jawa maupun di luar Jawa,” kata Satyawan. Untuk mengatasi permasalahan di hutan luar Jawa, UGM mengusulkan dilaksanakannya program silvikultur intensif (Silin) yang saat ini sudah berhasil dilaksanakan di


Menumbuhkan kecintaan pada tanaman pangan

beberapa izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK). “Jika memungkinkan ke depan dana reboisasi dapat dikembalikan kepada IUPHHK-IUPHHK yang berhasil membangun hutan dengan baik melalui program Silin,” kata Satyawan. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya menambahkan program ini bisa dimulai pada tahun depan. Sebab harus ada perubahan Peraturan Pemerintah (PP) 72 tahun 2010 tentang Perhutani, PP 35 tahun 2008 tentang Dana Reboisasi, dan PP 24 tahun 2010 tentang penggunaan kawasan hutan. Menelusuri perjalanan IFS akan sulit mendapatkan tanpa menemui Teguh Yuwono. Menurut Teguh dalam Menyingkap Bisnis Kehutanan Indonesia: Meretas Kiprah yang Tak Tercatat (2015), IFS adalah langkah bersama untuk mengatasi masalah melalui pelibatan beberapa disiplin ilmu sekaligus. Selama ini, penyelesaian masalah melalui satu disiplin ilmu saja terbukti kurang memberikan hasil. “Kali ini kami ingin mengatasi masalah kehutanan dengan bukan

hanya menyertakan ilmu kehutanan,” tandas Teguh. Teguh menarik ke belakang bagaimana IFS ini bergulir sejak 2012. Ide IFS bermula ketika Rektor UGM Pratikno, yang sekarang menjabat Menteri Sekretaris Kabinet, melontarkan istilah “kedaulatan pangan” dan bukan lagi sekadar ketahanan pangan. Gagasan tentang kedaulatan pangan yang merupakan embrio IFS ini di UGM digalang melalui lima fakultas, yakni kehutanan, pertanian, teknologi pertanian, peternakan, dan kedokteran hewan. Kerja sama lima fakultas ini berlangsung dengan koordinator fakultas kehutanan. Ide besarnya, tambah Teguh, mendekatkan komoditas kehutanan dengan kegiatan pertanian. Bagaimana lahan hutan antara tanaman jati unggul ditanami dengan tanaman semusim dengan cara tumpangsari. Ada pun tanaman sela yang dipilih adalah padi gogo yang bisa memberikan hasil cukup tinggi. Menurut Teguh, beberapa hal mengenai IFS di bagian hulu sudah bagus dan berhasil. Kerja sama dapat mendorong petani desa

hutan bertanam beberapa jenis tanaman pangan di lahan Perum Perhutani. Pemprov Jateng sudah menunjukkan komitmennya untuk menyalurkan bibit dan pupuk gratis kepada petani. UGM sudah melakukan transfer pengetahuan teknis kepada petani soal penanaman. Namun, di hilir masih menyisakan berbagai persoalan, mulai dari soal pengolahan pascapanen sampai pemasaran dan koordinasi. IFS didorong untuk memangkas jalur pemasaran. Tantangan lain yang dihadapi IFS adalah membuktikan bahwa dalam sistem ini selalu ada pilihan-pilihan tanaman pangan yang dapat ditanam para petani desa hutan dengan sistem tumpangsari sepanjang tahun, sekalipun tanama tegakan (utama) pinus dan jati sudah mencapai usia 20 tahun. Kini kiprah IFS sudah makin menunjukkan hasilnya. Panen raya padi gogo dan jagung sudah mampu membuat para petani di desa sekitar hutan tersenyum. Mereka gembira karena hasil panenan melimpah. Hasilnya lebih tinggi dari perkiraan para petani karena terus dilakukan pendampingan. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

21


bisnis rimba

PDGT Pemalang Siap Ek

Pabrik derivat sebagai pengembangan “hilir” Perum Perhutani.

Melintasi jalan dua arah yang tidak lebar, dengan kiri kanan berjajar rumah penduduk yang jarang dan tidak bertingkat, tibalah Duta Rimba di Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin (PDGT) Pemalang. Memasuki halaman luas yang rindang, bangunan pabrik terlihat kontras. Pabrik berkonstruksi tinggi dengan tangkitangki dan pipa-pipanya yang saling tersambung tanpa kerindangan. Duta Rimba berjanji bertemu dengan General Manager PDGT Pemalang, Ir Gunawan Marga Widada. Gunawan adalah arsitek

22

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

yang memimpin pabrik tersebut sejak awal berdirinya, yaitu sebagai Projek Manager Unit (PMU). PMU bertanggung jawab pada pengolahan bahan mentah (getah pinus) menjadi bahan setengah jadi (derivat), tanpa tugas pemasaran. Namun, kini Gunawan menjadi general manager yang berarti mengemban tanggung jawab lebih, termasuk di bidang pemasaran ke berbagai negara yang membutuhkan derivat. “Kiblat pabrik ini sama, sejak awal ditetapkannya, yaitu mengarah ke pasar internasional,” kata

Gunawan mengawali perbincangan dengan Duta Rimba, di kantornya, baru-baru ini. Tahun lalu Tiongkok berhasil memasok gondorukem untuk mencukupi kebutuhan dunia sekitar 700 ribu ton, Brasil 76 ribu ton, dan Indonesia 60 ribu ton. Tiongkok mengolah getah mentah menjadi derivat sebanyak 20% dari seluruh produksinya, yang diekspor ke berbagai negara. Indonesia dari 20% produksinya akan langsung diolah untuk keperluan perusahaan dalam negeri. “Untuk itu pabrik ini


spor Produk Olahannya

didirikan agar kebutuhan derivat dalam negeri dapat dipenuhi, tanpa membeli derivat atau olahan setengah jadi dari luar negeri lagi,” kata Gunawan.

Ir Gunawan Marga Widada, General Manager PDGT Pemalang.

Pengembangan Usaha Untuk itu dapat disebutkan bahwa Perum Perhutani mengembangkan proses di hilir, yaitu pengolahan setelah bahan mentah didapatkan. Dengan teknologi “Bajos” dan “Bacuk”nya Perum Perhutani terus mengembangkan proses yang terjadi di hulu yaitu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi

getah pinusnya. Menjelang memasuki area pabrik setelah mendapatkan penjelasan operasional dari seorang petugas, Duta Rimba mengenakan pakaian proyek yang disediakan untuk masuk ke pabrik. Sambil berjalan mendapatkan penjelasan bahwa pemilihan lokasi pabrik di Pemalang karena berada di tengah dari ketiga divisi regional (Divre) Perum Perhutani. Dengan begitu memudahkan pemasokan bahan baku dari Divre Jawa Timur, Divre Banten dan Jawa Barat. Lokasi pabrik juga dekat dengan

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

23


rimba utama

Produk derivat kerja sama dengan PT Altex, Dubai

pelabuhan sehingga memudahkan pengirimannya. Berbeda dengan pabrik pada umumnya, seperti garmen yang mempekerjakan banyak karyawan atau pabrik keramik yang menggunakan mesin otomatis, di pabrik ini yang lebih banyak bekerja adalah proses kimia. Proses dimulai dari pembersihan getah sebagai bahan mentah hingga menjadi produk turunan yang dimaksudkan. Tangki-tangki menampung bahan mentah, mendapatkan campuran untuk melakukan proses kimia, kemudian disalurkan melalui pipa ke penampungan berikutnya hingga masuk ke dalam kemasan dalam tong maupun kantung sak. Beberapa karyawan bekerja sesuai keahlian masing masing, mulai dari pencampuran, pengolahan, penyaluran, pengemasan, hingga pengepakan untuk didistribusikan. Gambar : Tangki bahan mentah di jajar di bagian atas belakang pabrik. Dengan caption : Bahan mentah ditampung untuk dibersihkan 24

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

Pipa-pipa pabrik

kotorannya, hingga kadar kotoran tinggal 5%, batas tertinggi toleransi adalah 17%. Kawasan pabrik pengolahan merupakan kawasan tertutup, yang tidak setiap tamu dapat berkunjung. Setelah melewati penjagaan Duta Rimba mendapat penjelasan bahwa pabrik tersebut terdiri dari empat unit: 1. Merupakan pengolah getah pinus menjadi gondorukem dan terpentin, disebut sebagai Unit Produksi Gondorukem dan Terpentin. 2. Adalah pengolah gondorukem menjadi gliserol rosin ester disebut sebagai Unit Proses Derivat Gondorukem. 3. Adalah unit fraksinasi terpentin menjadi produk turunannya disebut sebagai Unit Produksi Fraksionasi Terpentin. 4. Merupakan pengolahan alphapinen menjadi terpineol dan cineol disebut Unit Produksi Derivat Terpentin. Pengembangan Pabrik Sebagai unit pengolah, PDGT

melakukan produksi dengan besaran sesuai pasokan bahan mentah yang dimasukkan. Menghadapi usaha Perum Perhutani di hulu yang menggalakkan penanaman pinus bocor getah akan berdampak semakin besarnya getah pinus yang diproduksi. PDGT tidak akan kewalahan mengingat kapasitas prosesing yang sudah besar dan memenuhi standar internasional. Pengembangan selanjutnya setelah pabrik berdiri adalah pemasarannya. Untuk itu sependapat dengan Kepala Biro Industri Non Kayu Perum Perhutani, Tri Bagus Sumardiyono, pihak PDGT telah mengajak kerja sama di bidang produksi dan pemasarannya dengan PT Altex, perusahaan internasional dari Dubai. PT Altex mampu memproduksi tidak hanya satu atau dua produk turunan, tetapi 13 varian turunan dan dapat memasarkan semua produknya itu ke berbagai perusahaan pengguna di seluruh dunia. Untuk merealisasikan kerja


Praktek membuat derivat di p roject plan

Ir Tri Bagus Sumardiyono, Ka. Biro Industri Non Kayu Perum Perhutani

sama itu telah datang ahli dari PT Altex yang melakukan beberapa pembenahan di PDGT agar tekhnologinya sesuai dengan keperluan yang dimaksudkan. Mengenai kapan kontrak kerja sama akan dilanjutkan, Perum Perhutani masih menunggu perkembangan pasang surutnya harga dan prospektif produk di pasaran dunia. “Kalau dengan berbagai penambahan yang dapat menghasilkan produk sesuai pemesan, telah sesuai dengan keuntungan yang didapatkan

tentu kerja sama akan segera dilangsungkan,� kata Gunawan. Menurut Gunawan, pasar internasional harus benar-benar dapat diprediksi. Dia mencontohkan ada perusahaan seluler yang terus mengembangkan produknya. Baru pada tahun kedua belas produknya itu benar-benar dibutuhkan sehingga hanya dalam dua tahun, perusahaan itu sudah BEP dan selanjutnya memperoleh untung besar. Mengenai pertanyaan awam yang biasanya muncul mengapa pabrik cenderung menjulang tinggi, Gunawan menjelaskan pabrik ini membutuhkan daya gravitasi untuk suatu proses tertentu. Misalnya, yang terdapat pada perusahaan pencampuran bahan beton atau makanan ternak. Namun, bisa juga karena perlunya saluran panjang agar proses dapat berjalan sempurna. Alasan kedua ini yang terjadi di PDGT Pemalang. Butuh proses hidrasi yaitu pencampuran dengan unsur air. Kemudian dilanjutkan

proses dehidrasi yaitu memisahkan air yang keduanya membutuhkan saluran pemrosesan yang panjang. Dalam hal ini unit ketiga di PDGT yang berperan, yaitu Unit Fraksinasi Terpentin yang membutuhkan peralatan menjulang tinggi itu. Di bagian area pabrik ini juga terdapat miniatur proses pabrikan. Di sini digunakan oleh para pelajar kejuruan maupun perguruan kehutanan dan kimia, untuk praktik membuat derivat. Pembuatan pabrik yang kini terbesar kedua di Asia itu tentu membutuhkan pemikiran dan pembiayaan yang tidak kecil. Sebenarnya latar belakang pendirian pabrik ini didasarkan pada empat pemikiran. Pertama, adanya nilai tambah produk tinggi. Dibandingkan dijual mentah maka setelah diolah setengah jadi maka produknya memiliki nilai jual dan keuntungan yang tinggi. Kedua, kebutuhan pasar tinggi. Kebutuhan pasar yang tinggi didasari suatu bukti kebutuhan yang selama ini memang tinggi. Kebutuhan secara global dipasok oleh ketiga negara, yakni Tiongkok, Brasil, dan Indonesia, masih belum mencukupi. Dibandingkan ketersediaan bahan dengan kebutuhan bahan, besarannya masih terentang jauh. Ketiga, teknologinya sederhana. Secara teknis, proses pengolahan materi mentah menjadi setengah jadi tidaklah rumit. Mudah dilakukan, bahkan prosesing di pabrik mampu melakukan dalam jumlah yang sangat besar. Keempat, bahan baku mudah. Bahan baku sebagai pokok olahan tersedia dengan baik yaitu lahan yang luas, tanaman yang berkualitas, pengolahan yang terus dikembangkan, dan tidak mengenal musin surut, di mana produksi getah surut karena cuaca. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

25


sosok rimba

Budi Widodo:

Pacu Produksi Getah Pinus dengan TeknologI BAJOS “Kalau yang dijadikan induk tanaman untuk dibajos belum besar dan belum pernah disadap maka dapat diketahui dengan melihat kehijauan daunnya, ketebalan daunnya dan kulitnya mudah dikelupas. Ketika dikelupas langsung keluar banyak getah maka pohon tersebut termasuk pohon pinus bocor getah. Ke depan, pohon pinus bocor getah ini akan dikembangkan agar produksi getah pinus meningkat signifikan.�

Untuk memacu pendapatan, salah satu jurus yang dilakukan Perum Perhutani adalah mengembangkan produksi getah pinus. Pada tahun ini, produksi getah pinus sekitar 200 ribu ton/tahun, akan ditingkatkan menjadi 500 ribu ton/tahun. Semua potensi dan kemampuan di jajaran Perhutani dikerahkan untuk mewujudkan target tersebut. Upaya peningkatan ini didukung oleh temuan inovatif, yang pada tahun 2015 telah dikembangkan. Inovasi yang perlu diterapkan di seluruh Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH), yakni berupa budi daya pohon pinus bocor getah, menggunakan teknologi Bajos. Direksi pun menginstruksikan kepada semua administratur agar menggunakan bibit pinus bocor getah agar target yang ditetapkan dapat diraih. Target besar ini sekaligus menjadi tantangan bagi Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan

26

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

(Puslitbang) Perhutani untuk memenuhi ketersediaan plances bocor getah. Tidak itu saja, direksi sudah mewajibkan agar setiap KPH menanam pinus bocor getah. Para administratur yang masih terkesan kurang tertarik pada penanaman pohon pinus bocor getah, diminta mempelajari dan melihat keadaan di lapangan masing-masing mengenai kelayakannya. Dengan semua itu, dapat segera bersama-sama melakukan revolusi produksi agar peningkatan penjualan getah pinus dapat segera diwujudkan. Untuk mengetahui teknologi baru, Bajos yang sungguh inovatif ini, Duta Rimba berkesempatan mewawancarai penemunya, Dr Budi Widodo, peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhutani, di Baturaden, Purwokerto, baru-baru ini. Berikut petikan selengkapnya.


DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

27


rimba sosok utama rimba Bajos sedang menjadi bahan pembicaraan di jajaran Perum Perhutani dan menjadi sarana untuk meningkatkan produksi getah pinus. Apa itu Bajos? Bajos adalah nama temuan. Istilah Bajos tersebut berasal dari nama saya dan para pekerja yang rajin membantu penelitian saya. Budi (ADM), Ahmad (Asper), Bejo (mantri), Sarno (mandor). Bagaimana latar belakang penemuan Bajos? Pertama, kami kan terjadi ketidakseimbangan antara produksi getah kita dan industri. Di dunia mencapai 600 ribu ton per tahun sedangkan Perhutani hanya 19 ribu ton per tahun. Menempati urutan kedua setelah China, dan di urutan ke-3 adalah Brasil. Nah di sini jelas tidak seimbang kan antara kebutuhan dan ketersediaan bahan? Kedua, sering terjadi penyadapan intensif, yaitu penyadapan yang besar agar dapat memenuhi target hasil sadapan. Tentu saja hal itu dapat merusak pohon, habis ruang sadapnya, menjadi minimum hasil sadapnya, bahkan pohon itu kering dan kemudian mati. Tidak mudah menanam pohon dari biji yang ukurannya kecil akan terjadi banyak gangguan, bisa dari cuaca, gulma, dan binatang. Penanaman cara ini hasilnya hanya sedikit tanaman yang bisa selamat atau hidup. Bagaimana solusinya? Pertama, membuat tanaman pinus dapat menghasilkan lebih banyak getah atau “bocor getah”. Kedua, ya menanam bibit dalam ukuran yang lebih tinggi sehingga aman. Apa tindakannya? Melakukan penelitian sehingga mencari dulu induk pohon yang sudah jelas merupakan pohon yang getahnya banyak. Dicari oleh para mandor dari informasi para penyadap. Akhirnya ditemukan. Kemudian dilakukan uji coba pengembangan. Mengkloning atau menggandakan. Cara penggandaannya bagaimana? Setelah melakukan berbagai cara, antara lain disetek langsung, dicangkok, ditanam bijinya, dan lain-lain, akhirnya menemukan cara yaitu mengelupas kulit bagian luar. Di bagian yang sistematik, yang selalu tumbuh ruas-ruasnya. Pohon itu mekanismenya, kan itu supply dari bawah tetap naik, dan makanan dari atas yang turun dihentikan, dikelupas, dilukai. Dari luka itu akan timbul kalus, timbul semacam jendolan yang berpotensi menjadi akar.

28

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

Pengelupasan itu dilakukan tidak di sembarang tempat. Kalau cangkok bisa dilakukan di mana saja, tetapi kalau kalus ini harus dilakukan di dekat percabangan atau kalau tebu itu di ruas yang ada “mata”nya. Dan tidak menggunakan pisau, tetapi dengan kuku tangan. Ini sedang terus diteliti penyebab dengan pisau tidak bisa tumbuh kalus, dan terus dicari solusinya. Jadi dalam posisinya di atas pohon, tumbuh kalus, kemudian baru dipotong dan ditanam. Apa kendala pengembangan sekarang? Tidak mudah membawa plances ke tempat ketinggian karena harus dibawa langsung oleh orang. Dipikul ke atas, dan itu kan jumlahnya hanya terbatas, apalagi kalau plances yang dibawa itu tinggi akan lebih repot, tapi kalau pendek saja kan tidak aman untuk tumbuhnya tanaman itu sendiri. Kendala lain yang terjadi dalam percobaan adalah kendala pembuatan kalus. Belum kalus tumbuh, daun yang di atasnya menjadi kering. Saat langsung dipotong dari pohon kemudian ditanam juga bisa mengering. Untuk itu ditanam dulu di polybag. Apa Bajos juga dapat diterapkan di tanaman lain? Tidak bisa pada setiap pohon, bisa jadi tidak keluar kalus, bisa jadi mati. Namun, bisa juga seperti pohon kayu putih malah tidak pakai kalus, langsung keluar akar. Apa perbedaan dari keduanya? Bacuk adalah Bajos yang dilakukan di paling pucuk. Jadi kalau Bajos itu dapat dilakukan di beberapa percabangan atau ruas, tetapi kalau Bacuk hanya di percabangan atau ruas paling pucuk. Jadi dapat dilihat dari penampakannya Bajos itu lebih besar dari Bacuk. Tampak bahwa Bacuk itu bagian atau ukuran yang lebih kecil dari Bajos. Kelebihan Bajos dan Bacuk? Kelebihannya, keduanya berupa pohon hidup, sudah besar. Jadi ketika dipindahkan mempunyai kekuatan bertahan dibandingkan yang dari biji, nunggu besarnya juga lama kalau dari biji. Bajos dan Bacuk itu dengan keliling atau lingkar batang 60 – 65 sudah dapat disadap. Tapi kalau dipindah dalam cuaca dan keadaan yang tepat, ya pasti tumbuh. Misalnya soal curah hujan, kepadatan tanah, kelembaban udara, dan lahan.


Apa kendala dalam pengembangan itu? Kendalanya ketika dipindahkan, dipotong dari pohon kemudian ditanam, bisa jadi pas cuaca tidak mendukung, ya mati kabeh. Induk Bajos Bacuk siapa? Pohon yang sudah induk adalah pohon pinus juga yang berusia tiga tahun, dari keturunan bocor getah. Bagaimana mengetahui bocor getah atau tidak?

Nama : Budi Widodo Tempat/Tgl Lahir : Kendal, 9 September 1967 Alamat: Nglinggan, Krandon RT 05 RW 053, Kelurahan Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Istri : Farida Nur Yaumi Anak : Shalahuddin Hizburrahman Ma’ruf, Amirah Shafa Husna, Imaduddin Yusuf Akbar Pendidikan: • SDN Weleri Kendal • SMPN Randudongkal Pemalang • SMAN Purbalingga • S-1 Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta • S-2 Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta • S-3 Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Jabatan: • Staf Pelaksana di Kantor Pusat Jakarta (1 Maret 1993 - 1 Juli 1994) • Staf Pelaksana Pada Biro Pembinaan Hutan Unit III Jabar di Kantor Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (1 Juli 1994 - 3 Mei 1995) • KSS Reboisasi Unit II Jatim Kantor Divisi Regional Jawa Timur (3 Mei 1995 - 31 Oktober 1996) • Asisten Perhutani/KBKPH di KPH Bojonegoro (31 Oktober 1996 - 22 Maret 1999) • Ajun / KTKU di KPH Blitar (22 Maret 1999 - 4 Agustus 1999) • Staf Tugas Belajar S2 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (Biro Perencanaan SDH dan Perusahaan Jawa Tengah) • Pejabat Sederajat Ajun di Kantor Unit II Jatim pada Kantor Divisi Regional Jawa Timur (4 Agustus 1999 - 16 Juli 2002) • Wakil Administratur/KSKPH di KPH Jatirogo (16 Juli 2002 - 17 November 2005) • Kepala Seksi Perlindungan Sumberdaya Hutan di Kantor Divisi Regional Jawa Timur (17 November 2005 - 11 Oktober 2006) • Manajer Pemasaran di KBM Komersial Kayu Jawa Timur (11 Oktober 2006 - 13 April 2009) • Kepala Seksi Perencanaan Hutan di Biro Perencanaan SDH dan Perusahaan Jawa Tengah (13 April 2009 - 24 Juni 2010) • Administratur/KKPH di KPH Kedu Utara (24 Juni 2010 - 10 Mei 2011) • Administratur/KKPH di KPH Banyumas Timur (10 Mei 2011 - 24 Januari 2014) • Peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhutani (24 Januari 2014 - Sekarang)

Ya langsung dari induk yang memang sudah terbukti bocor getah. Tetapi kalau yang dijadikan induk itu belum besar dan belum pernah disadap maka dapat diketahui dengan melihat kehijauan daunnya, ketebalan daunnya dan kulitnya mudah dikelupas. Ketika dikelupas langsung keluar banyak getah. Pohon induk itu setelah dua tahun dapat dibajos dan dibacuk, demikian juga turunannya jika sudah dua atau tiga tahun, sudah dapat dibajos dan dibacuk. Sejauh mana penghematannya cara Bajos dan Bacuk dibandingkan dengan penanaman dari biji? Bajos dan Bacuk itu efisien angkutannya. Sebongkok saja bisa bawa banyak plantes. Ngelupasnya juga nggak usah naik-naik, karena ditarik cabangnya atau ditiyungke bisa. Bikinnya setek gampang, tinggal ngelupas saja, tidak serumit kalau dari biji. Jadi pembuatan lebih hemat, mengangkutnya lebih hemat, dan lebih aman karena tingginya. Berapa banyak ketersediaan induk pohon? Di lahan Perhutani sudah ada 6 sampai 8 juta pohon yang siap untuk dibajos dan dibacuk. Semua yang bisa dibuat bajos 6 - 8 juta pohon bibit. Siapa yang akan menjadi juru Bajos dan Bacuk? Para mandor dilatih, semacam workshop. Yang penting itu menanamnya pas ada hujan, syukur pas banyak hujan. Yang penting saat menanam hujan itu banyak. Jadi bulan-bulan Septemberlah mulai membajos dan membacuk nanti pas hujan, siap ditanam. Apa alat untuk membajos? Tidak keras kulit pohonnya itu jadi nggak apa-apa, pakai kuku saja. Namun, kalau sampai 200 pohon, ya bisa menjadi masalah kalau tanpa istirahat. Jika sudah terbiasa, ya nggak apa-apa.

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

29


lintas rimba Blora - Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung bersama PT FOSTER menyerahkan bantuan ke Sekolah Dasar Botoreco 02 di Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora yang berada di desa kawasan hutan Perhutani, di Blora, baru-baru ini. Bantuan sarana belajar mengajar ini berupa satu unit LCD, alat olah raga, dan ratusan buku tulis. Bantuan Perhutani KPH Randublatung ini hasil kerja sama dengan PT FOSTER dalam upaya memajukan pendidikan anak-anak yang berdomisili di dalam kawasan hutan. PT FOSTER adalah badan usaha yang menangani Kerjasama Operasional (KSO) dengan Pertamina untuk melakukan eksplorasi sumur tua milik Pertamina yang berada di kawasan hutan Perhutani KPH Randublatung. Administratur Perhutani KPH Randublatung, Herdian Suhartono mengatakan dalam proses pengelolaan hutan oleh Perhutani sebagian keuntungan diberikan kepada para pihak yang berada di sekitar lokasi Perusahaan. Salah satunya adalah kerja sama antara Perhutani dan PT FOSTER ini membantu peralatan pendukung pendidikan. Dengan ini diharapkan agar proses belajar mengajar yang dilakukan di SD Botioreco 02 dapat

berjalan baik. Kepala Sekolah Dasar Botoreco 02, Muklhis sangat berterima kasih atas perhatian yang besar dari Perhutani dan PT FOSTER yang peduli dengan kemajuan pendidikan anak- anak di kawasan hutan ini. Dengan bantuan ini tentunya pihak sekolah akan lebih termotivasi lagi dalam memajukan pendidikan karena sarana yang dibutuhkan telah dicukupi oleh Perusahaan yang beroperasi di sekitar sekolah. “Ke depan bila ada kegiatan penanaman kawasan hutan yang dilakukan Perhutani maupun PT FOSTER, kami siap mendukung dengan melibatkan murid-murid SD Botioreco 02. Ini kami lakukan dengan harapan agar mereka lebih memahami arti dan pentingnya fungsi hutan bagi kehidupan manusia,� kata Muklhis. DR

Administratur Perhutani KPH Randublatung, Herdian Suhartono menyerahkan bantuan satu paket sarana belajar mengajar kepada Kepala SD Botoreco 02, Muklhis, di Blora, baru-baru ini.

Bantuan Pendidikan untuk Anak Desa Hutan Randublatung 30

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016


Paguyuban Masyarakat Randublatung Bantu Korban Banjir

Paguyuban Masyarakat Randublatung membantu warga korban banjir di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, baru-baru ini.

Blora - Paguyuban Masyarakat Randublatung membantu korban banjir di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Sumber adalah desa yang kena dampak luapan Kali Wulung akibat besarnya curah hujan. Paguyuban Masyarakat Randublatung merupakan organisasi sosial yang terdiri dari semua elemen masyarakat dari berbagai profesi. Sebagian dari dari anggota paguyuban ini adalah beberapa karyawan/pejabat Perhutani yang menduduki jabatan pengurus dalam organisasi tersebut.

Ketua Paguyuban Masyarakat Randublatung, Imam Pramono, mengatakan bantuan berupa makanan ringan dan perlengkapan Balita ini dilakukan sebagai rasa kepedulian anggota Paguyuban Masyarakat Randublatung terhadap musibah yang dialami warga Desa Sumber. Desa ini secara geografis merupakan daerah hilir dari aliran Sungai Wulung. Sekertaris Desa Sumber, Haris didampingi beberapa tokoh masyarakat mengucapkan terima kasih atas kepedulian dari anggota Paguyuban Masyarakat Randublatung. Batuan diberikan dengan cepat dan paguyuban ini cepat tanggap terhadap bencana yang dialami oleh warga yang berada di wilayah kerjanya. “Untuk Desa Sumber ini yang terdampak bencana banjir ada enam pedukuhan dan atas partisipasi dari Paguyuban Masyarakat Randublatung, kami mengucapkan terima kasih. Bantuan ini akan segera didistribusikan ke lokasi-lokasi yang terkena bencana,” kata Haris. DR

KPH Kebonharjo Dukung Kedaulatan Pangan

Petani menanam jagung dalam rangka mendukung ketahanan pangan, di KPH Kebonharjo.

Rembang – Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kebonharjo telah menyiapkan lahan seluas 713,32 hektare pada tahun 2016 dalam mendukung program pemerintah untuk kedaulatan pangan. Lahan yang disiapkan di Kabupaten Rembang, Blora, dan Tuban itu berada di tujuh kecamatan dan tiga puluh satu desa. “Ribuan pesanggem menggarap lahan hutan dengan tanaman jagung dan padi gogo. Para petani tidak boleh menggunakan B3 (bahan beracun dan berbahaya) yang dilarang,” kata Administratur Perhutani Kebonharjo, Isnin Soiban, di Rembang, beberapa waktu lalu. Menurut Isnin, jumlah pesanggem yang menggarap lahan hutan Kebonharjo sekitar 1.708 orang. Dari wilayah Blora terdapat 425 orang, wilayah Rembang ada 863 orang dan 420 pesanggem berasal dari Kabupaten Tuban. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

31


lintas rimba

Mentan Andi Amran Sulaiman panen raya jagung di lahan tumpangsari yang ditanam di lahan hutan Perhutani Purwodadi

Menteri Pertanian Panen Jagung di Hutan Purwodadi Purwodadi - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman didampingi Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, SR Slamet Wibowo melaksanakan panen raya jagung. Panen dilakukan di area lahan hutan Perhutani Purwodadi, di Petak 32 F seluas 6,1 hektare, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Plosokerep, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Penganten, Rabu (3/2). Mentan menyatakan persoalan mendasar di tingkat petani masih seputar harga. Untuk mengatasinya, Bulog diminta ikut menyerap hasil

panen petani jagung. “Di Jember tadi harga jagung 2.700 per kilogram. Di Grobogan turun lagi menjadi 2.500 per kilogram. Bulog harus berperan aktif. Jangan sampai petani rugi. Mereka tidak bisa produksi lagi kalau rugi,” tegas Mentan. Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, SR Slamet Wibowo menyatakan kegiatan panen raya jagung di lahan tumpangsari yang ditanam dilarikan tanaman pokok jati JPP SP tahun 2015 ini menggunakan bibit jagung Bisi 18. Bibit ini merupakan benih unggulan sehingga petani bisa mera-

Budayakan Cinta Menanam Pohon di Masyarakat Banyuwangi – Kepala Bidang Dinas Kehutanan Kabupaten Banyuwangi, Pratmaja mengapresiasi langkah dan upaya Perhutani Banyuwangi Selatan dalam melaksanakan gerakan penanaman serentak. Ini merupakan program pemerintah dari Kementerian Kehutanan, yakni gerakan penanaman 1 miliar pohon. 32

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

sakan hasil panen dengan kualitas jagung bagus. Tumpangsari di lahan Perhutani ini memberikan kesempatan kepada petani untuk menanam polowijo jagung dan lainnya. Hasil panen seluruhnya dinikmati mereka. “Sejak memberlakukan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) tingkat kerusakan hutan pada tahun 2015, menurun hingga 2%. Kerusakan meliputi pencurian dan kebakaran hutan. Intinya, jika kesejahteraan masyarakat meningkat, angka kejahatan menurun,” tambahnya. DR

“Mari bersama-sama kita budayakan cinta menanam pohon pada semua elemen dan merawatnya agar alam ini lestari. Kelestarian hutan dan lingkungan menjadi tanggung jawab kita bersama, bukan Perhutani saja,” kata Pratmaja, pada acara penanaman serentak yang diikuti 200 orang, di Banyuwangi, Jumat (5/2). Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Selatan melaksanakan gerakan penanaman serentak di kawasan hutan Petak 110b Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Blambangan. Penanaman bersama Dinas Kehutanan Kabupaten Banyuwangi, TNI, Taman Nasional Alas Purwo, Muspika Kecamatan Tegaldlimo serta warga desa dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat.


Perhutani Bogor Ikuti Festival Iklim Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor ikut dalam Festifal Iklim, di Jakarta pada 1-4 Februari 2016.

Bogor - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor berpartisipasi pada ajang Festival Iklim, di Jakarta Convention Center, Senayan. Kegiatan yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 1-4 Februari 2016 ini merupakan sebagai tindak anjut Conference of Parties (COP 21) di Paris, Prancis pada Desember 2015. Festival iklim ini selain menampilkan pameran lingkungan hidup dari instansi yang berkaitan dengan lingkungan hidup, pengusaha, organisasi dunia serta

perwakilan negara asing, juga dilaksanakan berbagai seminar. Banyak pihak, baik pemerintah maupun lembaga non-pemerintah, ikut dalam seminar. Conference of Parties (COP 21) di Paris, Prancis pada Desember 2015 menghasilkan Paris Agreement yang mengikat seluruh negara peserta konferensi untuk meningkatkan upaya pencegahan efek negatif dari perubahan iklim. Mereka yang ikut dalam seminar, mempresentasikan aneka kegiatan

yang sejalan dengan Paris Agreement. Ragam rangkaian acara lain berupa workshop, talkshow, serta panggung hiburan yang melibatkan artis dan seniman, serta masyarakat yang ikut berpartisipasi secara aktif dalam festival ini. Masyarakat mengikuti beragam lomba dan pelatihan yang diselenggarakan, mulai dari lomba lukis, poster, dan karikatur, lomba debat, maupun pelatihan. DR

KPH Banyuwangi Selatan melaksanakan penanaman serentak di kawasan hutan Petak 110b BKPH Blambangan

Administratur Perhutani Banyuwangi Selatan, Agus Santoso mengatakan kegiatan penanaman serentak ini dilakukan dalam rangka suksesnya program nasional dari pemerintah yakni gerakan penanaman 1 miliar pohon. Kegiatan ini merupakan sukses tanaman tahun 2015 pada KPH Banyuwangi Selatan. DR DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

33


lintas rimba

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari di Madiun Diaudit Tim Audit Internal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Perum Perhutani melaksanakan audit internal di unit kerja KPH Madiun.

KPH Tasikmalaya Tanam 5 Ribu Pohon di Bekas Penambangan Perhutani dibantu kelompok Pecinta Alam Bojong Asih menanam 5 ribu pohon di bekas penambangan pasir besi ilegal, Pantai Cipatujah Petak 66 RPH Cipatujah BKPH Karangnunggal.

Tasikmalaya - Perum Perhutani melalui Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya menanam 5 ribu pohon jenis ketapang, akor, trembesi, nyamplung di sempadan Pantai Cipatujah Petak 66 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cipatujah, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Karangnunggal, Minggu (14/2). Tempat tersebut merupakan bekas penambangan pasir besi ilegal. Administratur/Kepala KPH Tasikmalaya, Henry Gunawan, mengatakan penanaman ini untuk menghijaukan kembali lokasi bekas penambangan pasir besi ilegal di pinggir Pantai Cipatujah. Ini dilakukan guna menahan laju abrasi pantai, melindungi permukiman 34

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

sekitar dari bahaya angin laut serta mempertahankan habitat pantai. “Perhutani dibantu kelompok Pecinta Alam Bojong Asih. Ini merupakan wujud kebersamaan Perhutani dengan para pemangku kepentingan. Kami mendukung aktivitas pecinta alam yang peduli terhadap lingkungan, karena ini sangat positif, � tutur Henry. Menurut Ketua Pecinta Alam Bojong Lestari Cipatujah, Atang, kegiatan bersama ini akan efektif bila dilaksanakan secara berkelanjutan dengan melibatkan berbagai pihak dengan melakukan penanaman pohon dan memeliharanya. DR


Madiun - Perum Perhutani melaksanakan kegiatan audit Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) secara internal di unit kerja Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun, Selasa (16/2). Hal ini dilakukan untuk menilai performance seluruh kegiatan pengelolaan unit kerja tersebut sebelum audit eksternal pada Audit Internal oleh Tim Audit Internal PHPL Perum Perhutani dilaksanakan pada 16 - 18 Februari 2016. Tujuannya, untuk meng-

Indramayu - Bumi Perkemahan (Buper) Arya Wiralodra yang berada di kawasan hutan Perum Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cikawung, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Indramayu dihijaukan, Senin (15/2). Penghijauan dilakukan dengan penanaman 1.000 pohon jati oleh Perhutani dan Kwartir Cabang Pramuka Saka Wana Bakti Perhutani KPH Indramayu bekerja sama dengan Bank Jabar (BJB) Kanwil III Cirebon. Wakil Bupati Indramayu, H Supendi menyatakan penghijauan dengan cara penanaman pohon jati di Buper Arya Wiralodra ini merupakan buah kerja sama Perhutani dengan Pemerintahan Daerah Indramayu serta berbagai pihak lain yang selama ini berjalan dengan baik. “Kawasan hutan Perhutani ini luasnya puluhan hektare dan merupakan kawasan resapan air. Bagian hulu berfungsi mencegah banjir dan hilirnya bagus dijadikan objek wisata alam,� kata Supendi. Menurut perwakilan BJB Kanwil III Cirebon, Wawan Mulyawan, kegiatan tersebut merupakan

etahui konsistensi implementasi pekerjaan pengelolaan hutan dan administrasinya terpelihara sesuai prosedur kerja yang berlaku. Laporan hasil internal audit akan disampaikan kepada Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta lembaga sertifikasi yang bekerja sama dengan Perum Perhutani terhitung sejak 6 bulan sebelum pelaksanaan audit sertifikasi. Perum Perhutani KPH Madiun telah memperoleh sertifikat PHPL dan kegiatan audit internal,

yang ini diperlukan untuk menjaga kepatuhan terhadap aturan dan prosedur kerja yang ada. Audit Sertifikasi PHPL di unit kerja Perhutani KPH Madiun rencananya dilaksanakan pada Juli 2016, dengan melibatkan stakeholder internal (karyawan Perhutani) dan stakeholder eksternal seperti Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) serta pemangku kepentingan lainnya. DR

Hijaukan Bumi Perkemahan Arya Wiralodra Indramayu

Bumi Perkemahan Arya Wiralodra yang berada di kawasan hutan Perum Perhutani BKPH Cikawung, KPH Indramayu dihijaukan dengan tanaman jati, Senin (15/2).

bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) yang disalurkan melalui kegiatan penghijauan. Pemilihan lokasi di kawasan hu-

tan tersebut cukup bagus dan aksesnya mudah dijangkau dari Tol Cipali maupun kota Indramayu. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

35


lintas rimba

Keluarga Karyawan Ikut Menanam di Kawasan Hutan Para karyawan Perhutani jajaran KPH Mantingan mengajak keluarga mereka menanam di Petak 23 dan 24 RPH Logede BKPH Sudo, baru-baru ini.

Rembang - Puluhan anggota keluarga karyawan Perhutani memadati Petak 23 dan 24 RPH Logede BKPH Sudo, baru-baru ini. Para mandor, mantri, Asper, dan staf Kantor KPH Mantingan, mengajak istri dan anak mereka untuk ikut menanam dalam kawasan hutan. Kegiatan penanaman hutan dengan melibatkan istri dan anak ini baru pertama terjadi di KPH Mantingan. Adm KPH Mantingan Teguh Jati Waluyo mengatakan istri dan anak di rumah harus tahu bagaimana sulitnya membangun hutan. Bagaimana terjalnya kawasan hutan dan licin bila hujan turun. Ini

Andi Purwadi Dikukuhkan sebagai Mabida Jatim Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault mengukuhkan anggota dan pengurus Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Jatim, di Gedung Negara Graha, di Surabaya.

36

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

dilakukan agar para istri dan anak di rumah tahu sulitnya medan yang dilalui saat bekerja. Kegiatan menanam bersama keluarga, tambah Teguh, dilakukan agar segala pekerjaan yang dilaksanakan karyawan Perhutani dapat diketahui keluarganya serta menanamkan cinta lingkungan di keluarga. Disamping juga untuk menjaga persatuan dan kesatuan rimbawan yang sudah mulai pudar. Perlu terus dijaga kekompakan para rimbawan. Kepala Urusan Tanaman Arif Muslikun menambahkan hutan KPH Mantingan yang ditanami tahun 2015 seluas 479 hektare den-

gan jumlah bibit di persemaian mencapai 831.976 ribu plances. Untuk tanaman hutan alam sekunder kawasan perlindungan setempat mencapai 51,49 hektare. Rencana tanaman untuk tahun 2016, tambah Arif, luas mencapai 316,43 hektare dengan persediaan bibit mencapai 536.758 plances dengan hutan alam sekunder dan kawasan Perlindungan setempat seluas 9,38 hektare. Usai kegiatan diakhiri dengan foto bersama Adm bersama karyawan beserta istri dilanjutkan ramah tamah dengan seluruh jajaran manajemen Kantor KPH Mantingan. DR


TNI Peduli Lahan Kritis di Kawasan Hutan Rembang – Jajaran Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah (Jateng) bersama puluhan personil TNI dari Kodim 0720/Rembang menanam di lahan lahan Perhutani yang yang mati, baru-baru ini. Ribuan bibit didatangkan guna menyulam tanaman yang mati. Aksi penanaman hutan kembali dilaksanakan di Petak 88 RPH Ngiri BKPH Ngiri KPH Mantingan. Aksi tersebut merupakan bentuk kepedulian TNI untuk mengurangi lahan kritis di kawasan hutan. Penanaman ini juga merupakan bentuk reboisasi hutan untuk menjaga kelestarian hutan dalam negeri yang merupakan hutan tropis terbesar di dunia. Bentuk nyata penanaman hutan ini sudah menjadi tekad TNI untuk tetap menjaga lingkungan tetap asri dan meninggalkan lingkungan yang bersih untuk anak cucu di masa mendatang. Menurut KRPH Ngiri, Agus Wiwit, beberapa tanaman yang ditanam di areal Petak 88 adalah johar, randu,dan juwet. Sejumlah 19 ribu bibit ditanam di areal seluas 17 hektare. Dengan pedulinya TNI dalam menjaga kelestarian hutan masyarakat desa sekitar Sendangmulyo, Ngiri untuk lebih peduli dengan hutan di sekitarnya.

Surabaya - Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur (Jatim), Andi Purwadi bersama Gubernur Jatim Soekarwo dikukuhkan sebagai anggota dan pengurus Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Gerakan Pramuka Jatim untuk masa bakti lima tahun. Mereka dikukuhkan oleh Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (15/2). Kegiatan Pramuka Jatim mendapat apresiasi positif dari Adhyaksa. Menurut mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) era SBY tersebut, Kwarda Jatim di bawah kepemimpinan Saifullah Yusuf berkembang pesat dan diminati kalangan anak muda. Untuk itu Pramuka Jatim dijadikan proyek percontohan nasional. Menurut Adhyaksa, salah satu indikasi keberhasilan itu adalah Jatim sukses menggelar East Java Scout

Apalagi, tambah Agus, LMDH Desa Ngiri habis menerima sharing produksi tahun 2016. Walaupun tidak banyak, tapi komitmen dan tanggung jawab untuk tetap menjaga kelestarian hutan terus dipertahankan Sementara itu Dandim 0720/Rembang, Letkol Inf Darmawan Setiady yang diwakili Komandan Koramil 05/ Bulu Kapten Inf Pieter Kasi menjelaskan bahwa keterlibatan anggota TNI ini selaras dengan visi dan misi kesatuan TNI. Hal tersebut sangatlah penting untuk tetap

Komandan Koramil Bulu, Kapten inf Pieter Kasi (kiri) menanam tanaman sulam di Petak 88 RPH Ngiri BKPH Ngiri KPH Mantingan, belum lama ini.

menjaga dan mendekatkan TNI dengan masyarakat, tokoh masyarakat maupun agama agar tetap bersatu dalam menjaga kelestarian hutan yang semakin hari semakin berkurang. “Kegiatan penanaman ini tetap akan kami tindaklanjuti dengan memantau keamanan dan pertumbuhannya agar terhindar dari pengrusakan oleh pihakpihak yang nakal,” kata Pieter. DR

Challenge beberapa waktu lalu di Pasuruan yang diikuti ribuan anak muda. Ini salah satu program yang luar biasa dan bisa membuat Pramuka di Jatim sangat diminati generasi muda. Ketua Majelis Pembimbing Daerah Kwarda Jatim Soekarwo menuturkan kegiatan Pramuka ini menjadi pelengkap pendidikan formal. Di bawah kepemimpinan Saifullah Yusuf, Kwarda Jatim bisa kembali mengajak anak muda tertarik dengan Gerakan Pramuka. Mabida Gerakan Pramuka Jatim beranggotakan 29 orang, terdiri dari seorang ketua, enam wakil ketua, dan 22 orang sebagai anggota termasuk di dalamnya Andi. Mereka berasal dari beberapa instansi, baik pemerintah, BUMN maupun organisasi profesi. Mereka akan bekerja untuk masa bakti 2016-2020. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

37


lintas rimba

Tingkatkan Kerja Sama Sinergis Perhutani dan TNI

Kasdam IV/Diponegoro, Brigjen TNI Jony Supriyanto saat coffe morning dengan Administratur/Kepala KPH Perhutani se-Kabupaten Blora dan Rembang, di Blora, baru-baru ini.

Blora – Prajurit TNI AD sering menggunakan kawasan hutan milik Perhutani untuk latihan diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam menjaga keamanan hutan di wilayah Perhutani, di setiap Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH). Kerja sama sinergis antara Perhutani dan TNI terus ditingkatkan. “Saya melihat di sini kerja sama sudah cukup bagus, sebab sudah melibatkan personel TNI dalam patroli hutan bersama petugas dari Perhutani,” kata Kasdam IV/Diponegoro, Brigjen TNI Jony Supriyanto saat coffe morning dengan Administratur/Kepala KPH Perhutani se-Kabupaten Blora dan Rembang, di Blora, baru-baru ini. 38

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

Hadir dalam acara ini Administratur/Kepala KPH Blora, Cepu, Randublatung yang merupakan wilayah di Kabupaten Blora serta Administratur/Kepala KPH Mantingan dan Kebonharjo dari Kabupaten Rembang. Tapak hadir juga Kasatlantas Blora dan Dansubdenpom IV/3-1 Blora. Perhutani merupakan mitra bagi TNI, terlebih bagi Yonif 410/ Alugoro yang merupakan pasukan tempur dan selalu menggunakan hutan untuk latihan bersama. Yonif 410/Alugoro sering berlatih di hutan. Dengan silaturahmi ini, tambah kasdam, akan bisa saling bekerja sama dengan baik. Terlebih lagi wilayah Blora dan

Rembang mayoritas adalah kawasan hutan. Pencurian kayu di hutan juga kerap terjadi. Untuk itu Kasdam meminta agar Perhutani tidak perlu sungkan untuk mengajak patroli bersama atau dalam penanganan masalah hutan lain, seperti kebakaran hutan. Dalam kesempatan tersebut, Kasdam melihat langsung latihan menembak yang dilakukan prajurit 410/Alugoro. “Latihan menembak rutin dilaksanakan sebab pasukan tempur harus mahir menembak. Latihan menembak kali ini menggunakan senjata SS1 buatan Pindad,” kata Danyonif 410/Alugoro Mayor Inf M Heri Amrulloh. DR


Perhutani Peduli Kondisi Hutan Kesongo Kawasan hutan Kesongo mempunyai hamparan lumpur kering hasil dari letupan yang bersifat sporadis dengan jenis tanah margalit cokelat.

Grobogan – Kepala Seksi Pengelolaan Sumber Daya Hutan dan Lingkungan Perhutani KPH Randublatung, Rani Maharto, mengatakan kawasan hutan Perhutani Randublatung sebenarnya masuk dalam kelas hutan produksi. Sesuai dengan kebijakan manajemen, pada kawasan hutan produksi harus ada minimal 10% untuk kawasan perlindungan dari luas total yang dikelola. “Hutan Kesongo masuk dalam kategori high conservation value forest (HCVF) fungsi konservasi dan lindung berhubungan langsung dengan aspek ekologi mendorong Perhutani KPH Randublatung untuk lebih peduli terhadap lingkungan hutan dan memanfaatkan hutan secara bijakasana,� kata Rani, di Grobogan, barubaru ini. Dari hasil penelitian yang dilakukan Perhutani KPH Randublatung bersama Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada kawasan tersebut, tambah Rani, ditemukan beberapa jenis burung yang dilindungi. Burung tersebut, antara lain blekok sawah ( Ardeola Speciosa ), burung madu sriganti ( Nectarinia Jugularis), cekakak jawa ( Halcyon cyanoventris), cekakak sungai (Todirhamphus chloris), elang bido ular (Spilornis cheela), elang tikus (Elanus Coeruleus), kuntul perak ( Egretta Intermedia ). Dijumpainya 37 spesies yang dilindungi dan spesies lain. Kawasan tersebut, tambah Rani, masuk dalam kategori hutan dengan nilai konservasi tinggi (NKT 1), dengan pengertian semakin banyak keanekaragaman jumlah individu yang dijumpai dalam sebuah kawasan tersebut maka akan semakin tinggi pula nilai konservasinya. Menurut Rani, perhatian yang besar dari Perhutani KPH Randublatung tersebut terhadap aspek lingkun-

gan bertujuan untuk melindungi sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Untuk pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan Rawa Kawasan hutan Kesongo yang merupakan salah satu kawasan hutan rawa terletak di Petak 141 seluas 119,1 hektare, pada kawasan hutan KPH Randublatung, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Trembes Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Padas. Pada kawasan yang sebagian besar didominasi lumpur vulkanik tersebut dihuni beberapa satwa jenis burung maupun satwa lain. Kawasan hutan Kesongo ini berjarak sekitar 30 Km dari arah Randublatung ke barat (Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan) memiliki ekosistem berupa vegetasi rerumputan. Rumput tersebut, antara lain rumput wlingi (Scirpus grossus L.), rumput grinting (Cynodon dactylon), dan rumput sunduk welut (Cyperus difformis). Hasil risalah kawasan hutan yang dilakukan Perhutani pada akhir 2011, Kesongo mempunyai hamparan lumpur kering hasil dari letupan yang bersifat sporadis dengan jenis tanah margalit cokelat. Ini merupakan kawasan terbuka yang didominasi lumpur kering serta kadang mengeluarkan lumpur panas dibarengi dengan air asin dan bau gas yang menyengat. Hal ini diakibatkan oleh tekanan panas bumi yang berada ratusan meter dengan tingkat porositas yang tinggi pada lokasi tersebut. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

39


lintas rimba Pertemuan para anggota LMDH se-Solo Raya melahirkan terbentuknya kepengurusan paguyuban LMDH tingkat KPH dengan nama Paguyuban LMDH Guyup Wong Cilik, di Surakarta.

Kemandirian LMDH Terus Ditingkatkan

Surakarta - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Wonogiri mendorong kemandirian Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Kerja sama dalam upaya meningkatkan peran masyarakat desa hutan terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat sumber daya dengan model kemitraan. “Organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum adalah badan atau lembaga kemasyara40

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

katan yang bersifat nirlaba, sukarela, dan sosial yang dibentuk berdasarkan peraturan dan memiliki surat keterangan terdaftar yang diterbitkan menteri dalam negeri, gubernur, atau bupati/wali kota,� kata Kepala Seksi Pengembangan Usaha Perindustrian dan Koperasi Kabupaten Wonogiri, Sakir, dalam pertemuan dengan anggota LMDH, di Surakarta, baru-baru ini. Pertemuan dihadiri 70 peserta dari LMDH di Solo raya, dengan hasil terbentuknya kepengurusan

paguyuban LMDH tingkat KPH, dengan nama Paguyuban LMDH Guyup Wong Cilik dan penyusunan AD/ART lembaga. Perum Perhutani KPH Surakarta bersama Kepala Seksi Pengembangan Usaha Perindustrian dan Koperasi Kabupaten Wonogiri mendorong kemandirian LMDH untuk mendapatkan pengesahan badan hukum dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. DR


Administratur/KKPH Banyuwangi Barat, Prihono Mardi dan Direktur PT Kaliklatak, Charlito H Zaubin menandatangani kerja sama untuk memanfaatkan air dalam hutan lindung KPH Banyuwangi Barat, di Banyuwangi.

Banyuwangi – Perum Perhutani KPH Banyuwangi Barat dan PT Kaliklatak menjalin kerja sama tentang Pemanfaatan Air dalam Kawasan Hutan Lindung. Kerja sama untuk pengelolaan hasil produksi perkebunan, wisata kebun, dan air bersih bagi warga lingkungan PT Kaliklatak untuk kebutuhan air minum, masak, dan MCK. “PT Kaliklatak diharapkan dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam berupa air tersebut dengan menjaga sumber daya alam lain, yakni kawasan hutan tetap terjaga kelestariannya,” kata Administratur/ KKPH Banyuwangi Barat, Prihono Mardi, di Banyuwangi, Kamis (11/2). Kerja sama ditandatangani Prihono dan dan Direktur PT Kaliklatak, Charlito H Zaubin. Kedua pihak sepakat memanfaatkan air dalam kawasan hutan lindung yang masuk wilayah hutan Perum Perhutani KPH Banyuwangi Barat secara lestari. Prihono menyatakan Perum Perhutani ditugaskan oleh negara untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam. Perum Perhutani tidak memiliki kewenangan publik maka sesuai dengan peraturan Kementerian Kehutanan bahwa kawasan hutan negara bisa dimanfaatkan melalui mekanisme kerja sama. Dengan kerja sama ini, kedua pihak

Manfaatkan Air dengan Tetap Menjaga Kelestarian Hutan mendapat kemudahan dalam menjalankan bisnis perusahaan, sumber daya alam terjaga serta yang paling utama adalah adanya kepastian hukum. Sementara itu, Charlitomenyampaikan kerja sama pemanfaatan air tersebut dilaksanakan secara sinergi dan harus saling menguntungkan. Lokasi yang dikerjasamakan dikenal dengan nama sumber manis dan telah ada bangunan bak penampung air, saluran air, dan saluran pipa air yang telah dibangun sejak Perkebunan Kaliklatak dikelola pengusaha Belanda pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1898.

PT Kaliklatak mengelola perkebunan Kaliklatak sejak tahun 1957 sampai sekarang. Kerja sama pemanfaatan air bersama Perum Perhutani KPH Banyuwangi Barat sudah terjalin sejak tahun 2008 sampai sekarang. PT Kaliklatak dalam melakukan programnya berupaya tumbuh bersama masyarakat dan alam sekitarnya. Selama ini PT Kaliklatak mempunyai kebijakan dan komitmen melakukan penanaman rutin pada lokasi yang digunakan dan sekaligus melakukan konservasi. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

41


lintas rimba

Menteri BUMN Rini Soemarno dan Gubernur DIY Sri Sultan HB X, didampingi petinggi perusahaan BUMN menandatangani Perjanjian Kerja Sama Kawasan Pariwisata

Perhutani Siapkan Gedongsongo Sleman – Sebanyak 12 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan komitmennya dalam mendukung pengembangan pariwisata di kawasan Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar). BUMN tersebut adalah Perum Perhutani, Pelindo III, Garuda Indonesia, Angkasa Pura I, Kereta Api Indonesia, PTPN IX, Perum Damri, Taman Wisata Candi, Hotel Indonesia Natour, ITDC, Patra Jasa, dan Aerowisata. Komitmen tersebut dinyatakan di hadapan Menteri BUMN Rini Soemarno, di Prambanan, Sleman, Rabu (27/4). Hal itu diwujudkan dalam perjanjian kerja sama untuk promosi pariwisata, pengembangan kawasan wisata, dan integrasi antarmoda transportasi di koridor Joglosemar. Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, menjelaskan peran Perum Perhutani dalam pengembangan pariwisata di kawasan Joglosemar hanya menyiapkan satu destinasi wisata yaitu, Gedungsongo di Semarang. “Perhutani masih punya potensi wisata yang menar-

42

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

ik lainnya, misalnya kawasan hutan sekitar Candi Borobudur dan kawasan hutan di sekitar Dieng. Mungkin nanti ke depan dua derah ini akan kita kembangkan dalam mendukung pariwisata Joglosemar,” kata Mustoha. Rini menjelaskan dengan sinergi itu diharapkan target kunjungan 2 juta wisatawan di kawasan Joglosemar pada tahun 2019 dapat tercapai. Saat ini baru sekitar 200.000 wisatawan per tahun. Sederet rencana besar yang disiapkan BUMN dalam meningkatkan kunjungan wisatawan, seperti pembangunan bandara baru di Kulon Progo, Yogyakarta. Ada juga revitalisasi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sebagai pintu masuk wisatawan dengan kapal pesiar. Selain itu, juga akan dibangun rel kereta api yang menghubungkan Bandara Adi Soemarmo, Solo, dengan jalur kereta api ke Yogyakarta. “Di darat, Damri juga harus siap mendukung integrasi intermoda transportasi,” tambah Rini. Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan kawasan Joglosemar merupakan kawasan segitiga ekonomi di Pulau Jawa yang memiliki daya tarik wisata sangat khas, khususnya terkait dengan budaya daerah. “Joglosemar ini memiliki banyak peninggalan budaya yang terkenal di dunia. Ada Candi Borobudur, Keraton Jogja dan Solo, Candi Prambanan, dan wisata lainnya,” papar Sultan. DR


Tingkatkan Kualitas Kinerja Perempuan Perhutani Jatirogo Raih Penghargaan Zero Accident Tuban - Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Jatirogo kembali mendapatkan penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Zero Accident Award. Penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo ini diserahkan di Ballroom Grahadi Surabaya, baru-baru ini. Administratur/KKPH Jatirogo, Achmad Basuki mengaku bangga atas apresiasi yang diberikan kepada KPH Jatirogo. Sudah lima tahun berturut-turut KPH Jatirogo meraih penghargaan zero accident. Itu menandakan bahwa keamanan kerja di KPH Jatirogo sudah sangat kondusif. Soekarwo menyerahkan penghargaan yang diterima Kepala Urusan Komunikasi Perusahaan KPH Jatirogo, Eva Puji Astuti mewakili Basuki. Salah satu indikator dalam pembangunan ketenagakerjaan adalah peningkatan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Secara filosofi keselamatan dan kesehatan kerja ditujukan untuk menjamin kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya. Menurut Soekarwo, penghargaan ini merupakan apresiasi kepada perusahaan yang terus menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Bila seluruh potensi bahaya yang ada berhasil dikendalikan sampai batas standar aman, maka akan tercipta kondisi kerja yang nyaman, aman dan sehat sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. DR

Ciamis – Yang paling penting dari peringatan hari Kartini adalah meningkatkan kualitas perempuan agar mampu bersaing dengan kaum laki-laki. Salah satu ciri Kartini adalah haus akan ilmu. Terbukti dengan didirikanya sekolah-sekolah Kartini di kota-kota. Dia gigih memperjuangkan kaum wanita agar bisa pintar. “Sikap dan sepak terjang Kartini harus kita tiru. Dia sosok wanita tangguh yang pantang menyerah, berbudi luhur, dan cinta akan negaranya,” kata salah satu karyawati Perum Perhutani Ciamis, Desin Runengsih, di Ciamis, Kamis (21/4). Dalam memperingati hari Kartini, jajaran Perhutani Ciamis kompak mengenakan pakaian tradisional. Para karyawati terlihat anggun memakai kebaya. Pakaian adat ini mereka kenakan selama dua hari, hingga 22 April 2016. Lebih jauh Desin mengatakan Kartini bersemangat mencerdaskan bangsa khususnya kaum wanita di Indonesia. “Kita jangan terpaku diam. Masih banyak pekerjaan yang bisa kita kerjakan untuk kemajuan bangsa ini,” karyawan Perhutani Ciamis ini penuh semangat. Kepala Humas KPH Perhutani Bogor, Yeti mengatakan mengenakan busana nasional ini sebagai bentuk penghargaan kepada Kartini yang sudah berjuang atas nama kesetaraan gender. Di Perhutani sendiri, perempuan memiliki hak untuk menempati posisi pimpinan. Sudah ada kepala wilayah yang dipegang oleh perempuan. Semua itu tidak terlepas dari perjuangan Kartini sebab saat ini perempuan bisa maju dan setara dengan laki-laki. Perempuan saat ini tidak hanya di rumah saja, tapi sudah bekerja juga,” tandas Yeti. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

43


lintas rimba

Perhutani Gandeng Sarinah Promosikan Produk Nasional Jakarta – Seluruh karyawati Perum Perhutani, baik yang di pusat maupun daerah, bahkan mereka yang berada di hutanhutan dalam rangka Hari Kartini, mengenakan busana nasional produk dalam negeri. Ini dilakukan sekaligus dalam upaya mempromosikan produk nasional. “Pada peringatan Hari Kartini kali ini juga dirayakan dengan cara-cara unik. Kami menggandeng PT Sarinah (Persero) untuk mempromosikan produk-produk nasional, seperti batik, lurik, handycraft, dan kosmetik,” kata Kepala Biro Komunikasi Perusahaan Perum Perhutani, Susetiyan-

44

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

ingsih, pada acara sharing session bertajuk “Kartini Perhutani Dalam Bisnis dan Etiket”, di Ruang Sonokeling, Manggala Wanabhakti, Jakarta, Kamis (21/4). Sharing session dalam rangka peringatan hari Kartini di Perum Perhutani ini dibuka Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani, John Novarly. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan profesionalisme karyawati dengan mengedepankan penerapan etiket bisnis yang benar. John mengatakan karyawati Perhutani sebagai profesional di bidangnya semakin menunjukkan perannya. BUMN kehutanan ini memiliki jumlah karyawan 21.163

orang terdiri dari laki-laki 19.715 orang atau 93 persen, dan perempuan 1.448 orang atau 7 persen. “Meskipun dari kuantitas karyawan perempuan sangat minim, namun mereka berada pada posisi-posisi manajerial strategis dengan jabatan tertinggi Asisten Direktur bahkan Direktur Anak Perusahaan. Sebagian karyawati Perhutani memiliki jenjang pendidikan S2 dan S3,” terang John Novarly. Dalam acara sharing session tentang bisnis dan etiket, whistle blowing system (wbs) serta personal development ini termasuk belajar merias wajah yang baik. Seluruh karyawati di tingkat Pu-


sat dan yang berada di wilayah hutan selama dua hari diwajibkan memakai busana nasional dalam kegiatan kerjanya. Ini dilakukan untuk menggalakkan penggunaan produk nasional melalui PKBL dan UKM. Sekretaris Perusahaan PT Sarinah (Persero), Magri Warganegara mengatakan, upaya Perhutani menggalakkan pemakaian busana nasional bagi karyawatinya patut didukung. Sarinah dan Perhutani bersinergi, mulai dari hal-hal yang kecil begini. Kebutuhan produk lokalnya bisa dicukupi. Selain meningkatkan personal development, utamanya etika bisnis, karyawati juga mendapatkan pelajaran merias wajah yang baik dari Tedza Syahrial. Bagi Tedza, ini pertama kali dia sharing beauty class untuk karyawati BUMN Indonesia. Biasanya, Tedza sharing untuk kalangan personal dan make up profesional. Kegiatan di Perhutani bermanfaat karena dengan ini akan semakin banyak perempuan-perempuan pekerja profesional yang paham cara mempercantik diri sehingga membawa aura positif di lingkungan kerjanya. “Kita warisi semangat dan kegigihan Kartini untuk mendapatkan hak-hak yang sama dalam berkarya. Saya kira sekarang Indonesia peran perempuan cukup terlihat di semua sektor, karyanya juga fenomenal. Karyawati Perhutani meskipun hanya 7% dari total karyawan, tetapi punya peran yang tak kalah penting dengan yang 93%. Mereka perlu terus meningkatkan kapasitasnya sebagai karyawati yang profesional. Untuk itulah acara sharing session ini diadakan. Kami hanya sekrup kecil dalam sebuah kapal besar, tetapi penting. Kami berkarya untuk negeri ini,� tandas Susetiyaningsih. DR

Selamatkan Sumber Mata Air Krawak dengan Penghijauan

Perum Perhutani KPH Parengan bersama sejumlah pihak terkait melaksanakan penghijauan, di Hutan Lindung Krawak Petak 9 RPH Mulyoagung BKPH Mulyoagung.

Tuban - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan bersama perguruan silat Setia Hati SMK Kehutanan Negeri Gomang Tuban, Muspika Montong dan Singgahan melaksanakan penghijauan. Kegiatan penghijauan digelar pada Minggu (14/2) di Hutan Lindung Krawak Petak 9 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Mulyoagung BKPH Mulyoagung. Penghijauan dilakukan dengan menanam 2.000 plances pohon kepoh, 1.700 plances trembesi, dan 300 plances jambu klampok di areal seluas 5.000 hektare. Sekitar 400 orang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Dandim 0811/Tuban Sarwo Supriyo berharap kegiatan ini bukan seremonial, tapi contoh konkret yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Diimbau warga sekitar untuk menanam pohon yang dapat dirasakan manfaatnya 10 tahun mendatang. Sebagaimana falsafah dari perguruan silat Setia Hati Terate memayu hayuning buwono, yang artinya memperindah sesuatu yang indah dengan cara yang luar biasa. Administratur KPH Parengan, Daniel Budi Cahyono, berterima kasih kepada perguruan SH Terate atas inisiatif dan karyanya dalam membantu mewujudkan hijaunya kembali daerah tangkapan sumber mata air Krawak. Acara juga diikuti, antara lain Ketua DPRD Kabupaten Tuban Miyadi, Kapolres Tuban AKBP Guruh Arif Darmawan, Muspika Montong dan Singgahan, Wakil Admministratur KPH Parengan Supriyanto, Asper BKPH Mulyoagung beserta jajarannya. DR DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

45


lintas rimba utama rimba

Perhutani Dukung Ketahanan Pangan Dirut Perum Perhutani, Mustoha Iskandar (kanan) pada acara penandatanganan kesepakatan bersama tentang Angkutan Sagu Perhutani dari Sorong ke Cirebon, di Bandung, Jumat (19/2). Penandatangan dilakukan Mustoha dan Dirut PT Pelni, Elfien Goentoro disaksikan Menteri BUMN, Rini M Soemarno.

Jakarta – Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar menyatakan pembangunan pabrik sagu Perhutani di Papua Barat merupakan tindak lanjut program pemerintah. BUMN, termasuk Perhutanin ikut berperan dalam percepatan pembangunan di Provinsi Papua dan Papua Barat khususnya sebagai pendukung ketahanan pangan nasional. “Penandatanganan MoU ini merupakan langkah awal mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dalam rangka program kedaulatan pangan pemerintah di Papua Barat,” kata Mustoha pada acara penandatanganan kesepakatan bersama tentang Angkutan Sagu Perhutani dari Sorong ke Cirebon, di Bandung, Jumat (19/2). Penandatangan dilakukan Mustoha dan Direktur Utama PT Pelni (Persero), Elfien Goentoro disaksikan Menteri BUMN, Rini M Soemarno. Kerja sama bertujuan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki masing-masing BUMN melalui 46

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

pemanfaatan layanan transportasi kapal laut yang tersedia untuk jasa angkutan sagu dan hasil lain. Ruang lingkup kerja sama meliputi layanan angkutan sagu produksi pabrik sagu Perhutani dari Pelabuhan Sorong ke Pelabuhan Cirebon. Saat ini pemerintah telah mengoperasikan tol laut dengan kapal Pelni sebagaimana Peraturan Presiden (Perpres) No 106 Tahun 2015 dalam rangka program Nawa Cita. Kapal tol laut tersebut dilayani dengan enam kapal besar dengan enam trayek utama dengan jalur T-1, T-2, T-3, T-4, T-5, T-6. Kapasitas angkut kapal tol laut rata-rata 115 kontainer volume 20 ton per kontainer. Melalui kerja sama ini diharapkan produksi tepung sagu Perhutani dapat diangkut dari Pelabuhan Sorong ke Jawa menggunakan jalur trayek tol laut T-4 dari Tanjungpriuk-Manokwari-Tanjungpriuk. Pabrik sagu Perum Perhutani di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat akan menghasilkan 100 ton tepung sagu pada

2017 dari hasil proses 6.000 tual sagu per hari. Saat ini pabrik masih dalam proses commissioning. Lahan sagu di dunia mencapai luas 2,5 juta hektare, sekitar 50% atau 1,25 juta hektare terdapat di Indonesia. Dari luasan tersebut, 1,2 juta hektare lahan sagu terdapat di Provinsi Papua dan Papua Barat, termasuk di Kabupaten Sorong Selatan yang menjadi konsensi Perum Perhutani. Pembangunan pabrik sagu Perhutani ini sejalan dengan misi pemerintah yang tertuang dalan Nawa Cita, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Semua itu dalam upaya mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, yaitu dengan menjamin ketersediaan pangan dan jumlah yang cukup dan dengan harga yang terjangkau. DR


Perhutani Raih Penghargaan

BUMN Hadir Untuk Negeri Jakarta - Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar, menerima penghargaan atas prestasinya sebagai kelompok BUMN terbaik penyelenggara “BUMN Hadir Untuk Negeri Provinsi Kalimantan Utara” dari Menteri BUMN Rini M Soemarno, di Bandung, Jumat (19/2). Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Gilarsi W Setijono dan Direktur Komersial 2 PT Sucofindo Sufrin Hannan juga menerima penghargaan tersebut. Penghargaan juga diberikan kepada penyelenggara program BUMN Hadir Untuk Negeri di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Papua. BUMN Hadir Untuk Negeri adalah program yang diinisiasi Kementerian BUMN dalam rangka 70 tahun Indonesia merdeka, diselenggrakan serentak di 34 provinsi oleh seluruh BUMN yang ditunjuk Kementerian BUMN. Kegiatan utamanya adalah jalan sehat 8 Km, layar tancap,

upacara HUT RI, sembako murah, lomba-lomba, bedah rumah veteran, bantuan fasilitas laboratorium SMK, program siswa mengenal Nusantara berupa pertukaran pelajar antarprovinsi yang memberikan kesempatan kepada siswa di seluruh Indonesia untuk mengenal keragaman adat, budaya, serta kekayaan alam yang ada di seluruh Nusantara. Menurut Rini, BUMN Hadir Untuk Negeri diselenggarakan dengan tujuan agar BUMN-BUMN dapat saling bersinergi di tempat kerjanya dan bersama membina masyarakat di lingkungannya. Rini mengapresiasi kerja sama BUMN dalam mewujudkan kontribusi nyata kepada masyarakat melalui program BUMN Hadir Untuk Negeri, termasuk program pertukaran siswa mengenal Nusantara dan program soosial bedah rumah veteran. “Menjadi tanggung jawab bersama seluruh warga BUMN untuk ikut mensejahterakan masyarakat

di sekitarnya,” jelas Rini. Pada acara tersebut, Rini melakukan percakapan langsung dengan perwakilan siswa program siswa mengenal Nusantara dan veteran penerima bantuan program bedah rumah dari Provinsi Aceh, Jawa Barat, dan Papua melalui fasilitas teleconference PT Telkom Indonesia. Mustoha mengatakan Program BUMN Hadir Untuk Negeri di Kalimantan Utara adalah kerja bersama PT Pos Indonesia, Perum Perhutani, PT Sucofindo (Persero) dan berjalan dengan sukses sesuai sasaran. “Saat itu Perum Perhutani juga membagikan sembako dan bendera Merah Putih untuk perwakilan masyarakat di perbatasan RI-Malaysia, Desa Aji Kuning, Sebatik. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita wajib mempertahankan keutuhan NKRI dan berperan mendukung pembangunan Indonesia dari desa-desa perbatasan,” kata Mustoha. DR DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

47


lintas rimba

Menteri BUMN Rini M Soemarno (kedua dari kanan) didampingi Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar (kiri), panen raya jagung di Petak 31F RPH Plosokerep, BKPH Penganten, KPH Purwodadi.

Menteri BUMN Panen Raya Jagung Jakarta - Program kedaulatan pangan yang dicanangkan pemerintah telah menampakkan hasilnya. Salah satunya panen raya jagung di Petak 31F Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Plosokerep, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Penganten, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi oleh Menteri BUMN Rini M Soemarno didampingi Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar, Kamis (11/2). Menteri BUMN Rini M Soemarmo mengatakan panen raya ini bentuk sinergi BUMN antara Perum Perhutani sebagai penyedia lahan dan Perum Bulog, sebagai off taker. Sedangkan Kementerian Pertanian sebagai penyedia bantuan bibit dan pupuk. “Bantuan pupuk yang dahulu hanya bisa diterima petani di luar kawasan hutan, saat ini juga diberikan kepada petani di dalam kawasan hutan dan pinjaman lunak berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BRI sebesar 100 juta rupiah dialokasikan dalam kawasan hutan. Perhutani diminta lebih aktif berdialog dengan bank pemberi pinjaman KUR,� ungkap Rini. Rencana ekstensifikasi, intensifikasi, dan diversifikasi produk dalam rangka kedaulatan pangan dan

48

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

kesejahteraan masyarakat melalui pembukaan lahan di seluruh Indonesia seluas 9 juta hektare. Sedangkan di Jawa dan Madura yang berpenduduk 136 juta jiwa membutuhkan areal tanaman pangan cukup luas mengingat rata-rata lahan petani di Jawa hanya 0,2 hektare per orang. Selama lebih dari lima puluh tahun, Perum Perhutani telah berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat desa hutan melalui penanaman tanaman pangan di kawasan hutan dengan pola tumpangsari, program Perhutanan Sosial, program Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH), kini dengan sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Hasil panen tanaman pangan dari kawasan hutan Perum Perhutani berupa padi mencapai 71.437 ton (2010), 19.904 ton (2011), 99.520 ton (2012), 44.738 ton (2013), 83.834 ton (2014), 108.594 ton (2015). Hasil panen jagung mencapai 303.584 ton (2010), 284.428 ton (2011), 430.887 ton (2012), 160.530 ton (2013), 141.675 ton (2014), 396.120 ton (2015). Panen produk kacang-kacangan mencapai 124.978


ton (2010), 8.189 ton (2011), 6.737 ton (2012), 6.551 ton (2013), 12.531 ton (2014), 2.438 ton. Lainnya berupa empon-empon, porang, sebesar 1.099.080 ton (2010), 209.391 ton (2011), 60.050 ton (2012), 12.250 ton (2013), 20.939 ton (2014), 17.960 ton (2015). Untuk mendukung kebijakan kedaulatan pangan tersebut, sejak 2014 Perum Perhutani bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan uji coba Integrated Farming System (IFS) seluas 156,50 hektare di empat lokasi hutan. Tempat tersebut di KPH Randublatung, Cepu, Pati, dan Banyumas Timur. Untuk tahun 2015 uji coba penanaman diperluas ke 16 KPH Perhutani dengan total areal 4.025,06 hektare dengan jenis tanaman padi, jagung, dan kedelai. IFS atau sistem pertanian terpadu adalah pendekatan multidisiplin ilmu untuk optimalisasi pemanfaatan lahan dari hulu sampai hilir dan keterlibatan peran para pihak dari pemerintah pusat sampai daerah, perguruan tinggi, swasta, dan masyarakat. Selanjutnya melalui surat Sekretaris Kabinet pada 31 Maret 2015 Perum Perhutani diminta pemerintah untuk lebih mengoptimalkan lahan kawasan hutannya. Itu dilakukan dengan meningkatkan produktivitas pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan melalui IFS. Pada 2016 Perum Perhutani mengalokasikan lahan hutan untuk tanaman padi seluas 15.364 hektare dan jagung 193.820 hektare. Luasan tersebut ditargetkan menghasilkan gabah 131.488 ton dan jagung pipil 1.220.131 ton, dengan sebaran panen dari Provinsi Jawa Tengah 29%, Jawa Timur 60%, Jawa Barat 11% dan Banten 1%. Kontribusi jagung dari lahan Perum Perhutani tersebut diharapkan akan memenuhi kebutuhan jagung nasional sebesar lebih kurang 20.22 juta ton. Untuk wilayah Kabupaten Grobogan Jawa Tengah, kawasan hutan Perum Perhutani yang berpotensi menghasilkan jagung seluas 21.670 hektare dengan target produksi 86.683 ton. Luasan tersebut terdapat di empat KPH, yaitu tumpangsari jagung di KPH Purwodadi 3.795 hektare, di KPH Semarang 8.132 hektare, di KPH Telawa 2.577 hektare, dan di KPH Gundih 6.962 hektare. Lokasi IFS di Petak 31F, RPH Plosokerep, BKPH Penganten, KPH Purwodadi Divisi Regional Jawa Tengah yang dipanen hari ini, luasnya 4,2 hektare adalah hasil kerja sama Perum Perhutani dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jurang Jero. Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar menyatakan kawasan hutan Perhutani dapat memberikan manfaat nyata berupa produk pangan kepada masyarakat sekitar hutan yang dapat dikonsumsi langsung maupun untuk bahan baku pakan ternak. “Dalam rangka mendukung program kedaulatan pangan pemerintah, yaitu Nawa Cita, Perum Perhutani akan terus bersinergi dengan BUMN lainnya,” kata Mustoha. DR

Panen raya jagung, di lahan hutan Perhutani Petak 81 RPH Gelon, BKPH Sonde, KPH Ngawi, Divisi Regional Jatim

Panen Raya Jagung di KPH Ngawi Ngawi - Dirjen Lingkungan Hidup & Kehutanan PHPL, Ida Bagus Putra Partama didampingi Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, dan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur (Jatim), Indra Wiragana melakukan panen raya jagung, Selasa (23/2). Panen dilakukan di lahan hutan Petak 81 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Gelon, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sonde, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi, Divisi Regional Jatim. Administratur Perhutani Ngawi, Joko Siswantoro menyatakan lahan panen raya jagung tersebut merupakan lahan hutan yang dikelola Perum Perhutani. Lahan tersebut digarap petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dengan memanfaatkan lahan di bawah tegakan melalui sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dalam rangka mendukung program ketahanan pangan pemerintah. Ketua LMDH Jati Luhur Desa Bangun Rejo Kidul, Djarkasih menyampaikan hasil panen per hektare mencapai 6 ton. “Kami berharap kepada Perum Perhutani dan pemerintah daerah, untuk kemudahan petani memperoleh bantuan bibit, benih, pupuk maupun sarana pendukung lain. Sehingga petani hutan mendapatkan hak yang sama dengan petani luar hutan,” kata Djarkasih. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

49


lensa rimba

KETULUSAN Banyak bunga tumbuh di lahan Perhutani, meski tak dirawat tetap tumbuh, meski jauh dari perhatian tetap mekar. Itulah ketulusan, tidak terbang oleh pujian dan tidak tumbang oleh kritikan

KENIKIR Bunga ini mudah tumbuh di daerah berhawa dingin-sedang Guritno Nikon D5300 Nikkor 28-70 f/4.0. 16mm ISO 200 ; 1/250 pada f.8 Adobe Photoshop CS6

50

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016


DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

51


lensa rimba

GRESIK Disini berbagai industri kayu di produksi oleh Perhutani, produk kualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan ekspor

FORKLIFT Untuk memudahkan memindah mengangkat bahan dan barang industri

JB Moordiana Nikon D700 Nikkor 28-70 f/4.0 pada 16mm ISO 200 ; 1/250’ pada f.8 Edited : Adobe Photoshop CS6

52

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016


DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

53


lensa rimba

INDUSTRI Setiap industri menghasilkan limbah. Begitu pula industri kayu Perhutani di Gresik ini, limbah pabrik berupa tumpukan kayu sisa .

LIMBAH

Limbah industri Perhutani tidak berbahaya, digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.

Ruddy Purnama Nikon D1 Nikkor 28-70 f/4.0 pada 16mm ISO 200 ; 1/250’ pada f.8 Edited : Adobe Photoshop CS6

54

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016


DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

55


rimba rimba utama opini

?

Ribetkah PUHH Online di Perhutani Oleh: Nur Budi Susatyo

Perkembangan teknologi yang semakin pesat membawa proses bisnis di Perhutani harus mengikutinya. Meski agak terlambat memulai, Perhutani sudah menapak pada era online. Diawali dengan penggunaan Enterprise Resource Planning (ERP) Keuangan dan ERP Pemasaran untuk mengkoordinasikan proses bisnis secara menyeluruh. ERP Keuangan dan Pemasaran merupakan serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, mengirimkan, menampilkan, dan menyebarkan informasi. Perkembangan koneksitas jaringan internet merambah ke bidang produksi dengan telah terbangunnya aplikasi Sistem Informasi Produksi Non Kayu dan sedang dibangunnya ERP Produksi. Selangah lebih maju lagi dengan diluncurkannya tokoperhutani.com yang merupakan sistem penjualan 56

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

kayu perhutani secara online. Saya katakan tapak kaki Perhutani dalam merambah era online agak terlambat, terutama di bidang produksi kayu, karena penatausahaan hasil hutan kayu dari hutan alam di luar Jawa telah setahun lebih dahulu m emulai. Di Perhutani, dalam pemasaran kayu telah mulai dilakukan secara online, tetapi pengelolaan kayu log di hulu dan penatausahaannya baru berupaya membangun aplikasi online di akhir 2015 dan sampai dengan tulisan ini dibuat masih belum sempurna. Hal ini pun juga tidak lepas dari adanya “pemaksaan� oleh regulator. Regulasi dari pemerintah untuk Penatausahaan Hasil Hutan (PUHH) kayu melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor : P.42/ Menlhk-Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang

Berasal dari Hutan Tanaman pada Hutan Produksi mengharuskan Perhutani membangun sistem informasi PUHH secara online. Pasal 18 dalam Permen LHK ini menyatakan bahwa : (1) Penatausahan hasil hutan yang berasal dari Perum Perhutani diatur secara tersendiri oleh Direksi Perum Perhutani; (2) Penatausahaan hasil hutan kayu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara online melalui sistem informasi yang dibangun dan dikembangkan oleh Perum Perhutani; (3) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang berkenaan dengan penerbitan Laporan Hasil Produksi (LHP), pembayaran Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan penerbitan dokumen angkutan terhubung dengan aplikasi Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan (SIPUHH). Ini artinya bahwa PUHH Kayu yang berlaku di Perhutani yang selama ini secara manual dengan


menggunakan model blanko-blanko DK harus diikuti dengan pembangunan sistem informasi secara online. Dalam bayangan saya, mulai dari daftar klem dimasukkan (entry) ke dalam aplikasi komputer yang selanjutnya model DK dalam pembuatan buku taksiran dan pendapatan, daftar penerimaan, daftar angkutan dan seterusnya akan dapat dicetak by system mengikuti alur fisik kayu. Tidak perlu lagi ada pengadaan barang cetakan blanko-blanko DK. Kemudian yang berkaitan dengan LHP, pembayaran PSDH dan penerbitan Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan Kayu (SKSHHK) terkoneksi dengan aplikasi SIPUHH Kementerian LHK. Tahun 2014 sebetulnya Biro Produksi Divre Jawa Tengah dengan bantuan Tim IT Divre Jawa Tengah yang dimotori Handojo, KSS Software (programer) pada PKPM & TI telah membangun program aplikasi sistem informasi produksi kayu (Sriprok). Siprok merupakan sistem informasi manajemen terpadu dan terintegrasi yang menyajikan data rencana (daftar klem & taksasi produksi), realisasi kegiatan tebangan (luas, volume, sortimen, mutu & status kayu), angkutan dan sisa persediaan (volume). Sistem ini pada awalnya dibangun untuk sekadar mengakomodasi laporan manajerial dengan input data dari buku realisasi produksi (Buku Merah). Pada Tahun 2015, aplikasi Program Siprok sudah mengakomodir

PUHH kegiatan tebangan sesuai dengan SK Direksi No 3169 Tahun 2014 dengan input data dari DK 316. Dengan aplikasi program Siprok akan memudahkan mandor dalam melakukan pekerjaan administrasi PUHH, dalam artian pekerjaan administrasi yang biasa dilakukan secara tulis menulis oleh mandor tebang, diganti secara komputerisasi dan hanya sekali entry. Selanjutnya, mandor dapat mencetak blangkoblangko DK lainnya melalui program aplikasi ini sesuai alur perjalanan kayu. Aplikasi ini menurut hemat saya bisa dikembangkan sebagai PUHH online-nya Perhutani dan tinggal melakukan interkoneksi dengan SIPUHH Kemen LHK karena sama-sama berbasis web. Ulasan ini tidak akan membandingkan aplikasi Siprok yang telah dibangun Tim IT Jawa Tengah dengan pilihan direksi untuk mengembangkan ERP Produksi sebagai embrio masuknya PUHH online Perhutani yang terkoneksi dengan SIPUHH Kementerian LHK, tetapi lebih menitikberatkan pada pentingnya konektifitas jaringan aplikasi berbasis web untuk memudahkan proses bisnis Perhutani serta prosedur PUHH online Perhutani. Filosofi pemanfaatan kemajuan teknologi dengan pengembangan jaringan secara online, tentu dimaksudkan untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan. ERP Produksi semestinya merupakan software yang ada dalam PUHH untuk melakukan otomatisasi DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

57


rimba opini DK 316

UJI

(MODIFIKASI DK 201)

(MODIFIKASI DK 302)

DKB KAYU A III

DKB KAYU A I & A II

(MODIFIKASI DK 304)

(MODIFIKASI DK 304B)

LP-KHP SAH LP-KHP UJI

dan integrasi alur proses PUHH, membagi data base yang umum melalui enterprise, menghasilkan informasi yang real time dan memungkinkan perpaduan proses transaksi serta kegiatan perencanaan. Laporanlaporan manajerial tinggal mengunduh dari aplikasi sehingga tidak perlu lagi menagih laporan harian, mingguan, bulanan atau laporan periodik lainnya dari satuan unit kerja secara berjenjang. Semuanya tersaji secara real time sesuai kebutuhan. Inilah manfaat dan pentingnya penggunaan koneksifitas jaringan internet atau online. Oleh karenanya, aplikasi PUHH online Perhutani yang dibangun saat ini seharusnya juga akan mengarah ke sana. Amanat Permen LHK jelas bahwa Perhutani diminta untuk membangun aplikasi sistem PUHH secara online dan dalam tahap awal ini, pilihan Perhutani yang dilakukan secara online baru pada entry Daftar Kayu Bulat (DKB), pembuatan LHP, pembayaran PSDH dan pencetakan SKSHHK. Pilihan ini sudah “diperbolehkan” oleh tim dari Kementerian LHK saat pendampingan penyusunan PUHH online di Perhutani. Metode pengukuran dan penandaan batang kayu juga tidak mengalami perubahan. Proses penatausahaan dari petak tebang dengan blanko-blanko DK masih dilakukan secara manual. Hal mendasar yang membedakan dari PUHH Kayu sebelumnya adalah setelah kayu diuji dan DKB (DK 304) terkoreksi oleh penguji (GANIS PHPL PKB), data di DKB ini di-entry oleh operator ke dalam aplikasi ERP Produksi. Sejak taDUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

DKB C

(MODIFIKASI DK 304C PENERIMAAN SEMENTARA)

SPP-PSDH LUNAS PSDH PERNI 51

58

BUKU UKUR KAYU A I & A II

TPK

Secara umum PUHH Kayu di Perhutani yang akan berlaku nanti tidak jauh beda dengan yang berlaku selama ini sesuai SK Direksi No 3169 tahun 2014 beserta surat No 360/075.2/ PSDH-Prod/Dir/2015 perihal Revisi SK Direksi No 3169/ KPTS/Dir/2014. Alur proses PUHH dari petak tebang sampai ke TPK masih sama sebagai berikut:

BUKU UKUR KAYU A III

TP/TPn

ALUR PUHH

PENYERAHAN KEPADA KEPALA TPK

hap inilah online-nya PUHH Kayu di Perhutani dimulai. Hasil entry DKB oleh operator wajib dilakukan pemeriksaan dan persetujuan (approved) oleh penguji. Dari entry DKB ini menghasilkan LHP dan rekapitulasi LHP. Operator KPH selanjutnya mengunggah LHP/RLHP ke dalam SIPUHH Kementerian LHK untuk mendapatkan nomor SPP PSDH. Dari dasar SPP PSDH, operator KPH mendaftarkan PSDH melalui aplikasi Simponi dan akan mendapatkan kode billing sebagai dasar pengajuan nota pembayaran sesuai mekanisme di Perhutani. Pembayaran PSDH dilakukan melalui Simponi sesuai amanat Permen LHK Nomor : P.44/ Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata Cara Pengenaan, Pemungutan dan Penyetoran PSDH, Dana Reboisasi, Penggantian Nilai Tegakan, Ganti Rugi Tegakan dan Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan. Berdasarkan LHP pada SIPUHH, operator KPH melakukan perhitungan kewajiban pembayaran PSDH secara self assessment dan melakukan rekam data ke Simponi untuk mendapatkan kode billing pembayaran PNBP (PSDH). Kasi PSDH/Kaur Produksi membuat rekapitulasi daftar tagihan pembayaran PNBP PSDH untuk dilaporkan ke Administratur/KKPH. Administratur memberi perintah otorisasi pembayaran PSDH sesuai rekapitulasi tagihan kepada KTU/Kaur Keuangan untuk melaksanakan pelunasan PSDH melalui Bank Persepsi yang telah ditunjuk. Proses pembayaran dan pelunasan PSDH -oleh Perhutani diatur- wajib dilaksanakan selambat-lambatnya tujuh hari kerja sejak


Tebangan

DKB Net

• Entry DKB Net • LHP • Approval

Operator PUHH KPH

Mekanisme Operator Keuangan PUHH KPH di KPH

Operator TPK • Merekap kayu persediaan • Merekap kapling • Merekap hasil penjualan

• Merekap LHP • Membuat SPP PSDH dari SIPUHH per LHP/ RLHP

• Entry kode pelunasan setiap kode billing dari SIMPONI ke SIPUHH

• Entry DKHP melalui ERP Sar • Membuat rencana angkutan • Mencetak SKSHHK

• Pembayaran/ pelunasan PSDH

• Mendapatkan notifikasi lunas PSDH per kode billing (via email)

SIMPONI

• Merekam data ke SIMPONI • Mendapat kode billing PSDH • Membuat rekap tagihan PSDH • Membuat nota pembayaran ke KTU

SIPUHH

• Seleksi LHP • Koneksi SIPUHH

• Membuat rekap LHP yang sudah lunas PSDH • Approval untuk menyerahkan kayu ke Kom Kayu

ERP Produksi

Angkutan

Operator Net DKB

RANCANGAN ALUR KEGIATAN PUHH ONLINE PERHUTANI Secara garis besar, interkoneksi jaringan akan dilakukan terhadap aplikasi ERP Produksi, ERP Pemasaran, SIPUHH Kemen LHK dan Sistem Informasi PNBP Online (Simponi) Kemen Keuangan. Rancangan Alur Kegiatan PUHH Online Perhutani sebagai berikut :

Semuanya tersaji secara real time sesuai kebutuhan. Inilah manfaat dan pentingnya penggunaan koneksifitas jaringan internet atau online.

proses persetujuan (approval) LHP oleh Kasi PSDH/Kaur Produksi. Hal ini dimaksudkan agar kayu yang secara fisik sudah berada di TPK bisa segera terbayarkan PSDHnya sehingga bisa segera diterima, dikapling dan dipasarkan oleh KBM Komersial Kayu serta untuk menghindari sanksi keterlambatan sebagaimana ketentuan dalam Permen LHK Nomor : P.44/ Menlhk-Setjen/2015. Bukti pembayaran PSDH berupa BPN yang dilengkapi dengan NTPN dan NTB. Bank yang ditunjuk untuk pembayaran PSDH akan memberi notifikasi pelunasan pembayaran PSDH ke Simponi sesuai kode billing Perum Perhutani. Simponi akan memberi notifikasi pelunasan PSDH melalui email KPH. Operator SIPUHH KPH melakukan entry kode pelunasan setiap kode billing dari Simponi ke SIPUHH Kementrian LHK yang akan memproses LHP yang telah dilakukan pelunasan PSDH oleh Perum Perhutani untuk dijadikan kayu persediaan KPH. Penandaan lunas PSDH pada fisik kayu dilakukan oleh penguji dengan cat hijau berdasarkan dokumen LHP yang telah lunas PSDH.

Kayu yang telah dilakukan pelunasan PSDH diserahkan kepada Divisi Komersial Kayu (KBM Pemasaran) untuk menjadi persediaan melalui mekanisme approval di ERP. Data penyerahan kayu dari KPH ke Divisi Komersial Kayu pada ERP terkoneksi dengan SIPUHH. Divkom Kayu akan membuat daftar kapling terhadap kayu yang sudah lunas bayar PSDH. Dengan demikian kayu yang siap dipasarkan, secara self assesment melalui sistem dapat dipastikan merupakan kayu yang sudah terpenuhi hak-hak negara atasnya. Terhadap kayu-kayu yang sudah laku, operator ERP Sar di TPK membuat rekapitulasi hasil penjualan dan rencana angkutan. Kayu yang sudah terjual dan siap angkut dapat dilakukan Penerbitan SKSHHK oleh GANISPHPL PKB melalui SIPUHH. Jadi, ribetkah PUHH online Perhutani? Sangat tergantung pada keandalan aplikasi, kemampuan server mengakses lalu lintas data, kekuatan sinyal jaringan internet, kecepatan interkoneksi dengan aplikasi Kemen LHK serta Kemen Keuangan dan tentu saja keterampilan operator. DR Nur Budi Susatyo adalah Kepala Seksi Produksi Kayu Divre Jawa Tengah DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

59


dAngau rimba

Puslitbang Perhutani punya ide agar menanam bambu di hutan Perhutani, bambu dan rebungnya dapat dijual dengan cepat. Mari bung rebung kembali !

Perhutani membutuhkan orang-orang yang kuat, untuk menjaga kelestarian hutan. Dibentuklah Kesatuan Pemangku Hutan, yang bertugas memangku Hutan

Panen nanas sukses sebagai tanaman sela di KPH Pemalang. Setelah nanas, disusul nasalak, natebu, najahe napaaja yang bisa tumbuh tidak mengganggu pohon Jati.

60

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016


pojok kph

KPH Semarang Kembangkan Biomassa

Pengembangan energi baru terbarukan harus digenjot, salah satunya biomassa sehingga langkah Perum Perhutani mengembangkan biomassa patut diapreasiasi. Pengembangan biomassa kayu akan mendukung upaya pemerintah meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terlibat dalam proyek tersebut.

Salah satu potensi besar yang perlu dikembangkan di Indonesia adalah bioenergi, yang merupakan salah satu sumber energi yang berasal dari biomassa. Indonesia sebagai negara agraris yang terletak di daerah khatulistiwa merupakan negara yang kaya akan potensi bioenergi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam bentuk cair, padat maupun sebagai listrik. Potensi bioenergi yang berasal dari limbah biomassa diperkirakan mencapai 49.810 MW. Pengembangan energi terbarukan harus digenjot, salah satunya biomassa. Biomassa merupakan sumber

energi terbarukan yang mengacu pada bahan biologis yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Sumber energi biomassa yang paling populer adalah kayu, sementara sumber-sumber energi biomassa lainnya adalah sampah, limbah, gas TPA, dan bahan bakar alkohol. Melihat kondisi tersebut, langkah Perum Perhutani mengembangkan biomassa patut diapreasiasi. Dalam rangka pembangunan persemaian dan pusat pelatihan dalam sebuah sistem yang terintergrasi, Perum Perhutani bekerja sama dengan Korea Green Promotion Agency (KGPA) meresmikan Persemaian Biomassa dan DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

61


pojok kph Pusat Pelatihan Korea-Indonesia di Petak 199 RPH Mliwang BKPH Tanggung, baru-baru ini. Peresmian ditandai dengan penandatangan prasasti oleh Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar dengan KGPA. Mustoha mengatakan dengan adanya kerja sama yang menempati lahan selauas 500 hektare (Ha) itu menjadi suatu hal yang membanggakan bagi Perhutani. Kerja sama antara Perum Perhutani dan KGPA sudah dimulai sejak Maret 2009 dan telah melakukan penanaman 3.300 pohon untuk penelitian pelet kayu di Sentul KPH Bogor. Pada April 2013 ditandatangani MoU penanaman biomassa seluas 500 Ha di KPH Semarang Divisi Regional Jawa Tengah. Mustoha berharap kerja sama tersebut dibarengi dengan pembangunan pabrik wood pellet dan Perhutani siap untuk membantu bahan bakunya. “Mudah-mudahan kerja sama ini bisa lancar dan bisa saling support satu sama lain sehingga tidak ada hambatan di dalam perjalanan kerja sama dan kedua belah pihak bisa memetik manfaatnya,” tegas Mustoha. Pada acara tersebut, perwakilan Direktur Global Bisnis HQ dari KGPA, Park Eun Sik mengatakan sejak 2009 setelah penandatanganan MoU mengenai pengembangan biomassa kayu, sampai saat ini kerja sama telah mencapai 800 ha. Saat ini berbagai kegiatan telah dilakukan, antara lain plot uji coba, analisis bahan kimia terhadap pellet kayu, monitoring dan kegaiatankegiatan lain yang berkaitan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendidikan masyarakat setempat. “Jika pembangunan sistem terintegrasi dapat direalisasikan, proyek ini diharapkan bisa menjadi sebuah model baru untuk berkontribusi dalam mengurangi gas rumah kaca serta diharapkan dapat menarik investor Korea,” jelas Park. Menyinggung kebutuhan wood pellet sebagai sumber energi ramah lingkungan, Park mengatakan saat ini sangat dibutuhkan oleh negara-negara maju. Negara Korea telah memberlakukan kebijakan baru yaitu perusahaan-perusahaan pembangkit tenaga listrik besar wajib menggunakan energi terbarukan, direncanakan ditingkatkan dari 2 % menjadi 10 % pada 2022. Dengan adanya kebijakan tersebut penggunaan pellet kayu semakin meningkat dan diperkirakan kebutuhannya dari 2 juta ton per tahun naik menjadi 5 juta ton pada 2020 atau naik 2,5 kali lipat. Pusat pelatihan biomassa dibangun untuk men-support kegiatan tanam biomassa dan sebagai pusat pelatihan yang bisa memproduksi 3 juta bibit per tahun. Luasan dari pembibitan ini sekitar 3 Ha dengan luas bangunan 1.140 M3 yang meliputi perkantoran, mess, kebun/area produksi 62

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

(vegative open area), control power, dan pos keamanan. Kronologis Uji Coba Seperti diketahui, kerja sama uji coba penanaman tanaman bahan pembuatan wood pellet di KPH Semarang ini ditandai dengan ditekennya MOU pada 30 April 2013, di Korea. Jangka waktu uji coba penanaman biomassa selama dua tahun, Mei 2013 - November 2015. Setelah uji coba penanaman akan membuat tanaman seluas 10.000 Ha dengan jangka waktu kerja sama selama 10 tahun. Tujuannya, meneliti produktivitas biomassa tanaman gliriside sebagai bahan pembuatan wood pellet, meneliti kandungan biomassa tanaman gliriside, dan sebagai standarisasi kinerja penanaman, produktivitas, kandungan biomassa sebagai acuan kelanjutan kerja sama. Lokasi kerja sama di KPH Semarang seluas 500,9 Ha dengan jenis tanaman gliriside. Penanaman setelah demplot direncanakan seluas 10.000 Ha. Maksud uji coba penanaman biomassa dalam rangka mengkaji apakah kerja sama penanaman biomassa memberikan keuntungan bagi para pihak. Tujuan meminimalkan risiko yang dapat terjadi dari perluasan bisnis dan pilihan cara budidaya tanaman terbaik seperti pemilihan jenis tanaman, penanaman, dan pemeliharaan. Lokasi kerja sama di kawasan hutan wilayah KPH Semarang seluas sekitar 2.000 Ha terdiri dari anak petak dari kelas hutan tanah kosong (TK) dan tanaman kayu lain rusak (TKLR). Tahun 2013 seluas 500,9 Ha, tahun 2014 seluas 301,2 Ha, tahun 2015 seluas 199,7 Ha, tahun 2016 seluas 486,3 Ha, dan tahun 2017 seluas 500 Ha. Objek kerja sama adalah uji coba penanaman biomassa pada kawasan hutan BKPH Tanggung dan BKPH Padas di KPH Semarang seluas 500,9 ha, dengan jenis tanaman Gliricidia sepium jarak tanam 1 x 1 meter. Perjanjian kerja sama ini berlaku sejak ditandatangani dan berakhir pada 31 Juli 2015, yang dapat diperpanjang dengan syarat-syarat yang disepakati oleh para pihak. Pembagian keuntungan adalah pihak KGPA sebesar 60%, pihak Perum Perhutani sebesar 40% dari keuntungan bersih penjualan hasil panen. Nilai keuntungan adalah selisih dari harga kayu diterima pabrik dikurangi biaya produksi. Tanggal 2 April 2014 ditandatangani perjanjian kerja sama No 01/PKS/Sekdivreg/Jtg oleh Kepala Perum Perhutani Jawa Tengah dan Presiden Direktur PT KGPA Indonesia. Objek kerja sama adalah kerja sama pembangunan persemaian tanaman Biomassa di Petak 199b RPH Mliwang BKPH Tanggung seluas 3 Ha, yang


merupakan bagian dari lokasi kerja sama uji coba penanaman biomassa. Perjanjian kerja sama ini berlaku sejak ditandatangani dan berakhir pada 1 April 2016, dan dapat diperpanjang setelah dilakukan evaluasi. Selanjutnya pada 3 September 2014 ditandatangani perjanjian kerja sama No. 02/PKS/SekdivreJateng/2014 – 1409/01/KGPA/2014 oleh Kepala Perum Perhutani Jawa Tengah dan Presiden Direktur PT KGPA Indonesia. Objek kerja sama adalah perbaikan dan peningkatan alur FF dan alur FG, yang merupakan bagian dari lokasi kerja sama uji coba penanaman biomassa. Perjanjian kerja sama ini berlaku sejak ditandatangani dan berakhir pada tanggal saat penandatangan BAP Serah Terima pengelolaan alur FF dan alur FG. Pada 16 Desember 2014 diteken Letter of Intent (LoI) oleh Direktur PSDH Perum Perhutani dan Director

No

1

Rencana Pemeliharaan

Realisasi Pemeliharaan

Luas Jumlah Jalur Pupuk Pemeliharaan (355 jalur/ Kompos (ha) ha) (10 kg/jalur)

Luas Pemeliharaan (ha)

Jumlah Petak

Luas Tanaman

6 AP

199.2

199.2

70,718

707,180

199.2

Kedungjati Timur/Padas

7 AP

180.7

71.9

25,525

255,250

71.9

Panimbo/ Padas

10 Ap

116.9

26.1

9,266

92,660

26.1

Jumlah Padas

17 Ap

297.6

98.0

34,791

347,910

98.0

KPH Semarang

23 Ap

496.80

297.2

105,509

1,055,090

297.2

BKPH / RPH

Tanggung Mliwang/ Tanggung

2

of OBH KGPA. Mengenai kesepakatan kerja sama tanaman biomassa pada kawasan hutan seluas 2.000 Ha untuk uji coba produktivitas, skema manajemen serta mempersiapkan standar biaya pengelolaan. Pada 29 Desember 2014 diteken perjanjian kerja sama No 09/PKS/Sekdivre-Jateng/2014 – No. 1412-NB 108/KGPA / 2014 oleh Kepala Perum Perhutani Divre Jawa Tengah dan Presiden Direktur PT KGPA Indonesia. Objek kerja sama adalah uji coba penanaman biomassa pada kawasan hutan seluas 1.500 Ha di KPH Semarang. Pelaksanaan tanaman tahun 2014 seluas 301,2 Ha dan tanaman tahun 2015 seluas 199,7 Ha di BKPH Kedungjati dan BKPH Tempuran. Perjanjian kerja sama ini berlaku sejak ditandatangani dan berakhir pada 31 Desember 2016 dan dapat diperpanjang dengan syaratsyarat yang disepakati oleh para pihak.

PADAS

Realisasi Pemeliharaan Tanaman Biomassa 2013 di Tahun 2015. Itu dilakukan dengan babat tumbuhan bawah dan dangir di BKPH Padas seluas 297,6 Ha. Tindak lanjut akan dilakukan pemanenan pada lokasi tanaman 2013 di BKPH Tanggung seluas 199 ha pada Juni/ Juli 2016, menunggu perpanjangan PKS. Hasil panen akan diolah di salah satu pabrik pengolahan wood pellet di Demak. Sedang direncanakan pembangunan pabrik wood pellet di ex TPK Tanggung. DR

Luas Baku (ha)

Luas Efektif Tanaman (ha)

RPH Brabo BKPH Tanggung

182,3

182,3

RPH Mliwang BKPH Tanggung

22,4

22,4

RPH Sugihmanik BKPH Tanggung

72,1

72,1

RPH Ringinpitu BKPH Tanggung

209,5

209,5

RPH /BKPH

Uraian Luas

Tanaman 2016 486,3

Sistem Tanam

Banjar Harian

Jarak Tanam

2x1

Tanaman Pengisi

Jeruk Purut

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

63


bina rimba

Dwi Utanti

Naik Haji Berkat PKBL PERUM PERHUTANI

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dari Perum Perhutani sangat berguna untuk meningkatkan dan memberdayakan usaha kecil. Bantuan dana dari pinjaman PKBL dapat digunakan untuk menambah modal usaha sehingga bisa meningkatkan omzet serta keuntungan.

Setiap umat Islam pasti berharap dan menginginkan untuk bisa menjalankan semua rukun Islam. Salah satunya pergi ke tanah suci Mekkah untuk melakukan ibadah haji. Melihat situasi dan kondisi Dwi pada 1995, mustahil rasanya dapat melaksanakan rukun Islam yang kelima tersebut. Sebagai istri seorang pegawai negeri sipil dengan mengandalkan gaji suami hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Apalagi dengan beban pendidikan tiga anak maka cita-cita untuk beribadah haji rasanya semakin jauh dari kenyataan. Untuk mewujudkan keinginan tersebut maka pada 1995, Dwi memulai usaha kecil-kecilan di bidang konveksi dengan nama UD Tantris Collec-

64

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

tion. Maksud dari pendirian UD Tantris Colection awal mulanya adalah sebagai wadah penyaluran hobi semata sekaligus membantu suami menambah penghasilan. Dengan begitu bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga dan mewujudkan cita-cita untuk melakukan ibadah haji. UD Tantris Collection yang beralamat di Jalan Untung Suropati Gang I Nomor 06, Purwodadi, Grobogan ini jenis usahanya konveksi (pembuatan kaos, korden, sprei, taplak meja, bad cover, dan lain-lain), jasa loundry, dan parfum. Pada awalnya dengan memanfaatkan garasi kecil sebagai tempat usahanya.


Ajukan Proposal Pada awal berdiri omzetnya Rp15 juta dengan tenaga kerja lima orang. Untuk pemasaran saat itu hanya sesama teman dan kalau ada pesanan. “Pada tahun 2000 kami mengajukan proposal pengajuan pinjaman dana Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) kepada Perum Perhutani dan dapat kucuran dana sebesar Rp 5 juta yang kami pergunakan untuk menambah modal usaha sehingga bisa meningkatkan omzet serta keuntungan,” kata Dwi. Pada tahun 2004 pinjaman PKBL lunas dan selanjutnya mengajukan pinjaman lagi dengan pertimbangan dalam melakukan pembayaran angsuran selalu tepat waktu serta usaha mulai berkembang dan menunjukkan peningkatan, baik omzet, tenaga kerja maupun keuntungan. Dwi mendapatkan pinjaman PKBL dari Perum Perhutani KPH Purwodadi naik menjadi Rp 7,5 juta. “Dengan berkembangnya usaha, kami otomatis bisa meningkatkan

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

65


bina rimba keuntungan. Dari keuntungan tersebut pada tahun 2006, dengan mengucapkan syukur alhamdulilah, kami bisa melaksanakan ibadah haji bersama suami,” kata Dwi. Tahun 2008, Dwi mengajukan pinjaman PKBL dan mendapatkan kucuran dana sebesar Rp 8 juta. Saat itu omzet sudah mencapai Rp 30 juta per bulan dengan keuntungan bersih sebesar Rp 7 juta per bulan. Pinjaman PKBL terakhir, Dwi dapatkan pada tahun 2011 sebesar Rp 10 juta dan sampai dengan tahun 2013, omzet mencapai Rp 50 juta per bulan dengan keuntungan bersih Rp 8,5 juta per bulan. Pada tahun 2013 omzet mencapai Rp 55 juta per bulan dengan keuntungan bersih Rp 10 juta. Pemasaran ke Kabupaten Grobogan dan sekitarnya serta melayani pemasangan gorden pada instansi-instansi pemerintah maupun swasta.

Untuk menuju sukses memang tidak segampang membalik telapak tangan. Perlu usaha dan kerja keras serta pantang menyerah. Selalu berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa. Salat malam berusaha tak pernah kami tinggalkan. Selain hal tersebut ada beberapa hal yang kami lakukan,” kata Dwi.

66

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016


Jalin Kerja Sama Dwi melakukan pendekatan dan menjalin kerja sama yang baik dengan instansi pemerintah maupun swasta, sehingga banyak proyek pengadaan barang yang dipasok dari UD Tantris Collection. Promosi melalui media masa, baik radio maupun menyebar brosur sebagai pengenalan produk. Tidak kalah pentingnya, mengkuti pameran yang dilaksanakan Perum Perhutani yang dibuka Menhut dan Dirut Perhutani. Dwi juga aktif mengikuti pameran atau bazar tingkat kabupaten yang yang dibuka Wakil Bupati Grobogan serta mengikuti kursus loundry, penyusunan baki lamaran dan bordis untuk menambah wawasan dan memanfaatkan peluang yang ada serta menguntungkan. Tidak itu saja, Dwi juga mengikuti lomba yang dilaksanakan Pemda dan memberikan pelayanan prima, termasuk menjaga kepercayaan konsumen untuk selalu meningkatkan kualitas produk serta kepercayaan terhadap waktu pemesanan.

Saat ini Dwi sudah memiliki toko dan outlet di tiga tempat. Pertama, toko di Jalan Untung Suropati, Purwodadi, Grobogan. Di sini melayani pembuatan korden, sprei, bad cover, sarung bantal kursi, sarung bantal, dan lain-lain. Kedua, toko di Jalan R Suprapto merupkan outlet serta penjualan produk-produk konveksi dan produk Perhutani berupa air madu, madu, dan minyak kayu putih. Ketiga, toko di Jalan R Suprapto, Purwodadi, Grobogan melayani penjualan parfum dan jasa loundry. Program PKBL sangat berguna untuk meningkatkan dan memberdayakan usaha kecil. “Kami mampu menunaikan ibadah haji karena adanya peran serta Perum perhutani dengan memberikan pinjaman PKBL untuk mengembangkan usaha kami,” kata Dwi. Mitra binaan dikatakan berhasil bila pengembalian lancar serta usaha mitra binaan meningkat dan berkembang omzet, keuntungan, dan tenaga kerjanya. Namun, harus disadari bahwa keberhasilan mitra binaan tidak hanya tanggung jawab Perhutani semata, peran semua pihak sangat diperlukan, termasuk Pemda dengan mengadakan pameran serta pelatihan. “Untuk menuju sukses diperlukan usaha yang gigih, pantang menyerah, melakukan promosi, dan menjalin hubungan baik dengan instansi pemerintah maupun swasta. Selalu meningkatkan kemampuan untuk memanfaatkan peluang yang ada dengan memberikan pelayanan prima terhadap pelanggan,” kata Dwi. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

67


rimba group

Hijau Lestari

Berkiprah 5 tahun Menjadi Mitra CSR Jabar

Untuk memacu pembangunan di daerah harus didukung banyak perusahaan, baik BUMN maupun swasta lewat program corporate social responsibility (CSR). Dukungan tersebut akan memacu pengentasan kemiskinan di daerah tersebut. Hijau Lestari akan concern mendukung program pemerintah dalam bidang lingkungan, terutama penghijauan.

68

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016


Direktur Utama Hijau Lestari, Ali Rahman menerima piagam penghargaan dari Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ahmad Heryawan (Aher). Piagam ini diserahkan pada acara 5 Tahun CSR Jabar 20112016 dengan tema CSR Jabar Maju Bersama Mitra sebagai mitra pembangunan Jabar melalui program CSR/PKBL perusahaan, baru-baru ini. Pada acara yang digelar di Aula Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung itu, Kepala Bappeda Jabar, Yerry Yanuar menyebut Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar selama kurun waktu tahun 2011 hingga 2015 telah menyalurkan dana corporate social responsibility (CSR) sebesar Rp 893,52 miliar yang dihimpun dari perusahaan-perusahaan yang berkantor di Jabar. “Sejak dicanangkan tahun 2011, dana CSR mencapai 893,52 miliar rupiah yang merupakan bantuan CSR dari 103 perusahaan,” ujar Yerry dalam sambutannya di acara pencanangan Deklarasi Bandung dengan tema CSR Jabar untuk misi kemanusiaan dan lingkungan. Selain deklarasi juga dilakukan peresmian bersama proyek-proyek CSR-PKBL Jabar, di mana tahun ini merupakan yang kelima kalinya diselenggarakan secara rutin, di awal tahun. “Jumlah perusahaan yang telah bermitra dengan tim fasilitasi CSR Jabar sampai saat ini ada 103 perusahaan,” tambahnya. Sementara itu, Aher mengatakan dana CSR yang sudah terhimpun dan akan disalurkan melalui berbagai program tahun ini sebanyak Rp 100,5 miliar. Dana

tersebut berasal dari 55 perusahaan dan targetnya dana CSR tahun ini mencapai Rp 150 miliar. “Yang melaksanakan CSR di 2016 ini ada 77 perusahaan. Yang sudah terlaporkan 55 perusahaan yang nilainya Rp 100,5 miliar. Jadi masih ada perusahaan yang belum masuk dan potensinya bisa sampai Rp 150 miliar,” ujar Aher.

dibutuhkan investasi yang besar untuk meningkatkan PDRB Jabar. Investasi menjadi faktor yang penting untuk pembangunan, karena investasi akan berperan penting terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan akan memberikan dampak dan manfaat ganda bagi banyak pihak termasuk perusahaan, masyarakat, dan pemerintah. Aher mengatakan Jabar memiliki 6.052 perusahaan dari 24 golongan industri yang tersebar di seluruh Jabar, baik yang berbasis kawasan industri maupun non kawasan industri. Investasi dunia usaha menjadi penting bagi pembangunan di Jabar. Melalui praktik investasi dan bisnis yang bertanggung jawab sosial, sebuah perusahaan akan berorientasi manfaat baik secara ekonomi, sosial maupun lingkungannya. Inilah yang kemudian dikenal sebagai konsep Jabar Masagi. Jabar Masagi merupakan kolaborasi antara empat pilar utama pembangunan, yakni akademisi, bisnis, komunitas, dan pemerintah. Lebih dari sekadar charity, Jabar Masagi menjadi konsep pengembangan pola kemitraan CSR sebagai sebuah investasi sosial dari dunia usaha untuk berpartisipasi dalam pembangunan Jabar. “Sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan Pemprov Jabar, kepada perusahaan yang telah berkontribusi dan berhasil menjalankan program kegiatan CSR, kami berikan penghargaan pada hari ini,” tuturnya. DR

Sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan Pemprov Jabar, kepada perusahaan yang telah berkontribusi dan berhasil menjalankan program kegiatan CSR, kami berikan penghargaan pada hari ini Disalurkan Perusahaan Aher menyatakan dana yang disalurkan perusahaan melalui CSR tersebut dikelola dengan pola pendanaan sesuai peraturan daerah (Perda), di mana tidak sepeser pun masuk ke APBD Jabar. “Kita hanya sebagai fasilitator, mengkoordinasikan kalau perusahaan datang, akan ditunjukkan mana saja yang bisa dibantu. Tapi dananya tidak ada yang masuk ke APBD,” katanya. Hijau Lestari sendiri tetap akan concern mendukung program pemerintah dalam bidang lingkungan terutama penghijauan. Lebih jauh Aher mengatakan

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

69


inovasi rimba

Perhutani Kembangkan KopI di Lahan Hutan

Tidak dapat dipungkiri bahwa rakyat Korea Selatan sangat menggemari kopi, khususnya kopi luwak. Rasanya mereka, tidak dapat dipisahkan dengan minuman hitam yang menyegarkan ini. Tidak heran jika ada rombongan turis yang bertandang ke Indonesia, mereka akan memburu kopi luwak untuk minuman mereka dan oleh-oleh saat mereka kembali ke negaranya. Tidak percaya? Simak saja apa yang dialami Mery, karyawan Kopi Luwak Mataran, yang berada di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejumlah turis dari Korea Selatan tampak antusias mendengarkan penjelasan proses produksi kopi yang disampaikan Mery, beberapa waktu lalu. Di akhir penjelasan, mereka dipersilahkan mencicipi seduhan kopi racikan anak buah Mery. Mereka pun sungguh menikmati kopi yang tersedia dalam cangkir mini, namun sungguh nikmat tersebut. Terbukti, mereka langsung membeli kopi luwak yang ditawarkan Mery. Tidak kurang 5 juta rupiah, sembilan turis asal Korea Selatan ini membelanjakan uangnya untuk membeli kopi luwak tersebut. Kehadiran warga negara Korea Selatan ini memang paling ditunggu oleh Edi Prabowo, pemilik home industry yang didirikan enam tahun lalu itu. Menurut 70

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

Edi, warga Korea Selatan dan Jepang paling suka dan banyak membeli kopi saat mereka bertandang ke sini. Cerita sekilas di atas menunjukkan bahwa pasar kopi ke Korea Selatan sungguh terbuka lebar. Bertolak dari kondisi tersebut, sungguh tepat keputusan Perum Perhutani menggandeng perusahaan Korea Selatan, National Forestry Cooperative Federation (NFCF Korea) mengembangkan kopi di lahan Perum Perhutani. Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar mengatakan kerja sama pengembangan komoditi kopi di kawasan hutan Perum Perhutani untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Dengan langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan hutan yang dikerjasamakan, termasuk pemasarannya. Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan NFCF Korea dilaksanakan, di Kantor Pusat Perum Perhutani, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Jumat (1/4). Kerja sama tentang Pengembangan Komoditi Kopi di Lahan Hutan Perhutani ini diteken Mustoha dan CEO NFCF Korea, Lee Seok Hyung. Menurut Mustoha, kerja sama perdagangan kopi dari kawasan hutan Perum Perhutani menguntungkan kedua belah pihak. Dari sinergi ini akan meningkatkan


Pasar kopi ke luar negeri, khususnya ke Korea Selatan masih terbuka lebar. Potensi lahan kawasan hutan untuk tanaman kopi di Perum Perhutani sekitar 46.000 hektare yang siap dikembangkan lebih lanjut. Untuk itu, Perhutani menggandeng perusahaan Korea Selatan mengembangkan komoditi kopi di kawasan hutan Perum Perhutani untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.

ekspor kopi Indonesia, khususnya kopi dari kawasan hutan Perum Perhutani ke Korea. “Selama ini Perum Perhutani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) melakukan kerja sama penanaman kopi melalui program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Melalui kegiatan ini, LMDH didorong untuk menjadi eksportir kopi nasional,” tegas Mustoha. Indonesia memproduksi kopi sekitar 3 - 4 persen dari produksi dunia, yaitu mencapai sekitar 650 ribu ton per tahun. Kopi yang ditanam di Pulau Jawa lokasinya sebagian besar berada di dalam kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani, yaitu jenis kopi robusta dan arabika. Siap Dikembangkan Potensi lahan kawasan hutan untuk tanaman kopi di Perum Perhutani sekitar 46.000 hektare yang siap dikembangkan lebih lanjut. Saat ini dari hutan Perhutani telah menghasilkan produk pangan, seperti padi, jagung, kacang tanah, dan kopi. Produksi kopi di Perhutani 650 ton per tahun dengan sistem tanam Pemanfaatan Lahan Dibawah Tegakan (PLDT). CEO NFCF Korea, Lee Seok Hyung menyatakan

NFCF telah berkunjung ke lokasi perkebunan kopi di Perhutani KPH Bandung Selatan. “Saya senang karena lahan dipelihara baik dan berkelanjutan, di mana sistem yang diterapkan melibatkan peran masyarakat desa hutan yang sangat sesuai dengan visi dan misi kami,” tambah Lee. NFCF berencana membuka usaha kopi hutan di Korea Selatan yang akan mempromosikan kopi Priangan bermutu tinggi. Strategi usaha yang dipakai adalah dengan kekuatan cerita atau story telling di balik kopi, meliputi asal usul dan budaya, sehingga produk kopi dari hutan Perum Perhutani mempunyai kekuatan daya saing sendiri yang berbeda dengan yang lain. “Kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan sudah terjalin sejak tahun 1979 sehingga diharapkan dengan kerja sama ini dapat memperkuat hubungan saling menguntungkan dan lebih bersahabat di antara dua negara. Kami berharap dapat berperan dalam mempromosikan dan memasarkan kopi yang bermutu tinggi serta berperan aktif dalam membina masyarakat desa sekitar hutan dalam meningkatkan kerja samanya,” tambah Lee. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

71


warisan rimba

Situs

Watu Lumpang Peninggalan Zaman Prasejarah

Situs Watu Lumpang yang kini tersisa dua watu ini merupakan tempat pemujaan arwah nenek moyang pada zaman Prasejarah. Situs cagar budaya yang berada di Petak 84 RPH Kaligimber BKPH Margasari, KPH Balapulang sampai kini tetap terawat dengan baik. Daerah tersebut akan dikembangkan menjadi objek Wana Wisata Khusus Watu Lumpang.

72

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016


Di Desa Balapulang Kulon, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, tepatnya di sekitar kawasan Mbah Beji, terdapat Situs Watu Lumpang. Mbah Beji adalah nama mantan juru kunci Watu Lumpang yang sudah meninggal dunia. Watu Lumpang merupakan peninggalan zaman Prasejarah yang digunakan sebagai tempat pemujaan arwah nenek moyang. Hingga kini tidak sedikit warga yang mengunjungi Situs Watu Lumpang untuk melaksanakan ritual. Biasanya, mereka meminta keselamatan, keberkahan, dan turun hujan. Hal itu terlihat dari banyaknya sesaji bekas ritual pada hari-hari tertentu. Situs Watu Lumpang kini dirawat baik oleh pihak Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Balapulang. Sebab, lokasinya berada di kawasan Perhutani, tepatnya di Petak 84 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kaligimber Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Margasari. Administratur/Kepala KPH Balapulang, Gunawan Sidik Pramono, mengaku akan tetap menjaga cagar budaya tersebut. Watu Lumpang yang berjumlah dua buah itu ukurannya cukup besar. Batu pertama, berdiameter 45 centimeter dengan tinggi 50 centimeter. Batu kedua, berdiameter 100 centimeter dengan tinggi 50 centimeter. Sedangkan di bagian tengah, terdapat cekungan dengan diameter 25 centimeter dan

kedalamannya 20 centimeter. “Semula jumlahnya ada tiga buah, tapi tinggal dua. Sepertinya ada orang yang mengambilnya,� kata Gunawan, baru-baru ini. Dijaga dan Dilestarikan Keberadaan Watu Lumpang sempat dibahas khusus dan diputuskan akan dijaga keberadaannya. Pada 9 Mei 2013 digelar musyawarah anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Manggala Dharma, Desa Balapulang Kulon. Dari pertemuan itu disepakati untuk nguri-uri (menjaga dan melestarikan) cagar budaya peninggalan Prasejarah Situs Purbakala Watu Lumpang. Keputusan untuk nguri-uri ini dilakukan sebagai kelanjutan tradisi lokal yang telah ada sebelumnya dan menjaga nilai sejarahnya, yang terdapat di lokasi / kawasan Beji (Mbah Gede Beji) Desa Balapulang Kulon. Situs ini berada di bawah rerimbunan tanaman jati wilayah Pangkuan Hutan Perum Perhutani Petak 84 dengan luas 0,1 hektare. Daerah tersebut akan dikembangkan menjadi objek Wana Wisata Khusus Watu Lumpang bekerja sama dengan Perhutani KPH Balapulang. Keberadaannya luput dari perhatian orang. Menurut kajian secara umum dan ilmiah, sebenarnya batu tersebut merupakan tempat pemujaan (menga-

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

73


warisan rimba

gungkan) arwah nenek moyang pada zaman Prasejarah. Sedangkan masa Megalitikum berfungsi sebagai alat menumbuk hasil bumi sehari-hari, seperti padi, jagung, dan lain-lain. Batu ini juga sebagai sarana menghormati dan menghargai kesuburan tanah (lambang kesuburan atau lingga yoni) yang telah dilimpahkan penguasa alam (Tuhan) terhadap daerah ini. Luas keseluruhan Situs Watu Lumpang sekitar 5 x 5 m, rencana akan diperluas menjadi 10 x 10 m. Konon ceritanya dahulu kala lokasi Watu Lumpang merupakan tempat peristirahatan (petilasan) raja dari Solo yang setiap malam Minggu datang beserta putrinya mengendarai kereta kencana. Tem-

74

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

pat tersebut didiami oleh suami istri yang selalu berpakaian serba wulung (hitam) yang bernama Mbah Siliwangi berwujud harimau putih dan Mbah Wiri berwujud ular, yang keduanya tidak kelihatan ujudnya. Selain untuk tempat tinggal, di lokasi ini juga digunakan sebagai tempat bertapa meminta petunjuk untuk siar agama Islam dengan rencana membangun masjid, namun niat tersebut batal.

Tempat Sedekah Bumi Informasi warga setempat, Situs Watu Lumpang pada tahun 1930 - 1992 sering digunakan sebagai tempat berdoa tahlil massal. Sekitar 30 - 100 penduduk sekitar Balapulang Kulon melaksanakan sedekah bumi dan meminta hujan (bebarit) serta memohon keselamatan, keberkahan bagi masyarakat Balapulang Kulon dan sekitarnya. Sedekah yang diberikan berupa sesaji tiga kepala kambing dan nasi tumpeng dari swadaya warga dipimpin oleh lebe dan juru kunci, salah satunya dipimpin oleh Mbah Tal, ulu-ulu (petugas pengatur pengairan tahun 1950-an). Selesai berdoa diteruskan mengisi Watu


Lumpang dengan air sumur yang berada di lokasi tersebut dan diakhiri dengan memercikkan air ke udara maka seketika mendung pun menghitam di cakrawala lalu turun hujan. Dahulu di sekitar lokasi situs terdapat pohon jambu krukut (di dalam benteng) konon tumbuh dari batu alu atau penumbuk padi yang ditancapkan. Di sini juga terdapat sumur, kubangan air (rawa) yang berisi ikan lele dan belut, dan dikelilingi tumbuhan wlingi (bahan untuk bikin ayaman tikar). Sejumlah kepala desa yang

melaksanakan sedekah bumi dan bebarit di Situs Watu Lumpang. Para kepala desa tersebut adalah Tangwin tahun 1930 - 1937 (8 tahun), Ramli tahun 1937 - 1941 (5 tahun), Saleh tahun 1941 - 1950 (9 tahun) juru pelihara atau juru kunci Mbah Tal Mangir (ulu-ulu), Suhayat tahun 1950 - 1962 (12 tahun) juru pelihara atau juru kunci MbahYoso, ulu-ulu Mbah Tal Mangir. Selain itu ada juga Sarjo tahun 1962 - 1976 (14 tahun) juru pelihara atau juru kunci MbahTarmo pemimpin doa Lebe Sakyad (peserta di

antaranya warga, Ramli, mandor Perhutani Waslam dan Tono), Dukri tahun 1976 - 1992 (16 tahun) juru pelihara atau juru kunci Mbah Mar dan Mbah Suminto sampai sekarang. Bagi pengunjung yang berkunjung ke lokasi Situs Watu Lumpang mesti mematuhi beberapa larangan. Larangan tersebut, antara lain berkata jorok dan sembarangan, beralas kaki, merokok, makan dan minum, membunuh hewan dan serangga, menginjak-injak batu benteng dan batu lumpang, membuang sampah sembarangan, bercanda, berpacaran dan berperilaku tidak senonoh. Selain itu para pengunjung juga harus mengetahui bahwa ada larangan berkunjung pada waktu dan hari tertentu. Larangan berkunjung pada hari Kamis Wage jam 13.00 dan Jumat Kliwon jam 09.00. Sesekali pada hari-hari tertentu tempat ini masih ada yang mengunjungi untuk melakukan ritual. Hal ini dapat disimpulkan dari bekas taburan bunga tujuh rupa, bekas pembakaran kemenyan (dupa), dan kelapa muda sebagai sesaji di sekitar Watu Lumpang. Sesaji komplit untuk ritual di Situs Watu Lumpang, yakni kopi manis dan pahit, teh manis dan sepet, rokok cerutu dan putih, kemenyan putih, jadah pasar (gemblong ketan), air putih dua gelas, nasi putih, timun mentah, kacang panjang mentah, sambal tlenjeng, gulai kambing atau kepala kambing. Untuk menemukan Situs Watu Lumpang Beji, tidak sulit. Dari jalan raya depan Kantor Perum Perhutani KPH Balapulang sekitar 200 meter, jembatan kedua belok kanan. Dari jalan raya masuk hutan Perhutani sekitar 1 km. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

75


wisata rimba

Menikmati Hamparan Pasir Putih

starinsani.com

Pantai Menganti

76

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016


Dengan hamparan pasir putih yang dipadukan dengan birunya air laut serta dikelilingi bukit-bukit hijau dan tebing alam yang menjulang tinggi bakal membuat para wisatawan takjub dan betah bermain-main di Pantai Menganti. Para wisatawan bisa berbaur dengan keseharian para nelayan setempat dan membeli ikan hasil tangkapan mereka untuk disantap atau oleh-oleh keluarga di rumah.

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

77


wisata rimba Pantai Menganti merupakan salah satu jajaran pantai selatan yang membentang di Pulau Jawa. Lokasi pantai ini berada di Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Pantai ini berada di Kebumen bagian barat, jika dari Pantai Suwuk terus menuju ke arah barat mengikuti jalur yang berkelok. Saat ini Pantai Menganti dikelola dengan kerja sama antara Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sengkuyung Makmur dan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan. Pantai ini berada di Petak 55 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tebo Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gombong Selatan KPH Kedu Selatan. Sejarah Pantai Menganti begitu menarik dan mengagumkan seperti yang bisa ditanyakan kepada penduduk setempat. Cerita soal pantai ini menggambarkan asal namanya, diambil dari nama menganti yang berarti menanti/penantian. Dikisahkan seorang panglima perang Kerajaan Majapahit melarikan diri ke pesisir selatan Jawa karena hubungannya dengan pujaan hati tidak direstui sang raja. Mereka berjanji bertemu di tepi samudra berpasir nan indah. Sepanjang hari, sang panglima pun terus menanti sang pujaan hati yang tak kunjung datang, di atas bukit kapur sambil memandang laut lepas. Penantian panjang menanti dan terus menanti. Pantai ini memang masih tergolong anyar karena baru dibuka untuk umum oleh pemerintah desa setempat pada awal 2011. Sebelumnya lokasi ini hanya menjadi tempat pendaratan perahu nelayan. Hanya dikenal oleh masyarakat sekitar Kebumen. Setelah resmi dibuka menjadi objek wisata, rasanya sangat layak untuk dikunjungi wisatawan dalam negeri dan manca negara. Dua Rute Ada dua rute yang bisa dilalui. Pertama, jika dari Gombong bisa mengambil arah ke Puring, belok kanan menuju Pantai Suwuk dan dilanjutkan menuju Pantai Menganti dengan melewati jalan yang cukup menantang karena penuh dengan tingkungan tajam dan tanjakan yang curam. Jika rute ini yang dipilih, jaraknya hanya 38 kilometer. Kedua, rute ini memiliki jarak yang lebih jauh. Jarak yang dibutuhkan sekitar 45km dengan waktu tempuh selama 1,5 jam. Dari Gombong, bisa menuju arah barat ke Pantai Logending lalu pilih jalur naik ke arah Pantai Menganti. Dari Kota Purwokerto, lebih baik menuju Pantai Ayah / Pantai Logending, jika Pantai Ayah belok kanan maka kalau ke Pantai Menganti belok kiri. Ikuti jalan 78

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

terus yang nanjak, kurang lebih dari Pantai Ayah meski hanya berjarak empat kilometer mungkin membutuhkan 20 – 30 menit sampai gerbang masuk Pantai Menganti. Jalanan sangat menanjak lebih baik konsentrasi berkendara. Gunakan kendaraan yang dalam keadaan bagus. Lalu belok ke kanan terus turun sampai ketemu pos retribusi, lalu tinggal turun terus sampai ke parkiran. Dari Surabaya / Jakarta, gunakan kereta atau bus. Turun di Stasiun Gombong / Kebumen, setelah itu ikuti panduan dari Kota Kebumen. Pantai ini berada sekitar 45 Km dari Kota Gombong. Lebih baik kalau ke Pantai Menganti menggunakan kendaraan pribadi, karena kendaraan umum seperti angkot dan bus masih sangat sulit dikarenakan medan yang cukup terjal dan membahayakan butuh ekstra konsentrasi dan waspada. Namun dengan perjalanan selama dan sesulit itu akan terbayarkan lunas jika sudah sampai di Pantai Menganti. Dengan hamparan pasir putih yang dipadukan dengan birunya air laut serta di kelilingi bukit-bukit hijau dan tebing alam yang menjulang tinggi bakal membuat para wisatawan takjub dan betah untuk bermain-main di lokasi ini. Selain bermain air atau hanya duduk-duduk menikmati pemandangan alam, para wisatawan bisa juga berbaur dengan keseharian para nelayan setempat yang sangat bersahaja. Para nelayan ini biasanya dudukduduk di perahul mereka pada siang hari, dan baru akan melaut saat menjelang malam. Kesantunan khas masyarakat nelayan membuat pengunjung menjadi akrab. Mereka biasa duduk di perahu setelah semalaman melaut. Pengunjung bisa membeli ikan segar langsung di tempat pelelangan ikan layaknya kita baru saja menangkap sendiri. Kini, Pantai Menganti menjadi salah satu pantai terindah di Kabupaten Kebumen maupun di Provinsi Jawa Tengah. Karang-karang yang tertata apik di sepanjang pantai. Pantai Menganti ini dibatasi perbukitan batu gamping dan batu bekas gunung api. Pemandangan lebih indah bisa dilihat jika kita mendaki bukit di sisi timur pantai. Di puncak bukit terdapat mercusuar buatan Belanda tahun 1912-1915 setinggi 20 meter yang bisa dinaiki hingga puncaknya. Dari lokasi ini, mata kita otomatis akan dapat memandang seluruh kawasan pantai, lekuk-lekuk bukit karang membentang, hingga birunya samudra dan sesekali burung lewat beterbangan. Pengunjung bisa menikmati indahnya sunrise maupun sunset di pantai ini. Jika Anda datang ke sini pasti ketagihan. Selain keindahan alam laut dan pasir putih,


di pantai ini terdapat fasilitas-fasilitas yang bisa dinikmati, seperti gubuk, tempak duduk, bahkan sudah ada villa keluarga yang dapat dinikmati dengan memandang laut lepas. Mitos Warna Hijau Mitos yang berbau mistis pun cukup akrab di kalangan masyarakat nelayan di Pantai Menganti. Entah satu kebetulan atau sudah menjadi kebiasaan yang akhirnya cenderung menjadi ritual khusus, di bulan-bulan tertentu ada saja kisah aneh yang sering terjadi. Misalnya ada pengunjung yang hilang ketika mandi di pantai, perahu nelayan yang tenggelam, hasil tangkapan ikan yang berkurang (paceklik ikan). Bagi masyarakat setempat, hal-hal seperti itu bukan sesuatu yang aneh. Mereka meyakini semua itu adalah ulah penguasa laut selatan, Nyi Roro Kidul. Menurut kepercayaan, para korban akan dijadikan budak atau balatentara Ratu Pantai Selatan. Mereka yang hilang dipercaya sebagai tumbal Ratu Pantai Selatan. Banyak yang percaya, tidak sedikit yang menganggap itu hanyalah musibah. Tidak bisa dipungkiri bahwa legenda penguasa Laut Selatan, dengan segala mitosnya itu hidup secara turun temurun di masyarakat Jawa, khususnya di pesisir pantai selatan. Banyak ritual yang dilakukan masyarakat dan nelayan, seperti selamatan pesta laut, melempar kepala kerbau, dan lain-lain. semua itu, tujuannya agar mendapat keselamatan, perlindungan, dan hasil tangkapan ikan yang melimpah. Ritual-ritual seperti itu sudah berlangsung terus menerus menjadi semacam adat yang pantang untuk tidak dijalankan. Ratu Pantai Selatan yang lebih dikenal Nyai Roro Kidul dipercaya sebagai putri yang sangat cantik seperti bidadari dalam dongeng-dongeng. Dari berbagai versi cerita yang banyak beredar di masyarakat tentang Ratu Kidul, yang diceritakan dan dibaca, terdapat satu kesamaan, yaitu kecantikan sang ratu. Ratu Kidul merupakan sosok agung yang dimuliakan dan dihormati dalam mitologi Jawa. Masyarakat Jawa (Kejawen) mengenal sebuah istilah telu-teluning atunggal, yang berarti tiga sosok menjadi satu kekuatan, yaitu Eyang Resi Projopati, Panembahan Senopati, dan Ratu Kidul. Ratu Kidul dipercaya menjadi “istri spiritual� raja-raja trah Mataram. Seperti yang sering didengar dan dibaca atau dalam kesenian kethoprak, Ratu Kidul mempunyai sejumlah ciri. Pertama, berpakaian serba hijau. Nyi Roro Kidul digambarkan sebagai sosok yang anggun dan mempesona, tatapan yang syahdu dan memukau. Wajahnya menyiratkan sebuah sifat kebijaksanaan. Nyi Roro Kidul dikatakan selalu mengenakan pak-

aian berwarna hijau, memakai mahkota ratu dan mengenakan kain selendang di bahu. Nyi Roro Kidul biasa digambarkan dengan tata rias khas Jawa dengan sorot mata yang tajam dan menusuk. Konon, tatapan mata Nyi Roro Kidul inilah yang oleh para pelukis menjadikan matanya pusat mistis. Kedua, berpakaian khas kerajaan. Menurut versi cerita masyarakat Yogyakarta, Nyi Roro Kidul biasa digambarkan dengan pakaian khas kerajaan dengan atasan berbentuk kemben dengan warna hijau. Ratu Kidul juga selalu memakai mahkota berwarna emas di kepalanya. Aksesoris berupa gelang emas juga selalu dipakai. Karena parasnya yang sangat cantik, Nyi Roro Kidul juga dipanggil dengan sebutan matahari yang bersinar. Sedangkan menurut versi cerita Babad Tanah Jawi, Nyi Roro Kidul sering menampakkan diri dengan diikuti berbagai perangkat serta ornamen perang. Nyi Roro Kidul sering diilustrasikan mengendarai kereta keraton dengan busana kebesaran . Dari banyaknya kejadian, berkembang pula satu pantangan di masyarakat dan kalangan nelayan Pantai Menganti. Para wisatawan diimbau tidak mengenakan pakaian atau memakai atribut yang berwarna hijau. Hal itu dikarenakan Nyai Roro Kidul digambarkan sebagai wanita yang cantik bagai bidadari dan menyenangi warna hijau. Jika pengunjung melanggar aturan tersebut, dipercaya dia akan merasakan kesialan atau yang mungkin lebih parah adalah tubuh orang tersebut tiba-tiba saja ditarik ke laut dan tidak kembali lagi. Bagi orang awam, apalagi di zaman yang serba instan seperti ini, mungkin hal-hal seperti itu sangat tidak masuk akal, mistik, bahkan tidak sedikit yang mengatakan musyrik. Tidak ada salahnya dan apalah susahnya kalau cuma anjurannya tidak boleh berpakaian warna hijau dipatuhi. Toh para pengunjung masih bisa berpakaian warna merah, kuning, hitam, putih, dan warna lain. Dari segi kepantasan juga rasanya pergi ke pantai berbusana warna hijau sangatlah tidak fashionable. Terlepas dari itu semua, marilah diambil sisi positifnya. Sebuah tempat atau daerah, lazimnya mempunyai adat istiadat, aturan-aturan turun temurun yang harus dihormati. Tidak ada salahnya sebagai pengunjung wisata, kita pun harus menghormati kebiasaan masyarakat di Pantai Menganti dan mitos yang menyertainya. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

79


flora rimba

Usir Nyamuk Aedes Aegypti dengan

Selasih Tanaman selasih (Ocimum gratisimum) yang banyak dijumpai tumbuh liar di pekarangan ini memiliki banyak manfaat dalam pengobatan. Selasih berpotensi digunakan sebagai pengusir nyamuk aedes aegypti. Tanaman ini juga berkhasiat untuk mengobati aneka macam penyakit. Bagian-bagian dari tanaman selasih yang dapat digunakan sebagai bahan pengobatan yaitu seluruh herba (daun, batang, tangkai, bunga), biji, dan minyak atsiri. Penyakit demam berdarah yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti merupakan penyakit yang hampir selalu terjadi setiap tahunnya di beberapa daerah di Indonesia. Salah satu cara untuk menghindarinya adalah dengan penggunaan lotion antinyamuk yang pada umumnya berbahan aktif bahan kimia sintetis. Perlu dicari bahan alami yang lebih aman dalam menghindari gigitan nyamuk, salah satunya adalah dengan penggunaan selasih. Untuk melihat seberapa besar potensi selasih sebagai pengusir nyamuk ini sudah diteliti secara khusus oleh Agus Kardinan, peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro), beberapa waktu lalu. Dalam penelitiannya yang berjudul Potensi Selasih Sebagai Repellent Nyamuk Aedes Aegypti, Agus mengatakan tidak semua jenis selasih dapat dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk. Daya Proteksi Hanya selasih yang mengandung bahan aktif eugenol, tymol, cyneol atau estragole yang dapat dimanfaatkan karena bahan-bahan ini bersifat repellent (pengusir) 80

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

serangga. Menurut Agus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya proteksi selasih (Ocimum gratisimum dan Ocimum bassilicum) terhadap serangan nyamuk aedes aegypti (vektor penyakit demam berdarah dengue). “Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi daya proteksi minyak atsiri selasih (Ocimum gratisimum dan Ocimum bassilicum) terhadap serangan nyamuk demam berdarah (aedes aegypti),� kata Agus. Penelitian, tambah Agus, dilakukan di laboratorium Entomologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2006. Selasih diuji dalam bentuk minyak atsiri yang diencerkan dengan parafin cair pada konsentrasi 20%, 10%, 5%, dan 2,5%. Nyamuk betina hasil perbanyakan di laboratorium merupakan serangga uji yang disimpan di dalam kurungan uji. Menurut Agus, pengujian dilakukan dengan cara memasukkan lengan secara bergantian antara yang diberi perlakuan dan kontrol (tidak diberi perlakuan) ke dalam kurungan nyamuk dan dihitung jumlah nyamuk yang hinggap setiap jam, selama enam jam. Hasil menunjukkan bahwa selasih berpotensi sebagai pengusir (repellent) nyamuk dengan daya proteksi tertinggi sebesar 79,7% selama satu jam dan rata-rata 57,6% selama enam jam. Ocimum gratisimum lebih baik dua kali lipat daya proteksinya daripada Ocimum bassilicum. Hal ini, tambah Agus, terjadi karena diduga bahan aktifnya lebih beragam, yaitu selain mengandung eugenol 37,35%, juga thymol (9,67%) dan cyneol (21,14%) dibandingkan dengan Ocimum bassilicum yang hanya mengandung euge-


Tren masyarakat dunia saat ini kembali ke alam. Slogan back to nature, semangat hidup sehat dengan kembali ke alam atau menggunakan bahan-bahan alami, termasuk dalam usaha menanggulangi penyakit demam berdarah terus menggema. Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan keanekaragaman hayati. Tanaman selasih (Ocimum gratisimum) berpotensi sebagai anti/pengusir nyamuk.

Klasifikasi Tanaman Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Amaranthaceae Suku : Lamiaciae (Labiatae) Marga : Ocimum Jenis : Ocimum gratisimum

nol sebanyak 46%. Tanaman selasih diperoleh dari hasil budidaya yang dilakukan di Kebun Percobaan Cimanggu, Balittro. Minyak atsiri diperoleh dengan menyuling daunnya dengan penyulingan secara dikukus yang dilakukan di laboratorium penyulingan Balittro. Selanjutnya minyak atsirinya dianalisis dengan gas kromatografi untuk menentukan kandungan bahan aktifnya. Pengujian daya proteksi dilakukan di laboratorium serangga Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Serangga uji yang digunakan adalah nyamuk aedes aegypti betina yang berumur 3-5 hari. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap. Perlakuan berupa konsentrasi minyak atsiri selasih yang diuji yaitu 20%, 10%, 5%, 2,5%, dan kontrol (0%). Pengenceran minyak atsiri menggunakan parafin cair. Parafin cair digunakan dalam pengenceran, karena menurut hasil uji pendahuluan zat ini bersifat netral (tidak bersifat repellent/menolak ataupun attractant/memikat) terhadap nyamuk aedes aegypti. Walaupun hasil penelitian terhadap bahan alami selasih ini menunjukkan hasil yang tidak memenuhi stan-

dar menurut Komisi Pestisida Departemen Pertanian, yaitu harus memiliki daya proteksi sedikitnya 90% selama enam jam, namun hal ini merupakan suatu harapan dan potensi selasih yang perlu terus digali, mengingat dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan bahan kimia sintetis beracun (pestisida) terhadap kesehatan manusia yang cukup besar. Diharapkan dengan penambahan minyak atsiri lainnya yang bersifat sinergis dengan minyak selasih akan menambah daya proteksi yang cukup signifikan, misalnya penambahan minyak nilam yang bersifat fiksatif (membuat aroma lebih tahan lama/slow release). Oleh karena itu penelitian ke depan akan difokuskan ke arah bahan sinergis. Dengan menggunakan bahan alami diharapkan diperoleh cara yang lebih sehat dan ramah lingkungan, sehingga tidak berdampak buruk terhadap kesehatan pengguna. Agus pun menyimpulkan bahwa selasih mempunyai peluang untuk dikembangkan sebagai pengusir nyamuk, walaupun daya proteksinya masih di bawah standar nasional yang diberlakukan untuk pengujian lotion anti nyamuk berbahan aktif bahan kimia sintetis. Daya proteksi tertinggi selasih yaitu sebesar 79,7% dicapai selama satu jam, dan selanjutnya menurun. “Selasih jenis Ocimum gratisimum lebih baik daya proteksinya sebesar dua kali lipat dibandingkan dengan Ocimum bassilicum, hal ini dikarenakan kandungan bahan aktifnya yang berbeda, di mana Ocimum gratisimum selain memiliki eugenol (37,35%), juga mengandung thymol (9,67%) dan cyneol (21,14%), sedangkan Ocimum basilicum hanya mengandung eugenol sebanyak 46%,â€? kata Agus. DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

81


flora rimba Kendalikan Lalat Buah Tidak itu saja, selasih juga bermanfaat untuk mengendalikan lalat buah pada mangga. Ini merupakan kolaborasi hasil penelitian empat peneliti Balittro dan IPB. Dua peneliti dari IPB, yaitu MH Bintoro dan AA Amin serta dua peneliti Balittro, yakni Agus Kardinan dan M Syakir pada tahun 2009 telah menelorkan hasil penelitian mereka yang berjudul, Penggunaan Selasih dalam Pengendalian Hama Lalat Buah pada Mangga. Penelitian dilakukan di Kabupaten Sumedang pada Januari - April 2009 dengan tujuan untuk menggali kearifan lokal penggunaan selasih dalam pengendalian hama lalat buah. Sumedang merupakan sentra produksi mangga, sehingga menjadi sumber mata pencaharian utama bagi beberapa petani. Lalat buah merupakan hama utama pada komoditas mangga di Sumedang yang mengakibatkan kerugian berupa kuantitas dengan rontoknya buah-buahan yang terserang dan berupa kualitas, yaitu busuknya mangga yang terserang. Penelitian dirancang dalam acak kelompok, empat perlakuan dan enam ulangan. Perlakuan terdiri dari pestisida nabati formula petani berupa (1) air suling selasih, (2) minyak selasih petani, (3) minyak selasih yang diproses di Balittro, (4) atraktan lalat buah yang sudah dikomersialkan (pembanding). Semua formula diteteskan sebanyak 0,25 ml pada gumpalan kapas, kecuali air suling selasih dengan cara mencelupkan kapas ke dalam air sulingnya, kemudian ditempatkan di dalam botol perangkap yang terbuat dari botol minuman air mineral volume 600 ml dan digantungkan pada pohon mangga setinggi 2 m di atas permukaan tanah yang ditempatkan secara acak. Penempatan perangkap dilakukan pada enam blok kebun yang terpisah dan merupakan ulangan. Aplikasi formula hanya dilakukan satu kali, untuk melihat daya tahan masing-masing formula dalam memerangkap lalat buah di lapangan. Pengamatan dilakukan setiap minggu terhadap jumlah, jenis dan kelamin lalat buah yang terperangkap serta kandungan bahan aktif pada masing-masing formula dengan menggunakan gas kromatografi. Aspek sosial ekonomi dilakukan terhadap 30 orang petani yang diambil secara acak, termasuk pedagang buah dengan cara wawancara melalui kuesioner yang telah dipersiapkan. Syakir dalam kesimpulan penelitian ini menilai, efektivitas air suling selasih yang dihasilkan petani yang mengandung 0,46% metil eugenol hanya berlangsung satu minggu, sehingga dalam pemakaiannya harus dilakukan aplikasi ulang setiap minggunya. Sedangkan minyak selasih yang dihasilkan petani yang mengandung metil eugenol 77,9% dapat berlangsung hingga satu bulan, setara dengan minyak selasih yang dihasilkan Balittro yang mengandung metil eugenol 73,6% serta lebih

82

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

baik dari atraktan lalat buah yang sudah dikomersialkan yang mengandung 75% metil eugenol. Menurut Syakir, lalat buah yang terperangkap didominasi oleh jenis Bactrocera dorsalis Hendel (97,1%) dan sisanya Bactrocera umbrosus Fabricius (2,9%) dengan perbandingan jenis kelamin lalat betina (99,8%) dan lalat jantan (0,2%). Usia petani mangga yang menjadi tempat penelitian di Sumedang (79% di bawah 60 tahun) tergolong produktif dan responsif terhadap inovasi baru. Selain itu, 90 % petani merupakan penduduk asli, sehingga sangat faham dan mampu mengembangkan kearifan lokal berupa pemanfaatan selasih untuk mengendalikan hama lalat buah pada mangga. Hal ini, tambah Syakir, ditunjang oleh pendidikan petani yang pada umumnya terpelajar (93%). Pada umumnya kebun mangga yang dimiliki petani berasal dari kebun campuran, dengan masalah utama berupa serangan hama lalat buah yang mengakibatkan kerugian antara 11% hingga 25%, bahkan ada pula yang mencapai 50%. “Upaya pengendalian beragam dari yang menggunakan insektisida sintetis, kebersihan kebun, dibiarkan dan sebagian petani memanfaatkan selasih yang sudah dilaksanakan secara turun temurun (kearifan lokal). Dengan memanfaatkan selasih untuk mengendalikan hama lalat buah pada mangga, penggunaan insektisida sintetis dapat ditekan hingga 62%, kerusakan buah-buahan dapat menurun hingga 35% dan pendapatan petani meningkat hingga 73%,� kata Syakir. Selasih termasuk tanaman semak tahunan berbau wangi/harum, bercabang banyak di bagian atas, dengan tinggi sekitar 50 -80 cm. Tumbuhan yang tergolong suku Labiatae ini menyukai tempat-tempat lembab dan teduh. Sering kita jumpai mereka tumbuh liar di tepi jalan. Ada juga yang ditanam di pekarangan dan di kebun. Ciri-ciri daun selasih tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai panjangnya 0.5 – 2 cm, berbentuk bulat telur sampai memanjang dengan permukaan daun berambut halus, ujung daun runcing dan tepinya bergerigi. Sedangkan bunganya tersusun dalam tandan, keluar dari ujung percabangan, berwarna ungu dan putih. Selasih berbiji keras dengan warna cokelat tua. Tanaman selasih mempunyai bermacam varietas maupun bentuk sehingga disebut tanaman Polymorphis. Setiap jenis tanaman selasih mempunyai kegunaan dan kandungan aktif yang berbeda. Tak berlebihan jika selasih disebut tanaman multi manfaat. Menurut almarhum pakar herbal Indonesia Hembing Wijayakusuma, selasih mempunyai banyak efek farmakologis. Efek tersebut, antara lain merangsang penyerapan (absorbsi), melancarkan sirkulasi darah, penenang (sedative), meredakan kejang (antispasmodic), peluruh keringat (diaforetik), peluruh kemih (diuretic), menghilangkan rasa sakit (analgetik), menurunkan demam


(antipirotik), antibacterial, antiseptic, antifungsi, peluruh kentut (korminatil), perangsang (stimulant), peluruh ASI, membersihkan racun dan menstimulasi sistem imun. Selasih bersifat mendinginkan dan berbau harum yang berfungsi merawat demam, meredakan muntahmuntah, mengobati cacingan, mengurangi ketegangan (stres), sebagai obat batuk, pencuci darah, sebagai obat luka. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid).

adalah patogen Pseudomonas solanacearum yang mengakibatkan penyakit layu. Organisme pengganggu ini merupakan momok bagi selasih. Gejalanya, tanaman terlihat layu kemudian akan mati. Apabila potongan batang tanaman sakit ditaruh ke dalam air, maka akan terlihat cairan berwarna seperti susu yang akan keluar. Penyakit layu tersebut menular melewati tanah (soil borne), artinya tanah bekas tanaman yang sakit harus diusahakan untuk tidak mengenai tanaman sehat. Sebaiknya tanaman yang sakit secepatnya langsung dimusnahkan. Pencegahannya dapat dilakukan dengan rotasi penanaman jenis tanaman yang termasuk ke dalam famili berbeda. Selasih mempunyai banyak sebutan. Masyarakat di beberapa daerah di Sumatra menyebutnya selaseh ataupun selasi. Orang Jawa ada yang menyebutnya solasih atau telasih. Di Sulawesi dikenal sebagai tanaman luluru atau ruku-ruku. Orang China menyebutnya luo le, dan orang Inggris menyebutnya sweet basil. Irisan daun selasih justru dimanfaatkan sebagai zat pengharum ruang, bahan campuran aromaterapi. Bahkan, di kampung-kampung Indonesia, daun selasih bisa digunakan sebagai pengharum saat-saat memandikan jenazah. Di pasar, selain dalam bentuk bahan minuman siap olah, selasih juga dijual dalam bentuk biji-bijian kering, memungkinkan Anda mencoba sendiri membuatnya. Rendam biji-biji ini dalam air matang yang sudah didinginkan, endapkan satu atau dua hari, maka ‘telur-telur kodok’ itu siap diolah jadi minuman segar ataupun puding. Jangan lupa, tabur sedikit biji-biji tadi dalam pot, untuk ditumbuhkan sebagai pohon hias yang bisa Anda panen bijinya. Biji selasih yang banyak digunakan sebagai campuran minuman ini bentuknya sangat unik. Warnanya hitam berselimut selaput bening dengan ukuran sangat mungil. Mungkin Anda sering memanfaatkan biji selasih untuk campuran minuman es campur karena rasanya yang segar dan menyejukkan. Selasih, si hitam mungil ini memiliki sejarah yang menarik. Di Prancis dan Italia tanaman ini pernah menjadi tanaman kerajaan. Sedangkan di India tanaman ini merupakan salah satu tanaman yang disucikan karena dipakai dalam upacara-upacara keagamaan. DR

Selasih bersifat mendinginkan dan berbau harum yang berfungsi merawat demam, meredakan muntah-muntah, mengobati cacingan, mengurangi ketegangan (stres), sebagai obat batuk, pencuci darah, sebagai obat luka.

Turunkan Kolesterol Manfaat selasih yang lain membantu menahan atau meredakan sakit kepala, sakit gigi, sakit perut demam (sifat analgesik). Sifat diaforetik selasih membantu pengeluaran keringat. Biji selasih bermanfaat untuk menurunkan kolesterol, membantu pencernaan, mengobati kram usus dan melancarkan buang air besar. Menurut Dr Sandra Arifin Aziz dari Departemen Budidaya Pertanian, IPB, bagian yang dipanen akan sangat menentukan cara budidaya selasih dilakukan. Pemanenan dengan tujuan mendapatkan daun-daun untuk disuling menjadi minyak atsiri sebagai bahan parfum, kometika, dan pestisida akan menyebabkan sebanyak mungkin selasih di-ratoon atau dipangkas berkali-kali. Sementara sebagai bahan campuran minuman, maka tanaman harus dibiarkan tumbuh sampai biji tua, kemudian baru dipanen. Hal ini pun dapat dilakukan dengan berkali-kali. Pertumbuhan selasih dapat diperbaiki dengan pemberian pupuk kandang. Selasih, tambah Sandra, dapat dikembangbiakan dengan dua cara, yakni generatif dan vegetatif. Generatif melalui bijinya, sedangkan vegetatif dengan cara setek pucuk. Pembibitan dengan memakai setek pucuk relatif lebih sulit dilakukan dan bibit yang dihasilkan biasanya lebih cepat berbunga. Pembibitan kedua metode tadi dilakukan dengan memakai media pasir atau arang sekam atau serbuk sabut kelapa atau media lain yang bersifat sarang. Sandra menganjurkan sebelum dipakai media pembibitan tersebut disterilisasi terlebih dahulu dengan cara dikukus. Upaya ini ditempuh untuk mencegah serangan penyakit Damping-off. Penyakit ini disebabkan oleh patogen Phytophtora Sp, Phytium sp, dan Rhizoctonia sp. Sedangkan organisme pengganggu utama selasih

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

83


rimba fauna utama rimba

Air Liur

Kutu Lak Kaya Manfat

Kutu lak yang dipelihara Perum Perhutani di hutan Kesambi seluas 1300 hektare ini menghasilkan air liur, berupa lendir. Lendir yang memadat menempel pada batang dan ranting untuk kemudian diambil menjadi bahan baku perangkat elektronik, kemenyan, isolator lampu penerangan, pelapis plastik, dan pelitur.

Judul ini bukan salah cetak dengan pengertian “Kutolak di Kesambi” dengan arti penolakan yang dilakukan di “Kesambi” sebagai nama tempat, tetapi memang ini kutu sejenis tumo yang hanya bisa hidup jika tinggal di pohon kesambi. Satu pohon dapat ditinggali 84

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

puluhan ribu kutu lak. Koloni kutu ini akan menderita dan punah jika ditempatkan di pohon lain. Tidak seperti kutu yang lain, yang biasanya ditolak jika bercampur tangan dengan kehidupan manusia terlebih jika berani tinggal di kepala maka kutu jenis ini justru

diimpor dari India. Kutu ini diimpor untuk dipelihara di tempat yang tepat, yaitu di pohon kesambi. Karo Industri Non Kayu Perum Perhutani, Tri Bagus Sumardiyono mengatakan kutu lak yang dipelihara di hutan Kesambi seluas 1300 hektare ini menghasilkan air


liur, berupa lendir yang lebih tepatnya dalam bahasa Jawa disebut blendok yang dapat memadat menempel pada batang dan ranting untuk kemudian diambil menjadi bahan baku sejumlah barang. Paling tidak blendok ini digunakan untuk lima barang. Pertama, perangkat elektronik. Biasanya berwarna cokelat yang dapat dilihat melapisi suatu rangkaian atau komponen peralatan elektronik. Kedua, tambah Tri, kemenyan. Untuk dibakar sebagai bahan asap dupa, dahulu digunakan sebagai bagian racikan bumbu rokok. Ketiga, isolator lampu penerangan. Sebagai isolator pemisah arus, yang dapat dilihat biasanya berwarna kecokelatan. Keempat, pelapis plastik. Tidak terlihat warnanya karena plantik itu bening. Tetapi dengan menggunakan pelapis sit lak maka plastik itu akan tetap bening sekali walaupun tergesek oleh pil-pil obat atau terkena remahan obat. Sedangkan plastik biasa tanpa lapisan sit lak, tambah Tri, akan berubah warna plastiknya menjadi kabur. Kelima, pelitur. Digunakan untuk mempertajam warna kayu, atau pernis sebagai pelapis bening pada kayu. Sangat Kecil Kutu lak tidak dapat dilihat dengan mata tanpa peralatan khusus karena kecilnya. Dengan peralatan pembesar, kutu lak terlihat tak beda dengan kutu yang zaman dulu tinggal di kepala orang. Untuk itu, tambah Tri, jika berkesempatan mengelilingi daerah Paiton yang berada di Probolinggo ke arah Situbondo, yang terlihat hanyalah hamparan hutan Kesambi, yang seolah pohon itu memang dengan sendirinya memproduksi blendok berguna itu. “Blendok yang menempel pada batang atau ranting pohon dima-

sukkan ke dalam alat pemipil, seperti pemipil jagung sehingga semua lendir kering tersebut menjadi butiran-butiran kecil, yang disebut sit lak,� kata Tri. Setelah blendok menjadi butiran-butiran kecil, produk ini dijual pada pihak yang membutuhkan untuk proses pemanfaatan berikutnya. Sudah tentu hutan Kesambi ini tidak seperti hutan yang menjadi suaka monyet untuk keperluan penelitian yang para monyetnya dapat terlihat dengan jelas. Jutaan kutu lak hanya dapat dilihat menggunakan alat dengan perbesaran sepuluh ribu kali. Kesambi bukanlah termasuk pohon yang ngrembuyung seperti halnya trembesi atau beringin. Pohon ini rajin dipangkas ranting dan bahkan batangnya untuk dipipil, dipisahkan antara batang dan blendok kutu lak-nya. Menurut informasi, kutu lak yang sekarang ada di hutan Kosambi sudah melemah produksinya dan tidak berkembang biak secara maksimal. Untuk itu perlu direncanakan mencari bibit baru lagi dari India atau terus melakukan penelitian agar dapat menemukan perlakuan pemelihara secara maksimal, sehingga diharapkan upaya itu dapat memulihkan bahkan mengembangkan kualitas produksi sit lak. Cegah Hama Hama utama dari koloni kutu lak adalah belalang. Belalang yang hinggap di hutan Kosambi akan memangsa kutu lak, yang menjadi makanan kegemarannya. Untuk itu, tambah Tri, perlu dicegah dengan cara menutupi koloni kutu lak itu dengan keranjang, sehingga terhindar dari serangan hama belalang. “Pemindahan koloni kutu lak ke pohon yang lain, dilakukan dengan

cara menaruh keranjang sebagai wadah dan setelah dimasuki kutu lak, keranjang dipindahkan ke pohon yang lain. Pemindahan atau penyebaran kutu lak ini dilakukan oleh petugas yang telah berpengalaman yang mengetahui saat keranjang sebagai wadah pemindah, sudah penuh kutu atau belum. Biaya pemeliharaan dan harganya mahal,� kata Tri. Tak beda dengan pengelolaan hutan lainnya, seperti hutan jati, mahoni maupun pinus maka penugasan pengelolaannya dilakukan oleh para mandor yang mengawasi pekerja pengelolaan produksi sit lak. Para pekerja bertugas tidak hanya menyebarkan atau memindahkan dari satu pohon ke pohon yang lain, tetapi juga mengamankan dan menyamankan koloni kutu lak agar maksimal produksinya. Koloni kutu ini tidak tahan dingin sehingga sehabis hujan perlu dilakukan pengasapan untuk meningkatkan suhu udara. Para pekerja melakukan pengasapan di satu titik lokasi untuk menghangatkan suhu di radius puluhan pohon. Pengasapan tidak perlu dilakukan dengan menggunakan alat khusus. Dititipkan semua pengerjaan kepada mandor-mandor yang merawat beberapa pohon dan mengamankan dari hama. Pengasapan ini dengan pembakaran sehingga muncul asap, tapi bukan diasepin dengan asap nyamuk, bisa mati semua. Dibandingkan dengan varian komoditas produksi Perum Perhutani maka produksi sit lak ini tergolong pemberi masukan yang sangat kecil bahkan bisa dikatakan merugi, tetapi sebagaimana tugas Perum Perhutani adalah mengutamakan kepentingan masyarakat maka sejauh masih dapat memberi manfaat pada masyarakat, usaha ini akan terus dilakukan. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

85


pustaka rimba

Bagi perusahaan, kegiatan sosial yang memberi manfaat bagi masyarakat sejak awal adalah kunci untuk mencegah terjadinya konflik antara perusahaan dan masyarakat di kemudian hari ketika operasi.

86

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

Perusahaan menyadari bahwa ongkos meredam konflik akan jauh lebih mahal, baik dalam soal waktu maupun materi. Sekecil apa pun hambatan yang terpicu akibat konflik pada saat perusahaan sudah beroperasi akan membuat terhenti semua kegiatan. Buku yang ditulis tim kecil ini cukup cukup informatif karena dilengkapi dengan 231 foto yang bagus dan menarik. Tim penulis melakukan ekspedisi untuk menelusuri dan mendokumentasikan kegiatan program corporate social responsibility (CSR) dari beberapa perusahaan pengelolaan hutan alam dan hutan tanaman. Ekspedisi dilakukan di lima wilayah dan delapan perusahaan yaitu Provinsi Riau (PT Riau Andalan Pulp & Paper, PT Arara Abadi, dan PT Diamond Raya Timber), Provinsi Kalimantan Barat (PT Sari Bumi Kusuma dan PT Finnantara Intiga), Provinsi Kalimantan Timur (PT Inhutani 1), dan Provinsi Papua Barat (PT Wijaya Sentosa). Untuk di Pulau Jawa dipilih Perum Perhutani karena sejak Pemerintah Hindia Belanda telah beroperasi di Pulau Jawa dan Madura. Untuk yang di Papua, sekalipun fokus pengumpulan informasi berlangsung di perusahaan PT Wijaya Sentosa, bukan berarti ini mengabaikan kegiatan-kegiatan yang selama ini telah dilaksanakan perusahaan-perusahaan lain. Dari pertemuan dengan sejumlah perwakilan perusahaan yang tergabung dalam Komda Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Provinsi Papua Barat terungkap bahwa seluruh perusahaan di Papua Barat sudah melaksanakan berbagai kegiatan sosial yang memberikan manfaat jauh sebelum pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) mengangkat isu kewajiban CSR bagi perusahaan.


Judul

: Menyingkap Bisnis Kehutanan Indonesia: Meretas Kiprah yang Tak Tercatat Penulis : Diah Y Suradiredja dan Sigit Pranomo Penerbit : Yayasan Forespect Cetakan : Agustus 2015 Tebal : xii + 192 halaman

Program CSR Perusahaan Kehutanan Perlu Ditingkatkan Perhatian Presiden Yang sungguh menarik dan berhasil membetot perhatian Presiden Joko Widodo adalah program yang digelar Perum Perhutani bersama stakeholder-nya, yaitu Integrated Farming System/IFS. IFS berhasil memikat Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan beberapa fakultasnya. Menelusuri perjalanan IFS akan sulit mendapatkan tanpa menemui Teguh Yuwono. Dia adalah dekan Fakultas Kehutanan UGM, yang juga bertindak sebagai koordinator IFS. Meski baru dipraktikkan pada 2014, IFS telah sanggup menyita perhatian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untik ikut panen raya padi gogo di Banyumas dan Presiden Jokowi yang menyediakan waktu untuk ikut panen raya jagung di Blora. Teguh mengatakan IFS adalah langkah bersama untuk mengatasi masalah melalui pelibatan beberapa disiplin ilmu sekaligus. Selama ini, penyelesaian masalah melalui satu disiplin ilmu saja terbukti kurang memberikan hasil. “Kali ini kami ingin mengatasi masalah kehutanan dengan bukan hanya menyertakan ilmu kehutanan,� tandas Teguh (halaman 180). Menurut Teguh, IFS di bagian hulu sudah bagus dan berhasil. Namun, di hilir masih menyisakan berbagai persoalan, mulai dari soal pengolahan pascapanen sampai pemasaran dan koordinasi. Tantangan lain yang dihadapi IFS adalah membuktikan dalam sistem ini selalu ada pilihan-pilihan tanaman pangan yang dapat ditanam para petani desa hutan dengan sistem tumpangsari sepanjang tahun, sekalipun tanama tegakan (utama) pinus dan jati sudah mencapai usia 20 tahun (halaman 182). Dapat disimpulkan sudah ada langkah perusahaan kehutanan untuk memberikan manfaat kepada lingkungannya. Poin selanjutnya adalah capaian-capaian dari berbagai upaya melalui program CSR tersebut masih perlu ditingkatkan dan disempurnakan. Demikian pula dengan upaya sosialisasi tentang kegiatan CSR dan capaian-capaiannya kepada stakeholder, yakni masyarakat, LSM, pemerintah, dan media massa. DR

Kali ini kami ingin mengatasi masalah kehutanan dengan bukan hanya menyertakan ilmu kehutanan

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

87


kuliner rimba

Nikmatnya Menyantap Udang di

Gubuk

Mang EngkinG Tidak banyak restoran yang menyediakan menu udang segar yang disajikan di atas gubuk yang berada di kolam besar, yang bisa dilayari perahu kecil. Sambil menyantap udang, menu andalan Gubuk Makan Mang Engking, pengunjung dapat menikmati semilir angin sejuk disertai pemandangan sawah dan jajaran pohon kelapa yang khas pedesaan. Sungguh nikmat.

88

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016


Bagi Anda yang tengah berlibur ke Yogyakarta, sebaiknya menyempatkan diri untuk menikmati kuliner yang kini sedang ngetop, yakni Gubuk Makan Mang Engking. Restoran udang ini memang sudah tidak asing bagi warga Yogyakarta, bahkan mungkin juga sudah merambah ke berbagai kota di sejumlah provinsi di Tanah Air. Ya, hampir bisa dipastikan warga Yogyakarta yang mudik ke kampung halaman di Yogyakarta akan mampir ke gubuk makan yang memiliki trademark tersendiri ini. Bangunan dan alunan lagu / suara yang ada di gubug makan ini khas sekali. Alunannya dan suasana yang dekat dengan sawah pun juga pas tempatnya nyamaan dan kita bisa pilih, mau lesehan atau duduk di kursi. Namun, sungguh direkomendasikan untuk memilih duduk lesehan. Dengan lesehan di atas gubuk

yang ada di atas kolam akan melengkapi kenyamanan saat makan bersama keuarga. Bahkan sambil makan atau setelah selesai makan, anak-anak bisa menikmati perahu yang bisa singgah di gubuk tempat kita makan. Pengunjung tidak hanya dimanjakan oleh hidangannya yang nikmat, terutama menu udangnya, tapi juga suasana lesehan yang nyaman dengan pemandangan danau yang cukup adem di hati. Silakan pilih dari daftar menunya. Antara lain ada udang bakar madu, udang saus tiram, udang saus padang, udang asam manis, gurame bakar, gurame cobek, kepiting saus padang, kepiting saus tiram, kangkung tumis, karedok, sambel trasi dadak. Restoran yang buka pada pukul 10.00-22.00 ini beralamat di Dusun Jamur, Kelurahan Sendang Rejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bagaimana menemukan restoran

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

89


kuliner rimba ini? Tidak sulit. Jika Anda dari arah Kota Yogyakarta, silakan ambil jalan yang mengarah ke Godean sampai ketemu pasar Godean. Dari pasar yang banyak dijual belut goreng ini, Anda terus ke arah barat sekitar empat kilometer, di situ ada perempatan Gedongan. Silakan belok kanan dan lurus terus dengan jarak sekitar 3 kilomer, dan akan ditemukan papan nama Gubuk Makan Mang Engking. Jika raguragu tanya saja warga di sekitar tempat tersebut, pasti warga akan dengan ramah memberikan petunjuk. Nah, jangan khawatir dengan tempat parkir, di sini tersedia lokasi parkir yang luas, cuma kalau sedang ramai, bisa saja tempat yang luas ini terasa sesak. Jika tempatnya penuh, sambil menunggu gubuk kosong, anak-anak bisa menunggu sambil bermaik becak mini. Ini jelas akan menjadi hiburan tersediri bagi si kecil. Ya, akan-akan akan berebut untuk mengayuh dan yang lain menjadi penumpangnya. Khas Pedesaan Udang segar yang baru saja diambil dari kolam akan menjadi santapan yang lezat dan istimewa dari Gubug Makan Mang Engking. Acara bersantap semakin sempurna dengan suasana khas pedesaan. Meman-

90

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

dang hamparan sawah luas terbentang, deretan pohon kelapa yang membingkai tepian desa, diselingi suara gemericik air dari ikan-ikan yang berenang bebas di kolam alam, sambil menyantap udang galah nan lezat akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Bangunan resto sendiri dibuat dari bahan bambu dan berdiri di atas kolam pemeliharaan udang. Udang galah menjadi menu andalan di Gubug Makan Mang Engking, terutama udang galah bakar madu berukuran besar-besar yang dibalut resep rahasia bumbu tradisional. Persis seperti udang-udang sungai dari Sumatera atau Kalimantan. Tentu udang sebesar itu cukup menjadi daya tarik karena udang-udang sungai di Jawa berukuran kecil. Semua itu dilengkapi dengab lalapan yang lengkap, seperti cah kangkung dan karedok. Angin semilir yang sejuk akan menemani saat-saat bersantap yang memang lebih ideal dilakukan bersama teman-teman atau keluarga. Satu porsi udang dapat disantap untuk dua orang. Apabila makan bersama rombongan berbagai menu dapat di pilih dan dapat dicoba sehingga semua dapat merasakan kelezatan menu masakan di sini. Selain bersantap, anak-anak juga dapat bermain di arena bermain yang disediakan. Selain becak mini, anak-anak dapat


bermain luncuran, ayunan. Engking Sodikin atau yang lebih dikenal dengan Mang Engking adalah pemilik dari restoran khas bernuansa alam dengan ciri gubug-gubug di atas kolam budidaya udang dan ikan air tawar. Mang Engking berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Berawal dari kehidupan yang sangat sederhana, di tahun 1996, Mang Engking dan beberapa anggota keluarganya hijrah ke Yogyakarta untuk mengembangkan keahliannya dalam bidang budidaya udang dan ikan air tawar. Sebelum hijrah, seperti dikutip dalam https://febrianamri.wordpress.com, Mang Engking sudah berprofesi sebagai pembudidaya udang dan ikan air tawar sejak tahun 1988. Ilmu budidaya tersebut dia dapat secara turun-menurun dari keluarganya. Namun dari keahliannya tersebut, kebutuhan akan hidup kurang dapat terpenuhi apabila ia tidak keluar dari Tasikmalaya. Di awal 1997, ia mulai membina beberapa petani di sekitar tempat tinggalnya di daerah Sleman, untuk belajar membudidayakan udang galah yang kemudian hasilnya dipasarkan ke Cilacap. Dikarenakan pembayaran yang tidak lancar, maka Mang Engking beralih memasarkan udang galah tersebut ke Bali sebagai pasokan supermarket dan restoran. Setelah terjadinya tragedi bom Bali I, dia cukup kesulitan memasarkan udang galahnya masuk ke Bali. Selain itu sistem pembayaran dirasa sudah tidak cocok lagi, sehingga pada akhirnya ia mencoba memasarkannya sendiri. Suka Memancing Ketika berprofesi sebagai pembudidaya udang dan ikan air tawar, secara tidak sengaja banyak orang yang

suka memancing ke kolam Mang Engking. Mereka senang sekali menghabiskan waktu luang hingga larut. Hingga pada suatu ketika mulailah orang ingin makan udang sambil memancing untuk mengisi perut mereka yang kosong. Untuk memenuhi permintaan tersebut, istri Mang Engking yang bisa memasak seadanya ala wong ndeso (bukan bergaya modern) harus memasak di rumah dan mengantarkan pesanan tersebut ke kolam yang jaraknya cukup jauh. Pada akhirnya mulailah muncul gubug-gubug di atas kolam budidaya tersebut saking banyaknya permintaan yang sama. Dari sinilah dia mulai mencoba memasarkan sendiri udang galah dan ikan gurame, yang hingga saat ini menjadi menu unggulan Mang Engking setelah terjadinya tragedi bom Bali I. Suatu ketika ada seorang turis asing berkewarganegaraan Jerman yang datang dan bermain selama beberapa hari, turis tersebut merancangkan sebuah gubug dan memberinya uang sebesar Rp 300.000 yang kemudian meminta Mang Engking membuatkan gubug sesuai rancangannya. Model gubug rancangannya cukup unik, yaitu dengan mempertahankan model gubug asli (bernuansa alam di desa), dia merancang “Gubug Berlobang�, yaitu gubug yang berlobang pada bagian meja. Hal tersebut sangat berguna bagi orang yang senang duduk lesehan, namun menginginkan kaki tetap bisa leluasa (tidak ditekuk). Model meja tersebut cukup menarik dan hingga kini masih dipertahankan Mang Engking. Kesuksesan dalam usaha budidaya udang dan ikan air tawar, dikarenakan Mang Engking selalu terbuka terhadap tamu dan sering berbagi kepada orang yang ingin belajar tanpa meminta bayaran. Berkat kebaikan tersebut, maka usaha Mang Engking mulai dikenal dari mulut ke mulut, hingga dalam waktu enam bulan restoran Mang Engking booming tanpa pernah melakukan promosi. Berangsur-angsur gubug-gubugnya sudah tidak dapat mengikuti perkembangan tamu/pelanggan lantaran saking banyaknya, sehingga untuk memperbesar kapasitas usahanya Mang Engking membuka cabang di beberapa kota lain. Konsep restoran yang dibangunnya adalah berkonsepkan alam. Baik lokasi di kampung maupun di perkotaan, ia tetap konsisten dengan gubuggubug di atas kolam-kolamnya. Ada hal yang unik, yaitu sebelum Mang Engking membuka cabang barunya, syarat yang utama adalah mendidik petani lokal di sekitar lokasi calon cabang tersebut, hingga mereka mampu memproduksi sesuai standar udang Restoran Mang Engking. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

91


tunas rimba

Anggota

Saka Wanabaki Harus Kreatif

Banyuwangi - Peserta pendidikan dan latihan (Diklat) SAR harus benar-benar mengikuti kegiatan agar memperoleh ilmu tentang SAR dan kebakaran hutan nasional. Diklat untuk menambah wawasan yang nantinya dapat ditularkan kepada rekan lain serta diimplementasikan dalam praktiknya. “Tujuan Diklat SAR ini untuk menjadikan anggota saka wanabaki kreatif, produktif, edukatif, inovatif, dan rekreatif,� kata Ketua Umum Satuan Karya Pramuka (Saka) Wanabakti Nasional, Bambang Sukmananto saat membuka Diklat SAR untuk anggota Saka Wanabakti wilayah Jawa -Bali dan Nusa Tenggara, di lapangan Kantor TNAP Seksi Pengelolaan I Wilayah Tegaldlimo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, baru-baru ini. Acara dibuka ditandai dengan pelepasan burung oleh Bambang. Kegiatan ini dapat berjalan baik berkat kerja sama yang baik antara Saka Wa92

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

Tujuan Diklat SAR ini untuk menjadikan anggota saka wanabaki kreatif, produktif, edukatif, inovatif, dan rekreatif


nabakti Nasional dengan Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa Timur dan Perum Perhutani Jawa Timur. Selain dimeriahkan berbagai atraksi ketangkasan beladiri dan senam tongkat, pembukaan juga dimeriahkan atraksi seni tari gandrung Banyuwangi, drumband, atraksi kecakapan penyelamatan korban/evakuasi di saat bencana dan kebakaran hutan oleh anggota Pramuka Saka Wanabakti Jawa Timur. Acara diikuti oleh sekitar 120

anggota Saka Wanabakti berasal dari 23 Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) yang ada di Divisi Regional Jawa Timur, Kwarda Bali, dan Kwarda Nusa Tenggara. Diklat yang mengambil tema “Wujudkan Ketangguhan Pramuka Saka Wanabakti Menghadapi Bencana dan Penanggulangan Kebakaran Hutan� ini diawali dengan laporan Ketua Pelaksana Diklat, Dudun Supriadi. Dudun menuturkan dalam rangka mencapai tujuan gerakan

Pramuka perlu diselenggarakan pendidikan kepramukaan yang berbentuk kegiatan yang menarik, sehat dan memberikan tantangan yang berguna bagi masa depan mereka. Salah satu kegiatan tersebut adalah Diklat SAR dan kebakaran hutan, yang di dalamnya akan diberikan pengalaman langsung untuk menimba ilmu dan aktualisasi diri terhadap masyarakat dan alam. DR

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

93


ujung rimba

Edi Kamaludin Profil KRPH Berprestasi dari KPH Cianjur

Perhutani Pine Chemical Industry (PPCI) merupakan industri pengolahan getah pinus menjadi produk derivat milik Perum Perhutani yang berada di Pemalang, Jawa Tengah ini beroperasi pada Maret 2014. Produk hasil olahan dari getah pinus menjadi bahan baku penguat warna dan adhesive (lem). Produk-produk yang dihasilkan, antara lain gliserol rosin ester (GRE) , alpha pinene, betha pinene, limonen, cineol dan alpha terpineol dijadikan bahan dasar industri makanan dan minuman, adhesive, industri kertas, industri cat, tinta, dan parfum. Guna memenuhi kebutuhan bahan baku, Perum Perhutani selalu berinovasi untuk menggenjot produksi getah pinus untuk memasok PPCI, dengan meningkatkan produksi getah sampai pada ujung tombak di lapangan. Tidak terkecuali bagi Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) kelas rimba, yang berupaya meningkatkan produski getahnya. Hal itu dilakukan dengan menyiapkan tanaman pinus bocor getah, sampai inovasi penyadapan pohon pinus. KPH Cianjur, yang merupakan KPH dengan kelas perusahaan rimba ikut aktif meningkatkan produksi getah pinus ini. Kesuksesan dari upaya ini mengantarkan salah seorang Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Cidaun, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sindangbarang menuai sejumlah prestasi. 94

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

Dalam menapaki hidup, KRPH berprestasi dari KPH Cianjur, Edi Kamaludin, mempunyai prinsip senantiasa bisa membantu orang lain dalam menimba ilmu dan sukses sampai purna tugas.

Melebihi Target Pencapaian getah tahun 2015 sudah 142 % dari target 15 ton. Adalah Edi Kamaludin yang menorehkan prestasi itu. Mengawali karir di Perhutani Juli 1987 dan diangkat menjadi pegawai tahun 1996 di Pabrik Getah & Terpentin (PGT) Sindangwangi. Suami Hotijah ini mempunyai prinsip senantiasa bisa membantu orang lain dalam menimba ilmu dan sukses sampai purna tugas. Edi memiliki riwayat pengalaman yang panjang di Perum Perhutani. Dia pernah bertugas sebagai mandor persemaian BKPH Sukanegara Selatan KPH Cianjur, Mandor Polter. Pada 1990 kursus alat berat (22 orang mandor) buldozer, goldera, unimog. Setahun berikutnya dipindahkan ke PGT Sindangwangi dengan tugas menjadi operator melter hingga 1998.

Tahun 1998, Edi menjadi mandor polter di BKPH Sukanegara Selatan KPH Cianjur dan tahun 2010 menjadi KRPH Simpang Timur BKPH Sindang Barang KPH Cianjur. Setahun kemudian dipercaya menjadi KRPH Simpang Barat BKPH Sindang Barang KPH Cianjur dan tahun 2012 menjadi KRPH Brengbreng BKPH Sindang Barang KPH Cianjur. Pada 2015 Menjadi KRPH Cidaun BKPH Sindang Barang KPH Cianjur. Banyak prestasi yang telah ditorehkan bapak tiga anak ini. Tahun 1997 mendapat piagam karyawan berprestasi dari Dirut Perhutani sebagai mandor industri dan piagam Wana Lestari Tahun 2015 tingkat KRPH (sebagai KRPH Cidaun) juga diraihnya. Dengan prinsip sukses dan saleh, pria pada April 2016 genap berusia 50 tahun ini juga banyak mempunyai aktifitas di luar Perum Perhutani yang tentu tidak mengganggu tugas-tugas utamanya sebagai KRPH. Edi menjadi Ketua Yayasan Nurul Huda Insani yang membidangi sekolah Diniyah (Sekolah pendidikan Agama) sejak tahun 2014, Ketua DKM Nurul Huda sejak tahun 2003. Yayasan Nurul Huda memiliki bangunan hasil swadaya masyarakat dan LMDH senilai Rp800 juta dengan bangunan dua tingkat terdiri dari 6 kelas, tapi baru selesai 3 kelas. Sekolah sudah berjalan dari kelas 1 hingga 5 dan saat ini mempunyai 8 guru pengajar. DR


YUNIADI MANDOR PERAIH PENGHARGAAN “BOCOR GETAH”, YANG RAJIN BERKUNJUNG Pekerjaan sebagai mandor ternyata tidak hanya sebatas mengawasi para pekerja melakukan pekerjaannya saja, dengan tujuan agar para pekerja terus melakukan pekerjaan dan tidak banyak berhenti atau sekedar duduk-duduk saja, tetapi menjadi mandor juga dituntut untuk menguasai management kepemimpinan sederhana yang sesuai dengan pola pikir para pekerja. “Kebanyakan kurang dapat mengatur waktu. Kapan waktunya nyadap, dan kapan waktunya berladang atau mengolah sawah” Tutur mandor Yuniadi “Tetapi kalau mempunyai rasa sungkan pada mandor biasanya mereka jadi ingat untuk disiplin membagi waktunya” lanjut mandor yang telah bekerja di Perum Perutani selama 15 tahun lebih itu. Untuk mengingatkan agar para pekerja disiplin membagi waktu tidak diperlukan pengarahan secara khusus, karena pengarahan atau kumpul ngobrol bareng itu, hanya menggugah semangat sesaat saja, jadi yang dibutuhkan adalah pendekatan dengan cara didatangi ke rumah masing-masing. “Istilahnya ya di”uwongke” dihargai keberadaannya sebagai pekerja sadap, didengarkan keluh kesahnya dan disampaikan usulannya jika usulan itu memang layak untuk ditindaklanjuti” Begitu penjelasan mandor Yuniadi yang pada saat diwawancarai baru saja mendapatkan hadiah uang tunai dan piagam penghargaan sebagai mandor yang berhasil menemukan pohon pinus terbocor getahnya, langsung dari Direktur Utama Perum Perhutani DR. Mustoha Iskandar, di kantor Litbang Perum Perhutani, Baturraden, Purwokerto, awal Februari lalu. Dari seluruh KPH, Yuniadi merupakan mandor yang menemukan tanaman pinus terbocor getahnya, sehingga pohon itu dijadikan inang bajos, induk yang menghasilkan pucuk-pucuk pinus yang menjadi bibit unggul untuk dikembangkan atau ditanam ke berbagai hutan Pinus lain agar produksi getah semakin meningkat hasilnya. Selain tentang penghargaan yang didapatkan, Yuniadi ternyata menjadi mandor yang rajin mengunjungi

satu per satu pekerjanya, yang dia dilakukan hampir setiap malam, saat para pekerja bersantai bersama keluarga menjelang tidur. “Tidak harus membawa pembicaraan ke arah tertentu, terkadang hanya ngobrol saja nggak jelas juntrungnya, tetapi mereka senang dikunjungi” Kata Yuniadi yang sejak lahir tinggal sebagai salah satu warga Masyarakat Desa Hutan (MDH). Mandor dan para pekerjanya merupakan masyarakat yang hidup dalam kesederhanaan, tetapi kebanyakan telah mengutamakan sekolah untuk anakanaknya agar dikemudian dapat merubah keadaan beroleh tingkat kehidupan yang lebih baik. Dicontohkan dengan jelas sekali bahwa anak-anak pekerja atau mandor bisa saja menjadi orang gedean. Bapak DR. Mustoha Iskandar juga merupakan warga Masyarakat Desa Hutan, putra seorang mandor yang kini menjadi Direktur Utama Perum Perhutani. Harapan Yuniadi mandor bisa mendapatkan fasilitas motor untuk melangsungkan tugasnya. Hal ini bukanlah hal yang tidak mungkin mengingat Perum Perhutani kini terus gigih melakukan pembenahan dan pengembangkan untuk meningkatkan produksi meningkatkan pendapatan. Bersama dengan pendapatan Perum Perhutani yang terus meningkat semoga fasilitas yang diharapkan itu dapat menjadi kenyataan. Dalam pendekatan yang memberikan semangat itu, Yuniadi juga mengaku dirinya banyak belajar dari berbagai kesulitan hidup terutama di bidang ekonomi dari para penyadap getah yang setiap hari bekerja bersamanya itu. Ia mengaku mendapatkan berbagai pelajaran kehidupan yang berguna agar ke depan lebih pandai menyikapinya. Menanggapi apakah dirinya tidak bosan melakukan rutinitas yang sama selama bertahun-tahun Yuniadi mengatakan: “Selama punya tujuan, sebenarnya tidak ada yang terasa rutin sebab pikiran terarah pada tercapainya tujuan itu!” Yuniadi juga mengharapkan agar setiap bekerja lebih ingat pada pencapaian yang akan didapatkan, agar selalu bersemangat menekuni pekerjaan sehari-harinya itu. DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

95


NO. 53 • TH. 9 • juli - agusTus • 2014

DUTA Rimba 67


cerita rimba

Fragmen Tanah Musim Cerpen Budi Saputra

H

anya pagi yang lembab. Ketika angin bergerak lamban dan bau embun menyeruak dari rerumputan. Menyaksikan kepul asap jerami yang dibakar di bawah pohon kedondong, dan anak-anak sapi berlarian di tepi pematang, betapa Pak Mahmud begitu hening dalam kesendirian. Raut wajahnya seperti menyimpan kesedihan. Duduk tersandar di tiang pondok yang disinggahinya, tak ada yang lebih membuat hatinya terenyuh selain peristiwa amuk api yang terjadi tiga hari sebelumnya. Sebagaimana ketika itu juga, saat ia melayangkan pandang ke kejauhan ke arah selatan yang mengabut. Deret bukit itu, tempat orang-orang kampung berladang dengan segala macam komoditi, begitu pula ladang gambir yang ia tempuh dengan segenap rasa letih. “Ladang-ladang di bukit terbakar. Bergegaslah naik ke atas!� Sebuah kabar buruk datang tiba-tiba dari seseorang pada malam itu. Berbekal sebuah senter, Pak Mahmud tergesa-gesa menaiki dan menuruni lembah menuju titik api yang menjilat semak belukar dan ladang-ladang yang tengah ranum. Bersama peladang yang lain, ia harus bersusah payah memadamkan api hingga menjelang dini hari. Penduduk setempat yang bermukim di sekitar kaki bukit pun tak tinggal diam dan ikut membantu. Banyak lelaki yang ikut mendaki begitu meli-

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

97


cerita rimba hat amuk api dan langit malam tampak kemerahan dari rumah mereka. Kebakaran itu telah menimbulkan banyak kerugian. Setelah dilihat dengan jelas pada pagi harinya, betapa hanya seperti sawah yang padinya telah dituai. Hanya abu hitam yang memanjang memberi pesan ketiadaan. Selain membakar ladang dan pepohonan, barangkali banyak juga hewan yang ikut terpanggang. Sejenak Pak Mahmud merenung di sisi ladangnya yang selamat dari amuk api. Ia amat bersyukur, karena ladang yang ia upahkan pada orang lain untuk menggarapnya itu, hanya seperempat saja yang dijilat api. Tapi ladang gambirnya Mudar, ladang dari anak pamannya itu, hangus tak tersisa bersama ladang peladang yang lain. Sebelumnya, ia sama sekali tak punya firasat bahwa akan terjadi kebakaran yang begitu besar. Entah apa sebabnya, apa lantaran lupa memadamkan api daun-daun dan ilalang yang dibakar, atau memang disengaja oleh pihak tertentu? Sebagaimana tanaman diguyur hujan lebat. Daun-daunnya menjadi subur dan buah-buahnya yang ranum menyenangkan hati. Tapi, dengan tak diduga-duga, pada suatu ketika semuanya pun berubah menjadi sesuatu memedihkan dalam sekejap mata. Sambil menatap ladangnya, Pak Mahmud memahami kejadian itu. “Sudahlah, ambil saja hikmahnya, Mudar!� Pak Mahmud mencoba menghibur Mudar yang tampak terpukul lantaran gambirnya hendak dipanen. Begitu pula pada peladang lain yang merasa hasil kerja keras mendaki bukit hampir tiap minggu itu, berakhir dengan tangan hampa. Mereka tentu amat kecewa. Memang, pada awalnya deret bukit itu hanyalah hutan lebat tanpa ada orang yang berladang di atasnya. Begitu pula rumah atau ladang di sekitar kaki bukit yang kini banyak dijumpai. Berawal dari orang-orang kampung yang membuka lahan baru, maka pondok-pondok pun didirikan. Lama-kelamaan, terbentuklah perhumaan lantaran kian banyak orang yang berladang. Jalan yang awalnya hanya setapak berbatu, kini telah diaspal dan bersisian dengan rumah-rumah penduduk dan sebuah sekolah dasar. Begitu pula jembatan titian dari tepi jalan menuju rumah yang dipisahkan sungai kecil, kini tak lagi memakai titian pohon kelapa atau pohon pinang yang sengaja ditebang. Ya, begitulah. Jika dihitung, maka telah berpuluh tahun sudah orang-orang berladang di sana. Namun, belum pernah ada kejadian kebakaran hebat seperti yang terjadi pada malam itu. Kalau pun ada yang membakar, itu hanya sekedar membersihkan semak belukar di ladang masing-masing. Tak sampai membesar dan menjalar ke ladang yang lain. 98

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

*** Beternak dan berladang adalah bagian yang tak dapat dipisahkan dari hidup Pak Mahmud. Bertahun-tahun hidup di kampung yang jauh dari kebisingan kota, telah membuatnya mencintai segala yang tercipta dari kedalaman musim yang ranum. Deret bukitbukit, sawah membentang luas, udara sejuk, lenguh sapi, maupun kicau berbagai macam burung yang berhamburan saat pagi dan petang hari, memberikan segenggam kebahagiaan yang begitu sulit ia terjemahkan. Ketika dulu, seorang karib pernah mengunjunginya dari kota, ia dengan senang hati membawa berkeliling kampung menikmati sawah-sawah yang tengah menguning, tempat peternakan sapi, maupun mendaki ke ladang gambir yang jarak perjalanan lumayan membuat nafas tersengal-sengal. Dari pertemuan itu, ada suatu hal yang tak pernah ia lupakan. Bahwa sebelum balik ke kota, karibnya itu mengatakan bahwa akan membuka usaha bunga dan benih berbagai macam pohon dan buah. Sebagaimana kini, kebun-kebun kecil yang memenuhi sisi rumahnya, tak lain dan tak bukan terinspirasi dari usaha yang dirintis karibnya itu saat ia ke kota. Kebun-kebun kecil itu dirawat oleh Pak Mahmud dan keluarganya dengan penuh perhatian. Di sana ditanam pisang, ubi kayu, tomat, tebu, lada, benih buah, maupun bunga-bunga yang tertata rapi. Pikirnya, itu cukuplah untuk menutupi asap dapur untuk mengepul ketimbang harus merogoh saku di pasar. Kebun yang apabila telah panen, maka ia pun dengan senang hati berbagi pada tetangga sebelah. “Aku begitu senang saat mereka menerima pemberian kita. Bayangkan, ini sungguh nikmat yang tak terkira. Kita hanya menanam dan merawat. Sementara selebihnya, Tuhanlah yang menumbuhkan hingga hasilnya dapat kita nikmati.� Percakapan itu. Percakapan Pak Mahmud dengan sang istri di beranda suatu waktu, sungguh sebuah ledakan dari sanubari terdalam. Ketika itu pula, di atas pohon kelapa belakang rumah, burung balam pun bernyanyi begitu merdu. Betapa, Pak Mahmud seperti merasakan memelihara burung-burung tanpa harus menyekapnya dalam sangkar seperti yang pernah ia lakukan dulu. Tiap hari, burung-burung bertengger bebas di pohon-pohon sekeliling rumah, membuat sarang, dan terus berkembang. *** Selalu saja ada hal yang membuat Pak Mahmud begitu mencurahkan perhatian untuk sapi-sapi peliharaannya. Sebagaimana saat itu. Di sungai, ember demi ember air diangkut dan langsung ia disuguhkan


pada beberapa ekor sapi yang kehausan. Sapi-sapi yang seolah telah tahu sendiri dan terbiasa, apabila ada orang yang membawa ember menuju sungai di tengah matahari terik, maka mereka akan bergegas berjalan menuju sungai. Kadang apabila ada yang masih terpaut, tampaklah kesusahan, tak kuasa melepaskan diri dari tali pengikat. Maka, dengan iba, Pak Mahmud segera berlari untuk melepaskan tali pengikat, dan membiarkan sapi itu menuju sungai untuk melepas dahaga. Sapi peliharaannya, maupun sapi-sapi orang lain yang dilepas bebas, tampak memenuhi tepi sungai yang hijau oleh ilalang dan rerumputan. Rutinitas seperti itu, memberi minum pada sapi-sapi pada siang hari, dan rumput segar pada petangnya, senantiasa dilakukan Pak Mahmud. Di antara sapi-sapi itu, ada yang terluka bagian perutnya. Entah apa sebabnya, apa terluka karena berkelahi atau dilukai dengan sengaja. Barangkali sapi ini dilempar dengan parang oleh petani kampung sebelah, pikir Pak Mahmud. Tapi ia tak bisa sepenuhnya yakin dengan sangkaannya, walaupun sering dijumpai tubuh sapi terluka, dan malah pernah ia melihat petani yang beringas mengusir sapi-sapi yang dilepas bebas oleh tuannya. Pak Mahmud tentu masih ingat. Dulu, dengan menautkan geraham, sapi-sapi yang mendekati halaman rumahnya pernah ia lukai dengan parang. Hanyalah akhirnya ia menyadari semuanya, bahwa tak baik punya sifat membabibuta, dan melupakan peristiwa yang hampir berbuntut pertumpahan darah dengan Pijan, si pemilik sapi yang saat itu masih menjabat sebagai kepala kampung. “Hiduplah dengan damai dengan siapa saja. Kalau pernah bersalah, segeralah minta maaf. Janganlah pernah mencari-cari kesalahan orang lain dan mengulang dosa masa lalu.� Begitulah nasehat Pak Mahmud suatu ketika pada sang istri. Ya, Pak Mahmud menyadari itu. Hingga banyak petani yang ia nasehati agar tak membabibuta, melukai atau meracuni hewan-hewan peliharaan orang lain yang dianggap menjadi hama bagi tanaman mereka. Begitu pula jika memasang ranjau listrik, jangan sampai lalai memasangnya hingga membahayakan nyawa orang lain. Ketika berniat memasang, maka pikirkan dulu dengan matang apa manfaat dan mudharatnya. “Harimau dan babi memang berbahaya. Tapi nyawa orang lain haruslah dipikirkan. Jika lalai memasang ranjau listrik, maka beginilah akibatnya. Fatal.� Pak Mahmud tentu tak ingin kejadian tewasnya Sailan terulang lagi. Kelalaian Pardi yang memasang ranjau listrik di ladangnya, telah memakan korban yang tak lain anaknya sendiri. Pagi itu, Sailan meminta izin padanya untuk pergi ke ladang yang tak jauh dari

rumah. Sailan pergi sendiri dan berniat memetik sayuran. Ketika janji Sailan untuk kembali ke rumah telah melampaui waktunya, maka seketika, gelisahlah seisi rumah. Pardi pun segera bergegas menuju ladang begitu ingat bahwa ranjau listrik yang ia pasang masih menyala. Raut wajahnya seketika tampak pucat. Dengan nafas tersengal-sengal, ia berlari membuka pintu ladang. Tapi segalanya telah terlambat. Betapa, begitulah akhirnya ia meratap menyaksikan tubuh Sailan yang berusia sebelas tahun itu, telah menghitam disengat listrik. Peristiwa kematian itu, sungguh membuat gempar seisi kampung. Gemparnya melebihi saat kambing milik Pardi dimangsa harimau sebulan sebelumnya. Rumahnya yang tak jauh dari tepi hutan belantara sungguh rawan dengan kedatangan harimau yang tiba-tiba. Malang Pardi datang bertubi-tubi. Sudahlah kambingnya dimangsa oleh harimau, kini giliran anaknya yang mati disengat oleh ranjau yang dipasang di ladangnya. Pak Mahmud membatin, membayangkan kematian Sailan dan rentetan kejadian hewan ternak penduduk yang dimangsa oleh harimau. Jangan lagi tebang hutan dengan sembarangan. Sudahlah, hentikan. Nanti pencipta hutan akan murka. Murka. Ada saja bala yang datang. Kali ini Pak Mahmud membayangkan tangantangan serakah yang bergentayangan di hutan bagian hulu. *** Orang-orang di kampung, bisa dikatakan tak begitu gemar beternak ikan. Meski di kebanyakan rumah, terdapat kolam ikan dengan segala macam ukuran. Namun, lebih banyak sebagai penghias saja. Dibiarkan kosong atau hanya diisi ikan seadanya untuk sekedar keperluan dapur. Tapi ada pula yang serius menggarapnya dalam jumlah besar untuk peranakan dan dijual di pasar pekan. Begitu pula dengan Pak Mahmud yang menjual ikan-ikan apabila telah panen. Kolam ikan yang terletak di belakang rumahnya itu, sungguh mendapat perhatian penuh darinya. Tiap hari, ia dengan senang hati menyemai makanan untuk ikan-ikan itu. Buk Ciani dan anaknya juga tak ketinggalan. Mereka kerap menemani Pak Mahmud di kolam. Kadang, kegiatan memancing pun dijadikan ajang siapa yang lebih tangkas mengeluarkan ikan ke daratan. Suatu ketika, pernah daun-daun pohon kelapa yang letih menahan tamparan badai, berjatuhan di tanah. Maka, sebagian ada yang menimpa permukaan kolam, hingga ikan-ikan pun sulit untuk leluasa muncul di permukaan. Melihat demikian, Pak Mahmud segera menyingkirkan daun-daun itu. Ia tahu, ikan-ikan itu gelisah

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

99


rimba utama karena hari telah beranjak petang. Sudah waktunya ia segera menyemai makanan untuk ikan-ikan kelaparan. Namun begitulah, ikan-ikan yang hidup di sungai kecil di depan rumahnya, juga rutin ia beri makan. “Kita hendaknya ikhlas memberi ikan-ikan itu makan. Dulu jumlahnya sangat banyak, dan malah mengerumuni kita saat mencuci piring di sungai. Tapi sekarang, lihatlah. Kehidupan mereka seperti mendekati kepunahan.” Tukas Pak Mahmud pada Buk Ciani. Pak Mahmud tentu masih ingat, bahwa ikan-ikan di sungai kian hari kian berkurang jumlahnya lantaran sering ditebar racun putas maupun dijala. Orang-orang membeli racun putas dan menyebarkannya dalam jumlah yang besar. Begitulah dulu ia menyaksikan orangorang kampung berhamburan masuk sungai untuk menangkap ikan-ikan yang telah mabuk. Termasuk dirinya sendiri. Ikan-ikan memang dengan mudah ditangkap saat itu. Bocah-bocah hingga ibu rumah tangga pun, tak bisa menahan diri untuk tak masuk ke sungai. Kini aku menyadari segalanya. Ikan-ikan ini harus hidup tenang dan berkembang biak sebanyak mungkin. Pak Mahmud kerap membatin saat menyemai makanan di sungai. Sungai yang dulunya bersih, sekarang dilihatnya telah mulai dipenuhi sampah. Terlebih saat ada petani yang memasang bendungan (tanggul) di sungai agar pasokan air mengalir lancar menuju sawahnya. Maka sampah-sampah pun sulit mengalir karena permukaan sungai yang rendah di bagian hilir. “Sungai ini tak seperti dulu lagi, Ciani. Jumlah ikan yang tak banyak lagi, sampah dibuang sembarangan, dan lebar sungai kian hari kian bertambah lantaran tebing digerus air deras ketika hujan. Kalau mencuci piring lebih baik di sumur saja apabila permukaan sungai rendah.” Pak Mahmud mengutarakan kekhawatirannya itu pada Buk Ciani. Mulai dari perihal ikan-ikan di sungai. Seperti yang pernah ia lihat di kota. Para pemuda bersatu menggalakkan ikan larangan. Mereka membeli benih, membersihkan sungai, dan membuat peraturan bahwa ikan tak boleh ditangkap dengan cara apapun. Orang-orang hanya boleh memancing ikan apabila telah diadakan lomba memancing oleh mereka. Kalau ini juga digalakkan di kampung, tentu suatu hal yang sangat bermanfaat. Kemudian perihal lebar sungai yang kian bertambah lantaran digerus arus sungai yang deras. Di beberapa titik, Pak Mahmud banyak menemukan tebing sungai yang runtuh dan mengenai badan jalan. Ia pikir, tebing sungai memang sebaiknya segera mungkin dibangun pondasi semen. Kalau dibiarkan, maka kian 100

DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016

hari kian banyak tebing sungai yang runtuh. Dan itu pada akhirnya terwujud. Tanpa ia sadari, orang-orang proyek dengan sendirinya memperbaiki tebing sungai dan berniat membangun pondasi sungai secara bertahap. Saat ia melewati sebuah persimpangan, terlihat plang yang menyulingkan jumlah anggaran dan rentang waktu proyek kepada setiap yang melintas. “Sungai ini akhirnya diperhatikan juga oleh orangorang di atas, Ciani. Tapi ingat, asalkan anggarannya jangan dikongkalingkongkan (diselewengkan),” celoteh Pak Mahmud pula pada sang istri suatu ketika. *** Setiap menyaksikan bocah-bocah dengan sepeda yang melintas, membelah jalan-jalan kecil pertanian menuju sekolah, terkadang hanyalah, membuat Pak Mahmud merenung panjang. Tiap pagi, jalan tradisi itu senantiasa bergegas dengan caranya sendiri. Bocahbocah ke sekolah, orang-orang ke ladang dan ke pasar, maupun para pemburu babi yang kerap tumpah ruah tiap akhir pekan. Ketika ia bayangkan kehidupan masa silam dengan kehidupan sekarang, segalanya tentu telah banyak berubah. Mereka tentu akan tumbuh kembang dan menjadi calon pemimpin, pikirnya dengan penuh harapan. Ia membayangkan hari depan yang begitu entah dilalui oleh bocah-bocah itu. Begitu pula, ketika ia melihat satu per satu rumah telah berdiri di lahan kosong di kampungnya, maka tentu kian hari kampung akan ramai. Sementara itu, apa yang terjadi di hutan, ia tentu menyayangkan sekali ulah tangan-tangan serakah. Perihal harimau yang kerap memangsa ternak, dan malah pernah menyerang peladang. Juga perihal banjir besar yang terjadi sebulan yang lalu. Ia pun mafhum, banjir memang sebuah keniscayaan. Tapi sejak ia bertahuntahun hidup di kampung, belum pernah terjadi banjir yang sebesar itu. Begitulah, sungguh begitu banyak hal yang direnungi oleh Pak Mahmud. Ingatan tentang kebakaran di ladang gambirnya dulu, banjir yang terjadi, maupun bencana-bencana alam yang terjadi di mana-mana, sungguh membuatnya khawatir. Setelah ini, apa pula yang terjadi di masa-masa yang akan datang? Di tepi kolam, di belakang rumah dengan udara dingin dan berkabut, Pak Mahmud pun kian tenggelam di kedalaman senja. Ia masih berdiri dalam keheningan. Menatap deret bukit, dan burung-burung berpulangan ke sarangnya. Dan tanpa ia sadari, butir-butir gerimis yang luruh dari langit itu pun, membasahi tubuhnya. Padang, 2014


Madu Perhutani

Madu Murni dengan Kualitas Prima DAPATkAN DI TOkO-TOkO kOPERAsI PERHUTANI


Air Perhutani asli air dari hutan

Informasi & Pemesanan Hubungi

KBM INDUSTRI PERUM PERHUTANI UNIT III -JAWA BARAT & BANTEN Jl. AH Nasution No. 413, Cilengkrang 2, Bandung Tel. 022 781 5851 Fax. 022 781 4382 Email : kbmindustri3@gmail.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.