DUTA RIMBA MAJALAH PERHUTANI
NO. 48 • TH. 8 • september - oktober • 2013
M A JA L A H
PER H U T A N I
SOSOK RIMBA
Deddi Tedjakumara:
Perhutani Butuh WISATA RIMBA
Atap Dunia di Puncak Lawu OPINI EDISI NO. 48 • TH 8 • SEPTEMBER - OKTOBER 2013
Belajar Kehumasan dari Johan Budi RIMBA DAYA
Batik Salem Brebes
BISA
SDM: BISA ASET
DUTA RIMBA MAJALAH PERHUTANI
NO. 48 • TH. 8 • september - oktober • 2013
M A JA L A H
PER H U T A N I
SOSOK RIMBA
Deddi Tedjakumara:
Perhutani Butuh WISATA RIMBA
Atap Dunia di Puncak Lawu OPINI EDISI NO. 48 • TH 8 • SEPTEMBER - OKTOBER 2013
Belajar Kehumasan dari Johan Budi RIMBA DAYA
Batik Salem Brebes
BISA
SDM: BISA ASET
SalamRedaksi
Transformasi SDM Dok. Humas PHT
ISSN: 2337-6791 Pengarah Bambang Sukmananto Direktur Utama Perum Perhutani
Penanggung Jawab Hari Priyanto Sekretaris Perusahaan dan Kepatuhan
Pemimpin Redaksi Susetiyaningsih Sastroprawiro Kepala Biro Humas, Protokoler & Kesekretariatan
Sekretaris Redaksi
P
Ruddy Purnama
Redaktur Dadang Kadarsyah • Maria Dyah • Lusia Diana
Tata Usaha M. Agus • Media Indah • Adehika • Guritno
Perwakilan Kepala Seksi Humas Perhutani Unit I di Semarang Kepala Seksi Humas Perhutani Unit II di Surabaya Kepala Seksi Humas Perhutani Unit III di Bandung
Desain & Layout Tim Duta Rimba Art Works
Alamat Redaksi Humas Perhutani Gd. Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 10 Jl. Gatot Subroto Senayan Jakarta Pusat Telp: 021 - 5721 282, Fax: 021 - 5733 616 E-mail: redaksi@perumperhutani.com www.perumperhutani.com
Naskah & Advertensi DUTA RIMBA adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan Perum Perhutani untuk berbagi informasi korporasi kepada internal dan para pihak. Redaksi menerima tulisan, artikel, naskah, dan foto-foto menarik yang sesuai dengan visi dan misi tema penerbitan DUTA RIMBA edisi berikutnya. Artikel ditulis dengan spasi ganda, maksimal lima halaman dan dikirim melalui e-mail (softcopy). Redaksi berhak melakukan editing sesuai dengan kebutuhan penerbitan. Iklan dan advertorial pada majalah DUTA RIMBA mendapatkan diskon menarik.
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
embaca yang budiman,
Apa kabar Anda saat ini? Kami sangat berharap semoga Anda sehat wal afiat dan tetap semangat untuk senantiasa memberikan dedikasi terbaik dalam setiap aktifitas sehari-hari di manapun Anda berada. Kupasan edisi kali ini sangat menarik dan seru untuk diperbincangkan: transformasi SDM excellence! Cita-cita Perhutani Excellence yang hendak dicapai pada 2020 untuk Perhutani lebih baik, mutlak harus diperjuangkan. Agenda bersama seluruh insan Perhutani itu kini bergulir dengan sejumlah program dan strategi yang telah dicanangkan. Transformasi membuat Perhutani berbenah di segala sektor, tak terkecuali sektor sumber daya manusia (SDM). Bahkan, SDM lah sejatinya kunci sukses menuju Perhutani Excellence. Perhutani yang memiliki 2,4 juta lahan hutan ibarat sebuah kapal besar dengan ribuan karyawan yang bekerja sama mengantarkan Perhutani ke pantai excellence. Ulasan seputar langkah tansformasi Perhutani kali ini dapat dijumpai pada rubrik unggulan lainnya, yakni Prima Rimba, Rimba Utama, dan Rimba Khusus. Tak ketinggalan, pada rubrik Benah Diri, Direktur Utama Bambang Sukmananto pun turut memotivasi seluruh insan Perhutani untuk meningkatkan kompetensi. Upaya peningkatan itu disertai dengan pengiriman insan-insan Perhutani ke sejumlah institusi pendidikan terkemuka, terutama untuk meningkatkan kecakapan di bidang bisnis dan industri. Agar lebih afdhol, DUTA RIMBA menghadirkan Deddi Tedjakumara, Direktur Eksekutif Prasetiya Mulya Business Executive Learning Institute, pada Sosok Rimba untuk berbagi pengalaman seputar pengelolaan SDM yang unggul. Informasi menarik juga datang dari sejumlah daerah. Anda kami ajak berselancar kuliner untuk menikmati Nasi Uceng khas Blitar. Setelah itu, silakan nikmati pemandangan indah khas alam Perhutani di air terjun Watu Jadah Lawu Selatan pada rubrik Warisan Rimba. Pada rubrik Bisnis Rimba, Anda juga dapat menikmati suguhan keindahan Curug Cilember sekaligus update informasi seputar pengelolaan bisnis wana wisata tersebut. Dan khusus bagi Anda yang suka berpetualang memacu adrenalin, kami ajak Anda untuk mendaki atap dunia di puncak Gunung Lawu. Sajian ini dapat dinikmati di rubrik Wisata Rimba. Selain rubrik-rubrik di atas, jangan lewatkan pula liputan khas DUTA RIMBA pada rubrik-rubrik lainnya, seperti Ensiklo Rimba, Rimba Daya, Inovasi, Resensi dan Pojok KPH yang kali ini menampilkan profil KPH Ciamis . Anda juga kami ajak untuk menyisir sejumlah aktifitas Perhutani di berbagai daerah di rubrik Lintas Rimba. Kami berharap kontribusi Anda untuk sumbang saran dan kritik demi kemajuan majalah kita tercinta. Salam! • DR DUTA Rimba 1
semairimba
SALAM REDAKSI BENAH DIRI • Kompetensi dan Momentum yang Pas
1 4
PRIMA RIMBA • Menuju Perhutani Exellence
6
10
RIMBA UTAMA • • • • •
Memangkas Gap Kompetensi Centre of Excellence di Asia-Pasifik Kriiing, kriiing... Belajar Pada Success Story Transformasi SDM
10 14 18 20 24
RIMBA KHUSUS • Bukan Profit Tapi Prospek • Universitas Prasetiya Mulya Wadah Menggembleng Kader Bisnis
28 35
SOSOK RIMBA • Deddi Tedjakumara Perhutani Butuh "Sniper" LINTAS RIMBA LENSA • Foto Jurnalistik Workplace Learning
38 46 54
OPINI • Belajar Kehumasan dari Johan Budi
60
WARISAN RIMBA • Air Terjun Watu Jadah Terpikat Pesona “Sang Perawan”
38 72
64
ENSIKLO RIMBA • Damar, Si Lengket yang Multiguna
68
RIMBA DAYA • Dari Hutan Salem, Batik Tulis Cicih Mendunia 72
BISNIS RIMBA • Membangun Bisnis dan Kemitraan di Curug Cilember 76
WISATA RIMBA • Mendaki Atap Dunia di Puncak Lawu
82
POJOK KPH • KPH Ciamis Membina Hubungan Harmonis dengan Masyarakat
82
86
RESENSI • Keluar dari Sandera Rutinitas
88
INOVASI • Bajos Percepat Rehabilitasi Tanah Kosong
90
RIMBA KULINER • Termehek-mehek Nasi Uceng
2 DUTA Rimba
94
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
POSRIMBA Mohon Informasi Saya berencana melakukan penelitian
dengan nomor pesawat 1025/1026. Atau
tentang Sejarah Perhutani dengan
Tangerang dengan contact person Sutisna
kekhususan pada Kehutanan Sosial (social
(085814131322)
SDM Lokal dalam Program CSR
forestry). Di mana saya bisa menemukan
Saya bangga dan mendukung
atau membaca naskah atau arsip
Pembelian Kayu
Perhutani tersebut? Silverio R. L. Aji Sampurno rioaji@XXX.com Saudara bisa datang ke kantor Perhutani terdekat atau ke perusahaan
nomor telepon (0233) 281215.
salah satu outlet di Jl. Daan Mogot No. 66
pembangunan pabrik gondorukem dan
Mohon informasi, saya ingin membeli
terpentin di Pemalang. Mohon untuk SDM
kayu jati di Bojonegoro. Ke mana yang
lokal sekitar pabrik bisa bergabung sesuai
pasti saya bisa menghubungi, karena
kualifikasi dan kompetensi. Terima kasih. Saefudin
beberapa kontak telepon tidak bisa saya hubungi? Terima kasih.
kehutanan yang ada di Manggala Wanabakti Senayan Jakarta.
Kumpulan Sarjana Akuntansi, Teknik Jiman
Mesin
sipuspajp@XXX.co.id
Jl Melon 76 Sewaka Pemalang HP 081914143410
Untuk informasi lebih lanjut, Bapak
Mitra Madu Perhutani Saya dan keluarga sudah sering
saefudinzufri33@XXX.com
bisa menghubungi KPH Bojonegoro di alamat berikut:
Terima kasih atas saran saudara. Saran
mengonsumsi produk Madu Perhutani
KBM Pemasaran Kayu II
kami tampung, dan mudah-mudahan
dan merasakan manfaatnya. Kami terpikir
Jl. Wolter Mongisnsidi, Sukorejo
dapat terrealisasi.
untuk menjual Madu Perhutani di tempat
Kompleks TPK Bojonegoro
tinggal kami (saya di Bandung Barat
Jawa Timur
dan adik saya di Perumahan Citra Raya
Telp (0353) 881446,
Tangerang). Bagaimana caranya kami
Faks (0353) 881446
Menanyakan Data Saya ingin bertanya, data tentang produksi kayu jabon bisa didapatkan di
bisa menjadi mitra usaha produk Madu
mana? Karena sebelumnya saya sudah
Perhutani? Mohon informasi, ya. Terima
Kayu Jabon
kasih sebelumnya. Susanna Laoensia
mencari dari sumber BPD dan Kemenhut,
Dengan Hormat,
namun tidak ditemukan. Terima kasih. Novita Nurul Siddiqah
Saya ingin bertanya, apakah Perhutani
susanna_laorensia@XXX.com
juga melakukan pembelian Kayu Jabon? Untuk informasi lebih lengkap silakan
novita.siddiqah05@XXX.com
Kami dan sekitar penduduk Majalengka Untuk informasi yang lebih lengkap,
menghubungi bagian Penjualan di Gedung
sedang menanam Pohon Jabon di desa
Manggala Wanabakti, Blok 7 lantai 11,
Lemah Sugih. Terus terang, kami tidak
silakan menghubungi bagian PSDH di
memiliki channel (saluran) atau informasi
Gedung Manggala Wanabakti, Blok 7
tentang orang yang dapat membeli Kayu
lantai 11, dengan nomor ekstensi 1113.
Jabon apabila sudah dipanen. Koperasi
Lowongan
pertani yang ada di Majalengka tidak memiliki informasi tersebut. Sebelum dan
Saya Hayun, 22 tahun. Saya ingin
sesudahnya, saya mengucapkan terima
menanyakan, adakah lowongan pekerjaan
kasih yang sebesar-besarnya.
di Perhutani? Tan
Hayun
mtt041071@XXX.com
hayunsumirat@XXX.com
Untuk informasi lebih lengkap,
Redaksi menerima banyak e-mail
silakan menghubungi Bagian Pemasaran
tentang lowongan pekerjaan di Perum
di Gedung Manggala Wanabakti, Blok
Perhutani. Saat ini Perum Perhutani
7 lantai 11, dengan nomor pesawat
belum ada penerimaan karyawan baru.
1025/1026, atau bisa juga langsung
Info tentang lowongan pekerjaan, dapat
mendatangi kantor KPH Majalengka di Jl
dilihat di website Perum Perhutani www.
Kehutanan No 205 Majalengka dengan
perumperhutani.com.
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 3
BENAHDIRI
Kompetensi & Momentum yang pas
I
Dok. Humas PHT
barat roda yang terus berjalan RKAP 2013 sebesar Rp 195,12 ke depan, maka tak ada kata triliun. berhenti apalagi mundur. Dari gambaran kinerja tersebut Tranformasi bisnis Perhutani memperlihatkan, transformasi yang telah dicanangkan oleh Perhutani yang diawali dengan manajemen kini mulai terlihat penataan bisnis dan proses inti polanya. Dari sisi goal yang memiliki momentum yang cukup hendak dicapai sudah terumuskan bagus. Setidaknya apa yang telah dengan jelas, bahwa korporasi ini dilakukan selama ini memberikan pada tahun 2020 harus menjadi harapan bahwa bila seluruh insan “Perhutani Excellence”. Untuk Perhutani serius menanggani mencapai cita-cita tersebut, telah Perhutani secara profesional, tentu dicanangkan beberapa tahapan akan semakin terbuka jalan untuk (road map), di mana pada mencapai Perhutani Excellence. 2013-2014 merupakan tahapan Dalam penataan bisnis dan penataan bisnis dan proses inti. proses inti ini, boleh dibilang Pada tahapan ini ada beberapa masih pada tahap pembenahan. insiatif dan pilihan peluang bisnis Untuk merespon tahapan ini, Bambang Sukmananto Direktur Utama Perum Perhutani yang akan dimasuki oleh Perhutani. organisasinya nanti juga harus Sejalan penataan bisnis dan terpisah. Bisnis sendiri, industrinya proses inti, pada 2013 Perum sendiri dan tanamnya sendiri. Perhutani siap menjalankan bisnis industri hilir dengan Bisa saja untuk bisnis ini merekrut orang-orang luar. dibangunnya Pabrik Derivatif Gondorukem Terpentin Kemudian kaitannya dengan aset, juga harus merekut menyusul industri plywood. Dengan hadirnya dua orang-orang yang tahu masalah sipil. Mereka ini orangpabrik tersebut, Perhutani mengimplementasikan orang yang punya keahlian untuk mengelola. Pada 2014 hilirisasi sebagaimana digariskan oleh pemerintah ini memang sudah kita siapkan. SDM ini menyeluruh untuk menciptakan nilai tambah komiditas. Pada sisi sampai ke bawah. Kalau kita punya duit itu bisa kita lain Perhutani juga mengimplementasikan transformasi angkat semua. bisnisnya dalam mencari peluang-peluang baru untuk Selain itu juga akan merekut ahli-ahli hukum. Mereka meningkatkan kinerja perusahaan. ini kita perlukan untuk negoisasi bisnis. Mungkin selama Di tengah penataan bisnis dan proses inti, ini Perhutani tidak fokus masalah legal. Kita ini kalau perkembangan yang cukup menaik dari kinerja bicara hukum biasanya masalah pertanahan, agraria. Tapi perusahaan. Sampai dengan Juni 2013 pendapatan untuk bisnis, negosiasi tentu saja belum, karena kita tidak perusahaan mencapai Rp 1,78 triliun atau 45% dari punya orangnya. Dengan perubahan itu juga Perhutani RKAP tahun 2013 sebesar Rp 3,95 triliun. Namun butuh akunting dari luar. yang mengembirakan dari pendapatan sebesar itu Memang masih akan banyak tantangan sekaligus keuntungan perusahaan sampai dengan pertengahan peluang yang kita hadapi. Namun dari transformasi tahun mencapai Rp 465 miliar atau 238% bila dibanding bisnis Perhutani ini, masalah mendasar yang harus
4 DUTA Rimba
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
disiapkan oleh Perhutani adalah masalah sumber daya Bahkan tidak hanya itu saja untuk meningkatkan manusia (SDM). Karena ini menyangkut mindset seluruh kualitas SDM Perhutani, Pusdiklat Perhutani juga akan insan Perhutani harus berubah. Dalam transformasi bisnis direvitalisasi. Dari sisi kurikulum misalnya. Bila selama Perhutani untuk masuk di industri hilir ini membutuhkan ini pendidikan di Pusdiklat lebih banyak mendapat mindset yang berbeda dengan era sebelumnya. pelajaran teknis di bidang kehutanan. Ke depan harus Saya teringat dengan apa yang ditegaskan Menteri dimasuki pelajaran dari luar, misalnya soal marketing, Kehutanan Bapak Zulkifli Hasan pada peringatan bisnis, manajemen industri. Untuk memberikan pelajaran ulang tahun Perhutani ke-52 di Madiun. Perhutani di bidang bisnis ini bisa saja didatangkan para ahli dari Excellence, tak hanya dalam menanam, tetapi juga dalam kalangan akademisi dan profesional dari luar Perhutani. berbisnis. Mengapa demikian? Karena dalam soal bisnis, Untuk merespon transformasi bisnis, Perhutani harus Perhutani masih dirasa lemah. Meski memiliki banyak berani melakukan perubahan secara fundamental di aset perusahaan, Perhutani belum lembaga pendidikannya. Karena maksimal menggunakannya sebagai Pusdiklat terletak di Madiun, sumber pendapatan perseroan. Perhutani bisa saja bekerja sama Kalau dalam soal menanam, dengan perguruan tinggi terkenal kemampuan Perhutani tak perlu misalnya di Malang dan Surabaya. disangsingkan lagi. Harapan hidup Bisa saja bekerjasama dengan tanaman Perhutani mencapai 93%, Universitas Brawijaya, Airlangga, sementara di luar Jawa itu hanya maupun Institut Teknologi Surabaya Perhutani membuat 67%. Dalam soal menanam Perhutani (ITS). Tenaga pengajar yang qualified terobosan dengan tentu juaranya. Namun dalam urusan di perguruan tersebut kita minta mengirim sejumlah bisnis Perhutani masih tertinggal. mengajar di Pusdiklat Madiun. personilnya ke Untuk berhubungan langsung Selain itu, mengingat Universitas Prasetya dengan para pelaku bisnis, perhutani keterbatasan biaya pendidikan yang Mulia, agar mereka banyak menyerahkan pada mitra dimiliki oleh perusahaan, pendidikan kerja. Sehingga nilai tambah yang memiliki kecakapan dan di Pusdiklat ini dilakukan pemadatan. didapat kurang optimal. Bila sebelumnya pendidikan skill di bidang bisnis Berdasarkan realitas semacam itu berlangsung dua bulan, ke dan industrialisasi, itu, Perhutani membuat terobosan depan pendidikannya dilakukan sehingga kelak mereka pemadatan selama satu bulan. dengan mengirim sejumlah ini bisa menjadi personilnya ke Universitas Prasetya Dengan pemadatan ini diharapkan ujung tombak untuk Mulia, agar mereka memiliki yang mengikuti pendidikan di kecakapan dan skill di bidang bisnis Pusdiklat akan semakin banyak, menggerrakan bisnis dan industrialisasi, sehingga kelak sehingga kesiapan SDM Perhutani Perhutani, termasuk mereka ini bisa menjadi ujung untuk melakukan tranformasi bisnis berhubungan dengan tombak untuk menggerakkan bisnis semakin cepat pula. para pelaku bisnis di Perhutani, termasuk berhubungan Saya termotivasi untuk sektor kehutanan. dengan para pelaku bisnis di sektor mempercepat pembenahan SDM ini, kehutanan. Pada gelombang selain karena tuntutan transformasi, pertama ini, saya berharap mereka mampu menularkan pada sisi lain juga untuk mengantisipasi era pasar virus-virus perubahan. Karena kalau tidak memberikan bebas ASEAN pada 2015. Di mana pada era tersebut efek perubahan, pendidikan itu tidak berhasil. tak ada hambatan lagi perdagangan dan jasa ke luar Pendidikan itu hanya lewat saja. Mereka yang telah masuk di kawaasan ini. Tak ada perangkat regulasi mengikuti pendidikan seharusnya bisa ikut mencerahkan yang bisa menghambat pergerakan tenaga-tenaga lingkungan terdekatnya untuk bisa lebih produktif. profesional di kawasan ini. Saya tidak menginginkan di Pendidikan dan pelatihan semacam ini akan terus era ini, jabatan-jabatan tertentu di Perhutani diisi oleh dilanjutkan mulai dari pegawai paling bawah hingga para profesional di negara lain. Mulai dari sekarang kita jajaran top level manajemen. Direksi pun juga harus semua insan Perhutani harus bergerak meningkatkan mengikuti kursus singkat misalnya tiga hari. Pengayaan kompentensinya, agar perusahaan tempat kita berkarya harus dilakukan untuk meningkatkan ketajaman dalam ini, mampu kita kelola oleh anak bangsanya sendiri. melakukan proses bisnis bagi perusahaan. Semoga. • DR
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 5
primarimba
Menuju
Perhutani Excellence
Dok. Humas PHT
“Mengapa Beberapa Perusahaan Berhasil Melompat ke depan, dan perusahaan lain tidak?” Jim Collins, Good to Great (2004).
6 DUTA Rimba Dok. Humas PHT
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
P
ertanyaan Collins tersebut, kiranya tepat juga ditanyakan kepada seluruh insan Perum Perhutani. Banyak contoh sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sebelumnya stagnan, bahkan merugi, kini sudah banyak melompat jauh ke depan. Bahkan ada yang sudah berada di depan dan kini sudah ada pula yang masuk dalam daftar Fortune 500. Ambil contoh Pelindo II, PT. Kereta Api Indonesia (KAI), dan PT. Pertamina (Persero), merupakan BUMN yang kini telah melompat jauh ke depan. Pelindo II, setelah mengubah jam operasional pelabuhan menjadi 24 jam, kinerjanya meningkat dua kali lipat. PT. Kereta Api Indonesia yang telah mengubah haluan bisnisnya dari productoriented ke customer focused, telah mendongkrak kinerjanya. Bila pada tahun 2009, PT. KAI masih merugi Rp 83,4 miliar, pada 2012 telah mengantongi keuntungan Rp 300 miliar. Begitu pula Pertamina yang langkahnya sudah jauh ke depan, kini telah menancapkan prestasinya secara global. Di tengah-tengah menurunnya pamor perusahaanperusahaan Amerika dan Eropa yang dalam puluhan tahun mendominasi peringkat perusahaan kelas dunia pada Fortune 500. Pertamina justru menjadi satu-satunya perusahaan nasional yang masuk dalam urutan 122 di majalah bergengsi tersebut. Kehadiran Pertamina itu ikut mengukuhkan bangkitnya perusahaan Asia menjadi raksasa global. Dari beberapa BUMN yang menorehkan prestasi yang cukup cemerlang, bagaimana dengan Perhutani? Bila dibanding dengan Pelindo II dan PT. KAI, sesungguhnya Perhutani mempunyai modal awal
yang jauh lebih bagus. Sekarang ini, perusahaan masih memiliki omzet Rp 4 triliun dan keuntungan di atas Rp 350 miliar. Bandingkan dengan PT. KAI, yang ketika mengawali perubahan masih menderita kerugian Rp 83,4 Miliar. Tapi kini, keuntungan PT. KAI sudah hampir sama bahkan melebihi Perhutani? Pertanyaannya, apakah Perhutani tak bisa lagi digenjot untuk bisa melangkah jauh ke depan? Perhutani yang didirikan pada tahun 1972 dengan pengelolaan sumberdaya hutan di Pulau Jawa dan Madura hampir mirip dengan Walgren, perusahaan di negeri Paman Sam. Selama 40 tahun, Walgreen dikenal sebagai perusahaan dengan prestasi sedang, kurang lebih dengan pasar secara umum. Namun entah dari mana asalnya, pada tahun 1975, menurut Jim Collins dalam bukunya Good To Great, kinerjanya terus menanjak. Dari tanggal 31 Desember 1975 sampai 1 Januari 2000, dari US$1 yang ditanamkan dalam Walgreens mengalahkan US$1 yang ditanamkan di Intel, dua kali di General Electric, lima kali pada Coca Cola dan delapan kali dari pasar saham secara umum. Bagaimana sebuah perusahaan dengan sejarah demikian panjang tanpa prestasi mengalami transformasi sendiri menjadi institusi bisnis dengan pemimpin paling baik di dunia? “Dan mengapa Walgreens mampu melakukan lompatan kalau perusahaan lain dalam industri yang sama dengan peluang dan sumber daya yang serupa tidak membuat lompatan?” tanya Collins. Pertanyaan semacam itu, tampaknya juga menggelitik jajaran Direksi Perhutani yang mendapat amanah dari negara untuk mengomandani pengelolaan hutan di Pulau Jawa dan Madura ini. Perusahaan yang memiliki kawasan hutan seluas 2,4 juta hektar, apa tidak
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
mungkin bisa melakukan lompatan ke depan? Pertanyaan semacam itu, tampaknya yang mendorong Perhutani di bawah komando Dr. Bambang Sukmananto, Direktur Utama Perum Perhutani menancapkan transformasi di tubuh Perhutani. Transformasi ini terlihat dalam Road Map perusahaan sebagaimana digambarkan oleh Bambang tentang “Kebijakan Penataan Industri Kehutanan Perum Perhutani” di Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2013. Dalam road map tersebut, Perhutani Excellence akan dicapai pada 2020. Secara umum Excellence banyak diberi makna sempurna. Namun ada juga yang merumuskan Excellence itu sesuatu yang lebih dari rata-rata, standar atau ekspektasi yang berlaku saat itu. Bahkan ada juga yang mendefinisikan Excellence merupakan pola pikir (mindset/ mental process) mengenai hal yang ideal. Tetapi Excellence tidak melulu berurusan dengan hal-hal yang besar. Perhutani Excellence, adalah sebuah gambaran bagaimana perusahaan ini memperlihatkan
beberapa BUMN yang menorehkan prestasi yang cukup cemerlang, bagaimana dengan Perhutani? Bila dibanding dengan Pelindo II dan PT. KAI, sesungguhnya Perhutani mempunyai modal awal yang jauh lebih bagus. DUTA Rimba 7
primarimba gairah keunggulan untuk mencapai hasil yang terbaik, yang terefleksikan oleh para karyawannya yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan sehingga tercapai kepuasan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). Pada posisi ini, seluruh insan Perhutani harus konsisten menunjukkan kinerja yang terbaik dan selalu mengembangkan diri untuk mempelajari hal-hal yang baru. Dari gambaran secara umum tersebut, sesungguhnya Perhutani Excellence, tak hanya dalam menanam, tetapi juga dalam berbisnis. Mengapa demikian? Karena sebagaimana sering diungkapkan Menteri Kehutanan Zulkifli Hassan, dalam soal bisnis ini, Perhutani masih dirasa lemah. Meski memiliki banyak aset perusahaan, Perhutani belum maksimal menggunakannya sebagai sumber pendapatan perseroan. “Perhutani jangan hanya canggih dalam menanam, tetapi juga canggih dalam berbisnis,” kata Menhut saat peringatan ulang tahun Perhutani ke52 di Graha Wana Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Perhutani di Mediun akhir Maret 2013. Untuk menjadikan asetaset Perhutani menjadi sumber pendapatan perusahaan, road map menuju Perhutani Excellence 2020 menggariskan pada 20132014 sebagai era penataan bisnis dan proses inti. Dalam penataan ini selain dilakukan analisis situasi, juga dilakukan pilihan inisiatif strategis dan execution enables 2013-1014. Dalam transformasi menuju Perhutani Excellence, yang menjadi kunci adalah masalah SDM. Perhutani memiliki hutan 2,4 juta hektar itu merupakan potensi yang luar biasa. Namun itu kalau hanya menjadi wacana tentu tak akan ada hasil yang harus dirasakan. Namun, untuk menjadikan potensi menjadi value itu ternyata tidak mudah. Agar potensi
8 DUTA Rimba
“Bila SDM Perhutani tidak siap, bukan tidak mungkin untuk level jabatanjabatan tertentu nantinya bisa diisi oleh pekerja dari negara tetangga,” tegas Bambang Sukmananto. menjadi value dibutuhkan orang yang mengelola perusahaan secara berharga. Di sinilah SDM menjadi kuncinya. Memang dalam soal SDM ini, problem yang dihadapi oleh Perhutani, perusahaan ini di satu sisi memiliki karyawan dalam jumlah cukup banyak. Tetapi di sisi lain, perusahan ini juga memilliki keterbatasan tenaga dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh bisnis dan industri kehutanan, yang kini tengah digenjot oleh Perhutani untuk meningkatkan kinerjanya. Untuk menata SDM agar memiliki signifikansi terhadap kebutuhan Perhutani Excellence memang perusahaan telah melakukan beberapa terobosan. Seperti misalnya menata organisasi perusahaan, merevitalisasi lembaga pendidikan, dan mengirim SDMSDM Perhutani untuk mengikuti pendidikan manajemen di berbagai lembaga pendidikan manajemen terkenal di tanah air.
Semua itu dilakukan oleh Perhutani, bukan hanya sekadar dalam rangka memenuhi tranformasi bisnis Perhutani. Tetapi juga untuk mengantisipasi kawasan perdagangan bebas Asean pada 2015. Di mana pada era ini, orang dari negara mana saja bebas masuk dan keluar di Indonesia. “Bila SDM Perhutani tidak siap, bukan tidak mungkin untuk level jabatan-jabatan tertentu nantinya bisa diisi oleh pekerja dari negara tetangga,” tegas Bambang Sukmananto. Pada era ini persaingan bisnis tak hanya antara negara dengan negara, perusahaan dengan perusahaan, tetapi persaingan bisa terjadi antar individu pekerja. Mereka yang berkualitas, tentu yang akan bisa memenangkan pasar kerja, termasuk dalam hal ini di Perhutani. Karena itu sekarang lah momentumnya bagi Perhutani untuk menggenjot kualitas SDM sebagaimana yang dibutuhkan oleh bisnis Perhutani.
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Untuk menggenjot kualitas SDM Perhutani, sebagaimana digambarkan oleh Bambang Sukmananto, tak hanya di jajaran manajemen menengah, tetapi akan dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari level di tingkat bawah, sampai dengan direksi. “Direksi ini juga harus mengikuti pelatihan, barangkali tiga hari, untuk mengasah mereka agar memiliki ketajaman dalam pengembangan bisnis,” tambah Bambang. Dalam kerangka Perhutani Excellence 2020 di tengah jumlah karyawan Perhutani sebagaimana digambarkan Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum, Achmad Fachrodji, ibarat penumpang kereta api di India yang sesak dan padat hingga bergelantungan di lokomotif dan gerbong. Pertanyaannya, apakah harus dikurangi penumpangnya atau ditambah gerbongnya. “Direksi memutuskan untuk melakukan duaduanya,” tegasnya. Untuk tahun 2014, Perhutani akan melakukan program Golden Shake Hand. Program ini bukanlah untuk pengurangan karyawan. Namun sebuah tawaran kepada karyawan yang kurang merasa pas bekerja di Perhutani. Atau pada unit-unit tertentu, di mana unit tersebut tak mampu menghela karyawan yang ada di unit tersebut, maka sudah disiapkan golden shake hand-nya.
”Itu salah satu untuk mengurangi penumpangnya,” kata Fachrodji. Masalahnya bagaimana kalau penumpangnya tak bisa berkurang banyak. Tentu gerbongnya harus ditambah, dengan menumbuhkan peluang-peluang bisnis baru. Peluang bisnis baru itu tak akan bisa tumbuh kalau SDM Perhutani tidak menyadari betapa besarnya peluang bisnis baru di Perhutani. Bisnis inti Perhutani ini adalah pengelolaan hutan. Namun demikian bisnis kehutanan dan pertanian pada umumnya, faktor lahan itu berperan penting. Setiap petak hutan harus ditingkatkan produksinya, baik kayu maupun non kayu. Banyak kalangan mengumpamakan lahan hutan itu seperti lahan pertanian dan perkebunan. Kalau satu hektar ditanami 10 pohon durian saja dan setiap pohon durian itu bisa menghasilkan Rp 3 juta, maka kesepuluh pohon itu bisa menghasilkan Rp 30 juta per hektar. Padahal Perhutani memiliki lahan 2,4 juta hektar. Harusnya berapa triliun? “Cuma kalau mengumpamakan dengan durian jangan-jangan kita salah. Karena kalau sudah panen, jangan-jangan sudah busuk semua. Sehingga tak bisa dijual,” tambah Fachrodji. Maka perumpamaan yang tepat adalah pada komoditas yang
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
berlaku pada sektor perkebunan. Di mana seluruh areal perkebunan milik Perhutani ditanami semua, lalu dihitung berapa produksi yang bisa dihasilkan. Pendapatan Perhutani pada 2014 antara Rp 3,4 s/d Rp 4 triliun. Padahal sebelumnya diproyeksikan pada 2014 pendapatan Perhutani sebesar Rp 8,2 triliun. “Dua kali lipat. Sehingga ekspektasi karyawan mengenai pendapatannya otomatis juga meningkat dua kali lipat. Karena pendapatan tidak bisa mencapai sebagaimana RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan), maka dikoreksi sesuai dengan kondisi faktual. Kalau tidak bisa sesuai dengan RJPP, berapa persen kenaikannya. Jangan-jangan stagnan. Jangan-jangan 2014 sama dengan 2013, atau bahkan menurun, karena masih dominasi kayu. Non kayunya masih getah dan gondorukem,” gambar Fachrodji Direktorat SDM tentu mempunyai tugas untuk mengawal SDM ini memenuhi tuntutan tranformasi bisnis perusahaan. Dalam konteks ini, perusahaan meminta karyawan meningkat kompetisinya. Sedangkan dari sisi karyawan meminta agar perusahaan meningkat kesejahteraan mereka. Dua dimensi yang berbeda ini harus dipertemukan agar peningkatan remunerasi dibarengi pula dengan kompetensi. Mulai tahun 2012, Perhutani sudah menggulirkan pengelolaan SDM berbasis kompetensi. Tiap individu karyawan diukur kompetensinya dengan tools pengukuran yang disebut Competency Level Index (CLI). Alat ukur ini yang menilai adalah atasan, bawahan, kiri, kanan, sampai 360 derajat, sehingga diharapkan obyektif. Dari CLI itu terdapat gap antara tuntutan level kompetensi yang diinginkan perusahaan sama kompetensi yang dia miliki. Gap itu haruslah diisi dengan pelatihan-pelatihan. • DR
DUTA Rimba 9
Dok. Humas PHT
RIMBAutama
10 DUTA Rimba Dok. Humas PHT
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Memangkas
Gap Kompetensi Transformasi korporat ibarat mendaki gunung dengan medan yang terjal. Tantangan terberat adalah mengubah mindset manusia yang menggerakkan perusahaan. Manusia yang sering dininabobokkan oleh kemapanan, terkadang selalu mencari pembenar untuk tidak mau berubah. Hal semacam itu tak hanya dialami oleh perusahaan kecil dan menengah. Perusahaan raksasa dunia pun juga sering terjebak dengan kemapanan, sehingga butuh effort yang besar untuk berubah.
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 11
rimbaUTAMA
I
BM (International Business Machines) Corporation, perusahaan teknologi informatika terbesar dunia dari negeri Paman Sam ini, misalnya, pernah terjebak dalam sebuah kemapanan, sehingga nyaris membangkrutkan perusahaan. Pada tahun 1980, perusahaan pembuat komputer yang didirikan pada 1889 oleh Herman Hollerith itu mengalami puncak keemasannya sebagai perusahaan terbesar dunia. Sayangnya keberhasilan yang dicapai membuat perusahaan ini super tambun. Ibarat orang yang limbung karena kekenyangan, kemampuan mengendusnya menjadi lemah ketika pasar mulai menghendaki komputer yang ukurannya lebih kecil. Selain kurang peka, mereka justru menyangkal adanya realitas baru. Mereka tetap percaya pada kekuatan produknya, yaitu mainframe. Memasuki tahun 1990-an IBM mulai jalan tersendat-sendat. Tubuhnya besar tapi jalannya melambat, karena pasar kurang mengajak berlari. Untunglah IBM segera menyadari dan mendapatkan seorang change maker yaitu CEO Leu Gestetner. Leo segera melakukan transformasi besarbesaran untuk mengubah masa depan, melakukan penataan bisnis, memperbaiki struktur, mengganti orang, menghilangkan lemak-lemak yang ada di perusahaan. Langkah itu bisa menyelamatkan IBM karena menurut Jonathan Mantle dalam bukunya “Companiesthat Changed the World”, perusahaan tersebut mampu melakukan self reinvention yang bergantung pada kaliber orangorang yang bekerja di perusahaan tersebut untuk melakukan perubahan. Apa yang dilakukan IBM pada 20 tahun yang lalu, kini tengah dilakukan oleh Perum Perhutani. Tampak seperti terlambat, sekalipun
12 DUTA Rimba
dalam perubahan itu tak mengenal ketinggalan kereta. Dimensi ruang dan waktunya sangat situasional. Pada tahun 1900-an, bisa jadi Perhutani justru berada di posisi puncak. Bila pada era 1960-1970, Perhutani berhasil mengajak masyarakat menanam tanaman keras pada lahan kosong, termasuk dalam hal ini tanaman Jati, pada era-1900, kayu-kayu tersebut sudah bisa ditebang dan dipanen, hingga memperkuat pundi-pundi Perhutani. Namun setelah di era keemasan tersebut, Perhutani menjadi tambun dan banyak lemak-lemaknya hingga susah bergerak. Kondisi tersebut makin diperparah dengan adanya pengrusakan dan perambahan hutan di Pulau Jawa pasca reformasi. Hutan gundul terjadi di mana-mana. Kondisi ini semakin membangkitkan kesadaran baru, Perhutani harus berubah. Tak hanya dalam melakukan penghijauan kembali hutan-hutan yang gundul, tetapi juga melakukan transformasi bisnis. Hal ini sebagaimana sering diungkapkan oleh Dirut Perhutani Bambang Sukmananto, Perhutani dewasa ini harus dikelola secara korporasi, bukan secara birokrasi sebagaimana pada tahun 90-an. Menyusun Road Map Dalam melakukan transformasi bisnis, korporat ini sudah mulai melangkah menyusun road map Perhutani Excellence yang harus dicapai pada 2020. Ketika Perhutani Excellence itu sudah berjalan, sebagaimana dijelaskan oleh Direktur SDM dan Umum Achmad Fachrodji, karyawan sudah nyaman bekerja sehingga bisa berkarya secara produktif. Sementara dari sisi lingkungan, tak ada ketakutan bahwa Pulau Jawa akan tenggelam. Tak ada banjir dan longsor, karena pulau ini sudah hijau royo-royo hasil tanam dekade belakangan ini. Sementara
dari sisi bisnis pendapatan Perhutani sudah meningkat dua kali lipat bila dibanding dengan pendapatan sekarang ini yang mencapai Rp. 4 triliun. “Semua insan Perhutani harus optimis untuk bisa mencapai Perhutani Excellence,” tegasnya. Tantangan terberat dalam transformasi binis korporasi, sebagaimana digambarkan Rheinald Kasali dalam bukunya “Power House” adalah bagaimana kesiapan SDM di perusahaan tersebut. Perhutani harus dikelola oleh individu alpha, individu-individu nomor satu, paling tangguh, unggul superior dan terbaik. Perubahan tidak boleh hanya dibebankan ke pundak para pemimpin. Di sebuah organisasi besar perubahan hanya bisa bergerak dan selesai apabila dipanggul bersama-sama oleh seluruh individu. Untuk menghasilkan individu alpha, idealnya dimulai dari tahap perekrutan karyawan. Namun, memulai dengan perekrutan di tengah gemuknya karyawan Perhutani tampaknya terlalu ideal, sekalipun itu tetap dilakukan. Agar konsep individu alpha ini lebih implementatif, Perhutani menerapkan pengelolaan sumber daya manusia berbasis kompetensi (CBRM). Di mana dalam sistem ini seorang karyawan dibayar sesuai dengan kinerjanya. Dalam CBRM ini, sekalipun orang memiliki pangkat dan jabatan sama, gajinya belum tentu sama. Yang membedakan adalah insentifnya. Bagi mereka yang berkinerja optimal, tentu insentifnya akan terima lebih besar. “Itulah sebabnya setiap tahun kita selalu menganggarkan insentif,” tambah Fachrodji. Insentif ini dibayarkan per triwulan, berdasarkan kinerja. Ada yang mendapat ada yang tidak. ”Itulah makanya, karyawan akan malu kalau membawa pulang ke rumah
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Dok. Humas PHT
“Pak Dirut konsen-nya bukan pada senioritas, tetapi pada kemampuan personal teman-teman,” tegas Fachrodji.
gaji dan insentifnya berbeda dengan tetangganya meskipun jabatannya sama,” katanya. “Jadi seorang isteri pun akan memberikan spirit kepada suaminya. Karena masalah kinerja sesungguhnya menjadi bagian tak terpisahkan dari keluarga,” imbuhnya. Selain kinerja, kini Perhutani juga mengembangkan gaji online. Setiap karyawan bisa mengecek gajinya pada bulan ini. Dengan kinerja sekian, maka insentif sekian, gaji sekian dan ini dapat sekian. Itu gaji online. Mereka bisa mengecek melalui pasword-nya masing-masing. Selain masalah gaji, dalam pengelolaan sumber daya manusia berdasarkan kompetensi, muncul pertanyaan: seberapa banyak karyawan yang memiliki kompetensi
diinginkan perusahaan? Dari hasil assesment lembaga independen terhadap perusahaan sejenis, 14 BUMN perkebunan dan 6 BUMN di bidang kehutanan, Perhutani menduduki rangking tertinggi di bidang kecerdasan. Namun secara faktualnya, khususnya dilihat dari kinerja, performance dalam melakukan tindakan pekerjaan (action), Perhutani tidak terlalu tinggi. Gap-nya jauh. Seperti misalnya dari target indek kompetensi (CLI) yang ditetapkan perusahaan sebesar 65%, yang bisa memenuhi CLI baru 63,88%. Dari gambaran tersebut, Perhutani memang harus bekerja keras untuk meningkatkan kompetensi karyawannya agar
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
memiliki signifikansi transformasi bisnis korporat. Adanya gap kompetensi tersebut, menjadi tugas Direktorat SDM dan Umum untuk mengisi melalui pendidikan dan latihan, agar minimal indek CLI itu bisa mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan, bahkan kalau bisa lebih tinggi. Bagi yang gap-nya besar, umumnya mendapat prioritas terlebih dahulu mendapat pendidikan dan pelatihan. Sementara bagi mereka yang gapnya kecil mendapat pendidikan dan pelatihan di urutan belakang. Tapi di Perhutani justru di balik. Yang gap CLI-nya kecil justru didahulukan untuk mengikuti pendidikan dan latihan. Mereka justru yang mendapat prioritas untuk diakselerasi. Mereka yang dikirim ke Universitas Prasetiya Mulia untuk mengikuti pendidikan bisnis, adalah mereka yang gap CLI-nya kecil. Kebijakan ini, memang terkesan kurang adil. Mereka yang gap kompetensinya besar malah seakan ditinggal. “Pak Dirut konsen-nya bukan pada senioritas, tetapi pada kemampuan personal teman-teman,” tegas Fachrodji. Program pendidikan dan latihan bisnis ini tentu akan terus dilanjutkan di tahun-tahun mendatang, untuk mengakselerasi transformasi binis menuju Perhutani Excellence. Pilihannya bisa saja ke Universitas Prasetya Mulia, tetapi bisa juga di lembaga pendidikan yang lain. Namun yang tidak kalah pentingnya, Perhutani juga akan melakukan revitalisasi Pusdiklat agar menjadi ujung tombak untuk mendidik dan melatih insan Perhutani. Revitalisasi ini dilakukan secara mendasar, baik kurikulum, waktu belajar maupun tenaga pengajar. Melalui revitalisasi ini kelak Pusdiklat Perhutani mampu menghasilkan insan-insan Perhutani yang excellence. Semoga. • DR
DUTA Rimba 13
rimbaUTAMA
Centre of Excellence di Asia-Pasifik
Dok. Humas PHT
Bila dibandingkan dengan Pusat Pendidikan dan Latihan Kehutanan, Pusdiklat SDM Perhutani di Mediun, Jawa Timur cukup representatif. Pusdiklat ini memiliki 12 kelas dan 124 kamar asrama yang bisa menampung hampir 400 orang. Pusdiklat dilengkapi fasilitas modern seperti perpustakaan, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa.
14 DUTA Rimba
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 15
Dok. Humas PHT
rimbaUTAMA
D
ari sisi fisik bangunannya, Pusdiklat SDM Perhutani kokoh dan tak perlu diragukan lagi sebagai tempat untuk menggembeleng para rimbawan. “Ini malah sudah lebih bagus dibandingkan Pusdiklat yang dimiliki lembaga-lembaga lain, termasuk milik Kementerian Kehutanan,” kata Direktur SDM dan Umum Perum Perhutani Achmad Fachrodji. Adanya Pusdiklat yang cukup representatif ini mendorong Dirut Perhutani Bambang Sukmananto untuk menjadikannya sebagai model pendidikan Kehutanan di Asia-Pasifik. “Atau minimal untuk Asia Tenggara,” tambah Fachrodji. Untuk menjadikan Pusdiklat Kehutanan di Asia-Pasifik, Perhutani bertekad melakukan revitalisasi Pusdiklat ini secara menyeluruh
16 DUTA Rimba
agar bisa memberikan pengayaan dan meningkatkan kualitas SDM yang dibutuhkan industri kehutanan. Target awal adalah untuk menyiapkan SDM Perhutani agar tidak hanya memahami masalah teknis kehutanan, tetapi juga menyiapkan skill mereka di bidang bisnis dan Industri. Perhutani yang pada tahun 2013-2014 ini mulai menata bisnis dan proses inti serta mulai masuk ke industri hilir, tentu membutuhkan tenaga-tenaga yang memahami dan memiliki skill di bidang industri dan bisnis. Insan Perhutani ke depan harus memiliki tenaga-tenaga marketing dan jago-jago lobi yang dihasilkan Pusdiklat ini. Mengingat anggaran pendidikan dan latihan Perhutani itu sangat terbatas, maka pelaksanaan pendidikan juga dilakukan pemadatan. Hal ini dimaksudkan juga
agar semakin banyak insan Perhutani yang bisa mengikuti pendidikan. Untuk Pendidikan Menengah Kehutanan (PMK) yang dilaksanakan selama 1,5 tahun (3 semester) akan dipadatkan tinggal menjadi 7 bulan. Sehingga yang tujuh bulan ini bisa diisi oleh peserta pendidikan yang lainnya. Untuk merevitalisasi Pusdiklat Mediun ini maka akan dilakukan pembaharuan kurikulum. Bila selama ini kurikulum Pusdiklat berbasis tanaman, ke depan harus ditambah dengan kurikulum di bidang bisnis dan industri. Begitu pula dari sisi tenaga pengajar. Bila selama ini ada kesan tenaga pengajar di Pusdiklat itu adalah orang-orang yang tidak bisa dimaksimalkan dalam proses bisnis, maka ke depan harus ada paradigma baru tenaga pengajar Pusdiklat. Sebagai Centre of Exellence untuk pengembangan
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
SDM, maka ke depan tenaga pengajar di Pusdiklat harus diisi oleh orang-orang yang kompeten, karena mereka ini memiliki tugas untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Sementara untuk meningkatkan tenaga kerja di Pusdiklat, dewasa ini memang tengah dilakukan audit tenaga pengajar di Pusdiklat. Dari hasil evaluasi, 30% tenaga pengajar tidak kompenten. Terhadap mereka yang tidak kompeten, tentu harus dilakukan penyegaran agar tidak menjadi hambatan bagi revitalisasi Pusdiklat. Adapun bagi kurikulum tambahan di bidang bisnis dan industrialisasi, Perhutani berencana untuk mendatangkan para pengajar ahli. Perhutani pernah mengundang Rheinald Kasali dan Hermawan Kertajaya untuk memberikan pengayaan. Namun itu sifatnya stadium generale. “Sementara yang hendak kita bangun itu
Pusdiklat dan Rp. 3-5 miliar untuk pendidikan di lembaga-lembaga profesional semacam Universitas Prasetya Mulia. Dan idealnya, memang, untuk menggenjot kompetensi karyawan Perhutani, biaya pendidikan dan pelatihan Perhutani itu bisa mencapai 2% dari revenue. Biaya sebesar itu harus dilihat sebagai sebuah investasi, agar bisa mengakselerasi tranformasi bisnis korporasi. Belum lagi bila revitalisasi Pusdiklat ini berhasil membangun citra Pusdiklat Perhutani sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan yang kredibel di bidang kehutanan, ke depan jasa Pusdiklat ini bisa juga melayani peserta didik dari perusahaan lain bahkan dari mancanegara. Karena itu jangan setengah-setengah kalau ingin melakukan perubahan, karena Centre of Excellence ini bisa juga menjadi Centre of Profit. • DR
Dok. Humas PHT
Perhutani yang pada tahun 2013-2014 ini mulai menata bisnis dan proses inti serta mulai masuk ke industri hilir, tentu membutuhkan tenaga-tenaga yang memahami dan memiliki skill di bidang industri dan bisnis.
pendidikan dengan pola sistematis. Dan ini sudah mulai. Saat ini yang melakukannya adalah Lembaga Penelitian Perkebunan (LPP) Yogyakarta,” papar Fachrodji. Satu hal yang menjadi pertanyaan, seberapa besar dana yang disiapkan untuk melakukan revitalisasi Pusdiklat Perhutani itu? Bila mengambil contoh ideal, bisa merujuk Astra yang sangat menekankan riset dan inovasi, serta pendidikan. Idealnya revitalisasi Pusdiklat itu bisa mencapai 5% dari revenue (pendapatan). Boleh jadi Perhutani belum seperti korporasi-korporsi besar lainnya. Untuk menyiapkan SDM agar memiliki signifikansi terhadap transformasi bisnis Perhutani, perusahaan ini menganggarkan sekitar Rp. 30 miliar untuk biaya pendidikan, atau sekitar 0,7% dari revenue. Biaya itu terdiri dari Rp. 25 miliar untuk pengembangan
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 17
rimbaUTAMA
Kriiing, kriiing... T
18 DUTA Rimba
karena belum terbiasa menerima telepon berdasarkan SOP. Saat sebuah panggilan telepon masuk, misalnya, karyawan dengan tipe seperti ini kerap meminta rekannya untuk mengangkat telepon tersebut. “Mbak, tolong diangkat teleponnya. Kebetulan saya biasa dengerin Mbak, kalau ngangkat telepon suaranya bagus,” begitu kata salah seorang staf beralasan. Perubahan “kecil” semisal menjawab telepon saja, rupanya
masih membuat sejumlah karyawan “keberatan”. Tentu saja ini masalah sikap yang harus segera dibenahi. Jika saja seluruh karyawan sepakat terhadap transformasi di Perhutani, maka sikap bermalas-malasan atau “banyak alasan” mesti dibuang jauh-jauh. Dibutuhkan kesadaran dan kecerdasan sikap dari seluruh insan Perhutani agar Perhutani Excellence yang dicita-citakan segera terwujud.• DR
Dok. Humas PHT
ransformasi yang dilakukan Perhutani juga menyentuh hal-hal yang kecil. Menerima telepon, misalnya. Jika dulu penerima telepon hanya menanggapi pertanyaan atau permintaan penelepon ala kadarnya, kini Perhutani memberlakukan standar operasional prosedur (SOP) yang jelas. Hal ini dilakukan tidak hanya kepada penelepon dari luar Perhutani, tapi juga kepada penelepon internal Perhutani, sekalipun itu merupakan hubungan komunikasi antar ruangan melalui Private Automatic Branch eXchange (PABX). Awalnya, perubahan di sektor komunikasi melalui telepon ini membuat karyawan Perhutani merasa canggung. Maklum saja, selama ini mereka bisa sekenanya saja menjawab si penelepon. Setelah ada SOP tersebut, setiap karyawan Perhutani tak boleh lagi seenaknya berbicara, melainkan harus berdasarkan SOP yang ditentukan. Di suatu hari, setelah SOP itu diberlakukan. “Kriiing, kriiing...” Begitu mendengar telepon berdering, seorang operator telepon Perhutani langsung menjawab suara si penelepon dengan terbata-bata, “Per..hu-ta-ni. Se-la-mat si..ang. Dengan…******, bi..sa dibantu?” Penelepon yang mendengarnya kontan tersenyum mendengar jawaban itu. Terkesan lucu memang, tapi itu adalah salah satu hal kecil yang dapat membawa dampak besar pada perusahaan. Pada kasus lain, masih terdapat beberapa karyawan Perhutani yang ogah-ogahan menerima telepon,
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 19
Dok. Humas PHT
rimbaUTAMA
Belajar Pada
Success Story 20 DUTA Rimba
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Meraih kesuksesan tak semudah membalikkan telapak tangan, begitu kata orang bijak. Namun, meski sulit, toh banyak jalan menuju Roma. Pastilah banyak cara agar kesuksesan itu dapat diraih. Begitu pula halnya dengan transformasi yang tengah dilakukan Perhutani. Jalan menuju sukses, tampaknya, bisa juga dengan berkaca pada success story perusahaan lain.
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 21
rimbaUTAMA
22 DUTA Rimba
Dok. Humas PHT
A
lkisah, ketika membuka kedai kopi di Portland, Oregon, USA, pemilik kedai kopi Starbuck sama sekali tidak bermimpi bakal punya lebih dari 12.000 kedai kopi di seluruh dunia. Namun, dengan prinsip keterbukaan dan karyawan adalah aset yang paling berharga, Starbuck mengubah hal biasa menjadi luar biasa. Dari secangkir kopi seharga Rp 5.000,- diubah menjadi Rp 50.000,- dan diminati semua kalangan tua, muda di seluruh dunia. Memimpin kedai kopi pada prinsipnya sama saja dengan memimpin ribuan karyawan di sebuah perusahan besar atau pun karyawan di sebuah sekolah kecil. Karyawan adalah manusia yang juga butuh dihargai sekecil apa pun kerja yang mereka lakukan. Prinsipnya semua elemen karyawan adalah penting, tidak hanya direksi, manajer, atau kepala bidang. Karyawan kecil seperti pekerja cleaning service, satpam atau pun pegawai rendahan lainnya menjadi bagian penting dari sebuah pekerjaan besar. Tentang success story, kita juga bisa berkaca pada Toyota, sebuah perusahaan raksasa automobile yang begitu menghargai karyawannya dengan memberikan reward dan pujian bagi karyawan yang bersungguh-sungguh. Toyota melakukan pendekatan yang sangat manusiawi dan menempatkan karyawannya pada bagian penting dari suatu sistem, tidak hanya sekadar pekerja. Bagian yang juga penting dari manajemen adalah terbuka terhadap kritik. Kritik adalah motivasi bukan hambatan, kritik adalah masukan berharga yang tidak perlu dibayar. Jadi, terima kritik apa adanya, renungkan dan perbaiki untuk kesuksesan berikutnya. Di Jepang, kesuksesan tak hanya
direngkuh Toyota. Penghormatan terhadap karyawan rupanya telah menjadi budaya di Negeri Sakura itu. Nyatanya, banyak perguruan tinggi besar di Jepang yang memperlakukan karyawannya secara terhormat. Jika ada karyawan yang kemampuannya kurang, ia akan dilatih agar terampil. Imbasnya, karyawan yang merasa dihargai ini biasanya akan termotivasi untuk bekerja dengan baik. Success story ada juga yang datang dari domestik. Lihat saja Pertamina yang saat ini bercokol di jajaran elit perusahaan dunia. Perusahaan BUMN di bidang energi ini pun terpampang berada di urutan ke-122 dalam Fortune Global 500 pada pertengahan tahun 2013. Padahal, jika ditarik ke belakang, sejarah Pertamina sangatlah berliku. Antara lain, Pertamina pernah dicap sebagai ATM-nya para politisi dan birokrat busuk sehingga tak pernah mendulang untung dan sarat perilaku korupsi. Peran dan fungsi Pertamina pun makin dibatasi oleh pemerintah. Jika dulu Pertamina pernah menjadi pemegang monopoli atas penyelenggaraan sektor hilir migas, maka sejak keluarnya UU No. 22 Tahun 2001 tentang Migas, hak monopoli itu pun dicabut. Sejak itu
Jika ada karyawan yang kemampuannya kurang, ia akan dilatih agar terampil. Imbasnya, karyawan yang merasa dihargai ini biasanya akan termotivasi untuk bekerja dengan baik. Pertamina mesti bersaing dengan para kompetitornya seperti Total, Shell, dan Petronas. Pertamina tak lagi memiliki privilege dalam menjalankan bisnis hilirnya di negeri ini. Untuk menghilangkan stigma buruk sebagai sarang koruptor, mau tidak mau Pertamina harus berusaha keras melakukan transformasi. Begitu pun dalam hal bisnisnya, Pertamina harus memiliki daya saing agar mampu berkompetisi dengan
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
perusahaan-perusahaan asing di sektor hilir. Maka transformasi mejadi harga mati bagi Pertamina. Kini, dengan keseriusan seluruh elemen Pertamina dalam melakukan transformasi, perlahan tapi pasti terlihat hasilnya. Stigma buruk sebagai sarang koruptor itu perlahan menghilang. Sementara di hilir, bisnis Pertamina pun moncer dan mampu mengungguli kompetitornya. Bahkan di bidang hulu, Pertamina telah mengepakkan sayap bisnisnya hingga mengeksplorasi minyak dan gas hingga ke luar negeri. Raihan positif pasca transformasi pun didulang PT. Telekomunikasi Indonesia (TELKOM). Hingga satu dekade ke belakang, TELKOM adalah rajanya komunikasi di negeri ini. Setiap telepon yang terpasang di rumah, kantor maupun institusi lainnya dapat dipastikan berasal dari perusahaan ini. Maklum saja,
saat itu hanya TELKOM sajalah yang bertindak sebagai service provider. Namun setelah banyak kompetitor masuk dengan beragam program sehingga menarik banyak perhatian dari masyarakat, TELKOM pun berbenah. TELKOM melakukan transformasi. Puncaknya, transformasi bisnis TELKOM dari Fixed Mobile & Multimedia (FMM) menjadi TIME, dicanangkan pada awal tahun 2008. Inilah transformasi terbesar yang pernah dilakukan oleh TELKOM di mana transformasi tersebut melingkupi transformasi bisnis utama maupun infrastruktur dan sistim, organisasi dan HR serta budaya perusahaan. Keputusan TELKOM untuk mentransformasikan bisnisnya disebabkan karena adanya perubahan besar dalam lifestyle pelanggan serta didukung oleh perubahan dari sisi teknologi dan
regulasi yang memungkinkan para service provider untuk memberi layanan terbaik bagi pelanggan. Kini, capaian transformasi TELKOM dapat disaksikan oleh banyak pihak. Tak hanya mampu bersaing dengan service provider lain, tapi TELKOM pun leading untuk berada di hati para pengguna komunikasi. Sejumlah success story di atas tentu saja dimiliki pula oleh perusahaan-perusahaan sukses lainnya. Kisah sukses itu boleh saja menjadi inspirasi bagi seluruh insan Perhutani untuk meraih Perhutani Excellence sebagai hasil transformasi. Untuk mencapainya, dibutuhkan konsistensi dari seluruh insan Perhutani dengan menunjukkan kinerja dan sikap terbaik serta selalu belajar dan mengembangkan diri untuk mempelajari hal-hal yang baru, termasuk berkaca pada success story perusahaan lain. • DR
Dok. Humas KPH RANDUBLATUNG
Kisah sukses itu boleh saja menjadi inspirasi bagi seluruh insan Perhutani untuk meraih Perhutani Excellence sebagai hasil transformasi. Dibutuhkan konsistensi seluruh insan Perhutani dengan menunjukkan kinerja dan sikap terbaik serta selalu belajar dan mengembangkan diri.
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 23
rimbaUTAMA
Transformasi
SDM
D
i level perusahaan BUMN, terdapat sejumlah aksi transformasi yang telah dilakukan dan mendulang kesuksesan dengan pembenahan di bidang pengembangan SDM. Sebut saja PT. Pertamina (Persero) yang beroleh citra korporat positif setelah melakukan transformasi di tubuhnya, terutama di bidang SDM-nya. Demikian halnya dengan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dengan strategi kompetensi Human Capital-nya mampu bertransformasi dan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Dan yang tak boleh dilupakan adalah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang bertransformasi di bidang pelayanannya sangat dirasakan masyarakat sehingga menjadi institusi yang paling diapresiasi atas pelayanan di bidang perkeretaapian
24 DUTA Rimba
Transformasi Perhutani yang telah bergerak tak boleh terhenti. Kesungguhan niat dan kebulatan tekad seluruh insan Perhutani perlu terus dijaga dengan memaksimalkan usaha dan performance. Di samping itu, boleh juga Perhutani belajar pada institusi-institusi lain yang lebih dulu memancangkan tonggak transformasi melalui pengembangan sumber daya manusianya. di Indonesia. Selain ketiga institusi bisnis di atas, tentu saja masih banyak institus bisnis lainnya, baik di tingkat domestik maupun mancanegara, yang bertransformasi menjadi institusi terbaik dari sisi bisnis maupun sumber daya manusianya. Namun pada ketiga perusahaan BUMN di atas, paling tidak Perhutani pun dapat belajar bagaimana pola transformasi dan proses
perjalanannya, sehingga kesuksesan yang diraih ketiganya dapat menjadi motivasi untuk meraih cita-cita Perhutani Excellence. Siapkan SDM Berkelas Dunia Pengembangan SDM difokuskan kepada penciptaan pekerja yang proefisien, profesional, berkomitmen, berdedikasi dan berorientasi bisnis. Untuk mencapai hal tersebut, Pertamina menetapkan strategi
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Dok. Humas & Pusdiklat PHT
korporat pengembangan SDM, yakni: (1) Mengimplementasikan pengembangan pekerja yang terorganisasi dan konsisten sehingga para pekerja memiliki kompetensi, ketrampilan, dedikasi, kinerja dan produktivitas yang tinggi; (2) Memberikan penghargaan dalam bentuk kesejahteraan dan remunerasi yang kompetitif serta memberikan perlindungan kepada pekerja sesuai dengan standar perusahaan migas
di Indonesia dan peraturan yang berlaku; serta (3) Menciptakan dan mengembangkan hubungan industri yang aman untuk menciptakan suasana yang harmonis dan nyaman guna mendukung produktivitas yang tinggi. Sejak akhir 2012, Pertamina memiliki Pertamina Corporate University sebagai terobosan baru dalam pengembangan sumber daya manusia di Pertamina. Tujuan
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
utama didirikannya Pertamina Corporate University adalah untuk meningkatkan kompetensi SDM di Pertamina. Kompetensi itu meliputi kepemimpinan, teknis, manajerial, dan bisnis serta kompetensi lainnya yang menunjang pembentukan karakter SDM berkelas dunia. Pertamina mengimplementasikan proses rekruitmen dan seleksi pekerja yang transparan guna memperoleh ahli dan lulusan Sarjana baru untuk
DUTA Rimba 25
regenerasi. Proses rekruitmen dan seleksi awal dilaksanakan melalui pihak ketiga yang independen seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Padjadjaran. Pertamina juga mengembangkan sistem dan program manajemen karir berdasarkan kemampuan dan kinerja (merit system). Program dan sistem tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan transparansi dalam pengembangan karir pekerja Pertamina di masa mendatang. Untuk menciptakan budaya perusahaan yang mendukung proses transformasi, Perusahaan telah melakukan program sosialisasi untuk nilai-nilai unggulan yang dikenal dengan FIVE-M (Focus, Integrity, Visionary, Excellence and Mutual Respect). Sementara untuk pengukuran kinerja, perusahaan menggunakan Ukuran Kerja Terpilih dan Indeks Produktivitas. Pengukuran ini meningkatkan pengembangan yang berkelanjutan untuk mempercepat pencapaian status sebagai perusahaan bertaraf internasional. Asah SDM Dengan Telkom CorpU Telkom telah menetapkan strategi pengembangan kompetensi Human Capital yang dituangkan dalam Master Plan Human Capital 2011 – 2015, yang senantiasa diperbaharui setiap tahunnya guna menyesuaikan dengan dinamika bisnis Perusahaan. Pelaksanaannya juga diselaraskan dengan strategi bisnis yang berdasarkan kepada Corporate Strategic Scenario (CSS), Master Plan for Human Capital (MPHC), Training Needs Analysis (TNA), transformasi organisasi serta situasi keuangan perusahaan. Selain itu, Telkom juga menerapkan pendekatan Competency Based Human Resources Management (CBHRM)
26 DUTA Rimba
Dok. Pusdiklat PHT
rimbaUTAMA
dalam rangka penilaian terhadap kompetensi SDM yang ada. Model CBHRM terdiri atas Core Competency (values), Generic Competency (Personal Quality), dan Specific Competency (Skill & Knowledge). Ketiga model ini dikembangkan dan disempurnakan untuk mendukung penilaian kemampuan pegawai secara adil dan transparan. Telkom memiliki direktori kompetensi yang memuat daftar kompetensi yang diperlukan perusahaan yang senantiasa diperbaharui agar mampu menyesuaikan dengan dinamika lingkungan bisnis Perusahaan. Dengan penerapan nilai Perusahaan (core values), yaitu Commitment to Long Term, Customer First, Caring Meritocracy, Co-Creation of WinWin Partnership, dan Collaborative Innovation atau disebut Telkom 5C. Perusahaan pun menyesuaikan sejumlah kompetensi yang terdapat dalam direktori kompetensi keterampilan dan pengetahuan agar sesuai dengan perubahan portfolio
Telkom memiliki direktori kompetensi yang memuat daftar kompetensi yang diperlukan perusahaan yang senantiasa diperbaharui agar mampu menyesuaikan dengan dinamika lingkungan bisnis Perusahaan. bisnis perusahaan menjadi TIME. Menyusul transformasi bisnis perusahaan yang terfokus pada bisnis TIME, penguatan kompetensi SDM dilakukan dengan pelatihan dan pendidikan yang bersifat perubahan kompetensi dan pengembangan kompetensi baik yang terkait langsung maupun tidak langsung terhadap strategi
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
nya ke berbagai negara untuk mendukung Program International Expansion di 10 negara, yaitu: Singapura, Hongkong, Timor Leste, Australia, Macau, Taiwan, Malaysia, Arab Saudi, Korea dan Myanmar. Inovasi SDM Untuk Perubahan Salah satu perusahaan BUMN yang mendulang banyak perhatian masyarakat karena perubahannya adalah PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Kereta Api yang dulu dikenal dengan kekumuhannya, pengelolaan penumpang yang tidak terurus baik, SDM dan pelayanan buruk, jadwal yang telat melulu, kini berubah total. Transformasi PT KAI berjalan dengan sangat baik dan mulai meraih simpati masyarakat luas. PT KAI juga sukses menjalankan transformasi bisnis, sehingga
Dok. Humas PHT
bisnis dan operasional. Sementara itu, kompetensi pengembangan bertujuan untuk menyiapkan karyawan dengan kompetensi tertentu yang dapat mendukung untuk menghadapi transformasi portofolio bisnis perusahaan baik yang berdampak langsung maupun tidak langsung kepada strategi bisnis Perusahaan. Telkom juga membekali diri dengan Telkom Corporate University (Telkom CorpU) yang disebut mereka sebagai 'center of excellence' dalam pengembangan sumber daya manusia yang menjadi inisiatif strategis pertama dan utama Telkom. Telkom CorpU memiliki program utama yaitu Global Talent Program dan International Certification. Melalui program ini Telkom CorpU mengirimkan para global talent-
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
pendapatannya meningkat dari Rp 3 triliun menjadi Rp 7 triliun. Bahkan tahun 2014 ditargetkan menjadi Rp 14 triliun. Namun demikian, kunci penting suksesnya perubahan itu adalah SDM handal, antara lain PT KAI melakukan sejumlah inovasi di bidang SDM. Inovasi-inovasi yang dilakukan PT KAI antara lain dengan meniadakan senioritas dan mengubah sistem remunerasi yang berdasar performa. Manajemen PT KAI menyadari betul bahwa agar karyawan memberikan pelayanan terbaik, maka harus ada kompensasi yang baik juga. PT KAI menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dengan spirit dan niatnya yang tulus, serta keramahtamahan dikembangkan. Untuk mendalami tentang hospitality dan layanan bermutu, setiap tahun KAI mengirim sekitar 400 karyawan ke Prancis dan China. Perusahaan ini secara konsisten mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui upaya-upaya pengelolaan sumber daya manusia, salah satunya penyelenggaraan SDM berbasis human resources information system (HRIS). Bahkan untuk mendukung pengembangan SDM yang handal, kini pemerintah mengucurkan dana Rp 300 miliar untuk pembangunan Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) di Madiun, Jawa Timur. Bangunan kampus tiga lantai yang menempati lahan seluas 864 meter persegi ini ditargetkan bisa beroperasi pada pertengahan 2013. Kampus API akan menjadi pusat pengembangan tenaga ahli di industri perkeretaapian nasional. Kampus ini dilengkapi fasilitas ruang belajar, asrama taruna, poliklinik, laboratorium, dan stasiun simulasi. Kampus ini diharapkan pula menjadi jawaban terkait terus meningkatnya volume angkutan kereta api di Tanah Air. • DR
DUTA Rimba 27
Dok. Humas PHT
RIMBAkhusus
28 DUTA Rimba
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Bukan Profit
Tapi Prospek Lingkungan bisnis berubah demikian cepat. Bila dua tahun lalu Indonesia masih bisa melindungi kebutuhan domestik, namun untuk dua tahun ke depan sudah tidak bisa lagi. Pasar bebas yang akan diberlakukan pada 2015, menuntut pengelolaan bisnis secara profesional. Persaingan tak lagi antar negara, antar perusahaan, tetapi juga sesama manusia, atau sesama pekerja.
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 29
P
ada era itu, mobilitas pasar kerja tak hanya bergerak antar kota/ daerah di wilayah domestik, tetapi juga antar negara sesama anggota ASEAN. Fenomena semacam itu mulai terasa dalam dua tahun terakhir ini. Seiring dengan ekspansi bisnis Korea Selatan ke Indonesia, yang ditandai dengan hadirnya perusahaan retail Lote Mart, industri berat, dan lain sebagainya, migrasi pekerja Korea ke Indonesia cukup signifikan. Perubahan lingkungan bisnis semacam itu disadari betul oleh insan Perhutani. Perusahaan yang berbasis hutan ini, merasa tidak cukup hanya memiliki SDM yang jago dalam soal menanam. Untuk bisa sustanible, mereka juga harus jago di bidang bisnis dan industri di bidang kehutananan. Mengapa demikian? Karena banyak produk-produk hutan ini yang bisa dijadikan produk industri yang bisa memberikan nilai tambah di masa mendatang. Untuk menyiapkan kader-kader bisnis dan industri di lingkungan Perhutani, sejumlah profesionalnya dikirim ke Prasetiya Mulya untuk mendapatkan pendidikan bisnis. “Pelatihan tersebut sangat bermanfaat karena sangat dibutuhkan oleh petugas dalam mengembangkan bisnis Perhutani di lapangan,” jelas Adi Prasetya Utama, Kepala Biro Teknologi Informasi Perhutani. Tentu bisa dipahami bila Adi merasa mendapat tambahan pengetahuan di bidang bisnis. Ia yang hari-harinya disibukkan dengan urusan Teknologi Informasi, pengetahuan bisnis itu memperkaya dirinya dalam mendesain progamprogram IT untuk mengakselerasi bisnis Pertamina. Di era bisnis yang makin kompetitif, kecepatan dalam pengolahan data, penyediaan data,
30 DUTA Rimba
pemasaran, pelayanan kepada konsumen, membutuhkan dukungan teknologi informasi. Perhutani memang memiliki bisnis yang spesifik yang tentu berbeda dengan bisnis pada umumnya. Bahkan para peserta pendidikan di Prasetiya Mulya, juga merasakan adanya gap konsep bisnis yang diajarkan di Prasetiya Mulya dengan bisnis riil yang dilakukan oleh Perhutani. Bisnis Perhutani ibarat dari hulu hingga ke hilir. Sekalipun demikian, bisnis Perhutani juga berbeda dengan bisnis Pertamina yang juga mulai dari hulu dan hilir. Bila hulu Pertamina adalah melakukan eksplorasi dan eksploitasi blok-blok Migas, maka Hulu Perhutani adalah menanam pohon di lahan-lahan hutan. Bila hulu Pertamina membutuhkan teknologi dan biaya yang besar dengan tingkat resdiko yang tinggi. Di Perhutani, selain membutuhkan teknologi, biaya juga kesabaran yang tinggi untuk menunggu panen. Begitu pula di hilir. Sesungguhnya antara Perhutani dengan Pertamina dan perusahaan tambang lainnya dihadapkan pada persoalan yang sama. Bila perusahaan tambang seperti batubara, nikel, bouksit diharuskan melakukan hilirisasi, Perhutani juga demikian. Masalahnya memang untuk melakukan hilirisasi itu membutuhkan perubahan mindset secara fundamental di Perhutani. Mereka yang biasa menanam dengan penuh kesabaran, dengan hilirisasi mereka dituntut bekerja lebih cepat, cermat dan akurat. Menjadi Kunci Betapapun Perhutani memiliki bisnis yang spesifik, di tengah lingkungan yang berubah dengan cepat, mereka juga merespon dengan cepat dengan melakukan transformasi. Tak hanya menanam
Dok. Humas PHT
rimbakhusus
Adrian Bestari, Kepala Biro SDM
kayu di hutan, tetapi juga mengholah potensi hutan secara industri. Karena itulah pendidikan memiliki kunci penting khususnya dalam mengubah mind side insan Perhutani. Bahwa bisnis mereka kini mulai melebar, mulai terdeferensiasi, dan mulai membutuhkan pengelolaan yang manageble. Hal semacam itu banyak disadari oleh insan Perhutani. Pendidikan dan pelatihan, akan mengantarkan mereka untuk mampu menjadi motor penggerak perusahaan. “Pelatihan bisnis ini sangat penting sebagai langkah maju Perhutani untuk bertransformasi menjadi perusahaan yang profesional yang mengemban amanah mengelola aset publik yang bernama kawasan hutan,” tegas Moch. Farid Januardi. Ketika sistem manajemen dan kultur perusahaan selama ini belum mampu meng-upgrade kompetensi karyawannya, maka belajar kepada para ahli dan profesional merupakan sebuah solusi. Hal ini dirasakan oleh mereka yang mengikuti pendidikan di Prasetiya Mulya. Mereka merasa banyak mendapat ilmu baru di bidang bisnis, yang selama ini belum pernah dipraktekkan dalam
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Bahkan untuk beberapa negara yang melakukan perubahan, tak sedikit yang hancur. Uni Soviet dengan Glasnot dan Perestroika, bubar menjadi 15 negara. Yugoslavia, bubar menjadi 6 negara, dan masih banyak contoh-contoh yang lain, betapa perubahan itu membawa dua konsekuensi: berhasil atau gagal. Namun fakta-fakta semacam itu, tak menyurutkan sejumlah perusahaan atau negara melakukan perubahan. Hanya saja perubahannya ada yang menempuh cara-cara revolusioner, tetapi ada
juga secara silent revolution, yang dikenal dengan transformasi. Dalam kontek transformasi, setelah angkatan pertama pendidikan di Prasetiya Mulya, siapa lagi yang seharunya mendapat pencerahan agar perubahan yang nyata dan signifikan bisa terjadi? “Selesai kuliah dari Prasetiya Mulya, ibarat biji JPP yang ditebar di tengah hutan. Akankah biji itu tumbuh dan berkembang menjadi pohon, ataukah dia akan mati terinjak atau mati karena tidak dirawat oleh yang punya? I don’t care! Saya hanya
Mereka merasa banyak mendapat ilmu baru di bidang bisnis, yang selama ini belum pernah dipraktekkan dalam pengelolaan sumber daya hutan
Dok. Humas PHT
pengelolaan sumber daya hutan. Bahkan mereka juga mendapat kenyataan, tak sedikit praktik pengelolaan bisnis yang diterapkan justru bertentangan dengan kaidahkaidah bisnis baru. “Harapan baru begitu membumbung tinggi ketika saya dan teman-teman memperoleh pencerahan bisnis dan tidak bisa dipungkiri, di sisi lain juga muncul ‘rasa galau’ akibat traumatik masa lalu,” tambah Farid. Pertanyaan yang sering muncul pada hampir semua karyawan di sebuah perusahaan yang tengah melakukan transformasi adalah, apakah hal-hal baru bisa membawa perubahan di perusahaan itu? Pertanyaan semacam itu wajarwajar saja terjadi, karena tak semua perusahaan bahkan negara selalu sukses untuk melakukan perubahan.
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 31
Dok. Humas PHT
rimbakhusus
punya niat baik dan optimisme. Saya optimis ilmu-ilmu yang saya peroleh ini akan bermanfaat dan sangat menunjang perjalanan karir saya untuk membangun perhutani dan juga bagi kehidupan saya pribadi. Tidak ada kata terlambat untuk berubah selama masih ada kesempatan. Dan kita sedang berpacu dalam kesempatan itu,” tegas Farid. Mengubah Mindset Melalui pendidikan bisnis ini, para profesional Perhutani akan bisa berubah mindset-nya. Pendidikan bisnis ini, kata Adrian Bestari, Kepala Biro SDM, yang juga mengikuti pendidikan di Prasetiya Mulya, setiap peserta mendapatkan wawasan yang lebih detail mengenai bisnis. “Konsep bisnis kita jauh berbeda dengan yang disampaikan di Prasetiya Mulya. Konsep bisnis dan paradigmanya tidak secara awam, tapi banyak
32 DUTA Rimba
Di lembaga pendidikan ini juga diajarkan pendidikan bisnis secara praktis dengan berbagai studi kasus yang ada di lingkungan Perhutani. membuka pengetahuan baru bahwa bisnis bukanlah profit tapi prospek.” Bahkan Adrian juga yakin, setelah melalui pendidikan bisnis ini, ia dan rekan-rekannya juga akan berubah pola pikirnya dalam melihat Perhutani ke depan. “ Saya yakin mampu. Dengan paradigma baru bisa berubah mindset pelaku bisnis Perhutani, sehingga bisnis korporat akan terkawal sesuai dengan konsep yang teratur.” Memang pendidikan bisnis di Prasetiya Mulya, tak hanya mengajarkan teori-teori akademik di bidang bisnis. Di lembaga pendidikan ini juga diajarkan pendidikan bisnis
secara praktis dengan berbagai studi kasus yang ada di lingkungan Perhutani. Para peserta diminta untuk menyusun proposal bisnis di lingkungan mereka bekerja. Masalahnya memang, bagaimana proposal yang dibuat di bangku kuliah itu bisa diimplementasikan di Perhutani? “Proposal yang dinilai terbaik atau layak oleh manajemen diharapkan agar didukung dan didorong untuk diimplementasikan,” kata Adi Prasetyo. Berbeda dengan Adi Prasetyo, Adrian Bestari melihat tak perlu harus menuggu persetujuan dan
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Dok. Humas PHT
dukungan dari manajemen. Justru ia mendesak para peserta pendidikan ini segera mengimplementasikan laporan dan proposal yang mereka buat pada saat menempuh pendidikan dalam tataran riil di lingkungan terdekatnya. Manajemen Perhutani menghendaki para peserta pendidikan di Prasetiya Mulya harus memiliki pemikiran yang jauh ke depan. Mereka tidak bisa menunggu untuk melakukan perbaikan di lingkungan kerjanya. “Tolok ukur keberhasilan para peserta pendidikan di Prasetiya Mulya ini antara lain, ketika kembali ke Perhutani bisa melakukan pencerahan dan menularkan pengetahuannya kepada rekan-rekan kerja terdekatnya,” harap Bambang Sukmananto, Dirut Perhutani. Harapan Bambang Sukmananto itu bisa dipahami, kerena mereka yang dikirim mengikuti pendidikan di
Prasetiya Mulya adalah orang-orang pilihan. Mereka ini jelas Achmad Fachrodji, Direktur SDM dan Umum Perhutani, adalah karyawan terbaik yang gap kompetensinya sangat kecil. Mereka ini diharapkan menjadi lokomotif perubahan di lingkungan Perhutani. Sekalipun telah membuka wawasan bisnis bagi insan Perhutani, namun pendidikan bisnis di Prasetiya Mulya ini dirasakan oleh mereka masih bersifat umum. Mereka merasa membutuhkan pendidikan bisnis lebih dari apa yang mereka peroleh. “Perlu pelatihan yang lebih fokus pada bidang tertentu, misal manajemen keuangan, manajemen proyek, dan lain-lain,” tambah Hezlisyah Siregar, Kepala Biro Pemasaran Perhutani yang ikut selama satu bulan pendidikan di Prasetiya Mulya. Tentu bisa dipahami bila Hezlisyah mengusulkan perlunya
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
pelatihan yang lebih spesifik. Bisnis kini telah terdeferensi dalam berbagai bidang maupun subbidang. Masingmasing bidang ini membutuhkan pengetahuan dan keterampilan spesifik masing-masing. Ambilah contoh di lingkungan Perhutani. Untuk memasarkan Gondorukem, tentu berbeda dengan memasarkan kayu glondongan. Di sinilah perlunya pelatihan-pelatihan yang lebih spesifik agar bisa memperkuat bisnis Perhutani. Dari pengalaman mengikuti pendidikan bisnis di Prasetiya Mulya, Adi Prasetiya, Tri Esti Kadarwati, Nanang Suwandi dan Abdul Hasan melihat ada beberapa pendidikan bisnis spesifik yang dibutuhkan oleh insan Perhutani. Seperti misalnya pendidikan bidang finance untuk non finance manager, bidang manajemen proyek, bidang perencanaan strategis, bidang marketing dan bidang negosiasi bisnis. • DR
DUTA Rimba 33
rimbakhusus
Apa Kata
Mereka? Hezlisyah Siregar (Kepala Biro Pemasaran) Dari pelatihan seperti ini saya mendapatkan transfer knowledge di bidang bisnis dan me-refresh wawasan tentang business practice di perusahaan. Ke depan mungkin perlu pelatihan yang lebih fokus pada bidang tertentu, seperti manajemen keuangan, manajemen proyek, dan lain-lain.
dan meningkatkan keterampilan bisnis.
Adrian Bestari (Kepala Biro SDM) Saya kira pelatihan ini dapat membuka wawasan yang lebih detil mengenai bisnis. Karena bisnis kita jauh berbeda dengan yang disampaikan di Prasetiya Mulya. Konsep bisnis dan paradigmanya tidak secara awam tapi banyak membuka pengetahuan baru, bahwa bisnis bukanlah profit tapi prospek. Dan saya juga yakin dengan paradigma baru bisa mengubah mindset pelaku bisnis Perhutani sehingga bisnis korporat akan terkawal sesuai konsep yang teratur.
Moch. Farid Januardi Pelatihan bisnis ini sangat penting sebagai langkah maju Perhutani untuk bertransformasi menjadi perusahaan profesional yang
mengemban amanah mengelola aset publik benama kawasan hutan. Saya optimis ilmu-ilmu yang diperoleh ini akan bermanfaat dan sangat menunjang perjalanan karir saya untuk membangun Perhutani dan juga bagi kehidupan saya pribadi. Tidak ada kata terlambat untuk berubah selama masih ada kesempatan.
Tri Esti Kadarwati Bagi saya, pelatihan ini tentu saja sangat bermanfaat. Selain dapat meningkatan pemahaman tentang proses bisnis, pelatihan ini juga menambah wawasan tentang binis yang sesuai dengan kaidah bisnis. Di satu sisi saya juga menjadi lebih mengerti apa yang seharusnya dibenahi, dikembangkan, dan ditingkatkan. Pelatihan ini juga menjawab kebenaran yang selama ini diyakini benar, secara teori dan praktek.
Adi Prasetya Utama (Kepala Biro Teknologi Informasi) Pelatihan seperti ini sangat bermanfaat, karena dibutuhkan oleh petugas dalam mengembangkan bisnis Perhutani di lapangan. Bagi saya, pelatihan ini mampu meningkatkan pengetahuan dan wawasan bisnis, meningkatkan teamwork karena melibatkan pejabat-pejabat pusat dan daerah,
34 DUTA Rimba
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Universitas Prasetiya Mulya
Wadah Menggembleng
Dok. Humas PHT
Kader Bisnis
Untuk mengasah skill di bidang bisnis, tentu banyak pilihan. Sederet nama lembaga bisa Anda akses, karena memang lembaga pendidikan ini sangat dibutuhkan oleh komunitas bisnis untuk mendidik dan menggembleng kader-kader pimpinan bisnis. Tak berlebihan bila, lembaga pendidikan bisnis ini muncul di mana-mana. Ada yang didirikan oleh perguruan tinggi terkenal seperti UGM, ITB, IPB dan lain sebagainya. Tetapi ada juga yang didirikan oleh yayasan-yayasan tertentu.
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 35
rimbakhusus
S
ekalipun lembaga pendidikan bisnis menjamur di mana-mana, Universitas Prasetiya Mulya tampaknya mendapat tempat khusus di komunitas bisnis. Universitas Prasetiya Mulya telah menjadi mitra terpercaya bagi perusahaan nasional dan multinasional dalam mendukung pengembangan bisnis dan strategi manajemen serta kompetensi sumber daya manusia. Kepercayaan ini terbangun karena lembaga ini selalu ingin menjadi motor perubahan. “Harapan kami, apa yang bisa kami kontribusikan itu memberikan sebuah dampak nyata pada organisasi. Dan organisasi itu juga memberikan sebuah dampak nyata pada lingkungan yang lebih luas,” tegas Deddi Tedjakumara, Direktur Eksekutif Prasetiya Mulya. Sederet perusahaan papan atas pernah mempercayakan eksekutifnya untuk menempuh pendidikan bisnis di Universitas Prasetiya Mulya. Dari kalangan BUMN ada Pertamina, Telkom, Garuda, BNI, Waskita Karya, Perhutani, dan lain sebagainya. Dari kalangan swasta nasional, ada Astra Internasional, Medco, BCA, Bank Danamon, Gramedia dan lain sebagainya. Sementara dari perusahaan multinasional ada Samsung, Caltex. Freport, Siemens, Citigroup dan lain sebagainya. Kepercayaan ini terbangun karena baiknya track record lembaga ini dalam mencetak kader-kader pimpinan bisnis nasional. Sebut saja tokoh semacam Chaerul Tanjung (CT Corp), Zulkifli Hasan (Menteri Kehutanan), merupakan sederet pimpinan bisnis dan pemerintahan yang pernah digembleng di lembaga ini. Sebagai lembaga pendidikan bisnis, Universitas Prasetiya Mulya adalah institusi pendidikan yang
36 DUTA Rimba
menawarkan program pendidikan gelar dan pelatihan di bidang bisnis dan manajemen sebagai bagian untuk meningkatkan kompetensi pelaku bisnis di Indonesia. Lembaga pendidikan ini didirikan oleh 70 pengusaha nasional dibawah Yayasan Prasetiya Mulya pada 5 September 1982. Nama Prasetiya Mulya sendiri terinspirasi oleh bahasa sanskerta yang berarti “Janji mulia”. Sebuah janji dari para pendirinya untuk ikut membangun bangsa dan negara melalui sektor bisnis. Prasetiya Mulya awalnya bernama Management Development Centre, lalu berganti nama menjadi Institut Manajemen Prasetiya Mulya (IMPM). Pada 1993 nama IMPM berubah menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya (STMPM). Bersamaan dengan itu program dengan gelar Master of Business Administration (MBA) diganti menjadi Magister Manajemen (MM). Sebagai lembaga pendidikan yang ikut menggembleng kaderkader pimpinan bisnis, Prasetiya Mulya selalu menempatkan setiap rekanan itu sebagai mitra. “Itu sebabnya kami tidak pernah menyebut sebagai klien atau, pelanggan tapi mitra karena kami ingin memberi sebuah kontribusi, kami tidak mau mengatakan bahwa kami jadi kontributor utama, kami tidak berani mengklaim seperti itu. Kami hanyalah sebuah komponen dalam motor perubahan,” tegas Deddi. Universitas Prasetiya Mulya memiliki konsen dalam pengembangan SDM di bidang bisnis, dii mana p engembangan sumber daya manusia merupakan proses yang berkesinambungan yang membutuhkan komitmen yang tinggi dan manajemen yang baik untuk menjadi efektif. Program pengembangan berkaitan dengan tahap pengembangan perusahaan
Lembaga pendidikan yang ikut menggembleng kader-kader pimpinan bisnis, Prasetiya Mulya selalu menempatkan setiap rekanan itu sebagai mitra.
dan tujuan jangka pendek serta jangka panjang mereka, baik saat start up, dalam ekspansi, dalam masa transisi atau berbalik. “Perusahaan harus merencanakan dan merancang programpembangunan dengan hati-hati sesuai dengan setiap lapisan manajemen,” tambah Deddi. Program pelatihan yang efektif meningkatkan kompetensi sumber daya manusia untuk melakukan lebih baik dan nilai tambah bagi perusahaan serta institusi mereka. Pelatihan diperlukan untuk berbagai tujuan, misalnya mengembangkan keterampilan dan pengetahuan para eksekutif dan staf khusus, mempersiapkan sumber daya manusia baru untuk suatu posisi pekerjaan atau regenerasi, maupun mempersiapkan pensiun. Prasetiya Mulya Executive Learning Institute mendukung perusahaan dan bekerja sinergis dengan pusat-pusat pelatihan dalam menilai kebutuhan pelatihan, pengembangan pelatihan customized program, melakukan
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
dan mengevaluasi pelatihan bagi staf profesional dan eksekutif. Konsultan yang berpengalaman dan berdedikasi tinggi memampukan Prasetiya Mulya Executive Learning Institute dalam menyusun materi pelatihan, menyampaikan materi pelatihan, serta metode evaluasi dalam rangka memperoleh hasil pelatihan yang lebih baik. Customized Programs dimungkinkan juga dalam bentuk konsultasi manajemen dan strategi bisnis, executive coaching, mentoring, pembentukan team, simulasi bisnis, live simulation, dan banyak lagi. Prasetiya Mulya Executive Learning Institute telah memperoleh banyak kesempatan bekerja sama dengan lembaga-lembaga swasta dan pemerintah pada proyek-proyek perumusan kebijakan, studi banding, serta undangan untuk menjadi pembicara tamu dalam berbagai kesempatan dan pertemuan atau seminar untuk berbagi dan memperkenalkan pandangan dan pengetahuan di bidang ekonomi, manajemen dan bisnis. Untuk melakukan pengayaan, metode pengajaran dalam program pendidikan binis sangat bervariasi. Mulai dari seperti kuliah, diskusi dan analisis kasus, simulasi bisnis, tugas perorangan maupun tugas kelompok, karya wisata, survei lapangan, riset pasar, pembicara tamu, rencana bisnis dan lain sebagainya. Keterampilan khusus yang diperlukan dalam bisnis, seperti menulis laporan efektif, teknik presentasi, serta keterampilankomunikasi bisnis lainnya diberikan dalam bahasa inggris, sisdur dalam organisasi, dan etika bisnis, juga diberikan dalam program ini. Variasi ini ditujukan agar peserta dapat menyerap semua pengetahuan dan keterampilan secara lebih efektif, sehingga memiliki
nilai tambah dalam meniti karirnya di dunia bisnis. Proses interaksi antar sesama peserta dan interaksi antara peserta dengan pengajar, sangat diutamakan. Proses ini mendapat bobot yang cukup besar dalam penilaian, karena bertujuan untuk mematangkan keterampilan komunikasi serta tukar menukar pengalaman yang akan saling memperkaya pengetahuan peserta. Bahasa pengantar dalam kelas adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris untuk keterampilan Eksekutif. Walaupun demikian penguasaan Bahasa Inggris diutamakan, mengingat sebagian besar kepustakaan dalam Bahasa Inggris. Demi keberhasilan program, peserta wajib menguasai penggunaan komputer secara aktif, terutama word processing, spread sheet dan software untuk presentasi. Simulasi Bisnis merupakan salah satu metode pelatihan manajemen dengan menggunakan prinsip "learning by doing". Dalam simulasi bisnis peserta dibagi dalam kelompok-kelompok yang mewakili beberapa perusahaan yang saling bersaing. Dalam simulasi bisnis peserta berkesempatan menerapkan dan menguji konsep-konsep manajemen yang telah dipelajarinya sekaligus mengasah "sense of business"-nya. Untuk memperoleh gelar MM, sebagai karya tulis akhir peserta diwajibkan menyusun Rencana Bisnis (Business Plan) yang harus dipertahankan di depan sidang Dewan Penguji Ujian Komprehensif MM Reguler Prasetiya Mulya. Khusus dalam menjalin kerja sama dengan Perhutani, sebagaimana dijelaskan oleh Deddi, Pihaknya selalu memandang setiap rekanan sebagai mitra, agar lembaga ini memberi sebuah kontribusi. “Memang kelihatan sangat
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
idealis, tapi memang itu yang kami munculkan. Itu sebabnya kalau kami menangani mitra-mitra, kami selalu minta untuk ketemu pimpinan puncak. Karena dari pimpinan puncak itu kami bisa melihat arah, dan lain sebagainya. Namun yang lebih penting lagi adalah komitmen. Kalau memang ada komitmen, perubahan itu layak dibantu. Kalau dia sudah komitmen tapi tidak punya tenaga, tidak tahu caranya, atau dia butuh bantuan, tiadk mungkin kita biarkan dia berjuang sendiri.” Tegas Deddi. Perhutani menjadi salah satu mitra Prasetya Mulya, karena punya potensi besar. Potensi ini terlihat karena Perhutani punya agenda transformasi ke depan, ada komitmen, dan tekad. Hari ini, perubahan itu harus perlu didorong, sehingga ini menjadi semangat bagi Prasetia Mulya untuk bermitra dengan Perhutani. • DR
Demi keberhasilan program, peserta wajib menguasai penggunaan komputer secara aktif, terutama word processing, spread sheet dan software untuk presentasi.
DUTA Rimba 37
Dok. Humas PHT
38 DUTA Rimba
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
SOSOKrimba
Deddi Tedjakumara Perhutani Butuh
“Sniper”
Transformasi Sumberdaya Manusia (SDM) tengah berlangsung di Perhutani. Training Business Management Development Program dilaksanakan bekerjasama dengan Prasetiya Mulya Executive Learning Institute. Di sela pembelajaran, seorang lelaki memberikan materi dan melayani setiap pertanyaan peserta training. Bahkan ia mengaku lebih banyak menerima curhatan peserta, kemudian menampungnya untuk dijadikan hipotesis tentang pengembangan SDM Perhutani ke depan. Lelaki berkumis tipis itu adalah Deddi Tedjakumara Direktur Eksekutif Prasetiya Mulya Bussiness Executive Learning Institute. Simak hasil perbincangan DUTA RIMBA dengan Deddi Tedjakumara di sebuah warung kopi kawasan Senayan akhir Oktober yang mencerahkan pikiran.
Mengenal Perhutani seperti apa? Mendengar tentang Perhutani tidak terlalu asing. Tetapi kami mencoba menggali lebih jauh dan hal paling penting adalah Perhutani ini mau ke mana? Program pengembangan SDM hari ini paradigmanya sudah berubah. Dahulu istilahnya begini, pokoknya SDM dibekali saja, diberi apa saja yang baik. Kita percaya
kalau dibekali banyak pasti akan ada yang relevant. Modelnya akan seperti senapan mesin. Pokoknya tembak. Masa sih kalau ditembak tidak ada yang kena? Masalahnya adalah proses pengembangan SDM yang disamakan dengan peluru mesin itu, hari ini sudah tidak bisa dilakukan. Karena apa, mahal dan waktunya lama, jadi prosesnya buang-buang waktu. Hal seperti itu yang kadang-
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
kadang membuat orang skeptis terhadap pengembangan SDM. Pengembangan SDM berubah paradigma menjadi work place learning performance, belajar di tempat bekerja. Konteksnya adalah pekerjaannya, bisnisnya, dan terakhir pada peningkatan performance. Pertama adalah kompetensi. Bukan sekadar kompetensi (biasa-red), tetapi kompetensi yang dibutuhkan yang menjawab tantangan masa
DUTA Rimba 39
SOSOKrimba
Dok. Humas PHT
digambar, setiap orang memiliki grafik tinggi atau rendah. Pada tahap pertama, mencoba samakan grafiknya sehingga bisa dilihat ada sebuah garis merah pada semua orang yang menjadi calon pemimpin Perhutani. Jika semua sudah memiliki garis merah itu, baru nanti next levelnya kita buat. Kalau semua sudah sama, baru kita bicara ke depan seperti apa. Jadi ini masih perjalanan panjang. Konteks kemarin yang dilakukan Perhutani adalah tahap awal. Istilahnya menyamakan semua dulu baru dievaluasi. Kalau ditanya apakah menjawab masalah yang ada? Kemarin itu barulah mengisi yang ada untuk masuk kepada threshold. Menyamakan itu tidak kami katakan jelek atau bagus, tetapi kalau dulu Perhutani mungkin punya threshold diposisi ini, ada orang yang lebih tinggi ada yang lebih rendah, paling tidak kita coba untuk disamakan dulu. Threshold itu sebenarnya belum menjadi sebuah kunci untuk bisa mencapai visi seperti yang diharapkan. Threshold ini harus dinaikkan lagi.
Pengalaman mengembangkan SDM butuh berapa lama? kini. Yang lebih penting lagi adalah visi. Visi Perhutani seperti apa? Strategi Perhutani seperti apa? Jadi itu yang harus diresapi dalam menyusun program pengembangan SDM. Itu sebabnya pada saat Dirut Perhutani menceritakan tentang road map tahun ini, sangat menolong sekali karena bisa ada bayangan perusahaan ini mau ke mana. Paling tidak dari road map, Perhutani memiliki gambaran mau ke mana arahnya, orang-orang seperti apa yang dibutuhkan. Road map memberikan jawaban hal-hal seperti itu. Atau kalau berbicara SDM, maka sisi mana yang harus diberikan atau ditambah. Dengan
40 DUTA Rimba
mengetahui hal itu maka tidak lagi bisa menggunakan pelatihan untuk menjadi senapan mesin, tetapi berupaya menjadikan penembak jitu (sniper). Jika arahnya benar ke situ dan memang mau ke situ, maka tembak di situ. Bahwa mungkin tidak bisa persis kena sasaran, masih kadang-kadang meleset sedikit dan sebagainya, tapi paling tidak kita tidak ngawur dalam proses pengembangan SDM.
Sniper dalam pengembangan SDM, sistem atau personal? Saya yakin bahwa setiap insan Perhutani memiliki kompetensi dan kapabilitasnya masing-masing. Jika
Sangat bergantung Pengembangan Human Resources, dalam hal kompetensi. Tidak bisa berjalan sendiri, jadi kalau menyusun program biasanya kita melakukan kolaborasi yang dekat dengan perusahaan. Misalnya seseorang dibekali seperti ini maka di organisasi harus seperti apa. Kalau ada sistem, sistem apa yang harus dilibatkan karena ini harus berjalan. Kalau kita ngomong ke belakang kegagalankegagalan pengembangan SDM terutama untuk teman-teman di BUMN, problem sebenarnya adalah kecepatan pada perubahan organisasi dengan perubahan orang tidak di manage dengan sama. Jadi
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
kadang-kadang sistemnya maju dengan cepat, tetapi orangnya ketinggalan. Atau sebaliknya, orangnya dipacu atau dikembangkan dengan baik tetapi sistem organisasi, policy, dan lainnya tidak mengikuti. Keduanya memberikan dampak negatif. Kalau sistemnya, organisasinya berjalan dengan baik, orangnya gak ada, maka sistemnya gak jalan dan membuat orang bilang “alah percuma”, “benar kan sistemnya gagal”, ”makanya kita kembali yang dulu”. Kebalikannya kalau orangnya sudah siap banget, tapi sistemnya gak ada, pertanyaannya adalah berapa lama orang-orang yang sudah terinspirasi ini dengan sabar menunggu sistem itu berjalan. Kalau itu terlalu lama, maka orang-orang ini akan frustasi sehingga yang muncul adalah skeptis tadi “ah percuma pak, kita ngomong kayak gini, percuma organisasi ini gak pernah bisa, buktinya apa?”. Suasana gak bisa, situasi gak bisa, organisasi tidak mendukung, maka orang menjadi frustasi. Kalau sudah frustasi pilihannya dua, dia keluar, atau menjadi apatis mengikuti sistem. Yang paling berbahaya kalau ada transformasi seperti Perhutani saat ini adalah ketika orang-orang didalamnya apatis. Kefrustasian yang membuat mereka menjadi apatis itu paling bahaya karena apapun yang nanti digerakkan, mereka selalu memandangnya dengan negatif, “gak mungkinlah dulu pernah dicoba gagal, gak perlulah”. Nah inilah sebenarnya sistem.
Posisi SDM Perhutani bagaimana? Hal positif di Perhutani adalah adanya sebuah arahan (drive) yang kuat dari pimpinan perusahaan. Ini langkah positif. Kedua, adanya komitmen untuk melakukan sebuah perubahan. Dari sana modal dasar yang sangat baik. Saya
Kalau memang PT itu pure bisnis, sebenarnya kita tidak perlu CSR, karena cara pikirnya sederhana, perusahaan kan dapat profit, profitkan ada pajak negara, maka pajak itulah yang digunakan untuk CSR. berpandangan positif bahwa yang terjadi di Perhutani adalah bukan karena potensinya lemah, tetapi potensi ini mungkin masih tertutup oleh sebuah selaput yang keras dan tebal. Ini mungkin terjadi karena sudah berpuluh-puluh tahun mereka bekerja dalam sistem itu. Mungkin juga ada kekecewaan, kefrustasian, mungkin juga ada hal-hal lain yang saya tidak tahu. Tugas kita adalah mengikis selaput-selaput itu sampai potensinya keluar. Kalau saya lihat saat mengikuti presentasi, kelihatan sekali bahwa gagasan-gagasan yang muncul itu unik, sehingga saya melihat bahwa potensi itu ada. Tinggal masalahnya bagaimana memunculkan itu. Setelah selubung dibuka maka potensinya ada. Dan dari pembicaraan dengan Direktur Utama, suatu hal yang menjadi PR bersama adalah bagaimana membuat rekan-rekan di Perhutani
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
mempunyai semangat agar bisa berubah, terlepas dari masa lalu. Kecewa, tidak sesuai harapan, menimbulkan kefrustasian contoh ucapannya “saya punya ide itu namun tidak jalan”. Nuansa ini terasakan di awal-awal ketika diskusi. Ada lagi misalnya, “baguslah ngomong seperti ini, tapi apa bisa ya hal ini di Perhutani”. Itu sesuatu yang normal, kalau saya menilai bukan eksklusif milik Perhutani. Itu sebabnya biasanya selalu saya tekankan pada saat kita bekerja pada suatu perusahaan, sebenarnya sudah tidak ada lagi perbedaan, apakah itu swasta, BUMN dan sebagainya. Sebagai perusahaan, sebagai sebuah institusi bisnis, anda tetap di industri bisnis jangan dibeda-bedakan. Contoh di Singapore, perusahaan yang hari ini kelas dunia dan diakui prestasinya di dunia, kalau kita mau bicara tentang BUMN atau Swasta, bandara Changi yang begitu hebat dan mendapatkan penghargaan pelayanan itu berada di bawah Dirjen Perhubungan Udara Singapore, itu pemerintah. Cara berpikir bahwa ini bisnis dan pelayanan kalau mindset lama sudah terkikis maka hal ini akan mulai muncul.
Adakah relevansi antara Perum atau Perseroan Terbatas (PT)? Mau bisnis beneran? Apa sih yang menjadi pembeda jika PT atau Perum? Biasanya paling-paling kalau PT itu pure bisnis, tetapi kalau Perum itu selalu dibebani dengan misi-misi sosial, ada public service, dan lain-lain. Tren bisnis sekarang ini pendulumnya bergerak ke tengah. PT tidak melulu pure bisnis karena mereka juga melakukan Corporate Social Responsibility (CSR). Kalau memang PT itu pure bisnis, sebenarnya tidak perlu CSR, karena cara pikirnya sederhana, perusahaan kan dapat profit, profit-kan ada
DUTA Rimba 41
pajak negara, maka pajak itulah yang digunakan untuk CSR. Tetapi CSR hari ini berkembang, istilahnya perubahan untuk misi sosial. Dari sana sudah bergeser pandangan-pandangan CSR itu adalah bagaimana membuat dimensi sosial, tidak menjadi dimensi atau aktivitas yang terpisah dari bisnis tadi. Hal itu sekarang disebut dengan share values yang memasukkan dimensi-dimensi sosial ke dalam proses bisnis kita. Jadi kalau ditanya ada event CSR tidak? Sebenarya apa yang kita lakukan dalam share value itu kita mempunyai misi, membangun masyarakat dan stakeholder. Apabila kita masuk ke situ, sebenarnya Perum malah sudah melakukan hal-hal seperti itu dari jauh-jauh hari. Perum dan PT hari ini tidak perlu diperdebatkan, karena hari ini dalam dunia bisnis, PT yang katanya pure bisnis itu mengadopsi nilai-nilai sosial dan saya yakin tanpa nilai-nilai sosial, hari ini istilahnya PSO yang ada di Perum itu tidak akan sustain. Jadi hampir tidak ada bedanya kan?. Inilah yang saya sebut pendulum bisnis bergeser. Persoalannya, bagaimana mengikis blocking pikiran yang membedakan PT dengan Perum. Menurut saya tidak ada perbedaannya. Karena di dalam Perum banyak aturan yang mengikat, dalam hal ini memang dibutuhkan perubahan mindset.
Bagaimana mengikis blocking mindset? Ketika manajer-manajer diminta mengeluarkan ide memikirkan strategi perusahaan ke depan, idenya bagus-bagus. Tetapi yang menarik buat saya, setiap kali ide mereka keluar hampir selalu ditutup dengan sebuah pernyataan, “begini lho bapak ibu sekalian, ide ini bagus sekali, tapi perlu dicatat ini semua bisa berjalan bila orang kita tidak
42 DUTA Rimba
Ada SDM yang menjadi aset dan yang liabilities atau beban bagi kita. Saya termasuk orang yang mengatakan tidak bisa dikatakan semua SDM itu pasti asset. Masalahnya, mengapa liabilities jauh lebih penting. Mereka bukan menjadi aset perusahaan malah menjadi beban buat perusahaan? banyak yang pindah karena disini turn over-nya tinggi”. Kelompok lain idenya bagus lagi, tetapi ditutup dengan “pak ini bisa berjalan kalau SDM nya gak keluar masuk”. Setelah lima kelompok presentasi, saya bingung, semua ide bagus tapi masalahnya SDMnya jangan keluar masuk. Artinya SDM keluar masuk itu sebagai problem. Kalau memang iya, mengapa usulannya tidak membereskan problem itu dulu?. Kita itu ngomong panjang lebar tapi selalu ditutup dengan “ini bisa jalan kalau ini itu”. Harusnya ini itulah yang dibereskan, karena itu akar masalahnya. Jadi pertanyaannya adalah SDM yang keluar masuk tadi mau dijadikan sebagai problem atau constrain. Kalau mau jadi problem
tolong pecahkan problem itu dulu sebelum ngomong yang lain. Kalau menganggap itu constrain, artinya terima keterbatasan itu, lalu kita berkreasi dengan keterbatasan itu maka keterbatasan itu tidak bisa menjadi keluhan. Kalau saya disuruh menggambar bebas dalam kertas putih yang kosong, itu gampang. Tetapi kalau disuruh gambar yang sudah ada garisnya, saya akan bilang garis ini boleh dihapus gak? Kalau gak boleh, maka itu constrain. Sebenarnya kita membutuhkan kreatifitas yang luar biasa dalam hal ini. Ketika kita munculkan kreatifitas, apakah kita terima gak bahwa sebagian dari gambar sudah ada garisnya ataukah kita masih berusaha menghapus garis itu. Inilah mindset.
SDM itu aset atau bukan? Ada SDM yang menjadi aset dan yang liabilities atau beban bagi kita. Saya termasuk orang yang mengatakan tidak bisa dikatakan semua SDM itu pasti asset. Masalahnya, mengapa liabilities jauh lebih penting. Mereka bukan menjadi aset perusahaan malah menjadi beban buat perusahaan? Yang memang tidak bisa diapa-apakan istilahnya dead wood. Apabila aset tidak dipelihara maka akan menjadi terbengkalai. Atau perubahan zaman yang membuat mereka liabilities sehingga mereka tidak berkembang. Nah, kalau sudah dead wood, mau diapa-apakan tidak mau, tidak bisa, maka pilihannya adalah ini problem atau constrain. Kalau problem, hapus dead wood dengan PHK. Kalau kita menganggap constrain, ya sudahlah, sekarang bagaimana kita pelihara mereka. Golongan kedua SDM liabilities yang memungkinkan untuk dikembangkan. Biasanya mereka ini dilihat lebih pada mental, bukan dari sisi kapabilitas. Bukan kepalanya tapi
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Dok. Humas PHT
hatinya. Sampai satu titik tertentu, mereka dapat menjadi toxic people, menjadi racun. Kehadirannya di organisasi jadi racun. Virus negatif selalu muncul pada mereka itu. Tapi sebagian besar penyebab toxic people seperti ini bukan masalah kapabilitas, kompetensi, dan sebagainya, tapi masalah sakit hati karena masa lalunya tidak enak, kecewa, dan lain sebagainya. SDM yang seperti ini masih ada kemungkinan menjadi aset, tapi dibutuhkan pemimpin pemimpin yang bisa menyembuhkan. Proses penyembuhannya one on one, tidak bisa massal, mestinya konseling, dan lain-lain. Dan itu juga memerlukan waktu. Golongan ketiga yaitu mereka yang kapabilitas hari ini tertinggal karena tuntutan jaman. Misalkan, mengetik 10 jari buta di jaman dulu adalah kapabilitas yang harus dimiliki oleh setiap sekretaris atau orang yang bekerja di administrasi. Dahulu, mereka yang punya kemampuan seperti itu “sakti sekali”. Tetapi hari ini, (kemampuan) itu sebenarnya tidak ada yang butuh karena perkembangan teknologi sudah meninggalkan kapabilitas itu. Orang-orang seperti ini bisa jadi liabilities karena kapabilitas dia yang bisa mengetik 10 jari buta tiba-tiba musnah karena perkembangan teknologi, jaman, tuntutan. Tapi, selama dia adalah orang positif, tidak menjadi toxic dan betul-betul bukan dead wood, maka inilah golongan yang paling mudah. Berikan pengembangan atau training untuk kapabilitasnya, maka dia langsung jadi aset. Golongan kedua yaitu SDM yang menjadi toxic, pun masih ada kemungkinan untuk menjadi aset. Adapun golongan ketiga yang tidak mau “diapa-apain”, inilah (biang) hura-hura dan huru hara. Tinggal pilihannya adalah ia menjadi problem atau constrain. Kalau problem ya dihapus, tapi
kalau constrain ya sudah hiduplah perusahaan dengan itu.
Perubahan mindset dan mental birokrasi itu seperti apa? Perhutani hari ini, dalam bisnisnya membutuhkan pemikiran-pemikiran bersifat terobosan. Bicara pada konteks lama, maka Perhutani akan berbicara konsep konservasi, ekstraksi diambil dari modal yang sudah ada. Hari ini kalau kita masih bergerak ke situ, nilai tambah bisnisnya akan semakin kecil, karena itu sudah dipraktikkan di mana-mana. Kita mengatakan ketidakadilan, tetapi sistem menjadikan seperti itu. Bisa kita lihat, yang mendapat keuntungan paling besar adalah yang di ujung sana (hilir: red) bukan di ujung sini (hulu: red) . Masalahnya
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Perhutani masih di ujung sini, bahan bakunya ada disini (hulu: red). Tapi yang paling memanfaatkan justru berada di hilir. Di mana-mana nilai tambah memang selalu begitu. Makanya dibutuhkan pemikiranpemikiran inovatif muncul. Inovasi dalam menanam pasti jumlahnya lebih sedikit daripada inovasi menggunakan tanaman untuk jadi produk. Cara berpikirnya breakthrough seperti itu, semangat untuk enterpreneurial, mencari dan melihat peluang-peluang harus selalu dimiliki. Masalahnya, ini musuh utama birokrasi. Mental birokrasi itu akan menjadi musuh utama dalam konteks Perhutani. Karena bukan apa-apa, Perhutani memang harus bergeser ke sana, segera. Mental birokrasi itu apa sebenarnya? Mental birokrasi itu
DUTA Rimba 43
SOSOKrimba satu sentralisalisasi, sebab kalau tidak sentralisasi tidak ada birokrasi. Desentralisasi, setiap orang boleh mengambil keputusan. Mental birokrasi itu munculnya dalam konteks sentralisasi, sedangkan kalau kita mau bicara tentang enterpreneurial dan segala macam bisnis, maka yang dibutuhkan adalah desentralisasi, walaupun desentralisasi itu juga haruslah hatihati. Dampaknya adalah keberanian untuk mengambil risiko itu semakin rendah, karena mental birokrasi itu idenya bukan mendelegasikan ke bawah tapi mendelegasikan ke atas. Kenapa kita minta approval ke atas? Supaya kalau ada apa-apa bukan saya yang bertanggung jawab. Yang di atas minta approval lagi ke atas, ke atasannya lagi, begitu seterusnya. Perusahaan yang hebat itu harusnya mendelegasikan ke bawah. Jika yang di bawah tidak mengerjakan, maka yang atas makin sulit. Birokrasi itu semakin ke atas semakin bertanggungjawab dan semakin berat, karena kerjaannya dioper semua dari bawah ke atas. Sedangkan kalau bicara enterpreneurial tidak bisa begitu. Mental birokrasi membawa dampak takut salah. Tetapi tetap ada sisi positif dalam pengertian public governance. Kebebasan yang terlalu bebas tanpa ada alat kontrol yang muncul dalam bentuk birokrasi, seringkali membuat penyimpangan. Jadi kalau mental birokrasi itu dilihat dari konteks public governance, maka itu positif. Tapi di sisi lain kalau kita melihat dari pandangan bisnis tetap punya sisi negatif. Kita perlu lihat, apa sih yang dibutuhkan bisnis dalam proses ini? Mungkin tidak apa-apa dengan mental birokrasi, kita tidak bisa cepat ubah menjadi desentralisasi, karena esensi dari desentralisasi itu adalah speed (kecepatan). Sekarang
44 DUTA Rimba
mari kita coba tetap dengan rantai birokrasi yang ada, tapi speed bertambah. Itu paling tidak mulai dulu, karena untuk mengubah birokrasinya butuh waktu, mengubah mental birokrasinya lebih butuh waktu. Daripada kita tidak bergerak.
Apakah sistem baru diperlukan? Pasti sistem masih ada, tapi artinya menurut saya sistem itu adalah sebuah koridor/penjaga supaya kita tidak kebablasan. Sistem itu tidak menggantikan keputusan. Sistem itu mesin tapi keputusan itu bukan mesin melainkan orang yang menggunakan mesin itu. Hari ini banyak perusahaan yang terpenjara oleh sistem. Dahulu kita menjadi tuannya, sistem jadi alatnya. Sekarang alat itu menjadi tuan. Jadi seringkali itu yang menjadikan kepemimpinan kita terpenjara dengan sistem. Itu sebabnya saya sangat apresiasi Dirut Perhutani, Bambang Sukmananto, dia berusaha tidak terpenjara dengan sistem, menyadari ada sistem tapi tetap menjadi alat dan saya tuannya, ini yang pertama. Kedua, sistem itu harus kita terima sebagai constrain, saya tidak merubah peraturan dulu, terima dulu peraturannya, kita kreasi dari situ. Contoh-contoh selalu diungkapkan Dirut dengan Agroforestry misalkan, itu salah satu cara untuk bergerak dalam sistem tapi tidak terpenjara oleh sistem. Nah, kalau peluang-peluang itu bisa menjadi semangat dan cara berpikir dari orang-orang Perhutani, wah itu luar biasa sekali. Perhutani saya yakin akan luar biasa sekali.
Penyegaran untuk inovasinya seperti apa? Tergantung situasi, kalau kita sudah ingin menyegarkan organisasi, kadang-kadang kita butuh darah baru, istilahnya cari orang profesional
Mental birokrasi itu munculnya dalam konteks sentralisasi, sedangkan kalau kita mau bicara tentang enterpreneurial dan segala macam bisnis, maka yang dibutuhkan adalah desentralisasi, walaupun desentralisasi itu juga haruslah hatihati.
di luar. Ambil, tempatkan langsung. Kadang-kadang ada sisi positif terutama dari perubahan organisasi karena mereka yang menggerakkan, mereka tidak terikat pada tradisi, mereka tidak terikat pada budaya yang sudah ada, mereka tidak terikat pada mindset yang ada. Justru yang aneh, nyleneh dan unik ini bisa membuat organisasi bergerak, kalau gak ya gak jalan. Namun ini ada sisi negatifnya yaitu ketika organisasi kita, orang-orang kita itu sebenarnya sudah siap, ini akan menimbulkan sebuah kefrustasian. Dalam konteks ini sudah harus kuat sekali pada leadership. Jadi sebelum melakukan seperti itu memang paling penting adalah menyadarkan Perhutani itu mau
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
kesana. Kalau mau kesana kita harus begini, ini langkah kedua yang harus diyakini semuanya dulu. Ketiga, ukur diri kita masing-masing, kita bisa gak di dalam gerbong dengan kecepatan sekian, nah dengan kesadaran itu, kalau nanti kita
ngomong cari professional dari luar sudah siap. Gejolak pasti ada karena orang gak mau dikatakan dirinya gak mampu kan? Tetapi yakinlah dalam hati kecilnya mereka sebenarnya menyadari kalau mereka memang tidak bisa ikut gerbong itu. Yang
mampu ya dipersilakan kalau gak ya maaf. Tetapi itu juga butuh waktu untuk menyadarkan, itu sebabnya hal yang paling krusial, dan justru ini yang menjadi kunci suksesnya Perhutani, adalah perubahan mindset. Dunia bisnis selain harus sederhana juga profesionalisme. Profesionalisme itu masalah sikap, mental, ada basis pengetahuan untuk menjalankan hal itu, bukan sekedar tradisi. Intinya kami ingin ‘Mewarnai Dunia Bisnis Indonesia Untuk Menjadi Sesuatu Yang Lebih Baik’. Dunia bisnis Indonesia terlepas dari benturan, saat ini sudah bergerak ke arah profesionalisme, termasuk perusahaan BUMN. Kami mewarnai bukan dalam konteks profesionalisme saja tapi dengan inspirasi-inspirasi membangun sebuah keunggulan bersaing.
Mengapa keunggulan bersaing penting? Hari ini kita berpikir begini, saya bisa dapat profit. Bisnis kan harus dapat profit, tetapi profit yang dicapai itu bisa jadi tanpa keunggulan bersaing. Kenapa? Karena mungkin bisnis kita di Indonesia masuk dalam situasi dimana penuh dengan privilege. Profit yang baik didapat dari keunggulan bersaing. Inspirasi untuk memiliki keunggulan bersaing dari awal inilah yang ingin kan ada mewarnai teman-teman di dunia bisnis, termasuk Perhutani. • DR
Dok. Humas PHT
Visi lembaga Prasetiya Mulya ‘Mewarnai Dunia Bisnis Indonesia Untuk Menjadi Sesuatu Yang Lebih Baik’ membuat Deddi Tedjakumara tertarik bergabung dan mendedikasikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya sejak 17 tahun silam. Lelaki murah senyum ini menjabat Direktur Eksekutif Prasetiya Mulya Business Executive Learning Institute, dan di antara kesibukannya adalah memberikan pendidikan bisnis bagi para pemimpin dan calon pemimpin di Perhutani. • DR-Soe
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 45
lintasrimba
Gubernur Jateng Dukung
Semarang – Wana Wisata (WW) Penggaron mendapat kehormatan berupa kunjungan kerja Gubernur Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ganjar yang diterima langsung Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Teguh Hadi Siswanto, menyampaikan siap mendukung pengembangan Wana Wisata Penggaron sekelas Jatim Park sebagai salah satu pendukung wisata di daerahnya dan hal ini tentunya akan memberikan nilai tambah bagi daerah sekitar. Wana Wisata Penggaron seluas 500 hektare ini berlokasi di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Gedawang dan RPH Susukan masuk wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Penggaron, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Semarang. Penggaron pengelolaannya di bawah Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Jasa Lingkungan dan Produksi Lainnya (JLPL) Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah ini, memiliki potensi yang cukup besar dikarenakan merupakan hutan di tengah kota, akses jalan menuju ke lokasi pun cukup mudah. Dalam acara itu, hadir pula Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Bowo Suryoko. Dalam dialog Bowo menyampaikan bahwa kendala rencana pengembangan Penggaron yang sudah direncanakan, hanyalah pada pola kerja sama yang belum disepakati antara berbagai pihak. Di hadapan sekitar 100-an tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut, pria beruban yang baru saja
46 DUTA Rimba
Dok. Humas PHT
“Jateng Park”
dilantik menjadi Gubernur Provinsi Jawa Tengah ini menyampaikan, Penggaron mempunyai potensi wisata yang cukup baik maka perlu dorongan dari berbagai pihak. “Untuk segera merealisasikan rencana pengembangan Penggaron, secepatnya dilakukan penentuan sistem kerja sama dengan perhitungan untung ruginya,” ujarnya lebih lanjut. Menanggapi turunnya jumlah pengunjung dari tahun ke tahun yang disampaikan oleh Kepala Unit I Teguh Hadi Siswanto, Ganjar menilai karena kurangnya wahana yang bisa dinikmati pengunjung wisatawan, di Wana Wisata Penggaron. Dalam kesempatan selanjutnya General Manager KBM JLPL, Budi Setiyono, memaparkan, bahwa konsep pengembangan pernah
ditawarkan oleh PT Bangun Rimba Abadi pengelola Taman Safari di Jawa Barat dan Jawa Timur. Mereka telah melakukan pembahasan dan peninjauan di lokasi Juli 2013 lalu, Investor menawarkan konsep tema padang pasir — menurut investor, pengembangan tahap demi tahap pada lokasi wisata harus mempunyai tema, hanya saja tindak lanjutnya masih terkendala dengan sistem kerja sama yang masih akan dibahas oleh Direktorat Jendral PHKA dan Kementrian Kehutanan. Sebagai tindak lanjut, Ganjar agar segera mengundang pihak terkait untuk pembahasan lebih lanjut rencana pengembangan Hutan Penggaron sebagai Jateng Park, dalam dua minggu setelah kunjungan kerja ini. • Sumber: Hms KBM JLPL I/Siwi
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Dok. Humas PHT
Perhutani Bojonegoro Jalin Silaturahmi dengan Pers
siap memberikan informasi yang dibutuhkan oleh terkait data dan kinerja di wilayah kerjanya. Dikatakan Anggar, kawasan hutan yang masuk pengelolaan KPH Bojonegoro seluas 50.144,0 Ha bersentuhan langsung dengan masyarakat, sehingga tekanan atau gangguan keamanan terhadap hutan sangat tinggi. Oleh karena itu, Anggar berharap jajaran pers dapat membantu menginformasikan program-program kerja Perhutani kepada masyarakat sekaligus memberikan pengetahuan dan penyadaran akan arti pentingnya kelestarian hutan. Dalam Kesempatan tersebut, jajaran pers juga menyampaikan pertanyaan dan opininya tentang Perhutani yang kesemuanya dijawab dengan lugas namun simpatik, baik oleh Administratur maupun jajaran manajemen Perhutani Bojonegoro lainnya. • Sumber : (HMS Bojonegoro/Ratih)
Bojonegoro – Dalam rangka meningkatkan silaturahmi dengan jajaran pers, Perhutani Bojonegoro menggelar acara Media Gathering, yang dilangsungkan di aula kantor Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro, Kamis. Acara yang dikemas secara informal ini
dihadiri 30 insan pers dari wilayah Bojonegoro. Administratur Perhutani Bojonegoro, Anggar Widiyatmoko, dalam sambutannya mengatakan bahwa Perhutani Bojonegoro menerima dengan tangan terbuka kunjungan dari insan media dan
Blora – Ketergantungan masyarakat desa hutan terhadap kawasan hutan masih tinggi. Pasalnya mereka sudah terbiasa dengan pola hidup di kawasan hutan baik dalam kegiatan pertanian melalui pola tanam tumpangsari atau bekerja pada sektor pengelolaan hutan lain yang dilakukan oleh Perhutani. Pihak Perhutani pun memberikan kesempatan luas kepada para petani untuk menggarap lahan hutan selama penggarapan itu tidak mengganggu tanaman asli wilayah hutan, yakni pohon jati. Asper/Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH) Selogender Perhutani KPH Randublatung Kabupaten Blora, Ence Sunarya, mengatakan Perhutani mengizinkan masyarakat desa hutan melakukan kegiatan tumpangsari di kawasan hutan negara. Kegiatan
Sistem Tumpangsari Tarik Minat Petani Hutan Perhutani juga diuntungkan karena tanaman jati muda bisa terhindar dari kerusakan baik dari ancaman kebakaran maupun pengembalaan liar yang kadang timbul di kawasan hutan. • Sumber: Suara Merdeka Online, 18 Oktober 2013
Dok. Humas PHT
tumpangsari itu antara lain dilakukan di petak 85a dan 85c. Adanya sistim tumpangsari tersebut bisa memberikan keuntungan ganda. Di sisi lain petani bisa memperoleh hasil tanaman palawija, sementara di sisi lain
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 47
lintasrimba
Mojokerto – Perhutani Mojokerto baru-baru ini menyalurkan bantuan air bersih kepada warga sekitar hutan, khususnya warga Dusun Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Bantuan ini diberikan Perhutani karena musim kemarau panjang di Mojokerto, yang menyebabkan masyarakat di beberapa desa sulit mencari air bersih untuk dikonsumsi sehari-hari. Bantuan ini diserahkan secara simbolis oleh Widhi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto yang diwakili Wakil Bupati Mojokerto, Choirun Nisa bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mojokerto. Untuk tahap awal, Perhutani akan memberikan bantuan air bersih sebanyak dua puluh mobil tangki berkapasitas 5000 liter, untuk
Dok. Humas PHT
Perhutani Salurkan Air Bersih Untuk Warga
beberapa wilayah di kawasan Perhutani Mojokerto yang mengalami kekeringan dan krisis air. Choirun Nisa berharap bantuan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan. Di samping
Pabrik Gondorukem Perhutani Segera Beroperasi Jakarta – Direktur Utama Perusahaan Umum Perhutani Bambang Sukmananto memastikan pabrik derivatif gondorukem dan terpentin di Pemalang, Jawa Tengah, akan mulai beroperasi pada akhir Oktober ini. Pabrik yang digadanggadang akan menjadi yang terbesar se-Asia Tenggara ini ditargetkan memproduksi 30 ribu ton getah pinus per tahun. Pabrik itu akan mengubah struktur pendapatan perseroan yang selama ini mayoritas disumbang dari penjualan kayu. Untuk membangun pabrik tersebut, Perhutani
48 DUTA Rimba
mengeluarkan investasi Rp 160 miliar. Sebesar 30 persen bersumber dari kas internal dan pinjaman perbankan 70 persen. Nantinya 40 persen produk untuk pasar domestik dan sisanya diekspor. Jika kinerja pabrik sesuai dengan target, Bambang mengatakan, ke depan bisnis gondorukem akan dipisahkan menjadi anak usaha. Pabrik gondorukem milik Perhutani adalah salah satu dari 15 pabrik yang ditargetkan Kementerian BUMN bisa rampung tahun ini. Menteri Dahlan Iskan sebelumnya mengatakan, pabrik lain
itu, kegiatan ini, kata Choirun dapat menggerakkan perusahaan swasta maupun BUMN dan BUMD ikut membantu masyarakat yang mengalami krisis air. • JPNN Online, 16 Oktober 2013
yang akan dibangun di antaranya pabrik sagu di Papua dan pabrik gula di Banyuwangi, Jawa Timur. Juga pabrik baja di Cilegon, Jawa Barat, serta pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah. Bambang menambahkan, Perhutani juga akan membangun pabrik sagu, yang berlokasi di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan. Pemancangan tiang dilakukan bulan ini dan ditargetkan mulai beroperasi tahun depan dengan kapasitas produksi 30 ribu ton tepung sagu per tahun. Untuk merealisasinya, Perhutani menggandeng BUMN lain, yakni PT PLN (Persero) dan PT Barata (Persero). • Sumber diolah dari: Koran Tempo, 10 Oktober 2013.
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Sorong Selatan – Perum Perhutani berencana membangun pabrik sagu di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat. Untuk rencana ekspansi tersebut, BUMN kehutanan tersebut telah siap mengucurkan dana investasi 120 miliar rupiah. “Proses pemancangan tiang pertama konstruksi pabrik sagu ini rencananya dimulai Oktober 2013. Selanjutnya ditargetkan mulai beroperasi sekitar Oktober 2014,” kata Direktur Utama Perhutani, Bambang Sukmananto, di Jakarta, Jumat (27/9). Pada kesempatan itu, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, melihat secara langsung persiapan pembangunan pabrik bahan makanan yang dalam bahasa Latin disebut dengan metroxylon sago itu. Menurut Sukmananto, saat
Dok. Humas PHT
Perhutani Bangun Pabrik Sagu di Papua
ini persiapan pembangunan pabrik sagu terbesar di Papua itu sedang dilakukan, dimulai dengan pemerataan permukaan tanah dengan peralatan berat. Saat beroperasi penuh, kapasitas produksi pabrik sagu ini mencapai 30.000 ton tepung per tahun.
Untuk pembangunan pabrik ini, Perhutani menggandeng BUMN seperti PLN dan PT Barata. PLN akan membangun power plant atau pembangkit untuk memasok listrik, sedangkan Barata menyelesaikan konstruksi bangunan pabrik sagu • Sumber : Koran Jakarta, 30 September 2013
Sarasehan yang dipandu Wakil Administratur Mojokerto Barat, Miswanto, dihadiri Kapolres Lamongan, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Lamongan, Kepala Badan Kesejahteraan dan Pengembangan Masyarakat (Kesbanglimas) Lamongan, Administratur Mojokerto dan sekitar tiga ratus anggota LMDH
dan pengusaha penggergajian kayu Mojokerto. Pada kesempatan tersebut dipaparkan juga materi keamanan hutan oleh Polres Lamongan dan Dinas Pertanian & Kehutanan Lamongan mengenai Sinergi Pembangunan Hutan Lestari berbagai stakeholders mewujudkan pengelolaan hutan lestari. • (HMS
Mojokerto – Sarasehan dengan tema “Membangun Hutan Lestari Wilayah Lamongan” berlangsung interaktif di Gedung Mayangkara, Mantup, Lamongan (17/10). Administratur Mojokerto, Widhi Tjahjanto mengatakan bahwa membangun hutan lestari adalah tugas dan tanggung jawab bersama. Melalui sarasehan dan diskusi ini diharapkan berbagai pihak menghasilkan pemikiran yang mampu mendorong peran aktif semua pihak untuk bersamasama bersinergi mewujudkan hutan lestari sesuai tugas pokok dan peran fungsinya masing-masing.
Dok. Humas PHT
Sarasehan Perhutani di Mojokerto
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Mojokerto/Eko Eswe)
DUTA Rimba 49
Menimba Ilmu Parengan – Berguru kepada para juara adalah salah satu cara ampuh untuk memacu prestasi. Demikian pula bagi KPH Parengan yang secara khusus mengundang para Teladan Nasional juara Lomba Wana Lestari 2013 pada tanggal 3 Oktober 2013. Tiga orang Teladan Terbaik I didaulat untuk membagikan pengalaman dan kiat-kiatnya di hadapan para insan Perhutani KPH Parengan. Ketiga pemenang Lomba Wana Lestari tersebut adalah Iwan Siswandi (Mandor PHBM KPH Bandung Utara – Terbaik I Katagori Mandor Pendamping PHBM), Suwaji (KRPH Awar-awar KPH Nganjuk – Terbaik I Katagori
Dok. Humas PHT
dari Para Teladan
RPH), dan Noor Imannuddin (Asper Dagangan KPH Madiun – Terbaik I Katagori BKPH). Secara bergantian ketiganya membagikan pengalaman dan kiat yang selama ini mereka jalani dalam bertugas sehari-hari di bidang masing-masing. Paparan mereka didengarkan dan direspon dengan antusias oleh para Asper, KRPH, maupun mandor PHBM yang dihadirkan di aula Perhutani Parengan. Administratur/KKPH Parengan,
Daniel B Cahyono, menjelaskan bahwa pihaknya sengaja mengundang para juara itu untuk bisa ditimba ilmunya. Lebih dari itu, diharapkan kehadiran mereka bisa menjadi motivasi bagi jajaran Perhutani Parengan untuk melecut diri menuju prestasi yang lebih baik. “Jika mereka bertiga bisa, maka saya yakin jajaran Perhutani Parengan pasti juga bisa. Persoalannya tinggal pada kesungguhan dan konsistensi,” ujar Daniel. • Sumber: HMS Parengan
Warga-Perhutani Sepakat Lereng Sumbing Ditanami Kopi Temanggung – Warga Desa Kemloko Kabupaten Temanggung bersama Perum Perhutani KPH Kedu Utara menyepakati kerja sama pengelolaan lahan hutan dengan menanam tanaman kapi di kawasan hutan lereng Gunung Sumbing. Perjanjian kerja sama tersebut ditandatangani Administratur KPH Kedu Utara, Iwan Setiawan dengan Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sido Makmur Desa Kemloko, Mustar di Balai Desa Kemloko di Temanggung, (24/10). Selama ini warga menuntut agar kawasan hutan lindung di
50 DUTA Rimba
lereng Gunung Sumbing seluas 141,1 hektare di Desa Kemloko, Kecamatan Tembarak tersebut bisa ditanami tanaman semusim seperti tembakau dan jagung. Iwan Setiawan, mengatakan, pengelolaan hutan lindung telah diatur yakni tidak boleh untuk tanaman semusim dan pertanian intensif, melainkan untuk tanaman keras yang berfungsi menjaga kelestarian hutan. “Perhutani tidak mengekang warga dalam pengelolaan hutan lindung, namun warga harus mematuhi aturan yang ada,” kata Iwan. “Perhutani siap menampung
hasil kopi rakyat seperti yang selama ini dilakukan, karena Perhutani mempunyai unit usaha pengelolaan kopi bubuk,” imbuhnya. Ketua LMDH Sido makmur yang juga Kepala Desa Kemloko, Mustar, mengatakan, pihaknya berencana menanam kopi arabika berdasar analisa sangat cocok untuk kawasan lereng Sumbing. Lahan seluas 141,1 hektare akan dikelola warga di sembilan dusun Desa Kemloko, setiap keluarga diperkirakan mengelola lahan seperempat hektare. • Sumber: Antara Jateng, 25 Oktober 2013
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Dok. Humas PHT
Komisi IV DPR RI Kunjungi Persemaian Permanen Mojokerto
Mojokerto – Perum Perhutani KPH Mojokerto menerima kunjungan kerja Komisi IV DPR RI bidang Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan, Perum Bulog serta Dewan Kelautan Indonesia. Rombongan yang dipimpin Wakil Ketua Komisi IV, Drs. H. Ibnu Multazam langsung menuju Persemaian Permanen Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Brantas, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto dan disambut Direktur PSDH & PUHR, DR. Ir. H. Mustoha Iskandar
didampingi Dirjen. BPDAS & PS, DR. Ir. Hilman Nugroho, MP, Wakil kepala Unit II Jawa Timur, Kepala Biro, Administratur KPH Mojokerto dan Muspika Kemlagi. Anggota Komisi IV DPR RI yang terdiri dari 20 orang tersebut antusias menyimak paparan yang disampaikan oleh Dirjen. BPDASPS, Hilman Nugroho. Rombongan juga menyempatkan peninjauan areal persemaian permanen. Pada kesempatan itu perwakilan anggota Komisi IV DPR-RI menyerahkan bantuan bibit kepada
Petugas Dilatih Beladiri Jatirogo – Kondisi keamanan hutan Perhutani Jatirogo yang rawan gangguan tidak diimbangi dengan kekuatan personel pengamanan hutan dan alat pelindung diri (APD). Oleh karena itu KPH Jatirogo terdorong untuk membekali petugasnya dengan kemampuan beladiri. “Semua langkah sistem pengamanan hutan kami sudah
tempuh, baik itu tindakan represif bekerjasama dengan Polri maupun melakukan kegiatan komunikasi sosial dengan masyarakat hutan melalui program pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM). Tetapi tingkat gangguan hutan masih begitu tinggi,” kata Wakil Administratur Anang Tejo Anggono, Selasa (10/9). Oleh karena itu, lanjut Anang,
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Tim Penggerak PKK Kecamatan Kemlagi, berkaitan dengan program penanaman satu milyar pohon sebanyak 5 ribu plances. Bibit tanaman juga diserahkan kepada siswa-siswa SMA Negeri 1, Tarik, Kabupaten Sidoarjo, berkaitan dengan program sekolah Adiwiyata sebanyak 3 ribu plances. Penerima bibit tanaman lainnya adalah Supardi, seorang pegiat lingkungan, sebanyak seribu plances serta Ristin Riwayati seorang penggerak PKK Desa Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto yang menerima bantuan bibit tanaman sebanyak 3 ribu plances untuk kegiatan program “Wanita Menanam”. Ir. H. Marsanto, MS, anggota Komisi IV/F-PDIP menyampaikan apresiasinya kepada Perhutani karena Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) sudah semakin baik. Termasuk kemitraan dan sinergitas dengan stakeholders telah terbangun. “Terlebih lagi kontribusi nyata dari kawasan hutan kepada masyarakat desa hutan, pemerintah atau pendapatan daerah semakin nyata dan signifikan”, tuturnya. • Sumber: HMS Mojokerto/Eko Eswe
untuk melindungi personil di lapangan, pihaknya juga membekali mereka dengan kemampuan beladiri, bekerjasama dengan perkumpulan seni beladiri Setia Hati Teratai dan masyarakat Kecamatan Bangilan kabupaten Tuban. Diharapkan dengan pelatihan ini juga akan meningkatkan rasa percaya diri para personil keamanan hutan ketika melaksanakan tugasnya sehari-hari. • Sumber: HMS Jatirogo/Haryo
DUTA Rimba 51
Sita Jati di Rumah Kosong Pesanggaran – Perhutani Banyuwangi Selatan semakin gencar melakukan operasi di wilayah hukumnya. Setelah mengamankan puluhan kayu jati ilegal di sebuah rumah kosong, kemarin mereka kembali melakukan hal serupa bersama petugas Polsek Pesanggaran. Aparat gabungan tersebut berhasil mengamankan 21 batang kayu hutan dari pekarangan rumah milik warga di Dusun Silirbaru, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Sayang, saat mengamankan 21 batang kayu ilegal tersebut, petugas tak menemukan pelaku.Sebelumnya, operasi gabungan yang dilakukan aparat Polsek Siliragung dan petugas Perhutani Banyuwangi Selatan menemukan 50 batang kayu jati yang disembunyikan di rumah kosong di Dusun Sumberurip, Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung. Kondisi kayu jati berbentuk gelondongan tersebut masih terlihat basah. Lagi-lagi sayang bersamaan ditemukannya tumpukan kayu jati ilegal tersebut, petugas gabungan tak berhasil menemukan pelaku yang telah mengambil barang dari areal RPH Karangharjo, BKPH Banyuwangi Selatan tersebut. • Radar Banyuwangi, 18 Oktober 2013
Perhutani Jabar Kembangkan Karet Bandung – Perum Perhutani Unit III Jabar Banten berencana mengembangkan komoditas karet untuk menambah pendapatan dari sektor non kayu. Kepala Perhutani Unit III Jabar-Banten, Dadang Hendaris mengatakan karet akan menjadi lahan pemasukan Perhutani karena harga jualnya tidak pernah turun dimana rata-rata mencapai Rp27.000-Rp30.000 per kilogram. Karena itu, pihaknya telah melakukan
52 DUTA Rimba
penanaman karet pada lahan 20.000 hektare. “Hasilnya, memang tidak bersifat jangka pendek dan instan. Hasilnya baru terasa dalam 5 tahun,” katanya di Bandung, Rabu (16/10/2013). Pendapatan non kayu lainnya juga datang dari sektor ekowisata yang mencapai 74 titik potensial. Sampai saat ini Perhutani mencatat pemasukan dari sektor tersebut sudah mencapai Rp80 miliar per tahun. Perum Perhutani Unit III sendiri saat ini masih mengelola 678.000 hektare hutan di Jabar-Banten. Dimana sekitar 568.000 hektare di antaranya berlokasi di Jabar. Tahun ini pihaknya menargetkan penanaman pohon lebih dari 18 juta pohon di 12.000 hektare. Lokasinya tersebar di Jabar dan Banten. Alokasi dana anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp100 miliar. Pohon tersebut ditanam di hutan produksi sekitar 70% dan 30% di hutan lindung. • Sumber diolah dari: Binis Jabar Online, 17 Oktober 2013
Perhutani Bentuk Warung Kayu Surabaya – Perum Perhutani membentuk warung Kayu untuk menekan maraknya kasus pencurian kayu di Jawa Timur. Warung yang menyediakan kayu jati eceran berharga subsidi 21 persen itu dibentuk di sentra-sentra kerajinan yang selama ini menjadi tempat rujukan kayu-kayu curian. Menurut Kepala Biro Perlindungan Daya Hutan Perhutani Unit II, NP Adnyana, dalam waktu dekat akan dibentuk Warung Kayu di kawasan Montong Tuban. ’’Karena sejak 2012 hingga Agustus ini saja, kayu jati yang hilang di wilayah itu mencapai 17 ribu pohon senilai Rp 16 miliar,” ujamya di Surabaya, Jum’at (11/10). Mayoritas kayu hasil jarahan itu
dipasok ke sentra pembuatan meubel kayu mentah di, Montong Tuban. Selanjutnya meubel setengah jadi itu dikirim ke Jepara untuk dirakit menjadi meubel berkualitas ekspor. Jati asal Desa Sidonganti Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban diakui banyak dincar para pengrajin. Bahkan belakangan Jati Rogo yang merupakan jenis jati induk, dicuri oleh kawanan melibatkan 300 orang. Jati di lokasi itu rata-rata sudah ditanam sejak 1916-1952. Jati asal Tuban ini merupakan jenis jati terbaik dan hanya dikalahkan oleh jati asal Myanmar, untuk memudahkan para pembeli eceran tersebut, pihaknya menyediakan jasa penggergajian. Sejak didirikan sentra penjualan eceran tersebut, nilai kerugian akibat pencurian kayu di Jombang yang mencapai Rp 11 miliar berhasil ditekan. Kondisi yang sama terjadi di wilayah Nganjuk. • Suara Karya, 14 Oktober 2013
Forum Humas BUMN Gelar Pekan Olah Raga dan Seni Jakarta – Forum Humas BUMN pada tahun ini kembali menggelar Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) 2013. Untuk Porseni kali ini, Forum Humas BUMN telah menyiapkan anggaran sebesar Rp2,5 miliar. Direktur Eksekutif Forum Humas BUMN Caca Samhudi mengatakan Porseni tahun ini akan diselenggarakan pada 10-22 November 2013 yang berlokasi di GOR Sumantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan.Menurut Caca, penyelenggaraan acara tahunan ini bertujuan untuk memperoleh sinergisme di antara sesama BUMN dan meningkatkan saling pengertian diantara para karyawan dan pimpinan di lingkungan BUMN melalui prestasi di bidang olahraga dan seni yang sehat dan menyenangkan.“Tahun lalu
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
lintasrimba terdapat 80 perusahaan BUMN yang turut serta, saat ini yang telah ikut sebanyak 96 perusahaan, kami mengharapkan 141 BUMN bisa ikut semua, memang animo perusahaan yang ikut meningkat, karena tidak ada batasan usia untuk karyawan yang mau turut andil,” ujarnya. Sementara itu, Anggota Presidium Forum Humas BUMN Susetiyaningsih mengatakan, acara ini rutin dilakukan setiap tahun. Di mana animo untuk mengikuti Porseni terus meningkat setiap tahunnya. “Tahun lalu juara umumnya Pehutani, kedua Mandiri, dan ketiga PLN, sedangkan perserta terbanyak berasal dari PLN,” ujar Susi. • Sumber diolah dari ekbis.sindonews.com, 10 Oktober 2013
Kontribusi Perhutani Randublatung Rp 46,7 M/Tahun Randublatung - Perum Perhutani KPH Randublatung selama ini telah berkontribusi terhadap pendapatan bagi masyarakat desa hutan dan Pemerintah daerah sebesar 46,7 miliar rupiah per tahun. Kontribusi tersebut terdiri dari pembayaran provisi sumber daya hutan (PSDH), penyaluran pinjaman lunak Pembinaan Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), hasil panen tanaman tumpangsari hutan, pemanfaatan hasil hutan bagi masyarakat sekitar hutan serta penyerapan tenaga kerja masyarakat lokal yang ikut dalam proses pengelolaan hutan. Dalam mengelola hutan negara seluas 32.464,10 Ha yang terbagi dalam dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Blora 31.761,4 Ha (97,8 %) dan Kabupaten Grobogan 702,7 Ha (2,2 %) berupa hutan produksi, dan 25,40 Ha merupakan cagar alam, KPH Randublatung mampu memberikan kontribusi ekonomi bagi masyarakat desa hutan yang cukup signifikan. Hal tersebut
dikatakan Administratur Perhutani KPH Randublatung, Ir. Herdian Suhartono, (22/10), saat penyerahan sharing Produksi kayu tahun 2012 secara serempak di Desa Ngliron, Kecamatan Randublatung sebesar 1,8 Miliar dan diterima bersih oleh 24 LMDH sebesar 1,76 miliar setelah dipotong pajak yang disetorkan kepada kas Negara. Pemanfaatan sharing produksi oleh masing-masing LMDH sebagian besar digunakan untuk kegiatan ekonomi produktif, karena sektor ini diharapkan mampu mempercepat roda perekonomian masyarakat desa hutan. Namun diakui bahwa untuk mempercepat laju ekonomi pedesaan ini masih ada kendala meliputi bidang teknis operasional, manajemen, dan pemasaran serta budaya kerja masyarakat setempat. Untuk itu pihaknya (Perhutani) mengajak serta peran aktif para stake holder, baik dari Pemerintah daerah, maupun pihak lain yang berkepentingan untuk ikut membantu memacu sektor ekonomi pedesaan . • (HMS-RDB), Editor: Dadang K Rizal.
KPH Blora Kembangkan Agroforestry Blora – Perum Perhutani KPH Blora mulai mengembangkan agroforestry dengan melakukan penanaman ketela pohon yang ada di lahan tegakan hutan yang ada. Saat ini di lahan hutan KPH Blora sudah ada sekitar 250 hektar tanaman ketela yang ditanam oleh masyarakat yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat. Menurut Administratur KPH Blora Joko Sunarto, saat ini masyarakat lebih banyak menanam ketela pohon. Tanaman ketela dikembangkan di lahan perhutani sebenarnya tidaklah diperbolehkan sebab ketela bisa menganggu pertumbuhan tanaman
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
inti milik Perhutani khususnya Jati. Namun lanjutnya ketela boleh dikembangkan pada tahun pertama sampai ketiga saja dilahan yang ada. Sebab tahun pertama sampai ketiga belum mengannggu pertumbuhan tanaman jati. Termasuk juga dengan tanaman palawija lainnya. Tanaman ketela merupakan salah satu bentuk menumbuhkan agroforestry yang ada di hutan, termasuk juga mengembangkan tanaman lainnya yang bisa ditanam, agar hutan bisa dimanfaatkan untuk agrobisnis bagi petani, selain kayu jati yang menjadi produk utama Perhutani. Tanaman yang bisa dikembangkan seperti nanas, jambu mete, atau duren dan itu bisa ditanam di lokasi tanaman pagar atau tanaman sela yang selama ini ada. • Sumber diolah dari: Suara Merdeka Online, 20 Oktober 2013
Perhutani Bangun Pabrik Umbi Porang Jakarta – Perum Perhutani akan membangun pabrik pengolahan umbi porang di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dengan investasi sekitar 50 miliar rupiah. Saat ini, Perhutani telah mengembangkan tanaman porang di lahan hutan 3.000 hektare. “Tahun depan (2014) pembangunan pabrik tepung porang diharapkan sudah rampung sehingga pada tahun berikutnya (2015) mulai beroperasi dengan kapasitas produksi mencapai 30.000 ton tepung porang per tahun,” kata Direktur Utama, Bambang Sukmananto, di Jakarta. Menurutnya, untuk tahap awal hasil produksi perdana pabrik tepung porang Blora ini akan diekspor ke Jepang dan sejumlah negara lainnya di Asia. Sesuai dengan jenis tanamannya, porang sangat cocok dikembangkan di bawah hutan jati dan selama ini sudah dapat tumbuh dengan bagus di hutan jati milik Perhutani. • Sumber diolah dari: Koran Jakarta, 10 Oktober 2013
DUTA Rimba 53
foto jurnalistik workplace learning
‘menimba ilmu, mendulang sukses’.. dua padanan kalimat yang selalu beriringan
54 DUTA Rimba
NO. 48 • TH. 8 • september-oktober • 2013
LENSA
bagi mereka yang tak kenal lelah ada jalan terang sebagai upah
NO. 48 • TH. 8 • september-oktober • 2013
DUTA Rimba 55
alam adalah sekolah di mana para bijak bestari bersenda gurau tentang indahnya jati diri
56 DUTA Rimba
NO. 48 • TH. 8 • september-oktober • 2013
sejatinya manusia adalah mengenal jati diri tentang siapa diri dan siapa Sang Pencipta diri
NO. 48 • TH. 8 • september-oktober • 2013
DUTA Rimba 57
dan hutan, gunung, tetumbuhan, hewan adalah titipan
58 DUTA Rimba
NO. 48 • TH. 8 • september-oktober • 2013
yang keindahan dan keasriannya senantiasa dipertanyakan, sejauh manakah manusia mampu menjaganya?
NO. 48 • TH. 8 • september-oktober • 2013
DUTA Rimba 59
opini
Belajar Kehumasan dari
Johan Budi Oleh: Avid R Septiana*)
S
aya katakan narasumber “kakap”, karena memang workshop yang diselenggarakan oleh Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) ini menghadirkan narasumber-narasumber hebat yang sangat berkompeten di bidangnya, baik secara teoritis maupun pengalaman. Ada Johan Budi Prasetyo dari KPK, Aris Nugroho dari Ogilvy Indonesia, Christovita Wiloto dari PowerPR, serta para pemimpin redaksi media mainstream nasional semisal Wahyu Muryadi dari Tempo (majalah), Nasihin Masha dari Republika (koran), Marah Sakti Siregar dari Cek & Ricek (infotainment), Karaniya Dharmasaputra dari viva.co.id (online) serta Putra Nababan dari MetroTV (televisi). Agar dapat bermanfaat lebih luas, saya coba membagi pengalaman tersebut di sini. Namun karena ruang terbatas, saya hanya menceritakan materi yang disampaikan oleh Johan Budi dari KPK. Di sesi awal workshop, Direktur Eksekutif SPS, Asmono Wikan, melakukan suvey kecil-kecilan. Setiap peserta diminta menyebutkan tiga lembaga di Indonesia yang dianggap memiliki public trust (kepercayaan publik) paling tinggi saat ini. Di luar dugaan, rata-rata peserta mengaku kesulitan mencari
60 DUTA Rimba
Selama lima hari, 2 – 5 Juli 2013, saya beruntung dapat mengikuti Workshop Kehumasan di Bali dengan narasumber “kakap”, bertajuk “Menciptakan dan Memulihkan Kepercayaan Publik melalui Pemahaman Kebijakan Media yang Komprehensif”.
lembaga di Indonesia yang masih bisa dipercaya. Alasannya antara lain karena semua lembaga dianggap memiliki kepentingan (interest) masing-masing, sehingga apa yang disampaikan ke publik adalah sebatas upaya pencitraan semata, atau karena kredibilitas perusahaan atau lembaga-lembaga itu yang jelek, baik karena berbagai skandal yang terungkap maupun kinerja yang buruk. Meski begitu, beberapa lembaga berhasil mengumpulkan rating tinggi dan dibagi dua kategori, yaitu media dan non media. Di kategori media, posisi tiga besar diduduki Kompas, detik.com, dan Tempo. Sementara non media adalah KPK, Garuda Indonesia, dan Mahkamah Konstitusi. Mengapa lembaga-lembaga tersebut mendapatkan rating yang tinggi? Para peserta
menyebutkan beberapa faktor yang melatarbelakanginya, yaitu kredibilitas, integritas, komitmen, profesionalitas, dan independensi dari lembaga-lembaga tersebut dianggap baik sehingga publik merasa masih dapat memercayai mereka. Menariknya, sesi pertama workshop langsung menghadirkan pemenang dari survey kategori non media yaitu KPK. Johan Budi Prasetyo tampil sebagai narasumber. Kita semua pasti tahu kapasitas Johan Budi sebagai humas sekaligus juru bicara KPK. Maka sangat menarik mendengarkan ia berbagi pengalaman, khususnya tentang bagaimana strategi yang ia lakukan untuk menjaga agar KPK tetap dipercaya publik. Johan mengawali dengan menegaskan pentingnya posisi
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Dok. Istimewa
di KPK justeru Humas-lah yang mengarahkan pimpinan. Kapan harus mengeluarkan statement dan apa yang harus disampaikan,” kata Johan.
humas di suatu lembaga. Ia mengkritik posisi humas di lembaga-lembaga pemerintah yang seringkali ditempatkan tidak strategis. Dikatakannya, apapun yang dilakukan oleh pemerintah akan menjadi percuma, jika informasinya tidak pernah sampai ke publik. Johan lantas mencontohkan pentingnya posisi Humas di lembaganya. Awalnya Humas berada di bawah Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat pada Deputi Pencegahan, dengan tugas dan fungsi yang berfokus pada pembinaan hubungan dengan media dan pemberitaan. Seiring kebutuhan organisasi yang semakin besar, kemudian dijadikan sebuah biro tersendiri di bawah Sekretariat Jenderal dengan tugas dan fungsi yang lebih luas. Selain menjabat sebagai Kepala
Biro Humas, Johan juga mendapat SK untuk menjadi juru bicara KPK. Meski segala aktivitas Biro Humas berada di bawah Sekjen, sebagai juru bicara ia mendapat perintah langsung dari Ketua KPK, dan tak lagi perlu ijin kepada Sekjen. Sejak tahun 2010 ia juga ditunjuk sebagai penanggungjawab informasi dan data selain menjadi kepala Biro Humas dan Juru Bicara KPK. Kata Johan, salah satu ketidakberhasilan Humas (Public Relations) di lembaga-lembaga pemerintah juga adalah karena terlalu banyak orang yang berbicara. Kadang-kadang ada yang tidak mesti ngomong, ikut-ikutan ngomong, yang celakanya isinya saling bertolak belakang. Maka, ia kemudian mengusulkan membuat mekanisme dalam organisasi tata laksana (ortalak) dan disetujui,
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
dimana semua pegawai KPK tidak boleh ngomong kecuali Pimpinan dan Jubir. Awalnya, hal ini mendapat banyak tentangan, tetapi lambat laun semua menyadari efektifnya strategi ini. “Mungkin berbeda dengan lembaga lainnya, dimana Humas yang diperintah oleh pimpinan lembaga, di KPK justeru Humas-lah yang mengarahkan pimpinan. Kapan harus mengeluarkan statement dan apa yang harus disampaikan,” kata Johan. Tugas utama Humas KPK adalah mengelola informasi publik. Humas bertugas menginformasikan kepada publik tentang apa yang dilakukan KPK melalui berbagai media dan berkoordinasi dengan NGO serta lembaga-lembaga lain sesuai dengan fungsi komunikasi lembaga. Untuk melakukan itu, Humas KPK aktif
DUTA Rimba 61
Sejago apapun juru bicara dan Biro Humas mengelola opini, akan dengan mudah ambruk jika pegawai mencerminkan sikap yang jelek, opponent dari citra lembaga itu. melakukan siaran pers dan konferensi baik bersifat by design, dimana setiap Senin tim Humas merancang opini yang ingin dibentuk dan pemberitaan yang akan disampaikan, maupun by accident, misalnya ada tamu mendadak, penangkapan, dan lain-lain. Dalam hal ini KPK sudah memiliki link ke 600 redaksi di seluruh Indonesia serta media asing. Humas juga bertugas menganalisis berita tentang KPK yang ada di media massa, menjadi narasumber berita, menghadiri diskusi-diskusi dan talk show serta menyelengarakan lokakarya. Untuk publikasi, Humas KPK menerbitkan in-house magazine bernama INTEGRITO, membuat brosur dan laporan tahunan, menyelenggarakan talkshow di radio dan televisi, mengelola website
62 DUTA Rimba
www.kpk.go.id, serta merancang manajemen radio KPK. Sementara untuk pelayanan informasi publik, Humas KPK memanfaatkan social media yaitu facebook, twitter, YouTube, serta membangun portal antikorupsi (Anti-Corruption Clearing House) acch.kpk.go.id. Untuk upaya menjalin komunikasi dengan media, dilakukan media visit dan pelayanan informasi kepada wartawan. “Di KPK jam 11-12 malam, sering masih ada wartawan. Bahkan wartawan biasa menginap untuk mencari berita, dan tetap kami layani,” ujarnya. Dalam menjalin kedekatan dengan media, Johan memberikan beberapa tips. Pertama, selalu jujur dan transparan atas apa yang terjadi. Untuk melakukan hal ini memang kadang sulit, khususnya jika memang terjadi “sesuatu” di internal. Kedua, selalu berusaha memberikan kemudahan akses informasi kepada media. Intinya, jangan menghindar. Ketiga, hindari transaksi apapun dengan media untuk menjaga independensi. Keempat, kemas informasi dengan baik agar mudah dipahami dan tidak timbul multi tafsir. Terakhir, membangun jaringan dengan media manapun. Media memang sangat powerfull sehingga penting memiliki hubungan dengan media. Tetapi Johan mengingatkan, Humas juga jangan terlalu mengalah kepada media. “Media bisa menciptakan seseorang menjadi pahlawan, tetapi di hari berikutnya ia bisa menjatuhkannya menjadi seorang yang hina dina,” ujarnya. Dalam hal menjaga kepercayaan publik, Johan mengatakan bahwa apa yang dilakukan Humas (Public Relations) adalah ibarat menyusun rumah dari kartu. Sejago apapun juru bicara dan Biro Humas mengelola opini, akan dengan mudah ambruk jika pegawainya
mencerminkan sikap yang jelek, opponent dari citra lembaga itu. “Ketika satu kartu diambil dengan tidak hati-hati, maka seluruh bangunan akan roboh,”kata Johan. Ia mencontohkan apa yang terjadi di Pajak. Upaya kampanye yang dilakukan oleh Dirjen Pajak terasa sia-sia ketika pegawainya terus tertangkap melakukan korupsi dan kecurangan. Citra lembaga itu tetap terpuruk dan sulit untuk pulih sehingga dibutuhkan upaya dan komitmen yang besar untuk memperbaikinya. Lalu, bagaimana jika itu benarbenar terjadi? Johan berkisah, tahun 2006, ketika KPK baru berdiri, sudah ada skandal pemerasan dengan oknum penyidiknya. Saat itu Humas KPK belum ada, dan ia dimintai pendapat untuk mengatasi kasus tersebut. Maka langkah yang diambil adalah, penyidik yang diduga menerima uang dari satu saksi tersebut langsung ditangkap. Lalu, kasusnya dibuka dan disampaikan kepada publik sejelas-jelasnya. Hal ini menumbuhkan citra bahwa KPK bertindak konsisten dan tidak pandang bulu, bahkan ke pegawainya sendiri. Pesan ini terus diulang-ulang untuk mengubah citra negatif yang terlanjur terbentuk. Terakhir, Johan berpesan, semua cerita soal kehumasan pada prinsipnya adalah sebuah “battle of perception.” Persepsi bisa ditopang oleh transparansi dan kejujuran, tetapi juga bisa oleh kelicikan. “Tetapi pada akhirnya, kejujuranlah yang akan memenangkan hati publik,” ujarnya. Dan dukungan publik itu sangat dirasakan ketika KPK harus mengalami masa-masa krisis, seperti kasus Cicak vs Buaya, BibitChandra, Revisi UU KPK & Tipikor serta peristiwa 5 Oktober - Novel Baswedan. *) Kepala Seksi Humas & Protsek Perhutani Unit II
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 63
warisanrimba
Air Terjun
Watu Jadah Dok. Humas PHT
Terpikat Pesona “Sang Perawan” 64 DUTA Rimba
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Bagi pecinta wisata alam, air terjun Watu Jadah bisa menjadi alternatif traveling. Warisan rimba yang satu ini memang seperti “surga baru”. Maklum saja kawasan eksotis ini baru ditemukan masyarakat pada Desember 2011 lalu, dalam kondisi masih perawan.
S Dok. Istimewa
uasana sepi menemani perjalanan memasuki daerah wisata ini, alamnya masih perawan, banyak hijau pepohonan pinus yang masuk dalam pengelolaan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Selatan. Udara yang sejuk dan segar akan memanjakan siapapun yang mengunjungi daerah ini. Memang belum banyak orang tahu keberadaan daerah wisata tersebut. Air terjun yang terletak
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 65
warisanrimba
Dok. Humas PHT
Alunan suara burung dan belalang jengkerik saling bersautan berebut dengan irama air sungai untuk mencuri perhatian kesunyian.
pada ketinggian 650 meter di atas permukaan laut didukung dengan empat objek wisata lain yang saling berdekatan membuat kita tak merasa rugi menempuh perjalanan jauh. Suara gemericik air yang terdengar sayup-sayup dari kejauhan seperti air yang jatuh menimpa gamelan. Menurut Camat Jatipurno, Agus Sarwanto, aliran air terjun tersebut terdengar dari kejauhan seperti bunyi tabuh gamelan dan warga sekitar menyebut gamelan gaib.
66 DUTA Rimba
Untuk bisa menikmati air terjun di sana tidak mudah. Sebab selain jaraknya cukup jauh dari Kota Kabupaten Wonogiri, yang diperkirakan harus menempuh jarak sejauh 60 km ke arah Timur dari Wonogiri Kota, juga belum ada akses jalan kendaraan bermotor (Kbm) menuju ke lokasi itu. Kbm hanya bisa ditempuh sampai di Dusun Grenjeng. Selanjutnya harus menempuh jalan kaki sepanjang 260 meter. Jalan setapak yang baru
dibuka sudah bisa dilalui oleh para pengunjung air terjun ini. Praktis karena faktor sarana transportasi dan publiksi yang minim, maka dua lokasi wisata air terjun itu tidak terkenal. Jangankan warga tetangga, penduduk setempat saja, banyak yang tidak mengetahui, kecuali mendapat cerita dari orang yang pernah ke tempat tersebut. Namun tidak rugi bagi peminat wisata alam jika ke tempat ini dengan berjalan kaki. Pasalnya pemandangan sepanjang jalan menuju ke lokasi air terjun menyuguhkan kesegaran alami. Antara lain pemandangan pepohonan yang rindang dan hijau, susana yang sejuk, tanaman pepohonan pinus, cengkeh, durian, kelapa, kakau dan tanaman padi sawah serta tanaman lainnya. Alunan suara burung dan belalang jengkerik saling bersautan berebut dengan irama air sungai untuk mencuri perhatian kesunyian. Sepanjang perjalanan, tampak warga setempat sibuk bertani dan merumput, itu artinya menunjukan wilayah setempat cukup banyak ditempati penduduk. Susana
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Dok. Humas PHT
perjalanan melalui anak sungai Watu Jadah adalah pijatan kerikil kecil sepanjang sungai dangkal, sejuk dan jernih. Sebelum menemukan Watu Jadah, pengunjung akan menemui air terjun pertama, yakni air terjun Binangun yang memiliki ketinggian sekitar 10 - 25 meter. Di atasnya terdapat tiga kubangan air yang dangkal. Di tempat ini pengunjung bisa berendam sembari merasakan tekanan aliran air. Bebatuan besarbesar menjadi pemandangan disertai rerimbunan pepohonan. Untuk mencapai air terjun Watu Jadah, pengunjung harus berjalan kembali selama 20 menit. Watu Jadah terlihat seperti air terjun lain pada umumnya. Namun jika diperhatikan, Watu Jadah memiliki keunikan tersendiri, yakni adanya lempengan bebatuan bertumpuk dengan garis miring 65-90 derajat yang identik dengan bentuk “jadah” atau kue berbahan ketan. Keunikan lainnya, aliran air terjun ini bisa disesuaikan dengan keinginan. Pengunjung bisa
mengatur air terjun sendiri sesuai selera. Caranya sederhana, yakni dengan membendung sungai di atasnya. Permainan sederhana nan mengasyikkan ini biasa dilakukan warga setempat yang berkunjung dengan memainkan bendungan di atasnya. Air terjun Watu Jadah berada di ketinggian 650 meter di atas permukaan laut didukung dengan empat objek wisata lain yang saling berdekatan. Watu Jadah memang cukup unik, aliran air yang jatuh dari ketinggian 40 meter tersebut memiliki tiga aliran yang cukup jernih, dan bisa langsung diminum. Nama air terjun Watu Jadah berasal dari formasi bebatuan di sekitar air terjun yang berupa lempengan batu berbentuk kotak dan saling bertumpuk seperti jadah atau makanan yang terbuat dari ketan. Air Terjun Watu Jadah berada di lereng Pegunungan Lawu Selatan. Berdekatan dengan lokasi, juga ada air terjun Sendang Pelangi yang memiliki tinggi 20 meter, yang di dasarnya terlihat bebatuan
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
berwarna-warni diantara riak air terjun yang jernih. Selain itu, juga ada Batu Lokananta atau batu besar menyerupai tempat duduk dan meja peninggalan raja masa lampau, serta Batu Sila Candra Kirana seperti bebatuan kecil pada dinding tebing yang tertata rapi, lalu Candi Singa Dalem yaitu bebatuan yang tertata pada dinding tebing menyerupai bentuk candi. Pesona wisata alam air terjun, dipadu dengan persawahan, pepohonan pinus dibalut dengan alunan suara binatang yang berebut dengan irama air sungai untuk mencuri perhatian kesunyian. Di sepanjang perjalanan, juga terlihat harmoni alam dengan manusia, yaitu warga setempat yang sibuk bertani dan merumput. Bagi pengunjung yang beruntung, saat mengunjungi warisan rimba ini dan bertepatan dengan musim durian, maka durian pun bisa menjadi oleh-oleh untuk dibawa pulang melengkapi jajanan khas Wonogiri lainnya seperti keripik sukun, singkong, dan talas. • DR
DUTA Rimba 67
ensikloRIMBA
Damar,
Dok. Humas PHT
Si Lengket yang Multiguna
68 DUTA Rimba
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Masyarakat umum mengenal produkproduk seperti cat, kosmetik, plastik, vernis, dan korek api. Namun tahukan Anda, terbuat dari apakah produk-produk tersebut? Tak banyak yang tahu, memang, jika beragam produk tersebut berasal dari getah lengket bernama Damar.
D
amar merupakan hasil hutan non kayu, yang banyak ditemukan di hutan Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Selama ini, masyarakat memanfaatkan damar untuk bahan vernis, bahan dasar pembuatan perahu hingga dijadikan bahan pembungkus kabel. Sebenarnya damar merupakan getah dari senyawa polysacarida yang dihasilkan pohon dari genus seperti hopea, balonocarpus, vatica, canoriurn dan agathis yang selama ini tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian minimal 300 meter sampai 1.500 meter diatas permukaan laut. Kecuali untuk pohon dari genus bornesis, yang dapat tumbuh di tanah berpasir di ketinggian 0-50 meter diatas permukaan laut. Menurut sejarah, damar merupakan produk hutan non kayu yang diperdagangkan sebelum
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
perang dunia kedua, dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Indonesia memiliki 115 spesies pohon dan tujuh di antaranya menghasilkan damar. Ada dua macam damar yang dikenal masyarakat umum, pertama adalah damar batu, yaitu damar bermutu rendah berwarna coklat kehitaman, yang keluar dengan sendirinya dari pohon yang terluka. Gumpalan-gumpalan besar yang jatuh dari kulit pohon dapat dikumpulkan dengan menggali tanah di sekeliling pohon. Di seputar pohonpohon penghasil yang tua biasanya terdapat banyak sekali damar batu. Kedua, adalah damar mata kucing, yaitu damar yang bening atau kekuningan yang bermutu tinggi, sebanding dengan kopal, yang dipanen dengan cara melukai kulit pohon. Sekitar 40 spesies dari genus Shorea dan Hopea menghasilkan damar mata kucing, di antaranya yang terbaik adalah Shorea javanica dan Hopea dryobalanoides.
DUTA Rimba 69
ensikloRIMBA
Tujuan dari penyadapan damar adalah membuka saluran damar sehingga damar keluar dari pohon. Makin besar dan makin banyak jumlah lubang sadap, maka makin banyak jumlah damar yang keluar dari batang pohon. Rata-rata pohon damar tumbuh di hutan primer dengan tinggi ratarata 50 meter, dengan diameter dua meter.
Proses Penyadapan Damar Untuk mendapatkan getah damar, dibutuhkan proses dan peralatan. Penyadapan damar dilakukan dengan cara membuat beberapa buah lubang sadap pada batang pohon dalam bentuk segitiga dan disusun secara vertikal (arah ke atas) maupun secara horisontal (arah ke samping). Tujuan dari penyadapan damar adalah membuka saluran damar sehingga damar keluar dari pohon. Makin besar dan makin banyak jumlah lubang sadap, maka makin banyak jumlah damar yang keluar dari batang pohon. Tetapi konsekuensinya, bila luka pohon terlalu banyak, maka daya tumbuh pohon akan terganggu sehingga pohon hidup merana atau bahkan menjadi tumbang. Pohon damar mulai disadap pada umur Âą-20 tahun atau apabila diameter batang telah mencapai 25 cm. Sebelum penyadapan
70 DUTA Rimba
dilaksanakan. kulit batang pohon damar yang akan disadap dibersihkan terlebih dahulu dengan cara dikerik, agar di sekitar lubang sadap yang akan dibuat bebas dari kotoran atau tatal kayu yang mungkin akan mengotori getah/resin yang keluar. Setelah pembersihan kulit batang selesai, kemudian dilakukan penyadapan yaitu dengan membuat luka/lubang berbentuk segitiga pada kulit batang, dengan posisi lubang sadap pertama berada sekitar 50 cm di atas permukaan tanah. Ukuran lebar lubang sadap pertama/ muda yang dibuat adalah sekitar 3 cm (tergantung dari lebar mata pisau dari kapak parit yang digunakan) dengan ke dalam setebal kulit batang atau sampai batas kambium (sekitar 2 - 2,5 cm). Jumlah lubang yang dibuat pada batang pohon yang baru pertama kali disadap (diameter batang sekitar 25 cm) biasanya sebanyak 2 - 4 tempat yang disusun berderet ke atas dalam satu jalur, dengan jarak antar luka sadap dalam jalur vertikal sekitar 40 Cm. Ukuran lebar lubang sadap akan bertambah besar seiring dengan seringnya batang pohon disadap. Selain itu jumlah lubang dan jalur sadap akan bertambah pula sejalan dengan bertambahnya ukuran diameter batang pohon yang disadap. Jumlah jalur sadap pada pohon dengan diameter batang 60 - 30 cm adalah sebanyak 4-5 buah, dengan jumlah lubang sadap setiap jalur sebanyak 9 – 11 lubang. Beberapa saat setelah kulit batang disadap getah akan keluar, dan getah dibiarkan mengalir dan terkumpul di dalam lubang sadap hingga mengering. Setelah getah dammar mengering kemudian damar dipanen/dikumpulkan. Periode pemanenan getah biasanya sekitar dua minggu sampai satu
bulan setelah penyadapan. Cara pemanenan atau pengumpulan getah dari lubang sadap adalah dengan mengeluarkan/mengorek damar dari lubang sadap menggunakan kapak patil. Kemudian ditampung ke dalam tembilung. Setelah semua getah dalam lubang sadap terkumpul dalam tembilung, lubang sadap dibersihkan dari sisa-sisa getah yang mengering dan selanjutnya dilakukan pembaruan luka sadap. Pembaruan luka sadap dilaksanakan dengan membuang atau menyayat beberapa milimeter kulit batang dari tepi lubang sadap sebelumnya. Pengumpulan getah dari lubang sedap yang tinggi (tidak terjangkau lagi oleh tangan penyedap) dilakukan dengan cara memanjat pohon dengan menggunakan bantuan alit yang dililitkan pada batang pohon dan tubuh penyadap. Setelah semua damar dalam satu pohon yang dipanen tertampung dalam tembilung, kemudian dimasukkan ke dalam babalang untuk selanjutnya diangkut ke tempat pengumpulan.
Peralatan Sadap Peralatan yang digunakan untuk menyadap getah damar pada umumnya terbuat dari bahan-bahan yang merupakan produk hasil hutan seperti rotan dan bagian pohon aren. Jenis dan kegunaan peralatan penyadapan getah adalah sebagai berikut: 1. Pisau Sadap Pisau sadap atau biasa disebut kapak patil merupakan kapak kecil yang berbentuk menyerupai hurup T dengan lebar mata pisau sekitar tiga centimeter dan dapat dilepas serta dipasang dari gagangnya. Gagang kapak terbuat dari kayu dengan panjang kira-kira 15 cm. Mata pisau dan gagangnya dipasang dengan cara diikat
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
menggunakan tali yang terbuat dari rotan. Kapak Patil berfungsi untuk membuat takik/lubang sadap, mengorek dan mengambil hasil damar, serta membuka/ memperbarui luka sadap (menghuring). 2. Wadah Penampung Getah Damar Wadah penampung getah damar atau disebut tembilung merupakan wadah yeng berbentuk kerucut dengan ukuran diameter 25 cm dan tinggi 30 cm, terbuat dari
seludang/pelepah aren atau keranjang berbentuk selinder yang terbuat dari anyaman kulit rotan. Alat ini digunakan untuk menampung damar yang baru dipungut dari lubang sadap.
menahan tubuh penyadap sewaktu menyadap dan memperbarui lubang sadap.
3. Tali Pemanjat Tali pemanjat atau ambon alit terbuat dari anyaman kulit rotan atau batang rotan berdiameter kecil yang panjangnya sekitar 3-4 meter. Alat ini berfungsi untuk memanjat dan menyangga atau
4. Keranjang Angkut Keranjang angkut atau babalang merupakan wadah damar seperti keranjang berbentuk bulat panjang dan terbuat dari anyaman rotan dan dilengkapi dengan tali yang terbuat dari kulit kayu agar keranjang dapat digendong seperti ransel. Alat ini dapat memuat sekitar 60 - 75 kilogram damar. • DR
Manfaat
Dok. Humas PHT
Damar S
elama ini belum banyak masyarakat yang mengetahui manfaat damar. Padahal sejatinya damar memiliki kegunaan yang banyak diperlukan oleh masyarakat. Damar antara lain digunakan sebagai bahan yang dipakai untuk body perahu, karena kayunya kuat tetapi berat jenisnya ringan. Selain itu, kayu pohon damar dijadikan bahan pembuat kertas, alat rumah tangga, alat musik dan alat olahraga. Di kalangan ahli bangunan, damar dianggap sebagai kayu dengan kualitas nomor 4, sedangkan dari sisi kekuatan berada di peringkat ke-2. Selain kayunya, getah damar dimanfaatkan untuk bahan cat, kosmetik, plastik, vernis, hingga digunakan sebagai bahan korek api.
Getah damar juga mengandung unsur kimia resin yang juga bisa berkasiat untuk obat gosok. Selain itu juga bisa dipakai untuk bahan pengawet binatang bahkan tumbuhtumbuhan. Ada beberapa jenis getah damar
yang menjadi buruan orang, yakni damar mata kucing, damar batu, damar hitam dari jenis meranti, dan damar resak. Khusus untuk damar mata kucing dan damar batu, bahkan menjadi produk andalan ekspor dari kota Lampung. • DR
Klasifikasi Damar
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Kingdom : Subkingdom : Super Divisi : Divisi : Kelas : Subkelas : Ordo : Famili : Genus : Spesies :
Plantae (Tumbuhan) Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Spermatophyta (Menghasilkan biji) Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Magnoliopsida (berkeping dua/ dikotil) Dilleniidae Theales Dipterocarpaceae Shorea Shorea hopea
DUTA Rimba 71
Dok. Humas PHT
rimbaDAYA
72 DUTA Rimba
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Dari Hutan Salem,
Batik Tulis
Cicih
Mendunia Udara panas terik membayangi perjalanan panjang menuju kota yang terkenal dengan sebutan Kota Bawang atau Bombay Van Java ini. Kelak-kelok jalanan hutan diselingi lahan yang ditanami bawang merah indah dipandang mata. Rasanya begitu bangga melihat kekayaan alam yang melimpah di Indonesia. Termasuk kekayaan sandang berupa Batik Salem buah tangan Cicih yang namanya mulai mendunia.
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 73
rimbaDAYA
74 DUTA Rimba
Dok. Humas PHT
D
i sudut kota yang panas, di pesisir pantai utara Jawa, Cicih kecil sering melihat ibunya mengerjakan pesanan batik dari pembeli di wilayahnya. Cicih Darminingsih, demikian nama lengkapnya, adalah pewaris kerajinan batik tulis dari Kota Bawang-Brebes, Jawa Tengah. Usaha batik tulis, turun temurun milik keluarga Cicih memang terus bisa bertahan karena tiap orang dalam keluarganya mempunyai kemampuan membatik. Hingga Cicih dewasa dan memiliki suami, warisan batik keluarga ini masih berlanjut. Tahun 2000 merupakan awal kelanjutan usaha batik Cicih. Bermodalkan uang pribadi sebesar lima juta rupiah, Cicih memulai usaha dengan bahan baku seadanya. Wilayah pemasaran batiknya pun masih terbatas. Kegigihannya dalam melanjutkan usaha batik warisan keluarga memang berbuah manis. Lokasi usaha batiknya yang berada di sekitar Hutan Salem mengundang ketertarikan Perhutani. Tepatnya pada pertengahan tahun 2000, Cicih menjadi Anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bentar Lestari. Dari diskusi ala kampung yang sering dilakukan, akhirnya petugas Perhutani Unit I Semarang dan Perhutani Pekalongan Barat menawarkan Cicih untuk menggunakan pinjaman. Usaha batiknya juga mulai dikenal berkat kegiatan dan pameran lokal yang diadakan Perhutani, di Kota Brebes dan sekitarnya. Dan tepatnya di Tahun 2012, Cicih pun mendapatkan pinjaman lunak dari Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) Perhutani, karena pemangku hutan ini melihat keseriusan Cicih,
dan produk batiknya yang laku di pasaran terutama di wilayah Perhutani Pekalongan Barat. Dana pinjaman lunak dari PKBL diberikan dengan jangka waktu pengembalian selama tiga tahun. Persyaratan yang cukup mudah dan bunga rendah, membuat Cicih tertarik untuk mengambil pinjaman tersebut. Dengan nilai
pinjaman sebesar 25 juta rupiah, Cicih sekarang sudah mampu memproduksi batik dalam jumlah besar. Bahan bakunya yang semula hanya di dapat di daerah terdekat, sekarang sudah mencapai kota Pekalongan yang memang terkenal dengan pusat kota batik di Nusantara. Harga batik tulis yang
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
diproduksi Cicih pun semakin bervariasi, dari yang termurah 150 ribu rupiah hingga 250 ribu rupiah. Selain dipasarkan di kota-kota seperti Brebes, Semarang, Jakarta, wilayah pemasaran batiknya pun meluas hingga ke Palembang. Karena semakin dikenal, batik Cicih sering diajak mengikuti pameran Inacraft di Jakarta hingga Inacraft di Malaysia, dan akhirnya permintaan pesanan pun berdatangan dari Malaysia bahkan Amerika Serikat. Jika dahulu, pendapatan Cicih perbulannya berkisar 20 juta rupiah dengan jumlah tenaga kerja hanya dari lingkungan keluarga. Setelah mendapat dana pinjaman lunak Perhutani, omset penjualan batik tulis Cicih meningkat dua kali lipatnya yaitu mencapai 40 juta rupiah perbulan. Demikian
Dok. Humas PHT
Karena semakin dikenal, Cicih sering diajak mengikuti pameran Inacraft di Jakarta hingga Inacraft di Malaysia, dan akhirnya permintaan pesanan pun berdatangan dari Malaysia bahkan Amerika Serikat.
pula dengan tenaga kerjanya yang bertambah mencapai 25 orang dan tidak hanya berasal dari keluarga, tetapi penduduk sekitar rumahnya. Meningkatnya omset penjualan Cicih ini berdampak semakin gencarnya perbankan, menawarkan berbagai bentuk dana pinjaman, dari yang bersuku bunga rendah hingga tinggi. Akan tetapi Cicih mengaku belum terbiasa dengan proses panjang yang berbelit-belit dari perbankan dan hanya tertarik dengan pinjaman lunak dari PKBL. Cicih selama ini hanya mengidamkan pinjaman lunak PKBL, seperti milik Perhutani karena pinjamnya mudah, jangka waktu pengembalian pinjaman lumayan panjang, persyaratannya tidak rumit, dan yang lebih penting hatinya tidak ‘cenat-cenut’ dikejar penagih utang.
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Saat ini, motivasi Cicih sebagai pengrajin batik tulis hanya ingin membuka cabang toko batik miliknya sendiri di berbagai daerah, selalu memperbarui motif batiknya setiap tiga bulan sekali, dan ingin segera memasarkan produknya sendiri ke luar negeri. Cicih pun berterima kasih kepada Perhutani berkat pinjaman lunaknya, dan ia berharap Perhutani ke depan lebih meningkatkan lagi penyuluhan tentang kawasan hutan agar semakin berkurang kerusakan yang dapat menimbulkan berbagai bencana alam. Selain itu Perhutani juga semakin banyak memberi dana pinjaman lunak PKBL ke mitra binaan, sehingga semakin banyak lapangan pekerjaan yang terbuka bagi masyarakat dan meningkatkan daya kreatifitas, serta inovasi masyarakat.• DR
DUTA Rimba 75
bisnisrimba
Membangun Bisnis dan Kemitraan
di Curug Cilember
K
awasan wana wisata Curug Cilember memang sudah tersohor di kalangan pelancong dari wilayah Bogor, Jakarta, dan sekitarnya. Nama Curug Cilember sendiri berasal dari bahasa Sunda, terdiri kata “Curug” bermakna “air terjun” serta “Cilember” yang merupakan gabungan dari kata “Ci” ringkasan dari kata “Cai” (bermakna “air”) dan “Lember” bermakna “jamur kuping”. Disebut demikian karena dahulunya di kawasan ini banyak tumbuh jamur kuping. Di kawasan ini terdapat tujuh buah air terjun. Ketujuh air terjun
76 DUTA Rimba
Curug Cilember terbentuk sebagai akibat dari perbedaan kontur kawasan, dan merupakan aliran sungai Cilember yang berasal dari sumber mata air, dan bermuara ke sungai Ciliwung. Kawasan ini merupakan salah satu dari kawasan air terjun yang memiliki pesona keindahan menakjubkan. Alamnya sangat menyegarkan, asri dan sejuk. Curug Cilember juga diperkaya dengan mitos yang beredar di masyarakat setempat. Konon, Curug Cilember merupakan tempat pemandian para putri dari kerajaan Siliwangi. Bahkan dipercaya jika seseorang mandi di Curug Cilember, maka ia akan mendapatkan
Dok. Humas PHT
“Mau akhir pekan yang menyenangkan, sejuk, dan tak mahal? Datang saja ke Curug Cilember”. Statement ini datang dari para pelancong yang pernah berkunjung ke wana wisata di wilayah Bogor tersebut. Lalu, apa sih yang membuat para pelancong terpesona dan terpuaskan? Bagaimana pula pengelolaan bisnis kawasan wana wisata andalan Perhutani Unit III ini?
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
bisnisrimba
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 77
sejumlah “keberkahan”, antara lain dirinya akan awet muda, mudah mendapatkan jodoh/pendamping hidup, menambah kekuatan, dan mampu mengobati berbagai penyakit. Beberapa “keberkahan” itu diyakini semakin mudah didapat jika seseorang mandi saat tengah malam di bulan Muharram dan Maulid, terutama malam Jumat kliwon. Secara administratif Curug Cilember masuk ke dalam wilayah Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Curug Cilember berada di kawasan hutan produksi-klas Lahan Dengan Tujuan Istimewa (LDTI) seluas 25 Ha, dengan peruntukan wana wisata seluas 5,9 Ha, masuk dalam kawasan hutan petak 12, RPH Cipayung, BKPH Bogor, KPH bogor. Di kawasan wana wisata ini juga terdapat kekayaan flora seperti Pinus, Rasamala, Damar, Kayu Manis, Kecubung, Pakis/pakupakuan, Talas, dan lain sebaaginya. Tak hanya itu, beragam jenis fauna juga menambah kekayaan Curug Cilember, antara lain lutung, monyet, babi hutan, musang, tupai, kadal, kupu-kupu, capung, dan lain-lain. Pertama kali Curug Cilember dibuka sebagai wana wisata dan dapat dikunjungi masyarakat pada tahun 1990. Pengelolaan dan pengembangannya diarahkan pada kebijakan ekowisata, yakni wahana pelestarian alam, pengembangan ekonomi berkelanjutan dan
78 DUTA Rimba
Dok. Humas PHT
bisnisrimba
pemberdayaan masyarakat. Pengelolaan Curug Cilember sendiri masuk wilayah kerja RPH Cipayung, BKPH Bogor, KPH Bogor. Pada tahun 1997 Curug Cilember ditetapkan sebagai kawasan wana wisata andalan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Hal ini ditetapkan berdasarkan Surat Direksi Perum Perhutani No 226/043.7/Prod/ Dir/1997. Di tahun ini pula KPH Bogor mulai melakukan pembangunan untuk peningkatan pelayanan pengunjung. Tiga tahun kemudian, KPH Bogor secara lebih serius melakukan pengelolaan dengan menunjuk tim manajemen yang terdiri dari tim sukses wana wisata dan mandor wisata. Tak hanya itu, disiapkan pula perencanaan study Penyusunan Rencana Induk Pengusahaan (RIP) Wana Wisata Curug Cilember
kerjasama antara Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dengan Pusat Penelitian Kepariwisataan Institut Teknologi Bandung (ITB). Sebagai salah satu obyek wisata andalan Perhutani Unit III, selain sebagai sumber pendapatan bagi Perhutani, Curug Cilember juga sebagai sumber pendapatan atau mata pencaharian masyarakat yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan pembangunan pemerintahan desa setempat. Untuk itu di tahun-tahun berikutnya, KPH Bogor mengajak partisipasi masyarakat sekitar lokasi untuk mengembangkan bisnis Curug Cilember. KPH Bogor antara lain menjalin kerjasama kemitraan dengan salah satu organisasi masyarakat Desa Jogjogan yaitu IRMAS (Ikatan Remaja Masjid) dalam
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Promosi, pre wedding hingga shooting Wajar jika Curug Cilember dikatakan sebagai destinasi wisata yang murah-meriah. Bayangkan saja, untuk menikmati kemewahan suasana alam Curug Cilember, setiap pengunjung hanya dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 13.000,- di hari
Dok. Humas PHT
bidang Kebersihan, Ketertiban dan Keamanan (K3) serta Pengelolaan Parkir dan MCK. Dari Pengelolaan K3 IRMAS mendapatkan fee Rp. 750.000,-/bulan, sedangkan dari pengelolaan parkir dan MCK mendapatkan sharing 50%. Kerjasama kemitraan juga dijalin KPH Bogor dengan pemerintahan Desa Jogjogan dalam bentuk penyediaan aksesibilitas (jalan desa) untuk kemudahan dan kelancaran wisatawan yang menuju wana wisata Curug Cilember. Dari kerjasama ini Desa Jogjogan mendapatkan sharing Rp 1.000,-/KTM perorangan. Bagi masyarakat setempat juga disediakan kios atau warung untuk berjualan dengan biaya partisipasi Rp. 25.000,-/bulan.
libur, Sabtu dan Minggu. Sementara di hari biasa, pengunjung hanya dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 10.000,- saja. Sejumlah fasilitas sarana maupun pra sarana wana wisata pun dikembangkan dengan sangat baik. Di area wana wisata ini para pengunjung dapat menikmati Taman Kupu-kupu, yakni bangunan berbentuk kubah seluas 500 m2 yang di dalamnya terdapat beragam jenis kupu-kupu asli Curug Cilember. Selain itu terdapat pula ragam fasilitas menarik lainnya seperti wisata harian, wisata malam dengan
jungle lodge dan tenda, terapi ikan, flying fox & elvis walk, serta jungle tracking. Hingga saat ini Curug Cilember juga masih menjadi tempat favorit bagi para wisatawan yang ingin melakukan aktifitas formal seperti family gathering sebuah perusahaan. Untuk aktifitas formal seperti ini tim manajemen menyediakan beragam paket produk seperti outbound/ gathering, edukasi, family, waterfall rapelling, dan paint ball. Selain itu tim manajemen juga menyediakan fasilitas “Snapshoot” untuk aktifitas fotografi (prewedding, foto model)
Rute Menuju Lokasi
P
erjalanan untuk mencapai curug ini dapat ditempuh melalui perjalanan dari Jakarta. Waktu tempuhnya sekitar 2,5 jam untuk perjalanan dengan kendaraan sepeda motor. Sedangkan dengan mobil membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk mencapai lokasi. Lokasi curug ini mudah dijangkau karena infrastruktur menuju lokasi cukup baik dengan jalan beraspal, meski jalannya cukup sempit. Untuk mencapai air terjun, wisatawan akan menemui jalan masuk yang menanjak dan terus menanjak hingga ditemukan pintu gerbang Curug Cilember. Berikut ini adalah sejumlah cara menuju Curug Cilember dari Jakarta: a. Menggunakan Kereta Api: Turun di stasiun KA Bogor > naik angkot jurusan terminal Baranangsiang > naik Colt jurusan Cianjur > turun sebelum pasar Cisarua > naik ojeg sampai ke lokasi. b. Menggunakan Bis: Turun di terminal Baranangsiang > naik Colt jurusan Cianjur > turun sebelum pasar Cisarua > naik ojeg sampai ke lokasi. c. Menggunakan mobil pribadi: masuk tol Jagorawi > keluar tol Gadok > sebelum pasar Cisarua belok kiri masuk jalan Hankam > ikuti petunjuk arah sampai ke lokasi.
Dok. Humas PHT
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 79
dan shooting film, sinetron, maupun iklan. Adapun sarana pendukung bagi kenyamanan para pengunjung, di Curug Cilember tersedia free hotspot/wifi, loket, area parkir mobil, area publik, tempat sampah, dan papan petunjuk yang terkelola dengan baik. Untuk menjaring pertambahan jumlah wisatawan, KPH Bogor sebagai pengelola melakukan berbagai strategi promosi dan pemasaran, antara lain kerjasama barter promo melalui media cetak (tabloid, majalah, koran) dan elektronik (radio dan televisi), penyelenggaraan pameran, event, travel gathering/tabe top, penggunaan dan pemanfaatan IT dan social media seperti website, blog, facebook, yahoo, youtube, ficasa web album. Selain itu promosi juga dilakukan dengan pemasangan baligo di jalur lalu lintas, pemasangan banner dan penyebaran brosur melalui Tourism Information Center (TIC), pengembangan jejaring pasar melalui Disbudpar, PHRI, Asita, Travel Agent, Form Ekowisata dan lain-lain, serta melakukan door to door ke sekolah, instansi, lembaga, perusahaan. Gencarnya promosi dan pemasaran yang dilakukan diharapkan dapat membuat grafik kunjungan wisatawan ke wana wisata Curug Cilember terus melonjak. Pada tahun 2012 wisatawan lokal mencapai 197.048 orang, sementara wisawatan mancanegara mencapai 21.363 orang. Di tahun 2013 hingga September, jumlah wisatawan lokal yang berkunjung mencapai 148.506 orang dan wisatawan mancanegara mencapai 24.949 orang. Lonjakan wisatawan di Curug Cilember umumnya terjadi pada hari Sabtu, Minggu, hari libur nasional, libur sekolah, libur lebaran, natal dan tahun baru. • DR
80 DUTA Rimba
Dok. Humas PHT
bisnisrimba
Program
Kemitraan
a. Pengelolaan Kebersihan, Ketertiban, Kebersihan (K3), pengelolaan parkir dan pengelolaan MCK - Kerjasama kemitraan dengan ormas IRMAS (Ikatan Remaja Mesjid) desa Jogjogan - Kerjasama Kemitraan dilakukan sejak tahun 2001 - Sharing Parkir Roda empat & enam: Perhutani 70% - IRMAS 30%, Roda dua: Perhutani 50% - IRMAS 50% - Konstribusi K3: IRMAS mendapat Rp. 750.000,-/bulan b. Penggunaan akses jalan desa sebagai jalan masuk menuju lokasi Curug Cilember - Kerjasama kemitraan dengan Desa Jogjogan - Kerjasama kemitraan dilakukan sejak tahun 2.003 - Konstribusi: Desa Jogjogan mendapat Rp. 1.000/tiket masuk yang terjual. c. Kios/warung wisata - Kerjasama kemitraan dengan masyarakat setempat - Kerjasama kemitraan dilakukan sejak tahun 2.000 - Konstribusi dari warung: Perhutani mendapat Rp. 25.000/bulan/ warung d. Pengelolaan High rope (Flying fox) - Kerjasama kemitraan dengan karang taruna Desa Jogjogan - Kerjasama kemitraan sejak tahun 2.009 - Sharing: Perhutani 25% - Karang Taruna 75% e. Pengelolaan Terapi Ikan - Kerjasama kemitraan dengan provider setempat (Q-one) - Kerjasama kemitraan sejak tahun 2.012 - Sharing: Perhutani 30% - Q-one 70%
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 81
wisatarimba
Mendaki Atap Dunia di Puncak Lawu
82 DUTA Rimba
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
APAKAH anda gemar mendaki gunung? Jika iya, cobalah mengasah adrenalin dengan mendaki Gunung Lawu. Tapi lain halnya jika Anda mencoba naik hingga puncak Lawu melalui pintu Cemoro Kandang. Untuk menuju puncak Lawu melalui pintu ini, Anda dapat menempuhnya dengan menunggang kuda atau dengan sepeda motor trail. Sebuah alternatif petualangan yang dijamin memacu adrenalin dengan sensasi yang tak akan terlupakan!
Dok. Humas PHT
G
unung Lawu memiliki dua buah kawah yaitu Telaga Kuning dan Telaga Lembung Selayur. Selain itu juga terdapat tempat-tempat keramat di sekitarnya, antara lain Sendang Panguripan, Sumur Jolo Tundo, Goa Sigolo-golo, Sendang Drajad, Sendang Macan, Hargo Tumiling, Pasar Dieng, Hargo Dalem, dan Hargo Dumilah. Segarnya udara pegunungan dan indahnya matahari terbit di puncak Lawu memberikan kekaguman tersendiri bagi para pendaki. Puji syukur kepada Sang Khalik atas kebesaran-Nya berulang kali terucap dari bibir. Ada rasa yang beda saat berada di puncak Lawu. Manusia tak ubahnya seperti titik di tengah luasnya bumi ini. Betapa kecilnya kita di hadapan Sang Maha Pencipta. Dalam pendakian dari Cemoro Sewu menuju puncak, kita akan menjumpai 4 buah pondok sebagai pos penjagaan, yaitu pada ketinggian 2.100 m, 2.300 m, 2.500 m dan 2.800 m sebelum akhirnya tiba di Pesanggrahan Hargo Dalem pada ketinggian 3.170 m dan puncak Lawu (Hargo Dumilah) pada ketinggian 3.265 meter dari permukaan air laut. Dari pintu masuk Cemoro Kandang menuju Pos 1 (Taman Sari Bawah) jalanan agak landai berupa tanah yang licin bila hujan turun.
Sebelum sampai pos 1 terdapat jalanan kecil menuju air terjun di bawah kawah. Dari sini bau belerang sudah mulai tercium. Menuju Pos 2 (Taman Sari Atas) jalanan sedikit lebih curam dan dari sini pendaki bisa melihat asap mengepul dari kawah Gunung Lawu yang berada tepat di bawah belahan bukit Cokro Suryo dan bagian bukit sebelah timur. Dari pos 2 kita akan melewati jalanan yang agak sempit berliku menyisir tebing, di sisi lain ada jurang pengarep-arep yang dalam. Di sini sering terjadi musibah yang menimpa pendaki saat kabut tebal menutup pandangan. Sepanjang jalur ini memang agak licin dan sering terjadi longsoran karena kondisi jalanan yang menempel di dinding tebing hingga sampai di pos 3. Dari Pos 3 kita akan melewati jalanan yang terjal, di jalur ini pula ada sebuah tempat yang dikeramatkan berupa sumber mata air yang bernama Sendang Panguripan dengan airnya yang jernih dan sejuk serta dapat diminum langsung tanpa harus khawatir sakit perut. Bunga edelweis juga dapat kita jumpai di sela-sela rerumputan dan pepohonan. Dari pos 4 menuju ke puncak, jalanan agak mendatar, sedikit menurun, dan ada yang sedikit mendaki. Pemandangan indah di atas Tawangmangu akan terlihat di
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
sepanjang jalan ini. Bahkan dengan menggunakan teropong kita dapat melihat kota Solo dan sekitarnya. Padang rumput, tanaman edelweis, dan megahnya puncak Cokro Suryo terlihat jelas dari pandangan. Selanjutnya perjalanan berlanjut ke sasono pertapan Hargo Dalem atau dapat langsung berbelok menuju Puncak Hargo Dumilah sebagai titik tertinggi di Gunung Lawu. Dari puncak tertinggi Hargo Dumilah kita dapat melihat pemandangan luas mengelilingi bukit. Tampak padang rumput yang amat luas membentang dengan Sumur Jolo Tundo di tengahnya sedalam 5 meter bergaris tengah 3 meter. Sumur ini biasa digunakan untuk bersemedi dan dijadikan tempat oleh guru-guru spiritual mengajarkan ilmunya. Tampak pula dari puncak Hargo Dumilah bagian puncak bukit lain yang lebih rendah seperti Hargo Tumiling dan puncak Cokro Suryo. Menuruni puncak Hargo Dumilah kita bisa menuju ke lokasi lain di sekitarnya seperti mata air Sendang Drajad yang berupa sumur kecil bergaris tengah 2 meter dan memiliki kedalaman 1,5 meter. Meskipun berada di puncak gunung, mata air ini tidak pernah kering walaupun diambil terus menerus. Selain Sendang Drajad ada juga mata air Sendang Macan, tetapi jaraknya
DUTA Rimba 83
wisatarimba
Dok. Humas PHT
Gunung Lawu menyimpan misteri pada masingmasing dari tiga puncak utamanya dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. sangat jauh dan jalannya menurun menuju arah utara, sehingga jarang didatangi orang. Pusat Kegiatan Spiritual Tanah Jawa Di bagian lain di bawah puncak terdapat sebuah bangunan disebut Hargo Dalem untuk berziarah. Di sinilah tempat yang dipercaya sebagai kediaman Eyang Sunan Lawu. Hargo dalem merupakan tempat bertahta raja terakhir Majapahit memerintah kerajaan makhluk halus. Tempat ini berupa makam kuno tempat muksa Sang Prabu Brawijaya. Menurut para peziarah, mereka yang datang wajib melakukan upacara ritual (pisowanan) sebanyak tujuh kali untuk dapat melihat penampakan Eyang Sunan Lawu, walaupun terkadang sudah dapat melihatnya sebelum melakukan tujuh kali pendakian. Yang unik dari puncak Gunung Lawu adalah keberadan warung makan di bawah puncaknya dengan bangunan yang lumayan. Pendaki dapat melepas lelah, makan, minum dan tiduran di warung tersebut, berbeda dengan puncak gunung lain di dunia. Inilah keunikan Gunung Lawu dengan ketinggian 3.268 meter. Tak jauh dari Hargo Dalem kita akan menjumpai Pasar Diyeng atau Pasar Setan, berupa sekumpulan
84 DUTA Rimba
batu yang berblok-blok tertata rapi layaknya sebuah komplek, pasar ini hanya dapat dilihat secara gaib. Pasar Diyeng akan memberikan berkah bagi para pejiarah yang percaya. Bila berada ditempat ini kemudian secara tiba-tiba kita mendengar suara “mau beli apa dik?” maka segeralah membuang uang terserah dalam jumlah berapapun, lalu petiklah daun atau rumput seolah-olah kita berbelanja, maka sekonyong-konyong kita akan memperoleh kembalian uang dalam jumlah yang sangat banyak. Namun mengenai kebenaran hal itu, Anda bisa membuktikannya sendiri. Puncak Lawu seluas 7,40 Hektare terletak di petak 34 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Blumbang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Lawu Utara, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta. Saat ini pengelolaannya di bawah Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Jasa Lingkungan dan Produksi Lainnya (JLPL) Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Gunung yang letaknya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur ini merupakan gunung api “istirahat” dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara).
Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan dipterokarp bukit, hutan dipterokarp atas, hutan montane, dan hutan ericaceous. Gunung Lawu juga memberikan inspirasi PT Kereta Api Indonesia dalam penamaan kereta api Argo Lawu, kereta api eksekutif yang melayani rute Solo Balapan-Gambir. Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit, yakni Candi Sukuh dan Candi Cetho. Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran, yaitu Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, yaitu mausoleum untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Suharto. Gunung Lawu menyimpan misteri pada masing-masing dari tiga puncak utamanya dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan Prabu Brawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Dok. Humas PHT
Legenda
Gunung Lawu
C
Dok. Humas PHT
ajang olah batin dan meditasi. Konon Gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan berhubungan erat dengan tradisi dan budaya Praja Mangkunegaran. Setiap orang yang hendak pergi ke puncaknya harus memahami berbagai larangan tidak tertulis untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan. Bila pantangan itu dilanggar si pelaku diyakini bakal bernasib nahas. Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat yakni Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani. • DR
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
erita dimulai dari masa akhir kerajaan Majapahit (1.400 M) pada masa pemerintahan Sinuwun Bumi Nata Bhrawijaya Ingkang Jumeneng Kaping 5 (Pamungkas). Dua istrinya yang terkenal ialah Dara Petak putri dari daratan Tiongkok dan Dara Jingga. Dari Dara Petak terlahir putra bernama Raden Patah. Sementara dari Dara Jingga terlahir putra Pangeran Katong. Raden Fatah setelah dewasa beragama Islam, berbeda dengan ayahandanya yang beragama Budha. Bersamaan dengan pudarnya Majapahit, Raden Fatah mendirikan Kerajaan Demak dengan pusatnya di Glagah Wangi (Jepara). Melihat kondisi yang demikian itu, masygul hati Sang Prabu. Sebagai raja yang bijak, pada suatu malam, dia pun bermeditasi memohon petunjuk Sang Maha Kuasa. Dalam semedinya didapatkan wangsit yang menyatakan bahwa sudah saatnya cahaya Majapahit memudar dan wahyu kedaton akan berpindah ke kerajaan Demak. Pada malam itu pulalah Sang Prabu dengan hanya disertai pemomongnya yang setia, Sabdopalon, diam-diam meninggalkan keraton dan melanglang praja dan pada akhirnya naik ke Puncak Lawu. Sebelum sampai di puncak, Sang Prabu bertemu dengan dua orang kepala dusun yakni Dipa Menggala dan Wangsa Menggala. Sebagai abdi dalem yang setia, dua orang itu tak
tega membiarkan tuannya begitu saja. Merekapun pergi bersama ke puncak Harga Dalem. Saat itu Sang Prabu bertitah, “Wahai para abdiku yang setia, sudah saatnya aku harus mundur. Aku harus moksa dan meninggalkan dunia ramai ini. Dipa Menggala, karena kesetiaanmu, kuangkat kau menjadi penguasa Gunung Lawu dan membawahi semua mahluk ghaib dengan wilayah ke barat hingga wilayah Gunung Merapi/Merbabu, ke timur hingga Gunung Wilis ke selatan hingga pantai selatan, dan ke utara sampai dengan pantai utara dengan gelar Sunan Gunung Lawu. Dan kepada Wangsa Menggala, kau kuangkat sebagai patihnya dengan gelar Kyai Jalak.” Tak kuasa menahan gejolak di hatinya, Sabdopalon pun memberanikan diri berkata kepada Sang Prabu, “Bila demikian adanya hamba pun juga pamit berpisah dengan Sang Prabu, hamba akan naik ke Harga Dumiling dan meninggalkan Sang Prabu di sini”. Singkat cerita Sang Prabu Brawijaya pun muksa di Harga Dalem, dan Sabdopalon moksa di Harga Dumiling. Tinggallah Sunan Gunung Lawu sebagai Sang Penguasa Gunung dan Kyai Jalak yang karena kesaktian dan kesempurnaan ilmunya kemudian menjadi mahluk gaib dan hingga kini masih setia melaksanakan tugas sesuai amanat Sang Prabu Brawijaya. Sesungguhnya Allah lebih mengetahui segala sesuatu. • DR
DUTA Rimba 85
pojokkph
KPH Ciamis
Dok. Humas PHT
Membina Hubungan Harmonis dengan Masyarakat
Sebuah pagi di Desa Purbahayu Kecamatan Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat, pada pertengahan Mei silam, ditandai dengan hirukpikuk sejumlah warga yang bersiap turut menyukseskan sebuah event. Itulah saat di mana sejumlah anggota “hijau loreng” menggelar aksi penanaman 1500 bibit pohon albasiah.
P
enanaman yang dilakukan para anggota TNI Kodim 0613 Ciamis di Petak 51F RPH Pangandaran BKPH Desa Purbahayu, ini merupakan wujud nyata pengamanan sumberdaya alam hutan dan upaya membangun relasi yang harmonis sekaligus menyejahterakan masyarakat sekitar hutan. Acara yang digelar bekerjasama dengan Perhutani
86 DUTA Rimba
dan Polres Ciamis itu melibatkan juga masyarakat sekitar hutan melalui kegiatan PHBM. Adapun kegiatan PHBM yang dilakukan antara lain meliputi kegiatan pelestarian fungsi dan manfaat hutan melalui perencanaan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan, perlindungan dan pemanenan. Bagi Perum Perhutani KPH Ciamis, event penanaman seperti itu penting untuk dilakukan. Terlebih
sumberdaya hutan tersebut memang harus terus ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya agar dapat menjamin keberlanjutan fungsi dan manfaat yang maksimal bagi perusahaan, kesejahteraan masyarakat, dan lingkungan ekologis. KPH Ciamis sendiri menyadari betul, betapa hasil hutan dan kesejahteraan memiliki keterikatan yang sangat erat. Kepedulian KPH Ciamis terhadap hal itu membuahkan hasil, antara lain dengan diraihnya sertifikat Pengelolaan Hutan Lestari atau Sustainable Forest Management standar internasional Forest Stewardship Council (FSC) pada 28 Mei 2012. Dengan sertifikat bernomor SGS-FM/COC-009418 yang berlaku sampai dengan 27 Mei 2017 tersebut pengelolaan hutan lestari yang dilakukan KPH Ciamis telah mendapat pengakuan dunia Internasional. KPH Ciamis pun menjadi satu dari tujuh KPH lainnya yang telah meraih FSC sejak 2011 lalu. Ada 10 prinsip dan 56 kriteria FSC yang menjadi standar penilaian. Sepuluh prinsip tersebut adalah Ketaatan pada hukum dan prinsipprinsip FSC, Hak tenure dan hak guna serta taanggung jawab, Hak masyarakat adat, Hubungan masyarakat dan hak-hak pekerja, Manfaat dari hutan, Dampak pada lingkungan hidup, Rencana Pengelolaan, Monitoring dan evaluasi, Pemeliharaan hutan dengan nilai konservasi tinggi (HCFV), serta Hutan Tanaman. Pemenuhan standar tersebut sangat penting,
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
di bagian selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, dan di bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya. Kawasan hutan KPH Ciamis berdasarkan SK. Menhut No. 174, 175 dan 195 Tahun 2003 adalah seluas 29.857,12 ha atau setara 11,67% dari luas daratan Kabupaten Ciamis (255.910 Ha). Kawasan hutan KPH Ciamis membentang dari kawasan hutan pantai di daerah Pangandaran sampai dengan hutan pegunungan pada bagian Utara Ciamis yaitu Gunung Sawal, Gunung Cakrabuana dan Gunung Madati. Formasi hutan yang ada di kawasan KPH Ciamis meliputi hutan pantai, hutan dataran rendah dan hutan pegunungan. Pada awalnya kawasan hutan di Kabupaten Ciamis berada di bawah pengelolaan KPH Tasikmalaya. Namun berdasarkan Surat Keputusan
KPH Ciamis sendiri merupakan salah satu unit kerja pada Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten.
(SK) Gubernur Propinsi Jawa Barat No. 60/B/PD/SK/1968 tangga 14 Pebruari 1968 dengan wilayah kerja meliputi seluruh kawasan hutan produksi di Kabupaten Ciamis. Adapun berdasarkan sebaran potensi sumberdaya hutan, pengusahaan kawasan hutan KPH Ciamis terbagi ke dalam (a) Kelas Perusahaan Jati yang di dalamnya 4 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) dan 13 Resor Pemangkuan Hutan (RPH); dan (b) Kelas Perusahaan Pinus yang di dalamnya terdapat 1 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) dan 4 Resor Pemangkuan Hutan (RPH). Adapun sasaran pengelolaan dan pemantauan aspek sosial di wilayah kerja KPH Ciamis sendiri adalah terciptanya hubungan harmonis antara pekerja dengan pihak unit kerja manajemen dan hubungan harmonis antara masyarakat dan para pihak dengan pihak unit kerja manajemen. Dan sebagai wujud tanggung jawab sosial terhadap Masyarakat Desa Hutan (MDH), KPH Ciamis telah melaksanakan kerjasama dengan MDH yang mewakili seluruh desa pangkuan yang ada di kawasan hutan yang dikelola KPH Ciamis sejumlah 108 desa. Kerjasama dimaksud senantiasa mengacu pada aturan yang berlaku dengan tidak mengubah status kawasan hutan. • DR
Dok. Humas PHT
sebab di negara-negara lain sudah mewajibkan produk olahan hasil hutan yang masuk memiliki sertifikat yang sesuai standar internasional. KPH Ciamis sendiri merupakan salah satu unit kerja pada Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, dengan daya dukung potensi sumber daya hutan, sumber daya manusia, dan dinamika lingkungan yang cukup tinggi. KPH Ciamis berkomitmen untuk menjadi pengelola hutan lestari yang mempertimbangkan aspek produksi, sosial dan lingkungan secara proporsional sesuai prinsip-prinsip pengelolaan yang diakui secara internasional. Secara administratif KPH Ciamis terbagi menjadi 2 bagian yaitu luas 28.893,13 ha atau 96,77% masuk wilayah administratif Kabupaten Ciamis dan luas 963,99 ha atau 3,23% masuk wilayah administratif Kota Banjar, Propinsi Jawa Barat. Secara geografis lokasi wilayah kerja KPH Ciamis berada di koordinat 7° 03' 32" sampai dengan 7° 43' 52" dan 108° 09' 4" sampai dengan 108° 49' 28" BT. Sementara berdasarkan batas wilayah, di bagian utara KPH Ciamis berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan. Di bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah),
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 87
resensirimba
Judul Buku : Secangkir Teh Hangat Kedamaian Penulis : Gunawan Marga Halaman : 167 Penerbit : Elex Media Komputindo Kompas Gramedia Tahun Terbit : 2011
Keluar dari
Dok. Humas PHT
Sandera Rutinitas
K
epulan asap dari secangkir teh, seakan mengirimkan aroma kenikmatan, sebelum diseruput dengan dua bibir tipis. Aroma itu bisa membangkitakan gairah hidup bagi mereka yang tersandera oleh rutinitas kehidupan, bagi mereka yang tengah melakukan perjalanan jauh, bagi mereka yang bekerja dari pagi bahkan hingga pagi lagi. Atau bagi mereka yang tengah berpetualang dari satu tantangan ke tantangan berikutnya. Cobalah sejenak, anda hentikan seluruh aktivitas. Tak perlu jauh-jauh. Bisa di teras rumah, bisa juga di cafe-cafe, atau bila perlu di saung-saung pinggir sawah atau pingir hutan.
88 DUTA Rimba
Seruputlah secangkir teh hangat yang masih mengepul asapnya. Nikmati sedikit demi sedikit air teh tersebut sambil memandang alam sekitar. Bisa saja lukisan, ornamen yang ada di sekitar. Atau bahkan pandangi alam sekitar, baik tumbuhtumbuhan maupun binatang yang ada sekitarnya. Anda tentunya akan merasakan hidup tak seharusnya disandera oleh kepenatan, kesibukan dan rutinitas yang kadang-kadang membunuh gairah kehidupan. Melalui secangkir teh hangat ini Gunawan Marga menawarkan kepada kita untuk mengambil jarak sejenak dengan rutinitas kehidupan agar jiwa-jiwa yang kosong terisi dengan belajar dari lingkungan sekitar. Tak hanya Gus Dur (panggilan akrab
almarhum Presiden Abdurrahman Wahid-red) yang menjadikan anakanak TK sebagai simbolisasi aktivitas anggota DPR RI. Melalui tulisannya yang ringan, Gunawan mengawali bukunya dengan mengambil kearifan dari sebuah sekolah taman kanakkanak. Melalui “Belajar dari Celoteh Anak!” ia mencoba mengungkap tabir distorsi komunikasi yang sering terjadi di lingkungan sekitar kita. Kita melihat banyak ekpresi dan komunikasi anak-anak. Mendekatlah kepada mereka yang duduk bercengkerama di teras sekolah. Betapapun sederhana, namun celoteh mereka itu tetap bermakna. Membuat wajah-wajah mungil itu tertawa dan mata mereka
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
memancarkan binar suka cita. Mereka sedang berinteraksi. Kita selayaknya menghormati apa yang mereka celotehkan, apa pun topik pembicaraannya. Guruguru TK lebih mengerti bagaimana menghargai celoteh-celoteh mereka. “Mungkin seharusnya seperti itulah sikap kita sebagai orang dewasa,” tulis Gunawan. Hujatan dan cacian di layar kaca yang dilakukan oleh para elit untuk menyerang elit yang lain, kiranya tidak perlu terjadi, bila mereka mau saling mendengar, saling berbagi, dan saling mencari solusi. Kegaduhan yang sering dipertontonkan para elit, selain merefleksikan kedangkalan mereka dalam melakukan komunikasi, pada sisi lain juga membuat banyak kalangan tambah bingung dan gaduh. Dalam kegaduhan biasanya pihak-pihak yang berseteru selalu menonjolkan ego-nya masingmasing. Untuk mempertahankan ego dan harga diri, manusia bisa saja melakukan kerja mati-matian, sekalipun yang mereka lakukan jelasjelas salah. Dan yang terjadi bukanlah solusi, tetapi justru perseteruan demi perseteruan tidak saja antara individu, tetapi juga meluas antara kelompok, antara gang, antara kampung, bahkan antar negara. Di sinilah keunggulan buku “Secangkir Teh Hangat Kedamaian”. Buku ini seakan menawarkan obat khususnya kepada manusia modern yang hidupnya sering disandera oleh rutinitas, sehingga sering melupakan hal-hal di sekitarnya. Padahal lingkungan di sekitar kita itu banyak menawarkan pelajaran yang berharga bagi kehidupan. Seperti batu kerikil yang sering berserakan di sekitar kita. Manusia biasanya acuh tak acuh dengan batu kerikil, tetapi tidak pada batu besar. Tapi tidak sedikit karena sikap acuh tak acuh, banyak manusia terkena
musibah oleh batu kerikil. Naik sepeda motor jatuh karena terpelest oleh batu kecil. Bahkan ada seorang sopir di otaknya terkena pecahan kaca, karena terkena pentalan kerikil sebuah truk yang berjalan di depannya. Dari batu kerikil ini manusia bisa belajar untuk tidak menafikan pada hal-hal yang kecil. Hal-hal kecil itu bila menumpuk bisa menjadi problem yang berat di kemudian hari. Masalah yang kecil biasanya dianggap sepele dan enggan menangani. Dilirik pun tidak karena manusia menganggapnya tidak serius. Namun hal-hal kecil itu bila sudah menumpuk menjadi gunung, manusia menjadi kerepotan untuk menangani. Ada banyak hal yang bisa dimanfaatkan dari benda yang sering membuat manusia terpeleset. Dalam pekerjaan kontruksi, kerikil bisa mengisi rongga-rongga antara bebatuan besar pada struktur jalan. Dengan mengisi rongga tersebut, kontruksi menjadi lebih masif. Kekuatan struktur menjadi meningkat secara signifikan. Mengisi rongga kecil dengan batu kerikil tampaknya pekerjaan sepele, namun kesempurnaan kontruksi jalan itu sangat ditentukan oleh kepadatan jalan dari batu-batu kerikil tersebut. Di sinilah pelajaran bisa diambil, bahwa hal-hal yang kecil itu sangat diperlukan untuk pekerjaan kontruksi yang begitu besar. Besar dan kecil itu memiliki peran masing-masing. Masalahnya bagaimana mereka ini bisa memainkan fungsinya masing-masing (fungsional). Yang besar melindungi yang kecil. Yang kecil melengkapi yang besar agar bisa menjadi kokoh. Besar dan kecil itu hanya klasifikasi. Namun menghadap-hadapkan keduanya bisa membuat distorsi. Buku yang ditulis oleh karyawan Perhutani ini memang sangat faktual. Kasus yang diangkat di dalamnya
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
berasal dari hal-hal yang akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Ibarat dalam situasi gelap, buku ini seperti lilin yang mampu menerangi sekitarnya. Kehidupan ini tak akan pernah selesai dibaca dan tidak semua orang pula yang mampu membacanya. Gunawan Marga tak hanya mampu membaca kehidupan itu. Lebih dari itu ia mampu menjadikan kehidupan yang ada di sekitar kita ini menjadi lilin atau lentera di tengah-tengah manusia yang banyak mengalami kekosongan jiwanya Melalui buku ini ia mengajak kepada manusia untuk mengambil jarak sejenak dengan runtinitas kehidupan yang menggerogoti nilai-nilai kemanusian. Sambil menyeruput secangkir teh untuk melakukan kontemplasi, muhasabah, intropeksi diri, untuk melangkah ke depan. Melihat kehidupan dari sisi kemanusiaan. Banyak kearifan dari sekitar kita yang bisa mempertajam hakekat kita sebagai manusia yang dalam bahasa agama disebut khalifah. Buku ini sangat cocok dibaca bagi mereka yang ingin mengembalikan kemuliaan manusia. Apalagi bagi mereka yang merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya, akibat penat dan gaduhnya kehidupan. Dengan membaca buku ini, tak hanya pikiran yang kembali disegarkan dengan secangkir teh hangat, tetapi hati dan kalbu juga diasah kepekaannya untuk menangkap kearifan kita. Sebagai sebuah kapita selekta kehidupan, buku ini tak ubahnya episode-episode kehidupan sebagaimana yang terjadi dalam senetron televisi. Alangkah indah, bila dalam buku ini juga ada kupasan yang memberikan tafsir dari episodeepisode buku ini dalam satu kupasan tersendiri agar terlihat benang merahnya.• DR
DUTA Rimba 89
inovasi
Bajos
Percepat Rehabilitasi Tanah Kosong
Dok. Humas PHT
Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur melakukan sebuah invovasi dengan mengembangkan sistem cangkok tanaman pinus (pinus merkusii). Inovasi tersebut muncul di tengah kendala dalam pembuatan persemaian pinus akibat bencana angin ribut. Uniknya, inovasi baru dalam sistem pencangkokan ini dinamakan BAJOS yang merupakan singkatan dari para penemunya. Siapa penemu dan bagaimana tekniknya?
90 DUTA Rimba
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
DUTA Rimba 91
inovasi
I
92 DUTA Rimba
Dalam sebuah industri yang berubah cepat, perusahaan harus terus-menerus merevisi desain dan berbagai produk.
Dok. Humas PHT
stilah Research and Development (R&D) atau penelitian dan pengembangan mengacu pada kelompok tertentu kegiatan dalam bisnis. Kegiatan yang diklasifikasikan sebagai R & D berbeda dari perusahaan ke perusahaan, tetapi ada dua model utama. Dalam satu model, fungsi utama dari kelompok R & D adalah untuk mengembangkan produk-produk baru. Sementara dalam model lain, fungsi utama dari kelompok R & D adalah untuk menemukan dan menciptakan pengetahuan baru tentang topik ilmiah dan teknologi untuk tujuan mengungkap dan memungkinkan pengembangan produk berharga baru, proses, dan jasa. Pada kedua model, R & D berbeda dari sebagian besar kegiatan perusahaan yang dimaksudkan untuk menghasilkan keuntungan hampir segera atau perbaikan langsung dalam operasi dan melibatkan sedikit ketidakpastian mengenai return on investment (ROI). Model pertama R & D umumnya dikelola oleh insinyur sementara model kedua dapat dikelola dengan ilmuwan industri . Untuk kegiatan R & D yang dilakukan oleh korporasi (bisnis) atau pemerintah, desain produk baru dan pengembangan lebih sering daripada tidak menjadi faktor penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. Dalam sebuah industri yang berubah cepat, perusahaan harus terus-menerus merevisi desain dan berbagai produk. Hal ini diperlukan karena perubahan terus-menerus teknologi dan pengembangan serta pesaing lainnya dan preferensi pelanggan yang terus berubah. Tanpa program R & D, perusahaan harus bergantung pada aliansi strategis, akuisisi, dan jaringan untuk memasuki inovasi orang lain. R & D sangat penting untuk
kemajuan perusahaan. Hal inilah yang melatar belakangi Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur mengembangkan sistem cangkok tanaman pinus (pinus merkusii). Mereka adalah Budi Widodo, Ahmad, Bejo, dan Sarno dengan keterbatasan yang ada berhasil membuat terobosan besar dalam pengembangan sistem BAJOS, merupakan akronim dari Budi (ADM), Ahmad (Asper), beJO (KRPH) dan Sarno (Mandor). Pinus merkusii (Pinus) adalah salah satu tanaman monokotil yang mempunyai ciri khas dengan daunnya yang memipih seperti jarum dan berkelompok atau berupa sisik. Strobilus jantan dan strobilus betina dalam satu pohon, mempunyai ukuran strobilus jantan lebih kecil dibandingkan dengan strobilus betina (berkayu), terletak aksilaris. Pohon berkayu (woods), strobilus bentuk conus. Tanaman Pinus merkusii secara morfologinya memiliki tujuh bagian, yaitu mulai dari akar, batang, tangkai, daun, bunga, buah dan biji yang masing-masing berciri khas serta mempunyai fungsi yang berbeda pula untuk tumbuhan itu sendiri. Bentuk-bentuk dari bagian tanaman Pinus merkusii (morfologi) terbilang
cukup menarik untuk diamati, lihat saja pada bagian batangnya yang memperlihatkan retak-retak, biasanya berwarna coklat. Administratur Perhutani Banyumas Timur, Budi Widodo menjelaskan bahwa terjadinya bencana angin ribut mengakibatkan banyak tegakan pinus di wilayahnya roboh yang mengkibatkan berkurangnya tegakan pinus Kerapatan Bidang Datar (KBD) di bawah 0,6. Serta lokasi yang jauh dan bertopografi yang berbukit hingga menyulitkan penanaman pinus. Hal ini mangakibatkan penilaian tanaman lepas kontrak untuk pinus belum mancapai 100%. Akibat banyak mengalami kendala dalam pembuatan persemaian pinus, Budi yang baru saja memperoleh Gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada ini, mengeluarkan kebijakan agar keberhasilan tanaman WAJIB 100%. Tanah-tanah kosong/open plek agar segera direhabilitasi. Untuk itu, dalam percepatan menanami tanah kosong akibat bencana alam dan agar diperoleh hasil tanaman 100% muncul ide pencangkokan atau perbanyakan secara vegetatif tanaman pinus yang dinamakan BAJOS. • DR
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Teknik “Bajos”
Pencangkokan Dok. Humas PHT
Pinus
S
ecara umum teknik pencangkokan atau perbanyakan secara vegetatif dilakukan menggunakan bagianbagian tanaman seperti cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang dan daun sekaligus. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara cangkok, rundukan, stek, dan kultur jaringan. Keunggulan perbanyakan ini adalah menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan pohon induknya. Selain itu, tanaman yang berasal dari perbanyakan secara vegetatif lebih cepat berbunga dan berbuah. Sementara itu, kelemahannya adalah membutuhkan pohon induk dalam jumlah besar sehingga membutuhkan banyak biaya. Kelemahan lain, tidak dapat menghasilkan bibit secara massal jika cara perbanyakan yang digunakan cangkok atau rundukan. Untuk
menghasilkan bibit secara massal sebaiknya dilakukan dengan stek. Namun tidak semua tanaman dapat diperbanyak dengan cara stek dan tingkat keberhasilannya sangat kecil. Keunggulan cangkok adalah mudah dilakukan dan tingkat keberhasilannya tinggi. Selain itu, tanaman yang dihasilkan dapat mewarisi 100% sifat pohon induknya. Namun, tanaman hasil cangkok memiliki kelemahan, yaitu percabangannya tidak lebat dan tidak kompak, serta produktivitas buahnya terbatas. Selain itu, tanaman hasil cangkok tidak memiliki sistem perakaran yang kuat karena tidak memiliki akar tunggang, dan serabutserabut akarnya juga tidak rimbun. Akibatnya tanaman mudah roboh saat tertiup angin kencang, dan tidak kuat menghadapi kekeringan pada musim kemarau. Cangkok sangat cocok dilakukan pada tanaman buah-buahan yang batangnya berkayu seperti mangga, jeruk, jambu biji, jambu air, belimbing manis, lengkeng serta tanaman
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
hias seperti bugenvil, mawar, dan kemuning. Sementara itu, dengan cara yang berbeda, beberapa tanaman tidak berkayu seperti salak, pepaya dan beberapa jenis tanaman hias seperti dieffenbachia dan aglonema juga dapat diperbanyak dengan cangkok. Perbanyakan tanaman pinus dengan metode cangkok disarankan memilih indukan tanaman pinus dengan kualitas baik. Untuk mempermudah, pilih indukan dari tanaman Kelas Umur (KU I) (berumur 3 sampai dengan 5 tahun). Pilih ranting yang tidak terlalu muda atau terlalu tua. (diameter + 1 s.d 1,5 cm) Kelupas kulit pinus di bawah percabangan ranting dengan jarak 1 cm dan ukuran luka 1 cm menggunakan cutter yang tumpul. Setelah satu bulan pada bagian ranting atau cabang yang dilukai akan muncul tonjolan (kalus) dan dua sampai tiga bulan kemudian akan tumbuh akar pada kalus. Setelah tumbuh akar, cabang siap dipotong untuk ditanam. • DR
DUTA Rimba 93
KULINERRIMBA
Termehek-mehek
Nasi Uceng
S
alah satu warung makan yang menyajikan sajian ini adalah Warung Sukaria. Warung ini biasa disebut warung Sukaria mungkin karena disesuaikan dengan nama pemiliknya yaitu Haji Sukari. Warung ini juga dikenal dengan nama Warung Nasi Uceng ‘Djoyo Mulyo’ dan letaknya di pelosok Desa Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Dahulu lokasi warung ini masuk ke pelosok desa, kira-kira tepatnya ke arah barat dari lokasi yang sekarang. Lokasi yang sekarang sudah berada di pinggir jalan dari Wlingi ke arah Batu - Malang. Haji Sukari mengawali usahanya dengan hanya berjualan nasi pecel dengan lauk peyek Uceng. Usaha ini dirintis mulai tahun 1977. Seiring dengan perkembangan warung serta untuk memenuhi permintaan pelanggan, dibuatlah menu baru yakni Uceng goreng dengan lalapan dan sambal hingga menjadi menu andalan. Warungnya juga menyediakan ikan Uceng yang dimasak sayur seperti umumnya masakan khas orang desa. Ada pula ikan wader goreng, udang kali goreng dan aneka ikan air tawar yang didapat dari sungai-sungai di sekitar daerah Wlingi. Dan yang khas lagi adalah “terancam”, yaitu mentimun yang dicacah, dicampur kemangi dan parutan kelapa. Biasanya menjadi
94 DUTA Rimba
Bagi Anda yang ingin memanjakan indra pengecap, tidak ada salahnya mencoba makanan yang satu ini. Namanya Peyek Uceng. Mungkin sedikit asing bagi telinga sebagian pembaca. Namun bagi masyarakat Blitar, Peyek Uceng menjadi kuliner andalan yang mampu dibanggakan karena membawa nama Blitar tersohor. campuran nasi pecel. Uceng adalah ikan air tawar, biasanya hidup di sungai yang airnya jernih dan mengalir deras. Ikan ini bentuknya bulat dan memanjang kira-kira sebesar jari kelingking, tidak bersisik dan terdapat garis-garis vertikal hitam di badannya. Mungkin uceng tak sepopuler belut, wader, atau lele yang kerap dijumpai di berbagai kota. Tapi uceng khas Blitar inilah yang mengenalkan ikan kali lebih dari sekadar kudapan bergizi. Anda yang memakannya dijamin termehek-mehek karena rasanya yang gurih dan nikmat. Cara mendapatkannya langsung dijaring di sungai, atau menggunakan perangkap semacam "wuwu" yang ukurannya kecil. Wuwu kecil itu di bagian tutup depan diberi umpan nasi yang dilumatkan dan dicampur bawang putih. Sore dipasang dengan cara dibenamkan ke dalam air sungai, pagi harinya diambil, uceng sudah
masuk perangkap. Pernah juga ada upaya budidaya Uceng, agar tidak merusak ekosistem sungai. Namun upaya itu gagal sehingga mengandalkan bahan baku yang didapat langsung di alam seperti di kali Lekso yang merupakan jalur aliran lahar Gunung Kelud. Bisa Anda bayangkan sungai ini penuh dengan batuan material gunung kelud dan airnya sangat bening dan deras ditambah hawa pengunungan yang sejuk menjadikan airnya dingin dan segar. Setiap hari, Haji Sukari menghabiskan 40 hinga 50 kilogram Uceng. Itu belum termasuk wader dan udang sungai, serta ikan air tawarnya. Setidaknya ada 20 orang pemasok Uceng dari Desa Babadan sendiri, serta desa di sekitar wilayah Kecamatan Wlingi. Bagi Anda yang ingin membawa pulang sebagai oleh-oleh, Warung Sukari sudah menyediakan Uceng
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
Dok. ISTIMEWA
goreng dalam kemasan plastik dan setiap bungkusnya berisi seperempat kilogram dan dijual dengan harga Rp 17.500,-
Mudah dijangkau Mencari Warung Nasi Uceng ‘Djoyo Mulyo’ sangatlah mudah. Dari arah kota Blitar setelah melewati masjid Agung Wlingi, Anda akan menemukan SPBU, kemudian belok kiri. Atau ke arah utara dengan mengikuti jalur bus, setelah melewati depan Rumah
Sakit Wlingi, maka jalur bus ini akan berbelok ke kanan atau ke arah timur kemudian bertemu pertigaan Gurid, di mana ada sebuah prasasti dipinggir jalan namanya Prasasti Munggut. Dari sini Anda belok ke kiri atau ke arah utara jurusan Objek Wisata Rambut Monte. Tak jauh dari sini, kira-kira 500 m-1 km di kiri jalan Anda akan menemukan Warung “Djoyo Mulyo”. Namun jika Anda dari arah Kota Wlingi, setelah melewati Pasar Wlingi ada pertigaan, ambil
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013
jalur lurus (jangan ambil yang belok ke kanan, karena itu ke arah Kawedanan melalui jembatan kali lekso) dan kemudian belok ke kiri hingga sampai di pertigaan tempat prasasti Munggut berada, selanjutnya belok kanan. Namun karena Nasi Uceng telah dikenal sebagai kuliner khas Blitar, maka saat ini banyak bermunculan penjual Nasi Uceng selain Haji Sukari. Salah satu warung Nasi Uceng terletak di depan SPBU Garum sebelah utara jalan. • DR
DUTA Rimba 95
Dok. ISTIMEWA
KULINERRIMBA
Membuat
Dok. ISTIMEWA
“Terancam” S
ebagai kuliner lain khas Blitar, Anda juga wajib mencoba “terancam”. Anda bisa membuat sendiri makanan ini dengan mengikuti resep berikut ini:
Resep
Uceng Goreng Balut Tepung S
alah satu menu yang dibuat dari Uceng adalah Uceng Goreng Balut Tepung. Ikan berukuran kecil-kecil seperti ikan teri ini sangat enak rasanya dan gurih jika digoreng berbalut tepung. Tak percaya? Coba resep berikut ini: Bahan : • 500 gram Uceng Bumbu Perendam : • 1 sdt garam • 1 sdt air jeruk nipis • 2 cm kunyit, dihaluskan • 1 cm jahe, dimemarkan • 2 buah cabai merah, dihaluskan • 1 sdm kecap ikan • 1/4 sdt pala bubuk
Bahan Tepung : • 100 gram tepung terigu • 1/2 putih telur • 1/8 sdt baking powder • 150 ml air es • 1/4 sdt garam Minyak untuk menggoreng
Cara membuat : Lumuri Uceng dengan bumbu rendaman dan diamkan selama 1 jam. Aduk bahan tepung, celupkan uceng ke dalamnya, lalu goreng hingga kering.
96 DUTA Rimba
Bahan Membuat Terancam : • 10 batang daun kencur, diiris halus • 100 gram taoge pendek • 100 gram kol, diiris halus • 100 gram ketimun, diiris halus • 10 lonjor kacang panjang, diiris halus • 25 gram kelapa muda, dikupas lalu diparut kasar Bumbu Halus Untuk Terancam : • 5 cm kencur • 2 buah cabai rawit • 3 buah cabai merah • 2 siung bawang putih • 2 sendok makan gula merah • 1 sendok makan asam jawa • 1 1/2 sendok teh garam Cara Membuat Terancam : 1. Aduk bumbu halus dan kelapa hingga rata. 2. Masukkan air asam jawa, aduk hingga bumbu merata. 3. Masukkan sayuran lalu diamkan hingga bumbu meresap. Untuk 8 porsi
NO. 48 • TH. 8 • SEPTEMBER - OKTOBER • 2013