1 minute read
C. Aspek dan Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
3. Observasi keadaan yang sedang terjadi (acara HUT RI, peringatan HUT RI) 4. Dll. Misal tujuan pembuatan: 1. Teks observasi eksposisi 2. Teks observasi identifikasi 3. Teks observasi klasifikasi 4. Dll. Jenis hasil teks observasi terbagi atas 2 yaitu:
1. Laporan Observasi Formal
Advertisement
Yaitu laporan hasil observasi terhadap objek yang diamati menggunakan kaidah formal dalam menyusun laporan ( ragam bahasa baku, terdapat kop/ header, struktur lebih rinci ). Biasanya diajukan untuk acara resmi seperti laporan berita, kepentingan politik dll.
2. Laporan Observasi Non Formal
Yaitu laporan hasil observasi yang struktur nya lebih simpel dan biasanya ditulis secara popular.
C. Aspek dan Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Kosasih (2014:49) mengemukakan, bahwa kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi adalah sebagai berikut. 1) Banyak menggunakan kata benda atau peristiwa umum sebagai objek utama pemaparannya. Benda-benda yang dimaksud bisa berupa gunung, sungai, ke-adaan penduduk, peristiwa banjir, bencana alam, dan peristiwa budaya. 2) Banyak menggunakan kata kerja meterial atau kata kerja yang menunjukan tindakan suatu benda, binatang, manusia atau peristiwa. Contoh : melumpuh-kan, membatasi, menunjukan turuntangan. 3) Mengunakan kopula, yakni kata adalah, merupakan, yaitu. Katakata itu digunakan dalam menjelaskan pengertian atau konsep. 4) Banyak menggunakan kata menyatakan pengelompokan, perbedaan atau persa-maan. Contoh , diklasifikasikan, dibedakan, digolongkan. 5) Banyak menggunakan kata yang menggambarkan sifat atau prilaku benda, orang atau suatu keadaan. Contoh, berkumpul, memainkan, berbentuk. 6) Banyak menggunakan kata-kata teknis (istilah ilmiah). Contoh, vertebrata dan invertebrata. 7) Banyak melesapkan kata mengatasnamakan penulis (bersifat impersonal) kata-kata saya, kami penulis, dan peneliti. Sementara itu, berdasarkan kaidah bahasanya, teks laporan hasil observasi mempunyai ciri sebagai berikut. 1. Menggunakan frasa nomina yang diikuti pendeskripsi dan penjenis. 2. Menggunakan verba relasional, seperti: ialah, merupakan, adalah, yaitu, digolongkan, termasuk, meliputi, terdiri atas, disebut, dan lain-lain. 3. Menggunakan verba aktif alam untuk menjelaskan perilaku, seperti: bertelur, membuat, hidup, makan, tidur, dan sebagainya. 4. Menggunakan kata penghubung yang menyatakan tambahan (dan, serta),