30 minute read
Bab V : Pengelolaan Pembelajaran A. Pengelolaan Pembelajaran dalam Teks Deskripsi
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
A. Pengelolaan Pembelajaran dalam Teks Deskripsi 1. Pendekatan Pembelajaran a. Pendekatan Inkuiri (Strategi Pembelajaran Inkuiri) Indrawati (1999:9) menyatakan, bahwa suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif apabila diselenggarakan melalui modelmodel pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan model pemrosesan informasi menekankan pada bagaimana seseorang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap caracara mengolah informasi. Menurut Downey (1967) dalam Joyce (1992:107) menyatakan: “The core of good thinking is the ability to solve problems. The essence of problem solving is the ability to learn in puzzling situations. Thus, in the school of these particular dreams, learning how to learn pervades what is the taught, how it is taught, and the kind of place in which it is taught.”
Advertisement
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa inti dari berpikir yang baik yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah, dasar dari pemecahan masalah yaitu kemampuan untuk belajar dalam situasi proses berpikir. Dengan demikian, hal ini dapat diimplementasikan bahwa kepada siswa hendaknya diajarkan bagaimana belajar yang meliputi apa yang diajarkan, bagaimana hal itu diajarkan, jneis kondisi belajar, dan mendapatkan pandangan baru. Salah satu yang termasuk dalam model pemrosesan informasi yaitu model pembelajaran inkuiri. Strategi pebelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses belajar itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru an siswa. Strategi pembelajaran itu sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Terdapat beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri atau pendekatan inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelaan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang di pertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, melainkan sebagai fasilitator dan motivator
belajar siswa. Aktivitas belajar siswa biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Gulo (2002) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis, kritis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri yaitu: (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, (2) keterlibatan siswa secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa yaitu: a. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengubdang siswa berdiskusi. b. Inkuiri berfokus pada hipotesis. c. Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta). Untuk menciptakan kondisi seperti itu, peranan guru yaitu sebagai berikut: a. Motivator, memberikan rangsangan agar siswa aktif dan bergairah di dalam berpikir. b. Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan. c. Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat. d. Administrator, bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan kelas. e. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan. f. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas. g. Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.
Strategi pembelajaran inkuiri aka efektif apabila: a. Guru mengharapkan siswa apabila siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari sesuatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian, dalam strategi inkuiri penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran akan tetapi yang lebih penting adalah proses belajar. b. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu
pembuktian. c. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu. d. Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Strategi inkuiri akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir. e. Jika jumlah siswa yang belajar tidak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru. f. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.
Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah ke dalam waktu yang relative singkat. Hasil penelitian Schlemker, dalam Joyce dan Well (1992:198), menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi.
Metode inkuiri menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu perlu diperhatikan. Metode inkuiri adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234). Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi. Metode inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap Matematika dan Sains (Haury dalam Sutrisno: 2008). Dalam makalahnya Haury menyatakan bahwa metode inkuiri membantu perkembangan
antara lain scientific literacy dan pemahaman proses-proses ilmiah, pengetahuanvocabulary dan pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap positif. Dapat disebutkan bahwa metodeinkuiri tidak saja meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam matematika saja, melainkan juga membentuk sikap keilmiahan dalam diri siswa.
Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode inkuiri sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri (Garton dalam Sutrisno: 2008) memiliki 5 komponen yang umum yaitu Question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources. 1) Question Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Untuk memudahkan proses ini, guru menanayakan kepada siswa mengenai hipotesis yang memungkinkan.
Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberi. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa.
Untuk menjawab pertanyaan ini–sesuai denganTaxonomy Bloom–siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi,sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi. 2) Student Engangement Dalam metode inkuiri, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator.
Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi. 3) Cooperative Interaction Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar. 4) Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain.
5) Variety of Resources Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya. Metode inkuiri salah satu strategi pembelajaran yang memungkinkan para peserta didik mendapatkan jawabannya sendiri. Metode pembelajaran ini dalam penyampaian bahan pelajarannya tak dalam bentuk final dan tak langsung. Artinya, dalam metode inkuiri peserta didik sendiri diberi peluang untuk mencari, meneliti dan memecahkan jawaban, menggunakan teknik pemecahan masalah. Pendekatan dan strategi pembelajaran saat ini diharapkan lebih menekankan agar siswa dipandang sebagai subjek belajar. Konsep ini bertujuan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah, siswa ‘bekerja’ dan mengalami, bukan berupa transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pendidikan tak lagi berpusat pada lembaga atau pengajar yang hanya mencetak lulusan kurang berkualitas, tapi berpusat pada peserta didik. Pendekatan inkuiri adalah pendekatan mengajar di mana siswa merumuskan masalah, mendesain eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data sampai mengambil keputusan sendiri. Pendekatan inkuiri harus memenuhi empat kriteria ialah kejelasan, kesesuaian, ketepatan dan kerumitannya. Setelah guru mengundang siswa untuk mengajukan masalah yang erat hubungannya dengan pokok bahasan yang akan diajarkan, siswa akan terlibat dalam kegiatan inkuiri dengan melalui 5 langkah-langkah, yaitu: 1) Orientasi Langkah-langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran.
Berbeda dengan tahap preparation dalam pembelajaran ekspositori sebagai langkah untuk mengkondisikan agar siswa siap menerima pelajaran. Pada langkah orientasi pada strategi pembelajaran inkuiri, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting.
Keberhasilan strategi pembelajaran inkuiri bergantung pada siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya untuk memecahkan masalah; tanpa kemauan dan kemampuan itu tidak mungkin proses pembelajaran akan berjalan lancer. Pada langkah orientasi terdiri dari penyajian masalah, penjabaran tujuan pembelajaran, dan sebagainya untuk pengantar dalam materi. Guru memberikan pertanyaanpertanyaan yang dapat memancing siswa untuk mengumpulkan informasi. Keterlibatan siswa pada tahap ini yaitu: (1) memberi respon positif terhadap masalah yang dikemukakan, (2) mengungkapkan ide awal. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah: Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai oleh siswa. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkahlangkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa. 2) Merumuskan Masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengan demikian, teka-teki menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. Ini penting dalam pembelajaran inkuiri.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, di antaranya: a) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa hendaknya memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala melibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri maslaah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah sesuai dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan pada siswa. b) Masalah yang dikaji adalah masalah adalah teka-teki yang mengandung jawaban pasti. Aryinya, guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan asalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawaban secara pasti. c) Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oelh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsepkonsep yang ada dalam rumusan masalah. Siswa mulai merumuskan permasalahan yang diberikan guru.
Guru memberikan pertanyaan pengarah sehingga siswa mampu mengidentifikasi dan merumuskan hipotesis. Keterlibatan siswa pada tahap ini yaitu (1) melakukan pengamatan terhadap masalah yang diberikan, (2) merumuskan masalah, (3) mengidentifikasi masalah.
3) Merumuskan Hipotesis Langkah selanjutnya adalah merumuskan hipotesis atau jawaban sementara dari permasalahan yang telah dirumuskan untuk selanjutnya merancang beberapa eksperimen dan mengumpulkan data untuk melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. 4) Mengumpulkan Data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam mengembangkan proses intelektual. Siswa mengumpulkan data terkait dengan permasalahan yang diberikan guru dan juga untuk menguji kebenaran hipotesis. Dalam tahap ini siswa dituntut untuk berpikir kritis dan analitis dalam mengumpulkan data-data mengenai permasalahan. 5) Menguji Hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.
Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukn hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. Setelah merumuskan hipotesis dan mengumpulkan data, Guru mengajak siswa untuk melakukan analisis dan diskusi terhadap hasil data yang diperoleh dengan hipotesis yang dirumuskan sehingga siswa mendapatkan konsep dan teori yang benar sesuai konsepsi ilmiah. Keterlibatan siswa dalam tahap ini adalah (1) melakukan diskusi, (2) membandingkan rumusan hipotesis dengan hasil data, dan (3) menyimpulkan hasil pengumpulan data. 6) Penarikan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasakan hasil pengujian hipotesis.
Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Setelah siswa berdiskusi mengenai jawaban atau konsep dari permasalahan, penarikan kesimpulan bersama-sama dilakukan dengan guru mengenai kebenaran konsep permasalahan secara ilmiah.
Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
b. Pendekatan Saintifik Dalam sejarah pengembangan kurikulum di Indonesia, Balitbang
Depdiknas sejak tahun 1979 telah merintis pengembangan program prestisius ini dalam Proyek Supervisi dan CBSA (Cara Belajar Peserta didik
Aktif). Hasil-hasil proyek ini kemudian direplikasi di sejumlah daerah dan dikembangkan melalui penataran tenaga pendidik ke seluruh Indonesia.
Upaya yang dimulai pada tingkat sekolah dasar ini kemudian mendorong penerapan pendekatan belajar aktif di tingkat sekolah menengah. Hasilhasil upaya ini secara bertahap kemudian diintegrasikan ke dalam
Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, dan Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004, yang dilanjutkan dengan Standar Isi yang lebih dikenal dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Dalam perancangan kurikulum baru, Kemendikbud masih menggunakan latar belakang pemikiran yang menyatakan bahwa secara faktual tenaga pendidik belum melaksanakan cara belajar peserta didik aktif. Kondisi ideal yang diharapkan masih lebih sering menjadi slogan dari pada fakta dalam kelas. Produktivitas pembelalaran untuk menghasilkan peserta didik yang terampil berpikir pada level tinggi dalam kondisi madek alias kolep. Deskripsi ini merujuk pada hasil tes anak bangsa kita yang dikompetisikan pada tingkat internasional dinyatakan tidak berkembang sejak tujuh tahun lalu. Memang, ini kondisi yang sangat memprihatinkan. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual.
Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning, problembased learning, inquiry learning (Permendikbud 103 Tahun 2014). Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberi pemahaman kepada peserta didik untuk mengetahui, memahami, mempraktikkan apa yang sedang dipelajari secara ilmiah.
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran diajarkan agar peserta didik pencari tahu dari berbagai sumber melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran) (Sudarwan, 2013). Komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan saintifik (Mc Collum : 2009) a. Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder), b. Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation), c. Melakukan analisis (Push for analysis) dan d. Berkomunikasi (Require communication)
Dari keempat komponen tersebut dapat dijabarkan ke dalam lima praktek pembelajaran yaitu:
Instrumen Uraian Mengamati kegiatan belajaran yang dpat dilakukan peserta didik misalnya membaca, mendengar, menyimak, melihat (dengan atau tanpa alat). Kompetensi yang ingin dikembangkan melalui pengalaman belajar MENGAMATI adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan kemampuan mencari informasi Menanya Kegiatan belajar yang dapat dilakukan adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi apa yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk memperoleh informasi tambahan tentang apa yang sedang mereka amati. Pertanyaan yang peserta didik ajukan semestinya dapat dimulai dari pertanyaanpertanyaan yang bersifat faktual saja hingga mengarah kepada pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya hipotetik (dugaan). Kompetensi yang dikembangkan adalah pengembangan kreativitas, rasa ingin tahu (curiousity), kemampuan merumuskan pertanyaan untuk pengembangan keterampilan berpikir kritis, dan pembentukan karakter pebelajar sepanjang hayat (life long learner).
Mengumpulkan Informasi Kegiatan ini adalah melakukan eksperimen, membaca beragam sumber informasi lainnya selain yang terdapat pada buku teks, mengamati objek, mengamati kejadian, melakukan aktivitas tertentu, hingga berwawancara dengan seorang nara sumber. Kompetensi yang ingin dikembangkan antara lain: peserta didik akan mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, memiliki kemampuan berkomunikasi, memiliki kemampuan mengumpulkan informasi dengan beragam cara, mengembangkan kebiasaan belajar, hingga menjadi seorang pebelajar sepanjang hayat (life long learner).
Mengasosiasi Bentuk kegiatan belajar yang dapat diberikan tenaga pendidik antara lain pengolahan informasi mulai dari beragam informasi yang memperdalam dan memperluas informasi hingga informasi yang saling mendukung, bahkan yang berbeda atau bertentangan. Melalui pengalaman belajar ini diharapkan peserta didik akan mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat kepada aturan, bekerja keras, mampu menerapkan suatu prosedur dalam berpikir secara deduktif atau induktif untuk menarik suatu kesimpulan. Mengkomunikasi Memberikan pengalaman belajar untuk melakukan kegiatan belajar berupa menyampaikan hasil pengamatan yang telah dilakukannya, kesimpulan yang diperolehnya berdasarkan hasil analisis, dilakukan baik secara lisan, tertulis, atau cara-cara dan media lainnya. Ini dimaksudkan agar peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya dalam hal pengembangan sikap jujur, teliti, toleransi, berpikir secara sistematis, mengutarakan pendapat dengan cara yang singkat dan jelas, hingga berkemampuan berbahasa secara baik dan benar.
Kelima langkah dalam pendekatan saintifik tersebut dapat dilakukan secara berurutan atau tidak berurutan, terutama pada langkah pertama dan kedua. Sedangkan pada langkah ketiga dan seterusnya sebaiknya dilakukan secara berurutan. Langkah ilmiah ini diterapkan untuk memberikan ruang lebih pada peserta didik dalam membangun kemandirian belajar serta mengoptimalkan potensi kecerdasan yang dimiliki. Peserta didik diminta untuk mengkonstruk sendiri pengetahuan, pemahaman, serta skill dari proses belajar yang dilakukan, sedangkan tenaga pendidik mengarahkan serta memberikan penguatan dan pengayaan tentang apa yang dipelajri bersama peserta didik.
Secara konsep pendekatan ini lebih mengarah pada model pendidikan humanis, yaitu pendidikan yang memberikan ruang pada peserta didik untuk berkembang sesuai potensi kecerdasan yang dimiliki. Peserta didik menjadi pusat belajar, tidak menjadi obyek pembelajaran. Dengan demikian karakter, skill, serta kognisi peserta didik dapat berkembang secara lebih optimal.
2. Media dan Sumber Belajar a. Media 1) Laptop 2) Gambar-gambar 3) Macam-macam teks deskripsi 4) Video interaktif terkait teks deskripsi. b. Sumber Belajar 1) Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas VII 2) Buku Bahasa Indonesia yang relevan, internet (dengan sumber yang relevan) 3) Lingkungan sekitar dan sumber lain yang relevan untuk pembelajaran 4) dsb.
3. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran teks deskripsi dalam hal ini menggunakan pendekatan saintifik dan pendekatan inquiri. Pendekatan Saintifik dilakukan dengan tahap 5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan informasi, Menalar, dan Mengkomunikasikan).
Penerapan Pembelajaran Teks Deskripsi menggunakan Pendekatan
Saintifik
Kegiatan pembelajaran teks deskripsi melalui model pendekatan saintifik dilakukan oleh guru kepada siswa selama tiga kali pertemuan dengan berbagai kegiatan dan lampiran alokasi waktu yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Pertemuan ke-
Pertemuan I (3 JP) Pendahuluan • Guru memberi salam dan menyapa peserta didik. • Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran. • Peserta didik diajak mengingat suasana komunikasi di keluarga: ayah, ibu, kakak, dan adik untuk membangun hubungan antara pendidik dan peserta didik. • Peserta didik diarahkan pendidik untuk membentuk kelompok dengan anggota 3-4 orang dengan memperhatikan perbedaan individu. • Pendidik menyampaikan tema dan tujuan serta menjelaskan manfaat pembelajaran yang akan dilaksanakan. 10 menit
Langkah-langkah Kegiatan Alokasi Waktu
Kegiatan Inti Mengamati • Peserta didik mengamati gambar sesuai dengan tema dan bertanya jawab tentang isi gambar untuk membangun konteks. • Peserta didik membaca teks deskripsi (sebagai pemodelan) dengan cermat utuk melihat bentuk/struktur teks (deskripsi umum /identifikasi dan deskripsi bagian 100 menit
Menanya • Menanya tentang fungsi teks deskripsi • Menanya tentang bentuk/struktur teks deskripsi (deskripsi umum/identifikasi dan deskrispsi bagian)
Mengumpulkan Informasi • Dengan bimbingan guru peserta didik berdiskusi tentang struktur/bentuk teks deskripsi (deskripsi umum/identifikasi dan deskrispsi bagian
Menalar/Mengasosiasi • Peserta didik menentukan isi teks deskripsi ke dalam struktur /bentuk teks (deskripsi umum/identifikasi dan deskripsi bagian) • Peserta didik menemukan teks deskripsi dari berbagai sumber dan mengidentifikasi struktur /bentuk dan ciri-ciri bahasa berdasarkan halhal yang yang telah dipelajari
Mengomunikasikan • Menyampaikan hasil pemahaman tentang bentuk /struktur teks deskripsi dan ciriciri bahasanya Penutup • Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi tentang materi yang telah disampaikan • Pendidik dan peserta didik menyimpulkan tentang materi yang sudah dipelajari • Pendidik menyampaikan rencana kegiatan berikutnya 10 menit
Pertemuan III (3 JP) Pendahuluan • Guru memberi salam dan menyapa peserta didik. • Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran. • Pendidik mengaitkan pembelajaran sebelumnya dengan pembalajaran yang akan dilaksanakan dengan beberapa pertanyaan • Peserta didik diarahkan pendidik untuk membentuk kelompok dengan anggota 3-4 orang dengan memperhatikan perbedaan individu • Pendidik menyampaikan tema dan tujuan serta menjelaskan manfaat pembelajaran yang akan dilaksanakan Kegiatan Inti Mengamati • Membangun konteks dengan menjawab beberapa pertanyaan yang disajikan • Membaca pemodelan teks deskripsi (sebagai pemodelan) berjudul
“Beringharjo, Pasar Tradisional Terlengkap di Jogyakarta” hal. 61 dan teks pemodelan yang lain berjudul “Cinta Lingkungan” hal 5 (teks laporan hasil observasi) dengan cermat untuk melihat bentuk/struktur teks (deskripsi umum /identifikasi dan deskripsi bagian. 10 menit
100 menit
Menanya • Dengan bimbingan guru peserta didik menanya tentang isi teks model yang disajikan • Dengan bimbingan guru peserta didik menanya tentang bentuk/struktur teks deskripsi (deskripsi umum/identifikasi dan deskrispsi bagian) dengan teks lain
Mengumpulkan informasi • Dengan bimbingan guru peserta didik berdiskusi tentang struktur/bentuk teks deskripsi dan deskrispsi bagian dan struktur teks laporan hasil observasi
Menalar • Peserta didik menentukan perbedaan isi teks deskripsi ke dalam struktur /bentuk teks (deskripsi umum/identifikasi dan deskripsi bagian) • Perserta didik menemukan teks deskripsi dari berbagai sumber dan membedakan struktur /bentuk dan ciri-ciri pembeda berdasarkan hal-hal yang yang telah dipelajari
Pertemuan III (3 JP) Mengomunikasikan • Peserta didik menyampaikan hasil pemahaman tentang bentuk /struktur teks deskripsi dan ciriciri pembeda dari kedua jenis teks yang berbeda Penutup • Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi tentang materi yang telah disampaikan • Pendidik dan peserta didik menyimpulkan tentang materi yang sudah dipelajari • Pendidik menyampaikan rencana kegiatan berikutnya Pendahuluan • Guru memberi salam dan menyapa peserta didik. • Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran. • Peserta didik diajak mengingat suasana komunikasi di keluarga: ayah, ibu, kakak, dan adik untuk membangun hubungan antara pendidik dan peserta didik. • Peserta didik diarahkan pendidik untuk membentuk kelompok dengan anggota 3—4 orang. • Pendidik menyampaikan tema dan tujuan serta menjelaskan manfaat pembelajaran yang akan dilaksanakan. 10 menit
10 menit
Kegiatan Inti Mengamati • Membaca teks model deskripsi untuk memahami unsur kebahasaan/ciri-ciri bahasa teks deskripsi (kelompok kata, kata berimbuhan, konjungsi, kata sifat) • Membaca teks laporan hasil observasi (yang telah dipelajari sebelumnya) untuk dibandingkan dengan teks deskrispsi
Menanya • Menanya tentang ciri-ciri bahasa/unsur kebahasaan teks deskripsi . • Menanya tentang perbedaan teks deskripsi dan teks laporan hasil observasi berdasarkan struktur dan ciriciri bahasa kedua teks tersebut
Mengumpulkan Informasi • Dengan bimbingan guru peserta didik berdiskusi tentang ciri-ciri bahasa teks deskripsi (kata sifat, konjungsi, kata rujukan, dll) sebagai bagian penting dalam sebuah teks deskripsi • Berdiskusi tentang struktur dan ciri-ciri bahasa teks laporan hasil observasi.
Menalar • Menggunakan unsur kebahasaan untuk kemahiran berbahasa dalam mendukung pemahaman terhadap teks laporan deskripsi. • Menyimpulkan perbedaan teks laporan deskripsi dengan teks laporan hasil observasi berdasarkan bentuk/struktur teks.
Mengomunikasikan • Menyampaikan hasil simpulan tentang perbedaan teks deskripsi dan teks laporan hasil observasi. 100 menit
Penutup • Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi tentang materi yang telah disampaikan • Pendidik dan peserta didik menyimpulkan tentang materi yang sudah dipelajari.
Penerapan Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Teks Deskripsi di SMP Kelas VII
Pada pembahasan ini membatasi pembelajaran teks deskripsi dengan menggunakan Kompetensi Dasar (KD) 3.1 dan Kompetensi Dasar (KD) 3.2.
Dimana Kompetensi Dasar tersebut memiliki indikator sebagai berikut: (1) menemukan informasi dalam teks deskripsi (2) menjelaskan informasi yang terdapat di dalam teks deskripsi. sedangkan pada Kompetensi Dasar (KD) 3.2 memiliki indikator sebagai berikut: (1) Menemukan struktur isi teks deskripsi, (2)
Menemukan ciri bahasa teks deskripsi, (3) Menjelaskan istilah yang terdapat dalam teks deskripsi, (4) Menjawab pertanyaan terkait dengan isi teks deskripsi. 1. Penerapan Metode Inkuiri Kompetensi Dasar 3.1 Mengidentifikasi informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca a) Orientasi Pada tahap awal pembelajaran guru menyampaikan Kompetensi Dasar dan Indikator secara runtut, agar siswa mengerti materi yang akan diajarkan. Kemudian, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk memancing siswa terkait materi yang diajarkan pertemuan sebelumnya yang memiliki hubungan dengan materi. Pada tahap ini guru mengamati respon (tanggapan) siswa terhadap materi deskripsi. b) Merumuskan Masalah Pada tahap ini guru memberikan contoh teks deskripsi, setelah itu guru mengupayakan adanya interaksi dengan siswa terkait dengan jenis teks deskripsi yang dicontohkan, lalu guru memberikan penjelasan mengenai adanya beberapa jenis teks deskrispsi. Setelah siswa paham, siswa mengamati salah satu contoh teks deskripsi. Setelah mengamati salah satu contoh teks deskripsi, siswa merumuskan apa yang dimaksud dengan definisi teks deskripsi. Definisi mengenaiteks deskripsi dalam hal ini guru memancing siswa agar mampu menemukan definisinya baik secara umum maupun secara khusus. Dalam hal ini guru meminta agar siswa memahami betul mengenai hakikat teks deskripsi. c) Merumuskan Hipotesis Langkah selanjutnya adalah siswa menemukan jawaban sementara mengenai pengertian teks deskripsi baik secara umum maupun secara khusus. Jawaban tersebut termasuk hipotesis atau jawaban sementara. Selanjutnya, guru merancang beberapa eksperimen dengan mengumpulkan data untuk melakukan pengujian hipotesis
dengan pembentukan kelompok 3-4 siswa. d) Mengumpulkan Data Siswa yang telah digabung ke dalam beberapa kelompok di kelas melakukan pencarian dan penemuan atas data-data mengenai permasalahan teks deskripsi untuk digali informasinya. Pada tahap ini siswa dituntut untuk mampu berpikir kritis dan analisis. e) Menguji Hipotesis Pada tahap ini perwakilan siswa dari masing-masing kelompok yang telah dibentuk guru mengeksplorasi temuan data yang telah diperolehnya, meliputi pengertian teks deskripsi, jenis-jenis teks deskripsi, tujuan teks deskripsi, maupun manfaat dari teks deskripsi.
Selanjutnya, siswa mendiskusikan dari perwakilan kelompok yang telah mengemukakan konsep dan teorinya. Lalu, membandingkan dengan rumusan hipotesis awal. f) Merumuskan Kesimpulan Setelah siswa berdiskusi mengenai jawaban atau konsep dari permasalahan, penarikan kesimpulan bersama-sama dilakukan dengan guru mengenai kebenaran konsep permasalahan secara ilmiah. Pada tahap ini siswa bersama guru menyimpulkan konsep dari permasalahan. Selain itu, siswa memberikan refleksi atas kegiatan yang sudah dilakukan. Kemudian, siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru terkait rencana tindak lanjut.
2. Penerapan Metode Inkuiri Kompetensi Dasar 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dana tau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca. a) Orientasi Pada tahap awal pembelajaran, guru menyampaikan Kompetensi Dasar dan Indikator secara runtut, agar siswa mengerti materi yang akan diajarkan. Kemudian, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk memancing siswa terkait materi yang diajarkan pertemuan sebelumnya yang memiliki hubungan dengan materi. Pada tahap ini guru mengamati respon (tanggapan) siswa terhadap materi teks deskripsi. b) Merumuskan Masalah Pada tahap ini guru memberikan contoh teks deskripsi, setelah itu guru mengupayakan adanya interaksi dengan siswa terkait dengan jenis deskripsi yang dicontohkan, lalu guru memberikan penjelasan mengenai adanya beberapa jenis teks deskripsi. Setelah siswa paham, siswa mengamati salah satu contoh teks deskripsi. Setelah mengamati salah satu contoh teks deskripsi, siswa merumuskan apa yang dimaksud dengan struktur isi teks deskripsi. Strukur isi teks deskripsi pada tahap ini merupakan masalah yang dirumuskan dan diidentifikasi bersama. c) Merumuskan Hipotesis Langkah selanjutnya adalah siswa menemukan jawaban sementara mengenai pengertian teks deskripsi beserta struktur
isi deskripsi. Jawaban tersebut termasuk hipotesis atau jawaban sementara. Selanjutnya, guru merancang beberapa eksperimen dengan mengumpulkan data untuk melakukan pengujian hipotesis dengan pembentukan kelompok 3-4 siswa. d) Mengumpulkan Data Siswa yang telah digabung ke dalam beberapa kelompok di kelas melakukan pencarian dan penemuan atas data-data mengenai permasalahan teks deskripsi, struktur isi teks deskripsi, dan ciri kebahasaannya. Pada tahap ini siswa dituntut untuk mampu berpikir kritis dan analisis. e) Menguji Hipotesis Pada tahap ini perwakilan siswa dari masing-masing kelompok yang telah dibentuk guru mengeksplorasi temuan data yang telah diperolehnya, meliputi pengertian teks deskripsi, struktur bahasa teks deskripsi, dan ciri bahasa teks deskripsi. Selanjutnya, siswa mendiskusikan dari perwakilan kelompok yang telah mengemukakan konsep dan teorinya. Lalu, membandingkan dengan rumusan hipotesis awal. Setelah itu, siswa menyimpulkan hasil temuan terkait dengan struktur isi deskripsi (tesis argumentasi, penegasan pendapat ulang pendapat) dan ciri bahasanya. f) Merumuskan Kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses pendeskripsian temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Setelah siswa berdiskusi mengenai jawaban atau konsep dari permasalahan, penarikan kesimpulan bersama-sama dilakukan dengan guru mengenai kebenaran konsep permasalahan secara ilmiah. Pada tahap ini siswa bersama guru menyimpulkan konsep dari permasalahan. Selain itu, siswa memberikan refleksi atas kegiatan yang sudah dilakukan. Kemudian, siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru terkait rencana tindak lanjut.
4. Penilaian a. Teknik Penilaian : Observasi 1) Penilaian Sikap
No. Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Waktu Penilaian
1. Sikap Pengamatan Lembar Pengamatan Proses
2. Pengetahuan Tulis Uraian Proses dan hasil 3. Keterampilan Tulis Uraian Proses dan Hasil Ket.
Lembar Observasi
No. Nama Peserta Didik Percaya Diri Tanggungjawab Skor
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 dst.
Rubrik Penilaian
Aspek yang Dinilai Skor
Percaya diri 4 3 2 1
Tanggungjawab 4 3 2 1
Indikatot
4 = Selalu percaya diri dalam melaksanakan tugas individu 3 = Sering percaya diri dalam melaksanakan tugas individu 2 = Kadang-kadang percaya diri dalam melaksanakan tugas individu 1 = Jarang percaya diri dalam melaksanakan tugas individu 4 = Selalu bertanggungjawab melaksanakan setiap pekerjaan 3 = Sering bertanggungjawab melaksanakan setiap pekerjaan 2 = Kadang bertanggungjawab melaksanakan setiap pekerjaan 1 = Jarang bertanggungjawab melaksanakan setiap pekerjaan
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus berikut Nilai= (Jumlah Skor/12) X 100
Rentang Nilai Kompetensi Sikap:
No. Skor Predikat
1 1.00 <Skor ≤ 1.50 Kurang (K) 2 1.50 <Skor ≤ 2.50 Cukup (C) 3 2.50 <Skor ≤ 3.50 Baik (B) 4 3.50 <Skor ≤ 4 Sangat Baik (SB)
2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan a) Kompetensi Pengetahuan
a. Teknik Penilaian: Tes Tertulis
• Kemampuan memahami bentuk/struktur teks deskripsi • Kemampuan membedakan struktur teks tanggapan deskriptif dan teks laporan hasil observasi
b. Instrumen Penilaian: Uraian Instrumen Penilaian Skor
i. Menyajikan data atau fakta dengan lengkap (2 data) ii. Menyajikan data atau fakta (1 data) iii. Menyajikan data atau fakta (0 data) i. Perbedaan struktur teks tersaji dengan jelas dan benar ii. Perbedaan struktur teks tersaji dengan jelas tetapi tidak benar iii. Perbedaan struktur teks tersaji dengan tidak jelas tetapi benar 3 2 1
3 2 1
Skor Maksimal 6
Rubrik Penilaian Bentuk Uraian
Soal Kunci Jawaban Bobot Skor
Pertemuan 1 Disajikan model teks deskripsi 1. Sebutkan struktur teks deskripsi! Pertemuan 2 1. Disajikan 2 teks berbeda berjudul “Tari Saman” dalam buku siswa. Jelaskan hasil pemahaman Anda tentang bentuk/ struktur teks tanggapan deskripsi dengan teks laporan hasil observasi. Struktur teks deskripsi 1. Deskripsi umum 2. Deskripsi bagian
Perbedaan struktur: 1. Teks tanggapan deskripsi a. Deskripsi umum b. Deskripsi bagian
2. Teks laporan hasil observasi a. Definisi umum b. Deskripsi bagian c. Deskripsi manfaat 2
2
2
Skor Maksimal 6
Skor yang diperoleh peserta didik untuk suatu perangkat tes uraian dihitung dengan rumus: Nilai Peserta Didik = (Skor yang diperoleh/Skor Maksimal)X 100
Pengembangan Kompetensi Keterampilan
Kompetensi Dasar
Pertemuan 3 4.1 Memahami teks teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan Pertemuan 2 3.2 Membedakan teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan
Tugas Pengembangan
Kompetensi Pengetahuan
Disajikan model teks tangapan deskriptif “Tari Saman”. 1. Sebutkan struktur teks deskripsi !
2. Jelaskan hasil pemahaman Anda tentang perbedaan bentuk/ struktur teks tangapan deskriptif dengan teks laporan hasil observasi.
Rubrik Penilaian Tugas
Nilai tugas yang dikerjakan oleh peserta didik dihitung dengan rumus: Nilai Peserta Didik = (Skor yang diperoleh/Skor Maksimal)X 100
b) Kompetensi Keterampilan a. Teknik Penilaian: Tes Tertulis • Kemampuan memahami unsur kebahasaan teks deskripsi b. Instrument Penilaian • Instrument penilaian yang digunakan adalah bentuk uraian
Pertemuan ke-3
Kompetensi Dasar Tugas mengembangkan kompetensi keterampilan
Pertemuan ke-3 4.1 Menangkap makna teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan 1. Sebutkan 3 ciri-ciri bahasa dalam teks deskripsi!
2. Datalah konjungsi dalam teks deskripsi berjudul “Tari Saman”