BULETIN
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
PPI DUNIA Lintas Peristiwa: Konflik Yaman Liputan Khusus: Jelang Simposium Internasional PPI Dunia 2015 Singapura Sains: Sosok Kartini Muda di Negeri Sakura Seputar PPI: PERPIKA, OlymPPIA 2015, Mubes PPI Spanyol 2015, PPI Polandia Serba-serbi: Peran ACIKITA Bisnis: Bisnis Mahasiswa Indonesia di Kairo
Sastra: Merantau
Website: http://ppidunia.org | Facebook & Fanpage: OISAA PPI Dunia | Twitter: @oisaa
Daftar Isi
Salam Redaksi ................... ................... ................... ................... ........................... 3
Lintas Peristiwa:
Liputan Khusus:
Jelang Simposium Internasional PPI Dunia 2015 Singapura…………………10
Simposium PPI Amerika Eropa 2015 ……………………………………………………. 14
Kompetisi OlymPPIA 2015 Dihadiri oleh Menpora RI ................... ...................17
WNI di Malaysia Gelar Festival Budaya………………………………………………….20
PERPIKA Gelar Pertunjukan Seni Budaya di Negeri Ginseng ....................22
Seputar PPI:
Musyawarah Besar PPI Spanyol tahun 2015 ................... ................... .............25
PPI Polandia, Kembalinya Semangat Pelajar Indonesia ................... ..........29
Inspirasi Hari Kartini :
Peran ACIKITA dalam Membangun dan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa ………….45
Sastra:
Bisnis Mahasiswa Indonesia di Kairo; yang Penting Cukup .......................42
Serba-serbi:
Perjuangan Sosok Kartini Muda di Negeri Sakura ................... .....................37
Bisnis:
Srikandi Oktopus : Sepenggal Kisah Dessy Irawati, PhD, FeRSA…………….34
Sains:
Konflik Yaman Ancam Nasib Ribuan Pelajar Indonesia ................... ............4
Merantau ................... ................... ................... ................... ................... .......................48
Manifesto Moskow …………………………………………………………………………………….... 50
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 2
Salam Redaksi Puji syukur kami hantarkan kepada Allah SWT atas segala kemudahan dalam penerbitan buletin PPI Dunia edisi kedua ini. Buletin ini diterbitan dengan tujuan untuk merangkum seluruh aktifitas PPI negara serta mempublikasikannya melalui penyusunan secara redaksional agar masyarakat mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh pelajar Indonesia di luar negeri. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh kontributor yang telah menyumbangkan pikirannya dalam penerbitan buletin ini. Kami juga berharap agar semua pihak mendapatkan informasi positif dari penerbitan buletin ini. Selain itu, kami juga mendukung seluruh pihak untuk dapat berkontribusi dalam penulisan buletin di masa yang akan datang. Saat ini, buletin PPI Dunia juga dalam tahap pengembangan sehingga segala kekurangan dalam penulisan ini tentunya masih memerlukan perbaikan dan saran. Terima kasih atas segala perhatian dan dukungan. Salam Perhimpunan!
Koordinator PPI Dunia Periode 2014 - 2015 Ahmad Almaududy Amri
Tim Redaksi
Hal | 3
Pemimpin Redaksi: Ahmad Almaududy Amri (PPI Autralia) | Editor: Dewi Anggrayni (PPI Malaysia) | Sekretaris Redaksi: Mohammad Agus Aufiya (PPI India) | Redaktur Pelaksana: Puteri Komarudin (PPI Australia) | Layouter: Retno Widyastuti (PPI Taiwan) | Kontributor Liputan: Fitrah Alfaizi (PPI Mesir) | Vincent Maudy (PPI Singapura) | M. Nafid (HPMI Yordania) | Hariadi Aji, Rosalia Adisti (PPI Belanda) | Praja Ilham | Rizalina Tama Saragi | Kinanti Hantiyana | Rosalina | Rizalina Tama Saragi, Ni Wayan Bejug, W. Kurniawan | Kinanti Hantiyana Aliyah | Anindya Pradipta
Konflik Yaman: Ancam Nasib Ribuan Pelajar Indonesia Yaman, Orang-orang keturunan Arab di Indonesia sebagian besarnya berasal dari negara ini. Berdasarkan keterangan Kemlu, terdapat 4.159 WNI di Yaman. Mayoritas para WNI ini bertempat tinggal di selatan Yaman. Sebanyak 2.626 di antaranya diketahui sebagai mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di universitas dan lembaga pendidikan yang tersebar di berbagai wilayah di Yaman. ------------------------------------------------------Republik Yaman adalah sebuah negara di Jazirah Arab di Asia Barat Daya, bagian dari Timur Tengah. Yaman berbatasan dengan Laut Arab di sebelah selatan, Teluk Aden dan Laut Merah di sebelah barat, Oman di sebelah timur dan Arab Saudi di sebelah utara. Yaman mulai bergejolak setelah kelompok milisi Houthi, yang berjuang untuk mendapatkan peningkatan otonomi di Provinsi Saada, melancarkan pemberontakan secara berkala sejak 2004. Aksi mereka yang paling signifikan terjadi sejak Juli 2014.
Pada September 2014, mereka menguasai Ibukota Sanaa yang menjadi jantung pemerintahan, menyandera staf kepresidenan, dan menembaki kediaman Presiden Abdu Rabuh Mansour Hadi. Kondisi ini kemudian membuat Arab Saudi dan sekutunya di Teluk turun tangan.
Situasi di Yaman kian mencekam dikarenakan saat ini kekerasan antara kelompok bersenjata di Yaman, seperti Houthi, al-Qaeda, dan militan ISIS semakin meningkat.. Militan garis keras Houthi semakin berkuasa di Yaman. Sejumlah negara memutuskan menutup kedutaan besar mereka di ibu kota Sanaa. Peristiwa ini terjadi setelah pada Minggu (15/2/2015), militan Houthi bersumpah akan melawan Dewan Keamanan PBB yang bersiap mengadopsi sebuah resolusi untuk mengakhiri ketegangan di Yaman. Sebelumnya, PBB juga menyerukan kepada militan Houthi agar segera menyingkir atau harus menghadapi sejumlah konsekuensi. Sekjen PBB, Ban Ki-moon, memperingatkan Yaman akan terpecah belah.
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 4
Untuk itu, proses pemulihan harus segera dilakukan.
Ban tidak bisa menutupi kekhawatirannya terhadap kondisi Yaman saat ini, terutama setelah sembilan negara Arab dan Barat menutup kantor kedutaan besar mereka di Yaman dan mengevakuasi para diplomat di sana. “Dewan Keamanan dijadwalkan akan mengadopsi sebuah resolusi. Oleh karena itu, militan Houthi diminta segera menarik kekuatan dari pemerintah dan institusiinstitusi keamanan dalam tempo sesingkatsingkatnya dan tanpa syarat apa pun,� demikian bunyi seruan PBB. Dalam seruan itu, kelompok Houthi juga didesak untuk beritikad baik melakukan upaya negosiasi yang ditengahi oleh PBB dan membebaskan Presiden Yaman, Abdu Rabuh Mansour Hadi, serta Perdana Menteri Yaman, Khalid Bahah. Selain kedua pucuk pimpinan tersebut, sejumlah pejabat tinggi pemerintahan dan para aktivis ditahan secara de facto oleh militan Huthi dalam tahanan rumah.
Dewan Keamanan PBB menyebutkan dalam resolusi pertamanya, militan Houthi telah menggulingkan pemerintah dan parlemen Yaman, di mana AS dan negara-negara Teluk menggambarkannya sebagai sebuah kudeta.
Yaman adalah sekutu Amerika Serikat (AS) dalam memerangi jaringan teroris Al-Qaeda, dan Presiden Hadi mendapat dukungan dari negara-negara Barat. Sayang, kondisi Yaman semakin jatuh miskin setelah kelompok teroris Houthi menyebarkan kekacauan di sana. Puncaknya, pada September 2014 lalu, mereka menyerbu Ibu Kota Sanaa. Dalam pertemuan Dewan Kerja Sama Teluk di Riyadh, Sabtu (14/2/2015), negara-negara yang bertetangga dengan Yaman mendesak PBB untuk membuka kembali Pasal 7 dari Piagam PBB, yang memungkinkan tekanan ekonomi dan militer untuk menegakkan keputusan-keputusan Dewan Keamanan. Menjawab hal itu, juru bicara kelompok Houthi, Mohammed Abdulsalam, pada Minggu (15/2/2015), seperti dikutip dari kantor berita Saba, mengatakan pihaknya tidak akan mengubah sikap. “Masyarakat Yaman tidak akan menyerahkan kekuasaan saat menghadapi ancaman. Yaman harus menentukan nasib sendiri bebas dari intervensi asing,� kata Abdulsalam. Puncak kemelut di Yaman memuncak ketika pada Sabtu (14/2/2015) lalu puluhan ribu warga Yaman menggelar unjuk rasa di sejumlah kota. Para demonstran menentang gerakan militan Houthi. Demonstrasi itu adalah yang kedua kalinya melawan kesewenang-wenangan Houthi, yang dilakukan dalam waktu kurang dari sepekan.
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 5
Konflik Yaman‌ Situasi di Yaman telah menarik perhatian dunia internasional mengingat negara itu berbatasan persis dengan Arab Saudi, negara eksportir terbesar minyak dunia. Dengan begitu, memburuknya situasi di Yaman bisa berdampak pada satu kawasan pula. Militan Houthi mengambil alih kekuasaan Pemerintah Yaman dan kini melebarkan sayap kekuasaannya dengan merangsek ke wilayah selatan negara itu. Yaman sekarang kehilangan fungsinya sebagai negara.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB telah menggelar sidang darurat terkait situasi keamanan di Yaman pada Minggu (22/3/2015) waktu setempat. Sebelumnya, para pemberontak Houthi mendeklarasikan pemerintahan baru pada Februari lalu untuk menggantikan pemerintahan Presiden Hadi. Houthi merupakan kelompok minoritas Syiah dan deklarasi mereka tak diakui oleh kelompok Sunni dan para pemimpin di wilayah selatan. Hadi sendiri telah menyerukan agar para pemberontak menarik anggotanya dari Sanaa, namun Houthi malah menyerukan mobilisasi untuk melawan pasukan presiden. Presiden Abdu Rabuh Mansour Hadi yang dilengserkan oleh Houthi pada Februari silam, telah melarikan diri dari ibukota Sanaa ke kota Aden di Yaman selatan. Konflik di Yaman memanas ketika pemberontak Houthi mulai beraksi merebut sejumlah wilayah di negara tersebut. Kelompok Houthi diduga didukung oleh mantan Presiden Ali Abdullah Saleh yang sebelumnya digulingkan.
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 6
Puncaknya, mulai Maret 2015, Arab Saudi dan negara teluk memutuskan untuk melakukan operasi militer "Decisive Storm" untuk menggempur kelompok Houthi di Yaman setelah Presiden Abedrabbuh Mansour Hadi meminta bantuan. Operasi militer yang melibatkan serangan udara itu, dimulai Kamis (26/03/2015) pukul 23.00 GMT atau pukul 06.00 WIB. Resolusi Dewan Keamanan PBB yang diputuskan Selasa (14/04/2015) itu, juga menuntut kelompok Syiah Huthi di Yaman, yang dituding didukung Iran, untuk menghentikan pertempuran dan mundur dari wilayah yang mereka duduki. Resolusi disetujui 14 anggota dan Rusia menyatakan abstain.
PBB juga memerintahkan pembekuan asset global dan larangan bepergian untuk dua pimpinan Syiah Huthi, yakni Abdulmalik alHouthi dan Ahmed Saleh yang merupakan putra tertua mantan Presiden Ali Abdullah Saleh yang digulingkan tahun 2012. Pimpinan pemberontak Syiah Huti bereaksi mengecam resolusi itu sebagai mendukung agresi. Sementara Iran. yang diduga mendukung kelompok Syiah Huthi di Yaman, menyatakan, hari Rabu (15/04/2015) ini akan mengajukan proposal untuk rencana solusi damai di Yaman. Salah satu poin dalam proposal Teheran itu adalah mendesak dihentikannya serangan udara koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi ke Yaman.
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 7
PELAJAR INDONESIA DI YAMAN TERANCAM PUTUS KULIAH Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan tidak ada tempat aman di Yaman setelah Arab Saudi melancarkan operasi militer yang ditujukan kepada kelompok Syiah al-Houthi. Ribuan WNI diimbau mau dievakuasi kembali ke Indonesia dengan alasan keselamatan. -------------------------------------Ada beberapa jalur yang diambil untuk evakuasi. Di antaranya melalui Oman, Arab Saudi dan Djibouti. Untuk Oman, ambil titik di Salawa Oman. KBRI Muscat Oman sudah mulai membantu persiapan evakuasi yang di Salawa. Sementara opsi kedua melalui Dizan Arab Saudi, ada tenaga perbantuan dari KJRI Jeddah masuk ke wilayah Dizan untuk membantu persiapan evakuasi. Opsi ketiga dari Aden melalui laut menuju ke Djibouti dan dari Djibouti terbang ke Indonesia. Djibouti adalah sebuah negara yang terletak di Afrika Timur yang berada di sekitar Teluk Aden. Berdasarkan keterangan Kemlu, terdapat 4.159 WNI di Yaman. Mayoritas para WNI ini bertempat tinggal di Selatan Yaman yang kondisinya lebih kondusif.
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Di negara ini sebanyak 2.626 di antaranya diketahui sebagai mahasiswa. Sementara pekerja profesional yang bekerja di bidang minyak 1.488 orang, sedangkan 45 lainnya merupakan staf kedutaan Indonesia. Indonesia bergerak cepat melakukan evakuasi WNI yang berada di Yaman. Dua tim dipersiapkan untuk membantu evakuasi WNI. Tim Intensifikasi Evakuasi WNI di Yaman ini terdiri dari unsur Kemenlu, Polri, TNI AU dan BIN. Dari hasil data Kemlu, Pemerintah Indonesia sejak akhir Desember 2014 telah berhasil melakukan evakuasi sebanyak 1.988 WNI keluar dari Yaman dan 1.369 WNI diantaranya telah tiba kembali di Indonesia. Sisanya sebanyak 619 WNI sudah berada di lokasi aman di Salalah, Oman (404 WNI), Dizan, Arab Saudi (117 WNI) dan Djibouti City, Djibouti (98 WNI) menunggu proses pemulangan ke Indonesia. Miftah Nafid selaku Koordinator PPI Kawasan Timur Tengah dan Afrika mewakili PPI DUNIA menjelaskan, koordinasi dari semua pihak dalam tim gabungan sangat membantu proses evakuasi WNI yang ada di Yaman.
Hal | 8
Hingga saat ini proses pemulangan warga Indonesia dari Yaman masih terus berlangsung. Mahasiswa RI berharap bisa kembali lagi ke Yaman saat konflik di negara mereda. Banyak mahasiswa Indonesia yang bertahan di Yaman karena faktor keamanan dan pendidikan, para mahasiswa berpikir konflik tak akan sampai ke Yaman Selatan khusunya di Tarim-Hadromaut karena Yang berkecamuk di Yaman Utara.
“Jumlah pelajar Indonesia di Yaman sekitar 1500 orang pelajar, jika tidak bertindak cepat tentunya akan mengancam keselamatan jiwa mereka, keberhasilan proses evakuasi merupakan hasil kerja keras serta komunikasi dan koordinasi yang baik antara semua pihak di tim gabungan dari Kemlu, TNI, Kepolisian dan BIN, dan pelajar,” tegas Nafid. Selain itu, kelancaran upaya evakuasi ini juga merupakan hasil dari pelibatan berbagai pemangku kepentingan dalam berbagai aspek dan tahap evakuasi seperti kalangan ulama dan tokoh masyarakat, Persatuan Pelajar Indonesia di Yaman, organisasi internasional –khususnya ICRC, warganegara Djibouti yang menjadi Konsul Kehormatan Indonesia di Djibouti, serta kalangan swasta salah satunya Air Asia yang memberikan tarif khusus bagi penerbangan misi kemanusiaan dari Salalah ke Jakarta sebagai bentuk CSR (Corporate Social Responsibility).
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Selain itu menurut Nafid, mereka yang bertahan rata-rata tahun akhir yang masih menunggu keputusan dari kampus terkait proses belajar mengajar. Jadi amat disayangkan jika harus meninggalkan Yaman dengan tidak menyelesaikan belajarnya, sedangkan pemerintah Indonesia tidak memberikan kepastian terkait pemulangan kembali jika konflik mereda. “Situasi ini sangat meresahkan pelajar, kami mengharapkan juga kepada pemerintah Indonesia khususnya Kemenristekdikti dan Kemenag untuk bisa memberikan perhatian khusus untuk kelanjutan studi para mahasiswa yang ikut evakuasi dengan memberikan beasiswa di Jakarta atau melanjutkan di perguruan tinggi yang ada di daerahnya masing-masing,” tutup Nahfid. (MN)
Hal | 9
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Jelang Simposium Internasional PPI DUNIA 2015 Liputan Singapura -------------------------
Semenjak ditetapkannya Simposium Internasional (SI) PPI Dunia 2015 di Singapura pada Kongres PPI Dunia 2014 Jepang lalu, panitia SI 2015 telah melakukan berbagai persiapan terkait penyelenggaraan SI 2015 Agustus mendatang.
Vincentia Maudy Apriliana Halim, ketua panitia pelaksana SI PPI Dunia Singapura, menjelaskan tema yang diangkat untuk SI PPI Dunia tahun ini adalah “Mempersiapkan Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015”. Untuk menyemarakkan penyelenggaraan SI 2015 beberapa perlombaan diselenggarakan oleh panitia pelaksana. Perlombaan tersebut melibatkan pelajar Indoensia yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk turut berpartisipasi dalam acara tersebut. Lomba-lomba yang diadakan oleh SI 2015 merupakan bentuk pra-acara yang harapannya dapat menarik perhatian masyarakat Indonesia serta Perhimpunan Pelajar Indonesia yang tersebar di seluruh dunia, termasuk Singapura. “Terbagi atas 2 perlombaan, yaitu Lomba Esai dan Kontes Fotografi, para peserta bersaing untuk mendapat kesempatan menghadiri Simposium Internasional PPI Dunia 2015 di Singapura pada tanggal 8-10 Agustus 2015 dengan seluruh biaya yang ditanggung panitia,” Jelas Maudy. Maudy menambahkan, perlombaan ini terbuka untuk pelajar Indonesia di seluruh dunia, mulai dari tingkat diploma hingga strata 2 dan tanpa batasan usia. Untuk Lomba Esai, pendaftaran dilakukan 26 April 2015, tema & soal esai dibuka pada 27 April 2015 dan peserta mendapat waktu selama sebulan untuk menyelesaikan esainya. Berbeda halnya untuk Kontes Fotografi, waktu pendaftaran dan pengumpulannya ditutup pada 24 Mei 2015. Informasi lebih lanjut, bisa diakses di website SI PPI Dunia 2015 di: http://si2015.ppisingapura.org. Hal | 10
SBY MENJADI FELLOW DISTINGUISHED HONORARY FELLOW DI ISEAS, SINGAPURA
Pada tanggal 11 Mei 2015 lalu, beberapa perwakilan PPI Singapura dan panitia Simposium Internasional PPI Dunia 2015 menghadiri acara pengukuhan Prof. Dr. Susilo Bambang Yudoyono sebagai Distinguished Honorary Fellow oleh ISEAS (Institute of Southeast Asian Studies) di Singapura. ISEAS menunjuk SBY sebagai Fellow berdasarkan prestasi SBY dalam bidang kepemimpinan dan kontribusinya dalam hubungan bilateral antara Indonesia dengan Singapura pada masa SBY menjabat sebagai Presiden RI.
“Penunjukan ini didasari atas prestasi dan kontribusi bilateral yang telah ditunjukkan Prof. Dr. Susilo Bambang Yudoyono selama menjabat sebagai Presiden RI,” Tegas Prof. Wang Gungwu. Dalam sambutannya di ISEAS. Beberapa tamu undangan yang datang diantaranya Mari Elka Pangestu Ph.D sebagai mentri pariwisata dan ekonomi kreatif RI dan Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura Dr. Yaacob Ibrahim. Dalam kesempatan tersebut SBY memberikan Keynote Speech di Singapore Forum 2015 dihadapan sejumlah tokoh politik, ekonomi, bisnis, dan akademisi baik dari Asia maupun dunia. SBY menekankan perlunya kerja sama dan kolaborasi antar negara agar kawasan Asia Pasifik tetap damai dan stabil, sekaligus menjadi kawasan dengan ekonomi yang tetap tumbuh agar kesejahteraan rakyat dapat terus ditingkatkan. “Pentingnya membangun jiwa entrepreneurship, teknologi dan konektivitas, agar kemakmuran di Asia dapat ditingkatkan secara adil,” tegas mantan Presiden RI tersebut.
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 11
Pesan SBY untuk Panitia Simposium PPI Dunia Bulan lalu, panita Simposium (SI) PPI Dunia 2015 kedatangan tamu dari tanah air. Mantan presiden RI Susilo Bambang Yudoyono meluangkan waktu untuk bertatap muka dengan panitia SI Singapura.
Vincentia Maudy ketua SI mejelaskan, usai dilantik menjadi Fellow di ISEAS Singapura, SBY melakukan tatap muka dan diskusi mengenai kegiatan SI yang akan berlangsung Agustus 2015 mendatang. “Kegiatan SI harus di-support oleh KBRI di masing-masing Negara, sehingga para calon penerus bangsa kita dapat terwadahi aspirasinya, termasuk juga masalah-masalah yang mereka hadapi selama menuntut ilmu,” tegas SBY.
Tak ketinggalan juga Mari Elka Ph.D selaku mantan menteri pariwisata RI juga menyampaikan dukungannya untuk pelaksanaan kegiatan SI. Berharap pelajar Indonesia yang tersebar di seluruh Negara dapat menjadi duta bagi Indonesia di tempat mereka belajar. “Saya pribadi memberikan dukungan penuh dengan agenda SI, jika memungkinkan saya akan siapkan waktu untuk ikut hadir pada pelaksanaannya nanti. Kehadiran pelajar Indonesia sejatinya dapat menjadi duta bagi Indonesia di Negara tempat belajar,” ujar Elka kepada panitia SI.
Di akhir acara, panitia SI menyempatkan diri melakukan foto bersama dengan SBY beserta seluruh tamu undangan yang hadir pada saat itu.(VM)
Sementara itu panitia SI sangat termotivasi dengan support penuh yang diberikan SBY, menurut Maudy SBY mengaku pernah hadir dalam satu Simposium yang berlangsung di Australia beberapa tahun lalu. ”Saya sangat termotivasi dengan respon positif pak SBY, berharap acara ini akan sukses pelaksanaannya,” ujar Maudy usai melakukan tatap muka bersama SBY di KBRI Singapura. Hal | 12
Foto Bersama Panitia SI PPI Dunia 2015 Singapura dengan SBY dan Ani Yudhoyono SBY mendukung penuh kegiatan organisasi pelajar Indonesia diberbagai Negara yang wujud dalam pelaksanaan simposium. Menurutnya kegiatan ini dapat dijadikan kesempatan untuk mengetahui seperti apa perkembangan pelajar Indonesia yang belajar di luar negeri, termasuk juga masalah-masalah yang dihadapi selama belajar di luar Negara. Hal | 13
SIMPOSIUM PPI AMERIKA EROPA 2015 MOSKOW, 5-8 Mei 2015
foto : PERMIRA
Moskow, Mei 2015. Kolaborasi PPI Kawasan Amerika Eropa dengan tuan rumah Permira Rusia telah menyelenggarakan Simposium PPI Amerika Eropa dengan tema “Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam menghadapi ASEAN Community 2015” pada tanggal 6-8 Mei 2015 yang lalu. Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 14
SIMPOSIUM PPI AMERIKA EROPA 2015 MOSKOW, 5-8 Mei 2015 Simposium ini diselenggarakan oleh tuan rumah, PERMIRA (Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia). Berangkat ke Rusia, sebanyak 12 delegasi dari PPI kawasan Amerika – Eropa untuk menghadiri acara di bawah kepanitiaan Permira Rusia di Moskow dari negaranya masing-masing. adalah PPI Austria, PPI Belanda, PPI Belgia, PPI Republik Ceko, PPI Denmark, PPI Estonia, PPI Jerman, PPI Italia, Permika Kanada, PPI Prancis, PPI Portugal, dan PPI United Kingdom. Kegiatan ini diselenggarakan mengingat Indonesia adalah salah satu founding father ASEAN. ASEAN Community akan memasuki tahap percepatan pada 31 Desember 2015 ini. Hitungan bulan adalah waktu yang sangat sempit namun persiapan Indonesia untuk menghadapinya kurang sebaik beberapa negara ASEAN lainnya. Hal ini harus segera dibenahi, mengingat Indonesia sebagai founding father ASEAN harus mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan tersebut khususnya dari sisi sumber daya manusia dan regulasi pemerintah terkait dalam melindungi dan menjaga daya saing masyarakatnya agar tidak kalah bersaing Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
dengan masyarakat negara ASEAN lainnya. Simposium ini terbagi menjadi 3 hari. Rangkaian kegiatan terdiri dari hari pertama yang merupakan seminar kebangsaan, hari kedua merupakan sidang, dan hari ketiga adalah kunjungan budaya. Seminar kebangsaan hari pertama bertempat di MGIMO (Moscow State Institute of International Relations). Menghadirkan sejumlah narasumber dari praktisi, akademisi, dan pemerintah seperti Dubes Djauhari Oratmangun, Dubes Ngurah Swajaya, Connie Rahakundini Bakrie, Victor Sumsky, Fadhil Hasan, Victor Tarushin, dan Dessy Irawati-Rutten. Serta sejumlah narasumber yang berbicara melalui telekonferensi dengan para mahasiswa peserta Simposium PPI Amerika-Eropa, yaitu Menteri Luar Negeri RI dan Sesmenpora RI. Pada hari pertama, peserta dan pembicara pun dibuat terkejut dan mengapresiasi kemampuan mahasiswi dan mahasiswa Rusia dalam melestarikan budaya Indonesia dengan tarian-tarian nasional Indonesia.
Hal | 15
SIMPOSIUM PPI AMERIKA EROPA 2015 MOSKOW, 5-8 Mei 2015 Hari kedua adalah saat-saat di mana para delegasi mendapat kesempatan untuk menetapkan perumusan mengenai apa yang dapat direkomendasikan kepada pemerintahan Jokowi melalui sidang. Sidang berlangsung dengan lancar dengan diskusi membangun, dan menghasilkan rekomendasi bersama yang bernama “Manifesto Moskow�. Manifesto ini dapat dilihat pada halaman issuu PPI Dunia http://issuu.com/ppidunia/ dan dilampirkan pula di halaman akhir Buletin ini. Manifesto Moskow ini ditanda tangani oleh para perwakilan delegasi PPI se-Amerika Eropa.
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
dan disampaikan untuk Presiden Jokowi yang diserahkan melalui pihak KBRI Moskow dan berbagai pihak lainnya. Sebagai mahasiswa yang tengah belajar di luar negeri, mahasiswa di luar negeri pun turut berusaha mengasah soft skill dalam acara ini dan merumuskan hal-hal penting untuk Indonesia menghadapi ASEAN Community dari kaca mata mahasiswa di luar negeri melalui Manifesto Moskow hasil pemikiran kami bersama ini. Di hari ketiga, panitia menyelenggarakan kunjungan budaya untuk mempererat tali silaturahim antara tuan rumah bersama para delegasi PPI Amerika-Eropa. (j2y)
Hal | 16
KOMPETISI OLYMPPIA 2015 DIHADIRI MENPORA RI Liputan Australia. Program Kerja terbesar PPIA Pusat Kabinet AKTIVIS 2014/2015 'OlymPPIA' telah sukses diselenggarakan pada tanggal 11-12 April 2015 di Wollongong, NSW, Australia. Antusiasme peserta sangat baik dan positif. 7 cabang PPIA ikut serta dalam kegiatan ini dalam berbagai kompetisi (seni dan budaya). Menurut Ketua PPIA Pusat, Ahmad Almaududy Amri, pekan olahraga pelajar Indonesia di Australia yang dikenal dengan OlymPPIA ini telah dihadiri oleh lebih dari 120 orang dari berbagai penjuru Australia (QLD, NSW, SA, VIC dan ACT). Kompetisi yang diperlombakan terdiri dari dua kategori di antaranya kesenian dengan jenis perlombaan, photography, singing dan dancing. Sedangkan bidang olahraga terdiri dari futsal, basketball, ping-pong dan badminton.
“Saya merasa bangga dengan apresiasi pelajar Indonesia yang ada di Australia, masing-masing pelajar dengan suporternya bersemangat untuk terlibat dalam pertandingan yang diselenggarakan,” ujar pelajar Doktoral Hukum Wollongong University ini.
Ini merupakan bentuk baru dari kompetisi OlymPPIA 2015 yang tidak diselenggarakan sebelumnya. Hal ini dilakukan agar semua pelajar dapat berpartisipasi walaupun belum berkesempatan hadir secara fisik di Wollongong. “Mengingat jarak dari satu universitas dan universitas lainnya di Australia sangat jauh, panitia memutuskan menyelenggarakan kompetisi via online ini, tujuannya agar semua pelajar yang tidak bisa hadir dapat tetep berpartisipasi,” jelas Dudy lebih lanjut. Selain kompetisi kesenian dan olahraga, OlymPPIA hadir dengan konsep perlombaan baru dan menarik lainnya yang disebut 'mini games'. Perlombaan ini ditujukan khusus kepada para supporter, namun atlit juga turut ikut berpartisipasi dalam perlombaan rakyat ini.
Menurut Dudy, yang menarik dari OlymPPIA tahun ini adalah kompetisi kesenian via online.
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 17
“OlymPPIA tahun ini menjadi spesial mengingat pejabat yang menghadiri acara ini komplit yaitu Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Bapak Imam Nahrawi, Walikota Wollongong, Mr. Gordon Bradbery, Dubes RI untuk Australia, Bapak Nadjib Riphat K dan Konjen RI di Sydney, Bapak Yayan Mulyana.�
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 18
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
PPI Australia juga sempat melakukan pertemuan terbatas antara perwakilan pusat, cabang dan ranting PPIA dengan Menpora untuk membahas isu terkini terkait pemuda dan olahraga. Dalam kesempatan tersebut Menpora imam Imam Nahrawi berharap pelajar Indonesia di Australia dapat meningkatkan persaudaraan dengan sharing experience yang wujud dalam kegiatan OlymPPIA. “Berharap agar OlymPPIA dapat menjadi ajang silaturrahmi yang dapat meningkatkan persaudaraan teman-teman PPIA. Meningkatkan kepedulian sesama dan menjadi ajang sharing experiences tentang kegiatan kemahasiswaan khususnya di bidang seni dan olahraga. Dan semoga di masa yang akan datang OlymPPIA dapat melahirkan atlit-atlit yang dapat merepresentasikan Indonesia di ajang internasional,” tutup Menpora Imam Nahrawi.(Ddy)
Hal | 19
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
“Bentuk perlombaannya yaitu tarik tambang, balon race dan trivia. Dan panitia juga memberikan hadiah kepada peserta yang menang,” jelasnya. “Dukungan dari pemerintahan RI dengan kedatangan bapak mentri sangat berarti bagi pelajar dalam pertandingan ini, secara tidak langsung peserta semakin bersemangat mengikuti lomba,” jelas Dudy. Pertunjukan tarian tradisional Indonesia dan tarian internasional mewarnai pembukaan OlymPPIA 2015, perkenalan kontingen dengan pengibaran bendera dan penyalaan obor oleh Menpora sebagai simbol penyerahan tuan rumah dari VIC ke NSW juga dilaksanakan dengan diiringi mars PPIA. Pada penutupan pertandingan panitia juga memberikan hadiah spesial dengan memberikan undian 2 raffle ticket Sydney-Jakarta (return) yang di sponsori oleh Garuda Indonesia. Peserta dan tamu undangan juga di hibur dengan live music, tarian daerah, pembagian trophy. “Alhamdulillah acara berlangsung dengan lancar, dan ntuk pertama kali lagu Mars PPI Australia dinyanyikan live dan disimak secara langsung oleh Menpora,” ungkap dudy.
WNI Di Malaysia Gelar Festival Budaya Penang, 1 Maret 2015, Hampir 80 orang audiens memenuhi ruang aula Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Penang Malaysia dalam acara Festival Budaya Indonesia. Kegitan yang diadakan oleh Universitas Terbuka Pokjar Pulau Penang tersebut bertujuan untuk meningkatkan kecintaan terhadap kebudayaan Indonesia.
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 20
untuk meningkatkan kemampuan masing-masing dan juga bisa mengadakan kegiatan positif ini,“ Ujar Taufik Rodhy kepada Media Center PPI. Dalam acara fashion show, para peserta diharuskan tampil berpasangpasangan sambil mengenakan baju adat yang telah disediakan oleh panitia. Meraka berjalan bergandengan di atas panggung dan turun di depan para penonton. Sabutan tepuk tangan menyemarakkan penampilan para peserta yang terlibat dalam perlombaan tersebut. Sejumlah tarian-tarian daerah yang ditampilkan sangat beraneka ragam dari seluruh nusantara. Diantara tarian yang ikut ditampilkan dalam perlombaan adalah tarian Satria dari daerah Cirebon Jawa Barat, tarian Tortor dari Sumatera Utara hingga tari Bajidor Kahot dari Jawa Barat. Di sela-sela acara tersebut, para audien juga dihibur oleh grup musik yang membawakan beberapa lagu populer. Serta juga diselingi oleh pementasan sebuah kesenian Ludruk. Kesenian ludruk yang berbentuk dagelan ringan ini mampu memecah kesunyian audien dalam menunggu hasil pertandingan yang akan diumumkan. (Mfd)
Hal | 21
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Kegiatan ini mengambil tema “Remember My Culture� ini menyelenggarakan sejumlah perlombaan yang diikuti oleh pelajar dari Universitas Terbuka. Diantaranya perlombaan yang diadakan adalah lomba baca puisi dengan tema budaya, fashion show baju adat dan batik serta lomba tarian daerah. Para peserta yang mengikuti lomba tersebut, umumnya datang dari kalangan para pelajar yang juga sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di sekitar pulau Penang Malaysia. Sebagian peserta lomba juga dating dari perwakilan UT Kuala Lumpur. Menurut Taufik Rodhy, Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Penang menjelaskan, peserta lomba ada yang bersifat individu dan ada pula atas kapasitas sebagai perwakilan dari tempat bekerjanya masing-masing. Dalam kesempatan tersebut juga hadir masyarakat Indonesia yang ada di Penang untuk memeriahkan acara perlombaan. Acara ini mendapat sambutan dari masyarakat Indonesia yang ada di Penang, sejumlah masyarakat Indonesia yang hadir berasal ekspatriat, pelajar hingga Tenaga Kerja Indonesia (TKI). “Saya sangat mengapresiasi terselenggaranya event seperti ini. Mereka walaupun sibuk sebagai TKI, masih menyempatkan diri belajar di UT
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
PERPIKA Gelar Pertunjukan Seni Budaya di Negeri Gingseng
----------Seoul, Sebuah ide sampai ke alam mimpi, sehingga wujud dalam sebuah gagasan yang ditunjukkan dalam bentuk aksi. Inilah yang melatarbelakangi sejumlah aksi-aksi inovatif generasi muda Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Korea.
Hal | 22
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Korea saat ini melesat menjadi negara penuh kreativitas di berbagai sektor industri seperti bidang hiburan, teknologi, otomotif, pelajar indonesia disana mencoba apakah mungkin mereka meletakkan benda asing ditengah hamparan budaya negara tersebut yang sedang mendunia. Adalah Azimil Alam yang akan dipercaya sebagai project leader Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Korea atau yang akrab dikenal dengan PERPIKA untuk menyelenggarakan festival seni budaya Indonesia. Menurutnya, Perpika mencoba membuat suatu kegiatan yang bertujuan sebagai ungkapan terima kasih atas diterimanya pelajar Indonesia oleh masyarakat Korea. “ Kami telah diterima dengan baik untuk dapat tinggal dan mengadu nasib di negeri gingseng ini, sebagai ungkpan terimakasih inilah kami ingin hadiahkan pertunjukan seni budaya bangsa kami kepada masyarakat Korea secara luas,� ungkpnya.
Terima kasih dalam bahasa korea adalah Kamsahamnida, kalimat ini yang menjadi tema pagelaran seni yang akan diadakan 17 Mei 2015 mendatang. Perpika bertekad mengibarkan identitas ke-Indonesia-an kepada masyarakat Korea. Menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara multikultural yang sudah sejak lama menyimpan setumpuk warisan dunia dengan sejuta kekayaan alamnya. Berbagai pertunjukan seni budaya Indoensia akan di tampilkan pada 17 Mei mendatang. Selain menampilkan peragaan busana daerah dari berbagai suku di Indonesia, pagelaran seni budaya tersebut juga akan memperkenalkan tari-tarian maupun berbagai pertujujkan seni lainnya. “ Indonesia sangat kaya dengan seni budaya, mungkin Korea terbiasa melihat pakaian Korea bernama hanbok, tapi Indonesia memiliki ratusan jenis pakaian adat, begitu juga dengan tarian, dan kami akan memperkenalakan kekayaan seni budaya Indonesia tersebut pada Mei mendatang,� tutur Azimil. Azimilpun semakin termotifasi dengan adanya dukungan penuh dari KBRI Seoul, Bank BRI, PKPU Korea Selatan, Asia Exchange Association, dan NET TV. Secara tidak langsung hal ini menjadi sebuah kebanggaan bagi seluruh pelajar Indoensia yang ada di Korea. Website: www.kamsahamnida.perpika.kr Hal | 23
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 24
MUSYAWARAH BESAR PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI SPANYOL TAHUN 2015 SPANYOL – Kegiatan tahunan Musyawarah Besar (MUBES) Perhimpunan Pelajar Indonesia di Spanyol telah dilakukan pada tanggal 18 – 19 April 2015 yang lalu bertempat di Kedutaan Besar Republik Indonesia di kota Madrid (KBRI Madrid). Kegiatan ini diselenggarakan khususnya rangka melantik ketua dan kepengurusan PPI Spanyol baru yang akan menjabat untuk periode 2015/2016 serta membahas hal hal yang terkait dengan program kerja untuk periode 2015/2016.
wilayah yang bertanggungjawab atas pelajar pelajar di wilayahnya dan selalu memperbarui informasi.
PPI Spanyol saat ini memiliki 52 anggota aktif yang tersebar di banyak kota di Spanyol. Mayoritas anggota PPI Spanyol berada di kota besar seperti Madrid dan Barcelona. PPI Spanyol membagi wilayah kerjanya menjadi empat wilayah yang terdiri dari: Wilayah 1 yang meliputi Galicia, Asturias, Cantabria, País Vasco; Wilayah 2 yang meliputi Catalunya, Aragón, Navarra, La Rioja; Wilayah 3 yang meliputi Comunidad de Madrid, Castilla y Leon, Castilla la Mancha, Extremadura; dan Wilayah 4 yang meliputi Valencia, Murcia, Andalucia, Islas Baleares, Canarias. Masing-masing wilayah memiliki ketua
Pemilihan Ketua PPI Spanyol periode 2015/2016 sendiri telah dilakukan melalui kegiatan Pemilihan Raya 2015 (PEMIRA 2015) yang sebelumnya dilakukan secara online sejak tanggal 15 April 2015 pukul 15:00 CEST dan berakhir pada tanggal 18 April 2015 pukul 09:00 CEST. Setiap orang yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap PEMIRA PPI Spanyol 2015 berhak memilih siapa Ketua PPI Spanyol 2015/2016, dan telah dikirimi email dengan tautan formulir pemilihan. Sedangkan rekapitulasi suara dilakukan sebagai bagian dari agenda MUBES PPI Spanyol. Hasil dari PEMIRA PPI Spanyol menyatakan saudara W. Kurniawan sebagai Ketua PPI Spanyol 2015/2016 terpilih.
Musyawarah Besar PPI Spanyol pada tanggal 18 April 2015 didahului dengan pembukaan acara oleh Ketua PPI Spanyol 2014/2015 yaitu saudara Akira Aula Afif. Selanjutnya saudara Akira menyampaikan laporan pertanggung-jawaban program kerja pengurus PPI Spanyol 2014/2015 yang kemudian diterima oleh forum dalam MUBES PPI Spanyol.
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 25
Pelantikan Pengurus PPI Spanyol Periode 2015 - 2016
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 26
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Selanjutnya MUBES PPI Spanyol juga diisi dengan rapat pleno yang membahas pembentukan pengurus PPI Spanyol 2015/2016, pembentukan tim pembahsan AD/ART, melakukan pembahasan mengenai program kerja yang akan dilakukan dalam kepengurusan 2015/2016, dan melakukan pembahasan terhadap perbaikan sistem keorganisasian PPI Spanyol. Program kerja yang akan dilakukan untuk kepengurusan PPI Spanyol untuk periode 2015/2016 salah satunya adalah pembuatan buku kumpulan cerpen dengan latar belakang kehidupan di Spanyol yang ditulis oleh para pelajar Indonesia. Selain itu, melakukan kajian/talk show/sharing melalui media online dengan pelajar atau pun non pelajar yang berada di Indonesia yang tertarik untuk melakukan studi ataupun bekerja di Spanyol.
MUBES PPI Spanyol 2015 menghasilkan struktur organisasi untuk PPI Spanyol periode 2015/2016 sebagai berikut: Ketua: W. Kurniawan Wakil Ketua: Yogawira Prada Pasiaji Sekretaris/Bendahara: Nurul Inayaty Divisi Humas: Doddy Irawan Divisi Informasi: Yogawira Prada Pasiaji Hal | 27
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Ketua Wilayah Wilayah 1 : Doddi Irawan Wilayah 2 : Wiyogo Prio Wicaksono Wilayah 3 : Romi Satria Wilayah 4 : Shantosa Yudha Siswanto Pelantikan ketua dan kepengurusan PPI Spanyol periode 2015-2016 dilakukan oleh Bapak Erie Bawono selaku Pejabat KBRI untuk Kerajaan Spanyol. Pelantikan ini diawali dengan serah terima jabatan dilakukan oleh W. Kurniawan sebagai Ketua PPI Spanyol 2015-2016 terpilih yang menggantikan Akira Aula Afif sebagai Ketua PPI Spanyol sebelumnya. Pelantikan badan pengurus harian PPI Spanyol 2015/2016 dilakukan pada malam hari dan disaksikan oleh para anggota PPI Spanyol dan WNI yang saat ini sedang menetap di Spanyol. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan acara makan malam dan ramah tamah oleh seluruh WNI yang hadir. Kegiatan MUBES PPI Spanyol ini juga sekaligus merupakan ajang silaturahim dan mempererat hubungan antar sesama pelajar Indonesia di Spanyol yang tersebar di banyak kota yang sebelumnya hanya terhubung melalui media online. Sehingga kegiatan MUBES PPI Spanyol tidak hanya dilakukan untuk melantik ketua dan kepengurusan PPI Spanyol saja, akan tetapi juga mencakup kegiatan keakraban sesama pelajar.
Kegiatan keakraban yang dilakukan PPI Spanyol sebagai bagian dari acara MUBES PPI Spanyol yaitu dengan melakukan karya wisata ke Centro de Madrid pada tanggal 19 April 2015.
Saat kegiatan karya wisata di kota Madrid ini, seluruh anggota PPI Spanyol yang hadir menampakkan keceriaannya. Perjalanan diawali dari Plaza de Toros de Las Ventas, tempat ini merupakan salah satu arena adu banteng yang terkenal di Madrid, walaupun rombongan tidak masuk ke dalam Plaza de Toros mereka sudah dipastikan menyempatkan diri untuk mengambil foto di depan tempat tersebut. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke Plaza de Col贸n, Plaza Cibeles, dan Plaza de Sol yang merupakan pusat wisata dan perbelanjaan di kota Madrid. Palacio Real yang dahulu merupakan istana kediaman kerajaan Spanyol tidak lupa untuk dikunjungi. Setiap tempat yang dikunjungi anggota PPI Spanyol tidak lupa untuk mengabadikannya melalui foto. Karya wisata PPI Spanyol diakhiri dengan mengunjungi Stadion Santiago Bernab茅u.
Oleh: Rizalina Tama Saragi, Ni Wayan Bejug, W. Kurniawan
Hal | 28
PPI Polandia: Kembalinya Semangat Pelajar Indonesia Sejarah baru bagi masyarakat Indonesia di Polandia akhirnya tertoreh di Warsawa. Setelah mengalami hibernasi selama berpuluh-puluh tahun, akhirnya pada tanggal 21 Maret 2015, sejumlah pelajar Indonesia, yang jumlahnya kalah banyak dengan jumlah jari tangan orang normal, beserta beberapa staf KBRI dan warga Indonesia di Polandia resmi membentuk PPI Polandia melalui Kongres Luar Biasa Pertama, bertempat di Kantor KBRI Polandia di Warsawa. Kongres Luar Biasa Pertama tersebut diagendakan untuk membahas rancangan AD/ART PPI Polandia yang sudah disiapkan oleh Kang Dikhi Firmansyah, mahasiswa doktoral yang baru saja lulus dan balik ke tanah air beberapa hari setelah memimpin kongres luar biasa pertama tersebut. Pada kongres yang dihadiri oleh 12 orang, yang delapan di antara nya merupakan mahasiswa tersebut akhirnya disepakatilah Sdr. Alexander Themas dan saya sebagai calon Ketua PPI Polandia. Metode pemilihan yang dipilih adalah voting yang dilaksanakan melalui grup Facebook PPI yang sebelumnya sudah terbentuk.
Namun, berhubung jenis keanggotaan PPI Polandia yang lain yaitu anggota kehormatan, dan pendukung belum terdata secara pasti jumlahnya, maka diputuskan bahwa yang berhak ikut memilih adalah anggota inti saja (pelajar). Berselang empat hari terhitung dari pelaksanaan kongres, maka terpilihlah saya sebagai Ketua PPI dengan perolehan suara sebesar 69 persen. Dengan demikian, secara otomatis posisi wakil ketua diisi oleh Sdr. Alex. Pasca terpilihnya ketua dan wakil ketua PPI Polandia, beberapa hari yang lalu, tepatnya pada Hari Sabtu, tanggal 11 April 2015, telah dilakukan Kongres Pertama. Pada kongres tersebut diagendakan penyempurnaan AD/ART, penentuan logo, pembentukan struktur organisasi, dan pembahasan program kerja dalam waktu dekat.
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 29
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Pasang Surut PPI Polandia : Dari Zaman Komunis hingga Zaman Reformis Sejarah terbentuknya PPI Polandia pertama kali dimulai pada tahun 1957. Pada tahun itu Pemerintah Polandia mendatangkan pelajar dari berbagai negara yang pada waktu itu terafiliasi dengan paham komunisme, salah satunya Indonesia. Dari Indonesia tercatat sebanyak sepuluh mahasiswa gelombang pertama dikirim ke Polandia untuk menempuh pendidikan. Pada saat itu, PPI di ketuai oleh Bapak Soegijanto, salah satu dari sepuluh pelajar Indonesia yang dikirim tersebut. Saat ini beliau merupakan pegawai pensiunan KBRI Polandia yang hingga sekarang masih menetap di Warsawa. PPI saat itu walaupun telah menjalankan fungsifungsi ke-PPI-an seperti sebagai wadah pemersatu pelajar, mengadakan pertemuan-pertemuan dan kegiatan bersama dengan PPI-PPI negara lain serta juga memberikan saran-saran kepada pemerintah, namun organisasi PPI Polandia masih sangat tergantung dari banyak hal kepada pemerintah, sesuai dengan ciri komunisme bahwa negara mengendalikan segala aktifitas warga. Gelombang pengiriman pelajar tersebut berlangsung hingga terakhir, gelombang ketiga, pada saat pecah pemberontakan
G30 S/PKI pada awal tahun 60-an. Pada saat itulah PPI Polandia mulai retak. Beberapa anggota PPI Polandia waktu itu yang beraliran kiri memisahkan diri. Sedangkan PPI Polandia berubah nama menjadi PPI Pancasila untuk menunjukkan bahwa PPI Polandia bebas dari unsur komunisme. Pasca pemberontakan tersebut, ada beberapa pelajar Indonesia yang tidak pulang ke Indonesia lantaran dicap sebagai komunis oleh pemerintah Orde Baru. Semenjak gelombang ketiga selesai, pengiriman pelajar dari Indonesia ke Polandia berhenti. PPI Polandia pun akhirnya vakum selama berpuluh-puluh tahun hingga tahun 2010, terbentuk lah PPI Polandia “tidak resmi�. PPI ini merupakan kepanjangan dari PemudaPemudi Indonesia Polandia yang sebagian besar anggotanya adalah para warga Indonesia yang bekerja di Polandia karena pada waktu itu jumlah pelajar Indonesia di Polandia sangat sedikit, dan sebagian hanya merupakan mahasiswa program exchange dari universitas lain yang hanya belajar di universitas-universitas di Polandia satu atau dua semester.
Hal | 30
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Kegiatan PPI ini hanya bersifat internal sebagai wadah pemupuk kebersamaan warga Indonesia di Polandia. Walaupun tanpa AD/ART ataupun struktur keorganisasian yang cukup jelas, PPI di bawah kepemimpinan Mas Puguh Budi Susetiyo dan Mbak Dila Rochmania dan dibantu oleh warga Indonesia yang peduli akan keberlangsungan wadah pemersatu ini, seperti Mbak Sylvi Kurniawati, Kang Dikhi Firmansyah, dan pihak KBRI sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan aktifitas PPI serta beberapa warga, dosen dan mahasiswa lainnya bisa dibilang cukup berhasil dalam mencapai tujuan nya.
Hal | 31
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
PPI Polandia Generasi Kedua: Harapan dan Tantangan Semangat untuk “membangkit batang terendam” PPI Polandia dimulai dari beberapa pelajar yang seolah seperti gayung bersambut didukung secara maksimal oleh pihak KBRI. Berselang waktu yang tidak terlalu lama, setelah pengajuan proposal dan konsultasi beberapa kali ke pihak KBRI, akhirnya pembentukan PPI Polandia resmi terealisasi dengan baik dengan ditandai terbentuknya kepengurusan baru PPI Polandia. Diharapkan jangkauan aktifitas PPI tidak hanya ke dalam, akan tetapi juga ke luar, lintas organisasi pelajar - baik dengan organisasi pelajar negara lain di Polandia ataupun dengan PPI-PPI negara lain ataupun organisasi nonpelajar. Sebagai program kerja PPI ke depan, maka saya mengadopsi visi, misi, serta program kerja yang telah saya canangkan sewaktu kampanye calon ketua PPI Polandia, antara lain:
Visi • “Mewujudkan PPI Polandia sebagai wadah penyampai aspirasi dan bentuk nyata kerja pelajar dan warga untuk kejayaan bangsa.” Misi Mempererat ikatan kekeluargaan antar anggota, baik pelajar, alumni maupun WNI di Polandia. Bersinergi dengan KBRI dan organisasi/ perkumpulan lain seperti Indonesian Diaspora Network, PPI negara lain, PPI dunia, dan sebagai nya. Meningkatkan intelektualitas, kreatifitas, networking, hobi, dan kerohanian para anggota PPI dan WNI di Polandia. Menjadi sumber informasi terpercaya bagi pelajar atau warga yang berada atau akan ke Polandia.
Hal | 32
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Melakukan joint-programme dengan PPI negara lain, PPI Dunia, ataupun perhimpunan pelajar negara lain di Polandia. Tantangan terbesar yang kami hadapi adalah masih sedikitnya jumlah pelajar di Polandia, apalagi yang mengambil full study. Hingga saat ini tercatat sebanyak sembilan pelajar yang kuliah full study ( dua di antaranya rencana lulus tahun ini) dan lima pelajar program exchange. Jangankan untuk ukuran sebuah negara yang mempunyai luas lebih dari 300 ribu km2 dan jumlah penduduk sebanyak lebih dari 38 juta jiwa, untuk sebuah kota pun jumlah tersebut masih terbilang sangat kecil. Walaupun demikian, bukan pelajar namanya jika tidak bisa melihat peluang dibalik kelemahan. Bukankah Bung Karno cuma butuh sepuluh pemuda untuk mengguncang dunia?. Warsawa, 14 April 2015
Oleh : Teguh Ilham (e-mail: praja.ilham@gmail.com ) Ketua PPI Polandia 2015-2016 Hal | 33
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Program Kerja Merintis website resmi PPI Polandia sebagai salah satu media utama untuk memperkenalkan PPI Polandia berserta kegiatan-kegiatan pelajar dan WNI di Polandia. Selain web resmi, grup pada media sosial yang sudah ada tetap akan dimanfaatkan secara optimal. Melakukan kegiatan pendampingan bagi pelajar atau warga yang akan datang ke Polandia. Menghimpun dan menyimpan berbagai macam karya ilmiah atau penelitian, seperti skripsi, tesis, disertasi, ataupun paper yang dilakukan oleh pelajar atau alumni, dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip hak cipta. Mengintensifkan dan mendukung kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan rasa kebersamaan yang bersifat mingguan seperti olahraga/hobi, bulanan seperti kegiatan pertemuan rutin, kerohanian, ataupun yang bersifat aksidental seperti jalan-jalan bersama antara pelajar dan warga. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan diskusi atau seminar yang berkaitan dengan bidang bisnis/kewirausahaan, teknologi, isu politik, budaya, seminar peningkatan kecerdasan emosional (EQ), ataupun berbagi pengalaman dan diskusi santai di coffe shop, dsb.
Tokoh
Inspirasi Hari Kartini Srikandi Oktopus:: Sepenggal Kisah
Dessy Irawati, Ph.D FeRSA oleh : Rosalia Adisti
Waktu menunjukkan pukul 21.00 waktu Belanda saat Ibu Dessy Irawati, Ph.D FeRSA menyapa saya di Skype dengan raut muka segar berseri, walaupun telah menjalani hari yang melelahkan di kantor. Setelah lepas dari karier akademik di Newcastle, UK, dan mengikuti suaminya ke Belanda, Ibu Dessy memang terus aktif meneliti, mendirikan EduPRIME Creative Network, perusahaan konsultansi edikasi dan penelitian yang berbasis di Tilburg, Belanda, dan sejak 2014 menjadi konsultan eksekutif dan Business Representative penuh waktu BNI 1946 di Belanda. Tak hanya menerbitkan buku dan jurnal internasional, gelar Fellow of Regional Studies (FeRSA) di belakang namanya pun menjadi pengakuan forum internasional Regional Studies Association bahwa Ibu Dessy telah memberikan kontribusi yang signifikan di bidang economic geography, studi regional, komunitas akademis, pemerintah, dan masyarakat umum. Beliau pun tergabung di jaringan riset SDIN (Social Dynamic of Innovation Networks) mempromosikan elemen norma, nilai, dan manusia dalam mempelajari inovasi di ekonomi maju dan berkembang, terutama di Eropa dan Asia Tenggara.
Beliau pun mengabdikan diri menjadi ketua umum Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional periode 2013-2015. Sangat menginspirasi, ini kesan saya saat pertama kali bertemu Bu Dessy di seminar EU-ASEAN di Utrecht sebagai pembicara. Public Speaking yang berapi-api, seakan menghipnotis pendengar untuk bergerak maju dan berkontribusi bagi dunia. Lahir di Malang dan besar di Balikpapan dan Malang, sejak kecil beliau telah berkeinginan ke luar negeri dan mengunjungi negara asal teman-temannya, anak-anak para pegawai asing di Balikpapan. Di sekolah, beliau selalu menjadi nomor satu, cita-citanya pun setinggi langit. Mulai dari astronot saat kecil (langit secara harafiah..), diplomat saat SMP, dan businesswoman saat kuliah. Dalam masa kuliahnya beliau aktif di organisasi, menjadi asisten dosen, dan membantu sang ibunda menjalankan berbagai usaha properti dan katering. Beasiswa pun ia raih. Beliau bersemboyan “Aim for the Best� dan mengidolakan Khadijah, istri Nabi Muhammad, yang merupakan pengusaha sukses yang tetap tahu batas-batasnya sebagai perempuan. Berkesempatan mengunjungi London pada acara British Council saat itu, beliau pun berkeinginan untuk mengunjungi London lagi; bukan sebagai wisatawan, melainkan sebagai scholar. Hal | 34
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Oktopus. Bertangan delapan. Begitulah kesan yang muncul saat mewawancarai Ibu Dessy Irawati atas segudang kesibukan dan prestasi yang beliau jalani.
Bersesuaian dengan hari Kartini bulan April 2015 lalu, saya pun menanyakan pada Ibu Dessy: Bagaimana pendapat Ibu Dessy tentang perempuan Indonesia? Menurut beliau, perempuan Indonesia harus bisa mengoptimalkan knowledge, skill, dan talent yang dimiliki dan menggunakannya pada kesempatan yang diberkan kepada mereka, tanpa melupakan hak dan kewajiban sebagai perempuan.
Tokoh
perngembangan dan penerapan sistem inovasi di Indonesia. Dalam sistem inovasi ini, setiap aktor harus mengerti peran dan fungsinya masing-masing serta bersinergi. Menurut penulis, adanya sistem inovasi memang penting untuk kemajuan suatu negara :red. Satu pesan dari Bu Dessy untuk orang-orang Indonesia, “Jangan minder (merasa rendah diri), inlander (terjajah, kurang dari “bangsa barat”, dan keminter (sok tahu).”
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Menjalani S2 dan S3 di Inggirs, Ibu Dessy berprinsip tidak mau mengambil beasiswa, karena beliau merasa masih ada orangorang yang lebih tidak mampu yang membutuhkan beasiswa. Beliau pun mengajukan proposal pembiayaan tuition fee sekolah pada orangtuanya, sebagai sebuah investasi – investasi di bidang pendidikan. Soal biaya hidup, itu adalah perjuangan Ibu Dessy: mencuci piring di Chinatown, sales assistant di toko pakaian retail, menjadi nanny, hingga bekerja di kampus sebagai pengawas ujian (invigilator) dan IT Helpdesk computer service. Sepuluh tahun di Inggris menjadi sarana belajar hidup bagi Ibu Dessy, sebuah kawah candradimuka. Berbagai pengalaman hidup didapatkan beliau di sini. Saat menjadi invigilator, misalnya, Ibu Dessy dipercaya mengawas ujian bagi orang-orang berkebutuhan khusus yang membutuhkan interpreter maupun soal ujian dengan huruf braille. Saat melamar menjadi IT Helpdesk, beliau mengalahkan kandidat lain yang lebih berpengalaman. Karena merasakan sulitnya mencari uang pula, Ibu Dessy sangat menghargai uang walaupun satu sen. Mengenai Indonesia, beliau berpendapat salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah ASEAN Economic Community 2015. Hal itu tidak bisa ditawar-tawar lagi: Indonesia harus bisa bersaing secara regional dan internasional. Terkait inovasi yang merupakan bidang Ibu Dessy, dibandingkan radical innovation, Indonesia lebih cocok menggunakan pendekatan incremental innovation yang menekankan riset-riset kecil terapan dan low cost innovation. Sayangnya, Indonesia saat ini belum memiliki roadmap sistem inovasi. Di sini Ibu Dessy berharap akan adanya
Perempuan indonesia harus bisa menempatkan diri dan tahu kodratnya, tetapi juga harus sadar bahwa kita dilahirkan dengan maksud tertentu: menjadi khalifah atau pempimpin di bidang masing-masing. Tentang Kartini sendiri, dari surat-surat Kartini, Ibu Dessy berpendapat bahwa wanita bisa sejajar dengan pria, menjadi kopilot dalam rumahtangga. Selain itu, Ibu Dessy juga mengidolakan Srikandi yang merupakan pemburu yang hebat dalam dunia wayang. Jika dihubungkan dengan kehidupan Ibu Dessy sekarang, bisa dibayangkan, sebagai Srikandi yang hebat, beliau juga sangat “oktopus” bertangan delapan: sibuk mengurus segala hal termasuk rumah tangga yang mandiri tanpa asisten luar tangga di luar negeri. Memang super! Hal | 35
Tokoh
Menutup pembicaraan kami malam itu, Ibu Dessy memberikan tujuh pesan pada pelajar yang berada di seluruh dunia: • Cita-cita setinggi langit itu boleh. Namun, di saat yang sama, pikirkan secara realistis cara mencapainya. • Pupuk jiwa entrepreneur. Inovatif dan kreatif. • Ora et labora – berdoa dan bekerja. • Veni vidi vici – saya datang, saya lihat, saya menang. • Keluar dari comfort zone. Mingle dengan komunitas internasional dan bangun jaringan. • Disiplin pada diri sendiri dan segala hal. • Doa orangtua sangat menentukan keberhasilan, terutama Ibu.
Biodata Nama: Dessy Irawati, Ph.D, FeRSA Tempat/tanggal lahir: Malang, 1 Desember Suami: Dr. Roel Rutten Tempat tinggal: Tilburg, Belanda
Pendidikan: • 1998-2002 B.Sc. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang, IP 3,8/4 • 2004-2005 M.Sc. Innovation, Creativity, dan Entrepreneurship Management, Universitas Newcastle, Inggris • 2005-2009 Ph.D International Business/Trade/Commerce, Economic Geography, Universitas Newcastle, Inggris Raya
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
(Ros) Delft, April 2015
Kesibukan saat ini: • Full time executive consultant dan Business Representative, BNI 1946 Belanda • CEO dan pendiri eduPRIME • Ketua Umum I-4 (Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional) Hal | 36
Liputan Jepang "Door Duisternis tot Licht" "Habis Gelap Terbitlah Terang" seperti judul buku karangan sang pelopor emansipasi wanita, Kartini. Pesan-pesan dari beliau sangatlah menjunjung tinggi emansipasi wanita. Pada zamannya, kedudukan antara wanita dan pria tidaklah setara. ----------------------------------Dahulu, wanita tidak boleh bekerja dan berpendidikan. Sang pahlawan emansipasi wanita terus mendorong kaum hawa Indonesia untuk menempuh pendidikan agar tidak terus didiskriminasi oleh kaum adam. Saat ini wanita Indonesia sudah banyak yang menjadi kaum terpelajar dan terbukti sukses, memiliki kedudukan dan hak yang sama dengan pria berkat perjuangan ibu Kartini.
Perjuangan Sosok Kartini Muda di Negeri Sakura Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 37
Jepang merupakan salah satu negara yang paling sering dijadikan tujuan belajar bagi para pelajar Indonesia. Sudah banyak kisah yang menceritakan bagaimana para pelajar Indonesia mengenyam pendidikan di Jepang. Namun, tak terlalu marak dijumpai kisah mengenai riset yang dilakukan pelajar Indonesia di Jepang, khususnya seorang mahasiswi program S1. Penasaran dengan lika-liku dan serbaserbi riset S1 di Jepang?
Gadis Indonesia berparas ayu bernama Madoka Hazemi, seorang mahasiswi muda S1 di Tohoku University, Faculty of Science yang aktif meneliti, berkenan untuk berbagi cerita risetnya. Awal mulanya mengapa ia menempuh pendidikan di Jepang adalah karena dahulu kedua orang tuanya pernah mengenyam pendidikan S2 dan S3, sehingga Madoka kecilpun bermimpi untuk melanjutkan pendidikan S1 di negeri sakura. Akhirnya mimpi Madoka membawanya kepada salah satu universitas ternama di Jepang berlokasi di kota Sendai, sebelah timur laut Jepang bernama Tohoku University. “Sebuah kebanggaan akhirnya bisa belajar di sini,” ujar Kartini muda ini. Saat ini Madoka mendalami bidang “Advanced Molecular Chemistry Program,”
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
di mana pada bidang itu, Madoka fokus pada Kimia Organik.
Selama menempuh pendidikan di bidang Advanced Molecular Chemistry Program, Madoka mulai penasaran dan ikut penelitian yang diadakan oleh profesornya yang bernama Kazumitsu Onizuka sejak tahun kedua akhir. Madoka menekuni risetnya di Institute of Multidisciplinary Research for Advanced Materials Tohoku University, Nagatsugi Laboratory, Professor Nagatsugi Fumi. Pada umumnya, institutsi ini menjadi tempat riset mengenai hal yang berhubungan dengan DNA dan RNA, gen dan ekspresinya. Sebagai contoh, merancang DNA atau RNA dengan struktur yang baru, mempelajari mekanisme pembentukan DNA dan RNA, atau kegagalan mekanisme ekspresi DNA dan RNA. Kenapa hal tersebut harus diketahui? Menurut Madoka hal ini dipercayai banyak menjadi sumber penyakit misalnya kanker, AIDS, dan sebagainya berawal dari DNA dan RNA yang gagal diekspresikan dengan baik (salah satu dari banyak kemungkinan). “Nah, dengan mempelajari lebih lanjut, ada ekspektasi bahwa kedepannya, penelitian ini sangat akan berjasa dalam bidang medis, inilah alasan saya ingin menekuninya,” ujar Madoka lebih lanjut.
Hal | 38
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Lagi lagi, mengapa double stranded itu penting? Dipercayai bahwa double stranded RNA dan hubungannya dengan enzim tertentu punya alih besar terhadap pengekspresian gen yang berhubungan erat dengan penyakit seperti kanker. Inspirasi untuk menjalani riset pada bidang ini didapat dari Associate Professor lab bernama Onizuka Hal | 39
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Madoka menambahkan bahwa visi besar dari penelitiannya adalah ke arah drug development, dan sebagainya. Tema dari riset Madoka saat ini adalah Synthesis of naturallike cross-linked duplex RNA. Fokus pada pembuatan double stranded RNA (biasanya RNA memiliki single stranded).
Terlebih lagi kalau sesuatu yang baru itu punya dampak luar biasa terhadap suatu komunitas, bahkan masyarakat yang kesannya akan jadi kebanggaan luar biasa. “Peneliti atau profesor di Jepang memiliki semangat yang luar biasa, usaha, dan daya juangnya tinggi, setiap hari pulang sampai larut malam untuk menekuni reasearchnya, � jelas Madoka lagi. Madoka menangkap bahwa sang professor melakukan riset yang sematamata karena ia memiliki rasa ingin tahu terhadap topik yang dierjakan, ia menikmati dan suka, dan ia yakin bahwa nanti hal ini akan berguna bagi dunia pendidikan atau kedokteran.
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Selain itu, Madoka juga menjelaskan rasanya meneliti di Jepang. Selulusnya dari bangku SMA, Madoka langsung melanjutkan studinya ke Jepang. Banyak hal yang membuatnya nyaman saat penelitian. Selama melakukan penelitian di Jepang, support dari profesor sangatlah besar. Selalu ada dorongan untuk tidak pernah menyerah dan terus belajar. Banyak hal yang dipelajari berdasarkan kegagalan yang dialami. Hal inilah yang terus membuat Madoka semangat dan pantang menyerah untuk terus berjuang melakukan penelitiannya. “ Pemerintah dan pihak universitas juga banyak memberikan dukungan seperti fasilitas yang sangat memadai. Memang harus diakui iklim penelitian di Jepang itu sangat bagus, beruntung bisa merasakan pendidikan di Jepang,� ujarnya lagi. Ada beberapa kesan dan pesan yang Madoka ingin sampaikan kepada para pembaca. Madoka menyebutkan bahwa penelitian itu sangatlah menarik. Namanya saja meneliti berarti belum pernah ada yang melakukan sebelumnya di dunia ini. Inilah yang menjadikannya bangga sebagai peneliti. Keren banget deh. Rasanya, menemukan hal baru yang mungkin nantinya bisa berguna bagi masyarakat itu dorongan besar tersendiri.)
Hal | 40
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Kazumitsu yang berkolaborasi dengan profesor di Amerika yang sangat tertarik meneliti tentang duplex RNA karena punya visi bahwa penelitian ini akan banyak berguna dalam bidang medis kedepannya. Banyak cerita menarik dari Madoka mengenai risetnya yang juga bermanfaat bagi orang lain yang berkelut dalam bidang yang sama atau terjun ke dalam dunia penelitian. Madoka awalnya selalu berpikir bahwa orang yang bergerak di bidang sains pasti punya motivasi kuat untuk menemukan hal yang baru.
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
“Berharap nantinya hasil riset ini dapat berkontribusi dalam kemajuan tanah air tercinta. Saya sangat ingin mempublikasikan hasil riset ini agar masyarakat dunia tahu bahwa ada sosok Kartini Indonesia muda di Jepang yang sedang melakukan riset yang berguna untuk penemuan drugs kedepannya,� ujarnya lagi.
Karena saat ini Madoka melakukan riset di bidang kimia organik, mungkin dekat hubungannya dengan penemuan drugs atau terapi penyakit yang semoga juga berdampak positif. Madoka melakukan penelitiannya dengan sepenuh hati dan selalu memberikan terbaik. Kalau memang Tuhan mengizinkan, di ujung jalan terlihat dampak besar dan akhirnya bisa mengharumkan nama Indonesia. Interviewer: Kinanti Hantiyana Aliyah (Tohoku University) Editor: Anindya Pradipta (Ritsumeikan Asia Pacific University
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 41
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Bisnis Mahasiswa Indonesia di Kairo; “Yang Penting Cukup” Mahasiswa Indonesia di Mesir atau yang lebih dikenal sebagai Masisir terbilang cukup banyak dibanding mahasiswa dari negara lainnya. Menurut data Atase Pendidikan (Atdik) KBRI Kairo, jumlah pelajar Indonesia sekitar 2500 orang, dan 90 persennya adalah mahasiswa universitas al-Azhar. Selebihnya, mereka kuliah di berbagai universitas di Mesir, seperti Kairo University, Arab League University, American Open University dan universitas lainnya. ------------------------------------------------------Berdasarkan data yang dimiliki Atdik KBRI Kairo, Universitas al-Azhar terdapat hampir di seluruh kota di Mesir. Dulunya mahasiswa asing, termasuk dari Indonesia tersebar di beberapa kota seperti Tanta, Alexandria, Mansoura, Damanhur dan kota lainnya. Namun Sejak tahun 2010, kebijakan alAzhar hanya menempatkan mahasiswa asing di kota Kairo. Kebijakan ini membuat mahasiswa Indonesia yang notabene adalah mahasiswa asing terbanyak nomor dua setelah Malaysia “menjajah” Kairo.
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Para mahasiswa ini rata-rata tinggal berdekatan satu dengan lainnya. Kebanyakan mereka ngontrak rumah di Hay Asyir (Distrik 10), Kairo Timur. Di sana, hampir di setiap hunian ada rumah yang ditinggali oleh mahasiswa Indonesia. Jadilah Hay Asyir ini seperti “kampung Indonesia”, atau bahkan “kecamatan Indonesia” . Menurut Fitrah Alfaizi salah seorang Pelajar asal Indonesia yang tinggal di Kairo Timur menjelaskan, keadaan dan lingkungan mahasiswa seperti ini membuat naluri bisnis pelajar bangkit. Mereka berpikir bisa hidup dari dan untuk mereka sendiri. Didukung oleh perizinan dari pemerintah Kairo yang relatif mudah. “ Akhirnya home industri menjamur, seperti tempe, tahu, kerupuk, dan aneka makanan ringan lainnya sangat mudah didapatkan di Kairo, dan semua itu yang jualan pelajar asal Indonesia,” jelas Alfaizi. Alfaizi menambahkan, harga pangan relative murah dan mudah didapatkan. Hal ini juga yang mendorong Masisir berkreasi mendirikan berbagai rumah makan khas Indonesia.
Hal | 42
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
“Tercatat lebih dari 30 rumah makan khas Indonesia berdiri di gang-gang kota Kairo, mulai dari RM. Padang, Sate Madura, sampai empek-empek Palembang,� jelas Alfaizi. Di Kairo, pindah rumah kontrakan adalah hal sangat biasa. Setahun pindah, setengah tahun pindah, bahkan ada yang dua bulan sekali pindah, karena mungkin kurang cocok dengan tuan rumah maupun mendapat kontrakan yang lebih baik. Ketika melihat pindahan kontrakan ini cukup merepotkan, maka para mahasiswa berpikir untuk menyediakan sewa mobil untuk kebutuhan itu. Hal ini tentu lebih memudahkan mereka, daripada harus menyewa kepada penduduk asli Mesir.
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
“Orang bilang segala jenis bisnis di Masisir tersedia, sampai segala macam jasa juga dapat diakses dengan mudahnya; laundry, pijat, jual beli tiket, fotografer dan lain sebagainya. Itu semua dilakukan oleh mahasiswa dan untuk mahasiswa,� tutup Alfaizi.( FA)
Hal | 43
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Dalam bisnis, Masisir terbagi menjadi 4 bagian: 1
• Petama employee, yaitu mahasiswa yang bekerja sebagai karyawan kepada mahasiswa lain yang memiliki modal, seperti bekerja di rumah makan khas Indonesia, di rental mobil, loundry dan lain sebagainya.
2
• Kedua self employee, yaitu mahasiswa yang bekerja dengan ketrampilannya, seperti menjadi guide, montir, tukang pijat, bekam, ruqyah dan lain sebagainya.
3
• Ketiga business, yaitu mahasiswa yang menciptakan lapangan kerja untuk dirinya dan orang lain. Mereka membuat rumah makan, usaha tahu tempe, kerupuk, toko londry dan lain sebagainya.
4
• Keempat investor, yaitu mahasiswa yang memiliki modal besar. Biasanya mereka diberi modal oleh orang tuanya untuk belajar usaha di Kairo. Mereka membeli “saham” rumah makan khas Indonesia, rental mobil dan usaha lainnya.
Pada dasarnya, bisnis Masisir di Kairo adalah dari, oleh dan untuk para mahasiswa Indonesia itu sendiri. Jarang sekali bisnis-bisnis tersebut bersinggungan dengan warga non Indonesia. Kebanyakan dari mereka menjalaninya sebagai sampingan saja, buka sebagai tujuan. Karena memang, tujuan utama para mahasiswa datang ke Mesir bukanlah untuk berbisnis, tapi untuk belajar. Bagi mereka bukan kekayaan yang menjadi tujuan, tapi yang penting bisa cukup kebutuhan sehari-harinya, karena memang tidak semuanya mendapatkan beasiswa, dan tidak semuanya masih dibiayai oleh orang tua. Hal | 44
Aku Cinta Indonesia Kita (ACIKITA), adalah organisasi yang didirikan oleh anak bangsa (4 Oktober 2006), mereka adalah orang yang pernah bersekolah dan bekerja di Jepang. Mereka ingin melakukan perjuangan nyata untuk ikut memperbaiki kondisi Indonesia. Organisasi ini lahir dari gagasan masyarakat Indonesia yang ada di Jepang yang sangat peduli dengan kemajuan Indonesia kedepannya. Mereka adalah Dr Jumiarti Agus, Dr. Prihardi Kahar, dan Rahmiwati, S.Ag. Saat itu semuanya terkumpul di bawah Tokyo Institute of Technology. PPI Dunia telah menggali Informasi dari Organisasi yang saat ini di Pimpin oleh salah seorang pengagasnya. Bagaimana perjalnan ACIKITA dalam memperjuangkan gagasannya dalam membangun Indonesia lebih baik kedepannya telah berhasil dirangkum dan di tuturkan oleh Jumiarti dalam wawancara khusus yang dilakukan PPI dunia beberapa waktu lalu. Bagaimanakah Acikita terbentuk ? Melalui referensi seorang professor senior di Indonesia, yang rajin mengikuti pertumbuhan dan perkembangan ACIKITA, kami telah berpartisipasi dua kali dalam 3 kali undangan WanTinPres (Anggota Dewaan Pertimbangan Presiden).
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Pertama kali hadir atas undangan WanTinPres bidang Pendidikan (Ibu Prof. Meuthia Hatta, 4 Agustus 2010) dan selanjutnya menghadiri undangan WanTinPres Bidang Agama (6 Desember 2011). Kami juga membantu para pejabat pemerintah yang ingin mengeksplorasi informasi dari instansi di Jepang, yang pernah dilakukan adalah membantu pejabat di Kementrian Riset dan Teknologi, untuk studi paten di Tokyo Institute of Technology, dan pejabat BKKBN dalam studi singkat di Jepang, untuk program kerja BKKBN, pejabat di kementrian perindustrian dan perdagangan, dari beragam universitas di Indonesia untuk kerjasama riset. Program Kerja apa saja yang dimiliki ACIKITA ? Melalui perjuangan di bidang pendidikan kami berupaya memutus rantai permasalahan bangsa Indonesia dengan membuat empat program pendidikan dasar yang terdiri dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan umum, serta tengkat Universitas.
Hal | 45
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Peran ACIKITA dalam Membangun dan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Untuk program program pendidikan usia dini dan dasar, dan menengah Kami aktif menerbitkan buku-buku parenting, mencakup sistem pola asuh yang berfokus pada usaha para ibu dan pendidik untuk menggali potensi anak sejak usia dini, selain itu Kami juga aktif menerbitkan bukubuku bacaan anak, bisa dikonsumsi oleh anak mulai usia nol tahun hingga seterusnya. Selain itu ACIKITa juga sudah mendirikan taman bermain Ibu dan Anak 2014 lalu. Para Ibu dapat membawa anaknya bermain bersama di Ruang Bermain ACIKITA (RBA), pada kesempatan tertentu kami mendatangkan pakar untuk berkonsultasi. RBA pertama kami buka di Sekretariat ACIKITA Cibubur. Sejumlah beasiswa juga kami berikan kepada anakanak kurang mampu untuk mendapatakan pendidikan lebih baik. Program beasiswa ini telah berlangsung di Payakumbuh Sumatera Barat semenjak 2002. Bagaimana dengan program pendidikan mahasiswa (S1, S2 dan Doktor) dosen dan peneliti? Kami secara aktif berbagi informasi, semangat dan inspirasi untuk generasi muda agar bergiat dalam studi dan berbagi info “Kiat Melanjutkan Studi dan Mendapatkan Beasiswa ke Luar Negeri�. Informasi kami berikan melalui website, Facebook, Seminar setiap tahun pada bulan Juli-Agustus di banyak kota, dan juga melalui buku-buku yang kami terbitkan.
Selain itu Kami setiap tahun mengadakan “ACIKITA International Conference on Science and Technology� Kami mengundang partisipasi dari banyak pelajar, akademisi, researcher, industries baik anak bangsa Indonesia maupun orang asing untuk ikut dalam event menarik ini. Disamping untuk mentransfer ilmu diharapkan terjadi hubungan kerjasama untuk memajukan pendidikan dan riset di tanah air. ACIKITA juga mengadakan exhibition untuk para profesor memaparkan risetnya masingmasing, sehingga membantu para peminat studi dan periset ke luar negeri. Selain itu Kami juga mengadakan program prtukaran pelajar, homestay, student exchange, dan ACIKITA Short Study to Japan. Kegiatan lainnya adalah mengadakan kontes penulisan hasil riset dan karya tulis ilmiah. Pemenang 15 akan disupport untuk lanjut studi ke Jepang. Bagaimana dengan program pendidikan untuk Masyarakat ataupun kegiatan yang bersifat sosial? Kami telah mendirikan Ruang Baca ACIKITA (RUBACA) untuk menumbuh kembangkan minat membaca pada masyarakat mulai usia nol tahun hingga seterusnya. Dalam hal ini Kami mengajak partisipasi masyarakat yang ingin bekerjasama mendirikan RUBACA. Selain itu Kami juga menerbitkan buku-buku yang menginspirasi masyarakat. Mengisi buku untuk perpustakaan di sekolah, RUBACA, dengan mengajak peran serta masyarakat dalam program sumbangan buku bersama ACIKITA. Hal | 46
Program pendidikan masyarakat lainnya adalah dengan mengadakan program ACIKITA Short Study to Japan, memabntu masyarakat yang ingin berkunjung, studi singkat, studi banding ke Jepang. Dan seluruh kegiatan ACIKITA telah Kami rangkum dalam majalah tahunan yang telah diterbitkan semenjak 2014 lalu. Untuk kegiatan social masyarakat ACIKITA juga memiliki sejumlah program, misalnya dengan menyalurkan dana zakat, infaq dari donatur kepada muridmurid sekolah binaan ACIKITA dan kaum miskin. Setiap tahun kami menyelenggarakan kurban dan diberikan kepada orangtua murid dari sekolah ACIKITA yang semuanya orang miskin, korban bencana alam, dll yang berhak menerimanya. Untuk pelayanan kesehatan ACIKITA telah melakukan upaya pemeriksaan kesehatan anak di SD terdekat dengan aktivis ACIKITA kesehatan. Memberikan pengetahuan kesehatan yang wajib diketahui oleh masyarakat Indonesia. Membantu golongan ekonomi lemah agar tidak mudah sakit, karena di Indonesia secara umum yang miskin tidak dapat merasakan layanan kesehatan maksimal.
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Masih dalam aksi social ACIKITA 8 Mei 2015 kemarin membangun sebuah masjid, dan tempat membina anak muda Indonesia yang berdomisili di Jepang. Pembangunan ini dilakukan dengan peggalangan dana social masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan. Mengangkat isu MEA 2015, adakah program ACIKITA terkait bidang Ekonomi? Untuk bidang ekonomi ACIKITA Publishing dan ACIKITA Printing telah memproduksi buku untuk konsumsi umum dan untuk buku-buku di sekolah ACIKITA dan RUBACA. Secara tidak langsung telah terbuka lapangan kerja bagi yang ingin berjuang bersama. Bisnis lainnya dengan mendirikan divisi ACIKITA Tour and Travel. Program yang berhubungan dengan kegiatan ke luar negeri akan dibantu oleh ACIKITA Tour and Travel. Untuk urusan studi, home stay, exchange student, visit dan studi banding ke luar negeri, kami membuka unit jasa dan usaha khusus, “ACIKITA Short Study to Japan (ASSJA)” dan “ACIKITA Study Abroad Program (ASAP)”. Selain itu ACIKITA juga berencana akan mendirikan usaha unit kecil yang bisa menyerap tenaga kerja di desa-desa. Hal ini disesuaikan dengan potensi dan kebutuhn daerah. Misalnya di daerah Pariaman, ingin mendirikan usaha pengilangan minyak goring ataupun mengeksplorasi kerajinan dan hasil karya pribumi untuk dicarikan pasarnya di tingkat internasional .
Hal | 47
MERANTAU Tunas-tunas harap tumbuh dikepit pamit
Aku datang
Air mata pisah menumbuhkannya sebagai haru
Pada tanah asing mimpiku menjelang
Niat baru belajar membulat Namun selamat tinggal telah mati berkali kali
Pada sebuah langkah yang enggan Sepasang mata piawai memotret kenangan
Pada jarak yang kian menjauh Ingatan tak sedikitpun menjadi keruh
Aku pergi Bukan tanah ini gagal menepati janji
Namun anak panah, katanya Tidak akan mengenai sasaran
Jika tidak lepas dari busurnya
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Karena hidup, katanya
Baru akan terasa indah Jika kita menikmati pindah Maka izinkanlah aku hidup
Jauh dari tempat jantungmu berdegup Dan sajak ini adalah janji Bahwa aku pergi Untuk memastikan aku akan kembali ----------------------------Rio Restu Priambodo Desember, 2013
Hal | 48
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 49
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Hal | 50
Manifesto Moskow Hari kedua adalah saat-saat di mana para delegasi mendapat kesempatan untuk menumpahkan pikiran dan merumuskan apa yang dapat direkomendasikan kepada pemerintahan Jokowi. Sidang berlangsung dengan lancar dengan diskusi membangun. Memang tidak mudah untuk menyatukan pendapat dari berbagai ke dalam poin-poin rekomendasi yang dikatakan “Manifesto Moskow�. Manifesto Moskow ini ditanda tangani oleh para ketua dan perwakilan delegasi PPI se-Amerika Eropa, dan disampaikan untuk Presiden Jokowi yang diserahkan melalui pihak KBRI Moskow dan berbagai pihak lainnya. Sebagai mahasiswa yang tengah belajar di luar negeri, mahasiswa di luar negeri pun turut berusaha mengasah soft skill dalam acara ini dan merumuskan hal-hal penting untuk Indonesia menghadapi ASEAN Community dari kaca mata kami melalui Manifesto Moskow hasil pemikiran kami bersama ini. Salam perhimpunan ! Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015