AUDIO VIDEO EDISI 10

Page 1

PRODUCT INFO 9 Produk Intregrated Amplifier

VISIT Adelphi Sorga Audio

www.audiovideo-indonesia.com

EDISI 10 / THN. II / SEPTEMBER 2012

REVIEW

Denon AVR-1513 Onkyo TX-NR5010 Samsung 64” seri 8000 Sony MDR-7502

HI END

Kombinasi Moon dan Dali Living Voice JBL dan Mark Levinson

TECHNO

Tidak Semua Kabel HDMI Sama

EDISI 10 / THN. II / SEPTEMBER 2012

Pulau Jawa : Rp 30.000 Luar Pulau Jawa : Rp 32.000

STEREO INTEGRATED AMPLIFIER Cayin A-55T

NAD C356BEE

Myryad Z142

Pioneer BDP-330

Rega Saturn

Polytron PLM 32P12

Shopping Guide : 308 Produk Audio video




Pemimpin Umum Pemimpin Redaksi Redaksi Sekretaris Redaksi Kontributor

Tjandra Ghozalli Budi Santoso David Susilo, Doharto Simatupang Dita Nursari Sie Kek Chung, Malion, Didik.Wa, Boyke, Herwin, Tony Susanto, Wiyono.

Grafis Manajer Iklan Ir. Tjandra Ghozalli Ir Pemimpin Umum

BACA GRATIS Atau melalui SCOOP. Compatible dengan iPad, Galaxy, laptop, tablet dan PC.

A. Aziz Telp: 08161131936 / 021-33066836 Email: aziz_avi@yahoo.com

Keuangan

Ridwan Candra

Fotografer

A. Riff Syarifudin, Fajar Sutrisno

Alamat Redaksi

Jl. Pulo Buaran III F5 BPSP-Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930

Majalah Audio Video on line & on time dapat dibaca gratis (free) melalui :

www.audiovideo-indonesia.com

Cecep

Telp: (021) 4619502 Fax: (021) 46826450

Penerbit

PT Audiomedia Nusantara Raya

Pres Dir

Mario Alisjahbana

Pres Kom

Milyanti Yani

Komisaris

Lukmanul Hakim Adham

Group Media

KENAPA ADELPHI BUKA SIANG?

B

ulan silam, ketika liburan Hari Raya Lebaran, kami beranjangsana ke negara pulau Singapura. Bagi audiophile, agaknya kurang pas kalau kita tidak mampir ke Adelphi, yakni bangunan berlantai 10 di jalan Coleman yang sarat dengan puluhan toko audio high end maupun toko home theater dan toko karaoke. Berbeda dari tahun tahun sebelumnya dimana pertokoan di Adelphi buka pukul 11.00 siang, sekarang pertokoan buka pukul 13.00 siang dan tutup pukul

19.00 malam. Kenapa demikian? Apakah karena bisnis audio high end lagi “kurang darah” seperti halnya di Jakarta? Mungkin kenyataannya demikian – sebab selama 5 jam di sana, kami jarang melihat ada pengunjung yang berskala puluhan orang, padahal di Adelphi bukan cuma ada toko audio juga ada toko salon rambut, kecantikan, kebugaran, cafe, dan benda seni. Ada 6 (enam) sistem tata suara yang sudah kami survei di Adelphi. Mulai edisi Oktober 2012, majalah Audio Video akan memuat REVIEW hasil kunjungan kami ini, nantikan saja!

audio video 4 September 2012



contents

10 NEW PRODUCT

Mini Hi Fi Polytron XL-3007, Rotel RA-06, NAD C565BEE

12 PRODUCT INFO

Yamaha A-S500, Marantz PM-15S2B Mc Intosh MA275, Onkyo A-5VL, Pioneer Elite A-35R, NAD C375 BEE, Arcam FMJ A-18, Musical Fidelity AMS351, Harman Kardon HK990

25 TEST

Genetic Cable, Cayin A-55T NAD C356BEE, Pioneer BDP-330, Myriad Z142, CD Player Rega Saturn dan Stereo Amplifier Rega Ecilit, AV Receiver Pioneer VSX-521-K, Polytron PLM 32P12, Energy RC Micro 5.1, MRZ KS-10

40 40 HI END 1

Dengerin Tata Suara 2M Rupiah,

44 HIEND 2

Living Voice Suara yang Membuat Hidup

15 THEME

Amplifier Stereo Penguat Daya Terintegrasi yang Efisien

48 HIEND 3

44

JBL dan Mark Levinson Koor Bersama Mengguncang Kamar

51 VISIT 1

Butik Audio Video One Stop Shopping di Jakarta

52 VISIT 2

Perkembangan Musik dan Audio di Indonesia dan Dunia

53 VISIT 3 18 REVIEW

Denon AVR-1513, Onkyo TX-NR5010, Samsung 64� seri 8000, Sony MDR-7502 Professional

Sharp Luncurkan Neo Qwanza DVD Home Theater

48

54 TECHNO

Tidak Semua Kabel HDMI Sama

56 REVIEW CD

Rumit Rush, The Fray, Nicki Minaj, The Band Perry, Paul McCartney, Lionell Richie, Soulfly, The Ting Tings,Norah Jones, Gotye, The Overtones, Esperanza Spalding, Damon Albaran, Garbage, Dev, Keane, Madonna, Train, Maverick Sabre, Michael Kiwanuka

52

60 SHOPPING GUIDE Juni 2011 2012 audio video 6 September

TV, HTiB, Camcorder, Micro Compo, Blu-ray, Proyektor



PENULIS

Budi Santoso

READER THEMA SAYS

PRODUK LOKAL

D

unia audio video Indonesia sudah layak dan sepantasnya kita galakkan. Bayangkan saja dulu jaman harian Sinar Harapan Minggu dengan “shm project”-nya. Kalau bukan karena jasa “shm project” (dan tentu jasa Hadi Soerjanto, kakek saya), saya tidak akan terjun ke dunia audio video. Masih teringat masa dimana saya merakit Galaxy (active loudness control), Novar (variable noise reduction), Paragon (parametric equalizer) hingga Codial (CD Optimizer). De-ngan kocek yang relatif tipis saya belajar elektronik secara general, cara merakit, membaca skematik, malah sampai etching PCB sendiri. Sayang sekali, 30 tahun kemudian, justru produk macam “shm project” malah mati. Padahal meski-pun banyak produk “shm project” yang sudah tidak diperlukan lagi untuk jaman ini, masih banyak yang sangat penting. Misalnya Codial, Paragon, masih sangat dibutuhkan. Power amplifier MOSFET macam Metallic maupun Bali One masih sangat diidamkan. Setidaknya oleh saya pribadi. Sayang pula saya tidak punya foto-foto peralatan “shm project” jaman dahulu dan juga speaker subwoofer Intel Bazooka dalam setting home theater saya dulu. Padahal saya dulu menggunakan tiga power amplifier Metallic One, Codial, Paragon, Novar, PLS (Pengatur Lebar Stereo), Galaxy, dan seabrek lagi lainnya yang namanya sudah saya tidak ingat. Malah sampai sekarang saya masih menggunakan dua buah Intel Bazooka SB-100 di home theater saya sebagai subwoofer speaker kiri dan kanan belakang. Saya sangat mengharapkan agar kejayaan audio Indonesia bisa kembali digalakkan. Jangan hanya sekedar di amplifier tabung dan speaker melulu. Ada baiknya misalnya Polytron menelurkan blu-ray player yang bisa multi region DVD dan multi zone BD dengan output yang bisa di set ke NTSC,

PAL, ATSC 50 maupun ATSC 60. Teknologinya mudah diaplikasikan koq, hanya keiinginan perusahaannya ada atau tidak. Dan dari segi aksesoris audio, macam kabel speaker, audio processor, masih sangat dibutuhkan, terutama Codial dan tube buffer macam Musical Fidelity X10 version3. Sinar Baja sudah menjadi supplier speaker drivers keseluruh dunia, hali ini merupakan hal yang sangat patut kita banggakan. Tetapi koq kita tidak memiliki merek speaker yang berkecambah keseluruh dunia? Polytron juga namanya sangat besar di Indonesia, tetapi kenapa tidak merambah kemana-mana? Apakah karena rasa kurang percaya diri? Apakah karena mau faktor mau Return of Investment yang serba kilat? Sebagai perusahaan-perusahaan yang sudah bermodal kuat, sudah sebaiknya pihak-pihak macam Polytron dan Sinar Baja juga memikir jauh kedepan dan jangan hanya memikirirkan Return of Investment yang secepat kilat. Malu dong kalau LG bisa membuka pabrikan Blu-ray player di Indonesia tetapi kita sendiri tidak mampu membuka pabrikan Blu-ray player. Malah perusahaan-perusahaan China yang “tak bernama” macam Vizio bisa menembus pasar USA dan Canada. Perusahaan (yang tadinya) mini “Oppo” malah sempat menelurkan Upscaling DVD player dan Blu-ray Player yang pernah dijunjung sebagai Upscaling DVD player dan Blu-ray Player yang terbaik didunia. Potensi bangsa kita besar sekali. Alangkah sayang bila potensi itu tidak kita gunakan. David Susilo LAYANGKAN SURAT ANDA Bagi mereka yang mengirim surat Reader Says dengan isi yang menarik, akan diberikan hadiah. Kirimkan surat anda ke : ghozalli2002@yahoo.com

audio video 8 September 2012



Mini Hi Fi Polytron XL-3007

PENULIS

NEW PRODUCT

Budi Santoso

D

engan tampilan yang mewah mewah, Polytron mempersembahkan sebuah sistem Mini Hi Fi yang juga merupakan sistem home theater dengan fitur super lengkap. Dengan fasilitas 5 disc front loading memungkinkan untuk memutar cakram CD/DVD dengan nonstop, Selain dilengkapi dengan pemutar standar DVD, sistem ini juga dirancang sebagai multimedia player dengan adanya

J

faslitas port USB serta slot kartu memori SD/MMC. Untuk tata suara, Polytron XL-3007 telah mengadopsi teknologi Bazzoke yang menghasilkan bas bulat dan solid tanpa kedodoran. Bahkan bagi yang suka karaoke, perangkat ini juga ditunjang oleh fitur karaoke dengan adanya jalur mikropon serta pengaturan auto vocal changer dan digital echo.a

ROTEL ROTEL RA-06

ika melihat sosok penampilan amplifier yang satu ini, memang terkesan simpel, namun tidak dengan fitur yang ditawarkan, karena selain ‘semburan’ daya keluaran yang lumayan besar mencapai 70 watt perkanal pada impedansi 9 ohm, juga menyediakan 6 jalur masukan, baik, tuner, cd, aux 1, aux 2, media player, serta jalur khusus

phono. sebagai kelengkapan tambahan, amplifier yang dilengkapi dengan tone control ini juga dilengkapi dengan jalur keluaran headphone serta keluaran khusus pre-out, jika Anda menginginkan untuk bi-amplifikasi atau power tambahan.a

NAD C565BEE

C

D player yang satu ini merupakan salah satu seri besutan NAD yang dikemas secara apikl, dengan performanya yang tetap dipertahankan, tentunya dengan dukungan fitur yang melimpah. Selain terdapat jalur keluaran model RCA, terdapat dua keluaran digital model Coaxial dan Optical yang disiapkan. CD player ini juga dilengkapi dengan Sample Rate Converter sebagai upsampler dari 44,1 kHz dan 48 kHz menjadi 96 kHz dan 192 kHz. Dukungan port USB yang terdapat di bagian panel depan, NAD C565BEE mampu mengakses format dari kartu memori dari format MP3.a

audio video 10 September 2012



NAD C 375 BEE Adalah kakak dari NAD C 355 BEE dengan karakter suara mendekati NAD Master Series M3. Mengadopsi “building block” yang bisa ditambahkan modul untuk Phono (PH) atau modul DAC (USB) atau persiapan perubahan sistem di kemudian hari. Casisi terbuat dari lembaran baja tebal dengan catu daya khusus berjalur buss terbuat dari tembaga tebal yang terhubung ke terminal keluaran binding loudspeaker yang bersepuh emas. C 375 BEE merupakan hasil perbaikan selama bertahun tahun dari amplifier NAD Master Series M3 yang melibatkan rangkaian penghapus cacat karya Bjorn Erik Edvardsens pada tahap keluaran suara dan keluaran catu daya. Sepesifikasi : - Daya keluaran: 2 x 150 Watts / 8 Ohm - Rangkaian Power Drive – Trafo Toroidal Holmgren, dan – BEE anti saturation circuit.a

Musical Fidelity AMS 351 Amplifier ini adalah penerus amplifier Musical Fidelity A 1000 yang telah sukses selama 20 tahun. AMS 351 adalah amplifier kelas A mulai dari tingkat preamp hingga tingkat power amp (dual mono block). Dirancang sebagai pelengkap CD player Musical Fidelity serie AMS. Daya keluaran : 2 x 35 W (8 Ohm), THD kurang dari 0,014%, S/N lebih dari 96 dB, Tanggapan frekuensi 10 Hz – 20 kHz, masukan RCA phono level x 4 dan XLR balance line level x 1.a

Arcam FMJ A-18 Arcam merancang integrated amplifier ini khusus untuk audiophile yang mendambakan suara alami dari sumber musik. Arcam FMJ (Faithful Musical Joy) A-18 cocok untuk dirangkai bersama CD player Arcam CD-17. Spesifikasi lain: - Masukan RCA x 6, - Sirkit phono MM berkualitas tinggi – Pada panel depan ada colokan headphone dan aux untuk instrumen musik, - Daya keluaran 2 x 50 watts (8 Ohm), - Papan sirmit dua lapis, - Trafo catu daya Toroidal.a

Harman Kardon HK990 Amplifier “berotot” yang mampu menguasai segala jenis loudspeaker tanpa kehabisan tenaga. Daya keluaran 150 Watts x 2 (8 Ohm) dengan tanggapan frekuensi 20 Hz – 100 kHz. Daya dinamis 220 Watts (8 Ohm) atau 440 watts (4 Ohm). Damping faktor: lebih besar dari 200, S/N lebih besar dari 75 dB, diperlengkapi dengan penataan ekualiser EZ. Keluaran DAC pakai RLS IV DAC dual konversi, menggunakan dua stereo AD 1955 DAC bermutu tinggi dalam format dual mono konversi.a

audio video 12 September 2012


audio video 13 September 2012


Marantz PM-15S2B

Dengan panel depan bergaya macho hitam alumunium.. Rancangan elektroniknya persis seperti rancangan MA-9S2 monoblock amplifier yang pernah mendapat award the best sound. Penampilan fashion dan suara Marantz PM-15S2B memang memenuhi selera audiophile . Berkarakter high slew rate dan berdesis rendah. Memakai catu daya trafo toroidal dengan penapis kapasitor 20.000 uF. Berdaya keluaran 90 Watts x 2 (8 Ohm) dan fitur servo DC untuk tanggapan frekuensi rendah (bass) yang membahana. Ada masukan phono untuk MM.a

Yamaha A-S500

Integrated amplifier ini dirancang untuk mendapatkan ekspresi musik yang murni dengan kinerja yang tinggi. Dikombinasikan dengan rangkaian Top-ART dan casis alas ART. Terminal keluaran loudspeaker berlapis emas, menggunakan heatsink almunium pelepas panas yang berukuran besar dan dipasang di tengah amplifier. Fasilitas; variable loudness, koneksi: pure direct, tersedia dock iPod, daya keluaran 85 W x 2, Auto power on-off, Remote control, Knob volume via remote berputar sendiri (pakai motor).a

Mc Intosh MA275 Mc Intosh, nama sebuah pabrikan audio elektronik asal Amerika Serikat. Belum lama ini Mc Intosh merilis amplifier bertubuh tambun MA275. Seperti biasanya, amplifier ini juga berwajah klasik yang menjadi ciri khas Mc Intosh, panel depan berupa gelas kaca berwarna hijau tosca (hijau kebiruan) dengan petunjuk yang menyala seperti display neon box. Berdaya keluaran 2 x 75 Watts (8 Ohm) dengan komponen aktip berupa vacuum tube alias tabung hampa. Panel depan di hiasi sepasang meteran petunjuk besar daya keluaran. Keluaran beban loudspeaker bisa dipilih 2, 4, atau 8 Ohm. Lalu ada penata nada bass, treble dan Direct. Siap rangkaian phono MM.a

Onkyo A-5VL Rancangan amplifier yang slime line manis menawan. Sirkit penguatan yang efisien. Tersedia masukan untuk CD, tuner, dan turntable. Menggunakan DAC Burr Brown 192 kHz. 24 Bit. Daya keluaran : 2 x 45 W (8 Ohm), 2 x 90 W (4 Ohm). Damping factor: 60 (8 Ohm), sensitivity 2,4 mV / 50 k Ohm (untuk PH), 200 mV / 50 k Ohm (untuk CD). Tanggapan frekuensi 5 Hz – 60 kHz dan S/N 100 dB.a

Pioneer Elite A-35R

Pioneer Elite, ibarat Lexus Toyota yang memiliki citra rasa tinggi, berbeda dari produk umumnya. Beberapa teknologi yang diadopsi integrated amplifier Pioneer Elite A-35R antara lain: - Stabilizer keluaran 4 Ohm, - Disain low noise, - Daya keluaran : 45 W x 2 (8 Ohm), 65 W x 2 (4 Ohm) – Tanggapan frekuensi 20 Hz – 20 kHz, - Fasilitas tone control & loudness, - Phono EQ on/off, - Ada 6 masukan audio, - Keluaran headphone.a

audio video 14 September 2012


PENULIS

Budi Santoso

THEMA AMPLIFIER STEREO

PENGUAT DAYA TERINTEGRASI YANG EFISIEN

Dalam perjalanan sejarahnya, penguat daya elektronik atau yang lebih dikenal dengan istilah amplifier memang tak lepas dari perkembangan dunia broadcast yang sampai saat ini tetap sejalan sesuai dengan teknologi modern.

audio video 15 September 2012


A

mplifier merupakan rangkaian komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio, amplifier akan menguatkan signal suara yaitu memperkuat signal arus (I) dan tegangan (V) listrik dari inputnya menjadi arus listrik dan tengangan yang lebih besar (daya lebih besar) di bagian outputnya. Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan istilah gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi penguat frekuensi audio, gain power amplifier antara 20 kali sampai 100 kali dari signal input. Penguat audio pertama dibuat pada tahun 1906 oleh seorang pria bernama Lee De Forest yang ia beri nama Audion, dikemas dalam model amplifier tabung hampa triode, yang memiliki tiga elemen dan memiliki kemampuan menyesuaikan pergerakan elektron dari filamen ke pelat dan suara sehingga diciptakan.modulasi, dimana teknologi ini juga penting dalam penemuan radio AM pertama. Amplifier tabung adalah jenis penguat daya yang beroperasi pada tabung vakum atau katup. Dalam aplikasi audio, tabung masih sangat diminati oleh penggemar stereo atau Audiophile dan pengguna profesional. Sebuah penguat tabung sangat ideal untuk mendengarkan musik di rumah, karena mampu menghasilkan suara yang cenderung lebih alami dan hangat.

audio video 16 September 2012


Pada 1970-an, teknologi tabung digantikan oleh transistor silikon. Meskipun tabung tidak sepenuhnya dihapus, ini dapat dibuktikan oleh popularitas dari tabung sinar katoda, yang digunakan untuk aplikasi penguat daya yang tetap dapat diandalkan. Transistor memperkuat suara dengan mengubah tegangan input audio melalui penggunaan semikonduktor. Alasan untuk preferensi transistor diban-ding tabung adalah bahwa, transistor dapat berukuran lebih kecil dan lebih hemat energi. Selain itu juga lebih baik dalam mengurangi tingkat distorsi dan lebih murah untuk diproduksi. Kebanyakan jenis amplifier yang digunakan pada saat ini dianggap sebagai transistor solid state, seperti jenis transistor bipolar, yang memiliki tiga unsur terbuat dari bahan semikonduktor. Jenis lain dari penguat yang digunakan adalah MOSFET atau oksida logam semikonduktor transistor efek medan yang diciptakan oleh Julius Edgar Lilienfeld, pertama kali dikonseptualisasikan pada 1925 dan memiliki kedua aplikasi rangkaian digital dan analog. Meskipun amplifier solid state yang ditawarkan kenyamanan dan efisiensi, namun masih tidak bisa menghasilkan kualitas audio yang terbuat dari tabung. Secara umum, di pasaran ada beberapa kelas amplifier yang popular beredar diantaranya adalah : Amplifier kelas A, yaitu jenis amplifier yang mampu menghasilkan kualitas power suara paling baik, bersih dan natural, tetapi efisiensinya paling buruk yaitu sekitar 20 – 30% saja dan suhu kerjanya sangat tinggi. Dimensinya tak jauh beda dengan kelas AB. Contohnya bila amplifier

tersebut mengkonsumsi 100 watt dari listrik tapi hanya menghasilkan 30 watt di keluarannya, maka amplifier tersebut dianggap efisiensinya hanya 30%. Amplifier kelas B, dimana amplifier ini memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik dari amplifier kelas A, yaitu sekitar 50-60%. Dari kinerjanya, amplifier jenis ini terkesan cukup baik, karena walau cukup efisien, tapi hasil keluaran suaranya kurang baik, banyak mengandung distorsi. Amplifier kelas AB, Penguat jenis ini merupa-kan kombinasi dari dua tipe di atas, dimana sebagian besar amplifier yang beredar di pasaran berada di kelas ini. Teknologinya memang paling ideal untuk digunakan. Tingkat efisiensinya tinggi, sekitar 60%, dan hasil keluaran suaranya memiliki kualitas yang baik walaupun tidak sebaik kelas A. Tapi dengan perbandingan antara efisiensi, kualitas dan performa, amplifier kelas AB adalah yang terbaik. Amplifier kelas D merupakan amplifier yang sangat efisien dan tidak mudah panas, bahkan tingkat efisiensinya bisa mencapai 90%. Tapi karena teknologi yang digunakan lebih rumit, harganyapun juga lebih mahal. Jangkauan kerja amplifier ini hanya pada cakupan frekuensi tidak luas, sehingga cocok untuk digunakan untuk mendrive subwoofer.Amplifier Kelas H dan Kelas D Digital merupakan jenis amplifier yang serupa dengan kelas D, namun sudah mengalami perkembangan dari sisi teknologi hingga amplifier ini mampu bekerja pada bidang frekuensi dengan jangkauan yang sangat luas.a

Kebanyakan jenis amplifier yang digunakan pada saat ini dianggap sebagai transistor solid state, seperti jenis transistor bipolar, yang memiliki tiga unsur terbuat dari bahan semikonduktor. Jenis lain dari penguat yang digunakan adalah MOSFET atau oksida logam semikonduktor transistor efek medan yang diciptakan oleh Julius Edgar Lilienfeld, pertama kali dikonseptualisasikan pada 1925 dan memiliki kedua aplikasi rangkaian digital dan analog.

audio video 17 September 2012


PENULIS

REVIEW

David Susilo

DENON AVR-1513 Sekitar dua tahun yang lalu Denon baru saja merayakan hari ulang tahunnya yang ke 100. Denon dikenal sebagai audio kelas lumayan baik di Canada maupun di bagian dunia lainnya. Menyuguhkan barang mahal berkualitas tinggi tentu mudah, tapi bagaimana dengan suguhan etnry level-nya? Khan penggemar bioskop rumah bukan hanya monopoli orang kalangan berkocek super-tebal.

O

leh teman saya yang juga dealer Denon, saya dipinjamkan Denon AVR-1513 yang baru saja diluncurkan di Canada beberapa minggu yang lalu. Saya sengaja meminta receiver kelas entry level yang seharga entry-level Pioneer dan Yamaha, yaitu seharga sekitar US$250. Ketika membuka boks receiver Denon ini, betapa terkejutnya saya akan ringannya receiver ini. Malah dari kisi-kisi pendingin bisa dilihat bahwa catu daya-nya (transformer-nya) berukuran sangat kecil dengan kumparan yang sedikit. Penampilannya belum apa-apa sudah tidak meyakinkan. Memang, sih, receiver ini adalah receiver entry level, tapi mbok ya jangan dibuat berpenampilan kacangan dengan bahan faceplate plastik yang tampak murahan dan berkesan ringkih. Setidaknya kalau mau membuat tampilan sederhana, seharusnya dipilih bahan plastik yang tampak finishingnya lebih anggun. Hal ini khan merusak citra Denon sendiri. Colokan inputnya juga mengecewakan. Hanya ada 2 composite video dengan 4 HDMI dan 1 TOSLINK (TOShiba LINK) optical digital input serta 1 S/PDIF (Sony/Philiprs Digital InterFace) coaxial digital input. Tidak ada colokan USB untuk iPod Direct, hanya ada colokan 3.5mm stereo di panel depan. Colokan output speakernya juga mengecewakan.

Seluruh terminal speakers termasuk front channels hanya merupakan terminal clip dimana kabel 12 AWG hampir mustahil dicolokkan kesana. Kabel yang bisa digunakan dengan mudah harus berpenampang 14 AWG atau lebih kecil yang tentunya mempengaruhi kualitas suara secara negatif. Output power yang katanya 110 Watt per kanal juga mencurigakan karena penggunaan heat sink yang mini serta catu daya yang juga mini. Ternyata ketika di test, 110W hanya bisa dibangkitkan bila hanya satu kanal yang dihubungkan ke speaker 6 Ohm dan hanya menggunakan nada 1 kHz. Siapa yang mendengarkan audio dengan hanya mencolokkan satu kanal dan hanya dengan nada 1 kHz? Test lalu saya lanjutkan dengan white noise (20 Hz – 20 kHz), impedance 8 Ohm. Dengan satu speaker dinyalakan, daya keluaran receiveer ini langsung anjlok ke 72 Watt,. Dengan semua kanal dinyalakan, setelah 1 menit, daya yang dikeluarkan anjok ke 34 Watt saja. Membualnya koq tidak tanggung-tanggung? Dari 34 Watt bisa simsalabim menjadi 110 Watt!!! Sedihnya, kecurangan tidak berhenti disitu. Di spesifikasi dinyatakan bahwa HDMI-nya sudah 3D Ready serta Deep Colour Ready. Tetapi setelah menyambungkan receiver ini dengan Blu-ray player Pioneer BDP-LX55 yang di set ke 36-bit colour dan RGB 16-235 serta memutar Blu-ray 3D John Carter, ternyata receiver ini kadang memutuskan hubungan dengan Blu-ray

audio video 18 September 2012


player Pioneer BDPLX55 dibagian film yang sama. Blu-ray player saya rubah ke Panasonic DMPBDT500 dengan setting yang sama, hasilnya juga serupa. Begitu pula dengan Oppo BDP-95. Hanya ketika colour depth saya turunkan ke 24-bit baru bisa saya tonton bagian film itu dengan sempurna. Jadi meski receiver ini kompatibel dengan Deep Colour (36-bit) serta 3D, tetapi bila sinyal 3D-nya Deep Colour, sinyalnya kadang tidak “tembus”. Jadi pengguna harus memilih kesempurnaan warna atau 3D, tidak bisa dua-duanya digabung menjadi satu. Kekecewaan saya ditumpuk sekali lagi dengan sistim Audyssey yang tidak berguna. Sistim Audyssey harus saya akui tidak terlalu user friendly. Saya sendiri harus ikut training dan sertifikasi Audyssey Pro. Tapi sayangnya, akurasi Audyssey di receiver ini kacau balau. Speaker saya yang semuanya berukuran small oleh Audyssey dianggap Large. Mikrofon Audyssey yang saya sengaja letakkan dengan masing-masing jarak dari semua speaker berjarak 9 kaki dan subwoofer 10 kaki hasilnya berbeda dari jarak sesungguhnya. Untuk subwoofer dinyatakan bahwa subwoofernya berjarak 18 kaki dan speaker lainnya memilki kesalahan perhitungan otomatis sebanyak antara 30cm hingga 60cm. Jarak yang sangat jauh dalam kalkulasi akustik. Ditambah lagi hasil kalibrasi subwoofer yang terlalu bising setinggi 10 dB. Itu sih kelewatan sekali. Lebih baik tidak menggunakan Audyssey daripada ada Audyssey tapi kacau balau seperti itu. Awalnya saya kira ada error di receiver yang saya gunakan. Saya sampai kembali lagi ke toko dealer Denon tersebut dan mengganti unit saya dengan unit yang lain. Hasilnya sama juga. Saking penasarannya, pemilik toko meminta saya setting receiver itu di ruang demo milik beliau dengan receiver yang lain lagi (tapi model yang sama). Hasilnya? Tetap sama. Yaitu Audyssey kacau balau, HDMI yang tidak seperti yang dijanjikan serta output power yang sangat mini.

Boleh lah kalau receiver ini mau digunakan untuk ruangan berukuran kecil (misalnya 4m x 5m) dengan TV yang tidak lebih dari 42”. Tetapi buat apa membeli receiver ini bila saingannya dengan harga yang sangat mirip berkualitas jauh diatasnya? Seperti yang pembaca ketahui, rating uji coba saya selalu berdasarkan dari value sebuah produk. Jadi produk yang saya review sebagai buruk belum tentu value-nya buruk karena harganya memang sangat terjangkau. Sayangnya produk receiver Denon ini tidak termasuk dalam kategori yang saya sebut diatas. Dengan harga yang serupa, pembaca bisa membeli receiver Pioneer atau Yamaha dengan kualitas suara yang lebih baik, auto calibration yang lebih baik output power rating yang lebih jujur, HDMI yang berfungsi dengan mode 3D + 36-bit dan berpenampilan lebih agung. Dengan berat hati saya harus mengkatogerikan receiver Denon ini sebagai “NOT RECOMMENDED” dengan tendesi condong ke kategori “DO NOT BUY”. a

Awalnya saya kira ada error di receiver yang saya gunakan. Saya sampai kembali lagi ke toko dealer Denon tersebut dan mengganti unit saya dengan unit yang lain. Hasilnya sama juga. Saking penasarannya, pemilik toko meminta saya setting receiver itu di ruang demo milik beliau dengan receiver yang lain lagi (tapi model yang sama). Hasilnya? Tetap sama. Yaitu Audyssey kacau balau, HDMI yang tidak seperti yang dijanjikan serta output power yang sangat mini.

audio video 19 September 2012


PENULIS

RECEIVER 11.4-KANAL ONKYO TX-NR5010 DTS NEO:X sudah lama diluncurkan oleh pihak DTS ke pasaran, setidaknya sudah 3 tahun. Tetapi selama ini pula belum ada satu receiverpun yang mengaplikasikan sistim ini dengan komplit. Paling banyak receiver yang ada hanya menhasilkan 9 dan 11 kanal yang ada. Ini berarti pendengar hanya bisa memilih penambhana kanal lebar (width channel) atau kanal tinggi (height channel) tetapi tidak bisa mengaplikasikan keduanya sekaligus. Juga diberbagai receiver yang pernah saya uji coba, paling banyak kanal subwoofer yang ada hanya dua kanal terpisah padahal kalau mau betul-betul sempurna, diperlukan 4 kanal subwoofer terpisah (kalau hanya di-seri, tidak termasuk hitungan).

REVIEW

David Susilo

J

uni 27 2012 kemarin, Onkyo meluncurkan receiver mereka yang mengaplikasikan 11.4-kanal tipe TX-NR5010 yang juga menggunakan teknologi SimpleTap dari Cisco Linksys. Bukan saja receiver ini menjadi receiver pertama yang menggunakan sistim SimpleTap dan menaplikasikan DTS NEO:X dengan lengkap, tetapi receiver ini juga dilengkapi dengan sertifikasi THX Ultra 2 Plus yang cukup untuk menghasilkan suara reference sebesar 85 dB dengan peak 105 dB diruangan sebesar 86 meter kubik dengan jarak tonton ideal sejauh 3.5 meter. Tentu seperti Onkyo lainnya, receiver ini menggunakan sistim auto calibration Audyssey MultEQ XT32 serta Audyssey DSX. System Audyssey bukanlah sistim auto calibration favorit saya karena banyak sistim ini didasarkan dari sistim auto calibration ruangan berukuran sangat besar dengan posisi tempat duduk yang disarankan THX dimana jarak speaker terdekat ke telinga adalah 3 meter, sesuatu hal yang hampir mustahil terjadi diruang bioskop rumah pribadi.

Koneksi di receiver ini sangat menakjubkan. Untuk pertama kalinya saya melihat HDMI output untuk second zone, biasanya zona kedua hanya memiliki video output komponent analog dan bukannya HDMI. Belum lagi kita bisa melihat picture-in-picture dengan sistim “InstraPreview� di receiver ini. Total HDMI input ada 8 HDMI (di bagian belakang) plus 1 HDMI untuk dicolokan depan khusus untuk handphone maupun camcorder dan semua colokan HDMI kompatibel dengan 3D video. Hubungan Bluetooth-pun sudah diperbaiki dengan Bluetooth 3.0 yang bisa diupgrade menjadi aptX (lossless Bluetooth) dengan adapter yang dijual secara terpisah. Hal ini tidak menjadi masalah besar karena rata-rata player belum banyak yang menggunakan Bluetooth aptX. Sebelumnya saya sebutkan teknologi SimpleTap. Teknologi dari Cisco Linksys ini mempermudah sinkronisasi antara receiver dengan smart phone, tablet, peralatan DLNA sehingga networking receiver ini menjadi jauh lebih mudah daripada receiver-receiver manapun sebelumnya. Untuk audio processing, Onkyo seperti biasa menggunakan sistim VLSC untuk mengurangi level noise dan juga menggunakan DAC Burr Brown keluatan Texas Instrument dengan konstruksi Dual Differential yang bekerja dengan sistim multi-kanal mono (bukan stereo mode) sehingga crosstalk 100% bisa dihilangkan dan dynamic range naik setinggi 50%. Sayang, Onkyo masih menggunakan PLL Jitter Cleaning (pembersih jitter data) dan belum meng-

audio video 20 September 2012


Untuk video processing, Onkyo menggunakan video processor dual-core yang pertama didunia dengan menggandakan chip HQV VIDA VHD1900 dengan Marvell QDEO Kyoto II yang bisa menhasilkan Ultra High Definition dengan resolusi 2000 x 4000 pixel. Ditambah lagi, setiap video input bisa dikalibrasi oleh teknisi ISF maupun THX Video Professional sehingga tampilan video menjadi lebih akurat dan natural. Build quality receiver ini juga sangat mencengangkan. Ketika panel atas dibuka, terlihat jelas Toroidal Transformer ukuran raksasa yang diletakkan di daerah yang terisolasi sehingga tidak akan terjadi interferensi EMI maupun RFI. Sesudah itu, ada lagi dua buah transformer terpisah yang tujuannya satu khusus untuk audio processing dan satu lagi khusus untuk video processing. Sampai terminal speaker maupun colokan audio videonya semuanya kokoh karena chassis yang terbuat dari bahan aluminum yang relatif tebal. Harga receiver ini memang mahal (US$3000), tetapi dengan fitur dan kualitas setinggi dari hasil uji coba saya selama seminggu penuh menonton dan mendengarkan musik total sekitar 100 jam, saya hanya bisa menggelengkan kepala... “ngapain orang beli receiver $10,000-an kalau receiver $3,000 sudah bisa seperti ini�.a

gunakan buffer sehingga jitter bisa dihilangkan secara total seperti sistim PQLS-nya Pioneer. Tetapi bagaimanapun juga dari hasil dengan berbagai sumber musik dari berbagai genre termasuk pop, klasik, rock, jazz, serta heavy metal, PLL Jitter Cleaning bisa saya nyatakan sebagai sistim yang cukup efektif. Sangat efektif, malah. Amplifikasi signal audio tidak langsung diteruskan ke power amp tetapi melalui Three-Stage Inverted Darlington Circuitry, dengan array triple transistor yang mengurangi distorsi input secara drastis sehingga output signal bisa lebih di “dorong� tanpa mengaplifikasi cacat/distorsi bawaan dari signal aslinya.

Bukan saja receiver ini menjadi receiver pertama yang menggunakan sistim SimpleTap dan menaplikasikan DTS NEO:X dengan lengkap, tetapi receiver ini juga dilengkapi dengan sertifikasi THX Ultra 2 Plus yang cukup untuk menghasilkan suara reference sebesar 85 dB dengan peak 105 dB diruangan sebesar 86 meter kubik dengan jarak tonton ideal sejauh 3.5 meter.

audio video 21 September 2012


PENULIS

REVIEW

David Susilo

SAMSUNG 64” SERI 8000 Setelah introduksi Pioneer Kuro, saya langsung berubah kubu dari LCD ke plasma. Hingga detik ini pun Pioneer Kuro Plasma tetap dianggap sebagai de-facto standard dimana semua TV dibandingkan performanya berdasarkan Pioneer Kuro Plasma baik model PRO-1150HD (Kuro I) maupun PRO-111HD (Kuro II).

A

pakah mereka sebegitu sempurnanya? Tidak, tetapi kedua TV tersebut merupakan TV nomor satu (Kuro II) dan nomor dua terbaik (Kuro I) didunia hingga saat ini juga. Karena saya memiliki kedua generasi Kuro tersebut, saya selalu mencaricari TV pengganti kalau-kalau saja kedua TV saya itu rusak.

SERI 8000 SECARA GENERAL

Buku manual seri 8000 ini sangat minim. Seperti Sony dan Panasonic, manualnya ada berupa online yang membuat pembaca manual harus membuka komputer untuk membaca manualnya. Dari segi input, TV ini memiliki banyak HDMI input dengan input komponen serta komposit yang menggunakan adapter khusus (adapternya included in the box). Penggunaan adapter ini sangatlah baik karena saya bisa menggunakan kabel highend tanpa perlu takut merusak colokan pada bodi TV seperti layaknya TV merek-merek lain yang rentan rusak. Menurut manual, input ini hanya bisa menerima signal 720p tetapi setelah diuji coba, input ini masih bisa meneri-

ma signal 1080i dari cable TV maupun AppleTV generasi 1 dan 3 (Apple TV generasi 2 memiliki maksimum output hanya di 720p. Seperti biasa, TV ini datang dengan empat preset gambar yaitu “Dynamic”, “Normal”, “Standard” (di negara tertentu dinamai “Relax”) serta “Movie”. Dua pilihan pertama sangat tidak bisa dipakai karena terlalu bright, warna menor serta memperpendek umur televisi dan merusak mata. Jadi pilihan ketiga (Standard/Natural/Relax, tergantung TV ini dibeli dinegara mana) cukup bisa diterima untuk menonton diruangan terang dan movie untuk menonton film macam blu-ray maupun DVD. Saya pribadi menggunakan movie mode untuk semua tayangan gambar. Tanp sebelumnya saya kalibrasi, movie mode cukup mencengangkan baiknya. Discovery World HD dan Travel + Escape HD channels terlihat natural nyaris tanpa kesan berlebihan (sedikit red push, tetapi ini normal untuk TV yang belum dikalibrasi). Black cukup mencengangkan dan warna sangat “keluar” nyaris tiga dimensi. Menonton film Tron Legaxy 3D serta Kung

audio video 22 September 2012


Fu Panda 3D juga saya terkagum-kagum akan TV relatif murah dan sangat meriah ini.

OBSERVASI MENDETIL

Menu setting TV ini juga sangat mengagumkan. Advanced Option-nya sangatlah Advanced dengan Color Management System yang akurat dan komplit hampir tidak pernah ditemukan pada TV dengan level harga serendah ini. Kontrol Gamut Wanra (Color Gamut Control) bisa di koreksi dan di-save untuk setiap input yang berbeda. Selayaknya TV high-end, Samsung memberi pilihan untuk para kalibrator untuk mengkalibrasi sistim 2-point maupun 10-point seperti di TV Sharp Elite seharga dua kali lipatnya. Dengan ini kalibrator THX dan ISF tulen bisa mengkalibrasi dua titik, lalu fine-tuning dengan 10-point adjustments. Setelah dikalibrasi total, televisi ini menghasilkan gamma 2.18, sangat dekat dengan REC 709 standard gamma 2.2 yang dipegang teguh oleh THX dan ISF. Akurasi warna juga nyaris flat di titik D65. Malah hanya dengan memilih temperatur warna Warm 2 dan dikalibrasi dengan sistim 2-point saja warnanya sudah cukup flat. Hanya ada satu televisi masa sekarang ini yang bisa menyaingi akurasi televisi plasma seri 8000. Ditambah lagi brightness TV ini secara total mengikuti standar brightness SMPTE (Society of Motion Picture and Television Engineers) yang berada dikisaran 30 foot-Lambert serta 16 foot-Lambert pada tayangan 3D. Biasanya saya tidak suka menggunakan settingan “auto contrast”. Tetapi untuk TV ini, penggunaan Dynamic Contrast di setting LOW sangat membantu performa black level. Tetapi kontrol otomatis lainnya seperti “Black Tone”, “Flesh Tone”, “Edge Enhancement” saya matikan semua karena bukannya memperbaiki gambar malah merusak kualitas gambar. Juga setting “Cinema Smooth” harus digunakan karena pada saat memutar blu-ray (yang biasanya direkam dengan 24 frame-per-detik) TV ini tidak mengubahnya menjadi 50/6-Hz tetapi melipatgandakan ke 96 Hz. Sesuatu hal positif yang hingga sekarang baru digunakan oleh Pioneer

Kuro. Dengan menggunakan setting ini, judder bisa dibilang tidak kelihatan sama sekali dengan menggunakan 4:4 pulldown dimana tiap frame ditayangkan sebanyak empat kali.

DESIGN

Tidak seperti TV rata-rata, bila dimatikan TV ini masih kelihatan cantik dengan bezel titanium berwarna gelap. Kaca TV seperti layaknya kaca TV plasma dan LED/LCD kelas tinggi berkesan glossy, tetapi jangan salah. Samsung menggunakan Real Black Pro coating dimana lapisan ini justru menyerap reflaksi sinar sehingga bila ada sumber sinar dibelakan penonton, tidak akan terlalu menggangu konsentrasi menonton. Televisi ini juga menggunakan tekonologi Bluetooth untuk kacamata 3D-nya sehingga bila kita menengok diluar layar, kacamata 3D-nya tidak akan kehilangan data sinkronisasi dengan film yang diputar. Didalam paket TV ini Samsung menyediakan dua pasang kacamata 3D yang tidak bisa di charge ulang (tetapi menggunakan batere kancing) yang bisa tahan untuk menonton sekitar 100 film. Kalau mau beli kacamata tambahannya hanya berharga US$30 (non-recahrgeable, harus ganti batere setiap sekitar 250 jam) atau US$60 (rechargeable, harus di charge ulang kira-kira 10 menit untuk menonton 2 atau 3 film).

KEKURANGAN

Tentu kita tidak bisa mengharapkan kesempurnaan untuk TV seharga ini. Lah TV Kuro II saja yang seharga US$7000 tidak sempurna koq. Black-level masih tidak sebaik Kuro II maupun Kuro I. Black level-nya malah sedikit crushing sehingga shadow detail tidak terlalu baik meski setelah dikalibrasi. Tetapi kembali lagi harus diingat bahwa TV ini dibawah separuh harga Kuro I dan II. Kuro, which is still the de-facto standard in 2D picture quality. Jadi untuk berbagai fitur macam SmartHUB dengan processor dual-core dan fitur kalibrasi lainnya, saya memberi skor 10 dari 10 dan untuk kualitas gambar (perhitungan objektif) saya hanya bisa memberikan 8 dari 10.a

audio video 23 September 2012


PENULIS

SONY MDR-7502PROFESSIONAL, SEMAKIN MUDAH DITEMUI

Kabar baik bagi para pekerja di dunia audio, kini semakin banyak pilihan headphone professional untuk anda pilih menemani profesimu. Sony MDR-7502 kini telah dijual resmi di Indonesia, tidak perlu titip teman, beli online di situs jual beli luar negeri, dan yang paling penting pelayanan purna jual yang memadai, karena sekarang PT. Sony Indonesia telah menjual seri headphone professional mereka melalui beberapa distributornya di Indonesia.

REVIEW

Bara Adhyaksa

C

ukup beruntung bagi saya mengenal beberapa orang Sony sehingga di beri kesempatan untuk mereview produk ini terlebih dahulu sebelum dijual di pasaran. Terakhir mencoba headphone professional Sony milik teman saya, seorang sound engineer yang menggunakan Sony MDR-7506 untuk bekerja. Sony MDR-7502 ini memiliki bentuk fisik yang lebih kecil di banding dua saudara professionalnya MDR-7506 dan MDR7510, bentuk earcup yang bulat dengan petunjuk warna klasik merah untuk telinga kanan, dan biru untuk telinga kiri, warna hitam dengan logo professional di earcup, headphone bertipe closed on ear ini bisa dikatakan di buat dengan baik oleh Sony. Karet pada headband membuat headphone ini tidak sakit di ubun-ubun kepala ketika di pakai, untuk mengatur besar kecil diameter headphone pada kepala, terdapat rangka besi PRODUK didalamnya yang menambah keyakinan saya akan keawetan Sony MDR-7502Professional produk ini. Agak menjepit telinga ketika di pakai (mungkin KONTAK karena masih baru) earcup yang pas seukuran telinga ini www.jualheadphone.com memberi noise isolation pasif yang sangat baik terhadap suara dari lingkungan sekitar, ketika mengenakan headphone SPESIFIKASI ini, beberapa kali rekan kerja saya sampai mencolek pung� Headphone Type gung saya karena saya tidak mendengar panggilan mereka. Dynamic, closed Kualitas busa dengan lapisan sintetis pada earpad � Magnet Type Neokualitasnya agak meragukan, hanya waktu yang bisa mendymium � Driver Size 30.0 mm jawabnya, karena bahannya 99% mirip dengan earpad pada � Frequency Response Sennie HD 202 yang dengan penggunaan rutin hanya bisa 60-16kHz bertahan 4-6 bulan saja sebelum mulai mengelupas, harapan � Impedance 24 Ohms saya Sony menyediakan aksesoris earpad ini yang di jual � Sensitivity 102 dB/mW terpisah untuk cadangan agar bisa di ganti sendiri sewaktu� Power Handling 500mW waktu. � Plug Type

Gold, Stereo Unimatch plug 1/4” and 1/8” � Cord Length 6.5 ft � Weight 5.1 oz.

KUALITAS SUARA

Dengan headphone yang masih “mentah” suaranya cukup flat khas headphone monitoring, bass nya tipis walau

tidak setipis headphone consumer mereka Sony ZX100. Agak disayangkan suaranya cenderung sepi, tidak megah dan agak terdengar seperti speaker mono. Setelah di pakai lebih dari 18 jam, karakternya mulai terbentuk, bass mulai bulat dan menebal dibanding ketika pertama kali, suara midrange yang terasa sekali di boost untuk memberikan konsentrasi pendengaran dimana sebagian besar frekuensi vokal dan instrumen musik berada.Untuk pemakaian casual, headphone ini cukup untuk memenuhi ekspektasi penikmat audio, dengan kabel oxygen free yang di klaim dapat menghantarkan lebih baik, gold plated jack berukuran 3,5mm dan adaptor 6,3mm sudah jelas pemakaiannya memadai kebutuhan professional. Dengan impedance yang kecil, headphone ini cocok dengan pemutar portable untuk hari-hari mu, walaupun kabel yang panjang agak menyulitkan karena gulungannya harus bisa disembunyikan di saku celana. Bagaimana untuk kebutuhan professional ? secara jujur saya bilang, ada beberapa headphone consumer yang kualitasnya lebih baik dari MDR-7502, bisa dipahami karena harga headphone ini sangat ekonomis untuk seri professional dan headphone ini masih di bawah standar headphone professional, pada saat saya membuat tulisan ini, belum ada rilis resmi harga end user untuk tipe ini di Indonesia, dugaan saya tidak jauh dari harga Rp.500.000 – Rp.600.000an, namun jika anda benar-benar professional saya sarankan untuk membeli MDR-7506.a Direkomendasikan karena : Harganya yang murah cocok untuk bujet monitoring minim atau penggunaan rumahan, potong kabelnya menjadi 1,2m dan headphone ini keren di pakai sehari-hari. Kualitas bahan yang baik bisa dipakai untuk jangka waktu yang lama. Tidak direkomendasikan karena : Kualitasnya masih di bawah standar headphone professional.

audio video 24 September 2012


PENULIS

Budi Santoso

TEST

GENETIC CABLE KABEL LOUDSPEAKER YANG TRANSPARAN Peran kabel loudspeaker menjadi sangat penting, ketika kita menggunakan perangkat audio yang masuk dalam jajaran kelas Audiiphile. Mestinya kabel buatan Genetic akan menjadi solusi terbaik untuk mendampingi loudspeaker milik Anda.

G

enetic merupakan salah satu kabel audio,khususnya kabel speaker yang dikemas untuk sistem audio high end dengan spesifikasi yang diracik secara akurat, sehingga mampu menghasilkan kualitas kabel dengan performa yang optimal. Sebagai merek yang tergolong cukup baru, Genetic telah meluncurkan jenis kabel speaker yang dilihat dari tampilannya memang rapi, baik dari penampang kabel yang menggunakan bahan serat anyaman, serta pelindung kabel yang kokoh namun fleksibel, sehingga memiliki kelenturan yang baik saat diaplikasikan. Kabel Genetic kali ini didukung oleh bahan baku kabel yang terdiri dari campuran 70 persen tembaga murni, dan 30 persen silver.

PENGUJIAN

Saat pengujian, kami didukung oleh CD player dan amplifier Audiolab dari seri 8200 yang dipadu dengan loudspeaker Mission Elegante E83, dimana untuk pengujian awal, kami gunakan jenis kabel speaker buatan lokal yang juga sudah cukup terkenal. Hasil

pengujian ini, kami disuguhkan penampilan suara dengan karakter instrumen musik yang cukup baik, dimana detil bas terdengar solid, hanya saja pada bagian mid low dan midhi-nya terkesan tumpul. Dinamika musik dari Chai Ching pada saat pengujian memang tersaji dengan cukuk gesit, walau ada bagian instrumen musik yang layernya agak sedikit bercampur, sehingga panorama panggung agak sedikit terganggu. Untuk mengobati penasaran, kami langsung ganti kabel speakernya dengan Genetic yang sudah memasuki setengah masa breakin. Hasil uji dengan lagu yang sama, ternyata memang cukup terasa bedanya, dimana genjotan bas terdengar lebih solid, bahkan untuk repro vokal memiliki bobot yang baik Musikalitas yang dihasilkan juga menjadi sebuah sajian yang mengesankan, karena Genetic mampu menampilkan panorama panggung yang lebih dalam dengan layer yang jelas, bahkan tingkat kegesitan dari mid low dan midbas sangat membantu meningkatkan performa musik, sehingga diperoleh tonal balance yang apik dan tidak timpang.a

audio video 25 September 2012

PRODUK Genetic Cable

KONTAK Center Audio 021-99886633 021-54350698


PENULIS

TEST

Budi Santoso

PRODUK Cayin A-55T

KONTAK 021-70696118

SPESIFIKASI �

� �

� � � �

� �

CAYIN A-55T AMPLIFIER TABUNG TERINTEGRASI

Tanggapan frekuensi : 10 Hz - 50 kHz (± 1.5 dB) Total harmonic distortion (THD) : 1 % (1 kHz) Rasio S/N : 89 dB Input Impedance : 100 kOhm Vacuum tube : 4x KT88, 2x 12AU7, 2x 12AX7 Maraknya sistem home theater bukan berarti sistem stereo menjadi mati, Dimensi W x H x D : 350 x 185 x 300 mm karena para Audiophile masih tetap eksis, sehingga masih banyak pula Bobot : 13 kg Input Terminals : CD, amplifier stereo yang dibuat untuk kebutuhan sistem audio dua kanal alias Aux 1, Aux 2, Tuner stereo system. Sensitivitas : 370 mV Impedansi keluaran : 4 Cayin A55-T adalah salah satu model gaya tradisional ali ini tim AVI menyambangi butik Audio 2000 Ohm, 8 Ohm menggunakan line-up yang sudah terkenal, yaitu empat untuk mencoba beberapa produk terbarunya, Daya keluaran : 2 x tabung KT88, ditambah dua ECC82 dan ECC83. Seperti termasuk produk buatan Cayin yang berupa 40 Watt @ 8 Ohm kebanyakan amplifier pentoda / tetrode, produk yang satu amplifier berbasis tabung atau vacuum tube. (Ultralinear),2 x 18 Watt @ 8 Ohm (Triode) ini memiliki pilihan mode operasional: ultralinear atau Cayin adalah salah satu brand dari Zuhai Spark, yaitu Konsumsi daya : 280 perusahaan asal Cina yang khusus dalam merancang dan triode, ini dipilih melalui remote control (switch panel ). Watt Pilihan mode tersebut memberikan fleksibilitas dalam hal manufaktur high-end amplifier dan peralatan audio lainnya.

K

audio video 26 September 2012


daya keluaran, yaitu 40 watt yang ditawarkan dalam mode ultralinear, tetapi hanya 18 watt dalam mode triode. Cayin A-55T adalah versi lebih kuat daya keluarannya dibanding A-50T yang juga masih besutan Cayyin, dimana mampu memberi tambahan 5 watt. Jika dilihat dari penampilannya, Cayin A55-T memang memiliki desain klasik, dimana dari tata letak komponen seperti tranformer yang tetap berada di belakan komponen tabung, sedangkan untuk sistem koneksi di panel bagian belakang, akan terlihat 4 pasang jalur masukan model RCA serta 6 konektor untuk jalur loudspeaker, dimana dapat memilih terminal yang diinginkan sesuai dengan impedansi dari loudspeaker, diamana tersedia untuk 4 ohm dan 8 ohm.

PENGUJIAN

Pada pengujian Cayin A-55T yang dilakukan di butik Audio 2000, telah disiapkan mesin player NAD dan loudspeaker PSB Synchrony dalam salah satu ruang dengar khusus audio yang ada di butik tersebut Untuk sistem audio kali ini, memang terkesan memadu unsur digital dan analog, dimana untuk mesin sourcenya tetap menggunakan jenis CD player dengan koneksi RCA. Dan untuk pengujian ini kami mencoba beberapa album CD. Dalam penyajian musik dari album musik dari Diana Krall dengan dominasi instrumen

akustik ternyata mampu dihadirkan dengan nada-nada yang natural, termasuk performa transparansinya tersaji detil, sehingga alunan musik terasa hangat, sehingga terkesan musik lebih terasa hidup. Ini dapat dibuktikan saat pemainan akustik piano Diana Krall yang berpadu dengan alunan vokal yang disuguhkan, ternyata mampu disuguhkan dengan performa yang berbobot , sehingga tingkat akurasi dari setiap ketukan tuts piano tersalur mulus tidak terdapat kolorasi yang biasanya sering terjadi.a

audio video 27 September 2012


PENULIS

NAD C356BEE INTEGRATED AMPLIFIER

TEST

Budi Santoso

Amplifier stereo terintegrasi besutan NAD kali ini adalah salah satu produk terbaru persembahan dengan penampilan yang elegan dan tetap mempertahankan konsep desain yang tidak banyak berubah sehingga tetap menjadi ciri khas dari produk NAD.

M

elihat tampilan amplifier NAD C356BEE memang tekesan cukup sederhana, namun itulah ciri khas NAD dalam setiap produk yang diluncurkan dari C series ini yang ratarata didukung oleh desain dan warna casing tidak berubah dari tahun ke tahun. NAD C356BEE dirancang sebagai amplifier stereo yang mampu memberikan daya keluaran keluaran sebesar 80 watt per kanal serta ditunjang lima line-level input dan 4 output, termasuk untuk jalur terminal speaker untuk dua pasang (speaker A/B), sedangkan pada bagian depan terdapat jalur untuk headphone, dipadu dengan kontrol volume model motorized yang lembut untuk pengaturannya. Selain didiesain sebagai amplifier stereo yang terintegrasi, NAD C356BEE, juga menyediakan fasilitas keluaran

pre-out untuk memanfaatkan fungsi preamplifier dan power amplifier sistem terpisah, dimana dengan fungsi tone control yang dilengkapi dengan pengaturan bass dan treble.

PENGUJIAN

Pada saat pengujian, kami menggunakan mesin source NAD T-567 yang didukung oleh sepasang loudspeaker PSB

PRODUK NAD C356BEE

KONTAK 021-70696118

SPESIFIKASI Daya keluaran : 2 x 80 watt � Tanggapan frekuensi : 20Hz-20kHz � THD : 0.005% � rasio S/N : 101 dB � Kanal separasi : 80dB � Crosstalk : 80dB � Dimensi : 435x131x337 mm � Bobot : 8,7 kg; Kontak : Audio 2000 �

audio video 28 September 2012


Synchrony two, di sini rasakan memang sebuah hasil kolaborasi yang tidak jomplang alias seimbang. Dengan hasil kolaborasi di atas, kami mendapati performa suara yang mampu memberikan panorama panggung yang megah, sehingga sajian musik yang kami coba dari album lawas dari Chai Ching terasa sangat hangat dan fimiliar, dimana NAD C356BEE dapat memberi kualitas audio yang lebih dari cukup untuk menghandle loudspeaker model tower tanpa kedodoran, bahkan untuk beberapa alunan musik yang dinamis, ternyata mamupu direspon dengan gesit. Kualitas vokal, walau semuanya beraroma digital, ternyata tanpa kami perkirakan sebelumnya , karena mampu menampilkan bobot vokal yang tebal dengan tingkat musikalitas yang baik sehingga kami simpulkan jika kualitas midbas sampai hi tetap nyaman di telinga. Dari hasil pengujian ini, membuktikan bahwa performa dari NAD C356BEE memang tidak diragukan lagi, karena memiliki reproduksi bass sangat enerjik. Bunyi petikan bass stabil dan besar dan

memberi hentakan pada bass drum dan tom yang gesit, diman performa amplifier tetap dalam kendali walau sempat kami geber. Jika Anda ingin mencari sebuah amplifier yang mampu diandalkan dalam mengontrol loudspeaker dengan tingkat akurasi yang tinggi, NAD C356BEE patut dilirik, karena amplifier ini ini juga ditopang oleh kekuatan daya amplifier yang tidak kedodoran atau kehabisan nafas, bahkan kami yakin amplifier ini masih tetap anteng untuk mendrive loudspeaker berukuran besar.a

Dari hasil pengujian ini, membuktikan bahwa performa dari NAD C356BEE memang tidak diragukan lagi, karena memiliki reproduksi bass sangat enerjik. Bunyi petikan bass stabil dan besar dan memberi hentakan pada bass drum dan tom yang gesit, diman performa amplifier tetap dalam kendali walau sempat kami geber.

audio video 29 September 2012


PENULIS

Budi Santoso

TEST

PIONEER BDP-330 Sejak diperkenalkan jenis player jenis Blu-ray, Pioneer memang sudah cukup banyak meluncurkan berbagai model, dari kelas atas bahkan sampai pada kelas entry level, seperti pada seri BDP-330 yang kini masuk lab AVI untuk siap dilakukan test performanya.

M

engusung brand yang menghasilkan berbagai jenis player yang sangat terkenal di Indonesia, Pioneer memang cukup melekat di hati masyarakat, khususnya produk pemutar blu-ray seri BDP-330 yang didukung fitur-fitur mumpuni. Jika melihat tampilan blu-ray player yang satu ini, memang terkesan elegan, dimana seluruh casing terbalut warna hitam dengan kontur yang mengkilap, bahkan kami tidak melihat adanya tombol-tombol yang biasanya tersembul di bagian panel depan dari sebuah mesin player, kecuali sebuah tombol “power”, walau terdapat pula tombol lain PRODUK yang tidak terlalu kentara. Dengan model trayer model sliding yang umum, PioPioneer BDP-330 neer BDP-330 juga menyediakan port USB, baik yang ada KONTAK Kontak : 021-6321946/47 di bagian panel depan maupun satu lagi berada dibagian panel belakang sebagai jalur koneksi untuk memainkan SPESIFIKASI format audio dari memori eksternal. Wireless LAN Optional Untuk fasilitas jalur keluaran produk Pioneer ini, ter� iControlAV iPhone Apdapat jalur Video Component dan HDMI, walaupun begitu plication Compatible untuk jalur video komposit tetap disediakan. Bahkan untuk � Video Signal D/A Converter 148.5MHz / koneksi internet, BDP-330 juga menyediakan jalur LAN. Dan untuk jalur audio lainnya, terdapat jalur keluaran stereo 12-bit AVCHD Discs RCA dan sebuah keluaran audio digital optical. � JPEG

Playback (USB, DVD, CD) � MP3 � MPEG-2 AAC F itur Video � Deep Colour 36-bit Terminals � 1 x HDMI, 1 x Ethernet, 1 x Component out, 1 x Optical out, 2ch Analogue Audio out, 1 x Composite out, 2 x USB (Front & Rear) HD Audio � Dolby TrueHD, DTS-HD Master Audio, DTS-HD High Resolution Audio � Dimensi (W x H x D) : 420 x 68 x 228 mm � Bobot : 2,5 kg

player ini juga tidak mengecewakan, termasuk upscaling pada model resolusi 1080. Melihat kualitas gambar video yang dihadirkan BDP330, tersalur hasil akurasi warna yang sangat cukup matang, sehingga tampilan pada TV LCD Sony dapat memanjakan mata kami, dimana kepekatan warna yang tersaji solid serta memiliki skin tone yang alami. Hanya saja sayangnya pada saat kami menguji Pioneer BDP-330 melalui fasilitas port USB yang disediakan, ternyata hanya dapat membaca beberapat jenis format audio saja, sementara untuk format video tidak disediakan, dan untuk akses pembacaan pada flashdisk terbilang tidak lelet, bahkan setiap folder dapat dibuka, walau tidak setiap file dapat tertampil, kecuali yang kompatibel. Dari hasil uji coba pada Pioneer BDP-330, selain kompatibilitas dengan format DVD yang berjalan dengan mulus, terbukti kemampuan untuk mengakses berbagai format audiotergolong mumpuni, dan dengan hasil kualitas suara yang baik. Sebagai primadonanya, tentu pada saat memutar piringan blu-ray, player ini memang menampilkan performa yang prima.a

PENGUJIAN

Pada saat pengujian, kami menggunakan TV LCD Sony yang memiliki resolusi fullHD 1080p, dengan koneksi AV menggunakan kabel HDMI. Setelah semua tersetting dengan baik, kami mencoba beberapa cakram format blu-ray, dan salah satunya adalah Demonstration Disc buatan DTS. Dari hasil uji reading disc, hasilnya lumayan cepat, sehingga kami dapat langsung disuguhkan menu dengan cepat, bahkan kompatibilitas dengan menggunakan piringan DVD,

audio video 30 September 2012


PENULIS

Budi Santoso

Mendengar nama Myryad mungkin sudah tidak asing lagi di telinga para Audiophile, terutama bagi pemain lama yang sampai saat ini masih eksis. Kali Myryad kembali hadir dengan kekuatan baru dan dan desain yang juga tergolong fresh.

S

aat kami berkunjung ke butik British Audio yang ada di salah satu blok Mangga Dua Mall - Jakarta, kami cukup tertegun dengan salah satu produk yang ada di bagian etalase. Produk tersebut tidak lain adalah amplifier buatan Myryad yang cukup lama tim AVi tak menjumpainya. Setelah kami amati, ternyata amplifier tersebut merupakan salah satu produk terbaru dari Myryad yang kini hadir dalam performa yang mengesankan, dimana konsep desain tetap dipertahankan, namun dengan tampilan casing yang berwarna silver dengan kontur serat yang dipadu dengan “aroma” tombol dan knop berwarna hitam, sehingga terkesan elegan. Amplifier Myryad Z142 dengan rangkaian terintegrasi ini memiliki enam jalur masukan, termasuk loop tape monitor, jack headphone, dan MM pre-amp phono. Sementara amplifier ini telah built-in rangkaian sirkuit Myryad DC5 yang memiliki konfigurasi dengan 7 power regulator terpisah untuk supply daya agar menjamin kualitas suara yang bersih dan natural.

PENGUJIAN

Saat pengujian Myryad Z142, kami menggunakan CD player Myryad Z114 dan loudspeaker Misson seri Elegante, dimana untuk perkabelannya kami juga disiapkan dari interkonek Ecosse. Hasil uji dengar membtuktikan bahwa musik yang ditampilkan tidak ada kesan musik digital , bahkan karakter vokal terdengar sangat berbobot, dimana vokal Chie Ayado dengan aksen Negronya tersaji detil sampai pada efek

TEST

MYRYAD Z142 STEREO AMPLIFIER PERFORMA “OPEN”

vibrasi yang dihadirkan secara natural. Selain itu, bunyi dari instrumen musik dari rekaman CD di atas memiliki kadar musikalitas yang mumpuni, sehingga kami sangat dimanjakan dengan setiap permainan sajian instrumen akustik, seperti gitar dan drum yang sangat familiar. Stereo image yang ditampilkan terkesan juga terkesan luas dan stabil, sehingga diperoleh soundstaging yang memiliki tingkat kedalaman yang cukup baik. Dari hasil pengujian yang kami lakukan, terbukti jika amplifier Myryad Z142, pengoperasiannya tergolong mudah, bahkan tidak memerlukan setting audio melalui tone control, karena hanya ditopang pengatur gain tunggal melalui fasilitas knop vulume. Sedangkan kualitas suara yang ditampilkan, tentunya menjadi salah point plus yang mampu memberikan kenyamanan dengar, karena dapat menyuguhkan sajian musik yang natural dan bersih, bahkan cenderung open.a

Dari hasil pengujian yang kami lakukan, terbukti jika amplifier Myryad Z142, pengoperasiannya tergolong mudah, bahkan tidak memerlukan setting audio melalui tone control, karena hanya ditopang pengatur gain tunggal melalui fasilitas knop vulume.

audio video 31 September 2012

PRODUK Myryad Z142

KONTAK 021-62317288

SPESIFIKASI � Daya

keluaran : 2 x 50 watt (8 ohm). � Jalur masukan : Tape1, Tape2, CD, DVD, Tuner, Phono. � Rasio S/N : 102 dB � Sensitivitas masukan : � 250 mV � Tanggapan frekuensi : 20 - 20.000 Hz � Dimensi : 436 x 78 x 316 mm Bobot : 6,7 kg


PENULIS

TEST

Wisnu Wijaya

CD PLAYER REGA SATURN

STEREO AMPLIFIER REGA ELICIT Memilih pasangan player dan amplifier untuk suatu perangkat hi-end, tidak terlalu mudah dilakukan, banyak faktor yang berperan. Namun kalau keduanya sudah satu pabrik, tentu sudah melalui banyak tahap dari sang perancang, sehingga yang disebut“match pair”, bukan menjadi urusan konsumen lagi.

PRODUK Rega Saturn

KONTAK 021-6019348 / 021-62303974 SPESIFIKASI � Laser

: Semiconductor laser � Wavelength : 780nm Line Output Maximum � Level : 2V (load impedance minimum 10k?) Digital Output Maximum � Level : 0.5V (load impedance 75?) � Digital Sampling Frequency : 44.1kHz � Mains Voltages : 230V (minimum 190V maximum 250V) @ 50/60Hz 115V (minimum 95V maximum 125V) @ 50/60Hz � Power Consumption : 14W � Dimensions : 435Wx100Hx270D

K

ali ini kami mengunjungi suatu butik audio “hi-end” di kawasan Mangga Dua yang terkenal, Excellent namanya. Sejujurnya saya belum diberi informasi dari Pemred Majalah Audio Video, mengenai produk yang akan di uji coba. Ibaratnya saya ikut main dalam reality show “Akhirnya Datang Juga” yang sekarang sudah tidak ditayangkan lagi di televisi. Harapan saya tentunya yang akan di uji coba adalah suatu produk hi-end yang berkelas yang mempunyai kualitas yang baik. Setelah berbincang-bincang dengan Pak Charlie, sementara perangkat yang akan di uji coba di setting. Akhirnya datang juga, eh, bukan, akhirnya kami masuk ke dalam, ke ruang di mana merupakan tempat untuk melakukan uji coba. Harapan saya terkabul, perangkat yang dipasang adalah Rega Saturn untuk CD player dan Rega Elicit sebagai stereo amplifiernya. Produk ini bukan hanya produk hi-end kelas atas, yang masih dibuat di negara asalnya yaitu negara Inggris yang kerap disingkat “UK” saja. Tapi merek Rega ini punya hubungan “sangat baik” dengan kami, saya khususnya. Sebab ada satu merek dari Rega ini adalah penghuni labolatorium Majalah Audio Video. Ya, Rega Planet merupakan salah satu dari cd player referensi kami, yang sangat sering saya gunakan. Untuk yang baru pernah berkenalan dengan keluarga Rega ini, sedikit saya paparkan mengenai penampakannya.

Rega Saturn, merupakan sebuah CD player yang sering juga disebut CD transport. Menempatkan piringan lagu (CD), dilakukan dengan cara membuka bagian atasnya. Tidak ada tombol open atau close seperti player umum, tapi harus mengungkitnya dengan tangan. Penutupnya unik, kalau yang suka nonton film Star Trek, penutupnya ini mirip dengan pesawat USS Enterprise. Peniadaan mekanisme elektronik untuk player ini dimaksudkan untuk lebih mengkonsentrasikan pada kualitas suara, sehingga lebih maksimal. Tombol juga minim, seperti pada umumnya perangkat hi-end, hanya ada tombol power, play, stop dan pemilihan track saja.

audio video 32 September 2012


Stereo amplifiernya juga sekilas terlihat sederhana. Tidak banyak tombol, hanya tombol power, volume, dan input selector. Dimensinya sama dengan playernya. Seharusnya dimensinya agak lebih kecil, bagian sisi kiri dan kanan adalah heatsink-nya, tapi disembunyikan, sehingga dari samping maupun depan, terlihat tanpa heatsink. Body Rega ini terbuat dari logam tebal yang sangat kokoh, baik untuk player maupun amplifiernya.

PENGUJIAN

Dua pasangan serasi stereo system Rega Saturn dan Rega Elicit sungguh menggoda untuk segara dicoba. Tapi tentunya kami tidak bisa terlalu terburu-buru untuk sebuah perangkat hi-end, perlu pemanasan beberapa saat sebelum mencobanya. Untuk speakernya Rega dijodokan dengan Acoustic Energy AE1 classic, booksheft speaker. Yang power handlingnya sebesar 150 W, tampak serasi disandingkan dengan Rega. Lagu pembuka dipilih dari Four Play, terden-

gar suara yang gesit dan clear. Beberapa saat kami putarkan CD ini sebelum kami ganti dengan Sammy, yang memiliki rekaman dari alat musik petik. Kami rasakan detail-nya baik terdengar, meski tidak terlalu jelas. Kemudian Norah Jones dengan Don’t Know Why-nya yang sangat empuk, suara bibir Norah Jones yang sexy, rasanya ada tepat di depan kami tanpa bayangan yang tidak perlu. Sebagai penutup, kami puaskan untuk mendengar vokal dari Basso dengan albumnya yang pertama The Greatest Basso, yang kami anggap lebih mempunyai karakter dibanding yang berikutnya. Selain vokal yang “nge-bass�, yang bisa di repro tanpa berlebih, di album ini kami juga perhatikan beberapa alat musik yang ada seperti tambur, bahkan juga piano. Rega ternyata mampu menghadirkannya di ruangan dengar, yang bisa di katakan sebenarnya masih kurang ideal ini. Kesimpulan kami, memang beberapa detail tampak diredam, tapi bukan berarti hilang. Namun setelah mendengarkan banyak lagu, telinga kami tidak merasa lelah. Sangat nyaman, bahkan mungkin kalau ruangannya lebih sesuai lagi, seharian penuh pun kami bisa tetap tak beranjak dari tempat duduk.a

Rega Saturn, merupakan sebuah CD player yang sering juga disebut CD transport. Menempatkan piringan lagu (CD), dilakukan dengan cara membuka bagian atasnya. Tidak ada tombol open atau close seperti player umum, tapi harus mengungkitnya dengan tangan. Penutupnya unik, kalau yang suka nonton film Star Trek, penutupnya ini mirip dengan pesawat USS Enterprise. audio video 33 September 2012


PENULIS

TEST

Wisnu Wijaya

AV RECEIVER PIONEER VSX-521-K

PRODUK Pioneer VSX-521-K

KONTAK Kontak : 021-6321946/47 SPESIFIKASI � Power

output : 65 W + 65W (stereo, 20Hz – 20kHz 8 Ohm) � Rated power output (front, center, surround) 150 W per kanal (1kHz, 6 Ohm) � THD 0,06 % (20Hz – 20 kHz, 8 Ohm, 50 W per kanal) � Signal to Noise ratio 98 dB � Surround modes : Stereo, Dolby PLIIx Movie & Music, Dolby PLIIx game, dolby PLIIz Height, Neo :6 Cinema & Music, Dolby Pro Logic.

AV Receiver bukan jamannya lagi? Siapa bilang? Pioneer tetap mengembangkan AV receiver, yang bisa dikatakan juga multi fungsi.

B

odinya terlihat elegan, dibalut warna hitam. Dan ukuran yang cukup besar. Jujur saja jika Pioneer VSX-521-K ini ada di meja perangkat home theater, kehadirannya pasti menimbulkan suasana baru yang menggoda. Namun bagi kami, bukan hanya penampilan saja yang diharapkan, tapi juga kualitas yang sesuai dengan harganya. Seperti hal-nya perangkat lain yang masuk dapur uji coba Majalah Audio Video, sebelum seluruh perangkat dihidupkan, kami perhatikan unitnya. Dan kadang, seperti yang dilakukan oleh senior kami Pak Tjandra Ghozalli, kami cium juga “bau” pcb-nya…mmmm, terasa bau siongka, tanpa ada bau-bauan hangus seperti habis digunakan secara marathon. Memang dari tampilan luar-pun unit ini terlihat sangat baru, “gress”, jadi kami-lah orang pertama yang menggunakannya. Penampilan depannya khas av receiver pada umumnya, dua tombol putar besar ada di sisi kiri dan kanan, yang kiri untuk input selector dan yang kanan untuk pengaturan volume. Sebuah display multi fungsi ada di bagian tengah. Buat yang mau praktis, tidak mau beranjak dari tempat duduk, Pioneer juga memnyediakan sebuah remote control,

yang fungsinya tidak berbeda dengan tombol-tombol pada unit utamanya, bahkan ada beberapa tombol tambahan yang berfungsi untuk lebih memudahkan penggunanya.

PENGUJIAN

Tak sabar menunggu lama sekuen pengoperasian segera kami jalankan, dimulai dengan menghidupkan Blu-ray Pioneer BDP-330, dilanjutkan dengan av receiver, ditutup dengan tv LCD Sony Bravia. Selayaknya av receiver kelas atas, VSX-521-K ini mampu mengenali source yang sudah diinput ke dalamnya. Kami menggunakan kabel HDMI, baik dari player maupun ke tv. Kali ini Audio Video sedang membahas mengenai sistem stereo. Namun barang yang terkirim oleh Pioneer adalah sebuah AV receiver (amplifier multikanal) dan sebuah player blu-ray. Tak masalah karena toh ini malah bisa dikatakan lebih dari sekedar perangkat stereo. Karena lebih ke arah membahas suara kami fokuskan kepada reproduksi suaranya. Meski untuk gambarnya kami rasa player ini sungguh bagus, detail dan natural. Suara film dari cuplikan demo dts Night at The Museum, tersaji dengan baik. Detail suaranya sangat baik.

audio video 34 September 2012


Kemudian kami juga coba trak film yang berisi rekaman musik, repronya cukup baik dan jernih. Karena saat itu sebenarnya kami sedang dalam edisi stereo, kami masukkan juga CD audio Sammy ke dalam tray. Dalam disk ini banyak berisi rekaman suara alat musik petik, terdengar dentingan kecapi yang begitu detail. Sura vokal-pun di repro dengan baik tanpa berlebihan. Sampai-sampai rekan kami yang semula sedang sibuk dengan urusannya sendiri, menoleh dan berkata, lho koq suaranya bagus ya? Sebab bayangan dia hanya sebuah av receiver yang dicoba, bukan perangakt hi-end yang biasanya suaranya memang menakjubkan. Memang tampaknya Pioneer membuat suatu pengecualian di sini ,biasanya detail suara tingginya sedikit di�buram�kan untuk membuat telinga tidak cepat lelah. Tapi AV receiver yang satu ini tampaknya punya indra tertentu yang membuatnya mengenali suara yang akan di reproduksi. Untuk suara musik dari sumber cd audio yang banyak detailnya, sama sekali tidak dihilangkan, terasa lepas dan jernih. Atau mungkin VSX-521-K mengerti bahwa kali ini sedang edisi stereo, sehingga dia unjuk gigi? Yang pasti dari uji coba kali ini Pioneer VSX-521-K, sangat bisa diandalkan untuk home theater, dan jika ingin mendengarkan musik stereo dengna detail yang baik, unit ini masih juga dapat digunakan. Hanya mungkin bisa dicoba dengan menggunakan speaker dengan kualitas yang sepadan.a

Penampilan depannya khas av receiver pada umumnya, dua tombol putar besar ada di sisi kiri dan kanan, yang kiri untuk input selector dan yang kanan untuk pengaturan volume. Sebuah display multi fungsi ada di bagian tengah.

audio video 35 September 2012


PENULIS

TEST

Budi Santoso

PRODUK Polytron PLM 32P12 TV CinemaX

KONTAK www.polytron.co.id Customer care: 0-800-1-100999

SPESIFIKASI Audio & Speaker � Daya audio : 2 x 10 watt Layar LCD � Tipe : LCD 32” A-si TFT Active Matrix � Resolusi : 1366 x 768 (HD) � Aspect Ratio : 16 : 9 � Dynamic Contrast : 50.000 : 1 � Terminal : Antena RF, AV (CVBS), S-Video, Headphone, Video komponen, VGA (PC RGB),HDMI, USB, SPDIF. � Dimensi : 802 x 150 x 657 mm � Bobot : 18 kg

POLYTRON PLM 32P12 TV CINEMAX

Maraknya jenis TV LCD di pasaran, tentunya memacu banyak vendor untuk meluncurkan setiap produknya, sehingga persaingan harga juga menjadi hal yang menarik, selain performa menjadi hal yang lebih penting, termasuk produk Polytron kali ini yang telah mendukung koneksi USB yang mampu menjalankan multimedia.

T

V LCD buatan Polytron yang satu ini merupakan salah satu seri yang masuk dalam jajaran CinemaX yang saat ini sudah diluncurkan di pasaran. Soal tampilan, TV dengan layar LCD 32 ini memang tidak diragukan lagi, dimana seluruh bodinya dibalut dengan warna hitam glossy dan desainnya yang tergolong cukup pipih. Banyak f fitur-fitur baru yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan para konsumennya, dan yang cukup menarik adalah pilihan dari koneksi video yang melimpah, dari yang paling standar sampai pada kelas HD melalui fasilitas koneksi HDMI. Belum lagi ditambah dengan jalur masukan USB yang dapat diaplikasikan untuk memainkan format

musik MP3, video dan foto. Untuk pengorasian, TV Polytron dari seri PLM 32P12 ini dapat dilakukan melalui fasilitas remote wireless yang disertakan dalam paket ini atau dari tombol navigasi yang ada di sebelah samping kanan layar. Bahkan tampilan menu pengaturan standar dapat diakses langsung dari remote dengan suguhan yang familiar. Adanya dukungan USB port, ternyata dimungkinkan untuk menambah memori eksternal menggunakan FlashDisk, dimana settingannya USB-nya dapat diatur sesuai dengan format yang ingin ditampilkan sebagai media pemutar data format musik maupun video. Seperti telah disinggung di atas, untuk jalur koneksinya,

audio video 36 September 2012


Polytron PLM 32P12 termasuk cukup melimpah, karena disediakan beragam terminal AV, seperti S-Video, Komponen Video, VGA (PC-RGB), HDMI, USB,. Sedangkan untuk keluaran audionya, terdapat terminal untuk sepasang speaker eksternal, hanya sayangnya TV ini tidak dilengkapi dengan speaker internal. Jadi mengandalkan speaker khusus model Panorama yang juga keluaran Polytron.

PENGUJIAN

Dalam pengujian TV Polytron kali ini, kami memang sengaja untuk mencoba kemampuan kualitas video format HD serta kemampuan USB, untuk itu kami telah menyiapkan seperangkat mesin source berupa Blu-ray player, yang kali menggunakan player buatan Pioneer. Dari hasil pengujain gambar, terlihat karakter warna Polytron memang memiliki kontras yang baik, walau perlu sedikit pengaturan untuk jenis film yang dominan warna terang, agar dapat tertampil prima. Soal kepekatan warna TV ini tergolong cukup baik, bahkan untuk warna-warna tertentu terkesan cemerlang. Untuk menampilkan tayangan film dari format blu-ray, terlihat detil gambar yang tersaji dengan jelas, bahkan untuk tampilan gambar yang bergerak, kami dapati hanya sedikit sekali tingkat ghostingnya, sehingga gambar terlihat masih tergolog mulus.

Ketika kami mencoba dengan format lain, yaitu menggunakan jenis memori eksternal seperti flashdisk. dimana di dalamnya terdapat file format gambar JPEG, musik MP3 dan video format Avi, Hasilnya adalah tampilan folderfolder maupun file layaknya pada monitor komputer yang dapat dipilih melalui fasilitas toggle dari remote control. File yang telah dicentang, maka akan langsung diakses cukup responsif.a

audio video 37 September 2012


PENULIS

TEST

Budi Santoso

ENERGY RC MICRO 5.1 LOUDSPEAKER HOME THEATER MINI Sistem home theater saat ini makin marak dengan format loudspeaker dengan ukuran yang semakin ringkas, atau yang lebih dikenal dengan istilah Home Theater in a Box (HTiB), baik hanya berupa sistem speaker maupun sistem yang sudah dilengkapi dengan unit player dan amplifier.

E

nergy RC Micro merupakan salah seri sistem speaker home theater konfigurasi 5.1 keluaran Energy yang dikemas dalam satu kotak, yang terdiri dari 5 unit speaker satelit dan sebuah subwoofer aktif. Dari tampilannya Energy RC Micro memang sesuai dengan namanya yang mengusung desain speaker satelit dengan dimensi yang mini, hanya subwoofernya yang terlihat cukup besar. Soal finishingnya, jajaran loudspeaker ini memang tidak dapat disamakan dengan kebanyakan produk sejenis, karena dikemas dengan balutan warna hitam glossy PRODUK yang terkesan eksklusif. Energy RC Micro 5.1 Walau ukurannya mini, setiap unit speaker didukung KONTAK oleh driver yang bekerja dalam jangkauan frekuensi yang 021-70696118 luas, sehingga sangat ideal untuk sistem home theater skala SPESIFIKASI sedang, apalagi ditunjang oleh sebuah unit subwoofer yang � Tanggapan frekuensi : mampu merambah frekuensi rendah mencapai 40 Hz, ten150 - 23.000 Hz tunya akan membantuk kinerja satelit dalam menghadirkan � Efesiensi : 88 dB efek frekuensi rendah dengan baik saat menonton film yang � Impedansi : 8 Ohm biasanya diisi oleh LFE (low frequency efect). � Dimensi : 12 x 9 x 0 cm (satelit), 9 x 15 x 9 cm PENGUJIAN (center) Dalam pengujian Energy RC Micro, kami memanfaat� Bobot : 0,72 kg (satelit), kan AV receiver keluaran NAD seri T748 yang dapat dikon0,88 (center)

figurasi untuk sistem tata suara 5.1 kanal. Setelah dilakukan sedikit warming-up, kami mencoba untuk memutarkan film The Patriot garapan Mel Gibson yang banyak berisi efek suara yang dinamis, termasuk bunyi senapan laras panjang serta meriam. Dalam reproduksi vokal, speaker center Energy Micro ini ternyata tidak kalah dengan yang berukuran besar, dimana awalnya kami agak ragu dengan kemampuan driver berukuran mini yang diadopsi speaker tersebut. Tapi diluar dugaan, bobot vokal Mel Gibson yang cenderung berkarakter bariton dapat ditampilkan cukup tebal, tidak ada kesan cempreng, apalagi ketika kami coba rubah settingan AV receiver yang dikolaborasi dengan subwoofer, hasilnya lebih berbobot lagi. Ketika terjadi adegan peperangan, suara gelegar meriam juga tidak mengecewakan, bahkan Anda tidak akan percaya kalau sistem home theater yang sedang dimainkan kali ini menggunakan komponen berukuran miniatur. Dari hasil uji dengar yang kami lakukan dalam ruang lab AVI, membuktikan bahwa Energy RC Micro tidak boleh dipandang sebelah mata, karena sistem HTiB kali ini memang patut dilirik bagi pengguna yang tidak ingin ruang dengarnya tersita oleh perangkat berukuran besar.a

audio video 38 September 2012


Budi Santoso

TEST

MRZ KS-10 LOUDSPEAKER KARAOKE “MUSIC LIVE”

PENULIS

Rancangan khusus sebuah unit loudspeaker karaoke memang diperlukan pula jenis driver tersendiri yang mampu menghandel suara yang dinamis atau lebih mirip dengan karaktee loudspeaker untuk profesional yang dapat mereproduksi suara tanpa cacat, termasuk dalam menampilkan kualitas musik dan vokal yang balance.

M

RZ merupakan salah jenis loudspeaker yang dirancang khusus bagi para Karaokers, termasuk desain kotak yang memang untuk dapat diaplikasikan sebagai media reproduksi untuk memainkan musik sekaligus “menangani” vokal dari mikropon. Dari penampilannya, MRZ KS-10 merupakan loudspeaker sistem dua-jalur yang menggunakan tiga buah driver, yaitu dua tweeter yang mengapit satu woofer. Dengan desain simetris, dimana tweeter terlindung oleh grill plat sarang laba, sedangkan woofer menggunakan grill kain. Selain itu juga terdapat dua port udara sebagai resonansi bas yang letaknya berada di bawah masing-masing tweeternya. Untuk seri MRZ KS-10 ditunjang oleh driver berukuran10 inci yang tentunya loudspeaker ini cukup ideal untuk ruang karaoke berukuran sedang, bahkan ukuran kotaknya sendiri terlihat tidak terlalu besar dengan kesan yang tidak kaku sehingga dapat ditempatkan dalam ruang keluarga atau ruang khusus music/karaoke.

MRZ, ternyata memang terbukti matching , Ini dapa kami buktikan saat semua komponen terpasang, musik karaoke Midi dari KJB mampu direproduksi dengan mulus, dimana hentakan bas terdengar solid dan dinamis, sehingga lagu dengan irama beat yang cepat, mampu direspon dengan baik oleh loudspeaker ini.. Begitu pula dengan karakter vokal dari MRZ KS-10, ternyata tidak diragukan lagi, karena selain juga responsif, tampilan vokal yang dihadirkan mampu disajikan ala musik live yang nyaman dinikmati, baik bagi penyanyi maupun yang mendengar. Bahkan dari pengujian menggunakan beberapa jenis mikropon, baik yang menggunakan kabel maupun wireless, hasilnya tidak tersendat, dimana olah vokal menjadi terasa enteng saat bernyanyi, sehingga kami merasa nyaman dibuatnya.a

PENGUJIAN

Dalam pengujian kali ini, MRZ KS-10 di dampingi oleh Amplifier yang juga masih buatan MRZ dari seri DAJ-150 berdaya keluaran 250 watt per kanal, sedangkan untuk mesin playernya, kami gunakan produk KJB yang telah built-in harddisk berisi ribuan lagu karaoke.Dengan sistem karaoke kali ini, Amplifier dan Loudspeaker yang sama-sama keluaran

PRODUK MRZ KS-10

KONTAK IMS INDONESIA 021-26538568 021-26536053

audio video 39 September 2012


PENULIS

HI END

Tjandra Ghozalli

DENGERIN TATA SUARA 2 M RUPIAH Kami datang ke hajatan Artsoundlab pada tanggal 17 – 18 Desember tahun lalu di hotel Sheraton Surabaya, “Audio High End & Home Theater Show”.

S

eperti diketahui Artsoundlab adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan perangkat audio high end yang paling inovatif. Kalau yang lain pada “tengkurap”, maka Artsoundlab di bawah komando Rodolf Fananta “tidak ada matinya”. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan kalau

merek Dali yang dua tahun silam masih banyak yang tanya “Bali?”, “bukan Dali!”. Maka sekarang warga Surabaya yang datang ke pameran berkomentar, “Wah ini toh speaker Dali? Namanya sudah terkenal, baru kali ini saya lihat langsung” - itu garagara kiprah Artsoundlab. Demikianlah pada hari pertama

audio video 40 September 2012


Sungguh kami berempat “nggak sampai hati” mengatakannya ke pada Bung Rudolf. Lalu saya penasaran dan tanya sama Bung Victor (Staf Artsoundlab) apa perangkat yang mereka display ini sudah dicoba sebelumnya? “Waduh Pak, semalaman kita seting empat ruang – belum

MOON 880M (X 4)

sekitar pukul 11 pagi dari airport tanpa sempat ke hotel - saya langsung datang ke pameran dan memasuki ruang demo prima yang telah disiapkan sederet perangkat, yakni: • • • • • •

Power Supply Transformers : 2 x 1.3kVA Power Supply Capacitance : 240,000µF Class Of Operation : A/AB Balanced Input : XLR - 1 Single-ended Input : RCA - 1 Input Device Type : J-FETs Input Impedance : 47.5 KΩ Input Sensitivity : 2250mV RMS Output Device Type : Bipolars - 32 Output Binding Posts : WBT - 2 pairs Output Power @ 8 Ω : 800 Watts Output Power @ 4 Ω : 1600 Watts Frequency Response : 10Hz - 200kHz (+0/-3dB) Output Impedance : < 0.004 Damping Factor (static) : > 2000 Gain : 31dB Signal-to-noise Ratio : 106dB @ full power Maximum Output Voltage : 80 Volts Slew Rate : 70 V/µs Maximum Current - Peak : 100 amperes Maximum Current - Continuous : 42 amperes Crosstalk @ 1kHz : Not applicable IMD : Unmeasureable THD (20Hz - 20kHz @ 1 watt) : 0.015 % THD (20Hz - 20kHz @ 500 watts) : 0.04 % 12 Volt Trigger Operation : Direct Logic (0V = off, 12V=on) using a 1/8” mini-jack with an input impedance of 1K Ω and current requirement of 12mA RS-232 Port : 9-pin female DB connector

CD transport + Power supply: Moon Andomeda RS CD player: Moon 750D Pre amplifier: Moon 880P Power amplifier: Moon 880M (x 4) Loudspeaker: Dali Module Megaline III Perkabelan: Chord

Saat itu, kebetulan saya berjumpa dengan bung Heru Indargo (ketua umum IHEAC cab. Surabaya), Bung Ario dan Bung Bing – semuanya “dedengkot” audio high end Surabaya. Kami berempat serius banget menyimak reproduksi perangkat senilai 2 M ini suguhan bung Rudolf. Tapi kenapa ya? Kok nggak ada geregetnya? Musik dan vokalnya datar saja – tidak punya kehangatan. Stereo image juga buram dan agak melenceng ke kanan.

Power Consumption @ idle : 48 watts AC Power Requirements : 120V / 60Hz 240V / 50Hz Fuse Replacement - 120V : 10A long fast blow Fuse Replacement - 230V : 5A long fast blow Shipping weight : 92 lbs / 42 kgs Dimensions (w x h x d) : 18.75 x 7.5 x 17.5 in

audio video 41 September 2012


PENULIS

HI END

Tjandra Ghozalli

sempat break-in,” ujar Victor. Wah kalau gitu, kami masih berkesempatan menyimak setingan yang sesungguhnya. Lalu Bung Rudolf juga bilang kalau pre amplifier pasangannya bukan yang ini. “Kita masih tunggu kabel daya (AC) pre amplifier Moon - kalau pre amp Mastersound buat sementara saja - mereka (Moon) salah kirim kabel jadi pre amp aslinya nggak bisa dipakai,” jelas Bung Rudolf membuat kami tenang. “Nanti sore datang lagi Pak, kita ganti pre ampnya - sekarang Bapak istirahat dulu di hotel,” ujar Bung Rudolf lagi.

KECEWA LAGI

Begitulah setelah istirahat siang di hotel, sore harinya dari Ciputra Golf Hotel, saya kembali lagi ke ruang pameran di Sheraton dan saya lihat pre amplifiernya sudah diganti dengan Moon P7RS lalu perkabelannya juga sudah diganti dengan Zinedine Cable buatan Prancis. Maka kami putar album Ingram Washington “Whats A Difference A Day Makes”. Reproduksi vokal bariton khas Ingram terdengar merdu dan stereo image-nya sudah bagus karena speaker sudah di toe-in. Namun tetap saja saya dan Bung Heru Indargo merasa kurang sreg. “Kenapa ya, tidak ada

yang istimewa?” keluh saya pada bung Heru dan beliau setuju dengan pendapat saya. Namun tetap saja saya dan Bung Heru Indargo merasa kurang sreg. “Kenapa ya, tidak ada yang istimewa?” keluh saya pada bung Heru dan beliau setuju dengan pendapat saya. Ketika saya tanya kepada Bung Rudolf, apakah ini pre amplifier yang menjadi pasangan ideal power amp Moon 880M? “Bukan, pre amp Moon P 7 RS buat sementara, pasangan aslinya pre amp Moon 880P, kita lagi tunggu kabel – dikirim pakai UPS – malam ini pasti tiba, bisa tunggu Pak?” Waduh lagi-lagi salah pre amplifier dan sudah jauh-jauh datang ke Surabaya mau dengerin perangkat “The first in the world” masa tidak bisa menunggu? Maka saya pun sabar menunggu sementara tamu-tamu lain sudah pada pulang. Benar saja sekitar pukul 11 malam datanglah kabel yang ditunggu-tunggu – langsung pre amp Moon P 7 RS diganti dengan pre amp Moon 880P. Oleh beberapa staf Artsoundlab. “Nah ini pre amp top linenya Moon – menurut Jean Poulin (Boss Moon) suaranya gila!! Sangat warm, musical, fantastic – pre amp ini di dunia baru dibikin satu – habis dari sini akan dikirim ke pameran CES, Las Vegas – jadi Bapak orang pertama yang dengar suara the masterpiece

Moon AndromedaRS

Moon 750D

Moon 880P

Moon 880M

Dali Module Megaline III

Moon 880M

Dali Module Megaline III

audio video 42 September 2012


Moon,” tandas Bung Rudolf sumringah. Setelah selesai pasang kabel maka volume pre amp Moon 880P dibuka perlahan-lahan. Maka vokal Ingram yang tadi biasa-biasa saja mendadak jadi luar biasa. Kehangatan vokal dan timbrenya kental sekali. Repro bass lebih solid. Stereo image-nya juga stabil dan eksis berada tepat di tengah apitan speaker Dali Mega Line III. “Nah, ini baru kualitas suara yang sesuai dengan harganya” – sergah saya kepada Bung Rudolf dan dia tampak gembira, sebab perjuangannya berhasil – menampilkan tata suara kelas wahid di kampung Abdurahman Wahid – pasti besok arek-arek Suroboyo yang suka kritis itu akan terpana bila mendengar komposisi tata suara ini – coba apa lagi yang akan mereka sangkal?a

DALI MODULE MEGALINE III Speaker Type : Front Frequency Range (+/-3 dB) [Hz] : 25 - 22.000 Nominal Impedance [Ω] : 6 Recommended Amplifier Power [W] : 100 - 1.000 (2 channels per speaker) Crossover Frequency [Hz] : 1200 by external active crossover (included) High Frequency Driver : 15 x 755 mm, 3 pr. channel Polymere Aluminimum Low Frequency Driver : 12 x 6.5” Paper Fibre Cone Enclosure Type : Bass Reflex Bass Reflex Tuning Frequency [Hz] : 38,5 Connection input(s) : Biamping (active crossover) RCA Connection output(s) : Stereo line level (high pass filtered) Stereo line level (low pass filtered) Recommended Placement : Floor Recommended Distance From Wall [cm] : 100 < Side wall, Back wall 50 - 200 Maximum Power Consumption [W] : 13 Max. Dimensions Incl. Base And Grille (HxWxD) [mm] : 2310 x 365 x 492 Weight [kg] : 101 Finish : Alpi Veneer

MOON 750D

Front Panel Controls : Standby · Program · Display · Repeat · Input · Random · Time · Open / Close · Play · Pause · Scan/Skip Forward · Scan/Skip Backward · Pause · Stop Front Panel Display : Track number · Time - elapsed or remaining (track / entire disc) Front Panel LED Indicators : Program · Repeat - current track · Repeat - disc · Random DAC / Digital Filter : ESS ES9018S Sabre32 32-bit Hyperstream™ Frequency Response (audible) : 20Hz - 20kHz +0/-0.1dB (with internal CD transport) Frequency Response (full range) : 2Hz - 100kHz +0/3dB (with external digital source) THD @ 1kHz, 0dBFS (Aweighted) : < 0.0003 % IMD : < 0.0002 % Dynamic Range : > 120dB Signal-to-noise ratio : > 120dB @ full output Slew Rate : 50V/µs Channel Separation : > 116dB Low Level Linearity : < ±0.25dB at -90dBFS Intrinsic Jitter : < 1 picosecond RMS Analog Outputs - Balanced : 1 pair XLR Analog Output - Singleended : 1 pair RCA Digital Inputs (4) : AES/EBU (XLR), S/PDIF (RCA), TosLink, USB Type-B

audio video 43 September 2012

Bit-depth range - All inputs : 16 - 24 bits Sampling Frequency Rate range - All inputs : 44.1 192kHz Digital Outputs (2) : S/PDIF (RCA) and AES/EBU (XLR) Max. Analog Output @ 0dBFS - XLR : 2.0 Volts Max. Analog Output @ 0dBFS - RCA : 2.0 Volts Analog Output Impedance : 100 Ω Digital Output Impedance S/PDIF : 75 Ω @ 0.5p-p Digital Output Impedance AES/EBU : 110 Ω @ 3.7Vp-p SimLink Port : 1 input + 1 output each on 1/8” mini-jack RS-232 Port : 9-pin female DB connector IR input : 1/8” mini-jack Remote Control : FRM-2 All-Aluminum Full Function Display Type : 8 character dot matrix LED Power Consumption @ idle : 25 watts AC Power Requirements : 120V / 60Hz 240V / 50Hz Fuse Replacement - 120V : 0.2A short slow blow Fuse Replacement - 230V : 0.1A short slow blow Shipping weight : 35 lbs / 16 Kgs Dimensions (w x h x d) : 18.75 x 4.0 x 16.81 in.


PENULIS

HI END

Tjandra Ghozalli

LIVING VOICE

SUARA YANG MEMBUAT HIDUP

Dua bulan silam kami diundang lagi oleh bung Christo, juragan butik audio high end “Sound Gallery” untuk bertandang ke butiknya dan menyimak racikan bung Samuel – manajer Sound Gallery.

K

ami datang ke butik high end nya yang berlokasi di jalan Alteri Pondok Indah. Bangunan butik ini terdiri dari dua lantai. Lantai bawah (lantai dasar) ada sound room untuk produk ordinary high end dan lantai atas untuk produk advance high end. Nah, untuk kunjungan kali ini telah disiapkan di lantai bawah seperangkat produk audio high end sebagai berikut:

• • • • •

CD Player Pre Amp Power Amp Loudspeaker Kabel Interkonek

audio video 44 September 2012

: Wadia 381 : AtmaSphere MP-1 : Atma Sphere MA-1 : Living Voice OBX-RW : -Acoustic Zen Silver Ref XLR (pre amp – power amp) -Stealth Cloud 99 (power amp – loudspeaker) -Stealth PGS 3D (CD player – pre amp)


1. Shadow of Your Smile (Sarah Vaughan) 2. Cold Cold Heart (Norah Jones) 3. Danny Boy (Jachinta) 4. What a Difference a day Makes (Ingram Washington) Sarah Vaughan, penyanyi wanita kulit hitam yang terkenal di era 60 an, membawakan nomor Shadow of Your Smile dengan mastering baru. Walaupun sudah nenek, toh vokalnya masih ciamik. Kami simak tonal balance cukup berimbang, dinamika lumayan hidup, dan bayangan stereo terasa kehadiran Sarah Vaughan di hadapan pendengar. Mungkin hanya harmonik (kehangatan) sedikit kurang dari

LIVING VOICE OBX-RW

Sebenarnya saya lagi “ngidam”, kepingin dengar loudspeaker Living Voice VOX Olympian. Ini bukan karena saya lagi keranjingan Olympiade London. Tetapi loudspeaker Living Voice VOX Olympian ini memang luar biasa. Bodinya berbentuk unik dengan corong terbuat dari bubutan logam solid dan kabinet terbuat dari papan tebal dengan kombinasi lembaran finishing yang berpola indah. Sungguh saya kasmaran sama loudspeaker Living Voice VOX Olympian ini pada pandangan pertama di web-sitenya sampai terbawa mimpi! Terus terang hingga saya menulis laporan ini, saya belum pernah menyimak suara loudspeaker Living Voice VOX Olympian walau satu bar note pun!! Namun apa daya ketika juragan Christo berujar kalau VOX Olympian muahal bangeeet sehingga baru dipesan kalau ada yang bayar uang muka! Akibatnya “tak ada rotan akarpun jadi”, maka saya menguji coba adiknya, yakni Living Voice OBX-RW yang statusnya berada di bawah Olympian.

UJI DENGAR

Setelah seluruh perangkat audio berada dalam kondisi “steady state” alias stabil, maka pengujian dimulai. Sebelumnya sejumlah album CD sudah dipersiapkan antara lain:

Sensitivity : 94 dB Nominal Impedance : 6 ohms Loading : Reflex port to rear of cabinet Power handling : 100 watts Frequency Response : 35 Hz-25 kHz Dimensions h/w/d : 102 x 21.5 x 27 cm Gross Weight per cabinet (IBX) : 22 kg per unit Gross Weight per cabinet (OBX) : 20 kg per unit OBX variant only : External crossovers housed in premium furniture-grade grain-filled enclosures to match the OBX-RW cabinets (2 per pair, black metal finish optional) Crossover dimensions: 45 x 27 x 12 cm Crossover box weight : 5 kg each

audio video 45 September 2012


PENULIS

ATMASPHERE MP-1

HI END

Tjandra Ghozalli

• • • • • • • • • • • • • •

• • • • • • • • • • • • • • • • •

Balanced Differential Design® XLR connectors for phono and aux XLR output connections Patented direct-coupled Circlotronic® output Fully regulated supplies featuring proprietory circuitry Zero feedback design Dual-mono construction Differential passive phono equalization Precision 24-position stepped volume control built from a Shallco® custom switch Two tape monitors (tape functions use RCA’s) Precision components used throughout Total system phase switch Teflon® custom coupling caps Low-noise “star” grounding topology Power supply isolated in seconds chassis headphone compatible with a simple connector Three-year general coverage warranty with one year warranty on output tubes

sistem ini. But everythings is okay. Lebih lanjut kami putar album Norah Jones dalam nomornya “Cold Cold Heart”. Kami sudah familiar dengan vokal Norah sehingga kami mengetahui apabila ada kelainan reproduksi. Disini kami simak tonal balance vokal Norah sesuai dengan referensi “memory” kami, tidak ada kelainan tonal yang mencolok, kecuali timbre harmonik kurang terangkat. Norah sambil memainkan piano, bernyanyi dan diiringi hanya dengan kendang dan bass betot! Seusai itu, kami putar album Jachinta: Danny Boy - sebuah nomor sweet jazzy yang enak kalau diputar di malam hari. Jachinta yang warga Singapura sudah lama “go international” dan albumnya sudah diakui oleh audiophile mancanegara sebagai “album wajib” untuk menguji vokal wanita pada perangkat high end. Pada beberapa nomor seperti “Danny Boy”, boleh dibilang Jachinta hanya mengandalkan vokal tanpa ada satu pun musik pengiringnya! Baru pada sesi akhir masuk pengiring piano dan bass betot. Ternyata vokal Jachinta lolos dari sistem racikan Sam tanpa terjadi “korupsi suara” yang berarti.. Dari tadi kita hanya memutar vokal wanita, bagaimana kalau vokal pria? Maka diputarlah salah satu CD wajib yakni album Ingram Washington dalam nomor bekennya “What a Differene a Day Makes”. Disini tersimak vokal berat Ingram tereproduksi oleh loudspeaker Living Voice secara baik dan rapih. Vokalnya yang bariton tidak membuat Ingram

ATMASPHERE MA-1

Balanced Differential Design® Class-A operation Patented Circlotronic® direct-coupled (OTL) output stage Automatic biasing system V-Cap Teflon coupling capacitors come standard Built in VU meter for tube and output monitoring Easily monostrapped for greatly increased power Uses only one gain stage for supreme clarity of sound Proprietary precision components used throughout Low-noise “star” grounding topology Fully hand wired point to point Stable with all input and load conditions Exclusively uses Octal-Triode based vacuum tubes Classic open chassis construction with Wrinkletex™ finish Three-year general coverage warranty with one year warranty on output tubes

audio video 46 September 2012


“terlalu tambun”, secara rapih Living Voice mendistribusikan vokal Ingram lebih merata ke spektrum mid bass. Dari uji dengar ini, saya berkesimpulan kalau tata suara racikan Samuel cukup baik, sesuai dengan budget yang anda keluarkan. Layak dilirik sebelum memantau yang lain.a

Tjandra dan Samuel

CD PLAYER WADIA 381

Dual transformers in internal isolation chamber Decoding Software: 3 user selectable upsampling algorithms including DigiMaster v2.5 Compatible Formats: Red Book CD, CD-R, CD-RW, FLAC Digital Processing Capability: 1 - 24 Bits Digital Resolution: 21 bit resolution DAC Sample Rate: 1.4112 MHz Digital Volume Control Range: 50 dB in one-hundred 0.5 dB steps Maximum Output Voltage: Can be adjusted via internal switches from 0.3V to 4.25V to match system sensitivity Output Impedance: Less than 15 ohms Analog Outputs: 1 pair balanced (XLR) 1 pair unbalanced (RCA) Both can be used simultaneously Digital Inputs: Can be added with the ‘i’ upgrade. Digital Outputs: Can be added with the ‘i’ upgrade. Power Consumption: 58 watts Weight: 55 lb., 25kg Dimensions (HWD): 7.25 x 17 x 16.5 inches 18.4 x 43.2 x 42 cm Finish Options: Black or Silver Anodized Aluminum

Dari uji dengar ini, saya berkesimpulan kalau tata suara racikan Samuel cukup baik, sesuai dengan budget yang anda keluarkan. Layak dilirik sebelum memantau yang lain. audio video 47 September 2012


PENULIS

HI END

Tjandra Ghozalli

JBL DAN MARK LEVINSON

KOOR BERSAMA MENGGUNCANG KAMAR Harman International Group membawahi sejumlah merek produk audio beken mancanegara – di antaranya JBL dan Mark Levinson.

audio video 48 September 2012


Seorang penjaga stand wanita muda cantik (saya lupa menanyakan namanya, kita sebut saja Silvy), menemani saya beranjangsana ke dunia tata suara JBL-Mark Levinson. Oleh Silvy saya diberi tabel menu lagu hari ini – sssttt.. jadi ingat masuk restoran. Saya rasa kamar Harman Groups adalah kamar yang penataannya paling rapih dan profesional, bahkan disiapkan menu lagu untuk pilihan pengunjung. Dari menu saya pilih Take The A Train oleh Duke Elington, Whats New oleh Frank Sinatra, dan Tennesee Waltz oleh Holy Cole Trio, Lalu oleh Silvy dipersiapkan sejumlah album pilihan saya sebagian berupa CD dan sebagian lagi SACD. Berhubung hari masih pagi sekitar pk 10.15, jadi masih sepi pengunjung maka saya lebih “rileks” untuk menikmati sajian perangkat JBL dan Mark Levinson ini – apalagi bersama Silvy – pasti betah berlamalama...he..he.. hmmm... Silvy memakai blouse dengan belahan dada rendah, wah...oopss jangan salah target, bukankah kita ingin mereview high end? Sesuai urutan album - oleh Silvy yang pertama diputar “Take The A Train” - ini lagu bercirikan jazz klasik yang bertempo cepat. Saya simak suara piano Duke Ellington sangat dinamis dan rada galak. Mungkin ini ciri khas dari tweeter dan midrange horn yang dipakai oleh loudspeaker JBL Synthesis 1400 Array. Audiophile Jepang hingga kini menyukai produk JBL dan produk loudspeaker horn lainnya. Kata mereka midrange dan tweeter horn berkarakter – punya kontras dinamik – musik jadi hidup. Sebagus bagusnya loudspeaker dome, karakter suaranya tidak sehidup horn. Tetapi memang, kalau treatmennya benar, maksudnya tiada efek honky tonky (efek gentong), maka reproduksi suara speaker horn “galak” menjurus ke music live. Ciri khas tone bass JBL Synthesis 1400 termasuk nge”punch” (nonjok) – saya perkirakan tanggapan frekuensinya tidak rendah rendah

MARK LEVINSON NO. 512

Output Connectors • two balanced XLR analog outputs • two single-ended RCA analog outputs • two digital outputs – one AES (XLR) and one S/PDIF (RCA)

M

ereka berdua selalu “berbagi kamar” di setiap pameran High End. Semenjak Mark Levinson pindah tangan dari pemilik lama Proceed ke pemilik baru Harman Groups, maka ikatan ke duanya semakin erat. Mereka sering sharing kamar di setiap pameran high end domestik USA atau pameran mancanegara. Untuk pameran kali ini mereka menurunkan: • CD/SACD Player • Pre amp • Power amp • Loudspeaker

: Mark Levinson No. 512 : Mark Levinson No. 326S : Mark Levinson No. 532H (2 x 300W) : JBL Synthesis 1400 Array

Frequency Response : +0.0dB/–0.2dB PCM/CD +0.0dB/–0.5dB DSD/SACD Signal-to-Noise Ratio : 108dB Dynamic Range : 108dB Total Harmonic Distortion : 92dB PCM/CD 99dB DSD/SACD Decodable Formats : CD and SACD Fixed Output Level : 4V (balanced), 2V (single-ended)

audio video 49 September 2012

Maximum Output Level : 16V (balanced), 8V (single-ended) Output Impedance : 10Ω Power Requirements : 100/120/220/230–240V, 100W, 50/60Hz, factory set for destination country Dimensions : • Height: 4.56 in (116mm) • Width: 17.39 in (442mm) • Depth: 17.63 in (448mm) Weight : 32.5 lbs ( kg) Operating Environment : • Operating temperature: +5o to +35oC (41o to 95oF) • Storage temperature: –20o to 55oC (–4o to 131oF) • Operating humidity: 5% to 80% noncondensing


PENULIS

HI END

Tjandra Ghozalli

amat (saya taksir di atas 30 Hz). Bagi mereka yang suka bass rendah, perlu menambahkan subwoofer. Lalu album kami ganti dengan Whats New nya Frank Sinatra. Kalau anda bandingkan dengan Linda Ronstadt yang suaranya melengking bisa mencapai 3 oktaf, vokal Frank berbeda karakter. Dia cenderung berkarakter semi bariton, tapi vokal macam Frank inilah yang paling asyik untuk menguji sebuah midrange horn, apakah berefek gentong atau tidak. Ternyata mid JBL Synthesis 1400 tidak honky tonky – vokalnya tetap penuh harmonic expression tidak diwarnai oleh efek gentong sedikitpun. Lagu terakhir Tennesee Waltz, lagu kesayangan saya dibawakan oleh Holy Cole Trio - juga vokal Holy Cole (wanita) tidak diwarnai efek hongky tonky. Saya suka lantunan Holy Cole Trio yang membawakan lagu sweet country ini. Bagi mereka yang terbiasa dengan loudspeaker yang bermidrange dome atau cone, tentu merasa suara reproduksi JBL Synthesis Array 1400 “kasar” - namun bagi para seniman musik yang sering kali bergaul dengan instrument musik “beneran”, maka seharusnya bunyi musik hidup seperti loudspeaker “kasar” ini. Sebagai tambahan loudspeaker JBL Synthesis Array 1400 juga dilengkapi dengan loudspeaker surround, center, dan subwoofer – rupanya loudspeaker ini dirancang untuk home theater sekaligus home auditorium – jadi boleh untuk film dan musik – “AC / DC” gitu. Mengenai produk amplifier Mk Levinson yang saya suka adalah karakter suaranya “clean” tetapi punya “harmonic expression”, artinya bukan clean “polos” tetapi clean “timbre”. Ibaratnya clean polos itu seperti kulit ular hijau yang licin tapi polos tanpa tekstur. Nah kalau clean timbre, ibaratnya ular sanca yang juga licin tapi kulitnya punya tekstur. Kebayang? Ternyata reproduksi amplifier solid state tidak kalah asyiknya dari amplifier vacuum tube. Jangan menyama-ratakan amplifier solid state sebagai

MARK LEVINSON NO. 532H

amplifier yang tidak “warm”. Ada beberapa amplifier solid state yang bagus, mempunyai “hawa” yang mampu menghangatkan pendengarnya. Jadi kalau saya dikasih uang dan disuruh pilih (seperti acara Rezeki Nomplok di TV) apakah membeli amplifier vacuum tube atau solid state dengan kualitas yang sama bagusnya, maka saya akan membeli pre-amp dan power amp solid state yang punya “hawa” - saya tidak akan membeli amplifier vacuum tube yang “hawa cantik”nya sebentaran, lalu butuh penggantian komponen aktif dan sebagainya. Amplifier solid state – cantiknya abadi seperti Titiek Puspa – awet muda lho!!a

JBL SYNTHESIS 1400 ARRAY

Description : Two-channel, solid-state line preamplifier with remote control, optional phono stage, 3 pairs balanced inputs on XLRs, 4 pairs single-ended inputs on RCAs, 1 pair balanced main outputs on XLRs, 1 pair single-ended main outputs on RCAs, 2 pairs record outputs on RCAs, communication connections on 8-pin modular RJ-45 jacks, IR input and trigger output on 3.5mm phone jacks, and RS-232 on 6-pin RJ-11 jack. Maximum voltage gain: 0, 6, 12, or 18dB, individually selectable for each line input. Volume-control range: 80.0dB. Gain resolution: 0.1dB steps above 23.0 on display (–57dB), 1.0dB steps below 23.0 on display (–57dB). Frequency response: 10Hz–40kHz, ±0.2dB. Input overload: 1.6V on XLR, 800mV on RCA (18dB gain setting); 3.3V on XLR, 1.6V on RCA (12dB gain); 6.6V on XLR, 3.3V on RCA (6dB gain); 13.2V on XLR, 6.6V on RCA (0dB gain). Input impedance: 100k ohms. Output impedance: <50 ohms. THD+N: <0.001%. Channel separation, any input to any output, input terminated: >90dB. Residual noise, 20Hz–20kHz, input terminated: <–94dBV. Power consumption: 50W maximum. Dimensions: 17.75” (451mm) W by 2.915” (74mm) H by 14.05” (357mm) D. Shipping weight: 30 lbs (14kg).

JBL SYNTHESIS 1400 ARRAY Description: Solid-state, dual-mono power amplifier. Inputs: 1 pair unbalanced (RCA), 1 pair balanced (XLR). Outputs: 2 pairs of binding posts. Output power at 0.5% distortion into 8 ohms: 300Wpc RMS, 20Hz– 20kHz (24.8dBW). Frequency response at 300Wpc: 10Hz–20kHz, ±0.5dB. Input impedance: 60k ohms balanced, 30k ohms unbalanced. Voltage gain: 26.8dB. Output impedance: 0.05 ohm, 20Hz–20kHz. Input sensitivity: 130mV for 2.83V output, 2.25V input for full output. Signal/Noise Ratio: >85dB ref. 2.83V RMS. Power consumption at 1/8 power: 3W standby, 85W idle, 475W driven, 4A current draw.

Description: Three-way, reflex-loaded, floorstanding loudspeaker. Drive-units: 1” (25mm) titanium-diaphragm compression tweeter and 3” Aquaplas-coated aluminum-dome compression midrange driver, both mounted in constant-directivity biradial horns; 14” doped pulp-cone woofer. Crossover frequencies: 750Hz, 8kHz. Frequency response: 32Hz–40kHz, –3dB. Sensitivity: 89dB/2.83V/m. Nominal impedance: 8 ohms. Recommended amplification: 10–300W.

Dimensions: 17.75” (451mm) W by 7.65” (194mm) H by 19.83” (504mm) D. Weight: 74 lbs (33.6kg) net, 84 lbs (38.1kg) shipping.

Dimensions: 46.5” (1181mm) H by 15.5” (394mm) W by 19” (483mm) D. Weight: 115 lbs (52kg) each.

audio video 50 September 2012


PENULIS

Budi Santoso

VISIT

BUTIK AUDIO VIDEO ONE STOP SHOPPING DI JAKARTA

Dengan motto “Pelangggan Adalah Rja� , tentunya membuat buitik Audio 2000 yang sejak berdirinya 13 tahun yang lalu, memiliki standar pelayanan yang berbeda dengan butik-butik lainnya, bahkan dengan jumlah ruang demo yang banyak dan didukung oleh fasiltas lengkap memberi kenyamanan pada setiap pengunjungnya.

S

etelah sukses membangun butik audio video dengan tujuh ruang demo yang ada di kawasan Mangga Dua Mal yang dikenal dengan Audio 2000, maka sejak tahun 2009 kembali mengembangkan divisi Profesional Audio System dengan nama Music 2000 yang dibangun di Ruko Mangga Dua Mal yang juga masih satu area dengan Audio 2000. Konsep baru yang ditawarkan kali ini memang cukup unik, karena selain digelar jajaran perangkat sistem audio profesional yang ada di lantai dasar, maka di lantai atasnya juga disiapkan beberapa ruang dengar yang juga disiapkan sebagai ruang demo serta ditambah dengan ruang santai yang ada di lantai 4 untuk para pengunjung dengan fasilitas memadai serta ditambah dengan ruang khusus ibadah bagi Muslim yang ingin Sholat. Setelah sebelumnya dilakukan soft launching , maka bertepatan pada bulan suci Ramadhan lalu, kembali digelar peresmian butik Music 2000 dengan mengundang berbagai media serta kolega yang sekaligus dapat langsung melihat

ruang-ruang yang telah selesai. Pada kesempatan ini, juga dihadiri oleh Henry Juwono selaku distributor terbesar produk audio video kelas high end serta sistem profesional yang memasok lebih dari 20 brand di Music 2000. Seperti kita tahu, bahwa Audio 2000 didirikan pada tanggal 8 Agustus 1999 atas prakarsa seorang muda yang enerjik bernama Cun Cun yang juga sebagai pemilik, meskipun pada awalnya hanya sekedar hobi. Setelah sekian tahun berdiri, kini Audio 2000 telah dikenal sebagai penyedia berbagai produk High End, Home Theatre, dan Karaoke bukan hanya di Jakarta namun hampir dikenal di seluruh Indonesia. Sukses buat Audio 2000 dan Music 2000.a

audio video 51 September 2012


PENULIS

VISIT

Tjandra Ghozalli

ADELPHI SORGA AUDIO Adelphi bukan nama asing bagi para audiophile dan hometheaterphile yang suka bertandang ke Singapura. Karena di bangunan berlantai 10 ini berhimpun puluhan toko audio dan home theater antara lain Ong Radio, Coherence Audio, Global Audio, Norman Audio, Elpa, Absolute Sound, Ultra Linear, Audio Note Singapore, Kingsley Co, Music by Design, CD Acoustics Equipment, Vinylucky, dan banyak lagi.

B

angunan Adelphi lokasinya di sudut perpotongan jalan Coleman dan jalan North Bridge. Kalau naik MRT (kereta bawah tanah) turun di stasiun City Hall lalu berjalan ke arah kiri sejauh 150 meteran maka akan tiba di gedung ini. Waktu operasi toko toko audio di Adelphi antara pukul 13 hingga pukul 19. Ada beberapa toko yang dibuka berdasarkan perjanjian tapi banyak pula yang tanpa perjanjian. Umumnya toko toko disini dilengkapi sound room setidaknya satu hingga tiga ruang, tergantung dengan besar kecil kiosk tokonya. Konon Adelphi adalah kompleks toko audio terbesar di Asia Tenggara bahkan mengalahkan jumlah toko audio yang ada di New York + New Jersey. Pelanggan terbesar toko audio Adelphi adalah warga Indonesia, disusul warga Malaysia dan terakhir warga Singapura!! Ironisnya banyak orang Indonesia kaya yang lebih suka belanja audio high end di Singapura katimbang belanja di Jakarta!! Sama halnya orang Indonesia lebih suka berobat ke Singapura katimbang berobat di Jakarta. Kenapa? Apakah pelayanan mereka lebih baik? Atau harga yang lebih murah? Kami telah mensurvei 6 (enam) sistem audio di Adelphi yang akan kami muat di majalah Audio Video mulai edisi Oktober 2012, nantikan saja!a

audio video 52 September 2012


PENULIS

Budi Santoso

VISIT

SHARP LUNCURKAN NEO QWANZA DVD HOME THEATER Sebagai generasi penerus Qwanza, PT Sharp Electronics Indonesia kembali meluncurkan produk Neo Qwanza yang merupakan perangkat hiburan keluarga untuk menghadirkan suasana bioskop di dalam rumah.

D

i saat peluncurannya di hotel Kempinski, Jakarta pada awal Juli lalu, Neo Qwanza merupakan salah satu produk persembahan Sharp untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai perangkat home entertainment yang dikemas dalam model home theater in a box. Pada saat launching produk Neo Qwanza, selain dihadiri oleh Ardy, selaku menejer produksi PT Sharp Electronics Indonesia, juga mendatangkan Mr. Mamoru Oda, Vice President & Group Deputy Manager Audio Visual Systems, Sharp Corporation, dimana pada kesempatan ini keduanya menyampaikan sikap optimisnya mengenai produk home theater di Indonesia yang diprediksi akan mengalami kenaikan jumlah peminatnya. Neo Qwanza DVD Home Theater hadir dalam 4 model yang terbagi dalam 2 kategori. Untuk yang berdaya keluaran1200 watt yaitu seri HT-CN1209DVWL dan HT-CN1203DVWL, sedangkan untuk daya keluaran 600 watt yaitu HT-CN609DVWL dan HT-CN603DVWL. Untuk seri berdaya besar dapat terlihat dengan dukungan subwoofer yang terlihat berukuran besar.

Untuk produk Neo Qwanza secara keseluruhan, memang didukung fitur-fitur canggih yang saat ini sedang tren di masyarakat, termasuk sistem koneksinya telah menggunakan jenis HDMI serta disediakannya jalur port USB yang multifungsi, baik sebagai media multimedia player, namun juga dapat melakukan proses recording untuk menyimpan lagu-lagu dari format CD ke dalam format MP3.. Bahkan jika anda hobi karaoke, maka, Neo Qwanza juga dapat diaplikasikan sebagai mesin karaoke dengan dukungan dua jalur mikropon yang disediakan.a

audio video 53 September 2012


PENULIS

TECHNO

David Susilo

TIDAK SEMUA KABEL HDMI SAMA

Beberapa saat yang lalu saya berada di kubu semua kabel HDMI sama saja. Tetapi sekarang dengan perkembangan teknologi dan banyaknya penurunan kualitas manufaktur kabel HDMI, tidak lagi saya bisa berteguh pada anjuran saya yang dulu.

B

anyak sekali sekarang kabel HDMI yang kandungan tembaga (copper) nya sangat sedikit sehingga kabelnya getas dan mudah putus. Apalagi kabel yang berpenampang kecil, bukan saja mudah putus tapi kadang bisa merusak receiver karena signal handshake HDCP (High Definition Content Protection) sering terputus-putus. Kabel murahan bukan selalu kabel berharga murah meskipun hampir selalu kabel mahal berkualitas baik. Jadi kabel murah pun belum tentu buruk. Kabel yang dibuat dengan baik menggunakan solderan

mesin dan bukan solderan tangan, memiliki kepala colokan yang terasa tangguh dan substansial. Penampang juga rata-rata relatif besar. Harap diingat bahwa penampang kabel besar belum berarti kabelnya sendiri besar. Banyak perusahaab tidak jelas yang memberikan insulasi karet tebal sehingga kabelnya kelihatan besar tetapi bila dipotong ketahuan “belang�-nya, alias kabelnya sendiri tipis. Begitu pula content tembaga harus tinggi, makin tinggi makin baik. Yang ideal adalah 100% - 99.99% oxygen free copper. Ini berarti

audio video 54 September 2012


seluruh penampang kabel menggunakan 99.99% oxygen free copper. Kalau kabelnya hanya menuliskan 99.99% oxygen free copper, kadang kala produsen abal-abal hanya menggunakan 50% copper dan sisanya menggunakan metal murahan. Biasanya hal ini ditandai dengan kabel yang mudah ditekuk tetapi tidak bisa kembali lurus lagi. Kabel murahan juga kadang bisa digunakan tanpa problem tetapi mendadak (misalnya) enam bulan kemudian signal HDMI terputus-putus, atau kadang gambar seperti ada semut putih berkeliaran (white sprites). Sertifikasi HDMI 1.4 juga merupakan sertifikasi yang paling membingungkan. Karena HDMI 1.4 (tanpa embelembel) berarti bandwidthnya tidak lebih dari HDMI 1.2. HDMI 1.4 3D artinya memliki bandwidth HDMI 1.3 High Speed. HDMI 1.4 with Ethernet berarti kabel tersebut memiliki bandwidth setara dengan HDMI 1.2 tetapi dengan kapabilitas Ethernet. Sedangkan HDMI 1.4 3D & Ethernet Ready baru berarti setara dengan HDMI 1.3 High Speed dengan kemampuan Ethernet. Bingung khan? Tetapi setidaknya sebagian besar populasi memerlukan kabel HDMI untuk 3D. Jadi kita bisa memilih kabel HDMI 1.3 High Speed atau HDMI 1.4 3D. Dua-duanya memiliki bandwidth yang setara. Nah kalau mau main video berbandwidth lebar misalnya dengan menggunakan video 36-bit, compresi warna 4:4:4, serta 3D secara bersamaan, sudah pasti diperlukan kabel dengan penampang minimal 28 AWG untuk panjang hingga 4 meter, atau kalau untuk proyektor, diperlukan kabel dengan penampang minimal 24 AWG, atau kalau bisa beli yang 22 AWG dengan panjang maksimal sekitar 15 meter. Lebih dari itu? Harus menggunakan active HDMI

repeater karena bila tidak, degradasi signal akan merusak tayangan video. Untuk amannya, saya hanya bisa merekomendasikan beberapa merek yang secara pribadi saya pernah gunakan, misalnya Wirelogic Ruby (9 feet, sekitar US$200), Wirelogic Cobalt (9 feet, sekitar US$300), Monster M2000HD (tersedia dalam berbagai macam panjang kabel; tentunya beli yang asli, jangan beli yang abal-abal) dan Blue Jeans Cable BJC-1 ukuran 22 AWG (tersedia dalam berbagai macam panjang kabel). Ini bukan berarti kabel merek lainnya buruk, ini hanya berarti kabelnya belum pernah saya coba ketahanannya atau quality-control-nya terlalu beragam dari satu batch produksi ke batch produksi lainnya. Jadi perlu diingat, varian HDMI 1.4 adalah sebagai berikut: 1. HDMI Standard alias sama dengan HDMI 1.2 2. HDMI High Speed alias sama dengan HDMI 1.3 High Speed dan kompatibel dengan 3D 3. HDMI Standard with Ethernet alias HDMI 1.2 dengan kapabilitas ethernet 4. HDMI High Speed with Ethernet alias HDMI 1.3 High Speed, bisa 3D dan Ethernet 5. HDMI Standard Automotive alias HDMI 1.2 dengan shielding lebih tebal anti RFI dan EMI untuk kebutuhan otomotif. Sekali lagi perlu saya utarakan bahwa pernyataan saya dulu bahwa semua kabel HDMI sama sudah tidak berlaku lagi di saat ini. Teliti sebelum membeli.a

EVOLUSI HDMI

• Seluruh HDMI kompatibel dengan yang terdahulu • HDMI menampilkan kemampuan terbaik di sistem audiovideo

audio video 55 September 2012


REVIEW CD by: Andre

Ekspresi Rock Rumit Rush

Band progressive rock asal Kanada ini sudah masuk dalam kategori band legend. Diawaki oleh Geddy Lee (vokal, bass, keyboard), Alex Lifeson (gitar), dan Neil Peart (drum) yang kemampuan musikalitasnya memang sudah tidak diragukan lagi. Sejak awal kemunculannya di pertengahan tahun ‘60-an, trio ini memang sudah membuat heboh panggung rock dunia. Aransemen musik yang rumit dan berani, serta pilihan sound yang inovatif—tetapi dengan karakter lagu yang masih bisa dicerna telinga awam—menjadikan Rush salah satu icon musik progressive rock. Rush termasuk band yang cukup solid, dan masih mampu bertahan ketika band-band seangkatannya memilih untuk pensiun. Yang menjadi catatan istimewa, band ini masih produktif dan mampu menciptakan hit-hit yang cukup digemari. Album studionya yang ke-19 ini menunjukkan bahwa bertambahnya usia tidak mengikis kreativitas mereka dalam bermusik, bahkan semakin matang. Dan, skill musikalitas mereka juga masih cukup bisa diandalkan. Rush adalah satu dari sedikit band papan atas dunia yang masih bisa mempertahankan hal tersebut. Di album terbarunya, trio ini masih bisa tampil “menggigit” dengan kemampuan aransemennya. Lagu ini diawali dengan “Caravan” yang langsung menghentak dengan aransemen yang cenderung rumit, akan tetapi dinamis dan cukup enak dinikmati. Karena Rush tidak hanya memainkan nada-nada yang rumit, tapi juga membangun nuansa lagu dengan memasukan berbagai effect sound yang kaya. Di sinilah mereka mampu menunjukkan kemampuan musikalitas mereka dengan total. Simak perpaduan gitar dan bass yang di-blocking sound gitar, membuat lagu cukup lebar dan kaya. Atau lagu “Hedlong Flight” yang memiliki durasi panjang. Aransemennya mengingatkan pada era pertama kemunculan mereka. Menghentak, rumit dengan cabikan bass yang kuat dan dominan. Walaupun sebenarnya materi lagu tidak serumit aransemen yang ditampilkan, tentu saja masih kelihatan dinamis. Anda penggemar musik rock berkelas? Anda bisa menjelajahi dari track ke track di album ini.a

The Fray Title : Scars & Stories Genre : Pop-Rock, Alternative Walaupun memilih genre rock, tapi band asal Colorado cukup mampu menampilkan nuansa musik yang manis di sisi aransemen. Lagu yang terkesan easy listening, catchy dengan dominasi permainan piano, dan masih tetap tampil macho dengan sound distorsinya yang tidak terlalu berat. Tidak mengherankan jika band berawak Isaac Slade (vokal, piano), Joe King (rhythm guitar, bass), Dave Welsh (lead gitar), dan Ben Wysocki (drum) ini diterima dan disukai di banyak negara, bahkan dinominasikan untuk penghargaan Grammy. Di albumnya yang ke-3 ini mereka masih mampu menampilkan aransemen yang manis, catchy tapi tetap bernuansa. Hitnya seperti “Heartbeat” menampilkan komposisi pop-rock yang dinamis dan cathcy. Dengan distorsi sound yang ringan dan nuansa dibangun dengan permainan piano. Lagu ini masih terkesan macho dan lebar. Atau lagu “Turn Me On” tampil dengan tempo yang senada, tapi dengan aransemen yang lebih minimalis. Kali ini sound gitar distortif lebih dominan. Sedangkan lagu “Run For your Live” menampilkan nuansa ballad, dengan dominasi permainan piano. Dari sisi aransemen dan pembangunan nuansa, band ini memang cukup diakui. Bagaimana materi lagu yang simpel tampil menjadi megah. Sugesti : mengusir kebosanan atau penantian yang menjemukan, memutar dengan volume tidak terlalu kuat menjelang sore hari.a

Nicki Minaj Title : Pink Friday, Roman Reloade Genre : R&B, Hip Hop Tidak susah untuk mengetahui sosok pemilik nama asli Onika Tanya Maraj ini. Gaya dandanan yang seksi, berani, dan full color dengan sedikit kontroversi yang dibawanya. Tapi di balik itu, Nicki Minaj termasuk artis yang berpotensi. Selain sebagai rapper yang punya karakter suara yang unik dan kuat, ia juga seorang songwriter. Entah untuk menarik benang merah atau memang kelanjutan dari debutnya, title album keduanya ini tidak jauh berbeda dengan debut albumnya. Karakter lagunya memang cenderung eksploratif dalam pemilihan sound dan aransemen. “Beez In The Trap” tampil rapping dengan beat yang dominan dan cenderung monoton. Lagu yang menjadi hit di album ini, “Starships”, lebih menampilkan pop-dance walau Nicki Minaj tampil dengan rappin yang unik. Lagu menarik lainnya adalah “Righ By My Side” yang berkolaborasi dengan Chris Brown. Tampil dengan aransemen pop-ballad yang mengandalkan beat digital yang nyaman. Di sinilah kedua penyanyi ini bereksplorasi vokal dengan baik. Atau lagu senada “Marilyn Monroe” akan tetapi menampilkan beat yang lebih kuat. Sebenarnya materi lagu yang ditawarkan di album ini bukan tipikal lagu rumit, justru mudah dicerna. Tapi memang diaransemen dengan karakter unik, seunik penampilan penyanyinya. Sugesti : menurunkan kadar emosional, dengan bersantai saat perjalanan pulang atau sedang akrab bersama teman.a

The Band Perry Title : The Band Perry Genre : Country, Pop-Country Band asal Mississippi ini adalah satu dari sedikit band keluarga yang langsung sukses menarik perhatian publik musik Amerika dan dunia. Kimberly Perry (lead vocals, guitar, piano), Reid Perry (bass guitar, back vocal), dan Neil Perry (mandolin, drums, accordion, back vocal) mengusung musik pop-country yang menawarkan nuansa yang manis dengan aransemen yang simpel dan mudah dicerna. Debut albumnya yang diawali dengan perilisan single langsung menjadi album country yang layak untuk dikoleksi. Simak saja hit yang mempopulerkan mereka “If I Die Young”, berkarakter pop country yang mudah dicerna dengan notasi dan aransemen ringan. Permainan mandolin memperkuat citra country-nya. Jika Anda memang pecinta country, lagu “Hip To My Heart” adalah track yang wajib dinikmati. Sedikit masuk unsur rock dan pop, lagu ini tampil cukup enerjik dan apik. Atau “All Your Life” yang menampilkan country-ballad dengan dominasi permainan mandolin dan akustik gitar. Atau “You Lie” yang juga menampilkan permainan akustik gitar yang dominan, dengan blocking biola yang kuat. Tampil lebih enerjik dan tentunya lebar. Sugesti: mengingatkan nuansa santai westernisme di sebuah desa yang indah, pilihan lagu di kala bersantai.a

audio video 56 September 2012


Paul McCartney Title : Kisses On The Bottom Genre : Jazz, Traditional Pop, Classical Luar biasa, legenda hidup ini ternyata tidak hanya tetap eksis, akan tetapi masih cukup produktif. Album ini adalah album yang ditampilkan dengan image berbeda dibandingkan beberapa album lainnya. Tidak semua karya Paul McCartney, tapi album ini adalah album cover, di mana Paul McCartney membawakan kembali beberapa lagu hit dengan aransemen Jazz, Traditional Pop, dan Classical. Misalnya di lagu “It’s Only A Paper Moon” yang menawarkan musik swing jazz dengan mengandalkan nuansa akustik yang kental. Apalagi permainan biola dan ukulele menjadi aransemen utama di lagu ini. Sedangkan “Home (When Shadows Fall)” menawarkan nuansa orkestrasi walau masih tampil dengan karakter jazz yang membuai. Sedangkan lagu “Valentine” (karyanya) diaransemen dengan lebih modern, walaupun menampilkan nuansa smooth jazz. Sebuah album yang menampilkan nuansa nostalgia dengan aransemen yang lebar dan menawan. Sugesti : Menikmati nuansa nostlagia untuk mengusir rasa penat.a

Lionel Richie Title : Tuskegee Genre : Country, Pop, Pop-Rock Lionel Richie adalah satu dari sedikit penyanyi yang memiliki karier bermusik yang panjang. Tetap bertahan sampai lebih dari 3 dekade lamanya, dengan hit-hit yang fenomenal tentunya. Lagu-lagu hitnya tersebut kini ditampilkan kembali, kali ini dengan pendekatan aransemen yang berbeda. Berpatokan pada musik country dengan nuansa akustik yang lebih dominan. Apalagi di setiap lagu berkolaborasi dengan beberapa nama berbeda. Misalnya lagu “Stuck On You”, “Say You Say Me”, “Hello” atau “Deep River Woman”. Lagu ini tampil lebih melankolis dengan aransemen akustikal bergenre country. Bahkan saat menampilkan lagu enerjik “Dance On The Ceiling” yang bernuansa rock, tapi tetap berbalut karakter country, apalagi berkolaborasi dengan band country Rascal Flats. Atau lagu “All Night Long” (feat Jimmy Buffrt & Coral Reffer Band), yang diaransemen lebih exotic walau tidak meninggalkan nuansa yang asli. Atau lagu “Angel” yang bernuansa pop-rock kolaborasi dengan Pixie Lott. Sugesti: Menikmati kebersamaan dengan nuansa nostalgia yang lebih bernuansa dan akrab.a

Soulfly Title : Enslaved Genre : Trash Metal Band yang dimotori Max Cavalera (vokal, gitar), Marc Rizzo (gitar), Tony Campos (bass), dan David Kinkade (drum) termasuk produktif, di tengah kesibukan sang motor dengan berbagi proyeknya. Di albumnya yang ke-8 ini, Soulfly tampil dengan kecepatan bermusik yang lebih tinggi dengan nuansa yang lebih gahar. “Resistance” lagu pembuka yang tampil sebagai intro, yang lebih menonjolkan nuansa industrial dengan blocking double pedal yang memburu. Hitnya “World Scum” juga masih menonjolkan hajaran double pedal yang mendominasi sepanjang lagu. Belum lagi gitar dan bass full distortif yang juga tampil tidak kalah cepatnya, walaupun lagu ini sebenarnya tampil cukup dinamis dengan perubahan tempo di tengah lagu. Lagu menarik lainnya “Redemtion Of Man By God”. Lagu ini tidak lagi menampilkan double pedal yang memburu, walaupun masih tampil dengan sound gahar, tapi dengan tempo lagu yang lebih dinamis. Atau “Chains” yang tampil lebih eksploratif, terutama dari pilihan sound yang lebih dark dengan berbagai bunyian yang eksotis. Sugesti : Memilih mendengarkan di pagi hari dengan volume yang lebih maksimal, penggunaan headphone akan lebih nendang.a

The Ting Tings yang Lebih Rock Duo asal Greater Manchester ini sepertinya cukup sukses melawan maintsream musik. Katie White (vokal, gitar, keyboard) dan Jules de Martino (drum, bass, gitar) ini menampilkan musik simpel, berbasis musik digital dengan lagu yang dinyanyikan berulang-ulang, terkesan monoton dan apa adanya. Tapi justru memberikan sebuah terobosan baru di tengah keseragaman bermusik. Debutnya We Started Nothing (2008) dengan hit “That’s Not My Name” dinominasikan dalam berbagai penghargaan bergengsi, beberapa di antaranya sebagai pemenang. Musik simpel tapi dengan pilihan sound yang bernuansa, membuat band yang digawangi personil multiinstrumentalis ini mudah dikenal dan disukai. Berbagai karakter musik bernuansa elektronik seperti: syntpop, indie electronica, new wave, dan dance-punk menjadi ciri tersendiri band yang pernah tampil di Indonesia ini. Tidak cukup puas dengan hal di atas, duo ini melebarkan karakter musik yang lebih nge-rock di album keduanya, Sounds From Nowheresville, yang baru saja mereka rilis. Mereka menambahkan unsur indie-rock, alternative, dan ska. Album ini dimulai dengan merilis single “Hang It Up” yang masih menampilkan nuansa musik elektronik dengan sentuhan dance-punk. Tapi hitnya “Silence” justru berbeda dengan lagu-lagu mereka sebelumnya. Walau masih berpijak pada musik digital, tapi mereka memainkan genre indie rock. Lengkap dengan sound distorsi gitar analog yang cukup mendominasi. Lagunya masih tetap simpel, tapi dengan aransemen musik yang juga tetap bernuansa. Atau lagu “Guggenheim” yang menawarkan indie-rock dengan sound old school yang eksploratif. Rupanya duo ini tidak puas dengan satu karakter musik saja. Di lagu “Soul Killing” malah musik elektronik dibalut nuansa ska. Cukup inovatif dari pilihan aransemennya yang tetap mempertahankan nuansa. Atau lagu “Hekp” yang berkarakter ballad dengan menonjolkan musik analog, terutama permainan gitarnya. Band ini berusaha bertransformasi dengan meluncurkan image baru indierock. Ada kesamaan, yaitu bagaimana mereka berusaha keras melawan manistream dengan menonjolkan musik yang menitikberatkan pada nuansa dalam sisi aransemennya.a

audio video 57 September 2012


REVIEW CD

Gotye Title : Making Mirrors Gnere : Indie Rock

by: Andre

Norah Jones dan Aksi Musikalitasnya Mengejutkan di awal kemunculannya, penyanyi, song-writer, sekaligus aktris dan pianis ini memiliki kombinasi menarik di panggung musik jazz dunia. Tidak mengherankan jika penghargaan sekelas Grammy sudah dikantonginya. Memilih jenis musik jazz, tapi uniknya pemilik nama lengkap Geethali Norah Jones Shankar ini tidak terpaku pada musik jazz mainstream atau musik jazz yang terlalu berat. Musikalitasnya justru melebarkan sayap jazz yang dimainkannya menjadi lebih lebar. Tampil lebih poppies, easy listening, dan cukup catchy di telinga. Hal inilah yang menjadi salah satu kelebihan penyanyi bersuara lembut ini. Penjelajahan musikalitasnya semakin kentara dan melebar saat Anda menikmati albumnya yang ke-4 (Little Broken Hearts). Norah Jones membuktikan bahwa dirinya tidak akan terus tampil dengan musik yang sama, berubah bahkan memperluas ekspresinya sehingga tampil lebih fresh. Album ini bisa jadi sedikit mengejutkan, karena bukan lagi seperti album jazz, walaupun masih ada sedikit unsur jazzy dari aransemen yang ditampilkan. Kali ini lebih berani dengan memunculkan percampuran pop alternatif dan indie pop. Lengkap dengan pilihan sound unik, cenderung idealis, dan aransemen yang lepas tanpa berpijak pada aturan tertentu. Keberanian inilah yang membuat album ini bisa tampil spesial. Simak hitnya “Happy Pills” yang tampil dengan aransemen yang simpel dengan memunculkan sound old school. Lagu berkarakter pop alternatif yang tampil medium tempo, diaransemen dengan ringkas, tetap terdengar easy listening. “Say Goodbye” tampil dengan nuansa indie-pop yang kental, dengan old school sound yang lebih dieksplore. Senada dengan “All A Dream”, lagu yang berkarakter indie-pop ini lebih lebar dengan pilihan aransemen yang bebas dengan sedikit sentuhan nuansa dark. Tetap dengan nuansa vintage sound dan aransemen yang juga simpel. Lagu berdurasi cukup panjang ini tampil lebih emosional. Atau lagu “Broken Heart” yang sebenarnya memiliki dasar aransemen blues, tapi dengan pendekatan sound indie, lagu ini tampil dengan karakter unik. Yang menarik, walaupun Norah Jones dikenal sebagai pianis, justru permainan pianonya tidak dieksplor di album ini. Norah Jones tampil total sebagai penyanyi dengan karakter baru yang lebih fresh, berani, dan tidak terjebak pada kemonotonan. Album ini bukan tipikal album yang cocok dengan selera kuping kebanyakan orang. Segmented, unik, tapi menarik untuk diapresiasi, karena di album ini penyanyi asal Brooklyn, New York, berani memilih jalur out of the box. a

Konsep musiknya yang unik dan karakter vokal falseto yang khas, membuat penyanyi Wouter De Backer ini mampu menerobos dominasi musik mainstream di panggung musik dunia. Multiinstrumentalis sekaligus song writer ini memberi terobosan baru, walaupun cukup segmented. Perpaduan alternatif dan indie rock, dengan pembebasan pemilihan sound. Walaupun tipikal musisi yang pelit merilis album, akan tetapi musiknya seperti memberi nuansa segar di tengah keseragaman, album ketiganya ini membuktikan. Simak saja “Eyes Wide Open” yang menampilkan karakter new wave pada indie rock yang dimainkan. Lagu ini memiliki beat simpel, tapi sangat bebas memilihkan bebunyian unik yang memperluas nuansa. Atau “I Feel Better” yang mengambil nuansa musik era ‘80-an. “Somebody That I Used To Know” feat Kimbra, membuktikan bahwa lagu yang sedikit nyleneh ini bisa mapan di tengah mainstream musik. Sebenarnya lagunya simpel, dengan lengkingan falseto vokalnya beradu dengan karakter vokal Kimbra. Aransemen yang lepas, dengan berbagai bunyi-bunyian perkusi dan berbagai ornamen alat musik yang justru menjadi penambah nuansa dan emosional. Unik dan sedikit nyentrik, tapi gampang disuka. Sugesti: Ketika bingung menentukan sebuah pilihan yang rumit, mendengarkan sejenak sebagai penyeimbang.a

The Overtones Title : Good Ol’ Fashioned Love Genre : Doo-Woop, Classic-Pop Saat banyak orang berpendapat bahwa boysband tidak memiliki kualitas vokal yang menunjang, dan hanya bermodal penampilan, sepertinya kelompok vokal asal London ini memberikan pencerahan. Lachie Chapman, Mike Crawshaw, Darren Everest, Mark Franks, dan Timmy Matley mungkin lebih pas disebut kelompok vokal. Karena masing-masing personil memiliki kualitas vokal yang bisa diandalkan dan berkarakter. Dan, pilihan musik doo-woop bernuansa klasik pop yang lebar dengan perpaduan olah vokal yang ciamik. Termasuk membawakan beberapa lagu cover yang dinyanyikan lagi menjadi lagu yang menarik. “Gambling Man”, hit mereka, dibawakan dengan aransemen musik yang ceria. Walaupun ada sentuhan pop, tapi simak saja bagaimana eksplorasi vokal mereka yang membawa nuansa ‘60-an terkesan modern. “The Longest Time” (dipopulerkan oleh Billie Joel), seperti kita menikmati accapela yang dibalut nuansa musik yang lebar dan bernuansa old school. Simak saja lagu cover seperi “Blue Moon” yang ditampilkan nuansa blues dengan karakter doo-woop yang masih menawan. Atau lagu cover lainnya seperti: “Sh-Boom”, “Don’t Make Me Over”, “In The Still Of The Night”, dan beberapa lagu cover klasik lainnya. Sugesti: Menjelang malam, masih terjebak di kantor atau masih sibuk dengan berbagai kerjaan. Memberikan sentuhan semangat dari nuansa nostalgia.a

Esperanza Spalding Title : Radio Music Society Genre : Jazz, Neo Soul Musisi jazz instrumentalis asal Portland, Oregon US, ini memang lebih dikenal sebagai pemain up-right bass sekaligus penyanyi jazz berkelas Grammy Award. Selain solo, Esperanza Splading juga berkolaborasi dengan banyak nama. Albumnya yang ke-4 ini membuktikan kapasitasnya sebagai musisi jazz yang dihormati. Bagaimana tidak, album ini langsung menduduki peringkat di berbagai chart jazz album. “Radio Song” dipilih menjadi hit di album ini. Suasana smooth jazz dengan dentuman sound bass yang kuat. Aransemen yang dinamis, lengkap dengan brush section sebagai blocking, menunjukan kapasitasnya sebagai musisi jazz dalam mengaransemen lagu yang cenderung eksploratif tapi tetap nyaman untuk dinikmati. “Land of The Free” menampilkan nuansa old school sound yang kuat. Dominasi permainan orgel memperkuat nuansa lagu ini, walaupun terkesan minimalis. “I Can’t Help It” termasuk rumit dari sisi aransemen, akan tetapi, bagi penikmat jazz lagu ini tidak rumit di telinga. Esperanza Spalding, mampu menghadirkan nuansa simpel menjadi aransemen yang dinamis, dengan kapasitasnya sebagai musisi jazz berbakat. Sugesti : Menghadirkan nuansa ‘Java Jazz’ di rumah saat libur panjang datang.a

audio video 58 September 2012


Damon Albaran Title : Dr. Dee Genre : Theater Soundtrack Anda mungkin akan memaklumi jika album ini bukanlah album untuk konsumsi orang kebanyakan. Maklum saja, Damon Albaran yang dulu dikenal sebagai vokalis Blur ini memang kerap tampil dengan berbagai project musik yang unik. Mulai dari proyek fenomenalnya Gorillaz atau proyek musik uniknya di The Good The Bad & The Queen. Album ini bukanlah album komersial biasa, akan tetapi soundtrack untuk theater atau English Opera dengan judul “Dr. Dee”. Tentu saja bukanlah nada-nada yang bersifat komersil yang ditonjolkan, akan tetapi sebuah ilustrasi opera yang memang dark dan melodius, bahkan cenderung abstrak. Untuk urusan seperti ini, Dakmon Albaran sepertinya memang orang yang tepat. Misalnya, di lagu “The Golden Dawn” atau “A Man of England”. Tapi ada juga karakter ballad menampilkan sound yang masih mudah dicerna, walau terkesan dark seperti di lagu “The Dancing king”. Atau “The Marvelous Dream” yang kuat dengan pembangunan nuansa. Urutan track di album ini sesuai dengan perjalanan cerita Dr. Dee yang memang sangat dramatis. Dan bukanlah urutan seperti layaknya album komersial pada umumnya. Sugesti: pilih malam hari yang sepi, dengan memasang headphone. Ketika mata Anda dipejamkan, perjalanan suasana ceria dark akan terbayangkan. a

Garbage Title : Not Your Kind of People Genre : Alternative Rock, Post-Grunge Band asal Amerika ini lahir di era musik rock alternative. Walaupun kemunculan band ini (pertengahan tahun ‘90-an) sempat menggegerkan panggung rock dunia, Garbage termasuk band yang cukup “pelit” merilis album. Bahkan band ini sempat mengalami pasang surut ketika diisukan sudah tidak aktif lagi. Tapi Shirley Manson (vokal, gitar), Stve Marker (gitar, keyboard), Duke Erickson (bass, keyboard), dan Butch Vig (drum) menjawabnya dengan merilis album yang ke-5 ini. Ada perbedaan mendasar di album ini, di mana nuansa elektronik lebih dominan membungkus karakter rock alternatif. Simak hitnya “Blood For Poppies” yang sebenarnya berkarakter ringan dan easy listening. Simak pilihan-pilihan soundnya yang menggunakan full simulasi effect. Sehingga lagu yang sedikit bernuansa pop ini tampil dengan sound inovatif, termasuk masuknya looping. Lagu “Automatic Systematic Habit” menunjukkan bagaimana rock alternatif sangat kuat dibalut oleh nuansa elektronik, dengan pilihan effect sound yang kaya. Jika Anda mengharapkan nuansa rock alternatif yang kuat, simak saja “Better In Me” yang menampilkan permainan distorsi sound yang kuat dengan cabikan bass yang tajam. Sugesti : meningkatkan semangat memulai kerja di pagi hari, penghantar kepenatan setelah usai kerja di sore hari.a

Dev Title : The Night The Sun Came Up Genre : Electropop, Hip Hop, Jazz House Sebagai pendatang baru, pemilik nama asli Devin Star Tailes ini cukup berani memilih genre musik yang tidak terlalu mainstream. Penyanyi asal California ini bahkan mencampurkan beberapa genre musik di albumnya. Dari pop, electropop, hip hop, jazz house, bahkan indie. Tapi keberanian ini justru membuatnya cukup berhasil merintis karier dengan debutnya ini. Lagu “Getaway” menunjukkan keberaniannya dalam mengaransemen lagu. Dari indie-pop dibalut hip-hop dan musik elektronik, cukup unik dan menarik. Lagu “Take Her From You” menampilkan nuansa hip hop dan elektro-pop, dengan balutan nuansa dance music yang enerjik. Nuansa beat digital yang eksploratif dipilih jadi aransemen utama. Akan tetapi tidak semua lagu menampilkan nuansa yang enerjik, setidaknya di lagu “In The Dark” yang menampilkan lagu ballad dengan aransemen yang lebih minimalis. Walaupun beat digital dan nuansa elektronik masih menonjol, dalam memilih musik Dev memang tidak selalu berpacu pada mainstream musik yang bergulir. Tapi justru menyesuaikannya dengan pilihan karakter musik yang dimainkannya. Sugesti : memilih waktu lowong untuk menikmati atau mengapresiasinya. Perjalanan luar kota yang melelahkan salah satu momen terbaik.a

Nuansa Melodius Ala Keane Band asal Inggris ini cukup berani, saat band ini memutuskan tidak menambahkan posisi gitar di formasinya (setelah sang gitaris memutuskan untuk hengkang). Tentu saja konsekuensinya, musik tidak tampil lebih lebar. Hal ini cukup disadari oleh Tom Chaplin (vokal), Tim Rice-Oxley (leyboard, synth), Richard Hughes (drum), dan Jesse Quin (bass). Mereka pun meramu musiknya dengan membangun nuansa, dengan memaksimalkan perangkat synthesizer membentuk layer-layer yang luas. Jadilah musik yang mereka sajikan menjadi sebuah musik yang kaya nuansa dan kaya sound. Hasilnya, justru menjadi image yang melekat di band ini. Debut mereka “Hopes and Fears” (2004) langsung melambungkan nama band ini. Tanpa disadari, justru konsep musik mereka banyak dijadikan ide atau rujukan oleh banyak band yang lahir setelah kemunculan mereka. Kali ini mereka tampil kembali di album keempat yang bertajuk “Strangeland”. Tetap berpijak pada rock alternatif, dan tentunya masih memanjakan aransemen dengan permainan piano dan synthesizer. Tidak terlalu berbeda dengan debut sukses mereka. Mereka menampilkan konsep musik yang tetap rapi, catchy, dan tentunya kaya akan nuansa. Keane lebih banyak mengeksplorasi pada pilihan sound synthesizer. “Silenced by The Night” menjadi salah satu lagu unggulan di album ini. Lagu ini terkesan lebih simpel, bahkan permainan piano lebih dominan dibandingkan dengan synthesizer. Dan tampaknya synthesizer yang jarang muncul cukup sukses menggantikan posisi gitar dalam sebuah komposisi yang dimainkan. Lagu yang juga diandalkan adalah “Disconnected” yang kali ini tampil lebih enerjik, yang kuat dengan nuansa british. Tidak beda jauh dengan lagu di atas, lagu ini diaransemen cukup simpel. Lagu “We Are Young” adalah lagu yang menampilkan bagaimana mereka bisa membangun nuansa lebar dari permainan piano. Lagu ini tampil megah dan kaya. Senada dengan lagu “Day Will Come” yang juga menampilkan sedikit nuansa distorsi, lebar, kuat, dan enerjik. Sedangkan lagu “Black Rain” mereka mencoba bereksplorasi dengan permainan synthesizer dan sampling. Di album ini, mereka sepertinya lebih banyak menampilkan karakter musik yang simpel, easy listening, tanpa menonjolkan nuansa yang menghentak, seperti di albumalbum sebelumnya. Akan tetapi, tetap saja menjadi sebuah album yang enak dinikmati di segala situasi.a

audio video 59 September 2012


REVIEW CD

Train Title : California 37 Genre : Pop-Rock

by: Andre

Madonna Antara Tren, Kontroversi, dan Hidup Sehat Banyak hal yang melekat di penyanyi bernama lengkap Madonna Louise Ciccone ini. Hits maker, tidak dipungkiri setiap album yang diluncurkan selalu melahirkan hit yang fenomenal. Tren, tidak dipungkiri juga kemunculannya selalu menciptakan tren, baik di dunia fashion maupun musik. Dari karakter, rebel, geisha, cowgirl, dan beberapa tren yang lahir dari penampilannya. Dan tidak sedikit pula kontroversi yang selalu muncul, baik aksi erotisnya atau kehidupan pribadinya. Dan semua tahu bahwa penyanyi ini masih kelihatan menawan dan sehat di usia yang mencapai 53 tahun. Bisa jadi dengan kombinasi tersebutlah, Madonna bisa mempertahankan karier, kebugaran, dan daya pesonanya di panggung musik dunia. Tapi diakui, bahwa kehadirannya memang selalu menjadikan rasa penasaran. Kembali memberikan kontroversi di albumnya yang ke-12, kini hadir dengan nuansa elektronik yang tetap menampilkan dance music yang dinamis. Dan tentunya, Madonna muncul dengan image yang baru. Tidak hanya itu, Madonna rupanya cukup up date dengan tren bermusik. Pilihan karakter di atas cukup mewakili. Simak saja “Girls Gone Bad” yang syarat dengan nuansa elektronik, tapi masih menampilkan nuansa dance yang enerjik. Senada dengan lagu “Give All Your Luvin” (featuring Nicki Minaj dan M.I.A) yang masih menampilkan nuansa elektronik, tapi dicampur dengan aura pop-dance tahun ‘80-an. Unik dan menarik, memang melekat dengan penyanyi ini. Lagu “Masterpice” tampil dengan aransemen yang lebih simpel, walaupun menampilkan sound-sound digital sebagai aransemen. Tapi beda saat “Falling Free” dimainkan, yang menampilkan nuansa ballad dengan musik yang cenderung dark. Untuk album yang dirilis di Indonesia, menampilkan double CD. Berisi bonus track sebanyak 5 lagu, yang sebenarnya dirilis dalam bentuk single. Lagu “Beautiful Killer” yang menampilkan konsep pop-dance yang simpel dan tetap menarik. Atau “I Fucked Up” yang tampil dengan nuansa ballad. Juga dengan aransemen yang berkarakter minimalis dengan beat digital, dan imbuhan blocking orkestrasi yang membuat lagu ini tampil lebar. Atau kolaborasinya dengan LMFAO di lagu “Give Me All Your Luvin” tapi dimix dengan lagu hit dari Duo LMFAO. Madonna tetap berhasil memberikan sentuhan yang memang membuat penasaran. Image yang dibentuknya ternyata cukup kuat untuk membuatnya tetap stay di panggung musik dunia. Dan belum banyak yang bisa menandinginya. a

Beberapa tahun terakhir, pengusung lagu-lagu rock asal San fransisco, California, ini lagi naik daun. Tidak hanya itu, Patrick Morgan (vokal), Jimmy Stafford (gitar), dan Scott Underwood (drum) sepertinya cukup produktif. Band yang sempat tampil di Indonesia tahun lalu ini mampu membuat “kasmaran” para penggemarnya dengan sentuhan lagu romantis walau dibalut dengan nuansa rock yang tetap manis. Albumnya yang ke-6 ini masih menampilkan nuansa senada, dengan aransemen yang easy listening, walaupun kuat dengan distorsi dan beat drum, seperti di lagu pembukanya “This’ll Be Ny Year”. Hitnya “Drive By” tidak jauh beda, tapi dengan nuansa lebih poppies dan tipikal lagu sing-a-long, lagu ini lebih banyak menonjolkan sound akustik sebagai blocking. “50 Way To Say Goodbay” tampil lebih inovatif. Menampilkan nuansa akustik yang kuat dengan pendekatan aransemen musik mexico, tapi mereka masih manampilkan kekuatan distorsi gitar. Tentu saja mereka menampilkan lagu ballad dengan karakter folk yang didominasi permainan akustik gitar, maka meluncurlah lagu manis “Feel Good At First”. Train rupanya tidak mencoba membebani pendengarnya dengan materi lagu yang rumit, walaupun rock menjadi dasar mereka. Sugesti: Merekatkan persahabatan dan menghangatkan obrolan dengan secangkir kopi panas di waktu yang tidak terbatas.a

Maverick Sabre Title : Lonely Are The Brave Genre : Soul, Pop-Dubstep, R&B Bisa jadi Anda akan tertipu jika mendengarkan olah vokal penyanyi bernama asli Michael Stafford ini. Tidak bisa dipungkiri, vokal penyanyi asal London ini berkarakter soul yang identik dengan penyanyi berkulit hitam. Padahal, Maverick Sabre ini sebenarnya berkulit putih. Vokalnya yang melodius, ditambah dengan eksplorasi vokalnya yang sedikit unik. “I Need’ membuktikan bahwa vokalnya memiliki nilai lebih, dengan karakter soul yang kuat, iringan musik yang minimalis sehingga memberikan ruang yang cukup lebar untuk bereksplorasi mengolah vokalnya. “Let Me Go” mencampurkan karakter soul old school dengan R&B modern. Selain vokalnya yang diimbuh dengan backing vokal yang tinggi dan kuat, membuat lagu ini memiliki nuansa yang lebar. Dengan karakter yang sangat black, memang membuat lagu ini tampil inovatif. Anda juga akan dihanyutkan dengan lagu “No One” yang mengambil nuansa pop old school dengan pendekatan soul yang inovatif. Musiknya lebih lebar dengan blocking orkestrasi. Atau lagu ballad “A Change Is Gonna Come” yang memilih blues dengan dominasi permainan piano. Vokalnya memang cukup menipu, tapi tipuan itu terasa sangat nyaman di telinga. Sugesti: Anda perlu berpikir lebih ekstra, di saat banyak pekerjaan yang belum terselesaikan. Niscaya akan menenangkan.a

Michael Kiwanuka Title : Home Again Genre : Soul, Alternatif Anda membutuhkan musik alternatif dengan sentuhan soul dan jazz yang dinamis? Mungkin debut penyanyi asal British ini bisa diapresiasi. Michael Kiwanuka, selain penyanyi dan song writer, juga seorang musisi dan berusaha menjelajahi ekspresi musikalitasnya dengan bebas. Tidak bisa disebut sederhana, justru aransemen yang bebas lepas dengan menampilkan sisi musikalitas yang kuat, seperti di lagu “Tell Me A Tale” yang banyak menampilkan berbagai instrumen musik. Tampil lebih simpel di lagu ballad “Home Again” dengan pendekatan musik folk yang mengandalkan gitar akustik sebagai iringan, tapi materi dan notasi lagunya tidak bisa disebut sederhana. Satu lagu yang termasuk kompromistis di semua lini ditampilkan di “I’ll Get Along”. Masih menampilkan nuansa akustik, dan dinamis dengan masuknya flute dan sitar. Tipikal lagu pop-soul yang mudah dicerna, walaupun di lagu ini ia berusaha mendobrak kebosanan dengan masuknya lead-lead yang cenderung tidak sederhana. Musik alternatif yang bebas seperti inilah yang ternyata dipilih oleh Michael Kiwanuka Sugesti: Tidak perlu berkonsentrasi tinggi, cukup dengan volume yang tidak terlalu kuat dan bisa didengarkan sambil beraktivitas.a

audio video 60 September 2012


SHOPPING GUIDE AGIS BSD Ruko Golden Madrid Blok B1-B2 Jl. Letj. Sutopo (Depan Pasar Modern Sektor XIV) BSD Telp : (021) 531 60403, 532 60404 Fax : (021) 531 60405

AGIS PONDOK INDAH Metro Pondok Indah Lt.1 Jl. Metro Prondok Indah Jakarta 12310 Tel : (021) 751 2423, 750 6737 Fax : (021) 750 6741

AGIS BEKASI Mall Metropolitan II Bekasi, Lt.2 Jl. K. H. Noer Ali Bekasi Selatan Tel : (021) 886 6957 Fax : (021) 886 6956

AGIS SUMMARECON MAL SERPONG Mal Summarecon Serpong Lt.1 Jl. Boulevard Gading Serpong Tangerang Tel : (021) 546 0866 Fax : (021) 546 8325

HARGA TV LED MAKIN TERJANGKAU nntuk tuk memenangkan kompetisi antar pabrikan TV TV LED maka setiap setiap ppemain emain ppasar asar TV LED ditunditunttutt mampu kkreatif tif ddalam l meluncurkan l k produk-2 d k2 baru dengan keunggulan tertentu. Selain itu juga penurunan harga merupakan hal penting agar produknya bisa diterima pasar yang memang harus diakui sangat sensitif terhadap harga. Kali ini kami khusus mengamati dinamika yang terjadi di pasar, khususnya TV LED. Untuk menghadirkan produk yang lain dari kompetitornya maka ada pabrikan yang mengeluarkan TV LED dengan diagonal tidak lazim yaitu 29 inci serta 23 inci. Itu bisa kita temukan pada line produk milik Changhong dan Toshiba. Changhong baru saja merilis TV LED tipe LE29A6500 dengan harga 2 juta perak! Menurut kami alasan Changhong memilih ukuran 29 inci ini adalah untuk memberikan pilihan bagi konsumen yang setia akan TV CRT (tabung) ukuran popular yaitu 29 inci. Sementara itu Toshiba mengeluarkan TV LED baru diagonal 23 inci yaitu 23PB201 seharga Rp 2.3 juta. Kalau kita perhatikan ukuran TV Toshiba ini nampak “nyeleneh” karena TV LCD / LED yang sekarang popular adalah ukuran 24”. Dan tentu saja jelas terlihat bahwa banderol TV Toshiba ini tergolong kemahalan . Di lain pihak persaingan antar pabrikan TV LED tentu saja diwarnai dengan perang harga. Banyak dari mereka berlomba-lomba menawarkan harga yang paling “reasonable”

PENULIS Doharto

bag agii kkantong antong kkonsumen. onsumen. Contoh Conto hnya saj sa ja untuk untuk uuk kuran 40 iinci ncii nc bagi Contohnya saja ukuran seharga enam jjuta seharg uta perak! - Toshiba membanderol TV 40PB200 seharga B di k dengan d S d Bandingkan Samsung UA40EH5000 dengan spekk yang mirip hanya Rp 5.6 juta. Untuk TV LED “tridi” atau 3D ada beberapa pilihan dengan banderol cukup menarik. Untuk diagonal 40 inci pilihannya ada Toshiba 40VL20 yang dijual seharga Rp 13.75 juta. Atau LG ukuran lebih kecil yaitu 32” (32LM3410) dengan banderol Rp 4 juta. Keunggulan TV LG ini selain 3D adalah mampu untuk berinternet. Jika anda sekarang sedang mencari TV LED yang sekaligus internet TV (smart TV) maka pilihan ekonomis di pasar adalah : Sony KDL-40EX650 (40 inci) seharga Rp 7.3 juta. Selanjutnya ada Samsung UA40ES5600 dengan spek mirip yang dibanderol Rp 8.9 juta. Jika anda lebih menyukai ukuran yang lebih besar maka pilihlah Internet TV diagonal 42 inci seperti Panasonic THL42E5G seharga Rp 8.1 juta dan LG 42LS4600 yang cuma Rp 6 juta! Menurut kami TV LG 42LS4600 ini tergolong best buy. Namun perlu diketahui bahwa ini termasuk old model.

Sept p em embe berr 2012 video 61 September audi au audio dio o video


Doharto

Seluruh Produk di Jual di Indonesia

PENULIS

������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������

PRODUK

TV PLASMA PRODUK

HARGA

Changhong PT42890,42”,3D,Full Stereo,Full HD,1.920x1.080p, 3 HDMI,PC input,USB, Optical output, Changhong PT50890,50”,3D,Full Stereo,Full HD,1.920x1.080p,3 HDMI, PC input,USB, Optical output, LG 42PA4500,42”,Full Stereo,1366X768p,Dynamic Contrast,PC input, HDMI,USB, LG 50PA4500,50”,Full Stereo,1366X768p,Dynamic Contrast,PC input, HDMI,USB, LG 50PJ350,50”,Full Stereo,1366X768p,Dynamic Contrast,PC input, HDMI,USB, LG 42PJ350,42”,Full Stereo,1024X768p,Dynamic Contrast,PC input, HDMI,USB, LG 42PJ250,42”,Full Stereo,1024X768p,Dynamic Contrast,PC input, HDMI,USB, LG 42PT250,42”,Full Stereo,1024X768p,PC input,HDTV Ready,600 Hz, USB,2 HDMI, LG 42PT350,42”,Full Stereo,1024X768p,PC input,HDTV Ready,600 Hz, USB,3 HDMI, LG 50PT350,50”,Full Stereo,1024X768p,PC input,HDTV Ready,600 Hz, USB,3 HDMI, LG 42PW450,42”,3D,Full Stereo,1024X768p,PC input,HDTV Ready, USB,HDMI, Panasonic TH-P42UT30,42”,3D,Full Stereo,Full HD,1.920x1.080p, card Reader, PC input,USB,HDMI, Panasonic TH-P50UT30,50”,3D,Full Stereo,Full HD,1.920x1.080p, cont. 5.000.000:1, card Reader,PC input,USB,HDMI, Panasonic TH-P65UT30,65”,3D,Full Stereo,Full HD,1.920x1.080p, cont. 5.000.000:1, card Reader,PC input,USB,HDMI, Panasonic TH-P42U30,42”,Full Stereo,Full HD,1.920x1.080p,card Reader, PC input, USB,HDMI, Panasonic TH-P46U30,46”,Full Stereo,Full HD,1.920x1.080p, card Reader,PC input, PC input,HDMI, Panasonic TH-P50U30,50”,Full Stereo,Full HD,1.920x1.080p, card Reader,PC input, PC input,HDMI, Panasonic TH-P42X10,42”,Full Stereo,PiP(1 tuner),PC input, DVD input,HDMI, Panasonic TH-P42X30,Smart TV,42”,Full Stereo,1024X768p,LAN, Card Reader,PC input, 3 HDMI,USB, Panasonic TH-P50X30,Smart TV,50”,Full Stereo,1024X768p,LAN, Card Reader,PC input, 3 HDMI,USB, Panasonic TH-P42X306,42”,Full Stereo,Full HD,3 HDMI,USB,PC input, Panasonic TH-P50XT50,50”,3D,Full Stereo,1024x768p,600Hz,WiFi, card Reader, PC input,USB,HDMI, Panasonic TH-P42ST30,42”,Full Stereo,3D,Full HD,HDMI,USB,PC input, Panasonic TH-P50GT50,50”,3D,Full Stereo,Full HD,card Reader, PC input,USB,HDMI, Samsung PS-42C450,42”,Full Stereo,1.366x768p,Tru Surround,DNIe, PC input, 3 HDMI,DVD input, Samsung PS-43D450,43”,Full Stereo,Full HD 1.920x1.080p,Tru Surround, DNIe, PC input,3 HDMI,DVD input, Samsung PS-51D450,51”,Full Stereo,Full HD 1.920x1.080p,Tru Surround, DNIe, PC input,3 HDMI,DVD input, Samsung PS-51D490,51”,Full Stereo,Full HD 1.920x1.080p, Tru Surround,DNIe, PC input,3 HDMI,DVD input, Samsung PS-43D490,43”,Full Stereo,Full HD 1.920x1.080p,Tru Surround, DNIe, PC input,3 HDMI,DVD input, Samsung PS-51D550,51”,Full Stereo,Full HD 1.920x1.080p,Tru Surround, DNIe, PC input,3 HDMI,DVD input, Samsung PS-64D8000,51”,Full Stereo,Full HD 1.920x1.080p, Tru Surround,DNIe, PC input,3 HDMI,DVD input, Samsung PS-43E470,43”,Full Stereo,Full HD 1.920x1.080p, Tru Surround,DNIe, PC input,3 HDMI,DVD input, Samsung PS-43E450,43”,Full Stereo,Full HD 1.920x1.080p,600 Hz, Tru Surround,DNIe, PC input,2 HDMI,USB, Samsung PS-43E400,43”,Full Stereo,Full HD 1.920x1.080p,600 Hz, Tru Surround,DNIe, PC input,2 HDMI,USB,

Rp 4.300 Rp 7.600 Rp 4.750 Rp 8.300 Rp 9.265 Rp 5.160 Rp 5.250 Rp 4.800 Rp 4.800 Rp 9.600 Rp 6.500 Rp 6.950 Rp 13.500 Rp 47.500 Rp 5.800 Rp 8.800 Rp 10.350 Rp 4.850 Rp 5.100 Rp 8.550 Rp 6.700 Rp 11.500 Rp 14.000 Rp 19.500 Rp 5.740 Rp 4.900 Rp 11.000 Rp 10.200 Rp 5.700 Rp 12.000 Rp 42.000 Rp 5.200 Rp 4.850

Rp 1.900 Rp 1.700 Rp 2.700 Rp 14.000 Rp 14.850 Rp 3.555 Rp 1.800 Rp 3.070 Rp 6.600 Rp 3.700 Rp 6.000 Rp 22.150 Rp 5.200 Rp 7.000 Rp 3.800 Rp 8.000 Rp 13.680 Rp 23.500 Rp 12.000 Rp 19.800 Rp 31.200 Rp 25.650 Rp 47.500 Rp 4.000 Rp 13.100 Rp 17.750 Rp 22.700 Rp 49.500 Rp 20.500 Rp 28.900

LG 55LM7600,55”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,Smart TV, Contrast 8.000.000:1,WiFi,PC input,HDMI,USB,

Rp 36.700

LG 47LM8600,47”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,Smart TV, Contrast 8.000.000:1,WiFi,PC input,HDMI,USB,

Rp 25.500

LG 55LM8600,55”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,Smart TV, Contrast 8.000.000:1,WiFi,PC input,HDMI,USB,

Rp 38.400

Rp 4.300

Panasonic THL42ET5G,42”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround, WiFi,4 HDMI, USB,PC input,

Rp 12.230

HARGA

Panasonic THL47ET5G,47”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround, WiFi,4 HDMI, USB,PC input,

Rp 17.100

Panasonic THL42E5G,42”,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround, WiFi, 4 HDMI,USB, PC input,

Rp 8.100

Panasonic THL47E5G,47”,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround, WiFi, 4 HDMI,USB, PC input,

Rp 12.600

Akira LED-24B10FHD,24”,Full Stereo,Full HD 1920X1080p, PC input, Contrast 50.000:1, Brightness 300 cd/m2,Response Time 5ms,HDMI,USB, Rp 1.900 Changhong LE19718,19”,Full Stereo,Full HD 1920X1080p,2 HDMI, PC input,USB, DVD input, Rp 1.800

Semua harga yang ditampilkan dalam Ribuan Rupiah

HARGA

Panasonic THL42E30G,42”,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,100Hz, Power Cons. 140w,DVD input,3 HDMI,USB,PC input, Rp 8.000

TV LED PRODUK

Changhong LE24718,24”,Full Stereo,Full HD 1920X1080p,2 HDMI, PC input,USB, DVD input, Changhong LE24818,24”,Full Stereo,Full HD 1920X1080p,2 HDMI, PC input,USB, DVD input, Changhong LE32868,32”,Full Stereo,Full HD 1920X1080p,2 HDMI, PC input,USB, DVD input, Konka LED47IS988,47”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround, DVD input,PC input, HDMI,USB, LG 42LE7500,42”,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,Bluetooth, PC input, Wireless,4 HDMI,USB, LG 32LF2000,32”,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,DVD input, PC input, 4 HDMI,USB, LG 22LS3300,22”,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround, PC input, HDMI,USB, LG 32LS3400,32”,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround, PC input, HDMI,USB, LG 42LS3400,42”,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround, PC input, HDMI,USB, LG 32LS3500,32”,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround, PC input, HDMI,USB, LG 42LS4600,42”,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,PC input, HDMI,USB, LG 55LS5700,55”,Full Stereo,1920x1080p,Smart TV,Tru Surround, MCI 800Hz, PC input,HDMI,USB, LG 32LV3500,Smart TV,32”,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround, PC input, 3 HDMI,USB,Hard Panel,Power Cons. 80w, LG 42LV3500,Smart TV,42”,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround, PC input, 3 HDMI,USB,Hard Panel,Power Cons. 110w, LG 32LV3730,Smart TV,32”,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround, PC input, 3 HDMI,USB,Hard Panel,Power Cons. 80w, LG 42LV3730,Smart TV, 42”,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround, PC input, Smart TV,3 HDMI,USB,Hard Panel,Power Cons. 110w, LG 47LV3730,47”,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround, PC input, 3 HDMI,USB, Smart TV,Hard Panel,Power Cons. 140w, LG 55LV3730,55”,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround, PC input, 3 HDMI,USB, Smart TV,Hard Panel,Power Cons. 140w, LG 42LW5700,42”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,Smart TV, Hard Panel, Digital TV,LAN,Power Cons. 140w,PC input,4 HDMI,USB, LG 47LW5700,47”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,Smart TV, Hard Panel, Digital TV,LAN,Power Cons. 150w,PC input,4 HDMI,USB, LG 55LW5700,55”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,Smart TV, Hard Panel, Digital TV,LAN,Power Cons. 170w,PC input,4 HDMI,USB, LG 47LW6500,47”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,Smart TV, Hard Panel, Digital TV,LAN,Power Cons. 150w,PC input,4 HDMI,USB, LG 55LW6500,55”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,Smart TV, Hard Panel, Digital TV,LAN,Power Cons. 170w,PC input,4HDMI, LG 32LM3410,32”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround, Response Time:2.5ms, WiFi,PC input,HDMI,USB, LG 42LM6200,42”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,Smart TV, Contrast 8.000.000:1,WiFi,PC input,HDMI,USB, LG 47LM6200,47”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,Smart TV, Contrast 8.000.000:1,WiFi,PC input,HDMI,USB, LG 55LM6200,55”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,Smart TV, Contrast 8.000.000:1,WiFi,PC input,HDMI,USB, LG 65LM6200,65”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,Smart TV, Contrast 8.000.000:1,WiFi,PC input,HDMI,USB, LG 47LM6700,47”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,Smart TV, 20w 10% RMS, Contrast Ratio 8.000.000:1,WiFi,PC input,HDMI,USB, LG 55LM6700,55”,3D,Full Stereo,1920x1080p,Tru Surround,Smart TV, 20w 10% RMS, Response Time 2.5ms,WiFi,PC input,HDMI,USB,

=Penurunan Harga

audio video 62 September 2012


HARGA

Rp 1.790

Rp 20.000

Rp 13.000 Rp 3.300 Rp 7.000 Rp 3.950 Rp 3.300 Rp 6.300 Rp 7.000 Rp 13.650 Rp 8.000 Rp 13.650 Rp 13.775 Rp 17.575 Rp 15.200 Rp 21.000 Rp 30.000 Rp 19.700 Rp 37.800 Rp 8.900 Rp 21.900 Rp 33.200 Rp 28.300 Rp 45.000 Rp 3.150 Rp

5.600

Sanyo LCE-24C100,24”,Full Stereo,1920ix1080p, PC input,HDMI,USB, Dynamic Contrast 2.500.000:1, Tru Surround,Response Time 6.5ms,

Rp 2.110

Sharp LC32LE240,32”,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p,Tru Surround, PC input, USB, HDMI,

Rp 3.700

Sharp LC32LE340,32”,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p,Tru Surround, Power Cons.60w, PC input,HDMI,USB,

Rp 3.000

Sharp LC32LE430,32”,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p,Tru Surround, PC input,HDMI, USB,

Rp 3.375

Sharp LC40LE430,40”,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p, Power Cons. 105w, Tru Surround,PC input,HDMI,USB,

Rp 6.400

Sharp LC24DC50,24”,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p,10w 10% RMS, PC input,HDMI,USB,

Rp 2.480

Sharp LC22DC30,22”,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p,10w 10% RMS, PC input,HDMI,USB, Sharp LC19LE520,19”,Full Stereo,1366x768p,PC input,HDMI,

Rp 2.000 Rp 2.000

Sharp LC40LE530,40”,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p,Tru Surround, X-Gen Panel, PC input,HDMI,USB,

Rp 8.350

Semua harga yang ditampilkan dalam Ribuan Rupiah

TV LCD 40‰ - 49‰ PRODUK

HARGA

Konka KL42QS80,42”,Full Stereo,PC input,HDMI,USB, LG 42CS460,42”,Full HD 1920x1080p,Full Stereo, PC input, Contrast Ratio 80.000:1, HDMI,DVD input,USB, LG 42LD420,42”,Full HD 1920x1080p,Full Stereo, PC input, Contrast Ratio 70.000:1, 3 HDMI,DVD input,USB,

Rp 4.400

=Penurunan Harga

audio video 63 September 2012

Rp 5.550 Rp 7.265

Seluruh Produk di Jual di Indonesia

Rp 18.900

HARGA Doharto

Rp 12.600

PRODUK

Sharp LC60LE630,60”,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p,Tru Surround, X-Gen Panel, PC input,HDMI,USB, Rp 23.550 Sharp LC-40LE700M,40”,Full Stereo,1920ix1080p,Brightness 450cd/m2, Contrast 2.000.000:1,Tru Surround,20w 10% RMS,Power Cons. 134, PC input,DVD input,4 HDMI, Rp 8.250 Sharp LC22LE520,22”,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p,PC input,3 HDMI, Rp 2.430 Sharp LC70LE735,70”,3D,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p, USB,WiFi, Internet TV via Dongle, Tru Surround,PC input,4 HDMI,Wireless LAN, Rp 47.000 Sharp LC40LE820,40”,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p,100hz/120Hz, Tru Surround Power Cons. 126W,PiP,PC input,3 HDMI,USB, Rp 9.300 Sharp LC40LE830,40”,3D,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p, Yamaha 3D Surround, X-Gen Panel,35w 10% RMS,Power Cons. 109W, PC input,4 HDMI,USB, Rp 11.250 Sharp LC46LE830,46”,3D,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p, Yamaha 3D Surround, X-Gen Panel,PC input,4 HDMI,USB, Rp 22.800 Sharp LC52LE830,52”,3D,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p, Yamaha 3D Surround, X-Gen Panel,PC input,4 HDMI,USB, Rp 36.500 Sharp LC60LE830,60”,3D,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p, Yamaha 3D Surround, X-Gen Panel,PC input,4 HDMI,USB Rp 43.700 Sharp LC40LE835,40”,3D,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p, Internet TV via Dongle, Yamaha 3D Surround,Built-in Sub Woofer, PC input,4 HDMI,USB,WiFi, Rp 14.200 Sony KDL-40EX720,40”,3D,Smart TV,Full Stereo,1920ix1080p, 4 HDMI, Internet TV,LAN,X-Reality,WiFi,PC input,USB, Rp 14.300 Sony KDL-55EX720,55”,3D,Smart TV,Full Stereo,1920ix1080p, 4 HDMI, Internet TV,LAN,X-Reality,WiFi,PC input,USB, Rp 25.000 Sony KDL-46EX720,46”,3D,Smart TV,Full Stereo,1920ix1080p, 4 HDMI, Internet TV,LAN,X-Reality,WiFi,PC input,USB, Rp 21.000 Sony KDL-32EX720,32”,3D,Smart TV,Full Stereo,1920ix1080p, 4 HDMI, Internet TV,LAN,X-Reality,WiFi,PC input,USB, Rp 8.000 Sony KDL-40EX650,40”,Smart TV,Full Stereo,1920ix1080p,Internet TV, PC input,USB, HDMI, Rp 7.300 Sony KDL-40NX720,40”,3D,Full Stereo,1920ix1080p,WiFi,DVD input, 4 HDMI, PC input,USB,Internet TV, Rp 22.000 Sony KDL-46NX720,46”,3D,Full Stereo,1920ix1080p,WiFi, DVD input,4 HDMI, PC input,USB,Internet TV, Rp 21.000 Sony KDL-60NX720,60”,3D,Full Stereo,1920ix1080p,WiFi,DVD input, 4 HDMI, PC input,USB,Internet TV, Rp 54.000 Sony KDL-55HX750,55”,3D,Full Stereo,1920ix1080p,Internet TV,WiFi, 4 HDMI,PC input,USB, Rp 23.100 Sony KDL-55HX925,55”,3D,Full Stereo,1920ix1080p,Internet TV,WiFi, 4 HDMI,PC input,USB, Rp 56.000 Sony KDL-65HX925,65”,3D,Full Stereo,1920ix1080p, Internet TV,WiFi, 4 HDMI,PC input,USB, Rp 78.000 TCL 32LP11E,TV LED,32”,Full Stereo,1920ix1080p,HDMI,PC input,USB, Rp 3.740 TCL 24LP11E,TV LED,24”,Full Stereo,1920ix1080p,HDMI,PC input,USB, Rp 2.210 TCL 19LP11E,TV LED,19”,Full Stereo,1920ix1080p,HDMI,PC input,USB, Rp 1.690 Toshiba 19HV15,19”,Full Stereo,1368x768p,Contrast 8.400:1,HDMI, PC input,USB, Rp 1.050 Toshiba 23PB201,23”,Full Stereo,1920ix1080p, DVD input,HDMI, PC input,USB, Power Bass Bost, Rp 2.300 Toshiba 32PB200,32”,Full Stereo,1920ix1080p, DVD input,HDMI, PC input,USB, Power Bass Bost,Power Cons. 56w, Rp 2.770 Toshiba 40PB200,40”,Full Stereo,1920ix1080p, DVD input,HDMI, PC input,USB, Power Bass Bost, Rp 6.000 Toshiba 32PS1,32”,Full Stereo,1920ix1080p, DVD input,HDMI, PC input,USB, Rp 4.315 Toshiba 32AL10ES,32”,Full Stereo,1920ix1080p,2 HDMI,PC input,USB, Rp 3.700 Toshiba 40AL10ES,40”,Full Stereo,1920ix1080p,2 HDMI,PC input,USB, Rp 6.000 Toshiba 24PS10,24”,Full Stereo,1920ix1080p,2 HDMI,PC input,USB, Rp 2.200 Toshiba 32PS10,40”,Full Stereo,1920ix1080p,2 HDMI,PC input,USB, Rp 4.300 Toshiba 40PS10,40”,Full Stereo,1920ix1080p,2 HDMI,PC input,USB, Rp 6.300 Toshiba 32PS20,32”,Full Stereo,1920ix1080p,Contrast 60.000:1, 20w 10% RMS, 2 HDMI,PC input,USB, Rp 3.800 Toshiba 40PS20,40”,Full Stereo,1920ix1080p,Contrast 100.000:1, 20w 10% RMS, 2 HDMI,PC input,USB, Rp 7.100 Toshiba 40TL20,40”,3D,Full Stereo,1920ix1080p,4 HDMI,PC input,USB, Rp 16.000

PENULIS

PRODUK Panasonic THL42ET50G,42”,3D,Smart TV,Full Stereo,1920x1080p, Tru Surround, WiFi, 4 HDMI,USB,PC input, Panasonic THL42DT50G,42”,3D,Smart TV,Full Stereo,1920x1080p, Tru Surround, WiFi, HDMI,USB,PC input, Polytron PLD24D300,24”,Full Stereo,1920x1080p,Sub Woofer, Brightness 300cd/m2, Contrast 1000:1,9w 10% RMS,Response Time 5m/s, 1 HDMI,USB,PC input, Polytron PLD55D603,55”,Full Stereo,1920x1080p,Sub Woofer, Brightness 360cd/m2, Contrast 4000:1,Response Time 5.5ms, Power Cons. 150w,Sub Woofer,HDMI,USB,PC input, Polytron PLD46D603,46”,Full Stereo,1920x1080p,Sub Woofer, Brightness 360cd/m2, Contrast 4000:1,Response Time 6.5ms, Power Cons. 135w,Sub Woofer,HDMI,USB,PC input, Samsung UA32D550,32”,Full Stereo,1920ix1080p,Tru Surround,PC input, 4 HDMI,USB, Samsung UA46D550,46”,Full Stereo,1920ix1080p,Tru Surround,PC input, 4 HDMI,USB, Samsung UA32D4010,32”,Full Stereo,1920ix1080p,Tru Surround, PC input, 4 HDMI,USB, Samsung UA32D4003,32”,Full Stereo,1920ix1080p,Tru Surround, PC input, HDMI,USB, Samsung UA40D5003,40”,Full Stereo,1920ix1080p,20w 10% RMS, Tru Surround,PC input,HDMI,USB, Samsung UA40D5030,40”,Full Stereo,1920ix1080p,Tru Surround, WiFi Ready,PC input, HDMI,USB, Samsung UA46D5500,46”,Smart TV,Full Stereo,1920ix1080p, 2 USB, Tru Surround, 100Hz CMR,Digital HD Tuner Built-in,PC input,4 HDMI, Samsung UA40D5500,40”,Smart TV,Full Stereo,1920ix1080p, 2 USB, Tru Surround, 100Hz CMR,Digital HD Tuner Built-in,PC input,4 HDMI, Samsung UA46D5500,46”,Smart TV,Full Stereo,1920ix1080p, 2 USB, Tru Surround, 100Hz CMR,Digital HD Tuner Built-in,PC input,4 HDMI, Samsung UA40D6000,Smart TV,40”,3D,Full Stereo,1920ix1080p, 3 USB, 3D Sound, 200Hz CMR,Digital HD Tuner Built-in,LAN,PC input,4 HDMI, Samsung UA46D6000,Smart TV,46”,3D,Full Stereo,1920ix1080p, 3 USB, 3D Sound, 200Hz CMR,Digital HD Tuner Built-in,LAN,PC input,4 HDMI, Samsung UA40D6600,Smart TV,40”,3D,Full Stereo,1920ix1080p, 3 USB, 3D Sound, 400Hz CMR,Digital HD Tuner Built-in,LAN,PC input,4 HDMI, Samsung UA46D6600,Smart TV,46”,3D,Full Stereo,1920ix1080p, 3 USB, 3D Sound, 400Hz CMR,Digital HD Tuner Built-in,LAN,PC input,4 HDMI, Samsung UA55D6600,Smart TV,55”,3D,Full Stereo,1920ix1080p, 3 USB, 3D Sound, 400Hz CMR,Digital HD Tuner Built-in,LAN,PC input,4 HDMI, Samsung UA46D7000,Smart TV,46”,3D,Full Stereo,1920ix1080p, 3 USB, 3D Sound, 800Hz CMR,Digital HD Tuner Built-in,LAN,PC input,4 HDMI, Samsung UA55D8000,Smart TV,55”,3D,Full Stereo,1920ix1080p, 3 USB, 3 D Sound, 800Hz CMR,Digital HD Tuner Built-in,LAN,PC input,4 HDMI, Samsung UA40ES5600,Smart TV,40”,Full Stereo,1920ix1080p,120Hz, Wireless LAN, PC input,HDMI,3 USB, Samsung UA46ES6800,Smart TV,46”,3D,Full Stereo,1920ix1080p, 3 D Sound, Dual Core Processor,PC input,4 HDMI,3 USB, Samsung UA55ES6800,Smart TV,55”,3D,Full Stereo,1920ix1080p, 3 D Sound, Dual Core Processor,PC input,4 HDMI,3 USB, Samsung UA46ES8000,Smart TV,46”,3D,Full Stereo,1920ix1080p, 3 D Sound, Digital HD Tuner Built-in,LAN,PC input,4 HDMI,3 USB, Samsung UA55ES8000,Smart TV,55”,3D,Full Stereo,1920ix1080p, 3 D Sound, Digital HD Tuner Built-in,LAN,PC input,4 HDMI,3 USB, Samsung UA32EH4000,32”,Full Stereo,1920ix1080p,Power Cons. 35w, PC input, 2 HDMI,USB, Samsung UA40EH5000,40”,Full Stereo,1920ix1080p,PC input,4 HDMI, 3 USB,


Doharto

Seluruh Produk di Jual di Indonesia

PENULIS

������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������

PRODUK

HARGA

LG 42LD450,42”,Full HD 1920x1080p,Full Stereo,Brightness 450cd/m2, Audio output 20w 10% RMS,PC input,2 HDMI,DVD input, LG 42LD460,42”,Full HD 1920x1080p,Full Stereo,USB,PC input,HDMI, DVD input, LG 42LD550,42”,Full HD 1920x1080p,200 Hz,Full Stereo, PC input, 3 HDMI,DVD input, LG 46LD550,46”,Full HD 1920x1080p,200 Hz,Full Stereo, PC input, 3 HDMI,DVD input, LG 42LD650,42”,Full HD 1920x1080p,100 Hz,Full Stereo, Contrast Ratio 150.000:1, USB,PC input,HDMI,DVD input, LG 42LK410,42”,Full Stereo,1920x1080p,PC input,2 HDMI,USB, LG 42LK450,42”,Full Stereo,1920x1080p,PC input,HDMI,USB, Panasonic TH-L42U30,42”,Full Stereo,Full HD 1920x1080p,3 HDMI,USB, Contrast 20.000:1, LAN,Tru Surround,Card reader,PiP,DVD input,PC input, Panasonic TH-L42E36,42”,Full Stereo,Full HD 1920x1080p, Contrast 3.000.000:1, PiP,DVD input,PC input,HDMI,USB, Polytron PLM-42M11,42”,Full Stereo,Full HD 1920X1080p, Contrast ratio 100.000:1, 35w 10% RMS,Power Cons. 210W, Brightness 500cd/m2,Times Response 5mm,2 HDMI,USB,XBR, Samsung LA-40D550,40”,Full Stereo,Full HD 1920X1080p,PiP (1), PC input,4 HDMI, USB, Samsung LA-46D550,46”,Full Stereo,Full HD 1920X1080p,PiP (1), PC input,4 HDMI, USB, Samsung LA-40D551,40”,Full Stereo,Full HD 1920X1080p,PiP (1), PC input,2 HDMI, USB, Sharp LC40M500,40”,Full Stereo,Tru Surround,PC input,DVD input,HDMI, Sharp LC40M550,40”,Full Stereo,Full HD,Tru Surround,20w 10% RMS, PC input,HDMI, Sharp LC40L500,40”,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p, Contrast Ratio 50.000:1,PiP, Tru Surround,PC input,DVD input,3 HDMI, Sharp LC40L650,40”,Full Stereo,Full HD 1920ix1080p,100hz, Contrast 50.000:1, Tru Surround,USB,PC input,PiP,DVD input,3 HDMI, Sony KLV-46BX400,46”,Full Stereo,Full HD 1920x1080p,PiP,2 HDMI, PiP, 20w 10% RMS,Power Cons. 151w,PC input,USB,DVD input, Sony KLV-40BX420,40”,Full Stereo,Full HD 1920x1080p,PiP,HDMI,PiP, 20w 10% RMS, PC input,USB,DVD input, Sony KLV-40BX450,40”,Full Stereo,Full HD 1920x1080p,HDMI, PC input,USB, Sony KDL-40CX520,40,Full Stereo,Full HD 1920x1080p,4 HDMI,USB, Internet TV, WiFi,PC input, Sony KDL-46CX520,46,Full Stereo,Full HD 1920x1080p,4 HDMI,USB, Internet TV, WiFi,PC input, Toshiba 40PB1,40”,Full Stereo,1366x768p,Contrast 50.000:1, DVD input,HDMI,PC input,USB,Tru Surround, Toshiba 40PB10,40”,Full Stereo,Full HD,Contrast 50.000:1, 20w 10% RMS,HDMI, PC input,USB,Tru Surround, Toshiba 40PB20,40”,Full Stereo,Full HD,Contrast 50.000:1, 20w 10% RMS,HDMI, Power Cons. 155w,PC input,USB,Tru Surround,

Rp 6.850 Rp 7.895 Rp 8.425 Rp 9.685 Rp 10.105 Rp 6.100 Rp 6.100 Rp 5.850 Rp 7.550

Rp 5.500 Rp 5.500 Rp 8.750 Rp 5.700 Rp 5.900 Rp 6.900 Rp 6.650 Rp 8.800 Rp 6.060 Rp 5.000 Rp 5.250 Rp 7.000 Rp 9.500 Rp 6.300 Rp 4.950 Rp 5.400

TV LCD 32‰ PRODUK

HARGA

Changhong LT32716,32”,1920x1080p,Full Stereo,PC input,3 HDMI, USB,Swivel, LG 32LD310,32”,1366x768p,Full Stereo,Contrast 30.000:1, Contrast 30.000:1, Time Response 5.2ms,PC input,HDMI,DVD input, LG 32LK310,32”,1366x768p,Contrast 60.000:1,Full Stereo, PC input,HDMI, LG 32LK311,32”,1366x768p,Contrast 60.000:1,Full Stereo, PC input,2 HDMI,USB, Power Cons. 120w, LG 32CS410,32”,1366x768p,Contrast 70.000:1,Full Stereo, PC input,HDMI,USB, Panasonic TH-L32U30,32”,Full Stereo,Full HD 1920x1080p,Tru Surround, PC input,1 HDMI,USB,WiFi,LAN, Panasonic TH-L32C22,32”,Full Stereo,Tru Surround,1366x768p, 1 HDMI, Card Reader, DVD input,PC input,Long Panel Life up to 60.000 jam, Panasonic TH-L32C30,32”,Full Stereo,Full HD 1920x1080p,Tru Surround, PC input,1 HDMI,USB,WiFi,LAN, Panasonic TH-L32C3,32”,Full Stereo,Full HD 1920x1080p,Tru Surround, PC input,1 HDMI,USB,WiFi,LAN, Panasonic TH-L32C4,32”,Full Stereo, 1366x768p,Tru Surround, contrast 20.000:1, PC input,1 HDMI,USB Polytron PLM 32M11,32”,Full Stereo,1366x768p,Contrast 50.000:1, 35w 10% RMS, Brightness 450cd/m2,Ultra XBR,Time response 8 ms, Power Cons. 135w,2 HDMI,USB,PC input, Polytron PLM 32B21,32”,Full Stereo,Full HD,Contrast 30.000:1,PiP, Power Cons.150w, Ultra XBR,30w 10% RMS,,Brightness 450cd/m2, Time response 8 ms,HDMI,USB,PC input,

Semua harga yang ditampilkan dalam Ribuan Rupiah

PRODUK

Rp 2.200 Rp 2.750 Rp 2.530 Rp 2.600 Rp 2.750

HARGA

Samsung LA-32D403,32”,Full Stereo,Tru Surround,1366x768p, 20w 10% RMS, PC input,HDMI,DNIe, Samsung LA-32D450,32”,Full Stereo,Tru Surround,Full HD 1920x1080p, 20w 10% RMS, PC input,HDMI,DNIe, Samsung LA-32D451,32”,Full Stereo,Tru Surround,Full HD 1920x1080p, 20w 10% RMS, DVD input,PC input,HDMI,DNIe, Sony KLV-32BX35,32”,Full Stereo,1366x768p,PC input,HDMI, Sony KLV-32BX320,32”,Full Stereo,1366x768p,PC input,HDMI, Sony KLV-32BX311,32”,Full Stereo,1366x768p,PC input,HDMI, Sharp LC-32M4071,32”,Full Stereo,1366x768p,Power Cons. 102w, Tru Surround, PC input,HDMI, Sharp LC-32M400,32”,Full Stereo,1366x768p,PC input,HDMI,USB, Tru Surround, TCL L32H9,32,Full Stereo,1366x768p,DVD input,HDMI,PC input, Power Cons. 130W, Toshiba 32PB1,32”,Full Stereo,1366x768p,Contrast 50.000:1, DVD input,HDMI,PC input,USB,Tru Surround, Toshiba 32PB2,32”,Full Stereo,1366x768p,Contrast 50.000:1, DVD input,HDMI,PC input,USB,Tru Surround, Toshiba 32PB20,32”,Full Stereo,1366x768p,Contrast 50.000:1, 20w 10% RMS, HDMI,PC input,USB,Tru Surround, Toshiba 32HV10,32”,Full Stereo,1366x768p, Contrast 50.000:1, 20w 10% RMS, USB input,1 HDMI,PC input,Tru Surround,

Rp 2.470 Rp 2.900 Rp 3.050 Rp 2.650 Rp 3.000 Rp 2.600 Rp 2.630 Rp 2.450 Rp 2.575 Rp 2.450 Rp 2.450 Rp 2.600 Rp 2.400

TV LCD 19‰ - 24‰ PRODUK

HARGA

Akira Advance V2220,22”,Full Stereo,1366x768p,PC input,HDMI,DVD input, Changhong LT24699,24”,Full Stereo,Full HD 1920X1080p, Contrast 100.000:1, Brightness 500cd/m2,HDMI,PC input,USB, Changhong LT19699,19”,AV Stereo,1366x768p,PiP,HDMI,PC input, Changhong LT24799,24”,Full Stereo,Full HD 1920X1080p, Contrast 100.000:1, Brightness 500cd/m2,2 HDMI,PC input,USB, Konka 24NS80,24”,Full Stereo,1366x768p,HDMI,PC input,DVD input, LG RT-22LK311,22”,1366x768p,Contrast 40.000:1,1 Speaker, USB, PC input, Power Cons. 43w, LG M-227WAP,22”,Full Stereo,1366x768p,1 HDMI,PC input,DVD input, LG M-197WAP,19”,Full Stereo,1366x768p,1 HDMI,PC input,DVD input, Polytron PLM 24M60,24”,Full Stereo,Full HD,Contrast 40.000:1, Brightness 300cd/m2, Picture Freeze,6w 10% RMS,Time response 5 ms, Power Cons. 55W,2 HDMI,USB,PC input, Polytron PLM 24M61,24”,Full Stereo,Full HD,Contrast 40.000:1, Brightness 300cd/m2, Picture Freeze,6w 10% RMS,Time response 5 ms, Power Cons. 55W,2 HDMI,USB,PC input, Samsung LA-19D400,19”,Full Stereo,1366x768p,85w Power Cons., HDMI,USB, PC input, Samsung LA-22D400,22”,Full Stereo,1366x768p,85w Power Cons., HDMI,USB,PC input, 6w 10% RMS, Samsung LA-26D400,26”,Full Stereo,1366x768p,85w Power Cons., HDMI,USB, PC input, Sanyo 19K40,19”,Full Stereo,1366x768p,DVD input,HDMI,PC input, Sanyo 24K50,24”,Full Stereo,1366x768p,DVD input,HDMI,PC input, Sharp LC-22L10,22”,Full Stereo,1366x768p,HDMI,PC input,10w 10% RMS, TCL 24D10,24”,Full Stereo,1366x768p,DVD input,HDMI,PC input, Toshiba 19HV15,19”,Full Stereo,Contrast 8400:1,1366x768p,HDMI, PC input, USB, Toshiba 24HV10,24”,Full Stereo,1366x768p,USB input,1 HDMI,PC input, Toshiba 24PB1,24”,Full Stereo,1366x768p,Contrast ratio 20.000:1, USB input,1 HDMI,PC input, Toshiba 24PB2,24”,Full Stereo,1366x768p,Contrast ratio 20.000:1, USB input,1 HDMI,PC input,

Rp 1.250 Rp 1.550 Rp 1.535 Rp 1.450 Rp 1.425 Rp 1.400 Rp 1.555 Rp 1.320

Rp 1.600

Rp 1.600 Rp 1.355 Rp 1.475 Rp 2.000 Rp 1.370 Rp 1.500 Rp 1.650 Rp 1.690 Rp 1.050 Rp 1.500 Rp 1.700 Rp 1.600

Rp 2.750

HTiB

Rp 2.450 Rp 3.100 Rp 3.300 Rp 2.500

Rp 2.850

Rp 2.600

PRODUK LG LH-HT305SU,1 DVD,DivX,6 Speaker,300w 10% RMS,DVD output, Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,USB,HDMI, LG LH-HT356SD,1 DVD,DivX,6 Speaker,330w 10% RMS,DVD output, Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,USB,HDMI, LG LH-HT503PH,1 DVD,DivX,6 Speaker with 2 floorstanding, dts, 500w 10% RMS, DVD output,Dolby AC3,Dolby Prologic II,USB,HDMI, LG LH-HT554,1 DVD,DivX,6 Speaker with 4 floorstanding, 500w 10% RMS, DVD output,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,USB, LG DH-6320,1 Bluray,3D,6 Speaker with 4 floorstanding,Bass Blast, 850w 10% RMS, Full HD,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,USB,HDMI,

=Penurunan Harga

audio video 64 September 2012

HARGA Rp 1.560 Rp 1.450 Rp 2.895 Rp 3.115 Rp 2.500


HARGA

Rp 2.400

Rp 3.800

Rp 3.800

Rp 6.600 Rp 7.400 Rp 3.460 Rp 2.850 Rp 6.000 Rp 6.200 Rp 7.200 Rp 1.150 Rp 1.450 Rp 1.650 Rp 1.220 Rp 2.550 Rp 3.650 Rp 5.000 Rp 4.400 Rp 9.600 Rp 1.595

Rp 1.650 Rp 3.100 Rp 1.705 Rp 2.950 Rp 1.900 Rp 3.150 Rp 5.000

Rp 5.100 Rp 2.500 Rp 2.890 Rp 3.950 Rp 8.500 Rp 1.000 Rp 1.500 Rp 1.930

Rp 1.250 Rp 1.320 Rp 2.200

Rp 3.400 Rp 3.100

Rp 8.000

Rp 2.500

Rp 2.400 Rp 1.525 Rp 1.450 Rp 1.500

Rp 3.500

Rp 1.950

Rp 2.300

Rp 2.250

Rp 2.600 Rp 1.480 Rp 2.650 Rp 1.400 Rp 3.000 Rp 4.000 Rp 9.000

CAMCORDER PRODUK MEDIA REKAM : HARD DISK DRIVE Brica DV-500Z,Zoom, LCD 3.5”,Full HD 1920x1080i,Still Picture 15 MP, SD Card, JVC GZ-HM445,Zoom 40/200,LCD 2.7”,Full HD 1920x1080i,SD Card, Built-in HDD, Digital Camera,HDMI,USB, JVC GZ-MG630,Zoom 40/200,LCD 2.7”,SD Card,Built-in HDD 60 GB, Digital Camera,HDMI,USB, Sony DCR-SR10,Zoom:15/30,LCD 2.7”,Full HD,HDD 40GB, Carl Zeiss, Exmor R CMOS Censor, 4MP Still Picture,Memory Stick DuoTM,480gr, Sony DCR-SR21,Zoom:57/1800LCD 2.7”,HDD 80GB,Carl Zeiss, LED Video Light, Exmor R CMOS Censor,Digital Camera,SD Card, Memory Stick DuoTM,270gr, Sony DCR-SR68,Zoom:60/2000,LCD 2.7”,HDD 80GB,Carl Zeiss, Exmor R CMOS Censor, Memory Stick DuoTM,SD Card,280gr, SONY HDR-PJ600VE,Zoom:12/160,LCD 3.0”,Full HD,Built-in Projector, Exmor R CMOS Censor,20.4MP Still Picture,26.8mm Wide Angle, HDD 220GB,Memory Stick,SD Card,405gr SONY HDR-PJ50VE,Zoom:12/150,LCD 3.0”,Full HD,Built-in Projector, Exmor R CMOS Censor,7.1MP Still Picture,Built-in GPS Receiver, HDD 220GB,Memory Stick,SD Card,400gr

=Penurunan Harga

audio video 65 September 2012

HARGA

Rp 2.100 Rp 5.300 Rp 2.400 Rp 6.000

Rp 2.550 Rp 3.350

Rp 13.200

Rp 12.300

Seluruh Produk di Jual di Indonesia

Rp 2.650

HARGA Doharto

Semua harga yang ditampilkan dalam Ribuan Rupiah

Rp 4.500

PRODUK Polytron XL1210,1 DVD,DivX,6 Speaker, DVD output,Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II, USB,HDMI, Polytron PHT500,1 DVD,DivX,6 Speaker,DVD output,Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II, USB,HDMI, Polytron PHT920,1 DVD,6 Speaker with 4 Floorstanding,Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II, 130w 10% RMS,USB,HDMI,Bluetooth, Samsung HT-ES455K,1 DVD,6 Speaker with 2 Floorstanding,5.1ch, 1.000w 10% RMS, Power Bass,DVD output,Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,67 w Power Cons.,HDMI,USB, Samsung HT-E453,1 DVD,6 Speaker with 2 Floorstanding,5.1ch, Power Bass,Dolby AC3, dts,Dolby Prologic II,HDMI,USB, Samsung HT-C5550W,1 Blu-Ray,6 Speaker with 4 Floorstanding, Wireless LAN Ready, WiFi,1.000w 10% RMS,Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,2 HDMI,USB,iPod Dock, Samsung HT-D455HK,1 DVD,1080p Up-scale, 6 Speaker with 4 Floorstanding, 850w 10% RMS,Power Bass, DVD output,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,HDMI,USB, Samsung HT-D453HK,1 DVD,1080p Up-scale, 6 Speaker with 4 Floorstanding, 850w 10% RMS,Power Bass, DVD output,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,HDMI,USB, Samsung HT-D350K,1 DVD,6 Speaker,330w 10% RMS,Power Bass, Dolby AC3,dts, 1080p Up-scale,Dolby Prologic II,HDMI,USB, Samsung HT-D3330,1 DVD,6 Speaker,330w 10% RMS,Power Bass, Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,USB, Sharp HTCN-390DVW,1 DVD,1080p Up-scale,6 Speaker,DVD output, Dolby AC3,dts, 210w 10% RMS,Dolby Prologic II,HDMI,USB, Sharp HTCN-790DVW,1 DVD,1080p Up-scale, 6 Speaker with 4 Floorstanding, 210w 10% RMS,DVD output, Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,HDMI,USB, Sharp HTCN-830DVW,1 DVD,1080p Up-scale, 6 Speaker with 2 Floorstanding,210w 10% RMS,DVD output,Dolby AC3, dts,Dolby Prologic II,HDMI,USB, Sharp HTCN-890DVW,1 DVD,1080p Up-scale, 6 Speaker with 4 Floorstanding,420w 10% RMS,DVD output, Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,HDMI,USB, Sharp HTCN-9300DVW,1 DVD,1080p Up-scale, 6 Speaker with 2 Floorstanding, 600w 10% RMS,X-Bass, DVD output,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,HDMI,USB, Sharp HTCN-9900DVW,1 DVD,1080p Up-scale, 6 Speaker with 4 Floorstanding, 600w 10% RMS,X-Bass,DVD output, Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,HDMI,USB, Sony DAV-TZ140,1 DVD,DivX,6 Speaker,30w 10% RMS, Dolby Prologic II,HDMI, Sony DAV-TZ200,1 DVD,DivX,6 Speaker,DVD output,500w 10% RMS, Dolby Prologic II, Sony DAV-TZ135,1 DVD,DivX,6 Speaker,DVD output,350w 10% RMS, Dolby AC3, Dolby Prologic II,USB, Sony DAV-DZ640,1 DVD,6 Speaker with 4 Floorstanding,Dolby AC3, Dolby Prologic II,HDMI,USB, Sony DAV-DZ840,1 DVD,6 Speaker with 4 Floorstanding, 1.000w 10% RMS,Dolby AC3, Dolby Prologic II,HDMI,USB, Sony BDV-E985,1 Bluray,3D,6 Speaker with 4 Floorstanding, Dolby AC3,3D Surround, Dolby Prologic II,HDMI,USB,

PENULIS

PRODUK LG BH-6320,1 Bluray,3D,6 Speaker with 4 floorstanding,Bass Blast, 850w 10% RMS, Full HD,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,USB,HDMI, LG LH-HT805,1 DVD,DivX,6 Speaker with 4 floorstanding, 850w 10% RMS,Full HD,DVD output,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II, USB,1080p up-scaling,USB,HDMI, LG LH-HT806TM,1 Bluray,3D,6 Speaker with 4 floorstanding, 1080p up-scaling, 850w 10% RMS,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,USB, LG LH-HB905TA,1 DVD,DivX,6 Speaker with 4 floorstanding, 1100w 10% RMS,Full HD, 1080p up-scaling, DVD output,Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,USB,HDMI,iPhone/iPod Dock, LG LH-HT906TA,1 DVD,DivX,6 Speaker with 4 floorstanding, 1100w 10% RMS, 1080p up-scaling, DVD output,Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,USB,lPod Docking, LG LH-HX906TX,1 Blu-ray 3D,Full HD,6 Speaker with 4 floorstanding, WiFi,1125w RMS, Bravia Internet Video Streaming,Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,USB,lPod Docking, LG LH-HX995TA,1 Blu-ray 3D,6 Speaker wireless with 4 floorstanding, 5.1 ch,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,USB,iPod or iPhone Docking, LG DH-7620T,1 Blu-ray,6 Speaker wireless with 4 floorstanding, 5.1 ch, Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,HDMI,USB, LG DH-6520T,1 DVD,6 Speaker wireless with 4 floorstanding, 5.1 ch, Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,HDMI,USB, LG BH-7520,1 Bluray,3D,6 Speaker wireless with 4 floorstanding, 5.1 ch, Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,DLNA,iPod dock,HDMI,USB, LG BH-9320,1 Bluray,3D,6 Speaker wireless with 4 floorstanding, 5.1 ch, Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,HDMI,USB, LG BH-9520,1 Bluray,3D,6 Speaker wireless with 4 floorstanding, 5.1 ch, Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,HDMI,USB, Panasonic SC-XH10,1 DVD,DivX,6 Speaker,DTS,Dolby AC3,dts, 330w 10% RMS,USB, HDMI. Panasonic SC-XH20,1 DVD,DivX,6 Speaker,DTS,Dolby AC3,dts, 330w 10% RMS,USB, HDMI. Panasonic SC-XH50,1 DVD,DivX,6 Speaker,DTS,Dolby AC3,dts,HDMI,USB, Panasonic SA-BT230,1 Bluray,DivX,6 Speaker,DVD output,DTS, Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,USB, Panasonic SC-XH55,1 DVD,DivX,6 Speaker with 2 floorstanding, Dolby AC3, dts,Dolby Prologic II,USB,HDMI, Panasonic SC-XH155,1 DVD,DivX,6 Speaker with 2 floorstanding, Dolby AC3, dts,Dolby Prologic II,1.000w 10% RMS,USB,HDMI, Panasonic SC-XH165,1 DVD,DivX,6 Speaker with 4 floorstanding, Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,1.000w 10% RMS,USB,HDMI, Panasonic SC-BTT270,1 Bluray,3D,6 Speaker,Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,USB, HDMI,Dock for iPod, Panasonic SC-BTT775,1 DVD,DivX,6 Speaker with 4 floorstanding, Dolby AC3, dts,Dolby Prologic II,USB,HDMI, Philips HTS2500,1 DVD,DivX,6 Speaker,DVD output,DTS,Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,USB,300w 10% RMS, Philips HTS3181,1 DVD,DivX,6 Speaker,DVD output,DTS,Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II,USB,300w 10% RMS, Philips HTS3276,1 DVD,DivX,6 Speaker with 2 Floorstanding, DVD output,DTS,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,HDMI,USB, Philips HTS3510,1 DVD,6 Speaker,DVD output,DTS,Dolby AC3,dts, 300w 10% RMS, Dolby Prologic II,HDMI, Philips HTS3530,1 DVD,DivX,6 Speaker with 2 Floorstanding, HDMI, 600w 10% RMS, DVD output,DTS,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,USB, Philips HTS3531,1 DVD,6 Speaker,DTS,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,HDMI, Philips HTS3540,1 DVD,DivX,6 Speaker with 4 Floorstanding, 1080p up-scaling, DTS,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,HDMI,USB, Philips HTS5540,1 DVD,DivX,6 Speaker with 4 Floorstanding, HDMI, 1080p up-scaling, DVD output,DTS,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,USB, Philips HTS5550,1 DVD,DivX,6 Speaker with 4 Floorstanding, 1080p up-scaling, 1.200w 10% RMS,DVD output,DTS,Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,HDMI,USB, Pioneer HTZ-121,1 DVD,6 Speaker,DVD output,Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,HDMI, Pioneer HTZ-181,1 DVD,6 Speaker,DVD output,Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,HDMI, 350w 10% RMS, Pioneer HTZ-202,1 DVD,6 Speaker with 4 Floorstanding,DVD output, Dolby AC3, dts,Dolby Prologic II,HDMI, Pioneer HTZ-808,1 DVD,6 Speaker with 4 Floorstanding,Ready for iPod, Dolby AC3, dts,Dolby Prologic II,HDMI, Polytron PHT138,1 DVD,DivX,6 Speaker, DVD output,Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II,80w 10% RMS,Power Cons.98w,HDMI,USB, Polytron PHT158,1 DVD,DivX,6 Speaker, DVD output,Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II, Polytron PHT170,1 DVD,DivX,6 Speaker, DVD output,Dolby AC3,dts, Dolby Prologic II, 200w 10% RMS,USB,HDMI,Bluetooth,


Doharto

Seluruh Produk di Jual di Indonesia

PENULIS

������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������

PRODUK

HARGA

Sony DCR-XR100,Zoom:10/120,LCD 2.7”,Full HD,HDD 80GB, Exmor R CMOS Censor, Carl Zeiss,4.0MP Still Picture,330gr, Rp 6.000 Sony DCR-XR160,Zoom:30/350,LCD 3.0”,Full HD,HDD 160GB, SD Card, Exmor R CMOS Censor, 3.3MP Still Picture,Memory Stick Pro DuoTM,350gr, Rp 5.800 Sony DCR-XR260,Zoom:30/350,LCD 3.0”,Full HD,HDD 160GB, SD Card, Exmor R CMOS Censor, 8.9MP Still Picture,Memory Stick Pro DuoTM,355gr, Rp 6.800 Sony DCR-XR350,Zoom:12/160,LCD 2.7”,Full HD,HDD 160GB, Exmor R CMOS Censor, 7.1MP Still Picture,SD Card, Memory Stick Pro DuoTM,380gr, Rp 10.000 Sony DCR-XR550,Zoom:10/120,LCD 3.5”,Full HD,HDD 240GB, Exmor R CMOS Censor, 12.0MP Still Picture,SD Card, Memory Stick Pro DuoTM,500gr, Rp 13.600 MEDIA REKAM : KARTU MEMORI BenQ DV M21,Zoom : 5/..,Full HD,LCD 3.0”,SD Card,HDMI, Rp 1.500 Canon HFR26,Zoom : 28/..,Full HD 1920x1080i,CMOS Censor, SDHC Card Slot, Dynamic Image Stabilizer,Digital Camera,LCD 3.0”, 32GB Built-in HDD,HDMI,USB, Rp 5.750 Canon FS405,Zoom : 41/.., LCD 2.7”,SDHC Card Slot, Dynamic Image Stabilizer, Digital Camera, Rp 2.000 Canon FS46,Zoom : 37/..,Digital Camera,LCD 2.7”,Stereo Condenser Microphone Rp 3.000 JVC GZ-MS95,Zoom 35/..,LCD 2.7”,Digital Camera,Dual Memory, Rp 2.265 JVC GZ-E245,Zoom 40/200,LCD 3.0”,Digital Camera,Dual Memory, 16 GB Internal Memory, Rp 3.200 JVC GZ-E205,Zoom 40/200,LCD 3.0”,Digital Camera,Dual Memory, 16 GB Internal Rp 3.650 JVC GZ-E10,Zoom 40/200,LCD 2.7”,Full HD,Digital Camera,SD Card, Rp 2.450 JVC GZ-MS215,Zoom 45/900,LCD 2.7”,Digital Camera,Berat 230gr, Dual Memory, Rp 2.055 JVC GZ-HM30,Zoom 40/200,LCD 2.7”,Digital Camera,SD Card Slot,HDMI, Rp 2.425 JVC GZ-HM445,Zoom 40/200,LCD 2.7”,Digital Camera,Full HD, LED Light.,SD Card Slot, Rp 3.370 JVC GZ-HM650,Zoom 40/200,LCD 2.7”,Digital Camera,Full HD,SD Card Slot, Rp 5.700 JVC GZ-MS110,Zoom 45/800,LCD 2.7”,Digital Camera,SD Card, Rp 1.630 Panasonic SDR-S15,Zoom 10/..,LCD 2.7”,Digital Camera, 1.5m’ water proof,SD Card, Rp 2.970 Panasonic HDC-SD40,Zoom 16.8/..,LCD 2.7”,Full HD, Digital Camera 2.1MP,SD Card, Berat 169gr Rp 4.000 Panasonic HDC-SD80,Zoom 37/..,LCD 2.7”,Full HD,SD Card, 3.0MP Still Picture, Rp 5.700 Panasonic SDR-TD76,Zoom 78/..,LCD 2.7”,8GB Internal Memory,SD Card, Rp 2.000 Panasonic SDR-S71,Zoom 78/..,LCD 2.7”,SD Card, Rp 1.900 Panasonic HC-V10,Zoom 63/..,LCD 2.7”,HD Ready,SD Card, 31.6mm Wide Angle, Rp 3.000 Sony DCR-PJ5E,Zoom:57/1800,LCD 2.7”,Carl Zeiss Lenses, Built-in Projector, CMOS Censor,Full HD,HDMI,SD Card, Memory Stick Pro DuoTM,230gr,Exmor R Rp 3.150 SONY HDR-PJ580VE,Zoom:12/160,LCD 3.0”,Full HD,Built-in Projector, Exmor R CMOS Censor,20.4MP Still Picture,26.8mm Wide Angle, Internal Memory 32GB,Memory Stick,SD Card,345gr Rp 11.400 Sony HDR-PJ10,Zoom:30/350,LCD 3.0”,Full HD,Built-in Projector, CMOS Censor, 3.3MP Still Picture,16GB Internal Memory,SD Card, Memory Stick Pro DuoTM,310gr, Rp 7.100 Sony HDR-PJ30,Zoom:12/160,LCD 3.0”,Full HD,Built-in Projector, CMOS Censor, 7.1MP Still Picture,32GB Internal Memory,SD Card, Memory Stick Pro DuoTM,314gr, Rp 10.300 Sony HDR-PJ260,Zoom:30/350,LCD 3.0”,Full HD,Built-in Projector, CMOS Censor, 8.9MP Still Picture,16GB Internal Memory,SD Card, Memory Stick Pro DuoTM,320gr, Rp 7.800 Sony HDR-CX12,Zoom:12/150,LCD 2.7”,Full HD, Exmor R CMOS Censor,5.1 Surround, Carl Zeiss, Digital Camera 10.2MP,SD Card,Memory Stick Pro DuoTM,370gr, Rp 8.000 Sony HDR-CX100,Zoom:10/120,LCD 2.7”,Full HD, Exmor R CMOS Censor, Carl Zeiss,Digital Camera 4.0MP, 8GB Internal Memory,Memory Stick Pro DuoTM,280gr, Rp 4.700 Sony HDR-CX130,Zoom:30/350,LCD 3.0”,Full HD, Digital Camera 3.3MP, Exmor R CMOS Censor, SD Card,Memory Stick Pro DuoTM,250gr, Rp 5.250 Sony HDR-CX190,Zoom:25/300,LCD 2.7”,Full HD,Exmor R CMOS Censor, Carl Zeiss,Digital Camera 5.3MP,SD Card,Memory Stick Pro DuoTM,168gr, Rp 3.600 Sony HDR-CX210,Zoom:25/300,LCD 2.7”,Full HD,Exmor R CMOS Censor, Carl Zeiss,Digital Camera 5.3MP,8GB Internal Memory,SD Card, Memory Stick Pro DuoTM,175gr, Rp 4.900 Sony HDR-CX350,Zoom:12/160,LCD 2.7”,Full HD,Exmor R CMOS Censor, Digital Camera 7.1MP,32GB Internal Memory,SD Card, Memory Stick Pro DuoTM,310gr, Rp 9.600 Sony HDR-CX550,Zoom:10/120,LCD 3.5”,Full HD,Built-in GPS Receiver, CMOS Censor, Digital Camera 12.0MP,64GB Internal Memory,SD Card, Memory Stick Pro DuoTM,310gr, Rp 12.700

Semua harga yang ditampilkan dalam Ribuan Rupiah

PRODUK

HARGA

Sony HDR-TD10,Zoom:12/160,3D,LCD 3.5”,Full HD, Double Exmor R CMOS Censor, 5.1 ch Surround,7.1MP Still Picture,64GB Internal Memory,SD Card, Memory Stick Pro DuoTM,630gr, Sony DCR-SX20,Zoom:50/2000,LCD 2.7”,Carl Zeiss Lenses, Pro-HG DuoTM,Memory Stick Pro DuoTM Sony DCR-SX21,Zoom:57/1800,LCD 2.7”,Face Detection, SD Card Slot LED Video Light,, Pro-HG DuoTM,Memory Stick Pro DuoTM,195gr, Sony DCR-SX44,Zoom:60/2000,LCD 2.7”,Carl Zeiss Lenses,USB Port, Digital Camera,4 GB Built-in Flash Memory,Pro-HG DuoTM, Memory Stick Pro DuoTM Sony DCR-SX60,Zoom:60/2000,LCD 2.7”,Carl Zeiss Lenses,Berat:240gr, Digital Camera 0.3 MP,16 GB Built-in Flash Memory,Pro-HG DuoTM, Memory Stick Pro DuoTM Sony DCR-SX65,Zoom:60/2000,LCD 3.0”,Carl Zeiss Lenses, LED Video Light,4 GB Built-in Flash Memory,Pro-HG DuoTM, Memory Stick Pro DuoTM,USB Port,230gr, Sony DCR-SX83,Zoom:25/300,LCD 2.7”,3.1MP Still Picture,SD Card Slot, Exmor R CMOS Censeor,Carl Zeiss,16GB Internal Memory, Pro-HG DuoTM,Memory Stick Pro DuoTM,210gr, Toshiba X100,Zoom:10/10,LCD 3.0”,Digital Camera, SD Card Slot, 4 GB Built-in Flash Memory, Full HD,Digital Camera 10 MP,HDMI,

Rp 12.700

Rp 2.160 Rp 1.900

Rp 2.650

Rp 4.060

Rp 2.650

Rp 4.850 Rp 2.050

PROJECTOR PRODUK

HARGA

DLP PROJECTOR BENQ MP670,1024x768p,Brightness 3200 ANSI Lumens, Contrast 3000:1,S-Video,HDMI,Lamp Life 3000 jam,Berat :2.75kg, US$ 2.100 InFocus X16,800x600,Brightness 2400 ANSI Lumens,Contrast 2000:1 Rp 5.000 InFocus IN102,800x600,Brightness 2500 ANSI Lumens,4000hrs lamp life, Berat 2.3kg, Rp 4.000 InFocus IN105, 1024x768p,Brightness 3000 ANSI Lumens, 4000hrs lamp life, Berat 2.3kg, Rp 6.000 Samsung P410M,800x600p,Brightness 170 ANSI,Contrast 1000:1,32dB, PC input, USB,Lamp Life 30.000 jam,Berat:0.95kg, Rp 3.290 LCD PROJECTOR Acer C110,854x480,Contrast 1000:1,Brightness 50 ANSI Lumens, 20000hrs LED life, Berat:175gr, Rp 3.550 Acer C110,800x600,Contrast 4000:1,Brightness 2700 ANSI Lumens, 5000hrs lamp life, Berat: 2.2 kg,3D Ready, Rp 3.550 Epson EB-X7,800x600,Brightness 2200 ANSI Lumens,5000hrs lamp life, US$ 579 Epson EB-X9,800x600,Brightness 2500 ANSI Lumens,5000hrs lamp life, US$ 449 Hitachi CP-RX79,1024x768,Brightness 2200ANSI Lumens,4000hrs lamp life,2.2kg, Rp 4.395 Samsung SP-L220/221,1024x768p,Brightness 2200 ANSI Lumens, Contrast 500:1,stereo speaker, US$ 599 Sony VPL-HW15,Full HD 1920x1080p,Brightness 1000 ANSI Lumens, Contrast 60.000:1,2 HDMI,PC input,S-Video,Berat 10 kg, US$ 3.000

MICRO COMPO PRODUK LG XB-12,1 DVD,DivX,FM radio, LG FB-166,1 DVD,FM radio,iPod/iPhone Dock, Philips DCD-132,1 DVD,FM radio,20w 10% RMS,Dinamic Bass boost, iPod Dock,USB, Philips MCD-122,1 DVD,FM radio,40w 10% RMS,Dinamic Bass boost, Dolby Digital,USB,Rp 1.500 Philips MCD-170,1 DVD,DivX,FM radio,Dinamic Bass boost, USB, Automatic Recording Level, Audio Output 400w PMPO,Power Cons. 180w, Philips MCD-183/98,1 DVD,DivX,FM radio,Dinamic Bass boost, 100w 10% RMS,USB, Philips MCD-909,1 DVD,MP3,FM radio,Dinamic Bass boost,USB, Polytron PNH-2100,1 DVD,FM tuner,USB,Docking for Didital Player, Powerfull Bass,30w 10% RMS,Sub Woofer Out, Polytron PNH-2101,1 DVD,FM tuner,USB,Docking for Didital Player, Powerfull Bass,30w 10% RMS,Sub Woofer Out, Polytron PNH-2201,1 DVD,FM tuner,USB,Docking for Didital Player, XBR Bass Booster, 60w 10% RMS,Blutooth,Sub Woofer Out, Samsung MMC-330D,DVD Player,120w 10% RMS,CD Ripping, Power Bass, 2 way speaker,FM Tuner, Samsung MMC-430D,DVD player,Single Deck,FM Tuner,120w 10% RMS, Power Bass, CD Ripping,2 way speaker,Cradle for iPod,HDMI,USB, Sony CMT-DX400,DVD player,Single Deck,FM Tuner,50w 10% RMS, Direct for iPod & , iPhone Yamaha MCR-040, Yamaha TSX-112,CD Player,FM Tuner,Sound Output 30w 10% RMS,Dock iPod/iPhone, USB,

=Penurunan Harga

audio video 66 September 2012

HARGA Rp 1.025 Rp 2.200 Rp 1.900

Rp 1.500 Rp 1.700 Rp 6.500 Rp 2.000 Rp 2.250 Rp 3.000 Rp 1.320 Rp 1.750 Rp 2.000 Rp 3.400 Rp 3.750




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.