audio
video
EDISI 02 / THN. I / NOPEMBER 2011
HOME ELECTRONIC ENTERTAINMENT
DENGAN AIRPLAY TAK PERLU KABEL?
SONY HMZ-T1 OLED Head Mounted Display gamers dan hobbyist film (moviephile) bisa menonton acara 2D maupun 3D yang dihasilkan oleh dua layar OLED berukuran 0.7 inci
EveAnna Manley Makes You Fly in The Sky
contents 10
10
NEW PRODUCT JBL On Wireless, Panasonic SDR-S71, Denon AVC-A1HDA.
12
PRODUCT INFO
Yamaha YST-FSW150, Toshiba 55G310U, Canon HF R20.
14
THEME
Tanpa Kabel Berkat AirPlay
20
REVIEW 1
Receiver Sony STR-DA3600ES.
12
24
REVIEW 2
Headphone Audiophile Baru dari Beyerdynamic.
26
REVIEW 3
14
Uji CobaSonyHMZ-T1 OLED Head Mount Display di IFA (Berlin).
42
28
COMPARISON1
Komparasi Empat AV Receiver Kelas Menengah : Pioner VSX-1126, Yamaha RXV-871, Denon AVR-2312, Anthem MRX-300.
37
20
COMPARISON2
Komparasi Empat Headphone High-end : AKG K702, Monster Beats Pro Detox, GRADO RS-2i, BEYERDYNAMIC DT-9990
42
24
HI END 1
XTREME Untuk Yang Suka Ekstrem.
48
48
HI END 2
Menikmati Karya Spektakuler YOSHIYUKI KAKU.
54
HI END 3
EveAnna MANLEY Makes You Fly in The Sky.
60
HOME THEATER
Home Theter JBL LS Series.
26
64
KARAOKE CLUB d’storm Boutique KTV.
68
KARAOKE
28
My Arirang KTV-500 Usung 40.000Lagu Karaoke.
70
54
TIPS & TRICKS
Setting TV LCD dan Plasma ala “D.I.Y.
72
REVIEW CD
Devildice : “Army of The Black Rose”. Keri Hilson : “No Boys Allowed”, Colbie Caillat : “All of You”, Transformers Original Soundtrack, Pitbul : “Planet Pit”, Eren : “Salam Rindu”, Iron Maiden : “From Fear to Eternity : Thebest of 1990-2010”.
75
60
SHOPPING GUIDE
November 2011 audio video 4 Nopember
TV Plasma, TV LED, TV LCD, HTIB, Blu-Ray, Camcorder, Micro Compo.
November 2011 - Oktober 2011 audio video 5 September
audio
video
Pemimpin Umum
Pemimpin Redaksi Redaksi Sekretaris Redaksi Kontributor
Tjandra Ghozalli Budi Santoso
David Susilo, Doharto Simatupang, Thomas R. Dita Nursari Sie Kek Chung, Malion, Didik.Wa, Boyke, Herwin, Tony Susanto, Wiyono.
Grafis Manajer Iklan Promosi
Cecep A. Aziz Fajar Tri Pertiwi
Keuangan
Ridwan Candra
Fotografer
A. Riff Syarifudin, Fajar Sutrisno
Alamat Redaksi
Jl. Pulo Buaran III F5-6 BPSP-Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 Telp: (021) 4619502 Fax: (021) 46826450
Ir. Tjandra Ghozalli Pemimpin Umum
Penerbit
PT Audiomedia Nusantara Raya
Pres Dir
Mario Alisjahbana
Pres Kom
Milyanti Yani
Komisaris
Lukmanul Hakim Adham
Group Media
TANGGAPAN YANG MENGGEMBIRAKAN
R
esminya kami launching majalah Audio Video on line pada tanggal 3 Oktober 2011 ketika iklan majalah “Pertama Di Indonesia, Free on-line & on-time Magazine” muncul di harian Kompas 3 Oktober 2011, halaman 3. Mulai saat itu kami kebanjiran tanggapan (masukan berupa pujian dan kritik) melalui telepon dan japri e-mail. Hal ini membuat kami bersemangat untuk melanjutkan penerbitan Audio Video on-line & on-time secara rutin setiap tanggal 3 di awal bulan bersangkutan. Edisi kedua ini (edisi Nopember 2011) kami rencanakan pada tanggal 3 Nopember 2011 sudah bisa dibaca oleh para pembaca majalah ini di seluruh Nusantara bahkan dunia. Anda boleh mengirim masukan maupun kritik via milis Avifans@yahoogroups.com – supaya tanggapan tersebut terbaca juga oleh para kontributor majalah ini tanpa harus kami sebar
ulang atau menunggu Surat Pembaca yang bersangkutan terbit. Bagi anda yang suka menulis, dipersilahkan mengisi rubrikasi REVIEW atau NEW PRODUCTS – bagi produk audio dan video yang sempat anda survei. Tentu saja ada honor yang menanti tulisan anda. Kami juga mempelajari perbedaan antara cara baca media elektronik dan media cetak. Pada media elektronik, laptop, PC, iPad, Galaxy, Black Berry Pad dan sebagainya – anda harus memperbesar tulisan beberapa kali supaya huruf jelas terbaca – hal ini tidak terjadi pada media cetak. Untuk memudahkan anda membaca huruf tulisan di majalah on-line Audio Video ini, maka font size yang biasa kami gunakan 10 kini kami ganti menjadi 12 atau 13. Dengan ukuran font sebesar ini maka para pembaca media elektronik tidak perlu memperbesar tulisan beberapa kali, cukup langsung lihat atau paling banyak sekali
audio video 6 November 2011
audio video 7 November 2011
November 2011 audio video 8 Nopember
audio video 9 November 2011
DOMESTIC by: Budi Santoso
JBL On Wireless JBL On Air merupakan jenis sistem speaker nirkabel dengan teknologi Airplay yang memungkinkan Anda untuk melakukan streaming semua lagu iTunes (dan radio internet), langsung dari komputerAnda, bahkan lebih dari jaringan Wi-Fi atau Ethernet yang ada di rumah Anda. Yang lebih menarik lagi adalah kemampuan menavigasi dengan aplikasi gratis di Apple Remote iPhone atau perangkat iPod Touch.
SPESIFIKASI Image Sensor : 1/8-type CCD (For Europe), 1/8” CCD (For Asia) Total Pixels : 0.8 megapixels Effective Pixels / Motion Image : 0.41 megapixels - 0.52 megapixels [4:3], 0.38 megapixels 0.47megapixels [16:9] Lensa : Panasonic Lens F Value : F1.9(WIDE) / 5.7(TELE) Optical Zoom : 70x Dimensi (W x H x D) : 54.9 x 64.0 x 107.3 [mm] Bobot (tanpa batere) : 212g
Dengan media rekam SD/SDHC/SDXC Memory Card, tentunya camcorder keluaran Panasonic kali ini menjadi sangat ringan, serta akses cepat dengan kemudahan pengoperasian. Dengan hasil rekam video berupa format MPEG2, H.264/ AVC, maka file tersebut dapat langsung diedit setelah di copy ke computer. Fitur zoom optical 70 kali dan 3500 kali pada mode zoom digital sudah cukup mumpuni untuk pengambilan gambar jarak jauh, apalagi didukung oleh teknologi Advanced O.I.S. [Optical Image Stabiliser], sehingga kualitas video terekam lebih stabil.
Denon AVC-A1HDA
SPESIFIKASI Speaker : Front 150 W + 150 W (8 ohm, 20 Hz - 20 kHz) Centre 150 W (8 ohm, 20 Hz - 20 kHz) Surround 150 W + 150 W (8 ohm, 20 Hz - 20 kHz) Surround back 150 W + 150 W (8 ohm, 20 Hz 20 kHz) PHONO(MM) 2.5 mV Audio input 200 mV/47 Kohm Konsumsi daya 630 W Dimensi W x H x D 434 x 217 x 500 mm Bobot 29 kg
SPESIFIKASI AirPlay wireless music streaming on Wi-Fi or Ethernet Three JBL® transducers with 360-degree HALO acoustics Proprietary DSP technologies Breakthrough bright color LCD screen Digital FM with RDS, 10 presets, clock with dual alarms
Sangat lengkap, itulah yang tercermin dari produk buatan Denon berupa AV receiver. Ini dapat tersirat dari fitur yang ditawarkan memang tidak tanggung-tanggung, khususnya sebagai referensi bagi pengguna home theater tingkat advance. AVC-A1HDA, merupakan salah satu line-up tertinggi dijajaran AV receiver Denon yang telah mendapat sertifikasi THX Ultra2 dengan daya keluaran amplifier 7 x 150 watt. Sebagai produk state-of-the-art, solusi yang ditawarkan berupa Power Amplifier dan Power Supply yang sepenuhnya dipisahkan baik untuk Audio maupun Video, sehingga memungkinkan jalur sinyal lebih bersih dan lebih detil, termasuk penggunaan multi transformer individual untuk setiap sirkuitnya.
audio video 10 Nopember 2011
audio video 11 Nopember 2011
by: Budi Santoso Modul subwoofer keluaran Yamaha kali ini merupakan produk terintegrasi yang didukung oleh daya penguatan cukup besar namun dengan desain kotak yang slim. Subwoofer ini memang terkesan cukup sederhana, sehingga memudahkan penggunanya dalam pengoperasian, ini terlihat dari sistem pengaturan yang disediakan hanya berupa tombol power dan pengatur gain volume saja. Dengan desain yang rampin, tentunya letak driver sub 6,5 inci dirancang ala down-firing atau driver menghadap ke bawah.
Toshiba 55G310U memberi Anda tayangan video dengan layar yang sangat besar dan menakjubkan, apalagi ditunjang oleh resolusi layar 1080p dengan frekuensi 120Hz untuk gambar TV, sehingga diklaim mampu menampilkan gambar sebening kristal. Ini berarti Anda akan melihat setiap detail dalam semua sumber video HD , baik saat menikmati tayangan film Blu-ray dan maupun video kelasHD lainnya. Dukungan Audio / video Toshiba 55G310U ini koneksi termasuk tiga masukan HDMI untuk hooking up sumber definisi tinggi, seperti Blu-ray player, atau high-def konsol game. sedangan masukan USB untuk menghubungkan drive untuk mendengar musik favorit Anda maupun foto yang dapat mengubah 55G310U menjadi bingkai foto digital raksasa.Dan dengan input PC, Anda juga dapat menyambungkan TV ini ke komputer rumah Anda dan gunakan layar sebagai monitor yang lebih besar.
Canon HF R20 merupakan jenis camcorder kelas HD yang dilengkapi dengan memory internal 6 GB yang mampu menampung hingga 3 jam video HD. Camcorder ini juga memiliki slot kartu memori ganda, memungkinkan Anda untuk menambah memori sebanyak yang Anda inginkan, bahkan secara otomatis beralih merekam video dari satu kartu memori ke lainnya ketika kartu internal penuh, sehingga tidak ada perlu khawatir tentang kehabisan waktu selama perekaman. Kamera video ini didukung oleh fitur zoom optikal mencapai 20 kali atau 400 kali untuk zoom digitalnya, bahkan modul otomatis dengan cerdas mendeteksi dan menganalisa wajah, kecerahan, warna, jarak, dan gerakan, kemudian secara otomatis memilih pengaturan terbaik untuk setiap adegan, baik pada gerakan kendaraan, binatang yang bergerak cepat, dan banyak lagi.
audio video 12 Nopember 2011
audio video 13 Nopember 2011
THEME
AirPlay by: Budi Santoso
Tanpa Kabel Berkat AirPlay
Istilah AirPlay belakangan ini memang cukup marak di masyarakat, apalagi teknologi tersebut diusung pertama kali oleh perusahaan Apple yang baru saja kehilangan salah satu pendirinya, Steve Jobs (1955 – 2011), dimana Airplay memungkinkan streaming musik antar ruang tanpa kabel.
A
irPlay merupakan teknologi nirkabel yang sepenuhnya dapat diintegrasikan kedalam ke AV Receiver maupun sistem stereo, dimana saat ini telah banyak merek yang telah mengadopsi teknologi tersebut, sebut saja Denon, iHome, JBL, Bowers & Wilkins dan
masih banyak lagi lainnya.
Apa itu AirPlay ?
Pertama kali Apple memperkenalkan media digital streaming yang nirkabel adalah dengan teknologi AirTunes. Teknologi ini memang tidak dipromosikan secara luas untuk streaming.
audio video 14 Nopember 2011
Apple TV lewat AirPlay. Dimana tedapat ikon AirPlay jika ada perangkat AirPlaycompatible di jaringan lokal. Dengan AirPlay, Anda dapat mengatur playback dari perangkat iOS lewat sebuah set tombol kontrol play dan pause yang tersedia. Bahkan dapat secara leluasa untuk mengontrol media streaming sesuka hati, dimana semua perintah remote standar Apple TV bisa dijalankan, termasuk searching chapter maupun channel TV.
Persyaratan AirPlay
Dengan peluncuran Apple TV dan IOS 4.2, kemudian AirTunes berevolusi menjadi AirPlay yang merupakan adaptasi teknologi lebih maju dan memungkinkan streaming audio, video dan gambar antara komputer, iPad, iPhone dan TV tanpa perlu menggunakan kabel. Dalam istilah awam, AirPlay adalah cara untuk mengontrol media yang Anda mainkan dari satu lokasi tanpa kabel. Semenjak diperkenalkannya sistem docking dari Apple, banyak brand audio video yang menerapkan sistem tersebut di setiap komponen perangkat sebagai media pendukung yang kemudian menjadi tren sampai saat ini. Sehingga teknologi terapan ini terus dikembangkan menjadi teknologi aplikasi yang dapat digunakan untuk generasi berikutnya. Dalam memanfaatkan teknologi AirPlay, dua perangkat yang berbeda dapat mengirim audio atau video ke
Dalam rangka untuk memanfaatkan teknologi AirPlay, Anda akan membutuhkan perangkat yang kompatibel. Ini termasuk: 1. Sebuah Mac atau PC 2. Sebuah perangkat iOS versi 4.2 atau yang lebih baru 3. iTunes 10.2 atau lebih 4. Setiap model iPad 5. iPhone 3GS atau lebih tinggi 6. IPod touch generasi ke-3 atau yang lebih baru 7. Apple TV 8. AirPort Express 9. Aplikasi pihak ketiga yang kompatibel 10. Perangkat keras pihak ketiga yang kompatibel seperti speaker atau penerima stereo
audio video 15 Nopember 2011
AirPlay by: Budi Santoso
Bowers & Wilkins telah meng-umumkan peluncuran Zeppelin Air, sebuah versi perbaikan docking syste, Zeppelin yang legendaris dengan fitur Airplay dengan kualitas audio yang ditingkatkan. Dan ini adalah sistem speaker keluaran B & W pertama dengan fitur AirPlay.
Dengan desain Stylish dan kuat yang diusung produk keluaran MarantzMCR603 yang telah di upgrade (tapi tidak gratis) menjadi AirPlay, memungkinkan Anda untuk streaming musik secara bebas dari perangkat iOS Anda.
Philips telah bergabung dengan ras Apple AirPlay dengan merek terbaru yaitu speaker Fidelio SoundSphere yang ditujukan bagi audiophile sebagai media putar dengan kualitas terbaik.
House of Marley One Foundation adalah model AirPlay kelas premium dan merupakan sistem docking speaker yang diciptakan untuk mengenang tokoh musisi reggae Bob Marley dari House of Marley.
Denon CEOL RCDN7 adalah salah satu sistem mini Hi-Fi pertama di pasaran yang menggabungkan konsep lama dan baru, dimana terdiri dari pemutar CD dengan jaringan streaming, radio internet, dan tentu saja dengan fitur AirPlay untuk untuk kemudahan streaming audio dari perangkat iOS Anda.
Pioneer X-SMC3-K adalah salah satu sistem mikro dengan fitur AirPlay dengan harga lebih terjangkau di pasaram yang juga menawarkan streaming DLNA dan sejumlah pilihan koneksi lainnya, baik kabel dan unwired.
THEME
Jika Anda memiliki perangkat iOS, Anda memungkinkan untuk men-download aplikasi gratis dari Apple Remote App Store, sehingga perangkat iOS dapat digunakan sebagai remote. Bila Anda memiliki versi dari iTunes yang mendukung Airplay atau setidaknya satu perangkat lain yang kompatibel, maka memungkinkan untuk memilih perang-
kat untuk melakukan streaming audio atau video lewat AirPlay. Sedangkan untuk versi AirTunes sebelumnya, Anda diharuskan untuk mengatur iTunes untuk mencari perangkat lain yang kini sudah tidak lagi diperlukan lagi. Selama komputer Anda dan perangkat Anda terhubung pada jaringan WiFi yang sama, Anda akan melihat nama perangkat di menu yang muncul saat Anda mengklik ikon Airplay. Pilih perangkat Airplay Anda ingin musik atau video untuk bermain melalui dalam menu ini. Kemudian mulai bermain musik atau video dan Anda akan mendengarnya bermain melalui perang-
audio video 16 Nopember 2011
kat yang Anda pilih. Cara sederhana untuk menggunakan AirPlay di rumah adalah melalui Apple TV, dimana kotak set-box kecil yang menghubungkan HDTV Anda ke iTunes library Anda dan iTunes Store, maka Apple TV dan AirPlay merupakan kombinasi yang kuat dan mendukung musik, video, foto, serta konten streaming dari aplikasi. Dengan teknologi AirPlay yang kini mulai banyak diadopsi brand-brand besar, tentunya akan menjadi fitur yang tidak sekedar sebagai gaya hidup modern belaka, melainkan mampu menberi kemudahan bagi penggunanya sebagai media yang dapat meningkatkan efisiensi
dan menjadi aplikasi yang dapat diakses secara mudah.
Menggunakan AirPlay Untuk Video dan Foto
Philips Fidelio DS3800W merupakan speaker AirPlay Soundring dengan kisaran harga terjangkau di antara model speaker Airplay Soundring sejenis.
Untuk menggunakan fitur ini, Kita memerlukan Apple TV terbaru. Setelah Kita memilikinya Kita dapat menggunakan AirPlay. • Tekan aplikasi video dan mulai mainkan video. • Perhatikan pada panel kontrol, kotak biru kecil dengan segitiga. • Tekan kotak tersebut dan pilih “Apple TV”.
Klipsch telah merilis produk terbaru dari Galeri speaker soundbar KlipschG-17 dengan fitur AirPlay yang memiliki spesifikasi teknis dan harga yang relatif sedang.
Salah satu produsen audio asal Jerman, Loewe juga meluncurkan speaker AirPlay yang mengikuti produk asal Eropa lain seperti B&W dan Philips.
SA-NS500 adalah produk speaker portable buatan Sony yang telah memasuki pasar Apple Airplay tumbuh dengan perangkat menarik dengan kisaran harga pertengahan dan banyak dibandingkan dengan sistem lain yang tersedia saat ini.
Altec Lansing telah meluncurkan Apple AirPlay pertama yang disematkan pada Altec Lansing inAir 5000 dimana kesan pertama dari desain speaker tersebut terlihat sangat bagus.
audio video 17 Nopember 2011
Setelah melakukan ini, audio dan video akan dikirim ke TV atau receiver. Ini adalah cara yang cukup mudah dan cepat untuk mengirm video dan foto melalui Apple TV. Untuk foto, lakukan hal yang sama seperti pada video. Tetapi tekan kotak biru saat slide ditampilkan. Menggunakan AirPlay Untuk Musik Jika hanya ingin mendengarkan musik, kita tidak perlu menggunakan Apple TV untuk menikmati manfaat dari AirPlay. Yang Kita butuhkan adalah sesuatu yang dapat mengirim suara melalui aplikasi speaker iPod, Airport Express atau Kita
THEME
AirPlay by: Budi Santoso
dapat mengirim suara ke speaker wireless. Tentu saja Kita juga dapat mengirim suara ke Apple TV dan menikmati musik juga. Untuk menggunakan fitur ini lakukan hal berikut: • Buka aplikasi iPod di iPad. • Mulai mainkan musik. • Kita akan melihat ikon yang sama seperti yang kita lakukan pada video (kotak dan segitiga). • Tekan ikon tersebut, pilih Apple TV atau Airport Express atau speaker wireless.
Apa itu iTunes?
i-Tunes adalah aplikasi digital player. Dikeluarkan oleh Apple pada 9 Januari 2001 pada acara MacWorld Expo di San Francisco. iTunes adalah aplikasi yang berfungsi untuk memainkan music dan video digital. Program ini juga berfungsi sebagai interface yang me-manage isi dari iPod (digital player yang sangat popular produk Apple) dan iPhone.
Power
Apa itu iOS?
iOS adalah operating system yang dibuat oleh Apple untuk peralatan-peralatan yang di produksi oleh Apple (iPad, iPhone, dan iPod Touch), dimana Operating System adalah perangkat lunak (software) yang dibuat sebagai perantara antara perangkat keras dan pemakai serta antara perangkat keras dan perangkat lunak lainnya.
audio video 18 Nopember 2011
Ethernet hdmi
Optical Audio
audio video 19 Nopember 2011
RECEIVER by: David Susilo
REVIEW
Seperti receiver home theater keluaran Sony rata-rata, baik tampilan estetika serta ergonomi receiver ini sangatlah anggun. Bukan hanya anggun, tetapi karena receiver ini merupakan bagian dari seri ES (Elevated Standard), komponen dalam serta power supply receiver ini dirakit dari berbagai komponen yang berkelas lebih tinggi dengan toleransi yang lebih ketat yang secara teoritis menghasilkan suara yang lebih baik daripada receiver Sony seri standar (non-ES).
PRODUK STR-DA3600ES
HARGA US$748.00
SPESIFIKASI Video
scaling : 1080p Multichannel analog in : 8ch Channels/power(w) : 7x100 Tuner Presets : 60 Dimensions (t x l x d, cm) : 16 x 43 x 39 Learning remote : Yes Network capable : Yes Auto set-up + EQ : Yes Composite in : 5 Phono in : Moving Magnet Optical digital in : 4 Coaxial digital in : 3 Analogue audio in : 4 HDMI 1.4 in : 4 HDMI 1.4 out : 1 Component in : 3 Component out : 1 Preouts : 8
S
etelah menghubungkan receiver ini diantara Blu-ray player Sony BDP-S780 dan proyektor Panasonic PT-AT5000, menghubungkan 7 speakers dan subwoofer, saya memulai uji coba dengan melakukan kalibrasi otomatis. Receiver STRDA3600ES menggunakan versi papan atas dari DCAC (Digital Cinema Acoustic Calibration). Selain DCAC merupakan sistim kalibrasi tercepat dibanding sistim kalibrasi macam Audyssey, MCACC maupun YPAO, sistim DCAC ini menggunakan test tone yang tidak memekakkan telinga. Versi DCAC yang digunakan oleh Sony ini bukan saja versi DCAC terbaik, tapi juga merupakan versi terbaru yang memiliki fitur Automatic Phase Matching (APM) technology dimana bila speaker terkoneksi dengan fasa yang terbalik, secara otomatis DCAC
RECEIVE STR-DA
membalik polaritas yang dikeluarkan oleh receiver tersebut. Dari hasil dengar sebelum dan sesudah kalibrasi, agaknya sistim ini masih lebih condong untuk menyamaratakan level speaker, jarak speaker (melalui sistim delay) dan fasa. Klaim Sony yang menyatakan bahwa sistim DCAC ini menggunakan EQ tidak memberikan efek yang berarti. Entah kertas spesifikasinya yang salah atau sistimnya tidak efektif, tapi tidak terdengar perbedaan kurva EQ antara sebelum dan sesudah kalibrasi. Untuk video, receiver ini menggunakan chip prosesor scaler Faroudja DCDi Edge yang mengkonversi serta melakukan scaling dari input analog (composite serta component) dari 480i, 480p, 720p, dan 1080i menjadi sinyal 1080p digital via HDMI. Sayangnya chip ini tidak bisa melakukan scaling dari input HDMI.
audio video 20 Nopember 2011
ER SONY A3600ES
Untuk suara, Sony menggunakan proses Digital Legato Linear (D.L.L.) yang mampu mengkonversi sinyal DTS dan Dolby Digital biasa (non DTS-MA dan non Dolby TrueHD) dari berbagai sampling rate (44.1 Khz, 48 Khz, 96 kHz) menjadi 192 KHz sehingga menghasilkan suara yang lebih terdengar analog. Fitur baik lainnya dari Sony STRDA3600ES adalah kemampuan receiver ini digunakan sebagai pusat dari berbagai peralatan melalui hubungan ethernet. Pengguna bisa mencolokkan router ethernet dan tiga peralatan lain yang menggunakan hubungan ethernet macam bluray player serta WDTV Live! bisa saling berbagi koneksi internet dengan mudah. Tidak perlu membeli router yang didedikasikan untuk ruangan audio video lagi. Selama uji coba receiver ini selama seminggu, hubungan ethernet terjaga mulus
tanpa ada gangguan sama sekali. Sebagai bahan test dengar (listening test), saya gunakan cakram Blu-ray Disney’s Toy Story 3D. Film ini merupakan film pertama yang di-mix dengan tata suara 7.1 untuk presentasi di bioskop (filmfilm sebelum Toy Story 3D semuanya dimix dalam tata suara 5.1, bila ada cakram Blu-ray yang menggunakan tata suara 7.1, maka cakram tersebut menggunakan up-mix konversi dari 5.1 menjadi 7.1 dan bukan 7.1 tulen). Dinamika serta keseimbangan suara antar speaker bisa dibilang sangat akurat. Entah chip DAC (Digital to Analog Converter) apa yang Sony gunakan, tetapi konversi suara dari bitstream menjadi Dolby TrueHD maupun DTS Master Audio direproduksi dengan sangat akurat dengan detail yang sangat jelas. Seperti biasanya, Sony tidak mau melisensi teknologi dari perusahaan lain. Jadi untuk dynamic range control, Sony tidaklah menggunakan THX Loudness Plus ataupun Dolby Volume. STR-DA3600ES menggunakan Sound Optimizer yang secara real-time menganalisa korelasi soundtrack yang diputar dengan volume level yang dipilih dan menggunakan algoritma psikoakustik sehingga level dialog serta surround selalu terdengar balans tanpa kita perlu bolak-balik mengubahubah volume control sepanjang film. Terus terang kualitas Sound Optimizer ini tidak se-efektif Dolby Volume (dengan sis-
audio video 21 Nopember 2011
tim yang mengubah balance antar speaker dan melakukan kompresi dynamic range) ataupun THX Loudness Plus (yang menggunakan sistim yang mengubah balance antar speaker dan melakukan kompresi dynamic range dan juga EQ), tetapi hasil dengarnya tetap cukup efektif. Sonic imaging, sayangnya agak kurang mapan. Steering logic special effects (suara berputar) di film ini maupun di film lainnya yang saya coba agak kurang berkesinambungan (disjointed). Juga dialog seakan kurang ada emosi. Spesifikasi yang menerakan 100 Watts per channel juga berkesan tersengal-sengal ketika memainkan bagian dari film yang sangat kompleks dan dinamik untuk waktu yang berkepanjangan bila diputar dengan volume level referensi SMPTE maupun THX. Pendapat saya diatas harap jangan dilihat sebagai hal yang memojokkan receiver ini. Hanya saja saya memiliki ekspektasi yang lebih tinggi dari Sony seri ES. Segi positif lainnya dari receiver ini adalah DSP movie soundfield program
REVIEW
RECEIVER by: David Susilo
yang sangat efektif dan terdengar natural. Biasanya, saya paling “anti” dengan gimmick soundfield, tetapi soundfield programs di receiver ini sama sekali tidak terdengar artifisial. Ruang dengar saya yang berukuran 10’ x 16’ x 9’ secara psikoakustik terasa “membesar” menjadi seperti saya duduk di bioskop betulan. Tadinya saya malu untuk mengakui bahwa saya menyukai efek soundfield... tapi kalau kenyataannya bagus dan saya suka, yah mau bagaimana lagi! Alat yang digunakan untuk uji coba ini: 1. Sony STR-DA3600ES 7.1 3D Receiver 2. Sony BDP-S780 BD Player 3. Panasonic PT-AT5000 4. PSB Century 300i Speakers 5. PSB Image C5 Centre Channel 6. PSB Subseries 300 Subwoofer 7. Ultralink Ambiance MKII Speaker Wires 8. Monster M2000HD HDMI cables 9. THX Calibration Disc (BD), Disney’s Toy Story 3D (BD), Resident Evil 4: 3D (BD).
audio video 22 Nopember 2011
Nopember - Nopember 2011 2011 audio video 23 Oktober
Headphone Au dari Beye
REVIEW
HEADPHONE by: David Susilo
Beyerdynamic meluncurkan dua model baru dari seri Tesla Premium Headphones: T 70 dan T 70 p. Dengan harga US$669.00 each. Harga ini merupakan dobrakan harga terendah untuk seri Tesla Premium headphone.
S
PRODUK Beyerdynamic Testa T 70
HARGA €449.00
SPESIFIKASI Transducer type : dynamic Operating principle :
closed
Frequency
response : 5 Hz - 40,000 Hz Impedance : 250 Ω (T 70) / 32 Ω (T 70 p) Nominal SPL : 104 dB (1 mW / 500 Hz) Nominal THD : <0.05% (1 mW / 500 Hz) Power handling capacity : 200 mW Max. SPL : 127 dB (200 mW / 500 Hz) Sound coupling to the ear : circumaural Ambient noise attenuation : 18 dB
pesialis audio dari Heilbronn mengawinkan berbagai desain unik dibawah bendera Tesla yang menghasilkan suara berkelas audiophile, driver yang efektif serta suara dengan frequency response yang seimbang berdasarkan hukum psychoacoustik. Kedua produk ini menggunakan approach yang berbeda untuk aplikasi yang berbeda pula. Beyerdynamic Tesla T 70 menggunakan impedansi 250 Ohm yang matching dengan sistim home audio high-end yang biasanya menggunakan amplifikasi headphone yang dedicated. Dengan sistim yang dioptimisasi untuk home stereo, kualitas suara, imaging dan detail suara dapat direproduksi dengan sempurna baik juga dengan level volume yang rendah. Sesuatu hal yang sulit dilakukan oleh headphone pada umumnya. Beyerdy-
namic Tesla T 70 p menggunakan impedansi 32 Ohm, dengan optimisasi khusus untuk amplifikasi rendah yang didapat dari pemutar MP3 macam iPod, smart phone dan tablet PC. Karena headphone ini dipotimisasi khusus untuk amplifikasi headphone daya rendah, maka headphone ini akan menghasilkan kualitas suara tanpa kompromi dari alat putar portable manapun juga. Kedua jenis headphone ini dibuat dengan sistim tertutup dengan bantalan telinga secara total menutup telinga sehingga ambient noise bisa diminimisasi dan sang pendengar bisa berkon-
audio video 24 Nopember 2011
udiophile Baru erdynamic
“
Semua bahan T 70 dan T 70 p dibuat dari bahan berkualitas tinggi. Engsel, ring dekoratif, semua dibuat dari bahan aluminium. Earcup dibuat dari bahan plastik tebal yang diberi tiga lapisan cat khusus berwarna batu basalt.
“
sentrasi penuh pada lagu dan kualitas suara audiophile yang dihasilkan oleh kedua headphones ini. Headband dan padding tutup telinga kedua headphones ini dibuat dari bahan Detex, semacam micro velour yang anti allergen, tidak panas ditelinga, dan membentuk paddingnya sesuai dengan bentuk telinga pendengar sehingga tidak mudah terjadi fatigue / kelelahan. Semua bahan T 70 dan T 70 p dibuat dari bahan berkualitas tinggi. Engsel, ring dekoratif, semua dibuat dari bahan aluminium. Ear-cup dibuat dari bahan
plastik tebal yang diberi tiga lapisan cat khusus berwarna batu basalt. Seperti headphone papan atas lainnya dari Beyerdynamic, kedua produk ini dibuat secara hand-made di lokasi pabrik di Heilbronn (Jerman) dan paket kedua headphone ini datang berikut carrying bag mewah, konektor 3 meter dengan colokan 3.5mm dan adapter ¼ inci lapis emas (untuk T 70) dan carrying bag mewah, konektor 1.5 meter dengan L-connector 3.5mm serta adapter-F untuk penggunaan di pesawat. Hasil test dengar kedua headphone tersebut diatas sangatlah mengesankan. Terutama suara vokal Emilie-Claire Barlow dari album pop/jazz The Beat Goes On terdengar sangat natural seakan Emilie-Claire Barlow bernyanyi didepan kita. Amazing!
audio video 25 Nopember 2011
DISPLAY by: David Susilo
Uji Coba Sony H Head Mou di IFA (
REVIEW
Dari seluruh pameran IFA 2011 di Berlin, yang paling menarik adalah pelemparan produk Sony HMZ-T1 OLED Head Mount Display. Tujuan Head Mounted Display (HMD) ini adalah menggantikan personal home theatre atau malah home theatre berukuran layar kecil yang sering kita jumpai di rumah-rumah
P
PRODUK Sony HMZ-T1
HARGA US$500
SPESIFIKASI dua
0.7-inch OLED panel dengan resolusi HD (1.280 × 720) 45-derajat sudut pandang horisontal / “virtual melihat” jarak 20m untuk layar 750 inci tersebut maya 5.1 surround sound yang datang dari speaker yang terintegrasi ke dalam (Virtualphones Sony) HMD prosesor unit dengan dua interface HDMI (input dan output) untuk menghubungkan TV, konsol atau Blu-ray player ukuran:. 180 × 168 × 36mm, berat: 420g
roblema dalam pembuatan home theatre yang sesungguhnya (baca: bukan sekedar TV dengan sound system) adalah diperlukannya ruang khusus, proyektor, serta layar dimana harga proyektor serta layar yang termurah (tetapi cukup baik) jatuh dikisaran US$ 4,000. Dengan HMZ-T1, Sony menjanjikan image yang setara dengan layar bioskop 16:9 berukuran 750-inci yang dilihat dari jarak 20 meter, atau kalau di“bawa” ke home theatre, setara dengan layar 16:9 berukuran 85-inci yang dilihat dari jarak sekitar 2.5 meter. Head Mounted Display HMZT1 ini pertama kali diintroduksikan sebagai prototipe di CES 2011 di Las Vegas bulan Januari lalu. Dengan menggunakan alat ini, gamers dan hobbyist film (moviephile) bisa menonton acara 2D maupun 3D yang dihasilkan oleh dua layar OLED berukuran 0.7 inci. Karena masing-masing panel OLED dikhususkan untuk satu mata, maka tidak terjadi
image-flicker (efek kedipan) maupun image-crosstalk (gambar tampak dobel). Meski resolusi yang ditampilkan hanyalah 720p, struktur pixel sama sekali tidak terlihat meskipun film yang diuji coba di“freeze-frame” dan meskipun saya yakin suatu hari versi 1080p akan dirilis, sebetulnya untuk aplikasi ini tidak begitu perlu, apalagi ditambah dengan motion-resolution yang sudah 720p yang hanya sedikit lebih rendah dari rata-rata motion resolution 800p proyektor (ratarata paket proyektor plus layar seharga sekitar US$4,000 meskipun memiliki resolusi gambar-diam sebanyak 1080p, ketika gambar bergerak cepat, resolusi acap kali turun menjadi hanya 800p). Hal ini membuat sulit bagi rata-rata penikmat
audio video 26 Nopember 2011
HMZ-T1 3D OLED unt Display (Berlin)
HMD ini untuk membedakan HMD 720p versus proyektor plus layar 1080p (perlu diingat bahwa layar entry level juga menurunkan resolusi gambar hingga 20%) . Dari hasil uji coba di IFA yang sayangnya hanya bisa dilakukan selama 60 menit, HMZ-T1 ini cukup nyaman dipakai sepanjang 60 menit tersebut meski bila saya duduk tegak, terasa bahwa HMZ-T1-nya agak berat kedepan. Tetapi bila saya duduk santai selayaknya duduk di sofa berkepala tinggi macam La-ZBoy yang memiliki sandaran kepala dengan kemiringan sekitar 30 derajat ke belakang, maka efek berat didepan (front heavy) tidak terasa sama sekali dan saya merasa seperti sungguhan berada dida-
lam bioskop yang gelap gulita. Ditambah lagi HMZ-T1 ini sudah dilengkapi dengan prosesor audio Dolby TrueHD dan DTS Master Audio yang bisa memproses virtual surround dengan headphone supra-aural (diluar telinga) dengan efek yang cukup meyakinkan. Satu-satunya kekurangan dari sistem audio ini adalah tidak adanya output subwoofer sehingga pembeli tidak bisa merasakan gelegar subwoofer baik dari subwoofer asli maupun via tactile-transducer macam Buttkicker atau Body Sonic. Perlu saya tambahkan bahwa meski HMZ-T1 ini sudah produk final, yang final hanyalah bagian visual-nya saja. Untuk prosesor audio serta berbagai colokan yang tersedia masih dalam taraf prototipe. Jadi mungkin saja pihak Sony akan menambahkan (misalnya) subwoofer output, atau daisy-chain output (sehingga beberapa HMZ-T1 bisa dipakai bersamaan dari sumber yang sama tanpa memerlukan HDMI splitter), atau malah VGA input (bayangkan membaca majalah online Audio Video dengan monitor sebesar 85inci !!)
Tambahan:
Beberapa Sony Store di Amerika sudah mulai mengambil pre-order untuk HMZ-T1 seharga US$500 dengan rencana launching sekitar bulan November/Desember di saat masa belanja pra liburan Natal dan Tahun Baru.
audio video 27 Nopember 2011
COMPARISON
AV RECEIVER by: David Susilo
Komparasi Emp Kelas M
Di tengah belantara audio video receiver, sulit bagi hobbyist awam memilih receiver mana yang memiliki value yang terbaik karena tentu saja setiap perusahaan menyatakan bahwa receiver mereka adalah yang terbaik. Sesuatu hal yang mungkin terjadi bila budget pembelian ada dikisaran US$5,000-an, tetapi sangat sulit (atau malah mungkin mustahil) bila budget tersebut diturunkan ke level yang lebih realistis, yaitu kisaran US$1,000.
K
arena banyaknya pertanyaan yang saya terima dari pembaca di Australia, Indonesia, Canada serta Amerika mengenai AV receiver terbaik untuk kisaran harga US$1,000, artikel komparasi kali ini saya uji empat receiver dengan list price yang persis sama, yaitu US$1,000 pas. Dalam komparasi ini, saya lakukan komparasi secara objektif, baik dari segi upscaling video dari berbagai sumber dengan resolusi standard definition dan 720p ke 1080p, de-interlacing dari 1080i ke 1080p, akurasi room calibration, akurasi amplifikasi. Skor jumlah input (HDMI, Component, Composite) dilihat dari segi realistis berdasarkan poll dimana lebih dari 90% pengguna AV receiver seharga $1,000 hanya menggunakan maksimal 4 HDMI input (biasanya Blu-ray Player, Media Player macam WDTV, PS3, Xbox) serta 2 Component input (biasanya Wii dan HD Cable Box) dan 1 composite input (LaserDisc). Oktober - Nopember 2011 2011 audio video 28 Nopember
pat AV Receiver Menengah â&#x20AC;&#x153;
saya lakukan komparasi secara objektif, baik dari segi upscaling video dari berbagai sumber dengan resolusi standard definition dan 720p ke 1080p, de-interlacing dari 1080i ke 1080p, akurasi room calibration, akurasi amplifikasi
â&#x20AC;&#x153;
Satu-satunya yang saya lakukan secara subjektif adalah musikalitas suara AV receiver, untuk hal yang satu ini tidak ada perhitungan matematisnya, tetapi hanya dilihat dari segi selera. Untungnya, bagi calon pembeli, semua receiver di kelas ini sudah otomatis mendapat skor 10/10 untuk koneksi input karena criteria 4 HDMI, 2 Component, 1 Composite sudah terpenuhi meski (misalnya) AV receiver Pioneer VSX-1126 memiliki input yang jauh lebih banyak dari yang diperlukan. Seperti biasanya, komparasi ini dilakukan di ruang dengar Akung Cinema Experience (http://acebydavidsusilo.webs.com) dengan layar proyektor 21:9 sebesar 96-inci dengan jarak tonton 9-kaki. Proyektor yang digunakan adalah Panasonic PTAT5000 yang dikalibrasi sesaat sebelum komparasi dilakukan, blu-ray player Pioneer BDP-LX55 (lihat komparasi bulan depan), serta speaker PSB Century 300i (fronts dan rears), PSB Image C5 (centre channel) dan PSB SubSeries 300 (subwoofer). Oktober - Nopember 2011 2011 audio video 29 Nopember
AV RECEIVER by: David Susilo
PIONEER VSX-1126
COMPARISON
F
aceplate rapih dengan gaya brushed aluminium tampak sangat indah, sayang bila dilihat dari dekat dan disentuh, langsung terasa bahwa bahan yang digunakan sebetulnya adalah plastic (meski plastic yang digunakan berkualitas sangat tinggi). Tetapi setidaknya dengan finishing seperti ini, cap jari dan goresan akan tidak terlalu kelihatan dan mudah dibersihkan. Sayangnya dibalik keindahan ini, ergonomi VSX-1126 sangatlah buruk. Pengguna harus membiasakan diri dengan berbagai fungsi receiver ini, terutama dari sudut layout remote control yang acak-acakan. Mendengarkan rekaman Blu-ray Chris Botti Live in Boston serta CD Emily Claire Barlow, imaging terdengar sangat dalam (three dimensional) tetapi pada frekuensi-frekuensi tertentu, imaging kadang menghilang sehingga kesan layering dari berbagai alat musik kadang menjadi dua dimensi. Pioneer merupakan pionir dari sistem Room Correction lebih dari satu decade yang lalu dengan sistem Advanced MCACC. Sistem ini menggunakan multi-band graphic EQ yang dapat di fine-tune setelah Auto Calibration selesai. Advanced MCACC juga menggunakan tiga-band parametric EQ untuk menghaluskan frekuensi subwoofer tetapi parametric EQ ini tidak bisa dilihat maupun diutak-atik oleh pengguna maupun installer. Lebih hebat lagi adalah pilihan dimana pengguna bisa melakukan Full Auto, Partial Auto dan Full Manual. Hasil before dan after Advanced MCACC sangat efektif dan imaging tetap terjaga dengan rapih dan akurat.
PENILAIAN INPUTS MUSICALITY
10/10 9/10 7/10 10/10 10/10
FINISHING
7/10
ERGONOMI
6/10
TOTAL NILAI
ď&#x201A;Ž 59/70
Scaler yang digunakan receiver ini merupakan scaler terbaik yang ada di pasaran pada range harga receiver US$2,000 kebawah. Menggunakan Marvell Qdeo Kyoto 2, upscaling dari berbagai sumber baik DVD, stasiun TV serta sumber streaming video 720p, hasil emulasi 1080p yang dihasilkan oleh scaler ini sangatlah menakjubkan. Belum pernah saya melihat internal scaler sebaik ini. Kekurangan dari Marvel Qdeo Kyoto 2 adalah hasil de-interlacing (1080i ke 1080p) yang biasanya agak â&#x20AC;&#x153;softâ&#x20AC;? dan kurang tajam. Cerdiknya Pioneer adalah mereka menggunakan chip khas Pioneer, yaitu Pioneer PureVision, yang terkenal sebagaik de-interlacer terbaik yang ada di market dalam taraf harga apapun juga. Kombinasi scaler dan de-interlacer ini membuat internal scaler dalam VSX-1126, secara objektif berdasarkan hasil berbagai test pattern, sangat sempurna. Volume levelling merupakan hal yang sangat penting karena dinamika suara yang gila-gilaan dari Blu-ray maupun DVD dimana suara dialog sangat rendah dan sound efek sangat berisik. Pioneer menggunakan sistem Optimum Mode dimana tergantung dari level volume yang di-set, level surround, level centre channel, dan EQ berubahubah secara variable. Perubahan level serta EQ dilakukan mengikuti formula psikoakustik yang merupakan hasil kerjasama antara pihak Pioneer, Air Studios dan THX.
Oktober - Nopember 2011 2011 audio video 30 Nopember
audio video 31 Oktober - Nopember 2011
AV RECEIVER by: David Susilo
YAMAHA RXV-871
COMPARISON
B
erantakan, itulah hal satu-satunya yang saya pikir ketika melihat penampilan receiver ini. Faceplate plastic yang dipenuhi berbagai tombol tanpa simetris dimana knob input disebelah kiri lebih kecil dari knob volume control disebelah kanan sangat merusak “pemandangan”. Tetapi setidaknya dari segi ergonomi, RXV-871 merupakan receiver desain Jepang satu-satunya yang sangat ergonomis dan mudah untuk digunakan sehari-hari tanpa perlu membiasakan diri terlebih dahulu. Remote control RXV-871 sangatlah logis meski tidak cantik sehingga juga sangat user friendly. Sayang sekali kemudahan penggunaan receiver ini tidak berjalan sejajar dengan musikalitasnya. Bukannya buruk, tetapi efek layering di berbagai track multi-channel dari Blu-ray Chris Botti tidak direproduksi secara sempurna. Bisa dikatakan bahwa three-dimensionality imaging sangat tidak terasa bagaikan semua alat music berada di layer yang sama. Hal yang sama saya rasakan ketika mendengarkan rekaman Emily Claire Barlow. Vokal yang seharusnya forward terasa bercampur dengan alat-alat music lainnya. Imaging tetap baik, tapi depth terasa tidak cukup dalam. Yamaha merupakan perusahaan pertama yang menggunakan parametric EQ untuk semua channel disekitar tahun 2003. Sayang akurasi YPAO jauh menurun sejak Yamaha merubah YPAO dari Yamaha Parametric Acoustic Optimizer menjadi Yamaha Professional Acoustic Optimizer dimana tidak lagi semua channel menggunakan parametric EQ (centre channel menggunakan graphic EQ) dan algoritma YPAO berubah sehingga menjadi kurang efektif. Malah level subwoofer saja meleset sejauh 10 dB dan centre channel meleset sekitar 5 dB. Sayang, dari sistem acoustic room correction
PENILAIAN INPUTS MUSICALITY
10/10 7/10 5/10 5/10 6/10
FINISHING
6/10
ERGONOMI
8/10
TOTAL NILAI
47/70
yang sangat inovatif, sekarang YPAO menjadi sistem yang hampir tidak berguna. Untungnya pengguna yang memiliki SPL meter masih bisa memperbaiki pelesetan level subwoofer dan centre channel secara manual. Entah kenapa, Yamaha tidak menggunakan scaler yang baik. Untuk harga receiver selevel ini setidaknya harus digunakan scaler yang bisa berbuat sesuatu yang positif. Antara scaling on dan off, tidak terasa bedanya sama sekali. Dari test pattern, kelihatan jelas bahwa scaler yang digunakan Yamaha hanya menambahkan Edge Enhancement yang membuat gambar berkesan lebih tajam. Tetapi karena tidak menggunakan sistem Contrast Enhancement, hasil akhirnya tetap kelihatan kasar bagaikan tidak melalui sistem upscaling sama sekali. Sistem de-interlacer dari 1080i ke 1080p juga gagal total, meskipun sedikit memperbaiki imej sumber 1080i dari Blu-ray Diana Krall Live in Rio, efek jaggies dari 1080i tetap terasa dan hasil gambar malah menjadi lebih soft. Daripada menggunakan chip asal-asalan seperti ini sebaiknya Yamaha tidak menggunakan upscaling maupun de-interlacer sama sekali dan meneruskan savings harga chip tersebut ke konsumen. Yamaha menggunakan sistem Adaptive Dynamic Range Control. Sistem ini “melihat” level volume yang digunakan, lalu mengaplikasikan Dynamic Range Control dengan rasio statis. Sayang, meskipun sistem ini sangat efektif ketika pertama kali digunakan oleh Yamaha, sistem ini sekarang sudah amat sangat ketinggalan jaman dan efek kompresi sangat terasa dan dinamika suara terdengar tanpa dinamika sebagai hasil “over compression” (kompresi dinamika yang terlalu berlebihan).
Oktober - Nopember 2011 2011 audio video 32 Nopember
audio video 33 Oktober - Nopember 2011
AV RECEIVER by: David Susilo
DENON AVR-2312
COMPARISON
M
anis, simetris dan fungsional. Meskipun banyak tombol, penggunaan receiver ini relative mudah. Tetapi penampilan yang terlalu simetris justru membuat tombol agak sulit dicari terutama dengan banyaknya tombol berukuran kecil dengan labelling yang lebih mini lagi. Remote control juga agak sulit digunakan, tetapi bila dibandingkan dengan remote control Pioneer, remote control Denon jauh lebih tertata rapih, logis dan jauh lebih mudah digunakan tanpa memerlukan kaca pembesar hanya untuk menekan satu tombol. Tidak berbeda jauh dari Yamaha, musikalitas Denon bisa dibilang tipikal dengan receiver Jepang lainnya (termasuk Onkyo dan Sony) kecuali Pioneer (yang musikalitasnya lebih condong terdengar “British” daripada “Japanese”). Beberapa rekaman GRP saya coba, tetap saja imaging depth tidak terlalu terasa. Begitu pula Blu-ray Chris Botti, Michael Buble, Live from Abbey Road, semua terasa kurang tiga dimensi. Menggunakan sistem Audyssey MultEQ XT yang merupakan “anak” dari sistem yang digunakan di berbagai bioskop THX diseluruh dunia, room correction ini secara teoritis berkualitas professional. Di satu tangan hal ini memang benar. EQ lebih flat dari Advanced MCACC –nya Pioneer, tetapi karena approach Audyssey yang mau menghasilkan sweet area (dan bukannya sweet spot), akhirnya efek tiga dimensi multi-channel surround menjadi sangat terselubung. Steering suara dari satu speaker ke speaker lainnya terlalu halus sehingga sumber suara menjadi tidak jelas dan agak bertumpang tindih. Lebih disayangkan lagi, sistem Audyssey
PENILAIAN INPUTS MUSICALITY
10/10 7/10 7/10 8/10 7/10
FINISHING
7/10
ERGONOMI
7/10
TOTAL NILAI
53/70
hanya bisa dipilih Full Auto atau Off, jadi manual setting menjadi hal yang mustahil. Sangat disayangkan karena potensi Audyssey itu sebetulnya sangat tinggi hanya aplikasinya agak gagal. Denon AVR-2312 menggunakan scaling chip Analog Devices yang cukup efektif. Jauh dibawah Marvell, tetapi imej yang dihasilkan sangatlah natural dan tidak berkesan artificial atau dibuat-buat. DVD Astronaut Farmer keluaran Warner Bros yang terkenal akan keburukan gambarnya (yang selalu saya gunakan sebagai torture-test scaler) bisa diubah dari “tidak layak ditonton” menjadi “bisa diterima oleh mata saya” setelah dibersihkan dan di-upscale oleh Denon AVR-2312. Seperti single-chip solution lainnya, kualitas de-interlacing chip ini juga kurang baik. Entah kenapa, dari berbagai merek chip yang pernah saya review, semua chip yang bisa menghasilkan scaling yang baik, tidak bisa menghasilkan de-interlacing dengan baik. De-interlacing dari 1080i ke 1080p menghasilkan imej yang lagilagi agak soft dan kurang tajam. Mirip seperti Optimum Mode-nya Pioneer, Denon menggunakan volume levelling keluaran Audyssey yang secara aktif memonitor rasio antar dinamika, EQ serta level setiap channel dengan volume level yang digunakan. Diatas kertas sistem ini seharusnya menghasilkan efektifitas yang sama dengan Optimum Mode, tetapi agak disayangkan bahwa aplikasi dari formulasi psikoakustik Audyssey agak gagal karena kadang masih terdengar pumping effect yang menggangu enjoyment menonton tayangan film.
Oktober - Nopember 2011 2011 audio video 34 Nopember
audio video 35 Oktober - Nopember 2011
AV RECEIVER by: David Susilo
ANTHEM MRX-300
R
COMPARISON
eceiver ini merupakan satusatunya receiver yang menggunakan faceplate full metal yang tebal sehingga efek gangguan EMI dan RFI secara total tidak masuk kedalam chassis receiver. Tombol tidak terlalu banyak dan teratur rapih dengan labelling yang jelas sehingga tidak perlu mencari-cari tombol yang diperlukan. Remote control juga sangat komprehensif, dan juga dengan labelling yang sangat jelas. Satusatunya remote control yang lebih ergonomis dari Anthem adalah remote control Yamaha. Wow, musikalitas dari berbagai CD Audio 2-channel terdengar sangat three-dimensional dengan imaging depth yang sangat dalam. Acapkali saya merasa reproduksi 2-channel bagaikan reproduksi multikanal. Contohnya lagu-lagu Charice dan Emily Claire Barlow serta Niiki Yanofsky, reproduksi vokal terasa bagaikan keluar dari dari centre channel meskipun saya hanya menggunakan speaker kiri dan kanan tanpa menggunakan centre channel sama sekali. Malah kadang suara terasa keluar dari samping belakang meskipun surround channels tidak dinyalakan. Belum pernah saya mendengar hasil Room Correction sebaik ini. System Anthem Room Correction sangat CPU intensif diperlukan laptop pada ssat proses kalibrasi dilakukan. Mikrofon yang digunakan untuk kalibrasi juga bukan sembarang mikrofon. Mikrofonnya sendiri memiliki frequency response yang sangat flat. Sebegitu akuratnya sampai setiap mikrofon yang di-supply oleh Anthem memiliki serial number masing-masing yang harus di-input ke program Anthem Room Correction yang sudah di-install ke laptop. Tidak seperti Advanced MCACC yang manggunakan 9-band paragraphic EQ, YPAO yang menggunajkan 7-band paramet-
PENILAIAN INPUTS MUSICALITY
10/10 10/10 10/10 7/10 9/10
FINISHING ERGONOMI TOTAL NILAI
10/10 9/10
ď&#x201A;Ž 65/70
ric EQ (3-graphic EQ untuk centre channel) dan Audyssey yang menggunakan 112-band graphic EQ, Anthem Room Correction menggunakan sekitar 1,000-band parametric EQ. Hal ini menghasilkan koreksi frekuensi yang sangat akurat. Menggunakan Genesis Torino scaling chip, sebagai scaler chip ini tidak terlalu baik. Tetapi lebih baik dari chip â&#x20AC;&#x153;tidak jelasâ&#x20AC;? yang digunakan Yamaha, tetapi masih sedikit dibawah chip Analog Devices yang digunakan oleh Denon (dan jauh dibawah chip Marvell Qdeo Kyoto2 yang digunakan Pioneer). Untungnya, aplikasi chip ini tidak ditambahi bumbu macam sharpness dan edge enhancement yang bukan-bukan yang merusak kualitas gambar. Hasil upscaling chip ini tetap natural dan tidak artificial. Disini letak kehebatan chip Genesis Torino. Kembali lagi meski tidak sehebat Pioneer PureVision chip, Genesis Torino bisa meng-upscale dengan sangat baik dengan efek softening yang sangat minimal. Anthem MRX-300 menggunakan aplikasi Dolby Volume untuk mengatur dinamika audio. Aplikasi di receiver ini hebatnya adalah untuk setiap input, kita bisa memilih level kompresi yang diinginkan. Misalnya untuk nonton TV dimana volume iklan versus volume acara berloncatan gila-gilaan, kita bisa pilih level 8. Untuk LaserDisc kita pilih level 2. Untuk Blu-ray kita pilih level 4. Dst, dst, dst. Mirip seperti Optimum mode, rasio antara kompresi, level tiap channel dan EQ tiap channel dimonitor secara aktif oleh sirkuit Dolby Volume tergantung dengan volume level dan compression strength (level) yang kita pilih. Meski tidak seefektif Optimum Mode, Dolby Volume amat sangat dekat dengan efektifitas Optimum Mode.
Oktober - Nopember 2011 2011 audio video 36 Nopember
M
eski lebih nyaman mendengarkan musik di ruangan terbuka, kadang kita “terpaksa” harus menggunakan headphone. Misalnya di malam hari ketika istri dan anak sudah terlelap, atau dalam situasi studio dimana tes kompatibilitas hasil mixing untuk diputar antar berbagai speakers dan headphones diperlukan, atau bisa juga sebagai monitor bagi vokalis di dalam studio. Karena saya pribadi sering “terjebak” antara situasi dimana saya perlu
COMPARISON
Komparasi Empat Headphone High-end mendengar musik di malam hari (misalnya ketika saya menulis artikel ini) dimana anak saya sudah tertidur pulas ataupun di saat saya perlu headphone monitor ketika saya di studio, saya pribadi harus mencoba beberapa headphones dengan harga yang kurang lebih sama dan memilih mana yang paling bagus, baik dari segi kualitas suara (perhitungan objektif) maupun dari segi kenyamanan serta ergonomi (perhitungan subjektif). Dari hasil komparasi headphone tersebut, hasilnya adalah sebagai berikut :
audio video 37 Nopember 2011
HEADPHONE by: David Susilo
AKG K702
HEADPHONE
COMPARISON
by: David Susilo
Kemasan: Anggun dan rapih. Bisa dikatakan berlebihan, malah. Headphone AKG ini disimpan di dalam kotak yang disimpan di dalam kotak yang berkualitas tinggi (double boxing). Kalau saja kemasannya tidak berlebihan seperti ini, pasti harganya bisa dikurangi. Materi yang termasuk dalam kemasan: kabel sepanjang 3m dengan colokan 3.5mm dengan adapter colokan 1/4-inci (6.3mm). Kabel headphone bisa dicabut total sehingga bila terjadi kerusakan kabel, kita hanya perlu mengganti kabelnya saja.
Tampilan: Tampak seperti headphone professional dengan double-suspension telescopictube yang nyaman dipakai. AKG, karena sangat sering dipakai di berbagai studio papan atas, sangat mengutamakan kenyamanan untuk digunakan dalam waktu yang panjang.
HARGA US$535
KELEBIHAN bisa dipakai berjam-jam tidak melelahkan telinga response frekuensi yang sangat datar stereo imaging yang sempurna.
KEKURANGAN tidak ada.
PENILAIAN VALUE
5/5
TAMPILAN
5/5
KENYAMANAN
4/5
ď&#x201A;Ž 5/5
TOTAL NILAI
19/20
Estetika dan finishing: AKG K702 merupakan headphone berukuran terbesar dalam komparasi ini. Tampilan besar ini sangat cocok dengan kriteria dan aura professional dari merek AKG secara general dan tampak anggun. Kenyamanan: Dengan sistim over-the-ear, seluruh daun telinga terbungkus dengan sempurna sehingga suara dari luar (ambient noise) tidak mengganggu pendengar.
Kualitas suara: Menggunakan berbagai macam rekaman baik CD, MP3 dan juga Blu-ray selama 3,5 jam (headphone yang lain dalam komparasi ini juga dites dengan lagu/film dan durasi yang sama), menurut saya headphone ini sangatlah â&#x20AC;&#x2DC;jujurâ&#x20AC;&#x2122;. Dari suara halus hingga suara kasar, dari volume rendah hingga tinggi, semua dinamika dan detil suara dari berbagai rekaman dan soundtrack bluray direproduksi dengan sempurna tanpa tedeng aling-aling (without colouration). Tidak ada frekuensi yang lebih menonjol dari yang lainnya ketika saya memutar sweep tone melalui tone generator. Hal ini menandakan respons frekuensi yang datar. Sesuatu yang sangat diperlukan bagi para professional audio maupun kalangan audiophile.
audio video 38 Nopember 2011
Monster Beats Pro Detox
Materi yang termasuk dalam kemasan: kabel keriwil (coiled) 1.8m dengan colokan 3.5mm dengan adapter colokan 1/4-inci (6.3mm). Kabel headphone bisa dicabut total sehingga bila terjadi kerusakan kabel, kita hanya perlu mengganti kabelnya saja. Tersedia pula didalam kemasan, carryingcase untuk menyimpan headphone. Tampilan: Tampak seperti headphone professional dengan earcup dan headband yang nyaman dipakai. Menurut pihak Monster, headphone ini di-design mengutamakan kenyamanan untuk digunakan dalam waktu yang panjang. Tetapi karena berbahan fullmetal maka terasa sangat berat dikepala. Estetika dan finishing: Monster Beats Pro Detox merupakan headphone berukuran kedua terbesar dalam komparasi ini. Tampilan besar ini juga cocok dengan nama Monster dan styling yang hip serta modern. Kenyamanan: Dengan sistim over-the-ear, seluruh daun telinga terbungkus dengan sempurna sehingga suara dari luar (ambient noise) tidak mengganggu pendengar.
by: David Susilo
COMPARISON
Kemasan: Serius dan apik serta tampak sangat istimewa. Seperti AKG, kemasan Monster ini malah lebih berlebihan lagi, malah. Headphone Monster ini disimpan di dalam kotak yang disimpan di dalam kotak yang lalu diselubungi sleeve karton high-gloss yang berkualitas tinggi (triple boxing).
HEADPHONE
Kualitas suara: Menggunakan berbagai macam rekaman baik CD, MP3 dan juga Blu-ray selama 3,5 jam, menurut saya headphone ini sangatlah melelahkan. Mid-bass di daerah 60 Hz ke 80 Hz terdengar jelas di “boost” menghasilkan bass yang boomy dan midrange yang kurang jelas terdengar. Vokal tidak terdengar otentik dan frekuensi tinggi terdengar seperti sibilans. Ketika volume suara diturunkan, detil bisa dikatakan sirna, dan bila volume dinaikkan, melelahkan telinga. Untuk kalangan anak muda yang menyukai bass yang mendengung (bukan menendang) headphone ini tentu mudah diterima ditelinga. Tetapi bila kita mencari akurasi suara, lebih baik cari headphone yang lain. Tambahan, kabel headphone yang di-supply oleh Monster, setelah digunakan normal selama 3.5 jam, tidak kembali keriwil seperti semula.
audio video 39 Nopember 2011
HARGA US$599
KELEBIHAN modern dan stylish serta packaging yang sangat istimewa.
KEKURANGAN kabel headphone “mulur” hanya setelah 3.5 jam pakai, mid-bass yang berlebihan dan✓ukuran ear-cup yang tanggung.
PENILAIAN VALUE
2/5
TAMPILAN
5/5
KENYAMANAN
2/5
1/5
TOTAL NILAI
10/20
GRADO RS-2i
HEADPHONE
COMPARISON
by: David Susilo
Kemasan: Bersahaja, ramah lingkungan tetapi tetap sangat baik untuk digunakan sebagai kotak penyimpan headphone.
Materi yang termasuk dalam kemasan: Selembar kertas besar yang mengingatkan pendengar agar jangan menggunakan headphone dengan volume suara terlalu tinggi karena bisa merusak pendengaran, kabel headphone ganda sepanjang 2 meter dengan shielding tebal yang sudah menyatu dengan headphone dengan kepala ¼-inci. Penampilan: Retro klasik yang sangat membedakan Grado dari kompetitor lainnya. Unik bak headphone zaman kuno tanpa berkesan “jadul” dan “lemot” yang sangat elegan. Headphone ini menggunakan bahan kayu ukiran, kulit berkualitas tinggi, metal dan sedikit penggunaan bahan plastik.
HARGA US$599
KELEBIHAN bisa dipakai berjam-jam, ringan, suara yang sangat enak didengar dan stereo imaging yang sempurna.
KEKURANGAN suara tidak akurat untuk apllikasi studio rekaman dan bass terasa kurang menendang.
PENILAIAN VALUE
3/5
TAMPILAN
5/5
KENYAMANAN
4/5
3/5
TOTAL NILAI
15/20
Estetika dan finishing: Grado RS2i merupakan generasi penerus dari headphone terkenal Grado Reference Series yang pertama diluncurkan lebih dari dua dekade yang lampau. Baik kualitas finishing maupun estetika merupakan cerminan total dari model Grado Reference Series pendahulunya.
Kenyamanan: Dengan sistim on-the-ear, seluruh lubang telinga terbungkus dengan sempurna sehingga suara dari luar (ambient noise) tidak mengganggu pendengar. Masih kurang nyaman dibanding AKG K702 tetapi tidak terasa menjepit seperti Monster Beats Pro Detox
Kualitas suara: Setelah mengenakan headphone ini selama 3,5 jam, bagi saya headphone ini sangat enak didengar, terutama untuk rekaman yang menonjolkan suara vokal. Vokal terdengar lantang dengan treble yang halus serta bass yang bulat tapi tidak menendang. Respons frekuensi tidak terlalu datar, tetapi tetap enak didengar. Sangat cocok untuk para audiophile mendengarkan musik, tetapi tidak bisa digunakan sebagai studio monitoring ataupun mastering karena kurang “jujur” meski sangat enak didengar.
audio video 40 Nopember 2011
HEADPHONE
BEYERDYNAMIC DT-990 Materi yang termasuk dalam kemasan: Kabel headphone sepanjang tiga meter yang dipasang di headphone sebelah kiri dengan kepala ¼-inci. Kantong penyimpan headphone berkualitas tinggi. Indikator L dan R yang di-emboss dengan huruf biasa dan huruf Braille. Penampilan: Perkawinan antara penampilan semi-retro tahun ’60-an dengan warna ultra modern. Sangat unik dan tampak professional, serius, tapi tetap santai (casual). Estetika dan finishing: Beyerdynamic DT-990 merupakan headphone termurah dari komparasi ini dengan estetika dan finishing yang tidak kalah dari semua kompetitornya. Semua bagian yang berbahan plastik bukanlah plastik yang dicat melainkan plastik yang berwarna abu-abu metalik sehingga tidak mungkin terjadi warna yang rontok bila tidak sengaja terbentur. Hal tadi serta panjang kabel yang 3 meter, sangat cocok untuk pengguna headphone untuk keperluan broadcasting. Kenyamanan: Dengan sistim over-theear, seluruh telinga terbungkus dengan sempurna tetapi dengan adanya celahcelah bukaan dibagian luar headphone, suara dari luar masih bisa sedikit terdengar, cocok untuk penggunaan broadcasting. Sedikit lebih nyaman dibanding AKG K702 karena dengan adanya celah-celah tersebut, telinga terasa tidak terlalu panas.
COMPARISON
Kemasan: Anggun meski bersahaja, sangat baik untuk digunakan sebagai kotak penyimpan headphone.
by: David Susilo
Kualitas suara: Setelah mengenakan headphone ini selama 3,5 jam, bagi saya headphone ini juga sangat enak didengar, terutama untuk rekaman yang menonjolkan suara vokal. Vokal terdengar lantang dengan treble yang halus serta bass yang bulat dan cukup menendang. Respons frekuensi tidak sedatar AKG, tetapi tetap relatif akurat dan ‘jujur’. Sangat cocok untuk para audiophile mendengarkan musik yang lebih condong ke Jazz dan Pop, tetap bisa digunakan sebagai studio dan broadcast monitoring karena cukup jujur meski untuk mastering tetap menjadi tanda tanya karena kurang “jujur”.
audio video 41 Nopember 2011
HARGA US$399
KELEBIHAN telinga tidak terasa terlalu panas, suara yang cukup akurat dan ‘jujur’, suara yang sangat enak didengar dan stereo imaging yang sempurna.
KEKURANGAN suara kurang untuk apllikasi mastering dan penampilan yang agak membosankan.
PENILAIAN VALUE
5/5
TAMPILAN
3/5
KENYAMANAN
5/5
4/5
TOTAL NILAI
17/20
HI END
by: Tjandra Ghozalli
hi end
Sewaktu mengunjungi pameran audio high end terkemuka di dunia (CES-2011) yang berlangsung di hotel bintang lima plus The Venetian, Las Vegas lantai 35 - bulan Januari silam - saya berjumpa dengan “hopeng” (teman) lama Bung Didi alias Njoo Hoo Kong. Seperti diketahui beliau ini adalah pakar loudspeaker kelahiran Surabaya yang kini berdomisili di Belgia.
Didi bersama XTREME
XTREME UNTUK
T
ahun ini Bung Didi buka pameran di suite room The Venetian, kalau kamar biasa saja per hari dikenakan Rp 50 juta, maka saya tidak tahu berapa rate kamar suite ini. Sewaktu saya datang baru pukul 10 pagi, masih lengang – saya hanya bertemu dengan istri dan putrinya. “Ke mana papi?” tanya saya membuka percakapan. “Tadi anterin tamu ke bawah,” jawab nyonya Didi. “Duduk dulu pak,” sapa nyonya
audio video 42 Nopember 2011
K YANG SUKA EKSTREM Didi. Tiba-tiba mata saya menangkap dua sosok “raksasa” yang berdiri di hadapan saya. Tanpa pardon lagi saya hampiri sepasang raksasa tersebut. Wah, ini loudspeaker tampilannya sangar banget, berbentuk oktagon di bafel depan terpasang 4 driver midwoofer 7”, 2 midrange 5”, dan 1 tweeter 2”. Sedang di bafel kiri dan bafel kanan terpasang masing-masing 3 woofer 9”. Tingginya hampir 2 meter, lebar dan dalam sekitar 60 cm – saya taksir beratnya lebih dari
100 kilo, warnanya hitam glossy bak piano. “He..he..Gede sekali ya loudspeaker ini, apa namanya?” tanya saya pada istri Bung Didi. “Namanya ekstrem, tulisannya Xtreme,” jelas nyonya Didi. “Pak Tjandra mau lagu apa?” tanya nyonya Didi. Saya pilih album ph Barbra Streisand. Ketika ph akan diputar, tiba-tiba Bung Didi menyapa saya dari belakang. “Pak Tjandra sudah lama?” tanya Bung Didi dengan wajah segar. Maka kami pun berbincang hangat seperti halnya dua
audio video 43 Nopember 2011
HI END
orang kenalan yang sudah lama tak bertemu. Menurut Bung Didi, filosofi rancangan Xtreme bersandar pada “live music”. Banyak loudspeaker high end yang tidak mampu menghadirkan performa live music ke dalam ruang dengar. Kalau kita ke pub atau lounge, coba simak sajian permainan musik pop (live) dengan gebukan bass drum, roaring lead guitar, hentakan cymbal, dan tarikan vokal yang penuh dinamika dan kehangatan. Pada kebanyakan loudspeaker rumah, SPL (Sound Pressure Level)-nya sangat terbatas sehingga turut membatasi lonjakan dinamika reproduksi suara loudspeaker. Inilah yang dinamakan “hilangnya aura kehidupan musik”. Nah, kalau Xtreme sangat beda. Loudspeaker ini dirancang untuk mereproduksi SPL suara yang tinggi di atas 100 dB tapi dengan nilai cacat (distorsi) rendah. Tanggapan frekuensi Xtreme dirancang “datar” bukan hanya di volume besar tetapi juga di volume kecil. Artinya dari suara lemah hingga suara kuat akan direpro oleh loudspeaker ini dengan spektrum frekuensi yang sama datarnya sehingga reproduksi loudspeaker ini tidak berbeda-beda warnanya (tidak belang) yang tergantung dari tingkat kekerasan suara. Adapun perangkat yang digunakan di kamar tersebut adalah:
hi end
by: Tjandra Ghozalli
Turntable Phono preamp Line preamp Power amp Loudspeaker Kabel interkonek Kabel loudspeaker
suara loudspeaker Xtreme memang bagus apabila kita pasang volume lebih terbuka. Dengan SPL lebih kuat maka dinamika dan kehangatan loudspeaker ini tersimak jelas. Bagaikan lukisan Basuki Abdulah yang terlihat keelokannya apabila dilukis dalam ukuran frame besar, sedang dalam ukuran frame kecil goresan kuas Basuki kurang terlihat detailnya. Saya menyimak vokal Barbra – hmmmm memang seperti kita sedang berada di sebuah kafe Broadway – sambil nyeruput kopi, vokal Barbra yang lantang membuai telinga, tersimak gregetnya yang penuh energik. Sayangnya Bung Didi tidak menyediakan kopi, mau minta ya kurang sopan
: Spiral Groove : Venture VP100P : Venture VP100L : Venture V100A (x 2) : Venture V100A (100 watts kelas AB) : Venture Diamond : Venture Cable
Kemudian Bung Didi memutar album Barbra dan dari pemantauan saya, reproduksi
toh? He..he..kemudian saya diputarkan ph Manhattan Jazz Quintet – ini ph bagus, re-
audio video 44 Nopember 2011
kamannya ciamik, juga lagunya cocok sama selera saya. “Tambah sedikit volumenya...” minta saya pada Bung Didi. Lah iya dengan posisi volume lebih kuat, kita terbawa ke dalam kafe virtual – ingat Bung, kita bukan dengar musik di rumah tapi di kafe!! Bung Didi tampak tersenyum melihat saya mengangguk-anggukan kepala mengikuti irama permainan Manhattan yang lincah. Yuup, betotan bass dan gebukan drumnya hidup sekali – ini terasa pula pada badan saya yang turut bergetar menerima gebukan bass drum. Aha, saya baru tahu kenapa Bung Didi memakai kamar suite – karena kalau pakai kamar standar – bisa-bisa tetangga komplain karena gebukan bassnya yang membahana. Ha..ha.. ini baru dugaan saya lho.
Formula Khusus
Bung Didi melanjutkan – kalau Xtreme bukan sekelas professional loudspeaker biasa tetapi pure high end loudspeaker dengan tingkat keakuratan yang lebih nyata. Kebanyakan professional loudspeaker lebih mengutamakan kekerasan suara, tapi Xtreme selain kekerasan suara juga keakuratan suara. Untuk midrange, midwoofer, dan woofer pakai formula khusus CFC (Carbon Fiber Composite) yang tegar namun gesit sehingga mumpuni mengikuti lonjakan suara. Tweeter dipakai ukuran besar (2”) berformula AGC (Abaca Graphite Composite) sanggup “menjerit” namun tidak break-up. Ya memang, produk speaker ini masih “gres” - jadi belum indreyen benar tapi dijamin semakin sering dimainkan, maka reproduksi suara loudspeaker ini semakin musikal yang enak untuk menggelitik telinga. Sebagai lulusan Master Fisika dari University of Frankfurt, Jerman, Didi banyak bereksperimen untuk formula membrane getar loudspeaker. Selain itu, Didi juga bereksperimen menggunakan sejumlah lapisan kayu keras (multi-layer wood) yang dipadukan dengan kayu serbuk (particle board) untuk badan kabinet loudspeaker yang de-
Didi bersama keluarga & Gina Hayama (overcoat hitam)
mikian kokoh sehingga tidak bergetar. Didi banyak bereksperimen – untuk menemukan materi yang tepat untuk membrane driver dan juga untuk lapisan kabinet loudspeaker. Nah, karena banyak eksperimen yang membutuhkan biaya tinggi, maka jangan heran kalau harga per pasang speaker ini selangit mesra. Kabinet Xtreme disaput dengan warna hitam mengkilap bagaikan piano. Sebagai pelengkap loudspeaker ini diberi kaki yang beroda (roda khusus untuk piano) – sehingga memudahkan orang untuk memindahkan loudspeaker tambun ini yang beratnya di atas 100 kilo! Ketika ditanya apakah suara Xtreme tidak mengalami degradasi karena tidak pakai spike melainkan roda? Didi menjawab kalau piano saja pakai roda suaranya tetap bagus, maka untuk Xtreme tentu tidak masalah.
Special Post Binding
Kebetulan ketika saya datang, hadir pula nona Gina Hayama dari Furutech Co, Ltd
audio video 45 Nopember 2011
HI END
Jepang. Perusahaannya Furutech cukup kondang sebagai produsen aksesori audio kelas bintang lima. Binding post atau terminal kabel speaker yang dipakai Xtreme adalah produk terbaru dari Furutech pesanan khusus Venture. Konon binding post tipe terbarunya ini memiliki permukaan kontak yang lebih luas daripada binding post tipe terdahulunya. Binding post ini mampu “menggigit” anyaman kabel lebih kuat – sehingga tidak mudah terlepas.
Suroboyo ini yang sekarang menggempur Eropa, Amerika, dan China dengan produk loudspeaker andalannya Venture!
hi end
by: Tjandra Ghozalli
Loudspeaker Venture Xtreme
Truly Live Music
Seandainya kita belum mengetahui, kalau di dalam suite room Venture ada pagelaran audio high end - kita pasti akan terkecoh, menyangka kalau di dalam kamar tersebut sedang digelar musik hidup – karena dinamika, lonjakan, dan kekuatan suaranya mirip sekali seperti gelombang suara Live Music. Kondisi seperti ini sangat jarang kita temui kecuali di pagelaran Java Jazz. Yah, dengan mata tertutup – seorang audiophile dengan mudah membedakan antara musik hidup dan musik reproduksi. Hal ini terkait dengan dinamika (simpangan), transient (lonjakan), dan SPL (kekerasan) suara. Meskipun memakai teknologi HD dengan sampling 192 kHz dan kuantisasi 24-bit dan direkam secara live – semua itu tak ada gunanya bila loudspeaker main ulangnya tidak mampu meng-konvert energi listrik 5.000 watt menjadi energi akustik setara 145dB dalam waktu sepersepuluh milidetik! Akhir kata kami turut bangga atas kiprah arek
Tanggapan Frekuensi : 20 – 60.000 Hz Sensitifitas
: 93 dB
Impedansi
: 6 Ohm
Daya Dianjurkan
: s/d 1.000 Watts (tdk kliping)
Waktu Indreyen
: minimal 100 jam main
Speaker
: 6 bh 9” woofer / 4 bh 7” midwoofer/ 2 bh 5”
midrange/1 bh 2” tweeter.
Disain X-over
: 4 way, first order
Ukuran
: 172 x 66 x 60,5 cm (tinggi x lebar x tebal)
Berat
: 160 kg
Power Amp Mono Venture V100A + Reference Daya Nominal
: 100 Watts, kelas A, 8 Ohm
Cacat Intermodulasi : <0,05% Impedansi Masukan : 10 K Ohm
audio video 46 Nopember 2011
Cacat Harmonis
: <0,05%
Perb Sinyal Desis
: >110dB
Faktor Redam
: 400
Masukan
: 1 x XLR / 1 x RCA
Lebar Bidang
: 0 – 150.000 Hz
Waktu Kejut
: <2,5 mikro detik
Ukuran
: 483 x 170 x 540 mm
Berat
: 32 kg
audio video 47 Nopember 2011
HI END
hi end
by: Tjandra Ghozalli
MENIKMATI KARYA SPEKTAKULER YOSHIYUKI KAKU Jangan dikira kalau produk branded Jepang hanya terkait pada produk massal dengan kualitas nominal. Sejumlah merek Jepang telah masuk ke bursa audio high end seperti Esoteric (TEAC) dan TAD (Pioneer) - keduanya adalah produk audio high end berharga mahal yang akrab di telinga audiophile.
A
gaknya hal tersebut diincar oleh Sony America Inc yang berkedudukan di San Diego, Amerika Serikat. Pada waktu pagelaran pameran akbar audio high end CES 2011, Sony mengambil
langkah berani untuk merilis loudspeaker SS-AR1 di suite room The Venetians, Las Vegas bergabung bersama Pass Lab, Emm Lab, dan Kimber Kable. Dikatakan sebagai langkah berani, karena selama lima dekade produk audio Jepang hanya
audio video 48 Nopember 2011
sama loudspeaker high end. Pernah di tahun 1982, Sony merilis loudspeaker “piston” dengan membran flat honeycomb. Loudspeaker piston tidak berspider tetapi menggunakan lima piston yang menyanggah membran honeycomb tepat di nodal point. Speaker “piston” Sony sempat membuat “geger” kalangan audiophile barat yang waktu itu masih memandang produk Jepang sebelah mata. Kini Sony kembali menggebrak dunia audio high end melalui loudspeaker karya Yoshiyuki Kaku, SS-AR1. Karyanya ini telah menjadi bahan pergunjingan para audiophile internasional, ulasan produknya mencapai belasan majalah mancanegara termasuk Absolute Sound dan Stereophile – semua berkata “good sound with reasonable price”. Hal ini yang membuat saya semakin penasaran saja dan bertekad mampir ke kamar Sony.
Desah Norah menguasai perangkat elektronik. Untuk perangkat transducer (loudspeaker) produk Jepang belum diakui kebolehannya di kalangan audio high end maniac. Rupanya Sony menginginkan terobosan yang merubah paradigma tersebut dengan loudspeaker rancangan Yoshiyuki Kaku dari bagian riset Sony San Diego – Amerika Serikat. Setelah mengunjungi kamar Venture saya lalu memasuki kamar Sony yang langsung disambut oleh Yoshiyuki Kaku, sang desainer. Yoshiyuki masih muda, saya duga berusia 40-an tahun, berkacamata dan murah senyum. Di dalam kamar sudah ada beberapa tamu yang tengah menyimak serius, makanya saya langsung cari tempat duduk yang kosong tanpa bertanya lagi. Sony adalah perusahaan Jepang yang concern
Ketika itu kebetulan sedang diputar lagu kesayangan saya dari album CD “Stardust” Nat King Cole. Saya simak, vokal Nat King Cole direproduksi oleh loudspeaker ini penuh detail, vibrasi suara tenggorokan Cole tersimak jelas. Bunyi bass betot terdengar mantap walau kedengaran sedikit lebih berat dari yang biasa saya dengar. Meskipun rekaman asli “Stardust” ini dibuat di tahun ‘60an, tetapi masteringnya sudah bagus
audio video 49 Nopember 2011
HI END
– dengan tonal balance berspektrum lengkap. Saya simak sibilans vokal Cole lembut – sama sekali tidak menyerang telinga. Saya ingin tahu bagaimana kalau vokal wanita? Pasalnya vokal wanita mengandung sibilans yang lebih tajam dan mudah terdistorsi. Lalu saya request untuk diputarkan album CD Norah Jones – “Dont Know Why”. Ketika diputar, vokal Norah terepro lantang dan suara desis “sss” pada “sssomething happen” tersimak natural tidak menusuk telinga, sama sekali tidak berbau metalik!! Wah gila benar, padahal bunyi sapuan cymbal cukup nyata metalnya. Saya salut pada desain crossover Yoshiyuki – bagaimana bisa “meloloskan” kemetalikan bunyi sapuan cymbal tanpa mengorbankan kelembutan sibilans Norah yang mendesah desah sexy itu. Bunyi ketukan dawai piano juga terdengar natural yang saya prediksi piano Yamaha meskipun tidak tertampak mata – inilah keunggulan dari Sony SS-AR1, natural dan penuh detail sehingga kita bisa menduga piano jenis apa yang sedang dimainkan Norah.
hi end
by: Tjandra Ghozalli
Masalah Resonansi
Setelah usai sejumlah lagu diputar, maka tamutamu meninggalkan kamar dan saya berkesempatan berbincang soal filosofi rancangan loudspeaker SS-AR1 bersama Yoshiyuki. Menurut Yoshiyuki – sebagai perancang loudspeaker, selama ini dia menghindari kehadiran resonansi.
Sony SS-AR1
Diusahakan agar frekuensi resonansi dari kabinet loudspeaker tidak mengotori vokal. Katakan saja bidang vokal manusia mulai 400 Hz hingga 4 kHz, maka diusahakan agar frekuensi resonansi kabinet berada di bawah 400 Hz atau di atas 4 kHz. Apabila hal ini sulit dilakukan, maka ada cara lain yakni kabinet loudspeaker dibuat demikian tegar sehingga resonansi menjadi minim sekali. Tetapi dalam praktiknya kabinet yang teramat tegar akan mereproduksi bunyi atau suara yang kaku atau mati, tidak musikal. Maka dari itu khusus SS-AR1, filosofi dirubah – bukan menghindari resonansi tetapi mengendalikan resonansi! Bagaimana cara mengontrol resonansi supaya balance? Sesungguhnya resonansi itu
audio video 50 Nopember 2011
berguna agar bunyi atau suara menjadi hidup, menjadi musikal. Untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah, harus tahu cara dan formulanya supaya resonansi itu tidak mengotori melainkan menghidupi musik dan vokal. Mau tahu rahasianya? tanya Yoshiyuki menantang. Begini, untuk bafel depan digunakan kayu Mapel dari Hokkaido. Kayu ini cukup solid dan tahan cuaca dingin, kayu Mapel ini ditebang pada bulan November sewaktu musim dingin supaya kesolidannya tidak berubah. Sedang untuk badan kiri, kanan, dan belakang dipakai kayu Birch dari Norwegia. Untuk bafel depan dibuat setebal 5 cm! Sedang untuk badan cukup 3 cm. Semua pekerjaan kayu dilakukan pakai tangan, mulai dari pemotongan hingga pengamplasan. Diperlukan sejumlah sekat untuk memisahkan kotak bagian mid high dengan kotak bass – tujuannya supaya jangan terjadi interferensi gelombang bass yang mengotori gelombang mid dan high. Sejumlah tulang kayu dipasang di dalam kabinet speaker supaya badan kabinet lebih tegar – sesungguhnya boleh terjadi resonansi di dalam kabinet speaker asalkan dikontrol supaya jangan berlebihan. Kabinet speaker tidak dirancang seperti kotak, namun sedikit lancip ke arah belakang – cara ini ampuh untuk menghindari standing wave yang terbentuk akibat sisi badan kiri dan sisi badan kanan yang paralel. Setelah kabinet terbentuk utuh barulah dicat lacquer hitam mengkilap seperti badan piano. “Ternyata kombinasi antara pemakaian kayu alami (bukan kayu pres atau kayu lapis) dari jenis tertentu, ditambah dengan shape (bentuk) kabinet dan pertulangan yang pas, plus slope crossover yang di-adjust - mampu mengenda-
likan resonansi sedemikian rupa sehingga vokal manusia tersimak wajar juga bunyi instrumen terdengar asli”, ujar Yoshiyuki.
Jeroan SS-AR1
Untuk driver dipakai buatan Scanspeak, Norwegia. Khusus midrange berdiameter 130 mm, dengan konus bergurat-gurat, bertujuan supaya terhindar dari resonansi yang berlebihan. Dipakai dua buah woofer 200 mm, konus terbuat dari aluminium – ada ring tembaga supaya bidang magnet simetris. Kenapa dipasang dua woofer? Supaya gebukan bass drum tetap gesit dan SPL cukup tinggi. Ketimbang pakai satu woofer diameter besar yang lamban. Sedang untuk tweeter bertipe soft dome 25 mm. Loudspeaker Sony SS-AR1 bertanggapan frekuensi mulai 28 Hz hingga 60.000 Hz. Ibarat masakan, enak tidaknya tergantung pada racikan bumbunya – ini identik dengan loudspeaker di mana crossover adalah bumbu utamanya – bila racikannya berbeda maka reproduksi suaranya juga berbeda. Sony SS-AR1 memakai crossover multi-slope. Khusus midrange baik low pass dan high pass adalah second order. Untuk woofer dipakai low pass third order dan untuk tweeter dipakai high pass third order. Frekuensi
audio video 51 Nopember 2011
HI END
cat badannya sungguh mengkilap bagaikan kristal hitam.
hi end
by: Tjandra Ghozalli
Perangkat Tambahan
Dalam kamar demo telah dipersiapkan perangkat pelengkap:
potongan crossover adalah 400 Hz dan 4 kHz â&#x20AC;&#x201C; selaras bidang vokal manusia yang diusahakan tidak dikotori oleh titik potong crossover. Memang fokus diesain loudspeaker SS-AR1 terletak pada reproduksi vokal yang harus sesempurna mungkin dan bukankah itu yang paling disukai kaum audiophile? Manusia lebih peka terhadap kesalahan reproduksi vokal ketimbang bunyi instrumen musik, kecuali bagi pemain instrumennya sendiri. Saya pantau pengerjaan kabinetnya sangat halus, tidak nampak sambungan papan kabinet, tidak ada gelembung udara. Potongan tepinya tajam dan lapisan
CD Player Pre Amp Power Aamp Perkabelan
: EMM XDS1 : Pass Lab X20 : Pass Lab 600.5 (sepasang mono blok) : Kimber Kable
Album yang kami putar selain album CD Stardust Nat King Cole juga beberapa album Norah Jones. Well, baru kali ini saya menjumpai loudspeaker yang mampu mereproduksi bunyi sibilance yang tidak metalik (normal seperti orang sedang bercakap langsung) tetapi bunyi ketukan cymbal-nya sangat metalik (normal seperti kita pukul cymbal drum asli). Hebat dua karakter yang paradoks lho kok bisa direproduksi oleh satu model loudspeaker?! Saya tidak tahu apakah loudspeaker Sony SS-AR1 sudah pernah di-import ke Indonesia? Kalau ada, bagi yang punya Sony SS-AR1 tolong undang saya sebab saya ingin dengar sekali lagi di Jakarta.
audio video 52 Nopember 2011
audio video 53 Nopember 2011
HI END
hi end
by: Tjandra Ghozalli
EveAnna Manley Makes You Fly in The Sky Siapa tak kenal EveAnna Manley? Dia seorang wanita super yang mampu membawa Manley Labs ke kelas dunia high end. Hampir tiap pameran CES, saya menyambangi EveAnna. Saya mengenalnya ketika dia dan suaminya datang ke Jakarta di tahun 1995. audio video 54 Nopember 2011
Anna Manley
B
kalau kita lagi jalan sama-sama melewati koridor hotel – dia lebih cepat jalannya! Kali ini Manley berkongsi bersama Tannoy menyewa sebuah kamar di hotel The Venetians, Las Vegas – ajang pamer CES 2011 khusus produk high end.
erbeda dari kebanyakan “pabrikan” amplifier tabung Amerika Serikat yang terkadang menyewa pabrik lain untuk merakit produknya, Manley tidak demikian karena punya pabrik sendiri yang lumayan besar (990 m²) dua lantai yang berlokasi di Chino (Anna suka menegaskan kalau produknya made in Chino bukan made in China!!) yang berada sekitar 60 km dari California. Anna menurut dugaan saya berusia sekitar 44 tahun – masih tergolong muda dan energik! Meskipun tubuhnya rada gemuk, toh jalannya cepat sehingga
Old Fashion
Anna menyukai gaya oldies – panel pre amplifier dan power amplifier produk Manley bergaya klasik dengan pelat aluminium yang tidak terlalu tebal. Kalau kita lihat penampilan pre amplifier Manley – Steelhead terkesan posisi knob tidak rapi berjajar horizontal, melainkan membentuk slope naik-turun. Dari segi desain penampilan panel depannya – Steelhead tidak layak dibanggakan. Begitupun dengan power amplifier Manley NEO-Classic 250 juga tidak bisa dibilang bagus, pasalnya lebih mirip kandang marmut ketimbang amplifier.
audio video 55 Nopember 2011
HI END
Ada empat jendela besar berkisi kawat terpasang di panel depannya!! Tapi itu kan seni, siapa yang bisa kasih angka pada produk seni? Anna suka lagu-lagu lama dan country seperti “Green Green Grass of Home”nya Tom Jones. Dan ketika saya mengunjungi kamar Manley, memang dia sedang menyetel lagu tersebut. “Hi, Tjandra!” sapanya renyah – saya heran jika dia masih ingat nama saya, mungkin karena hampir tiap ada CES saya suka mampir ke kamarnya (Hush! kamar Manley maksud saya). Di dalam kamarnya sudah banyak tamu dan dikarenakan tubuh orang Amrik rata-rata tambun maka terasa kamar hotel jadi sempit. Beruntung ada tamu di kursi tengah beranjak keluar dan saya lekas menduduki kursi “sweet spot” ini. Perangkat yang digunakan antara lain:
hi end
by: Tjandra Ghozalli
Pre amplifier : Manley The Steelhead Power amplifier : Manley Neo-Classic 250 Loudspeaker : Tannoy Kingdom Dari hasil “penerawangan” saya atas sejumlah lagu oldies dan country yang disajikan Anna, maka saya berkesimpulan bahwa reproduksi suaranya hangat alias warm, vokalnya menonjol, penuh harmonik. Kebetulan Anna memakai piringan hitam jadi kesan “old fashion”nya kentara sekali. Tentu saja Anda jangan mengharapkan gebukan bass yang membahana – sebab kebanyakan produk Manley dipakai untuk lagu-lagu sweet oldies bukan disco! Bentukan bayangan stereo-nya cukup melebar, tetapi tidak membuat posisi vokalis goyah. Detail vokal cukup terasa – entah mengapa Tom Jones mengingatkan saya sewaktu masih SMP – yang waktu itu begitu populernya - sehingga di sekolah ada teman saya menyanyikan lagu “Green Green Grass of Home”nya Tom Jones sebagai lagu wajib! Reproduksi high tone seimbang dengan mid tone. Meskipun rekaman oldies ini tidak bersih, dikotori pop noise, toh mampu menghanyutkan saya bernostalgia ke awal dekade ‘70-an.
Di Balik Desain
Anna memberikan saya lembaran teknis dari pre amplifier Manley The Steelhead untuk menjadi
audio video 56 Nopember 2011
referensi. Dikatakan bahwa pre amplifier ini menggunakan autotransformer (bukan op amp) untuk memperkuat sinyal (gain) dari cartridge MC (Moving Coil). Ada sejumlah pilihan impedansi; 25, 50, 100, 200, dan 400 Ohms – baik trafo maupun sirkuit elektroniknya dikerjakan oleh Mitch Margolis salah seorang staf Manley yang terpercaya. Ada dua masukan phono untuk MC dan satu untuk MM (Moving Magnet) dengan pilihan impedansi 25, 47, 50, 100, dan 200 Ohms. Selain itu dilengkapi dengan variabel kapasitansi dari 0 hingga 1100 picofarad dengan langkah 10 picofarad! Aha, ini terobosan berani memakai potensio dengan langkah 10 picofarad, menata kapasitansi masukan melalui knob putar adalah sesuatu yang sangat memudahkan audiophile. Selama ini audiophile harus bergaul dengan solderan kalau mau mengubah kapasitansi masukan pre amp. Menggunakan enam tabung hampa, 2 x 6922 dan 4 x 7044 – gainnya sangat besar yang mampu mendorong apa saja kecuali mobil Cruisser Cutloss Oldsmobile, kata Anna seraya tertawa renyah. Penguatan ditata empat langkah via knob yang ada di panel depan. Supaya tidak ada bunyi gangguan selama menata knob maka disiapkan tombol “mute”. Pre amp terbaru The Steelhead diberi tambahan kata “RC” yang artinya dilengkapi Remote Control tapi tanpa menaikkan harganya. Anna suka seafood, makanya nama produknya kebanyakan berbau “amis” seperti ikan kepala timah (steelhead), ikan pari (stingray), dan ikan krapu merah (snapper). Power amp NeoClassic 250 memakai 10 tahung hampa 6CA7 dan driver 2 buah 12BH7 yang menyemburkan daya sebesar 100 Watts (trioda) atau 250 Watts (tetroda).
Kombinasi Ideal
Kombinasi yang pas buat pasangan power dan pre amp Manley adalah loudspeaker Tannoy Kingdom (Royal). Loudspeaker Tannoy Kingdom cukup besar dengan tinggi 1,2 meter dan lebar 0,6 meter yang tersusun atas woofer 15”, mid 12” dual concentric dengan tweeter 3” aluminium (true horn loaded tweeter) yang bermotor besar dan di atasnya terpasang super tweeter yang berada di luar kotak loudspeaker sehingga tanggapan frekuensi dari loudspeaker ini sangat lebar mulai 24 Hz hingga 61 kHz (deviasi 6 dB). Daya masukan yang dianjurkan mulai dari 20 hingga 600 Watts. Dan ini ternyata pas dengan daya sembur amplifier Manley Neo Classic yang sebesar 100 W (trioda). Sisi badan kiri kanan Tannoy
audio video 57 Nopember 2011
Tannoy Kingdom (Royal)
HI END
Kingdom terlapis kayu Oak mengkilap produk Italia sehingga menambah kental gaya classic-nya. Selain pas secara elektronik, kedua produk ini juga pas secara gaya sebab keduanya bermodel old fashion (classic). Bila Anda punya rumah besar bergaya classic dengan ruang keluarga yang juga besar, maka kombinasi dari Manley Neo Classic 250 dan Tannoy Kingdom adalah pilihan tepat. Sungguh reproduksi suaranya (vokal) demikian hangat dengan bunyi sibilans tidak metalik. Dimensi ruang musik terdengar luas - diprediksi karena efek dari pemakaian super tweeter, sebab fungsi super tweeter selain melebarkan tanggapan frekuensi juga untuk meluaskan dimensi (bayangan suara). Saya tidak tahu apakah sekarang ada agen Manley hi-fi di Indonesia? Kalau ada, tolong undang saya untuk menyimaknya lagi - terus terang saya tidak bisa enjoy lama-lama dengerin musik sewaktu pameran CES 2011 karena saya harus tergesa-gesa pergi ke beberapa tempat.
hi end
by: Tjandra Ghozalli
Power amp Manley Neo-Classic 250
Daya sembur
: 250 Watts (tetroda) dan 100 Watts (trioda)
Impedansi masukan : 116 kOhm @ 1 Khz (RCA)
270 kOhm @ 1 Khz (XLR)
S/N Ratio
: 80 dB atau 90 dB
Desah (noise) lantai : - 67 dB (tetroda) dan - 65 dB (trioda)
Pre amplifier Manley Steelhead
Masukan
: Moving Magnet , impedansi 25, 50,
100, 200, dan 47.000 Ohms Moving Coil,
impedansi 25, 50, 100, 200, dan 400 Ohms
Masukan kapasitansi : Pilih 10 hingga 1100 picofarad. Deviasi kurva RAA kurang dari + 0,5 / 0,3 dB dari 20 – 20.000 Hz THD 0,0042%
Sekilas Manley Manley tidak melulu memproduk perangkat audio untuk keperluan hi-fi (hi-end) tetapi juga untuk keperluan profesional dan recording yang menggunakan merek Manley dan Langevin. Beberapa tipe produknya sudah cukup banyak dipakai oleh perental pro audio dan studio rekaman di Indonesia. Sejumlah produknya yang terkenal adalah: –Mixer tabung hampa –Preamp microphone Manley TNT –Preamp line Manley Mono Tube DI –Equalizer Langevin Mini Massive Stereo –Dynamic Expander Manley Stereo Variable Mu –Combo Manley Voxbox Combo –Microphone Manley Reference Cardoid –Mastering , Master Backbone –Monitoring: Loudspeaker Tannoy MC-10 dengan crossover Manley.
Mixer tabung hampa Preamp microphone Manley TNT
Preamp line Manley Mono Tube DI
audio video 58 Nopember 2011
audio video 59 Nopember 2011
HOME THEATER
HOME THEATER
by: Budi Santoso
Home Theater JBL Teknologi loudspeaker buatan JBL boleh dikatakan tidak pernah surut sampai saat ini, bahkan dengan varian yang beragam, memberi keleluasaan para penggunanya dalam menentukan pilihan sesuai dengan desain serta karakter suara yang diinginkan.
D
ari hasil kunjungan tim Audio Video di butik IMS yang ada di Grand Indonesia Shopping Town, kawasan Thamrin, kami berkesempatan untuk menguji satu set loudspeaker besutan JBL dari LS Series yang dikemas untuk sistem tata suara home theater. Untuk sistem penunjang tata suara di atas, terdapat beberapa komponen kelu-
audio video 60 Nopember 2011
Melihat susunan perangkat di atas tentunya IMS menyuguhkan konfigurasi tata suara home theater 5.1 kanal yang masih representatif, walau kini di pasaran cukup banyak 7.1 kanal. Namun demikian, AV receiver Harman Kardon AVR-760 telah mengadopsi daya keluaran 7 kanal audio. Dalam ruang demo IMS yang telah dirancang khusus untuk sistem tata suara home theater, terlihat susunan perangkat di atas memanfaatkan lahan terbatas dengan posisi dua baris tempat duduk yang digeser agak ke belakang, bahkan peletakan speaker surround-nya ditempatkan pada samping kanan-kiri dengan posisi agak sedikit di depan tempat duduk. Posisi speaker front dari JBL LS80 sejajar dengan JBL LS-Center yang menumpang tepat di atas kotak subwoofer JBL LS-120P. Instalasi perkabelan memang dikemas rapi, tidak terlihat ada kabel yang berâ&#x20AC;&#x2122;sliwerâ&#x20AC;&#x2122;an, terutama di bagian depan.
Horn-Loaded Speaker System
LS Series aran Harman Kardon yang secara keseluruhan terdiri dari : -BluRay Player Harman Kardon BDP-10 -AV Receiver Harman Kardon AVR-760 -Speaker Front JBL LS-80 -Speaker Center JBL LS-Center -Speaker JBL LS-40 -Subwoofer JBL LS120P
Kita tahu bahwa, JBL memang sering mengadopsi sistem loudspeaker kelas pro yang dapat diimplementasikan dalam sistem tata suara kelas home, seperti pada JBL seri LS kali ini yang menerapkan salah satu driver frekuensi ultra tinggi dengan model corong (horn) sebagai tranduser yang diklaim memiliki tanggapan frekuensi atas mencapai 40 kHz. Pada CEDIA Expo 2008, JBL mengumumkan peluncuran Seri
audio video 61 Nopember 2011
HOME THEATER
HOME THEATER
by: Budi Santoso
LS-nya. Seri LS mencakup empat model: loudspeaker bookshelf (LS40); dua speaker menara floorstanding (LS60 dan LS80), kemudian loudspeaker tengah (LS center). Walau JBL seri LS bukan produk yang terlalu anyar, tapi teknologi telah menjadi ciri khas JBL selama lebih dari 60 tahun. Salah satu cara JBL telah mencapai perbedaan adalah dengan menggunakan teknologi yang paling inovatif dengan memadu antara profesional dan konsumen.
Uji Coba
Untuk sesi kali ini, kali ini kami hanya mencoba performa dari sistem tata suar-
anya saja, di mana untuk media memanfaatkan format blu-ray sebagai source audio yang dengan konfigurasi 5.1 kanal. Untuk membuktikan kualitas audionya, diputarkan Demo disc bluray, salah satunya adalah film The Twilight Saga : New Moon yang banyak menyajikan efek-efek suara. Soal kualitas video, memang tidak diragukan lagi, karena disokong oleh mesin proyektor kelas DLP yang mampu menghasilkan kualitas full HD 1080p secara sempurna, bahkan semakin sempurna dengan karakter suara multikanal yang disuguhkan mampu menghasilkan gebrakan tersendiri yang sangat menunjang tampilan film di atas, sehingga dapat membuat suasana lebih hidup dan bersemangat. Karakter vokal yang dihadirkan secara smooth dari loudspeaker JBL LS-Center tidak saja menampilkan bobot yang baik, tapi juga dapat fokus di tengah, bahkan kami merasakan suara vokal serasa datang dari balik layar. Efek suara multikanal yang disajikan kali ini juga terasa istimewa, di mana mampu melingkupi seluruh demo room seolah lepas dari setiap titik kanal loudspeaker, sehingga sumber suara tidak kentara datang dari loudspeaker, bahkan hasil efek surround yang dihadirkan mampu menembus batas belakang cukup baik, walau letak rear speaker JBL LS-40 berada di samping. Peran subwoofer JBL LS-120P me-
audio video 62 Nopember 2011
JBL LS-80 mang memiliki peran penting dari seluruh sistem tata suara kali ini, karena mampu membuat efek kejut yang dapat membangkitkan gairah serta suasana menonton lebih seru dan tegang. Untuk efek suara infra rendah dapat menjalar di seluruh bagian ruang secara merata tanpa dapat dideteksi arah sumber suara berasal dari mana. Tanggapan frekuensi (-3dB) : 46Hz – 38kHz Power Handling (Continuous): 100W Power Handling (Music): 200W Power Handling (Peak): 400W Sensitivitas (2.83V/1m): 90dB Frekuensi Crossover: 400Hz; 6dB/oktaf, 2.5kHz; 8kHz; 24dB/oktaf Nominal Impedansi: 6 Ohm Low-Frequency Transducers: Dual 8” (200mm) High-Frequency Transducer: 2” (50mm) Ultrahigh-Frequency Transducer: 3/4” (19mm) Dimensi (H x W x D): 1104mm x 259mm x 418mm Bobot : 35.6kg
Tanggapan frekuensi (-3dB): 50Hz – 38kHz Power Handling (Continuous): 75W Power Handling (Music): 150W Power Handling (Peak): 300W Sensitivitas (2.83V/1m): 87dB FrekuensiCrossover :2.6kHz; 7kHz; 24dB/oktaf Nominal Impedansi: 6 Ohm Low-Frequency Transducer: 6-1/2” (165mm) High-Frequency Transducer: 2” (50mm) Ultrahigh-Frequency Transducer: 3/4” (19mm) Dimensi (H x W x D): 493mm x 222mm x 343mm Bobot : 13.5kg
JBL LS-120P Tanggapan Frekuensi : 25Hz – 150Hz Amplifier RMS Power : 400 Watts Amplifier Peak Dynamic Power : 700 Watts Frekuensi Crossover : 50Hz – 150Hz; 24dB/oktaf Driver: 300mm (12”) Dimensi (H x W x D) : 487mm x 375mm x 425mm Bobot : 25.8kg
JBL LS-40
JBL LS-Center Frequency Response (-3dB): 85Hz – 38kHz Power Handling (Continuous): 75W Power Handling (Music): 150W Power Handling (Peak): 300W Sensitivitas (2.83V/1m): 88dB FrekuensiCrossover: 2.5kHz, 9kHz; 24dB/octave Nominal Impedansi: 6 Ohm
audio video 63 Nopember 2011
Low-Frequency Transducers: Dual 6-1/2” (165mm) High-Frequency Transducer: 2” (50mm) Ultrahigh-Frequency Transducer: 3/4” (19mm) Dimensi (H x W x D): 217mm x 672mm x 235mm) Bobot : 14.4kg
KARAOKE
dâ&#x20AC;&#x2122;Storm Boutique KTV CLUB
KARAOKE CLUB
by: Thomas R
E ama rubrik K O A n KAR adalah o yang
io Vide e Club ke Karaok majalah Aud ngkat Karao ra ari baru d s tentang pe sang pada a pa mengu nal yang terp Lounge, dan e sio profes Club, Karaok e araoke k Karaok Cafe. k e y o pr e ilahkan punyai s Karaok m a e k a m i, m t. da Bila An ah siap paka g layak mua an ud yang s el dan foto y ng ke e-mail @ su rtik kirim a da kirim lang ghozalli2002 i; an m kam artikel ini Dapat u m u n pin ngut pemim m. Pemuata , tidak dipu a. ny co atis yahoo. ra bersifat gr emanfaatkan m ta semen ahkan Anda Sil biaya.
audio video 64 Nopember 2011
Berlokasi di Pacific Place Mall â&#x20AC;&#x201C; Jakarta yang merupakan salah satu mall papan atas, hadir satu tempat hiburan berupa boutique KTV yang dilengkapi dengan perangkat tata suara professional.
M
emiliki beberapa kategori ruang karaoke mulai dari Small Room, Medium Room, Large Room, Deluxe Room, VIP Room dan VVIP Room dengan total 29 ruang karaoke Pemilihan penggunaan perangkat tata suara professional untuk seluruh ruang karaoke bertujuan memperoleh kualitas suara yang benar-benar bagus dan memi-
audio video 65 Nopember 2011
KARAOKE
liki daya tahan perangkat tata suara yang prima. Cinema & Sound yang diwakili oleh Bp. Abeng dalam hal ini bertindak sebagai sistem integrator tata suara memilih Fane System untuk loudspeaker pada setiap ruang karaoke. Pemilihan produk tersebut didasari pertimbangan bahwa PT. Electro Audio Engineering selaku Distributor Tunggal Fane System di Indonesia memberikan dukungan penuh atas produk Fane System. Dukungan tersebut termasuk jaminan tersedianya suku cadang asli untuk setiap model speaker yang dipergunakan. Mulai dari Recone Kit (utk woofer) sampai dengan Replacement Diaphram (utk compression driver) tersedia seluruhnya. Hal ini sangat penting untuk menjaga kualitas suara tetap prima. Kerap terjadi produsen professional
KARAOKE CLUB
by: Thomas R
speaker tidak menyediakan suku cadang untuk seluruh model speaker yang ada. Bahkan jika terjadi kerusakan terpaksa membeli komponen utuh yang harganya tentu jauh lebih mahal. Fane System adalah produk terbaru dari Fane berupa Professional Loudspeaker Cabinet. Dirancang dengan menggunakan komponen yang dibuat khusus oleh Fane. Nama Fane sendiri sudah tidak asing lagi di dunia professional audio. Fane adalah produsen besar berbagai model
audio video 66 Nopember 2011
komponen speaker seperti subwoofer, woofer sampai compression driver. Mengawali produksinya pada tahun 1958 sampai saat ini, Fane sudah memiliki reputas-
inya tersendiri. Speaker yang dipergunakan adalah Fane SV-8, Fane SV-10 dan Fane SV-12 berdasarkan ukuran setiap ruang karaoke. Proses pemasangan perangkat tata suara seluruh ruang karaoke berlangsung sekitar 2 minggu yang kemudian dilan-
jutkan dengan tahap penyetelan (setting adjustment). Karakter suara Fane System sangat membantu dalam proses penyetelan, dengan waktu yang relatif singkat sangat mudah mendapatkan karakter suara sesuai yang diinginkan. Sangat penting mengetahui karakter suara suatu speaker sebelum mengaplikasikannya. Hal ini terbukti saat uji coba pada setiap ruang karaoke suara yang dihasilkan benar-benar natural menurut para tamu karaoke. Peralatan pelengkap lainnya : • Line Acoustics F218 2x18” Subwoofer • KE-AUDIO K335 3-channel Power Amplifier • KE-AUDIO DH30 dan DH40 Power Amplifier • CB-Acoustic Karaoke Mixer • ART Graphic Eq
audio video 67 Nopember 2011
KARAOKE PLAYER
KARAOKE
by: Budi Santoso
My Arirang KTV-500
Usung 40.000 Lagu Karaoke Setelah sukses diluncurkannya seri KTV-300, kini kembali hadir produk karaoke player My Arirang KTV-500 yang tentunya didukung fitur-fitur tambahan yang lebih menarik.
K
ebutuhan perangkat karaoke saat ini memang semakin meningkat, terbukti dengan banyaknya vendor yang mulai melirik produk tersebut sebagai salah satu hiburan keluarga, selain stereo set maupun home theater. Walau beberapa butik audio mengatakan bahwa sistem audio high end maupun home theater (HT)tetap masih diminati para pembeli, namun piranti karaoke ternyata memiliki rating yang terus makin meningkat, wajar saja kalau dalam setiap konsumen pengguna high end dan HT selalu menyisipkan perangkat karaoke di dalamnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas, maka sangatlah tepat jika mesin player khusus karaoke menjadi garda terdepan selain perangkat audio video sebagai perangkat pendukung yang juga tidak kalah penting. Hadirnya seri KTV-500 keluaran My Arirang kali ini, tentunya tidak sekedar basa-basi, karena
layaknya perangkat profesional karaoke yang didukung oleh banyak fitur pendukung agar dapat diandalkan sebagai media player yang super lengkap.
Dua Mikropon Dua Remote
Sebagai player yang mulai mapan di kelasnya, KTV-500 terlihat sangat memanjakan calon penggunanya. Ini dapat terlihat dari dukungan mesin player berbasis format DVD yang menyediakan dua buah mikropon serta dua buah remote yang memang dirancang khusus. Seperti telah disebut di atas bahwa mikropon pendukung KTV-500 dirancang khusus, ini dapat dilihat dari tampilannya yang terdapat fasilitas remote, dimana sistem kontrol vokal maupun searching lagu dapat dilakukan dari sini. Begitu pula dengan remote control-
audio video 68 Nopember 2011
nya yang disediakan dua unit, yang tentunya bukan tanpa tujuan. Seperti pada kebanyakan pengguna karaoke profesional, dengan dua remote akan memudahkan saat searching lagu, sementara teman lain juga melakukan hal yang sama tanpa saling mengganggu. Dari remote dengan ukuran jumbo ini, semua fungsi dapat dilakukan dengan fitur model touchscreen yang pada kondisi gelap, setiap tombol akan menyala terang.
40.000 Lagu dalam Satu Cakram
Hal menarik lain yang sangat dinanti pengguna karaoke adalah koleksi lagu yang tergolong sangat banyak, baik dari Barat, Mandarin, Korea, Taiwan, Philipine, serta Indonesia, walau untuk koleksi lagu Indonesia sendiri tidak sebanyak lainnya.
Cakram DVD yang berisi lagu dengan format MIDI kali ini memang telah mengalami perubahan dari seri sebelumnya, dimana telah diupdate dalam mode yang lebih apik, dan dengan background yang atraktif, sehingga tidak terlalu membosankan.
Uji Coba
dimana setiap tombol langsung berinteraksi pada playernya, sehingga memudahkan pengguna saat searching lagu maupun control vocal, tanpa menyentuh remote utama. Proses pemilihan lagu dari KTV-500 kami rasakan mudah, dimana banyak fungsi yang ditawarkan dari remote wireless, termasuk susunan lagu favorit dapat langsung diakses tanpa kesulitan. Begitu juga saat kami mencoba mencari lagu, dapat dilakukan melalui metode nama penyanyi maupun berdasarkan judul lagu yang tersusun secara alfabetis. Bahkan bagi pengguna yang ingin memanfaatkan â&#x20AC;&#x2DC;song bookâ&#x20AC;&#x2122; yang disertakan pada paket KTV-500, anda hanya memasukan kode angka dari setiap lagu yang di-request. Ketika kami mencoba memilih beberapa lagu, secara terprogram, daftarnya tersusun berdasarkan waiting list, bahkan dapat dilakukan pembatalan secara manual, sehingga prosesnya cukup mengasyikan. Fasilitas pengaturan tempo serta key control menjadi salah satu fitur yang cukup penting, mengingat penyanyi amatir tentunya harus menyesuaikan tinggi oktaf tertentu agar dapat bernyanyi dengan nyaman. Dari beberapa lagu, kami dapati mampu menghasilkan vocal penyanyi, sehingga dapat difungsikan sebagai sebagai panduan. Dan setelah kami mencoba beberapa lagu, teks panduan dapat terlihat sangat jelas dan terkesan sinkron dengan lagu karaoke. Dengan adanya fasilitas koneksi USB, maka kami dapati pula bahwa kemampuan KTV-500 menjadi semakin asik dengan fungsi recording yang terdapat di remote, dengan sekali klik maka kami dapat merekam saat berkaraoke.
Untuk uji coba My Arirang KTV500, kami menggunakan beberapa cara, yaitu berkaraoke langsung dari mesin player dengan memanfaatkan prosesor vocal yang ada di dalamnya, serta menggunakan amplifier khusus karaoke BMB DAR-800. Perbedaannya terletak pada pencolokan mikroponnya saja. Kelebihan dari sistem colok mikropon secara langsung ke mesin KTV500, tentunya pada fungsi remote yang terdapat pada mikropon bawaannya yang dapat difungsikan secara optimal,
audio video 69 Nopember 2011
TIPS & TRICKS
TELEVISI by: David Susilo
SETTING TV LCD dan PLASMA ala “D.I.Y
Oke, TV sudah dibeli, Blu-ray player sudah dipasang... Sekarang apa? Tidak ada satupun TV yang dikalibrasi dari pabrik
P
ertama karena televisi tidak bisa dikalibrasi dengan sempurna sebelum dipakai setidaknya 100 jam pertama; kedua: biaya kalibrasi plus listrik untuk menyalakan televisi selama 100 jam bisa menaikkan biaya produksi setidaknya
$500. Jadi sebaiknya bila televisi sudah dibeli, sudah seharusnya setting televisi setidaknya dipindah ke “movie” atau “THX” mode. Tidak peduli apakah nantinya televisi itu akan dikalibrasi atau tidak. Kenapa harus dikalibrasi? Saya tidak
audio video 70 Nopember 2011
akan mendiskusikan hal-hal subjektif, hanya hal-hal objektif yang bisa dibuktikan diatas kertas secara matematis. Televisi harus dikalibrasi, atau setidaknya di-setting ulang karena: 1. Bisa memperpanjang umur televisi hingga 100% lebih “awet”. 2. Mengirit konsumsi listrik hingga 80%. 3. Mempertahankan kesehatan mata (setting Vivid dan Standar biasanya 100% hingga 200% lebih tinggi dari rekomendasi maksimum brightness oleh ITU, SMPTE, THX dan ISF). Paling baik tentu, setelah 100 jam dalam “movie” atau “THX” mode, televisi tersebut dikalibrasi. Tetapi kadang hal itu menjadi tak masuk akal bila harga TV-
nya dibawah $800 karena harga kalibrasi berkisar dari $200 hingga $600 (tergantung kompetensi dan kemudahan proses kalibrasi). Nah, kalau tidak mau mengkalibrasi, apa yang harus dilakukan? Berikut ini adalah daftar hal-hal yang harus dilakukan : 1. Setelah membuka boks TV, pastikan bahwa setting-an TV ada di “Movie” dan/atau “THX”. Bila kedua pilihan ada, pilih “THX” dan bukan “Movie”. 2. Bila menggunakan TV LCD maupun LED LCD, turunkan setting “backlight” ke titik tidak lebih dari 20%. Biasanya untuk Toshiba diperlukan di titik 0% dan Sony di 10%. 3. Turunkan contrast agar tidak lebih dari 50%. 4. Biarkan Tint, Brightness dan Color di tengah-tengah. 5. Kalau ada setting “auto”, matikan semua. Auto apapun juga biasanya malah mempengaruhi kualitas gambar secara negatif. 6. “Color Temperature” pilih yang setinggi mungkin. Kalau pilihannya “cool, normal, warm”, pilih yang “warm”. Di TV Sony acapkali ada “warm 1” dan “warm 2”, pilih “warm 2”. 7. Matikan juga fitur 120Hz, 240Hz, 480Hz dan 960Hz. Fitur ini hanya membuat gambar menjadi tidak natural. Kalau ada pilihan “frame interpolation” pilih opsi “minimum” atau “off” Nah apakah ini berarti televisi Anda sudah sebaik TV yang sudah dikalibrasi? Tentu tidak, tetapi setidaknya sudah jauh lebih baik dari setting “out-of-box”, lebih irit listrik, tidak merusak mata, dan lebih awet. Selamat mencoba!
audio video 71 Nopember 2011
MUSIC by : Andre
Devildice : “Army of The Black Rose”
REVIEW CD
Drumer Superman Is Dead, rupanya ingin melebarkan ekspresi bermusiknya dengan membentuk band beraliran rock alternatif ini. Dengan formasi Jrx (Vokal, Gitar), Kuzz (Bass), Cash (Gitar/ Back vocal), T.R. (Drum), dan Mr. F (Trompet). Sebagai motor band, ini bukan sebuah pelepasan, tapi Jrx yang juga banyak menulis lagu di bandnya (SID) merasa beberapa karyanya memang kurang pas untuk SID. Maka terbentuklah band ini, dan sempat menelurkan debut album indie (2004). Selang waktu yang cukup lama, akhirnya album terbaru ini diluncurkan di bawah major label. Tetap beraroma rock, dengan image nuansa film-film gangster masa lalu. ‘Army of The Black Rose’ menawarkan nuansa rock alternatif dengan sound distorsi gitar yaang cukup mendominasi, beradu dengan
karakter suara serak Jrx. Tapi masuknya trompet memberi nuansa Mexican pada rock yang mereka sajikan. Mereka juga menawarkan nuansa ballad yang manis di lagu ‘Diamonds are Forever’, yang kali ini malah mengadaptasi permainan Hawaian Guitar yang beradu dengan permainan akustik gitar. Lagu ballad lainnya ‘Place of My Own Disgrace’ yang tampil lebih simpel, tapi dengan kadar emosional yang lebih kuat. Sebenarnya lagu ini tipikal lagu rock ballad yang bergulir saat ini, perbedaannya dengan kadar distorsi yang lebih kuat dan lirik berbahasa Inggris. Sebagai sebuah band side project, band bentukan Jrx ini memang sukses menawarkan hal yang berbeda. Akan tetapi untuk urusan pasar, band ini memang sangat segmented.***@ztroo
Keri Hilson : “No Boys Allowed”
Di tengah banyaknya penyanyi R&B/Hip Hop yang bermunculan, nama penyanyi yang lahir di Georgia ini memang patut diperhitungkan. Debutnya ‘In a Perfect World...’ (2009) sukses mendongkrak namanya, hingga memenangkan penghargaan sekelas American Music Award. Album kedua penyanyi yang juga sekaligus songwriter ini bisa jadi akan mengikuti sukses debutnya. Hits-nya ‘Pretty Girl Rock’ sudah mulai mendapat respon positif. Menawarkan konsep R&B dengan aransemen yang inovatif. Hentakan beta drum yang kuat dengan blocking permainan piano mampu menampilkan lagu yang bertempo medium ini tampak enerjik. Bahkan lagu ini dibuat dalam dua versi, yang satu versi berkolaborasi dengan
Kanye West. Senjata andalannya adalah ‘One Night Stand’ yang berkolaborasi dengan Chris Brown. Menampilkan R&B berkarakter ballad, dengan beat monoton. Namun Anda akan merasakan perpaduan eksplorasi vokal yang ciamik dari keduanya. Seperti kebanyakan album sejenis, menampilkan nuansa dance dengan aransemen techno dan beat yang kuat. Karakter lagu yang menjadi tren beberapa waktu terakhir. Ditampilkan di lagu ‘Lose Control/Let Me Down’ yang berkolaborasi dengan Nelly. Lagu ini memang cukup mampu merangsang pendengar untuk bergoyang. Kekuatan album ini tidak hanya dari sisi aransemen saja, akan tetapi juga di materi lagunya sendiri. ***@ztroo
audio video 72 Nopember 2011
MUSIC by : Andre
Colbie Caillat : “All Of You” menampilkan karakter folk, dengan dominasi permainan ukulele dan dentuman kick drum. Lagu ini tampil sangat inovatif, dan pas didengarkan dalam segala kondisi. Tipikal lagu easy listening yang diaransemen dengan baik dan jauh dari karakter yang membosankan. Bahkan saat tampil dengan karakter sedikit jazzy di ‘What If’, yang hadir dengan karakter yang lebar, dengan permainan string sebagai blocking. Album ini menampilkan lagu yang sedikit beragam. Di ‘Favorite Song’ feat Common, menampilkan nuansa folk dengan balutan rock yang enerjik, atau lagu bernuansa reggae yang manis di ‘Think Good Thoughts’. Keragaman lagu yang ditawarkan tapi dengan karakter yang khas, menjadi selling point di album ini.***@ztroo
Transformers Original Soundtrack Film Transformers terbaru sedang gencar diputar di bioskop-bioskop seluruh dunia termasuk Indonesia. Film ini termasuk laris (box office). Tidak hanya itu, ternyata film ini juga didukung dengan album soundtrack yang juga ditunggu dan diminati. Tentu saja hal ini wajar, album soundtrack yang berisi 11 lagu ini didukung oleh band-band (rock) besar yang rata-rata lagunya cukup menarik untuk diapresiasi. Seperti di film Transformers sebelumnya, Linkin Park tetap menjadi andalan di album ini, ‘Iridescent’ yang menampilkan nuansa ballad dengan sound yang dark. Tapi cukup eksploratif dalam sisi aransemen. Bahkan nama Paramore juga mampu mendongkrak popularitas album ini dengan lagunya ‘Monster’. Seperti karak-
REVIEW CD
Penyanyi sekaligus musisi serbabisa ini termasuk satu dari segelintir penyanyi yang cukup mengejutkan di panggung musik dunia. Berhasil merebut Brits Award sampai penghargaan sekelas Grammy. Albumnya yang ke-3 ini sepertinya cukup punya kans untuk mendapat respon yang positif. Tetap memainkan nuansa pop, yang dibalut rock dan juga folk. ‘Brighter Than The Sun’ menjadi lagu pembuka, sekaligus dipilih menjadi salah satu hits. Tampil dengan musik pop yang menarik, baik dari sisi lagu maupun aransemen yang ditawarkan. Lagu ini tampil dengan aransemen yang enerjik, yang juga menampilkan perpaduan akustik gitar dan permainan perkusi. Karakter vokalnya yang memiliki lengkingan tinggi yang khas sepertinya memberi nyawa di lagu ini. Lagu ‘I Do’
ter lagu band yang baru saja tampil di Indonesia ini, Paramore tampil dengan musik yang enerjik, walaupun tidak banyak mengumbar distorsi, bahkan tampil lebih easy listening. Tidak hanya itu saja, My Chemical Romance juga hadir dengan ‘The Only Hope For Me is You’, tetap menampilkan musikalitas gaya mereka dengan permainan nuansa pada sound effect, tapi lagu ini tetap enak dinikmati. Salah satu track yang menarik adalah hadirnya band metal Mastodon dengan lagu ‘Just Got Paid’ yang banyak menampilkan sound vintage. Beberapa band yang tergabung di soundtrack ini antara lain; Goo Goo Dolls, Staind, Taking Back Sunday, Theory of a Deadman, Art of Dying, Skillet dan Black Veil Brides.***@ztroo
audio video 73 Nopember 2011
MUSIC by : Andre
Pitbull : “Planet Pit”
REVIEW CD
Rapper latin ini termasuk laris berkolaborasi dengan banyak nama. Pemilik nama lengkap Armando Christian Pérez ini memang memiliki karakter suara serak khas, yang cukup diminati oleh penyanyi lain untuk berkolaborasi. Bukan berarti kesibukan membuatnya lupa untuk merilis album. Pitbull termasuk rapper yang produktif. Albumnya yang ke-6 ini pun mengajak beberapa nama untuk berkolaborasi. Simak saja ‘Give Me Everything’ (featuring Ne-Yo, Afrojack and Nayer), menawarkan nuansa dance yang tetap enerjik, dengan karakter digital sound yang mendominasi. Perpaduan karakter vokal membuat lagu ini tampil cukup menonjol di area dance floor.
Senada dengan lagu ‘Rain Over Me’ (featuring Marc Anthony) yang berkarakter senada, akan tetapi mendapat sentuhan aura musik latin. Album versi Indonesia justru tampil lebih eksklusif, apalagi jika Anda penggemar dance music. Sebab terdapat 3 buah lagu track bonus, misalnya ‘Shake Senora’ dalam versi remix, lagu berkarakter techno yang mendapat sentuhan Jamaican music. Atau lagu ‘Oye Baby’ (feat. Nichola Fasano) yang menampilkan dance techno yang lebih menghentak. Beberapa lagu yang ditampilkan memang diambil dari single kolaborasinya. Sebuah sajian dance music yang sangat kekinian dengan karakter kuat vokal Pitbull.***@ztroo
Eren : “Salam Rindu”
Selain menjadi backing vocal Kangen Band, Eren memang sudah tampil sebagai solois. Album solo ketiganya ini dipercayakan kepada Andy Bayou sebagai produser musik. Pemilik nama lengkap Erna Tri Suryana ini semakin matang dalam berolah vokal, didukung dengan aransemen yang mampu menerjemahkan vokalnya tersebut. Masih berpatokan pada pop Indonesia, album ini mengandalkan lagu ‘Salam Rindu’. Sebuah lagu ballad yang tampil dengan aransemen yang
simpel. Lagu lainnya yang patut disimak (masih bernuansa ballad) ‘Terluka’ yang tampil lebih ‘senandung malam’. Lagu ini tetap menawarkan konsep musik yang simpel. Baik dari sisi aransemen maupun materi lagu yang ditawarkan. Album ini, seperti album sebelumnya memang banyak menawarkan lagu ballad dengan aransemen yang simpel. Karakter musik yang memang menjadi image penyanyi yang juga berasal dari Lampung ini.***@ ztroo
Iron Maiden: “From Fear to Eternity: The Best of 1990 – 2010” Pengusung heavy metal ini melengkapi perjalanan karier-nya dengan merilis album The Best of 1990-2010. Seperti titel albumnya, double album ini merangkum 8 buah album di era ‘90-an sampai album terakhirnya “The Final Frontier” (2010). Album yang akhirnya membawa mereka hadir di panggung Indonesia. Uniknya di album ini merangkum aksi dua vokalis Iron Maiden, saat masa Blaze Bayle, dan akhirnya come back-nya Bruce Dickinson di band yang juga turut membesarkan namanya di tahun 2000-an. Band yang
kini berawak Steve Harris (Bass), Dave Murray (Lead & Rhythm guitars), Adrian Smith (Lead & Rhythm guitars, Backing vocals), Bruce Dickinson (Lead vocals), Nicko McBrain (Drums) dan Janick Gers (Lead & Rhythm guitars) menampilkan sekitar 22 lagu. Seperti hits ‘Bring Your Daughter... to The Slaughter’, ‘Be Quick or Be Dead’, ‘Rainmaker’, ‘The Wicker Man’, ‘El Dorado’ sampai lagu ‘Paschendale’ dalam versi panjang. Tentu saja bisa menjadi pelengkap koleksi bagi pencinta musik ini.***@ztroo
audio video 74 Nopember 2011
A
TV PLASMA NAMA PRODUK
HARGA
LG 50PJ350, 50”, Full Stereo,1366X768p, Rp 9.265 Dynamic Contrast, PC input,HDMI,USB, LG 42PJ350, 42”, Full Stereo,1024X768p, Rp 5.160 Dynamic Contrast, PC input,HDMI,USB, LG 42PJ250, 42”, Full Stereo,1024X768p, Rp 5.250 Dynamic Contrast, PC input,HDMI,USB, LG 50PQ60, 50”, Full Stereo, Double Rp 15.855 Window, 1366X768p, Digital TV tuner, PC input, HDTV Ready, 2.000.000:1 contrast ratio, 3 HDMI, USB, Power Cons. 200w, LG 42PT250, 42”, Full Stereo, 1024X768p, Rp 5.000 PC input,HDTV Ready,USB,HDMI, LG 42PT350, 42”, Full Stereo, 1024X768p, Rp 5.500 PC input, HDTV Ready, USB, HDMI, LG 42PW450, 42”, 3D, Full Stereo, Rp 6.500 1024X768p, PC input, HDTV Ready, USB, HDMI, Panasonic TH-P46U30, 46”, Full Stereo, Rp 9.600 Full HD, 1.920x1.080p, card Reader, PC input, PC input, HDMI, Panasonic TH-P50U30, 50”, Full Stereo, Rp 12.650 Full HD, 1.920x1.080p, card Reader, PC input, PC input, HDMI, Panasonic TH-P42X10, 42”, Full Stereo, Rp 5.800 PiP(1 tuner),PC input,DVD input,HDMI, Panasonic TH-P42X30, Smart TV, 42”, Rp 5.350 Full Stereo, 1024X768p, LAN, Card Reader, PC input, 3 HDMI, USB, SamsungPS-42C450, 42”, Full Stereo, Rp 5.740 1.366x768p,Tru Surround,DNIe, PC input, 3 HDMI, DVD input, Samsung PS-50C7000, 50”, Full Stereo, Rp 22.770 3D, Full HD 1.920x1.080p, Tru Surround, DNIe, 600Hz, Internet TV, PC input, 4 HDMI, DVD input,
AUDIO VIDEO By: Doharto
TV LED NAMA PRODUK
HARGA
Akira LED-24B10FHD, 24”, Full Stereo, Rp 1.900 Full HD 1920X1080p, Contrast 50.000:1, Brightness 300 cd/m2, Response Time 5ms, HDMI, PC input, USB, Changhong LE24818, 24”, Full Stereo, Rp 1.900 Full HD 1920X1080p, HDMI, PC input, USB,DVD input, LG 37LE5500, TV LED 37”, Full Stereo, Rp 8.425 1920x1080p, Tru Surround, DVD input, PC input, 4 HDMI, USB, LG 47LE5500, TV LED 47”, Full Stereo, Rp 18.842 1920x1080p, Tru Surround, DVD input, PC input, 4 HDMI, USB, LG 42LE7500, TV LED 42”, Full Stereo, Rp 14.850 1920x1080p, Tru Surround, Bluetooth, PC input, Wireless, 4 HDMI, USB, LG 32LF2000, TV LED 32”, Full Stereo, Rp 3.555 1920x1080p, Tru Surround, DVD input, PC input, 4 HDMI, USB, LG 42LX6500, TV LED 42”, 3D, Full Rp 18.100 Stereo, Full HD 1920x1080p, Contrast 8.000.000:1, Tru Surround, Wireless AV Link, DVD input, PC input,3 HDMI, USB, LG 47LX6500, TV LED 47”, 3D, Full Rp 21.580 Stereo, 1920x1080p, Tru Surround, Response Time 2ms, DVD input, PC input, 3HDMI, 2 USB, LG 32LV2530, TV LED, Smart TV, 32”, Rp 4.000 Full Stereo, 1920x1080p, Tru Surround, PC input, HDMI, USB, LG 32LV3730, TV LED, Smart TV, 32”, Rp 3.800 Full Stereo, 1920x1080p, Tru Surround, PC input, HDMI, USB, LG 42LV3730, TV LED, Smart TV, 42”, Rp 9.500 Full Stereo, 1920x1080p, Tru Surround, PC input, HDMI, USB, LG 47LV3730, TV LED 47”, Full Stereo, Rp 14.700 1920x1080p, Tru Surround, PC input, HDMI, USB, LG 55LV3730, TV LED 55”, Full Stereo, Rp 28.880 1920x1080p, Tru Surround, PC input, HDMI, USB, LG 42LV3500,TV Stereo,1920x1080p,Tru input,3 HDMI,USB,
LED 42”,Full Rp 7.800 Surround, PC
LG 32LW4500, TV LED 32”, 3D, Full Rp 6.000 Stereo, 1920x1080p, Tru Surround, PC input, HDMI, USB,
Ket : Semua harga yang ditampilkan dalam ribuan rupiah
audio video 75 Nopember 2011
SHOPPING GUIDE
udio Video kali ini akan memunculkan deretan produk dan harga yang disusun oleh tim redaksi berdasarkan pemantauan terhadap produk dan harga tersebut di sejumlah gerai-gerai elektronik. Tentunya deretan harga ini diharapkan bisa menjadi referensi awal yang bisa anda gunakan sebagai panduan belanja.
NAMA PRODUK
HARGA
LG 42LW4500, TV LED 42”, 3D, Full Rp 14.000 Stereo, 1920x1080p, Tru Surround, PC input, HDMI, USB,
SHOPPING GUIDE
AUDIO VIDEO By: Doharto
LG 47LW4500, TV LED 47”, 3D, Full Rp 21.600 Stereo, 1920x1080p, Tru Surround, PC input, HDMI, USB, Digital TV, LG 42LW5700, TV LED 42”, 3D, Full Rp 15.600 Stereo, 1920x1080p, Tru Surround, Smart TV, Digital TV, LAN, PC input, 4 HDMI, USB, LG 47LW5700, TV LED 47”, 3D, Full Rp 22.200 Stereo, 1920x1080p, Tru Surround, Smart TV, Digital TV, LAN, PC input, 4 HDMI, USB, LG 55LW5700, TV LED 55”, 3D, Full Rp 33.750 Stereo, 1920x1080p, Tru Surround, Smart TV, Digital TV, LAN, PC input, 4 HDMI, USB, Panasonic THL42E3G, TV LED 42”, Full Rp 8.400 Stereo, 1920x1080p, Tru Surround, 100Hz, Power Cons. 140w, DVD input, 3 HDMI, USB, PC input, Samsung UA40C7000, TV LED 40”, Rp 19.000 3D TV, Full Stereo, 1920ix1080p, Tru Surround, Clear Motion Rate 600Hz, PC input, DVD input, 4 HDMI,USB, Samsung UA46C7000, TV LED 46”, 3D Rp 24.000 TV, Full Stereo, 1920ix1080p, Tru Surround, Clear Motion Rate 600Hz, 20w 10% RMS, Power Cons. 170W,PC input,DVD input,4 HDMI,USB, Samsung UA46C8000, TV LED 46”, Rp 26.315 3D TV, Full Stereo, 1920ix1080p, Tru Surround, PiP, 20w 10% RMS, Clear Motion Rate 800Hz,Internet @ TV, WiFi, PC input, DVD input, 4 HDMI 1.4, USB,
NAMA PRODUK
HARGA
Samsung UA46D6000, Smart TV, TV Rp 17.575 LED 46”, 3D, Full Stereo, 1920ix1080p, 3D Sound, 200Hz CMR, Digital HD Tuner Built-in, LAN, PC input, 4 HDMI, 3 USB, Samsung UA40D6600, Smart TV, TV Rp 15.200 LED 40”, 3D, Full Stereo, 1920ix1080p,3D Sound, 400Hz CMR,Digital HD Tuner Built-in, LAN, PC input, 4 HDMI, 3 USB, Samsung UA46D6600, Smart TV, TV Rp 23.350 LED 46”,3D,Full Stereo,1920ix1080p, 3D Sound,400Hz CMR,Digital HD Tuner Built-in, LAN, PC input, 4 HDMI, 3 USB, Samsung UA55D6600, Smart TV, TV Rp 30.000 LED 55”, 3D, Full Stereo, 1920ix1080p, 3D Sound, 400Hz CMR, Digital HD Tuner Built-in, LAN,PC input, 4 HDMI, 3 USB, Samsung UA46D7000, Smart TV, TV Rp 24.575 LED 46”, 3D, Full Stereo, 1920ix1080p, 3D Sound, 800Hz CMR, Digital HD Tuner Built-in, LAN, PC input, 4 HDMI, 3 USB, Samsung UA55D8000,Smart TV, TV LED Rp 39.000 55”, 3D, Full Stereo, 1920ix1080p, 3 D Sound, 800Hz CMR, Digital HD Tuner Built-in, LAN, PC input, 4 HDMI, 3 USB, Sanyo LCE-24C100, 24”,TV LED, Full Rp 2.110 Stereo, 1920ix1080p, Dynamic Contrast 2.500.000:1, Tru Surround, Response Time 6.5ms, PC input, HDMI, USB, Sharp LC19LE520, 19”, Full Stereo, Rp 2.000 1366x768p, PC input, HDMI, Sharp LC-40LE700M, TV LED 40”, Full Rp 8.250 Stereo, 1920ix1080p, Brightness 450cd/m2, Contrast 2.000.000:1,Tru Surround,20w 10% RMS, Power Cons. 134,PC input, DVD input, 4 HDMI, Sharp LC22LE520, 22”, Full Stereo, Full Rp 2.430 HD 1920ix1080p, PC input, 3 HDMI,
Samsung UA55C8000, TV LED 55”, 3D Rp 42.105 TV, Full Stereo, 1920ix1080p, Tru Surround, PiP, Clear Motion Rate 800Hz,Internet @ TV, WiFi, 30w 10% RMS, PC input, DVD input, 4 HDMI 1.4, USB,
Sharp LC40LE820, 40”, Full Stereo, Rp 10.100 Full HD 1920ix1080p, 100hz/120Hz, Tru Surround Power Cons.126W, PiP, PC input, 3 HDMI, USB,
Samsung UA32D4010, TV LED 32”, Full Rp 3.950 Stereo, 1920ix1080p, Tru Surround, PC input, 4 HDMI, USB,
Sharp LC40LE830, 40”, 3D, Full Stereo, Rp 15.350 Full HD 1920ix1080p, Tru Surround, X-Gen Panel, Power Cons. 126W, PC input, 4 HDMI, USB,
Samsung UA46D5500, TV LED 46”, Rp 13.650 Smart TV, Full Stereo, 1920ix1080p, Tru Surround, 100Hz CMR, Digital HD Tuner Built-in, PC input, 4 HDMI, 2 USB, Samsung UA40D6000, Smart TV, TV Rp 13.775 LED 40”, 3D, Full Stereo, 1920ix1080p, 3D Sound, 200Hz CMR, Digital HD Tuner Built-in, LAN, PC input, 4 HDMI, 3 USB,
Sharp LC46LE830, 46”, 3D, Full Stereo, Rp 24.500 Full HD 1920ix1080p, Tru Surround, X-Gen Panel, Power Cons. 126W, PC input, 4 HDMI, USB, Sharp LC52LE830, 52”, 3D, Full Stereo, Rp 36.500 Full HD 1920ix1080p, Tru Surround, X-Gen Panel,Power Cons. 126W, PC input, 4 HDMI, USB,
Ket : Semua harga yang ditampilkan dalam ribuan rupiah
audio video 76 Nopember 2011
NAMA PRODUK
HARGA
NAMA PRODUK
HARGA
Toshiba 42XL700, 42”, TV LED, Full Rp 10.000 Stereo, 1920ix1080p, Contrast 3.000.000:1, 20w 10% RMS, 149w Power Cons.,DVD input,4 HDMI,PC input,USB,
Sony KDL-55EX720, 55”, 3D, TV LED, Rp 29.000 Smart TV, Full Stereo, 1920ix1080p, 4 HDMI, Internet TV, LAN, X-Reality, WiFi, PC input, USB,
Toshiba 46WL700, 46”, TV LED, 3D, Full Rp 16.650 Stereo, 1920ix1080p, 4 HDMI, PC input, USB,
Sony KDL-46EX720, 46”, 3D, TV LED, Rp 21.000 Smart TV, Full Stereo, 1920ix1080p, 4 HDMI, Internet TV, LAN, X-Reality, WiFi, PC input, USB,
Toshiba 55XL700, 55”, TV LED, Full Rp 20.530 Stereo, 1920ix1080p, Contrast 3.000.000:1, 20w 10% RMS, 149w Power Cons., DVD input, 4 HDMI, PC input, USB,
Sony KDL-32EX720, 32”, 3D, TV LED, Rp 8.000 Smart TV, Full Stereo, 1920ix1080p, 4 HDMI, Internet TV, LAN, X-Reality, WiFi, PC input, USB, Sony KDL-40NX720, 40”, TV LED, 3D, Rp 25.000 Full Stereo, 1920ix1080p, WiFi, DVD input, 4 HDMI, PC input, USB, Internet TV, Sony KDL-46NX720, 46”, TV LED, 3D, Rp 21.000 Full Stereo, 1920ix1080p, WiFi, DVD input, 4 HDMI, PC input, USB, Internet TV, Sony KDL-60NX720, 60”, TV LED, 3D, Rp 58.000 Full Stereo, 1920ix1080p, WiFi, DVD input, 4 HDMI, PC input, USB, Internet TV, Sony KDL-55HX925, 55”, TV LED, 3D, Rp 56.000 Full Stereo, 1920ix1080p, Internet TV, WiFi, 4 HDMI, PC input, USB, Sony KDL-65HX925, 65”, TV LED, 3D, Rp 78.000 Full Stereo, 1920ix1080p, Internet TV, WiFi, 4 HDMI, PC input, USB, TCL 32LP11E, TV LED, 32”, Full Stereo, Rp 3.740 1920ix1080p, HDMI, PC input, USB, TCL 24LP11E, TV LED, 24”, Full Stereo, Rp 2.210 1920ix1080p, HDMI, PC input, USB, TCL 19LP11E, TV LED,19”, Full Stereo, Rp 1.690 1920ix1080p, HDMI, PC input, USB, Toshiba 32PS1, 32”, TV LED, Full Stereo, Rp 4.315 1920ix1080p, DVD input, HDMI, PC input, USB, Toshiba 32AL10ES, 32”, TV LED, Full Rp 3.800 Stereo, 1920ix1080p, 2 HDMI, PC input, USB, Toshiba 40AL10ES, 40”, TV LED, Full Rp 7.750 Stereo, 1920ix1080p, 2 HDMI, PC input, USB, Toshiba 32PS10, 40”, TV LED, Full Stereo, Rp 4.300 1920ix1080p,2 HDMI,PC input,USB, Toshiba 40PS10, 40”, TV LED, Full Stereo, Rp 8.100 1920ix1080p, 2 HDMI, PC input, USB,
SHOPPING GUIDE
Sony KDL-40EX720, 40”, 3D, TV LED, Rp 17.000 Smart TV, Full Stereo, 1920ix1080p, 4 HDMI, Internet TV, LAN, X-Reality, WiFi, PC input, USB,
TV LCD 40”-49” NAMA PRODUK
HARGA
LG 42LD420, 42”, Full HD 1920x1080p, Rp 7.265 Full Stereo, PC input, Contrast Ratio 80.000:1, 3 HDMI, DVD input, USB, LG 42LD450, 42”, Full HD 1920x1080p, Rp 6.850 Full Stereo, Brightness 450cd/m2, Audio output 20w 10% RMS, PC input, 2 HDMI, DVD input, LG 42LD460, 42”, Full HD 1920x1080p, Rp 7.895 Full Stereo, USB, PC input, HDMI, DVD input, LG 42LD550, 42”, Full HD 1920x1080p, Rp 8.425 200 Hz, Full Stereo, PC input, 3 HDMI, DVD input, LG 46LD550, 46”, Full HD 1920x1080p, Rp 9.685 200 Hz, Full Stereo, PC input, 3 HDMI, DVD input, LG 42LD650, 42”, Full HD 1920x1080p, Rp 10.105 100 Hz, Full Stereo, Contrast Ratio 150.000:1, USB, PC input, HDMI, DVD input, LG 42LK410, 42”, Full Stereo, Rp 6.600 1920x1080p, PC input, 2 HDMI, USB, Panasonic TH-L42U30, 42”, Full Stereo, Rp 7.000 Full HD 1920x1080p, Contrast 20.000:1, LAN, Tru Surround, Card reader, PiP, DVD input, PC input, 3 HDMI, USB, Polytron PLM-42H11, 42”, Full Stereo, Rp 6.900 Full HD 1920X1080p, Contrast ratio 50.000:1, 106w 10% RMS, Power Cons. 250W, Brightness 500cd/m2, Times Response 4mm, HDMI,USB, Samsung LA-40C550, 40”, Full Stereo, Rp 8.630 Full HD 1920X1080p, 20w 10% RMS, PiP (1 Tuner), PC input, 4 HDMI, USB, DNIe, Tru Surround,
Ket : Semua harga yang ditampilkan dalam ribuan rupiah
audio video 77 Nopember 2011
AUDIO VIDEO By: Doharto
NAMA PRODUK
HARGA
NAMA PRODUK
HARGA
Samsung LA-46C550, 46”, Full Stereo, Rp 10.530 Full HD 1920X1080p, 20w 10% RMS, PiP (1 Tuner), power Cons. 210W, PC input, 4 HDMI, USB, DNIe, Tru Surround,
LG 32LD310, 32”, 1366x768p, Full Stereo, Rp 2.750 Contrast 30.000:1, Contrast 30.000:1, Time Response 5.2ms, PC input, HDMI, DVD input,
Samsung LA-40D550, 40”, Full Stereo, Rp 6.600 Full HD 1920X1080p, PiP (1), PC input, 4 HDMI, USB,
LG 32LK311, 32”, 1366x768p, Full Stereo, Rp 3.100 PC input, HDMI,
SHOPPING GUIDE
AUDIO VIDEO By: Doharto
Samsung LA-40D551, 40”, Full Stereo, Rp 7.000 Full HD 1920X1080p, PiP (1), PC input, 2 HDMI, USB, Sharp LC40L500, 40”, Full Stereo, Full Rp 6.650 HD 1920ix1080p, Contrast Ratio 50.000:1, PiP, Tru Surround, PC input, DVD input, 3 HDMI, Sharp LC40L650, 40”, Full Stereo, Full Rp 8.800 HD 1920ix1080p, 100hz,Contrast 50.000:1, Tru Surround, USB, PC input, PiP, DVD input, 3 HDMI, Sony KLV-46BX400, 46”, Full Stereo, Full Rp 6.060 HD 1920x1080p, PiP, 2 HDMI, PiP, 20w 10% RMS, Power Cons. 151w, PC input, USB, DVD input, Sony KLV-40BX420, 40”,Full Stereo, Full Rp 6.000 HD 1920x1080p, PiP, HDMI, PiP, 20w 10% RMS, PC input, USB, DVD input, Sony KDL-40CX520, 40, Full Stereo, Full Rp 7.000 HD 1920x1080p, 4 HDMI, USB, Internet TV, WiFi, PC input, Sony KDL-46CX520, 46, Full Stereo, Full Rp 10.000 HD 1920x1080p, 4 HDMI, USB, Internet TV, WiFi, PC input, Toshiba 40PB1, 40”, Full Stereo,1366x768p, Rp 6.300 Contrast 50.000:1, DVD input,HDMI,PC input, USB, Tru Surround, Toshiba 40CV700, 40”, Full Stereo, Full Rp 6.000 HD 1920x1080p, Contrast 50.000:1, PiP (1 Tuner), DVD input, 2 HDMI, PC input, USB, Tru Surround,
Panasonic TH-L32C20, 32”, Full Stereo, Rp 3.400 Tru Surround, 1366x768p, Contrast 20.000:1, Card Reader, Analog TV, DVD input, PC input, 1 HDMI, Long Panel Life up to 60.000 jam, Panasonic TH-L32C30, 32”, Full Stereo, Rp 3.300 Full HD 1920x1080p, Tru Surround, P C input, 1 HDMI, USB, WiFi, LAN, Panasonic TH-L32C3, 32”, Full Stereo, Rp 3.300 Full HD 1920x1080p, Tru Surround, PC input, 1 HDMI, USB, WiFi, LAN, Samsung LA-32C530, 32”, Full Stereo, Rp 2.900 Tru Surround, Full HD 1920x1080p, 20w 10% RMS, PiP (1 Tuner), DVD input, PC input, 3 HDMI, DNIe, Samsung LA-32D450, 32”, Full Stereo, Tru Rp 3.000 Surround, Full HD 1920x1080p, 20w 10% RMS, DVD input, PC input, HDMI,DNIe, Sharp LC-32L4071, 32”, Full Stereo, Rp 3.000 1366x768p,PC input,HDMI,Tru Surround, TCL L32H9, 32, Full Stereo, 1366x768p, Rp 2.575 DVD input,HDMI,PC input,Power Cons. 130W, Toshiba 32PB1, 32”, Full Stereo, Rp 2.800 1366x768p, Contrast 50.000:1, DVD input, HDMI,PC input,USB,Tru Surround, Toshiba 32HV10, 32”, Full Stereo, Rp 2.700 1366x768p, USB input,1 HDMI,PC input,
Toshiba 40AV10, 40”, Full Stereo, Full HD Rp 6.400 1920x1080p, Tru Surround, PC input, USB, DVD input, 2 HDMI,
TV LCD 19”-24” NAMA PRODUK
TV LCD 32” NAMA PRODUK
HARGA
Changhong LT32716, 32”, 1366x768p, Rp 2.400 Full Stereo, PC input, 2 HDMI, USB, Changhong LT32726, 32”, 1366x768p, Rp 2.800 Full Stereo, PC input, HDMI, DVD input, USB,
HARGA
Akira Advance V2220, 22”, Full Stereo, Rp 1.250 1366x768p, PC input,HDMI, DVD input, Changhong LT24699, 24”, Full Stereo, Rp 1.550 Full HD 1920X1080p, Contrast 100.000:1, Brightness 500cd/m2, HDMI, PC input, USB, Changhong LT19699, 19”, AV Stereo, Rp 1.535 1366x768p, PiP, HDMI, PC input, Konka 24NS62, 24”, Full Stereo, Rp 1.525 1366x768p, HDMI, PC input, DVD input,
Ket : Semua harga yang ditampilkan dalam ribuan rupiah
audio video 78 Nopember 2011
NAMA PRODUK
HARGA
NAMA PRODUK
HARGA
Sharp LC-22L10, 22”, Full Stereo, Rp 1.650 1366x768p, HDMI, PC input, 10w 10% RMS,
LG RT-19LD330, 19”, Full Stereo, Rp 1.530 1366x768p, Contrast 50.000:1, 20w 10% RMS, 1 HDMI, PC input, DVD input,
TCL 20E6, 20”, Full Stereo, 1366x768p, Rp 1.375 power Cons. 45W, DVD input, HDMI, PC input,
LG RT-22LD330, 22”, Full Stereo, Rp 1.635 1366x768p, Contrast 50.000:1, 20w 10% RMS, 1 HDMI, PC input, DVD input,
TCL 24D10, 24”, Full Stereo, 1366x768p, Rp 1.690 DVD input, HDMI, PC input,
LG RT-19LD340, 19”, Full Stereo, Rp 1.790 1366x768p, Contrast 70.000:1, Response Time 4ms, 1 HDMI, PC input, DVD input, LG RT-22LK311, 22”, 1366x768p, Rp 1.475 Contrast 8.000:1, 1 Speaker, USB, PC input, LG M-227WAP, 22”, Full Stereo, Rp 1.555 1366x768p, 1 HDMI, PC input, DVD input, LG M-197WAP, 19”, Full Stereo, Rp 1.320 1366x768p, 1 HDMI, PC input, DVD input,
Toshiba 19HV10, 19”, Full Stereo, Rp 1.100 1366x768p, HDMI, PC input, USB, Toshiba 24HV10, 24”, Full Stereo, Rp 1.600 1366x768p, USB input, 1 HDMI, PC input, Toshiba 24PB1, 24”, Full Stereo, Rp 1.745 1366x768p, Contrast ratio 20.000:1, USB input, 1 HDMI, PC input, Weston WS TV2001, 20”, Full Stereo, Rp 1.375 1366x768p, DVD input, HDMI, PC input,
Panasonic TH-LH19C20, 19”, Full Stereo, Rp 1.425 1366x768p, Contrast 20.000:1, Bass X,1 HDMI, PC input, Polytron PLM 19B51, 19”, Full Stereo, Rp 2.000 1366x768p,Contrast ratio 10.000:1,Picture Freeze,Time response 4 ms,3.6w 10% RMS,Brightness 300cd/m2,1 HDMI,PC input,USB, Polytron PLM 1930R, 19”, Full Stereo, Rp 1.950 1366x768p, Contrast ratio 10.000:1,Picture Freeze,Time response 4 ms,3.6w 10% RMS,Brightness 300cd/m2,1 HDMI,PC input,USB, Polytron PLM 24M60, 24”, Full Stereo, Rp 1.900 Full HD, Contrast 40.000:1,Brightness 300cd/m2, Picture Freeze, 6w 10% RMS, Time response 5 ms, Power Cons. 55W, 2 HDMI, USB, PC input, Polytron PLM 24M51, 24”, Full Stereo, Rp 2.100 Full HD,Contrast 40.000:1, Brightness 300cd/m2, Picture Freeze, 6w 10% RMS, Time response 5 ms,Power Cons. 55W,2 HDMI, USB, PC input, Samsung LA-19C350, 19”, Full Stereo, Rp 1.740 1366x768p, 6w 10% RMS, 1 HDMI, PC input, DVD input, Samsung LA-26D400, 26”, Full Stereo, Rp 2.175 1366x768p, 85w Power Cons., HDMI, USB, PC input, Sanyo 19K40, 19”, Full Stereo,1366x768p, Rp 1.370 DVD input,HDMI,PC input, Sanyo 24K50, 24”, Full Stereo, 1366x768p, Rp 1.565 DVD input, HDMI, PC input,
htiB NAMA PRODUK
HARGA
LG LH-HT305SU, 1 DVD, DivX, 6 Rp 1.560 Speaker, 300w 10% RMS, DVD output, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, USB, HDMI, LG LH-HT503PH, 1 DVD, DivX, 6 Rp 2.895 Speaker with 2 floorstanding, 500w 10% RMS,DVD output, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, USB, HDMI, LG LH-HT554, 1 DVD, DivX, 6 Speaker Rp 3.115 with 4 floorstanding, 500w 10% RMS, DVD output, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, USB, LG LH-HT805, 1 DVD, DivX, 6 Speaker Rp 2.000 with 4 floorstanding, 850w 10% RMS, DVD output, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, USB, 1080p up-scaling, USB, LG LH-HB905TA, 1DVD, DivX, 6 Rp 3.800 Speaker with 4 floorstanding, 1100w 10% RMS, 1080p up-scaling, DVD output, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, USB, LG LH-HT906TA, 1 DVD, DivX, 6 Rp 4.000 Speaker with 4 floorstanding, 1100w 10% RMS,1080p up-scaling, DVD output, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, USB, LG LH-HT806TM, 1 DVD, 6 Speaker Rp 2.760 with 4 floorstanding, 1080p up-scaling, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, USB,
Ket : Semua harga yang ditampilkan dalam ribuan rupiah
audio video 79 Nopember 2011
SHOPPING GUIDE
LG RT-22LD310, 22”, Full Stereo, Rp 1.740 1366x768p, Contrast 30.000:1, 20w 10% RMS, 1 HDMI, PC input, DVD input,
AUDIO VIDEO By: Doharto
NAMA PRODUK
HARGA
Panasonic SC-XH10, 1 DVD, DivX, 6 Rp 1.350 Speaker, DVD output, DTS, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, USB, Panasonic SC-XH155, 1 DVD, DivX, 6 Rp 3.675 Speaker with 2 floorstanding, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, 1.000w 10% RMS, USB, HDMI,
SHOPPING GUIDE
AUDIO VIDEO By: Doharto
Philips HTS2500, 1 DVD, DivX, 6 Speaker, Rp 1.595 DVD output, DTS, Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II, USB, 300w 10% RMS, Philips HTS3181, 1 DVD, DivX, 6 Speaker, Rp 1.650 DVD output, DTS, Dolby AC3, dts,Dolby Prologic II,USB, 300w 10% RMS, Philips HTS3276, 1 DVD, DivX, 6 Speaker Rp 3.100 with 2 Floorstanding, DVD output,DTS, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II,HDMI, USB, Philips HTS3510, 1 DVD, 6 Speaker, Rp 1.705 DVD output, DTS, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, HDMI, Philips HTS3530, 1 DVD, DivX, 6 Rp 3.000 Speaker with 2 Floorstanding, 600w 10% RMS, DVD output, DTS, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, HDMI, USB, Philips HTS5540, 1 DVD, DivX, 6 Speaker Rp 5.000 with 4 Floorstanding, 1080p up-scaling, DVD output, DTS, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, HDMI, USB, Philips HTS5550, 1 DVD, DivX, 6 Rp 5.100 Speakerwith4Floorstanding,1080p up-scaling,1.200w10%RMS,DVD output,DTS,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,HDMI,USB, Pioneer HTZ-181, 1 DVD, 6 Speaker, Rp 2.890 DVD output, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, HDMI, 350w 10% RMS,
NAMA PRODUK
Samsung HT-D350K, 1 DVD, 6 Speaker, Rp 1.650 330w 10% RMS, Power Bass, Dolby AC3, dts, 1080p Up-scale, Dolby Prologic II, USB, Samsung HT-D3330, 1 DVD, 6 Speaker, Rp 1.450 330w 10% RMS, Power Bass, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, USB, Sharp HTCN-390DVW, 1 DVD, 1080p Rp 1.500 Up-scale, 6 Speaker, DVD output, Dolby AC3, dts, 210w 10% RMS, Dolby Prologic II, HDMI, USB, Sharp HTCN-790DVW, 1 DVD, 1080p Rp 3.500 Up-scale, 6 Speaker with 4 Floorstanding, 210w 10% RMS,DVD output,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,HDMI,USB, Sharp HTCN-830DVW, 1 DVD, 1080p Rp 2.000 Up-scale, 6 Speaker with 2 Floorstanding, 210w 10% RMS,DVD output,Dolby AC3,dts,Dolby Prologic II,HDMI,USB, Sharp HTCN-890DVW, 1 DVD, 1080p Rp 2.400 Up-scale, 6 Speaker with 4 Floorstanding, 420w 10% RMS,DVD output, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, HDMI,USB, Sony DAV-TZ200, 1 DVD, DivX, 6 Rp 2.650 Speaker, DVD output, 500w 10% RMS, Dolby AC3, Dolby Prologic II, Sony DAV-DZ640, 1 DVD, 6 Speaker Rp 3.500 with 4 Floorstanding, Dolby AC3, Dolby Prologic II, HDMI, USB, Sony DAV-DZ840, 1 DVD, 6 Speaker with Rp 4.500 4 Floorstanding, 1.000w 10% RMS, Dolby AC3, Dolby Prologic II, HDMI, USB,
Polytron PHT138, 1 DVD, DivX, 6 Rp 1.195 Speaker, DVD output, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II,80w 10% RMS,Power Cons.98w, Polytron PHT158, 1 DVD, DivX, 6 Rp 1.500 Speaker, DVD output, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, Polytron PHT170, 1 DVD, DivX, 6 Rp 2.000 Speaker, DVD output, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, Samsung HT-C5550W, 1 Blu-Ray, 6 Rp 8.000 Speaker with 4 Floorstanding, Wireless LAN Ready, WiFi, 1.000w 10% RMS, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II,2 HDMI, USB, iPod Dock,
HARGA
Samsung HT-D455HK, 1 DVD, 1080p Rp 3.000 Up-scale, 6 Speaker with 4 Floorstanding, 850w 10% RMS, Power Bass, DVD output, Dolby AC3, dts, Dolby Prologic II, HDMI, USB,
CAMCOrDER NAMA PRODUK
HARGA
MEDIA REKAM : HARD DISK DRIVE JVC GZ-HM445, Zoom 40/200, LCD Rp 5.300 2.7”, Full HD 1920x1080i,SD Card, Builtin HDD, Digital Camera, HDMI, USB, Sony DCR-SR68, Zoom:60/..LCD 2.7” Rp 3.950 Touch Panel, HDD 80GB, Carl Zeiss Vario TessarLens, Digital Camera, Memory Stick DuoTM,
Ket : Semua harga yang ditampilkan dalam ribuan rupiah
audio video 80 Nopember 2011
NAMA PRODUK
HARGA
MEDIA REKAM : KARTU MEMORI
HARGA
LG BD560, Dolby True HD Support, USB Rp 1.765 Port,
Canon FS405, Zoom : 41/.., LCD Rp 2.000 2.7”, SDHC Card Slot, Dynamic Image Stabilizer, Digital Camera,
LG BD570, Dolby True HD Support, USB Rp 2.000 Port,
Canon FS46, Zoom : 37/.., Digital Camera, Rp 3.000 LCD 2.7”, Stereo Condenser Microphone
Sharp BD-HP25, 3HDMI ver. 1.3a, USB, Rp 2.790 Tru Surround, Simplink,
JVC GZ-MS215, Zoom 45/900, LCD Rp 2.055 2.7”, Digital Camera, Berat 230gr, JVC GZ-HM30, Zoom 40/200, LCD 2.7”, Rp 2.425 Digital Camera,
Sharp BD-HP90, 3HDMI ver. 1.3a, USB, Rp 4.850 Tru Surround, Simplink,
Sanyo CA9, Water Proof, Zoom : 5/12, Rp 3.000 LCD 2.5”, Photo 9 MP, SD Card, Image Stabilizer Function,
Sony BDP-S380, internet video streaming, Rp 1.700 WiFi,Dolby True HD,Wireless,USB,
Sony HDR-PJ10, LCD 3.0”, Carl Zeiss Rp 8.000 Lenses, Digital Camera, Built-in Projector, Exmor RCMOS Censor,Full HD,HDMI,16 GB Built-in Flash Memory,Memory Stick Pro DuoTM
Sony BDP-S470, internet video streaming, Rp 2.300 WiFi, Dolby True HD,
Sony DCR-SX20, Zoom:50/2000, LCD Rp 2.160 2.7”, Carl Zeiss Lenses, Pro-HG DuoTM, Memory Stick Pro DuoTM Sony DCR-SX21, Zoom:57/2000, LCD Rp 2.060 2.7”, Face Detection, P r o - H G DuoTM, Memory Stick Pro DuoTM Sony DCR-SX44, Zoom:60/2000, LCD Rp 2.895 2.7”, Carl Zeiss Lenses, Digital Camera, 4 GB Built-in Flash Memory, Pro-HG DuoTM, Memory Stick Pro DuoTM Sony DCR-SX60, Zoom:60/2000, LCD Rp 4.060 2.7”, Carl Zeiss Lenses, Berat:240gr, Digital Camera 0.3 MP,16 GB Built-in Flash Memory,Pro-HG DuoTM,Memory Stick Pro DuoTM Sony DCR-SX65, Zoom:60/2000, LCD Rp 2.845 3.0”, Carl Zeiss Lenses, 4 GB Built-in Flash Memory,Pro-HG DuoTM,Memory Stick Pro DuoTM
BLU-RAY NAMA PRODUK
HARGA
LG BD370, Dolby True HD Support ,USB Rp 3.100 Port,
SHOPPING GUIDE
Canon HFR26, Zoom : 28/.., Full HD Rp 5.900 1920x1080i, CMOS Censor, SDHC Card Slot, Dynamic Image Stabilizer,Digital Camera, LCD 3.0”, 32GB Built-in HDD, HDMI, USB,
NAMA PRODUK
LG BD550, Dolby True HD Support, USB Rp 1.315 Port,
MICRO COMPO NAMA PRODUK LG XB-12, 1 DVD, DivX, FM radio,
HARGA Rp 1.025
Philips MCD-170, 1 DVD, DivX, FM radio, Rp 1.530 Dinamic Bass boost,400w PMPO,USB, Philips MCD-183/98, 1 DVD, DivX, FM Rp 1.700 radio, Dinamic Bass boost, USB, Polytron PNH-2100, 1 DVD, FM tuner, Rp 2.000 USB, Docking for Didital Player, Powerfull Bass, 30w 10% RMS, Sub Woofer Out, Samsung MMC-330D, DVD Player, 120w Rp 1.320 10% RMS, CD Ripping, Power Bass, 2 way speaker, FM Tuner, Samsung MMC-430D, DVD player, Rp 1.750 Single Deck, FM Tuner, 120w 10% RMS, Power Bass, CD Ripping, 2 way speaker, Cradle for iPod, HDMI, USB,
Ket : Semua harga yang ditampilkan dalam ribuan rupiah
audio video 81 Nopember 2011
AUDIO VIDEO By: Doharto