Pontianak Post

Page 1

Koran

Pontianak Post

Lebaran EDISI KHUSUS IDUL FITRI 1429 H

Rabu, 1 Oktober 2008 M/ 1 Syawal 1429 H

Menjadi Fitri untuk Selamanya

Zaskia Mecca; Lebaran Menikah? SELAIN sebagai hari kemenangan, hari raya Idul Fitri juga banyak dijadikan banyak orang untuk menikah. Seperti halnya Zaskia Mecca. Kabarnya, pemeran Aya dalam sinetron Para Pencari Tuhan dan Ayat-ayat Cinta itu bakal melepas masa lajangnya. Tapi saat kabar ini dikonfirmasi kepada Zaskia, perempuan berjilbab kelahiran Jakarta, 8 September 1987 ini menampiknya. “Sepertinya nggak mungkin aku menikah dalam waktu dekat ini. Lagipula aku sedang sibuk dengan pekerjaan dan kuliah. Aku ingin konsentrasi dengan

bahwa banyak diantara saudara, PADA hari ini, kita penuhi langit dan keluarga kita yang tidak dapat dengan gemuruh takbir, kita meberkumpul bersama kita di hari yang manjatkan puji syukur ke hadirat suci ini, sebagian karena mereka beAllah SWT dengan mengagungkan rada di perantauan, sebagian karena nama-Nya, memuji-Nya, bertasbih, sakit dan sebagian lagi karena telah bertahlil, dan bertahmid kepadamendahului kita ke alam baka. Nya. Hari ini kita rayakan secara berSalawat dan salam kita perunsama-sama kembalinya kita kepada tukkan kepada nabi Muhammad oleh Aswandi fitrah kita, kepada kesucian yang SAW yang diutus ke tengahsejati sebagai awal kita diciptakan. tengah kita, umat manusia ini untuk menjadi uswatun hazanah. Kita sadar Sambung ke hal 11 kolom 1

kuliah aku,” bebernya.Saat disinggung mengenai status hubungannya dengan Hanung Bramantyo, sutradara Ayat- ayat Cinta yang kini getol di dekatkan dengan dia, si cantik tak lepas jilbab ini mengemukakan bahwa itu semua tergantung jodoh. “Hubungan aku dengan dia biasa-biasa saja. Hubungan sebatas pemeran dengan sutradaranya. Kalau dibilang dekat ya dekat, aku banyak bertanya tentang peranku kepadanya. Jadi wajar kan?” elaknya. (yun)

Resep Hidup

Serba Mudah

&

Gampang

SEDEKAH adalah amal yang disenangi Allah, walaupun yang melakukannya orang musrik. Bedanya mereka hanya memperoleh balasan dari Allah ketika di dunia saja. Di akhirat tidak mendapat ganjaran apa pun. Di antara contoh yakni Bill Gate, telah membantu untuk kegiatan sosial di berbagai negara miskin sebesar USD 132 milyar dollar atau setara dengan Rp132 triliun rupiah. Dia mengeluarkan “zakat “ hampir 50 % dari laba usahanya. Dia masih menduduki orang nomor satu terkaya di dunia. Rasul SAW, bersabda: “Undang rezeki dengan sedekah.”

Uti Konsen Haitami Salim

MODEL : ALWI, BELLA, NADIA & ALVI / FOTOGRAFER : BEARING / KOLEKSI BUSANA : HANNA COLLECTION

Sempurna di Hari yang Fitri IDUL Fitri memiliki makna yang sangat mendalam bagi setiap muslim di seluruh dunia. Di hari yang fitri ini semua menjadi suci dan pintu maaf terbuka bagi setiap orang. Ajang bersungkeman dan bersalaman menjadi tradisi yang lazim dilakukan, baik dari anak kepada orangtua, yang muda kepada yang tua, maupun kebalikannya. Hal ini dilakukan untuk saling melebur salah paham, emosional antara satu orang dengan lainnya. Di hari kemenangan ini, saatnya berdandan dan tampil menawan. Bersiapsiap mengenakan buasana lebaran yang

akan dikenakan saat bersilaturahmi bersama handai taulan. Untuk kaum perempuan, bisa memilih setelan tunik dengan rok atau celana panjang dan gaun panjang. Bila ingin mengenakan busana muslim, maka Anda bisa memilih beragam kerudung, bandana serta selendang yang senada dengan warna busana muslim. Sedangkan untuk lelaki, busana lengan panjang, lengan pendek bisa dipilih dengan model kerah yang lebih bervariasi. Selain menekankan pada fungsi dan faktor kenyamanan, juga

diperkaya dengan penambahan detail berupa aplikasi motif sulam dan bordir. Tampil gaya tak hanya pilihan mayoritas orang dewasa saja, namun kaum remaja dan anak-anak juga bisa tampil dengan desain busana yang fun sekaligus fashionable. Apapun pilihan busana yang akan Anda kenakan pada saat menyambut hari Lebaran nanti, pastikan untuk menyesuaikan busana dengan bentuk tubuh Anda. Dengan begitu penampilan Anda semakin sempurna saat hari yang Fitri. Selamat bergaya! (mel)

DEMIKIAN petikan khutbah Idul Fitri 1429 H yang disampaikan Uti Konsen di halaman Makorem Pontianak. Uti juga mengutip kisah mengenai orang Yahudi karena telah melakukan kesalahan yang berulang kali. Oleh Nabi, kepada mereka diputuskan untuk dihukum mati. Menjelang giliran kepada salah seorang diantaranya, Jibril turun memberi tahu Nabi agar ia jangan dibunuh. Ketika ditanya alasannya: “Allah yang memerintahkan, lantaran ia senang membantu fakir miskin.” Rasul SAW bersabda: “Sedekah dapat menolak 70 macam balak dan bencana yang paling ringan diantaranya sakit kusta dan sopak.” Seorang Yahudi pengumpul dan penjual kayu bakar karena menghina Nabi di depan para sahabat, didoakan Nabi agar ia dipatuk ular. Selang beberapa lama si Yahudi itu masih hidup. Ular yang seharus-

nya mematuknya, ternyata hanya menggigit sepotong kayu bakar yang dipikulnya. Ketika ditanya Nabi, amalan apa yang dilakukannya sebelum itu? Ia menjawab memberi orang kelaparan dengan sepotong roti dari dua potong roti bekalnya. Rasulullah SAW bersabda: “Balak tidak akan menyusul setelah sedekah dikeluarkan.” Uti Konsen kembali mengutip sebuah cerita mengenai keutamaan zakat. Seperti ibu Hajjah Dian Al Mahri Al Rasyid, pemilik mesjid “kubah emas” di Depok Jl Parung Bingung Jawa Barat. Saat ini terinformasi dana yang sudah dikeluarkannya kurang lebih Rp2 triliun. Kiatnya sejak berusaha merangkai bunga anggrek secara kecil-kecilan. Ia secara disiplin ketat bersedekah 50% dari hasil. Hadis qudsi Allah SWT, berfir-

man; Berinfaklah kamu, maka kami akan berinfak kepada kamu.” Uti mengatakan, ”Ahli sedekah dikasihi Allah, disayangi manusia, dekat dengan surga dan jauh dari neraka.” Kolumnis Pontianak Post ini kemudian mengutip sabda Rasulullah SAW: “Orang pemurah itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari nereka. Orang bakhil (kikir), jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga, dekat dengan neraka.” Firman Allah dalam Surah Al Lail 4-7 “Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” Menurut Uti, dalam surah Al Lail Sambung ke hal 11 kolom 5

IPDA Sagiyo; Anggota Dit Lantas Polda Kalbar Tertua

Silaturahmi Digital di Hari Raya

Shalat Idul Fitri tetap Pakai Baju Dinas Lengkap

Maaf-maafan Lewat Video Chat Hingga Kirim E-Card Ipin dan Upin

Ketika umat Islam di seluruh dunia merayakan kemenangan setelah sebulan penuh bepuasa, ia tidak. Pasalnya, tugas sebagai abdi negara menuntutnya menepikan hal itu. Tanggungjawab moral dan semangat mengabdi, membuatnya harus lebaran di jalanan. M Kusdharmadi, Pontianak JELANG PENSIUN: IPDA Sagiyo

FAJAR 1 Syawal yang cerah. Sagiyo tetap mengenakan pakaian seragam cokelat lengkap untuk bersembahyang. Tak ada rasa kecewa baginya, karena itu sudah menjadi tuntutan sebagai profesi. “Saya pernah lebaran di jalan, tahun 19971998. Kalau saya tidak salah sudah tiga kali, waktu itu ada kerusuhan di Kalbar. Saya shalat Idul Fitri menggunakan Sambung ke hal 11 kolom 5

Di era digital, tali silaturahmi menjadi tak bersekat. Momen Lebaran misalnya, seseorang yang berada di Indonesia, bisa bersilaturahmi dengan keluarga dan sahabatnya yang berada di belahan benua lain.

Efprizan Rzeznik, Pontianak UCAPAN selamat hari raya Lebaran dengan gaya konvensional seperti mengirimkan lewat kantor pos kini sudah ditinggalkan. Ketika telepon genggam mulai mengambil alih kehidupan masyarakat dan menjadi gaya hidup, layanan pesan singkat (short mesage service/SMS) menggantikan

fungsi kartu Lebaran. Menyampaikan selamat hari raya Idul Fitri makin bervariasi. Selain SMS dan MMS, kalangan operator menawarkan berbagai konten baru seperti Xpressive SMS, Voice SMS, Video Music SMS (VMS), Secret SMS, dan lainnya. Konten yang lebih favorit digunakan masyarakat sebagai media mengucapkan selamat hari raya yakni melalui 3G (third generation technology) yang identik dengan video call. Bila ingin berkomunikasi dengan lebih banyak orang, bebeapa operator selular juga menyediakan layanan video conference. Sambung ke hal 11 kolom 1


Calon walikota

2

Profil Harso Utomo Suwito Riwayat Pendidikan Formal 1. Bruder Melati Subsidi, Pontianak (1982) . 2. SMP Suster Subsidi, Pontianak (1985). 3. SMA Kolese Santo Yusuf, Malang (1988). 4. Teknik Arsitektur (S-1) Fakultas Teknik Arsitektur, Univer sititas Katolik Parahyangan (1993). Pengalaman Kerja 1. PT. Andri Mitra Bandung (1993). 2. PT. Ciputra Development Jakarta (1994-1997). 3. Wiraswasta / Pengusaha (1997-sekarang). Pengalaman Berorganisasi 1. Ketua Persaudaraan Ex Siswa/i Kolose Santo Yusuf (PEKSY) Malang, Bandung (1998-1990). 2. Anggota Real Estate Indonesia (REI), 2002-sekarang. 3. Anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), 2005-sekarang. Wakil Ketua I Dewan Pimpinan Daerah Partai Damai S jahtera 4. (DPD PDS) Kalimantan Barat, 2006-sekarang. 5. Pembina PEKSY Kalbar, 2006-sekarang. 6. Wakil Bendahara Pemuda Pancasila Kalbar, 2008-sekarang.

Pontianak Post - Rabu 1 Oktober 2008

WAWANCARA: Harso Utomo Suwito dan H Awaludin Rahmad (Harkad) menjawab pertanyaan wartawan usai buka puasa bersama semasa Ramadhan 1429 H, di Perumnas IV.

Raih Kemenangan Idul Fitri

Bersama Harkad IDUL Fitri merupakan hari kemenangan besar bagi umat Muslim. Idul Fitri mengembalikan manusia pada fitrahnya (kesucian). Jiwa kembali bersih karena dibasuh dengan ibadah, fitrah dan saling memaafkan. Rezeki yang mereka miliki telah dicuci pula dengan zakat. Demikian disampaikan Harso Utomo Suwito dan H Awaludin Rahmad (H Kalut) di Pontianak. Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Pontianak ini mengajak warga Pontianak memaknai kemenangan Idul Fitri dengan benar. Selama bulan Ramadhan jiwa, roh dan hati tiap umat Muslim telah terasah dengan amal kebajikan. Wadah hati ketakwaan mereka

semakin terbuka lebar. “Dengan merayakan Idul Fitri kita mendeklarasikan kesucian dari dosa. Ini hasil dari ibadah selama Ramadhan. Idul Fitri merupakan momentum bagi manusia untuk langkah awal menuju kehidupan lebih baik,” ungkap H Kalut, “Idul Fitri bukan suatu akhir. Masih ada perjuangan yang harus dilalui sesudahnya. Seperti telah diisyaratkan Rasulullah.” Semua aspek kehidupan lurus yang diperoleh selama Ramadhan harus menjadi titik tolak manusia melangkah kedepan. Diharapkan aspek-aspek itu tidak hanya menjadi simbol. Hal ini sebisa mungkin dimulai dari diri sendiri. Dengan demikian baru dapat

ditularkan kedalam keluarga, tetangga bahkan masyarakat luas. Perbedaan dalam perayaan Idul Fitri dan masyarakat dapat dimaknai dengan baik. Tiap umat diharapkan memaknainya sebagai rahmat dan tetap menjalin tali silaturahmi. Tidak ada perbedaan dalam Idul Fitri, yang ada kebersamaan. Kepada Pontianak Post Harso menjelaskan paham kebersamaan sangat penting dan harus dimiliki semua warga Pontianak. Kemajemukan warga Pontianak tidak harus menyebabkan perpecahan. Di sini paham kebersamaan perlu. Warga Pontianak harus bersatu memilih pemimpin terbaik. Gunakan hati dan nurani kita jika

memilih. “Jangan ada golput, golput tidak menghasilkan perubahan dan perbaikan. Golput hanya menjadi senjata kita untuk terus menghindar. Kita harus berani mengambil keputusan. Karena masa depan Pontianak ada ditangan kita masing-masing, bukan orang lain.” Tak luput, dalam suasana Idul Fitri 1429 Hijriyah ini pula, kedua pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Pontianak bernomor urut 5 (lima) ini menyampaikan ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri. “Mohon Maaf Lahir dan Bathin,” ujar Harso Utomo Suwito dan H Awaludin Rahmad bersamaan. (ser3/*)

Profil H Awaludin Rahmad Nama Lengkap Nomor KTP Agama Tempat/Tanggal Lahir Pekerjaan Status Nama Istri Anak

: H Awaludin Rahmad (H Kalud) : 6171031607600004 : Islam : Pontianak/16 Juli 1960 : Pengusaha : Sudah Menikah : Hj Rusmiyati : 1. Merry Adriyani AMd Kep 2. Fitri Yanti 3. Arry Nurzaman

DUKUNGAN SEGARA: Harso Utomo Suwito mendapat dukungan Tim Segara yang sebelumnya mengusung Tan Jun Hwa dan Nagian Imawan.

Riwayat Pendidikan Formal 1. SD Budi Baik Pontianak (1974). 2. SMP Koperasi Pontianak (1976). 3. SMUN 2 Pontianak (1980).

NOMOR 5:

Pengalaman Kerja 1. Pengusaha ikan basah. 2. Pemgusaha hasil tangkapan ikan. 3. Distributor ikan basah. 4. Manager Arwana Band. 5. Berkerjasama dengan developer. Pengalaman Berorganisasi 1. Pengurus Gapikan (Gabungan Pedagang Ikan Basah) Po tianak, 1984-sekarang. 2. Ketua PSPI, 1990-sekarang. 3. Pengurus KKSS (Kerukunan Keluarga Besar Sulawesi Sel tan) Pontianak, 1995- sekarang. 4. Ketua Harian Persipon, 1997-1999. 5. Ketua DPC Partai Bulan Bintang Kota Pontianak, 2002 sekarang. 6. Pengurus Masjid Nuruljannah, 1995-sekarang. 7. Ketua I Permata (Persatuan Masyarakat Teluk Pakedai), 2002-sekarang. 8. Penasehat PII (Pelajar Islam Indonesia), 2002-sekarang. 9. Ketua Perguruan Pencak Silat Selendang Sakti Pontianak, 2005-sekarang. 10. Pengurus LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Sungai Jawi Dalam, 2006- sekarang. 11. Ketua Ranting Gerakan Pramuka Pontianak Barat, 2006 sekarang. 12. Ketua Koperasi Mitra Selti, 2007-sekarang. 13. Ketua Musisi artis dangdut Pontianak, 2000-sekarang. 14. Ketua RT 05/RW 07 Gg Bukit Raya III Pontianak (selama tiga periode).

DUKUNGAN WARGA SUNDA:Ketua Perhimpunan Sunda Kota Pontianak, Soetedja (di kiri Harso) menyatakan warga Sunda di Pontianak mendukung Harkad.

GURU: Harso Utomo Suwito bersama Titiek Puspa di Jakarta. Artis gaek ini merupakan panutan Harso dalam menjalani hidup.

BERBAGI PENGALAMAN: Hasan Karman saat menceritakan pengalamannya semasa mencalonkan diri jadi Walikota Singkawang hingga terpilih kepada Harso Utomo Suwito

Nomor urut lima menjadi berkah bagi Harso Utomo Suwito dan H Awaludin Rahmad (Harkad)

DESAKAN KOLEGA: Murdaya Poo Konglomerat Indonesia merupakan orang yang pertama mendesak Harso Utomo Suwito untuk mencalonkan diri sebagai Walikota Pontianak.

DISKUSI : Harso Utomo Suwito berdiskusi dengan tim suksesnya

JIWA SOSIAL: Agustina (26) pasien kanker di Rumah Sakit Kharitas Bhakti menerima bantuan dana operasi dari Harso Utomo Suwito

Harso Utomo Suwito dan H Kalut saat menyerap aspirasi warga Perumnas IV yang ingin tetap menjadi warga Pontianak.


Bergaya di Hari Kemenangan Pontianak Post

3

Rabu 1 Oktober 2008

Tiga puluh hari telah kita lewati, segala doa semoga dijabani. Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin.

Suasana

pagi di hari Lebaran pertama, memang hikmat. Kompak mengenakan busana muslim, siap berangkat ke masjid bareng keluarga.

Enggak ada salahnya bersiap diri di rumah untuk menyambut tamu atau saudara yang datang. Berkumpul dengan keluarga dan teman-teman dekat saling minta maaf.

Mari

bersalaman, ikhlaskan dirimu dan sucikanlah hatimu. Sambut hari kemenangan dengan senyuman‌.

model : ALWI, BELLA, NADIA & ALVI / FOTOGRAFER : BEARING / GRAFIS & lay out : SIGIT / HUNTING BUSANA & teks : MELLA / KOLEKSI BUSANA : HANNA COLLECTION


SAJIAN SEHAT

4

Tips Makan Sehat SEHABIS berpuasa sebulan penuh, biasanya kita akan ‘lupa diri’ di Hari Raya Lebaran. Segala sajian lezat langsung di santap. Jika tak dibatasi, efeknya tak baik buat kesehatan. Ikuti tips berikut ini untuk bisa makan enak tapi tubuh tetap sehat. Sajian ketupat dengan gulai, opor, dan rendang, pasti menjadi menu favorit setiap keluarga di Hari Lebaran. Belum lagi kue-kue yang sangat menggugah selera berjajar di meja ruang tamu menggoda untuk dicicipi. Sebut saja kastangel, nastar, brownies, cake, lapis legit, dan tiramisu yang sangat menggoyang lidah. Benar. Siapa pun harus waspada. Di balik kelezatan semua hidangan Lebaran tersebut, diperlukan kebijakan berpikir sebelum menyantapnya. Semua makanan yang terhidang di hari Lebaran pada umumnya mengandung lemak dan kalori yang sangat tinggi. Oleh karena itu, harus dibatasi saat menyantapnya.

Beragam Menu Picu Penyakit

Hidup Sehat di Hari Lebaran

Agar berat badan tak melambung setelah berpuasa, simak tips berikut ini: Hindari kuah. Makanlah ketupat dengan opor, gulai atau rendang, jangan dengan kuahnya. Cukup daging dan ampasnya saja. Sebisa mungkin santap daging ayam tanpa kulit atau daging tanpa gajih/ lemak. Pilih makanan yang tidak digoreng. Ganti makanan yang biasa digoreng dengan dipanggang, di-steam, dikukus, direbus, atau dipepes. Tambahkan menu-menu sehat. Misalnya, sup sayur hijau tanpa santan, pepes ikan, semur, soto, lalapan, asinan Betawi, rujak, atau urap. Hidangkan buah potong. Lebih baik menyantap buah potong daripada es buah yang memerlukan banyak gula. Namun ingat, buah pun berkalori tinggi. Cukup empat porsi buah per hari, misalnya satu buah apel atau jeruk saja. Minum air putih. Hindari soft drink, punch, atau sirup. Perbanyak minum air putih setelah menyantap berbagai makanan.**

Pontianak Post, Rabu 1 Oktober 2008

model : dinda / fotografer : shando safela ( dok. x - presi ) / desain : IHSAN

PEMILIHAN konsumsi menu saat hari raya Idul Fitri perlu dilakukan. Pola makan berlebihan harus dihindari. Hal ini untuk menghindari berbagai keluhan kesehatan agar acara silaturrahmi tetap berjalan lancar. “Selama berpuasa sebulan penuh, organ pencernaan istrirahat selama 30 hari. T u - buh perlu waktu adaptasi sebagai penyesuaian pola makan,” ujar ahli gizi Puskesmas Kampung Bali Kota Pontianak, Tri Lasmawati, Amd.Gizi. Sudah menjadi tradisi menyajikan berbagai menu makanan saat hari raya Idul Fitri, menunjukkan ungkapan kebahagiaan menyambut hari kemenangan. Bentuk kegembiraan karena berhasil menah a n hawa nafsu selama puasa di bulan Ramadhan. Semua jenis makanan yang disajikan selalu menggugah selera makan. Ada opor ayam, rendang, gulai kambing, sambal goreng hati, sayur lodeh dan menu khas lebaran lainnya. Dilengkapi berbagai kue kering seperti seperti nastar, kastangel, kacang goreng, kue keju dan good time cookies menambah selera makan. Berbagai kue basah diantaranya brownies, lapis legit, dan bermacam-macam puding juga ikut menggoyang lidah. Aneka minuman manis

dan minuman kaleng (soft drink) juga membantu melepas dahaga setelah letih berkeliling silaturrahmi ke rumah saudara. Jika tidak terkontrol, pola makan yang menyantap semua makanan bisa berbahaya bagi kesehatan. Menurut Tri, selama puasa tubuh terbiasa makan dengan porsi kecil. Pengaturan pola makan penting dilakukan. Dikarenakan tubuh memerlukan waktu menyesuaikan pola makan. Proses adaptasi ini harus dilakukan secara bertahap. Mulai dari porsi makan dengan jumlah sedikit tetapi sering, supaya lambung tidak terkejut karena adanya perubahan pola makan mendadak. “Usahakan makan teratur dengan tiga makanan utama dan dua kali selingan diantara makan utama,” ujar Tri. Pola makan berlebihan saat lebaran juga menyebabkan naiknya berat badan. Sebagian besar makanan yang disajikan adalah makanan lezat, gurih dan manis. Seluruh makanan itu mengandung protein, lemak dan gula yang tinggi. “Bahaya untuk penderita gastritis (maag), darah tinggi, dan diabetes,” kata Tri. Walaupun banyak makanan dihidangkan, kata Tri, tidak sedikit yang mengalami kekurangan asupan vitamin saat lebaran. Sumber vitamin terbaik berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Vitamin ini berfungsi mengatur dan melindungi sel tubuh dari kerusakan. Sayuran dan buah-buahan mencegah munculnya gangguan pencernaan seperti sembelit. Namun menu sayuran dan buah-buahan ini sering terlupakan saat lebaran. “Kurangnya sayur dan buah ini menyebabkan banyaknya keluhan gangguan pencernaan saat lebaran,” jelas Tri. Keluhan pencernaan lainnya yaitu sakit perut, diare, bahkan berlanjut terjadinya kekurangan cairan (dehidrasi). Padatnya aktifitas fisik selama lebaran, yaitu acara berkunjung ke rumah sanak saudara mengakibatkan pusing, lemas dan stamina menurun. Tri mengungkapkan untuk mencegah gangguan kesehatan selama lebaran harus ada susunan menu. Minuman manis, sirup dan soft drink jangan dikonsumsi berlebihan. Soft drink memiliki kandungan gula sangat tinggi. Soft drink ukuran 375 ml mengandung delapan sampai 11 sendok teh gula. Soft drink juga mengandung pewarna, pemanis, dan pengawet buatan. Ketiga kandungan tersebut memicu munculnya berbagai penyakit. Penyakit pertama yang muncul yaitu flu, batuk, radang tenggorokan Terlebih jika soft drink disajikan dalam keadaan dingin. “Agar tetap sehat selama lebaran, lakukan olah raga untuk menjaga kebugaraan tubuh, minimal 30 menit setiap hari,” ujar Tri. Tak perlu memilih olah raga berat. Cukup berjalan kaki saja, yang penting dapat membakar kalori tubuh setiap hari. Istirahat yang cukup juga perlu diprioritaskan. “Bagaimanapun kesehatan harus tetap dijaga, agar tubuh tetap bisa menjalankan fungsinya dengan optimal,” timpal Tri. (uni)


Pontianak Post, Rabu 1 Oktober 2008

TRADISI MUDIK

5

Tips Mudik Tanpa Kerepotan

Proses Pemulangan Uang dari Kota ke Desa

LEBARAN telah tiba. Namanya Lebaran biasanya jadi kesempatan untuk bersilaturahmi, saling mengunjungi antar tetangga ataupun saudara. Bagi yang tinggal diperantauan biasanya ada tradisi mengunjungi saudara di kampung halaman alias mudik. Untuk menghindari kerepotan bagi Anda yang memutuskan mudik, berikut beberapa tips: Transportasi Untuk mudik tentunya Anda membutuhkan trasportasi. Dalam hal ini yang pertama harus Anda persiapakan adalah memutuskan apakah akan melakukan perjalanan dengan kedaraan pribadi atau kendaraan umum. Bagi Anda yang memilih melakukan perjalanan dengan kendaraan umum sebaiknya segera memesan tiket jauhjauh hari, setidaknya dua minggu sebelum hari H, karena biasanya begitu mendekati Lebaran harga tiket melambung dua kali lipat, apalagi kalau sudah berurusan dengan calo. Sedang bagi Anda yang memutuskan melakukan perjalanan dengan kendaraan pribadi, lebih bijaksana jika melakukan persiapan total dengan kendaraan yang akan digunakan bersama keluarga. Periksa kondisi keseluruhan kendaraan, mulai dari mesin, rem, ban, kopling, lampu, busi dan yang lainnya, apakah masih layak untuk digunakan untuk melakukan perjalanan jauh. Siapkan Anggaran Yang namanya mudik, biasanya membutuhkan dana lebih dari perkiraan. Nah...alangkah lebih baiknya jika Anda mempersiapkan keuangan. Jangan mentangmentang dapat THR lantas membelanjakan semuanya, belilah yang betul-betul Anda butuhkan, ingat.... karena Lebaran kali ini jatuh di awal bulan, setelah lebaran masih harus menunggu satu bulan lagi terima gaji. Sebaiknya buat daftar kebutuhan Anda, untuk transportasi pulang-pergi, kebutuhan di kampung halaman dan halhal lain yang tak terduga, dan pikirkan juga anggaran untuk sebulan ke depan. Siapkan Bekal Sendiri Melakukan perjalanan jauh (kecuali dengan pesawat) pastinya Anda juga membutuhkan makan. Untuk penghematan sebaiknya bawa bekal sendiri. Buah-buahan bisa jadi bekal yang bagus untuk perjalanan panjang, selain serat yang mengenyangkan, buah juga menyediakan energi dan sejumlah gizi antioksidan sebagai penangkal kelelahan. Pilihlah buah yang praktis dan tidak repot memakannya. Anda bisa juga membawa Snack, bahan-bahan sandwich atau burger atau roti tawar dan sejenisnya. Kalau dalam perjalanan Anda terjebak macet, dengan membawa bekal sendiri tak perlu repot mencari warung, selain tentunya juga hemat. Jangan lupa bawa serta obat-obatan sendiri, untuk persiapan di perjalanan. Siapkan Uang Tunai Secukupnya Walau Anda memiliki ATM, tapi uang tunai tetap dibutuhkan, tapi sebaiknya bawa uang tunai secukupnya. Untuk menghindari copet, simpan di tempat yang berbeda. (erl)

BERING/PONTIANAK POST

PULANG: Arus balik penumpang di Bandara Supadio Pontianak meningkat tajam menjelang lebaran.

ABROR RIZKI/RUMGAPRES

TINJAU MUDIK: Presiden SBY dan Ibu Ani menyapa para pemudik dalam acara pemberangkatan KA Ekonomi Matarmaja, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta.

Mudik Dilihat Aspek Sosial

Pamer Kekayaan dan Tingkatkan Status Sosial MUDIK pada awalnya merupakan istilah yang digunakan oleh orang-orang Jawa. Kemudian kata ini menjadi populer ditelinga masyarakat Indonesia seiring berjalannya waktu. Mudik diyakini diambil dari kata “udik” yang berarti arah hulu sungai, pegunungan atau desa. Orang yang pulang ke kampung disebut “me-udik”, yang kemudian dipersingkat menjadi mudik. Jadi pada esensinya, pengertian mudik itu adalah orang-orang yang tinggal di kota yang berlayar ke hulu sungai atau pulang ke kampung. Di Kalbar sendiri, istilah mudik lebih akrab dengan sebutan pulang kampung. Beberapa tahun belakangan ini, mudik menjadi satu fenomena sosial yang menarik untuk diperbincangkan. Karena telah menjadi tradisi yang fenomenal di lingkungan umat Islam Indonesia. Terutama pada hari-hari lebaran. Perbincangan terhadap fenomena ini menjadi penting karena nuansa yang terkandung di dalamnya dapat dianalisis dari berbagai pendekatan baik sosiologis, teologis maupun ekonomis. Pemerhati Sosial Universitas Tanjungpura Pontianak, Jumadi Ssos mengatakan, tradisi mudik lebaran menjadi sangat fenomenal di negeri ini. Itu terkait dengan politik pembangunan. Selama ini, menurutnya, kota menjadi lumbung duit yang cukup menggiurkan, sedangkan desa-desa dibiarkan miskin. Karenanya arus urbanisasi mengalir deras. Kaum urban inilah yang kemudian rame-rame mudik lebaran. “Mereka menjadikan hari lebaran sebagai musim mudik, karena hanya inilah momen yang tersedia, sebab di hari lain mereka sangat sibuk dengan pekerjaan,” ungkap Jumadi. Dianalisa dari berbagai bidang, kata Jumadi, sebenarnya alasan para pemudik pulang kampung cukup bervariasi. Boleh jadi, kataya, untuk melepas rindu kepada sanak-saudara, melepas kepenatan, menunjukkan kesuksesan di kota, mendidik anak dengan kehidupan desa. Atau mungkin sekedar refreshing, menghindar sebentar dari hiruk-pikuk kebisingan kota serta kecemaran udara oleh asap mesin dan debu. “Itulah makna mudik. Dengan mudik, orang yang sudah kehilangan jati dirinya di kota, ia temukan

kembali dengan cara kembali ke desa sambil mengenang masa lalu,” katanya. Jika di kota, lanjut Jumadi, ia hanya menjadi sebuah skrup dari mesin besar, maka di kampung ia dihargai

Jumadi SSos

sebagai manusia. Jika di kota ia diberi label sebagai buruh atau karyawan maka di desa ia dipanggil sebagai anak, adik maupun abang. “Dan jika di kota ia sering dihadapkan dengan wajah yang garang, suara gertakan, dan mungkin ancaman, maka di desa ia menemukan kedamaian, ketenangan, dan keramahtamahan,” tambahnya. Pendek kata, kata Jumadi, para pemudik akan memperoleh arti kemanusiaan dan status sosial di desa melebihi yang didapatnya di kota. Selain itu, fenomena mudik juga sering dijadikan sebagai media untuk menunjukkan sukses di kota. “Status sosial yang diperoleh perlu diketahui oleh sanak-keluarga. Maka mereka pun ikut mudik dengan kendaraan sendiri. Anehnya, ternyata tarikan sosiologis serupa sangat kuat, sebab tidak sedikit orang kota yang mudik sambil bersandiwara,” kata Jumadi. Tak sedikit pemudik yang datang dengan mobil pribadi, walau harus menyewa dari rental. Kampung pun jadi ramai oleh mobil berbagai merek, juga oleh pembicaraan tentang sukses di kota. “Inilah fenomena mudik, menjadi tidak sekedar ber-Idul Fitri, tetapi juga menjadi ajang pamer keberhasilan, yang pada gilirannya membuat arus urbanisasi terus mengalir deras,” katanya. Beban Sosial

Kegiatan mudik sebenarnya juga menimbulkan “beban sosial” yang acapkali tidak disadari atau dikesampingkan oleh pelakunya. Hampir dipastikan setiap mudik lebaran, para pemudik harus mempersiapkan segala keperluannya. Umumnya persiapan dalam bentuk uang atau barangbarang mewah untuk dipersembahkan kepada keluarga di kampung. Uang untuk “fitrah” bagi anakanak dan barang mewah sebagai bukti keberhasilan selama merantau di kota. Khusus bagi perantau yang merasa belum sukses, dia akan enggan mengikuti arus mudik. Kesiapan mudik jelas jadi beban. Karena tidak semua pemudik membawa pulang kisah sukses. Tidak semua uang atau barangbarang mewah yang mereka bawa ke kampung merupakan hasil dari kesuksesannya. “Di tengah himpitan ekonomi yang serba sulit sekarang ini, tak sedikit pemudik rela pinjam uang agar bisa pulang kampung. Ada juga yang menggadaikan barang-barang di pegadaian untuk mendapatkan uang yang akan diberikan kepada keluarga di kampung,” kata Jumadi. Selain membawa uang banyak ke kampung, ukuran keberhasilan seorang perantau juga dilihat dari seberapa banyak barang-barang mewah yang dibawa pulang. Seperti, HP, jam tangan, motor, mobil dan lain sebagainya. “Padahal, untuk ukuran mereka, kebutuhan pokok jauh lebih utama dibanding barang-barang mewah. Tetapi, karena “prestise” selama mudik, orang-orang banyak yang mengesampingkan kebutuhan pokok. Mereka lebih memilih untuk membeli barang mewah yang harganya mahal,” katanya. Di puncak mudik, lanjut Jumadi, yakni Hari Lebaran, setiap keluarga akan memperlihatkan berbagai bentuk keberhasilan anak-anak mereka selama merantau di kota. Kisah sukses, uang banyak, berbagai barang mewah akan menjadi hiasan dan buah bibir di sela-sela kunjungan silaturahmi. “Tentu saja prestise seseorang akan naik manakala dia sudah dikatakan sukses. Lebaran sepertinya sudah menjelma menjadi ajang prestise,” kata dia.(bdi)

MUDIK merupakan tradisi tahunan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Banyak orang yang mencoba mencari penghidupan di kotakota besar pulang ke kampung hanya pada saat Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Biasanya mereka mengunjungi orang tua dan melakukan ziarah serta melakukan mendo’akan nenek moyang mereka yang telah meninggal. Mudik juga merupakan salah satu terapi agar tetap eratnya tali persaudaraan diantara sanak famili. Terkadang seseorang yang Evi Asmayadi SE mudik juga dapat memberikan informasi peluang kerja di kota besar bagi rekan sejawat, dan inilah yang menimbulkan masalah. Populasi masyarakat yang ingin mengadu nasib di kota meningkat setelah pemudik kembali dari kampung, tidak jarang banyak yang membawa teman atau sanak famili dikarenakan tergiur dengan cerita suskses yang dialami si pemudik. Hal ini menginspirasikan mimpi dan keberanian untuk meninggalkan rumah, memutuskan untuk mengadu nasib di kota besar, dengan harapan menjadi sukses dan menjadi orang kaya. Pemerhati Ekonomi Universitas Tanjungpura, Evi Asmayadi SE mengatakan, dari sekian puluh ribu atau ratusan ribu orang yang mudik, ada pula yang terpaksa tidak melaksanakan tradisi Mudik. “Ada berbagai faktor dan alasan yang membuat mereka tidak mudik, karena karena alasan ekonomi, tidak punya kampung, sudah sering pulang kampung atau jarak kampung dengan tempat tinggalnya tidak terlalu jauh,” katanya. Selain itu, lanjut dia, besarnya ongkos atau biaya yang harus dikeluarkan untuk mudik juga menjadi pemicu. “Bayangkan kalau pendapatan atau keuntungan dan gaji yang diperoleh selama satu tahun bekerja harus habis dalam satu minggu karena mudik. Di sini keterlibatan emosi kerap memiliki alasan yang lebih kuat dari rasionalitas ekonomi,” ungkap dia. Dikatakan Evi, di negeri ini, mudik memang tradisi ritual tahunan yang tidak pernah hilang. Di berbagai media elektronik maupun media massa, menjelang lebaran bisa dilihat orang rela berdesak-desakan demi yang namanya mudik. “Ada slogan biar susah asalkan kita dapat merayakan Lebaran di kampung halaman,” katanya.Dijelaskan Evi, peningkatan aktivitas ekonomi tersebut berimbas sampai ke pelosok desa, tempat asal para pemudik. Ini menunjukkan bahwa mudik lebaran di kampung halaman dapat menjadi instrumen untuk mengurangi kesenjangan ekonomi yang bersifat spesial.“Di sini jelas bahwa dengan pendekatan ekonomi, mudik lebaran di satu sisi terdapat unsur-unsur konsumerisme, tetapi di sisi lain ritus budaya itu bisa diterjemahkan pemulangan uang yang menumpuk di kota ke daerah-daerah. Tentu ini sangat personal,” ungkapnya. Tradisi mudik lebaran dilihat dari sudut ekonomi juga mampu menciptakan peningkatan kegiatan ekonomi. Karena adanya peningkatan effective demand, terutama di sektor transportasi, perdagangan barang atau jasa, produksi, dan pariwisata. “Di sisi permintaan, manusia berperan sebagai pengguna atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit ekonomi,” kata Dekan Fakultas Ekonomi Untan tersebut. Menurutnya penggunaan terhadap berbagai barang dan jasa itu disebut dengan istilah permintaan efektif. Berdasarkan pendekatan ekonomi, mudik lebaran di satu sisi memang dapat menciptakan konsumerisme yang counter productive. Namun di sisi lain, ungkap Evi, ritual budaya tahunan ini mengalirkan uang yang menumpuk di kota ke daerah-daerah atau desa-desa, sehingga aktivitas mudik lebaran itu juga berdampak positif terhadap peningkatan permintaan efektif dan ekonomi masyarakat. “Khususnya ekonomi daerah yang dilalui dan dituju oleh para pemudik,” kata dia. Namun fenomena mudik menjelang Idul Fitri ini, lanjut Evi, secara ekonomi sebenarnya hanya menciptakan kegiatan ekonomi dadakan atau sesaat. Yang memberikan sedikit kenaikan konsumsi domestik pada aktivitas ekonomi. “Kegiatan mudik ini faktanya tidak memiliki pengaruh besar pada peningkatan ekonomi yang signifikan dalam jangka panjang,” katanya. (bdi)

Tradisi pulang kampung saat lebaran ternyata tak sepenuhnya dilakoni warga pendatang di Kalbar. Hal itupula yang dialami Muhammad Nasir mantan TNI Angkatan Laut Kepulauan Riau. Pria yang kini membuka usaha bengkel tersebut mengaku sudah 11 tahun tidak pulang kampung. Baru pada tahun ini Nasir mudik ke Tanjung Pinang Kepulauan Riau.

Budianto, Pontianak

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Mudik Setelah 11 Tahun Tak Kumpul di Kampung Halaman

DITEMUI Pontianak Post saat menunggu Kapal Bukit Raya tujuan Tanjung Pinang di Pelabuhan Pontianak, Nasir mengungkapkan bahwa dia sangat gembira bisa kumpul kembali bersama keluarganya di sana. Nasir merasa seperti mimpi. Sebab, selama ini, niatnya pulang kampung selalu terkendala karena kesibukan. Selain itu, kondisi keuangan yang tidak memungkinkan menjadi alasan Nasir kerap mengurungkan niatnya. Nasir yang berbadan tegap dan suka mengenakan topi tersebut, saat mudik kemarin bersama istri dan anaknya. Istrinya bernama Dewi juga berkerja membantunya di bengkel. Sementara anaknya bernama Inggariani (6),

tahun depan akan masuk sekolah dasar. Nasir mengaku saat ini mereka menetap di Bengkayang dan berwirausaha di sana. Bekerjasama dengan sang istri, Nasir membuka usaha bengkel mobil dan motor kecilkecilan. Selain itu, Nasir yang juga memiliki keahlian mengelas membuka bengkel fiber glass. Usaha yang dijalaninya tersebut, diakui Nasir memang pasang surut. Kadang dalam satu hari bengkelnya ramai, kadang juga sepi. Jika sudah sepi Nasir mengaku pasrah. Tapi, kata dia, selalu ada saja rezeki. “Di Kota Bengkayang kan tidak terlalu ramai. Apalagi langganan saya kebanyakan adalah TNI,” ungkapnya. Nasir lantas bercerita, bahwa Wati merupakan istri keduanya. Dari istri ini, Nasir mengaku memperoleh dua orang anak. Yang sulung bernama Nian yang kini bersekolah di SD 7 Kampung Arang Kubu Raya. Sementara si bungsu adalah Inggariani. Istri pertama Nasir yang sudah lama pisah berada di Tanjung Pinang. Dari istri pertamannya Nasir mengaku memperoleh empat anak. “Sekarang mereka sudah besar-besar dan sering telepon saya. Bahkan yang besar rencananya habis lebaran akan nikah,” ungkap dia.Pulanganya Nasir ke kampung halaman, diakuinya, juga disebabkan anak bungsunya tersebut akan melangsungkan pernikahan. Dia menjadwalkan akan cukup lama berada di Tanjung Pinang. “Rencananya saya akan hadir di pernikahan anak saya,” tukas dia. Diungkapkan Nasir, berbeda dengan pendatang lainnya. Dia mengaku sudah betah

tinggal di Kalbar. Menurutnya, setelah pensiun sebelas tahun lalu, dia langsung mencoba peruntungan di Kalbar. Peluang mendapatkan pekerjaan dan uang di daerah ini, menurut Nasir, lebih mudah ketimbang di Tanjung Pinang. “Kalau di Tanjung Pinang sulit dapat pekerjaan. Sementara pesaing usaha di sana juga banyak,” katanya. Makanya, lanjut Nasir, niatnya untuk mudik setiap tahun tidak terlalu besar. Dibanding dengan pendatang lainnya, yang menjadikan tradisi mudik sebagai agenda tahunan. “Kehidupan saya sekarang sudah di sini. Saya punya istri dan anak. Mereka sangat menyayangi saya,” kata Nasir. Meskipun demikian, Nasir mengaku tidak pernah lupa akan keberadaan anaknya yang berada di Tanjung Pinang. Komunikasi dengan keempat buah hatinya tersebut hampir tak pernah putus. “Saya sering telepon mereka. Mereka juga begitu,” ujarnya.Nasir juga mengatakan, saat diangkatan laut, dia hobi menulis. Bahkan Nasir turut bergabung di media maritim terbitan angkatan laut. Kebiasaan menulis Nasir juga masih dilakoninya sekarang. Terkadang di waktu senggang Nasir menyempatkan waktu untuk menulis. Hasil tulisannya kadang dikirimkan ke media maritim terbitan Tanjung Pinang.Sementara sang istri Wati kepada Pontianak Post juga mengaku gembira bisa ikut serta bersama suaminya pulang ke Tanjung Pinang. Wati mengatakan, dulunya dia adalah TKW yang bekerja di Tanjung Pinang. Kenal dengan suaminya juga di sana. “Saya kenal suami saya di Tanjung Pinang. Setelah cerai dengan istrinya,

MUDIK: M Nasir bersama istri dan anaknya siap mudik lebaran.

dia ikut saya ke Kalbar,” kata Wati.Wanita berkulit sawo matang ini berharap pulangnya Nasir bisa merekatkan kembali hubungan suami dia dengan anak-anaknya yang telah cukup lama di tinggalkan. Wati juga berharap hubungan dia dengan anak-anak Nasir terdahulu tetap baik. “Biarpun mereka dari istri pertama ayah, tapi mereka juga anak-anak saya. Saya harap di sana mereka juga bisa menerima saya dengan baik,”

harap Wati. Pulangnya Nasir ke kampung, dikatakan Wati, juga berkat desakannya. Wati megaku kasihan dengan suaminya yang sudah begitu lama tidak menemui anak-anaknya di kampung halaman. “Saya juga yang pinta ayah Nian untuk pulang. Karena anaknya ada yang mau nikah. Kita juga belum pernah coba lebaran di Tanjung Pinang,” tandasnya.**


LEBARAN MANCA

6

Pontianak Post, Rabu, 1 Oktober 2008

Melihat Perayaan Idul Fitri di Negeri para Mullah

Mushola Imam Khomeini Selalu Dijaga Ketat Di Iran kaum muslimnya sangat menganggungkan tokoh karismatik mereka Imam Khomeini. Sebab itu mereka selalu berbondong-bondong menunaikan sholat Id di Mushola Imam Khomeini, tempat utama sholat Id di kota Teheran. Selain itu muslim di sana juga melaksanakan sholat Id di lapangan yang disediakan MESKI di matahari masih belum muncul dari peraduannya, di jalan-jalan sudah terlihat polisi berpatroli bahkan sejak puluhan kilo sebelum lokasi. Dalam radius sekitar1,5 kilo sebelum lokasi di kawasan Abbas Abad, Teheran tengah, jalanan sudah diblokir dan tidak ada mobil yang boleh masuk kecuali bis-bis dan taksitaksi khusus yang memang disediakan gratis untuk jamaah sholat Id ini, yang berdatangan dari berbagai penjuru Teheran. Di sepanjang jalan menuju musholla itu telah berdiri poskoposko. Ada posko khusus yang membagi-bagikan bunga-bunga untuk para jamaah sholat, kami mendapat tiga kuntum bunga kuning. Ada posko yang khusus memberi hadiah kepada anakanak kecil yang ikut sholat, yaitu buku plastik lengkap dengan spidol dan penghapusnya. Ada posko yang membagikan kuekue dan susu kotak. Polisi-polisi yang berpatroli (dan para petugas pemadam kebakaran) juga ikut membagi-bagikan teks-teks doa kepada orang-orang. Ternyata, meskipun disebut musholla, bangunannya sangat besar dan luas. Musholla itu didirikan di atas tanah seluas satu juta meter persegi dengan bangunan-bangunan panjang dan bertingkat yang mengelilingi satu lapangan kosong tanpa atap. Sholat Id dipusatkan di lapangan tengah dengan shaf-shaf yang melebar ke berbagai arah. Menjelang masuk ke shaf-shaf sholat, ummat muslim yang akan melaksanakan sholat id digeledah dulu secara ketat oleh petugas

keamanan (jamaah perempuan digeledah oleh petugas perempuan juga). Penggeledahan ketat ini dilakukan untuk menghindari rawannya aksi-aksi terorisme. Setelah lolos dari antrian pemeriksaan, jamaah pun mengambil tempat duduk di shaf. Jam sudah menunjukkan pukul delapan. Suara takbir khas Idul Fitri terdengar menggema dari pengeras suara, namun nadanya berbeda dengan nada takbir khas Idul Fitri di Indonesia. Takbir khas Indonesia terasa lebih syahdu dan enak didengar. Sekitar sepuluh menit kemudian, sholat pun dimulai. Berbeda dengan cara sholat Id di negeri kita, dimana rakaat pertama 7 kali takbir dan rakaat kedua 5 kali takbir, sholat Id di Iran hanya 5 kali takbir pada rakaat pertama dan 4 kali takbir pada rakaat kedua. Usai sholat, Khotib yang menjadi imam sholat id menyampaikan khutbah dua bagian, bagian pertama berisi nasehatnasehat tentang ketakwaan dan bagian kedua berisi pesan-pesan politik kepada rakyat Iran. Hal menarik lain yang didapat setiap tahunnya dari Idul Fitri di Iran ini adalah adanya upaya pemerintahan Ahmadinejad untuk membuat Idul Fitri lebih meriah. Pada malam hari setelah diumumkannya awal bulan Syawal (yang ditetapkan dengan metode rukyat, bukan hisab), pemerintah mengumumkan libur nasional selama 4 hari. Beberapa tahun silam, libur Idul Fitri hanya satu hari saja dan keesokan harinya pekerjaan, sekolah, dan kegiatan lain tetap dilakukan

DOK-INT

DIJAGA APARAT: Dipastikan pada Idul Fitri seluruh komplek Mushola Imam Khomeini ini dipadati warga untuk Shalat Ied. Bahkan pengawalan berlangsungnya Shalat Ied itu cukup ketat.

seperti biasa. Tidak ada arus mudik besar-besaran. Juga tidak ada peningkatan konsumsi masyarakat untuk makanan atau baju baru, sebagaimana terjadi di Indonesia. Keputusan empat hari dilakukan untuk mengikuti tradisi negara-negara Islam lain di dunia yang menjadikan hari Idul Fitri sebagai hari raya yang benarbenar meriah. Dulunya, tradisi pulang kampung, menyediakan berbagai makanan khusus, menghias rumah, membeli baju baru, dan saling berkunjung malah dilakukan orang-orang Iran pada tahun baru syamsiah (awal musim semi), bukan pada hari raya Idul Fitri. Usaha pemerintahan Ahmadinejad untuk mengubah tradisi Idul Fitri di Iran juga dilakukan dengan menggelar berbagai perayaan untuk warga kota. Di Teheran, perayaan diselenggarakan di Azadi Square pada sore hari Idul Fitri, yang dihadiri oleh puluhan ribu orang. Dalam perayaan itu para artis dan penyanyi tampil untuk menghibur warga. Malam sebelum Idul Fitri juga diadakan pesta kembang api.

Dengan adanya berbagai kera- Kabir yang puanjaaaang (1,5 jam maian ini (termasuk kemacetan baca tanpa ada selingan), tapi bisa lalu lintas akibat arus mudik). lebih lama karena di sela-sela bacaan doa, si pembaca doa akan Budaya Ramadhan Iran menyelipkan munajat (rintihanSelama Ramadhan pun ada rintihan atau syair-syair penyepula yang unik di Iran. Pertama, salan atas dosa-dosa di hadapan tidak ada tarawih berjamaah di Allah SWT). Tak heran bila masjid-masjid. Kata orang Iran, suasana sangat emosional dan tarawih berjamaah itu tidak ada isak tangis terdengar di sana-sini. pada zaman Rasulullah, tapi baru Doa-doa yang dibacakan diselenggarakan pada zaman dalam Majelis Lailatul Qadar itu Khalifah Umar bin Khatab. Itulah benar-benar indah dan membuat sebabnya mereka tidak bertara- kita diaduk-aduk oleh berbagai wih berjamaah, melainkan sholat perasaan. Terkadang kita merasa sendiri di rumah-rumah. Jadi.., rendah dan hina atas segala dosa, malam-malam di sana, sepi. terkadang membuat kita Berbeda dengan situasi Rama- menyadari betapa luar biasa kasih dhan di Indonesia yang ramai. sayang Allah dan betapa Allah Kedua, pada malam ke-19,21, sangat dekat dengan kita, terdan 23, masjid-masjid, husaini- kadang membangkitkan seyah, dan rumah-rumah yang mangat untuk menjadi manusia memang menyediakan diri untuk baru esok hari. Tangisan mengalir ‘open house’, penuh sesak begitu saja tanpa terkendali. dengan orang-orang semalam Kekhasan ketiga adalah adanya suntuk. Menurut orang Iran, ada program nasional Ikramul Aytam hadits Rasulullah yang menye- (Pemuliaan Anak Yatim). Di Iran butkan bahwa malam Lailatul ada lembaga amal yang sangat Qadar kemungkinan datang di terkemuka, yaitu Komite Imdad antara tiga malam tersebut. (=pertolongan) Imam Khomeini Mereka semalam suntuk akan (KIIK). Di tiap bulan Ramadhan, melakukan berbagai ibadah, KIIK membuka posko di berbaterutama membaca doa Jausyan gai kota yang menerima

pendaftaran untuk orangtua asuh bagi anak yatim. Daftar anak yatim dari berbagai kota beserta foto, akan disediakan di poskoposko itu, dan setiap orang dipersilahkan memilih, anak yatim mana yang akan mereka asuh. Tidak berarti anak yatim itu dibawa ke rumah, melainkan tiap bulan, kita menyetor uang ke rekening KIIK untuk nanti disalurkan ke anak yatim tersebut. Hubungan si anak dengan orangtua asuhnya kemudian akan dijalin melalui surat atau pertemuan langsung yang difasilitasi KIIK, sehingga orangtua asuh akan mengetahui perkembangan nilai rapor, kesehatan anak, dan lain lain. Hal ini mengagumkan karena sulit bagi di Indonesia menemukan sebuah lembaga yang menasional dan dipercaya semua kalangan masyarakat. Mungkin karena Indonesia sudah terlalu penuh dengan korupsi, sehingga umumnya, masyarakat sulit bisa percaya pada lembaga apapun. Saya pikir, sumber keberhasilan KIIK adalah kepercayaan masyarakat. Lembaga ini dengan mudah bisa menarik bantuan dari

berbagai golongan masyarakat, karena masyarakat merasa yakin, uangnya tidak akan ditilep atau dikorupsi. Kegiatan lembaga ini pun sangat menasional, mulai dari membangun saluran air di desa terpencil, memodali pengangguran agar bisa berusaha sendiri, menyantuni perempuan single parent yang suaminya dipenjara, dll. Khusus di bidang penyantunan anak yatim, karena besarnya animo masyarakat, saat ini di Tehran sudah tidak ada lagi anak yatim yang tidak memiliki orangtua asuh. Jadi, masyarakat Tehran yang ingin mengangkat anak yatim, harus memilih anak dari kota-kota di luar Teheran. Selain itu, saya pikir, kunci kedua keberhasilan KIIK adalah backing penuh dari televisi. Iklan KIIK benar-benar gencar dan televisi pun rajin menayangkan perkembangan kegiatan lembaga ini. Hasilnya, KIIK benar-benar’‘melekat’ di benak masyarakat, menjadi tempat untuk menyalurkan pertolongan, sekaligus menjadi tempat’‘berlindung’ bagi mereka yang membutuhkan pertolongan.(pay/ berbagai sumber)


Pontianak Post, Rabu 1 Oktober 2008

TOKOH

7 DATA PRIBADI Nama T.T.L Istri Anak

: Hasan Gafar : Pemangkat 5 Mei 1946 : Dra Hj Roswati : I. Dra Zakiyah MA II. Ira Khumaira III. Istirsadah

PENDIDIKAN : - Madrasah (SD) : Desa Sepinggan Pemangkat - Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) : Pemangkat - Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) : Pontianak (tahun 1965) - IAIN Sunan Ampel Malang (tidak selesai) : Malang PEKERJAAN : - Guru Agama SMAN Tanjung Pinang (sekarang Kepulauan Riau) : tahun 1971 - Guru Agama STM 1 dan 2 Pontianak : tahun 1976 - Guru Sekolah Pendidikan Guru Negeri Pontianak : tahun 1980 – 1992 - Kasi Penerangan Agama Departemen Agama Kora Pontianak : tahun 1992-1994 - Kasi Penyuluh Agama Bidang Penerangan Agama Kanwil Depag Kalbar : 1994-2002 - Pensiun : tahun 2002

-

ORGANISASI : Pelajar Islam Indonesia (PII) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pemuda Muhammadiyah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalbar : periode 1995-2000 dan periode 2000-2005.

Hasan Gafar soal Fenomena Kehidupan Islam Masa Kini

Sikap Konsumtif bukan Cerminan Orang Berpuasa Hasan Gafar dikenal cukup luas. Apalagi bagi yang sering mendengar ceramahnya di masjidmasjid atau pertemuan majelis taklim. Sejak pensiun dari PNS pada tahun 2002 lalu, Hasan Gafar lebih banyak menghabiskan waktunya membaca dan bernostalgia dengan bengkel dan mancing, hobinya sejak muda dulu. Namun, memberi ceramah tetap merupakan prioritas bapak tiga anak ini. Apa saja yang dilakukan lelaki 62 tahun ini dalam mengisi kesehariannya. Termasuk sudut pandangan Hasan Gafar tentang berbagai macam fenomena kehidupan masyarakat Islam Indonesia dan Kalbar sekarang. Semua tertuang dalam wawancara dengan reporter Pontianak Post Hendy Erwindi berikut ini.

S

udah enam tahun Anda pensiun. Apa saja yang dilakukan selama ini?

Tidak banyak yang berubah dalam hidup saya sejak pensiun. Memberi ceramah masih tetap saya lakukan. Kalau sedang suntuk saya hanya mengisi waktu dengan berbengkel. Sejak muda saya senang bengkel. Kadang juga saya pergi mancing. Itu sudah menjadi hobi waktu saya kecil di Pemangkat dulu. Setiap menjelang lebaran, pasar-pasar swalayan dan tradisional selalu dipadati orang yang ingin berbelanja. Kebutuhan masyarakat meningkat drastis. Bagaimana anda menyikapi hal ini? Orang-orang beriman, jika diberi kenikmatan Allah dia akan bersyukur dan memuji Allah. Kemudian, nikmat tersebut dibagikannya dengan orang lain. Ada sebuah kekeliruan dalam hal ini. Sikap konsumtif itu bukan cerminan orang yang berpuasa. Karena waktu berpuasa kita dididik untuk menderita. Jadi fenomena seperti ini adalah hal yang keliru dalam memaknai hari raya. Lebaran bukan ajang pesta pora, atau balas dendam. Tapi kita bersyukur jika melaksanakan hari raya masih dalam batas-batas yang diperkenankan oleh agama. Hidangan yang disuguhkan merupakan makanan halal.

Karena ada yang mereyakan lebaran hanya numpang. Biasanya menyajikan makanan haram saat lebaran. Karena lebaran itu miliknya orang yang berpuasa. Bagaimana sesungguhnya memaknai hari raya Idul Fitri ? Hari raya Idul Fitri adalah hari kegembiraan bagi orang-orang yang berpuasa. Dimana orang berpuasa kembali kepada fitrahnya atau kesucian. Dosa-dosa kita diampuni Allah, layaknya bayi yang baru lahir ke dunia. Sebelum memaknai Idul Fitri, sebaiknya terlebih dahulu kita berbicara tentang Ramadhan. Bulan yang penuh maghfirah, penuh ampunan dan bulan ibadah. Rasulullah selalu meningkatkan ibadahnya, baik ibadah ritual maupun ibadah sosial. Di bulan Ramadhan beliau sangat pemurah. Hartanya seperti angin yang bertiup. Setiap ada rezeki yang datang, langsung beliau salurkan kepada yang memerlukan. Puasa juga mendidik kita untuk sabar. Secara normal, orang yang lapar emosinya mudah tersulut, tapi kita dituntut menahan emosi justru pada saat kita berpuasa. Saat puasa kita juga diuji dengan nikmat, yaitu pada saat berbuka. Pada kenyataannya banyak orang yang tidak kuat ketika diuji dengan kenikmatan. Waktu susah, biasanya mereka dekat dengan Allah. Sedangkan ketika diberi kenikmatan, mereka biasanya akan melupakan perintah-Nya dan semakin mudah menjalankan larangan-Nya. Di Indonesia selalu ada perbedaan dalam menentukan Ramadhan dan Idul Fitri. Nahdatul Ulama ( NU) dan Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang selalu menjadi barometer perbedaan waktu tersebut. Tahun ini, dua organisasi itu menentukan puasa dan Idul Fitri pada hari yang sama. Bagaimana anda melihatnya? Perbedaan itu sebenarnya bukan pada persoalan Muhammadiyah dan NU. Itu adalah perbedaan metodelogi yang digunakan. Ada yang menggunakan hisab dan ada yang menggunakan rukyat. Hisab pun tidak sama, ada yang namanya hisab hakiki. Artinya, hisab apa adanya. Ketika matahari terbenam dan bulan masih di ufuk. Berapa derajatpun posisinya, maka sudah dianggap masuk bulan baru. Ada yang menggunakan hisab imkanurukyah, atau yang biasa digunakan Departemen Agama. Artinya, dianggap sudah masuk bulan baru, apabila bulan berada lebih 2 derajat di atas ufuk. Ada lagi yang menggunakan rukyah murni. Artinya, langsung melihat posisi

hak asasi yang merusak suatu agama dibenarkan? Mengajarkan agama lain diluar Islam tidak masalah. Sekarang yang menjadi masalah, mereka mengaku beragama Islam, tetapi ajarannya bertentangan dengan Alquran dan sunah Rasul. Mungkin sebagian besar umat Islam, terutama kalangan cendikiawan lebih memilih dialog dalam menyelesaikan masalah seperti ini. Ada juga yang menggunakan kekerasan, mungkin mereka punya dalil. Tidak bisa kita salahkan sepihak. Tapi alangkah baiknya menyelesaikan setiap masalah dengan dialog.

Dimasa khalifah hal ini sudah pernah terjadi. Ada seorang sahabat diutus khalifah Umar bin Khatab ke suatu tempat. Sekian lama berada di tempat tersebut, sampai masuklah bulan Ramadhan. Setelah melihat bulan di tempat itu, kemudian mereka melakukan ibadah puasa. Ketika kembali ke Madinah, ternyata orang di Madinah baru mulai berpuasa satu hari setelahnya. Tetapi khalifah memperbolehkan hal tersebut. Dikatakan khalifah, itu terjadi karena perbedaan tempat.

bulan dengan menggunakan alat atau mata telanjang. Perbedaan ini bukan merupakan perbedaan prinsip, di dalam Islam sangat ditoleransi. Apakah pada masa khalifah sudah ada perbedaan dalam menentukan Ramadhan dan Idul Fitri? Dimasa khalifah hal ini sudah pernah terjadi. Ada seorang sahabat diutus khalifah Umar bin Khatab ke suatu tempat. Sekian lama berada di tempat tersebut, sampai masuklah bulan Ramadhan. Setelah melihat bulan di tempat itu, kemudian mereka melakukan ibadah puasa. Ketika kembali ke Madinah, ternyata orang di Madinah baru mulai berpuasa satu hari setelahnya. Tetapi khalifah memperbolehkan hal tersebut. Dikatakan khalifah, itu terjadi karena perbedaan tempat. Dulu anda adalah seorang guru. Tentu anda dekat dengan dunia remaja. Apa yang membedakan remaja dulu dengan sekarang dalam hal pembinaan moralnya ? Ada yang mengembirakan dan memprihatinkan. Remaja dulu, termasuk masa muda saya tidak banyak pengaruh negatif dari luar. Sehingga tidak susah menanamkan nilai-nilai positif. Remaja dulu relatif mudah kita dibina. Sedangkan remaja sekarang terlalu besar pengaruh negatif dari luar.

Sudah sepuluh tahun RUU APP (Aksi Pornografi dan Pornoaksi) menjadi kontroversi, dan belum disahkan menjadi UU. Apakah anda setuju jika RUU itu disahkan menjadi UU?

Pengaruh tersebut dapat datang dari televisi dan internet. Remaja adalah masa masih yang labil, sangat mudah dipengaruhi. Sebaliknya, sekarang ada remaja yang sangat taat. Begitu banyak pengaruh negatif yang datang namun itu yang membuat iman mereka semakin tangguh. Bahkan ada yang sanggup bergaya pakaian yang beda dengan remaja pada umumnya. Kita lihat berita di televisi dan media cetak, banyak ajaran-ajaran Islam di Indonesia. Bahkan ada yang menyatakan sebagian ajaran tersebut sesat atau melenceng dari ajaran Islam. Apa pendapat anda tentang ini? Itu namanya ajaran sempalan. Ajaran seperti itu sudah ada sejak dulu. Waktu saya kecil di Sambas ada yang namannya ajaran puncak jalil. Jika merasa dirinya sudah sampai ke tingkat paling tinggi, mereka beranggapan tidak perlu lagi melakukan salat. Bedanya, ajaran Islam dulu tertutup. Sekarang katanya era keterbukaan, siapa pun bebas mengekspresikan dirinya, termasuk ajaran agama. Ada yang menentang secara keras dan ada juga yang mengatakan ajaran sempalan tersebut sebagai hak azasi. Bagaimana menurut anda? HAM itu berlaku selama tidak merugikan orang lain. Sebab semua orang juga punya HAM. Islam juga punya hak asasi. Ketika orang menyebarkan ajaran Islam menyimpang dari Alquran dan sunah Rasul, hak asasi tersebut tidak berlaku. Apakah

Secara pribadi saya mendukung RUU APP, mudah-mudahan RUU tersebut dapat disahkan menjadi UU. Sebab aturan semacam itu sangat dibutuhkan untuk bangsa kita ke depan. Bukan hanya kepentingan umat Islam, tapi untuk kepentingan bangsa Indonesia. Karena jika moral suatu bangsa sudah rusak, semuanya sarat dengan seks dan sebagainya. Sesungguhnya bangsa tersebut sudah tidak ada lagi. Tujuannya untuk menyelamatkan bangsa ini ke depan, terutama generasi muda. Dalam hal pornografi dan pornoaksi mungkin kita lebih maju dari bangsa-bangsa lainnya. Tidak bisa kita mengukurnya dengan Amerika, karena latarbelakang kita berbeda. Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), barubaru ini mengeluarkan fatwa melarang media menyiarkan penokohan laki-laki yang berprilaku layaknya wanita dan sebaliknya. Apa komentar anda sebagai ulama? Kalau memang dia asli banci dan bawaan lahir, silahkan. Tapi yang tidak boleh seorang laki-laki meniru tingkah dan cara berdandan perempuan, begitu pula sebaliknya. Larangan tersebut ada dalilnya. Diusia 62 tahun ini, selain memancing dan bengkel, apa yang membuat anda tetap semangat menjalani hidup? Saya dianugerahi tiga orang anak. Semuanya perempuan. Anak pertama melanjutkan kuliah di Australia. Sedangkan yang bungsu masih kuliah di Jogjakarta. Saya sangat bersyukur, dikaruniai Allah seorang cucu laki-laki. Dialah sekarang yang menjadi penenang hati dan penyejuk mata.**


BIANGLALA

8

Lebaran adalah waktu meraup untung sebanyak-banyaknya. Setiap orang berusaha meraih rezeki halal dari segala pintu usaha di hari fitri. Keuntungan yang diperoleh bisa berlipat ganda. Penghasilan meningkat drastis, bahkan mencapai 100 persen. Semua hal bisa menghasilkan uang. Hobi pun bisa menjadi pendapatan, asalkan bisa melihat peluang dengan jeli. Masyarakat selalu disibukkan berbagai persiapan lebaran. Misalnya, kue, parsel, pakaian, dan aksesoris rumah. Banyaknya kebutuhan masyarakat bisa menjadi ide untuk menambah penghasilan.

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Manisnya Kue Lebaran, ’Manisnya’ Keuntungan

Chairunnisya-Pontianakpost

SEPERTI Joemirah Djoko M Saparto (53). Berawal hobi membuat kue, dia mencoba menerima pesanan kue lebaran. Kini usaha tersebut sudah digeluti selama 22 tahun. Pelanggannya berasal dari berbagai kalangan, mulai ibu rumah tangga, pengusaha, pedagang, hingga dokter. Joemirah atau disapa Bu Djoko ini mengaku tidak pernah terpikir untuk menggeluti usaha ini. Usaha istri Kepala Dinas Sosial Sintang ini berkembang melalui info dari mulut ke mulut. Beberapa tahun kemudian, dia mencoba menerima pesanan kue lebaran dan makanan buka puasa bersama. Resep kue dan makanan diperoleh dari mertua. “Setiap tahun juga ikut kursus, agar kuenya tidak ketinggalan jaman,” ujar ibu tiga anak ini. Kue kering dijual per toples. Ratusan toples berbegai jenis kue kering dipesan setiap tahunnya. Ada kue Nastar Keju, Sagu Keju, Good Time Cookies, Kastangel Keju, maupun jenis lainnya. Satu toples kue dijual seharga Rp 100 ribu. Tetapi bukan harga mati, masih bisa negosiasi. Jika ada teman menawar harga, Joemirah mengaku suka tak tega menolaknya. “Untung nomor dua, yang penting orang bilang enak,” kata warga Jalan Adisucipto Komplek BTN Teluk Mulus A4, Kabupaten Kubu Raya ini. Walaupun sudah puluhan tahun meraup rezeki di hari lebaran, Joemirah mengaku tidak mengetahui keuntungannya secara pasti. Semua hasil diperoleh, digunakan untuk kebutuhan pribadi dan anak-anaknya.

UNTUNG BERLIPAT: Bermula dari hobi, kini bisnis kue yang digeluti Joemirah memberikan berkah tersendiri bagi keluarganya.

Kue kering juga memberi kebahagiaan bagi Rosliah (40). Dia sudah belasan tahun menerima pesanan kue kering saat lebaran. Dari usaha tersebut, ekonomi keluarga pun terbantu. “Harga jualnya bukan per toples tapi per kilogram. Tergantung jenis kuenya,” jelas warga Jalan Hos Cokroaminoto, Gang Madu Pontianak ini. Harga kue kering ini bervariasi. Ada Rp75 ribu, Rp80 ribu dan Rp100 ribu, tergantung bahan baku dan modal pembuatannya. Dalam sebulan, terjual ratusan kilogram kue kering. Pesanan tak hanya dari Kota Pontianak, bahkan dari Kapuas Hulu. Biasanya puluhan kilogram kue dikirim ke Kapuas Hulu menjelang lebaran. Dalam mengerjakan pesanan dia dibantu anggota keluarga. Ada keponakan, sepupu, dan saudaranya. Mereka tidak digaji per bulan, tetapi menggunakan sistem bagi hasil. Jika hasil diperoleh besar, besar juga upah yang diterima anggota keluarganya. “Untungnya lumayanlah,” Rosliah enggan menyebutkan besarnya keuntungan yang diperoleh. Rosliah menepis anggapan usaha kue kering ini seperti kerja sebulan untuk

setahun. Bahkan dia mengaku lebaran 2008 ini pesanan kue kering turun dibandingkan tahun sebelumnya. Keuntungan juga berkurang. “Bahan bakunya mahal karena BBM naik. Mau menaikkan harga, kasihan pelanggan,” kata Rosliah. Peluang rejeki Idul Fitri juga diraih Akuang (38). Pemilik warung kopi ini menutup kedainya selama Ramadhan. Sebagai gantinya, dia bersama keluarga menjual parsel. Dia mengaku sudah dua tahun menjual parsel saat lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Ide ini muncul ketika melihat banyaknya pengusaha memesan parsel sebagai ucapan selamat atau tali kasih kepada para sahabat dan relasi. Membuat parsel juga tidak sulit. “Orang Indonesia kan suka menberi. Ternyata parselnya lumayan laris,” kata Akuang tersenyum. Semula hanya membuat parsel berisi makanan saja. Tetapi Akuang ingin parselnya berbeda dengan parsel yang dijual di toko ataupun supermarket. “Saya fokuskan ke parsel isi keramik campur makanan, atau keramik seperti teko set,” ujar Akuang. Parsel dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp150 ribu sampai Rp 650 ribu.

Peminat parselnya tak hanya dari Kota Pontianak saja. Pesanan juga datang dari kabupaten, seperti Kabupaten Pontianak, Sintang, Sanggau, dan Landak. Sebagian besar pemesan adalah pengusaha dan pedagang. Dalam sehari parsel sedikitnya tiga parsel terjual. Angka penjualan terus meningkat mulai 10 hari menjelang lebaran. Sedikitnya lima parsel dibeli. “Parsel seharga Rp50 ribu lebih banyak diminati. Ukurannya standar,” jelas Akuang. Keuntungan setiap parsel bervariasi. Untuk parsel standar sekitar 15 persen atau Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu. Laba parsel berukuran besar 30 sampai 40 persen. “Untungnya lebih sedikit dari tahun sebelumnya,” kata Akuang. Berkurangnya keuntungan ini disebabkan meningkatnya harga keranjang. Sebelumnya hanya Rp 20 ribu, sekarang naik 50 persen atau Rp 30 ribu untuk keranjang ukuran sedang. Akuang mengungkapkan larangan pejabat menerima parsel hanya berpengaruh kecil terhadap usahanya. Terjadi penurunan pesanan, tetapi tidak signifikan. “Ini kan Pontianak, bukan Jakarta. Jadi tidak ada pengaruhnya. KPK kan hanya periksa di sana,” ujar Akuang sambil tertawa. (uni)

Pontianak Post, Rabu 1 Oktober 2008

Ketupat Colek, Dodol, Kue Khas Melayu Jadi Kegemaran TAKBIR, tahmid dan tahlil menggema di Tanah Kayong. Seruan kemenangan bagi muslim ini menandakan kembali fitrah setelah berpuasa selama satu bulan. Idul Fitri sakral dalam budaya Melayu Ketapang yang menjunjung adat bersandar pada syara’, dan syara’ bersandar pada kitabullah. Arak-arakan obor masih melekat pada budaya anak-anak muslim Ketapang di malam lebaran. Goyangan api yang lembut menambah kesyahduan sekaligus kesedihan meninggalkan bulan yang penuh rahmat. Takbir, tahmid dan tahlil terus menggema dari surau dan masjid di malam menyambut Idul Fitri. Perkembangan kebudayaan dari luar juga ikut diadopsi dalam merayakan Idul Fitri di Ketapang. Bunyi ledakan kembang api di malam nan fitri menambah kemeriahan. Kepadatan jalan raya menyambut Idul Fitri juga mulai membudaya. Anak-anak muda tak jarang memanfaatkan malam kemenangan dengan aksi pawai di tengah malam. Untungnya polisi stanby melakukan pengaman. Ucapan syukur atas rahmat Ilahi ini terus menggema sampai pagi dan puncaknya bersama-sama melakukan sholat Idul Fitri. Berduyun-duyun, mulimin dan muslimah Ketapang mendatangi masjid. Dari wajah mereka terpancar kegembiraan. Usai sholat Idul Fitri, sebagian langsung pulang menuju rumah untuk bermaaf-maafan memohon ampunan dari keluarga. Sebagian lagi, langsung menuju pemakaman. Ziarah dan memanjatkan doa kerabat yang mendahului menjadi satu budaya yang tetap terpelihara. Dipemakaman, tabur bunga dan daun pandan, akan diiringai dengan membaca Surah Al-Fatihah dan surah Yasin. Tak jarang, mereka yang saling mengenal diarea pemakaman, akan memanfatkan situasi untuk bersalaman dan saling memaafkan. Jangan heran, pada hari Idul Fitri, kesan angker di pemakaman lenyap seketika dan berubah penuh keakraban. Selama hari pertama, silaturahmi terfokus dalam keluarga. Apalagi, sambil menikmati hidangan ketupat colet. Selain ketupat colet, satu kebudayaan Melayu Ketapang yang masih melekat adalah dodol. Ada beberapa jenis dodol yang digemari. Mulai dari dodol cengkaruk, dodol pepaya, dodol keribang, dodol labu dan dodol durian. “Dodol memang makanan yang sangat digemari, ini budaya asli Melayu Ketapang. Hanya saja, kalau dodol durian bahan bakunya sulit jika tidak musim durian,” tutur Heri. Untuk menyajikan dodol sebagai hidangan Idul Fitri, biasanya bahan baku sudah dipersiapkan sepekan sebelum Idul Fitri. Seandainya bahan baku dodol sudah siap, maka kesibukan ibu rumah tangga menyambut Idul Fitri kian bertambah. Menyiapkan dodol sebagai hidangan Idul Fitri menjadi ciri khas yang membudaya di daerah ini. Tanpa dodol bersama juadah lainnya, tampaknya kemeriahan Idul Fitri di Tanah Kayong terasa tak lengkap. Saling memaafkan dan mengunjungi berlanjut ke kediaman tetangga. Senda gurau menjadikan silaturahmi semakin kental. **

KRATON MATAN: Kraton Matan menjadi salah satu simbol kejayaan kebudayaan Melayu di Ketapang.


cmyk

Pontianak Post l Rabu 1 Oktober 2008

SHOW& MOVIE Cerita Film Painted Skin

Terhibur Oleh Anak-Anak

+

Semenjak perceraiannya dari Henry Siahaan pada Juni lalu, Yuni Shara menjalani aktivitas hari-hari seorang diri, begitu pun saat menjalani ibadah puasa. Beruntung dua anaknya, Cavin Obrient Salomo Siahaan dan Cello Obient Siahaan setia menghibur dirinya setelah lelah bekerja. “Ya kalau puasa dari dulu menjalaninya juga sendiri, mungkin hanya atmosfir-nya saja yang berbeda, anakanak juga semakin ‘berisik’ jadi tidak terlalu kesepian,” ungkap Yuni setengah menghibur diri. Menurut kakak kandung Krisdayanti ini, yang berbeda dengan puasa sebelumnya adalah pola pembagian waktu saja. Kemarin masih ada alokasi waktu untuk suami, namun sekarang ini sudah berbeda yang diurusi. “Waktu saya terbagi untuk merawat ibu saya, ngurusi anak saya, bahkan saya nggak kepikiran ngurus diri sendiri, jadi ya itu-itu saja. Saya keluar hanya untuk kerja dan mencari keperluan anak,” tambahnya. Meski demikian Yuni yang ditemui di kantor DPP Partai Gerindra, Jl. Brawijaya 9, Jumat (27/9) itu mengaku tetap menjalin komunikasi dengan mantan suaminya. “Henry sih nggak lebaran saja, bukan lebaran dia juga datang,” ungkapnya. Sementara itu, giliran ditanya soal kabar sang ibu, Rachma Widadiningsih yang saat ini sedang pemulihan kesehatan, Yuni mengungkapkan ibunya semakin hari kondisinya bertambah baik. Menjelang lebaran Yuni berharap ibunya bertambah sehat dan segera sembuh. “Saya harap mama tidak larut dalam kesedihan, tapi nanti pas sungkeman pasti sedih. Mudah-mudahan mama tidak terlarut, mudah-mudahan dapat komunikasi dengan baik,” pungkas Yuni. (kpl/buj/dar)

Kisah Hantu Pemakan Jantung Pemain: Donnie Yen, Qi Yuwu, Zhao Wei, Xun Zhou, Sun Li, Chen Kun

Yuni Shara

Shireen Sungkar & Adly Fairuz

Tetap Pegangan Tangan BULAN puasa tidak menjadi halangan bagi pasangan remaja Shiren Sungar dan Adly Fairuz untuk menjaga romantisme hubungan mereka, itu terlihat ketika mereka menghadiri acara buka puasa bersama anak panti asuhan di kafe Manchester United, Jakarta Pusat, Rabu (24/9). Meski mereka bertemu kalau ada acara buka puasa bareng, tetapi mereka kerap komunikasi lewat telepon demi menjaga keharmonisan hubungan cinta mereka. “Kalau waktunya sahur kita saling bangunin,” ungkap pemeran Fitri di sinetron “Cinta Fitri”.

9

Mereka mengaku masih suka berpegangan tangan dan gaya berpacaran mereka tidak berubah di bulan ramadhan. “Standart aja, dibilang jarang enggak, dibilang sering juga enggak,” tutur putri dari pasangan artis Mark Sungkar dan Fenny Bauty. Bahkan kemungkinan di hari lebaran pun mereka tidak bertemu dikarenakan keluarga Adly yang berada di Bandung dan Shireen tetap di Jakarta bersama keluarganya. “Adly pulang kampung, kalau aku tetap disini,” ujar dara yang mengawali karirnya sebagai semifinalis GADIS Sampul 2006. cr-4

KISAH ini terjadi di akhir dinasti Yuen di mana makhluk halus dan setan bebas bergentayangan di muka bumi. Xiao Wei (Xun Zhou) adalah peri yang membunuh kekasihnya 100 tahun sebelumnya. Akibatnya, ia harus berubah menjadi hantu yang haus darah untuk tetap bertahan hidup. Xiao Wei memerlukan kulit dan jantung dari korbannya agar ia tetap dapat terlihat cantik. Dari waktu ke waktu Xiao Wei selalu memanfaatkan pria yang tergoda kecantikannya untuk kemudian dibunuh dan diambil kulit dan jantungnya. Suatu ketika, komandan Wang Sheng (Chen Kun) yang sedang memimpin pasukannya memburu sekawanan penjahat, bertemu Xiao Wei. Wang kemudian membawa Xiao Wei pulang. Xiao Wei yang kemudian jatuh cinta pada Wang Sheng kemudian berupaya agar pria ini berpisah dari istrinya Pei Rong (Zhao Wei). Namun akhirnya Wang Sheng menyadari siapa sebenarnya Xiao Wei dan berusaha meminta bantuan Pang Rong (Donnie Yen) dan Xia Bing (Sun Li) yang memiliki kemampuan supranatural untuk menyembuhkan Xiao Wei. Film hasil arahan sutradara Gordon Chan ini diadaptasi dari cerita pendek karya penulis Liao Zhai Zhi Yi. Film bergenre horor ini mengambil setting jaman Cina

kuno di akhir dinasti Yuen. Bila Anda berharap film ini adalah film silat yang dipenuhi aksi laga, Anda akan kecewa karena film ini sebenarnya adalah film drama romantis yang dipenuhi dengan hubungan asmara yang rumit antar para tokohnya. Memang ada sedikit bumbu aksi laga dan special effect, namun tak ada satu pun yang benar-benar fresh. Ide cerita film ini sebenarnya sudah cukup umum dalam filmfilm drama Asia berbau mistis. Jalan cerita sebenarnya cukup datar dalam artian penonton sudah dapat menebak alur cerita film ini sedari awal. Yang jadi unsur surprise dalam film ini justru adalah ‘bumbu’ yang ada di tengah-tengah jalinan cerita. Salah satu karakteristik film Asia adalah intrik yang selalu ada mewarnai jalan hidup para tokohnya. Baik dalam film bertema

politik maupun drama, unsur ini hampir tak pernah ketinggalan. Dalam film ini, yang jadi intrik adalah jalinan kisah asmara di antara para tokohnya yang membuat film ini jadi hidup. Untuk masalah akting, mungkin jajaran nama-nama beken yang ada cukup memberi jaminan bahwa film ini bakalan tak terlalu banyak masalah dalam urusan akting. Bisa jadi ini juga strategi sang sutradara untuk memberikan jaminan bahwa film ini akan laris manis. Dan bila Anda bermaksud menonton film ini karena Donnie Yen, maka bersiaplah untuk kecewa karena aktor ini tak terlalu banyak mendapat ‘sorotan’ bahkan peran Donnie kali ini lebih cenderung bersifat konyol. Namun terlepas dari apa pun alasan Anda, film ini cukup layak jadi hiburan di antara banyaknya serbuan film Hollywood. (kpl/roc)

Rahma Pamer Pacar Negronya Artis kakak beradik, Sarah Azhari dan Rahma Azhari membawa anaknya tanpa bapak dalam acara peluncuran film komedi di Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (25/9). Uniknya, Rahma menggandeng seorang pria berkulit hitam yang disinyalir sebagai pacarnya. Saat dimintai keterangan mengenai

asal-usul cowok barunya itu, Rahma memilih bungkam. Rahma lebih memilih jalan bareng dengan anaknya, Raisha. “Ada pacar atau tidak bagi saya tak masalah. Saya masih punya anak yang bisa saya sayangi. Makanya, saya sengaja bawa anak ke sini,” kata janda satu anak itu. (sen/hds )

+


10

Rabu 1 Oktober 2008

Satukan Hati Menuju Hari Nan Fitri t ANPA terasa telah sebulan penuh kita berpuasa. Selama Ramadhan kemarin, berbagai kegiatan kemasyarakatan telah diperbuat pula oleh Pasangan Sehati, Drs H Ria Norsan MM.MHDrs H Rubijanto, beserta seluruh Tim Relawan Sehati Kita Peduli. Beberapa kegiatan sosial yang diusung pasangan kandidat bupati dan wakil bupati bernomor urut 6 (enam) ini antara lain berupa pembagian kacamata gratis, memberian paket sembako kepada seluruh warga kurang mampu, buka puasa bersama, tarawih bersama, memperingati malam Nuzul Quran dan lain sebagainya. Dari sekian banyak agenda acara yang ada, ada satu hal yang menjadi momen paling penting bagi Pasangan Sehati ini, yakni sesi dialog interaktif dengan warga masyarakat Kabupaten Pontianak. Melalui perbincangan yang digelar dalam setiap acara temuwicara serta silaturahmi

ini, baik Drs H Ria Norsan MM.MH maupun Drs H Rubijanto kerap menuai banyak aspirasi dari warga masyarakat. Ada yang mengadukan masa depan usaha pertaniannya, kekurangan sarana dan prasarana pengai­ran, minimnya ketersediaan BBM, rusaknya jalan dan jembatan, serta masih banyak lagi yang lainnya. Menanggapi aspirasi yang begitu banyaknya, Pasangan Sehati, Drs H Ria Norsan MM.MH-Drs H Rubijanto berjanji untuk berupaya memberikan terbaik bagi warga masyarakat. Melalui program kerja Sehati Kita Peduli, pasangan bernomor urut 6 (enam) ini mencoba untuk menghadirkan kesamaan hak serta kewajiban di tengahtengah masyarakat, tanpa membedabedakan. “Di hari nan Fitri ini, izinkan kami sekeluarga mengucapkan minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin,” kata Drs H Ria Norsan MM.MH, didampingi Drs H Rubijanto. (go)

BANGGA: Karena merasa telah sehati, dengan bangganya kedua warga Toho ini menunjukkan stiker dukungan kepada pasangan Drs H Ria Norsan MM.MH — Drs H Rubijanto.

BERSAMA ISTRI: (Dari kiri ke kanan) Drs H Ria Norsan MM.MH bersama Hj Erlina SH.MH (Istri) dan Drs H Rubijanto bersama Hj Andi Bungawati (Istri).

PONTREN DARUL MUSTAFA: Dalam silaturahmi dengan warga Pontren Darul Mustafa, Sungai Pinyuh, Senin (15/9) lalu, calon bupati Pontianak, Drs H Ria Norsan MM.MH di sambut dengan acara gunting pita.

MAGRIB BERJEMAAH: Usai mengikuti Rakor Pimcam Partai Golkar Siantan dan Segedong dan berbuka puasa bersama di kediaman Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Pontianak, H Rahmad Satria SH.MH, Drs H Ria Norsan MM.MH dan Drs H Rubijanto berkenan melakukan Shalat Magrib berjemaah.

KUNJUNGI DESA TERPENCIL: Hanya dengan meniti sekeping papan, tukang ojek di kecamatan Sadaniang, berhasil menghantarkan Drs H Ria Norsan MM.MH menembus hutan belantara menuju Desa Ansiap.

AKRAB: Dalam sebuah kesempatan berbuka puasa, Drs H Ria Norsan MM.MH terlihat akrab berbincang dengan pengunjung Warung Pecel Lele di Sungai Pinyuh. Berkat kedekatannya dengan warga masyarakat, komunikasi hangat pun langsung tercipta. ASPIRASI: Warga Kecamatan Sadaniang sepertinya tidak ingin ketinggalan dalam menyampaikan aspirasi pembangunan kepada pasangan Sehati, Drs H Ria Norsan MM.MH-Drs H Rubijanto.

DIALOG DENGAN NELAYAN: Nelayan di Jalan Pancasila, Sungai Pinyuh, menyampaikan banyak masukan kepada Drs H Ria Norsan MM.MH.


ANEKA

Pontianak Post, Rabu 1 Oktober 2008

11

Mereka yang Lebaran di Panti Jompo Tresna Werdha

Lebaran adalah hari yang dinanti umat muslim dunia. Setelah sebulan penuh berjuang, kini saatnya kemenangan diraih. Saat Hari Raya Idul Fitri 1429 H datang, seluruh sanak saudara berkumpul saling bermaafan. Namun tidak semuanya menikmati warna-warni indahnya suasana tersebut. Di Panti Jompo Tresna Werdha, Kecamatan Sungai Raya misalnya, sedikitnya ada puluhan kakek-nenek menikmati hari suci bersama kawan seadanya?

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Lebaran Bersama Keluarga, Rindu yang Tak Pernah Terobati

Deny Hamdani, Sungai Raya WAJAH Mustaqim (72) tampak sendu. Pandangannya kosong menatap beranda di depan rumah. Tidak ada yang istimewa. Hanya liarnya rumput dan sampah plastik yang sedikit bertebaran ditemukan. Meskipun terbilang bersih, tempatnya menetap tetapi tak menampik raut wajah sedihnya. Sama seperti lansia lain, ia hanya menutup diri. Bergurau dengan raut senang hanyalah sesekali dipertontonkan.

DENNY HAMDANI/PONTIANAKPOST

MENANTI: Para lansia menghabiskan sisa waktunya di Panti Jompo

Mustaqin sudah tujuh tahun berada di panti jompo. Ia hidup sendiri tanpa adanya anak istri ataupun sanak keluarga di dekatnya. Yang ada hanyalah teman dekat (lansia lain) yang menjadi bagian keluarga besarnya. Mereka berkumpul sudah selayaknya keluarga besar. Kesehariannya selama Ramadhan dan Idul Fitri diisi saling canda, bercerita bersama yang lain. Menikmati hari tua dan hari bahagia seperti lebaran bersama keluarga baginya hanyalah impian belaka. Raut sedih dengan tetesan air mata sering mengema dalam 7 tahun takbir bergema. Terlebih malam Idul Fitri 1429 Hijriah kali ini, hanyalah ratapan lirih yang mampu disampaikannya. “Ya Allah, kebahagiaanku mungkin bukan di dunia dan di Ramadhan ini. Tetapi berikan aku tempat disisimu,” kata Mustaqim mengucap keinginan hampir setiap malam bulan suci Ramadhan bercerita keinginanya kepada wartawan. Ucapan permohonan kakek tua ini bukan disampaikan tanpa arti.

Maaf-maafan Lewat Video Chat Hingga Kirim E-Card Ipin dan Upin Sambungan dari halaman 1

”Dengan menggunakan layanan 3G percakapan menjadi lebih dekat. Apalagi biaya yang ditawarkan operator seluler juga cukup bersaing. Layanan 3G ini menjadi media silaturahmi yang paling dekat dan menyenangkan. Kita bisa melihat wajah seluruh anggota keluarga kita yang jauh. Kangen itu sedikit terobati,” kata Zeri, salah satu karyawan swasta di Pontianak yang mengaku sudah setahun ini tidak kembali ke kampung halamannya di Jambi. Wakil Kepala Kantor Pos Besar Pontianak, Ahmad Gatot Hernanto, mengakui jika masyarakat telah meninggalkan kebiasaan mengirimkan kartu Lebaran setelah era telepon genggam mengambil alih gaya hidup. ”Sejak tahun 2000, pengiriman kartu Lebaran sudah menurun. Setiap tahunnya cenderung turun. Masyarakat banyak yang sudah beralih lewat SMS. Memang

masih ada yang mengirimkan lewat kartu Lebaran. Tapi jumlahnya sangat sedikit. Itu pun sebatas instansi pemerintah dan kantor swasta saja,” katanya. Selain melalui telepon genggam, silaturahmi dengan keluarga dan sahabat di seluruh penjuru dunia juga semakin akrab dan hangat lewat jaringan dunia maya. Melalui chatting dengan fasilitas Yahoo Messenger (YM), hingga situs pertemanan seperti Friendster, facebook, ataupun melalui blog dan situs pribadi menjadi tempat saling menyapa dan mengucapkan selamat berlebaran. Apalagi dengan adanya fasitas videochat lewat web cam yang menyajikan tampilan si pengguna secara utuh jika telah terkoneksi. Chatting dengan fasilitas ini selain di YM, bisa juga lewat layanan di www.camfrog.com. Sekali lagi, rindu dengan sanak famili nun jauh di sana kembali terobati dan bisa menyapa dan mengucapkan mohon maaf lahir

dan batin. Satu lagi fasilitas penjalin tali silaturahmi di dunia maya yakni melalui E-card. Selain mudah, juga praktis dan hemat biaya. Situs-situs penyedia kartu ucapan elektronik secara gratis pun banyak bertebaran dengan segala bentuk gambar dan nada. Seperti http://al-habib.tripod.com/ islamic-greeting-card/ atau di www.kapanlagi.com. Atau mau mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri dengan tokoh animasi Malaysia yang kini sedang naik daun di Kota Pontianak saat bulan Puasa ini yakni Ipin dan Upin bisa diunduh di http://pixelcode.blogspot.com. Salah seorang web master asal Pontianak, Asep Haryono mengatakan bahwa situs web ini menghubungkan dengan orang yang mereka kenal dan sudah lama tidak bertemu. “Biasanya sih terjadi bila sudah lulus dari sekolah atau keluar dari suatu komunitas sosial tertentu yang mengakibatkan jarang

bertemu lagi sehingga dengan adanya situs jaringan sosial menjadi media saling bersilahturahmi di tengah keterbatasan ruang dan waktu yang memungkinkan untuk bertemu,” katanya. Menurutnya, nilai-nilai silaturahmi inilah yang menjadi poin penting dari situs web jaringan sosial. Silaturahmi tidak mengharuskan saling bersalam-salaman ataupun bertatap muka, namun dapat melalui dengan berbagai cara seperti melalui internet. “Meskipun banyak yang memanfaatkan situs web jaringan sosial untuk hal-hal yang negatif tetapi banyak juga hal positif yang dapat diambil. Banyak pengalaman dari beberapa orang yang menemukan teman lamanya entah teman di SD, SMP, SMA, teman kuliah, ataupun mantan pacarnya yang pada saat putusan belum sempat minta maaf. Lantas berkat situs web jaringan sosial ini tali silaturahmi mereka kembali,” kata Asep. (**)

menjaga kesucian dirinya dengan berpuasa hampir setiap hari. Ketika orang bertanya tentang puasanya, ia menjawab pendek, “Saya takut kenyang dan kemudian melupakan orang atau rakyat yang sedang lapar”. Diikuti oleh para khalifah, seperti Abu Bakar ra. Singkat ceritanya sebagai seorang khalifah, beliau pernah merasakan kelaparan yang luar biasa, ”Aku sangat lapar, dimana engkau mendapat makanan itu?” sembari bertanya kepada hamba sahaya. Aku melewati kaum jahiliyah ketika mereka pesta perkawinan, aku menyambi mereka dan mereka memberi aku makanan. Abu Bakar berkata, ”Diam Kau!”, hampir saja kau mencelakakanku, lalu beliau memasukkan tangannya ke tenggorokannya agar muntah, tetapi makanan juga tak keluar, dikatakan kepada beliau makanan tersebut tidak akan keluar kecuali dengan air, lalu ia meminta hamba sahaya agar membawa satu wajan air, akhirnya beliau minum dan memuntahkan sesuap makanan yang telah ia telan. Abu Bakar berkata, ”Seandainya satu suap ini tidak keluar, meskipun dengan mengorbankan jiwa ini, aku tetap akan mengeluarkannya. Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,””Setiap jasad yang tumbuh dari barang haram, maka neraka sangatlah layak bagi tempat tinggalnya.” Kesucian hati dan perbuatan berhubungan erat dengan kesucian pikiran, dan kesucian pikiran tergantung pada informasi yang dibentuk oleh pikiran tersebut, baik yang diperoleh melalui pengamatan mata maupun telinga kita. Allah SWT turunkan kitab suci Al-Quran Surat Al-Qadr (QS: 97), yakni surat yang berbicara tentang Al-Qur’an dan Surat Al‘Alaq (QS:96), yakni surat yang berisi perintah membaca. Menurut urutan mushaf ayat tersebut ditempatkan secara berurutan atas perintah langsung dari Allah SWT. Hal ini mengindikasikan bahwa bacaan kita yang pertama dan utama semestinya Al-Qur’an. Informasi yang masuk ke dalam otak kita semestinya kata dan/atau kalimat Al-Qur’an, yang dimulai sejak anak dalam kandungan, dilanjutkan anak pada anak usia dini karena di usia

keemasan ini, seorang anak menerima informasi yang sangat banyak melebihi informasi yang diterima mahasiswa selama kuliah di perguruan tinggi. Di usia keemasan ini pula anak membuat folder atau file dalam otaknya. Informasi yang masuk akan tersimpan dalam folder dan file otaknya dan menjadi dasar pembentukan cara berfikir dan membangun mindset seseorang. Jika seseorang yang di dalam otaknya tersimpan kata/kalimat yang qur’ani, maka informasi baru selanjutnya yang akan masuk dan tersimpan dalam pikirannya adalah informasi yang bersifat qur’ani pula, informasi yang bukan bersifat qur’ani ditolah atau tidak tersimpan karena tidak disediakan folder atau file dalam pikirannya. Menjadi sangat beralasan ketika anak baru dilahirkan, kepada orang tuanya dianjurkan agar memperdengarkan kata dan kalimat azan dan iqomah ke telinga anaknya sebelum ia mendengar informasi lainnya. Kesemua ini dimaksudkan agar dari sejak awal kata/kalimat qur’ani tersebut menjadi dasar pikiran dan mindsetnya. Dan semakin jelas pula, jika kondisi hari ini, dimana kita sering mengalami kesulitan dalam memberikan penjelasan atau nasehat kepada orang lain, seperti yang dialami orang tua terhadap anaknya, dan guru terhadap muridnya. Mereka sulit dinasehati, karena menurut ahlinya bahwa seseorang hanya menerima pesan yang disampaikan menurut apa yang telah ada dalam pikirannya dan sering dikatakan masa depan seseorang menurut apa yang dibacanya dan milik siapa yang memikirkannya. Oleh karena itu, agar sumber daya manusia di kalangan umat Islam menjadi lebih baik dan berkualitas, maka industri pikiran, terutama pada pendidikan anak sejak dalam kandungan dan di usia dini harus mendapat perhatian kita semua. Semoga dengan berakhirnya bulan suci Ramadhan ini, kita menjadi fitri untuk selamanya, Amiin.**

Menjadi Fitri untuk Selamanya Sambungan dari halaman 1

Diriwayatkan dari Umar ra, bahwa Ramadhan tiba ia berkata, “Selamat datang bulan yang membersihkan kami”. Itulah sebabnya hari raya ini disebut hari raya Idul Fitri. Perkatan “fitri” merupakan salah satu ajaran Islam yang sangat penting, ajaran bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan suci, bersih dan bersifat hanif, yakni selalu merindukan dan mencari yang benar dan yang baik. Jadi kebenaran dan kebaikan adalah bersifat alami, sedangkan kepalsuan dan kejahatan adalah bersifat tidak alami atau bertentangan dengan jati diri manusia yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Idul Fitri artinya kembali kepada fitrah kemanusiaan, yaitu kesucian. Semoga ibadah di bulan Ramadhan mengembalikan kemanusiaan kita yang sekarang ini dirasakan semakin merosot. Menyadari fenomena dekadensi kemanusiaan, membuat banyak orang tersentak, seperti yang dirasakan oleh puluhan rektor, mereka berkumpul dalam suatu konferensi di Universitas Michigan membicarakan sebuah persoalan penting, yakni; “Kita memiliki orang-orang terdidik dan pintar yang jauh lebih banyak sepanjang sejarah. Kita juga dari tahun ke tahun memiliki lulusan dari setiap jenjang pendidikan yang lebih banyak. Namun kemanusiaan kita adalah kemanusiaan yang berpenyakit, cacat, dan tidak utuh; bukankah sudah tampak jelas di mata kita pada saat ini, semakin banyak orang pandai, tetapi semakin sulit mencari orang jujur, bernalar tinggi tetapi berhati kering, para sarjana pandai merekayasa dalam teknik tetapi masih merayap dalam etik, para kaum intelektual yang kaya pengetahuan, tetapi kebingungan menikmati kehidupan. Yang sebenarnya sangat kita butuhkan sekarang ini bukan hanya pengetahuan, melainkan kemanusiaan, yakni kemanusiaan sedang membutuhkan sesuatu yang bersifat spritual. Dunia sekarang ini lebih memerlukan kehadiran seorang manusia suci dari pada seribu manusia nalar/pintar”, dikutip dari Jalaluddin Rakhmat (2008) berjudul “Membuka Tirai Ke-

gaiban”. Idul Fitri, hari kembali kepada kesucian adalah saat yang paling tepat untuk memulai sebuah perubahan kemanusiaan kita. Karena semua perubahan selalu mempersyaratkan sebuah kondisi kesucian. Oleh karena itu Idul Fitri sekarang ini harus dimaknai sebagai “Awal Baru Kehidupan Berbasis Kesucian,” Setelah mengalami masa pembinaan fisik dan mental menuju kesucian di bulan puasa, banyak diantara kita dengan sangat mudah kambuh kembali kepada kebiasaan tidak baik yang pernah kita lakukan. Ahli psikologi menjelaskan fenomena kambuh kembali cendrung terjadi 80% dalam waktu 90 hari. 60% kembali kambuh tersebut disebabkan berawal dari kesulitan emosional, seperti perilaku tidak sabar dan tidak mampu menahan amarah. Selama sebulan. Selama sebulan bibir kita bergerak dengan doa, zikir dan kalimat suci Al-Qur’an. Maka celakalah bila kita menggunakan bibir yang sama ini untuk mengguncing, memfitnah dan mencaci maki. Hal ini bisa saja terjadi karena setelah Idul Firi ini, tepatnya 25 Oktober 2008 yang akan datang diselenggarakan Pilkada di tiga kabupaten dan di Kota Pontianak, pada saat bersamaan diselenggarakan persiapan pemilu memilih anggota legislatif dan memilih presiden yang Insya Allah akan diselenggarakannya pada tahun 2009 nanti. Bercermin dari pengalaman masa lalu setiap penyelenggaraan pemilu sering menimbulkan konflik horizontal dan vertikal, tumbuh subur qhibah/mengguncing, fitnah di tengah-tengah masyarakat. Selama sebulan kita melaparkan perut dari makanan dan minuman yang halal di siang hari. Relakah kita, jika sekarang memenuhi perut kita dengan makanan dan minuman yang haram? Para nabi, sahabat dan orang shaleh lainnya secara proaktif menjaga kesucian makanannya karena iman dan ingin dicintaiNya. Nabi Yusuf as, misalnya, ketika menjadi Menteri Logistik berhasil menyelamatkan ekonomi negaranya dari defisit besar,

*) Penulis adalah Dosen FKIP UNTAN

Dalam kesendirian dan keseharian, pria yang masih kuat pendengaran dan penglihatannya ini memegang prinsip dan amanah ketat. Baginya selama masih bisa berdoa kepada Tuhan, ia akan melakukan sekuat tenaga. Namun apabila sudah tidak lagi, tinggalah dijemput yang maha kuasa. “Berdoa (Sholat) kebutuhan utama bagi saya. Terlebih selama bulan suci Ramadhan ini,” ujarnya berpalsafah. Kisah pedih pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah ini sudah menjadi bagian kehidupannya. Getirnya penderitaan membuatnya kuat. Semasa muda bekerja sebagai buruh bangunan, tak menyempatkannya beregenerasi. Meskipun sempat menikah di tahun 60-an tetapi ia terpaksa harus kehilangan istri tercinta.

Pedihnya lagi juga tanpa anak, sanak dan saudara lain. “Saya anak lelaki satunya. Jadi tidak ada saudara kandung. Kalaupun ada saudara lain dari keluarga ayah dan ibu. Keberadaan mereka juga tidak diketahui,” ucapnya. Lebaran ini mungkin menjadi lebaran biasa baginya. Walaupun pahit menikmati kesendirian ia sempat bermimpi harapan dikunjungi keluarga. Pasrah sambil menanti mukjijat itulah asa yang diharapkannya sampai sekarang. “Mudah-mudahan saja ada yang mengunjungi saya karena rindu rasanya berlebar bersama yang lain termasuk anak kecil,” ucapnya lirih.Kisah Mustaqim rupanya tidak beda jauh Tahir (69) dan Salma (65). Pasangan suami istri yang tinggal di Tanjung Hilir ini rupanya memilih berada di Panti

Jompo karena keinginanya sendiri. “Tak enak. Walaupun ada anak-anak dan cucu. Saya lebih senang berada di sini,” kata dia. Tahir yang mengakui memiliki empat anak perempuan dan satu anak lelaki ini memilih berada di Panti Jompo karena alasan ekonomi. Faktor ketidakmampuan keluarga anak-anaknya yang membuatnya betah berada di sini. “Berobat gratis dan tidak bayar apalagi makan dan minum dilayani,” katanya beralasan memilih panti jompo ini.Kedua pasutri ini sebetulnya memiliki keluarga yang lengkap. Alasan kesepian, tidak enak keluarga termasuk berkumpul bersama kawan sebaya itulah yang membuat mereka betah berada di Panti Jompo. Namun ia sangat optimis lebaran kali ini nasibnya lebih baik dari Mustaqim.**

Shalat Idul Fitri tetap Pakai Baju Dinas Lengkap Sambungan dari halaman 1

pakaian dinas lengkap,” kata anggota Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Kalbar, IPDA Sayigo kepada Pontianak Post. IPDA Sagiyo, merupakan anggota Dit Lantas Polda Kalbar tertua. Ia lahir pada tanggal 13 Desember 1951. Ia menerima tumpeng spesial di hari Ulang Tahun Polisi Lalu Lintas Republik Indonesia ke-53 yang jatuh pada 22 September 2008 lalu. Tumpeng itu diterimanya bertepatan dengan acara buka puasa bersama jajaran Polda Kalbar. Nasi kuning itu ia terima bersama anggota Dit Lantas Polda Kalbar termuda, Bripda Petty Rahmani. Spesial, karena yang menyerahkan adalah Kapolda Kalbar, Brigadir Jendral Raden Nata Kesuma. “Rasanya sangat bahagia sekali. Karena saya bertugas tinggal 1 tahun 4 bulan lagi sebagai anggota Polri. Ini untuk kenangkenangan selama bertugas sebagai anggota Polisi,” katanya bangga. Menjadi Polisi memang citacitanya sejak kecil. Hal itu terwujud pada tahun 1971. 37 tahun silam, ia diterima sebagai bintara polisi. Seiring perjalan waktu, ia sudah malang melintang menjadi anggota kepolisian Kalimantan Barat.

Menjadi polisi membuatnya bertugas on time. “Halal bihalal pakai ke rumah pimpinan juga pernah pakai pakaian dinas,” ungkapnya. Keluarga, kata Sagiyo sangat mendukung ia bertugas. Oleh karena itu, karena tidak bisa berkumpul bersama saat lebaran dalam rangka menjalankan tugas, tidak ada rasa kecewa dan protes dari pihak keluarga. Ia mengatakan, tidak ada istilah lebaran dan tetap melaksanakan tugas sebagai anggota Polri yang mengabdi kepada bangsa dan negara. “Karena sudah tugas keluarga seratus persen mendukung tidak ada kekecewaan dari keluarga karena saya tidak bisa merayakan lebaran bersama-sama,” kata bapak lima anak ini seraya menambahkan tiga anaknya sudah menikah. Selama 19 tahun menjadi anggota Dit Lantas, banyak suka duka yang sudah dialaminya. Menurutnya, karena tugasnya bersentuhan langsung dengan masyarakat pengguna jalan, banyak hal yang bisa dijadikannya pengalaman berharga. “Misalnya ada daerah yang perlu kita pantau ya kita pantau. Ada yang kira-kira umpanya di jalanan ada kecelakaan kita bantu ke rumah sakit,” katanya.

Dukanya, kata Sagiyo, apabila saat bertugas di lapangan cuaca hujan. Ia menambahkan, meskipun hujan deras, ia tetap menjalankan tugasnya. Pun begitu saat cuaca panas. Terik matahari, seolah-olah sudah menjadi teman baginya. “Itu sudah tanggung jawab saya sebagai anggota Dit Lantas,” tegas Sagiyo. Ia menambahkan, ada hal yang membuat ia paling berkesan. Sebagai anggota Patroli Jalan Raya (PJR) tugasnya adalah melakukan pengamanan dan pengawalan di jalanan. Ketika mengawal tamu yang akan berkunjung ke suatu daerah, kata dia, segala kemampuan dan konsentrasi ditumpahkan kepada objeknya. “Semuanya kita kawal dan amankan sampai ke tempat tujuan, kemudian pulang dengan kondisi selamat. Ini suatu kebanggaan dan kepuasan batin,” ungkapnya. Menurutnya, pada lebaran tahun 2008 ini, ia diperintahkan untuk melakukan pengamanan jalan raya di Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL). Tepatnya di Bundaran Tugu Digulis Untan Pontianak, Jalan A Yani. “Saya sudah mulai bertugas mulai H-7 lebaran. Kapanpun saya dibutuhkan untuk mengamankan, sebagai anggota Polri saya selalu siap,” tegasnya.**

menahan lapar dan dahaga memberikan pelajaran kepada kita, supaya merasakan penderitaan yang dialami saudarasaudara kita yang belum berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. “Ibadah puasa itu melatih kita supaya peduli, berempati dan mau berbagi dengan saudara-saudara kita yang miskin, fakir, anak yatim dan dhu’afa lainnya,” ujar Haitami lagi. Kesadaran dan kepekaan sosial dalam suasana seperti inilah, ungkap Haitami, yang akan menimbulkan perasaan senasib sepenanggungan dan jika dilanjutkan akan menimbulkan ikatan persaudaraan sejati, yaitu menjadi saudara dalam bahagia maupun derita. Itulah sesungguhnya persaudaraan sesama muslim bahkan persaudaraan universal sesama manusia yang kita kenal dengan ukhuwah islamiyah. “Mereka ibaratkan seperti satu tubuh, sakit pada satu bagian akan dirasakan pula oleh bagian lainnya. Atau seperti yang diibaratkan Rasulullah SAW dengan sebuah bangunan, yang saling menguatkan antara bagian yang satu dengan lainnya,” tambah dia. Tidak sebaliknya, memamerkan atau mempertontonkan kesengsaraan saudara kita, serta membeli kemiskinan mereka untuk kepentingan sesaat. Jika ini yang terjadi, sama halnya telah meruntuhkan bangunan persaudaraan sesama. Lebih jauh, Haitami memaparkan, dengan semangat kebersamaan, saling tolong-menolong dalam berbuat baik. Maka perubahan menuju masyarakat yang adil dan sejahtera, serta yang sejahtera berkeadilan akan mudah tercapai. Sebab, tidak mungkin kota ini bisa dibangun oleh satu agama atau oleh suku tertentu saja. Melainkan (musti) oleh berbagai komponen yang ada. Haitami memberikan contoh, ibarat motor, semua elemen yang ada harus seiring sejalan. Kalau businya rusak misalnya, maka sebagus apapun motor tersebut sulit untuk dihidupkan. Artinya walaupun busi berada ditempat yang susah (selalu kepanasan karena berada di dekat mesin) tetapi keberadaannya sangat penting.

Demikian pula dalam membangun Kota Pontianak ini, sebagus apapun visi dan misi seorang pemimpin, bila tidak didukung oleh elemen masyarakat, maka pembangunan akan terhambat. “Jadi, jangan kita berkecil hati dan menganggap bahwa keberadaan kita tidak ada pengaruhnya buat pembangunan Kota Pontianak ini,” tegas Haitami seraya menambahkan, semua orang, siapa saja punya pengaruh untuk memajukan Kota Pontianak yang kita banggakan ini. Sekali lagi, ungkap Haitami mengingatkan, kita mesti sadar bahwa tidak ada bangsa yang bisa keluar dari krisis dan bangkit dari keterpurukannya tanpa ikhtiar sungguh-sungguh dari segenap anak bangsanya. “Sejarah peradaban manusia sepanjang masa telah menunjukkan buktinya,” kilah dia. Negara Jepang misalnya, sekalipun negaranya diluluhlantakkan oleh bom atom mereka dapat bangkit dan menjadi negara maju. Jauh melebihi negara kita yang semestinya menjadi kaya raya dan sejahtera. Karena sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum (bangsa) kecuali kaum (bangsa) itu berusaha merubah nasibnya sendiri. “Saatnya kini mari kita bersama-sama melakukan perubahan yang lebih baik. Jangan biarkan bangsa ini dan rakyatnya menderita terlalu lama. Partisipasi membangun bangsa, harus kita mulai dari diri sendiri, dari keluarga dan dari Kota kita,” papar Haitami lagi. Di tempat ini, di Tugu Khatulistiwa, tidak hanya menjadi tempat yang bersejarah, tetapi sejatinya adalah tempat yang menurut namanya memberikan pesan moral perjuangan. Karena kata “Khatulistiwa” berasal dari kata “Khat” yang berarti garis, dan”“al-Istiwa” yang berarti tengah, lurus.” “Yang jelas, tugu ini telah memberikan pesan moral. Bahwa masyarakat Pontianak harus dibawa ke jalan yang lurus yang berkeadilan dan sejahtera,” tegasnya seraya menambahkan, sebagai umat yang mayoritas, paling bertanggung jawab untuk melakukan perubahan itu.(zan/ mzr)

Resep Hidup Sambungan dari halaman 1

4-7 di atas Allah SWT memberi resep bila hamba-Nya ingin hidup serba mudah dan gampang. Kata peribahasa “Laksana mengayuh biduk ke hilir.” Dalam satu hadis qudsi Allah SWT menjelaskan sebab melesatnya kedudukan Nabi Ibrahim AS sebagai Khalilullah (Kekasih Allah): Pertama, karena beliau senang salat malam ketika orang lain sedang tidur nyenyak. Kedua, karena Nabi Ibrahim senang memberi makan (menjamu tamu). Sehingga tidak jarang Nabi Ibrahim AS harus berjalan cukup jauh, hanya untuk mencari orang yang akan diajak makan bersama. Semangat Kebersamaan Ibadah puasa yang telah kita laksanakan selama sebulan ini, sarat dengan simbol-simbol spritual dan memberikan pelajaran sangat berharga. Pelajaranpelajaran yang telah diberikan antara lain adalah tentang kejujuran, keterbukaan, disiplin, kesederhanaan dan kepedulian sosial. H Moh Haitami Salim M.Ag, menegaskan itu dalam khotbah Idul Fitri di halaman Tugu Khatulistiwa, Pontianak Utara. “Yang jelas, kejujuran adalah ruh dari ibadah puasa. Tanpa kejujuran, seseorang tidak akan dapat memelihara puasanya dari segala perbuatan yang membatalkannya,” papar Haitami. Dengan sifat jujur itu, ungkap Ketua STAIN Pontianak ini, dirinya akan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT. Seseorang yang telah melaksanakan ibadah puasa akan segera sadar, bahwa memakan dan menggunakan sesuatu yang telah menjadi haknya sendiri sekalipun, musti memperhatikan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. “Dalam syariatnya, apalagi memakan dan menggunakan sesuatu yang bukan menjadi haknya,” ujar dia. Sifat jujur yang diajarkan dalam ibadah puasa itu, selanjutnya akan melahirkan pula sifat keterbukaan. Suatu sifat yang menunjukkan kesediaan dikritik oorang lain dan diawasi. Bahkan siap pula diperingatkan untuk diluruskan, agar bisa tetap pada jalan Allah. Kemudian dengan berpuasa


Pontianak Post

12

Rabu 1 Oktober 2008

Profil Walikota Pontianak Nama : Buchary Abdurrahman Tanggal Lahir : Pontianak, 19 Januari 1944 Agama : Islam Orangtua : - Moehammad Abdurrahman (alm) - Djumaliah Hasan Istri : Sri Astuty Anak : 1. Purnadevi Wardhana, SE,MM 2. Diah Palupi,SE,MM 3. dr Saskia Retno Ayu Hapsari, Sp.KK Pendidikan : - SDN 1 Pontianak - SMPN 1 Pontianak - SMAN 1 Pontianak - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Spesialis Kulit dan Kelamin Penghargaan yang pernah diterima: Penghargaan Percepatan Pemberantasan Buta Aksara 2006 dan Peniti Emas PKBI Dalam Rangka Modul Mulok Kespro 2007.

BERSAMA KELUARGA: Walikota Pontianak Dr H Buchary Abdurrahman bersama istri dan ketiga anaknya.

Lebaran Bersama Walikota Pontianak Dr Buchary Abdurrahman

Pertahankan Open House untuk Semua Kalangan

Profil Istri Walikota Pontianak: Nama : Dra Hj Sri Astuti Buchary,M.Si Tanggal Lahir : Blitar, 29 April 1948 Agama : Islam Orangtua : Ir Madrim Ranuatmodjo (alm) R A Surati Santoso (almh) Pendidikan : -SR/SD Blitar tahun 1960 -SMP Blitar tahun 1963 -SMA Blitar tahun 1966 -Strata 1 FKIP Untan Jurusan Bahasa Inggris tahun 1990 -Pasca Sarjana Politik Hubungan Internasional Untan tahun 1992 Pengalaman Organisasi: Ketua Tim Penggerak PKK Kota Pontianak Ketua Departemen Pemberdayaan Perempuan ICMI Pusat di Jakarta Ketua Forum Istri Pejabat Pemerintah Kota Pontianak Penasehat Dharma Wanita Persatuan Kota Pontianak Penasehat Gabungan Organisasi Wanita Kota Pontianak Penasehat Ikatan Aktivis Peduli Perempuan dan Anak (IAP2A) Kalbar Penasehat BKMT Kota Pontianak Penasehat YKAI Kalbar Tanda Penghargaan: Anugerah Pasangan Sejati Rama Shinta Tingkat Nasional Citra Wanita Pembangunan Tingkat Nasional Citra Karya Paramitha Award Tingkat Nasional Citra Wanita Nasional Indonesia Tingkat Nasional Anugerah Srikandi Indonesia Tingkat Nasional Profil Tokoh Wanita Muslim Indonesia Tingkat Nasional

TROPY: Penghargaan sebagai Tokoh Masyarakat Terbaik Tingkat Nasional­ dalam rangka pemilihan mitra PAUD Berprestasi Tingkat Nasional.

Kiprah Sri Astuty Buchari di Bidang Pendidikan

Berkarya Bersama Suami, Kini Jadi Pelopor Hampir 10 tahun Sri As­ tuty Buchary mendampingi sang suami sebagai Walikota Pontianak. Dia tak hanya ber­ diam diri saja. Sebagai Ketua Gerakan PKK Kota Pontianak, berusaha memunculkan ber­ bagai ide menarik. Terutama di sektor pendidikan. SALAH satu program yang cukup berhasil adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk keluarga miskin. Sri menyadari sejak lahir hingga me­ masuki pendidikan dasar menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pengem­bangan seluruh potensi anak usia dini harus dimulai agar pertum­ buhan anak tercapai optimal. Kota Pontianak memiliki 9369 anak usia dini dari keluarga kurang mampu. Mereka memerlukan perhatian. Hal itulah mendorong Sri memprakarsai program PAUD. Program ini diin­ tensifkan mulai Januari 2005 sampai Desember 2005. Pada 23 November 2005, tim penggerak PKK menjadi mitra kerja pemerintah Kota Pontia­ nak membentuk PAUD untuk masy­ arakat miskin. Sri tak kenal menyerah me­ngem­ bangkannya. Bersama camat dan lurah, dia mencari tempat pelaksa­ naan PAUD. Respon warga cukup baik. Beberapa diantaranya bersedia menyediakan tempat pembelajaran program PAUD. Awalnya hanya 30 kelompok PAUD saja. Diresmikan Direktur PAUD Depar­ temen Pendidikan Nasional pada 10 Agustus 2006. Dalam waktu enam bulan PAUD sudah menunjukkan prestasi membanggakan. PAUD Kota Pontianak meraih juara II dan III lomba Gerak dan Lagu Anak-Anak PAUD se Kalbar, diselenggarakan BKOW Kalbar pada Januari 2007. Komitmen mengembangkan pen­ didikan, khususnya PAUD terus berlanjut. Pada 2007, terbentuk 30 kelompok PAUD lagi sehingga jum­ lah kelompok PAUD terus bertambah menjadi 60 kelompok. Pada lokasi sama anak-anak dibagi dua kelompok belajar. Kelompok I mulai pukul 08.00

PRESTasi: Menteri Pendidikan Nasional Bambang Soedibyo menyerah­ kan penghargaan kepada Sri Astuti Buchary sebagai Tokoh Masyarakat Terbaik Tingkat Nasional dalam rangka pemilihan mitra PAUD Berprestasi Tingkat Nasional.

WIB sampai 10.00 WIB. Kelompok II dari pukul 10.00 WIB sampai 12.00 WIB. Sekarang mencapai 90 kelompok dengan anggota 1.200 anak. ”PAUD ini untuk merangsang otak kiri dan kanan pada balita,” kata Sri sambil tersenyum. Orangtua siswa PAUD tak perlu mengeluarkan biaya sedikit pun. Tawa bahagia anak-anak sedang bermain sambil belajar memberikan kebaha­ giaan dihati Sri. ”Asalkan anak-anak mendapatkan pendidikan, saya sudah merasa senang,” ujarnya. Program PAUD juga disinergikan dengan program Dinas Kesehatan. Dilakukan pemeriksaan anak-anak

PAUD di Posyandu. Pemberian susu bagi anak PAUD sebanyak tiga kali seminggu untuk peningkatan gizi balita. Pemberian vitamin A dan B Kompleks kepada anak PAUD bersama Dinas Kesehatan, serta obat cacing enam bulan sekali. Agar program PAUD berjalan baik, tim penggerak PKK Kota Pontianak langsung ke lokasi atau tempat anak-anak PAUD belajar. Dilakukan pembimbingan guru-guru saat mengajar, mengawasi kesehatan dan perkembangan jiwa dan intelek­ tual siswanya. Tim juga mengundang Pakar PAUD untuk melatih guruguru PAUD di Pontianak. ”Setiap dua

pengurus mempunyai binaan enam kelompok PAUD,” ujar Sri. Walaupun terus berkembang, pro­ gram PAUD juga sering mendapat kendala. Salah satunya dana masih terbatas. Peran serta masyarakat yang mampu juga belum maksimal. Untuk mengatasinya, tim terus mengadakan sosialisasi dengan DPRD Kota Pon­ tianak berkenaan soal pembiayaan. Perjuangan Sri memajukan PAUD ini membuahkan hasil. Pada 7 Sep­ tember 2008, didampingi sang suami, Sri menerima penghargaan di Bali. Penghargaan ini diberikan kepadanya sebagai Tokoh Masyarakat Terbaik Tingkat Nasional dalam rangka pemilihan mitra PAUD Berprestasi Tingkat Nasional. Penghargaan diserahkan langsu­ ng Menteri Pendidikan Nasional Bambang Soedibyo. Pemerintah pusat menganggap Sri berhasil mengangkat pendidikan anak usia dini dari keluar­ ga tidak mampu. Bahkan, PAUD Kota Pontianak menjadi satu-satunya PAUD dengan siswa mencapai 1.200 orang. Sri juga menjadi motivator dan juru kampanye bidang PAUD. Bah­ kan menjadi inspirasi daerah lain di Indonesia. PAUD Kota Pontianak pun menjadi contoh daerah lain se Indonesia. Kepedulian Sri terhadap pendidi­ kan tak hanya sebatas PAUD saja. Penyandang buta aksara juga menjadi perhatiannya. Melalui program PKK, diselenggarakan kegiatan pembelaja­ ran bagi penyandang buta huruf. Di­ harapkan mereka bisa membaca. Ke­ giatan ini menjadi program tahunan tim penggerak PKK Kota Pontianak. Dunia remaja juga tak luput dari perhatiannya. Melalui kerjasama dengan Kemen­ terian Pemuda dan Olahraga, dise­ lenggarakan kegiatan penyuluhan anti narkoba di Masjid Raya Mujahidin Pontianak 14 Mei lalu. Kegiatan ini menghadirkan 3000 pelajar SMP dan SMA se Kota Pontianak. ”Semoga saya bisa terus berkarya dan mening­ katkan sektor pendidikan di Kota Pontianak ini. Karena pendidikan sangat penting,” harap Sri.**

ALLAHU AKBAR.. Allahu Akbar... Allahu Akbar... Gema takbir berkuman­ dang di Hari Raya Idul Fitri. Semua umat Islam berbahagia menyambut hari kemenangan. Tali silaturrahmi pun terbentang kembali. Semuanya saling bermaafan dan saling mengunjungi. Tak hanya masyarakat biasa, para pejabat pun membuka pintu rumah selebarlebar dan tersenyum menyambut setiap tamu yang datang. Begitu pula Walikota Pontianak, Dr Buchary Abdurrahman. Sudah hampir 10 tahun menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Pontianak. “Sudah menjadi rutinitas setiap tahun mengadakan open house di hari lebaran,” kata Buchary di rumah jabatannya. Hari Raya Idul 1429 H menjadi tahun terakhir baginya menjadi Walikota. Ayah dari Purnadevi Wardhana, SE, MM, Diah Fitri Palupi, SE,MM dan dr Saskia Retno Ayu Hapsari, Sp.KK ini memiliki tradisi sendiri saat lebaran. Selesai Salat Id, bersama keluarga berangkat ke rumah ibunya, Djumaliah Hasan (82) di Jalan Seram, Nomor 14 Pontianak. Putra almarhum Moeham­ mad Abdurrahman ini pun menyantap hidangan lezat sang ibu. “Orangtua nomor satu. Tetapi tak lama di rumah orangtua. Karena tamu sudah menunggu di rumah dinas,” kata Buchary. Walaupun termasuk pejabat disegani, Buchary tak pernah melarang warga Kota Pontianak berkunjung dalam acara open house di rumahnya. Tak hanya pejabat di lingkungan pemerin­ tah Kota Pontianak saja. Warga pun dipersilakan berkunjung ke rumahnya. Biasanya open house ini dilaksanakan dua hari yaitu hari pertama dan kedua Idul Fitri. Lebaran memberikan arti tersendiri baginya. Lebaran adalah hari keme­ nangan yang perlu dirayakan dengan rasa syukur. Tak perlu mewah. Cukup secara sederhana asalkan bisa terus dekat dengan Allah. Terus berterima kasih kepada Allah atas semua limpahan rahmatNya. Bahkan, hari yang fitri ini sebagai ajang mengumpulkan tabungan menuju pulang kampung di akhirat. ”Sebaiknya tabungan mudik diiringi tabungan menuju akhirat. Jadi saat pulang ke akhirat, bisa menguras se­ mua tabungan amal ibadah kita,” ujar Buchary. Buchary mengaku sangat bersyukur dengan semua rezeki Allah SWT yang diterimanya. Semuanya itu diraih mela­ lui perjuangan tak kenal lelah. Karirnya berawal menjadi dokter di Kabupaten Ketapang pada 1969. Hanya memiliki satu sepeda afkiran sebagai kendaraan untuk menjalankan tugasnya dengan hati senang.

”Sesuatu itu harus dengan perjuangan. Orang yang tidak pernah berjuang tidak akan memiliki daya juang yang kuat,” kata Buchary. Dari 1972 sampai 1979, dia mengabdi­ kan diri di P4M. Ada kenangan tak ter­ lupakan seumur hidupnya saat di P4M. Buchary menjadi dokter anggota tim kesehatan haji yang berangkat dengan kapal laut. Ketika itu jumlah jamaah 3.000 orang dan berangkat mengguna­ kan KMP Gunung Djati. Ketika jamaah usai menunaikan ibadah haji, KMP Gunung Djati tak kunjung datang untuk menjemput rom­ bongan di Jeddah. Padahal, kapal-kapal lain sudah datang. Akibatnya, beberapa jamaah telantar. Ada yang tidur di teras masjid dan tempat-tempat umum lain. Setiap hari, lanjut Buchari, dia datang ke Konsul Haji bersama rombongan untuk meminta bantuan. Tapi, tetap tak ada bantuan. Suatu ketika, saat Buchari menghadap Konsul Haji ter­ sebut, mung­kin karena terlalu banyak beban, sang konsul meninggal dunia. Karena sangat kebingungan, setiap ada kapal datang, mereka langsung menuju Pelabuhan Jeddah. ”Kami seperti anak hilang. Tidak bisa memberi kabar ke keluarga. Dulu kan belum ada hand­ phone dan telepon. Saya saat itu baru menikah lima bulan,” kenangnya. Se­ telah terlunta-lunta sebulan, kapal yang ditunggu-tunggu itu pun datang. Setelah sekolah spesialis dari 1979 hingga 1983, Buchary sempat menjadi dokter spesialis biasa. Dari 1989 hingga 1998, menjabat sebagai Direktur RSUD Sudarso Pontianak. Dia menjabat selama 11 tahun dan menjadi direktur rumah sakit terlama. ”Dari 1998 hingga sekarang sebagai Walikota Pontianak. Setelah Walikota, apa lagi ya,” dia tertawa. Walaupun sibuk berkarir, Buchary sempat menjadi Ketua ICMI Kalbar 1993, Penasehat Perwapon, Ketua Ma­ jelis Syuro Umat Islam Kalbar, Ketua Harian Masjid Mujahidin, Wakil Forki Kalbar, dan Ketua Persipon hingga se­ karang. Penghargaan tingkat nasional pun diraihnya. Diantaranya Penghar­ gaan Percepatan Buta Aksara 2006, dan Peniti Emas PKBI dalam rangka Modul Mulok Kespro 2007. Modul Mulok ini satu-satunya di Indonesia. ”Makanya di hari lebaran ini, saya banyak mengucap syukur atas rahmat yang dilimpahkan Allah SWT kepada saya,” katanya. Buchary beserta keluarga juga men­ gucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri kepada seluruh masyarakat Kota Pontianak. ”Sebagai manusia tak luput dari kekhilafan. Saya meminta maaf jika selama menjabat terdapat kesalahan,” ucapnya tulus.**

HADIR: Walikota Pontianak Buchary Abdurrahman dan istri saat menghadiri acara penyerahan penghargaan dari Mendiknas.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.