Pontianak Post

Page 1

Pontianak Post

Senin, 2 Maret 2009 M / 5 Rabiul Awal 1430 H

SELEBRITAS

Belum Minat Pacaran Kendati memiliki wajah cantik dan dompet yang tebal, Asmirandah rupanya belum mau berpacaran. Ia sangat menikmati kesendiriannya dan lebih memilih berkumpul bersama keluarga. “Sekarang saya lagi sibuk kerja, kuliah, dan nyanyi juga. Pokoknya sibuk dengan karier. Belum kepikiran untuk pacaran,” katanya. Gadis 19 tahun ini sedang menikmati masa remajanya. Tapi ia mengaku saking sibuknya syuting Asmirandah sinetron stripping, waktu berkumpul dengan keluarga dan teman-temanya menjadi berkurang. “Saat ini aku sendiri lagi demen-demennya kumpul sama keluarga. Nggak tahu deh kapan kapan mau punya pacar. Kapan-kapan aja deh,” ujar pemilik wajah seperti boneka ini. Meski demikian, Andah--sapaannya--tidak menerapkan kriteria khusus bagi calon pacarnya kelak. “Yang penting karier dan pendidikan dulu yang kita lihat. Dan keluargaku juga harus mendukung pilihanku,” tutur artis yang mulai melebarkan sayap ke dunia tarik suara. AAL

P e rt a ma da n T e rut a ma di K al i m a n t a n B a r a t

Batavia Bantah Navigasi Rusak, Salahkan Cuaca Buruk

BMG Pontianak: Cuaca Sangat Bagus PONTIANAK—Penyebab kehilangan kontak Batavia Air Nomor Penerbangan 7P 209 dari Jakarta ke Pontianak selama 20 menit masih kontroversi. Pihak Batavia Air mengklaim cuaca pada saat itu sangat buruk sehingga pesawat pada penerbangan Jumat (27/2) malam nyaris mendarat di Lapangan Terbangan Rahadi Oesman, Ketapang. Dilansir Okezone.com, Costu-

mer Service Manager Batavia Air Edi Haryono menyatakan penyimpangan rute tersebut disebabkan cuaca buruk. Dia membantah bahwa terjadinya penyimpangan arah pesawat disebabkan kerusakan pada alat navigasi pesawat. Menurut Edi, hasil pemeriksaan kondisi pesawat laik terbang dan semua peralatan baik alat komunikasi maupun navigasi dalam u Ke Halaman 11 kolom 5

Tunjangan Guru Terpencil Rp 486 M Kalbar 1.273 Guru dengan Dana Rp 20,6 M “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktu­nya atas orang-orang yang ber­ iman.” (An-Nisa’: 103)

JAKARTA – Dedikasi para guru di daerah terpencil layak mendapat apresiasi. Karena itu, tunjangan khusus untuk mereka terus diperbanyak. Tahun ini Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) mengalokasikan anggaran Rp 486 miliar untuk

30 ribu guru di daerah terpencil. Kasubid Penghargaan dan Perlindungan Guru Dirjen PMPTK Dian Mahsunah mengatakan, tunjangan khusus itu diberikan kepada guru yang bertugas di daerah khusus. Yakni, mereka yang mengajar di daerah terpencil, perbatasan, maupun daerah yang terkena bencana. ’’Kriteria daerah khusus ditentukan oleh Kementerian Daerah Tertinggal, BPS, maupun pemda

setempat,’’ ujarnya. Pemberian tunjangan itu untuk menarik mereka agar bersedia bertugas di daerah khusus. Tunjangan tersebut juga untuk menyokong kesejahteraan mereka. Saat ini ada lima provinsi dengan jumlah guru terpencil paling banyak. Yakni, Papua dengan 4.542 guru, NTT 2.113 guru, Sulsel 2.000 guru, Jawa Timur 1.712 guru, NTB 1.705 guru, Kalbar 1.273 guru u Ke Halaman 11 kolom 5

Para Pengabdi yang Terpencil di Kalbar 11:56 15:08

18:01 19:09 04:36

Eceran Rp. 2.500

Sendiri Ajari 125 Siswa di Sekolah Dadakan Mereka ini adalah para guru berdedikasi tinggi. Meski tinggal dan mengajar di daerah yang sangat terpencil dan minim sekali fasilitas, semangatnya untuk mengabdi tak pernah padam. PENGABDI di tempat terpencil yang tak pernah mengeluh ini adalah Sutrini. Berkat kegigihan dan ketelatenannya mendidik muridmurid di daerah terpencil, wanita 42 tahun itu pada 2 Desember tahun lalu menerima penghar-

gaan tingkat nasional (Satya Lencana Pendidikan) dari Presiden Susilo Bam-

Sutrini

M. NURCHOLISH/Radar Bojonegoro

JEBOL: Tanggul di Dusun Mruwut, Desa Semambung, Kecamatan Kanor, kemarin, jebol karena tak mampu menahan tekanan arus air Sungai Bengawan Solo.

Bojonegoro Surut, Tuban Naik TUBAN--Tanggul di perbatasan Desa Banjar dan Tegalsari, Kecamatan Widang, Tuban, yang berhari-hari dipertahankan warga, akhirnya jebol kemarin dini hari. Jebolnya tanggul tersebut menyebabkan banjir bandang yang langsung merendam ribuan rumah penduduk dan lahan pertanian. Hingga kemarin, panjang tanggul yang putus sudah mencapai sekitar 90 meter. Tanggul tersebut pernah jebol pada akhir 2007. Namun, entah karena perbaikannya kurang kuat atau asal-asalan, kemarin tanggul itu jebol lagi. Tanda-tanda bakal jebolnya tanggul tersebut mulai terlihat sejak Sabtu (28/2) malam. Saat itu debit air Bengawan Solo terus meningkat dan hampir meluber dari tanggul. Jupran, salah seorang warga Banjar, mengungkapkan, malam itu sekitar 100 orang berjaga-jaga di dekat tanggul. Saat tanggul putus, warga langsung berhamburan menyelamatkan barang-barang yang ada di rumah masing-masing. ”Kami sudah tiga hari tiga malam jaga, tapi akhirnya tanggul tetap jebol,” ucapnya. Jebolnya tanggul itu tak hanya merendam Desa Banjar dan Tegalsari. Desa-desa di sekitarnya juga tergenang air. Di Desa Kedungharjo saja 412 rumah tergenang.

Tanggul Widang Jebol, Jalan Utama ke Surabaya Tutup

u Ke Halaman 11 kolom 1

bang Yudhoyono (SBY). Kisah Sutrini diawali dari ketika dia mengikuti Sukino, 46, suaminya, bertransmigrasi dari Metro, Lampung Tengah, ke sebuah daerah terpencil di Kalimantan Barat (Kalbar). Di Lampung, tenaga pendidik kelahiran u Ke Halaman 11 kolom 1

Pernikahan Masal Warga Mualaf Suku Tengger

Susui Anak di Sela-Sela Ikrar Ijab Kabul Tak seperti prosesi akad nikah umumnya yang berlangsung sakral, pernikahan masal yang diikuti 70 pasangan warga suku Tengger kemarin berjalan penuh gelak tawa. Maklum, banyak di antara pasangan suku unik yang tinggal lereng BromoSemeru itu yang sudah jadi kakek-nenek.

ELITA SITORINI, Lumajang SUASANA di Masjid Nurul Huda di Desa Tempuran, Kecamatan Senduro, sekitar pukul 08.00 kemarin mendadak riuh rendah. Puluhan wanita mengenakan baju dan jilbab putih berhias bunga-bunga

HERU PUTRANTO/RADAR JEMBER

BARU TAPI LAMA: Sahut dan Kasiyani, pasangan warga Tengger asal Senduro, Lumajang, diatur pengarah gaya saat acara pemotretan.

merah memadati ruang masjid di sisi kiri. Sedangkan di sisi kanan, puluhan bapak berbaju takwa dan sarung, lengkap dengan peci hitam dan surban putih. Sebelum prosesi dimulai, para bapak dan ibu itu lebih dulu mendapat panduan tentang tata cara akad nikah dari Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Senduro Nanang Muryanto. Mereka adalah pasangan ”calon” suami-istri yang akan mengikuti prosesi akad nikah yang akan dipimpin Nanang yang juga mengikutsertakan 10 penghulu. Sebetulnya, kebanyakan pasangan itu sudah lama menikah. Bahkan, ada yang sudah empat dasawarsa membina rumah tangga. Hanya, saat itu pernikahan mereka tidak dicatatkan di KUA. Baru setelah memilih beragama Islam (mualaf) mereka menikah menurut tata cara Islam. Karena itu, tidak heran bila sebagian di antara mereka yang datang juga mengajak anak cucunya. Banyak calon mempelai wanita yang merona wajahnya saat digoda Nanang. Di hadapan calon mempelai wanita yang kebanyakan sudah memiliki anak itu, Susui

Online: http://www.pontianakpost.com/ *Mempawah, Sambas, Singkawang, Bengkayang Rp 2.500 *Landak, Sanggau, Sintang Rp 3.000 *Ketapang Rp 3.000 *Kapuas Hulu Rp 3.000

u Ke Halaman 11 kolom 5

Jawa Pos Group Media


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Pontianak Post by Pontianak Post - Issuu