Pontianak Post
Minggu, 16 November 2008 M / 18 Dzulqaidah 1429 H
SELEBRITI
BUKU: Happy Salma memperlihatkan buku terbarunya.
Menulis Penyeimbang Hidup
P ert a ma da n Ter ut a ma di K al i m a n t a n B a r a t
Eceran Pontianak Rp.2.500
Dari Pertemuan Puncak Washington
Negara Berkembang yang Tak Boleh Cengeng PETA utama dari 20 negara yang diikutkan dalam pertemuan puncak di Washington tadi malam terbagi dalam tiga kategori:Amerika Serikat sebagai penyebab, Eropa sebagai korban, dan negara-negara berkembang yang ikut terseret. Maka ketika Amerika Serikat mengajak 20 negara (mewakili 90 persen kekuatan ekonomi dunia) untuk bersama-sama mengatasi krisis ini, bisakah mereka kompak? Inilah yang
ditunggu masyarakat dunia dari apa yang akan mereka rumuskan yang pagi ini (WIB) diumumkan. Eropa, terutama Prancis, sikapnya jelas: seperti hendak menghukum AS. Tentu dengan cara Eropa yang dibungkus dengan nada yang dewasa. Intinya, Eropa menghendaki disusunnya satu aturan yang amat ketat untuk perdagangan derivatif, hedge funds, dan bursa saham. Itu untuk mengendalikan keserakahan,
Dahlan Iskan
karena tidak adanya aturan yang cukup dan lemahnya pengawasan selama ini. Negara, menurut aspirasi dari Eropa ini, harus mengambil peran penting di dalamnya. Eropa menghendaki dibangunnya arsitektur baru keuangan dunia. Eropa bersikap seperti itu karena dana Eropa memang terlalu besar yang masuk dalam mesin derivatif di AS dan kini nilainya tinggal rata-rata kurang dari
sepertiganya. Amerika Serikat, sebagaimana tecermin dalam sikap Presiden Bush, tidak ingin negara masuk terlalu jauh. Dia tetap menghendaki peran negara sekecil mungkin. Kongres AS sendiri, sekarang sedang melakukan dengar pendapat dengan berbagai kalangan bursa, hedge funds, dan pasar modal untuk menilai kembali di mana letak kelemahan selama ini. u Ke Halaman 11 kolom 1
Preman Banten Melawan
MENULIS ibarat cermin bagi Happy Salma. Bukan sekadar hobi, perempuan yang baru saja merilis karya sastra terbaru berjudul Telaga Fatamorgana itu menemukan beberapa kelemahan diri lewat tulisan. Happy baru menyadari bahwa dirinya ternyata seorang yang suka bingung dalam mengambil keputusan, terlalu cepat mengambil kesimpulan, sok tahu, dan sering kurang percaya diri. Menurut Happy, beberapa kepribadian yang bisa membahayakan dirinya sendiri itu baru diketahui setelah giat menulis. ”Tapi, aku juga baru tahu bahwa memang aku ini mungkin tidak pintar, tapi tekun,” katanya yang tampil anggun dengan pakaian serbaputih saat ditemui beberapa jam sebelum launching Telaga Fatamorgana di Lara Djanggrang, Menteng, Jakarta, kemarin (15/11). Menulis memberikan banyak pelajaran. Sebab, kata dia, menulis, terlebih menjadikannya sebuah buku, adalah proses yang harus dilakoni dengan hati bijak, pikiran jernih, tidak malas, dan sabar. Awalnya, Happy mengakui bahwa semangat menulis agar bisa terlihat pintar. ”Kayaknya, apa yang ada di pikiran aku pengin aku tulis biar semua orang tahu aku itu mengerti semua. Tapi untuk apa? Kan orang bisa baca kamus atau apa,” kata penulis antologi berjudul Pulang (2006) tersebut.
Bakar PLTU, Libatkan Kepala Desa
u Ke Halaman 11 kolom 1
Baha Sugara/Harian Tangerang
DIJAGA: Lokasi proyek pembangunan PLTU 3 Banten (Teluk Naga) di Desa Lontar, Tangerang, dijaga ketat petugas pasca amuk massa yang memorak-porandakan sejumlah bangunan di dalam lokasi proyek, Jumat (14/11) malam.
TANGERANG – Perang terhadap preman yang gencar dilakukan polisi mendapat perlawanan. Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten III Teluk Naga yang berlokasi di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, terpaksa dihentikan, karena dibakar massa sebagai buntut dari operasi preman. u Ke Halaman 11 kolom 1
“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang ber iman.” (An-Nisa’: 103)
11:29 14:52
17:33 18:45 04:04
EKONOMI
Waktunya Pakai Blanket Guarantee JAKARTA--Untukmenjagakepercayaanmasyarakat luas terhadap industri perbankan, blanket guarantee atau penjaminan penuh sudah waktunya diterapkan. Penjaminan penuh juga diperlukan untuk meminimalkan perpindahan dana nasabah ke luar negeri. Sebab, negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura telah lebih dulu menerapkan blanket guarantee. ’’Suka atau tidak suka, walaupun terasa kurang adil, pemerintah memang harus menerapkan blanket guarantee. Sebab, secara komparatif, perbankan Indonesia tidak seaman negara-negara yang sudah menerapkan,’’ kata anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR Dradjad Hari Wibowo di Jakarta kemarin (15/11). Dia mengakui, saat ini sudah banyak upaya penguatan sistem perbankan di tanah air. Namun, saat krisis seperti saat ini, nasabah besar akan membandingkan tingkat keamanan perbankan di tiap negara. ’’Karena itu, jika tidak diterapkan, akan terjadi flight to safety dari dana-dana nasabah besar di Indonesia,’’ tambah ekonom Indef itu. Jika itu terjadi, bank-bank kecil akan u Ke Halaman 11 kolom 5
Hamilton
Obama
Dekade Mixed Race
HINGGA sekarang, apalagi masa dulu, warna kulit (ras) merupakan isu yang selalu menjadi latar belakang seseorang. Namun, kemenangan Barack Hussein Obama, 47, seorang ras campuran (mixed race) dari ayah muslim Kenya dan ibu kulit putih Kansas pada pemilihan presiden AS pada 4 November lalu,
Tiger Woods
Rio Ferdinand
menjadi titik balik apakah peletakan latar belakang ras dalam diri manusia masih relevan. Kemenangan Barack Obama juga mengirimkan pesan ke seluruh dunia bahwa ras-ras yang dianggap tidak unggul (kulit hitam, Asia, latino, dan minoritas lain) sebenarnya dapat menjadi manusia yang jauh
Halle Berry
lebih hebat dibanding ras-ras yang dianggap unggul (murni kulit putih, aria, Yahudi, dan ras Eropa). Sebelum Obama berjaya, pucuk prestasi berbagai bidang juga mulai ditempati warga dunia berkulit campuran, khususnya sejak satu dekade terakhir. Tengok saja yang paling dekat dengan prestasi Obama. Pada
Theo Walcott
3 November 2008, pembalap Inggris Lewis Carl Davidson Hamilton juga menjadi mixed race pertama yang menjuarai kejuaraan balap mobil paling bergengsi, Formula 1. Hamilton yang lahir di Stevenage, 7 Januari 1985, adalah putra imigran Granada berkulit hitam dan wanita u Ke Halaman 11 kolom 5
Menag Terharu Resmikan Percetakan Alquran Krisis Global, Finnantara
PHK 300 Karyawan
Impiannya Sejak 1970
BOGOR--Setelah tertunda lebih dari 38 tahun, akhirnya pemerintah Indonesia kembali mendirikan percetakan Al Quran. Percetakan dengan kapasitas produksi mencapai 1,5 juta eksemplar per tahun itu diharapkan dapat menjadi awal menentukan bentuk pelat baku dan meminimalisir salah cetak Al Quran. “Dengan standar pengawasan mutu ketat yang ditangani Lajnah Pentashih Al Quran Depag, diharapkan kesalahan cetak bisa dihindari,” ujar Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni ketika memberikan pidato pembukaan percetakan yang terletak di kilometer 65 Ciawi, u Ke Halaman 11 kolom 5
Zulham Mubarak/Jawa Pos
PABRIK AL QURAN: Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni ketika menyaksikan proses pembuatan Al Quran usai meresmikan percetakan Al Quran di Ciawi, Bogor kemarin.
SANGGAU--PT Finnantara Intiga akhirnya melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 300 karyawannya. Langkah ini dilakukan mengingat rendahnya permintaan pasar akibat kiris global yang melanda dunia saat ini. “PHK sekitar 300 karyawan itu masih dalam tahap proses. Kita sudah membahasnya dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalbar,” kata Strategy Communication dan Company Relation (SCCR) PT Finnantara Intiga, Vincent Julipin pada Sabtu
(15/11) kemarin di kantornya. PT Finnantara Intiga adalah sebuah perusahaan swasta yang memegang izin untuk mengelola areal konsesi guna membangunan hutan tanaman. Tanaman yang dominan ditanaman adalah jenis Acasia u Ke Halaman 11 kolom 5
Ali Imron dan Nasir Abas soal Eksekusi Amrozi Cs
Ale Tak Menangis karena Pong Siap Mati Kendati masih satu keluarga, sikap Ali Imron dan Nasir Abas soal bom Bali berbeda dengan Ali Ghufron (Mukhlas) dan Amrozi. Apa kata mereka tentang eksekusi mati pelaku utama bom Bali itu?
FAROUK ARNAZ, Jakarta ALI Imron, 38, menyandarkan punggungnya di tembok. Kakinya bersila. Tangan kanannya meraih jenggot tipis di dagunya saat ditemui di senja yang tenang. Dia tampak berpikir lalu menjawab dengan suaranya yang khas. ”Saya ya…, saya hanya bilang begini, ’Inna lillahi wa inna
jpnn pHOTO
ilaihi rajiun.’Ini sudah takdir. Mau apa lagi? Lha wong, menurut informasi dari keluarga, yang bersangkutan sudah siap menerima,” katanya. Kalimat itu diucapkan Ale –nama panggilan Ali Imron– menjawab pertanyaan tentang apa yang pertama ada di benaknya saat mendengar dua kakak kandungnya, Mukhlas, 48 dan Amrozi, 45, dieksekusi Minggu dini hari (9/11) lalu. Ale mengaku mendengar kabar eksekusi itu dari polisi yang menjaga sel Rutan Polda Metro Jaya, tempatnya mendekam sejak dipindah dari Lapas Kerobokan, Denpasar. Polisi itu membesarkan hatinya. Meski berbeda pandangan, bagaimanapun, di dagingnya mengalir campuran darah yang sama dengan dua kakaknya. Yakni, darah yang diturunkan dari bapak dan ibunya, Nur Hasyim dan Tariyem. Karena itu, manusiawi kalau Ale bersedih.
TIGA BERSaudara: Ali Imron, Amrozi, dan Mukhlas beda pendapat soal Bom Bali I.
Online: http://www.pontianakpost.com/ *Mempawah, Sambas, Singkawang, Bengkayang Rp 2.500 *Landak, Sanggau, Sintang Rp 3.000 *Ketapang Rp 3.000 *Kapuas Hulu Rp 3.000
u Ke Halaman 11 kolom 1
Jawa Pos Group Media