Pontianak Post
Sabtu 19 September 2009 M / 29 Ramadhan 1430 H
P e rt a ma da n T e rut a ma di K al i m a n t a n B a r a t
Eceran Rp. 2.500
Panduan Bom di Laptop Noordin JAKARTA-Para penyidik Densus 88 Mabes Polri ternyata belum bisa berlebaran dengan lega. Dalam dokumen dan komputer jinjing (laptop) yang ditemukan di rumah Susilo di Mojosongo, Noordin terbukti sedang mengembangkan jaringan. “Dia mau menyebar dokumen perakitan bom. Di laptopnya ada file itu,” kata seorang sumber Pontianak Post di Mabes Polri kemarin. Polisi menduga, dokumen itu akan digandakan. “Tapi, bisa juga sudah u Ke Halaman 11 kolom 5
Koran Lebaran Gratis KORAN Minggu, 20 September 2009 M/ 1 Syawal 1430 H
LEBARAN
Pontianak Post
SELEBRITAS
Lebaran di Pontianak Lebih Bermakna ARTIS cantik asal Kalbar Zora Vidyanata mengaku bulan puasa dan lebaran tahun ini terasa berbeda. Pasalnya, gadis kelahiran Pontianak 31 Desember 1984 lalu ini melaluinya dengan sang suami tercinta Dono Indharto, seorang penulis naskah film dan sinteron.
Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak Dr H Chairil Effendi memandang betapa pentingnya penyucian akal dan hati menuju kehidupan yang di Ridhai Allah Swt. Pandangan ini disampaikannya pada khutbah Shalat Idul Fitri, 1 Syawal 1430 H di Masjid Mujahiddin Pontianak. Sedangkan Abdurrahman Husin Falogah menekankan iman dan realita dalam momen yang sama saat khutbah di Taman Alun Kapuas Pontianak.
CHAIRIL EFFENDI mengawali khutbahnya dengan sebuah pertanyaan. “Jika kecenderungan dasarnya manusia itu adalah menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan berbuat kebajikan (hanif), mengapa dalam kenyataan kehidupan sehari-hari banyak ditemukan justru sebaliknya?” Kenyataan ini muncul karena Allah SWT. ketika menciptakan jiwa manusia telah membekali dengan dua hal, yaitu fujur (kejahatan) dan ketaqwaan.
� Bersambung ke hal 7 kol 1
� Bersambung ke hal 7 kol 5
Chairil Effendi
Melihat Arsitektur Masjid-masjid di Kota Pontianak
Dominasi Nuansa Timur Tengah
BUSANA LEBARAN
Pucuk Rebung di Tenun Sekadau KEMBALI ke Fitri. Inilah tema pagelaran busana muslim yang diikuti desainer Kalimantan Barat, Savitri, di Jakarta beberapa waktu lalu. Tema ini diambil seperti harapan setiap manusia yang ingin kembali suci saat hari Raya Idul Fitri, setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Sebagai peserta dari Kalimantan Barat, desainer kelahiran Pontianak pada 29 Maret 1979 ini tetap menampilkan ciri khas daerahnya, dengan tema khusus Best Solution.
EDISI KHUSUS IDUL FITRI 1430 H
Penyucian Akal dan Hati
Jika selama ini Putri Kalbar tahun 2002 tersebut melalui hari-hari puasanya dengan kesendirian, dengan sang suami Zora merasa lebih bermakna. “Kalau dulu saya paling malas saur, tapi tahun ini harus bangun karena sebagai seorang istri saya memiliki kewajiban memasakan suami. Tapi saya senang dan ikhlas karena itu adalah ibadah,” katanya.
Zora Vidyanata
�
& KHATIB
Tema ini terinspirasi dari banyaknya kebaikan yang diperoleh Savitri dalam mendesain pakaiannya. Tema juga digunakan sebagai pencitraan jati diri masyarakat Kalbar yang selalu bersikap baik terhadap semua orang. Pakaian rancangannya dalam pagelaran didominasi tenun Sekadau. Ditambah � Bersambung ke hal 7 kol 5
PEMBANGUNAN masjid-masjid di Kota Pontianak maju pesat. Kubah dan menara dibangun dengan desain khusus. Arsitektur timur tengah terlihat begitu kental. Namun ada pula memadukannya unsure daerah untuk kearifan lokal sehingga terlihat begitu asri. Edisi SelengkapnyaLebaran Pontianak Post Baca halaman 7 kali ini mengupas empat arsitektur mesjid-mesjid yang ada di Kota Khatulistiwa ini; Mesjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman, Masjid Raya Mujahidin, Masjid Al-Jihad dan Masjid Nurul Hidayah.
Mesjid Al-Jihad
BERING/PONTIANAK POST
SHANDO/PONTIANAK POST
Mesjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman
SETELAH terbit non stop sepanjang tahun, Pontianak Post tidak terbit selama tiga hari, 20, 21 dan 22 September SHANDO/PONTIANAK POST
Masjid Nurul Hidayah
Suka Duka Kaum Mualaf di Bulan Ramadhan
Mesjid Raya Mujahidin
SHANDO/PONTIANAK POST
Silaturahmi Akrab Lewat Jejaring Sosial
Ucapkan Lebaran di Facebook Lebih Efektif dan Murah Beratnya Cobaan 2009. Harian ini kembali hadir menemani Anda seperti Melawan Nafsu Sendiri Dinding facebook dan kotak pesan Hesti Hartanti penuh ucapan selamat Idul Fitri 1430 Hijriah. Maklum wanita kelahiran Pontianak 32 tahun lalu ini sedang tugas belajar di Jerman. Bagaimana ia mensiasati kerinduannya kepada daerah mau pun Indonesia selama di luar negeri?
biasa pada Rabu (23/9) mendatang. Namun demikian, Ramadhan kali ini merupakan tahun ke sebelas bagi Sri Limiati (41) memeluk Islam. Wanita bernama asli Lim Hui Yong itu mengaku jatuh cinta kepada Islam karena ajarannya yang bersifat universal. Seperti apa suka dukanya dalam menjalani perintah Allah SWT di bulan suci Ramadhan 1430 H yang baru saja dilaluinya ini.
THORIQ, Pontianak
sebagai penggantinya kami menerbitkan Edisi Khusus PRINGGO, Pontianak
SIANG itu suasana di sebuah rumah di Jalan Parit Haji Husin II terlihat lengang. Yang terlihat di halaman depan rumah hanya sederetan motor yang terparkir rapi di bawah rindangan pohon ketapang. Setelah memarkir
DUNIA komunikasi terus berkembang pesat seiring kemajuan teknologi informasi. Dua dasawarsa terakhir orang mengucapkan selamat Idul Fitri dan mohon maaf masih terbatas pada telepon rumah dan kartu ucapan sebagai pengganti diri. Kala itu, telepon rumah sebagai satu-satunya yang bisa menghasilkan suara saja. Memasuki abad 21, silaturahmi tidak terbatas ruang, waktu, dan tempat. Teknologi memper
Koran Lebaran, Minggu (20/9). Koran gratis ini dapat � Bersambung ke hal 7 kol 1
ISTIMEWA
BERAKTIVITAS: Sri Limiati tetap beraktivitas dengan penuh semangat. Baginya puasa bukan halangan untuk berkarya.
� Bersambung ke hal 7 kol 1
ISTIMEWA
LEBARAN DI JERMAN: Hesti Hartanti bersama suami serta putrinya pada salah satu ruas jalan di pusat kota Berlin.
Anda peroleh di mal dan masjid-masjid. Penerbit
MUTIARA RAMADHAN
Kembali Kepada Kesucian
Ahmad Jais, S.Ag., M. Ag Dosen STAIN Pontianak
MINAL ’aaidin wal Faaiziin merupakan ungkapan terindah yang kita ucapkan pada hari raya Idul Fithri. Ungkapan ini sebenarnya kurang bisa dipahami kecuali kita mengetahui lafadznya yang lengkap, yakni Ja’alanallaahu wa iyyaakum minal ’aaidin wal Faaiziin (semoga Allah u Ke Halaman 11 kolom 1
Arif Budiman-radar solo
BARANG BUKTI : Barang bukti teroris dikumpulkan untuk pengembangan penyidikan lebih lanjut. Tampak bahan peledak bom diamankan petugas kepolisian.
Densus Pernah DNA 100 Persen Cocok Keluarga Tetap Menunggu Salah Gerebek JAKARTA - Kapolri Bambang Hendarso Danuri (BHD) memastikan hasil tes DNA Noordin sudah selesai. Meski 100 persen match ( cocok) BHD meminta jenazah Noordin M. Top tidak segera dipulangkan ke Malaysia. Polri sudah berkoordinasi dengan Departemen Luar Negeri, namun masih ada beberapa hal yang masih
Bambang Hendarso
menunggu prosesnya. BHD meminta keluarga di Malaysia tidak terburu-buru mengambil jenazah Noordin, dan menunggu ijin dari Polri. “Sabar sebentar, “kata BHD di komplek Istana Negara kemarin (18/09). Kapolri menambahkan, pihaknya sudah sangat yakin bahwa identitas jenazah itu adalah Noor-
din. Ini karena berdasarkan sidik jari yang dikirim Polisi Diraja Malaysia, sudah cocok 100 persen, sehingga tidak ada keraguan. “Masak kita mau menentukan seseorang atas desakan dari pihak manapun, tidak itu, masak kita tidak profesional. Kita tidak ada kepentingan dengan siapapun yang menekan,” kata BHD. Sementara itu, kendati Polri sudah menyebut nama empat jenasah teroris hasil penggerebekan di Dukuh
PADA Rabu (16/9) sore sekitar pukul 17.30 lalu rumah Mbah Jahid dan istrinya Siti Sam’atun juga digerebek Densus 88 Polri. Rumah sederhana di kawasan Jl Taruma Negara III RT 3/RW 6 Dukuhan Banyuanyar Kelurahan/Kecamatan Banjarsari Solo itu diduga polisi sebagai persembunyian Urwah. Namun akhirnya polisi pulang dengan hasil nihil. Menurut Siti Sam’atun, ketika itu dirinya tengah tadarrus (membaca Al Qur’an) di teras rumah. Hal ini rutin ia lakukan khususnya selama ramadhan untuk menunggu waktu buka. Tiba-tiba, datang tiga mobil berhenti mendadak. Kemudian dari ketiga
u Ke Halaman 11 kolom 1
u Ke Halaman 11 kolom 1
Menyusup ke Sarang MILF di Mindanao, Filipina
Wawancara Sambil Diawasi 10 Orang Bersenjata Moro Islamic Liberation Front (MILF) sekarang ini masih menjadi organisasi paling “memusingkan” pemerintah Filipina. Mempunyai tak kurang dari 125 ribu tentara serta punya akademi militer sendiri (yang juga sering dipakai oleh kelompok Islam militan Indonesia), banyak daerah di Mindanao Selatan yang masih dalam penguasaannya. Wartawan koran ini Kardono Setyorakhmadi menyusup ke salah satu kamp MILF dengan segenap liku-likunya.
JPNN
BATAS TERAKHIR : (Kiri) Mustaga Aid Kabalu, (Kanan) batas terakhir check point tentara Filipina di Kamp Abu Bakar.
SAYA tak pernah membayangkan harus melalui rute sesulit ini untuk bertemu dan berwawancara dengan Mustafa Aid Kabalu,
orang nomor tiga MILF yang sekaligus juru bicara kelompok itu, di Cotabato City. Berjalan memasuki hutan yang penuh jebakan
dan sniper selama enam jam, disambung dengan penyeberangan kawasan rawarawa menggunakan pump boat selama empat jam. Wawancara saya kali ini juga dilakukan dengan penjagaan paling ketat di antara yang pernah saya alami. Betapa tidak, ketika saya mewawancarai dia, sedikitnya ada 10 orang bersenjata yang mengawasi wawancara tersebut. Dua penjaga berada di halaman rumah dan delapan lainnya bersiaga di samping kanan, kiri, serta depan luar rumah tersebut. Di sepanjang jalan selebar 3 meter di depan rumah di bagian utara Cotabato City tersebut, masih banyak anggota MILF lainnya. Mereka juga tinggal di rumah itu. Kata penunjuk jalan saya, rumah tersebut juga mempunyai jalan keluar tersembunyi. Kabalu bersikap hati-hati ketika
Online: http://www.pontianakpost.com/ *Mempawah, Sambas, Singkawang, Bengkayang Rp 2.500 *Landak, Sanggau, Sintang Rp 3.000 *Ketapang Rp 3.000 *Kapuas Hulu Rp 3.000
u Ke Halaman 8 kolom 3
Jawa Pos Group Media