Pontianak Post P E RT A MA DA N T E RUT A MA DI K AL I M A N T A N B A R A T
Selasa 21 Juli 2009 M / 28 Rajab 1430 H
Eceran Rp. 2.500
Nur Dibina Noordin sejak 2006 Buru Jaringan JI, Polisi Sisir Jateng
pihak keluarga menaburkan bunga untuk mengiringi pemakaman Evert. Istri Evert, Ratna, hanya terdiam di sisi peti yang siap dimasukkan ke liang lahat. Dia tidak berkata sepatah pun. Hanya air matanya yang terlihat menetes.
JAKARTA – Jika memang benar pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott adalah Nur Hasdi alias Nur Hasbi alias Nur Sahid, nama itu memang pernah didengar oleh beberapa anggota senior Jamaah Islamiyah (JI). ’’Saya memang sempat mendengar namanya. Tapi, belum pernah tahu aksi-aksinya. Tidak pernah terlihat di Afghanistan, juga tidak diketahui di Kamp Hudaibiyah, Filipina,” kata seorang anggota JI senior kepada Pontianak Post yang wanti-wanti agar namanya dirahasiakan. ”Saya juga ragu apakah Sahid juga terlibat di Poso maupun Ambon,’’ tambahnya. Soal Nur Sahid, polisi saat ini mengumpulkan informasi seputar sepak terjang pria 35 tahun itu. Bahkan, polisi kini mengubek-ubek beberapa wilayah di Jawa Tengah untuk menelusuri jejak jaringan JI di sana. Sumber di kepolisian yang menangani kasus teror bom Jakarta mengatakan, tim Densus 88 sebenarnya sempat
Ke Halaman 11 kolom 5
Ke Hal 8 kolom 5
Agus Wahyudi/Jawa Pos
DIMAKAMKAN: Ayah kandung Evert Mocodompis saat memberi penghormatan terakhir kepada anaknya di TPU Tanah Kusir Jakarta kemarin (20/7). Evert tewas saat terjadi bom di Hotel JW Marriott.
Keluarga-Rekan Lepas Jenazah Evert JAKARTA--Jenazah Evert Mokodompis, 33, korban ledakan bom di Hotel JW Marriott, kemarin dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Suasana haru mewarnai pemakaman tersebut. Kesedihan terlihat jelas di wajah seluruh anggota keluarganya.
Mereka tak menyangka bahwa Evert ikut menjadi korban ledakan pada Jumat lalu (17/7) saat bekerja. Sehari-hari Evert merupakan chef banquet di Hotel JW Marriott, Mega Kuningan. Jenazah Evert diangkut mobil ambulans dan dimasukkan dalam peti putih. Di atasnya bunga
TEROR
B
JAKARTA
warna putih menghiasi. Prosesi pemakaman berlangsung khidmat. Ratusan orang hadir. Mereka adalah keluarga dan rekan-rekan kerja Evert. Upacara pemakaman dipimpin Pendeta Sherli. Lagu-lagu rohani dilantunkan. Setelah pembacaan Alkitab, pendeta mempersilakan
Terorisme Bukan Tradisi Indonesia JAKARTA--Sebagai negara yang sangat toleran, Indonesia sama sekali tak mengenal aksi teror dan kekerasan. Kalaupun ada aksi terror, itu biasanya datang dari luar kawasan Indonesia. Baik itu dilakukan sendiri oleh warga negara asing maupun dengan menginfiltrasi pemikiran umat beragama di
Indonesia. ’’Jadi, tidak benar kalau ada kelompok domestik Indonesia yang berniat melakukan teror,’’kata Ketua Umum PB NU Hasyim Muzadi dalam doa bersama tokoh lintas agama untuk korban teror bom JW Marriott dan Ritz-Carlton di Bellagio MallAtrium, Mega Kuningan,
Jakarta, kemarin (20/7). Acara tersebut dihadiri wakil dari perwakilan umat Buddha, Hindu, Konferensi Wali Gereja Indonesia, dan Persekutuan Gereja Indonesia. Hadir pula Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ke Halaman 11 kolom 1
Polri Rilis Lima Identitas Jenazah
“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (An-Nisa’: 103)
11:51 15:15
17:55 19:08 04:26
Bearing/Pontianak Post
DUKUNG SEKOLAH: Suporter memberikan dukungan tim basket sekolahnya saat bertanding.
Petrus, SMAN 1 & Muhammadiyah Saling Kerahkan Suporter Hari ini, Laga Tim Cewek - Cowok PONTIANAK--Hari ini, Selasa (21/7) GOR Pangsuma Pontianak dipastikan tumpah ruah dengan kehadiran para supor-
ter. Tiga sekolah yang akan berlaga hari ini, masing-masing SMA Petrus, SMAN 1 Pontianak dan SMA Muhammadiyah dipastikan akan menurunkan seluruh dukungan untuk memberi semangat timnya bertanding. Ke Halaman 11 kolom 5
JAKARTA – Pekerjaan tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri masih belum rampung. Hingga kemarin (20/7), tim DVI baru mengungkap identitas lima korban ledakan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton. Itu berarti masih ada empat korban tewas yang identitasnya belum dikenali. ’’Empat korban tersebut masih terus diidentifikasi oleh tim DVI,’’ kata Wakadiv Humas Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak di media center Bellagio Mall, Mega Kuningan.Yang terbaru diketahui identitasnya adalah warga negara Australia, yakni Craig Senger dan Nathan Verity.
Tiga korban yang lebih dulu diketahui identitasnya adalah Presdir PT Holcim Indonesia Timothy D. Mackay (Selandia Baru), Garth Rupert John McEvoy (Australia), dan seorang warga Indonesia, Evert Mokodompis. Selain itu, masih ada 13 korban luka yang dirawat di tiga rumah sakit. Yakni, RS Jakarta (4), RS Pusat Pertamina (1), dan RS MMC (8). Sulistyo enggan berspekulasi tentang identitas empat jenazah yang masih tersisa tersebut. ’’Bisa saja korban, tapi bisa juga yang diduga menjadi pelaku (peledakan),’’ ujar jenderal berbintang Ke Halaman 11 kolom 1
Mereka yang Lolos dari Maut Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton
Gendang Telinga Pecah, Takut Nonton Televisi Ledakan bom pada Jumat (17/7) juga menimbulkan trauma bagi Wahidul Qohar serta Andri Tirta Marfadi, dua pegawai Hotel JW Marriott. Bahkan, Andri takut menonton berita di televisi.
ANGGIT SATRIYO, TITIK A, Jakarta WAHIDUL Qohar akhirnya merasakan sendiri ledakan bom di Hotel JW Marriott, tempat dirinya bekerja. Selama ini, pria yang bekerja di hotel berbintang lima sejak 2005 tersebut hanya mendengar ceritacerita tentang ganasnya bom yang meledak di Marriott pada Agustus 2003 silam. ’’Sangat ngeri cerita waktu itu,’’ kata pria 34 tahun yang dirawat di RS Jakarta
Anggit Satriyo/Jawa Pos
SELAMAT: Wahidul Qohar saat meninggalkan RS Jakarta.
tersebut. Jumat pagi (17/7) itu, Wahid bertugas seperti biasa. Yakni, menerima sambil membukakan pintu bagi tamu hotel. Saat ledakan terjadi, dirinya tengah fokus pada pekerjaannya tersebut. ’’Saya hanya memperhatikan tamu yang masuk. Hanya fokus ke sana,’’ ungkapnya. Pusat ledakan berjarak sekitar 15 meter dari posisinya berdiri. ’’Blar... yang terlihat saat itu hanya asap putih,’’ ujarnya. Setelah itu, Wahid ambruk dan tak sadar diri. Dia baru sadar saat berada di rumah sakit. Begitu tersadar, Wahid merasakan sakit yang amat sangat pada kedua telinga dan nyeri pada punggung. Dia tidak tahu siapa yang menyelamatkan jiwanya pada pagi malang tersebut. ’’Gara-gara ledakan itu, telinga saya sakit. Bahkan, setelah kejadian tersebut, telinga saya juga kemasukan pasir. Untungnya saya pakai headset,’’ ungkapnya. Wahid sangat yakin dirinya bisa selamat karena doa kedua orang tuanya. Sebab, dia memang sangat dekat dengan bapak-ibunya. ’’Doa orang tua memang selalu
Online: http://www.pontianakpost.com/ *Mempawah, Sambas, Singkawang, Bengkayang Rp 2.500 *Landak, Sanggau, Sintang Rp 3.000 *Ketapang Rp 3.000 *Kapuas Hulu Rp 3.000
Ke Halaman 8 kolom 5
Jawa Pos Group Media