Selengkapnya Baca Hal 16-17
Pontianak Post
Sabtu 31 Oktober 2009 M / 12 Dzulqaidah 1430 H
pertama dan terutama di kalimantan barat
Eceran Rp. 2.500
DIRAWAT: Chia Siu Moi, ibu korban saat terbaring di rumah sakit ZULKARNAEN FAUZI/ PONTIANAK POST
Hi-Chia Ratapi Kematian Anak SINGKAWANG-Kematian Wendi (3) dan Hendri (2 bulan) yang terpanggang saat peristiwa kebakaran, Rabu (28/10) malam di Jalan GM Situt, Kota Singkawang menyisakan kepiluan dari pihak keluarga. Terutama bagi kedua orang tua korban Hi Cim Ciong (29) dan Chia Siu Moi (23) yang masih meratapi kepergian anak tercinta mereka. Kamis (29/10) sang ibu, Chia Siu Moi masih terbaring lemas tak berdaya di kamar nomor 11 ruangan Santo Lukas Rumah Sakit Vincentius Singkawang. Sementara ayah korban, Hi Cim Ciong berada di rumah abangnya, Hi Sau
11.28
14.48 17.32
Kebakaran Terus Mengancam Air Harus Jadi Perhatian
TERKENANG :
Masih Terguncang, Polisi Belum Bisa Ambil Keterangan Min (41) di Jalan Pelangi. Luka bakar yang dialami oleh Chia Siau Moi terlihat serius. Kedua kakinya dibalut dengan perban putih. Belum bisa digerakkan. Tangannya menggantung infus. Ia belum bisa diajak berbicara. Keluarganya, yang menunggu saat itu, yakni A Ngo (49) dan istri dan anaknya A Suan (23), memberikan kesempatan kepada wartawan dan kepolisian masuk ke ruangan melihat kondisi Chia Siu Moi. Mata Chia memang terbuka. Namun mulutnya tak mampu berbicara. Kendati demikian, mimik wajah ibu muda asal Kabupaten Bengkayang itu berubah. Ini
Hendri di dalam pelukan kerabatnya ketika masih hidup. (bawah) Tulang belulang salah satu korban yang tewas terpanggang.
SERENTETAN peristiwa kebakaran melanda Kota Singkawang tahun 2009 ini. Tak hanya lahan perkebunan saja. Rumah penduduk dan orang pun jadi korban. Ketika si jago merah mengamuk, tak semuanya mudah dipadamkan. Kekurangan sumber air kerap menjadi permasalahan.
ZULKARNAEN FAUZI/PONTIANAK POST
Ody & Zul SINGKAWANG
SEDIKITNYA sudah sepuluh kali peristiwa kebakaran rumah penduduk
u Ke Halaman 8 kolom 5
TKI Dua Warga Kalbar Tewas di Malaysia
u Ke Halaman 11 kolom 1
Sumbangan untuk program Solidaritas Gempa Sumatera mulai Sabtu (31/10) ditutup. Terimakasih atas partisipasi dan kepercayaan para pembaca dalam program ini. Rencananya, hasil bantuan dari pembaca dan dermawan akan dibangunkan sebuah sekolah di Padang Pariaman Sumatera Barat, semoga bermanfaat.
Pontianak Post Sumbangan Kamis (29/10) Sumbangan Jumat (30/10)
Rp 235,654,000
1. bu-bu Pengajian Annisa Komp.pondok pangeran I & II Siantan Hulu Rp Jumlah Total
500,000
Rp 500,000 Rp 236,154,000 u Ke Halaman 11 kolom 5
u Ke Halaman 8 kolom 1
Kapolri Perintah Sita Rekaman
18.43 04.05
DERITA Tenaga Kerja Indonesia di negeri jiran belum berakhir. Kini giliran dua warga Kalbar tewas setelah disiksa preman tempatan (samseng) Malaysia, Rabu (28/10). Mereka adalah Yohanes Supomo (35)
menimpa warga Kota Singkawang, hingga akhir Oktober 2009 ini. Tapi, bila digabungkan dengan kebakaran lahan, sudah mencapai dua puluh kali. Data yang dihimpun Pontianak Post mengabarkan, peristiwa kebakaran rumah dan lahan itu telah merenggut tiga nyawa. Satu nyawa tak tertolong ketika lahan di Wonosari terbakar. Seorang kakek tua tewas terbakar. Sedangkan, kebakaran yang menimpa rumah atau ruko korbannya dua orang. Yakni, yang terjadi, Rabu (28/10) di Jalan GM Situt Kecamatan Singkawang Barat Kota Singkawang. Sementara akibat amuk api hingga
Bibit-Chandra Dipindah ke Rutan Brimob
Penyelundupan Timah Hitam Asal Ketapang Digagalkan PONTIANAK – Penyelundupan timah hitam asal Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat menuju ke BatamSingapura berhasil digagalkan. Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut menangkap kapal motor (KM Belut) bermuatan 338 karung timah hitam di perairan Selat Karimata, Rabu (28/10) sekitar pukul 16.30 wib dan menggiringnya ke Pangkalan Laut TNI AL Pontianak, Jumat (30/10). Penangkapan bermula, saat patroli KRI Todak 803 mendeteksi KM Belut melalui radar
Ditangkap di Selat Karimata, Tujuan BatamSingapura
u Ke Halaman 11 kolom 5
TIMAH HITAM: Timah hitam dalam karung yang ditemukan di lambung KM Belut oleh TNI AL. HENDY/PONTIANAK POST
JAKARTA – Diserang kanan-kiri, polisi tetap kukuh. Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) bahkan menegaskan bahwa korps baju cokelat itu tak akan mundur sedikit pun dalam proses hukum Bibit Samad Riyanto dan Chandra M. Hamzah. ’’Kami sama sekali tidak takut, tidak panik,’’ ujar Bambang saat konferensi pers di ruang Rupatama Mabes Polri kemarin sore (31/10). Jumpa pers itu dihelat selang sejam setelah Presiden SBY memanggil Kapolri dan jaksa agung ke Kantor Presiden. SBY memerintah Bambang untuk berbicara kepada media soal penahanan Bibit dan Chandra. Pulang dari istana, Bambang langsung meminta agar wartawan yang menunggu sejak pagi berkumpul. ’’Tolong, dalam berita sekarang, ada kesan polisi disudutkan. Tolong jangan buat bingung masyarakat. Jangan tahu tapi tidak mau tahu, peduli tapi tidak mau peduli,’’ ujarnya. Orang nomor satu di kepolisian tersebut didampingi Ketua Tim Penyidikan Irjen Dikdik
Mulyana Arief, Kadivhumas Irjen Nanan Soekarna, dan beberapa pejabat Mabes Polri. Secara umum, Bambang hanya mengulang penjelasan Kadivhumas dan Wakabareskrim pada Kamis lalu. Yakni, soal alasan penahanan dan alur proses kasus sejak laporan Antasari Azhar sampai akhirnya dua pimpinan KPK nonaktif itu ditahan. ’’Alasan subjektif ditahan, antara lain, melakukan diskusi publik melalui media u Ke Halaman 11 kolom 1
Sisi Lain Kehidupan Para Mantan Tokoh Jamaah Islamiyah
Laris Jadi Dai dan Kerap Diundang di Acara Bedah Buku Tujuh tahun lalu, Abu Rusdan ditangkap Densus 88 Mabes Polri di Desa Gribig, Kecamatan Gebog, Kudus. Selama tiga tahun dia mendekam di tahanan. Kini, empat tahun su-
Online: http://www.pontianakpost.com/
dah dia menikmati kebebasan. Mengapa dia tak lagi mau ditanya soal Jamaah Islamiyah? M. Kharis-Edy Purnomo, Kudus
Nama aslinya Thoriquddin, tapi biasa disapa Abu Rusdan. Namanya sempat masuk daftar orang yang diburu Densus 88 karena tergolong salah seorang petinggi Jamaah
Islamiyah (JI). Ketika ditangkap pada 2002, dia dianggap melindungi pelaku bom Bali I. Setelah menjalani u Ke Hal 11 kol 1
*Mempawah, Sambas, Singkawang, Bengkayang Rp 2.500 *Landak, Sanggau, Sintang Rp 3.000 *Ketapang Rp 3.000 *Kapuas Hulu Rp 3.000
Abu 8Rusdan u Ke Halaman kolom 2
Jawa Pos Group Media