rata 8,76 kuntum/tanaman, tetapi menurunkan pertumbuhan tinggi tanaman 40,3 atau 13,61 cm pada lima minggu setelah tanam. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, pengabutan, pemberian pupuk cair (formula Cipanas A1), penyiangan gulma, dan pengendalian hama penyakit. Penyiraman dilakukan secara manual setiap hari sekali sebanyak 300 ml/ pot. Untuk mempertahankan kelembapan tanaman dan mencegah serangan penyakit embun tepung, dilakukan pengabutan 3 jam sekali pada siang hari setiap hari. Pengabutan bertujuan untuk membersihkan daun dan menjaga kesehatan tanaman. Pengabutan adalah memberi tetesan air yang dipercikkan melalui nozzle pengabut. Pemberian pupuk cair formula Cipanas A1 sekali seminggu dengan dosis 300 ml/pot sudah cukup untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik. Produksi total bunga dengan pemberian formula hara Cipanas A1 lebih tinggi (71,2 kuntum/petak) dibandingkan dengan Cipanas A2 (Tabel 1).
Tabel 1. Rata-rata produksi total bunga pada percobaan formula hara dan komposisi media tanam pada mawar pot (Rosa sinensis Hort), Cipanas, Cianjur, 2004. Produksi total bunga (kuntum/petak)
Perlakuan Formula hara (N) Cipanas A1 Cipanas A2 Media tanam Kompos daun bambu Kompos daun bambu Kompos daun bambu Kompos daun bambu Sekam bakar + mos
71,2 64,4 + mos + sekam segar (1:1:1) + mos + sekam segar (1:2:1) + mos + sekam segar (1:3:1) + sekam bakar (1:1) (1:4)
Gulma yang tumbuh dicabut dan dibuang. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan pestisida berbahan aktif abamektin 80%, deltametrin 25 g/l, atau prefonofos 500 g/l seminggu sekali sebanyak 0,5 ml/l secara berselang-seling (Rahayu Tejasarwana).
68,4 61,1 66,6 66,7 78,0
Informasi lebih lanjut hubungi: Balai Penelitian Tanaman Hias Jalan Raya Ciherang, Kotak Pos 8 SDL, Segunung Pacet, Cianjur 43252 Telepon : (0263) 517056, 514138 Faksimile : (0263) 514138 E-mail : balithi@litbang.deptan.go.id
Kemanjuran Pestisida Nabati OrgaNeem Mendukung Go Organic Indonesia Pestisida nabati yang ramah lingkungan dan efektif mengendalikan OPT berperan penting dalam mendukung program Go Organic Indonesia yang dicanangkan Kementerian Pertanian pada 2010. Salah satu pestisida nabati yang terbukti manjur adalah OrgaNeem. Pestisida nabati relatif murah dan aman bagi lingkungan, tidak menyebabkan keracunan pada tanaman, sulit menimbulkan kekebalan pada hama, kompatibel dengan cara pengendalian yang lain, dan menghasilkan produk pertanian yang sehat dan bebas residu pestisida kimia.
O
rgaNeem dibuat dari ekstrak biji mimba (Azadirachta indica A. Juss). Ekstraksi dilakukan dengan melarutkan serbuk biji mimba dalam pelarut organik. Hasil ekstraksi berupa cairan berwarna kuning dengan kandungan bahan aktif azadirakhtin 0,8-1,2%. Selain OrgaNeem, di Indonesia terdapat beberapa produk pestisida berbahan aktif azadirakhtin, yaitu
10
Nospoil 8EC (azadirakhtin 8 g/l), Natural 9WSC (azadirakhtin 9 g/l), dan Nimbo 0,6AS (azadirakhtin 0,6 g/l). Namun, ketiga produk tersebut jumlahnya terbatas dan sulit diperoleh, selain masa izin edarnya telah habis. Mekanisme OrgaNeem dalam mengendalikan hama terjadi melalui beberapa cara, yaitu: (1) merusak perkembangan telur, larva, dan
pupa; (2) menghambat pergantian kulit; (3) mengganggu komunikasi serangga; (4) berfungsi sebagai penolak makan; (5) menghambat reproduksi serangga betina; (6) mengurangi nafsu makan; (7) memblokir kemampuan makan serangga; dan (8) mengusir serangga. Selain sebagai pestisida nabati, OrgaNeem berfungsi pula sebagai larvisida atau ovisida. Kemanjuran
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian