1 minute read

Meningkatkan Produktivitas Sapi Perah

Bersama Industri Susu

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia baru mencapai 16,27 kg per kapita per tahun, atau di bawah rata-rata negara-negara di Asia Tenggara. Sementara itu, pada tahun 2022, kebutuhan susu mencapai 4,4 juta ton, namun produksi susu segar kita baru mencapai 968.980 ton. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi hal tersebut seperti kecilnya skala kepemilikan sapi, lahan terbatas, mahalnya biaya pembesaran, kurangnya pemahaman terhadap good dairy farming practices, mandeknya regenerasi peternak karena rendahnya minat anak muda (usia rata-rata peternak sapi perah Indonesia adalah 56 tahun), serta deraan penyakit kuku dan mulut (PMK) yang pernah menjangkiti lebih dari 538 ribu ternak di 17 provinsi pada tahun lalu, di mana 72 ribu ekor adalah sapi perah.

Advertisement

“Rendahnya minat anak muda ini sudah semestinya menjadi pengingat kita bersama. Untuk itu, program “Young Progressive Farmer Academy” menjadi penting sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas peternakan sapi perah di Indonesia. Program yang dihelat PT Frisian Flag Indonesia (FFI) ini mendapat apresiasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin). “Melalui program ini, para peternak muda dapat berperan untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri. Sebab, saat ini pasokan bahan baku susu dalam negeri baru tersedia 20%,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu

Juli Ardika di Jakarta.

Program "Young Progressive Farmer Academy” adalah salah satu inisiatif

Frisian Flag Indonesia untuk mendorong minat anak muda menjadi peternak dan meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah di Indonesia melalui pengembangan kapasitas. Program tersebut juga bertujuan untuk mencari peternak muda yang berpikiran progresif dalam mengembangkan peternakan sapi perah yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan mereka, tetapi juga berkelanjutan atau ramah lingkungan. “Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera, dan selaras dengan lingkungan,” pungkasnya. Fri-35

This article is from: