the_ics : Message: Kritik terhadap Seyers
1 of 3
Sign Out
Hi, Ahmad
http://groups.yahoo.com/group/the_ics/message/5154?threaded=1&l=1
Help
Yahoo!
Trending: Megan Fox
Search
Web Search
Not Found
Start a Group | My Groups
lempoxe — lempoxe@yahoo.com | Group Moderator - Edit Membership
the_ics — Indonesian CyberLibrary Society Messages
Home Messages
Message #
Messages Help
Go Search:
Search
Advanced
Start Topic
Pending Spam?
[Delete]
Post
Kritik terhadap Seyers Reply | Delete
Message List Message #5154 of 24534 < Prev | Next >
Files Photos
Kritik (pedas) terhadap Sayers dan para pengikutnya.
Links Database Polls Members Pending Calendar Invite
Berwick Sayers (1926) pernah menulis bahwa sebuah skema klasifikasi sesungguhnya adalah sebuah peta pengetahuan ... Skema klasifikasi umum, dengan demikian, adalah sebuah peta semesta-dalam dan semesta-luar dari pikiran manusia; skema ini mencakup segala sesuatu yang bisa kita ketahui, sudah kita ketahui, dan akan kita ketahui. Dalam pandangan Sayers, di dunia ini suatu saat akan ada SATU pengetahuan dan SATU kebenaran yang total dan menyeluruh, dan ini semua akan terwakili oleh SATU sistem klasifikasi umum. "Pengikut" Sayers di jaman modern adalah B.C. Brooke (1980) yang percaya bahwa kita bisa membuat sebuah "peta objektif yang mencakup semua sisi-pandang terhadap satu hal yang sama".
Fri Jul 20, 2001 6:38 am Show Message Option
putu_pendit@yahoo.com putu_pendit@yahoo.com Send Email Ban Author
Management Groups Labs (Beta) Applications
Info
Settings
Group Information Members: 705 Category: Teaching and Research Founded: Oct 5, 1999 Language: English
Yahoo! Groups Tips Did you know... Discover ways to improve your group. Check out Moderator Central.
Best of Y! Groups Check them out and nominate your group.
Ada beberapa kalangan pustakawan yang berpendapat bahwa kitab berisi skema klasifikasi tertentu adalah "kitab suci" tentang pengetahuan dan kebenaran, dan karenanya mereka menggunakan kitab tersebut sebagai acuan dalam bekerja. Sebagian pustakawan kemudian menganggap bahwa dengan memakai sistem klasifikasi tertentu, maka selesailah semua persoalan di dunia profesional mereka, atau setidaknya selesailah "persoalan pokok" dunia perpustakaan. Mempraktekkan klasifikasi, bagi mereka, adalah segalanya dan kalau tidak bisa menggunakan kitab klasifikasi tertentu, adalah ketidak-profesionalan. Maka lancar mengalir dari mulut sebagian pustakawan, "Klasifikasi adalah jatidiri kepustakawanan." Klasifikasi, tentu saja, adalah cara terbaik bagi manusia untuk membuat pikirannya teratur. Tetapi betulkah akan ada sebuah skema klasifikasi yang paling tepat? Betulkah bahwa pikiran manusia harus selalu teratur? Betulkah pikiran manusia harus diatur oleh sebuah skema yang definitif dan telah ditetapkan sebelumnya? Betulkah persoalan perpustakaan terletak pada "mengatur pengetahuan"? Betulkah bahwa "ketertiban klasifikasi" merupakan kunci bagi efisiensi dan efektifitas sistem perpustakaan? Dalam banyak argumentasi, sering dikatakan bahwa hidup yang teratur dan tertib akan menimbulkan kedamaian. Kedengarannya memang demikian, sampai kemudian kita menyingkap bahwa di balik kata "teratur dan tertib" seringkali tersembunyi kata "patuh dan dungu". Keteraturan diputarbalik menjadi "mengikuti aturan yang ditetapkan sebelumnya". Ketertiban dijungkirbalik menjadi "ikut yang di depan, jangan banyak tanya!" Penggunaan sistem klasifikasi, dan pelatihan atau pendidikan untuk menggunakan sistem itu, banyak berisi unsur patuh (tetapi mungkin terlalu jauh kalau juga dikatakan berisi unsur dungu). Intinya adalah: pelajari kitab X, perhatikan tata-tertibnya, prosedurnya, petunjuk-pelaksanaannya, serinci-rincinya. Lalu terapkan, terapkan, terapkan. Pertanyaan? Apa yang perlu ditanyakan, kalau kitab itu sudah mengklasifikasikan semua pengetahuan di dunia ini. Tidak ada pertanyaan, kecuali Anda betul-betul dungu. Kemudian masuklah (atau keluarlah, tergantung di mana Anda berdiri) sang lulusan sekolah perpustakaan ke dunia nyata. Apakah dunia nyata adalah sesuatu yang teratur dan tertib dan damai? Ketika Hitler berkuasa, dia berusaha menciptakan Jerman yang teratur dan tertib. Tetapi damai kah? Silakan jawab sendiri. Dunia nyata, dan dunia pengetahuan manusia, sama sekali tidak teratur dan tidak tertib. Dunia ilmu pengetahuan pun, walaupun sering disebut sebagai "disiplin ilmu", tidak sama sekali berarti "disiplin" dalam pengertian teratur dan tertib seperti tentara berbaris. Coba lah melangkah dengan cara berbeda di barisan tentara, pasti Anda
1/9/2012 2:08 PM
the_ics : Message: Kritik terhadap Seyers
2 of 3
http://groups.yahoo.com/group/the_ics/message/5154?threaded=1&l=1
ditendang oleh komandannya; guru dan ilmuan yang baik tidak akan menendang murid atau pengikutnya yang "nyeleneh", kecuali guru dan ilmuan itu menganggap dirinya letnan dua infanteri yang sedang menghadapi peperangan. Bagi banyak pustakawan dan pendidik pustakawan, belajar dan menerapkan sistem klasifikasi adalah latihan dan kegiatan militer. Padahal, setelah selesai pendidikan dan sewaktu bekerja, dunia bergerak seperti terbangnya kupu-kupu: penuh variasi, menclok-sana menclok-sini di antara bunga-bunga. Pernah kah Anda menikmati keindahan terbang kupu-kupu? (Catatan samping: sungguh kejam mereka yang menciptakan istilah "kupu-kupu malam"). Terlebih-lebih lagi, "pengetahuan" (ya, pengetahuan seperti dalam "knowledge management"), melekat pada manusia. Dan intrinsik dalam diri manusia adalah keunikan. Mana ada dua manusia dengan sidik jari serupa-sebangun. Menyeragamkan umat manusia, membuatnya berbaris dengan satu langkah, adalah upaya sia-sia, kecuali untuk kebutuhan sesaat (seperti berbaris itu tadi, kalau sudah bubar ya tidak perlu masing-masing menyamakan langkah, kan?). Kebutuhan sesaat itu pun kini sudah semakin langka, dan mungkin hanya pihak militer yang paling memerlukannya saat ini, apalagi kalau sedang banyak demonstrasi. Jadi apakah ketidak-teraturan yang kita perlukan? Tidak usah negatif begitu. Lawan dari "teratur dan tertib" tidak selalu "kacau dan berantakan". Yang kita perlukan adalah pengakuan bahwa dunia ini selalu multi-realita, sementara manusia juga multi-interpretasi. Kita harus menolak paham Sayers dan Brooke. Tidak mungkin ada SATU pengetahuan yang bisa dikelas-kelas dalam SATU sistem klasifikasi. Akan ada multi-pengetahuan tentang sesuatu. Bahkan terhadap satu pengetahuan tentang satu hal , akan ada multi-interpretasi tentangnya. Juga tidak ada kemutlakan bahwa sistem klasifikasi bisa membuat sistem perpustakaan efektif-efisien. Sistem klasifikasi sebenarnya tidak menentukan apa-apa, kecuali membuat interpretasi menjadi mono, satu, tunggal (silakan tambahkan "azas" setelah kata yang terakhir, dan Anda pasti tahu maksud saya). Para pemakai sistem klasifikasi itu berlindung di balik kata "teratur dan tertib", padahal yang terjadi adalah "otoriter dan totaliter". Bayangkan, si Badu masuk perpustakaan dan dia lihat nomor di punggung buku, dia baca tajuk subjek "bla-bla-bla", dan dia harus percaya bahwa itulah "kebenaran". Dia tidak mungkin bisa berpikir "bli-bli-bli" tentang buku itu, karena nomornya dan subjeknya sudah "bla-bla-bla", dan itu sudah ditetapkan sebagai "kebenaran" oleh sebuah kitab X yang dipakai (dan dibela mati-matian) oleh sang pustakawan. Argumentasi tradisionalnya: "Mana mungkin sang pustakawan tidak benar, kalau ia telah secara benar mengikuti buku klasifikasi X yang adalah buku yang benar?" (Coba ganti kata "benar" dengan "patuh", maka maknanya sama saja). Para pustakawan juga semakin otoriter dan totaliter ketika mereka menolak menerapkan sistem klasifikasi dunia nyata di sekelilingnya, dan hanya mau mengklasifikasi buku. Jadi, sudah kitab acuannya otoriter dan totaliter (semua kelas dan istilah sudah ditetapkan sebelumnya nun di negara yang jauh di sana, tidak ada pertanyaan yang bisa diajukan tentangnya), pustakawan pun hanya mau memakainya untuk buku di perpustakaannya (yang tentu saja adalah merupakan sebentuk "kebenaran" menurut penulis bukunya). Pustakawan sangat memihak, sangat tidak demokratis. Tambahan lagi, jika buku yang masuk ke perpustakaan sudah pula ditetapkan oleh "aturan-aturan yang benar", sudah disensor agar tidak "mengandung unsur-unsur subversif", sudah dipilih menurut "kaidah yang baku dan terkontrol", maka lengkaplah sudah otoritariansime dan totalitarianisme pustakawan. Sikap otoriter dan totaliter ini dilembagakan dalam sebuah kalimat "katalogisasi dan klasifikasi adalah inti dari kepustakawanan". Users be damned, readers be damned ... Untunglah, totalitarianisme itu tidak bisa apa-apa ketika berhadapan dengan umat manusia yang berakal-berbudi dan yang pada dasarnya lebih mencintai keunikan-keberagaman katimbang keseragaman. Sejarah akhirnya membuktikan, kepustakawanan yang berazas-tunggal dan totaliter itu ditinggalkan. Sebagai bukti bahwa umat manusia itu berbudi, mereka meninggalkan kepustakawanan azas-tunggal tanpa mencaci-maki. Tanpa perasaan dengki. Tanpa cemooh. Mereka cukup bersikap tidak peduli terhadap keberadaan perpustakaan azas-tunggal yang tidak sensitif kepada lingkungannya itu. Di Indonesia, kita bisa melihat sikap itu dengan sangat nyata: ribuan perpustakaan tidak dipandang sebelah mata, kecuali oleh pustakawannya sendiri (yang memelototi perpustakaannya dengan kedua mata). Rakyat Indonesia sedang mengatakan dengan jelas, "Selamat tinggal perpustakaan azas-tunggal buta-lingkungan!" (Sebagai ilustrasi, silakan mendengarkan lagu lama Elton John, Goodbye Yellow Brickroad).
1/9/2012 2:08 PM
the_ics : Message: Kritik terhadap Seyers
3 of 3
Reply
http://groups.yahoo.com/group/the_ics/message/5154?threaded=1&l=1
Delete
Message #5154 of 24534 < Prev | Next >
Expand Messages
Kritik terhadap Seyers Kritik (pedas) terhadap Sayers dan para pengikutnya. Berwick Sayers (1926) pernah menulis bahwa sebuah skema klasifikasi sesungguhnya adalah sebuah peta... Re: Kritik terhadap Seyers Membaca tulisan pak Putu dengan subjek diatas, mungkin menyenangkan, tapi mungkin juga sekaligus membingungkan. Dan mungkin, itu sebabnya posting itu kurang...
Author
Sort by Date
putu_pendit@yahoo.com
Jul 20, 2001 6:39 am
Minan Mas'oed minan_m@hotmail.com
Sep 6, 2001 2:22 am
< Prev Topic | Next Topic > Message #
Go Search:
Search
Advanced
Start Topic
SPONSOR RESULTS
Search Engine White Paper searchtechnologies.com/white-papers - Advice, ideas and inspiration from the experts in the search space
Library Automation www.surpasssoftware.com - Affordable and powerful automation for single or multi-site libraries
Project Management DoTellAll.com/Project-Management - Browse Listings For Project Management. Get Reliable Advice Near You!
Copyright Š 2012 Yahoo! Inc. All rights reserved. Privacy Policy - Terms of Service - Copyright Policy - Guidelines NEW - Help
1/9/2012 2:08 PM