Teknologi, Minat Baca, Kultur Teks

Page 1

the_ics : Message: Teknologi, Minat Baca, Kultur Teks

1 of 2

Hi, lempoxe

Sign Out

Help

http://groups.yahoo.com/group/the_ics/message/13331

Yahoo!

Trending: Khloe Kardashian

Mail

Search

Web Search

Not Found

Start a Group | My Groups

lempoxe — lempoxe@yahoo.com | Group Moderator - Edit Membership

the_ics — Indonesian CyberLibrary Society Messages

Home Messages

Message #

Messages Help

Go Search:

Search

Advanced

Start Topic

Pending Spam?

[Delete]

Post

Teknologi, Minat Baca, Kultur Teks Reply | Delete

Message List Message #13331 of 24550 < Prev | Next >

Files Photos

Rekan-rekan,

Links Database Polls Members Pending Calendar Invite

Sangat mudah bagi kita semua untuk melupakan bahwa "buku" adalah teknologi informasi juga. Kalau bicara teknologi, kita sering terpaku pada "komputer". Seringpula kita sulit mengaitkan antara "buku" dan "komputer", apalagi antara "membaca" dan "komputer". Akibat kealpaan yang meluas ini, kita bahkan sering mempertentangkan keduanya. Misalnya, kita sering mengatakan bahwa "ah, jangan bicara komputer dulu, lah... kita masih repot dengan persoalan kurangnya minat baca!"

Sun Aug 22, 2004 4:14 pm Show Message Option

"putu_pendit" <putu_pendit@yahoo.com> putu_pendit Offline Send Email Remove Author | Ban Author

Seolah-olah persoalan "minat baca" tidak ada kaitannya dengan "komputerisasi"!

Management Groups Labs (Beta) Applications

Info

Settings

Group Information Members: 705 Category: Teaching and Research Founded: Oct 5, 1999 Language: English

Yahoo! Groups Tips Did you know... It's your group. Make it marvelous. Check out Moderator Central.

Best of Y! Groups Check them out and nominate your group.

Padahal keduanya sangat erat berkaitan. Teknologi komputer dan "teknologi buku" dibangun di atas dasar mentalitas yang sama, yaitu kemampuan mengolah teks untuk kepentingan kehidupan yang lebih luas. Komputer dan buku berbasis pola pikir dan logika yang sama, yaitu logika tulis-menulis. Anda boleh membantah, mengatakan bahwa komputer jaman sekarang juga mengolah gambar dan video. Tetapi, bicara lah ke orang-orang komputer, maka niscaya Anda akhirnya sadar, bahwa teknologi "audio visual" itu ternyata bekerja berdasarkan script program yang sebenarnya adalah teks!! Komputerisasi tidak bakal ada, jika tidak ada tabiat dan pola pikir tekstual. Maka dari segi ini, pembicaraan mengenai komputer dan minat baca sebenarnya adalah pembicaraan yang sama, yaitu pembicaraan tentang kultur berbasis teks. Kalau kita bicara tentang penerapan komputer di perpustakaan, maka pada dasarnya kita bicara tentang kultur membaca teks juga. Cara kita memanfaatkan komputer bergantung kepada pandangan kita tentang teks dan kegunaan teks dalam kehidupan manusia. Seorang "teknolog", terutama teknolog komputer, seharusnya tahu ini. Setiap kali seorang teknolog mengembangkan aplikasi komputer di sebuah perpustakaan, seharusnya dia menyadari bahwa perpustakaan adalah institusi teks yang sudah lebih dahulu ada. Perpustakaan adalah institusi teks yang menjadi pondasi bagi teknologi komputer. Sebaliknya, Pustakawan, sebagai pengelola institusi teks ini, juga seharusnya LEBIH TAHU tentang kultur tekstual ini, mengingat pekerjaan sehari-harinya seharusnya berurusan dengan teks. Jika saat ini kedua pihak, "teknolog" di satu sisi dan "pustakawan" di sisi lain, tidak dapat berkomunikasi dengan baik, maka sebenarnya itu adalah keadaan yang tidak wajar. Bagaimana mungkin dua orang yang berbasis kultur sama tidak dapat berkomunikasi dengan baik??? Mustahil. Maka, kemungkinan yang terjadi adalah: keduanya tidak berbasis kultur tekstual. Dapat diduga, baik "teknolog" maupun "pustakawan" berkembang pada kultur non-tekstual. Mungkin saja, mereka punya kemampuan teknis yang luar biasa tinggi di bidangnya masing-masing. Tetapi keduanya tidak punya kebudayaan tekstual. Keduanya berbicara di level teknis, dengan memakai jargonnya masing-masing, tetapi tidak punya persamaan rujukan ke sebuah kebudayaan bersama. Kalaupun mereka bertemu dan bercakap-cakap, maka salah satunya harus mengalah. Atau si "teknolog" mengalah dengan mencoba berpikir seperti pustakawan, atau sebaliknya. Yang sering terjadi di Indonesia adalah yang terakhir: pustakawan bersusah-payah mengubah dirinya menjadi "teknolog komputer". Di dalam pekerjaan, metamorfosa pustakawan --> teknolog ini mendapat dukungan sosial. Artinya, seorang pustakawan yang "bisa komputer"

1/13/2012 11:19 AM


the_ics : Message: Teknologi, Minat Baca, Kultur Teks

2 of 2

http://groups.yahoo.com/group/the_ics/message/13331

akan dipandang lebih tinggi daripada yang tidak bisa. Ada sisi positif dan ada sisi negatif. Sisi positifnya, seorang pustakawan yang "bisa komputer" akan mendapat posisi yang baik di pekerjaannya. Sisi negatifnya, pustakawan yang "tidak bisa komputer" bersikap defensif dan berlindung di balik perisai "profesi". Mereka ngotot bahwa "sekarang ini masih banyak persoalan lain, selain komputerisasi". Mereka biasanya menggunakan fakta tentang "minat baca" sebagai justifikasi. Konon, karena Indonesia masih mengalami persoalan dengan "minat baca", maka tugas pustakawan yang sesungguhnya adalah mengembangkan minat baca, bukan komputerisasi. Ada asumsi yang agak melenceng, ketika seorang pustakawan menghindari komputerisasi dengan alasan "saya kan sibuk mengembangkan minat baca". Asumsi yang melenceng itu adalah: komputerisasi disangka tidak berkaitan dengan membaca. Padahal, sebagaimana saya uraikan sekilas di atas, keduanya berkaitan. Komputerisasi adalah membaca. Membaca adalah komputerisasi. Siapa yang dapat mematahkan keterkaitan itu? Jika seorang pustakawan di Indonesia mengklaim bahwa dirinya "lebih memperhatikan minat baca dibandingkan komputerisasi", maka dia juga sedang membuka risiko pengungkapan fakta lain tentang Kepustakawanan Indonesia, yaitu "sebagian besar pustakawan Indonesia tidak suka membaca". Bukan hanya tidak suka membaca, mereka juga tidak sepenuhnya mengerti, apa sebenarnya hakekat dari membaca (teks) itu. Mengapa demikian? Karena pendidikan dasar dan pekerjaan rutin mereka tidak mengijinkan mereka berkembang menjadi seorang penggemar bacaan. Sebagian besar pustakawan Indonesia berlindung di balik jubah "profesionalisme" mereka dengan mengatakan bahwa mereka adalah pengatalog, pembuat klasifikasi, pengindeks, atau petugas sirkulasi. Ketidak-sukaan membaca di kalangan pustakawan Indonesia, sudah barang tentu, adalah bagian dari kondisi kultural Masyarakat Indonesia. Tidak sulit untuk mengakui ini, tetapi bagi seorang pustakawan memang menjadi agak absurd. Sama seperti pepatah "tikus mati di lumbung". Seorang pustakawan, yang setiap harinya dikerubungi oleh buku dan bahan bacaan, seringkali akhirnya "mati" di belantara teks itu. Tidak sempat membaca. Apalagi menulis. Tidak sempat menghayati, bagaimana sebenarnya menjadi mahluk tekstual. Dalam keadaan seperti itu, dan dengan asumsi bahwa komputer dan buku adalah teknologi yang sama, maka tak heran jika kita menghadapi persoalan besar di Kepustakawanan Indonesia. Kita tertinggal dalam aplikasi komputer. Kita juga tidak punya solusi untuk meningkatkan minat baca. Keduanya bersumber pada satu pokok yang sama: kepustakawanan Indonesia belum dibangun pada basis kultur tekstual. Cheers, Putu Pendit

Reply

Delete

Message #13331 of 24550 < Prev | Next >

Expand Messages

Teknologi, Minat Baca, Kultur Teks Rekan-rekan, Sangat mudah bagi kita semua untuk melupakan bahwa "buku" adalah teknologi informasi juga. Kalau bicara teknologi, kita sering terpaku pada...

Author

Sort by Date

putu_pendit

Aug 22, 2004 4:14 pm

< Prev Topic | Next Topic > Message #

Go Search:

Search

Advanced

Start Topic

SPONSOR RESULTS

Search Engine White Paper searchtechnologies.com/white-papers - Advice, ideas and inspiration from the experts in the search space

Ci ManagerÂŽ www.newhealthanalytics.com - A complete health information system for clinical integration and P4P.

Data Warehouse Test Tool www.querysurge.com/solutions - Test tool built for ETL. Compares millions of records in minutes.

Copyright Š 2012 Yahoo! Inc. All rights reserved. Privacy Policy - Terms of Service - Copyright Policy - Guidelines NEW - Help

1/13/2012 11:19 AM


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.