MASTERPLAN DESA MANDIRI PANGAN KECAMATAN SAPURAN

Page 1

DESAMaster Plan

MANDIRI PANGAN

Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo

Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Semarang 2022 STUDIO PERENCANAAN

Buku

Kecamatan Sapuran ini dibuat dan disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Studio Perencanaan. Data-data yang ada pada buku ini berdasarkan hasil penelitian kelompok dengan bantuan dari berbagai pihak. Apabila dalam penyusunan buku ini terdapat kekurangan, kami memohon maaf sebesar-besarnya.

2 2
Rencana Pengembangan

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun buku laporan Tugas Besar Mata Kuliah Studio Perencanaan yang berjudul "Masterplan Desa Mandiri Pangan Kecamatan Sapuran"

Laporan ini telah kami susun semaksimal mungkin dengan bantuan dan masukan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar penyusunan laporan. Untuk itu, kami mengucapkan terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya kepada semua pihak yang telah terkait.

Kami selaku penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat kesalahan serta kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf sebesar-besarnya.

Akhir kata kami berharap semoga buku masterplan ini, dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.

Semarang, 25 Desember 2022 Penulis

KATA PENGANTAR 3 3
DIMAS WAHYU N. C.531.20.0010 MUHAMAD KRISNA H.H. C.531.20.0015 AGNES LILIS S. C.531.20.0030 PUTRI AYU S. C.531.20.0039 SOLIAH C.531.20.0005 ANANG BAGUS C.531.20.0006 IRSYAD MAULANA C.531.20.0007 RISTA MURTI W. C.531.20.0012 ADINDA PUTRI A.C. C.531.20.0014 ALVIN DWI P.C. C.531.20.0022 NAUFAL RAZZAK Z. C.531.20.0028 TIM PENYUSUN 4 4

TIM PENYUSUN

DOSEN PEMBIMBING

Agnesia Putri Kurnianingtyas, S.T., M.T., M.Sc.

Tiasa Adimagistra, S.T.,M.P.W.K.

Imam Rofi'i, S.T.,M.T.

KETUA TIM

Muhamad Krisna Hadi H. - C.531.20.0015

WAKIL KETUA TIM

Dimas Wahyu Nugroho - C.531.20.0010

SEKRETARIS BENDAHARA

Agnes Lilis Suryani - C.531.20.0030

Putri Ayu Salsadilla - C.531.20.0039

5 5
03 04 06 Kata Pengantar Tim Penyusun Daftar Isi 07 25 28 BAB 1 Profil Wilayah BAB 2 Rencana Tata Ruang BAB 3 Konsep Pengembangan 44 66 BAB 4 Rencana Pengembangan BAB 5 Indikasi Program DAFTAR ISI 6 6

Profil Wilayah Bab 1

Pada masa perang Diponegoro (1825-1830), Wonosobo merupakan salah satu pertahanan pertahanan pasukan pendukung Pangeran Diponegoro. Terutama jalan yang melewati Purworejo-Kepil-Sapuran sampai kota Wonosobo. Tokoh penting yang mendukung perjuangan Diponegoro adalah Imam Misbach, yang kemudian dikenal dengan nama Tumenggung Kerto Sinuwun, Mas Lurah atau Tumenggung Mangkunegoro, Gajah Pemerintah dan Kyai Muhammad Ngarpah.

Seiring dengan berjalannya perjuangan Pangeran Diponegoro antara Purworejo-Wonosobo, para pasukan yang membantunya mendirikan atau membuat pemukiman penduduk yang menjadi pusat pemerintahan wilayah Wonosobo bagian timur. Hingga akhirnya wilayah tersebut menjadi Kecamatan Sapuran.

BAB 1
8 8
SEJARAH KECAMATAN SAPURAN

KONSTELASI WILAYAH

Berdasarkan letak Kecamatan Sapuran yang berada di bahu jalan raya lintas provinsi, dimana jalan tersebut yang menghubungkan Kabupaten Wonosobo dengan Kabupaten Purworejo, hal ini mempermudah akses distribusi dalam memasarkan hasil panen seperti : daun bawang, kopi, dan lain-lain. Kemudahan tersebut menjadikan Kecamatan Sapuran sebagai salah satu Kecamatan yang menjadi penopang utama jalur pendistribusian Kabupaten Wonosobo. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan antar wilayah satu dengan yang lain, dan membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. Karena hasil sumber daya alam yang berupa kayu sengon sangat melimpah di Kecamatan Sapuran hal tersebut menjadikan Kecamatan Sapuran sebagai produsen kayu sengon terbesar di Wonosobo dengan luas pabrik produksi 5,5 hektar di Desa Sapuran dan 9,6 hektar di Sedayu. Kabupaten Wonososbo mengekspor sengon tersebut ke negara kawasan Timur Tengah dan China. Negara pengimpor ini memanfaatkan lembaran kayu sengon untuk bahan lantai, pagar, dinding, dan aksesoris dapur.

BAB 1
9 9

KONDISI FISIK DASAR

Kecamatan Sapuran merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten Wonosobo, terletak antara 7° 41’ 21’’ sampai 7° 48’ 11’’ Lintang Selatan (LS) dan 109° 97’ 05” sampai 110° 04’ 23” Bujur Timur (BT), berjarak 18 km dari Kabupaten Wonosobo dan 122 km dari Provinsi Jawa Tengah, berada pada ketinggian berkisar 641 m sampai 1.443 m di atas permukaan laut (mdpl), tepatnya kantor Kecamatan Sapuran berada pada ketinggian 760 mdpl.

Luas Kecamatan Sapuran adalah 7.772 ha (77,72 km2 ) atau 7,89% dari luas Kabupaten Wonosobo, dengan komposisi tata guna lahan atas lahan pertanian sawah seluas 1.233 ha, lahan pertanian bukan sawah seluas 5.750 ha dan lahan bukan sawah 789 ha.

PETA ADMINISTRASI KECAMATAN SAPURAN

Secara administratif Kecamatan Sapuran berbatasan langsung dengan : Sebelah Utara : Kec. Kalikajar Sebelah Timur : Kec. Kepil Sebelah Selatan : Kec. Kepil Sebelah Barat : Kec. Kalibawang

Sumber Hasil Analisis Kelompok 1, 2022
BAB 1
110 0

TOPOGRAFI

Kecamatan Sapuran merupakan daerah pegunungan dan perbukitan dengan keadaan keasaman atau kebasaan tanah (pH) antara 4,5 – 7,0, sedangkan untuk kemiringan tanah antara 0,9 – 40 drajat. Asal mula tanah diseluruh desa berasal dari abu vulkanik Gunung Sindoro dan Sumbing, adapun kondisi kedalaman tanah berkisar antara 20 – 40 m.

KONDISI

FISIK DASAR

Jenis tanah yang mendominasi kecamatan Sapuran yaitu tanah latosol, dengan rata rata pH tanah 4,5-7,0 yang merupakan tingkat kemasaman tanah ideal untuk bercocok tanam. Pada kondisi ini Kecamatan Sapuran memanfaatkan lahannya sebagai lahan pertanian perkebunan, kehutanan, dan lain-lain.

JENIS TANAH PETA TOPOGRAFI KECAMATAN SAPURAN
BAB 1
PETA JENIS TANAH KECAMATAN SAPURAN
111 1

KONDISI

FISIK DASAR

CURAH HUJAN

KELERENGAN

Curah hujan pada Kecamatan Sapuran tergolong sangat tinggi. Nilai terkecil curah hujan/tahun disini sudah menyentuh angka 3000an dan curah hujan paling tinggi dengan nilai >5000. Dengan demikian kecamatan sapuran memiliki potensi bencana yang diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi.

Kelerengan di Kecamatan Sapuran cukup beragam mulai dari kemiringan 0-8% sampai kemiringan lebih dari 45%. Pada wilayah Kecamatan Sapuran atas memiliki kemiringan antara 15 sampai >45%. Kawasan yang memiliki kelerenagan yang cukup datar terletak di Desa Ngadisalam, Desa Marongsari, dan Batursari.

PETA CURAH HUJAN KECAMATAN SAPURAN
BAB 1
PETA KELERENGAN KECAMATAN SAPURAN
112 2

KONDISI

FISIK DASAR

TATA GUNA LAHAN

RAWAN BENCANA

Tata guna lahan di Kecamatan Sapuran sangat beragam mulai dari pertanian, perkebunan, kehutanan, pemukiman, Industri, dan lain lain. Tata guna lahan kehutanan berada di Kawasan atas Gunung Sumbing yaitu Desa Banyumudal. Industri berada di sepanjang jalur provinsi Wonsobo-Purworerjo. Dan didominasi oleh perkebunan dan pertanian pada tata guna lahan Kecamatan Sapuran.

Kecamatan Sapuran termasuk wilayah yang berada di kaki Gunung Sumbing yang membuat potensi akan bencana tanah longsor ditambah intensitas hujan yang tinggi di Kawasan ini. Pada wilayah atas Kecamatan Sapuran yaitu Desa Banyumudal menjadi zona bencana tanah longsor yang sangat tinggi karena berada pada lereng Gunung Sumbing.

PETA TATA GUNA LAHAN KECAMATAN SAPURAN
BAB 1
PETA RAWAN BENCANA KECAMATAN SAPURAN
113 3

PERTANIAN

Dalam sektor pertanian hasil komoditas yang paling berpotensi adalah daun bawang, palawija (cabe, jagung, dan lain-lain), padi yang berada di setiap desa di Kecamtan Sapuran. Hasil tani ini diekspor atau di pasarkan di dalam dan diluar Kabupaten Wonosobo. Dalam sektor perkebunan terdapat komoditas kopi dan kapulaga yang berada di Desa Karangsari. Di Desa Karangsari juga berpotensi kehutanan yaitu komoditas kayu sengon yang diolah menjadi kusen.

UMKM

Adanya home industry dibeberapa desa seperti pengolahan singkong menjadi opak yang berada di Desa Tempursari, Karangsari, Jolontoro, dan Bogoran. Ada pula pengelolaan biji kopi yang diolah menjadi kopi kemasan siap saji di Desa Karangsari. Selain itu ada juga pemanfaatan kayu sengon yang diolah menjadi kusen atau bahan baku mentahan yang berada di Desa Karangsari, Sedayu, dan Kelurahan Sapuran. Di desa Rimpak dan Ngadikerso juga ada pengolahan kerajinan anyaman seperti : ceting, tampah, dan lain-lain yang di ekspor ke sekitar Desa dan Magelang. Produk UMKM

Pertanian Lahan pertanian yang terbentang luas
BAB 1
114 4
POTENSI

PARIWISATA

Dalam sektor pariwisata Desa Karangsari merupakan salah satu desa wisata alam yang berada di Keacamatan Sapuran seperti. Curug Drimas, Wisata Tubing (arum jeram), serta terdapat sirkuit motor cross yang di dalamnya memiliki fasilitas rest area. Ada pula desa wisata religi yang tersebar di beberapa desa seperti : Desa Sedayu, Tempursari, Karangsari, Ngadisalam. Wisata religi ini biasanya adalah kegiatan ziarah ke makam leluhur yang biasa dilakukan setiap 16 syawal. Di Desa Banyumudal juga berpotensi sebagai jalur pendakian Gunung Sumbing karena terletak pada kaki gunung.

Wisata Religi
BAB 1
115 5
Wisata Tubing
POTENSI

POTENSI

PETA POTENSI KECAMATAN SAPURAN

BAB 1
116 6
Sumber. Hasil Analisis Kelompok 1, 2022

JALAN

Kerusakan jalan yang rata-rata terjadi di beberapa desa di Kecamatan Sapuran yang diakibatkan faktor cuaca dan beban kendaraan, sehingga mengakibatkan terganggunya aktivitas perekonomian dan menyebabkan rendahnya tigkat perekonomian masyarakat sekitar. Akses jalan yang rusak parah ada di Desa Banyumudal, dan Rimpak. Hal ini disebabkan karena minim nya dana perbaikan jalan dari pemerintah Kabupaten.

PERTANIAN

Untuk pertanian masih terkendala pada harga pupuk yang tinggi, dimana tidak sebanding dengan harga jual yang rendah mengakibatkan kurangnya kesejahteraan masyarakat. Serta kurangnya pengetahuan masyarakat dalam berocok tanam yang dapat menyesuaikan musim sesuai dengan tanaman pertanian yang cocok sehingga tidak ada hasil panen yang gagal.

Kondisi Jalan Kondisi Jalan
BAB 1 PERMASALAHAN 117 7
Akses ke lahan pertanian

TELEKOMUNIKASI

Kurangnya pemerataan BTS dan kondisi Kecamatan Sapuran yang masih banyak terdapat hutan dengan kerapatan yang tinggi membuat jaringan sinyal yang susah di akses, Desa yang memiliki BTS di setiap desa seperti : Desa Banyumudal, Desa Rimpak, Desa Tempuranduwur, Desa Tempursari, Desa Karangsari, dan Desa Surojoyo.

PENDIDIKAN

Sarana pendidikan di Kecamatan Sapuran rata-rata hanya sampai jenjang SD di setiap desanya. Terdapat sarana pendidikan SMP yang jumlahnya kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kecamatan Sapuran. Pada jenjang SMA sederajat hanya terdapat 2 yaitu di pusat kawasan Kelurahan Sapuran

DRAINASE

Jenis drainase di Kecamatan Sapuran didominasi oleh drainase berjenis terbuka alami. Dengan kondisi drainase yang kurang memadai membuat tidak sanggupnya drainase dalam menampung debit air jika terjadi hujan serta akan meluber di jalan. Hal ini jika dibiarkan akan membuat jalan yang tergenang air akan rusak dalam jangka waktu tertentu

Tower Provider Gedung Sekolah
BAB 1 PERMASALAHAN 118 8
Saluran Drainase

PERSAMPAHAN

Kurangnya prasrana TPS disetiap desa membuat masyarakat Kecamatan Sapuran membuang sampah di sungai dan di pinggiran hutan. Jika hal ini terjadi terus menurus akan membuat rusaknya lingkungan apalagi dengan jenis sampah plastik yang tidak dapat terurai. Di Kecamatan Sapuran hanya memiliki 2 TPS yaitu di Kelurahan Sapuran yang masih aktif dan di Desa Batursari itupun tidak aktif dalam pengelolaannya.

PERMASALAHAN

RAWAN BENCANA

Tingginya curah hujan dan kondisis geografi Kecamatan Sapuran yang berada di lereng Gunung Sumbing membuat besarnya potensi bencana tanah longsor. Desa banyumudal merupakan desa dengan kerentanan akan bencana tanah longsor yang sangat tinggi, hal ini disebabkan Desa Banyumudal adalah desa di Kecamatan Sapuran yang mempunyai topografi paling tinggi dibandingkan desa lainnya.

Kondisi Jalan
BAB 1
119 9
Akses ke lahan pertanian

PERMASALAHAN

PETA PERMASALAHAN KECAMATAN SAPURAN

BAB 1
20 20
Sumber. Hasil Analisis Kelompok 1, 2022

STRENGTHS

OPORTUNITIES

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Kondisi geografis yang mendukung pengembangan di sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan Wilayah dengan hasil pertanian dan perkebunan yang melimpah Bentang alamnya memiliki potensi untuk pariwisata seperti desa wisata alam dan desa wisata religi Berkembangnya home industry seperti hasil anyaman, kayu sengon, kopi kemasan siap saji, dan sebagainya. Kawasan pegunungan yang memiliki potensi pemandangan alam yang indah Sarana kesehatan yang mamadai untuk membantu masyarakat sekitar.

WEAKNESS

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Kurangnya pengetahuan atau penyuluhan bagi kelompok tani dalam bercocok tanam Kurangnya pengetahuan manajemen pengolahan desa wisata Infrastruktur jalan yang rusak Kurangnya pemeliharaan jaringan drainase yang ada Belum adanya kesadaran masyarakat untuk tidak membang sampah di sungai. Rendahnya tingkat ekonomii masyarakat

1. 2. 3. 4.

Wilayahnya yang berada ada jalan raya lintas provinsi antara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purworejo sehingga mempermudah distribusi dalam memasarkan hasil panen Berpeluang sebagai desa wisata alam dan desa wisata religi Kurangnya ketersediaan TPS Meningkatkan daya tarik masyarakat lokal maupun interlokal karena terdapat desa wisata

21 21

THREAT

1. 2. 3.

Kurangnya minat penduduk usia muda untuk bekerja sebagai petani karena memilih bekerja sebagai pegawai Tingginya harga pupuk dan ketidaksesuaian harga jual panen Adanya rawan bencana tanah longsor. BAB 1
ANALISIS SWOT

ANALISIS SWOT

Opportunities

Strengths Weakness

Hasil pertanian dan pekerbunan yang melimpah berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar Peningkatan sarana dan prasarana akan membuat daya tarik wisata yang secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Kondisi jalan yang bagus akan memudahkan kegiatan ekonomi maupun aktivitas masyarakat sekitar

Pengadaan sosialisasi tentang peningkatan kualitas pertanian Membuat koperasi pertanian untuk memasarkan hasil pertanian dengan harga yang sewajarnya Meningkatkan kesadaran masyarakat dan sarana untuk pengeloaan sampah sosialisasi tentang pemanfaatan dan pengembangan wisata.

Threats

Sosialisasi tentang mitigasi bencana pengendalian dan pengawasan harga jual panen Menigkatkan kualitas UMKM sebagai komoditas unggulan

Sosialisasi dan pembentukan program pertanian untuk meningkatkan hasil pertanian dan perkebunan penyuluhan oleh pemerintah terkait pada kerawanan bencana.

BAB 1
22 22

Isu yang sedang terjadi:

1. 2. 3. 4. 5.

Hasil panen yang melimpah yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, akan tetapi kurangnya pengetahuan atau penyuluhan bagi kelompok tani dalam bercocok tanam sehingga hasil panen petani di Kecamatan Sapuran kurang maksimal.

Wilayahnya yang dilewati jalan lintas provinsi antara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purworejo sehingga mempermudah pendistribusian dalam memasarkan hasil panen.

Kondisi wilayah yang masih asri serta memiliki potensi agrowisata kebun teh yang dapat dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat supaya dapat meningkatkan daya tarik wisatawan agar meningkatkan perekonomian warga sekitar.

Kurangnya minat penduduk usia muda untuk bekerja sebagai petani karena memilih untuk merantau ke wilayah lain.

Kurangnya ketersediaan sarana persampahan baik sampah rumah tangga maupun limbah pertanian yang mengakibatkan penumpukan sampah baik di lahan kosong maupun di aliran sungai.

BAB 1
23 23
ISU KAWASAN

SKORING ISU STRATEGIS

Analisis Prioritas Isu Strategis

NO Kriteria Nilai

1. 2. 3.

Sapuran Untuk Meningkatkan perekonomian di Kecamatan Sapuran

Dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan masyarakat Tingkat kesulitan dalam proses realisasi

40 35 25 100 TOTAL

HASIL ANALISIS SKORING

Kriteria 1

Isu Strategis

Hasil panen yang melimpah yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, akan tetapi kurangnya pengetahuan atau penyuluhan bagi kelompok tani dalam bercocok tanam sehingga hasil panen petani di Kecamatan Sapuran kurang maksimal.

Wilayahnya yang dilewati jalan lintas provinsi antara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purworejo sehingga mempermudah pendistribusian dalam memasarkan hasil panen.

Kondisi wilayah yang masih asri serta memiliki potensi agrowisata kebun teh yang dapat dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat supaya dapat meningkatkan daya tarik wisatawan agar meningkatkan perekonomian warga sekitar. Kurangnya minat penduduk usia muda untuk bekerja sebagai petani karena memilih untuk merantau ke wilayah lain.

Kurangnya ketersediaan sarana persampahan baik sampah rumah tangga maupun limbah pertanian yang mengakibatkan penumpukan sampah baik di lahan kosong maupun di aliran sungai.

4 4 2 3 2 160 160 80 120 80 3 2 1 2 3 105 70 35 70 105 3 3 2 4 2 75 75 50 100 50 340 105 165 290 235 1 5 4 2 3 BAB 1
Skor (1-5) x bobot 40 Kriteria 2 Skor (1-5) x bobot 35 Kriteria 3 Skor (1-5) x bobot 25 Jumlah skor Peringkat
24 24

Rencana Tata Ruang Bab 2

RENCANA POLA TATA RUANG

A) Kawasan Lindung

Kawasan Hutan Lindung yang terdapat pada Kaki gunung sumbing yaitu Desa Banyumudal.Kawasan Lindung Rawan Longsor berada di hamper semua desa di kecamatan sapuran.Kawasan Lindung Resapan Air yang berada di Rimpak,Desa Bogoran,Desa Pacekelan,dan Desa Sedayu.

B) Kawasan Budidaya

Kawasan Budidaya Hutan Produksi yang berada di Desa Rimpak dan Desa Pacekelan.Kawasan Budidaya Industri yang berada di Desa Sedayu. Kawasan Budidaya Pemukiman Berada Di Kelurahan Sapuran. Kawasan Budidaya Perikanan di Desa Pacekelan. Kawasan Budidaya Perkebunan berada di Desa Sedayu, Desa Ngadisalam, Desa Jolontoro, Desa Ngadikerso,Desa Surojoyo, Desa Talunombo, dan Desa Pacekelan. Kawasan Budidaya Pertaniain Lahan Basah berada di Desa Sedayu, Desa Marongsari, Desa Glagah, dan Kelurahan Sapuran. Kawasan Budidaya Pertanian Lahan Kering berada di Desa Banyumudal, Desa Rimpak,Desa Batursari, Desa Talunombo, Desa Tempuran Duwur, Desa Ngadisalam, Desa Surojoyo,dan Desa Tempursari.

BAB 2
26 26
1, 2022
Sumber Hasil Analisis Kelompok

ANALISIS SWOT

Di Kecamatan Sapuran memiliki 2 Struktur ruang yaitu :

1. PPK ( Pusat Pelayanan Kawasan),yang terdapat pada Kelurahan Sapuran

PPK berfungsi sebagai Pemerintahan Kecamatan, desa

Pertanian, Pendidikan, Peternakan, Pariwisata, Perkebunan, Jasa dan pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan atau beberapa

2. Terminal tipe C yang berada di dekat alun-alun Kelurahan Sapuran

Sumber. Hasil Analisis Kelompok 1, 2022

BAB 2
22 22

Konsep Pengembangan Bab 3

Tujuan Pengembangan

Menjadikan Kecamatan Sapuran sebagai desa mandiri pangan dengan pengoptimalan sumber daya alam hayati dan non hayati untuk mencapai masyarakat Sapuran yang sejahtera.

Mengapa Desa Mandiri Pangan?

Desa mandiri pangan merupakan konsep pengembangan yang berbasis agropolitan dengan menciptakan ekosistem buatan. Pertanian tanaman, peternakan, dan perikanan yang diolah sedemikian rupa agar bisa terintegrasi satu dengan lainya, diharapkan dengan sistem ini dapat mengurangi biaya dalam mengelola pertanian. Dengan hal ini Kecamatan Sapuran dapat memaksimalkan sumber daya alam tanpa mengurangi kualitas dan keefisiensi dalam bercocok tanam

BAB 3 TUJUAN
29 29
PENGEMBANGAN

MandiriPanganDesa

Kecamatan Sapuran memiliki kondisi eksisting yang didominasi oleh pertanian sekaligus petani merupakan mata pencaharian terbesar masyarakat Kecamatan Sapuran. Pemanfaatan dan pengelolaan potensi yang sedemikian besarnya akan maksimal jika ditunjang dengan inovasi dan pengembangan lahan pertanian. Dengan Konsep "Desa Mandiri Pangan" diharapkan dapat memaksimalkan potensi sumber daya alam yang melimpah dengan tujuan utama adalah mensejahterakan masyrakat. Berikut turunan subab dari Desa Mandiri Pangan :

KONSEP PENGEMBANGAN

Pengembangan dengan memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan/pangan serta ternak dan perikanan untuk mendapatkan agro ekosistem yang mendudukung untuk produksi pertanian

Pertanian Terintegrasi Lumbung Pangan

Pengembangan konsep lembaga desa yang bertujuan untuk meningkatkan nilai pertanian dengan pengelolaan langsung hasil pertanian

Pasar Online

Konsep pengembangan dengan memanfaatkan sistem digital untuk menghubungkan petani ke konsumen secara langsung

1 2 3
BAB 3 KONSEP
30 30
PENGEMBANGAN

LITERATUR KONSEP

Dengan seiring perkembangan zaman semua aspek dalam kehidupan akan berubah dari segi inovasi dan teknologi, pertanian adalah salah satu contoh aspek kehidupan yang berpengaruh oleh perkembangan zaman. Pemanfaatan inovasi dalam pertanian diharapkan dapat mendukung dan mengoptimalkan hasil pertanian, pengembangan inovasi tersebut berupa integrasi elemen-elemen Kawasan atau zona untuk mendukung kesinambungan kehidupan bertani. Penerapan desa konsep mandiri setidaknya dapat didukung oleh 3 elemen utama yaitu:

Pemberdayaan masyarakat. Penguatan kelembagaan. Pengembangan sistem ketahanan pangan dan dukungan saranan prasarana desa melalui koordinasi lintas sektor dalam wadah Dewan Ketahanan Pangan.

Desa Mandiri Pangan sejalan dengan pemberdayaan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat miskin di desa terkategori daerah rawan dan rentan pangan. Strategi yang dilakukan adalah melalui peningkatan peran Pemangku Kepentingan dalam bentuk: peningkatan usaha ekonomi produktif, peningkatan kualitas konsumsi, penguatan cadangan pangan, peningkatan pendapatan, menjamin ketersediaan pangan dan peningkatan peran kelembagaan masyarakat. Terdapat 3 komponen dalam perwujudan desa mandiri pangan:

Pertanian Terintegrasi: Pengembangan dengan memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan/pangan serta ternak dan perikanan untuk mendapatkan agro ekosistem yang mendudukung untuk produksi pertanian

Lumbung Pangan: Konsep pengembangan yang memanfaatkan kelembagaan desa untuk mengolah hasil pertanian. Pasar Online: Konsep pengembangan dengan memanfaatkan teknologi digital untuk menjual hasil pertanian di Kecamatan Sapuran.

Jadi desa mandiri pangan merupakan integrasi inovasi dan teknologi dari hulu (produksi) sampai hilir (distribusi/pemasaran). Pada dasarnya konsep ini bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat Kecamatan Sapuran dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliknya dan dikuasainya secara optimal dalam mencapai kemandirian pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BAB 3
31 31

KONSEP PENGEMBANGAN BAB 3 PENERAPAN KONSEP

Dalam berjalannya konsep “Desa Mandiri Pangan” akan banyak terbagi pada beberapa sub penunjang yang nantinya akan membentuk suatu pola yang terintegrasi dari kawasan ke kawasan lainnya. Agribisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian, meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi (pemasaran), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan. Kegiatan tersebut saling berhubungan yang bermakna bahwa kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian. “Desa Mandiri Pangan” termasuk sistem usaha tani yang meliputi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan serta bagian daripada sektor industri. Dalam sistem tersebut, hasil produksi diolah agar terdiversivikasi sehingga nilai produk lebih tinggi daripada produk mentah. Dengan demikian konsep ini dapat dilihat sebagai sistem pertanian modern yang memiliki komponen sub sistem berdasarkan kegiatan yaitu, subsistem produksi (hilir), subsisitem pengolahan, dan subsistem pemasaran. (hilir). Penyebutan hulu dan hilir mengacu pada pokok bahwa konsep “Desa Mandiri Pangan” bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain)

Dapat dilihat pada diagram alir disamping bahwa kawasan produksi di Kecamatan Sapuran akan terbagi menjadi kawasan perkomoditasnya. tidak hanya pada kawasan produksi saja yang terbagi melainkan pada Kawasan pengolahan akan terbagi juga. Dengan adanya pembagian pengelohan perkomoditas akan membuat efesiensi pengolahan hasil pertanian akakn terkelola dengan maksimal. Semua produk yang sudah masuk dalam pengolahan nantinya akan keluar menjadi produk jadi yang akan di distribusikan ke kawasan pemasaran.

32 32

KONSEP PENGEMBANGAN

PENERAPAN KONSEP

Kecamatan Sapuran sendiri terbagi dalam 16 desa dan 1 kelurahan yang dimana dalam penerapan konsep tersebut dibagi menjadi 3 zonasi yaitu kawasan produksi, kawasan pengolahan dan kawasan pemasaran.

Dalam pembagian zona pertanian akan dibagi menjadi kawasan produksi sesuai komoditasnya. Komoditas perkebunan berada pada Desa Banyumudal dan akan diolah di Desa Ngadikerso. Pada komoditas lahan kering berada pada Desa Tempuran Dhuwur dan Desa Rimpak yang akan diolah pada Desa Batursari dan Desa Rimpak. Kawasan komoditas lahan pertaniain lahan basah berada pada Desa Turojoyo,Desa Glagah,dan Desa Bogoran yang diolah di Desa Talunombo dan Jolontoro. Kawasan komoditas kehutanan berada di desa karangsari yang akan dioleh di Desa Pacekelan.

PETA ZONASI KECAMATAN SAPURAN

BAB 3
33 33
Sumber. Hasil Analisis Kelompok 1, 2022

Zona Produksi terdapat pada Desa Banyumudal, Desa Tempuran Dhuwur,Desa Rimpak, Desa Turojoyo, Desa Glagah, Desa Karangsari, dan Desa Bogoran yang nanti pada konsep akan terbagi lagi menjadi kawasan sesuai dengan komoditasnya.

PENERAPAN KONSEP

KONSEP PENGEMBANGAN

Pembagian kawasan produksi dan pengolahan ini berdasarkan tersedianya alat pengolahan dan jarak yang paling dekat untuk mengurangi biaya distribusi. Kedua hal ini nantinya akan bermuara ke kawasan pemasaran yaitu Desa Sedayu,Desa Ngadisalam,dan Kelurahan Sapuran.

PETA ZONASI KECAMATAN SAPURAN

Zona Pemasaran yaitu berada pada Desa Sedayu, Desa Ngadisalam, Desa Tempursari, dan Kelurahan Sapuran

Zona Pengelohan terdapat pada Desa Pacekelan, Desa Ngadikerso, Desa Jolontoro, Desa Ngadisalam, dan Desa Batursari.

Sumber. Hasil Analisis Kelompok 1, 2022

BAB 3
34 34

Zona Produksi

Zona produksi adalah tempat/wilayah yang digunakan untuk melakukan kegitan yang menghasilkan sesuatu.

Dalam proses perencanaan Desa Mandiri Pangan di Wilayah Kecamatan Sapuran Zona produksi terdapat pada Desa Banyumudal, Desa Tempuran Dhuwur, Desa Rimpak,Desa Turojoyo, Desa Glagah, Desa Karangsari, dan Desa Bogoran yang nanti pada konsep akan terbagi lagi menjadi kawasan sesuai dengan komoditasnya.

KONSEP PENGEMBANGAN

PENERAPAN KONSEP

PETA ZONA PRODUKSI KECAMATAN SAPURAN

Sumber. Hasil Analisis Kelompok 1, 2022

BAB 3
35 35

Zona Pengolahan

Zona pengolahan adalah bagian dari sebuah industri yang digunakan untuk menyimpan, menyiapkan, dan mengolah bahan makanan sehingga menjadi produk yang sudah siap untuk dipasarkan.

Dalam proses perencanaan Desa Mandiri Pangan di Wilayah Kecamatan Sapuran Zona pengolahan terdapat pada Desa Pacekelan, Desa Ngadikerso, Desa Jolontoro, Desa Ngadisalam, dan Desa Batursari.

KONSEP PENGEMBANGAN

PENERAPAN KONSEP

ZONA PENGOLAHAN KECAMATAN SAPURAN

PETA
BAB 3
36 36
Sumber. Hasil Analisis Kelompok 1, 2022

Zona Pemasaran

Zona pemasaran merupakan sebuah tempat atau area dalam melakukan pemasaran agar dapat dilakukannya distribusi untuk sebuah distributor. Wilayah tersebut berupa desa, kota, kabupaten, provinsi hingga negara.

Dalam proses perencanaan Desa Mandiri Pangan di Wilayah Kecamatan Sapuran Zona Pemasaran yaitu berada pada Desa Sedayu, Desa Ngadisalam, Desa Tempursari, dan Kelurahan Sapuran

KONSEP PENGEMBANGAN

PENERAPAN KONSEP

PETA ZONA PEMASARAN KECAMATAN SAPURAN

BAB 3
37 37
Sumber. Hasil Analisis Kelompok 1, 2022

BEST PRATICE TURUNAN KONSEP

KONSEP PENGEMBANGAN BAB

TerintegrasiPertanian

Konsep pada sistem pertanian ini adalah siklus materi, di mana materi yang merupakan limbah atau waste dari suatu sektor digunakan kembali sebagai bahan dasar pada sektor lainnya. Contoh sederhananya adalah limbah dari sektor peternakan yang digunakan kembali sebagai pupuk untuk digunakan pada sektor pertanian. Adapun timbal balik dari sektor pertanian adalah misalkan melalui jerami yang digunakan untuk pakan ternak. Intinya, seluruh materi pada sektor – sektor tersebut terus bersiklus dalam sistem, muncul sebagai waste pada suatu sektor muncul sebagai waste pada suatu sektor lalu dialihkan dan digunakan sebagai bahan dasar pada sektor lainnya. Dari segi lingkungan, sistem ini memiliki konsep zero waste, konsep yang menekan jumlah produksi sampah, yang tentu memiliki dampak baik terhadap lingkungan. Adapun dari segi ekonomi, sistem ini memiliki konsep cost reduction, yaitu konsep di mana modal/biaya menjadi lebih rendah dari pendapatan. Hal ini dapat tercapai karena dengan digunakannya kembali limbah sebagai bahan dasar pada sektor lain, dapat mengurangi biaya untuk memenuhi kebutuhan sektor tersebut tanpa mengurangi pendapatan yang akan diperoleh.

3
38 38

KONSEP PENGEMBANGAN BAB 3 BEST PRATICE

TerintegrasiPertanian

Contoh Desa yang sudah menerapkan pertanian yang terintegrasi adalah Desa Rogodadi Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen. Sistem pertanian terpadu merupakan sistem integrasi pertanian yang menggabungkan beberapa sektor, seperti pertanian, peternakan dan sektor lain (perkebunan, perikanan, dan kehutanan) sebagai solusi untuk meningkatkan produktivitas lahan dan konservasi lingkungan. Sistem pertanian terpadu dapat menghasilkan empat produk (4F), yaitu bahan bakar (fuel), pupuk (fertilizer), pakan ternak (feed), dan makanan (food). Produk tersebut merupakan kebutuhan dasar dalam menjalankan usaha pertanian dan usaha peternakan sehingga akan menciptakan usaha yang berkelanjutan serta mengurangi pengeluaran dari luar. Sistem pertanian terpadu diharapkan dapat menghasilkan pakan yang murah, sumber energi terbarukan berupa biogas, dan pupuk organik yang dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian. Contoh yang dapat diterapkan pada sistem pertanian terpadu yaitu penggabungan beternak sapi dan budidaya tanaman jagung, dengan kegiatan pemanfaatan kotoran sapi menjadi pupuk organik dengan metode vermicomposting dan produksi biogas. Hasil dari proses vermicomposting tersebut adalah pupuk organik ramah lingkungan dan dikenal dengan kascing (bekas cacing). Selanjutnya kascing tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pupuk dalam bertani jagung dan sayuran. Jagung muda yang dihasilkan dapat dijual ke pasar, sedangkan tebon jagung dapat digunakan sebagai sumber pakan hijauan setelah melewati proses fermentasi menjadi silase jagung. Jerami padi yang berasal dari hasil panen juga dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Kualitas dari jerami dapat ditingkatkan melalui teknologi fermentasi dan amoniasi. Selain itu, lumpur dari reaktor biogas (Bio Slurry), dan urin sapi yang telah diberi bioaktivator dapat digunakan sebagai pupuk cair yang mengandung kadar nitrogen cukup tinggi.

39 39

PRATICE TURUNAN KONSEP

PanganLumbung KONSEP PENGEMBANGAN BAB

Lumbung Pangan adalah bangunan atau tempat penyimpanan semua hasil komoditas, yang bertujuan untuk mengelola dan menjaga hasil Komoditas atau cadangan makanan pokok di lingkungan mereka. proses tersebut ada beberapa pihak yang terlibat yaitu Perangkat desa, Lembaga, dan masyarakat tani. Lumbung pangan berperan mengatasi kerawanan pangan masyarakat di daerah rawan pangan kronis, namun belum mampu untuk mengatasi kerawanan pangan transien akibat kondisi tak terduga seperti bencana.

3
40 40
BEST

BEST PRATICE

KONSEP PENGEMBANGAN BAB

PanganLumbung

Ciri adalah salah satu contoh logo dari Lembaga Gapoktan, yang dimana Lembaga dari gabungan kelompok tani didesa. Contoh salah satu desa yang sudah menerapkan dari Gapokta yaitu Desa Balingasal

Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen. Desa tersebut membuat atau membentuk Lembaga tersebut karena untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Fungsi dari Lembaga tersebut :

Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar (kuantitas, kualitas, kontiunitas dan harga). Penyediaan saprotan (pupuk bersubsidi, benih bersertifikat, pestisida dan lainnya) serta menyalurkan kepada para petani melalui kelompokna; Penyediaan modal usaha dan menyalurkannya secara kredit /pinjaman kepada para petani yang membutuhkannya; Melakukan proses pengolahan produk para anggota (penggilingan ,pengolahan, pengepakan dll) yang dapat meningkatkan nilai tambah; Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan/menjual produk petani kepada pedagang/industri hilir;

Pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan kemampuan setiap kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompok tani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri.

3
41 41

BEST PRATICE TURUNAN KONSEP

KONSEP PENGEMBANGAN BAB

OnlinePasar

Distribusi adalah kegiatan yang penting untuk memastikan barang produksi sampai ke tangan konsumen. Distribusi dijalankan melalui proses yang panjang. Dalam proses tersebut ada beberapa pihak yang terlibat sebagai pelaku. Adapun pelaku dalam distribusi yaitu Agen, Pedagang, Eksportir, Importir, Makelar, Komisioner. Online market merupakan salah sistem pemasaran produk yang memanfaatkan sistem digital dan jaringan intenet. Penggunaan sistem online ini diharapkan mampu menjangkau lebih banyak orang. Perencanaan pembuatan aplikasi digital memberikan solusi dalam platform digital, dimana petani bisa menjual online secara gratis. Dengan memanfaatkan platform ini diharapkan potensi pasar dapat berkembang lebih luas, dan profit lebih tinggi. Adapun sasaran pasarnya anak muda karena petani di Indonesia itu tua-tua semua . Berbasis di Kota Medan dan sudah dua tahun berdiri, Pak Tani Digital hingga kini mampu mendapatkan jumlah user sebanyak 40 ribu orang, dan jumlah petani dalam aplikasinya sendiri sudah mencapai 8 ribu orang. Jumlah itu tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan Jawa Barat dan Jawa Timur menjadi jumlah terbanyak yang melakukan penjualan di aplikasi Pak Tani Digital.

42 42
3

KONSEP PENGEMBANGAN BAB 3 BEST PRATICE

OnlinePasar

Desa Kluwan merupakan desa yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani dan memiliki berbagai macam produk pertanian, disamping melimpahnya hasil pertanian terdapat masalah pemasaran hasil pertanian dimana petani tidak mempunyai akses keluar dalam menjual produk pertanian mereka. Guna membantu dalam meningkatkan penjualan serta memperluas pemasaran di Desa Kluwan dengan cara mengembangkan sistem penjualan yang berbasis Bussines to Bussines. Model pengembangan yang digunakan yaitu penelitan dan pengembangan (Research and Development) dan dalam pengembangan software aplikasi menggunakan bahasa pemograman PHP dan database menggunakan My SQL. Hasil penelitian yang diperoleh berupa aplikasi penjualan yang berbasis Bussines to Bussines berbasis web yang bisa diakses secara online oleh masyarakat luas dan bisa melayani transaksi penjualan secara online dan telah bisa membantu meningkatkan penjualan di Desa Kluwan

43 43

Rencana Pengembangan Bab 4

Memanfaatkan sumber daya alam terbesar di Kecamatan Sapuran yaitu pertanian sebagai komoditas unggulan.

Pengelolaan secara mandiri hasil sumber daya untuk meningkatkan nilai produk UMKM.

Meningkatkan sarana dan prasarana untuk menunjang aksesbilitas dan mobilisasi kegiatan pertanian.

1 2 3
BAB 4
45 45
KONSEP PENGEMBANGAN
STRATEGI UMUM

TerintegrasiPertanian

KONSEP PENGEMBANGAN
BAB 4 46 46

ZONA PRODUKSI

KONSEP PENGEMBANGAN BAB

1Pembuatan Rumah Kompos

Dengan adanya rumah kompos diharapkan masyarakat sapuran mampu memproses mengomposan sisa hasil tanaman/jerami/limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik/kompos dan dilengkapi dengan alat pengolah pupuk organik, kendaraan roda tiga, dan dekomposer. Rumah kompos yang berfungsi memproses pengomposan sisa hasil tanaman atau jerami atau limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik/kompos dan yang dilengkapi dengan alat pengolahan pupuk organik, kendaraan roda 3 dan dekomposer. Adapun lokasi rumah kompos

Bangunan Fisik Rumah Kompos

Bangunan fisik rumah kompos berfungsi sebagai bangunan pengolahan limbah pertanian menjadi pupuk. Nantinya semua limbah pertanian yang ada di zona pertanian akan dikumpulkan menjadi satu di tempat rumah kompos. Tidak hanya sebagai tempat pengolahan, rumah kompos ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan penjualan pupuk organik yang sudah siap digunakan. Petani yang akan membeli pupuk organik ini dapat langsung membelinya di rumah kompos dengan harga murah.

Pengadaan Alat dekompesor

Alat dikompesor adalah alat pengolahan limbah pertanian melalui pengomposan.Cara kerja dekompesor adalah dengan memanfaatkan tong bekas yang dibenamkan ke dalam tanah agar mengalami proses pembusukan dengan bantuan mikroorganisme dari limbah pertanian yang berada di dalam tanah

terletak di DesaTempuran Nduwur dan Banyumudal Pengadaan
47 47
4

KONSEP PENGEMBANGAN BAB 4 ZONA PRODUKSI

1Pembuatan Rumah Kompos

Guna mendukung program rumah kompos dibutuhkan sarana transportasi yang berfungsi untuk mengambil limbah pertanian di semua desa yang termasuk di zona produksi untuk didistribusikan ke rumah kompos dan diolah menjadi pupuk kompos

Rencana rumah kompos akan dikelola oleh masyarakat secara bergantian dan berkala maka perlunya manejemen pengelolaan rumah kompos dengan salah satunya adalah membuat Lembaga pengelola rumah kompos yang beranggotakan masyarakat setempat. Lembaga ini yang bertanggung jawab untuk mengolah limbah pertanian menjadi pupuk kompos dan bertanggung jawab pada penjualan pupuk kompos. Nantinya hasil penjualan pupuk kompos akan masuk ke kas dan bisa dapat menjadi pinjaman modal bagi petani.

Guna mendukung program rumah kompos dibutuhkan sarana transpoprtasi yang berfungsi untuk mengambil limbah pertanian di semua desa yang termasuk di zona produksi untuk didistribusikan ke rumah kompos dan diolah menjadi pupuk kompos

Pengadaan Sarana Transportasi Pembentukan Klompok Pengelola Rumah Kompos Penyuluhan dan Pelatihan Pengolahan Pupuk Kompos
48 48

KONSEP PENGEMBANGAN BAB 4 ZONA PRODUKSI

2Sistem Pertanian Mina Padi

Sistem mina padi adalah sistem yang dapat digunakan dalam rangka optimalisasi produktivitas lahan sawah melalui integrasi pertanian dan budidaya ikan. Dengan menerapkan sistem ini petani dapat mendapatkan 2 output panen yaitu padi dan ikan yang bisa dikosumsi sendiri bahkan bisa diperjual belikan. Sistem pertanian mina padi akan diterapkan di Desa Glagah, Desa Turojoyo, dan Desa Bogoran karena potensi sumber daya air di 3 desa ini sangat melimpah untuk diterapkan mina padi. Agar program mina padi dapat direalisasikan maka diperlukan beberapa komponen penunjang sebagai berikut :

Pembuatan Saluran Irigasi

Bertujuan untuk menyiapkan ikan sebelum masuk ke sawah dengan sistem mina padi. Hal ini dilakukan karena jika ikan yang masih kecil langsung dimasukan ke lahan sawah akan berpotensi hilang karena masuk lumpur atau akan habis dimakan oleh ekosistem didalam sawah. Kolam budidaya berupa kolam semi permanen yang hanya dilapisi oleh terpal. Dengan jangka waktu 2 bulan dari awal pembibitan, ikan akan bertumbuh besar dan siap dimasukan ke sawah dengan sistem mina padi.

Saluran irigasi ini bertujuan untuk mengatur debit air agar dapat mengurangi kegagalan sistem mina padi yang membutuhkan banyak air. Debit air dapat dikontrol dengan pintu air yang terdapat di saluran irigasi. Dalam pembuatan sistem saluran irigasi terdapat 3 tahapan yaitu penggalian,plester dan timbunan. Pembuatan saluran irigasi dapat dikerjakan oleh swadaya masyarakat dalam proses penggalian. Saluran irigasi ini memanfaatkan air sungai dalam saluran induk dan dapat dibagi menjadi beberapa saluran sub sekunder yang menuju ke lahan persawahan dan didalamnya terdapat pintu air untuk mengatur debit air

Pembuatan Kolam Budidaya Benih Ikan
49 49

ZONA PRODUKSI

Sistem Pertanian Mina Padi 2

Pembuatan rumah benih bertujuan untuk menghasilkan benih padi berkualitas yang akan ditanam di sistem mina padi sehingga akan membuat hasil panen padi menjadi berkualitas unggul. Dalam proses pembibitan tahap awal yaitu dengan cara seleksi benih. Seleksi benih dapat dilakukan dengan merendam benih menggunakan air garam/air abu yang nantinya akan terseleksi benih yang bagus adalah benih yang yang tenggelam di air dan benih yang kurang bagus adalah benih yang terapung. Setelah itu rendam bibit dengan air bersih selama 24 jam dan ditiriskan selama 24 jam juga sampai terdapat 0,5 cm di bibit tadi . Untuk lahan pesemaian adalah kurang lebih 20% dari luas lahan sawah yang akan ditanami.

Pembuatan Rumah Pembibitan Padi
4
50 50
KONSEP PENGEMBANGAN BAB

KONSEP PENGEMBANGAN

4 ZONA PRODUKSI

Rumah Biogas 3

BAB

Dengan adanya rumah biogas dalam sistem pertanian yang terintegrasi dapat mengurangi limbah biomasa yang dihasilkan dari kotoran peternakan. Pengembangan rencana ini nantinya bisa menjadi sumber energi alternatif pengganti lpg dan dapat menjadi bahan bakar generator pembangkit tenaga listrik. Mekanisme penerapan rumah biogas ini semua kotoran peternakan yang ada di wilayah studi akan dikumpulkan di rumah biogas yang berada di Desa Rimpak dan Desa Karangsari yang nantinya hasil gas ini dapat didistribusikan melalui pipa ke home industri terdekat untuk bahan bakar pengolahan. Hal ini dapat mengurangi biaya home industri dalam pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi. Agar program rumah biogas dapat direalisasikan maka diperlukan beberapa komponen penunjang sebagai berikut :

Pembuatan Bangunan Rumah Biogas

Pembuatan rumah biogas berfungsi sebagai tempat pengumpulan limbah kotoran peternakan yang ada di wilayah studi. Pengolahan limbah ini juga akan berada di bengunan rumah biogas yang nantinya dikelola oleh masyarakat sekitar secara bergantian secara berkala. Komponen utama dalam bengnan rumah biogas adalah adanya sumur/tabung didalam tanah yang berfungsi sebagai fermentasi dari kotoran hewan. Fermentasi ini membutuhkan waktu selama 14 hari .Dengan kerentanan terhadap bahaya kebakaran yang ditimbulkan dari gas yang sudah jadi maka perlunya penambahan alat pemadam api dan alarm untuk meminimalisir terjadinya kebakaran di rumah biogas.

51 51

Pembangunan Instalasi Biogas

Bangunan utama dari instalasi biogas adalah Digester yang berfungsi untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri. Lahan yang diperlukan sekitar 16 m2. Untuk membuat digester diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu kali, batu koral, bata merah, besi konstruksi, cat dan pipa pralon. Lokasi yang akan dibangun sebaiknya dekat dengan kandang sehingga kotoran ternak dapat langsung disalurkan kedalam digester. Disamping digester harus dibangun juga penampung sludge (lumpur) dimana slugde tersebut nantinya dapat dipisahkan dan dijadikan pupuk organik padat dan pupuk organik cair.

KONSEP PENGEMBANGAN

ZONA PRODUKSI

Rumah Biogas

Pengadaan Sistem Transportasi

Dengan terbangunnya rumah biogas hanya terdapat 2 buah di wilayah studi maka diperlukannya pengadaan sarana transportasi yang dapat menditribusikan kotoran hewan ke rumah biogas apalagi dalam sistem pengolahan biogas kotoran hewan harus pada kondisi fresh agar dapat menghasilkan gas metana yang banyak dalam proses fermentasi. Pengadaan transportasi berupa kendaraan roda 3 karena dianggap cepat dalam kegiatan mobilisasi dan tidak terlalu mahal dalam biaya pengadaan ini.

3
4
52 52
BAB

Pengolahan Kotoran Hewan Menjadi Biogas

Adapun cara untuk memproses kotoran hewan menjadi biogas adalah yang pertama mencampur kotoran sapi dan air dengan perbandingan 1 : 1 agar mempermudah pemasukan dalam digester. Selanjutnya adalah proses fermentasi yang dapat dilakukan dengan cara penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan.

KONSEP PENGEMBANGAN BAB

ZONA PRODUKSI

Rumah Biogas

3
53 53
4

Rumah Biogas

Pembuatan Pipa Instalasi Hasil Biogas

Guna mendistribusikan hasil biogas maka perlunya pembuatan instalalasi pipa yang berpusat pada rumah biogas tadi. Instalasi pipa ini dalam jangka pendek hanya disalurkan ke wilayah dengan kegiatan pengolahan home industri untuk mengurangi biaya pengolahan. Bukan tidak mungkin dengan berkembangnya zaman pipa ini akan terintegrasi ke semua rumah rumah masyarakat.

Pembentukan Pengelola dan Penyuluhan

Pembentukan pengelola rumah biogas ini nantinya akan dikelola mandiri oleh masyarakat sekitar terutama oleh masyarakat dengan kegiatan bertenak. Penyuluhan ini diharapkan masyarakat bisa mengelola rumah biogas secara tepat dan memperhatikan kemanan dalam pengolahan. Apalagi kegiatan ini merupakan kegiatan dengan kerentanan kebakaran yang sangat tinggi. Penyuluhan ini juga agar masyarakat dapat percaya bahwa biogas tidak akan berbau kotoran hewan dalam kegiatan memasak.

3
4
54 54
KONSEP PENGEMBANGAN BAB
ZONA PRODUKSI

DesaLumbung

KONSEP PENGEMBANGAN
BAB 4 55 55

KONSEP PENGEMBANGAN BAB 4 ZONA PENGELOLAAN

Pengembangan Lumbung Desa

Dengan tujuan untuk memperkuat cadangan pangan masyarakat Sapuran dan meningkatkan modal kelompok melalui pengembangan usaha ekonomi produktif di bidang pangan, kegiatan Lumbung desa ini akan melibatkan beberapa pihak, seperti : perangkat desa, lembaga lumbung desa (gabungan dari berbagai kelompok tani), dan masyarakat tani. Dengan adanya peran lembaga lumbung desa ini bisa memfasilitasi para petani untuk belajar tentang pengelolaan dan penigkatan hasil pertanian. lumbung pangan ini berupa lembaga yang menunjang kegiatan pengolahan barang mentah menjadi bahan jadi dan berpusat di Desa Pacekelan . Adapun cara agar program ini terealisasi dibutuhkan komponen penunjang sebagai berikut

Pembuatan Lembaga Permodalan

Lembaga permodalan berfungsi sebagai koprasi simpan pinjam bagi pengelola hasil pertanian untuk meningkatkan kualitas dan mutu dalam proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi. Lembaga permodalan juga berfungsi sebagai pengawas dan pendistribusian dana oleh pemerintah daerah untuk kegiatan pengolahan. Nantinya Lembaga permodalan akan diisi oleh masyarakat dan orang pemerintahan untuk menjalankan Lembaga ini

Pembuatan Balai Lumbung Pangan

Pembuatan lumbung pangan ini nantinya akan dibangun di Desa Pacekelan untuk pusat balai kegiatan penyuluhan dan peningkatan hasil pengolahan. Bangunan balai ini berupa aula yang didalamnya terdapat kantor yang mengurusi kelembagaan lumbung pangan.

56 56

Pembuatan Gudang Penyimpanan

Pembuatan gudang dari lumbung desa yang dikelola oleh Gapoktan (gabungan kelompok tani). Organisasi ini melibatkan anggota kelompok tani dari perwakilan seluruh desa yang ada di Kecamatan Sapuran. Gudang ini melayani petani dalam sistem pengelolaan hasil semua komoditas dengan jasa pelayanan simpan-jual. Contohnya gabah dan prosesing menjadi beras sehingga rendahnya pendapatan dari hasil panen pada musim hujan atau pada saat harga kurang menguntungkan dapat dihindari.

KONSEP PENGEMBANGAN

ZONA PENGELOLAAN

Pengembangan Lumbung Desa

BAB

Pembuatan Layanan Media Informasi

Pembuatan layanan media informasi ini bertujuan untuk mempromosikan potensi hasil panen di kecamatan sapuran ke khalayak masyarakat yang lebih luas. Diharapkan dengan adanya media informasi tentang potensi pertanian ini dapat mendatangkan minat investasi di Kecamatan Sapuran. Pembuatan layanan media informasi berupa website pertanian yang dapat diakses oleh semua orang. Tidak hanya untuk orang luar, layanan ini berfungsi juga sekaligus mempromosikan atau memperkenal ke warga desa tentang lumbung desa.

57 57
4

KONSEP

ZONA PENGELOLAAN

PENGEMBANGAN

Pengembangan Lumbung Desa

Dengan adanya kegiatan penyuluhan yang berada di balai lumbung pangan Desa Pacekelan diharapkan masyarakat mampu meningkatkan hasil produktifitasnya dalam proses pengolahan berupa packaging untuk meningkatkan value produk sebelumnya. Contohnya peningkatan value adalah dengan pembuatan daun loncang yang di press dan packaging agar masih fresh dalam kegiatan pendistribusian itu akan mempengaruhi nilai jual daun loncang.

Penyuluhan dan Peningkatan Pengolahan Hasil Pertanian
4
58 58
BAB

ZONA PENGELOLAAN

KONSEP PENGEMBANGAN BAB

Pengolahan dan Home Industri

Pengolahan dan Home Industri bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan harga jual hasil pertanian sebelum dipasarkan. Kegiatan ini diberada diberbagai desa yang ada di Kecamatan Sapuran. Pembuatan sentra pengolahan dan industri ditentukan berdasarkan jarak wilayah zona produksi dan zona pengolahan yang diharapkan mampu mengurangi biaya distribusi dan dapat menghasilkan produk yang berkualitas karena setiap desa hanya fokus untuk mengolah komooditas satu jenis saja. Adapun rencana untuk menunjang pengolahan dan home indsutri adalah sebagai berikut:

Pembuatan dan Pembagian Pusat Home Industri

Lembaga kelayakan pangan ini berfungsi sebagai Lembaga sortir skala kecamatan sebelum di distribusikan ke pasar yang ada agar terjamin mutu dan kualitas produk yang dijual. Lembaga ini nantinya akan diisi oleh staff ahli dalam kurun beberapa waktu untuk mengajarkan masyarakat dalam menguji masyarakat sendiri

Pembuatan dan pembagian pusat home industri ini bertujuan untuk mengurangi biaya dalam kegiatan pendistribusian hasil panen dari zona produksi ke zona pengolahan. Yang nantinya desa yang berdekatan dengan desa di zona produksi akan mengolah komoditasnya. Contohnya adalah Desa Jolontoro sebagai desa pengolahan komoditas pertanian lahan basah karena berdekatan dengan Desa Bogoran yang memiliki komoditas pertanian lahan basah juga. Hal ini tidak saja dapat mengurangi biaya namun juga dapat meningkatan efisiensi dalam pengolahan

Pembuatan Lembaga Kelayakan Pangan
4
59 59

Dengan memanfaatkan adanya kegiatan pengolahan yang berpusat di home industri setiap desa menjadikan kegiatan ini menjadi potensi wisata edukasi. Seperti proses pembuatan kerajinan kayu yang wisatawan dapat ikut belajar dalam kegiatan tersebut.

KONSEP PENGEMBANGAN BAB

ZONA PENGELOLAAN

Pengolahan dan Home Industri

Dengan padatnya kegiatan pendistribusian dari zona produksi – zona pengolahan – zona pemasaran akan sangat penting jika ditunjang dengan perbaikan jalan karena dapat meningkatkan mobilisasi kegiatan tersebut.

Dengan memanfaatkan hasil hutan yang berupa kayu sengon dapat diolah menjadi triplek agar meningkatkan harga jual. Cara mengolah kayu menjadi triplek yaitu dengan cara memotong balok kayu setebal 0,24 – 0,66 mm sebanyak 3 buah yang nantinya lembaran kayu akan disusun 3 lapis menggunakan lem. Pengolahan triplek berada di Desa Pacekelan.

Pengolahan kopi kemasan ini berada di Desa Pacekelan dikarenakan dekat dengan wilayah penghasil kopi. Pengolahan yang dimaksud adalah mulai dari pengelupasan biji kopi kemudian dijemur serta disangrai. Pengolahan kopi terdapat 2 jenis yaitu produk biji kopi dan kopi bubuk, yang nantinya akan dikemas secara menarik sebelum dipasarkan.

Pembuatan Home Indsutri Berbasis Wisata Edukasi Perbaikan Sistem Jaringan Jalan Sentra Pengolahan Kayu Menjadi Triplek Sentra Pengolahan Kopi Kemasan
4
60 60

KONSEP PENGEMBANGAN BAB 4 ZONA PENGELOLAAN

Pengolahan dan Home Industri

Sentra Pengolahan Singkong

Menjadikan Desa Ngadikerso sebagai sentra pengolahan singkong karena berdekatan dengan wilayah produksi penghasil singkong, dimana hasil singkong itu dapat diolah menjadi opak dan tepung maizena. Dalam pembuatan singkong menjadi opak dan tepung maizena dapat dilakukan secara tradisional sehingga dapat mengurangi biaya pengolahan.

Pengemasan Daun Loncang

Kecamatan Sapuran merupakan wilayah yang memiliki komoditas unggulan adalah daun loncang. Kegiatan pengemasan daun loncang ini berada di Desa Batursari sebagai pusat pengemasan. Pengemasan yang dimaksud adalah pengemasan dengan menggunakan plastik yang dipress dengan bobot bersih 500 gram. Hal ini dapat meningkatkan harga jual daun loncang serta dapat mengurangi waktu pembusukan.

61 61

OnlinePasar

KONSEP PENGEMBANGAN
BAB 4 62 62

KONSEP PENGEMBANGAN BAB 4 ZONA PEMASARAN

Pengembangan Pasar Online di Kecamatan Sapuran

Dengan pemasaran secara online diharapkan dapat mempermudah dan memperluas jangkauan pemasaran hasil produksi maupun hasil UMKM yang ada di Kecamatan Sapuran .

Pembangunan Balai Layanan, Penyuluhan dan Pembentukan organisasi kelompok pasar online di Kecamatan Sapuran.

Pembangunan balai penyuluhan dan pembentukan organisasi bertujuan untuk mempermudah pengelolaan pasar online di Kecamatan Sapuran, yang berpusat di Kelurahan Sapuran.

Peningkatan Persebaran Jaringan Internet Diseluruh Desa di Kecamatan Sapuran

Guna memperlancar pasar online maka dibutuhkan jaringan internet yang stabil di seluruh wilayah Kecamatan Sapuran.

63 63

Pembuatan e-commerce diadakan untuk menjadi pihak ke tiga sehingga para pembeli merasa aman dan nyaman dalam berbelanja. Dan juga memudahkan transaksi jual beli online antara penjual dan pembeli. Penjualan online menggunakan aplikasi Tokopedia bertujuan untuk mendukung startup dalam negeri. Dengan rencana pembuatan toko online yaitu menentukan nama toko pasar online sapuran (PASOSA). Produk yang dijual berupa hasil pertanian dan UMKM yang ada di Kecamatan Sapuran dengan mempromosikan produk semenarik mungkin dan memberikan potongan harga dengan ketentuan tertentu, diharapkan mampu menunjang pemasaran.

KONSEP PENGEMBANGAN BAB 4 ZONA PEMASARAN

Pembuatan layanan transportasi pendukung pemasaran online

Guna mendukung pemasaran online maka diadakan pembuatan layanan transportasi pendukung yang berpusat di Kelurahan Sapuran agar pemasaran lebih efesien dan efektif. Terdapat 2 sarana transportasi untuk menunjang pendistribusian produk yang sudah dipesan oleh konsumen, yang pertama mobil box digunakan untuk pengiriman jarak jauh dan dalam muatan yang banyak. Sarana trasportasi yang kedua yaitu motor box yang digunakan untuk pengiriman jarak dekat dan dalam muatan kecil.

Rencana Promosi Pemasaran :

1. Mempromosikan melalui sosial media, seperti sosial media marketing dengan membuat iklan dan membuat video promosi yang di upload di sosial media tersebut.

2. Mempromosikan melalui spanduk, dengan mempromosikan melalui spanduk yang di pasang di setiap desa diharapkan dapat mempromosikan pasar khususnya masyarakat Kecamatan Sapuran

3. Mempromosikan melalui brosur, dengan brosur yang dibuat menarik diharapkan dapat meningkatkan pemasaran.

4. Mempromosikan melalui sosialisasi atau penyuluhan di setiap desa yang ada di Kecamatan Sapuran.

Pengembangan Pasar Online di Kecamatan Sapuran Pembuatan E-Commerce Untuk Penunjang Pasar Online
64 64

KONSEP PENGEMBANGAN BAB 4 ZONA PEMASARAN 65 65

Pengembangan Pasar Offline di Kecamatan Sapuran

Pembangunan Pusat Pasar di Kelurahan Sapuran.

Karena letak wilayah Sapuran menjadi salah satu jalan penghubung provinsi sehingga sangat strategis dan termasuk wilayah IKK maka pembangunan pasar pusat ini dibangun di Kelurahan Sapuran dengan dengan konsep pasar agro. Dengan rencana pembangun gedung pasar di dekat alun alun Kecamatan Sapuran, mengelola pasar pusat menjadi ikon kebanggan atau spirit of place di Kecamatan Sapuran dengan membangun fasilitas pasar yang lengkap serta bangunan pasar yang memadaiuntuk perkembangan dan kelancaran aktivitas pasar, seperti menyediakan gedung parkir sehingga pengunjung maupun pedagang nyaman

Pembangunan pasar agro wisata di desa ngadisalam

Karena wilayah Desa Ngadisalam memiliki komoditas dan wisata perkebunan teh dan UMKM yang banyak tersebar di Desa Ngadisalam maka sangat cocok untuk dibangun pasar agro wisata di Desa Ngadisalam tersebut

Pembangunan Pasar Pembantu di Desa Sedayu dan

Desa Tempursari

Karena letak desa dan komoditas yang sama dengan Kelurahan Sapuran maka Desa Sedayu dan Desa Tempursari dibangun sebagai pasar pembantu pusat, dibangunya pasar pembantu di desa tersebut guna mempermudah pemasaran.

Indikasi Program Bab 5

INDIKASI PROGRAM

5
67 67
KONSEP PENGEMBANGAN BAB

KONSEP PENGEMBANGAN BAB

INDIKASI PROGRAM

5
68 68

KONSEP PENGEMBANGAN BAB

INDIKASI PROGRAM

5
69 69

KONSEP PENGEMBANGAN BAB

INDIKASI PROGRAM

5
70 70

KONSEP PENGEMBANGAN BAB

INDIKASI PROGRAM

71 71
5
FAKULTAS
2022/2023
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
TEKNIK UNIVERSITA SEMARANG

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.