BUKU RENCANA PENGEMBANGAN
KecamatanLeksono
Wonosobo
BUKU RENCANA PENGEMBANGAN
KecamatanLeksono
Wonosobo
Perencanaan Wilayah Dan Kota
Fakultas Teknik
UniversitasSemarang
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami
sehingga kami dapat membuat sekaligus menyusun
Laporan tentang Studio Perencanaan Kecamatan Leksono,KabupatenWonosobo,JawaTengah.
Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan juga mendapat bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalampembuatanlaporanini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan Studio Perencanaan Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah dapat memberi manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca dan dapat memberi alternatif rekomendasi untuk pengembangan Kecamatan Leksono agar menjadi kawasan agropolitan yang cerdas dan berkelanjutan.
Semarang, 20 Desember 2022
Tim Penulis
Konstelasi Wilayah
Orientasi Wilayah
Kondisi Fisik Dasar
Kependudukan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Infrastruktur dan Fasilitas
15 25
Potensi
Permasalahan
Isu Kawasan
Analisis Skoring
Isu Strategis
Tujuan Pengembangan
Visi dan Misi
Smart and Agropolitan Area
Literatur Konsep
Pembagian Orde Pengembangan
Peta Rencana Pola Ruang
Peta Rencana Struktur Ruang
Smart Farming Leksono
Smart Environment Leksono
Sustainable Agropolitan Leksono
Rencana Pengembangan Orde
Indikasi Program
Kecamatan Leksono berada di Kabupaten Wonosobo.
Letak Kecamatan Leksono sangat strategis yaitu berada
pada jalan kolektor utama yang menghubungkan antara
Kabupaten Wonosobo dengan Kabupaten Banjarnegara.
Pusat Pemerintahan Kecamatan Leksono berjarak 10 km
dari Ibu Kota Kabupaten Wonosobo. Kecamatan Leksono memiliki luas wilayah 4.407,002 ha, atau 4,48% dari luas
Kabupaten Wonosobo. Kecamatan Leksono masuk dalam
Kawasan peruntukan holtikultura dan mempunyai komoditas unggulan salah satunya yaitu buah salak. Buah
salakdi Kecamatan Leksono memiliki bibityang berasal dari daerah Sleman. Penjualan hasil panen buah salak dari
Kecamatan Leksono dijual menuju Banjarnegara, Sleman danbeberapadaerahdiKabupatenWonosobo.
Ekspor hasil panen salak
Impor bibit salak
Jalur ekspor
BatasAdministrasi
Luas Kecamatan Leksono adalah 4,407 hektar atau 4,48 persen dariluaswilayahKabupatenWonosobo.
Kecamatan Leksono terdiri dari 13 desa dan 1 kelurahan, yaitu desa Sawangan, Lipursari, Selokromo, Sojokerto, Besani, Jlamprang, Wonokerto, Jonggolsari, Timbang, Kalimendong,, Manggis, Durensawit,Pcarmulyo,danKelurahanLeksono.
BatasWilayahKecamatanLeksonoyaitu:
Utara :KecamatanWatumalang
Timur :KecamatanSelomerto
Selatan :KecamatanKaliwiro
Sebelah Barat : Kec. Sukoharjo dan Banjarnegara.
Kondisi Iklim pada Kecamatan Leksono beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Curah hujan 4.425 mm pada tahun 2020
dengan jumlah hari hujan sebanyak 227 hari. Pada Kondisi Topografi Kecamatan Leksono merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 400-800 meter dari permukaan laut (dpl). Rata-rata kemiringan tanah di Kecamatan Leksono adalah 36 –
67%.
Jenis Tanah
Pada umumnya jenis tanah di Kecamatan Leksono sangat subur, sehingga berpotensi untuk ditanami berbagai jenis tanaman pertanian pangan, holtikultura dan perkebunan. Jenis tanah di Kecamatan Leksono didominasi oleh jenis tanah komplek grumusol regosol dan mediteran, latosol coklat, latosol coklat tua kemerahan, dan sedikit komplek latosolmerahkekuningan.
Tata Guna Lahan
Luas wilayah Kecamatan Leksono kurang lebih 4.407 hektar atau 4,48% dari luas wilayah Kabupaten Wonosobo. Penggunaan lahan paling banyak di Kecamatan Leksono adalah perkebunan dengan luas 2051,74 hektar, dan pada sawah sebesar 888,05 hektar, sedangkan lahan yang paling sedikit adalah lahan yang tidak dimanfaatkan atau semak. Lahan perkebunan di Kecamatan Leksono rata-rata ditanami Cabai, Salak, dan Kelapa, dll, dari perkebunan tersebut salah satunyamenjadisektorunggulandiKecamatanLeksono.
Jumlah Penduduk
Berdasarkan hasil sensus penduduk 2020, penduduk
Kecamatan Leksono pada September 2020 sebanyak
46.186 jiwa, terdiri dari penduduklaki-laki sebanyak23.224
jiwa dan perempuan 22.962 jiwa. Penduduk berdasarkan
agama, mayoritas penduduk di Kecamatan Leksono
memelu agama Islam dengan presentase sebesar 99,13%, selain itu beragama Kristen, Katolik dan Hindu. Penduduk
b e r d a s a r k a n m a t a p e n c a h a r i a n , S e b a g i a n
besarmasyarakat di Kecamatan Leksono bermata
pencaharian sebagai petani, baik sebagai petani sendiri, penggarap,maupunsebagaiburuhtani.
Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk terbesar ada di Kelurahan Leksono sebanyak 4.939 jiwa dengan 2.474 laki-laki dan 2.465 perempuan namun, untuk jumlah paling kecil adalah Desa Durensawit dengan jumlah penduduk sebanyak 1.975 jiwa. Pada tahun 2020, kepadatan penduduk di Kecamatan Leksono adalah 1.048 jiwa per km2. Desa terpadat ada pada Desa Sojokerto yaitu 2.010 jiwa per km2, sedangkan yang paling rendah terdapat di Desa Lipursari yaitu 675 jiwa per km2. Kepadatan penduduk di Kecamatan Leksono
adalah1.048jiwaperkm2.
Pertanian Pangan, sebagian besar masyarakat di Kecamatan Leksono bermata pencaharian sebagai petani, baik sebagai petani sendiri, penggarap, maupun buruh tani. Pertanian dan perkebunan dimanfaatkan oleh masyarakat Leksono untuk menanam berbagai tanaman seperti padi, palawija, jagung, umbi-umbian, dan kapulaga. Sektor pertanian menjadi sektor andalan dalam menopang perekonomian masyarakat. Sebagian
masyarakat juga bermata pencaharian sebagai petani kebun (Holtikultural). Beberapa hasil/produkunggulan masyarakat Kecamatan Leksono antara lain: Salak,Palawija,danSayur-sayuran.
Peternakan, untuk sektor peternakan di Kecamatan Leksono sebagian besar mengelola sektor peternakan pada hewan kambing, sapi, bebek dan ayam petelur maupun ayam pedaging. Sebagian besar dari hewan tersebut dikelola secara pribadi atau perorangan, namun juga ada sektor ternak lain yaitu kelinci, kerbau dan marmut hias namun hanya di wilayah Desa Wonokertosaja.
Perikanan, Pemanfaatan sumber daya potensi perikanan air tawar oleh
pembudidaya ikan telah memberikan konstribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Leksono. Potensi tersebut ditunjang ketersediaan sumber air yang memadai. Kegiatan usaha budidaya rata-rata dari milik pribadi
pembudidaya itu sendiri, untuk tenaga kerja biasanya juga ada yang membantu proses budidaya sekitar 2 hingga 3 orang, tenaga kerja tersebut sebagaian besar bekerja secara tidak tetap atau sambilan yang hanya bekerja padasaatpanen.
Sarana kesehatan di Kecamatan Leksono sudah cukup
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat, terdapat 2 Puskesmas, 50 Posyandu, dan Apotek yangtersebardiKecamatanLeksono
Bidang pendidikan di Kecamatan Leksono bisa dikatakan sudah cukup memadai dilihat dari fasilitas pendidikan yang ada dan cukup mudah untuk dijangkau.
Di Kecamatan Leksono terdapat 18 PlayGroup, 24TK, 26 SD, dan 5 MI yang tersebar di seluruh Desa dan Kelurahan,6SMPdan1MTS,2SMKdan1SMA.
Mayoritas penduduk di Kecamatan Leksono memeluk agama islam dengan presentase sebesar 99,09 persen, selain itu beragama kristen dan katolik. Kemudian dari
fasilitas tempat ibadah yang ada masing - masing
terdapat63Masjid82Musholadan2Gereja.
Sarana perekonomian yang memadai sangat di perlukan
masyarakat guna menunjang kegiatan ekonominya yang pada
akhirnya dapat menyejahterakan masyarakat. Terdapat 3
pasar umum yang terletak di Kelurahan Leksono, Desa
Jlamprang,danDesaJonggolsari.
Kondisi perkantoran di Kecamatan Leksono secara umum dapat dikatakan cukup memadai, Memiliki jumlah sarana
perkantoran berupa 1 unit kantor Kecamatan, 1 Kantor
Kelurahan, 13 Kantor Desa, 1 Unit Kantor Kepolisian, dan 1 unit Kantor PDAM.
Sarana Publik di Kecamatan Leksono terdapat 18 lapangan
sepak bola, 20 lapangan bulu tangkis, 15 lapangan bola voli, 1 lapangan bola basket, dan 38 meja pingpong. Sedangkan unit kesenian tercatat sebanyak 83 unit yang tersebar di seluruh
desadiKecamatanLeksono.
PrasaranaJalan
Kondisi jalan di Kecamatan Leksono sudah cukup baik, namun beberapa jalan penghubung antar desa masih terdapat
kerusakan yang cukup parah. Jaringan jalan yang ada telah terkoneksi dari gang kecil ke gang lingkungan sampai ke jalan besar. Perkerasan jalan di Kecamatan Leksono ada 3 jenisyaitu, jalanaspal,jalanbeton,danjalanpaving.
PrasaranaDrainase
Sistem drainase di Kecamatan Leksono yaitu drainase alami dan drainase buatan. Kontruksi drainase di Kecamatan
Leksono sebagaian besar konstruksinya terbuka dan letak salurannyaberadadipermukaantanah.
PrasaranaAirlimbah
Pengolahan air limbah di Kecamatan Leksono sudah
menggunakan IPAL dan setiap rumah tangga memiliki septictankyangkemudiandiresapkankedalamtanah.
PrasaranaAirbersih
Seluruh masyarakat di Kecamatan Leksono manyoritas
menggunakan air bersih aliran PDAM dan SIMAS untuk beberapa masyarakat masih ada yang menggunakan mata air/sungai.
Pengolahan persampahan masyarakat Kecamatan Leksono sudah melaksanankan pemilahan sampah 3R dan bank sampah. Kondisi TPS di Kecataman Leksono belum dikelola dengan baik namun, saat ini pemusnahan dilakukan secara manual dengan cara ditimbun, dibakar dan dibiarkan masuk sungai.
Jaringan listrik di Kecamatan Leksono dipenuhi dengan jaringan listrik udara tegangan tinggi, tegangan menengah, dan tegangan rendah yang terkoneksi oleh PLN. Distribusi jaringan listrik di Kecamatan Leksono sudah merata dan tidak ada gangguan.
Terjangkaunya seluruh daerah karena keberadaan BTS yang sudah terdistribusi secara merata namun Kecamatan Leksono masih belum memiliki sarana telekomunikasi melainkan prasarana individu seperti wifi/telpon seluler pribadi. Untuk akses telekomunikasi manyoritas warga menggunakan media elektronik.
Produk unggulan sektor pertanian
tanaman pangan di Kecamatan Leksono
adalah padi. Dikarenakan banyaknya
produksi padi, masyarakat Kecamatan
Leksono memanfaatkan padi untuk
menunjang kebutuhan pangan harian
serta ekonomi masyarakat. Selain padi di Kecamatan Leksono juga memiliki hasil
produktivitas pertanian lainnya, meliputi cabai, kapulaga dan sayur – sayuran.
P rod u k u n g g u l a n pa d a s e k tor perkebunan di Kecamatan Leksono
adalah buah salak. Dengan luas 972 hektar. Hampir seluruh desa yang ada di Kecamatan Leksono memiliki lahan perkebunan salak. Distribusi salak di Kecamatan Leksono sudah tersebar hingga luar Jawa. Para petani mengirimkan ke tengkulak dan di proses oleh tengkulak untuk pemasarannya.
Komoditas unggulan pada sektor peternakan di Kecamatan Leksono yaitu kambing. Sebagian masyarakat di Kecamatan Leksono menjadikan beternak sebagai kegiatan sampingan untuk menambah penghasilan. Untuk distribusi hasil peternakan biasanya di pasarkan ke sekitar wilayah bahkan sampai luar kota. Selain peternakan di Kecamatan Leksono juga terdapat perikanan, lele menjadi komoditas unggulan di Kecamatan Leksono. D i k a r e n a k a n b u d i d a y a d a n pengelolaannya yang mudah dan terjangkau.
Terdapat beberapa Industri salah satunya pabrik
kayu yang hasil serta limbahnya dapat dimanfaatkan
untuk dibuat jamur. Selain itu terdapat banyak jenis
UMKM di Kecamatan Leksono yang unggulan. Hal tersebut tentunya menjadi pendorong masyarakat di Kecamatan Leksono untuk membuat UMKM dengan
harapan produk yang dihasilkan akan laku di pasaran dan dapat menunjang penghasilan masyarakat di Kecamatan Leksono. Selain itu, terdapat banyak
produk makanan hasil UMKM yang telah dibuat oleh masyarakat, diantaranya olahan keripik keripik singkong, keripik tempe, roti lempit, gula merah dan gula kelapa. Untuk pendistribusian produk UMKM di jual ke beberapa daerah Wonosobo bahkan ada yang sampai ke luar Jawa.
Potensi lainnya di Kecamatan Leksono terdapat pada sektor pariwisata. Kecamatan Leksono memiliki beberapa objek wisata berbasis alam. Diantaranya wisata alam bukit Beser yang menyuguhkan keindahan alam, River Tubing, wisata kesenian dan kebudayaan, wisata kuliner tradisional, agrowisata kebun buah, dan embung desa. Pengelolaan objek wisata ini dikelola oleh organisai POKDARWIS atau disebut Komunitas Sadar Wisata. Masih banyak potensi di Kecamatan Leksono yang bisa dikembangkan, karena Kecamatan Leksono memiliki wilayah yang strategis, berada di jalur lintas antar Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Untuk memanfaatkan hal tersebut tentunya perlu pembenahan agar menjadi lebih ramai dan menjadi tujuan wisata bagi penduduk di luar Kabupaten Wonosobo.
Permasalahan pada sektor pariwisata di Kecamatan Leksono yaitu, belum optimalnya penyediaan serta pengembangan infrastruktur untuk menunjang kegiatan pariwisata. Selain itu, faktor alam juga sangat mempengaruhi aktivitas pariwisata di Kecamatan
Leksono. Curah hujan yang cukup tinggi di daerah
Kecamatan Leksono mengakibatkan penurunan jumlah pengunjung.
Selain permasalahan pada sektor pertanian, perkebunan dan pariwisata di Kecamatan Leksono juga memiliki
permasalahan pada sarana dan prasarananya. Yaitu masih
terdapat akses jalan yang rusak dan minimnya penerangan jalan terutama di pelosok desa. Hal tersebut dapat mengganggu aktivitas serta aksesbilitas masyarakat.
Belum meratanya persebaran TPS sehingga masih banyak yang membuang sampah di pinggiran sungai dan di kebun.
Dan masih terdapat beberapa drainase yang rusak atau jebol di Kecamatan Leksono.
Permasalahan pada sektor pertanian yang ada di Kecamatan Leksono yaitu adanya alih fungsi lahan
yang kurang terkendali. Tidak adanya irigasi atau kurangnya irigasi mengakibatkan Kawasan pertanian yang semula ditanami padi, berubah menjadi perkebunan.
Permasalahan pada sektor perkebunan di Kecamatan Leksono yaitu, kurangnya edukasi dalam mengelola tanah yang membuat kondisi tanah semakin buruk
dikarenakan kondisi keasam tanah yang tinggi, dimana kadar Ph mencapai 4,5 di tambah pemberian pupuk yang kurang terkendali membuat hasil panen menurun.
• Pengembangan pada sektor pertanian dan UMKM yang belum didukung oleh ketersediaan lahan pertanian dan pengolahansampahakibatlimbah.
• Pengembangan pada sektor pertanian dan UMKM, namun peran serta pemangku kebijakan dan kelembagaan masyarakatmasihbelumoptimal.
• Pemasaran hasil produk pertanian dan UMKM belum dilakukan secara optimal.
• Pada sektor pertanian belum didukung saranadanprasaranayangmenunjang.
• Kelompok Tani masih belum optimal perannya dalam penyediaan tanaman pangan.
• Pada sektor Pariwisata belum dikembangkansecaraoptimal.
Untuk menentukan prioritas isu strategis guna mengembangkan kawasan di Kecamatan Leksono, dilakukan dengan menggunakan analisis skoring. Analisis skoring yang dipakai adalah analisis prioritas strategis dengan pembobotan sederhana melalui diskusi kelompok. Terdapat 6 prioritas strategis yang sudah dihitungdengananalisisskoring.
Berdasarkan hasil analisis skoring di Kecamatan Leksono, prioritas utama yang perlu diperhatikan di sektor pertanian yaitu
pengembangan sarana dan prasarana. Hal ini bertujuan untuk menunjang hasil panen agar lebih optimal, dan menunjang aksesbilitas
dalam melakukan pemasaran produk pertanian. Selain itu irigasi serta pengelolaan limbah yang baik juga perlu diperhatikan, karena akan memengaruhi lahan pertanian dan berdampak pada hasil panen, dan
adanya kelompok tani dapat membantu pengelolaan dalam mengembangkanusahatani.
Dari semua rencana pembangunan serta pengembang di Kecamatan Leksono, dukungan dari pemerintah serta peran masyarakat sangatdiperlukanagarsemuannyadapatberjalandenganlancar.
Mewujudkan Kawasan agropolitan yang mampu bersaing dengan membangun infrastruktur dan sistem kelembagaan demi menunjang kegiatan pada sektor pertanian unggulan di Kecamatan Leksono.
“Mengembangkan Kecamatan Leksono sebagai Kawasan Agropolitan yang mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan”
1. Meningkatkan perekonomian yang berbasis pada agropolitan guna mendorong pengembanganpotensiekonomidiKecamatanLeksono
2. Pengembangan sarana dan prasaranan penunjang agropolitan yang memadai untukmendukungpengembangansistemdanusahaagribisnis
3. Penguatan SDM pertanian dan Gapoktan untuk meningkatkan skala ekonomi danefisiensiusahapertanian
4. Mewujudkanmekanismepemasaranyangefektifdanefisien
5. Mengembangkan lingkungan Kecamatan Leksono sebagai lingkungan yang berkelanjutan
Berdasarkan hasil analisis yang sudah ditelaah, dengan segala potensi dan masalah yang ada di Kecamatan
Leksono disimpulkan bahwa konsep yang terbaik adalah
Agropolitan
Pada konsep Agropolitan, strategi pengembangan yang akan dipertimbangkan berirama dan bersinergi antar pusat hinterland
terutama memperhatikan pada konfigurasi spasial, aktivitas ekonomi, dan mengoptimalkan dampak pembangunan yang akan
dilaksanakan. Pembagian wilayah Agropolitan dibagi menjadi 3
orde. Serta pada proses produksi hingga pemasaran akan dibagi dalam beberapa wilayah di Kecamatan Leksono untuk
memanfaatkanhasildanpotensidiwilayahmasing-masing.
Smart
Smart pada perancangan pengembangan Kecamatan Leksono
berfokus pada smart environment dimana Kecamatan Leksono
akan diarahkan untuk menjadi Kecamatan yang mandiri energi
dengan memanfaatkan sumber daya air pada Daerah Aliran Sungai
(DAS) Sungai Serayu dan Kali Preng dengan membangun PLTMH. RencanainisejalandenganarahanRTRWKabupatenWonosobo.
SDGs 2015 – 2030 atau Sustanable Development Goals
memiliki tujuan menjaga peningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas hidup serta pembangunan sarana dan prasana yang inklusif untuk generasi sekarang hingga generasi selanjutnya. Kecamatan Leksono akan memiliki akses yang mudahterhadappelayanankesehatanbagiwargadesanya.
Memastikan ketersediaan dukungan dan akses pendidikan yang layak guna menunjang SDM potensial di Kecamatan Leksono, ketersediannya modal fisik dan SDM untuk kontribusi industri terhadap pertumbuhan ekonomi desa, mengurangi dampak lingkungan melalui pembangunan menggunakan potensi energi alternatif, dan menjamin kebutuhan manusia untuk tetap tinggal dengan melestarikanekosistemdaratan.
Konsep PerencanaanKonsep Perencanaan
Berdasarkan hasil analisis yang sudah ditelaah, dengan segala potensi dan masalah yang ada di Kecamatan
Leksono disimpulkan bahwa konsep yang terbaik adalah
Point ke-3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera : Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua orang di segalausia.
Po i n t ke - 4 Pe n d i d i ka n B e r k u a l i t a s :
Memastikan Pendidikan yang inklusif dan berkualitas untuk mendukung SDM bersaing di dunia kerja dan setara juga mendukung kesempatanbelajarbagiseumurhidup.
Pointke-15Ekosistemdaratan: Melindungi dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan, menghambat degradasi tanah dan menjaga keanekaragaman hayati.
Mengembangkan pendapatan ekonomi wilayah dengan meningkatkan akses industrI yang memenuhistandarnasional.
Mempersiapkan perubahan iklim dunia dengan membuat pasar tradisional maupun pasar m o d e r n y a n g r a m a h l i n g k u n g a n d a n berkelanjutan.
Point ke-9 Industri, Inovasi, dan Infrastuktur :
Pengembangan infrastuktur yang tangguh akan bencana dan mendukung industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta membantu perkembanganinovasibaruterbarukan.
Kawasan Agropolitan merupakan kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agribisnis. Program pengembangan kawasan sentra produksi pangan (agropolitan) adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian yang dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada secara utuh dan menyeluruh, berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan, terdesentralisasi, digerakkan oleh masyarakat, dan difasilitasi oleh pemerintah. Kawasan perdesaan harus dikembangkan sebagai satu kesatuan pengembangan wilayah berdasarkan keterkaitan ekonomi antara desa-kota (urbanrural linkages) dan menyeluruh hubungan yang bersifat interdependensi/timbalbalikyangdinamis.
Di Kecamatan Leksono telah tersusun wilayah yang memiliki potensi holtikultura, walaupun hampir seluruh wilayah di Kecamatan Leksono memiliki potensi tersebut namun, pembagian ini di kelompokan dengan potensi yang lebih dominan. Seperti wilayah Manggis, Durensawit, Kalimendong, Leksono, Lipursari, Sawangan. Petani di wilayah tersebut memilih komoditas salak, kelapa, dan padi. Untuk terpenuhinya rencana pengembangan kawasan agropolitan, dilakukan analisis hirarki wilayah atau identifikasi wilayah pusat dan wilayah pendukung (Hinterland). Berdasarkan hirarki wilayah penempatan (Manggis, Durensawit, Kalimendong, Leksono, Lipursari, Sawangan, Jonggolsari) menjadi alternatif sentra/pusat (agropolis) kawasan agropolitan, karena berada pada hirarki paling tinggi di antara desa-desa yang lain, hirarki 2. Fungsi Pusat Kawasan (Agropolis) adalah antara lain (Jonggolsari, Jlamprang, Leksono, Selokromo, Sawangan, Wonokerto, Sojokerto ) sebagai pusat pengolahan, pusat pemasaran, pusat jasa dan perdagangan, pusat permukiman perkotaan, pusat pendidikan dan pelatihan, pusat penakaran benih, dan pusat agroindustri service.
Rencana pengembangan Kecamatan Leksono dibagi menjadi 3 Orde, diantaranya:
Orde 1 merupakan bagian dari pengembangan kawasan agropolitan Leksono yang memiliki fungsi sebagai pusat berbagai pelayanan, pusat pergudangan dan stok hasil pertanian, pusat hasil ekspor hasil pertanian dan perkebunan, dan pusat perdagangan hasil UMKM. Pengembangan ini mencakup wilayah Kelurahan Leksono, Desa Sawangan,danDesaLipursari.
Orde 2 merupakan pengembangan yang berfokus pada pendidikan, penyuluhan dan pelatihan bagi petani dan UMKM guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi. Selain itu pada orde 2 juga berfokus untuk pengolahan hasil pertanian dan perkebunan menjadi bahan jadi atau setengah jadi. Pengembangan ini mencakup wilayah Desa Kalimendong, Desa Jonggolsari, Desa Pacarmulyo,danDesaWonokerto.
Orde 3 merupakan pusat kegiatan sebagai pemasok dan produksi pertanian. Pengembangan ini berfokus untuk mengembangkan kawasan lahan pertanian dan perkebunan demi peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian dan perkebunan. Wilayah
pengembangan orde 3 meliputi Desa Sojokerto, Desa Manggis, Desa Durensawit,DesaJlamprang,DesaTimbang,danDesaSelokromo.
Mesin tanam padi otomatis atau rice transplanter menjadi alternatif teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi tertundanya waktu tanam serempak karena hanya mengandalkan
tenaga kerja manusia dalam proses penanamannya. Untuk pengadaan mesin ini dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat karena akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Pelatihan untuk penggunaan dan pemeliharaan alat akan melalui Sekolah Tani. Para petani setidaknya akan mendapatkan pelatihan untuk menggunakan dan perawatan mesin rice transplater ini selama1bulan.
Mesin penanam padi otomatis ini akan di terapkan di Desa Besani dan Desa Sojokerto sebagai contoh penerapan untukdi Desa lain di Kecamatan Leksono, untuk pengadaan mesinnya akan menggunakan dana dari Badan Usaha Tani atau Badan Usaha
Koperasiyangadadandiharapkanpemerintahdapatmembantu.
Smart farming merupakan konsep manajemen
pertanian yang menggunakan teknologi modern untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas produk pertanian, berbasis teknologi yang dapat membantu petani
meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas. Di Kecamatan Leksono sebagian besar kegiatan pertaniannya masih menggunakan cara yang tradisional. Dalam
perencanaan ini akan diterapkan metode pertanian dengan
menggunakan alat dan teknologi yang akan mempermudah petani.
Sebagai fase awal untuk pengenalan smart farming di Kecamatan Leksono setidaknya di butuhkan pengadaan 3 unit mesin rice transplater, 2 unit rice transplater untuk2 KelompokTaniyang berada diDesaBesanidanDesaSojokertoserta1unituntukSekolahTani.
prayer Drone merupakan alat yang menggabungkan 1 teknologi dan 1 metode aplikasi, yaitu drone (pesawat tanpa awak) dan folliar application (pemupukan lewat daun). Alat ini digunakan untuk pemupukkan dan penyemprotan pestisida pada tanaman. Layaknya sebuah drone alat ini bekerja dipermukaan udara, yang dahulu penyemprotan pestisida dan pemupukan harus dilakukan dengan menelusuri lahan pertanian, namun dengan menggunakan sprayer drone ini dapat dikendalikan dengan jarak jauh karena dikoneksikan dengan wifi pada remote control operator. Mekanisme kerja drone menyemprotkan liquid dengan wujud kabut (fog) dari udara tepat pada daun tanaman atau lebih dikenal dengan folliarapplication. Kelebihanyang didapatkan dengan menggunakan drone ini sangatmenguntungkanyaitupengaplikasianpestisidasertapupukdapatmenjangkauluasanarea5hektardalam1jam.
Penerapan drone sprayer ini akan sejalan dengan penerapan rice transplater yang berada di Desa Sojokerto dan Desa Besani, biaya pengadaan sprayer drone ini juga akan menggunakan dana dari Badan Usaha Tani atau Badan Usaha Koperasi. Sebagai media pengenalan dan pelatihan bagi para petani di Kecamatan Leksono akan di butuhkan pengadaan 3 unit drone sprayer, dimana setiap KelompokTanidarisetiapdesaakanmendapatkan1unitdan1unitlainnyaakandiberikankepadaSekolahTanisebagaimediapelatihan.
Bangunan dengan konsep terbuka merupakan salah satu alternatif untuk memanfaatkan energi matahari, bangunan dengan konsep terbuka ini akan mendapatkan penerangan dari cahaya matahari secara langsung. Sebagai contoh penerapannya adalah Terminal Joyoboyo. Pengembangan terminal tipe B dan pengembangan pasar modern nantinya akan di bangun dengan bangunan konsep terbuka.
Lampu jalan dengan tenaga surya ini akan diterapkan pada kawasan terminal tipe B terlebih dahulu, selanjutnya diharapkan
seluruh ruas jalan di Kecamatan Leksono terdapat penerangan yangmemadaidenganmenggunakanlampujalantenagasurya.
Kecamatan Leksono memiliki potensi dari perairan sungai yang
“Smart environment merupakan wujud pengelolaan
lingkungan yang pintar dengan memperhatikan lingkungan
hidup dalam pembangunan kota yang sama besarnya dengan perhatian yang diberikan terhadap pembangunan infrastruktur fisik maupun pembangunan bagi sarana dan prasarana bagi warga. Ide dasarnya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dengan menjadikan elementeknologisebagaielemenpendorongnya.
Penerapan konsep smart environment di Kecamatan Leksono
akan berfokus pada tata kelola energi yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Tata kelola energi yang dimaksud akan
diawali dengan penggunaan energi-energi terbarukan bagi
fasilitasumum,seperti:
dapat dimanfaatkan dengan pembengunan PLTMH. PLTMH sendiri merupakan terobosan yang berupa pemanfaatan aliran air yang dialirkan untuk memutar turbin yang menghasilkan energi listrik. Pembangunan PLTMH akan di bangun di Desa Pacarmulyo danDesaBesani.
Kecamatan Leksono akan memiliki akses yang mudah terhadap pelayanan kesehatan bagi warga desanya. Memastikan ketersediaan dukungan dan akses pendidikan yang layak guna menunjang SDM potensial di Kecamatan Leksono, ketersediannya modal fisik dan SDM untuk kontribusi industri terhadap pertumbuhan ekonomi desa, mengurangi dampak lingkungan melalui pembangunan menggunakan potensi energi alternatif, dan menjamin kebutuhan manusia untuk tetap tinggal dengan melestarikan ekosistem daratan yangadadiwilayahKecamataLeksono
“SDGs 2015 – 2030 atau Sustainable Development Goals
memiliki tujuan menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan
kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas hidup serta pembangunan sarana dan parasana yang inklusif untuk generasi sekarang hingga generasi selanjutnya. Kecamatan Leksono akan
mengusung 4 indikator SDGs ( Point 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera, Poin 4 Pendidikan Berkualitas, Poin 9 Industri, Inovasi, dan Infrastuktur, Poin 15 Ekosistem Daratan) 4 poin
tersebut akan dikembangkan menjadi penerapan yang dapat mensejahterakan kehidupan di Kecamatan Leksono dengan melihatpotensiyangdapatdikelolasecarabaik.
Akses terhadap fasilitas kesehatan menjadi tujuan utama dari penerapan point ke 3 Sustainable Development Goal’s di Kecamatan Leksono. Dengan membangun puskesmas di wilayah atas yang meliputi Desa Manggis, Desa Durensawit, Desa Pacarmulyo, Desa Kalimendong, Desa Jonggolsari, dan Desa Timbang sehingga di daerah tersebut tidak perlu untuk turun ke puskesmas daerah bawah yang berada di KecamatanLeksono.
Selain itu, penerapan pada point ke 3 Sustainable Development Goal’s di Kecamatan Leksono yaitu program rutin posyandu untuk menjamin seluruh anak-anak di Kecamatan Leksono mendapatkan akses imunisasi danvaksinasi, serta menjamin setiap masyarakat Kecamatan Leksono sudah terdaftar dan menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional(JKN-KIS).
Pendidikan memiliki peran penting untuk menunjang kehidupan manusia karena pada dasarnnya manusia dalam melaksanakan kehidupannya tidak lepas dari pendidikan. Dengan penerapan point ke 4 Sustainable Development Goal’s yaitu pendidikan berkualitas bertujuan untuk menjamin akses pendidikan yang berkualitas dan merata di Kecamatan Leksono. Bukan hanya pendidikan formal, namun pendidikan informal juga diperlukan untuk mendorong kreativitas yang mampu membuat KecamatanLeksonolebihmaju.Yaitudenganberbagaiupayayangdapatdilakukandiantarannya:
• MeningkatkanfasilitaspendidikandiKecamatanLeksono.
• Mewajibkan Pendidikan minimal D3 serta memberikan Pendidikan gratis sekolah SMP-D3 bagi kalangananakpetani.
• Meningkatkan pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi guna mengembangkan sumber dayamanusia.
• Menghilangkan disparitas genderdalam pendidikan,dan menjamin aksesyang sama untukuntuk semuapendidikan.
• Membangunsekolahinformal,yaitusekolahtani.
Investasi berkelanjutan dalam infrastruktur dan inovasi adalah penggerak penting pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Dengan penerapan poin ke 9 Sustainable Development Goal’s yaitu Industri, Inovasi dan Infrastruktur bertujuan untuk membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri serta mendorong inovasi di Kecamatan Leksono. Yaitu dengan berbagai upaya yang dapat dilakukan diantarannya pengadaan pelatihan kerja, dan meningkatkan akses industri dan perusahaan skala kecil, khususnya pada sektorpertanian dengan dibangunnya industri rumahandandibangunnyapasar–pasarkecil.
Pengembangan dan peningkatan kualitas Sistem Lalu Lintas, Angkutan dan Jalan (LLAJ), pengembangannya berupa pembangunan terminal tipe C di Kelurahan Leksono dengan konsep hijau, pengembangan terminal tipe B di Desa Sawangan dengan konsep hijau dan peningkatan kualitasjalandiKecamatanLeksono.
1.Konservasitanah
Di beberapa desa di Kecamatan Leksono memiliki kondisi tanah dengan pH yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan berkurangnya hasil pertanian maupun perkebunan yang berdampak pada ekonomi masyarakatnya. Konservasi tanah diperlukan untukmemperbaiki kondisi tanah dengan beberapa metode seperti:
PemberianpupukPhospatsecaraintensif
Kekahatan pada tanah menjadi kendala utama bagi kesuburan tanah masam. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian pupuk Phospat dengan kadar tinggi pada tanah. Untuk mengatasi kendala kekahatan ini, pada umumnya dapat diatasi dengan penggunaan pupuk Phospat yang mudah larut seperti TSP, SP-36, SSP, DAP.Pupuk-pupuktersebutbisadilarutkandenganairterlebihdahulukemudiandisiramketanah.
PerlunyadilakukanPengapuran
Pengapuran adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keasaman dan kejenuhan AI yang tinggi. Dengan pemberian kapur pada tanah maka dapat mengubah tanah yang sifatnya sangat masam atau masam hingga mendekati pH netral. Untuk jenis kapuryang baik adalah jenis kapurmagnesium atau dolomityangbisasekaligusmensuplaiCadanMg.
Melakukanpengaturansistemtanam
Bagaimana cara mengatur sistem tanah? Caranya adalah dengan memberikan kotoran hewan atau beberapa bibit lainnya di tanah tersebut. Dengan begitu, beberapa tanaman liarakan mulai tumbuh di sekitar tanah tersebut. Pengaturan sistem tanam sebenarya hanya bersifat untuk mencegah keasaman tanah terjadi atau lebih parah. Untuk mempertahankan kesuburan tanah biasanya petani memberakan tanah atau membiarkan semak belukar tumbuh di lahan yang sudah diusahana dalam masa tertentu. Para petani percayabahwatanamanakanlebihsuburapabiladitanampadalahanyangsudahdiberakan.
Pemberianmikroorganismepengurai
Pemberian mikroorganisme pengurai juga cukup membantu dalam meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini untukmempercepatpenguraian-penguraianbahanorganikyangberadadiarealahan.
Konservasi tanah ini akan berfokus pada daerah-daerah yang memiliki kadar keasaman tanah yang tinggi, beberapa daerah tersebut berada di Desa Manggis, Desa Kalimendong dan Desa Durensawit. Kegiatan konservasi tanah ini akan dipimpin oleh Balai Penelitian dan Pembibitan dan akan dijalankan oleh masingmasingkelompoktaniyangberadadidesamasing-masing.
2.Penjagaankualitasair
Menjaga dan melindungi sumber daya air untuk menjaga kualitas dalam keadaan alaminya adalah hal yang mutlak dalam pertanian. Penurunan kualitas air akan mengurangi ketersediaan, produktivitas, dan kapasitassumberdayaair,yangpadaakhirnyamengurangikekayaansumberdayaair.
Kegiatanyangdapatdilakukanuntukmenjagakualitasairantaralain:
• Penguranganpenggunaansenyawasintetikdalamtanahyangdapatmencemariairtanah
• Kegiatanpenanaman,pemeliharaandankonservasitanahdidaerahhulusungai.
Upaya diversifikasi jenis usaha atau tanaman untuk menghindari ketergantungan pada satu produk pertanian.Diversifikasipertaniandapatdilakukan dengancarasebagaiberikut
• Meningkatkan jenis kegiatan pertanian, misalnya petani beternak ayam, sapi dan kambing selain bertani
• Memperbanyak jenis tanaman di lahan, misalnya selain salak dan padi petani di kecamatan Leksono dapatmenanamdurian,manggis,duku,jambudankacanginai.
Dengan meniadakan penggunaan pestisida kimia melalui metode pengendalian hama terpadu, hama dan penyakit tanaman dapat dikendalikan dengan cara yang lebih bijaksana dan ramah lingkungan. Pengendalian hama terpadu adalah sejenis pengendalian hama yang menggunakan unsur-unsur alami yang dapat mengendalikan hama untuk menjaga jumlah hama dibawah ambang batas berbahaya dengan cara yangamansecaralingkungandanbiologis.Beberapacarapengendalianhamaterpaduyakni:
• Menggunakanseranggaataubinatangyangdikenalsebagaimusuhalamihamaseperti Tricogama
• Pemberian mikroorganisme pengurai juga cukup membantu dalam meningkatkan kesuburan tanah. Hal iniuntukmempercepatpenguraian-penguraianbahanorganikyangberadadiarealahan.
• Menggunakantanamanpenangkaphamauntukmenjauhkanhamadaritanamanutama.
Para petani di Kecamatan Leksono nantinya akan mendapatkan pelatihan dari Sekolah Tani mengenai pengendalianhamaterpadu.
Pusatberbagaipelayananlingkungan
Pergudangandanperdagangan hasilpertaniandanperkebunan
Pusatkegiatanekspor
1.Leksono
• Sesuai dengan rencata tata ruang wilayah sebagai Pusat Pelayanan
Lingkungan(PPL),DikecamatanLeksono
• Pembangunan terminal tipe c dengan konsep hijau yang ramah
lingkungan
• Pengembangan pasar tradisional menjadi pasar modern dengan
konsepbangunanhijau
• Pembangunanpedestriandanruangterbukahijauberupataman
2.Sawangan
• Pembangunan lumbung sebagai pusat pergudangan dan stok hasil perkebunandanpertanian
• Peningkatan terminal tipe b untuk menunjang aksesibilitas
masyarakatdankegiataneksporhasilperkebunandanpertanian
• Pusatkegiataneksporhasilperkebunandanpertanian
3.Lipursari
• Pusat perdagangan hasil UMKM yang berupa oleh-oleh khas
KecamatanLeksono
• Pembangunansentrapenjualan
• PengembanganpariwisataBukitBeser
Pasar Leksono merupakan salah satu pasar di Kecamatan Leksono, sehingga dapat dikatakan bahwa pasar Leksono ini merupakan pasar yang ramai setiap hari. Pasar Leksono ini menyediakan kebutuhan sandang pangan dan kebutuhan lainnya. Namun, kondisi bangunan Pasar Leksono terbilang memprihatinkan dan kurang terawat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pasar Leksono nantinya akan dilakukan revitalisasi menjadi sebuah pusat perbelanjaan yang tertata dengan baik dan memiliki fungsi yang maksimal, dengan pengaturan los, kios sesuai jenis dagangan dan koridoryang luas mampu memberikankenyamananbagipengunjungpasar.
Orde1 (PusatAgropolitan/KotaTaniUtama)
Orde 1 merupakan bagian dari pengembangan kawasan agropolitan Leksono yang memiliki fungsi sebagai pusat berbagai pelayanan, pusat pergudangan dan stok hasil pertanian, pusat hasil ekspor hasil pertanian dan perkebunan, dan pusat perdagangan hasil UMKM. Pengembangan ini mencakup wilayah Kelurahan Leksono, Desa Sawangan, dan DesaLipursari.
Beberapa penerapan yang akan dilakukan padaorde1antaralain:
Penerapan konsep green architecture dipadukan dengan gaya modern pada bangunan pasarini akan menghasilkan bangunanyang ramah lingkungan, hemat energi serta penerapan utilitas yang maksimal untuk menunjang aktivitas di dalam pasartersebut. Melalui konsep ini akan menghadirkan pasaryang mampu berorientasi pada masa kini dan nanti, baik dari segi infrastruktur dan bentuk arsitekturalnya. Dengan mengubah konsep pasar tradisional menjadi pasar modern ini akan mempertahankan fungsi pasar dengan sistem jual beli tradisionalyangditunjangdenganfasilitasmodern.
Terminal tipe C yang di maksud berada di Kelurahan Leksono, terminal ini akan berfokus untuk mengakomodasi Angkutan Masal yang akan memudahkan mobilitas masyarakat sehingga diharapkan kegiatan perekonomian masyarakat dapatberjalanlebihlancar.
Angkutan masal yang dimaksud adalah Angkutan Pedesaan, dimana angkutan pedesaaniniakanmencakupseluruhwilayahKecamatanLeksono.
Contohpenerapan:TerminalPelangi,Solo
Orde 1 merupakan bagian dari pengembangan kawasan agropolitan Leksono yang memiliki fungsi sebagai pusat berbagai pelayanan, pusat pergudangan dan stok hasil pertanian, pusat hasil ekspor hasil pertanian dan perkebunan, dan pusat perdagangan hasil UMKM. Pengembangan ini mencakup wilayah Kelurahan Leksono, Desa Sawangan, dan DesaLipursari.
Beberapa penerapan yang akan dilakukan padaorde1antaralain:
Pedestrian direncanakan akan dibangun di sekitar kantor Kecamatan Leksono untukmenunjangkegiatandiPusatPelayananLingkungan(PPL).
Ruang terbuka hijau yang dimaksud akan dibangun di depan puskesmas Leksono dengan memanfaatkan lahan bekas Taman Kanak-kanak. Konsep yang akan di ambil untuk pembangunan ruang terbuka hijau mengambil contoh dari Taman
Indonesia Kaya di Semarang. Di taman yang akan dibangun akan di sediakan panggung pentas seni yang di harapkan nantinya dapat digunakan secara baik oleh masyarakatKecamatanLeksono.
Beberapa produk yang dihasilkan dari hasil perkebunan dan pertanian akan disimpan dan di distribusikan melalui lumbung yang akan dibangun di Desa Sawangan. Pembangunan lumbung ini bertujuan untuk memusatkan kegiatan ekspor produk hasil pertanian dan perkebunan. Produk yang dimaksud antara lain buah salak, buah manggis, buah nanas, rebung, dan padi. Pembangunan ini akan sejalandenganpengembanganterminaltipecdiDesaSawangan.
Orde 1 merupakan bagian dari pengembangan
kawasan agropolitan Leksono yang memiliki
fungsi sebagai pusat berbagai pelayanan, pusat pergudangan dan stok hasil pertanian, pusat hasil ekspor hasil pertanian dan perkebunan, dan pusat perdagangan hasil UMKM. Pengembangan ini mencakup wilayah
Kelurahan Leksono, Desa Sawangan, dan DesaLipursari.
Beberapa penerapan yang akan dilakukan padaorde1antaralain:
Kecamatan Leksono yang dilalui oleh ruas jalan nasional yaitu Jalan Ajibarang –
Secang menjadikan mobilisasi di sekitarnya tinggi. Terminal type B yang berada di Desa Sawangan tersebut menjadi pusat kegiatan di wilayah Desa Sawangan, maka dari itu akan dilakukan revitalisasi dengan konsep bangunan yang lebih ramah lingkungan seperti menggunakan material ecolabeling, penambahan taman,vegetasi supaya tercipta suasana yang sejuk dan penggunaan energi terbarukan, dimana terminal akan dibangun dengan konsep yang terbuka sehingga saat siang hari sinar mataharidapatmasukdanakanmengurangipenggunaanlistrik.
Terminal Sawangan ini juga akan berfungsi sebagai salah satu pemasaran produk UMKMdansentrapenjualansalak.
Contohpenerapan :TerminalIntermodaJoyoboyo,Surabaya
Sentra perdagangan hasil UMKM berada di Desa Lipursari. Desa Lipursari merupakan satu-satunya wilayah di Kecamatan Leksono yang memiliki potensi pariwisata yaitu Bukit Beser, ini merupakan sebuah potensi yang harus dikembangkan karena sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat menjadipenunjangperekonomian.
1. Pengembangan pariwisata untuk Desa Lipursari sendiri harus memenuhi tiga aspek,yaitu:
• Somethingtosee (sesuatuyangdapatdilihat)
Kawasanbukitbesermenyajikanpemandanganyangcantikdanasri.
• Somethingtodo (kegiatanyangbisadilakukan)
Olahraga rafting dialiranKaliPutih
• Somethingtobuy (sesuatuuntukdibeli)
ProdukUMKMberupatempekemul,tiwulinstan,keripik,rotidll.
PengembanganpariwisatadiKawasanBukitBeser
Orde 1 merupakan bagian dari pengembangan
kawasan agropolitan Leksono yang memiliki
fungsi sebagai pusat berbagai pelayanan, pusat pergudangan dan stok hasil pertanian, pusat hasil ekspor hasil pertanian dan perkebunan, dan pusat perdagangan hasil UMKM. Pengembangan ini mencakup wilayah
Kelurahan Leksono, Desa Sawangan, dan DesaLipursari.
Beberapa penerapan yang akan dilakukan padaorde1antaralain:
• Pemenuhanaksesibilitasberupapetunjukarahmenujulokasiwisata
• Pagarpembatasdisekelilingbukit
• Penambahanjumlahtoilet
• Peningkatankualitasjalan
• PembangunanpusatperdagangankulinerdanUMKM
• MembentukKelompokSadarWisata
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa, serta merupakan kawasan yang berfungsi untuk melayanikegiatanskalakecamatanataubeberapadesadisuatukecamatan.
Pembangunan lumbung dan terminal tipe b di Desa Sawangan akan mendukung ekspor hasil pertanian. Desa Sawangan yang akan menjadikan pusat ekspor Kecamatan Leksono untuk tahun kedepannya dan menjadikan sumber penghasilan
Orde 1 merupakan bagian dari pengembangan
kawasan agropolitan Leksono yang memiliki
fungsi sebagai pusat berbagai pelayanan, pusat pergudangan dan stok hasil pertanian, pusat hasil ekspor hasil pertanian dan perkebunan, dan pusat perdagangan hasil UMKM. Pengembangan ini mencakup wilayah
Kelurahan Leksono, Desa Sawangan, dan DesaLipursari.
Beberapa penerapan yang akan dilakukan padaorde1antaralain:
Desa Sawangan, serta memajukan UMKM yang lainnya di Kecamatan Leksono. hasil pertanian di Kecamatan Leksono, buah salaktersebut mudah dirawat dan di hasilkan di Kecamatan Leksono, oleh karena itu ekspor salak di Kecamatan Leksono dapat menjadikan salah satu sumberpenghasilan masyarakat sekitar. Sama halnya dengan padi, luasnya lahan yang ditanami padi di Kecamatan Leksono dapat menghasilkan keuntungan yang melimpah ke tahun depannya, dikarenakan perekonomian di KecamatanLeksonopalingtinggiadalahhasildaripertanian.
Pusatpelayananpendidikan,penyuluhandanpelatihanbagipetani
PusatkegiatanUMKM
Pusat pengolahan hasil pertanian dan perkebunan menjadi bahan jadi atausetengahjadi
1.Kalimendong,Jonggolsari
• Pembangunan pusat pengolahan produksi hasil pertanian dengan memenuhifasilitaspenunjangdaninfrastruktur
• Memproduksikomoditasbaruberupabudidayakacanginai
• Pengembangan UMKM hasil perkebunan berupa gula semut yang berasaldarikelapa
• Pengembangan sektor peternakan berupa pemerahan susu kambing
2.Pacarmulyo
• PembangunanfasilitaspenunjangberupaBalaiPelatihanKerja
• PengembanganPLTMH
• PembangunanSekolahTani
3.Wonokerto
• Pengembangan UMKM hasil holtikultura berupa salak yang dimanfaatkanuntukperisarokok
Hasil pertanian dan perkebunan yang melimpah di Kecamatan Leksono
menjadikannya salah satu potensi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat
Kecamatan Leksono. Namun, Sebagian besar hasil pertanian dan perkebunan masih dijual sebagai bahan mentah. Rencana ini ditujukan untuk membangun sentra UMKM di Desa Kalimendong dan DesaJonggolsari sebagai pusat dari sentra UMKM. ProdukUMKMyangditerapkanyaituGulaSemut/gulakelapa
Orde 2 merupakan pengembangan yang berfokus pada pendidikan, penyuluhan dan pelatihan bagi petani dan UMKM guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi. Selain itu pada orde
2 juga berfokus untuk pengolahan hasil pertanian dan perkebunan menjadi bahan jadi atau setengah jadi. Pengembangan ini mencakup wilayah Desa Kalimendong, Desa Jonggolsari, Desa Pacarmulyo, dan Desa Wonokerto.
Beberapa penerapan yang akan dilakukan padaorde2antaralain:
UMKM diluar dari hasil pertanian dan perkebunan diantaranya adalah UMKM keripik dan roti. Keberadaanya sudah ada dan menjadi salah satu potensi di Kecamatan Leksono namun sayangnya untuk pemasarannya masih berada di Kecamatan Leksono. Tujuan dari pengembangan sentra UMKM keripik dan roti adalah untuk mengedukasi masyarakat untuk mengekspor produknya keluar wilayah Kecamatan Leksono dan keluar Kabupaten Wonosobo, dalam hal ini kami merencakanuntukpusatpendidikanUMKM.
Selain dengan pembangunan sentra UMKM sebagai o line store di Kecamatan Leksono, sentra UMKM ini nantinya juga akan menjadi sebuah online store yang memasarkanprodukUMKMKecamatanLeksonokeluardaerah.
BLK (Balai Latihan Kerja) di Desa Pacarmulyo berfokus pada pengembangan
Sumber Daya Manusia melalui teknologi. Masyarakat Leksono masih tertinggal
dalam hal teknologi sehingga hal ini yang menjadi alasan mengapa BLK ini dibuat dan programnya dijalankan. Adapun program-program yang akan dijalankan di BLK Pacarmulyoiniadalah:
• Pengoperasian, pemeliharaan, serta perencanaan Sistem Teknologi Informasi danKomunikasi
• Penggunaanalat-alatpertanianmodern
Orde 2 merupakan pengembangan yang berfokus pada pendidikan, penyuluhan dan pelatihan bagi petani dan UMKM guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi. Selain itu pada orde
2 juga berfokus untuk pengolahan hasil pertanian dan perkebunan menjadi bahan jadi atau setengah jadi. Pengembangan ini mencakup wilayah Desa Kalimendong, Desa Jonggolsari, Desa Pacarmulyo, dan Desa Wonokerto.
Beberapa penerapan yang akan dilakukan padaorde2antaralain:
Sebuah lembaga yang memadukan antara pendidikan dengan pemberdayaan masyarakat, khususnya bidang pertanian. Berupa serangkaian pendidikan dan pelatihan guna mengembangkan pertanian di Kecamatan Leksono. Peran generasi muda sangatlah penting,maka dari itu generasi muda perlu diarahkan untukmenjadi generasi yang mampu mewujudkan perubahan, baik dalam hal kesejahteraan, kemakmuran, keamanan, kecerdasan bangsa dan kemajuan teknologi yang baik untukkehidupandimasamendatang.
Sekolah tani memiliki beberapa program yang dapat diterapkan untuk mengembangkanpertaniandiKecamatanLeksonodiantarannya:
• PelatihanPenggunaan ricetransplater
• PelatihanPenggunaan dronesprayer
• Pelatihanpenanamandanperawatanpohonsalak
• PengendalianHamaTerpadu
Pembangunan PLTMH
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro(PLTMH) adalah suatu pembangkit listrik
dengan skala kecil yang memanfaatkan aliran air yang ada di sekitar. Kecamatan
Leksono sendiri dialiri beberapa aliran sungai, yang terbesar adalah Sungai Serayu.
Pembangunan PLTMH di Kecamatan Leksono akan berada di Sungai Serayu, Desa Pacarmulyo dan Kali Preng di Desa Besani. Pembangunan PLTMH ini diharapkan akan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap listrik PLN, sehingga akan terciptanya desa yang mandiri energi, selain itu juga akan membantu ekonomi masyarakatkarenamengurangibiayapenggunaanlistrik.
Contohpenerapan:DesaPuncu,Kediri
PengembanganPemerahanSusuKambing
Orde 2 merupakan pengembangan yang berfokus pada pendidikan, penyuluhan dan pelatihan bagi petani dan UMKM guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi. Selain itu pada orde
2 juga berfokus untuk pengolahan hasil pertanian dan perkebunan menjadi bahan jadi atau setengah jadi. Pengembangan ini mencakup wilayah Desa Kalimendong, Desa Jonggolsari, Desa Pacarmulyo, dan Desa Wonokerto.
Beberapa penerapan yang akan dilakukan padaorde2antaralain:
Di Desa Kalimendong pada pemerahan susu kambing masih menggunakan pemerahan susu secara manual dengan menggunakan tangan, belum menggunakan alat pemerahan. Dengan ini direncanakan akan adanya pengembangan untuk cara pemerahan susu dengan menggunakan alat yang berteknologitinggi MilkingMachineagarefisien.
Pengembangan ini akan melalui Badan Usaha Koperasi yang akan mendanai pengadaan MilkingMachine.
Untuk dapat mengembangkan perisa rokok salak tersebut sebagai produsen dapat melakukan promosi dengan dikenalkan melalui tatap muka terlebih dahulu agar masyarakat lebih mengetahui bahwa ada perisa buah salak dari Leksono. Pemasaran pada produk yang asing didengar memang susah untuk dikenal karena pada dasarnya sekarang lebih banyak perokok menggunakan rokok kemasan yang dapat digunakan langsung, maka pengembangan penjualan perisa rokok dapat dilakukan dengan memanfaatkan platform digitalseperti,mediasosialsebagaimediapromosi.
Orde 2 merupakan pengembangan yang berfokus pada pendidikan, penyuluhan dan pelatihan bagi petani dan UMKM guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi. Selain itu pada orde
2 juga berfokus untuk pengolahan hasil pertanian dan perkebunan menjadi bahan jadi atau setengah jadi. Pengembangan ini mencakup wilayah Desa Kalimendong, Desa Jonggolsari, Desa Pacarmulyo, dan Desa Wonokerto.
Beberapa penerapan yang akan dilakukan padaorde2antaralain:
Rencana pengembangan pada penjualan kacang inai yaitu dengan membuat produk tersebut terlihat menarik, seperti kemasan didesain menarik, menggunakan facebook atau google ads sebagai media promosi. Pada perencanaan penjualan kacang inai akan di bangun toko sentra UMKM yang disana akan terdapat berbagai jenis produk UMKM untuk mendukung perekonomianmasyarakat.
Pengadaan alat pengelolaan untuk mempermudah dan meningkatkan hasil pertanian
Mempunyai kelompok tani yang berfungsi sebagai tenaga ahli yang menguasaiperihalperkebunansalak
Pengembangansektorlainsebagaipenunjangkegiatanagropolitan
1.Sojokerto
• Pengembangansektorpertaniandengankonsep smartfarming
2.ManggisdanDurensawit
• Pengembangandanrevitalisasiirigasi
• Pembentukankelompoktani
• Pusatpenelitiandanpembibitantanamansalak
3.Besani
• Pembangunansektorperikananberupabudidayalele
• PembangunanPLTMH
• Mengadakan pasar musiman yang khusus menjual hasil holtikultura dan pelakunyaadalahmasyarakatsekitar
4.Jlamprang,Timbang
• PengembanganpasarlokaluntukdistribusiwilayahKecamatanLeksono
• Pengembangan sektor perkebunan berupa pengolahan kayu albasia sebagaibahantriplek
5.Selokromo
• Mendirikan koperasi atau bahan usaha pertanian untuk menunjang kegiatanpertanian
Orde 3 merupakan pusat kegiatan sebagai
p e m a s o k d a n p r o d u k s i p e r t a n i a n .
P e n g e m b a n g a n i n i b e r f o k u s u n t u k
mengembangkan kawasan lahan pertanian dan perkebunan demi peningkatan kualitas
d a n k u a n t i t a s h a s i l p e r t a n i a n d a n perkebunan. Wilayah pengembangan orde 3 meliputi Desa Sojokerto, Desa Manggis, Desa Durensawit, Desa Jlamprang, Desa Timbang, danDesaSelokromo.
Beberapa penerapan yang akan dilakukan padaorde3antaralain:
Kelompok tani merupakan kelembagaan tani yang langsung mengorganisir para petani dalam mengembangkan usaha taninya. Beberapa kelompok tani juga mempunyai kegiatan lain, seperti gotong royong, usaha simpan pinjam dan arisan kerja untuk kegiatan usaha tani. Salah satu upaya pemberdayaan petani untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan petani. Karena kelompok tani dianggap sebagai organisasi yang efektif untuk memberdayakan petani, meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan petani dengan bantuan fasilitasi pemerintah melalui program dari berbagai kebijakan pembangunanpertanian. Kelompok tani dibentuk dengan tujuan untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kemampuan anggota dan keluarganya. Kelompok tani sendiri merupakan suatu bentuk perkumpulan petani yang dapat dimanfaatkan sebagai tempatkegiatanpenyuluhan.
Wadah Pusat Penelitian dan Pengembangan pada bibit salak berguna untuk mendukung kegiatan penelitian di bidang pertanian tanaman salak. Pusat penelitian dan pengembangan bibit salak ini berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman salak sekaligus sebagai tempat wisata. Pusat penelitian dan pengembangan bibit salak ditujukan untuk memperluas pengetahuan ilmiah mengenai tanaman salak dengan jalan mencari prinsip-prinsip, teknik-teknik dan penelitian dari proses pendahuluannya yang kemudian diinformasikan atau disebarkan pada masyarakat luas. Baik teknik pembibitan, budidaya, pemeliharaan, pengelolaan saat panen maupun pasca panen sampai pemasarannya.Dengan adanya pusat penelitian dan pengembangan bibit salak ini nantinya dapat berperan dalam meningkatkan mutu, kualitas, maupun kuantitas produksi serta ujicoba teknologipengolahanhasiltanamansalak.
Orde 3 merupakan pusat kegiatan sebagai
p e m a s o k d a n p r o d u k s i p e r t a n i a n .
P e n g e m b a n g a n i n i b e r f o k u s u n t u k
mengembangkan kawasan lahan pertanian dan perkebunan demi peningkatan kualitas d a n k u a n t i t a s h a s i l p e r t a n i a n d a n perkebunan. Wilayah pengembangan orde 3 meliputi Desa Sojokerto, Desa Manggis, Desa Durensawit, Desa Jlamprang, Desa Timbang, danDesaSelokromo.
Beberapa penerapan yang akan dilakukan padaorde3antaralain:
Pasar khusus pertanian dan perkebunan (pasar musiman) pasar khusus/pasar musiman ini diadakan dengan tujuan meningkatkan ekonomi masyarakat dengan cara membuat suatu pasar yang unik dan khusus menjual beberapa produk saja. Pasar musiman ini akan berada di Kecamatan Jonggolsari. Beberapa produk hasil pertanian dan perkebunan yang dijual antara lain : Buah, sayur, dan beberapa olahanhasildaripertaniandanperkebunan.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah suatu pembangkit listrik dengan skala kecil yang memanfaatkan aliran air yang ada di sekitar. Kecamatan Leksono sendiri dialiri beberapa aliran sungai, yang terbesar adalah Sungai Serayu.
Orde 3 merupakan pusat kegiatan sebagai
p e m a s o k d a n p r o d u k s i p e r t a n i a n .
P e n g e m b a n g a n i n i b e r f o k u s u n t u k mengembangkan kawasan lahan pertanian dan perkebunan demi peningkatan kualitas d a n k u a n t i t a s h a s i l p e r t a n i a n d a n perkebunan. Wilayah pengembangan orde 3 meliputi Desa Sojokerto, Desa Manggis, Desa Durensawit, Desa Jlamprang, Desa Timbang, danDesaSelokromo.
Beberapa penerapan yang akan dilakukan padaorde3antaralain:
Pembangunan PLTMH di Kecamatan Leksono akan berada di Sungai Serayu, Desa Pacarmulyo dan Kali Preng di Desa Besani. Pembangunan PLTMH ini diharapkan akan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap listrik PLN, sehingga akan terciptanya desa yang mandiri energi, selain itu juga akan membantu ekonomi masyarakatkarenamengurangibiayapenggunaanlistrik.
Contohpenerapan:DesaPuncu,Kediri
Desa Timbang dan Desa Jlamprang merupakan salah satu desa dengan produksi kayu albasia terbesar di Kecamatan Leksono. Jika dilihat dari kekayaan
sumberdaya alam Desa Timbang berupa kayu, maka sudah seharusnya pemanfaatan kayu bisa dimaksimalkan guna mengelola daerahnya sendiri sesuai dengan potensi daerah yang dimiliki. Sentra Pengolahan Kayu merupakan salah satu program Pengembangan Ekonomi Lokal yang bertujuan untuk mengembangkan produksi besbasis kelompokkomoditas unggulan tertentu pada suatu wilayah. Adanya sentra pengolahan kayu menjadi peluang besar bagi masyarakat untuk dapat meningkatkan perekonomian mereka. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya alam yang melimpah masih belum dimanfaatkan dengan baik. Sentra pengolahan kayu yang akan di kembangkan di Desa Timbang adalahpengolahankayumenjadibahanbakutriplek.
Orde 3 merupakan pusat kegiatan sebagai
p e m a s o k d a n p r o d u k s i p e r t a n i a n .
P e n g e m b a n g a n i n i b e r f o k u s u n t u k
mengembangkan kawasan lahan pertanian dan perkebunan demi peningkatan kualitas
d a n k u a n t i t a s h a s i l p e r t a n i a n d a n perkebunan. Wilayah pengembangan orde 3 meliputi Desa Sojokerto, Desa Manggis, Desa Durensawit, Desa Jlamprang, Desa Timbang, danDesaSelokromo.
Beberapa penerapan yang akan dilakukan padaorde3antaralain:
Merupakan badan usaha yang dibentuk, dimiliki, dan dikelola oleh petani, dengan tujuan untuk memperbaiki mutu budidaya dan pengelolaan usaha tani demi terwujudnya peningkatan produktivitas, nilai tambah produk, dan perbaikan pendapatan usaha tani, perbaikan daya tawar dan kemampuan membangun kemitraan strategis yang maju, inovatif, dan berkelanjutan. BUMP merupakan hybrid darikelembagaanpemberdayaanmasyarakatdanbisnis.
Badan Usaha Milik Petani ini akan beranggotakan seluruh petani yang ada di Kecamatan Leksono, setiap kelompok tani dari setiap desa nantinya akan menjadipengurusdariBadanUsahaMilikPetaniini.
Program-programyangakandijalankanBadanUsahaMilikPetaniini:
-Menstabilkanharga-hargakomoditasholtikulturadiKecamatanLeksono
- Menjamin ketersediaan pupuk yang berkualitas untuk petani di Kecamatan
Orde 3 merupakan pusat kegiatan sebagai
p e m a s o k d a n p r o d u k s i p e r t a n i a n .
P e n g e m b a n g a n i n i b e r f o k u s u n t u k
mengembangkan kawasan lahan pertanian dan perkebunan demi peningkatan kualitas
d a n k u a n t i t a s h a s i l p e r t a n i a n d a n perkebunan. Wilayah pengembangan orde 3 meliputi Desa Sojokerto, Desa Manggis, Desa Durensawit, Desa Jlamprang, Desa Timbang, danDesaSelokromo.
Beberapa penerapan yang akan dilakukan padaorde3antaralain:
Leksono
-Pengadaanmesin Ricetransplater dan DroneSprayer
Merupakan badan usaha yang didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh anggota. Modal koperasi merupakan simpanan pokok dan simpanan wajib dan simpanan sukarela cadangan dan hibah. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskanPancasiladanUndang-UndangDasar1945.
Orde 3 merupakan pusat kegiatan sebagai
p e m a s o k d a n p r o d u k s i p e r t a n i a n .
P e n g e m b a n g a n i n i b e r f o k u s u n t u k
mengembangkan kawasan lahan pertanian dan perkebunan demi peningkatan kualitas d a n k u a n t i t a s h a s i l p e r t a n i a n d a n perkebunan. Wilayah pengembangan orde 3 meliputi Desa Sojokerto, Desa Manggis, Desa Durensawit, Desa Jlamprang, Desa Timbang, danDesaSelokromo.
Beberapa penerapan yang akan dilakukan padaorde3antaralain:
Badan Usaha Koperasi yang akan didirikan di Desa Selokromo ini akan mencakup seluruh Kecamatan Leksono dimana nantinya akan berfungsi sebagai penyedia modal bagi para pertani. Selain itu, Badan Usaha Koperasi ini juga akan memberi modal untuk diversifikasi pertanian, para petani yang ingin mengembangkan komoditas baru atau akan menjalankan usaha baru disamping bertani dapat meminjammodalpadaBadanUsahaKoperasi.
Budidaya lele di Desa Besani sangatlah banyak karena masyarakat sekitar
memanfaatkan lahan kosong yang digunakan untuk kolam lele yang akan dibudidayakan. Sektor perikanan di Desa Besani sangatlah baik karena kualitas ikan lele yang baik dan tidak terlalu besar, Budiaya ikan lele di Desa Besani juga dapat menambah penghasilan masyarakat sekitar yang tidak bergantung pada hasilpertaniansaja.
Pengembangan budidaya lele juga akan berfokus pada pemasarannya yang akan diperluas ke daerah-daerah di Kabupaten Wonosobo. Sebelum melakukan pemasaran ke luar daerah Kecamatan Leksono kualitas ikan lele dari Desa Besani perlu di jaga dengan menerapkan tata cara budidaya yang benar dan mensortir hasilpanendarikolam-kolamyangada.
Orde 3 merupakan pusat kegiatan sebagai
p e m a s o k d a n p r o d u k s i p e r t a n i a n .
P e n g e m b a n g a n i n i b e r f o k u s u n t u k
mengembangkan kawasan lahan pertanian dan perkebunan demi peningkatan kualitas
d a n k u a n t i t a s h a s i l p e r t a n i a n d a n perkebunan. Wilayah pengembangan orde 3 meliputi Desa Sojokerto, Desa Manggis, Desa Durensawit, Desa Jlamprang, Desa Timbang, danDesaSelokromo.
Beberapa penerapan yang akan dilakukan padaorde3antaralain:
Pengembangan irigasi yang dimaksud adalah pembangunan irigasi untuk beberapadesasepertiDesaLipursari,DesaManggisdanDesaDurensawit.
Revitalisasi yang dimaksud berada di seluruh Kecamatan Leksono dengan cara pembersihan, pelebaran dan pemugaran irigasi-irigasi yang ada. Kegiatan revitalisasi dapat dikoordinir oleh masing-masing kepala desa, kegiatan ini dapat dikatakansebagaigotongroyong.
Kecamatan Leksono (Mencakup
Pembentukan rencana dan satuan kerja
Penyusunan RAB
Kelurahan Leksono
Pembangunan revitalisasi jalan
Penentuan titik jalan yang rusak
Proses pembangunan jalan
Peresmian dan operasional awal
Pembentukan rencana, satuan kerja
Penyusunan RAB
Sosialisasi kegiatan pada masyarakat
Pembangunan pusat pelayanan lingkungan
Penentuan lokasi, perizinan dan pembebasan lahan
Pembangunan kontruksi gedung dan sarana
penunjang
Peresmian bangunan dan operasional awal
Pembentukan rencana, dan satuan kerja
pengembangan
Penyusunan RAB
Sosialisasi kegiatan pada masyarakat
Penyediaan terminal tipe c
Pembebasan lahan dan penentuan titik lokasi
Proses pembangunan terminal
Revitalisasi terminal
Peresmian bangunan dan operasional awal
Pembentukan rencana, dan satuan kerja
pengembangan
Penyusunan RAB
Pembangunan RTH
Penentuan titik lokasi
Pembangunan RTH
Peresmian bangunan dan operasional awal
Pembentukan rencana, satuan kerja
Penyusunan RAB
Sosialisasi kegiatan pada masyarakat
Kelurahan Leksono, Desa Jonggolsari, Desa Jlamprang
Pengembangan pasar
Pemindahan seluruh kegiatan ke area relokasi
sementara
Pembangunan kontruksi gedung dan sarana
penunjang
Peresmian bangunan dan operasional awal
Kab
Dinas ketenagakerjaan dan transmigasi, Dinas sosial Badan Pemberdayaan Desa (BAPERMASDES)
Dinas Perhubungan Kab Wonosobo
Dina Lingkungan Hidup dan BUMS
Dinas Pedagangan, Dinas PUPR, dan Dinas Pendapatan Daerah, PT Swasta
APBD, KPBU, KSPI APBD, KPBU, KSPI
CSR
Peningkatan terminal b
Pembentukan rencana, satuan kerja
Penyusunan RAB
Sosialisasi kegiatan pada masyarakat
Perizinan dan pembebasan lahan
Pembangunan lumbung
Peresmian bangunan dan operasional awal
Pembentukan rencana, dan satuan kerja
pengembangan
Penyusunan RAB
Sosialisasi kegiatan pada masyarakat
Pemindahan seluruh kegiatan ke area relokasi
sementara
Proses pembangunan terminal dan revitalisasi
Peresmian bangunan dan operasional awal
Pembentukan rencana, satuan kerja
Penyusunan RAB
Sosialisasi kegiatan pada masyarakat
sentra UMKM
Penentuan titik lokasi, perizinan serta pengosongan
lahan
Pembangunan kontruksi gedung dan sarana
penunjang
Peresmian bangunan dan operasional awal
Pembentukan satuan kerja
Penyusunan RAB
Observasi area lokasi
Pengembangan wisata bukit Beser
Sosisalisasi kepada masyarakat
Revitaslisasi dan pengembangan wisata
Pengoperasian awal
Kegiatan promosi terkait wisata baru
Pembentukan rencana, satuan kerja
Penyusunan RAB
Sosisalisasi kepada masyarakat
Penentuan titik lokasi, perizinan serta pengosongan
lahan
Pembangunan kontruksi gedung dan sarana
penunjang
Peresmian bangunan dan operasional awal
Dinas sosial Badan Pemberdayaan Desa (BAPERMASDES), dan Dinas Pendapatan Daerah
APBD
Dinas Perhubungan Kab.Wonosobo
Dinas Sosial, Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, BUMS
APBD, KPS
Pemerintah Kecamatan, Dinas Pariwisata kreatif, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Penanaman Modal, dan BUMS
APBD, KPS
Dinas Perdagangan, Perum Bulog, Dinas Penanaman Modal APBD
Pembudidayaan kacang inai
Pembentukan rencana, satuan kerja
Penyusunan RAB
Sosisalisasi kepada masyarakat
Penambahan sarana penunjang
Pengembangan pelaku usaha
Pengelolaan
Pelatihan terhadap para pelaku UMKM untuk
pemasaran produknya
Memberikan Evaluasi terhadap 3 bulan sekali terhadap kinerja dan target pemasaran produk kepada para pelaku umkm.
Pelatihan keungan untuk mencapai omset tertentu kepada pelaku umkm
Mengikuti program teknologi dalam berbisnis
Melakukan observasi kepada pebisnis UMKM lain
untuk perbandingan produk serta pemasaran
Pembentukan rencana, dan satuan kerja
pembudidayaan
Penyusunan RAB
Sosisalisasi kepada masyarakat
Penentuan titik lokasi
Pembangunan tempat budidaya
Peresmian bangunan dan operasional awal
Sosialisasi kegiatan kepada masyarakat
Pengelolaan
Peningkatan produktivitas
Peningkatan manajemen
Pembentukan rencana, dan satuan kerja
Penyusunan RAB
Sosisalisasi kepada masyarakat
Perizinan
Pembangunan sarana penujang
Pengembangan pemerahan susu kambing
Pengoperasian awal
Pengelolaan
Pelatihan kepada para peternak dalam pemeliharaan
hewan ternak dan pakan ternak yang lebih mutu
Perluasan area ternak untuk keberlangsungan dan
penambahan hewan ternak
Pelatihan manajemen keuangan dalam pemeliharaan
hewan ternak dan pakan ternak
Dinas Sosial, Dinas Ketenagakerjaan,
Dinas sosial Badan Pemberdayaan Desa (BAPERMASDES), Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Penanaman Modal, BUMS
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, BUMS
Pembangunan Balai
Pelatihan Kerja
Pembangunan sekolah tani
Pembentukan rencana, satuan kerja
Penyusunan RAB
Sosisalisasi kepada masyarakat
Perizinan dan pembebasan lahan
Pembangunan kontruksi gedung dan sarana penunjang
Peresmian bangunan dan operasional awal
Pengelolaan
Peningkatan kejuruan pertahunnya
Uji kompetensi dengan SNI untuk SDM yang unggul
Pembentukan rencana, satuan kerja
Penyusunan RAB
Sosisalisasi kepada masyarakat
Penentuan titik lokasi, perizinan serta pengosongan
lahan
Pembangunan kontruksi gedung dan sarana penunjang
Peresmian bangunan dan operasional awal
Pengelolaan
Pelatihan terhadap teknologi terpadu kepada para petani maupun calon petani
Melakukan perawatan intensif terhadap teknologi
terpadu
Pembentukan rencana, satuan kerja
Penyusunan RAB
Sosisalisasi kepada masyarakat
Penentuan titik lokasi dan perizinan
Pembangunan PLTMH
Peresmian dan operasional awal
Pengelolaan
Melakukan perawatan intensif terhadap PLTMH
Pembenahan setiap 2 tahun sekali terhadap alat atau
mesin yang digunakan PLTMH
Dinas ketenagakerjaan dan transmigasi, Dinas sosial Badan
Pemberdayaan Desa (BAPERMASDES)
APBD
Dirjen Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum, dan Kementrian
Lingkungan Hidup
APBD
Pembentukan rencana, satuan kerja
Penyusunan RAB
Sosisalisasi kepada masyarakat
Penambahan sarana penunjang
Operasional awal
Pengelolaan
Peningkatan kualitas pupuk setiap 3 tahun sekali untuk memperbaiki kuantitas dan kualitas hasil produk
Pelatihan manajemen keuangan dalam penjualan hasil produk dan pencapaian omset tertentu
Memberikan workshop kepada para petani dalam mengembangakn hasil produk
Pembentukan rencana, satuan kerja
Penyusunan RAB
Sosisalisasi kepada masyarakat
Pengadaan sarana penunjang smartfarming
Pelatihan penggunaan alat teknologi tani
Pengoperasiaan di lapangan
Pengelolaan
Pengembangan alat teknologi tani
Pembentukan rencana, satuan kerja
Penyusunan RAB
Sosisalisasi kepada masyarakat
Penentuan titik lokasi, perizinan serta pengosongan lahan
Pembangunan kontruksi gedung dan sarana penunjang
Peresmian dan operasional awal
Pembentukan rencana, satuan kerja
Penyusunan RAB
Sosisalisasi kepada masyarakat
Penentuan titik lokasi
Pengembangan Irigasi
Operasional awal
Pembentukan rencana dan satuan kerja
Penyusunan RAB
Melakukan pendataan kepada para petani
Pembentukan kelembagaan dan pengorganisasian
Merencanakan program kerja
Pelaksanaan program kerja
Pembentukan rencana, dan satuan kerja
pembudidayaan
Penyusunan RAB
Penentuan titik lokasi
Pembangunan tempat budidaya lele
Peresmian bangunan dan operasional awal
Pengelolaan
Perluasan area budidaya untuk keberlangsungan dan
penambahan bibit lele
Pembentukan rencana, satuan kerja
Penyusunan RAB
Sosisalisasi kepada masyarakat
Penentuan titik lokasi dan pengosongan lahan
Pembangunan kontruksi gedung dan sarana penunjang
Peresmian dan operasional awal
Pengelolaan
Pengadaan pasar musiman disetiap tahunnya
Pembentukan rencana, satuan kerja
Penyusunan RAB
Sosisalisasi kepada masyarakat
Pembebasan lahan dan penentuan titik lokasi
Proses pembangunan
Peresmian dan operasional awal
Pengelolaan
Peningkatan produktivitas
Penyusunan RAB
Sosialisasi kegiatan kepada masyarakat
Penentuan lokasi, perizinan dan pengosongan lahan
Pembangunan gedung
Peresmian dan operasional awal
Pengelolaan
Pelatihan manajemen keuangan untuk para pekerja
DAFTAR PUSTAKA
Survei 2022
Badan Pusat Statistik Kecamatan Leksono
Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Wonosobo
Analisis Penulis
Kecamatan Leksono