Profil Kecamatan Banyubiru Tahun 2021

Page 1

Profil Wilayah Perencanaan

Kecamatan Banyubiru 2022

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEMARANG


“Cities have the capability of providing something for everbody, only because, and only when, they are created by everbody.” - Jane Jacobs

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Buku Profil Wilayah Kecamatan Banyubiru ini dibuat dan disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Studio Perencanaan, data-data yang ada pada buku ini berdasarkan hasil analisis penulis dengan bantuan dari berbagai pihak. Apabila dalam penyusunan buku ini terdapat kekurangan, penulis memohon maaf.

Studio Kecamatan Banyubiru, Kebupaten Semarang

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan limpahan rahmatNya sehingga kami mendapatkan kesempatan untuk belajar dan berkarya dalam penyusunan laporan “Profil Wilayah Perencanaan Kecamatan Banyubiru” sebagai salah satu output dalam Mata Kuliah Studio Perencanaan. Selama proses penyusunan tidak lepas dari bantuan yang diberikan oleh pihak-pihak yang berada di belakang kami. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih untuk seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami menyadari bahwa dalam, Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Besar harapan kami bahwa Laporan Studio ini dapat memberikan informasi yang aktual mengenai Kecamatan Banyubiru kepada masyarakat luas dan pembacanya.

Semarang, 11 Januari 2022 Tim Penulis Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Our Teams

Lindu Satrio Wibowo C.531.19.0025

Eka Devi Mugi Rahmadhani C.531.19.0007

Riga Restyarga C.531.19.0041

Surya Hadi Hadhan Mulya C.531.19.0016

I Gede Made Khrisna B P C.531.19.0010

Anggraeni Puspita Sari C.531.19.0017

Yoga Baharintama C.531.19.0008

Tiara Cahyaning Purnamasari C.531.19.0035

Ravenna Yumniar Az Zahra C.531.19.0018

Sutikno C.531.19.0048

Falaq Tsani Wiedputra C.531.19.0045

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Daftar Isi

Pendahuluan, Gambaran Umum

Kependudukan

Kondisi Sosial

Kerawanan Bencana

Perekonomian

Potensi Wilayah, Permasalahan Wilayah

Sarana dan Prasarana

Lampiran

Kondisi Pemerintahan

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Pendahuluan Gambaran Umum Kecamatan Banyubiru Kondisi Geografis

07 Curah Hujan

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Gambaran Wilayah Orientasi Wilayah Kecamatan Banyubiru • Kecamatan Banyubiru merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Semarang. Wilayahnya berbatasan langsung dengan Danau Rawa Pening di sisi timur laut dan di sisi selatan berbatasan langsung dengan Gunung Telomoyo. • Terdapat beberapa bangunan peninggalan jaman Belanda, serta pada Kawasan ini terdapat bangunan peninggalan jaman Hindu-Budha yaitu Candi Dukuh. Oleh sebab itu dapat diperkirakan bahwa permukiman yang ada di Kecamatan Banyubiru telah berusia lama

Administrasi Kecamatan Banyubiru • Luas wilayah sebesar 54.415 𝑲𝒎𝟐 • Jumlah penduduk sebesar 44.294 Jiwa, dengan kepadatan penduduk sebesar 8.269,13/𝐾𝑚2 serta terdiri dari 94 dusun/lingkungan, 104 Rukun Warga, dan 311 Rukun Tetangga. • Terdapat 10 desa di Kecamatan Banyubiru, diantaranya : Desa Banyubiru, Kebondowo, Kebumen, Rowoboni, Tegaron, Ngerapah, Wirogomo, Kemambang, Sepakung, dan Gedong. • Batas Administrasi Kecamatan Banyubiru, yaitu : Sebelah Utara : Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Magelang dan Kecamatan Jambu Sebelah Timur : Kecamatan Ungaran Timur Sebelah Barat : Kecamatan Jambu Sebelah Selatan : Kecamatan Getasan, Kabupaten Magelang • Secara hirarki, Kecamatan Bnayubiru berperan sebagai Pusat Pelayanan Kegiatan (PPK) yang jaraknya tidak jauh dari Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Ambarawa, serta Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Banyubiru

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Kondisi Geografi Luas Wilayah Desa • Dari total luas wilayah Kecamatan Banyubiru sebesar 5.441 Ha, terbagi menjadi 10 (sepuluh) wilayah desa, dapat dilihat pada diagram di samping bahwa Desa Sepakung memiliki wilayah terluas yaitu sebesar 17% (924,97 Ha) dari total keseluruhan wilayah Kecamatan Banyubiru. • Topografi wilayah desa yang ada di Kecamatan Banyubiru terbagi menjadi dataran, lereng dan puncak. Dengan rata-rata ketinggian 611 meter diatas permukaan air laut. • Kecamatan Banyubiru berada pada koordinat 7,2872⁰ LS – 7,3389⁰ LS dan 110,3855⁰ BT – 110,4406⁰ BT

Jenis Tanah • Kecamatan Banyubiru memiliki empat jenis tanah yaitu : 1. Andosol Kelabu Tua fraksi pasir yang bercampur dengan kerikil, serta fraksi debu dan fraksi lempung, selain itu tanah ini memiliki tekstur yang agak kasar 2. Litosol Coklat Kemerahan memiliki teksur sedang dimana terdiri dari fraksi lempung dan terdapat pasir yang sedikit 3. Latosol Merah Kuning dan Coklat Tua memiliki teksur sedang dimana terdiri dari fraksi lempung dan terdapat pasir yang sedikit 4. Alluvial Coklat Tua terdiri atas sebagian besar fraksi debu dan lempung. Material dari tanah ini adalah berupa hasil endapan dari meterial erosi. Tekstur tanah pada jenis tanah ini adalah halus

Luas Wilayah Desa (%) Tegaron 11%

Banyubiru 12%

Rowoboni 10%

Kebondowo 13%

Wirogomo 9% Sepakung 17%

Gedong 8% Ngrapah Kebumen 6% 7% Kemambang 7% Banyubiru

Kebondowo

Sepakung

Ngrapah

Kemambang

Kebumen

Gedong

Wirogomo

Rowoboni

Tegaron

5,441 Ha Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Penggunaan Lahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Banyubiru

Klasifikasi

penggunaan lahan penelitian ini mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang Tahun 2011-2031 terbagi menjadi beberapa klasifikasi yaitu Kawasan Cagar Alam, Kawasan Danau, Kawasan Hutan Lindung, Kawasan Hutan Produksi, Kawasan Hutan Produksi Terbatas, Kawasan Industri, Kawasan Perkebunan, Kawasan Permukiman Perdesaan, Kawasan Permukiman Perkotaan, Kawasan Pertanian Lahan Basah dan Kawasan Pertanian Lahan Kering. Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan lahan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuian lahan potensial). Kesesuian lahan pada hakekatnya merupakan penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu pengggunaan tertentu Penggunaan lahan di Kecamatan Banyubiru didominasi sebagai area persawahan, baik berupa sawah irigasi, sawah maupun sawah tadah hujan. Selain itu cukup luas area tanah kosong karena penduduk cenderung tinggal mengikuti pola jaringan jalan dan pada beberapa wilayah memiliki area perkebunan dan tegalan atau ladang pada wilayah Desa Sepakung dan Gedong karena wilayahnya terletak di lereng Gunung Tinjomoyo, di Kecamatan Banyubiru pula terdapat Danau Rawa Pening dengan tubuh air yang mencapai sebagaian wilayah Desa Banyubiru, Desa Kebondowo dan Desa Rowoboni.

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Curah Hujan Intensitas Curah Hujan di Kecamatan Banyubiru

Intensitas curah hujan pada Kecamatan Banyubiru pada tahun 2020 sebesar 2.273 Mm, dengan hari hujan sebanyak 138 hari dalam satu tahun. Sedangkan pada tahun 2019 intensitas curah hujan cenderung lebih rendah yaitu sebesar 1.600 Mm, dengan hari hujan sebanyak 47 hari dalam satu tahun. Pada peta dapat dilihat bahwa : • Intensitas curah hujan tertinggi antara 2.500 Mm hingga lebih dari 3.000 Mm per tahun terjadi di tiga desa yaitu Desa Gedong, Sepakung dan Wirogomo, serta terjadi di Sebagian wilayah Desa Kemambang, Tegaron dan Kebumen. • Intensitas curah hujan sedang antara 2.000 Mm hingga 2.500 Mm per tahun terjadi di tiga desa yaitu Desa Rowoboni, Kebumen, Tegaron, serta sebagian kecil Desa Kemambang, Kebondowo dan Banyubiru. • Intensitas curah hujan rendah antara 1.500 Mm hingga 2.000 Mm per tahun terjadi di tiga desa yaitu Desa Kebondowo, Desa Banyubiru dan Ngrapah, serta sebagiah wilayah Desa Rowoboni dan Kemambang. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa : • Desa Kemambang memiliki intensitas curah hujan yang tidak merata pada wilayahnya, hal ini disebabkan karena letak wilayahnya mencakup dataran, lereng dan puncak dengan ketinggian desa 733 meter diatas permukaan laut. • Desa Sepakung, Wirogomo dan Gedong memiliki intensitas curah hujan yang tinggi karena wilayahnya terletak di lereng/puncak dengan ketinggian 946 meter, 975 m dan 553 m diatas permukaan laut

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Kondisi Geologi Kondisi Geologi di Kecamatan Banyubiru

Kondisi geologi yang ada di Kecamatan Banyubiru terbagi menjadi 5 (lima) kondisi sebagai berikut : 1. Jenis batuan vulkanik kuarter tua mendominasi wilayah Kecamatan Banyubiru, dimana dalam kondisi ini terjadi endapan dari aktivitas gunung berapi pada saat jaman primitif dengan persebaran cakupan luasan wlayah di Desa Sepakung, Desa Kemambang, Desa Gedong, sebagian wilayah Desa Wirogomo, Desa Kebumen dan Desa Kebondowo. 2. Kuarter Muda merupakan endapan sendimen yang menutupi sendimen tersier yang terjadi di masa saat ini, dengan persebaran cakupan wilayah di Desa Ngrapah, Desa Kebondowo, Desa Banyubiru dan Desa Kebumen. 3. Kondisi Geologi danau juga memenuhi Sebagian wilayah Desa Banyubiru, Desa Kebondowo dan Desa Rowoboni. 4. Sedangkan untuk kondisi geologi polos tersebar di Desa Wirogomo dan sebagian kecil Desa Sepakung. 5. Dan Kondoso Geoglogi vulkanik pleoscale Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa : • Desa Kebondowo menjadi desa yang memiliki tiga kondisi geologi, yaitu : vulkanik kuarter tua, kuarter muda dan danau • Sedangkan pada Desa Banyubiru juga memiliki tiga kondisi geologi, yaitu : vulkanik kuarter tua, kuarter muda dan vulkanik pleoscale

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Kondisi Kontur Kondisi Kontur di Kecamatan Banyubiru

Karena

letak wilayahnya yang dikelilingi perbukitan dan Gunung Telomoyo pada sisi selatan, serta Danau Rawa Pening pada sisi timur menjadikan Kecamatan Banyubiru memiliki kondisi kontur yang bervariasi, dapat dilihat pada peta disamping bahwa : 1. Kerapatan kontur di Desa Wirogomo, Desa Sepakung, Desa Kemambang dan Desa Gedong sangat rapat hal ini dapat merepresentasikan ketinggian lokasi pada daerah tinggi, sedangkan jika dilihat dari jarak antara garis cukup dekat menunjukkan daerah tersebut cukup curam. 2. Sebaliknya di Desa Rowoboni, sebagian Desa Banyubiru, sebagian wilayah Desa Kebondowo dan Sebagian Desa Ngrapah tidak terlihat adanya garis kontur dan kerapatan kontor, dapat disimpulkan bahwa lokasinya berada di dataran rendah dan tidak terjadi kecuraman di wilayahnya. 3. Beberapa wilayah di Desa Ngrapah, Desa Banyubiru, Desa Kebondowo, Desa Tegaron kerapatan garis kontur tidak merata, hal ini menandakan bahwa pada wilayah tersebut merupakan daerah campuran berupa dataran rendah dan dataran tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi kontur di Kecamatan Banyubiru sangat bervariasi, dimana terdapat daerah dengan kerapatan tinggi dan kerapatan rendah, serta tingkat kecuraman yang bervariasi yang mempengaruhi perbedaan ketinggian wilayah.

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Ketinggian Lahan Kondisi Ketingian Lahan di Kecamatan Banyubiru

Ketinggian

lahan di Kecamatan Banyubiru terbagi menjadi 5 (lima) klasifikasi yaitu : 1. Dataran Rendah dengan ketinggian 251-500 Mdpl meliputi wilayah Desa Rowoboni, sebagian besar Desa Banyubiru, Desa Ngrapah dan Desa Kebondowo serta sebagian kecil Desa Tegaron dan Desa Kebumen. 2. Dataran Sedang dengan ketinggian 501-750 Mdpl meliputi sebagian desa diantaranya Desa Ngrapah, Desa Banyubiru, Desa Kemambang, Desa Kebondowo, Desa Tegaron, Desa Kebumen dan Desa Gedong. 3. Dataran Tinggi dengan ketinggian 751-1.000 Mdpl meliputi Sebagian kecil Desa Banyubiru, Desa Kemambang, Desa Tegaron, Desa Sepakung dan Desa Gedong. 4. Daerah Lembah dengan ketinggian 1.001-1.500 Mdpl meliputi Sebagian besar Desa Wirogomo, Desa Sepakung dan sebagian kecil Desa Kemambang, Desa Tegaron dan Desa Gedong. 5. Bukit dengan ketinggian 1.500-2.000 Mdpl meliputi Desa Sepakung, karena terletak berbatasan langsung dengan Gunung Telomoyo. Dari peta disamping dapat disimpulkan bahwa ketinggian lahan di Kecamatan Banyubiru mempengaruhi pengembangan dan potensi masing-masing wilayah.

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Konstelasi Wilayah •

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Semarang nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang Tahun 2011-2031 dalam paragraf 2 Strategi Penataan Ruang wilayah pada pasal 5 ayat 1 huruf h, menjelaskan bahwa Kecamatan Banyubiru termasuk dalam strategi penyediaan ruang wilayah dan prasarana wilayah sebagai penyagga perkonomian utamanya dengan pengembangan kawasan untuk fungsi pariwisata. Kawasan pariwisata yang ada di Kecamatan Banyubiru diantaranya adalah Danau Rawa Pening, Bukit Cinta, objek wisata pendidikan Langen Tirto Muncul, dan Pemandian Air Alam Muncul.

Pada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang Tahun 2011-2031 pasal 36 ayat 2 huruf c, menjelaskan bahwa Bukit Cinta, taman rekreasi Langen Tirto Muncul, dan Pemandian Air Alam Muncul merupakan kawasan peruntukan pariwisata yang diarahkan pada pembentukan WPP 3 meliputi Kecamatan Ambarawa, Banyubiru, Tuntang, dan Getasan dengan pusat pengembangan di Kawasan Kopeng dan Ambarawa yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan secara potensi dan daya tarik wisata wilayah.

Pengembangan obyek wisata di Kecamatan Banyubiru perlu memperhatikan preferensi pengunjung agar perubahan kondisi atau kualitas pariwisata dapat memberikan manfaat ganda baik bagi perubahan pariwisata (pengunjung) dan pengelola pariwisata (pemerintah daerah). Selain itu, dengan memperhatikan adanya biaya lingkungan, termasuk juga adanya nilai atau harga penggunaan sumberdaya alam antar waktu atau antar generasi, diharapkan generasi mendatang dapat turut menikmati keindahan serta manfaat alam yang dirasakan generasi sekarang. Obyek wisata yang berada di Kecamatan Banyubirumemiliki keunggulan keanekaragaman hayati, manfaat langsung maupun tidak langsung yang terkait dengan fungsi ekologis yang penting sehingga tidak hanya dianggap sebagai obyek wisata saja.

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Kerawanan Bencana

Kerawanan Bencana Banjir

16

Kerawanan Bencana Tanah Longsor

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Kerawanan Bencana Daerah Rawan Bencana

Dilihat

dari sudut kebencanaan, Kecamatan Banyubiru merupakan daerah yang rawan terhadap terjadinya bencana banjir dan tanah longsor karena karakteristik wilayahnya yang terdiri atas dataran, lereng dan puncak. Dapat terlihat bahwa : 1. Daerah rawan banjir berada di sekitar Danau Rawa Pening (Desa Rowoboni, Desa Kebondowo, Desa Banyubiru dan sebagian kecil Desa Ngrapah 2. Daerah rawan tanah longsor berada di Desa Wirogomo, Desa Sepakung, dan Desa Tegarong. 3. Daerah rawan angin puting beliung berada di Desa Tegaron, tercatat dalam satu tahun terakhir telah terjadi 3 kali kejadian putting beliung. Banyaknya Kejadian Bencana Alam 1. Menurut BPS Kabupaten Semarang, dalam Kecamatan Banyubiru Dalam Angka Tahun 2020 bencana banjir yang terjadi dalam satu tahun sebanyak 13 kali (8 diantaranya terjadi di Desa Rowoboni, 3 diantaranya di Desa Ngrapah, dan 2 diantaranya terjadi di Desa Banyubiru), dan bencana tanah longsor terjadi sebanyak 14 kali dalam satu tahun (4 diantaranya terjadi di Desa Sepakung, 3 diantaranya di Desa Wirogomo, 2 diantaranya di Desa kemambang, 2 diantaranya di Desa Banyubiru, dan sisanya terjadi di Desa Kebumen, Desa Tegaron dan Desa Kebondowo). 2. Desa Banyubiru menjadi daerah waspada bencana alam, karena dalam satu tahun terjadi 2 kali bencana tanah longsor dan banjir. 3. Desa Rowoboni dalam kurun waktu satu tahun terakhir sudah terjadi 8 kali bencana banjir, hal ini sangat menghawatirkan. Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Jalur Evakuasi Jalur Evakuasi di Kecamatan Banyubiru

Persebaran

jalur evakuasi bencana di Kecamatan Banyubiru dikelompokkan menjadi 2 (dua), diantaranya : 1. Tempat Pengungsian : untuk tempat pengungsian yang tersebar di masing-masing desa pada Kecamatan Banyubiru salah satunya terdapat di Kantor Kelurahan atau Balai Desa setempat, adapula pemanfaatan penggunaan bangunan atau fasilitas publik seperti Gereja, Masjid, Sekolah ataupun fasilitas privat seperti rumah warga. 2. Jalur Evakuasi : untuk persebaran jalur evakuasi di Kecamatan Banyubiru menggunakan jalur utama desa berupa jalan kolektor primer dan lokal primer. Nanun pada beberapa wilayah jalur evakuasi tersebut juga diperluas melewati jalan lokal sekunder.

Posko Evakuasi Pertama di PKD Desa Banyubiru

Posko Evakuasi Balai Desa Banyubiru

Jalur Evakuasi Dusun Dangkel

Titik kumpul Dusun Pancuran

Pos Ngadem Rem Dusun Dangkel

Penunjuk Evakuasi Tanah Longsor

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


19

Kondisi Pemerintahan Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru

Struktur Organisasi Kecamatan, Daftar Nama-Nama Kepala Desa, Pengembangan Wilayah Desa


Visi : Terwujudnya pelayanan prima yang mapan dan berbakat

Misi : 1. Mewujudkan pelayanan publik yang prima; 2. Meningkatkan pertisipasi masyarakat dalam pembangunan Kecamatan Banyubiru dipimpin oleh Plt Camat Moh. Edy Sukarno S STP,MM. Serta 10 Kepala Desa dan 94 Kepala Dusun yang tersebar di seluruh wilayah.

Struktur Organisasi Kecamatan Banyubiru Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Kondisi Pemerintahan Kepala Desa di Kecamatan Banyubiru : Banyaknya Perangkat Desa di Kecamatan Banyubiru : Wirogomo : Suwigyo

Kemambang : Heru Susanto

Perangkat Desa 15 10 5

Sepakung : Ahmad Nuri

0 Wirogomo

Kebumen : Ahmad Sanusi

Kemambang

Sepakung

Kebumen

Kepala Desa

Sekertaris Desa

Kepala Dusun

Kaur Pemerintahan

Kaur Kesra

Staff

Gedong

Gedong : Suradi

Perangkat Desa

Rowoboni : Agus Salim

15 Tegaron : Samsudin

Kebondowo : Ahmad Yani STP

Ngrapah : Hj Wargiyati SE

10 5 0 Rowoboni

Tegaron

Kebondowo

Banyubiru

Kepala Desa

Sekertaris Desa

Kepala Dusun

Kaur Pemerintahan

Kaur Kesra

Staff

Ngrapah

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Kependudukan

Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

22 Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


22.539 Jiwa

22.211 Jiwa

Kecamatan Banyubiru memiliki 10 desa dengan jumlah penduduk tertinggi berada di Desa Banyubiru dengan jumlah penduduk 7.794 jiwa, dan jumlah penduduk terendah berada di Desa Kemambang dengan penduduk 1.894 jiwa.

40000

KEPENDUDUKAN KECAMATAN BANYUBIRU

35000 30000 25000 20000

2020

2019

15000

2018

10000

2017

5000

2016

44.750 Jiwa

0

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Jumlah Penduduk Kelompok Penduduk Berdasarkan Umur

Saat ini jumlah Penduduk di Kecamatan

75+ 70-74

Banyubiru dengan usia produktif (15 -

65-69

64 Tahun) sebanyak 31.725 jiwa yang

60-64

menandakan bahwa penduduk dengan

55-59

usia produktif di wilayah ini

50-54

lebih

banyak dibandingan dengan jumlah penduduk usia non produktif (0-14

45-49 40-44 35-39

Tahun dan 65 keatas) yang hanya

30-34

sebesar 13.035 jiwa

25-29

Dimana juga

19-24

berdasarkan grafik di samping

dapat

penduduk

dilihat laki-laki

15-19

bahwa

jumlah

10-14

lebih

banyak

5-9

dibanding penduduk perempuan

0-4

2.500

2.000

1.500

1.000

500 Perempuan

0

500

1.000

1.500

2.000

laki - laki

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Jumlah Penduduk Jumlah

penduduk terbanyak berada

Kelompok Penduduk Sex Ratio

pada Desa Banyubiru dengan jumlah Perempuan

penduduk laki-laki sebanyak 3.878 jiwa

Laki - laki

dan penduduk perempuan sebanyak 3.774 jiwa. Hal ini dikarenakan wilayah

Ngrapah

tersebut merupakan pusat ibukota

Banyubiru

kecamatan, sehingga angka tingkat

Kebondowo

pertumbuhan penduduknya tinggi.

Tegaron

Sedangkan jumlah penduduk terendah

Rowoboni

berada di Desa Kamambang dengan

Gedong

jumlah penduduk laki-laki sebanyak 934

Kebumen

jiwa dan perempuan 901 jiwa, hal ini

Sepakung

dikarenakan selain jarak tempuh yang

Kemambang

cukup

jauh

kecamatan,

dari dan

pusat letak

ibukota

wilayahnya

Wirogomo 5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

berada di lereng Gunung Tinjomoyo serta fasilitas pada desa tersebut tidak selengkap Desa Banyubiru, sehingga pertumbuhan penduduk relatif kecil Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Kepadatan Penduduk Kecamatan Banyubiru:

Pada peta disamping dapat terlihat kepadatan penduduk pada masing-masing desa di Kecamtan Banyubiru, dimana warna yang paling terang menunjukkan bahwa kepadatan penduduk pada desa tersebut cenderung rendah, sedangkan warna yang paling pekat menunjukkan bahwa pada wilayah desa tersebut sangat padat. Berdasarkan klasifikasi pada peta, wilayah yang memiliki kepadatan rendah yaitu Desa Kemambang, Gedong dan Rowoboni. Desa dengan kepadatan penduduk sedang yaitu Desa Ngrapah, Wirogomo, Sepakung. Sedangkan desa dengan kepadatan penduduk tinggi yaitu Tegaron dan Kebumen dan desa dengan kepadatan penduduk sangat tinggi yaitu Desa Banyubiru dan Kebondowo. Kepadatan penduduk yang terjadi di Desa Banyubiru dan Desa Kebondowo dikarenakan kedua wilayah tersebut menjadi daerah Ibu kota kecamatan dan pusat pelayanan, dimana fasilitas yang ada pada kedua desa tersebut serta aksesibilitasnya lebih udah karena jarak tempuhnya yang dekat menyebabkan masyarakat lebih senang bermukim di wilayah tersebut.

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Proyeksi Penduduk Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Banyubiru 2021-2030

PROYEKSI PENDUDUK KECAMATAN BANYUBIRU 2021 - 2030 3.215

3.075

Wirogomo Kemambang

3.090

3.199

Sepakung Kebumen Gedong

Rowoboni

3.106

3.183

Tegaron Kebondowo Banyubiru

3.121

3.167

Ngrapah

3.152

3.136

Dari hasil proyeksi penduduk di Kecamatan Banyubiru dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun antara 2021-2030 menghasilkan detail sebagai berikut : 1. Pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di Desa Ngrapah dengan jumlah penduduk yang diproyeksi sebanyak 3.215 jiwa, 2. Desa Banyubiru dengan jumlah penduduk yang diproyeksi sebesar 3.199 jiwa. 3. Desa Kebondowo dengan jumlah penduduk yang diproyeksi sebesar 3.183 jiwa. 4. Desa Tegaron dengan jumlah penduduk yang diproyeksi sebesar 3.167 jiwa. 5. Desa Rowoboni dengan jumlah penduduk yang diproyeksi sebesar 3.152 jiwa. 6. Desa Gedong dengan jumlah penduduk yang diproyeksi sebesar 3.136 jiwa. 7. Desa Kebumen dengan jumlah penduduk yang diproyeksi sebesar 3.121 jiwa. 8. Desa Sepakung dengan jumlah penduduk yang diproyeksi sebesar 3.106 jiwa. 9. Desa Kemambang dengan jumlah penduduk yang diproyeksi sebesar 3.090 jiwa. 10. Dan pertumbuhan penduduk terkecil terjadi di Desa Wirogomo dengan jumlah penduduk yang diproyeksi sebesar 3.075 jiwa. Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Sektor Unggulan, Sektor Perdagangan dan Jasa,

28

Perekonomian Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


“Memayu Hayuning Bawana” Berperilaku selaras demi keindahan dunia Seperti pepatah Jawa Memayu Hayuning Bawana yang menjadi nilai kearifan dalam hidup, dimana seluruh kegiatan harus seimbang demi keselarasan hidup. Kegiatan ekonomi menjadi salah satu aspek terpenting dalam kehidupan yang juga harus selaras dengan perkembangan teknologi masa kini. Ekonomi merupakan ilmu sosial yang mempelajari tentang perilaku-perilaku manusia dalam mengelola semua sumber daya yang ada, baik pengelolaan sumber daya yang terbatas dan menyalurkannya ke dalam berbagai individu atau kelompok yang ada dalam suatu masyarakat atau lingkungan sekitar. Secara demografis Kecamatan Banyubiru memiliki penduduk dengan mayoritas pekerjaan sebagai petani, dan pada sektor UMKM. Dengan detail Fasilitas Ekonomi Kecamatan Banyubir, diantaranya : 1. Toko sebanyak 515 buah 2. Minimarket/swalayan sebanyak 9 buah 3. Pasar dengan bangunan permanen sebanyak 3 buah 4. Kawasan Pertokoan sebanyak 3 buah

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Hasil Produksi Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tahun 2016-2020 Jenis Tanaman Pangan

2016

2017

2018

2019

2020

Padi sawah

11882

13217

13562

4558

14944

Jagung

1308

2223

493

408

1074

Kedelai pohon

2474

989

1559

840

1060

Ubi jalar

1698

2333

1750

1268

1356

Kacang tanah

12

15

13

19

29

Produksi hasil pertanian dari tinggi ke rendah dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu sebagai berikut: 1. Padi : 58.163 Ton 2. Ubi Jalar : 8.405 Ton 3. Kedelai Pohon : 6.922 Ton 4. Jagung : 5.506 Ton 5. Kacang Tanah : 88 Ton

Komoditas hasil pertanian unggulan di Kecamatan Banyubiru yaitu berupa padi dengan hasil panen 5 tahun terakhir sebanyak 58.163 Ton Produksi Tanaman Buah Menurut Jenis Tanaman Tahun 2016-2020 Jenis Sayuran

2016

2017

2018

2019

2020

Alpukat

4.919

3.636

3.290

1.214

1.824

Mangga

682

40

104

37

-

Rambutan

325

-

408

150

-

Durian

1.800

1.704

935

22.127

45.690

Jambu Biji

1.852

-

680

104

140

Pepaya

922

871

1.124

391

410

Mlinjo

110

30

30

-

-

Pisang

1.186

1.831

2.047

1.620

1.580

Salak

68

565

178

1.024

793

Sirsak

118

87

185

156

122

Sukun

223

91

313

-

-

Produksi

hasil pertanian nuah dari tinggi ke rendah dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu sebagai berikut: 1. Durian : 72.256 Ton 2. Alpukat: 13.241 Ton 3. Pisang : 6.922 Ton 4. Pepaya: 5.506 Ton 5. Jambu Biji : 2.776 Ton 6. Salak : 2.628 Ton 7. Rambutan : 883 Ton 8. Mangga : 863 Ton 9. Sukun : 668 Ton 10. Sirsak : 627 Ton 11. Mlinjo : 170 Ton

Komoditas hasil holtikultura unggulan di Kecamatan Banyubiru yaitu berupa buah durian, dengan hasil panen 5 tahun terakhir sebanyak 72.356 Ton

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Hasil Produksi Produksi Tanaman Sayuran Menurut Jenis Tanaman Tahun 2016-2020

Produksi

hasil pertanian holtikultura (sayuran) dari tinggi ke rendah dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu sebagai berikut: 1. Kubis : 32.250 Ton 2. Sawi : 13.874 Ton 3. Labu Siam : 10.735 Ton 4. Lombok Besar : 10.666 Ton 5. Bawang Daun : 8.372 Ton 6. Tomat : 4.848 Ton 7. Lombok Rawit : 4.812 Ton 8. Buncis : 2.946 Ton 9. Petai : 2.421 Ton 10. Terong : 2.325 Ton 11. Wortel : 2.140 Ton 12. Bawang Putih : 1.180 Ton 13. Kacang Panjang : 1.658 Ton 14. Ketimun : 1.650 Ton

Jenis Sayuran

2016

2017

2018

2019

2020

Lombok Besar

4.480

1.798

1.942

1.528

908

Lombok Rawit

200

539

2.128

869

986

6.831

10.338

9.515

2.936

2.630

0

0

0

0

1.180

Wortel

222

400

410

525

560

Ketimun

294

248

150

140

818

Tomat

1.080

764

912

655

1.437

Buncis

248

284

735

724

991

Bawang Daun

600

1.690

4.755

862

465

3.756

3.040

3.551

2.112

1.415

Kacang Panjang

14

42

770

333

499

Terong

0

348

302

591

1.084

Labu Siam

0

115

230

2.240

8.150

363

157

1.403

207

291

Kubis Bawang Putih

Sawi

Petai

Komoditas hasil pertanian sayuran unggulan di Kecamatan Banyubiru yaitu berupa Kubis dengan hasil panen 5 tahun terakhir sebanyak 32.250 Ton

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Hasil Produksi Produksi Hasil Ternak Unggas Menurut Jenis Tahun 2020 Jenis Ternak

2016

2017

2018

2019

2020

Ayam Ras Layer

-

-

30.000

30.000

30.000

Ayam Ras Boiler

93.203

30.000

127.041

119.208

120.00

Ayam Buras

18.345

116.927

22.564

22.564

22.564

Itik

8.700

20.564

15.565

14.976

14.976

Itik Manila

2.342

1.400

2.917

14.886

14.886

Burung Puyuh

3.500

15.589

1.400

1.400

1.400

Produksi

hasil peternakan unggas dari tinggi ke rendah dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu sebagai berikut: 1. Ayam ras boiler : 381.452 ekor 2. Ayam Buras : 202.964 ekor 3. Itik : 74.781 ekor 4. Ayam ras layer : 90.000 ekor 5. Itik Manila : 36.431 ekor 6. Burung Puyuh : 23.289 ekor

Komoditas hasil peternakan unggulan di Kecamatan Banyubiru yaitu berupa ayam boiler hasil panen 5 tahun terakhir sebanyak 381.452 ekor Produksi Hasil Ternak Non Unggas Menurut Jenis Tahun 2016-2020

Produksi hasil peternakan non unggas dari tinggi ke rendah dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu sebagai berikut: 1. Domba : 20.162 ekor 2. Kambing : 17.539 ekor 3. Sapi Potong : 14.394 ekor 4. Kelinci : 5.365 ekor 5. Sapi Perah : 3.260 ekor 6. Kerbau : 58 ekor 7. Kuda : 20 ekor

Jenis Ternak

2016

2017

2018

2019

2020

Kuda

4

4

4

4

4

Sapi potong

991

3840

3879

2696

2988

Sapi perah

898

404

478

718

762

Kerbau

14

11

11

11

11

Kambing

3420

3515

3519

3519

3566

Domba

3741

4089

4029

4119

4184

Kelinci

1353

1315

1315

851

231

Komoditas hasil peternakan unggulan di Kecamatan Banyubiru yaitu berupa domba dengan hasil 5 tahun terakhir sebanyak 20.162 ekor Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


PDRB Kecamatan Banyubiru Nilai

PDRB Kecamatan Banyubiru atas dasar harga

berlaku tahun 2015 sebesar Rp. 306.232.678.420,- dan atas dasar harga konstan sebesar Rp. 109.036.627.420,-Dimana terdapat tiga sektor yang mempunyai kontribusi besar di atas 10% dan memiliki pengaruh cukup besar pada nilai

PDRB atas dasar harga berlaku, antara lain sebagai berikut : 1. Sektor pertanian yang mempunyai kontribusi 29,58% dengan nilai Rp. 90.570.663.270,- yang terutama disumbang dari sub sektor tanaman pangan yang mempunyai

kontribusi

14,33%

atau

sebesar

Rp.

43.885.380.620,2. Kedua adalah sektor jasa-jasa dengan kontribusi sebesar

PDRB Atas Harga Dasar Nilai Kontan Sektor Jasa-jasa memberikan kontribusi terbesar yaitu 25,53 persen dengan nilai Rp. 27.836.366.440,Sektor Pertanian pada posisi kedua dengan kontribusi sebesar 24,89 persen dengan nilai Rp. 27.144.447.550,Sektor Konstruksi dengan kontribusi sebesar 16,18 persen dengan nilai Rp. 17.643.989.970,-.

22,85% atau sebesar Rp. 69.987.057.590, 3. Ketiga adalah sektor konstruksi dengan kontribusi

Sektor Penggalian memiliki kontribusi paling kecil yaitu 0,13% atau sebesar Rp. 141.260.110,-

15,47%atau sebesar Rp. 47.366.496.970,-. Adapun

sektor-sektor

selain

tiga

sektor

diatas

memberikan kontribusi dibawah 10%, sektor Penggalian memberikan kontribusi paling kecil yaitu 0,13% dengan nilai Rp. 408.274.010, Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Sarana dan Prasarana

Sarana Wilayah Prasarana Wilayah

Proyeksi Kebutuhan Infrastruktur

34 Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Sarana Wilayah Sarana Wilayah yang berada di Kecamatan Banyubiru berupa sarana kesehatan dan sarana peribadatan. Sarana Kesehatan di Banyubiru: Puskesmas Puskesmas Pembantu Poliklinik Praktek Dokter Praktek Bidan Poskesdas Posyandu Apotek 1 3 2 1 9 7 99 3

k Dokter Praktek Bidan Poskesdas Posyandu Apotek 1 9 7 99 3

Sarana Peribadatan di Banyubiru: Masjid 98

Mushola 118

Gereja Kristen Gereja Katolik 6 1

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Sarana Pendidikan Jumlah Data Satuan Pendidikan TK

SD

SMP

SMA

SMK

Negeri

-

23

3

-

-

Swasta

21

6

4

1

1

Jumlah

21

29

7

1

1

Pada Kecamatan Banyubiru Sekolah Unggulan ditentukan dengan Akreditasi pada Sekolah tersebut yaitu yang mendapatkan Akreditasi A

Daftar Sekolah Unggulan di Kecamatan Banyubiru No

Sekolah

Akreditasi

1

SD NEGERI ROWOBONI 01

A

2

SD NEGERI ROWOBONI 02

A

3

SD NEGERI BANYUBIRU 01

A

4

SD NEGERI BANYUBIRU 03

A

5

SD NEGERI GEDONG 02

A

6

SD NEGERI BANYUBIRU 05

A

7

SD NEGERI KEBUMEN 01

A

1

SMP NEGERI 1 BANYUBIRU

A

2

SMP NEGERI 2 BANYUBIRU

A

3

SMP NEGERI 3 BANYUBIRU

A

Persebaran Sarana Pendidikan

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


pelayanan kepada masyarakat, telah disediakan sarana berupa 1 kantor kecamatan, 10 kantor kepala desa, dan 1 kantor polisi serta sarana pendukung lainnya seperti balai desa.

Kantor Kecamatan Banyubiru

Sarana Pemerintahan

Sebaran sarana pemerintahan di Kecamatan Banyubiru sudah merata, dimana untuk menunjang proses

Balai Desa Kemambang

Kantor Desa Sepakung

Kantor Polisi Sektor Kecamatan Banyubiru

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Prasarana Wilayah Prasarana suatu

menjadi sebuah alat kelengkapan dasar fisik

lingkungan

untuk

mencapai

kemudahan

dalam

pengembangan suatu wilayah, prasarana yang terdapat di

Jl Wirogomo

Kecamatan Banyubiru antara lain : 1. Jaringan Jalan Jaringan jalan yang ada di Kecamatan Banyubiru terbagi menjadi

4 bagian yaitu : Jalan Kolektor Primer, Jalan Lokal Primer, Jalan Lokal Sekunder dan Jalan Lingkungan. Dimana keempat jaringan jalan

tersebut

memiliki

fungsi

masing-masing,

sebagai

contohnya : jaringan jalan Kolektor Primer (Jl Banyubiru-Muncul) sebagai jalur alternatif dari Ambarawa ke Salatiga ataupun

sebaliknya dengan kondisi jalan beraspal dan memiliki lebar ±7 meter dan cenderung terpantau bila ada kerusakan baik jalan berlubang ataupun rusak pasti langsung diperbaiki. Sedangkan

Jl Banyubiru-Muncul

Jl Sepakung

Jl Kebumen

untuk jaringan jalan Lokal Primer (Jl Desa Wirogomo) sebagai penghubung antara Desa Ngrapah menuju Desa Wirogomo

Pada gambar diatas jaringan jalan Kolektor Primer ditunjukkan

jalanan beraspal, akan tetapi terdapat beberapa bagian jalan yang

dengan warna hitam bold, seangkan untuk jaringan jalan Lokal

berlubang

Primer ditunjukkan dengan warna merah dan untuk jaringan jalan lokal sekunder dan lingkungan ditunjukkan dengan warna merah kecoklatan Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Prasarana Wilayah 2. Air Bersih Jaringan air bersih di Kecamatan Banyubiru menyambung

dengan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dengan keadaan

Perusahaan air minum java

yang baik dan tidak kekurangan air bersih. Sebagai alterenatif lainnya, terdapat beberapa warga yang masih menggunakan sumur sebagai sumber air bersih alternatif yang digunakan untuk mandi, mencuci pakaian, memasak, dan kegiatan rumah

tangga lainnya. 3. Sanitasi Masyarakat Kecamatan Banyubiru telah menggunakan kamar mandi dan toilet pribadi di tempat tinggalnya, sehingga

masyarakat dapat melakukan kegiatan MCK (Mandi Cuci Kakus) di tempat tinggalnya masing-masing. Akan tetapi sebagai

Mata Air Muncul

alternatif lain, juga tersedia toilet umum yang dapat digunakan warga

MCK umum di Desa Rowoboni

Pembangunan Sumur Wakaf oleh ACT di Desa Gedong

4. Jaringan Listrik dan Telekomunikasi Seluruh wilayah di Kecamatan Banyubiru sudah 100% teraliri listrik sehingga seluruh masyarakatnya

dapat menggunakan listrik yang bersumber dari PLN (Perusahaan Listrik Negara. Selain itu jaringan telekomunikasi dan internet telah tersebar secara merata ke seluruh daerahnya, sehingga masyarakat dapat mengakses infromasi melalui jaringan telekomunikasi dan internet. Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


5. Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah di Kecamatan Banyubiru masih perlu ditingkatkan

lagi, yaitu dengan menambah tempat pembuangan sampah di setiap desa sehingga masyarakat semakin mudah untuk membuang sampah dan sampah tidak menumpuk di tempat yang tidak semestinya. Terdapat Bank Sampah di Kecamatan Banyubiru yang bisa menjadi solusi untuk mengurangi limbah sampah dengan detail berikut :

1HERLINA 2PERTIWI 3BERIMAN 4GIRI MULIA 5REKSO ASRI 6ANGGREK 7APIK RESIK 8RAMAH I 9RAMAH IV 10RAMAH VI 11RAMAH VII 12RAMAH VIII

Lokasi Desa Banyubiru Banyubiru Kebondowo Kebondowo Kebumen Ngrapah Kemambang Gedong Gedong Gedong Gedong Gedong

Lokasi Dusun dan RT/RW

Tahun Berdiri

Randusari, 03/05 Krajan, 02/02 Kebondowo, 01/06 Jrakah, 01/02 Sukodono, RT 10 Setro, 01/02 Kemambang, 02/02 Banyudono, 02/08 Legundi, 01/04 Ngaglik, 01/06 Kalipacet, RW 07 Gedong, RW 01

2017 2018 2015 2019 2021 2015 2017 2019 2019 2019 2019 2019

Nama Ketua Lembaga Sri Wahyuni AG. Yeniastuti Catur N. Asmiyarsih Heri Kristiawan Tafrikhan Sri Widayati Giyono Silo Esti Ambariyah Bejo Budiono Ibnu Widayana Sumiyati

Cakupan Layanan Bank Sampah RW RW RW RW RW RW RW RW RW RW RW RW

Hasil Olahan Bank Sampah Beriman

No Nama Bank Sampah

Hasil Olahan bank Sampah Gili Mulia

Hasil Olahan Bank Sampah Ramah VI

Prasarana Wilayah

Informasi seputar bank sampah tersebut juga dapat di akses di web silopah.semarangkab.go.id sebagai media resmi pengelolaan sampah yang selalu memberikan informasi terbaru serta pelatihan pengelolaan sampah

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Prasarana Wilayah 6. Kebencanaan

Assembly Point (Titik Kumpul) Sebagai titik berkumpul sementara saat terjadi keadaan darurat (bencana banjir, longsor, dll) Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Proyeksi Infrastruktur Infrastruktur

wilayah yang ada di Kecamatan Banyubiru

cukup lengkap, akan tetapi tidak merata pada setiap wilayah desa, untuk itu perlu dilakukan proyeksi kebutuhan infrastruktur sesuai dengan pertumbuhan penduduk dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dengan detail sebagai berikut :

Notes: Nilai "-" pada tabel kekurangan menunjukan jumlah kelebihan sarana dengan standar minimum.

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Kelembagaan Masyarakat, Adat Istiadat, Budaya

Kondisi Sosial

43 Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Kondisi Sosial Adanya

garis kemiskinan (GK) dalam masyarakat yang

memiliki ketidakmampuan dari sisi ekonomi baik kebutuhan makanan maupun yang lain, sehingga di Kecamatan Banyubiru terdapat program penduduk untuk pengetasan kemiskinan seperti membantu pelaksanaan pelayanan pendataan dan

penanggulangan masalah kesejahteraan sosial serta membantu pelaksaan kegiatan pemberdayaan keluarga miskin seperti fakir miskin dan wanita rawan sosial ekonomi.

Bencana alam merupakan suatu peristiwa alam yang

menimbulkan

kesengsaraan, keerusakan alam dan lingkungan, serta mengakibatkan kerugian dan penderitaan pada penduduk. Sebagai contohnya bencana banjir, kebakaran, tanah longsor dan lain sebagainya. Hal ini juga terjadi di Kecamatan Banyubiru, karena kondisi wilayahnya yang bervariasi hal ini juga menjadi salah satu ancaman kerawanan bencana. Untuk itu perlu dilakukan program penanganan dan pencegahan kebencanaan, dengan melakukan beberapa program yaitu : 1. Penyediaan

fasilitas

pelaksanaan

pelayanan

masyarakat

untuk penanggulangan bencana

2. Pelaksanaan dan pengawasan pengumpulan uang dan barang 3. Penyelenggaraan penaggulangan bencana pada tahap pra bencana Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Kondisi Sosial

Pelestarian

adat dan budaya masih sangat kental dilakukan di Kecamatan

Banyubiru, seperti Tradisi Merti Desa di Desa Kebondowo yang dilakukan 3 tahun sekali sebagai pemersatu antar warga sehingga terjalin suatu hubungan yang erat yang menumbuhkan rasa persaudaraan, meningkatkan kerukunan masyarakat dan menumpuk rasa kebersamaan tanpa memandang status sosial. Selain itu terdapat

juga Tradisi Larungan atau Sedekah Rawa, tradisi ini merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat sekitar rawa pening, tepatnya di Desa Kebondowo dan Desa Rowoboni dan dilakukan setahun sekali pada tanggal 21 Muharam. Tradisi ini dilakukan untuk menambah khasanah budaya, kesejahteraan masyarakat serta menjauhkan musibah atau bencana, selain itu hal ini sebagai salah satu bentuk wujud syukur warga atas rejeki yang diterima oleh-Nya berupa nasi tumpeng dan sesaju ke tengah danau rawa pening.

Penduduk

Kecamatan Banyubiru memiliki hubungan non-

induvidualis seperti proses hubungan manusia dan antar kelompok yang saling kerjasama, tolong menolong dalam hubungan kemasyarakatan. Adapun ruang lingkup sosial seperti

gotong

royong

untuk

membersihkan saluran air

memperbaiki

jalan

yang

rusak,

dan drainase yang tersendat, dan

program pembelajaran lansia bagi lansia yang tidak bisa mengaji atau baca tulis. Hal ini menyebabkan terjadinya hubungan sosial yang baik satu sama lain antar masyarakat Kecamatan Banyubiru.

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Potensi dan Permasalahan Wilayah •

Kecamatan Banyubiru memiliki potensi berupa potensi sumber daya alam,potensi sumber daya manusia, potensi kelembagaan dan potensi sarana dan prasarana. Untuk potensi sumber daya alam dibagi menjadi beberapa bagian seperti potensi umum, pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, bahan galian, sumber daya air,kualitas udara, kebisingan, ruang publik/taman serta potensi wisata.

46 Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Potensi Pariwisata • •

• • •

Banyaknya usaha akomodasi di Kecamatan Banyubiru pada tahun 2020 adalah 30 usaha dengan jumlah kamar sebanyak 960 kamar. Banyaknya wisatawan yang menginap di usaha akomodasi (hotel bintang dan hotel melati) tahun 2017 sebesar 130.896 wisatawan yang terdiri dari wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Memiliki banyak destinasi wisata alam, contohnya : Danau Rawa Pening, Puncak Telomoyo, Tebing Gumuk Reco, Air Terjun Gua Semar, Cemoro Sewu, dll. Letak geografis Banyubiru yang berada di dataran tinggi dan juga jauh dari hiruk pikuk perkotaan membuat suasana di Banyubiru terkesan sejuk Memiliki akses jalan yang mudah dikarenakan dekat dengan jalan TOL

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Potensi Pertanian •

• • •

Pertanian yang dihasilkan di Kecamatan Banyubiru selain padi adalah jagung. Adapun produksi jagung mulai tahun 2017 mencapai 649 ton. Berada di dataran tinggi membuat Banyubiru mempunyai iklim yang bagus untuk bercocok tanam, dalam hal ini ( memiliki tanah yang subur dan curah hujan yang cukup) Dekat dengan sumber air, yang dimana adalah spek penting dalam pertanian Memiliki luas lahan yang luas untuk menunjang sektor pertanian Luas lahan pertanian sebesar 192.087 ha Pada sektor pertanian, kecamatan Banyubiru memiliki sektor unggulan berupa padisawah, yang di mulai tahun 2017 mecapai 7.894 ton.

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Potensi Perkebunan •

Secara umum keadaan dan potensi sumber daya alam Desa Banyubiru adalah pada bidang pertanian dan perikanan. Tanaman pangan yang ada adalah padi sawah dengan luas 192.087 ha. Luas lahan perkebunan adalah 89.460 Ha. Tanaman yang tumbuh adalah kelapa, ubi atau singkong, dan pisang. Luas area rawa adalah 220.000 yang di dalamnya terdapat ikan untuk konsumsi. Pada sektor perkebunan, kecamatan Banyubiru memiliki sektor unggulan berupa kelapa, singkong, ubi, pisang, dan jagung. Dengan perolehan terbanyak didapat dari perkebunan jagung yang mencapai 649 ton pada tahun 2017. Perkebunan berpusat di desa sepakung karena berada di lereng gunung Telomoyo dan gunung Kendil.

Nama

Ton

Kelapa

305,78

Cengkeh

15,25

Kopi brusta

46,72

Kapuk

0,37

Kopi robika

14,36

Singkong

8,44

Aren

175,25

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Potensi Perikanan • • •

Luas area rawa yang besar seluas 220.000 ha menjadi modal utama di sektor perikanan. Memiliki danau Rawa pening sebagai media pengembangan sektor perikanan. Letak geografis di dataran tinggi membuat beberapa desa di Kecamatan Banyubiru mempunyai iklim yang bagus untuk bembudidayaan ikan, karena suhu udara yang tidak terlalu tinggi sangat cocok untuk budidaya perikanan. Pada sektor perikanan, Kecamatan Banyubiru memiliki sektor unggulan berupa budidaya ikan nila, ikan lele, gurami. Kegiatan perikanan di Kecamatan Banyubiru berpusat di desa Kebondowo, Banyubiru, dan Rowoboni. Dikarenakan areanya dekat dengan danau Rawa Pening. Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Potensi Pertenakan •

Kecamatan Banyubiru merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Semarang yang memiliki potensi peternakan khususnya ternak itik yang cukup besar. Usaha ternak itik tidak hanya sebagai usaha sampingan tetapi sudah menjadi usaha pokok bagi masyarakat di Kecamatan Banyubiru. Usaha ternak itik ternyata memberikan pendapatan yang cukup layak bagi para peternak. Pada sektor peternakan, kecamatan Banyubiru memiliki sektor unggulan pada peternakan sapi perah, sapi potong, dan ayam potong. Pada sapi perah pada tahun 2020 mecapai 762 ekor, sapi potong sejumlah 2.988 ekor, dan ayam potong sejumlah 372.564 ekor. Peternakan berpusat di Desa Sepakung, dan Desa Ngrapah.

Jenis Ternak

2016

2017

2018

2019

2020

Ayam Ras Layer

-

-

30.000

30.000

30.000

Ayam Ras Boiler

93.203

30.000

127.041

119.208

120.00

Ayam Buras

18.345

116.927

22.564

22.564

22.564

Itik

8.700

20.564

15.565

14.976

14.976

Itik Manila

2.342

1.400

2.917

14.886

14.886

Burung Puyuh

3.500

15.589

1.400

1.400

1.400

Kuda

4

4

4

4

4

Sapi potong

991

3840

3879

2696

2988

Sapi perah

898

404

478

718

762

Kerbau

14

11

11

11

11

Kambing

3420

3515

3519

3519

3566

Domba

3741

4089

4029

4119

4184

Kelinci

1353

1315

1315

851

231

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Potensi Ekonomi Berikut adalah grafik perekonomian

Sektor ekonomi Banyubiru terdiri dari berbagai sektor, namun pendorong utama perekonomian Banyubiru adalah sektor pariwisata, pertanian, perkebunan, dan perikanan

Dikarenakan ke-5 sektor tersebut sangat kuat, tidak diragukan menjadi potensi perekonomian di

Kecamatan Banyubiru . Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Permasalahan Umum Banyubiru Sumber Daya Manusia •

Lingkungan •

Lahan yang telah berubah menjadi genangan akibat dampak revitalisasi danau Rawapening Kegiatan masyarakat yang sering mengabaikan factor lingkungan sehingga berdampak negative yang lama kelamaan mulai terlihat efeknya. Pengelolaan lahan pertanian yang masih bersifat sporadis dan masih bergantung pada permintaan di waktu tertentu.

Kurangnya pelatihan-pelatihan, pembinaan, pendampingan dan pemberian ketrampilan kepadapenduduk desa untuk mengelola potensi sumber daya alam yang dimiliki. Belum cukup tersedianya tenaga-tenaga yang cakap, terampil, dan memiliki skill yang tinggi tentang pengembangan desa agrowisata. Belum terbentuknya maindset masyarakat Desa Sepakung sebagai pelaku utama usaha agrowisata. Kurangnya koordinasi dengan pemerintah terkait upaya pengembangan dan pembangunan kawasan desa agrowisata. Belum maksimalnya beberapa aspek penting dalam pengembangan desa.

Sumber Daya Air •

Kelangkaan air pada musim kemarau, sehingga masyarakat harus mencari alternatif lain dalam pemenuhan kebutuhan air bersih sehari-hari dan keberadaan air Muncul dapat menjadi solusinya. Kurangnya pelibatan masyarakat secara langsung baik dalam pengambilan kebijakan maupun kegiatan konservasi lingkungan sumber air Muncul yang berdampak pada kurang pedulinya masyarakat akan pentingnya keberlangsungan dari keberadaan sumber air Muncul itu sendiri

Sosial

Pendidikan

Kurangnya kesadaran masyarakat bahwa Pendidikan itu sangatlah penting.

Latar belakang pendidikan warga yang masih belum mumpuni sehingga minimnya kemampuan masyarakat sebagai tour guide wisata. Minimnya lembaga atau organisasi kemasyarakatan yang peduli.

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Permasalahan Sektor 1. Sektor Pariwisata

Pembangunan kepariwisataan Kabupaten Semarang merupakan penggerak pendapatan asli daerah, peningkatan lapangan kerja, dan penggerak perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Kedudukan sektor Pariwisata sebagai salah satu pilar pembangunan daerah semakin menunjukkan posisi dan peran yang sangat penting sejalan dengan perkembangan dan kontribusi yang diberikan baik dalam penerimaan devisa, dan pendapatan daerah, pengembangan wilayah, maupun dalam penyerapan investasi.

Permasalahan :

Permasalahan dalam Sektor Pariwisata yaitu adanya peraturan yang tumpang tindih, kurangnya kualitas SDM,

kurangnya publikasi , belum baiknya infrastruktur, masih

kurangnya investasi, kurang diperhatikannya aspek lingkungan hidup, dan kurangnya perhatian pada objek wisata religi. Atas dasar masalah tersebut diusulkan kebijakan untuk mengatasi berbagai masalah tersebut yaitu menghapus tumpang tindih peraturan,

peningkatan jumlah SDM yang bersertifikasi, publikasi yang lebih detil, dilanjutkannya pembangunan infrastruktur yang mendukung pariwisata, insentif bagi investor di sektor pariwisata, dan penegakkan hukum yang tegas atas pelanggaran yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup. Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Permasalahan Sektor 2. Sektor Pertanian Strategi pembangunan pertanian dalam kaitannya dengan pembangunan daerah harus lebih memperhatikan pembangunan sektor pertanian karena sektor pertanian selain menghasilkan bahan pangan bagi penduduk, sektor pertanian juga sebagai penyerap tenaga kerja dan sebagai pendukung pengembangan sektor lain terutama sektor industri yaitu sebagai pemasok bahan

baku bagi kegiatan industri. Permasalahan : Permasalaahan dalam Sektor Pertanian yaitu Perubahan lahan merupakan hal yang lumrah terjadi ketika adanya pembangunan di suatu daerah, hal ini dikarenakan kebutuhan akan lahan pasti semakin meningkat seiring berjalannya pembangunan dan pertumbuhan penduduk setiap tahunnya. Lahan pertanian merupakan salah satu alternatif lahan yang pasti dijadikan alternatif jika sudah tidak ada lagi lahan kosong yang bisa digunakan untuk pembangunan. Perubahan lahan ini nantinya akan berdampak terhadap lingkungan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Salah satu dampak yang akan terjadi nantinya adalah terganggunya produksi

lahan pertanian yang ada terutama produksi beras yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan. Semakin berkurangnya hasil produksi beras dan terjadinya pertambahan jumlah penduduk yang pasti bertambah setiap tahunnya akan mengakibatkan gap yang sangat besar, hal ini nantinya akan membuat ketahanan pangan di suatu daerah akan terganggu. Tak terkecuali Kabupaten Semarang juga terjadi perubahan lahan yang akan berakibat terhadap

ketahanan pangan-nya.

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Permasalahan Sektor 3. Sektor Pertenakan Beternak merupakan kegiatan sebagian penduduk desa ,ada yang ternak kambing, sapi,itik dan ada yang mengelola di bidang pembibitan dan pembesaran ikan lele,bagi

yang beternak kambing , sapi ,dan juga itik untuk cadangan pakannya saling pemanfaatan dengan para petani padi,,dimana waktu panen padi sisa-sisa batang padi dimanfaatkan untuk pakan ternak,dan lahan yang sudah selesai panen dimanfaatkan oleh para peternak itik untuk menggembalakan itiknya di sawah.

Permasalahan : Secara umum permasalahan kondisi peternakan kambing, itik, ayam buras, dan sapi potong antara lain adalah 1) sebagian besar beternak seeara tradisional, 2) intervensi teknologi kurang, 3) kualitas hijauan makanan ternak rendah, 4) input pengembangan usaha (bibit, modal, ketersediaan lahan, teknologi sederhana yang murah) tidak mudah dijangkau oleh peternak, 5) skala usaha masih kecil

6) peran tengkulak besar, 7) tingkat pendidikan peternak rendah 8) jiwa kewirausahaan peternak lemah.

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Permasalahan Sektor 4. Sektor Perikanan

Nelayan merupakan masyarakat yang kehidupannya bergantung dengan penangkapan ikan maupun budidaya keramba. Nelayan di Indonesia rata-rata sudah turun temurun dari keluarga yang terdahulu seperti nelayan di Danau Rawa Pening. Masyarakat secara umum banyak yang menggunakan alat tangkap tradisional. Hasil penangkapan ikan di rawa pening merupakan faktor utama untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Masyarakat ini setiap hari hasil tangkapan ikannya di jual ke pengepul jadi harga ikannya setiap harinya stabil. Warga juga memanfaatkan air di desa ngrapah yang sangat memadahi oleh karena itu dimanfaatkan oleh para petani ikan untuk memelihara ikan.

Permasalahan :

Dinamika kehidupan nelayan bergantung pada perubahan iklim. Perubahan iklim membawa pengaruh pada kehidupan sosial ekonomi nelayan. Adanya perubahan iklim mengakibatkan nelayan tidak dapat menentukan musim-musim yang akan terjadi. Perubahan iklim berdampak pada kondisi cuaca yang ekstrim sehingga nelayan tidak berani untuk melaut. Tidak hanya berdampak pada kondisi cuaca, perubahan iklim juga membuat sumber daya perikanan yang semakin berkurang oleh karena itu nelayan memilih untuk mencari ikan dengan jarak yang lebih jauh. Hal ini juga beresiko mengubah stabilitas ekonomi, sosial ekonomi masyarakat. Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Permasalahan Sektor 5. Sektor Home Industri/UMKM

Pemerintah dinas Koperasi dan UMKM menyebutkan UMKM yang bergerak di bidang ekonomi kreatif atau biasa disebut industri kreatif di Kabupaten Semarang cukup banyak.

Strategi pengembangan usaha yang sesuai adalah strategi yang diformulasikan dengan tepat ketika industri kerajinan enceng gondok Syarina Production di Desa Kebondowo Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang mampu memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan serta menghadapi peluang dan menghindari ancaman.

Permasalahan : Peningkatan akses aset produktif menunjukan belum bisa berjalan dengan lancar karena kurangnya karyawan atau tenaga kerja yang bekerja di industri. Industri mengalami kesulitan dalam mengelola sumber daya manusia untuk mempunyai

keterampilan dan kreatifitas dalam pembuatan kerajinan enceng gondok. Hal tersebut berdampak pada menumpuknya pesanan barang dari konsumen karena belum bisa diselesaikan secara cepat. Sedangkan pada peningkatan akses pasar, kewirausahaan, kelembagaan dan kemitraan usaha industri kerajinan enceng gondok Syarina Production sudah baik. Industri sering mengikuti pameran kerajinan enceng gondok sampai keluar

negeri dan sudah menjalin kemitraan dengan berbagai pihak mulai dari industri lain yang mendukung usaha sampai pemerintah. Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Permasalahan Utama Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifatdeskriptif (memberi suatu gambaran). Strength (Kekuatan) : - Terdapat obyek wisata Rawa Pening - Terdapat hasil tanam yang melimpah - Sumber daya alami dan ikan Weakness (Kelemahan) : - Kurangnya minat para investor - Kurangnya Inovasi Produk - Kualitas Sumber Daya masih kurang Opportunities (Peluang) : - Kemudahan Aksesbilitas - Memiliki langganan konsumen terhadap produk tanam - Sistem Pemasaran yang serba online

Threats (Hambatan) : - Masalah konservasi lingkungan - Munculnya produk substitusi dari industri lain yg lebih baik - Rendahnya minat masyarakat dalam mengembangkan usaha

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Perhitungan Proyeksi Penduduk, Perhitungan Proyeksi Sarana dan Prasarana, SWOT Kecamatan Banyubiru, Lainnya

Lampiran

60

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Proyeksi Penduduk

Kenaikan jumlah penduduk di Kecamatan Banyubiru pada tahun 2021 mengalami kenaikan yakni 0.82%. Dengan detail pada masing-masing desanya yaitu : 1. Kenaikan pada Desa Wirogomo 7%, 2. Desa Kemambang mengalami kenaikan 4%, 3. Desa Sepakung mengalami kenaikan 10%, 4. Desa Kebumen mengalami kenaikan 13%. 5. Desa Tegaron mengalami kenaikan 12%, 6. Desa Kebondowo mengalami kenaikan 16% 7. Desa Ngrapah mengalami kenaikan 9% 8. Desa Rowoboni mengalami kenaikan 6% 9. Kenaikan tertinggi terdapat pada Desa Banyubiru dengan kenaikan penduduk 17%. 10. Dan kenaikan terendah terdapat di Desa Gedong yaitu 6%

Proyeksi Penduduk Kecamatan Banyubiru 2021 9.000 8.000

7.853 7.124

7.000 6.000

5.901 5.502

5.000 4.489

4.164

4.000 3.000

2021 3.075 2.461

2.000 1.000 0

2.636

1.900

Kenaikan jumlah penduduk di Desa Banyubiru dikarenakan Desa Banyubiru menjadi ibukota Kecamatan Banyubiru, sehingga baik dalam fasilitas dan ketersediaan sarana prasarana maupun ekonomi berpusat di wilayah tersebut. Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Proyeksi Penduduk Kenaikan jumlah penduduk Kecamatan Penduduk di tahun 2022 yakni 0.83%. Dengan detail sebagai beriut : 1. Kenaikan tertinggi terjadi di Desa Rowoboni dengan kenaikan 2.05%, 2. Kenaikan Desa Wirogomo 0.49%, 3. Kenaikan Desa Kemambang 0.32%, 4. Kenaikan Desa Sepakung 1.49%. 5. Desa yang mengalami kenaikan dengan presentase kecil berada di Tegaron dengan kenaikan 0.05%

Proyeksi Penduduk Kecamatan Banyubiru 2022 9.000 8.000

7.913 7.181

7.000 6.000

5.956 5.505

5.000 4.556 4.176

4.000 3.000

2022 3.090

2.505 2.000 1.000 0

1.906

2.690

Kenaikan jumlah penduduk di Desa Banyubiru dikarenakan Desa Banyubiru menjadi ibukota Kecamatan Banyubiru, sehingga baik dalam fasilitas dan ketersediaan sarana prasarana maupun ekonomi berpusat di wilayah tersebut. Sedangkan pertumbuhan penduduk pada Desa Kemambang tidak mengalami lonjakan, hal ini disebabkan karena letaknya yang jauh dari pusat ibukota kecamatan dan berada pada daerah puncak.

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Proyeksi Penduduk Proyeksi Penduduk Kecamatan Banyubiru 2023

Kenaikan jumlah penduduk Kecamatan Penduduk di tahun 2023 mencapai 0.85%. 1. Kenaikan tertinggi terjadi pada desa Rowoboni dengan kenaikan 2.12%, 2. Kenaikan Desa Wirogomo 0.52%, 3. Kenaikan Desa Kemambang 0.31%, 4. Kenaikan Desa Sepakung 1.54%. 5. Desa Kebumen mengalami kenaikan mencapai 0.94%, 6. Kenaikan di Desa Banyubiru mencapai 0.78%. 7. Desa yang mengalami kenaikan dengan presentase kecil berada di Tegaron dengan kenaikan 0.05%

9.000 8.000

7.975

7.239

7.000 6.000

6.012 5.508

5.000 4.626 4.188

4.000 3.000

2023 3.106 2.552

2.000

2.747

1.912

1.000 0

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Proyeksi Penduduk Proyeksi Penduduk Kecamatan Banyubiru 2024 2024 9.000 8.036

8.000 7.298

7.000 6.068

6.000

5.511 5.000

4.695 4.200

4.000 3.000 2.000

3.121

Kenaikan jumlah penduduk Kecamatan Penduduk di tahun 2024 mencapai 0.84%. 1. Kenaikan tertinggi terjadi pada Desa Rowoboni dengan kenaikan 2.07%, 2. Kenaikan Desa Wirogomo 0.48%, 3. Kenaikan Desa Kemambang 0.31%, 4. Kenaikan Desa Sepakung 1.49%. 5. Desa Kebumen mengalami kenaikan mencapai 0.93%, 6. Kenaikan di Desa Banyubiru mencapai 0.76%. 7. Desa yang mengalami kenaikan dengan presentase kecil berada di Tegaron dengan kenaikan 0.05%

2.804 1.918

2.599

1.000 0

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Proyeksi Penduduk Proyeksi Penduduk Kecamatan Banyubiru 2025

Proyeksi Kenaikan jumlah penduduk Kecamatan Penduduk di tahun 2025 mencapai 46.640 jiwa dengan persentase kenaikan 0.84%.

2025 9.000 8.097

8.000 7.356

7.000

6.125

6.000

5.514

5.000

4.766 4.213

4.000 3.000

2.000 1.000

3.136

2.863 1.924

2.646

1. Kenaikan tertinggi terjadi pada Desa Rowoboni dengan kenaikan 2.863 jiwa dengan persentase 2.10%, 2. Kenaikan Desa Wirogomo 3.136 jiwa dengan persentase 0.48%, 3. Kenaikan Desa Kemambang 1.924 jiwa dengan persentase kenaikan 0.31%, 4. Kenaikan Desa Sepakung 4.766 jiwa dengan persentase kenaikan 1.51%. 5. Desa Kebumen mengalami kenaikan mencapai 6.125 jiwa dengan persentase kenaikan 0.94%, 6. Kenaikan di Desa Banyubiru mencapai 8.097 jiwa dengan persentase kenaikan 0.76%. 7. Desa yang mengalami kenaikan dengan presentase kecil berada di Tegaron dengan kenaikan 0.05%

0

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Proyeksi Penduduk Proyeksi Penduduk Kecamatan Banyubiru 2026

Proyeksi Kenaikan jumlah penduduk Kecamatan Penduduk di tahun 2026 mencapai 49.058 jiwa dengan persentase kenaikan 0.81%.

9.000 8.159

8.000 7.415 7.000 6.183

6.000

5.517

5.000

4.834 4.225

4.000 3.000

2026 3.152 2.695

2.000 1.000

1.930

2.922

1. Kenaikan tertinggi terjadi pada Desa Rowoboni dengan kenaikan 2.922 jiwa dengan persentase 2.06%, 2. Kenaikan Desa Wirogomo 3.152 jiwa dengan persentase 0.51%, 3. Kenaikan Desa Kemambang 1.930 jiwa dengan persentase kenaikan 0.31%, 4. Kenaikan Desa Sepakung 4.834 jiwa dengan persentase kenaikan 1.43%. 5. Desa Kebumen mengalami kenaikan mencapai 6.183 jiwa dengan persentase kenaikan 0.95%, 6. Kenaikan di Desa Banyubiru mencapai 8.159 jiwa dengan persentase kenaikan 0.77%. 7. Desa yang mengalami kenaikan dengan presentase kecil berada di Tegaron dengan kenaikan 0.05%

0

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Proyeksi Penduduk Proyeksi Penduduk Kecamatan Banyubiru 2027

Proyeksi Kenaikan jumlah penduduk Kecamatan Penduduk di tahun 2027 mencapai 49.463 jiwa dengan persentase kenaikan 0.83%.

9.000 8.222

8.000 7.475 7.000 6.241

6.000

5.520 5.000

4.910 4.237

4.000 3.000 2.000 1.000 0

3.167 2.744 1.937

2.983 2027

1. Kenaikan tertinggi terjadi pada Desa Rowoboni dengan kenaikan 2.983 jiwa dengan persentase 2.09%, 2. Kenaikan Desa Wirogomo 3.167 jiwa dengan persentase 0.48%, 3. Kenaikan Desa Kemambang 1.937 jiwa dengan persentase kenaikan 0.36%, 4. Kenaikan Desa Sepakung 4.910 jiwa dengan persentase kenaikan 1.57%. 5. Desa Kebumen mengalami kenaikan mencapai 6.241 jiwa dengan persentase kenaikan 0.94%, 6. Kenaikan di Desa Banyubiru mencapai 8.222 jiwa dengan persentase kenaikan 0.77%. 7. Desa yang mengalami kenaikan dengan presentase kecil berada di Tegaron dengan kenaikan 0.05%

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Proyeksi Penduduk Proyeksi Penduduk Kecamatan Banyubiru 2028

Proyeksi Kenaikan jumlah penduduk Kecamatan Penduduk di tahun 2028 mencapai 49.868 jiwa dengan persentase kenaikan 0.82%.

9.000 8.285

8.000 7.535 7.000 6.299

6.000

5.523

4.984

5.000

4.249

4.000 3.000

2028 3.183

3.045 2.794

2.000 1.000

1.943

1. Kenaikan tertinggi terjadi pada Desa Rowoboni dengan kenaikan 3.045 jiwa dengan persentase 2.08%, 2. Kenaikan Desa Wirogomo 3.183 jiwa dengan persentase 0.51%, 3. Kenaikan Desa Kemambang 1.943 jiwa dengan persentase kenaikan 0.31%, 4. Kenaikan Desa Sepakung 4.984 jiwa dengan persentase kenaikan 1.51%. 5. Desa Kebumen mengalami kenaikan mencapai 6.299 jiwa dengan persentase kenaikan 0.93%, 6. Kenaikan di Desa Banyubiru mencapai 8.285 jiwa dengan persentase kenaikan 0.77%. 7. Desa yang mengalami kenaikan dengan presentase kecil berada di Tegaron dengan kenaikan 0.05%

0

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Proyeksi Penduduk Proyeksi Penduduk Kecamatan Banyubiru 2029

Proyeksi Kenaikan jumlah penduduk Kecamatan Penduduk di tahun 2029 mencapai 50.278 jiwa dengan persentase kenaikan 0.82%.

9.000 8.348

8.000 7.595 7.000 6.358

6.000

5.526 5.059

5.000

4.262

4.000

3.000 2.000 1.000 0

2029 3.199

3.108 2.845 1.949

1. Kenaikan tertinggi terjadi pada Desa Rowoboni dengan kenaikan 3.108 jiwa dengan persentase 2.07%, 2. Kenaikan Desa Wirogomo 3.199 jiwa dengan persentase 0.50%, 3. Kenaikan Desa Kemambang 1.949 jiwa dengan persentase kenaikan 0.31%, 4. Kenaikan Desa Sepakung 5.059 jiwa dengan persentase kenaikan 1.50%. 5. Desa Kebumen mengalami kenaikan mencapai 6.358 jiwa dengan persentase kenaikan 0.94%, 6. Kenaikan di Desa Banyubiru mencapai 8.348 jiwa dengan persentase kenaikan 0.76%. 7. Desa yang mengalami kenaikan dengan presentase kecil berada di Tegaron dengan kenaikan 0.05%

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Proyeksi Penduduk Proyeksi Penduduk Kecamatan Banyubiru 2030

Proyeksi Kenaikan jumlah penduduk Kecamatan Penduduk di tahun 2030 mencapai 50.694 jiwa dengan persentase kenaikan 0.83%.

9.000 8.412 8.000

2030

7.656

7.000

6.418 6.000 5.529 5.135

5.000

4.274

4.000 3.000

3.215

3.173 2.897

2.000 1.000 0

1.955

1. Kenaikan tertinggi terjadi pada Desa Rowoboni dengan kenaikan 3.173 jiwa dengan persentase 2.09%, 2. Kenaikan Desa Wirogomo 3.215 jiwa dengan persentase 0.50%, 3. Kenaikan Desa Kemambang 1.955 jiwa dengan persentase kenaikan 0.31%, 4. Kenaikan Desa Sepakung 5.135 jiwa dengan persentase kenaikan 1.50%. 5. Desa Kebumen mengalami kenaikan mencapai 6.418 jiwa dengan persentase kenaikan 0.94%, 6. Kenaikan di Desa Banyubiru mencapai 8.412 jiwa dengan persentase kenaikan 0.77%. 7. Desa yang mengalami kenaikan dengan presentase kecil berada di Tegaron dengan kenaikan 0.05%

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


Proyeksi Infrastruktur Perhitungan Proyeksi Infrastruktur Kecamatan Banyubiru 2020-2024 Jenis Sarana Pendidikan SD SMP SMA/SMK Kesehatan Rumah Sakit Puskesmas Apotek Peribadatan Masjid

2020 Jumlah Kebutuhan Kekurangan

2021 Jumlah Kebutuhan Kekurangan

2022 Jumlah Kebutuhan Kekurangan

Notes: Nilai "-" pada tabel kekurangan menunjukan jumlah kelebihan sarana dengan standar minimum.

2023 Jumlah Kebutuhan Kekurangan

2024 Jumlah Kebutuhan Kekurangan

32 7 1

28 9 9

-4 2 8

32 7 1

28 9 9

-4 2 8

32 7 1

28 9 9

-4 2 8

32 7 1

29 10 10

-3 3 9

32 7 1

29 10 10

-3 3 9

0 1 2

0 1 1

0 1 -1

0 1 2

0 2 2

0 1 0

0 1 2

0 2 2

0 1 0

0 1 2

0 2 2

0 1 0

0 1 2

0 2 2

0 1 0

98

1

-97

98

2

-96

98

2

-96

98

2

-96

98

2

-96

Perhitungan Proyeksi Infrastruktur Kecamatan Banyubiru 2024-2030 Jenis Sarana Pendidikan SD SMP SMA/SMK Kesehatan Rumah Sakit Puskesmas Apotek Peribadatan Masjid

2025 Jumlah Kebutuhan Kekurangan

2026 Jumlah Kebutuhan Kekurangan

2027 Jumlah Kebutuhan Kekurangan

2028 Jumlah Kebutuhan Kekurangan

2029 Jumlah Kebutuhan Kekurangan

2030 Jumlah Kebutuhan Kekurangan

32 7 1

29 10 10

-3 3 9

32 7 1

29 10 10

-3 3 9

32 7 1

30 10 10

-2 3 9

32 7 1

30 10 10

-2 3 9

32 7 1

30 10 10

-2 3 9

32 7 1

30 10 10

-2 3 9

0 1 2

0 2 2

0 1 0

0 1 2

0 2 2

0 1 0

0 1 2

0 2 2

0 1 0

0 1 2

0 2 2

0 1 0

0 1 2

0 2 2

0 1 0

0 1 2

0 2 2

0 1 0

98

2

-96

98

2

-96

98

2

-96

98

2

-96

98

2

-96

98

2

-96

Proyeksi kebutuhan infrastruktur di Kecamatan Penduduk dalam kurun waktu 10 (tahun) adalah sebagai berikut :

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


inte rnal ekst erna l

OPPURTUNITY

THREAT

SO (Strength X Opportunity) 1.

2.

Tidak semua wilayah di Kecamatan Banyubiru memiliki akses jalan yang baik, sehingga seringkali menjadi hambatan untuk menuju daerah wisata.

ST (Strength X Threat)

Banyaknya usaha penginapan yang tersebar di Kecamatan Banyubiru diharapkan

1.

STRENGTH

dapat

menjadi

salah

satu

penunjang

pariwisata

serta

diharapkan dapat mengatasi terbatasnya sumber daya pendanaan untuk

meningkatkan

pengembangan Kecamatan Banyubiru.

perekonomian setempat. 3.

Banyaknya destinasi wisata alam di Kecaatan Banyubiru disertai dengan Kebijakan

4.

Kabupaten

Dengan potensi wilayah yang baik pada seluruh sector di Kecamatan Banyubiru

Semarang

yang

mendukung,

diharapkan

2.

Potensi perekonomian yang ada di Kecamatan Banyubiru ada di sektor perikanan, pertanian dan peternakan, akan tetapi tidak semua desa mengalami kemajuan

dapat

meningkatkan ekonomi dalam bidang pariwisata

yang sama karena kebiasaan masyarakat sekitar yang masih menggunakan cara

Dengan hasil pertanian, dan perkebunan yang melimpah serta perikanan yang

tradisional, untuk itu perlu diadakan pelatihan agar masyarakat terpacu untuk

cukup tinggi, diharapkan dapat menjadi salah satu kekuatan perekonomian di

berperan dalam pengembangan wilayah

WEAKNESS

Kecamatan Banyubiru

WO (Weakness X Opportunity)

WT (Weakness X Threat)

1.

1.

2.

Kurangnya promosi pariwisata membuat Kecamatan Banyubiru belum banyak dikenal masyarakat umum untuk berkunjung selain di wisata unggulan.

desa tidak terjangkau dengan kemajuan wilayah, seperti contohnya di Desa

Tidak semua desa memiliki akses jalan yang baik, dan transportasi umum yang

Banyubiru lebih maju daripada Desa Kemambang, karena ketersediaan sarana

memadai untuk menjangkau daerah wisata, sehingga wisatawan cukup sulit

prasarana yang lebih lengkap.

untuk berkunjung di daerah lain di Kecamatan Banyubiru 3.

Karena persebaran penduduk yang tidak merata, membuat beberapa wilayah

2.

Semakin banyaknya populasi eceng gondok dan kurangnya pengelolaan dan

Persebaran sarana dan prasarana di Kecamatan Banyubiru yang tidak merata

pemanfaatan eceng gondok oleh masyarakat sekitar dapat mengancan ekosistem

menyebabkan masyarakat atau pengunjung kesulitan untuk menempuh jarak ke

sekitar, untuk itu diperlukan pemanfaatan eceng gondok dan menjadikannya

suatu tempat, seperti SPBU.

barang bernilai jual.

Studio Perencanaan Kecamatan Banyubiru


P E R E N C AN A AN W I L A YA H D A N K O T A F A K U L TAS T E K N I K U N I V E R SI TA S S E M A R A N G

20 22


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.