4 minute read
Bima Sudah
’Kantongi’
Dua Kadis Baru
Sambungan dari Hal 12
“Sudah ada Kadis PUPR dan Diarpus baru. Mereka sudah dapat izin untuk dilantik, oleh Komite Aparatur Sipil Negara (ASN),” ujar Bima kepada Radar Bogor. Dia menegaskan, kedua pejabat tersebut akan langsung bekerja, dan mendapat tugas penting. Bima berpesan kepada Kadis PUPR, untuk memastikan segala pekerjaan selesai tepat waktu, dan memiliki kualitas yang baik.
Ia pun menegaskan kepada Kadis PUPR terpilih nanti, untuk tidak terpengaruh kepentingan, meminimalisir gagal lelang, dan dapat menjalankan fungsi pengawasan maksimal di setiap pekerjaan di Kota Bogor. “Saya juga minta agar dia memastikan uang rakyat kembali ke rakyat,” tekan dia. Sementara itu, Bima menargetkan kepada Kadis Diarpus baru, untuk mewujudkan Perpustakaan Kota Bogor, bertransformasi menjadi kelas dunia. Serta membawa galeri perpustakaan, sebagai pusat edukasi dan peradaban.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, terdapat enam nama yang lolos dalam tahap seleksi lelang jabatan, dua kepala dinas di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Di antaranya Muhamad Hutri, Rena Da Frina, dan Yadi Cahyadi untuk jabatan Kadis PUPR. Sementara untuk Kadis Diarpus yakni Lia Kania Dewi, Rudiyana, dan Tyas Ajeng Fitriani Prihandari. (fat/c)
Sentra Kuliner Baru Diresmikan
Sambungan dari Hal 12
“Sejak lama, kawasan ini jadi pusat kuliner legend.
Kami berharap penataan semakin menguatkan daya Tarik, bukan hanya warga sekitar, namun lebih luas,” ucapnya.
Sebanyak 25 pedagang, berjualan di Lawang Rangga
Gading. Kuliner yang tersedia, antara lain bakso bening, siomay, batagor, combro, es doger, es pala, dan aneka kudapan lainnya. Bima menyebut, kuliner memiliki peran penting untuk mendongkrak perekonomian Kota Bogor. Saat ini, tingkat perekonomian Kota Bogor sebesar 5,65 persen. Angka tersebut lebih besar, jika dibandingkan dengan perekonomian Provinsi Jawa Barat, dan nasional. Atas itu, Bima berpesan agar seluruh pihak dapat menjaga kenyamanan yang ada di Lawang Rangga Gading. (fat/c)
Beberkan Kunci Sukses
Hadapi Konvergensi Media
Sambungan dari Hal 12
MELAKUKAN transformasi media, dari cetak ke digital, bukan perkara mudah. Berbagai strategi tentu tak melulu berhasil. Ada kegagalan, tapi tidak putus asa.
Hal itu diungkapkan CEO Radar Bogor Group, dalam Kuliah Dosen Tamu IPB University, kemarin (9/3). Dia memaparkan, bagaimana perjuangan Radar Bogor Group bertransformasi ke media digital terbesar saat ini.
Menurut dia, perkembangan teknologi membuat media jurnalistik tidak boleh puas hanya dengan satu platform saja. Melainkan mesti terintegrasi, dengan berbagai platform melalui sebuah saluran digital.
“Induk konvergensi media, adalah revolusi ilmu teknologi. Oleh karena itu, sejak dua tahun lalu, saya sudah mengatakan kepada seluruh anak perusahaan, untuk berpikir bahwa di 2024, Radar Bogor bukan koran. Tapi koran menjadi bagian dari Radar Bogor,” tuturnya.
Melalui pernyataan itu, Hazairin ingin menegaskan, bahwa media Radar Bogor bukan hanya bergerak sebagai media cetak saja. Melainkan multiplatform digital.
Di usianya yang ke 24 tahun, Radar Bogor berkembang menjadi sepuluh surat kabar, 18 media online, 13 akun TikTok, lima akun YouTube, enam akun Facebook, dan delapan akun Instagram, dengan impresi konten digital yang luar biasa. Karya yang dihasilkan oleh medianya, pun saat ini telah berkembang menjadi berbagai bentuk. Di antaranya video motion graphic, grafis, story telling, dan artikel. Di depan puluhan mahasiswa
Prodi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Hazairin juga menyampaikan peran Radar Bogor, dalam jurnalisme pembangunan lewat berbagai program yang telah bergerak, selama bertahun-tahun.
“Jurnalisme pembangunan, kami lakukan melalui Gerakan Anak Negeri, program Bogorku Bersih, gerakan biopori, serta helaran Festival Merah Putih. Keempat program ini bersifat partisipatif dan telah berhasil menggaet banyak orang untuk terlibat bersama,” terangnya. Untuk terus menghadapi konvergensi, Hazairin berpesan kepada para mahasiswa, untuk berpikir diluar pemikiran yang normatif. Sebab hal itu dinilainya, akan memberikan warna yang berbeda. Sementara itu, Koordinator
Mata Kuliah Jurnalistik Pembangunan, Hadiyanto bersyukur, mahasiswanya berkesempatan mendapat ilmu dan paparan, mengenai jurnalistik langsung dari pucuk pimpinan perusahaan pers.
“Radar Bogor menjadi media lokal yang memiliki peran, bukan hanya sebagai sumber informasi. Namun juga edukasi dan advokasi masyarakat. Kami merasa bahagia dan berterima kasih atas kesempatan ini,” ucapnya. Dia berharap, materi yang dipaparkan dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa, soal tantangan konvergensi media saat ini. Ia ingin mahasiswanya memiliki dasar jurnalistik, meskipun nantinya mereka bukan hanya menjadi wartawan. Salah satu mahasiswa, Naufal Firdaus mengatakan, materi yang diberikan menambah wawasan dan sudut pandang baru. Hal itu semakin mendorongnya, untuk menjadi seorang jurnalis yang kompeten dan berintegritas.
“Setelah mendengar fakta tentang jurnalistik saat ini saya kaget dan merasa lebih peduli dan paham esensi jurnalistik. Saya juga merasa tumbuh rasa kepedulian pada kondisi yang saat ini terjadi,” tutur dia. (fat/c) kasih, kepada Boxies 123 Mall yang telah menjalin kesepakatan untuk memberikan program bantuan selama lima bulan ke depan, bagi anak-anak yang mengidap stunting. Dia berharap, upaya pemberian makan tambahan seperti telur, susu, ikan, biscuit, dan sebagainya ini mampu mewujudkan Kota Bogor bebas stunting, khususnya di Kelurahan Tajur.
“Harapannya di lima bulan ke depan atau semester ke-1 bulan Juni-Juli, stunting di Kelurahan Tajur zero. Artinya akan jadi yang pertama harapannya untuk di Kota Bogor stuntingnya nol. Itu target harapan dari kami,” harap Feby. Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim yang turut hadir dalam kegiatan ini menuturkan, bahwa pemkot terus berupaya untuk menangani, dan mengentaskan stunting, atau gangguan pertumbuhan terhadap anak, khususnya di Kota Bogor. Salah satu di antaranya, dengan melibatkan dunia usaha, mengingat terbatasnya anggaran Pemkot Bogor. Dedie menjelaskan, makanan ini diberikan langsung kepada orang tua, yang anaknya masih dikategorikan stunting.
Selain dari pusat perbelanjaan, menurut Dedie, industri kuli ner seperti restoran, kafe, dan katering juga bisa terlibat dalam program Rantang Cinta. Misalnya dengan memberikan makanan bergizi kepada anakanak stunting, di wilayahnya masing-masing.
Misal, kata dia, satu restoran bisa menyediakan satu hingga tiga rantang makanan per harinya, untuk memberikan gizi tambahan bagi anak-anak stunting. “Tinggal nanti dilihat, di kelurahan lain seberapa besar potensi stuntingnya,” imbuh
Dedie. Ditempat yang sama, General Manager Boxies 123 Mall, Hadi Wijaya menyebutkan, dirinya memberikan paket makanan empat sehat lima sempurna, seperti ikan, telur, susu, dan sayur-sayuran untuk 15 anak stunting di Kelurahan Tajur. Pemberian makanan ini akan diberikan dalam jangka waktu lima bulan ke depan.
Hadi mengatakan, pemberi an makanan tambahan ini akan ditempatkan di Kantor Kelurahan Tajur setiap Jumat.
Di mana, makanan ini bisa diambil oleh orang tua dari anak stunting, langsung di kantor kelurahan.
“Nanti lima bulan ke depan mungkin sudah terpenuhi gizinya, nanti bisa distop. Atau bila dirasakan belum, bisa bergantian seperti yang tadi Pak Wakil katakan, bergantian dengan pengusaha lainnya,” tukas dia.(ded/c)