1 minute read

Beam Tak Boleh Terpusat di SSA

Next Article
Bima Sudah

Bima Sudah

Sambungan dari Hal 12

Saat ini, sepeda listrik Beam, tersebar secara merata ke semua kecamatan di Kota Bogor.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Eko Prabowo mengatakan, keberadaan Beam saat ini, tidak lagi terpusat di kawasan Sistem Satu Arah (SSA). Melainkan dibagi setiap kecamatan. Menurut pria yang kerap disapa Danjen, Beam kini tersebar masing-masing 50 unit di setiap kecamatan. Dengan total keseluruhan sebanyak 300 unit.

“Di sini (SSA) hanya dikasih dua halte yang boleh. Salah satunya di Lawang Salapan (yang disiapkan untuk penem- patan Beam),” ucap dia. Dengan adanya pembagian unit di setiap kecamatan, dijelaskan Danjen, secara otomatis keberadaan sepeda listrik sewaan yang ada di kawasan SSA berkurang. Terkait dengan penerapan aturan penggunaan Bema yang baru, lanjut dia, pemkot juga sudah menemui pemilik perusahaan. “Kemarin waktu mereka datang, sudah kami sampaikan, kalau aturannya di Indonesia begitu. Harus taat ini,” ucap Danjen. Salah satu aturannya, yaitu memasang label di masingmasing sepeda listrik, untuk menandakan trayek mana. Hal itu dilakukan, agar dapat memudahkan pengguna, melakukan identifikasi masing-masing sepeda listrik sewaan. “Ada label kuning trayek mana. Jadi nanti trayek SSA sampai Surken, dia mau lewat Sukasari, nggak bisa. Mati langsung. Nanti balik lagi baru bisa,” imbuh Danjen. Saat disinggung terkait dengan wilayah lain yang belum memiliki pedestrian sebagai jalur sepeda, Danjen menyebut, operasional sepeda listrik sebenarnya sudah diatur sesuai dengan Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor PM 45

Tahun 2020 Tentang Kendaraan

Tertentu dengan Menggunakan

Penggerak Motor Listrik.

“Jadi mengatur penggunaan jalur khusus. Tidak boleh jalur lain,” ucap dia.

Namun demikian, lanjut dia, ada pengecualian ketika penempatan Beam berada di kawasan wisata, dengan mempertimbangkan kepadatan lalu lintasnya. Salah satunya, seperti yang terjadi di kawasan BNR, Kecamatan Bogor Selatan. Danjen juga mengaku, saat ini Dishub masih mengawasi terkait dengan usulanya, agar setiap unit sepeda listrik yang melintasi tidak sesuai dengan trayek secara otomatis mati. “Kita lagi awasi, kan memang proses sistemnya. Kan Google Maps dia dari Singapore dibawa ke sini, tidak menggunakan adopsi sini. Itu yang repot. Makanya kemarin ada yang bablas ke jalur, dan segala macem,” ucapnya. (ded/c)

This article is from: